Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

27 Februari, 2016

Overlord - Vol 5 - Chapter 2 Part 2

Blue Rose - Petualang Adamantium

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaBulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 9:49

Climb menelusuri jalanan utama Kingdom. Tanpa memakai atribut yang bisa dikenali pada penampilan luarnya, Climb benar-benar membaur dengan kerumunan.

Tak usah dikatakan lagi, dia tidak memakai armor full plate yang menarik perhatian miliknya. Dengan menggunakan item alchemy spesial bisa merubah warna armor tersebut, tapi dia tidak merasa perlu untuk sejauh itu.

Itulah kenapa perlengkapannya sangat ringan; sebuah chain mail dibawah bajunya dan pedang panjang di pinggang untuk membedakannya dengan penduduk biasa.

Perlengkapannya saat ini mirip dengan prajurit patroli dan tentara bayaran, semacam orang yang bisa ditemukan dimanapun. Itu cukup membuat orang lain tetap menjaga jarak untuk menghormatinya, namun bukan terlalu bersenjata lengkap sehingga kerumunan itu akan terpisah untuk memberi jalan baginya.

Seseorang yang bersenjatakan lengkap tidak diragukan lagi adalah seorang petualang. Mereka mempersenjatai diri agar bisa dilihat daripada karena kebutuhan. Para petualan gyang memakai perlengkapan yang mencolok tidaklah aneh. Itu berfungsi sebagai bentuk pemasaran terhadap layanan mereka. Ada juga diantara mereka yang berusaha untuk tampil baru terutama agar mereka bisa meninggalkan kesan yang kuat dan menyebarkan rumor untuk menjual nama mereka. Itu adalah merk dagang dari seorang petualang.


Tapi orang-orang yang sedang dituju oleh Claim tidak memerlukan hal-hal antik semacam itu. Anggota Blue Rose akan menyebarkan rumor hanya dengan berjalan di jalanan saja.

Akhirnya, sebuah penginapan bagi para petualang bisa terlihat dari samping jalanan utama. Tempat itu memiliki pondok-pondok, kandang kuda dan halaman yang cukup luas untuk mengayunkan pedang di dalamnya. Dibalik penampilan luar yang mengagumkan itu ada dekorasi interior yang indah. Kamar-kamarnya bahkan dilengkapi dengan jendela-jendela yang memakai kaca yang bening.

Sebagai penginapan kelas tertinggi di dalam Kingdom, itu adalah tempat dimana para petualang yang percaya diri akan kemampuannya dan bisa mengeluarkan biaya pondok-pondok yang mahal berkumpul disini.

Climb mengabaikan penjaga yang sedang berdiri di samping dan membuka pintu ke penginapan.

Lantai pertama berfungsi ganda sebagai pub dan restoran. Dibandingkan dengan luasnya ruangan, hanya ada sedikit petualang disana. Para petualang kelas tinggi sangat langka terlihat sebagaimana kemampuan mereka.

Percakapan samar-samar di dalam ruangan itu berhenti dalam sekejap dan mata-mata yang dipenuhi rasa penasaran terfokus pada Climb. Dia mengabaikan mereka dan melihat ke sekeliling.

Hanya ada petualang-petualang kuat dimanapun dia melihat. Setiap orang dari mereka bisa dengan mudah mengalahkan Climb dalam pertarungan. Kapanpun dia datang ke tempat seperti ini, dia benar-benar menyadari seberapa kecil dirinya yang sebenarnya.

Climb berhenti dari rasa kecil hati dan menggerakkan matanya ke titik tertentu di dalam penginapan.

Dia sudut ruangan yang jauh, matanya tertuju ke dua figur yang sedang duduk mengelilingi meja bundar.

Salah satu dari mereka memiliki perawakan yang kecil dan terbungkus dengan jubah hitam legam.

Wajahnya tersembunyi karena cahaya, namun seluruhnya ditutupi oleh topeng aneh dengan permata merah yang menancap di dahinya. Area di sekitar matanya terdapat retakan tipis sehingga tidak mungkin bahkan hanya untuk tahu warna pupilnya.

Dan figur yang lain...

Meskipun orang sebelumnya memiliki tubuh kecil, yang lainnya memiliki fisik yang luar biasa besarnya. Cukup untuk membuat orang berpikir itu adalah batu yang besar. Di lain pihak, tubuh tersebut bisa disebut gemuk padat, tapi bukan karena lemak. Pertama, lengannya setebal batang pohon. Untuk mendukung kepalanya, lehernya setebal paha wanita rata-rata, dan kepala yang ada di atas leher itu berbentuk persegi. Dagu yang lebar seakan untuk mendukung gigitan yang kuat, mata yang memeriksa keadaan sekitar terlihat seperti mata milik dari hewan karnivora. Rambut pirang yang dipotong pendek hanya untuk fungsinya saja.

Dada yang tersembunyi dibalik pakaian menjadi gembung karena otot-otot terlatih berkali-kali yang mencolok. Tidak lagi dada seorang wanita.

Tim petualang peringkat adamantium yang semuanya wanita - Blue Rose.

Ada dua anggota, magic caster Evileye dan Warrior Gagaran.

Climb menuju ke arah mereka. Orang yang perlu diajak bicara menganggukkan kepalanya dan berteriak dengan suara yang besar dan kuat.

"Yo, bocah cherry!"

Sekali lagi, tatapan-tatapan tadi terfokus pada Climb, tapi tidak ada suara ejekan. Seakan mereka tiba-tiba kehilangan ketertarikan, mereka malahan membalikkan pandangan mereka, dengan sesuatu yang mirip dengan simpati yang memenuhi mata mereka. Ada alasan dari perlakukan dingin dari para petualang lain. Mereka tahu bahkan untuk petualang-petualang berperingkat mithrill atau orichalcum, menunjukkan sikap tidak sopan terhadap tamu Gagaran bukanlah keberanian, hanya orang yang besar mulut dan ceroboh.

Meskipun saat dia digoda, Climb dengan tenang berjalan maju. Karena Gagaran tidak akan mengubah julukannya tak perduli berapa kalipun dia meminta, metode yang paling efektif adalah untuk pura-pura menyerah dan tak lagi perduli.

"Sudah lama tak jumpa, Gagaran-sam-san, Evileye-sama."

Dia mendekati keduanya dan membungkukkan kepalanya.

"Yeah, lama tak jumpa. Ada apa, apakah kamu kemari karena ingin dipeluk olehku?"

Sambil menggerakkan dagunya mempersilahkan untuk duduk, Gagaran bertanya kepadanya seperti seringai yang mirip binatang buas di wajahnya. Tapi Climb menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar.

Ini juga adalah bagian dari gurauan Gagaran yang biasanya. Meskipun itu adalah sapaan, bukan berarti dia bercanda. Jika Climb sekali saja membalasnya setuju, meskipun hanya senda gurau, Gagaran akan langsung menyeretnya ke ruangan di lantai 2 dengan kekuatan yang luar biasa, tanpa sempat untuk membalas dendam.

Gagaran, yang dengan terbuka menyatakan bahwa memetik 'cherry segar' adalah hobinya, adalah tipe orang semacam itu.

Berbeda dari Gagaran, Evileye menatap langsung ke depannya dan tidak menunjukkan tanda memalingkan wajahnya. Kamu bahkan tidak akan tahu ke arah mana mata yang ada dibalik topeng itu tertuju.

"Tidak, saya kemari karena permintaan dari Aindra-sama."

"Huh? Dari ketua?"

"Ya. Saya akan mengirimkan pesannya. [Kelihatannya kita harus segera bertindak. Aku akan menjelaskan detilnya ketika aku kembali. Bersiaplah untuk pertempuran langsung.]"

"Aku mengerti. Hmm, kamu benar-benar melewati banyak masalah untuk hal seremeh itu."

Climb teringat bahwa dia memiliki sesuatu yang harus dikatakan kepada Gagaran yang menyeringai lebar.

"Saya memiliki kesempatan dilatih dalam pedang oleh Stronoff-sama hari ini. Dia memuji tebasan vertikal tinggi yang anda ajarkan padaku di masa lalu."

Dia telah mempelajari bahwa serangan dari Gagaran di halaman belakang penginapan ini. Gagaran tersenyum cerah.

"Oh, itu! Tidak buruk sama sekali. Tapi..."

"Ya. Saya tidak akan puas dan akan berlatih lebih keras."

"Itu bagus juga, tapi asumsikan bahwa gerakan itu akan dihadang dan mulailah memikirkan skill setelahnya."

Entah apakah itu adalah kebetulan ataukah hanya hal yang umum untuk warrior kelas satu, nasehat Gagaran sangat mirip dengan Gazef. Kelihatannya salah paham Wajah Climb terkejut, Gagaran melanjutkan bicaranya dengan tawa kecil.

"Tentu saja, tebas vertikal itu dimaksudkan untuk satu kali serang dan mati. Biasanya, cara yang bagus untuk melakukannya adalah dengan memilih dari kumpulan gerakan-gerakan yang luas tergantung situasinya. Tapi satu hal adalah, itu tidak mungkin bagimu."

Yang dia maksud adalah bahwa dia tidak memiliki bakat.

"Jadi pikirkanlah sebuah kombinasi yang terdiri dari setidaknya tiga serangan. Buatlah agar meskipun nantinya dihadang, musuhmu tidak bisa berubah menjadi menyerang."

Climb mengangguk.

"Yah, jika kamu melawan monster-monster yang memiliki delapan lengan atau semacamnya, itu mungkin tidak akan berhasil. Tapi itu seharusnya berlaku untuk melawan manusia. Meskipun dengan memiliki corak akan menjadi akhir bagimu jika ketahuan, itu masih sangat efektif melawan musuh yang kamu temui untuk pertama kalinya. Pikirkanlah sesuatu yang bisa membuatmu tertekan maju lagi dan lagi dan lagi."

"Saya mengerti."

Climb dengan tulus menganggukkan kepalanya.

Pagi ini, sekali lagi dia menekan dirinya untuk maju ke Gazef seperti itu. Lainnya dihadang dan mendapatkan serangan balik.

Tapi apakah itu menggoyahkan rasa percaya dirinya? Tidak.

Apakah dia jatuh dalam jurang keputusasaan? Tidak.

Sebaliknya.

Itu malah sebaliknya.

Orang biasa yang mampu sedekat itu kepada warrior terkuat di Kingdom, tidak, negara-negara tetangga. Dia juga tahu betul bahwa lawannya tidak bertarung secara serius. Tapi bagi Climb, yang sedang berjalan di jalan yang gelap gulita benar-benar tak ada cahay, itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah dorongan.

Itu mengatakan kepadanya bahwa usahanya tidak sia-sia.

Ketika dia mengingat itu, apa yang coba Gagaran ingin katakan menyentuh hatinya.

Meskipun dia tidak cukup percaya diri atau apakah dia bisa atau tidak berhasil untuk memikirkan sebuah kombinasi serangan. Di kesempatan lain ketika dia melawan Kapten Prajurit, dia ingin menjadi cukup kuat untuk membuatnya sedikit lebih serius.

"...Setelah aku mengingatnya sekarang, bukankah kamu meminta kepada Evileye sesuatu dulu? Apakah itu adalah latihan magic?"

"Ya."

Climb mengintip ke arah Evileye. Dahulu, dia ditolak dengan sindiran dari dalam topeng. Tidak diragukan lagi memunculkan kembali topik yang sama ketika tak ada yang berubah akan membuat hasil yang sama.

Namun-

"Bocah."

Dia mendengar sebuah suara yang sulit untuk dibaca.

Meskipun menyingkirkan kenyataan bahwa itu adalah melalui sebuah topeng, suara itu memiliki nada yang sangat misterius. Bahkan dengan topeng, selama suara itu tidak terlalu tebal, seharusnya masih bisa diketahui dari suaranya yang kuat. Namun, kamu takkan bisa tahu baik usia ataupun emosi dibalik suara Evileye. Hanya cukup diketahui bahwa itu adalah suara seorang wanita. Kedengarannya seperti wanita tua dan gadis muda, datar dan tanpa emosi.

Itu karena topeng Evileye adalah item magic, tapi mengapa dia melakukan hal sejauh itu untuk menyembunyikan suaranya?

"Kamu tak memiliki bakat. Cobalah hal lain."

Ucapan yang kasar, seakan hanya itu yang perlu dia katakan.

Climb sendiri tahu setidaknya lebih baik dari siapapun.

Dia tidak memiliki bakat dalam magic. Tidak, bukan hanya magic.

Tidak perduli seberapa banyak dia mengayunkan pedang, tak perduli seberapa banyak dia berdarah dan keras tangannya karena kapalan, dia tidak bisa meraih level yang dia inginkan. Dinding dari mereka yang memiliki bakat yang bisa dengan mudah dilalui, bahkan itu menjadi rintangan mutlak yang tidak bisa dia lalui.

Meskipun begitu, tidak ada alasan baginya untuk malas-malasan berusaha untuk melalui dinding itu. Selama dia tidak memiliki bakat, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah percaya bahwa usahanya akan membuatnya untuk setidaknya maju satu langkah.

"Kelihatannya kamu masih tidak bisa menerimanya."

Seakan jika dia telah membaca emosi Climb dari balik topeng besi tanpa ekspresi tersebut, Evileye melanjutkan bicaranya.

"Mereka yang memiliki bakat telah memilikinya dari awal... Beberapa mengklaim bahwa bakat hanyalah sebuah tanaman muda yang belum mekar dan semua orang memilikinya...Hmph. Aku melihatnya tidak lebih dari sekedar iri. Kalimat seperti itu sangat rendah dan hanya untuk menenangkan diri mereka. Pimpinan dari tiga belas pahlawan itu juga sama."

Pimpinan dari tiga belas pahlawan; ada sebuah legenda pada awalnya, pahlawan itu hanyalah orang biasa. Meskipun orang itu lebih lemah dari siapapun, pahlawan itu menjadi yang terkuat dengan mengayunkan pedangnya tanpa akhir meskipun dipenuhi dengan luka. Pahlawan itu memiliki sebuah kekuatan yang bisa naik tanpa akhir.

"Tapi bakat orang tersebut masih belum berkembang saat itu. Kamu berbeda, bahkan dengan usaha kamu masih berada di level itu. Bakat tidak diragukan lagi memang ada. Ada mereka yang memilikinya dan mereka yang tidak. Jadi... Aku tidak akan bilang padamu untuk menyerah tapi setidaknya tahu dimana kamu berpijak."

Ucapan dingin dari Evileye membuat kelambu keheningan. Dan dia sendiri yang memecahkan keheningan itu.

"Gazef Stronoff.... itu baru contoh yang bagus dari seorang manusia dengan bakat. Climb... Apakah kamu percaya bahwa kamu bisa memenuhi perbedaan antara kalian berdua hanya dengan kerja keras?"

Ucapan Climb tidak mau keluar. Baru saja pagi ini dia merasakan jarak diantara mereka yang tidak bisa dilalui dengan hanya latihan.

"Sebenarnya, dia mungkin adalah perbandingan yang adil. Satu-satunya yang aku tahu siapa yang bisa menyamai bakatnya dalam pedang adalah tiga belas pahlawan. Gagaran disini sangat mumpuni tapi masih tak bisa mengalahkannya."

"...Jangan meminta hal yang tidak mungkin. Gazef-ojisan adalah seseorang yang berada satu kaki di ranah para pahlawan."

Gagaran membalas kalimat Evileye dengan tawa.

"Hey, hey, Evileye. Bukankah para pahlawan dianggap sebagai monster dengna bakat yang berada di kelas yang berbeda- tipe yang sudah naik dari ranah manusia?"

"...Aku tidak akan menyangkalnya."

"Dan aku hanyalah manusia. Tidak mungkin bagiku untuk sampai pada level para pahlawan itu."

"..Tapi kamu masih memilik ibakat. Kamu berbeda dengan manusia seperti Climb. Climb, jangan mencoba untuk menggapai bintang."

Climb sangat tahu betul. Namun memang benar diaktakan sebagai orang yang tidak memiliki bakat berkali-kali akan membuatnya kecewa. Meskipun begitu, dia tidak ada niat sedikitpun merubah jalannya.

-Itu karena tubuhnya adalah untuk sang putri.-

Merasakan sesuatu yang mirip dengan pengorbanan diri dari Climb, Evileye membuat suara klik dengan lidahnya dari balik topeng.

"...Kurasa kamu tidak akan berhenti meskipun aku berkata seperti ini."

"Tidak."

"Kamu memang bodoh, benar-benar bodoh."

Dia menggelengkap kepala, tidak mampu untuk memahami Climb.

"Bergerak maju dengan harapan yang tak bisa diraih pasti akan menghancurkan tubuhmu. Aku akan mengulangi sendiri, tapi ketahuilah dimana kamu berdiri."

"Aku mengerti apa yang ingin kamu coba katakan."

"Tapi aku lihat tidak ada niat darimu untuk mendengarnya. Kamu jauh di luar batas kebodohan. Itu hanya akan membuatmu menuju liang lahat lebih awal... Bukankah ada seseorang yang akan menangis jika kamu mati?"

"Huh? Apa ini. Evileye? Apakah kamu membully Climb karena kamu khawatir dengannya?"

Bahu Evileye merosot dengan kalimat ini. Dia menggenggam kerah Gagaran dengan tangan yang memakai sarung tangan dan berteriak saat dia menatapnya.

"Kepala isi daging itu perlu untuk menutup mulutnya!"

"Tapi aku benar, ya kan?"

Evileye tidak bisa berkata apapun kepada Gagaran yang tetap tenang meskipun kerahnya digenggam. Dia bersandar ke kursinya dan, mencoba untuk mengubah topik, mengubah pandangannya kepada Climb.

"Pertama, kuasailah pengetahuanmu akan magic. Jika pengetahuanmu meningkat maka kamu mungkin akan bisa memprediksi gerakan dari musuhmu yang menggunakan magic. Maka kamu akan bisa merespon dengan benar."

"Hey, kamu tahu berapa banyak mantra yang berbeda disana dan kamu berkata kepadanya untuk mempelajari semua itu? Bukankah kamu terlalu kejam?"

"Itu tidak benar. Ada kumpulan mantra-mantra yang umum yang biasa difokuskan oleh seorang magic caster. Dia bisa mulai mempelajari mereka."

Yang dimaksud Evileye adalah jika dia tidak bisa menguasai bahkan segitu, dia seharusnya menyerah.

" Tak perduli berapa banyak mantra itu, dia mungkin akan berhasil jika dia mempelajari mantra-mantra hingga tingkat 3."

"...Hey Evileye, kamu bilang magic bisa sampai tingkat 10 dan tak ada siapapun yang berhasil menguasai mereka. Tapi ada informasi tentang itu? Mengapa bisa begitu?"

"Hmm..."

Dengan airmuka yang terasa seperti guru yang sedang mengajari muridnya, suara-suara di sekeliling terasa jauh. Itu seperti kelambu tipis yang menghiasi mereka dan meja itu.

"Jangan khawatir. Aku hanya mengatikfkan item remeh."

Seberapa hati-hatinya dia terhadap orang lain yang sedang mendengarkan? Menyadari jawaban Evileye terhadap pertanyaan Gagaran yang cukup penting untuk menggunakan item tersebut, Climb memperbaiki posturnya untuk mengantisipasi.

"Di dalam legenda lama - salah satu dari cerita yang turun temurun, ada sebuah kelompok yang dikenal dengan Eight Greed King (Delapan Raja Tamak). Beberapa orang menyebut mereka sebagai makhluk yang mencuri kekuatan dewa dan menguasai dunia ini dengan kekuatan mutlak mereka."

Climb tahu cerita ini. Sebagai sebuah cerita dongeng, cerita itu sangat tidak populer, tapi siapapun yang agak berpendidikan tahu akan hal itu.

Untuk meringkasnya, Eight Greed King muncul 500 tahun yang lalu. Lebih tinggi dari langit, mirip dengan naga, Eight Greed King menghancurkan banyak negara dan menguasai dunia dengan kekuatan yang luar biasa. Tapi pada akhirnya, ketamakan mereka membuat mereka saling memusuhi satu sama lain dan menghasilkan kebinasaan.

Meskipun cerita itu jelas sekali tidak populer, ada banyak pendapat berbeda tentang apakah itu fakta atau fiksi. Climb sendiri merasa bahwa cerita itu sangat berlebihan. Namun, ada banyak diantara para petualang yang merasa bawa mereka, pada kenyataannya, memang pernah ada; dengan kekuatan yang lebih hebat daripada siapapun yang ada di waktu saat ini.

Dasar dari rasa percaya mereka adalah keberadaan kota gurun yang terletak jauh di selatan. Dikatakan itu adalah kota yang dibangun menjadi ibukota dulu ketika Eight Greed King menguasai daratan.

Sementara Climb jatuh dalam pikirannya yang dalam, Evileye melanjutkan bicaranya.

"Dikatakan bahwa Eight Greed King memiliki banyak sekali item yang kuat. Dan yang terhebat diantara item itu disebut 'Nameless Spellbook' (Buku Mantra tanpa Nama) ... Sebuah Grimoire (Buku mantra) dengan nama itu ada. Itulah jawabanmu."

"Apa? Jadi kamu bilang bahwa mantra itu ada di dalam buku tersebut?"

"Benar. Magic item itu membawa kekuatan yang di luar akal. Mereka bilang bahwa seluruh mantra terekam dalam grimoire itu. Aku tidak tahu magic macam apa yang digunakan, ada rumor yang bahkan magic yang baru diciptakan akan otomatis terekam disana."

Dia tahu tentang legenda Eight Greed King tapi itu adalah pertama kalinya Climb mendengar tentang buku semacam itu. Dia samar-samar mengerti seberapa langka item tersebut dan tetap diam sambil mendengarkan dengan hati-hati.

"Dengan buku itu sebagai pondasi, kita bisa menemukan keberadaan mantra tingkat sepuluh. Tentu saja, hanya ada beberapa orang yang tahu tentang cerita ini dan 'Nameless Spellbook'."

Climb menelan ludah dengan suara keras.

"Ka- Kamu tidak ada rencana untuk mendapatkan 'Nameless Spellbook' itu?"

Itu adalah pertanyaan yang dia ingin tanyakan karena mereka adalah para petualang kelas tertinggi.

Tapi Evileye mendengus lalu tertawa, seakan apa yang dia katakan adalah hal yang bodoh.

"Hmph. Menurut orang yang benar-benar melihatnya, magic kuat yang menjaga grimoire menghalangi siapapun tanpa rasa keadilan yang kuat untuk menyentuhnya. Sebuah item yang senilai dengan sebuah negara akan membawa bahaya yang tanpa tandingan. Aku tahu apa yang aku bisa dan tak bisa lakukan, dan aku tidak ingin mati seperti orang bodoh seperti Eight Greed King."

"Apakah itu tidak mungkin bagi kelompok yang pimpinannya memiliki sebuah senjata dari tiga belas pahlawan?"

"...Dalam kelas yang berbeda, yang itu. Yah, ini adalah sesuatu yang aku dengar begitu saja dan juga aku tidak yakin. Pembicaraan sudah menyimpang. Lagipula, itu adalah jawabanmu, Gagaran. Apakah kamu mengerti?"

Dan karena suatu alasan, Evileye untuk sesaat ragu sebelum membuka mulutnya.

"Climb. Meskipun kamu ingin memiliki kekuatan, jangan menyerahkan rasa manusiawimu."

"Menyerahkan rasa manusiawi..? Apakah kamu sedang membicarakan tentang para demon yang muncul di dalam cerita-cerita?"

"Itu dan yang lainnya yang berubah menjadi undead atau banyak makhluk hidup magic."

"Manusia biasa tidak bisa melakukan hal seperti itu."

"Memang benar... tapi berubah menjadi undead akan sering memutar balikkan hatimu juga. Mengharapkan kesempurnaan, menjadi seorang undead untuk mendapatkan sebuah idealisme... hati akan sangat terpancing oleh perubahan daging dan hasil perubahannya akan sangat menakutkan."

Sedikti rasa kasihan bisa dirasakan dari suara dari balik topeng tanpa emosi itu. Evileye terlihat seakan dia memandang jauh ke depan. Gagaran mengamatinya dan berbicara dengan riang.

"Bukankah sang putri akan terkejut jika dia bangun suatu ari dan Climb menjadi Ogre?"

Seakan mengerti apa yang tersembunyi dari balik komentar Gagaran, Evileye kembali ke suaranya yang tak bisa dibaca.

"...Yah, itu juga metode lain. Magic transformasi (perubahan) bisa dibuat agar efeknya sementara. Sederhananya, itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan fisikmu."

"Aku ingin melewati yang itu."

"Untuk menjadi lebih kuat, itu sangat efektif. Kemampuan fisik dari tubuh manusia sangat tidak menakjubkan. Dengan bakat yang sama, sebuah tubuh yang lebih kuat akan lebih menguntungkan."

Itu jelas sekali. Jika skillnya sama, sisi dengan lebih banyak kekuatan akan memiliki keuntungan.

"Pada kenyataannya, ada banyak diantara tiga belas pahlawan yang bukan manusia. Meskipun mereka disebut tiga belas pahlawan, jumlah mereka jauh lebih banyak. Hanya saja kebetulan bahwa tiga belas pahlawan memiliki legenda yang menempel pada mereka... Pertempuran melawan Demon God adalah salah satu yang melebihi batas rasial. Mereka yang ingin terfokus pada manusia akan ragu-ragu untuk mengabadikan sebuah legenda dimana mereka yang merupakan ras lain bermain sebagai peran aktif."

Evileye berkata dengan batas sinis pada suaranya. Suasananya langsung berubah dan dia melanjutkan, nadanya berat dengan perasaan nostalgia.

"Pemegang Cyclone Axe (Kapak Topan) adalah Kapten Prajurit dari Raksasa udara. Jika siapapun dari anggota keluarga kerajaan elf yang memiliki sifat dari para elf lama disana... itu pasti Dark Knight, pemilik asli dari Kilineyram - Pedang demonic dari ketua kami. Knight yang memiliki darah yang sama dengan darah demon, sebuah darah campuran."

"Empat Pedang kegelapan..."

Dikatakan bahwa salah satu dari tiga belas pahlawan, Dark Knight, pemakai empat pedang: Evil Sword Hyumilis, Demon Sword Kilineyram, Necrotic Sword Colocudabar, dan Death Sword Sufiz. ketua dari Blue Rose, Lakyus, memiliki salah satunya.

"Demon Sword Kilineyram... Pedang kegelapan terkuat yang dikatakan dibuat dari energi kegelapan yang dipadatkan tanpa akhir. Hey, Evileye. Apa benar jika pedang itu mengeluarkan kekuatan penuh, bisa menembakkan cukup banyak kegelapan untuk menelan sebuah negara secara keseluruhan?"

"Kamu bicara apa?"

Evileye terlihat seperti bingung.

"Pemimpin kita bilang dahulu ketika kita sendirian. Dia menggenggam tangan kanannya dengan keras dan berkata sesuatu tentang bagaimana hanya seorang wanita yang memiliki faith sepertinya bisa menekan kekuatan pedang itu."

"Aku tak pernah mendengar apapun tentang itu..."

Evileye memiringkan kepalanya, mengira aneh.

"Jika pemiliknya berkata demikian maka itu bisa jadi benar."

"Kalau begitu suatu hal tentang Dark Lakyus yang terlahir dari kesadaran gelapnya pasti juga benar?"

"Apa?"

"Kapan itu, dia bergumam seperti itu ketika dia sendirian. Aku kira dia tidak tahu aku ada disana sedang menguping sedikit. 'Aku, sumber dari kegelapan akan mengambil alih tubuhmu jika kamu lengah dan mengeluarkan kekuatan dari demon sword.' Atau sesuatu yang mirip seperti itu, kedengarannya sangat berbahaya."

"Itu... kurasa bukan tidak mungkin. Beberapa item yang terkutuk akan mengambil alih pemilik mereka.. Jika itu terjadi kepada Lakyus maka itu bukan hal yang bisa dianggap remeh."

"Dia bilang padaku untuk merahasiakannya, tapi itu sedikit... kamu tahu? aku bertanya kepadanya tentang hal itu secara pribadi tapi wajahnya menjadi sangat merah dan berkata untuk tidak usah khawatir akan hal itu."

"Hmm. Dia pasti malu jika seorang Cleric sepertinya dikendalikan oleh item yang terkutuk. Lagipula mereka adalah yang mengangkat kutukan itu. Mungkin dia tidak ingin kita membuat kita khawatir? Gadis itu, dia sudah khawatir terhadap kutukan tersebut sendirian."

"Aku belum pernah melihatnya melakukannya sejak itu tapi... jika dipikir-pikir, sejak dia mendapatkan pedang tersebut, bukankah dia mulai memakai cincin-cincin armor yang tidak berguna itu di seluruh lima jarinya?"

"Aku kira itu adalah fashion, apakah kamu bilang jika itu adalah item magic penyegel atau mungkin sebuah katalis?"

Climb tidak bisa mempertahankan wajah datarnya dan mengerutkan dahi.

Percakapan saat ini membuatnya berpikir bahwa Lakyus mungkin pelan-pelan dikuasai oleh item jahat. Berpikir dia dimana baru saja hanya membuat dia semakin tidak khawatir.

"...Renner-sama mungkin dalam bahaya."

Evileye menghentikan Climb yang akan lari.

"Jangan khawatir. Kelihatannya suatu hal tidak akan langsung terjadi. Meskipun dia terjatuh di bawah kekuatan kegelapan, tidak mungkin itu bisa terjadi sebelum orangnya sendiri tidak menyadarinya. Jika dia tidak ingin kita tahu maka dia kelihatannya menilai bahwa dia bisa menanganinya. Aku tidak meragukan semangatnya, tapi... tidak kukira pedang tersebut memiliki kemampuan seperti itu... Aku benar-benar tidak tahu."

"Apakah kita harus bicara ke Azuth-san untuk jaga-jaga?"

"Memang sedikit mengecewakan meminta bantuan dari rival... tapi karena itu adalah masalah tentang keponakannya maka kurasa itu adalah yang terbaik."

"Ok, kalau begitu bukankah kita seharusnya segera bergerak? Aku ingin tahu dimana dia."

"Ya. Kita harus bersiap untuk mendukung Lakyus setiap waktu."

"Lagipula hanya Adamantium yang bisa menghentikan adamantium."

"-Hmm?! Ah! Aku baru saja ingat, Gagaran. Tim petualang dengan peringkat adamantium ketiga seharusnya tinggal di E-Rantel."

"Apa, benarkah? Itu hal baru untukku... Apakah kamu mendengarnya dari guild petualang pagi ini?"

"Tidak, itu... Oh, benar. Aku minta maaf. Aku lupa mengatakannya kepadamu. Dari yang kudengar, warna mereka adalah hitam."

"Hitam? Kita punya merah dan biru jadi kukira yang selanjutnya adalah coklat atau hijau."

"Hitam adalah warna yang digunakan dalam keyakinan Enam Dewa jadi tidak ada hal yang aneh tentangnya. Tim selanjutnya mungkin putih."

"Aku bukan benar-benar penggemar dari Slane Theocracy loh. Karena sebuah insiden tersebut, kita melawan mereka yang kelihatannya dari semacam unit rahasia."

"Meskipun Climb merasa bahwa yang dia dengar adalah hal yang sangat berbahaya, percakapan itu mengabaikannya dan berlanjut."

"Kamu tidak suka dengan mereka, Gagaran?... Meskipun ini sangat ironis, aku bisa bersimpati dengan kebijakan mereka. yah, aku lebih merasa bahwa peran sebagai guardian bagi ras manusia yang mereka sematkan kepada mereka sendiri adalah baik, setidaknya dari sudut pandang manusia."

"Apa? Jadi tidak bagi mereka untuk membunuh elf-elf dan demi-human yang tidak bersalah?"

Rasa jijik muncul di wajah Gagaran. Matanya terbakar dengan kebencian yang kuat. Evileye menjawab kebencian Gagaran dengan hanya mengangkat bahu.

"Di sekitar sini, ada beberapa negara manusia seperti Kingdom, Holy Kingdom, dan Empire. Gagaran, apakah kamu tahu? semakin jauh kamu berpetualang, ada semakin sedikit negara-negara dimana manusia digunakan sebagai budak. Salah satu alasan terbesar tak ada dari satupun mereka yang dekat dengan kita adalah karena Slane Theocracy yang memburu demi-human."

Dengan kemarahan yang didinginkan oleh ucapan Evileye, Gagaran merengut dan bergumam sendiri.

"Yah, lagipula demi-human lebih kuat dari manusia. Manusia tidak akan mampu melakukan apapun jika mereka bersatu dan maju peradaban mereka."

"Jika kamu manusia, kamu harus menilai mereka yang dari Theocracy dengan tinggi. Tentu saja, mereka mungkin memiliki sisi keji, tapi ada yang lebih menguntungkan bagi manusia...Yah, beda ceritanya jika kamu bertanya hal yang sama kepada minoritas yang diusir. Bukan hanya itu, ada kesempatan yang sangat bagus mereka adalah yang membentuk guild petualang pada asalnya."

"Benarkah?"

"Mungkin. Kebenaran memang tidak bisa diketahui tapi masih ada kemungkinan yang tinggi. Guild petualang yang dibentuk setelah pertempuran melawan Demon God dan di hari-hari itu, manusia memang lemah. Mereka menyimpan kekuatan mereka dan, agar tidak membuat gesekan antara mereka dan kingdom, membentuk guild agar mereka bisa memberikan dukungan."

Ketika dia selesai berbicara, keheningan yang aneh menyelimuti meja. Climb tidak bisa bertahan dengan suasana itu dan membuka mulutnya.

"Maafkan aku sudah menyela, Evileye-sama. Anda bilang petualang peringkat adamantium yang baru telah muncul. Siapa nama mereka?"

"Hmm?Ah, benar. Itu adalah - Momon. Pemimpinnya adalah seorang warrior yang disebut pahlawan hitam dan muncul dan nama timnya masih belum diputuskan. Kelihatannya mereka hanya disebut Hitam."

"Heh~ dan anggota lainnya?"

"Aku dengar itu adalah tim dengan dua anggota dengan anggota lainnya disebut si cantik Nabel, seorang magic caster."

"Apa? Hanya berdua? Kamu bicara apa? Mereka pasti orang idiot yang terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka... Tidak... itulah kenapa mereka adamantium. Mereka pasti menyembunyikan suatu hal yang menakjubkan. Jadi? Prestasi macam apa yang mereka peroleh?"

"Kelihatannya mereka hanya butuh waktu dua bulan. Pertama mereka menyelesaikan insiden di E-Rantel yang berhubungan dengan ribuan undead yang muncul. Lalu mereka menghabisi koalisi goblin di utara, mengumpulkan tanaman obat yang sangat langka dari gunung Tove, mengalahkan Basilisk raksasa, dan menghabisi undead yang tercecer di dataran Katze. Aku juga mendengar bahwa mereka mengalahkan vampir yang sangat kuat."

"Basilisk raksasa..."

Climb mengerang.

Dengan karakteristik kadal dan ular, Basilisk raksasa adalah monster raksasa yang berukuran sepuluh meter. Memiliki tatapan yang bisa membuatmu menjadi batu dengan racun yang mematikan yang mengalir pada nadinya. Yang lebih buruk adalah kulitnya yang tebal sekeras mithrill. Itu benar-benar wujud yang menakutkan. Jika mereka mampu mengalahkan monster yang bisa menghancurkan kota kecil, maka tidak aneh jika mereka naik menjadi adamantium.

Namun, ada masalah. Itu adalah-

"Itu... menakjubkan. Tapi apakah mereka benar-benar mengalahkan Basilisk raksasa dengan hanya dua orang? Bukankah mustahil dengan hanya seorang warrior dan seorang magic caster? Tidak mungkin."

-Memang benar. Dengan hanya dua orang, itu seperti mustahil, terutama jika mereka hanyalah seorang warrior dan seorang magic caster. Mereka tidak memiliki siapapun untuk menyembuhkan mereka. Bukan hanya mereka tidak akan memiliki cara untuk bertahan dari tatapannya yang membuatmu menjadi batu dan racun, tapi juga berbagai serangan lain yang dimiliki monster tersebut.

"Ah! Maafkan aku; aku tidak mengira kamu bisa mengklasifikasikan mereka hanya dua. Dari yang aku dengar, mereka menjinakkan Virtuous King of the Forest dengan paksa."

"...Virtuous King? Monster macam apa itu?"

Climb teringat mendengar nama itu di dalam salah satu legenda. Namun, menyela disini adalah hal yang sangat tidak sopan.

"Aku tidak seberapa yakin juga. Menurut legenda yang sudah turun temurun, itu adalah demon yang hidup di gunung Tove. Seharusnya sangat kuat tak tertandingi. Di masa lalu, seorang kenalan... benar, kelihatannya belum sampai 200 tahun yang lalu ketika orang tersebut mengunjungi gunung."

Evileye mengangkat bahu saat dia berkata 200.

Meskipun itu adalah usia yang mungking bagi seorang elf, tapi dari sikapnya, itu mungkin hanya sekedar lelucon.

"Heh~. Jadi, seberapa banyak dari hal itu benar? Rumor biasanya datang dengan sedikit bumbu, ya kan?"

Begitulah. Ketika menceritakan sesuatu kepada orang lain, orang itu bahkan tidak akan sadar bahwa mereka melebih-lebihkan kenyataannya. Mayat-mayat yang dipotong-potong menjadi kecil-kecil membuatnya sulit untuk mendapatkan jumlah kepalanya. Waktu itu, para petualang sendiri menyebarkan rumor untuk mengangkat nama mereka.

Tapi Evileye mengangkat satu jari dan mengibas-ngibaskannya memberi isyarat penolakan.

"Setidaknya insiden ini kelihatannya yang paling benar. Menurut rumor pertama yang datang dari E-Rantel, dia menghabisi undead raksasa dengan pedangnya dan menembus ribuan undead. Ini adalah laporan dari para penjaga yang berhasil selamat. Laporan mereka seluruhnya hampir mirip jadi seharusnya bukan berlebihan. Kelihatannya sudah dipastikan bahwa mereka mengalahkan dua orang yang bertanggung jawab terhadap insiden dari mayat yang ditelusuri. Yang lebih lagi, itu adalah setelah mereka mengalahkan dua Skeletal Dragon."

Melihat mulut Gagaran yang terbuka lebar, Climb bertanya.

"Apakah mereka sulit bahkan bagimu, Gagaran-san?"

"Jika ada ribuan zombi atau skeleton, maka mereka bukanlah masalah. Masih bisa menembus mereka. Mungkin bisa melakukan sesuatu terhadap Skeletal Dragon juga. Tapi aku tidak terlalu yakin dengan dua dalang dibalik insiden besar itu. Aku tidak yakin aku bisa menang ketika aku bahkan tidak tahu kemampuan mereka."

"Ada beberapa tanda-tanda bahwa mereka mungkin dari Zuranon."

"Benarkah, Evileye? Wah~ jika mereka adalah murid-murid Zuranon maka sudah pasti tamat disana. Mengalahkan mereka setelah menembus gerombolan akan sangat sulit. Dan jika kamu membuat sedikti saja kesalahan dan terkena racun atau tidak bisa bergerak, maka tamat sudah. Apa yang mereka lakukan dengan healing? Apakah mereka mengandalkan potion? Warrior Momon ini bisa jadi menggunakan magic faith seperti pimpinan kita. Atau mungkin si cantik?"

"Aku tidak bisa menolak kemungkinan itu."

Evileye menganggukkan kepalanya dengan gerakan umu umu.

"Tapi tetap saja, Basilisk raksasa... itu masih tidak mungkin. Bagi seorang warrior... itu adalah musuh terburu, untuk seseorang yang bertarung dalam jarak yang sangat dekat. Meskipun jika aku menggunakan Gaze Bane, masih sulit tanpa backup."

"Apa kamu dengar, Climb? Tidak mungkin untuk Gagaran sendirian. Dengan kata lain, tergantung dari skill wanita bernama Nabel itu. Jika mereka bertarung bersama-sama maka itu akan mungkin... Mungkin?"

"Ah~ akan mudah jika Nabel itu adalah orang yang sekuat kamu, Evileye. Bukankah akan lebih sederhana bagimu jika kamu melawannya sendirian jika bertarung dari jarak jauh?"

"Itu adalah permintaan yang terlalu banyak. Aku akan melawannya dengan serius."

"Jika kamu disana dalam dua insiden denganku, maka yang terbaik yang bisa aku hadapi adalah... Skeletal Dragon. Namun aku akan mengandalkanmu terlalu banyak, Evileye. Jika aku berpasangan dengan magic caster dengan peringkat orichalcum dan hanya kita berdua... maka itu tidak akan mungkin."

Climb memiliki pemikiran yang aneh.

Seberapa kuat magic caster Evileye ini? Tim biasa akan terdiri dari anggota-anggota dengan kekuatan dan pengalaman yang sama. Apakah ada perbedaan yang sebesar itu diantara mereka?

"Itu tidak benar. Aku tahu seberapa kuat dirimu, Gagaran-san. Kamu takkan tertinggal di belakang kelompok pendatang baru."

"Wow~ terima kasih atas pujiannya. Okay, ingin melakukannya?"

"Tidak, aku akan menolaknya."

"Dan itulah kenapa kamu masih perjaka. Bukankah kamu dengar bahwa tidak baik bagi seorang pria untuk menolak makanan yang disediakan di depannya? Mengapa itu masih kamu bawa-bawa seperti hal yang bagus? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu benar-benar melakukannya dengan seorang gadis yang kamu sukai? Apa kamu ingin disebut kikuk? Apakah itu yang kamu suka? Apakah kamu seorang M?"

Menggali ke dalam diri Climb tanpa memberikannya kesempatan untuk merespon, Gagaran mengeluarkan helaan nafas yang besar.

"yah, aku bukan mau menekanmu. Aku biasa saja dengan hal itu kapanpun jadi katakan padaku jika kamu menginginkannya... Tapi si cantik, huh. Itu adalah julukan yang sangat memalukan. Bukankah nama hanya untuk pajangan."

"Dia seharusnya terlihat sangat cantik. Menurut sumber informasiku, dia-"

Climb berpikir bahwa tatapan Evileye berhenti padanya sejenak, lalu segera mengerti bahwa dia benar.

"-rival dari putri emas."

Gagaran melihat ke arah Climb dengan main-main. Climb menduga apa yang akan dikatakan oleh Evileye berikutnya dan membuat gerakan mendahului.

"Apa yang cantik atau jelek berbeda untuk setiap orang. Dan bagiku, tidak ada yang lebih cantik dari Renner-sama."

"Ya~ Ya~."

Sebuah suara kekecewaan yang jelas.

"Hmm, kita sudah melenceng sedikit jauh dari topik. Aku minta maaf sudah membuat ikut dalam percakapan yang tidak perlu. Kami akan mulai bersiap seperti yang diperintahkan oleh Lakyus."

Gagaran dan Evileye berdiri dari kursi mereka. Climb juga mengikuti.

"Maaf Climb. Ada banyak hal yang ingin kita lakukan sama-sama, tapi aku kira sekarang bukan waktunya."

"Tidak sama sekali, Gagaran-san. Tolong jangan mengkhawatirkannya. Dan Evileye-sama juga, terima kasih atas nasehat anda."

Gagaran terdiam menatap Climb lalu mengeluarkan tawa lelah.

"Baiklah, kamu akan kembali ya kan? Awasi ketua mau kan? Bye bye, perjaka, ... Dan pastikan kamu mengamankan item milikmu. Bukankah senjata di pinggangmu adalah yang biasanya kamu gunakan, ya kan?"

"Benar. Ini adalah untuk keadaan darurat."

"Kamu takkan tahu apa yang akan terjadi jadi meskipun jika kamu tidak memakai armormu, setidaknya bawalah pedangmu. Itulah arti dari menjadi seorang petualang, terutama seorang warrior. Dan juga, apakah kamu memiliki item yang kuberikan padamu?"

"Loncengnya? Aku punya disini."

Climb menepuk kantung yang terikat di ikat pinggang.

"Oh begitu. Kalau begitu tidak apa. Ingatlah, sebagai seorang warrior, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengayunkan senjata kita. Tapi itu bahaya. Item magic adalah yang bisa membuat kita bersiap untuk peristiwa bahaya itu. Dapatkan banyak item dan simpan mereka. Dan setidaknya simpanlah tiga botol potion denganmu. Itu adalah yang menyelamatkankuu di masa lalu."

Dia memiliki tiga potion tapi hanya membawa dua dengannya. Climb merespon bahwa dia mengerti.

"....Kamu ternyata sangat perhatian kepada orang lain."

"Kamu mengejekku Evileye?...Maaf sudah menahanmu, Climb. Pada dasarnya, apa yang ingin aku katakan adalah untuk selalu mempersiapkan sebelumnya."

"Aku mengerti."

Gagaran mengangguk dalam-dalam.

8 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol. 5 bab 2 bag. 2

Unknown mengatakan...

seneng baca cerita org yg lg ngegosip ^^

Unknown mengatakan...

Seandainya disni touch-me dateng seorang Yang ga puny bakat sebaik nya menyerah. Lanhgsung touch me ngegas. Yang penting niat hatinya akan jadi kuat bukan masalah bakat wanita -san

Unknown mengatakan...

Dari 41 supreme one ane paling demen ama touch me cobak aja ada salah satu plot cerita yg nyeritain touch me atau tokoh utamanya touch me nanti ganti judul deh dari overlord jadi overgood

Unknown mengatakan...

-Touch me job Class nya itu World Champian
Ulbert Job Class nya World disaster
-Momonga itu Job Class nya OVERLORD

Kalau Touch me yg ke NW judul nya bukan Overlord, bisa jd Touch me bakal Galau stengah krn dia punya istri & anak yg sangat dia cintai, alasan Touch me pensiun dari Game itu krn Faktor keluarga.

Kuhaku mengatakan...

Ceritanya malah gk sebadas ini karna malah jadi penyelamat dunia, bukan penakluk dunia

Kuhaku mengatakan...

Terjawab asal usul guild petualang

Unknown mengatakan...

Kalau kayak gitu bakal ada ada kudeta di nazarik karna touch me terlalu baik, ya taulah warga nazarik sifatnya