Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

05 Februari, 2016

Overlord - Vol 3 - Chapter 5 Part 2

Player Versus NPC - Pemain vs NPC

Part 2


Overlord Light NovelAinz dengan tenang menatap figur Shalltear yang sedang memegang Spuit Lancenya. Agar Ainz bisa menang, dia harus melewati pertempuran jarak dekat ini.

Equipment di sekitar punggung Shalltear membengkak, dan seakan ada ledakan yang menembus armornya, keluar sayap-sayap kelelawar. Ainz tahu apa yang akan datang selanjutnya.

Kelelawar-kelelawar besar dalam jumlah yang sangat banyak terbang ke udara dari punggungnya. Mereka adalah Tetua Kelelawar Vampir yang diciptakan dengan skill 'Raise Kin'. Mereka juga ditemani dengan kerumunan kelelawar vampir.

Meskipun mereka tidaklah kuat, mereka masih tidak bisa diabaikan. Ainz langsung merapal mantranya.

"[Shark Cyclone]"
(Topan Hiu)

Dalam sekejap, sebuah tornado dengan tinggi 100 meter dan berdiameter 50 meter muncul. Tornado itu merobek tanah dan mengangkatnya ke udara. Menjadi lebih gelap karena reruntuhan di dalamnya, tornado itu menelan kelelawar-kelelawar yang kabur ke dalam badannya.


Di dalam topan yang mengamuk, bayangan dalam jumlah besar bisa terlihat pelan-pelan bergerak. Bayangan-bayangan tersebut berenang berkeliling seakan berada di dalam hiu lautan dengan ukuran sekitar enam meter. Mereka berkumpul dalam gerombolan kelelawar yang berusaha mati-matian terbang dari tornado, seperti umpan yang dilemparkan ke permukaan. Sementara mantranya efektif menunjukkan kekuatannya terhadap makhluk-makhluk yang melayang, mirip dengan seekor hiu yang merobek-robek Tetua Kelelawar Vampir, ada lagi yang merobek menembus badai.

Figure merah tua menusuk menembus tornado langsung dan merangsek dengan kecepatan tinggi sementara ujung tombaknya diarahkan ke depan, figur tersebut meninggalkan jejak panas seperti jet.

Tak mampu bereaksi dengan tepat, Ainz merasakan luka dari benda tajam di sekujur tubuh. Crack, dia merasa seluruh tulang di tubuhnya mengalami retak.

Dalam sekejap dia lengah, gerakan Shalltear sudah tiba di depan matanya dan telah menusuk tulang dadanya denagn senjata pembunuh. Ujung tombak itu meremukkan tulangnya dan tembus ke punggung.

"Ugh!"

Dia berteriak kesakitan. Shalltear telah menggunakan skill miliknya untuk memberi tombaknya sebuah properti serang dan meluncurkan sebuah pukulan pada HP Ainz.

Ainz yang undead memang kuat terhadap luka. Seperti otaknya, damage yang melebihi batas akan ditekan. Itulah kenapa meskipun seorang pemula dalam hal pertarungan seperti Suzuki Satoru bisa tetap tenang tanpa kehilangan diri akibat luka.

Tapi ini sangat kuat.

Rasanya seperti nyawa ini digerogoti. Sebuah perasaan yang mirip ketika pandangan semakin gelap akibat kehilangan banyak darah, hal itu mengguncang Ainz dengan keras - tidak, otak lemah Suzuki Satoru.

Tapi Ainz akan melewatinya.

Yang bertarung disini bukanlah Suzuki Satoru. Tetapi adalah Penguasa Tertinggi dari Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown.

Meskipun Ainz mencari cara untuk menyerang selanjutnya, serangan Shalltear tidak berhenti. Dengan ujung tombaknya yang masih menusuk Ainz, dia mendorong maju lagi dan lagi. Ketika Pedangnya menusuk lebih dalam, bagian yang lebih tebal dari tombak tersebut terus menusuk tubuh Ainz. Perasan tubuh yang terbelah dua dan perih yang memukul-mukul, bersama dengan kesehatannya yang berkurang dengan cepat.

Itu memicu pengaktifan mantra [Body of Effulgent Beryl] miliknya.

Sinar hijau yang memeluk tubuh Ainz pun pecah.

Magic tingkat 10, [Body of Effulgent Beryl]. Untuk durasinya, magic tersebut memiliki efek positif mengurangi damage dari serangan yang masuk. Ketika aktif, magic tersebut memiliki satu kali kegunaan untuk menetralkan serangan yang masuk dengan sempurna.

Damage yang diberikan oleh tombak tersebut dihisap oleh [Body of Effulgent Beryl]. Seakan waktu terbalik, tombak tersebut terdorong keluar dari tubuh Ainz.

Didorong keluar oleh tombak itu dari lokasinya, Ainz meluncurkan mantranya kepada Shalltear yang kelihatannya tidak mengerti apa yang terjadi.

"[Wall of Skeleton]"

Sebuah dinding yang terbuat dari tulang yang tak terhitung jumlahnya menggenggam senjata muncul diantara dua figur. Tulang-belulang itu membentuk sebuah dinding itu terayun dan menusuk Shalltear.

Namun, tak satupun yang sampai di tubuh Shalltear.

"[Maximize Magic : Force Explosion]"
(Magic Maksimum : Ledakan Tenaga)

Sebuah shockwave yang tak terlihat meledak keluar dengan Shalltear sebagai pusatnya dan menabrak dinding tulang belulang. Dinding tersebut bengkok, dan tak mampu menahan tenaga shockwave, akhirnya meledak.

Tulang-belulang yang tersebar itu berjatuhan ke tanah dengan suara seperti hujam. Tapi terbukti berguna untuk mengulur waktu bagi Ainz.

"Lepaskan!"

Mengikuti perintahnya, [Greater Magic Seal] (Segel Magic Lebih Hebat) melepaskan tiga lingkaran magic, setiap lingkaran itu menembakkan 30 tembakan anak panah cahaya berwarna putih, [Magic Arrow]. Bekas kilauan yang indah dari panah yang bertebaran menyerupai sayap-sayap malaikat. Namun, ini adalah malaikat yang memberikan sinyal kematian.

Magic tingkat 1 tidak bisa menembus pertahanan Shalltear. Merasakan bahaya dibalik kenyataan bahwa Ainz menggunakannya tak perduli hal itu, Shalltear cepat-cepat mencoba menghindari ke samping. Namun, anak putih itu membuat belokan tajam dan dengan sempurna bersarang di target mereka, seperti guyuran hujam.

Damage dari anak panah magic putih yang berutur-turut dalam sekejap menghancurkan kesehatan Shalltear.

Rahasia dibalik bagaimana mereka berhasil menembus pertahanan magic Shalltear adalah karena Ainz telah menggunakan skill yang membuat kekuatan anak panah itu setara dengan magic tingkat 10 dalam sementara.

Serangan Ainz tidak berhenti di situ.

"Menarilah! [Triple Maximize Magic : Obsidian Sword] (Magic Maksimum Tiga Kali Lipat : Pedang Obsidian)!"

Tiga Pedang yang mengeluarkan cahaya hitam melayang di udara. Seakan mereka memiliki nyawa sendiri, ketiga pedang itu langsung melesat menuju Shalltear.

Shalltear menangkisnya dengan Spuit Lance, Seakan dia bilang pada ketiga pedang itu untuk menyingkir darinya. Namun, pedang-pedang itu melanjutkan serangannya. Sangat luar biasa sulit menghancurkan pedang yang dibuat oleh magic dengan serangan fisik.

"[Magic Destruction]"
(Menghancurkan Magic)

Shalltear menggunakan sisa MP yang tinggal sedikit untuk merapal mantra untuk membatalkan mantra lain. Dengan MP miliknya yang sekarang sudah habis, magic miliknya menghancurkan dua pedang di udara. Tapi tinggal satu pedang yang tersisa, terus menyerang Shalltear. Rata-rata kesuksesan dari [Magi Destruction] bervariasi tergantung kemampuan dari penggunanya. Hasilnya hanya menunjukkan yang mana dari mereka yang merupakan magic caster yang lebih kuat.
"Ahh, menjengkelkan!"

Shalltear mengabaikan pedang yang menuju dirinya dan merangsek menyerang Ainz. Magic dengan level seperti itu tidak akan mampu memberikan damage padanya.

Pukulan dari Spuit Lance melemparkan Ainz ke samping. Ainz memang lemah dengan serangan yang mengenainya. Tidak bisa mengabaikan damage dari yang diterima, dia memantapkan diri di udara menggunakan magic [Flight]. Dan-

"Sialan!"

- Untuk pertama kalinya dalam pertarungan ini, dia kehilangan ketenangan dan mengeluarkan sumpah serapah.

Bukan karena HP nya yang berkurang yang menyebabkan reaksi itu. Masalahnya adalah fenomena yang terjadi di depan matanya. Kesehatan yang hilang darinya diserap oleh Shalltear dan menyembuhkannya.

Kecepatan penyembuhan itu melampaui damage dari [Obsidian Sword]. Untuk memberikan damage yang lebih besar daripada kesehatannya yang kembali, Ainz langsung menutupi tubuh Shalltear dengan magic serangan.

"[Triple Maximize Magic : Reality Slash]"

Satu demi satu, tiga serangan yang membelah udara itu menarik darah keluar dari tubuh Shalltear. Namun, Shalltear mengabaikannya dan mendekati Ainz untuk memperpendek jarak, membawa [Obsidian Sword] di punggungnya bersama dia.

Tanpa MP, Shalltear tidak ada pilihan lain kecuali memperpendek jarak dan bertarung dalam jangkauan Spuit Lancenya... Tapi itu bukanlah keuntungan bagiku.

Sambil mundur dengan [Flight], Ainz melanjutkan rentetan serangannya.

"[Triple Maximize Magic : Reality Slash]"

Meskipun kenyataannya Ainz yang sedang kabur, dalam setiap kedipan, jarak antara mereka semakin mengecil. Itu adalah perbedaan antara kecepatan terbang yang diperkuat dengan skill dan magic [Flight] itu sendiri.

Dengan darah yang keluar dari tubuhnya, Shalltear memperpendek jarak sampai dekat di depan mata Ainz. Dengan membungkuk ke depan, Shalltear melepaskan sebuah shockwave dengan dirinya sebagai pusat.

Bukan [Force Explosion]! Tetapi [Unholy Shield] (Perisai non Suci)?!

Shockwave yang terbentuk dari skill Shalltear meremukkan [Obsidian Sword] yang tersisa dan menabrak Ainz, mementalkannya ke belakang dengan jarak yang besar.

"Kuh! Gaah!"

Tidak diragukan lagi Shalltear telah mengkombinasikan Unholy Shield miliknya dengan skill yang lain yang tidak diketahui. Ainz menabrak tanah dan bergulung dua kali, tiga kali -- dan memaksa diri membetulkan keseimbangannya dengan bantuan item magic dan magic [Flight] miliknya.

Entah karena Ainz yang tidak memiliki sistem vestibular (Pengatur keseimbangan) atau karena itu adalah karakteristik dari menjadi Undead, Ainz, yang tidak merasa pusing, menatap Shalltear dari jarak yang semakin jauh.

Ini adalah sebuah keuntungan. Ainz tidak ingin terjadi pertarungan jarak dekat. Fakta bahwa jarak mereka semakin meningkat artinya bahwa dia memiliki waktu lebih untuk menggunakan magicnya.

Saat dia akan merapal mantra, Ainz melihat sebuah kumpulan cahaya yang cerah muncul di depan Shalltear. Seakan ingin menghalangi mereka berdua, cahaya itu melingkupi ruang di antara mereka dan membentuk sebuah bangunan dengan ukuran manusia.

Ainz tahu betul apa itu.

Ainz merubah wajahnya yang tidak bisa bergerak menjadi cemberut, sementara Shalltear tersenyum kemenangan.

"Jadi akhirnya...tiba juga. Kukira itu akan muncul terakhir, tapi menggunakannya disini... 'Einherjar' - Senjata rahasia terhebat dari Shalltear."

Cahaya putih itu mengambil bentuk manusia seutuhnya.

Penampilannya seperti sebuah figur yang menggunakan armor putih. Jika kulit yang memancarkan cahaya pucat itu dikesampingkan, dia terlihat hampir mirip dengan Shalltear, yang memanggilnya.

Ainz tahu bahwa tampilan itu bukan satu-satunya kesamaan yang dimiliki mereka berdua.

Dia tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan magic atau item, dan juga beberapa skill lain. Namun, equipment dan statusnya setara dengan Shalltear sendiri. Meskipun rasa yang dibangun mirip dengan golem, terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa pertahanannya hampir serupa dengan mereka yang undead.

Itu bisa dianggap sebagai Shalltear kedua yang hanya bisa menggunakan serangan biasa.

Meskipun dia sudah menduga ini akan terjadi, beban pertarungan melawan dua musuh dengan level 100 sekaligus sangat besar.

Terlebih lagi, Shalltear meningkatkan jumlah monster yang dia panggil menjadi besar. Serigala, kelelawar, gerombolan tikus - dan banyak lagi.

Meskipun tak ada yang berada pada level dari Einherjar, kekuatan dari jumlah ini tidak boleh dianggap remeh.

Diasumsikan saja aku menghabisi mereka dalam sekejap dengan magic yang efeknya satu area... Apa yang harus kulakukan dengan Einherjar?

Sementara Ainz menjelajahi pilihannya, Einherjar merangsek maju ke arahnya. Itu adalah situasi yang dia tidak perkira.

Mengapa Shalltear tidak bergerak? Bukankah rencananya untuk memutuskan pertarungan ini dengan jumlah?

Pertanyaan itu dijawab segera setelah Ainz menolehkan matanya. Di waktu yang sama, api di dalam lubang matanya semakin besar.

"Uwah! Tidak adil sekali!"

Dia tidak sengaja berbicara sebagai Suzuki Satoru, bertanya-tanya apakah tindakan seperti itu diperbolehkan.

Pemandangan yang terpantul pada penglihatan Ainz: Monster-monster yang dipanggil Shalltear dihancurkan sendiri olehnya, dengan menggunakan Spuit Lance.

Shalltear menyerang makhluk-makhluk yang dia panggil sendiri dengan Spuit Lance dan menyembuhkan dirinya sendiri.

Kemampuan penyembuhan dari Spuit Lance, tidak usah dikatakan, tergantung dari jumlah damage yang dilakukan. Ainz, yang berada pada level yang sama dengan pertahanan tinggi, melawan monster-monster bawaan Shalltear. Tidak perlu diucapkan siapa yang akan memberikan kesehatan yang lebih banyak. Terpantul di penglihatan Ainz  langsung adalah gambaran Shalltear yang mengembalikan kesehatannya dalam jumlah besar.

Makhluk-makhluk yang dipanggil langsung menghilang, ditusuk oleh tombak itu.

Itu adalah situasi yang kejam dan tak terpikirkan sama sekali.

Tetapi karena friendly fire (menyerang teman) bisa dilakukan di dunia ini, itu bisa disebut strategi yang jelas terlihat.

Ainz mengembalikan ketenangannya dan mulai menyusun rencana untuk situasi yang tak terduga ini. Tapi menyaksikan pemandangan dimana seseorang membunuh makhluk yang disummon oleh mereka untuk mengembalikan kesehatannya, itu adalah sesuatu yang tak pernah mungkin bisa terjadi di YGGDRASIL. Seakan Ainz tak bisa menekan pergolakan hatinya sama sekali, Ainz menerima serangan dengan berat penuh dari Einherjar yang berhasil mengurangi jarak tepat di wajahnya.

"Kuughh!"

Ainz terlempar dengan sebuah teriakan; Einherjar melanjutkan serangannya dengan sebuah wajah yang tak ada ekspresinya.

Saat Ainz melanjutkan mundur sambil berada dalam serangan, dia memutuskan bahwa dia juga, akan mengangkat segel pada senjata rahasianya.

Kemampuan Shalltear yang bisa memanggil monster-monster itu bukannya tak terbatas, itu akan berakhir. Tapi membiarkannya menyembuhkan diri dari seluruh makhluk di sekelilingnya terlalu berbahaya.

Biasanya, Ainz akan menggunakan itu ketika Einherjar sudah terlihat. Selain dari Shalltear yang menyembuhkan diri dengan cara itu, rencananya masih tetap berjalan pada jalurnya.

Diantara kelas level 60 atau lebih, ada satu kelas tertentu.

Bahkan di YGGDRASIL, sangat langka dan hanya beberapa yang memilikinya.

Alasan Ainz bisa mendapatkan kelas itu adalah karena dia mengabaikan kekuatan dan memaksimalkan magic kematiannya demi peran permainan. Seseorang yang hanya ingin membuat karakter yang kuat tidak akan bisa menemukannya. Itu adalah sebuah kebetulan karena membangun stat dengan kecenderungan ekstrim sangat langka.

Prasyaratnya adalah memiliki lima level Overlord. Selanjutnya adalah menspesialisasikan hampir secara keseluruhan pada magic death sambil memiliki jumlah level 95. Dengan itu, kamu bisa mendapatkan kelas tersebut.

Sebuah kelas langka seperti ini, jika itu adalah permainan yang berbeda, informasinya akan langsung diupload kepada situs guide dan dibagikan. Tapi YGGDRASIL adalah sebuah game dimana informasi itu sendiri memiliki nilai. Seperti kasus Item Kelas Dunia, jumlah orang yang dengan bebas membagikan informasi penemuan yang baru kepada orang lain sangat sedikit. Ini terutamanya kaus dari kelas-kelas yang memiliki senjata rahasia.

Kelas itu adalah 'Eclipse'.

[Overlord yang menguasai kematian dalam pengertian yang paling sebenarnya akan naik ke kelas ini. Seperti sebuah gerhana, dia akan mengganggu seluruh kehidupan.] -- adalah yang tertulis pada deskripsi status kelas itu.

Dan apa yang akan dia lakukan sekarang, skill yang dipelajari pada level lima, yang mana adalah kemungkinan level tertinggi dari kelas Eclipse. Itu adalah sebuah skill yang hanya bisa digunakan sekali setiap 100 jam.

Nama Skill itu adalah - 'Tujuan dari seluruh kehidupan adalah kematian'.

Dalam sekejap, sebuah jam dengan jarum yang menunjuk kepada posisi dua belas tepat muncul di belakang Ainz. Dia lalu merapalkan sebuah mantra.

"[Widen Magic : Cry of the Banshee]."
(Magic yang meluas : Jeritan Banshee)
TL Note : Banshee seorang hantu wanita berasal dari Irlandia yang muncul untuk memberitahukan bahwa kematian sudah dekat kepada seseorang.

Sebuah jeritan seorang wanita yang bergema di seluruh penjuru seperti sebuah ombak kecil. Itu adalah teriakan dengan efek kematian dalam sekejap.

Magic itu diperkuat dengan banyak skill Ainz, membuatnya lebih kuat dari biasanya dan sulit untuk ditahan. Tak perlu dikatakan, magic itu tak berpengaruh terhadap undead seperti Shalltear dan tidak pula Einherjar, yang termasuk bangunan oleh karena itu memiliki kekebalan sempurna terhadap efek kamatian dala sekejap.

Tapi cukup anehnya, bahkan makhluk-makhluk di area tersebut tidak memiliki pertahanan penuh dan terkena efeknya.

Meskipun situasinya aneh, Ainz tidak bergeming. Sebenarnya, kejadian itu berjalan seperti seharusnya.

Clunk

Dengan sebuah bunyi, seakan sesuai dengan timing ketika mantra tersebut diaktifkan, jam di belakang Ainz mulai berdetak.

Saat kesehatan Ainz mulai digerus oleh serangan beruntun dari tombak Einherjar, Ainz mengawasi Shalltear dari sudut pandangannya dan di waktu yang sama, merasa kecewa.

...Seperti yang kuduga, pertarungan tidak akan selesai. Peroronchino itu, apakah dia memasang ini sebagai jaga-jaga dariku? Kamu tak perlu memberinya item resureksi, sialan!

Dia merasa marah di hati kepada temannya yang dekat, bahkan di dalam guildnya.

Sementara Ainz sibuk menghindari serangan Einherjar, dua belas detik sudah terlewati. Setelah menyelesaikan satu putaran. Sekali lagi, jarum di jam itu menunjuk ke langit.

Dan senjata rahasia Ainz diaktifkan.

Ketika itu - Dunia sudah tiada.

Itu bukan hanya kiasan.
Semuanya telah tewas.

Di depan mata Ainz, Einherjar berubah menjadi kabut putih dan mulai rontok. Bahkan bangunan yang tak memiliki nyawa tewas dalam sekejap. Begitujuga, makhluk-makhluk Shalltear, tunduk kepada kekuatan yang tidak bisa mereka lawan, mulai tewas satu persatu.

Tapi tidak berhenti disini.

Bahkan udara yang tiada kehidupan menjadi tewas dan berubah menjadi 200 meter diameter dari ruang dimana bernafas sudah tidak mungkin. Jika ada makhluk disini yang butuh nafas untuk hidup, udara kematian hanya akan mengkontaminasi paru-parunya dan mengakhiri hidupnya.

Bukan hanya itu, tanahpun juga tewas. Dengan Ainz sebagai pusatnya, sebuah area dengan ukuran diameter 200 meter berubah dalam sekejap menjadi gurun.

Di dalam dunia dimana hanya ada kematian, yang bisa bergerak hanyalah Ainz dan Shalltear.

senjata rahasia Ainz, 'The Goal of All Life is Death', memperkuat mantra-mantra dan skill-skill kematian dalam sekejap hingga titik dimana mereka yang benar-benar kebal akan terbunuh.

Metode untuk bertahan melawannya adalah dengan, seperti Shalltear, menyebarkan efek self-resureksi (menghidupkan diri sendiri) dan lainnya.

Itu juga alasan mengapa bahkan obyek yang tidak bisa bergerak seperti udara dan tanah juga mati. Meskipun efeknya tidak seperti ini di dalam YGGDRASIL, di dunia nyata, lebih tepat dikatakan dengan jelas dalam bentuk 'mengabulkan kematian kepada semuanya dengan sama rata.

Bahkan Ainz juga kaget dengan kejadian aneh ini. Fkata bahwa menggunakan skill game pada kenyataan bisa berubah hingga tingkat seperti ini, cukup hampir membuatnya tanpa disadari menggelengkan kepala keheranan.

Tapi Ainz menelan rasa keterkejutannya. harga dirinya membuat rasa terkejutnya tidak terlihat. Seakan berkata bahwa ini adalah yang dia maksudkan, Ainz, dengan sikap angkuh dan somboh yang cocok dengan seorang penguasa, berbicara dengan lirih kepada yang masih selamat.

"Bagaimana rasanya setelah menyaksikan kekuatan yang mengabulkan kematian bahkan kepada mereka yang tidak memiliki nyawa?"

Udara dingin mengalir ke sekeliling, membuat udara kematian menjadi tipis. Terbawa angin, suara lain bisa terdengar.

"Itu memang menakjubkan, seperti yang kuduga dari Ainz-sama. Seluruh makhluk-makhlukku semuanya terbunuh. Tapi Ainz-sama MP kelihatannya juga hampir habis. Di lain pihak... kesehatanku masih tidak apa-apa."

Mata Shalltear memantulkan status MP Ainz yang hampir terkuras. Meskipun Ainz masih memiliki sisa sedikit, mungkin hanya cukup untuk merapal dua atau tiga mantra paling banyak. Dengan jumlah yang sedikit seperti itu, tak perduli mantra apapun yang dia gunakan, tidak mungkin bisa digunakan untuk membunuh Shalltear.

Ini adalah masalahnya jika dia mau menggunakan magic level super [Heaven's Downfall].

"Apakah menggunakan dua mantra tingkat 10 lagi adalah limit anda? Tapi karena magic Ainz-sama sangat kuat, tidak ada yang bisa tahu hal menakjubkan apa lagi yang bisa anda lakukan dengan hanya itu."

"Memang benar, kelihatannya hanya dua yang bisa aku gunakan."

Itu bukan kebohongan.

Shalltear menang.

Sebuah senyum kepuasan muncul dari mulut Shalltear.

Garis yang memisahkan pemenang dan yang kalah sekarang jelas-jelas terlihat. Shalltear Bloodfallen adalah pemenangnya, Ainz Ooal Gown adalah yang kalah.

Dengan ketenangan seorang pemenang, Shalltear memuji yang kalah, Ainz, yang telah membuatnya menikmati pertarungan yang bagus.

"Anda memang luar biasa Ainz-sama. Seperti bagaimana MP anda hampir habis, milikku memang benar-benar habis dan skill charge juga hampir habis juga. Anda sudah bertarung dengan baik sampai sekarang."

Dia mengalirkan kekuatannya kepada tangan yang menggenggam Spuit Lance. Hal yang tersisa adalah untuk mengakhiri hidup Ainz dengan pertarungan jarak dekat.

"Aku setuju. Pujianmu, aku akan menerimanya dengan senang hati."

Tersentak. Pipi Shalltear bergerak.

Dia tidak menyukainya.

Sikap tenang Ainz Ooal Gown.

Tapi Shalltear menebas ular pengganggu yang bernama kegelisahan dengan sebuah tebasan.

Tak perduli seberapa keras dia memikirkannya, tidak mungkin bagi Ainz untuk membalik situasi ini. Dia sudah menghabiskan senjata rahasia yang penggunaannya hanya sekali itu. Jadi itu hanyalah sebuah penampilan dari mereka yang terhukum dan menerima saat-saat terakhirnya. Daripada menyebutnya tenang, itu lebih seperti perasaan pengunduran diri yang lahir dari sebuah tekad.

Shalltear pelan-pelan berjalan dan mulai memperpendek jarak. Meskipun jika Ainz menyerang dengan gulungan, dia masih percaya diri bahwa serangannya akan lebih cepat. Itulah kenapa tidak perlu bagi Shalltear untuk bersabar.

Ainz tidak kabur. Bukan hanya itu, dia hanya berdiri di tanah tanpa bergerak. Merasakan tekadnya, Shalltear bertanya:

"Apakah anda memiliki kata-kata terakhir?"

"Mari kita lihat...Karena aku berada sisi yang merugi, karena aku akan berubah menjadi orang lemah karena MP ku habis... Dan karena kamu sudah berpikir demikian, karena tidak menyimpan kekuatanmu, Aku sangat bersyukur, Shalltear. Jika kamu bertarung dengan sikap rahasia, pertarungan tidak akan berjalan sebaik ini."

"...Apa?"

Shalltear meragukan telinganya. Baru saja, dia telah mendengar sesuatu yang benar-benar tidak tepat.

Setelah membuat Shalltear menjadi seperti itu, Ainz berbicara lirih.

"Aspek terpenting dari PVP adalah bagaimana kamu mengirimkan informasi palsu kepada musuhmu. Seperti misalnya, mengganti equipment milikmu untuk meningkatkan pertahanan terhadap holy sambil bersikap seolah-olah itu efektif. Padahal, mengabaikan kelemahanmu, atribut api, menjadi tidak tersentuh. Hanya...prediksiku sedikit meleset. Aku kira kamu akan menggunakan [Analyze Life] dan telah mempersiapkan [False Data: Life] sebelumnya, tapi ternyata itu hal yang sia-sia. Jika kamu mendapatkan kesempatan lain, pastikan kamu benar-benar mengawasi kesehatan musuhmu. Jika tidak, akan ada perbedaan yang besar antara mempersiapkan rencana dan menjalankannya."

Itu bukan kalimat yang dia duga.

Shalltear tidak mengerti apa yang Ainz katakan. Tidak, dia tidak ingin memahaminya.

Dia hanya tidak mau menerima kekalahannya-.

Begitulah yang Shalltear pikirkan, Tidak, bukan itu. Dia merasakan tekad yang kuat. Tidak hanya itu, seperti kehadiran dari seseorang yang telah menggenggam kemenangan.

Langkah Shalltear saat dia mendekati Ainz terasa berat, dikarenakan oleh sesuatu yang membesar di hatinya.

....Mengapa Ainz sama tidak memperjauh jaraknya? Seorang Magic Caster sepertinya tidak akan bisa mengalahkanku dengan jarak segini, ini hanya tipuan!

"Temanku Peroronchino sudah mengatakan banyak hal tentangmu, dulu ketika dia masih mengerjakan modelmu. Sejak pertama kali tiba di dunia ini, aku telah mengingat seluruh data dari semua pelayanku. Tetap saja, jika kita mengesampingkan Pandora's Actor, yang aku buat secara pribadi, diantara seluruh NPC di Nazarick, mungkin kamu adalah yang paling kupahami."

"Tadi, anda bilang anda tidak... tahu tentang skill milikku.."

Ainz tertawa dalam meresponnya.

"Bukankah itu sudah jelas jika itu adalah kebohongan? Aku kira tu akan membuatmu lebih percaya diri. Tapi jika kamu menyimpan Unholy Shield milikmu, maka aku takkan bisa memprediksi hasil dari pertarungan ini."

Meskipun darah mengalir di nadinya, sebagai undead, tidak ada gunanya bagi Shalltear. Shalltear merasa bahwa dara yang sama keluar dari tubuhnya, dibarengi dengan kegelisahan yang semakin membesar.

Itu bukan tipuan.

Perkataannya tadi tidak membawa sedikitpun hal yang salah.

Berdiri di depan Shalltear, alasan bahwa Ainz Ooal Gown tidak mundur adalah karena dia yakin dengan kemenangannya.

"Ahhhh!"

Shalltear membuka mulutnya lebar-lebar dan berteriak. Dia mencurahkan emosi yang bergejolak di dalam tubuhnya menjadi suara.

Shalltear seharusnya menjadi seekor singa sementara Ainz adalah kelinci. Dia seharusnya menjadi mangsanya. -Tidak, bukan itu masalahnya.

Dari awal, ini adalah pertarungan antara singa. Hanya Shalltear yang mengira Ainz adalah kelinci.

Dipenuhi dengan ketakutan pada apa yang akan terjadi, Shalltear menguatkan tekad dalam diri meskipun jika Ainz menahan serangannya yang pertama, dia tidak akan menghentikan serangannya sampai Ainz mati. Dengan niat akan mengakhiri semuanya, disini saat ini, Shalltear menusukkan Spuit Lance.

Selangkah lebih cepat, Ainz merapal mantranya. Di waktu yang sama, menggerakkan tangannya seakan dia ingin merobek jubahnya.

Sebuah suara benturan menggema.

Shalltear meragukan matanya.

Itu tidak mungkin.

Spuit Lance dipentalkan oleh massa putih yang cerah.

Jika itu adalah sebuah mantra, Shalltear akan langsung mempersiapkan diri untuk menerima serangan. Seluruhnya karena berpikir bahwa itu adalah usaha yang sia-sia karena jumlah minim dari MP yang tersisa dari Ainz. Namun, Shalltear, tidak mampu memahami apa yang terjadi di depan matanya, terasa otaknya akan menjadi mati rasa dalam sekejap.

massa putih yang cerah itu bukanlah magic.

-Itu adalah armor.

Sebuah armor putih. Sebuah batu safir besar menempel di dadanya memancarkan sebuah cahaya yang murni dan agung.

Armor tersebut telah melindungi tubuh Ainz dan mementalkan serangan dari Spuit Lance.

Karena perbedaan tingi, Ainz, yang pandangan matanya lebih tinggi, melihat ke bawah kepada Shalltear.

Tidak... dia mungkin benar-benar meremehkan Shalltear.

Meskipun situasinya cukup membuat Shalltear marah, Shalltear saat ini tidak bisa seperti itu. Hal itu karena dia telah mendengarkan sebuah suara yang dingin.

"Dari awal, aku juga berharap ini akan diakhiri dengan pertempuran jarak dekat."

----

Crash. Seseorang menepuk meja. Benturan itu membuat meja tersebut bergoyang tidak karuan.

Pertarungan hingga kini sedang diamati dari ruangan ini.

Meskipun suara meja yang dipukul menggema beberapa kali, ini adalah pertama kalinya dia menyentuh meja itu.

"Tidak mungkin! Itu. adalah.. armor. orang. itu!"

"...Touch Me-sama?"

Tanpa melepaskan matanya dari layar kristal, Albedo menggumamkan nama dari salah satu 41 Supreme Being.

"Benar sekali! Itu. adalah. Armor. Touch. Me-sama!"

Seakan tidak tenang - Tidak, kelihatannya dia memang tidak tenang - sebuah teriakan keluar dari mulut Cocytus.

Armor yang digunakan oleh Ainz milik orang tertentu yang berhasil memiliki kelas World Champion, yang hanya ada sembilan di YGGDRASIL.

World Champion adalah sebuah kelas spesial yang diberikan hanya kepada pemenang dari turnamen bela diri resmi. Sebagai hadiah, pemenangnya diberi sebuah equipment spesial dari administrator.

Touch Me memilih armor putih sebagai hadiahnya. Kekuatan dari armor yang cocok untuk World Champion yang melampaui item kelas divine, bahkan setara dengan senjata guild. Tentu saja, karena itu adalah hadiah untuk pemenang turnamen, hanya World Champion yang bisa memakainya.

"Magic transformasi Warrior - [Perfect Warrior] ... Pastinya, jika kamu bisa menggunakan itu.. kamu akan bisa mengabaikan batasan kelas pada equipment."

Demiurge berkata dengan suara penuh takjub sementara Albedo bergumam.

"Dia sudah memikirkan ini jauh-jauh...."

Albedo memeluk tubuhnya dengan kedua tangan dan gemetar.

Berubah menjadi seorang warrior melalui magic yang memperbolehkan seseorang untuk memakai equipment meskipun terbatas hanya untuk kelas spesial. Tindakan tersebut dibuat oleh Administrator untuk memberikan pemain sebuah kenikmatan lebih dengan bisa memakai equipment yang jelas seperti shuriken, vajra, atau jubah monk. Namun, Tindakan yang mengabaikan batasan kelas ini akhirnya juga termasuk equipment yang diberikan kepada World Champion yang memenangkan turnamen resmi.

"Aku. tak. bisa. percaya. ini.... tidak. kukira. ini. semua. adalah. rencananya...aku. hanya. bisa. memberikan. kekaguman."

Pemenang pertempuran ini masih belum diputuskan. Tapi melihat Ainz, dengan segala akal yang dia miliki, dan cara yang lembut dalam menjalankan rencananya yang menunjukkan pengalamannya dalam bertempur, Guardian Floor yang berkumpul tidak bisa lagi menahan kekaguman mereka.

Sebagai Guardian Floor yang memandang tinggi tuannya dengan tatapan baik gembira dan kagum, mereka mendengar suara dari meja yang dipukul dua kali.

"Itu!"

Sekali lagi, Cocytus lah yang berteriak.


4 komentar:

Unknown mengatakan...

wah... ditunggu updatenya gan... trims...

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol3 chpater 5 bag. 2

Unknown mengatakan...

tx for translate
https://virtualoficesemarang.blogspot.com/

D mengatakan...

Ouo.... Masih belum jelas ttg proses hidupnya kembali Shaltear setelah kena magic 'semua mati'