Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

02 Februari, 2016

Overlord - Vol 3 - Chapter 4 Part 2

Before the Death Match - Sebelum Pertempuran Mati-Matian

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaTiba di dunia yang hijau, Ainz mengawasi sekelilingnya. Dia lalu tersenyum karena kenyataannya memeriksa akan adanya orang di sekitar adalah hal pertama yang dia lakukan setelah transfer. Jika memang ada seseorang disana yang harus diwaspadai Ainz, dia pasti sudah lama diserang dan tidak mungkin dia bisa melakukan ini dengan santai.

Tujuan transfer setidaknya dua kilometer dari posisi Shalltear, sebagai tindakan pencegahan.

Meskipun sudah diperiksa dengan teliti menggunakan magic, tidak mungkin yakin bahwa orang yang menggunakan item kelas dunia untuk memperbudak Shalltear pada pengendalian pikiran tidak berada di dekat situ. Namun kekhawatiran ini tidak berdasar. Ainz menurunkan bahunya dan melihat ke arah dua orang yang sedang mengikuti dari belakang.

"Mari kita pisah disini."

Dia memberikan instruksi kepada Aura dan Mare.

Mempertimbangkan pertarungan sengit yang akan terjadi, Ainz hanya mengizinkan keduanya untuk menemani.


Dia sudah membatalkan perintah yang sebelumnya, membuat mayoritas mereka yang sedang beroperasi di luar untuk kembali ke Nazarick. Selain Aura dan Mare, hanya Sebas dan Solution anggota yang sedang berada di luar.

Alasan utama kenapa memilih dua orang ini adalah untuk mengambil keuntungan secara psikologis dari kelemahan emosi musuh dalam pertarungan. Karena ras Aura dan Mare yang mirip manusia berbeda dengan Demiurge dan Cocytus yang merupakan ras heteromorfik, mungkin musuh tidak akan turun tangan dan tak mampu membunuh anak-anak yang mirip manusia dan menggemaskan itu.

Tentu saja, musuh juga bisa seorang pembunuh berdarah dingin. Bagaimanapun juga, untuk mempersiapkan hal yang tidak terduga, dia ingin seseorang ditempatkan di dekat situ.

Meskipun sebaliknya ini juga bisa menjadi gerakan catur yang buruk.

Ainz melihat kepada Sarung tangan logam dua warna dan bentuk yang berbeda yang dikenakan Mare. Sarung tangan logam yang ada di tangan kanan terlihat seperti tangan malaikat, lembut dan mengeluarkan kilau putih perak. Namun sarung tangan yang ada di tangan kiri, seperti iblis yang ditutupi oleh duri-duri dan cakar berkait dan mengeluarkan cahaya merah dari retakan seperti lahar.

Berikutnya, Ainz menoleh ke arah Aura, melihat gulungan yang menggantung di pinggangnya.

"...Jika jumlah musuh sama dengan jumlah kita atau melebihi, langsung mundur ke Nazarick."

"...Mengerti."

Aura mengeluarkan ekspresi kaku saat dia mengangguk untuk merespon, sementara Mare mengikutinya dan cepat-cepat membungkukkan kepalanya.

"Dengar baik-baik. Sangat penting bagi kalian untuk mundur, karena itu adalah bagian dari rencanaku....Dan juga, apa yang aku berikan kepadamu adalah harta rahasia Nazarick dan kamu tidak boleh membiarkan mereka mengambilnya dalam keadaan apapun. Tergantung situasinya, kamu harus mempertimbangkan mereka menjadi lebih penting dari hidup kalian sendiri. Mengerti?"

Ainz memperingatkan mereka seperti ini. Dia merasa sedikit tidak nyaman dengan Aura, yang ragu-ragu sebelum merespon, karena akan menjadi masalah yang fatal jika kesetiaannya menyebabkan dia tidak mematuhi perintah.

Mendengar respon mereka berdua ---- yang enerjik dan yang malu-malu-- muncul keraguan dalam hati Ainz.

Sejujurnya, bagiku mana yang lebih penting?

Berencana untuk menyelamatkan Shalltear, namun menolak menggunakan item kelas dunia untuk melakukan ini. Dari sudut pandang ini, bisa dikatakan bahwa item-item itu lebih penting.

Tapi alasan mengapa menolak menggunakan item kelas dunia adalah yang dia katakan kepada Albedo di aula harta. Mereka adalah kartu as terakhir dan memiliki kekuatan untuk merubah kekalahan menjadi kemenangan dalam situasi apapun.

Lain masalahnya jika tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan Shalltear, tapi karena masih ada jalan, itu adalah keputusan yang paling bijak untuk tidak menggunakannya.

Menyingkirkan hal itu terlebih dahulu: pelayan-pelayan yang setia, yang diciptakan oleh teman-temannya dan menjadi NPC yang hidup dan setia, atau item kelas dunia yang mana adalah simbol dari petualangan dan meningkatkan posisi Ainz Ooal Gown di dalam game YGGDRASIL; yang mana yang lebih penting?

Tak bisa menemukan jawaban meskipun sudah memikirkannya dalam-dalam, Ainz pun bingung.

Jika itu terjadi sebelum datang ke dunia ini, dia bisa langsung memberikan sebuah jawaban, tapi sekarang dia bingung.

Anggota guild mengeluarkan banyak darah, keringat dan airmata selama proses desainnya, dengan hati-hati mengerjakan apa yang sekarang akhirnya menjadi NPC-NPC ini dan menunjukkan emosi.

Karena sekarang aku berencana untuk membunuhnya... NPC ini yang sudah seperti anakku...berencana untuk membunuh putri Peroronchino.

Ainz pun bingung.

Bisa juga disebut dengan perasaan bersalah.

Namun --

Ainz menatap tajam pada kemungkinan posisi dari Shalltear.

"Untuk menghancurkan kendali item kelas dunia, hanya ini caranya."

Kalimat ini meluncur untuk meyakinkan dirinya.

Melihat gambaran cemas di mata Aura dan Mare, Ainz merasa bahwa membiarkan mereka berdua terus khawatir tidaklah membantu dan mengubah subyek pembicaraan.

"Kalau begitu, kalian berdua bekerja samalah dengan mereka dan lakukan pekerjaan yang baik dalam mengawasi sekitar."

Jari Ainz ditujukan kepada empat kelompok daging yang mengambang di depan.

Mereka memiliki diameter sekitar dua meter dan tubuhnya berwarna pink. Monster-monster ini juga memiliki mata-mata yang buram dan terlihat seakan dijahit dengan asal-asalan bersama dengan mata yang diambil dari tubuh banyak makhluk yang berbeda.

Mereka adalah undead yang dibuat dengan [Create High-Tier Undead], dikenal dengan 'Eyeball Corpse'.

Ainz menggunakan jumlah pemanggilan maksimum perhari untuk membuat 'Eyeball Corpse' ini karena mereka memiliki kemampuan bersembunyi -- musuh bebuyutan dai magic dan pengguna kemampuan spesial.

Mata yang buram itu bukan hanya dekorasi, tetapi memiliki kemampuan visual yang menakjubkan, mungkin setara bahkan melebihi penglihatan Aura sebagai seorang ranger. Meskipun kekuatan serang mereka lemah, nilai mereka saat ini adalah kepada pengamatan daripada pertarungan, dengan tujuan untuk membantu Aura.

"Mengerti! Namun, akankah mereka akan patuh pada perintah saya?"

"Bukan masalah. Aku bisa meyakinkanmu hingga titik ini. Ditambah lagi, aku akan menggunakan magic untuk membantu secara telepati hubungan kalian bersama. Dengan begini kalian bisa menjadi pusat perintah dan berpatroli dengan aman."

"Ya! Meskipun akan lebih cepat jika saya bertindak sendiri, kami tidak tahu kekuatan macam apa yang dimiliki musuh! Saya mengerti sekarang! kalau begitu setelah Mare menggunakan magi untuk meningkatkan tingkat siluman kami, kami akan bersiap untuk mengepung area ini."

"Tidak masalah kalau begitu, aku serahkan padamu."

Ainz pelan-pelan menunjukkan senyum yang tak nampak.

---

Demiurge, yang terakhir memasuki ruangan, cepat-cepat berjalan ke dalam dan langsung lurus menuju kursi kosong untuk duduk. Biasanya, dia tak pernah memperlihatkan sikap kasar seperti itu, Suasana hatinya sudah sepenuhnya disampaikan tanpa perlu penjelasan.

"Lalu, bisakah kamu menjelaskan?"

Demiurge menutup matanya dan dengan ganas bertanya kepada Albedo, yang merupakan salah satu dari orang-orang yang duduk di meja yang sama.

"Mengapa kamu setuju dengan ini?"

Meskipun suaranya tenang, namun terselubung, semuanya bisa mendengar nada dibaliknya yang tajam.

Orang-orang akan merasa gugup ketika biasanya seseorang yang tenang menunjukkan emosi yang kuat karena perbedaannya sangat penting. Namun ini bukan masalahnya saat ini karena ekspresi Demiurge benar-benar cemas, dan bahkan teman-temannya tak pernah melihat dia secemas ini sebelumnya.

"Bukankah itu adalah keputusan Ainz-sama? Bagaimana bisa kita yang bawahan menolak..."

"--Mengapa?"

Sebuah pertanyaan setajam pisau menyela ucapan Albedo.

"Mengapa? Ketika Ainz-sama menuju kota manusia itu, kamulah satu-satunya yang bersikeras untuk membawa seorang Guardian untuk menemani Ainz-sama. Mengapa kamu setuju dengan masalah ini kali ini? Saat itu kamu juga seharusnya khawatir dengan keamanan Ainz-sama."

Albedo mengangguk membalasnya, dan ekspresi Demiurge berkerut.

"Kalau begitu, aku tanya sekali lagi! Mengapa kamu setuju dengan ini?"

Seakan ruangan ini bergetar karena kemarahan. Ini sama sekali bukan emosi yang akan Demiurge tunjukkan.

Cocytus pelan-pelan menolehkan kepalanya dan menatap khawatir kepada dua orang ini.

"....Terlebih lagi, bukankah seharusnya kamu tahu jika Ainz-sama sedang berbohong?"

Demiurge bertanya dengan nada rendah untuk menekan kemarahannya.

Setelah Albedo mengangguk sekali lagi, mulut Cocytus bergerak dengan suara logam. Kedua orang itu tahu bahwa suara yang bernada tinggi dan renyah seringkali dibuat ketika Cocytus memiliki pertanyaan. Albedo menjelaskan:

"....Tadi, aku bilang padamu apa yang Ainz-sama katakan padaku, alasan mengapa dia pergi sendiri. Bukankah kamu tahu ini aneh? Dari alasan Ainz-sama, bukankah lebih aman untuk menyerang dengan bergelombang? Bukankah akan lebih aman jika kita menyerang satu persatu dan pelan-pelan mengurangi stamina dan magic Shalltear?"

"...Seperti yang Albedo katakan, Cocytus. Sebuah taktik yang bisa kita pikirkan dengan mudah, tidak mungkin Ainz-sama kelewatan tentang ini. Dengan kata lain, Ainz-sama sengaja berbohong untuk menyembunyikan alasan yang lebih besar lainnya."

"Apa.alasan.itu?"

"Entahlah...itulah kenapa aku bertanya, Albedo, jika kamu sudah tahu ini, mengapa kamu masih memperbolehkan Ainz-sama untuk pergi maju sendirian?"

"Karena Ainz-sama beberapa hari yang lalu dan Ainz-sama yang sekarang ini seperti dua orang yang berbeda."

Demiurge yang memicingkan dan sekarang membuka matanya mengeluarkan ekspresi yang sepenuhnya bingung, mengatakan kepada Albedo untuk melanjutkan penjelasannya.

"Dulu, Ainz-sama tidak memiliki ekspresi seperti seorang pria, tapi... bagaimana aku harus mengatakannya... meskipun aku tahu ini tidak sopan, tapi saat itu ekspresinya seperti anak-anak yang ingin lari."

"Aku tidak merasakan itu? Apakah kamu tidak salah?"

Demiurge sedikit melihat ke arah [Crystal Screen]. Yang menunjukkan gambaran jelas dari master mereka yang sedang berjalan di hutan.

"Kamu pikir begitu? Kurasa aku tidak salah membaca ekspresi dari pria yang kucintai....."

Mata Albedo juga menoleh ke arah [Crystal Screen], dan dia memiliki ekspresi wanita yang sedang mabuk. Ekspresi ini membuat jengkel Demiurge yang sedang cemas.

"Kalau begitu! Apa ekspresinya sekarang?"

"Ainz-sama yang sekarang memiliki wajah yang penuh tekad. Sebagai seorang wanita -- mungkin pemikiran seperti ini tidak sopan, tapi mengetahui bahwa tuanku yang tercinta ingin membawa tekad itu, aku takkan menhalanginya. Lebih jauh lagi, Ainz-sama sudah berjanji kepadaku bahwa dia pasti akan kembali dengan selamat."

Melihat Albedo yang tidak berencana untuk mengatakan apapun lagi, Demiurge bertanya dengan penuh hina dan tampang yang tidak enak:

"Ini masih terlalu tidak rasional, naif; murni penilaian emosional. Ainz-sama adalah Supreme Being yang terakhir berada disini. Mengetahui bahwa dia menghadapi situasi dimana hidupnya mungkin dalam bahay, adalah tanggung jawab kita untuk memberikan sebuah rencana untuk menghilangkan bahaya itu. Bahkan jika kita akan disalahkan setelah itu, meskipun jika kita harus mengorbankan diri, kita harus melangkan maju dan bertindak, ya kan?"

Dengan suara benturan yang keras, Demiurge berdiri.

"Mau kemana kamu?"

Suara yang tenang dan menakutkan memanggil Demiurge yang menoleh.

"Kamu masih bertanya hal yang sudah jelas? Tentu saja mengirim bawahanku--"

Melihat suara logam yang tajam mendekat, Demiurge menolehkan kepalanya dan melihat pedang yang sudah dikeluarkan dari sarungnya--itu adalah item kelas divine Cocytus.

"....Ternyata begitu... memanggilku kembali dan di waktu yang sama memerintahkan aku untuk berada disini, apakah itu untuk ini, Albedo?"

"Benar Demiurge...lantai tuju sudah ditutup atas perintah baik Ainz-sama dan otoritasku, dan seluruh bawahanmu berada dalam genggaman kami. Kamu atau Ainz-sama, tidak perlu dikatakan lagi perintah siapa yang akan mereka taati, ya kan?"

"....Benar-benar bodoh. Jika Ainz-sama bertemu ajalnya karena ini, bagaimana rencanamu untuk mengambil tanggung jawab! Ainz-sama adalah obyek terakhir kesetiaan kita!"

"Ainz-sama pasti akan kembali."

"Bukti apa yang kamu miliki untuk menjaminnya?"

Demiurge melotot. Sepasang mata itu tidak ada bola matanya, faktanya sama sekali tak punya pupil atau iris, tapi berkilauan seperti perhiasan dengan banyak goresan-goresan kecil.

"Untuk mempercayai tuan kita, ini juga adalah bagian dari tugas kita sebagai ciptaan mereka."

Demiurge berulang kali membuka dan menutup mulutnya. Dan akhirnya, menutup matanya rapat-rapat.

Karena dia juga menganggap itu --- juga benar.

Seluruh NPC Nazarick, yang setiap sepenuhnya kepada 41 Supreme Being, memiliki perbedaan tipis dalam cara mereka menunjukkan kepatuhan mereka. Dalam masalah loyalitas, tentu saja Demiurge dan Albedo memiliki pendekatan mereka.

Namun, konsep loyalitas Albedo membuat Demiurge kaget besar.

Tapi meskipun begitu, kekhawatiran dan ketidak tenangannya masih belum hilang. Itulah kenapa, di masa lalu, para Supreme Being bicara kepada keturunan mereka untuk melaksanakan kehendaknya.

Jika Ainz-sama menghilang seperti supreme being lainnya, kepada siap mereka akan memberikan kesetiaan tersebut mulai hari itu hingga kedepannya?

Bagi kami yang diciptakan untuk setia kepada mereka, setelah nilai ini hilang lalu apa artinya keberadaan mereka?

Seakan menyembunyikan emosinya, Demiurge dengan tdak sopan duduk di kursi lagi, tidak sedikitpun seperti dirinya yang biasanya.

"Jika... terjadi sesuatu kepada Ainz-sama, kamu harus mundur dari posisimu sebagai pengawas Guardian."

"...Demiurge. kamu. berani. mengatakan. kepada. Albedo. untuk. turun. dari. posisinya. yang. telah. diberikan. oleh. para. supreme. being? Beraninya. kamu!"

Albedo tersenyum kepada Cocytus yang kaget.

"Tidak masalah. Namun, Demiurge, jika Ainz-sama kembali dengan selamat, kamu harus patuh mengikuti perintahku jika situasi yang sama muncul di kemudian hari."

"Tentu saja."

"Kalau begitu, Cocytus, bagaimana menurutmu kemungkinan menang dari Ainz-sama?"

Cocytus dengan enggan berkata kepada dua orang lain atas pendapat pribadinya.

"30:70. Ainz-sama 30."

Bahu Demiurge langsung melompat. Bagi Cocytus, warrior terkuat diantara mereka, mengatakan hal yang seburuk itu, tidak mungkin Demiurge bisa mengabaikan ini. Namun Albedo memiliki reaksi yang berbeda. Setelah mendengar kalimat ini, dia mengeluarkan senyum yang berseri saat dia benar-benar memahami situasinya dengan mudah.

"Begitukah. Kalau begitu kita tunggu dan lihat bagaimana Ainz-sama mengubah itu menjadi kemenangan."

---

Setelah berpisah dengan dua orang itu, Ainz berjalan menuju posisi Shalltear. Berkat kemampuan spesial miliknya, dia bisa membedakan utara, selatan, timur dan barat, dan tetap menuju garis lurus menembus hutan menuju ke arah Shalltear.

Menembus pepohonan, Ainz menangkap gambaran Shalltear. Itu membuatnya sedih melihat Shalltear sama seperti sebelumnya, seperti sebuah boneka. Di waktu yang sama dia merasa marah kepada dirinya sendiri, tetapi kemarahan yang lebih besar dia tujukan kepada pengguna item kelas dunia.

"Sialan."

Dia mengutuk dengan lirih, tapi suaranya dipenuhi dengan emosi yang kuat. Bahkan Ainz yang merupakan Undead yang bisa menekan gejolak emosional tidak mampu menahan ini.

"Untuk mencari teman-temanku, aku harus menyebar nama dan ketenaran dari Ainz Ooal Gown melalui cara apapun, tidak perduli betapa jahatnya. Tapi aku harus mempertahankan sifat sembunyi-sembunyi untuk menghindari pertarungan yang tidak ada gunanya. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"

Siapa? Kekuatan maam apa yang digunakan? Mengapa menggunakan item kelas dunia melawan Shalltear? Dia tidak memiliki petunjuk sedikitpun.

"...Tak perduli siapapun musuhnya, jika dia berhasil memerah informasi dari Shalltear...Aku harus berhasil membunuh mereka tak boleh gagal."

Di dalam Ainz, emosi gelap yang kuat muncul. Dari dalam dirinya menyembur keluar sikap permusuhan yang sengit dan nafsu membunuh, sampai-sampai bahkan sebuah tulang tengkorak yang seharusnya tidak bisa bergerak terlihat sedikit berubah bentuk.

"Aku pasti akan membuat menyesali kebodohanmu sendiri. Jangan kira kamu bisa kabur dengan mudah ketika sudah membuat marah kami, Ainz Ooal Gown."

Setelah megnatakan kemarahan dalam dirinya, Ainz pelan-pelan kembali tenang seperti biasa.

Pertarungan sesungguhnya akan dimulai. Sangat penting untuk tetap mempertahankan ketenangannya.

"Aku masih bodoh, ada metode yang lebih baik."

Ainz mengeluarkan senyum yang menghina dirinya sendiri.

"....Apakah ini adalah rasa bersalah? Atau apakah aku tidak ingin menghadapi... hanya ingin menghindari konfrontasi..."

Meskipun Shalltear adalah Guardian terkuat, perbedaannya sangat minim. Jika Guardian lain bergantian menyerang, kemenangan sudah dapat dipastikan.

Namun Ainz tidak memilih metode ini untuk satu alasan.

Itu karena dia tidak ingin melihat sendiri anak-anaknya saling bunuh satu sama lain.

Jika musuh dengan sukarela mengkhianati Ainz Ooal Gown, Ainz akan menerimanya dengan blak-blakan terhadap kenyataan pengkhianatannya dan menggunakan segala cara untuk memusnahkan dan menyingkirkannya. Jika itu adalah kemauan NPC sendiri, sebagai penguasa Nazarick, memperlakukannya dengan keras adalah hal yang patut.

Jika pengkhianatan diakibatkan oleh pengaturan, dia akan menemukan metode yang paling bisa dikompromi.

Namun, Shalltear kali ini berbeda. Dia telah dikendalikan otaknya, dan orang yang bersalah adalah Ainz yang tidak mempertimbangkan situasi ini. Itulah mengapa hanya dia yang bisa memikul tanggung jawab ini.

Dia ingin menangani ini secara pribadi.

Ainz melepaskan cincin, item cash yang bisa membuatnya hidup kembali berkali-kali tanpa biaya apapun. Melepaskan item ini menunjukkan tekad yang teguh, karena jika dia bisa dibangkitkan, dia akan kurang fokus.

Itu bukan tanda dia menyerah. Membulatkan tekad, Ainz melihat ke langit.

"Hingga sekarang musuh masih tidak memilih untuk menyerang. Sekarang ini, aku hanya bisa merasakan magic pengamatan dari Nazarick...apakah musuh tidak melihat?"

Biasanya, Ainz akan menggunakan banyak variasi magic pertahanan. Magic untuk melawan pengumpulan informasi yang diaktifkan di desa Carne adalah satu tipenya.

Di YGGDRASIL, karena menembak kawan tidak bisa dilakukan, teman-temannya akan menggunakan magic pengumpulan informasi pada Ainz dan mencari lokasinya dengan mudah. Namun dunia ini berbeda. Jika Albedo dan yang lainnya ingin mengamati Ainz, dia akan otomatis melawannya dengan magic.

Oleh karena itu, magic perlawanan akan menjadi serangan terhadap jaringan keamanan Nazarick. Jika dia ceroboh, Ainz bisa menghadapi pembalasan dari jaringan keamanan dan menderita damage yang tidak diperlukan.

Oleh karena itu Ainz mematikan magic untuk melawan secara otomatis, hanya meninggalkan yang bisa mendeteksi sumber magic pengumpulan informasi. Dari informasi yang dia kumpulkan, selain Nazarick tidak ada orang lain yang menggunakan magic untuk mengawasi Ainz saat ini.

Jangan-jangan Shalltear diabaikan disini benar-benar kebetulan?

"Lebih jauh lagi... bukankah Albedo sudah mengetahui kebohonganku? Ya ampun, ya ampun. singkirkan dulu itu... apakah kamu tidak merasa ini adalah pertaruhan yang luar biasa, Shalltear?"

Tak perlu dikatakan, Shalltear yang tanpa ekspresi tidak merespon.

Ainz melihat Shalltear dan mempersiapkan diri untuk bertarung, tapi sebagian kecil dari dirinya ingin kabur dari situasi ini.

Meskipun itu adalah keteguhan yang tidak diucapkan, ketika berdiri disini dan menghadapi situasi yang nyata, dia masih merasakan tekanan dalam jumlah yang lua biasa.

Meskipun dia sudah bersiap secara mental untuk mempertaruhkan nyawanya secara heroik..tidak, karena dia sudah memiliki tekad untuk mati, hanya semangat pecutnya yang tersisa dari manusia, Satoru Suzuki, akan merasakan ketakutan.

Pertarungan yang akan terjadi bukanlah seperti sabetan dan bunuh di game YGGDRASIL -- tapi pertarungan asli hingga mati.

Pertempuran yang dia lakukan sejak pertama kali datang ke dunia ini, ini tidak akan seperti pertarungannya melawan Nigun dan Clementine, dimana perbedaan yang mencolok dalam kekuatan akan menjamin kemenangannya. Kali ini adalah hidup atau mati, dan terlebih lagi sebuah pertarungan di bawah kerugian mutlak.

Jika dia bukan undead, dan --

"Jika aku bukan penguasa Great Tomb of Nazarick, dan juga bukan wakil dari Guild, mungkin aku tidak akan mampu mengangkat tinjuku."

Ainz tertawa keras, dan seperti ini, dia menyingkirkan seluruh emosi negatif dirinya.

Ketakutan akan kematian sudah hilang tanpa jejak. Bahkan cemas terhadap kekalahan sudah hilang.

Mengingat kembali kebanggan dan kejayaan memberikan kekuatan kepada Ainz.

"Aku adalah Ainz Ooal Gown. Dengan nama itu yang dipertaruhkan, tidak boleh ada kekalahan."

Mampu membuktikan bahwa dia adalah master dari Great Tomb of Nazarick, posisi ni bukan hanya sebuah titel kosong.

Mata tajam Ainz melihat ke arah Shalltear yang tidak siap.

".......Kalau begitu... mari kita mulai!"

Ainz berteriak keras, mengaktifkan maginya. Dari kumpulan mantranya yang berjibun, dia dengan hati-hati memilih--- peringkat kesepuluh magic bertahan diaktifkan.

[Body of Effulgent Beryl]
(Tubuh dari Beryl yang berkilau)
TL Note : hijau, biru, atau kuning pucat mineral transparan yang terdiri dari silikat berilium dan aluminium, kadang-kadang digunakan sebagai batu permata.

Tubuh tulang belulang Ainz yang putih mengeluarkan kilauan hijau. Selanjutnya --

"Ha ha ha!

--Ketika mengaktifkan magicnya, Ainz tertawa keras sementara matanya tidak mengendur dari Shalltear. Karena ditambah rasa puas dari perkiraannya yang terbukti akurat, dia juga memenangkan perjudian besar.

"Jadi aku memang benar! Kecuali tindakanku dipandang benar-benar bermusuhan, maka NPC tidak akan mempersiapkan diri untuk bertarung! Mirip sekali dengan di dalam game!"

Sifat Shalltear mencerminkan monster-monster yang dikendalikan pikirannya di YGGDRASIL. Logika game juga berlaku di dunia ini, yang mana sedikit mempermudah situasi yang benar-benar tidak menguntungkan ini.

"Karena seperti ini, Shalltear, aku harap kamu tidak keberatan tapi sebelum bertarung aku harus memintamu untuk berbaik hati tetap tenang dan menunggu sedikit lebih lama."

Ainz melanjutkan aktifasi magic yang berbeda.

「Flight」,
「Magic Caster’s Blessing」,
「Infinity Wall」,
「Magic Ward: Holy」,
「Life Essence」,
「Greater Full Potential」,
「Freedom」, 「False Data: Life」,
「See Through」,
「Paranormal Intuition」,
「Greater Resistance」,
「Mantle of Chaos」,
「Indomitability」,
「Sensory Boost」,
「Greater Luck」,
「Magic Boost」,
「Draconic Power」,
「Greater Hardening」,
「Heavenly Aura」,
「Absorption」,
「Penetration Boost」,
「Greater Magic Shield」,
「Mana Essence」,
「Triple Maximize Magic: Explosive Mine」,
「Triple Maximise Magic: Greater Magic Seal」,
「Triple Maximize Magic: Magic Arrow」
seperti ini, jumlah magic yang hampir tidak ada habisnya mengelilingi tubuh Ainz.

"Sekarang, aku datang!"

Setelah menyelesaikan persiapannya, kata-kata itu dilemparkan baik kepada Shalltear dan dirinya sendiri.

Magic pertama yang dipilih Ainz adalah jurus ultimate, sebuah mantra yang melebihi peringkat sepuluh.

Itu disebut dengan magic level Super--

Dalah istilah peringkat magic, itu adalah magic yang sudah melebihi sistem peringkat. Bisa dikategorikan sebagai magic dan bukan magic. Pertama, tak ada MP yang digunakan ketika diaktifkan. Namun ada batasan jumlah berapa kali bisa diakifkan perhari.

ketika pertama kali belajar, magic itu hanya bisa digunakan sekali sehari. Namun setelah melebihi level tujuh puluh, bisa digunakan lebih dari satu kali perhari untuk setiap tambahan sepuluh level.

Jumlah yang bisa dipelajari adalah satu tiap levelnya.

Daripada disebut magic, lebih tepat jika disebut dengan skill spesial.

Itu juga bisa dikatakan bahwa rata-rata pemain yang telah mencapai level 100 hanya bisa menggunakan magic level super empat kali. Jadi kalian akan bertanya-tanya, bukankah Shalltear akan bisa dikalahkan melalui penggunaan berkelanjutan dari magic level super? memang benar, kekuatan penghancur antara magic level super dan magic peringkat sepuluh tidak bisa dibandingkan. Jika saja mungkin untuk terus-terusan menggunakan magic level super, bahkan dalam istilah perhitungan sederhana dari rata-rata damage, hanya beberapa pemain level 100 yang bisa selamat. Ini tidak termasuk Shalltear, maka dia akan bisa dikalahkan.

Namun tidak sesederhana itu.

Karena magic level super tidak bisa diaktifkan dengan berturut-turut.

Pertama, setiap magic level super memiliki periode aktifasi yang tetap. Meksipun dimungkinkan dengan menggunakan item cast untuk menghapus periode aktifasinya, ada penalti lain pada magic level super yang dirapalkan terus menerus.

Ketika anggota dari sekelompok kecil mengaktifkan magic level super, seluruh anggota akan terkena penalti -- ada periode waktu yang tidak memungkinkan untuk merapalkannya lagi, ini disebut waktu tenang (cooldown time).

Pengaturan penalti semacam ini didesain untuk pertempuran Guild, jadi ketika peperangan, satu sisi tidak akan bisa memperoleh kemenangan dengan terus-terusan mengaktifkan magic level super. Ditambah lagi, bukan item cash ataupun ability spesial mampu menghapus cooldown ini.

Oleh karena itu, dalam PVPs, setiap orang yang mengaktifkan magic level super langsung seringkali dikenal sebagai orang yang bodoh.

Karena menggunakan satu-satunya kartu as tanpa memahami musuh dengan penuh baik luar maupun dalam seringkali akan kalah. Faktanya ketika PVP, memperoleh kemenangan dengan menggunakan magic level super di awal pertarungan adalah hal yang langka.

Namun, jurus pertama Ainz adalah magic level super.

Tak ada rasa gugup atau bingung di wajah itu, hanya cahaya tenang di dalam lubang mata yang kosong tersebut.

Sebuah magic yang berbentuk kubah tiga dimensi yang besar radiusnya sedikit sepuluh meter diaktifkan oleh Ainz di tengah-tengah.

Magic itu mengeluarkan cahaya putih, dan tulisan dan tanda-tanda dengan corak transparan mengambang muncul. Corak ini terus-terusan berubah dan mempesona jika dilihat, berubah bentuk setiap detiknya.

Jika item cash digunakan, magic level super bisa diaktifkan langsung.

Namun Ainz idak melakukannya. Pandangan matanya bergerak dari Shalltear dan mengamati sekitarnya.

"Tidak ada penyergapan..? Ataukah mereka masih tetap berdiri di garis pinggir? Bukankah Momen ini seharusnya adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk menyerang?"

Kemampuan bertahan dari seorang magic caster akan turun drastis ketika mengaktifkan magic level super. Lebih jauh lagi seluruh penggunanya harus menderita damage dengan jumlah tertentu untuk magic yang otomatis digagalkan.

Oleh karena itu, pada dasarnya setiap kali magic level super diaktifkan, akan ada beberapa teman yang melindungi magic casternya. Itu juga berarti sekarang ini adalah waktu yang sempurna untuk menyerang Ainz yang tidak dilindungi.

Namun, tak ada perubahan di sekitar.

"Jangan-jangan aku terlalu bersikap hati-hati?"

Ainz tersenyum dan mengangkat bahunya.

Meskipun hanya sebuah firasat, sekarang Ainz yakin bahwa Shalltear tidak menjadi umpan, dia benar-benar dibuang.

"Yang benar saja, apa yang terjadi disini. Hey, aku bukan orang yang mahatahu, tentu saja aku tidak memiliki kekuatan untuk melihat menembus segala sesuatu. Jika aku memilikinya, maka situasinya tidak akan menjadi seperti ini."

Setelah bergumam sendiri, Ainz pura-pura memutar bahunya.
Ketika mengaktifkan magic level super, tidak mungkin juga untuk bergerak dengan bebas, hanya berdiri seperti patung kayu yang menunggu waktu untuk lewat.

Untuk memanfaatkan waktunya, Ainz mengeluarkan lempengan logam dari udara yang tipis. Lempengan itu pas di tangannya setelah dia meletakkannya di sana. Lempengan logam memiliki baris-baris angka yang berubah setiap detiknya.

Tanpa perlu dijelaskan lagi, itu adalah jam tangan.

Ainz menyentuhkan ibu jarinya ke lempengan logam, menyentuh tulisan di tampilannya.

[Momonga oniichan! Aku mengatur waktunya!]

Sebuah suara yang pura-pura sebagai gadis naif memecah sekitar. Suara seperti ini akan benar-benar membuat orang-orang di sekitarnya mengangkat alis mereka.

"....Mengapa suara jam ini tidak bisa dimatikan..."

Ainz mengeluarkan suara protes, tapi kali ini hanyalah isyarat saja. Suara itu itu bisa dimatikan dalam pengaturannya, tapi Ainz tak pernah mematikannya.

Suara jam itu adalah dari pencipta Aura dan Mare, anggota guild Bukubukuchagama.

Jika dia mematikan suaranya, item ini tak ada bedanya dengan jam biasa.

Alasan mengapa Bukubukuchagama berusaha membuat suara seperti itu sehingga membuat yang lainnya mengangkat alisnya, terutama untuk membuat iseng pada Ainz.

Pencipta Shalltear Bloodfallen, Peroronchino, adalah adik laki-lakinya, yang memiliki hubungan baik dengan Ainz. Oleh karena itu, Bukubukuchagama melihat Ainz sebagai teman adiknya, akhirnya hasilnya seperti ini.

Namun, mungkin itu bukan hanya ulah usil saja.

Dia sering melakukan pengisi suara untuk perannya sebagai karakter loli di H Games. Suara aneh tadi juga adalah suara loli. Oleh karena itu dia mungkin menggunakan suara yang berhubungan dengan pekerjaan ke dalamnya.
TL Note : H Games adalah game-game buatan jepang yang didalamnya berisi hal-hal mesum dan pornografi dengan sensor standar jepang.

Menyadari mungkin Peroronchino mungkin akan bertemu dengan suara kakaknya ketika sudah siap membeli H Games, hasratnya untuk melanjutkan pembelian langsung turun drastis. Teringat protes temannya pada hal itu dulu, Ainz tersenyum.

"...Aku setuju. Jika aku mendengar suara Bukubukuchagama ketika berselancar di internet, aku juga akan kaget."

Setelah pertunjukan kasih sayangnya kepada teman-teman guildnya yang sudah tak ada, dia melanjutkan untuk mengeluarkan batang tipis sekitar lima belas sentimeter panjang tiap-tiapnya dari udara tipis. Setiap batangnya ada kalimat yang terpahat, tertulis [Tsukuyomi], [Bow of Houyi], [Earth Recovery], [The Female Sensei's Iron Fist of Wrath].

Di pinggangnya ada beberapa slot untuk menahan gulugan-gulungan. Dia diam-diam mengingat urutan tempat itu, lalu dengan hati-hati dan pelan-pelan meletakkan batang-batang tersebut ke dalamnya.

Persiapan memang memakan waktu, dan ketika sudah lengkap cahaya biru dari magic juga sudah lebih kuat. Itu sudah berada dalam posisi siap diluncurkan.

"Kalau begitu, ayo kita mulai."

Seteah mempersiapkan diri, Ainz mengeluarkan tatapan tekad--

"Super Level magic -- [Heaven's Downfall] (Keruntuhan Surga)"

4 komentar:

brian torao mengatakan...

sedikit saran, sptnya penggunakan kata supreme being sangat aneh utk di baca saat membaca terjemahan bahasa indonesia, lebih baik mengindonesiakan saja semuanya, menjadi makhlu tertinggi atau dzat tertinggi, atau yg tgertinggi.. ini berlaku jg utk terjemahan makam besar naxarick min.. trims

Nurdin bahari mengatakan...

Di anime fallen down. Apa sengaja di rubah sama creator animenya

Unknown mengatakan...

"Dari informasi itu, dia mengumpulkan bahwa selain Nazarick, ada orang lain yang menggunakan magic untuk mengawasi Ainz saat ini."
ada translation error, harusnya tak ada orang lain yang menggunankan magic untuk mengawasi Ainz saat ini.

D mengatakan...

Wou....sapaan Ulty