Massacre - Pembantaian besar-besaran
Part 4
Di
tengah-tengah keributan yang muncul dari orang-orang yang lari di segala arah,
Gazef memantapkan pandangannya ke depan, dan perlahan menghunus senjata yang
merupakan harta karun dari Kingdom, Razor Edge. Selama dia memegang pedang
berkilau di tangannya, kemenangan Gazef bisa terjamin. Dengan kata lain, pedang
ini adalah bukti keunggulannya.
Namun, hari
ini pedang itu terlihat sangat lemah dan kecil.
Pedang itu
terlihat sangat kecil dan menyedihkan dibandingkan dengan tubuh raksasa dari
Dark Young yang merangsek lurus.
“Jika
tempat ini jatuh, perkemahan utama dari sang raja akan menjadi target
selanjutnya. Aku harus menghentikannya disini.”
Saat dia
berkata demikian, Gazef tersenyum, seakan dia sedang mengejek diri sendiri.
Tidak
mungkin Gazef bisa mengalahkan monster itu. Meskipun mampu mengulur waktu
sedetik saja sudah layak dipuji.
Bahkan
seorang pria yang dipuji sebagai Kapten Warrior dari Kingdom, - seorang warrior
yang dikenal di seluruh penjuru negeri- hanya bisa melakukan sebanyak itu.
“Bawa yang
mulia dan lari. Buatkan jalan bagi beliau dengan nyawa kalian.”
Perintah
ini dibisikkan – hampir seperti do’a – kepada para bawahannya yang tidak berada
di sini. Para prajurit terkuat di Kingdom tetap di belakang untuk melindungi
raja mereka. Namun, meksipun mereka tetap tinggal di belakang, mereka tidak
cukup kuat berperan sebagai perisai bagi sang raja di hadapan monster itu.
Meskipun sudah mempertaruhkan nyawa mereka hanya akan memberikan mereka
kesempatan untuk menerima satu pukulan dari lawan mereka sebelum roboh.
Namun, itu
sudah cukup.
Mereka akan
mati jika lawan mengenai mereka, tapi selama mereka bisa memastikan pukulan itu
dibuang untuk mereka, nyawa sang raja akan bertambah sedikit lagi. Mungkin akan berhasil jika 80 orang berada
disini menjadi perisai, pikir Gazef dengan optimis.
“Maafkan
aku.”
Gazef minta
maaf kepada para bawahannya saat monster itu mendekat dengan kecepatan yang
luar biasa, menerbangkan semburan daging dan darah saat berjalan. Dia tahu
bahwa sebuah permintaan maaf kepada para rekannya yang tidak ada disini tidak
lain hanyalah untuk memuaskan egonya sendiri. Meskipun begitu, dia tidak ingin
mati tanpa mengucapkan kalimat itu.
Saat dia
merasa bumi bergetar di bawah kakinya, Gazef menghela nafas dengan paksa.
Dia
menggenggam pedangnya di tangan dengan erat, lalu mengangkatnya.
Pedangnya
terlihat sangat tidak berguna di depan tubuh raksasa itu yang melumat manusia
menjadi pasta merah.
Jika
makhluk itu adalah kuda dari kereta yang sedang kabur, dia bisa dengan mudah
mengendalikannya. Jika seekor harimau ganas menerkamnya, dia bisa menghindari
terkaman pertama dan menyerang kepalanya.
Namun, di
depan Dark Young, peluangnya selamat memang terlihat sangat rendah.
“Huuuuu-“
Saat Gazef
menghela nafas, sebuah perubahan dramatis terjadi pada aliran orang-orang di
sekitarnya. Hingga sekarang mereka berlarian ke segala penjuru, tapi sekarang
kelihatannya mereka bergerak menghindari Gazef. Kelihatannya seakaan mereka
seperti membuka jalan antara Gazef dan Dark Young tersebut.
Dark Young
semakin mendekat, memuncratkan manusia-manusia di bawah tapak kakinya dengan
setiap langkah yang diambil.
Saat Gazef
mengangkat pedangnya, dia mempelajari tubuh Dark Young itu. Dimana dia bisa
menyerang dengan hasil yang terbaik?
Dia mengaktifkan
sebuah martial art – “Sense Weakness” (Merasakan kelemahan).
Namun-
“-Monster
itu tidak memiliki kelemahan.”
Entah
apakan memang tidak memiliki kelemahan, atau kelemahan apapun yang muncul tidak
bisa terlihat karena perbedaan kekuatan yang sangat luar biasa, Gazef tidak
tahu.
Tetap saja,
dia tidak putus asa. Lagipula dia sudah menduga hasil seperti ini.
Dia
mengaktifkan martial art lain.
Ini adalah
jurus rahasia yang layak disebut jurus rahasia, sebuah tekhnik yang akan
memperkuat penerimaan dari sensor tambahan, ‘Possibility Sense’.
Dengan
perbedaan selangit dalam kemampuan fisik mereka, tidak ada bedanya jika dia
mempersingkat jarak bermil-mil menjadi satu atau dua inchi melalui perhitungan
terhadap atribut fisiknya sendiri. Dengan begitu, dia memutuskan untuk
mengandalkan hal lain – jika itu adalah Indera keenam, mungkin akan lebih
efektif.
“Kemarilah,
binatang buas.”
Dark Young
tersebut kelihatannya seperti mendengar tantangan tersebut, lalu mengarah
kepada Gazef. Jarak diantara mereka berdua berkurang secara drastis.
Sejujurnya-
-Gazef
ketakutan.
Jika dia
bisa, dia benar-benar ingin kabur dengan prajurit yang ada di sekitar.
Bahkan
setelah mengaktifkan ‘Possibility Sense’ dia tidak bisa merasakan apapun.
Seperti dia sudah dilingkupi oleh dinding malam yang tak bisa ditembus.
Saat Dark
Young itu semakin dekat, dia mempelajari bentuknya dalam detil yang lebih
besar.
Menilai
dari cara tapak kakinya yang tetap tidak hancur, kelihatannya pedang biasa
tidak akan bisa memberikan luka sedikitpun. Dari jejak kaki yang dalam
ditinggalkan di tanah dimana monster itu melangkah, beratnya akan membunuh
siapapun yang diinjak dalam sekejap.
Saat
pengertian terhadap binatang buas itu semakin dalam, begitu juga dengan rasa
takutnya yang semakin meningkat.
Sekarang
ini, Gazef terkena sebuah teror yang jauh lebih kuat daripada para prajurit
yang terpaksa kabur di sekitarnya.
Tapi dia
tidak bisa menoleh ke belakang.
Warrior
terkuat dari Kingdom tidak bisa lari. Dia membatalkan ‘Possibility Sense’, dan menenangkan
nafasnya.
Dark Young
semakin mendekat.
Cukup dekat
sampai-sampai gumpalan debu yang tertendang oleh tapak kakinya bisa sampai pada
Gazef.
Monster itu
mengabaikan para prajurit yang ada di sekitarnya, seperti mereka bukan apa-apa selain
dari ulat-ulat yang sedang merangkak, dan menuju langsung kepada Gazef.
Atau tidak.
Dark Young
itu berputar seperti menabrak sebuah dinding, bergegas melewati Gazef. Karena
monster itu berputar dengan sangat cepat, Langkah kaki monster itu kacau, dan
jika monster itu tidak memiliki begitu banyak kaki dia pasti akan kehilangan
keseimbangannya.
Musuh telah lari. Ini tidak mungkin dan bahkan Gazef sendiri
tahu hal itu.
Monster itu
hanya memperhitungkan dimana dia bisa menemukan lebih banyak mangsa dan merubah
arahnya ke arah sebuah tempat dimana dia bisa menginjak-injak lebih banyak
korban di bawah tapak kakinya yang berlapis darah kental.
Dark Young
itu merangsek melewati Gazef, membuat dunia bergoncang saat lewat.
Karena ada
jarak satu meter atau lebih, tanah di bawah kakinya bergetar seperti gempa
bumi. Siapapun selain Gazef akan roboh.
Dia
menyasar ke arah tapak kaki raksasa Dark Young saat monster itu lewat-
“-Haah!”
Gazef
mengayunkan pedangnya. Dengan kecepatan seperti itu, kecepatan lawan sendiri
akan menjadi sebuah senjata yang bisa pecah berantakan sendiri di ujung pedang
Gazef.
Dalam
sekejap tapak kaki itu menyentuh pedang tersebut, sebuah benturan yang besar
mengalir pada senjata tersebut dan menuju lengan Gazef. Itu membuatnya merasa seakan
lengannya keseleo.
Kaki Gazef,
ditanam dengan kuat ke dalam tanah. Meninggalkan dua parit saat dia terseret
mundur.
“Gwaaaargh!”
Entah
bagaimana, dia tetap mencengkeram pedangnya, tapi perih menyebar ke seluruh
tubuhnya. Baik itu otot atau uratnya, setiap bagian dari dirinya merasa sakit
karena stres yang dia rasakan.
Gazef sulit
bernafas, dan menatap ke arah tubuh raksasa yang melewatinya.
Tidak jauh
dari Gazef, salah satu Dark Young akhirnya berdiri di tempat seakan menolak
berlarian dengan liar.
Salah satu
tentakelnya telah menjadi kabur.
Sebuah hawa
dingin yang bukan berasal dari suhu udara memenuhi seluruh tubuhnya. Gazef
mengangkat pedangnya.
Dan dalam
sekejap, sebuah benturan misterius terpancar dari pedang tersebut, lalu
tubuhnya terbang ke langit.
Gazef tidak
bisa melihat apapun, tapi dia menduga bahwa dia pasti sudah ditampar oleh
tentakel itu. Tubuh Gazef terbang ke atas langit yang luas dan memanjang di
atasnya.
Setelah
menjelajahi udara untuk waktu yang sangat lama, tubuh Gazef akhirnya membentur
bumi. Dia bergulung-gulung lalu bergulung-gulung lagi, tapi ini bukan karena
jatuh seperti mayat yang terlempar. Itu adalah gerakan yang disengaja dari
seorang manusia yang mencoba untuk mengurangi energi rotasi badannya.
Gazef
perlahan berdiri, mendorong tubuhnya yang babak belur agar bisa bergerak. Dia
menatap ke arah Dark Young di kejauhan.
Satu kali
pukulan.
Lengan yang
menerima serangan itu telah patah. Adalah sebuah keberuntungan pedangnya tidak
patah pula.
Emosi di
wajah Gazef menghilang.
Mengapa,
mengapa dia selamat? Mengapa makhluk itu tidak mengejarnya?
Karena dia
bukanlah lawan yang layak, mungkin saja. Kelihatannya itu adalah jawaban yang
paling tepat.
Itu bahkan
tidak bisa dianggap sebagai kekalahan total. Agar bisa dikalahkan, dia harus
melawan, dan dia bahkan tidak sedikitpun ingin melawan.
Darah segar
mengalir dari bibirnya yang tergigit.
Selanjutnya,
Gazef menekan rasa perih yang amat terasa dan memenuhi tubuhnya lalu merangsek
dengan seluruh tenaga.
Meskipun
dia tidak bisa mengalahkan musuh, meskipun dia hanya bisa menerima satu kali
pukulan lagi, meskipun begitu, dia masih harus melindungi sang raja.
Namun,
langkah kakinya, yang dibuat dengan penuh tekad dan keyakinan, tersendat
setelah beberapa langkah.
Dia melihat
ke arah Dark Young yang berubah arah menuju ke arahnya – tidak ada yang salah
disini – dan dia menyadari mengapa dia bisa selamat.
Di atas
Dark Young itu, seseorang duduk di atas benda yang terlihat seperti sebuah
singgasana yang terbuat dari tentakel-tentakel, postur tubuhnya megah, seperti
seorang raja dalam pemerintahan. Tentu saja, wajah itu tidak biasa. Itu adalah
wajah tengkorak, dan tidak diragukan lagi itu adalah seorang monster undead.
Dia tidak
cukup bodoh tidak mengenali siapa raja itu.
“Ainz Ooal
Gown...dono. Jadi anda memang bukan manusia sama sekali.”
Pasukan
khusus Theocracy. Yang berharap saja tidak bisa dilakukan Gazef untuk
mengalahkan mereka, namun mereka dengan mudah dihabisi. Tak ada manusia yang
bisa melakukan itu, itu membuat kesadaran ini lebih mudah diterima.
Ya. Mengapa
dia bahkan mengira orang sekuat itu adalah manusia sejak awal?
“Stronoff-sama!”
Bahkan
sebelum dia melihat balik, dia tahu siapa itu dari seraknya suara tersebut.
Sepasang orang yang terasa akrab berlari ke arah Gazef.
“Kalian
berdua juga baik-baik saja.”
Climb dan
Brain tidak terluka, dan Climb bahkan tidak terkena sedikitpun noda pada armor
putih miliknya. Melihat dua orang itu tidak mencoba kabur sama sekali, itu bisa
dianggap sebagai sebuah keberuntungan.
“Aku senang
kamu selamat!”
“Aku tidak
berpikir kamu akan mati, dan ternyata kamu tidak mati. Namun, ini masih belum
selesai, ya kan?”
Dua orang
itu menggabungkan pandangan mereka ke arah yang dilihat oleh Gazef.
“Itu
adalah...”
“Hanya ada
satu orang, Climb-kun. Monster yang menguasai monster-monster lain. Itu adalah
Ainz Ooal Gown.”
“Itu...Itu...
Bagaimana aku harus mengatakannya... Aku, aku minta maaf.”
Sekilas,
tubuh Climb menggigil. Ekspresinya yang kaku dan terdiam mengkhianati kenyataan
bahwa dia tidak gemetaran karena gembira atau mengharapkannya.
“Jangan
khawatir, Climb-kun. Ini bukan hal yang memalukan. Atau lebih tepatnya, mau
bagaimana lagi! Pihak ketiga yang kekuatannya melebihi segala akal sehat yang
rasional! Apa jadinya hidupku sejak hari itu!”
Brain
memancarkan sebuah hawa yang keji saat dia mengambil kuda-kuda. Gazef terkejut
dengan ekspresi wajahnya, yang sangat terbiasa dan enteng dan tidak cocok
dengan keadaan ini.
“Aku-Aku
tidak akan lari!”
Climb dan
Brain berdiri di samping Gazef.
Di
tengah-tengah onggokan daging yang beterbangan, Dark Young itu berhenti di
depan Gazef.
Teriakan
dia kejauhan bergema hingga kemari, dan hanya tempat ini yang hening.
Seakan area
ini sudah bukan lagi bagian dari dunia.
Pandangan
Ainz berpindah dari Gazef, melewati Brain dengan tampang tidak senang, lalu
berhenti kepada Climb. Dia mengangkat bahu, lalu melihat Gazef kembali.
“...Anda
terlihat sangat hidup, Stronoff-dono.”
“Aku bisa
mengatakan hal yang sama kepada anda, Gown-dono... huhu. Apakah itu masalah,
bilang anda hidup? Lagipula, jika anda sudah berhenti menjadi seorang manusia
setelah kita berpisah dahulu, maka itu sangat tidak sopan.”
“Hahahaha.
Tidak, aku tidak berubah belakangan ini.”
Ainz yang
tertawa melayang turun dari atas Dark Young itu. Dia pasti menggunakan semacam
efek magic, karena dari cara dia yang melayang turun dengan perlahan berlawanan
dengan gravitasi.
Meskipun
dia mengira itu mungkin adalah mantra terkenal ‘Flight’, setelah
memperhitungkan kenyataan bahwa Ainz Ooal Gown adalah magic caster yang sangat
kuat, dia memutuskan bahwa itu pasti adalah versi lebih tinggi dari mantra itu
– meskipun seberapa kuatnya mantra itu, atau mantra macam apa itu, Gazef tidak
tahu.
“Sudah lama
sekali, Stronoff-dono. Sejak desa Carne.”
“Memang
benar, Gown-dono. Kalau begitu.. biarkan aku bertanya, mengapa anda mencari
saya? Jangan-jangan anda menemukan sebuah wajah yang akrab di medan perang dan
memutuskan untuk menemui saya?”
“Yah,
memang benar. Aku tidak senang dengan omongan yang terlalu tinggi, dan memutar
balik ucapan tidak tepat di tempat ini. Jadi... aku akan langsung saja.”
Ainz
perlahan mengangkat sebuah tangan tulang belulang.
Tidak ada
kebencian disini, tapi malahan, itu adalah sebuah isyarat persahabatan.
“Jadilah bawahanku.”
Dalam
sekejap, mata Gazef melebar menjadi lingkaran.
Di waktu
yang sama, terdengar Brain dan Climb menelan ludah dengan keras.
Siapa yang
bisa menduga magic caster sekuat itu bisa mengatakan hal semacam itu kepadanya?
“Jika kamu
menjadi bawahanku-“
Ainz
menjentikkan jarinya. Bagaimana dia melakukan itu dengan jari-jari yang tinggal
tulang belulang masih menjadi misteri.
Seakan ada
sesuatu yang dilakukan olehnya, tubuh Gazef menggigil.
Namun,
tidak ada perubahan pada otak dan tubuhnya. Dia tidak merasakan apapun.
“Lihat di
sekitarmu.”
Gazef
menolehkan matanya ke sekeliling. Semuanya-
“Ternyata
begitu. Mereka semua berhenti.”
Dark Young
tersebut telah berhenti bergerak, seakan terdiam di tempat. Dari cara tapak
mereka yang berhenti di tengah-tengah proses menginjak layak menjadi pose
sebuah patung.
“Ini hanya
sementara. Apa yang terjadi setelah ini tergantung dengan keputusanmu. Jika
kamu menolak, aku akan memberikan perintah kepada domba-domba ini sekali lagi.
Aku yakin aku tidak perlu mengatakannya kepadamu apa perintah itu?”
Gazef
menatap Ainz dengan tampang bodoh.
Meskipun
dia mengambil Gazef sebagai bawahan dengan menggunakan sandera, ikatan itu akan
kekurangan yang namanya loyalitas, dan itu akan memicu pengkhianatan dari
dalam. Tentunya Ainz pasti sudah memperhitungkan semua ini sebelum membuat
penawaran.
Lalu, pasti
ada maksud lain dibalik ucapannya.
Tapi apa
itu, Gazef tidak tahu.
Tetap saja,
pasti ada alasan mengapa dia – seorang makhluk yang bisa menguasai sebuah
pasukan seperti ini – secara pribadi mencari Gazef.
“Bagaimana?
Gazef Stronoff, jadilah bawahanku.”
Ainz
mengulurkan tangannya.
Jika dia
mengambil tangan itu, dia akan menyelamatkan banyak nyawa.
Jantung
Gazef bergetar hebat.
Dia
diberikan kesempatan untuk bisa menyelamatkan nyawa dari orang-orang Kingdom.
Namun –
Gazef tidak bisa menerima tangan itu.
Itu adalah
keputusan yang buruk.
Pilihan itu
hanya akan memuaskan egonya.
Ratusan dan
ratusan orang akan mengutuk Gazef dengan sebuah orang yang bodoh.
Meskipun
begitu, Gazef tidak bisa apa-apa yang membuatnya mengkhianati Kingdom.
Gazef
menggelengkan kepala dengan kuat menolaknya.
“Saya
menolak, Saya adalah pedang sang raja. Demi beliau saya akan dengan senang hati
membuang nyawa ini. Untuk hal itu saya tidak bisa berkompromi.”
“Meskipun,
pada akhirnya, pilihanmu harus dibayar dengan lebih banyak nyawa? Seorang pria
pemberani mempertaruhkan nyawanya untuk menantang seorang lawan yang kuat di
desa Carne. Apakah pria ini sekarang sedang membuang nyawa-nyawa orang lain
yang bisa dia selamatkan?”
Jantung
Gazef terasa seakan dikorek oleh sebuah belati.
Tapi
meskipun begitu, Gazef Stronoff masihtidak bisa menerima tangan Ainz Ooal Gown.
Kapten
Warrior Kingdom tidak bisa mengkhianati sang raja.
Itulah
jangkauan kesetiaan dari Gazef.
Rasa
jengkelnya tertumpuk di hadapan Gazef yang terdiam, Ainz mengangkat bahu.
“Benar-benar
orang yang bodoh. Kalau begitu-“
Gazef tidak
membiarkan Ainz menyelesaikan kalimatnya, tapi mengarahkan pedangnya ke arah
Ainz.
“-Apa?”
Dia sudah
terluka akibat Dark Young, dan meskipun kekuatan penyembuh dari jimat itu tidak
bisa menyembuhkan tubuhnya secara penuh. Tetap saja, meskipun dalam keadaan
ini, semangat tempur Gazef bersinar seperti matahari.
“Gown-dono.
Mohon perkenankan orang yang menerima kebaikan anda menebus sikap kurang
ajarnya.. Saya berharap untuk meminta duel satu lawan satu dengan anda.”
Wajah Ainz
memang tengkorak yang tidak memiliki daging. Karena hal ini, tidak ada yang
tahu ekspresi macam apa yang dia miliki, atau membedakan apa yang sedang dia
pikirkan.
Namun,
karena suatu alasan, dia kelihatannya tidak bisa berkata apapun. Itu adalah
yang dipikirkan dua orang lainnya saat mereka melihat situasi tersebut setelah
menerima kenyataan ini. Meskipun dia tetap terdiam, perasaan tidak enak itu
bersinar menembus dengan jelas.
“...Apakah
kamu serius?”
“Tentu
saja.”
“..Kamu
akan mati.”
“Tidak
diragukan lagi hal itu.”
“Jika kamu
sudah tahu, lalu mengapa kamu melakukannya? Aku tidak berniat membunuhmu sejak
awal... apakah kamu ingin bunuh diri?”
“Saya kira
tidak, Saya tidak ingin bunuh diri.”
“..Apa yang
sedang kamu pikirkan? Aku tidak mengerti logikamu. Jika kamu yakin kamu bisa
menang dan menantangku, aku bisa memahaminya. Jika kamu mengira ada sebuah
peluang menang dalam keadaan tertentu, itu juga bisa menjadi alasan pula.
Namun, kamu sangat yakin kamu akan kalah. Apakah kamu sudah membuang akal
sehatmu?"”
“Musuh sang
raja berdiri di depanku, dan dia berada di dalam jangkauan pedangku. Bukankah
adalah hal yang wajar jika aku bisa memenggal kepala yang dipersembahkan dengan
sendirinya?”
“Memang
benar jarak kita secara fisik memang dekat. Namun, kelihatannya bagiku ada
jarak yang luar biasa jauh diantara kita. Apakah aku salah?”
Dengan
sebuah whoosh, tentakel Dark Young
yang menggantung di belakang Ainz terhempas, mengangkat gumpalan debu dari
tanah di samping Gazef.
Mata Gazef
tidak bisa mengikuti gerakan dari tentakel tersebut yang menghempaskan tanah di
sampingnya.
“Itu
mungkin saja, Gown-dono.”
“Apakah
kamu ingin menguji sampai mana keberuntunganmu karena aku sudah bilang aku
tidak ingin membunuhmu?”
Gazef
tertawa dari lubuk hatinya.
“Tentu saja
tidak. Aku hanya berharap untuk melakukan apa yang aku, sebagai Kapten Warrior
dari Kingdom, harus lakukan. Hanya itu saja yang kupikirkan.”
“...Jika
aku menerima tantanganmu, kamu sadar aku akan membantaimu tanpa menahan diri?
Hanya itu yang bisa diduga.”
“Memang
benar.”
“Jadi
memang begitu jadinya... meskipun aku sudah mengatakan semua ini, kamu menolak
untuk merubah pemikiranmu. Sayang sekali. Berbicara sebagai seorang kolektor,
sayang sekali harus menghancurkan spesimen yang langka.”
Gazef tidak
ingin mundur.
Ini adalah
sebuah keberuntungan yang luar biasa. Sejak awal, Ainz, yang dikelilingi dengan
bawahan yang luar biasa, sekarang berdiri di depan dirinya tanpa satupun
bodyguard.
Selain itu,
harga dirinya sebagai individu yang kuat berarti bahwa dia tidak akan
memerintahkan kepada Dark Young di belakangnya untuk bergerak.
Dia tidak
akan mendapatkan sebuah peluang seperti ini lagi.
Musuhnya
berdiri di tempat yang tidak bisa dia raih dengan kedua tangan. Namun, sekarang
ini, dia memiliki sebuah peluang untuk menjembatani jarak di antara mereka.
Ketika
bertemu lain kali, dia mungkin akan dikelilingi oleh sepuluh atau dua puluh
lapis penjaga, cocok dengan seorang magic caster yang lemah dalam pertempuran
jarak dekat. Gazef tidak akan bisa mendapakan Ainz dalam jangkauan pedangnya
lagi. Karena itu, dia harus menantang Ainz untuk duel.
Dan ada
alasan lain untuk duel ini.
Meskipun
peluang yang dia percayai jauh terlalu tipis sebagai sebuah harapan, meskipun
begitu-
Gazef
mengeluarkan tantangannya secara resmi.
“Sorcerer
King Ainz Ooal Gown-dono! Namaku adalah Gazef Stronoff, Kapten Warrior dari
Kingdom Re-Estize! Secara resmi menantangmu untuk duel denganku!”
“Kapten
Warrior...”
“Gazef!”
Tak mampu
menahannya lebih lama lagi, Brain berteriak. Tapi Gazef melanjutkan tanpa ragu.
“Jika anda
menganggapnya bisa diterima, Sorcerer King-dono, saya harap anda bisa menjadikan
dua orang ini sebagai saksi pertempuran kita.”
Ainz
mengangkat bahu.
Silahkan saja, kelihatannya berkata seperti itu. Ketika
Gazef menyadari hal ini, dia mengangguk.
“Tunggu,
tunggu sebentar! Tunggu dulu, Gazef! Aku bisa saja mati bersamamu! Jangan pergi
sendirian! Tuanku Sorcerer-King! Tolong, aku mohon! Aku tahu ini sangat
memalukan sekali, tapi ini adalah permintaan dengan sepenuh hati! Tolong
izinkan kami berdua menghadapi anda! Aku tahu itu tidak akan membuat anda
mengganggu anda sedikitpun!”
Saat dia
mendengar permohonan Brain yang mencekik, Gazef berpikir, seperti yang kuduga...
Ekspresi
yang pernah dia lihat di wajah Brain dulu adalah seorang warrior yang menerima
takdirnya.
Itu adalah
tekad bahwa dia akan terbunuh bersama Gazef, oleh Ainz Ooal Gown.
Namun, dia
tidak menerimanya. Dia tidak menerima itu.
“Brain
Unglaus! Apakah kamu ingin menodai tekadku sebagai seorang warrior?”
Wajah Brain
adalah sebuah gambaran keterkejutan.
“-Itu tidak
apa, Stronoff-dono. Aku tidak keberatan menghadapi kalian berdua sekaligus.”
“ Saya
mohon jangan, Sorcerer King-dono. Duel ini adalah dengan saya. Saya harap anda
bisa mengampuni dua orang ini.”
Titik kecil
cahaya merah yang mengambang di dalam lubang mata tengkora Ainz bersinar
semakin cerah.
“...Apa
ini. Aku pernah melihat mata itu sebelumnya. Mata dari seorang pria yang
menerima kematiannya dan berlari ke arah kematian itu. Mata yang tegas dan
pantang menyerah. Sangat mengagumkan.”
Ainz
berbicara seperti seorang manusia biasa.
“Baiklah. Aku
terima permohonanmu. Aku akan mem-PvP secara Solo melawan Stronoff-dono.”
Brain jatuh
berlutut, tak punya tenaga.
Wajahnya
tidak terlihat, tapi tetesan hujam berhamburan di bumi yang merah di bawahnya.
Maafkan aku.
Gazef
berkata Brain di dalam hatinya.
“Mayat akan
dikembali setelah diperlakukan dengan baik. Itu akan memfasilitasi penggunaan
magic resurrection-“
“-Itu tidak
perlu.”
“Ucapan
Gazef membuat musuh dan kedua temannya terdiam.
“Saya tidak
ingin dihidupkan lagi. Anda boleh membuang tubuh saya disini jika anda
menginginkannya.”
Bukan
karena magic resurrection itu buruk. Namun, Gazef tidak suka saja.
Semua orang
hanya memiliki satu nyawa.
Karena itu,
keputusan untuk mempertaruhkan nyawa seseorang sangat berarti.
Dengan
demikian, meskipun bagi Kingdom miliknya, dia tidak akan kembali dari kematian.
Jika Gazef
tewas, maka sang raja bisa menyebarkan berita bahwa dia telah kehilangan
bawahan yang penting. Dengan begitu, mungkin dia bisa melunakkan badai
kebencian dan sakit hati yang lahir karena hilangnya begitu banyak nyawa rakyat
Kingdom.
Ini adalah
sikap loyalitas terakhir dari Kapten Warrior Kingdom, yang telah memilih untuk
bersikap sesuai keinginannya sendiri.
Mengabaikan
tatapan mengejutkan di sekitarnya, Gazef tersenyum ramah.
“Kalau
begitu, mari kita mulai, aku harap kamu akan mau menjadi saksi pertarungan
terakhirku.”
Climb tidak
bisa membayangkan bahwa pria yang disebut Brain Unglaus bisa menunjukkan sisi
dirinya yang lembut dan sensitif seperti itu.
Dia tahu
Brain memang kuat, penuh semangat dan berkemauan bebas. Naun, pria yang sedang
menunduk itu tidak terlihat seperti itu sama sekali. Bagaimanapun, meskipun dia
seperti itu, dia terlihat lembut atau lemah sama sekali.
“Brain.
Apakah kamu tidak akan memenuhi misimu?”
Gazef
mengucapkan kalimat itu tanpa menoleh ke belakang.
Brain tidak
bergerak. Dilihat dari tangannya yang menggaruk tanah telah menyampaikan
kesedihannya kepada Climb. Meskipun begitu, Climb harus mengatakannya.
“..Ini
adalah permintaan terakhir dari Stronoff-sama.”
Dia tidak
berpikir Gazef Stronoff akan bisa menang sama sekali.
Itulah
kenapa Climb dan Brain harus memenuhi permintaan Gazef yang terakhir.
Perlahan,
Brain berdiri di atas kakinya.
Rasanya
panas.
Panas itu
membuat Climb ingin berbalik dan kabur.
Kelihatannya
ada semacam udara panas yang mendorong Brain berdiri.
“...Aku
sudah membuatmu melihat sisi diriku yang memalukan, Climb-kun. Tidak apa. Aku
akan menorehkan wujud mulia Gazef di dalam mataku.”
“...Terima
kasih.”
Hubungan macam apa yang dimiliki oleh Brain
Unglaus dan Gazef Stronoff?
Climb tidak
bisa mengerti ikatan diantara mereka, terutama di sisi Brain.
Setelah
kalah dari Gazef, dia melakukan perjalanan untuk meningkatkan kemampuan
berpedangnya. Ini adalah Brain yang dia tahu. Namun, dia merasa hal itu tidak
sesederhana itu.
“Kalau
begitu, Stronoff-dono. Bisakah kamu membiarkanku melihat pedang itu? Ada
sesuatu yang ingin kutahu.”
Ainz
membuat permintaan itu sepeti sedang bertanya tentang cuaca. Pedang yang
ditambah dengan magic bisa memiliki segala macam kemampuan yang ditambahkan
kedalamnya. Memeriksa pedang seseorang sama saja seperti menunjukkan strategi
seseorang di dalam hati. Dengan akal sehat, tak ada siapapun yang akan pernah
setuju terhadap permintaan itu.
Climb bukan
hanya satu-satunya orang yang berpikir demikian, yang mana mengapa mata Brain
juga melebar dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Gazef
memutar pedangnya 180 deraja dan menyerahkan gagang pedangnya kepada Ainz.
“Gazef!
Apakah kamu sudah benar-benar menyerah dengan kemenangan?!”
“Brain!
Jangan mengatakan hal yang memalukan seperti itu! Sorcerer King bukan orang
semacam itu.”
Ainz
memegang pedang itu lalu merapalkan mantra. Setelah itu, dia tertawa.
“Memang,
pedang ini sangat menakjubkan.”
Ainz
mengembalikan pedang itu kepada Gazef dengan gagang pedang terlebih dahulu,
cara yang sama saat Gazef memberikan kepadanya.
“Stronoff-dono.
Apakah anda tahu kekuatan dari pedang ini?”
“Saya
mengerti sepenuhnya. Pedang ini memiliki ketajaman yang tidak biasa yang bahkan
bisa memotong logam seperti kertas.”
“Sayang
sekali. Itu hanya sebagian dari kekuatan pedang itu.”
“-Apa? Apa
artinya itu, Sorcerer King-dono?”
“Yah, lebih
singkatnya, pedang ini adalah sebuah senjata yang bisa membunuhku. Sesuatu yang
seperti itu adalah kondisi minimum untuk duel PvP. Tanpa sebuah senjata yang
bisa melukaiku, ini tidak lebih hanya akan menjadi panggung eksekusi. Maaf
sudah membandingkan anda dengan tikus-tikus yang masuk ke dalam benteng saya”
Ainz bergumam saat dia tiba-tiba saja mengeluarkan pedang pendek entah
darimana.
Tanpa ragu,
dia menggoreskan ujung belati yang luar biasa itu ke arah wajahnya dengan
goresan yang kuat.
Belati itu
tidak meninggalkan sedikitpun goresan.
“Obyek yang
diberi magic lemah seperti ini tidak bisa melukai tubuhku. Sebagai referensi,
pedang pendek ini telah ditambahi dengan data sebanyak – atau lebih tepatnya,
mana sebanyak – pedang yang anda miliki, Stronoff-dono. Namun, pedang anda bisa
melukaiku, sangat menyimpang jelas dengan apa yang kutahu memang benar. Bisakah
aku meminta pedang itu sebagai trofi setelah aku menang?”
Gazef
tersenyum tipis.
“Maafkan
saya karena menolak, tapi pedang ini adalah harta karun negara.”
“Mm. Tidak
ada hadian PVP kalau begitu? Baiklah. Aku akan menghargai permintaan itu.”
“Saya
sangat berterima kasih, Sorcerer King-dono.”
Setelah
mengembalikan pedang tersebut kepada Gazef, Ainz mengusap dagunya sambil
berpikir. Dia mndur, melangkah satu demi satu, seakan memastikan jarak yang
diatur diantara mereka.
“Kurasa ini
seharusnya sekitar lima meter. Dan... karena tidak ada hitungan mundur, kita
akan memerlukan sebuah tanda. Kamu, yang berarmor putih. Carilah sesuatu untuk
memulainya.”
Setelah
dipanggil dengan tiba-tiba, Climb gemetar.
“Tolong
Climb.”
“Kalau
begitu, saya memiliki lonceng magic disini. Saya akan membunyikannya, dan itu
akan memberikan tanda awal.”
Dua orang
itu mengangguk dengan lirih terhadap penawaran Climb.
Gazef
mengangkat pedangnya, mengarahkan pedang itu ke arah mata lawannya. Kekuatan menutpi setiap serat wujudnya. Di
mata Climb yang berdiri di belakangnya, tubuh Gazef terlihat seakan bertambah
besar di depan matanya.
Ini adalah
aura pedang yang luar biasa. Dia tak pernah melihat tekanan sejati yang bisa
dikeluarkan oleh Kapten Warrior Kingdom. Namun, tubuhnya seakan jauh dan samar,
seperti sebuah fatamorgana.
“Stronoff-sama...”
Ini adalah
terakhir kalinya dia bisa melihat Gazef dalam keadaan hidup.
“Itu tidak
menjamin.”
“-Eh?”
Tiba-tiba
saja, Brain mengeluarkan sebuah penolakan kepada Climb dari tempat dia berdiri,
di samping dirinya.
“Tidak ada
jaminan Gazef akan kalah. Peluangnya sanggat kecil, tapi masih ada peluang
menang. Pria itu mempunyai Jurus mematikan tahukah kamu? Martial art yang dia
gunakan sebagai kartu as?”
“Sixfold
Slash of Light (Enam kali lipat tebasan cahaya)?”
Brain
tersenyum dengan tenang.
“Bukan, itu
adalah martial art terhebat yang jauh melebihi yang itu. Pria itu sudah
mempelajarinya.”
“Apa, apa
itu?!”
Saat Climb
mempersiapkan loncengnya, dia melihat ke arah pedang yang terangkat, dan ke
arah wajah Gazef, penuh dengan fokusnya yang seperti laser.
Wajah yang
seperti baja dari pria yang dikenal sebagai Kapten Warrior, oleh seluruh negeri
tetangga.
“Ah. Jurus
itu berasal dari mantan petualang adamantite dari Kingdom. Itu adalah sebuah
martial art yang diciptakan oleh Vestia Croft Di Lofan, tapi dia tidak bisa
menggunakan itu karena usianya yang sudah senja. Jika jurus rahasiaku yang
terhebat, ‘Nail Clipper’ adalah hasil dari menggunakan banyak martial art sekaligus,
Jurus andalan mematikan milik Gazef adalah satu teknik yang terkuat. Siapa yang
tahu, pukulan itu.... mungkin saja bisa mencapai Ainz Ooal Gown.”
Mungkin
itulah kenapa dia meminta duel satu lawan satu, Brain berkata sambil matanya
tidak sedikitpun teralihkan dari pemandangan yang ada di depannya.
Climb
menelan ludah. Tangan yang sedang memegang lonceng terasa berat. Ketika dia
membunyikannya, nasib Gazef akan ditentukan.
“Ingin
gantian denganku?”
“...Terima
kasih. Tapi... aku akan melakukannya.”
Apa, gumam
Brain, tapi dia tidak berkata lagi.
Climb
mengangkat lonceng itu. Dia hanya bisa berdoa agar kemenangan berpihak kepada
Gazef.
Lalu –
lebih keras dari yang diduga – lonceng itu berbunyi.
Kesadarannya
terfokus hingga batas yang absolut, Gazef melangkah dengan kecepatan yang sulit
dipercaya-
Tanpa
melewatkan satupun momen, Brain dan Climb membuka mata mereka dan melihat-
-dan lebih
cepat dari siapapun, dunia serasa hening.
“Seperti
yang kubilang... pencegahan terhadap pemberhentian waktu adalah penting.”
Karena Ainz
dengan cepat merapal “Silent Time Stop”, Gazef, pedangnya terangkat tinggi,
berhenti di depan Ainz.
Tak ada
serangan yang akan berjalan ketika waktu berhenti. Meskipun jika dia
menggunakan serangan magic untuk membombardir Gazef, itu tidak akan melukainya.
Karena itu, Ainz merapalkan sebuah mantra sambil sambil menjaga jalannya waktu.
“[Delay
Magic : True Death].”
In iadalah
mantra tingkat sembilan.
Karena
‘Grasp Heart’ adalah mantra yang lebih praktis, dia tidak menggunakan yang satu
itu dengan sering.
Jika tak
ada mantra yang bisa memberikan efek kepada lawan ketika waktu berhenti, maka
yang perlu dia lakukan adalah mendelay
waktu aktivasi dari mantra itu hingga waktu dari ‘Time Stop’ berakhir. Meskipun
itu adalah serangan kombinasi yang sederhana secara teori, triknya adalah bisa
mendapatkan timing yang tepat, yang mana sangat sulit. Oleh karena itu, hanya
5% dari seluruh pengguna magic yang bisa menggunakannya.
Setelah
banyak berlatih dan mempraktikkannya, Ainz berada dalam lingkaran yang 5% itu
pula.
“...Selamat
jalan, Gazef Stronoff. Aku tak pernah membencimu.”
Mantra itu
berakhir, dan waktu kembali ke dunia.
Tepat
setelah itu, mantra lainnya aktif sebelum yang lainnya.
-Gazef
perlahan jatuh.
“Eh?”
“A-Apa?”
Climb dan
Brain tidak tahu sama sekali apa yang terjadi.
Dalam
sekejap Gazef bergerak menyerang, dia tiba-tiba saja sudah roboh.
Ainz
melangkah maju untuk menangkap tubuh Gazef.
Pedangnya
jatuh dari jari-jarinya yang lemas, lalu jatuh ke tanah.
Pertempuran
itu sudah berakhir.
Namun, tak
sedikitpun ada yang bisa memahaminya.
Tak ada
yang tahu apa yang terjadi.
“Apa yang
sebenarnya terjadi..?”
“Memangnya
aku tahu!”
Brain
mengeluarkan teriakan marah.
“Ada apa?
Bangunlah! Gazef!”
Lalu
harapan tulus Brain menjadi sirna sama sekali.
“Dia sudah
mati.”
Dengan
hormat, mungkin bahkan dengan sopan, Sorcerer King Ainz merebahkan Gazef ke
atas tanah. Setelah itu, dia perlahan menutup mata pria itu yang terbuka lebar.
Sambil
melihat ke arah wajah Gazef, dia berbicara kepada mereka berdua yang ada di
dekat.
“...Melihat
bagaimana dia menantangku tanpa ada satupun harapan menang mengingatkanku pada
waktu itu. Sebagai peghormatan kepada Kapten Warrior, aku akan memerintahkan
Dark Young untuk berhenti. Tubuhnya akan kukembalikan kepadamu.”
“...Tidak,
itu tidak perlu. Kami akan membawa pulang Gazef. Tidak perlu menyusahkan anda.”
Climb
menghela nafas dengan berat.
Apakah Brain akan menantang Ainz dalam
pertempuran yang tak ada harapan? Dia penasaran, namun, itu tidak perlu.
“Begitukah,”
balas Ainz sebelum bangkit kembali.
“Mantra
kematian dalam sekejap yang aku gunakan, ‘True Death’, akan menolak magic
resureksi tingkat yang lebih rendah. Katakan hal ini kepada orang-orang
Kingdom. Katakan kepada mereka aku akan mengampuni siapapun yang pasrah dengan
hormat.”
Ainz dengan
entengnya mengambang di udara.
Meskipun
mereka melihat punggungnya yang tanpa pertahanan, dua orang itu tahu mereka
tidak bisa melakukan tindakan memalukan semacam itu seperti menyerang dari belakang.
Ainz duduk
di atas tentakel Dark Young.
Itu
benar-benar singgasana yang mengerikan.
“Serahkan
E-Rantel dan area sekitarnya kepadaku dan domba-domba ini tidak akan
bermain-main hingga ibukota kerajaan. Katakan kepada sang raja hal ini, ketika
kamu bertemu dengannya lagi.”
Dark Young
tersebut berputar dan pergi, dan empat Dark Young lainnya juga mulai kembali ke
benteng Imperial.
“Climb-kun.
Aku punya satu permintaan.. Bisakah aku membawa Gazef-dono pulang?”
“...Baiklah.
Kalau begitu aku akan membwa pedang Stronoff-sama pulang.”
“Banyak
orang yang mati.”
“Yeah,
terlalu banyak untuk dihitung.”
“..Apa yang
terjadi?”
“Entahlah.
Tapi, jika orang seperti itu menyebut dirinya sebagai raja dan menguasai area
ini...”
“Di masa
depan, sebuah perang pasti akan terjadi. Dan siapa yang tahu, yang mati mungkin
jumlahnya akan melebihi mayat-mayat yang ada disini hari ini.”
Berjalan di
belakang Brain, yang sedang membawa Gazef di punggungnya, pikiran Climb terarah
ke masa depan dari Kingdom, tertutup oleh awan.
Ucapan
Brain pasti akan menjadi kenyataan. Yang penting adalah apa yang bisa dia
lakukan, lalu, apa yang akan dia lakukan.
Dan yang
terpenting adalah
-Aku harus melindungi Renner-sama.
Climb
mengepalkan tangannya, lalu menguatkan diri. Setidaknya, dia haru melindungi
tuannya, tak perduli bagaimana caranya.
36 komentar:
Mantap
“Di masa depan, sebuah perang pasti akan terjadi. Dan siapa yang tahu, yang mati mungkin jumlahnya akan melebihi mayat-mayat yang ada disini hari ini.”
Kisi-kisi chapter yang pasti akan datang entah di volume berapa ! Perang besar melawan Ainz:D
THANKS BUAT ADMIN ! SEMANGAT
RIP Gazef Stronoff
keren nih chapter
trlihat, klo Ainz menghormati Gazef..
btw, Sankyu min :D
Rip
sankyu overlord vol.9 bab 4 bag.4
Oke chapter terkeren
Rip
si climb ini ga mau ngelindungin renner dengan cara apa ? dia cuma bodoh dan omongkosong
Rip
RIP Gazef
Rip gazef
Tak kusangka pergi secepat ini
Ni kalau dah di anime
Pasti seru abis ni pembataian
Gara2 s2 baca ln gk nyangka gazef matinya cepet bngt,respect ama gazef dono
Rip
Rip
Thanks min
Thx min, seru bnget vol.9, btw translasi di sini sama yg pdf beda ya?
Ketika manusai dilanda kehampaan
untung aja gazef bkn raja, kalau iya bisa2 hancur negara cuman karena keegoisan dan harga diri.. gazef b3g0 *pendapat shaja
Mampus akhir nya si bangsat gazef mati padahal gua brharap kematian yang lebih sadis lagi ... :))
Mampus akhir nya si bangsat gazef mati padahal gua brharap kematian yang lebih sadis lagi ... :))
Komentar baru, cerita lama
Yaps, me-review juga punya keasikan tersendiri
saya baru sadar kalau skill terkuat baru milik brain itu nail clipper (gunting kuku)
dan ketika saya paham saya ngakak
Saya ngakak lihat comment diatas saya.
Mungkin kasih nama nail clipper karena bisa ngalahin 0,00000001 kekuatan shaltear berupa motong kuku jari terlemah (karena sering digunakan)
Mantap min lanjut terus
Oh Nail Clipper
Dan menjadi kenyataan di volume 14 reertize kingdong di bantai oleh sereccer kingdom(ainz sama) 8 juta lebih penduduk.
Time travel bjir
Kasihan gazef padahal dari awal gazef dah bilang kasih aja e rantel tapi yaahh bangsawannya tolol semua plus raja cuma dijadiin pajangan doang(cuma mengendalikan 3 persen kerajaan wkwk)
Hamdehh
🏃🏃🏃🏃🏃
Ikutan ah, 2021 nih
Melawan ainz ooal gown adalah kesalahan
Delay Magic - Za Warudo
2022
Hadir
Hadir juga
Wkwkwk
Posting Komentar