Another Battle - Pertempuran Lainnya
Part 4
Di atas
dataran yang diwarnai oleh cahaya bulan yang cerah ada sebuah perkemahan. Masih
diperdebatkan apakah itu benar-benar bisa dianggap sebagai sebuah perkemahan
tanpa adanya tenda pagar kayu. Penjelasan yang akurat adalah ada sebuah pasukan
di dalam dataran itu.
Kebanyakan
dari mereka acak-acakan dan terbaring kelelahan.
Alasan
mereka bisa tidur tanpa adanya alas apapun di musim dingin yang cukup bisa
mengubah nafas menjadi kabut putih adalah karena semuanya benar-benar sangat
kelelahan. Di tengah-tengah kelompok yang sedang roboh di tanah seperti boneka
yang talinya sudah putus itu ada satu orang yang sedang berjalan-jalan.
Itu adalah
Jenderal yang telah kalah dalam perang, Pangeran Barbro.
Apakah dia
harus menganggap dirinya beruntung karena selamat, atau menganggap dirinya
tidak beruntung karena bertemu pasukan seperti itu?
Pasukan
goblin yang tiba-tiba muncul di desa Carne sangat kuat – tidak, sangat luar
biasa. Pasukan Barbro dihancurkan begitu saja saat mereka melakukan kontak dan
kekalahan sudah tak terelakkan lagi. Prajuritnya mati seakan mereka meleleh.
Jadi siapa
goblin-goblin itu?
Barbro
ingin tahu jawabannya.
Satu-satunya
hal yang bisa terpikirkan adalah goblin-goblin itu sudah mendirikan kerajaan
besar di dalam hutan Tob. Jika mereka bergerak ke selatan, itu adalah situasi
yang bisa dimengerti. Para bangsawan yang berhasil kabur dengannya berpikir hal
yang sama, dan mereka berbagi kesimpulan yang sama pula dengannya saat kabur.
Itu artinya
dia tidak beruntung.
Itu artinya
goblin-goblin itu adalah pasukan mereka yang paling elit.
Itu artinya
kembali dengan informasi akan adanya goblin adalah peroleh yang beralasan
sendiri.
“Dasar
bodoh....”
Barbro
mengepalkan tangannya.
Sebuah
kekalahan adalah sebuah kekalahan. Dan goblin-goblin itu tidak diragukan lagi
kuatnya. Siapapun yang bertarung melawan mereka akan mampu mengerti mengapa
Barbro kalah.
Tapi bagi
mereka yang bodoh, Barbro akan menjadi pangeran yang kalah dari goblin. Dia
akan menjadi bahan tertawaan.
“Sialan!
Sialan! Sialan!”
Perasaan
frustasi mendidih di dalam hatinya. Ini adalah alasan mengapa dia tidak bisa
pergi tidur meskipun dia sudah sama lelahnya seperti prajuritnya.
Setiap kali
dia menutup mata, dia bisa mendengar suara-suara ejekan dan kebencian yang
pastinya diarahkan kepadany ketika kembali ke kingdom.
Bagi
Barbro, perang sudah usai. Tidak mungkin bisa pergi ke dataran Katze dan
bergabung dalam pertempuran melawan Baharuth Empire sekarang.
Tiba-tiba
saja – dia merasakan kehadiran seseorang. Bukan dari para prajurit yang sedang
tidur, tapi dari arah sumber dia kabur.
Apakah itu
adalah para pejalan kaki yang akhirnya bisa mengejar mereka, atau goblin yang
mengejar?
Saat itu,
Barbro mengarahkan berputar agar bisa melihat dengan hati-hati yang was-was,
wajahnya mengkerut karena terkejut. Seakan figur itu menyadari Barbro yang
sedang menatapnya, dia melambaikan tangan seakan menyapa dengan enteng.
“Bagaimana
kabarmu~”
Bagaimana
dia bisa muncul di tengah dataran ini tanpa disadari? Tidak terlalu jauh
darinya – sekitar dua puluh meter jaraknya – ada seorang wanita dengan
kecantikan absolut memiliki senyum yang setara dengan ekspresinya yang tulus.
Jika ini adalah di tengah kota, dia tidak akan ragu untuk bermain mata
dengannya, tapi ini adalah di tengah sebuah dataran. Bahkan tidak ada satupun
desa yang terlihat.
Hal yang
paling aneh adalah pakaiannya – yang terlihat mirip dengan pakaian pelayan.
Jika dia
bersenjata, Barbro akan berpikir dia adalah seorang petualang, tapi ini tidak
masuk akal sama sekali.
Seorang
monster?
Pemikiran
itu tiba-tiba saja mucul di dalam otaknya. Beberapa monster memiliki penampilan
yang cantik. Peri-peri adalah contohnya, tapi pakaian pelayan tidak mungkin
bisa dipahami.
“Hello, aku
datang kemari untuk bermain~. Aku tidak sedang ada di waktu yang buruk, ya
kan?”
Itu adalah
sebuah pertanyaan yang jelas-jelas meremehkannya.
“Siapa
kamu?”
Barbro
bertanya sambil meraih pedang di pinggangnya.
Itu adalah
pertanyaan yang membosankan dan tidak kreatif, tapi dia serius. Identitas gadis
itu masih diselimuti misteri, dia bahkan tidak bisa berpikir apa yang harus
ditanyakan pertama kalinya.
“Mereka
memanggilku Lupusregina. Aku adalah salah satu orang yang melayani Ainz-sama.”
Wanita
misterius ini menyapanya dengan mengangkat tangannya lagi. Sesuatu yang
dikatakan oleh wanita itu – Lupusregina – tenggelam ke dalam hatinya.
“A-Apa.”
Barbro
terkejut, dia lupa membangungkna para prajurit yang ada di sekelilingnya.
“Tidak,
tidak, itu tidak usah dipikirkan... kamu benar-benar sudah melalui banyak hal.
Tapi apakah kamu tahu, kurasa memang agak curang. Maksudku menggunakan pasukan
goblin memang terlalu pengecut. Bahkan aku terkejut ketika melihat manusia itu,
Enri, dari belakang dan melengking kaget. Siapa yang bisa menduga banyak sekali
goblin yang keluar... hehehe.”
Lupusregina
mengeluarkan suara yang mirip tawa.
Itu adalah
pancingan yang jelas, tapi Barbro tidak sedang ingin meladeninya.
“jadi untuk
apa kamu kemari!”
Dia bisa
merasakan ada orang yang menyetir di belakangnya seakan bereaksi dengan
teriakan itu.
Sebuah
pancingan adalah sebuah pancingan, tapi tindakannya aneh seakan dia sedang
berencana menyergap. Tidak perlu dia menunjukkan diri. Atau apakah ini adalah
sebuah sikap pura-pura untuk menarik perhatiannya? Agar bisa menyerang dari
belakang ketika perhatiannya teralihkan.
Tidak – dia
berharga karena dia adalah pangeran pertama.
Rencana
mereka mungkin adalah bernegosiasi dengannya
jika dia beruntung, atau menggunakannya sebagai sandera jika tidak.
Tapi tidak
mungkin negosiasi akan berjalan baik untuk pihak Barbro. Dia kelihatannya akan
menjadi seorang tawanan.
Barbro bisa
merasakan takhta semakin jauh dan semaki jauh lagi darinya setiap detik.
Meskipun,
yang bertanggung jawab sebenarnya adalah eselon yang lebih tinggi di dalam
Kingdom, yang telah mengirimnya ke desa ini tanpa memberitahukan kepadanya
bahwa ada goblin disana.
Jika dia
menjadi seorang tawanan, dia akan memiliki ksempatan untuk bertemu dengan Ainz
Ooal Gown. Tergantung situasinya, dia harus menyerahkan seperempat wilayahnya
agar bisa ditukar dengan bantuan Ainz agar bisa membuat menjadi seorang raja.
Ini mungkin
adalah hal terbaik yang bisa dia pikirkan untuk bisa keluar dari situasi yang
paling buruk.
Barbro
berpikir begitu.
“Tidak,
tidak. Hanya ada satu alasan aku datang kemari.”
Lupusregina
menyatakannya setelah menghirup nafas dalam-dalam.
“Aku kemari
untuk membantai semua orang!”
Barbro
berkedip beberapa kali sebelum berteriak.
“Apa?!
Omong kosong macam apa itu! Apakah kamu tidak tahu siapa yang sedang kamu ajak
bicara?! Aku adalah pangeran pertama dari Kingdom Re-Estize, Barbro Andrean
Ield Ryle Vaiself!”
“Ha. Yah,
kamu berkata begitu, tapi bukankah kamu tetap hanya manusia biasa? Apakah aku
salah? Bagi kami. Itu adalah sama saja. Ah, aku juga sudah tahu kamu adalah
pangeran.”
“Apakah
itu... benar! Kamu benar-benar ingin membunuh setiap orang selain aku? Aku
tidak bisa bilang itu adalah ide yang bagus. Meskipun kamu menjadikan aku
tawanan, kamu akan memerlukan orang untuk mengirim beritanya kembali kepada
sang raja, atau negosiasi akan menjadi semakin sulit nantinya.”
Lupusregina
memiringkan kepalanya seakan dia mengatakan hal yang aneh.
“Tidak,
tidak. Kamu ngomong apa? Aku akan bilang sekali lagi. Pem~ban~tai~an. Ini
adalah pembantaian karena aku akan membunuh setiap orang dari kalian.
Kelihatannya otakmu tidak terlalu berkembang? Ah~ mungkin kamu memang berharga
dalam hal itu, tapi aku tidak terlalu tertarik menyimpanmu.”
“Apa lagi
yang kamu katakan! Apakah kamu tidak menyadari aku adalah pangeran pertama!
Beraninya kamu berpikir ingin membunuhku! Biasanya kamu menawan bangsawan
sebagai sandera dan meminta tebusan kepada mereka! Atau apakah kamu
menginginkan wilayah! Sebaiknya tetap membuatku hidup-hidup agar bisa digunakan
untuk posisi yang lebih menguntungkan dalam negosiasi daripada membunuhku!”
“..Oh ya
ampun, ini manusia benar-benar membingungkan.”
Lupusregina
menunjukkan senyum tidak senang di wajahnya, lalu melanjutkannya dengan nada
yang terdengar seakan dia ingin mencoba menjelaskan sesuatu yang kompleks
kepada bayi.
“Kamu tidak
dibutuhkan di dalam rencana yang paling besar, dari Ainz-sama. Itulah kenapa
kamu akan mati. Apakah kamu mengerti sekarang?”
Barbro
ternganga keheranan.
Dia tahu
Lupusregina tidak mengatakannya hanya karena bercanda atau ancaman sederhana.
Dia menelan
air liurnya secara tidak sadar.
“...Apakah
kamu akan benar-benar? Benar-benar akan membunuhku...”
“Ah, itu
adalah ekspresi yang bagus. Itu adalah ekspresi favoritku. Kamu menjadi semakin
yang teratas di dalam peringkat favoritku.”
“Kalau
begitu-“
Lupusregina
berbicara kepada Barbro dengan ekspresi kosong. Barbro mencoba untuk tersenyum
meskipun ekspresi di wajahnya kaku.
“Perintah
dari AInz-sama adalah membantai kalian semua. Oleh karena itu, tak ada yang
bisa pergi dari tempat ini hidup-hidup.”
Lupusregina
tiba-tiba merubah ekspresinya dan berbicara dengan bercanda.
“Jadi, aku
tadi sudah memikirkannya begini dan begitu. ‘Lawan mana yang akan paling
menyenangkan?’ Jadi – aku bawakan lawan terbaik bagi kalian semua, yang sudah
kewalahan dengan goblin itu.”
Lupusregina
mengangkat tangannya dan bersikap ‘ta-da’. Tiba-tiba, bayangan berjumlah
berlipat-lipat muncul dari bayangannya, memotong jalan dari ruang yang kosong.
“Ini adalah
si topi merah yang aku panggil!”
Mereka
berjumlah tiga puluh.
Mereka
terlihat seperti goblin bertampang keji dan aneh yang mirip dengan yang dia
lihat sebelumnya.
Mereka
semua mengenakan topi yang lancip dan sepatuh baja. Di tangan mereka ada kapak
yang kelihatannya seperti mengeluarkan cahaya biru di bawah sinar bulan.
“Serangan
musuh! Apa yang kamu lakukan! Bangunlah! Bersiap! Musuh ada disini!”
Para
prajurit yang bangun dari tidurnya karena teriakan Barbro melihat musuh di
bawah sinar bulan yang hampir menyilaukan.
“...Level
43. Agak berlebihan sebenarnya, tapi tidak ada goblin dengan level yang lebih
rendah lagi di dalam perpustakaan.”
Teriakanpun
meledak.
Karena
mereka adalah para prajurit yang baru saja mengalami pertempuran seperti neraka
melawan prajurit goblin, mereka tidak sepenuh hati ingin melawan goblin lagi.
Mereka
berlari dengan cara yang tidak teratur bahkan tanpa mencoba melawan.
“Jangan
berlari! Lawan! Lawan! Berdiri dan lawan! Lindungi aku segera!”
Tidak ada
satupun yang mendengarkan Barbro. Bahkan para bangsawan lari dengan kuda
mereka.
“Ahhahahaha!
Ini benar-benar masterpiece! Tidak kukira kalian bisa kabur begitu saja di
dataran terbuka seperti ini! Ah~ ini terlalu lucu! Memang yang terbaik! Aku
sangat menyukainya!”
Suara
ejekan Lupusregina adalah suara yang sangat dikenal dengan baik oleh Barbro.
Hanya ada
satu cara untuk selamat. Itu adalah dengan membunuh musuh.
“Kamu kira
kamu bisa kabur jika mengendarai kuda... kurasa memang ada orang-orang bodoh
yang berpikir demikian. Bisakah kalian potong kaki-kaki dari orang-orang bodoh
itu untukku?”
Topi Merah
berlarian, bersorak menyambut pembantaian yang akan terjadi.
Mereka
seperti binatang buas.
Mereka
meluncur masuk di antara orang-orang yang bertebaran dan mencoba lari.
Lalu....
sebuah teriakan bergema di udara.
Itu adalah
salah bangsawan yang mencoba kabur dengan kuda.
Teriakan
itu berlanjut.
“Yah,
kurasa aku tidak akan terlalu lama menikmatinya karena sudah tidak banyak musuh
yang tersisa. Tapi mau bagaimana lagi. Aku akan mencoba sebaik mungkin, dan
menikmatinya sebanyak mungkin. Aku mungkin tidak memiliki kemampuan seperti
Sol-chan, tapi aku akan tunjukkan padamu kalau aku tidak terlalu buruk juga.”
Lupusregina
berjalan ke arah Barbro, yang sudah menghunus pedangnya. Dia melangkah dengan santai
seakan dia datang untuk jalan-jalan.
Tapi senyum
yang muncul seperti belahan di wajahnya yang cantik membuat Barbro bergidik.
Hanya
setelah tiga puluh menit itu Barbro akhirnya bisa diperkenankan memeluk
kematian yang manis.
18 komentar:
Lupusregina Beta <3
mantaf gan.. ditunggu lanjutannya..
Min cuma saran nih buat chapter 4 mending langsung 2 part sekalian baru di post, soalnya chapter itu penuh dengan kesadisan, biar yg baca makin merinding :D sankyuu
siap-siap ngeliat pembantaian Ainz wkwk :D
Yah kok gk digambarin pembantaian nya,, huaaahhhahahahaha
Njirr penasaran banget gw pembantaian nya gimana :v
Apakah cuma w yg selalu baca kolom komentar abis baca cuma buat nyari sop iler yg mungkin muncul?
sankyu overlord vol.9 bab 3 bag.4
3 syarat ny ap?
yah, padahal pinginnya tuh pangeran tetap hidup membawa teror :v Sayang banget :v
Makanya jangan nyerang desa crane hahahahaha :v
Njir. 30 menit di siksa sebelum di bunuh. Hahahahaha. Beruntung sekali pangeran idiot itu dapat kematian penuh maaf (versi Nazarick)
3 syarat buat ngeluarin kekuatam utama general goblin thorn nya apa ????
lah sia2 si goblin strategis nyuruh ngelepasin pangeran wkokokok dimatiin juga kan
Imo
1.tidak pernah membunuh goblin
2.dalam keadaan terpaksa
3.memiliki class leader
Uoo... Kematian yg manis...
Njir!
Kekuatannya yang sebenarnya, muncul hanya ketika tiga kondisi sudah dipenuhi, yaitu-
Cliffhanger dari vol 9 ch 3 part 2
Belum kelar -__-
Awokawokawok
Pling tdak Barbro bruntung it bkam 30 menit dri Neuronis Painkill
Posting Komentar