Massacre - Pembantaian besar-besaran
Part 3
Gelar
sebagai Empat Knight – gelar milik warrior terkuat dari Baharuth Empire –
sekarang tampaknya teramat kecil.
Bagaimana
bisa makhluk tak bertenaga seperti dirinya sendiri bangga dengan gelar itu?
Sebesar itulah rasa terkejut yang dia terima.
Tangisan
yang tidak bisa dibendung sampai di telinga Nimble. Itu adalah isak tangis dari
orang-orang yang sudah didorong melewati batas mereka oleh ketakutan dan
keputusasaan. Itu memang seperti anak-anak – tidak, itu adalah ratapan derita
dari orang-orang yang menjadi seperti anak-anak. Yang menangis itu adalah para
Imperial Knight.
Dia
mendengar permohonan “Mari kita lari”
Itu adalah
doa dari para knight yang telah – dengan mata penuh rasa iba – melihat
pembantaian menyedihkan dari rekan sesama manusianya yang dilakukan oleh mesin
pembunuh massal.
Begitu
pahitnya tragedi ini bahkan lawan dari Kingdom sendiri, para Imperial Knight,
memberikan do’a untuk mereka.
Mereka
berdoa agar setidaknya beberapa orang akan selamat. Semakin banyak, semakin
baik.
Mereka
kemari untuk membunuh musuh. Namun, tak ada yang tetap tak tergerak dan tidak
merasa kasihan di wajahnya atas pembantaian massal yang sedang terjadi di depan
mereka. Siapapun yang tetap tidak tergerak pastilah seorang iblis yang memiliki
wajah manusia, satu makhluk yang tidak bisa dianggap manusia.
Nimble dan
para knight menyadari bahwa ini tidak bisa begitu saja dianggap sebagai sebuah
masalah “kami melawan mereka”.
Tentu saja,
dari sudut pandang Kingdom dan Empire, musibah ini terjadi kepada “mereka”.
Tapi ketika dilihat dari sudut pandang manusia dan monster, pembantaian yang
sadis ini terjadi kepada “kami”.
“Kalau
begitu, sudah waktunya”.
Mata semua
orang tertuju kepada Ainz saat dia bicara dengan lirih.
Dengan
60.000 orang yang hadir, tidak semuanya bisa mendengar suaranya. Namun, mereka
tahu ketika orang-orang di samping mereka menolehkan kepalanya. Dan tahu bahwa
wajah-wajah dari tetangganya telah menoleh ke arah Ainz Ooal Gown, mereka
terlalu ditarik oleh tindakan itu.
Lagipula,
setiap gerakan dan isyarat badan yang dibuat oleh pria yang telah mengatur
mimpi buruk ini – Ainz Ooal Gown – membuat semua orang yang hadir dipenuhi
dengan teror yang tidak terkendali.
Ainz perlahan
membuka topengnya.
Dia
menunjukkan tengkorak putihnya yang tanpa kulit, tanpa daging dan terpoles
dengan baik ke dunia.
Jika
keadaannya berbeda, mungkin mereka akan mengira bahwa dia sedang memakai sebuah
topeng dibalik topeng. Namun, saat mereka melihat ini, jantung Nimble dan semua
knight dari Empire seperti tenggelam.
Ini karena
mereka sudah melihat dengan jelas wajah sebenarnya dari Ainz Ooal Gown, sang
monster.
Siapapun yang bisa memiliki kekuatan sebesar
itu pasti bukanlah manusia. Karena pemikiran inilah mereka bisa menerima kenyataan ini.
Ainz
Perlahan meregangkan tangannya. Dia terlihat seperti sedang menanti pelukan
dari seorang teman – atau apakah itu adalah seorang iblis yang meregangkan
sayapnya? Di mata semua orang yang melihat, dia kelihatannya seperti membesar
dua kali lipat, tiga kali lipat, mungkin lebih besar lagi.
Di dalam
keheningan – yang disela oleh jeritan-jeritan sedih dari para prajurit Kingdom
di kejauhan – suara Ainz yang kokoh dan kecil terdengar dengan luar biasa jelas.
“-Kalau
begitu mari bersorak.”
Apa yang dia katakan, pikir Nimble saat dia menatap Ainz
dengan mulut menganga.
Setiap
orang yang bisa mendengarnya berpikir hal yang sama, dan saat ucapan Ainz ini
diulang-ulang oleh para tentara dengan nada rendah, semakin banyak orang yang
menolehkan mata mereka kepadanya.
Lalu,
ketika perhatian setiap orang terarahkan kepadanya, dia bicara lagi.
“Bersorak
untuk merayakan kekuatanku yang tertinggi.”
Yang
bergerak pertama kali adalah Mare, yang bediri di sisi yang berlawan dari
Nimble. Seakan dipicu oleh hal itu, suara dari tepukan tangan mulai terdengar
dari para prajurit, sampai menjadi tepukan tangan yang bergemuruh.
Tentu saja,
mereka tidak benar-benar bersorak karenanya.
Tak ada
yang ingin bertepuk tangan untuk orang yang membawa pembantaian yang keji
semacam ini. Ini bukanlah perang. Ini adalah pembantaian. Sebuah pembantaian
besar-besaran.
Hanya saja,
tak ada satupun orangpun yang hadir disini mengucapkan kalimat itu. Tak ada
yang berani.
Tepukan
tangan mereka yang menggetarkan bumi adalah sebuah bentuk dari rasa takut para
knight.
Lalu intensitas
dari tepukan tangan yang bergemuruh, yang semua orang pikir tidak akan lebih
keras lagi, meningkat beberapa kali titik.
Itu karena
salah satu Dark Young telah merubah arah gerakannya. Gerakan barunya adalah
menuju pasukan Imperial.
Merespon
hal itu, tangisan gembira terdengar.
Itu adalah
teriakan pujian dari para Imperial knight untuk Ainz Ooal Gown. Itu adalah
tangisan putus asa yang membuat tenggorokan mereka mengering.
Namun, Dark
Young itu tidak melambatkan langkah kakinya.
Dan
akhirnya, tangisan para knight bahkan semakin keras. Mereka mengira binatang
buas itu sedang mendekat karena suara mereka tidak cukup.
Tapi tetap
saja, binatang itu tidak berhenti.
Dan
kemudian, saraf mereka yang terluka berat akhirnya berontak.
Tak ada
yang tahu siapa yang memulainya. Mungkin hanya rasa gemetar dari satu orang
knight. Teror yang memenuhi meeka semua hingga batasnya meledak dengan mudah
malahan.
“Aieeeeeeeeeeeee!”
Teriakan
yang memilukan jiwa bergema ke seluruh penjuru barisan dan menggetarkan pasukan
Imperial.
Para knight
telah membuang kuda mereka, yang tidak bisa bergerak, agar bisa kabur dengan
berlari. Gerakan yang tidak masuk akal ini lahir dari rasa takut mereka pada
salah satu monster itu – monster yang sama yang sudah menginjak-injak Pasukan
kerajaan – yang semakin mendekat. Mereka sudah terlalu banyak melihat
pemandangan seperti neraka. Bahkan mereka yang tidak memiliki gambaran yang
jelas tahu betul apa yang akan terjadi ketika tiba giliran mereka berada di
bawah tapak kaki itu.
Dan tentu
saja – rasa takut semakin menjalar.
Sementara
kurang dari seratur orang kabur terlebih dahulu, hal itu segera berubah menjadi
gerakan besar-besaran dari enam puluh ribu orang.
Ya.
Pasukan
Imperial telah menjadi hancur, disiplin militer kebanggaan mereka sudah
terkoyak.
Itu adalah
gerakan mundur yang memalukan.
Para knight
jelas sudah diajari bagaimana mundur dengan teratur. Namun, sudah tidak ada
waktu lagi mengindahkan peraturan yang tak berguna itu. Jika saja itu bisa
membuat mereka bisa meninggalkan tempat ini satu detik lebih cepat, jika mereka
bisa bergerak satu langkah ke tempat yang aman, mereka akan mendorong rekan
mereka hingga jatuh dengan seluurh tenaga dan berlari.
Ketika
didorong dari belakang, tidak bisa dihindari jika ada orang yang kehilangan
keseimbangan dan jatuh. Dan ketika mereka jatuh, gerombolan yang didorong oleh
kepanikan di belakang mereka tidak akan memberi mereka kesempatan untuk bangkit
lagi.
Yang jatuh
akan diinjak-injak oleh yang ada di belakangnya.
Meskipun
mereka semua memakai armor logam, orang lainnya juga memakai armor pula. Tidak
lama agar bisa meremukkan baja dan daging menjadi satu darah kental berlapis
benjolan.
Pemandangan
seperti ini terjadi dimana-mana.
Korban dari
pasukan Imperial tidak disebabkan oleh lawan, tapi oleh mereka sendiri.
Tidak tahu
apa yang harus dilakukan, Nimble ragu-ragu dengan perasaan tidak enak.
Dia ingin
lari pula. Tapi dia tidak bisa, dan lagipula tidak semua knight telah kabur.
Saat dia
melihat ke belakang ke arah pasukan Imperial, dia melihat beberapa diantara
mereka, tetap berada di atas kuda mereka.
Alasan
mereka tidak kabur bukan karena takut. Namun, karena mereka terpesona, dengan
cara yang sama manusia terpesona oleh kekuatan yang luar biasa yang tidak bisa
mereka lawan.
Sebagai
contoh, orang biasa akan kabur ketika mereka melihat sebuah angin topan raksasa
yang menyapu ke arah mereka. Namun, ada beberapa makhluk yang memuji keindahan
dari angin topan itu dan tetap berdiri meskipun mereka sadar itu akan merenggut
nyawa mereka. Yang masih tetap di tempat bisa dianggap sebagai deviant (orang
yang menyimpang).
Dark Young
itu tiba di depan Ainz, menekuk lututnya, lalu merendahkan tentakelnya. Mungkin
untuk menunjukkan sikap hormat kepada tuannya.
Nimble
tersenyum, wajahnya berkedut, saat monster itu bersikap seperti anak anjing.
Bagian muka
dari Dark Young berlumuran darah segar, dan yang tak terlihat sudah diserap
oleh kulitnya.
Binatang
itu melingkarkan tentakelnya ke pinggang Ainz, lalu menjulurkannya agar bisa
menggenggam tubuhnya kuat-kuat sebelum mengangkatnya. Lalu, dia meletakkan Ainz
di kepalanya.
“Aku yakin
rencana awalnya adalah aku akan merapalkan mantra untuk membuat sebuah celah,
lalu pasukan Imperial akan menyerang dari belakang, tapi kelihatannya tidak ada
gerakan dari pasukan Imperial.
Nimble
tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Seperti
itu. Empire telah merusak syarat perjanjian yang mereka buat sendiri dengan raja
dari negara sekutu mereka.
Namun,
tidak ada yang bisa menyalahkan para knight yang sudah kehilangan kesadarannya.
Nimble mungkin akan melindungi mereka meskipun berada di depan Jircniv, karena
dia tahu jangkauan teror yang mencengkeram mereka.
“Ah, aku
tidak berniat untuk memarahimu. Aku tahu jika kamu memutuskan untuk meluncurkan
serangan, ada peluang mungkin kamu akan terinjak-injak bersama dengan musuh.
Sejujurnya, jika itu terjadi, aku akan kesulitan dalam menjelaskan kematian itu
kepada kaisarmu. Yah, kalau begitu, kurasa aku akan menangani bagian
pekerjaanmu pula.”
Nimble
melihat ke arah rombongan undead, yang tetap tidak bergerak.
“Apakah...
apakah... apakah pasukan undead akan menyerang juga?”
“Oh tidak,
domba kecil kesayangan ini sudah melakukan sebagian besarnya, aku hanya berniat
untuk membersihkan saja. Mare, jangan lengah.”
“Ya, ya!
Serahkan itu padaku, Ainz-sama!”
Nimble
tidak bisa bicara.
Dia masih
ingin melanjutkan serangan, bahkan setelah semua ini. Yang telah melepaskan
mantra itu sendiri.
Apakah dia berniat untuk menghabisi secara
pribadi semua orang di medan perang?! Apakah nafsunya untuk membantai tidak
tahu batasan?!!
“Tidak
kukira... itu masih tidak cukup. Apakah dia seorang iblis?”
Meskipun
dia bergumam sendiri, Ucapan Nimble lebih keras dari yang dia kira, lalu Ainz
menolehkan wajahnya yang mengerikan kepada dirinya dari tempat dia duduk di
atas Dark Young.
Dia
menggelengkan kepalanya kepada Nimble yang gemetaran.
“Jangan
salah. Aku seorang undead.”
Apa yang
ingin Ainz coba katakan adalah bahwa dia bukan seorang setan yang senang dengan
kejahatan, tapi seorang undead yang membenci makhluk hidup. Oleh karena itu,
dia tidak akan mengizinkan satupun prajurit Kingdom kabur. Sebagian alasannya
adalah untuk mencabut nyawa lebih banyak lagi daripada yang sudah tiada.
Kedua
jawaban ini kelihatannya adalah yang paling membawa petaka.
Menjadi
seorang undead sendiri, jika Ainz ingin membantai semua yang hidup, maka
mungkin bisa saja dia akan mengarahkan kekuatannya kepada Empire suatu hari,
yang dipenuhi dengan makhluk hidup.
Tidak, masa
depan yang mengerikan itu tidak bisa dihindari.
Saat Nimble
penasaran apa yang harus dia lakukan, diserang oleh keributan dan
ketakutan serta kurangnya kemampuan
untuk bisa memfokuskan diri, Nimble mendengar kalimat terakhir yang Ainz
ucapkan.
“...Dan
kelihatannya aku sudah menemukan targetku.”
---
Basis
perkemahan raja Ranpossa III terletak di tengah-tengah pasukan kerajaan.
Dikelilingi oleh bendera-bendera milik banyak bangsawan Kingdom Re-Estize.
Meskipun
ada banyak bangsawan yang berkumpul di sini sebelumnya, sekarang hanya ada
beberapa saja yang tersisa. Kebanyakan dari mereka sudah kabur, dan jumlah
orang-orang yang tetap tinggal di perkemahan ini bisa dihitung dengan dua
tangan. Tapi tentu saja, tak ada yang marah kepada para bangsawan yang lari.
“Tinggalkan
aku dan larilah!”
“Yang
mulia, ini bukan waktunya bercanda! Tolong larilah segera. Ketika monster itu
mengejar kita, takkan ada kesempatan lagi untuk bisa selamat!”
Bawahan Gazef,
wakil kapten dari kelompok warrior, sedang bicara.
“Bagaimana
mungkin aku bisa, sebagai seorang raja, lari?”
“Meskipun
Yang Mulia tetap disini, tidak ada yang bisa dilakukan. Bukankah anda
seharusnya kembali ke E-Rantel dan merencanakan serangan balik?”
Ranpossa
III tersenyum pahit. Sakit rasanya mendengar ucapan itu.
“Benar
sekali. Meskipun aku tetap berada disini, tidak ada yang bisa kulakukan.”
Tidak
mungkin lagi mengumpulkan pasukannya yang sudah tercecer dalam keadaan seperti
ini. Ini bukan hanya Ranpossa III; tak ada komandan manapun yang bisa melakukan
hal itu pula.
“Yang
MUlia! Tidak ada waktu lagi! Dengarkan, meskipun kamu harus menyeret beliau
dengan rantai, kamu harus membawa Yang Mulia kembali pulang!”
Dengan
berkata demikian, bawahan Gazef melompat dan bertindak.
Membuang-buang
waktu lagi hanya akan membahayakan bukan hanya dirinya tapi juga orang-orang di
sekitarnya. Dengan berpikir demikian, Ranpossa III membulatkan keputusannya dan
bangkit berdiri.
“Baiklah.
Ayo pergi. Tapi apa yang berubah jika kita kabur sekarang?”
Hentakan
kaki itu menggetarkan tanah sepergi sebuah gempa bumi saat mereka semakin
dekat. Tapi bahkan dalam keadaan berbahaya seperti saat ini, Ranpossa III tetap
tenang. Jauh sekali dari suara bising yang dibuat oleh para bangsawan.
“Pada
awalnya, kita tidak bisa menunggang kuda. Jika kita mencoba kabur dengan
menunggang kuda, mereka akan mengejar kita. Mereka kelihatannya menargetkan
kelompok prajurit yang besar dahulu. Oleh karena itu, tidak ada cara lain bagi kita
untuk bisa selamat.”
Hanya
sekaranglah Ranpossa III menyadari bahwa orang-orang dari pasukan bangsawan ini
kemari tepat karena alasan ini.
“Jadi yang
bisa kita lakukan adalah berlari dengan kaki.”
Beberapa
kelompok warrior mulai melepaskan armor mereka.
“Orang-orang
ini akan membawa Yang Mulia lari.”
“Dan yang
lainnya?”
Tidak semua
orang melepaskan armor mereka. Wakil Kapten dan rekan-rekannya masih tetap
memakai armor mereka.
“Kami akan
bertindak sebagai gangguan dengan berkendara lalu kabur di arah yang
berlawanan.”
Ranpossa
III memahami tekad mereka dari senyum jelas di wajah warrior-warrior itu.
“Tidak
mungkin. Kalian adalah harta bagi kerajaan kita! Tak perduli bagaimanapun,
kalian harus selamat! Aku masih memerlukan kalian agar bisa melayani
anak-anakku!”
“Tentu
saja. Meskipun kami berniat menjadi umpan, kami tidak berniat untuk mati!”
Itu adalah
sebuah kebohongan. Mereka berencana untuk mati. Atau lebih tepatnya, mereka
menerima bahwa kematian adalah takdir mereka.
Ranpossa
III mencoba memikirkan suatu perkataan yang meyakinkan, tapi tak ada kalimat
yang keluar. Di hadapan senyum para warrior itu, semua yang dia pikirkan
kelihatannya seperti gugur dan tertiup angin.
Para
warrior membantu Ranpossa III melepaskan armornya.
Seorang warrior
dengan armor putih melangkah maju. Dia adalah Climb, bawahan setia dari
putrinya Renner, dan satu-satunya yang tetap tinggal disini sampai sekarang.
“Biarkan
saya membantu dalam membuat gangguan. Meskipun kita tidak tahu jika
monster-monster ini memiliki mata, tapi jika kita melambaikan bendera kita
terus-terusan, seharusnya kita bisa menarik perhatian mereka dan armor ini
seharusya sangat mencolok.”
Climb
memegang bendera Kingdom di tangannya. Bendera itu sudah dikotori oleh langkah
kaki para prajurit yang kabur, dan kelihatannya seperti sebuah petunjuk
terhadap bagaimana caranya menghadapi situasi saat ini.
“Aye. Kalau
begitu aku akan pergi juga.”
Di
sampingnya ada Brain Unglaus. Kelihatannya dia adalah warrior kelas satu yang
setara dengan bawahannya yang dipercaya, Gazef Stronoff. Brain masuk ke dalam
perang ini sebagai bawahan Renner. Dengan kata lain, mereka berada di posisi
yang mirip.
“Apakah
kamu yakin? Bukankah Kalian berdua sebetulnya adalah bawahan sang Putri.”
“Ah? Yah,
jangan khawatir dengan hal itu. Ketika demonic disturbance kami berada di garis
depan, dan entah bagaimana kami masih bisa kembali dengan selamat. Kali ini,
kami hanya akan berharap bahwa keberuntungan akan bersama kami. Dan kami
berharap keberuntungan itu bersamamu pula.”
“Para dewa
tidak akan melihat dengan diam begitu saja. Ketika keributan itu terjadi,
seorang pahlawan datang menyelamatkan kami. Aku yakin mereka akan merubah nasib
kami juga.”
Di depan
Ranpossa III, Brain mendekatkan tinjunya untuk memberi hormat, untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada wakil kapten.
“Bagaimana
bisa berakhir seperti ini...”
Dimana yang
salah?
Ranpossa
III mengeluh lirih. Dia tahu tak ada satupun dari orang-orang di depannya akan
selamat.
Wakil
Kapten dan Climb akan mati sebagai umpan.
Dan Gazef,
yang telah hilang ke dalam keributan itu setelah berkata dia ingin berniat
menghentikan Dark Young, siapa yang tahu apa yang terjadi dengannya?
Matanya panas.
Biarkan aku, dia ingin berkata demikian.
Mereka akan
membuang masa muda mereka, untuknya, seorang pak tua.
Tapi dia
tidak bisa berkata begitu. Mereka sedang bertarung mati-matian sambil
mewaspadai kematian mereka yang dekat.
Kalau
begitu-
“Kembalilah
dengan selamat ke E-Rantel, dan aku akan memberikan hadiah apapun yang kamu
inginkan.”
Climb dan
Brain berhenti di tengah langkah dan berbalik.
“Tidak
perlu memberikan hadiah, Yang Mulia. Saya ada untuk membantu Renner-sama. Itu
adalah hadiah yang cukup.”
“Sedangkan
untuk aku, yah, bagaimana kalau menikahkan putri yang paling cantik di negeri
ini kepada bocah ini?”
“...Hahahahaha.
Yah, itu adalah hadiah yang mewah.”
“Brain-san!
Apa yang kamu katakan?”
“Yah, kita
harus mulai memberikan gelar bangsawan kepada anak ini. Bekerjalah dengan
keras!”
“Kalau
begitu kamu harus kembali dengan selamat, Climb-kun.”
Mata kosong
Climb dan mulutnya yang terbuka tidak lagi memiliki semangat seorang warrior
yang baru saja mereka miliki tadi. Namun sang raja, secara tidak sengaja
tersenyum cerah di wajahnya.
“kalau
begitu, kami berangkat, yang Mulia.”
“Aku akan
serahkan padamu.”
Ranpossa
III yang sekarang tidak berpakaian armor diangkat tinggi-tinggi oleh seorang
prajurit.
“Yang
Mulia, bahkan sekarang, perjalanan kita masih tetap bergantung pada
keberuntungan. Jika skenario yang terburuk terjadi... Aku harap anda akan memaaafkan
saya.”
“Baiklah.
Sudah menjadi keputusanku menggunakan ide kalian. Jika gagal karena nasib
buruk, maka aku tidak akan protes.”
“Kalau
begitu! Yang Mulia! Semoga kita bertemu lagi di E-Rantel!”
Wakil
Kapten itu memacu kudanya. Seakan monster itu sedang menunggu mereka, salah satu Dark Young merubah
arahnya.
“Baiklah!
Ayo pergi sementara mereka sedang memancingnya!”
14 komentar:
PertaMaxxxx
Lanjutt. kan Min
akhirnya yg dtunggu muncul juga. :p
Gag sabar dengan lanjutan nya.
Nunggu update
Menantikan update chapter trakhir
silakan download VOL 9 complate dsni
https://drive.google.com/file/d/0B4OOihQumOjiLXFBSmFzQlNvMUk/view
sankyu overlord vol.9 bab 4 bag.3
Ini yg paling seru hahahaha
Gak berasa bacanya cpet abis
Yg selamat dri permbantaian tsb saya kira = raja, gazerf, brain,raven saya harap climb juga selamat
Wah brain kemungkinan gaa hidup, climb itu kan dianggap sebagai bgian dr rencana sebas
Matap min lanjut terus
Kembalilah dgn selamat dan mintalah apapun minna
Saya suka pembantaian ini
Next pembantaian 1 negara
Posting Komentar