Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

19 Oktober, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 2 Part 2

Chapter 2 : Pengejaran di negeri dwarf 

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaSetelah berdiskusi sesaat, dua orang itu mempersiapkan diri dan menuju pembuat suara.

Ada makhluk berbentuk dwarf di kedalaman terowongan tersebut. Di dalam dunia yang gelap gulita ini, yang mereka lihat adalah dirinya yang dengan rajin menggali pada dinding terowongan dengan menggunakan beliung.

Mereka masih agak jauh jadi mereka tidak bisa yakin, tapi kelihatannya memiliki tinggi 140cm. Tubuhnya berbentuk seperti tong bir dan kakinya tidak panjang. Kenyataannya, jelas sekali jika kakinya pendek.

Dia memakai jubah berwarna coklat, dan item-item yang diletakkan di dekatnya harusnya adalah properti miliknya pula. Salah satunya adalah sebuah lentera yang tidak menyala dan sebuah tempat air minum.

Apa yang seorang penambang lakukan sendirian di kota yang sudah tidak ditinggali ini? Ini aneh. Mari kita tanya dia dan menyelesaikan misteri ini.

Aura perlahan mendekati penambang tersebut.


Sebaliknya, Ainz terlihat tidak perduli.

[Perfect Unknowable] (Tak bisa diketahui dengan sempurna)

Menghapus keberadaan dan suara seseorang, membuat sang perapal mantra sulit dideteksi jika dia tidak memiliki job class tipe thief level tinggi. Bahkan orang selevel Aura akan kesulitan mengetahui keberadaannya. Ainz tercatat pada indera Aura sebagai keberadaan yang samar-samar.

Ketika Aura sudah cukup dekat dengan penambang itu, Aura menyapanya.

“Heya. Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Hiieeeeee!”

Penambang itu meratap seakan dia mau mati saat menoleh menghadap Aura.

Janggutnya panjang – tidak diragukan lagi dia adalah milik ras dwarf.

Pria bermata lebar itu menarik jubah coklatnya menutupi tubuhnya sendiri.

Namun, hanya itu. Pria itu masih ada di sana. Namun, kelihatannya hanya Ainz yang berpikir demikian.

“Hmph! Invisibility (kemampuan untuk tidak terlihat), huh-“

Suara Aura membuat Ainz – yang bisa melihat tembus invisibilitas – melihat dengan baik-baik ke arah dwarf itu. Saat Aura mengatakannya, bayangan dwarf kelihatannya agak kabur.

Jubah itu pasti item magic, dan melakukan hal itu mungkin mengaktifkan kekuatan invisibilitynya. Rasanya mirip dengan Shizu...


“Hey, hey, tahukah kamu aku tidak berniat menyakitimu,  ya kan, Dwarf-san? Aku tahu kamu ada di sana. Biar kulihat dirimu dengan baik-baik.”

Nada suara Aura yang menggemaskan dan menghangatkan hati pasti membuat kesan yang besar di hati Dwarf tersebut.

Dia memisahkan jubahnya sedikit, lalu mengintip ke arah Aura melalui celah itu.

“Apakah, apakah kamu seorang dark elf? Apa yang kamu lakukan di sini?”

“Hm? Ketika aku mendatangi kota dwarf, aku menemukannya seperti cangkang kosong, jadi aku memutuskan untuk mencari tahu mengapa tidak ada orang. Aku mencarinya ke sekeliling dan disinilah aku.”

“Oh, Oh begitu..”

“Dwarf masih tinggai di sini sampai lima tahun yang lalu. Kemana mereka sekarang? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Dan ngomong-ngomong, mengapa kamu tidak membiarkanku melihatmu?”

Dwarf itu bergerak perlahan, tapi Aura mengikuti dengan matanya.

“Sudah cukup. Kelihatannya kamu meman benar-benar melihatku.”

Dwarf itu melipat jubahnya. Mungkin itu untuk menghentikan efek dari maginya. Kelihatannya agak lucu bagi Ainz, karena tidak ada yang berubah dari sudut pandangnya.

“Kalau begitu, mari kita mulai dari awal. Bagaimana keadaanmu? Aku adalah Aura Bella Fiora, dari Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.”

“Sorcerous Kingdom? Maafkan kebodohanku, tapi apakah itu adalah kerajaan Dark Elf? Semacam itu? Oh, maaf. Aku adalah Gondo Firebeard dari Dwarven Kingdom. Senang bertemu denganmu.”

Aura mengulurkan tangannya. Gondo kelihatannya mengerti arti isyarat itu dan mengusap tangannya yang kotor sebelum berjabat tangan.

Sepertinya keadaan berjalan dengan baik. Ainz mengangguk saat dia menyaksikan proses itu, tetap mempertahankan mantra tidak terlihatnya.

“Yah, kurasa kita tidak perlu terlalu formal. Bagaimana kalau bicara seperti biasa?”

“Ohhh! Aku juga mau meminta seperti itu. Aku hanya orang biasa. Tapi jika kamu adalah figur penting, maka yang bisa kulakukan adalah diam saja.”

Aura melihat senyum Gondo, lalu dia tersenyum membalasnya.

“Kalau begitu, kembali ke pertanyaan semula. Masih ada dwarf yang tinggal di sini lima tahun yang lalu. Kemana mereka perginya?”

“Mm, mereka semua pindah ke koa lain tiga tahun yang lalu. Apakah ada masalah?”

“Yeah, agaknya. Aku kemari beserta seorang lizardman yang bilang dia tinggal di sini untuk sementara. Dia bilang kepadaku tempat ini.”

“Seorang lizardman? Lima tahun yang lalu?”

Gondo berpikir sejenak, lalu dia memukul telapak tanganya.

“Ohh! Aku tidak tahu sendiri, tapi aku tahu itu memang terjadi. Itu adalah pertama kalinya seorang lizardman mengunjungi kami, itu menjadi topik hangat. Aku yakin dia adalah orang dengan lengan yang luar biasa tebal, apakah aku benar?”

“Benar sekali! Itu dia.”

Gondo bergumam “Oh begitu, oh begitu” kepada dirinya sendiri berkali kali. Dari matanya mengisyaratkan dia telah menurunkan kewaspadaannya.

“Orang yang baik hati kepada lizardman itu kelihatannya juga pindah. Bisakah kamu katakan kepadaku kemana dia pergi?”

“Yah, bilang kepadamu seharusnya tidak masalah... Tapi aku pernah dengar jika Dark Elf tidak tinggal di dalam tanah, apakah aku salah? Meskipun kamu tahu jalan bawah tanah kesana, bisakah kamu tiba di sana dengan selamat?”

“Yah, kurasa tidak ada masalah, tapi jika memungkinkan, aku juga ingin tahu rute jalan di atas tana pula.”

Gondo mengernyitkan wajah berjenggotnya.

“Oh, aku harus minta maaf. Aku jarang bepergian ke permukaan, jadi aku tidak percaya diri dalam menjelaskan rute ke Feoh Ger – itu artinya, kota tujuan mereka pinda. Yang bisa kuberikan adalah arah secara kasar, semacamnya dan berapa kilometer ke utara, dan seterusnya.”

“Itu juga tidak apa. Sebenarnya, aku ingin memintamu menunjukkan jalannya... Bagaimana kalau kami mempekerjakanmu? Kamu akan dibayar, tentu saja...”

“Penawaran yang menarik. Tetap saja, apakah kamu – tidak, kamu menyebutkan lizardman berusan – apakah kalian berdua datang kemari sendirian? Kamu belum dewasa, ya kan? Berapa orang yang datang bersamamu?”

“Cukup banyak. Tetap saja, jika kami semua masuk, akan menyebabkan masalah, jadi aku buat mereka menunggu di pintu masuk terowongan.”

“Pintu masuk? ...Hm?”

Gondo terjatuh dalam lamunan, seakan dia barus aja teringat sesuatu. Tetap saja, itu hanya sekejap. Dia menyingkirkannya dan melanjutkan pembicaraan.

“Yah, itu melegakan. Berjalan sendirian di dalam sebuah terowongan... itu bukan ide yang bagus. Kamu bukan penghuni bawah tanah jadi mungkin tidak tahu, tapi beberapa monster bisa berenang dengan bebas menembus tanah. Itu bukan sebuah tempat dimana seseorang bisa pergi sendirian, Yah, jika kamu punya perlengkapan magic, mungkin kamu bisa melakukan sesuatu dengan itu...”

Dia menatap berulang kali ke arah pakaian Aura untuk melihat apakah dia memiliki item magic apapun.

“Yah, aku harus protes kepada rekan-rekanmu. Mengirimkan seorang anak-anak keluar sendirian adalah hal yang memalukan bagi orang dewasa.”

Gondo menoleh ke arah Aura dan melemparkan segumpal batu ke dalam tas yang diletakkan di sampingnya.

Tas itu tidak membengkak. Itu pasti item magic pula. Lalu, dia mengambil lentera yang ada di dekatnya, lalu menaikkan alat pengatur cahayanya.

Sebuah kilau biru yang mengejutkan – sebuah kilauan magis – menyinari terowongan tersebut. Sampai sekarang, dua orang itu berbicara dalam keadaan benar-benar gelap gulita.

“kalau begitu, ayo. Kelihatannya kamu bisa melihat dalam keadaan gelap gulita, tapi sedikit cahaya tidak ada salahnya, ya kan? ... yah, itu memang meningkatkan peluang dikenali oleh monster-monster, jadi aku tidak merekomendasikannya. Apakah kamu punya cara untuk kabur jika ada monster menyerang? Mereka tidak jarang di sini, tapi kamu juga tidak bisa menyingkirkan kemungkinan itu sepenuhnya.”

Ainz mengangguk. Dwarf itu tidak tahu kekuatan Aura, jadi sangat terpuji dirinya bersikap seperti orang dewasa kepada Aura. Namun, Ainz merasa bahwa kewaspadaan Gondo tidak cukup. Dia seharusnya mengambil berbagai kemungkinan untuk diperhitungkan sebelum memberi nasehat kepada Aura.

“Jangan khawatir. Aku bisa kabur sendirian, dan aku juga tidak sendirian pula.”

Aura melihat ke arah Ainz. Namun, garis pandangannya kelihatannya agak melenceng.

“Hm? Benarkah? Aku punya Cloak of Invisibility (jubah tembus pandang), jadi kamu bisa membiarkanku dan lari. Namun, monster-monster yang terkubur di dalam tanah bisa merasakan lokasi lawan mereka melalui getaran di dalam tanah. Oleh karena itu, aku ingin memperingatkanmu untuk tidak bergerak sembarangan.”

Dengan bersungut, Gondo memakai tasnya lalu bangkit berdiri.

“Kalau begitu, ayo pergi.”

Gondo menuju ke depan. Aura dan Ainz yang masih belum diketaui mengikuti dari dekat di belakang.

“Setelah dipikir-pikir, tadi kamu menyebutkan tempat ini tidak aman, tapi bukankah ini pernah menjadi kota para dwarf? Apa yang membuatnya tidak aman sehingga harus mengevakuasi?”

“Yah, bukan kota ini, tapi ibukota kami saat ini, Feoh Ger. Berada di Timur Laut. Kami melihat Quagoa (Tunneling Beastmen / Manusia binatang terowongan) di dekat sana. Akan jadi tragedi jika kota kami dihancurkan sedikit demi sedikit, jadi kami memutuskan untuk sementara meninggalkan kota ini – Feoh Raido.”

“Quagoa? Ras macam apa mereka?”

“Umu. Mereka adalah penghuni bawah tanah seperti kami... kami mereka orang-orang yang menyusahkan. Keadaan sudah cukup buruk diantara kami sehingga bisa saja terjadi saling bunuh ketika bertatap muka satu sama lain.”

Gondo terus merancau tentang Quagoa saat dia berjalan menyusuri terowongan tersebut. Ini mungkin dimaksudkan agar Aura terus memperhatikan.

Sekilas, mereka adalah demihuman yang mirip tikus tanah dan berdiri di atas dua kaki. Dengan tinggi sekitar 140cm, berat sekitar 70kg rata-rata, dan mereka memiliki perawakan tubuh yang pendek namun kuat.

Mereka didominasi dengan coklat gelap, dengan hitam dan coklat yang agak jarang. Warna khusus seperti biru atau merah kelihatannya menandakan kekuatan individunya.

Mereka hidup di tempat dimana cahaya tidak bisa menembus, tapi penglihatan mereka lebih kuat daripada manusia biasa.

Tingkat teknologi mereka rendah, setara atau lebih rendah dari lizardman. Mereka tidak bisa membuat armor atau senjata, mungkin karena tubuh mereka sendiri – cakar dan bulu – lebih unggul dari perlengkapan perang dibawah standar.

Bulu yang menutupi seluruh tubuh mereka sekeras armor logam, dan bisa mementalkan pukulan dari senjata-senjata logam. Bulu tersebut tumbuh semakin kuat jika mereka memakan logam-logam langka di dalam masa mudanya. Bisa dibilang ketahanan terhadap damage berdasarkan warna dari bulu mereka.

Dari sudut pandang pemain Yggdrasil, bisa dikatakan bahwa mereka memiliki skill ras yang berhubungan dengan resistansi terhadap damage – dalam hal ini, damage dari senjata-senjata logam. Pertanyaannya sekarnag adalah seberapa tahankah mereka terhadap senjata logam, bukannya ketahanan mereka akan menembus hingga titik imunitas penuh, tapi masih layak diselidiki.

Lalu ada juga cakar mereka – seperti armadillo dan anteaters (pemakan semut) – yang bahkan bisa menembus baja.

“Mereka ya,.. kurasa kami menemukan jejak mereka di dalam kota barusan.”

Gondo tiba-tiba berhenti dan berpaling menghadap Aura.

“Apa kamu bilang? Apakah ini adalah sarang mereka sekarang? Ini sudah menjadi tempat itu!”

“Tempat itu... yah, rasanya sih mereka tidak tinggal di sini. Kurasa mungkin mereka hanya datang untuk mengamati. Tetap saja, jika kamu ingin mengabaikan tempat ini, mengapa kamu tidak menghancurkannya?”

“Memang benar, tapi kami tidak berniat untuk mengabaikan tempat ini selamanya. Ketika pasukan kami sudah siap, kami berniat untuk mengambilnya kembali. Seperti yang bisa kamu lihat, ada banyak bijih logam di sini, seperti tempat yang baru saja aku gali barusan.”

“Hm~”

Dua orang itu berjalan tanpa bersuara. Jarak dalam percakapan mereka adalah hal yang wajar, dan jika mereka tidak mengisi jarak itu dengan topik baru secepatnya, dialog mereka akan berakhir di sini. Ainz menilai bahwa mereka telah menanyakan apapun yang bisa ditanyakan, dan memutuskan untuk menunjukkan diri. Mungkin akan lebih baik untuk bilang kepada Gondo tentang dirinya sendiri sebelum dia meninggalkan terowongan itu dan melihat para undead.

“Kalau begitu, sudah saatnya aku memperkenalkan diri.”

Ainz berkata demikian, tapi berkat mantra [Perfect Unknowable] yang masih aktif, suaranya tidak sampai kepada mereka berdua.

Merasa sedikit malu, Ainz mematikan magic itu.

Mungkin Gondo merasakan kehadiran Ainz di belakang Aura, lalu dia memutar badannya, kemudian matanya melebar menjadi seperti cawan. Ekspresinya berubah terkejut dan rangkaian perubahan yang rumit. Keheranan, kaget, teror, bingung, lalu-

“—Geehhhhhh!”

Ainz penasaran apakah dia membuat suara yang membuatnya terganggu, namun Gondo memegang tangan Aura dengan erat.

“Mon, se mon-! Rah, LariiiI! Cepat, lari!!”

Namun, Aura tahu orang yang baru saja muncul itu, dan tidak punya alasan untuk lari.

“Ayo, cepat lari!!”

Gondo tidak bisa bergerak, seakan dia dirantai ke batu besar.

“Be, Beratnya! Ada apa! Apakah ada sesuatu yang terjadi padaku?!”

“Tidak usah takut.. Gondo.”

Saat Ainz bicara, wajah Gondo yang ketakutan berubah.

“Ba, Bagaimana kamu tahu namaku! Apakah kamu bisa melihat tembus diriku!! Atau apakah itu magic!!!”

Aku seharusnya memakai topeng ternyata, pikir Ainz. Lalu, dia berbicara dengan tenang, agar tidak membuat Gondo semakin gelisah.

“Tenanglah. Aku hanya mendengarkan percakapan kalian. Aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown, penguasa Sorcerous Kingdom.”

Wajah Gondo mengalami rangkaian perubahan lagi, dan kali ini mata Gondo berkedip-kedip antara Aura dan Ainz.

“So, Sorcerous Kingdom? Apakah Sorcerous Kingdom bukan sebuah negeri Dark Elf?”

“Bukan. Itu adalah sebuah negeri bermacam-macam spesies yang mengakuiku sebagai raja mereka.”

“..Eh? Benarkah?”

Hanya ada kewaspadaan dan kecurigaan di dalam mata Gondo, sementara nada suaranya tegang karena ketakutan.

“Salah satu undead, huh... Jadi itu bukan sebuah topeng? Eh? Maksudmu undead yang itu? Makhluk yang benci dan membantai makhluk hidup?”

Hey, seperti yang Ainz-sama bilang. Dia tidak bohong sama sekali. Aku adalah seorang dark elf dan cerita tentang lizardman yang datang kemari juga benar. Ainz-sama bersamaku sejak pertama kali aku bertemu denganmu tahu? Seperti yang kubilang, aku tidak datang kemari sendirian.”

“Eh? Kurasa telingaku yang tidak beres. Tapi...”

Gondo bergumam sendiri, lalu mengambil beberapa nafas dalam-dalam sebelum mengeluarkan ekspresi bertekad di wajahnya dan bertanya:

“Jangan-jangan Yang Mulia – bolehkah aku menggunakan istilah itu? Ah, apakah Yang Mulia dulunya seorang dark elf?”

Itu adalah pertanyaan yang tidak terduga. Jawaban yang benar mungkin adalah dia adalah makhluk undead berasal dari manusia. Ainz berhenti sejenak untuk mempertimbangkan jawabannya, lalu dia membalas menurut prediksinya:

“Tidak, aku adalah makhluk undead sejak lahir.. meskipun aku tidak tahu jika itu adalah istilah yang benar. – yah, tidak usah takut. Manusia, dwarf dan elf semuanya memiliki anggota yang buruk dan baik di dalam spesies mereka, ya kan? Sama halnya, ada undead yang membenci makhluk hidup, dan mereka yang mencari hubungan pertemanan dengan mereka. Tentu saja aku termasuk kelompok yang terakhir.”

“Tapi, tapi undead yang ramah, itu sama tidak terpikirkannya dengan demon yang penuh kasih...”

Itu adalah ucapan yang sangat bagus, pikir Ainz saat mengangkat bahu.

“Benarkah? Aku tahu seorang angel yang jatuh ke dalam kegelapan dan seorang demon yang bercita-cita menuju cahaya...”

Demon yang dimaksud adalah seorang NPC di dalam Yggdrasil, yang disebut Mephistopheles. Dia adalah seorang karakter yang terkenal karena sering mengucapkan kalimat-kalimat tsundere kepada makhluk-makhluk yang dianggap baik. Dia terlihat menakutkan tapi ternyata herannya sangat ramah dan logis, dan dia memberikan misi dari jangkauan yang remeh hingga level tinggi, yang membuatnya hampir sepopuler Dark Young.

“Tidak kukira makhluk semacam itu ada...”

Ainz mengangkat bahu terhadap Gondo yang terkejut.

“Aku mengerti kewaspadaanmu. Namun, aku hanya memintamu mengingat ini. Aku tidak berniat melukaimu. Biarkan dia pergi, Aura.”

“Baik, Ainz-sama.”

Setengah jalan berlalu, orang yang memegang tangan orang lain telah berubah dari Gondo kepada Aura, dan tentu saja, niat mereka melakukan itu sama sekali berlawanan.

Gondo terjerembab ke belakang sangat jauh ketika Aura melepaskannya, tapi dia kelihatannya tidak lari.

Sebuah gerakan yang sangat rasional, pikir Ainz. Satu langkah yang salah bisa membuat Gondo memilih pilihan emosional dengan kabur. Itu tidak akan berjalan dengan baik baginya. Namun, Gondo yang sekarang masuk sebagai orang yang bisa menjadi lawan negosiasi.

“Kalau begitu, mari kita mulai lagi? Aku mengerti kewaspadaanmu, tapi aku – kami tidak memiliki niat untuk melukaimu. Namun lebih kepada, kami ingin berteman denganmu.”

Gondo tidak merespon. Seperti yang diduga, dia masih tetap mengintip Ainz dengan keraguan di seluruh wajahnya.

“Khususnya, negaraku ingin menandatangani sebuah perjanjian pertemanan dengan Dwarven Kingdom. Oleh sebab itu, kami tidak ada niat untuk melukai penduduk dwarf satupun.”

“Dan apa maksud anda dengan sebuah perjanjian pertemanan?”

“..Maafkan aku. Sebaiknya tidak menyebutkan masalah dengan level nasional kepada individu yang tidak bisa mewakili sebuah negeri, bukankah begitu?”

“Mm. Benar juga, ah, tidak, maksud saya, seperti yang anda katakan-“

“-Jangan khawatir. Kedua kalimat itu tidak apa. Menghadapi seseorang yang bicara gelagapan adalah hal yang melelahkan.”

Jawaban Ainz yang santai menarik satu senyum pahit pertama dari Gondo dari sejak mereka bertemu.

“Terima kasih banyak – Yang Mulia. Dan jika ucapan gadis ini – nona muda ini benar, saya anggap anda datang ke kota ini untuk tujuan itu?”

“Memang benar, begitulah. Tapi Gondo, mengapa kita tidak pergi dari terowongan ini dahulu? Bicara dengan Lizardman yang datang bersama kami mungkin ide yang bagus. Kamu pernah dengar dia sebelumnya, ya kan? Dan juga, aku ingin mendiskusikan masalah Quagoa denganmu.”

“Hmm...”

Gondo memicingkan matanya kepada Aura.

Aura tersenyum, seakan berkata, “siapa, aku?”

“Baiklah. Kelihatannya nona muda ini sangat percaya kepada anda. Dan jelas bahwa anda bukan undead biasa.”

Gondo berjalan di depan mereka, sementara Aura dan Ainz mengikutinya menyusuri terowongan tersebut.

“Benar sekali, bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“Apa itu?” Gondo membalas saat menoleh ke belakang melihat ke arah Ainz.

“Aku ingin tahu lebih banyak tentang karakter-karakter runic (huruf kuno) dan kerajinan yang berhubungan dengannya.”

Alis Gondo berkumpul, aslinya mengerut menjadi lereng yang curam.

“Apah yang ingin anda tahu tentang rune? Apa yang perlu ditanyakan?”

Sikap tidak senang terdengar jelas di suara Gondo.

Sampai saat ini Ainz bisa merasakan kebingungan dan ketakutan ketika bicara dengannya, tapi tidak ada kemarahan. Dengan kata lain, sikap tidak senang Gondo sepenuhnya karena pertanyaan sederhana itu. Apakah dia teringat kenangan buruk mengenai rune, atau apakah ini semacam rahasia yang tidak bisa ditunjukkan kepada yang bukan Dwarf?

Ainz ragu-ragu. Apakah dia harus melanjutkan pertanyaannya?

Gondo adalah Dwarf pertama yang dia temui. Membuatnya marah bukanlah hal yang bijak. Namun, jika dia bisa mempelajari sumber kemarahan itu, bisa terbukti menguntungkan ketika bernegosiasi dengan Dwarven Kingdom.

Tentu saja, itu diasumsikan kemarahan Gondo tidak muncul karena alasan pribadi.

Ainz dengan dingin mempertimbangkan apakah dia harus menghabisi Gondo saat dia berbagi apa yang dia ketahui tentang rune. Memang benar, sebagian besar tentang itu berasal dari Tabula Smaragdina yang terus-terusan membicarakannya.

Sebenarnya Ainz tidak tahu banyak. Dia tahu berapa banyak karakter berbeda yagn ada dan itu adalah bentuk tulisan, tapi hanya itu.

Dia hampir tidak ingat dengan arti masing-masing dari karakter tersebut, jadi dia harus meraba-raba melalui deskripsinya.

Sebaliknya, sebuah perubahan dramatis terjadi kepada Gondo.

Dia menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik.

Wajahnya berubah menjadi emosi yang berbeda. Dia dipenuhi dengan kegembiraan.

“Anda... siapa anda... tidak... Sorcerer King... makhluk undead yang abadi, tak terpengaruh usia... pengetahuan yang telah hilang...”

Ainz bisa mendengar Gondo yang bergumam sendiri. Tidak ada arti dalam ucapannya. Kelihatannya itu adalah respon yang tidak disadari.

Ainz mengangkat tangan untuk menghentikan Aura, yang sudah gelisah dan bersiap untuk membuat gerakan karena Gondo tidak langsung menjawab. Akan lebih baik membiarkannya memikirkan hal ini sendiri dahulu.

Setelah Gondo sadar, dia mempelajari Ainz dengan teliti. Sikapnya masih mengatakan kewaspadaan terhadap Ainz, tapi kelihatannya digantikan oleh beberapa emosi lain.

“Aku mengetahui lebih banyak rune dari ini. Ada 50 lesser rune (huruf kuno yang lebih rendah), 25 middle rune (huruf kuno yang tengah-tengah), 10 upper rune (huruf kuno yang lebih tinggi) dan 5 top rune (huruf kuno yang tertinggi) total jumlahnya 90. Meskipun begitu, sebagian besar dari itu sudah hilang, dan hanya beberapa saja yang tersisa. Tepatnya berpa banyak rune rahasia dan kelas divine yang ada adalah hal-hal legendaris.”

“Benarkah... mungkin ada beberapa perbedaan, tapi rune yang aku tahu terlihat seperti ini. Apakah kamu mengenalinya?”

Ainz menuliskan sebuah rune dari ingatannya ke tanah.

“Ho! Ini adalah salah satu middle rune, Lagu.”
(TL Note: ini adalah rune Anglo-Saxon artinya ‘danau’.)

Meskipun Ainz tidak tahu mengapa ada begitu banyak, Ainz cukup yakin jika beberapa diantaranya cocok dengan yang Gondo tahu.

“Aku mengerti. Kalau begitu, aku mohon lanjutkan mengatakannya kepadaku tentang rune.”

Apa yang sebenarnya paling ingin Ainz ketahui adalah siapa yang mengajari pengetahuan ini dan informasi mengenai para pemain lain. Namun, pertanyaan itu paling baik ditujukan kepada seorang sejarawan. Untuk sementara, dia akan membangun dasar pengetahuan dengan informasi lain yang berhubungan.

“Sekitar 100 tahun yang lalu, para dwarf mengekspor senjata magic dengan ukiran rune ke negeri manusia di timur dari pegunungan ini – Empire. Namun, aliran senjata itu berhenti setelahnya. Apa alasannya?”

Apa yang Ainz ingin tahu adalah apakah seorang pemain tewas 100 tahun yang lalu, tapi terlalu gegabah mengorek informasi semacam itu bisa membuat dirinya terekspos. Ainz sudah memikirkan masak-masak pertanyaan ini beberapa waktu yang lalu hingga sekarang, dan kelihatannya seperti sebuah pertanyaan yang bagus karena tidak mengeluarkan resiko membocorkan apapun tentang dirinya.

Wajah Gondo menjadi gelap. Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan jalannya.

“Ini akan memakan waktu yang lama. Mari kita bicara sambil berjalan.”

“Umu...”

Untuk sementara, satu-satunya suara yang terdengar di dalam terowongan ini adalah langkah kaki dari mereka bertiga.

 Dia mungkin terdiam karena dia ingin melancarkan kegundahan di dalam hatinya.

“Pertama, teman-temanku tahu aku adalah seorang pengembang rune.”

Apakah itu artinya dia memberi gelar tersebut sendiri?”

Gondo melanjutkan bicara tanpa menunggu Ainz merespon.

“Item magic dwarf selalu dibuat dengan rune. Tapi 200 tahun yang lalu, kami diserang oleh Demon God, dan sisa-sisa keluarga bangsawan meninggalkan kerajaan kami untuk bergabung melawan mereka. Teknologi dari dunia luar mengalir masuk dan sebagai hasilnya, rune dianggap sebagai ketinggalan jaman.”

Gondo mengeluarkan sebuah pedang dari tasnya dan memberikan pedang itu kepada Ainz. Ada karakter rune di tubuh pedang itu.

“Ini adalah Cuern, sebuah lesser rune yang berarti ‘ketajaman’. Ketika diukir dengan hati-hati, akan membuat pedang magic. Efeknya meningkatkan ketajaman senjata tersebut dan membuatnya lebih mudah memberikan luka-luka yang dalam kepada musuh.”

“Ini adalah efek yang sangat dasar pada senjata-senjata magic, ya kan? Waktu yang dibutuhkan untuk mengukir sebuah rne tergantung jumlah damage bonus yang ditambahkan kepada rune tersebut. Meskipun begitu, aku pernah dengar seharusnya tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan sebuah senjata kelas rendha, benar kan?”

“Itulah kenapa runecraft jatuh dimakan waktu. Item yang sama memakan waktu tiga kali lebih lama dibuatnya dengan runecraft (kerajinan rune) dibandingkan metode lain. Dari sudut pandang produksi masal, bahkan tidak berada pada kelas yang sama dengan enchantment (kerajinan dengan pemberian magic) milik manusia.”

Gond menghela nafas dalam-dalam.

“Berkat teknologi yang lebih unggul dari luar, jumlah runesmith yang bisa mengukir rune perlahan mulai berkurang. Itu karena semua orang merasa bahwa lebih baik menjadi seorang magic caster, yang bisa melakukan enchantment.”

Mungkin itulah alasannya mengapa aliran senjata ke dalam Empire berhenti. Ainz memahami hal itu. Dengan kata lain, tradisi kuno dan craft (kerajinan pembuatan senjata) semakin mati.

Gondo memicingkan matanya.

“Tetap saja, mengabaikan teknik dwarf kami sepenuhnya adalah tindakan bodoh! Terlebih lagi, runecraft memiliki keunggulan juga! Contohnya, kamu tidak perlu mengeluarkan biasa untuk itu!”

Suara Gondo bergema ke penjuru terowongan tersebut. Setelah menyadari seberapa bahayanya membuat kehebohan di tempat seperti ini, dia mengambil nafas dalam-dalam. Lalu, sebagai gantinya, membuat Gondo bisa bicara lebih tenang.

“Apakah anda tahu? Enchanment yang biasa memakan biaya banyak dalam hal reagen (bahan untuk reaksi) dan suplainya.”

Memang benar. Ainz pernah mendengar separuh dari harga pasaran item magic datangnya dari bahan-bahan itu.

Sementara biaya produksi untuk item-item magic luar biasa tinggi, seseorang bisa mengabaikan penggelembungan harga dari para suplier dan para pengecer ketika menghitung harga mereka. Itu karena Guild Magician tidak memungut biaya administrasi – mungkin karena mereka merasa itu sudah termasuk dalam iuran tahunan – sehingga para magic caster biasa menjualnya secara langsung tanpa ada biaya tambahan lagi, atau bernegosiasi secara langsung dengan client mereka.

Oleh karena itu, ketika seseorang menjualnya melalui seorang pengecer item magic, harganya akan naik.

“Namun, sebaliknya, item-item yang diperkuat oleh rune hampir sama sekali tidak ada biaya material apapun.”

“Itu luar biasa!”

Ainz tiba-tiba condong ke depan.

Dia sudah dipusingkan dengan biaya ini berulang kali, baik sebagai petualang Momon dan sebagai penguasa Nazarick. Oleh karena itu, ide hebat terhadap sesuatu yang “hampir gratis” adalah sangat berharga di hati Ainz.

Itulah kenapa dia tidak bisa memahaminya. Sebenarya, Ainz tidak akan pernah membiarkan teknik seperti itu mati.

“...Apakah ada kekurangan lainnya?”

“Ah, memang ada. Biasanya, mereka sulit diproduksi. Memakan waktu terlalu lama adalah satu hal, tapi hanya ada sedikit orang yang cocok menjadi runesmith pula. Menurut orang-orang Empire, ada lebih sedikit yang bisa menjadi mereka daripada menjadi magic caster.”

“Hm. Aku punya pertanyaan. Sementara kamu bilang rune semakin jauh dari gaya 200 tahun yang lalu, mengapa gelar rune developer masih ada? Bukankah hal semacam itu sudah terlalu telat? Atau apakah itu biasa bagi usia dwarf?”

Gondo tidak merespon, jadi Ainz menanyakan pertanyaan lain.

“Runecraft macam apa yang sedang kamu kembangkan sekarang?”

Ainz mengambil beberapa langkah maju, membarengi Gondo.

Wajah Gondo terpaku ke depan, tanpa ada gairah seperti sebelumnya. Dia hanya menjawab pertanyaan Ainz dengan pertanyaan lain.

“Mengapa anda ingin tahu tentang runecraft?”

Menjawab sebuah pertanyaan dengan pertanyaan lain menandakan bahwa dia tidak ingin memberikan jawaban yang benar. Jika Ainz bisa memberikan jawaban yang Gondo cari, dia harusnya bisa menguak apa yang sedang dia sembunyikan. Lagipula, Gondo sudah tidak lagi memanggil Ainz dengan “Yang Mulia” namun menjadi “anda”. Ini pasti pertanyaan yang penting.

Namun, tidak cukup dekat sehingga mereka mau membuka hati satu sama lain. Dan yang lebih penting lagi-

Mengapa dia membuka pengetahuan ini? Apakah hanya jebakan? Atau apakah dia tidak tahu pentingnya informasi yang dia pegang?.. Jika itu memang benar-benar seni yang rahasia, seharusnya dia memahami apa itu artinya, ya kan?

Entah kenapa itu membuat pusing, tapi untuk sementara, Ainz akan memberikan penjelasan motifnya yang sudah dia persiapkan sebelumnya.

“Karena rune-rune ini sedikit berbeda dengan yang pernah aku tahu. Kamu mengerti bahwa seseorang bisa tertarik dengan latar belakang bersejarah dan penyebaran runecraft, ya kan? Jika demikian, aku harap kamu bisa menjawab pertanyaanku.”

Gondo membuang muka, lalu jatuh ke dalam perenungan. Mereka melanjutkan perjalanan ke depan dengan hening sesaat.

Saat Ainz mulai tidak sabaran, Gondo akhirnya menjawabnya.

“Aku sekarang sedang bereksperimen dengan mengurangi waktu yang dibuat untuk melakukan penambahan rune dalan senjata, begitu juga dengan cara untuk memproduksinya secara masal. Namun, itu hanya berarti sementara. Tujuan akhirku adalah mengembangkan teknik untuk membuat rune menjadi penting. Dengan kata lain, aku ingin membuat runecraft unik dan mampu berdiri dengan ujian waktu.”

Dengan kata lain, dia ingin menambahkan nilai kepada rune. Bos dari perusahaan manapun akan mengerti motivasi itu. Ketika mengembangkan sebuah produk, sangat umum jika hal tersebut berulang kali ditekankan, hingga titik rasa muak.

“Hoho. Itu penelitian yang sangat menakjubkan, ya kan? Bagaimana progresnya?”

Dia tidak berpikir akan mendapatkan sebuah jawaban, tapi Ainz tetap menanyakannya karena dia bingung dalam satu hal. Yaitu, seharusnya orang yang mengembangkan teknologi baru seperti ini adalah VIP di dalam Dwarven Kingdom.

Aku tidak tahu mengapa dia di luar sendirian, mengumpulkan contoh-contoh dari tempat yang seberbahaya itu. Bukankah harusnya orang sepertinya dijaga?

Pertanyaan Ainz langsung terjawab.

“Tidak sama sekali. Tidak ada progres apapun,” Gondo bergumam dengan nada suara depresi. “Orang-orang yang mengunakan runecraft untuk membuat item-item magic disebut runesmith, tapi aku tidaklah cukup luar biasa sehingga bisa dipanggil dengan gelar itu. Aku bahkan tidak bisa melakukan apa yang seorang murid harusnya mampu lakukan.”

Eh? Mulut Ainz ternganga. Bukankah itu berarti jika seseoang yang bahkan tidak bisa mengerjakan rune yang benar mencoba untuk mengembangkan bidang runecraft? Ini benar-benar situasi yang menggelikan.

Bisakah dia benar-benar membuat terobosan seperti ini, atau apakah ini sangat biasa bagi mereka?

Tidak, ini tidak mungkin biasa. Jika ini biasa, Gondo tidak akan sedepresi itu. Dengan kata lain, dia juga pasti merasakan bahwa dia hanya meraba-raba.

Sebenarnya, Ainz sangat dilema. Dia tidak tahu bagaimana memanfaatkan Gondo.

“Aku tidak berbakat. Aku bisa mengukir rune, tapi butuh waktu terlalu lama bagiku untuk melakukannya.. meskipun, mereka bilang semua runesmith harus melewati fase ini sebelum mereka bisa berkembang. Tapi runesmith lain memiliki progres ke depan daripada diam di tempat  yang datar sepertiku ini.”

Gondo menurunkan kepalanya seperti tidak bertenaga.

“Aku bukanlah runesmith yang bagus. Aku hanya keturunan tidak berguna yang ditinggalkan oleh ayahku yang hebat.”

Ternyata begitu, Ainz merenung. Jadi masalahnya hanya ketiadaan bakat.

Setelah mempertimbangkan pengetahuan dari dunia ini dan Yggdrasil, dia sangat yakin bahwa memang ini masalahnya.

Seseorang membutuhkan sepuluh level lagi dalam job class tertentu sebelum mampu mengambil level dalam karir sebagai runesmith. Namun, jika level keseluruhannya paling atas adalah 11, maka dia tidak akan bisa naik level lebih jauh lagi sebagai seorang runesmith. Dan jika dia hanya punya satu level runesmith, dia hanya bisa mempelejari skill yang tidak penting.

Tidak ada yang bisa Ainz lakukan untuk membantu Gondo, jadi dia berkata hal lain.

Ada kalanya ketika menghibur seseorang bisa menyelamatkan mereka, dan ada kalanya yang bisa mereka lakukan adalah menyerah.

Jika Ainz berada dalam situasi seperti Gondo, dia tidak ingin orang yagn baru dia temui menghiburnya pula.

“...Begitukah. Ngomong-ngomong, apakah semua dwarf memiliki tujuan mengembangkan runecraft dan mengembangkan teknik baru untuk itu?”

“Tidak, hanya aku satu-satunya yang melakukan itu,” Gondo membalas, dengan tawa kesepian yang buruk. “Semua runesmith telah menyerah dengan keahlian mereka. Tidak ada lagi yang tersisa dan ingin lepas dari keadaan runecraft saat ini dan mengembangkan teknologi baru untuk itu. Mereka semua merasa tidak apa membuangnya.”

“Ternyata begitu... Kalau begitu, ada sesuatu yang ingin aku tahu. Apa yang akan kamu lakukan setelah mengembangkan teknnik runecraft yang baru?”

“Apa yang akan kulakukan? Aku hanya ingin menggunakan runecraft untuk memperkuat sesuatu dan meningkatkan jumlah runesmith. Rune adalah teknologi yang luar biasa. Akan sangat disayangkan jika membiarkannya mati.”

“Apakah ada orang yang membantumu dalam hal ini?”

“Tidak, seperti yang kubilang, hampir semua runesmith telah menyerah dengan kemampuan mereka dan mengahabiskan hari-harinya dengan minum-minum dan mengutuk kepahitan akan bagaimana nantinya kemampuan itu akan mati pada generasi mereka. Aku sudah mencoba bicara kepada mereka di masa lalu, tapi mereka semua menolakku.”

“...Hm. yah, yang lemah akan musnah. Memang wajar bagi teknologi yang tidak berguna menghilang.”

Gondo tiba-tiba saja menatap Ainz, tapi tatapannya telah kehilangan kekuatan dalam beberapa saat.

Saat Ainz melihat Gondo menggantungkan kepalanya dan bergerak maju, Ainz merenungkan nilai dari rune.

Sejujurnya, dia tidak tertarik pada mereka selain sejarah keterlibatannya dengan para pemain.

Namun, seni yang dibuang bisa dikembangkan dengan murah, dan investasi sesaat mungkin bukanlah ide yang buruk. Konsep tidak menghabiskan uang juga sangat menarik. Ditambah lagi, dia ingin mengumpulkan teknologi-teknologi langka.

Dan juga, jika pemain lain muncul, dia bisa menggunakan ketertarikan mereka dalam rune sebagai umpan yang luar biasa.

“...Aku punya satu atau dua pertanyaan. Atas dasar apa  teknik yang kamu sebutkan itu bisa dikembangkan? Apa yang baru saja kudengar seperti fantasi kosong yang dipikirkan oleh seseorang yang tidak tahu apapun tentang seni itu.”

“Itu tidak benar! Yah, memang benar aku tidak punya bakat untuk menjadi runesmith yang benar. Tapi ayahku, dan ayahnya ayahku – kakekku – keduanya adalah runesmith top dari negeri ini, dan mereka melayani keluarga kerajaan terakhir – Runesmith King – sebagai tangan kanan dan kiri. Aku pernah melihatnya sendiri dengan mata kepalaku. Aku pernah baca dari literatur dan thesis yang ayah dan kakekku tinggalkan. Aku yakin itu bisa! Ayahku memastikan teoriku di pembaringan terakhirnya. Dia bilang kepadaku memang sulit tapi bukan tidak mungkin!”

Gondo terlihat seakan mau muntah darah dengan ucapannya saat air mata mengalir dari ujung matanya.

Perasaan dan pemikiran yang telah lama dia pendapat akhirnya meledak.

Meskipun arus emosi itu bertabrakan dengannya, Ainz tetap tidak bergeming. Sementara ucapan Gondo membuatnya berharap jika penelitian dwarf itu akan menghasilkan sesuatu, kenyataannya adalah Ainz hanya ingin akses kepada teknik langka yang mungkin nantinya akan hilang. Jika Gondo tidak bisa memberikan hasil yang konkret, maka Ainz akan menyerah kepadanya.

“Memang benar aku tidak berguna sebagai anak! Tetap saja, aku tidak ingin membiarkan seni yang turun temurun dari leluhurku mati! Aku tidak ingin nama besar dari ayahku hilang dari buku-buku sejarah, tak perduli apapun yang harus kulakukan!”

Dan kemudian, ucapan itu membuat Ainz teringat.

Dia juga berharap untuk mempertahankan apapun yang telah ditinggalkan oleh rekan-rekannya di Ainz Ooal Gown. Dia ingin semua itu bisa tahan selamanya.

Dalam sekejap, Ainz bisa mengerti perasaan Gondo jauh di tulang sumsumnya.

Ukuran daya tariknya menjadi penuh dalam sekejap.

Di waktu yang sama, dia mengerti mengapa Gondo terus membicarakan tentang runecraft.

Bagi Ainz, runecraft sudah mati, atau mungkin, hampir mati. Jadi, dia tidak ada alasan untuk menyembunyikannya. Yang dia tahu,  mungkin dia ingin menyebarkannya selebar-lebarnya, agar bisa selamat dengan suatu cara. Tentu saja, dia tidak tahu jika dia memang berpikir sejauh itu.

“...Maafkan aku. Ini mungkin akan membuatmu marah, tapi aku harap kamu mengizinkanku berkata ini. Dari sudut pandangku, kamu adalah kamu, dan kamu bukanlah ayah maupun kakekmu. Apakah aku salah?”

Sebuah campur emosi yang tak bisa dijelaskan muncul di wajah Gondo. Sulit dikatakan apakah dia marah, terluka atau tersentuh. Tapi akhirnya itu padam menjadi kekesalan.

“-Yang Mulia, aku sangat berterima kasih kepada anda. Tapi saya sudah memutuskan alasan hidup saya.”

“Kalau begitu, biarkan aku – tidak, biarkan Sorcerous Kingdom menyediakan bantuan finansial bagi usaha kerasmu. Biarkan aku menjadi penyokongmu dan membantumu dalam pengembangan runecraft.”

Mata Gondo membelalak, dan dia berseru karena kaget:

“Anda, apakah anda serius? Ini, ini adalah keberuntungan yang luar biasa... ini tidak bisa dipercaya!”

Pasti ada sesuatu terhadap penawaran yang menggiurkan itu. Siapapun akan berpikir demikian. Ainz mengerti apa yang Gondo rasakan.

“Yah, yang bisa kubilang adalah aku harap kamu percaya kepadaku. Namun, orang sepertimu yang bukanlah seorang runesmith mungkin tidak akan bisa mengembangkan teknik-teknik yang kamu bicarakan tersebut, benar kan?”

Mulut Gondo menjadi datar, dan dia terdiam.

“Oleh karena itu, aku ingin merekrut seluruh runesmith di dalam Dwarven Kingdom ke negeriku, untuk bekerja mengembangkan teknik runecraft di bawah arahmu.”

“Apa, apa itu artinya?”

“Itu artinya seperti yang diutarakan. Aku akan mengumpulkan seluruh runesmith dan membandingkan pengetahuan mereka sebagai prototype teknik baru. Untuk alasan itu.. aku harap kamu bisa membantuku merekrut mereka. Apakah itu tidak mungkin?”

Gondo mempertimbangkannya, lalu memberikan balasan.

“Tidak, seharusnya itu bisa dilakukan, Hampir semua runesmith menyerah dengan keahlian mereka, tapi seharusnya ada banyak orang yang berharap untuk peluang bersinar.”

“Dan kemudian kamu akan menggerakkan hati merea... kalau begitu, Gondo. Bagaimana? Maukah kamu membantuku? Maukah kamu memberikan jiwamu kepadaku? Seberapa jauh kamu mau melakukannya untukku?”

“Apa?”

“Akan sangat sulit untuk membangkitkan kembali seni yang hampir hilang jika tidak memfokuskan semua runesmith pada satu tujuan. Inilah kenapa kamu tidak boleh bermalas-malasan dalam merekrut bakat. Aku ingin membawa seluruh runesmith ke negeriku. Jadi, sangat mungkin aku akan melakukan metode tertentu yang... buruk. Ini mungkin akan membuat kolabotorku melakukan tindakan yang mungkin akan dianggap berkhianat kepada negeri ini.”

“Apa itu? Jawabannya sederhana. Jika anda menginginkan jiwaku, maka ambil semuanya, semuanya. Itu adalah harga yang kecil untuk membayarnya agar bisa membuat runecraft hidup selamanya.”

Gondo mengulurkan tangannya.

Ainz menerimanya.

“Aku adalah undead. Apakah itu tidak apa bagimu?”

Gondo tertawa dengan ucapan Ainz.

“Selama anda bisa membuat impian saya menjadi kenyataan, saya tidak perduli jika Yang Mulia adalah undead atau Frost Dragon Lord (Tuan Naga Beku) yang menakutkan.”

“Kalau begitu, yang pertama dahulu, bisakah kamu mengantarkan kami ke Dwarven Kingdom? Aku berencana untuk menandatangani sebuah perjanjian pertemanan dengan Dwarven King (Raja Dwarf) agar bisa merekrut runesmith-runesmith ke negeriku. Lagipula, akan sulit merekrut orang jika negeri kita tidak memiliki ikatan diantara mereka. Ditambah lagi, aku yakin Dwarven Kingdom memiliki kendali ketat terhadap ekspor teknologi, apakah aku benar?”

“Seharusnya tidak masalah. Jarang sekali ada permintaan untuk runecraft. Ah, dan juga, Dwarven Kingdom tidak lagi memiliki seorang raja. Negeri ini diatur oleh Regent Council (Dewan Perwakilan) yang dikepalai oleh beberapa pimpinan.”

“Umu. Aku ingin mendengar tentang itu. Bisakah kita bicara sambil jalan? Aku ingin mendengar garis kasarnya.”

Saat Gondo bicara kepada Ainz, jalan keluar terowongan tersebut akhirnya muncul di depan mata mereka.

Setelah ketiganya muncul, mereka disambut oleh Shalltear, diantara yang lainnya. Tentu saja, Zenberu juga ada di sana pula.

Meskipun Gondo menduga akan ada segerombolan undead, dia pun mau tidak mau bersikap waspada saat melihat magical beast pula. Kenyataan bahwa ‘tidak ada dark elf’ sudah memberinya sebuah pukulan, tapi sekarang gumaman Gondo sampai di telinga Ainz.

Shalltear maju ke depan tanpa suara lalu membungkuk.

“Ainz-sama. Maafkan saya karena sudah mengganggu setelah baru saja kembali, tapi ada sedikit masalah.”

“...Dimana Hanzo yang lainnya? Apa yang terjadi?”

“Ya! Sebenarnya, orang lain memasuki gua ini, melalui terowongan di dalam bangunan yang Aura tunjukkan kepada anda. Maafkan saya sedalam-dalamnya karena baru saja mengatakan kepada anda sekarang, tapi saya sudah mengirimkan beberapa Hanzo untuk menyelidikinya.”

“Tidak perlu minta maaf, Shalltear. Kamu sudah memilih tindakan dengan bijak. Kami akan menunggu para Hanzo kembali, menganalisa laporan mereka, lalu memutuskan apa yang akan dilakukan. Kalau begitu-“

Dia berhenti sejenak, lalu melirik ke arah dwarf yang pernah tinggal di sini. Dwarf tersebut tidak memperhatikan kejadian di sisi ini. Malahan, dia asyik bercakap-cakap dengan Zenberu. Setelah mendengar lebih dekat, kelihatannya mengenai Dwarf yang pernah menolong Zenberu.

“-Gondo. Maaf sebentar, tapi kelihatannya ada orang yang memasuki kota ini. Ada kemungkinan penggunaan kekuatan di sini. Ketika tiba saatnya, aku harap kamu akan menjadi saksi untuk negerimu jika ada tindakan yang tidak bisa dihindari.”

“Tentu saja. Serahkan itu kepada saya. Meskipun, aku harap anda membatasi kerusakan hingga sekecil mungkin.”

Ainz mengangguk. Wajar jika menghindari rintangan yang akan mengganggu negosiasi di masa depan.

“Shalltear, bagaimana dengan perimetermu?”

“Saya sudah menyebarkan binatang buas Aura ke dalam wilayah itu... Bagaimana, Aura?”

“Seharusnya bisa berjalan. Meskipun musuh bisa menjadi tidak terlihat, binatang-binatang buasku masih bisa mencium bau mereka.”

“Oh begitu. Kalau begitu mari kita tunggu kembalinya para Hanzo.”

Setelah beberapa saat, para Hanzo telah kembali.

Menurut mereka, pihak lawan kelihatannya adalah Quagoa. Ada lebih dari 100 Quagoa. Gondo mendengarnya dari samping dan kelihatannya sangat terkejut. Ini jauh melebihi pasukan pengintai biasa; kelihatanya, ini adalah sebuah kelompok tempur, atau suku yang bermigrasi.

Hanya ada satu tindakan yang bisa Ainz ambil.

“..Shaltear. Tangkap mereka semua. Bisakah kamu melakukannya?”

“Jika itu adalah perintah anda.”

“kalau begitu aku perintahkan kepadamu untuk melakukannya. Apakah kamu mengerti mengapa aku ingin kamu menangkap mereka?”

“Untuk menanyai mereka dan mencegah adanya berita tentang kita yang bocor.”

Ainz mengangguk dengan agung.

“Benar. Jika kita hanya menangkap salah satu dari mereka hidup-hidup, maka kita hanya bisa menginterogasi satu orang dari mereka. Ini meningkatkan kemungkinan kita akan ketahuan dan kita mungkin akan mendapatkan informasi palsu. Ditambah lagi, kita harus mempertimbangkan mungkin saja kita membunuhkan sebuah contoh dari mereka.”

Ada satu hal yang Ainz tidak sebutkan karena Gondo ada di sana – yaitu dengan hanya mempercayai cerita satu pihak saja mungkin akan berakibat buruk bagi mereka. Siapa yang tahu, mungkin lebih baik melakukan kesepakatan dengan Quagoa daripada dengan dwarf.

“Kalau begitu pergilah, Shalltear. Aku menunggu kabar baik darimu.”

31 komentar:

Unknown mengatakan...

Pertamax di amankan wkwkwk

Yan mengatakan...

sasuga Mimin-sama, update an nya cepat.. thanks min

Unknown mengatakan...

Ya

Unknown mengatakan...

sankyu min,,,,

Unknown mengatakan...

Terus semangat Terus semangat Terus semangat min. hahhaaa
Thanks.......

Unknown mengatakan...

Mantab dach..., lanjut terus

Ucup mengatakan...

Terlalu cpet min 😂 gpp deh biar ga penasaran 😅

Unknown mengatakan...

Keren min

amsier mengatakan...

cybershnote.blogspot.co.id
Mantap Updatenya,,,

Unknown mengatakan...

sip gan. ditunggu klanjutanya

Unknown mengatakan...

mantap bener ceritanya, lanjutkan terus semangat gan.

Unknown mengatakan...

Ayo lanjutkan bro

Anonim mengatakan...

Mimin sama emang sugoii desu ����

Unknown mengatakan...

Saya suka updatenya cepet, makasih gan.

Unknown mengatakan...

semangat terus min buat update

Unknown mengatakan...

Semoga hari ini keluar Lanjutannya... Hehehe... Ngarep dot com

Anonim mengatakan...

Pertamax

Unknown mengatakan...

Perasaan aji selalu koment

AdeHaze mengatakan...

Konflik,
Dan,,
wah, enak kali kalau pas lagi pengen mengembangkan sesuatu tapi kekurangan dana dan bantuan finasial....

Sasuga Ainz Sama

Anda mengatakan...

Thanks min

Brian Torao mengatakan...

Sankyu overlord vol.11 bab 2 bag.2

Anan mengatakan...

Ky'y hanyak gw yg komen d 2019 aowkaowk

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Kouziro mengatakan...

:)

D mengatakan...

Ada satu hal yang Ainz tidak sebutkan karena Gondo ada di sana – yaitu dengan hanya mempercayai cerita satu pihak saja mungkin akan berakibat buruk bagi mereka. Siapa yang tahu, mungkin lebih baik melakukan kesepakatan dengan Quagoa daripada dengan dwarf.
Mantap level kewaspadaannya g menurun meski memiliki perasaan yg sama.

Amar mengatakan...

Keren loh ini ainz, gk kepikiran kalo ada ide bisa lebih baik kerja sama dengan pihak selain dwarf

Casssie mengatakan...

Arinsu arinsuuu

FANTASY mengatakan...

Stelah di liat2, Ainz mmang iblis sejati, pertimbangannya brdasarkan logika untung rugi, tidak ragu melakukan pembantaian jika menguntungkan dan pintar menipu, sasuga Ainz-sama

Anonim mengatakan...

Saat gondo menyelimuti dirinya dengan jubahnya , ainz berpikir gondo lagi ngeprank karna dimata ainz walalun gondo ditutupi oleh jubah tetap saja terlihat dengan jelas

Kuhaku mengatakan...

Setelah diceritakan kisah sedih dan menyentuh hati nya ainz oleh gondo, ainz tetap berpikir rasional,mengutamakan untung dan rugi nya, terbukti di paragraf hampir akhir dia berpikir bisa saja lebih menguntungkan tuk bekerja sama dengan quagoa daripada dwarf

Unknown mengatakan...

Andai aja ainz sifatnya cool, pasti title overlord nya dapat bet