Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

11 Oktober, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 1 Part 2

Chapter 1 : Persiapan untuk negeri yang tidak diketahui 

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaDua jam setelah pertemuan dengan Lizardman, Ainz menghela nafas lirih di dalam kamarnya.

Itu karena dia baru saja selesai berkomunikasi dengan Fluder dan Ainzach via [Message]

Mengapa aku harus berteleport kesana untuk membuktikan identitasku? Terutama Fluder. Kukira dia sudah terbiasa sekarang, tapi ternyata aku salah.

Ketika Ainz menggunakan [Message], tak ada dari mereka yang percaya bahwa dia adalah Ainz, jadi dia tidak ada pilihan selain [Teleport] ke tempat dimana mereka berada dan bicara kepada mereka secara pribadi.

Cara mereka meminta maaf karena menggunakan cara yang sama dan meminta Ainz untuk hanya menggunakan [Message] hanya dalam keadaan darurat membuatnya merasa seakan mereka sudah merencanakan ini sebelumnya.

Ainzach bisa dikesampingkan dahulu, kamu kira Fluder ingin membuang waktunya untuk masalah lain, mempertimbangkan buku yang sudah kamu beri kepadanya.


Tentu saja, Ainz cukup bijak untuk tetap diam.

Ngomong-ngomong, memang dia pernah dengar tragedi yang disebabkan penggunaan [Message] di masa lalu, sulit baginya untuk memahami mengapa mereka tidak yakin pada mantra itu sampai sekarang. Meskipun begitu, mungkin itu bukanlah sesuatu yang bisa diterima dengan mudah. Ditambah lagi, akan sangat merugikan jika mereka, sebagai kolaborator Ainz, ditipu dengan cara seperti itu. Dalam hal itu, yang bisa Ainz lakukan menerima dan menelannya saja MP yang berkurang akibat magic teleportasi sebagai biaya perjalanan.

Kekesalannya juga berhubungan dengan hasil percakapannya dengan mereka berdua. Penggunaan teleportasi akan lebih bermanfaat jika menghasilkan informasi yang bagus. Sayangnya, bukan seperti itu.

Ainzach tahu bahwa ada Dwarven Kingdom di dalam rangkaian pegunungan Azellisia, tapi dia tidak yakin dengan lokasinya. Kingdom Re-Estize tak pernah mencoba untuk menjalin ikatan level nasional apapun dengan para dwarf pula. Meskipun mereka melakukannya, itu mungkin sebatas urusan-urusan di dalam kota tambang Re-Brumelashul. Hubungan-hubungan seperti ini sangat berkaitan erat dengan keuntungan kota, bagaimanapun juga, sulit sekali untuk mencoba ikut campur dengan mereka.
 (TL Note: リ.ブルムラシユール)

Fluder merasa sama pula.

Meskipun dia pernah dengar kebudayaan Dwarven dan pemerintahan mereka, kenyataannya adalah dia tidak tahu apapun tentang mereka. Ada sesuatu tentang seberapa kuat naga yang menyebabkan kerusakan di kota Dwarf, tapi dia tidak tahu nama kotanya, atau nama dan kemampuan dari naga itu.

Kelihatannya Fluder tidak menyelidiki masalah itu karena itu tidak membuatnya tertarik. Namun, mereka mungkin bisa mulai menelitinya melalui saluran dari Imperial setelah ini. Setidaknya, itulah yang disarankan oleh Fluder, tapi Ainz menolak saran itu. Itu akan memakan terlalu banyak waktu, dan membuat pengkhianat seperti dirinya melakukan penelitian yang dimaksud mungkin akan menyebabkan masalah.

Pada akhirnya, satu-satunya orang yang bisa dia andalkan adalah Zenberu sang Lizardmen.

Sudah waktunya aku mengirimkan sebuah [Message] kepada mereka berdua dan bilang tentang para dwarf.

“Aku akan menghubungi Shalltear dahulu. Hm... orang yang tepat untuk pekerjaan itu?”

Itu adalah pujian yang tinggi dan kritikan yang keji di saat bersamaan.

Ainz menutup matanya – meskipun dia tidak memiliki bola mata – dan memikirkan masalah untuk beberapa menit. Lalu, dia membuka matanya dan merapalkan mantra [Message].

“-Shalltear Bloodfallen.”

[A, Apakah itu anda, Ainz-sama? Dimana anda menginginkan [Gate] dibuka kali ini?]

Shalltear adalah Guardian Floor terkuat, dan satu-satunya mengatur banyak lantai. Kenyataannya hal pertama yang dia tanyakan adalah dimana [Gate] akan dibuka kali ini sungguh menyedihkan. Di waktu yang sama, Ainz merasa sedikit bersalah menugaskan hal itu kepadanya.

“Tidak. Kali ini, aku akan mempercayakan tugas berat kepadamu.”

[Tu, Tugas berat?]

“Umu. Kamu akan menemaniku untuk melakukan perjalanan, dan memastikan keselamatanku.”

Keheningan berlangsung beberapa detik.

Jangan bilang dia tidak dengar itu. Ada apa? Saat Ainz mulai penasaran apakah ada yang salah, suara Shalltear – menjadi sumbang, mungkin dikarenakan terlalu gembira – terdengar di kepala Ainz.

[Pelayan anda akan melaksanakan tugas itu, meskipun dia harus menjadi debu dalam prosesnya!!]

“U-umu. Kalau begitu aku akan menjelaskannya lebih detil lagi. Datanglah ke ruanganku di dalam E-Rantel.”

Jika dia tidak memberikan detil seperti itu, sangat mungkin sekali dia akan berteleport ke kamar Ainz di Nazarick. Namun, itu hanya pernah terjadi sekali. Dia telah mengirimkan [Message] kepada Narberal yang berkata untuk datang ke kamarnya, dan setelah menunggu lama dia tidak datang. Hanya setelah dia mengirimkan [Message] lain kepadanya akhirnya diketahui Narberal sedang menunggu di kamarnya yang ada di Nazarick.

Ainz bercermin dalam hal itu, dan menyadari kesalahan berada pada perintah yang dia berikan. Oleh karena itu, dia bertekad untuk tidak membuat salah lagi.

[Mengerti! Pelayanmu akan langsung datang!!]

“Dan juga, berikan tugas mempertahankan pengawasan terhadap Great Underground Tomb of Nazarick kepada Nare. Beritahu dia apapun yang diperlukan ketika kamu menyerahkan tugas tersebut kepadanya. Pertimbangkan waktu yang diperlukan untuk itu. Kemarilah ketika kamu sudah menyelesaikan urusanmu yang ada di sana. Aku tidak punya janji yang membuatku harus pergi dari kamar, jadi aku akan menunggumu sampai tiba.”

[Baik!! Saya Shalltear Bloodfallen, akan melaksanakan tugas anda dengan tepat dan tanpa terlambat!!]

“Penyerahan tugas dan pengambil alihannya juga sangat penting. Jangan terburu-buru dan membuat kacau hal itu karena aku sedang menunggu, paham? Aku akan perintahkan Mare untuk bergegas ke kamarmu, Adipocere Chamber.”

[Mengerti!! Kalau begitu saya akan menuliskan tugas yang akan diserahkan ke dalam tulisan!!]

“Dan juga aku yakin tidak perlu mengatakan hal ini, tapi kamu harus berikan cincinmu kepada Mare.”

[Tentu saja!! Saya mengerti jika itu hanya untuk disimpan sementara!!]

Sangat berbahaya membawa cincin itu keluar Nazarick. Dengan kata lain, selama cincin dan tongkat Ainz Ooal Gown tidak diambil, akan ada cukup waktu untuk semua guardian berkumpul. Oleh karena itu, cincin-cincin itu disembunyikan di dalam tumpukan emas di dalam ruang harta, selain dari yang dipakai Ainz dan yang diberikan kepada orang-orang tertentu di dalam Nazarick.

Alasan mengapa Ainz memakai cincin itu meskipun tahu bahayanya karena tidak mungkin bisa masuk ke Nazarick jika tak ada yang memakainya dan musuh memblokade pintu masuk ke dalam Nazarick.

“Baiklah. Mulailah persiapanmu kalau begitu.”

[Ya!! Lalu, apakah ada hal lain yang harus saya bawa ke ruangan anda, Ainz-sama?]

“Sebuah pertanyaan yang beralasan, tapi tidak ada yang perlu kamu bawa. Aku akan jelaskan rencanaku kepadamu ketika tiba waktunya, lalu aku akan memberimu waktu untuk mempersiapkan diri.”

[Mengerti!]

Respon penuh semangat dari Shalltear hilang saat mantra itu dihentikan.

Lalu, Ainz mengirimkan kepada Mare sebuah [Message]. Ada sedikit perbedaan isi dari percakapan mereka, singkatnya dia bilang kepada Mare untuk mengambil alih tempat Shalltear sebagai pelindung Great Underground Tomb of Nazarick.

Setelah mendengarkan suara Mare yang tetap jernih namun kecil, Ainz mengakhiri [Message].

Akhirnya, Ainz mengirimkan [Message] kepada Aura.

“Aura, ini aku.”

[Ya, Ainz-sama! Apa yang anda ingin saya lakukan?]

“Umu. Aku ingin kamu menemaniku ke Dwarven Kingdom.”

[Mengerti]

“Pertama, aku harap kamu akan menemuiku di dalam kamar di E-Rantel sementara menunggu Shalltear”

[Shalltear?!]

Seruan serasa tidak percaya berikutnya membuat Ainz berterima kasih dia tidak punya gendang telinga untuk mendengar.

“Aura, kecilkan suaramu.”

[Sa, Saya minta maaf, Ainz-sama!]

Seperti yang kubilang, kecilkan suaramu.. Ainz berpikir begitu, tapi tidak mengatakannya.

[Ah, apakah kita akan menghancurkan Dwarven Kingdom?]

“Tidak. Bagaimana bisa kamu mengeluarkan kesalahpahaman yang berbahaya seperti itu? Aku hanya ingin melakukan negosiasi pertemanan.”

[Ah, begitu! Jadi anda sudah melihat negosiasi damai itu akan hancur kemudian?]

“Aura, kamu-“

[Ainz-sama, saya sudah di sini!]

“Apa? Maksudmu kamu sudah tiba di kamarku?”

[Ya, tepat sekali!]

Sebuah ketukan datang dari pintu saat dia mengatakan ini.

Ainz tersenyum pahit saat dia melihat Decrement pergi untuk menjawabnya.

“Ainz-sama, Aura-sama meminta izin untuk masuk.”

Ainz memberi isyarat setuju, lalu Decrement mengambil satu langkah menjauh dari pintu.

[“Maaf sudah menganggu anda, Ainz-sama!”]

Suara Aura tumpang tindih dengan mantra [Message] saat gadis Dark Elf itu menyapa Ainz.

Ainz menunjuk sepasang sofa yang saling berhadapan, lalu beraling ke arah Decrement.

“Persiapkan minuman untuk Aura.”

“Ya, Ainz-sama. Kami punya jus apel, jus jeruk, jus jeruk nipis, teh dan kopi saat ini.”

Decrement meletakkan jus apel yang diminta Aura di meja kecil antara dua sofa. Saat Aura mulai meminumnya, Ainz mulai penjelasannya.

“Pertama, biar kujelaskan terhadap pertanyaanmu mengenai penghancuran Dwarven Kingdom. Membawa serta Shalltear memang untuk memenuhi persyaratan kekuatan tempur, tapi ada alasan lain untuk itu.”

“Eh?!”

Mata Aura melebar. Melihat sikapnya, jelas dia menganggap Shalltear memiliki kegunaan yang sangat terbatas. Tetap saja – Ainz sulit sekali menahan kehangatan yang mengalir di dalam dadanya.

Mengingatkannya kepada hubungan Bukubukuchagama dan Peroroncino.

Sekali-sekali, Bukubukuchagama akan berkata, “Apakah adikku yang bodoh itu memberimu kesusahan?”

Ketika orang membalas dengan sebuah, “Uh, kurasa tidak?” dia akan langsung merespon seperti Aura, dengan “Benarkah?!”

Sulit bagi Ainz untuk membendung diri saat dia menyadari Aura dan Shalltear membawa hubungan yang sama. Kenangan itu jatuh seperti butiran salju, memenuhi hatinya dengan sebuh kebahagiaan. Kegembiraannya bergulung naik, dan saat dia akan tertawa – emosinya ditekan.

“...Sial.”

Ainz samar-samar mengutuk dirinya saat momen kebahagiaannya dikacaukan oleh penekanan emosinya. Itu memang membantunya beberapa kali di masa lalu, tapi dia menyadari itu melelahkan juga ketika mengganggunya. Ainz tahu dia hanya egois dan hipokritis, tapi dia masih sulit menerima interupsi kenangan akan mantan teman-temannya.

“Ah, er.. Ainz-sama? Ada apa?”

Namun, rasa tidak senangnya hilang seperti asap di tiup angin saat dia mendengar suara gemetaran gadis itu. Dia tidak boleh mengeluarkan emosi negatif dengan cara yang bahkan bisa terlihat oleh anak-anak. Ainz menghirup nafas dalam-dalam, lalu tersenyum kepada Aura.

“Tidak, maafkan aku. Bukan apa-apa. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Aku membawa serta Shalltear kali ini untuk menyelidiki kemampuan adaptasinya. Dia diciptakan untuk menjadi Guardian terkuat. Saat itu, jika dia bertarung dengan benar, mungkin akupun tidak akan mampu mengalahkannya.”

“Yah, jika mengenai hal itu-“

“-Tidak, bukan seperti itu. Jika aku adalah Shalltear, aku akan memanggil Einherjar sejak awal lalu bersiap bertarung sambil menghadapi musuhku, lalu menyerangnya dengan magic saat MP milikku mengizinkannya, diikuti dengan penggunaan skill-skillku. Lalu, aku akan memicu Blood Frenzy dengan suatu cara lalu merangsek dengan bertarung jarak dekat menggunakan Spuit Lance saat kekuatan serangku meningkat.”

Ainz tersenyum, sedikit tidak nyaman.

“Jika itu terjadi, aku akan lari tanpa berpikir dua kali.”

Skillnya sebagai pemain dikesampingkan dahulu, karakter Ainz hanya bisa dianggap berada dalam porsi yang lebih atas di tingkat tengah dari seluruh pemain. Karakter Shalltera dibangun dan diberi equipment menempatkannya di porsi yang lebih rendah dari tingkat teratas. Jika dia memakai equipment penuh – dengan item-item kelas divine – dia akan berada di dalam porsi tengah di tingkat teratas. Jika dia bisa merubah perlengkapan untuk menyamai lawannya, dia mungkin akan mampu bertarung setara dengan eselon atas dari tingkat teratas.

“Namun, reputasinya sebagai guardian terkuat malahan menghalangi perkembangan Shalltear.”

“Eh?”

“Cara yang paling efektif bagi Shalltear adalah mengurangi sumber daya musuh, jadi dia harus meluncurkan serangannya seperti sebuah anak panah. Ketika dia meluncurkannya, dia harus dibiarkan mengamuk di dalam barisan pertahanan musuh. Namun – apakah itu benar-benar hal yang tepat? Mungkin itu adalah cara yang terbaik untuk menggunakan kekuatan Shalltear secara penuh, tapi bisakah kita benar-benar berkata itu adalah metode yang paling baik untuk digunakan?”

“Aku tidak seberapa mengerti... tapi jika anda merasa itu benar, maka seharusnya itu adalah tepat, Ainz-sama.”

Jawaban semacam itu benar-benar membuatnya sulit untuk menjaga percakapan ini. Apa yang sebenarnya ingin Ainz dengar sekarang ini adalah balasan beralasan dengan hati-hati terhadap keuntungan dan kerugian dari statemen Ainz, itulah yang akan dikatakan oleh orang dewasa yang tepat. Tetap saja, lagipula anak-anak memang bisa diduga sangat jujur.

“Be, begitukah. Namun, kurasa bukan itu masalahnya. Ketika aku bilang itu adalah yang terbaik, itu hanya untuk istilah memanfaatkan kekuatannya dengan penuh. Namun, mungkin itu bukan cara terbaik ketika Shalltear mulai mengumpulkan pengalaman.”

Ainz membuat progres sebagai seorang warrior. Tidak, yang paling baik adalah dia belajar untuk memanfaatkan seluruh kemampuannya dengan penuh. Sementara tubuhnya mungkin tidak akan mampu berkembang, bagian-bagian lain dari dirinya masih berkembang.

Tidak seperti bagaiman mereka dulunya ketika mereka hanyalah data, para NPC sekarang memiliki pikiran dan kapasitas untuk berpikir sendiri. Hal yang sama berlaku untuk Shalltera. Shalltear hari esok akan berbeda dengan Shalltear hari ini.

“Membuatnya melakukan hal-hal berbeda daripada mengulang-ulang tugas yang lama mungkin akan membantunya berkembang... Tentu saja, dia mungkin saja gagal, meskipun aku tidak berharap untuk itu. Tetap saja, meskipun jika dia mengacaukannya, yang kita perlukan hanyalah membuat orang yang ada di sisinya memperbaiki kesalahan itu. Itulah kenapa aku memintamu, Aura.”

Aura memiliki hubungan yang lebih baik dengan Shalltear daripada Mare. Ainz telah memilih si kakak dari si kembar karena dia bisa membuat Shalltear tetap pada aturan.

Setelah mendengarkan semua ini dengan teliti, Aura mengangguk mengerti dengan terpaksa.

“..Tetap saja, sementara aku berkata begitu aku ingin dia mengumpulkan berbagai pengalaman, itu mungkin akan melanggar kontrak sosialnya, dan itu akan menyebabkan masalah bagi perusahaan – bagi kelompok.”

“Eh? Apa maksudnya itu?”

“...Berpikirlah seperti ini. Tidak baik memaksa Shalltear melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan.”

“Mematuhi anda adalah apa yang harus kami lakukan, Ainz-sama!”

“...Bukankah menurutmu salah membuatnya melakukan sesuatu melawan keinginan Peroroncino? Jika perintahku berlawanan dengan keinginan Bukubukuchagama, bagaimana perasaanmu saat mematuhinya, Aura?”

“Ng! Yah, saya, ah, saya akan..”

Aura menundukkan kepalanya dengan gugup, dan bergumam sesuatu seperti, “sulit sekali mengatakannya.”

“Baiklah, jangan khawatir dengan hal itu. Itu hanya perbandingan. Alasanku memilih Shalltera kali ini adalah untuk menantangnya dan melihat apakah dia akan berkembang.”

“Oh begitu! Itulah Ainz-sama, pemikiran anda yang kompleks berjalan sangat dalam!”

Seorang atasan harus membiarkan pengalaman bawahannya tertantang agar mereka bisa berkembang.

Ini adalah salah satu rahasia yang dia intip dari sebuah buku yang dia baca tak lama setelah datang ke dunia ini.

Alasan mengapa dia tidak memberikan Shalltear kesempatan seperti ini sampai sekarang adalah karean situasinya sangat berbahaya, dan juga karena tidak ada waktu untuk hal semacam itu. Sekarang, bagaimanapun... tidak, tidak ada peluang yang lebih baik dari ini...

“Aku akan katakan sisanya setelah Shalltear tiba. Dengan begitu, aku tidak harus menjelaskannya dua kali.”

Saat Ainz berkata demikian, ketukan datang dari pintu, diikuti dengan Decrement yang pergi memeriksa pengunjung itu.

“Itu adalah Shalltear-sama.”

Orang yang sedang ditunggu telah tiba. Ainz menunjukkan bahwa Decrement harus membiarkannya masuk.

Saat pintu itu terbuka, dia melihat seseorang di pintu masuk.

“Shalltear Bloodfallen siap untuk pergi!!”

Ainz – yang bersiap berterima kasih kepadanya karena sudah datang kemari – terdiam di tempat, dan butuh waktu sesaat baginya sebelum dia bisa mengumpulkan akalnya dan bicara.

“Mengapa... mengapa kamu berpakaian lengkap untuk siap tempur?”

Bukan hanya dia memakai full platenya, tapi dia bahkan sedang memegang Spuit Lance.

“Ya!! Saya sepenuhnya bersiap untuk melindungi anda, Ainz-sama!! Saya akan habisi siapapun yang berani melawan anda, Ainz-sama!!”

Ainz menatap Shalltear yang terengah-engah, matanya terbuka lebar. Lalu, dia menatap ke arah Aura, seakan berkata, apa yang harus kulakukan dengan hal ini? Bukannya dia bisa berkata Shalltear sudah salah duga.

“Haaa~ kamu terlalu terburu-buru. Bagaimana kalau mengambil tindakan setelah Ainz-sama selesai bicara?”

Shalltear cemberut saat Aura meninjunya. Sebelum mereka berdua mulai berdebat, Ainz mengangkat tangannya untuk meminta perhatian mereka.

“Shalltear. Mungkin kamu sudah benar, tapi keadaannya berbeda kali ini. Maafkan aku tidak menjelaskannya kepadamu.”

Ainz cepat-cepat menjelaskan tujuan dari operasi ini kepada Shalltear – dan rencananya untuk membangun hubungan pertemanan dengan Dwarven Kingdom.

Sebuah tampang bingung muncul di wajah Shalltear setelah dia menerima semua itu.

“Jika, jika itu yang anda mau, apakah tidak apa membawa serta saya?”

“...Aku punya banyak alasan memilihmu. Menyuruhmu melindungiku adalah salah satunya. Tapi alasan terbesar adalah agar kamu bisa menambah pengalaman. Itu adalah pendapat pribadiku saat kamu menganggap dirimu tidak cocok dengan tugas ini karena keberadaan Blood Frenzy milikmu. Mungkin setelah kamu mencobanya, kamu akan menemukan bahwa ternyata secara mengejutkan kamu cocok dengan hal semacam ini.”

Mata Shalltear membelalak.

“Saya mengerti, Ainz-sama!! Saya akan memastikan anda tidak akan menyesali keputusan itu!!”

“...Umu. Lalu, Shalltear, aku akan menempatkanmu di bawah komando Aura untuk perjalanan ini. Karena Aura bertanggung jawab terhadapmu, aku harap kamu akan mematuhinya.”

“Saya mengerti!!”

Shalltear membungkuk kepada Ainz.

Ainz bertanya-tanya apakah balasan Shalltear terlalu lekas gugup, tapi lebih baik daripada jawaban tidak bersemangat. Tetap saja, akan menyusahkan jika semuanya menjadi percuma.

“Aku menghargai semangatmu, tapi kamu harus menenangkan diri, Shalltear.. Kalau begitu, mari kita mempertimbangkan masalah pengikutnya. Siapa lainnya yang harus kita bawa serta?”

“Ainz-sama – bolehkah saya berbicara?”

Ainz entah bagaimana terkesiap dengan respon yang datang dari sisi yang tidak terduga, tapi dia dengan dingin berpaling menghadap Decrement.

“Apa itu? Apakah ada masalah?”

“Ah, saya bertanya-tanya bagaimana menurut anda membawa beberapa pelayan ikut serta sebagai pengiring anda selama perjalanan ke Dwarven Kingdom. Secara tradisi, mereka yang memiliki kekuasaan selalu membawa serta pengikut untuk menangani tugas-tugas macam-macam. Saya merasa Dwarven Kingdom akan menganggap remeh anda jika tidak membawa pelayan ikut serta, Ainz-sama.”

“Oh begitu... kamu memang ada benarnya.”

Saat memata-matai Jircniv, dia menyadari bahwa pria itu keluar dengan ditemani oleh beberapa kereta, dan beberapa diantaranya mengandung para gadis berpakaian bagus. Mereka pasti orang-orang yang sedang menunggunya. Jika dia tinggal di Nazarick dulu, Ainz akan bisa mengamatinya dengan lebih hati-hati, tapi sayangnya dia tidak bermalam, yang mana agak sedikit disayangkan.

Tidak, kenyataannya adalah Jircniv telah data menempuh perjalanan yang lama untuk mengunjungi Ainz, dan Ainz akan sangat tidak sopan kepada Jircniv jika tidak memaksa dia bermalam. Memang benar, orang itu menolak dengan keras setiap tawaran bermalam yang Ainz buat, tapi mungkil yang benar adalah untuk membuatnya berubah pikiran.

Mungkin jika mereka membuat hubungan baik waktu dulu, masalah menjadikan negara bawahan mungkin tidak akan muncul di arena.

Oops, aku sudah keluar jalur... Decrement ada benarnya, tapi—

Ainz mempertimbangkan datanya. 41 pelayan biasa mungkin terlihat berbeda, tapi equipment dan statistik mereka sama.

Spesies heteromorfik yang dikenal sebagai Homunculi tidaklah sangat luar biasa, dan mereka sangat lemah, karena hanya level 1. Sementara mereka masih lebih unggul daripada level 1 manusia biasa dalam hal stats, jika mengenai bertarung, seorang Homunculi hanya akan memiliki 60% peluang menang.

Seragam pelayan yang mereka kenakan memang memberikan ukuran kekuatan bertahan, tapi itu hanya pada item kelas tinggi. Seragam itu mungkin kelihatannya luar biasa elastis bagi penghuni dunia ini, tapi tidak lebih dari sekedar lembaran kertas bagi pemain Yggdrasil.

Sejujurnya, tidak mungkin dia membawa mereka ke Dwarven Kingdom, melihat dia tidak tahu apapun tentang tempat itu. Ada kemungkinan seorang pemain mungkin sedang menunggu dengan pasukan yang siap diberangkatkan dan siap tempur.

“Tetap saja... Sayangnya, aku tidak bisa melakukan itu. Jika kita harus  memiliki pengikut – Shalltear, bisakah kamu membawa pasukan vampire bride milikmu dengan kita?”

“Tidak perlu ditanya. Semua yang ada di dalam Nazarick melayani anda. Anda hanya perlu memerintahkannya kepada kami?”

“Begitukah. – Decrement, penawaran yang kamu ajukan sangat beralasan. Namun, ada masalahnya, yaitu karena kamu lemah dan aku tidak tenang dengan keselamatanmu ketika bepergian ke negeri yang tidak diketahui.”

“Kami semua siap menghadapi segala macam bentuk bahaya!”

Ainz mengangkat satu tangan untuk menenangkan Decrement.

“Aku senang dengan loyalitas yang kamu – yang kalian semua tunjukkan. Oleh karenanya, ketika aku sudah memastikan Dwarven Kingdom aman, aku akan mengirimmu via teleportasi. Sampai saat itu, bagaimana kalau menyerahkan masalah itu kepada para vampire bride?”

Mulut Decrement bergerak beberapa kali, tapi tak ada kalimat yang keluar. Pada akhirnya, dia membungkukkan kepalanya. Ainz berharap bahwa dia tidak setuju karena dia diperintahkan seperti itu, tapi kelihatannya memang begitu.

Karena Ainz tidak punya hal lain untuk membujuknya, dan dia tidak akan merubah pikirannya tak perduli apapun yang dia katakan, Ainz berpaling dari Decrement.

Membangkitkan NPC level 1 memang murah, tapi bukan itu masalahnya di sini.

Tak ada yang ingin membawa anak dari teman-temannya ke dalam tempat yang berbahaya.

“Kalau begitu, Shalltear, bawalah serta – biar kulihat – enam Vampire Bride. Lalu tambahkan 30 pengendara selain itu. Lima diantaranya adalah Hanzo yang baru saja di summon.”

Tidak ada makna khusus dibalik angka 30. Hanya saja dia merasa bahwa jumlah itu sudah cukup. Mungkin karena ini adalah jumlah pemain yang diperbolehkan dalam sebuah kelompok penyerbuan?

“Aku akan menghubungi Cocytus sambil menunggu semua orang berkumpu. Baiklah, aku harus menyelesaikannya dahulu. Ketika semua orang berkumpul, kalian berdua akan bepergian ke desa Lizardmen melalui [Gate] Shalltear. Setelah itu, kita akan menuju utara untuk menemukan Dwarven Kingdom. Bagaimana menurutmu?”

“Mengerti!”

“Baik, ayo kita lakukan.”

Dua Guardian itu membalas setuju. Mereka tidak memberikan saran yang lebih baik, yang diharapkan Ainz. Sementara dua orang itu memang bukan wanita yang langsung meng-iyakan, kenyataan bahwa mereka telah berkata seperti itu membalas sarannya membuat Ainz merasa tidak tenang. Ini karena Ainz tidak memiliki rasa percaya diri dengan idenya sendiri.

“Kalau begitu, apakah kamu punya saran lain dengan pengikut sisanya?”

“Binatang buas magis saya—“

“Undead saya—“

Keduanya berkata berbarenangan, dan saling menatap satu sama lain. Saat Ainz berpikir mereka akan mulai berdebat, Shalltear membuang muka dahulu.

“Setelahmu.”

“..Apa? Kamu makan sesuatu yang aneh ya?”

“Hanya saja aku diperintahkan untuk mendengarkanmu.”

“...Rasanya agak menjijikkan.”

Alis Shalltear berkedut, tapi dia tidak berkata apa-apa.

“Kalau begitu, bagaimana kalau membawa 25 undeadmu mengendarai binatang buas magis milikku?”

“Aku tidak keberatan –“ Shalltear melihat ke arah Ainz ” – Tapi itu akan melebihi jumlah yang anda sebutkan, Ainz-sama. Apakah itu tidak apa?”

“Tidak apa.”

“Kita akan melakukan itu nanti.”

Karena mereka berdua kelihatannya sudah mencapai kata sepakat, Ainz melanjutkan bicara.

“Kalau begitu, mari kita segera bekerja sendiri-sendiri. Aku akan memberikan kalian berdua dua jam untuk memilih personel. Ingatlah kalian mungkin tidak akan bisa kembali sementara setelah pergi, dan jangan mengira kalian bisa berteleport kembali ke Nazarick dengan magic teleportasi. Aura, kamu khususnya harus hati-hati dengan ini sebagai salah satu makhluk hidup. Jika hanya itu, mari kita berpisah. Aku punya banyak hal untuk didiskusikan dengan Pandora’s Actor.”

Di waktu yang sama, dia membuat catatan mental untuk menghubungi Albedo tentang ini dengan sebuah [Message].

***

“Akhirnya, waktunya telah tiba!”

Setelah dia cukup jauh dari kamar supreme being sehingga suaranya tidak sampai terdengar kesana, Shalltear mengepalkan tinjunya dan berteriak kegirangan.

“Sudah laam sekali...tapi akhirnya, aku bisa menebus kegagalan masa laluku dan membuat semua orang tahu bahwa Shalltear Bloodfallen bisa berguna untuk semua orang!”

Shalltear menatap di kejauhan.

Aura sangat paham dengan perasaan yang terkandung di dalam suara Shalltear, yang mana tidak biasanya bagi dirinya. Meskipun Shalltear sudah dihukum karena kesalahannya dan Ainz-sama secara pribadi sudah bilang kepadanya bahwa itu bukan salahnya, Shalltear tetap ingin menghapus kesalahan yang telah dia buat. Sebagai sesama Guardian Floor, Aura bisa mengerti perasaannya dengan sangat baik. Tetap saja – dia merasa sedikit tidak enak.

“Sudah lama sekali datangnya... Semua pekerjaan yang diberikan kepadakku sampai sekarang adalah hal-hal yang mudah yang bisa dilakukan siapapun. Namun... Namun...”

“Ah~ Aku merasa pekerjaan yang diberikan oleh Ainz-sama kepadamu sangatlah penting, Shalltear.”

“Yah, seperti yang kamu bilang, sampai batas tertentu. Tetap saja, apakah pekerjaan itu benar-benar penting?”

“Melindungi Nazarick juga sangat penting, ya kan? Lagipula, menjadi barisan pertahanan pertama melawan segala penyusup adalah sebuah tugas yang diberikan kepada Guardian yang bisa diandalkan, ya kan?”

“Nngg!”

Shalltear tidak bisa menyangkalnya.

Lalu, dia menekan kedua jari telunjuknya lalu memisahkannya lagi dengan gugup.

“Apakah Ainz-sama benar-benar berpikir seperti itu?”

“Mm~ Mungkin. Ainz-sama bilang bahwa kamu sangat kuat, Shalltear.”

Shalltear tersenyum lebar. Respon itu membuat Aura menghela nafas lega. Jika dia membiarkan dirinya seperti ini, Shalltear pastinya akan terkena masalah karena percuma dan itu hanya akan menyusahkan Ainz-sama. Jika itu terjadi, dia tidak tahu bawaha dia akan minta maaf kepada Ainz untuk itu. Ditambah lagi, dia merasa kasihan kepada Shalltear.

“Tapi ketika aku berada di kota manusia, Demiurge menyingkirkanku sendirian. Dia pasti merasa aku tidak berguna. Jika itu adalah yang Demiurge – sebagai otak terbaik di Nazarick – pikirkan tentangku, maka bukankah yang lainnya, terutama Ainz-sama – yang kearifannya melebihi Demiurge – merasa sama?”

“Hm, kamu tidak bisa benar-benar berkata seperti itu. Mungkin karena Ainz-sama lebih pandai daripada Demiurge sehingga dia merasa seperti itu tentangmu.”

Saat itu, Shalltear terperangah dengan “Ho....”

“Seperti yang diduga dari Ainz-sama...”

“..Haah.”

Aura mulai merasa sedikit capek. Namun, dia merasa bahwa bersikap langsung dengan Shalltear tidak akan berhasil, jadi mungkin sebuah metode tidak langsung akan efektif.

“Tetap saja, itu berarti bahwa yang lainnya merasa sama seperti Demiurge.”

“...Aku tidak bisa menyangkalnya.”

Atau lebih tepatnya, itu memang benar. Aura bicara sebelum Shalltear dengan mata terbelalak bisa melanjutkan.

“Ainz-sama ingin menguji fleksibilitasmu dengan membuatmu terpapar dalam berbagai situasi, jadi kurasa menghadapi kesulitan bukanlah hal yang buruk. Sampai saat itu, jika kamu mencatat dan belajar dari sekitarmu, itu akan bisa membuat Ainz-sama dan yang lainnya terkesan kepadamu.”

“Jadi aku harus belajar dahulu sebelum itu?”

“Benar sekali. Pikirkan saja, kamu bepergian dengan orang terhebat di seluruh Nazarick, ya kan? Bukankah itu berarti kamu bisa belajar sesuatu dari Ainz-sama?”

“Oh begitu!... Tapi, apa yang harus kulakukan?”

“Shalltear, disitulah pelajarannya dimulai.”

“Benar, benar juga!”

Kehabisan kata-kata, Aura hanya melemparkan pertanyaan itu kembali kepada Shalltear.

Seharusnya itu tidak apa... ya kan?

Sebuah kerlipan rasa tidak tenang melewati hati Aura. Tetap saja, bolanya sekarang ada di halaman Shalltear, dan tidak ada lagi yang bisa dia lakukan lagi.

Apakah dia akan memperhatikan tingkah lakunya...

Aura berdoa kepada Bukubukuchagama, Supreme Being yang juga adalah dewanya:

Bukubukubchagama-sama, tolong awasi Shalltear, yang diciptakan oleh adikmu Peroroncino-sama!

25 komentar:

Makh mengatakan...

Pertamax

gg mengatakan...

keduax, up terus min [ silent reader ] lll

R mengatakan...

Waah.. cepat juga update nya. Arigatou min XD

Unknown mengatakan...

Yoshaaaaaaaaaa

Yan mengatakan...

MANTAAAAAAABB MIN CEPET BANGET MAKIN CINTA DEHH :*:*:*:*
semangat terus dalam men-translate LN nya bagi yang bersangkutan, makasih atas update nya selama ini, saya selaku pembaca benar2 berterimakasih LN Overlord di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sampai saat ini, mungkin saya ga layak ngomong gini, tapi SEMANGAT TERUS DALAM MENGERJAKAN MIN !! <3

Unknown mengatakan...

Ssssssiiiiiiiiiippppppppp

Unknown mengatakan...

sipppp lanjut terus min!!!!!!

robert whittaker mengatakan...

Siap baca ,!!! Makasih min semangat, PERTAMAXXX

Unknown mengatakan...

Lanjutkan min!

Unknown mengatakan...

Makin penasaran nich ama Lanjutannya

Unknown mengatakan...

thank a lot for yours hardwork

Ramiris mengatakan...

Lanjut

alone.macska mengatakan...

sankyuuu minn samaa

Anda mengatakan...

Thanks min

Roronoa Zoro mengatakan...

Silent reader ikut oment,

Tetap semangat min!!

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.11 bab 1 bag.2

Unknown mengatakan...

thanks:)

abu ihsan fatullah mengatakan...

jawaban aura gugup pas ditanya klo ada perintah yang berlawanan sm bukubukuchagama,,, wajar klo Albedo yg pny pemikiran pintar siapkan pasukan rahasia yg isinya hny yg mmiliki loyalitas ke momonga, takut masing2 NPC menemukan penciptanya dan melawan momonga bs krn ada perbedaan pendapat.

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Nurdin prata mengatakan...

Volume 14 kapan min

Kuhaku mengatakan...

Ahh keren nyaa

Casssie mengatakan...

ARINSUUU

Kuhaku mengatakan...

Kasian si shaltier 😂

Aldi mengatakan...

Ayo gas volume 15 ga sabar

Anonim mengatakan...

Ou