Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

22 Oktober, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 2 Part 3

Chapter 2 : Pengejaran di negeri dwarf 

Part 3


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaShalltear dan bawahannya menambah kecepatan saat mereka menuju ke arah lokasi Quagoa. Mereka melompat dari atap ke atap dengan kecepatan yang berbahaya. Karena dia sudah memakai armor, Shalltear tidak perlu khawatir dengan beberapa lapis penyangga dada di dalam pakaiannya.

Dia mengintip ke arah Aura, yang sedang mengikuti dari belakang.

Kenyataan bahwa dia sedang diikuti oleh seorang Guardian – yang seharusnya tetap berada di sisi sang tuan – adalah bukti bahwa sang tuan tidak percaya kepadanya.

Itu memang wajar.

Shalltear mungkin tidak ingat akan kegagalannya, tapi dia telah mendengar detilnya dari yang lain.

Meskipun Tuannya yang measa kasihan telah berkata “Shalltear, kamu tidak salah”, itu tidak mungkin benar. Jadi, dia menunggu sebuah kesempatan untuk membersihkan bau kegagalan dari dirinya, tapi sayangnya peluang itu tidak datang.


Aura mungkin telah menghiburnya, tapi itu bukanlah yang diinginkan oleh Shalltear.

Shalltear melihat ke depan, tatapannya penuh kekuatan. Dia tidak membiarkan dirinya membuat kesalahan dalam perjalanan ini.

Tidak lama, mereka tiba di sebuah bangunan di dekat tujuan mereka. Shalltear melihat ke arah Quagoa yang ada di bawah dari atap bangunan itu.

Ada banyak siluet yang terlihat, seperti yang dideskripsikan oleh para Hanzo.

“Kalau begitu sekarang – apa yang harusnya aku lakukan..”

Shalltear memikirkan masalah tersebut.

Aura seharusnya mendengarkan apa yang dia ucapkan, tapi Aura hanya melipat tangannya, berniat untuk tetap diam. Itu juga, memang sudah diduga. Sebelum Aura datang kemari, sang tuan telah memberinya perintah: “Awasi gerakan Shalltear. Jika dia terlihat akan membantai mereka, buat dia berhenti dengan cara apapun, meskipun kamu harus memukulnya. Selain dari itu, kamu tidak boleh ikut campur dengan rencana pertempuran Shalltear.”

Shalltear juga telah dibilang Aura hanya akan mengamati dari belakang, dan dia tidak digunakan untuk operasi tempur apapun. Dengan kata lain, seluruh operasi tersebut, dari perencanaan hingga eksekusi, sepenuhnya tanggung jawab Shalltear.

Pertama, dia harus memenuhi perintah sang tuan dengan sempurna dan elegan.

Dia melepaskan kepalan tangannya.

“Hanzo.”

“Ya!”

Para bawahan berkostum ninja berkumpul di depan Shalltear.

“Aku ingin memastikan bahwa tidak ada yang kabur. Bisakah kamu memastikan tidak ada orang lain di terowongan itu?”

“Tentu saja. Kami menunggu perintah anda.”

Seperti yang sudah diduga dari para bawahan sang tuan. Musuh mereka tidak akan punya cara lagi untuk mundur sekarang. Hal yang selanjutnya Shalltear khawatirkan adalah jika musuh tersebar ke seluruh penjuru kota. Tentu saja, dia bisa menghabiskan waktu memburu mereka dan membuat mereka semua keluar, tapi dia ingin menghindari buang-buang waktu. Memang sang tuan tidak memberinya batasan waktu, menghabiskan terlalu banyak waktu adalah bukti ketidakmampuannya.

“Baiklah. Bagaimana kalau begini..?”

Shalltear menyampaikan detil dari rencana yang dia pikirkan ketika dalam perjalanan kemari.

Dia akan mengepung lawan, lalu mematikan gerakan semua yang ada di dalam perimeter.

Dengan kata lain, dia akan menggunakan para Hanzo untuk memotong jalur kabur mereka, lalu mengumpulkan mereka sebelum menghabisi mereka dalam sekali pukul.

Memang benar, rencana ini sedikit berbahaya, melihat dia tidak tahu kemampuan lawan. Namun, jika musuh memiliki kekuatan untuk membunuh Shalltear dan para Hanzo, Dwarven Kingdom tidak mungkin selamat selama ini.

Yah, melihat Gondo si Dwarf tidak terlalu lemah.

Setelah melepaskan para Hanzo, Shalltear menghitung tiga menit. Dia harus melakukannya karena dia tidak memiliki cara berkomunikasi dengan para Hanzo.

Untungnya, Quagoa kelihatannya melingkari gerobak mereka di sekitar bangunan tersebut, tanpa ada niat untuk menyebar.

“Mari kita mulai. Lakukan seperti yang diperintahkan; jangan sampai mereka kabur ke area sekitar.”

Setelah memberikan perintah kepada undead yang dia bawa, Shalltear berlarian di atap, lalu melompat ke depan Quagoa itu. Di waktu yang sama, undead miliknya mendarat di sekitar mereka.

Mereka telah mengambil alih seluruh jalan utama di sekitar bangunan itu. Rute mundur dari para quagoa itu hampir terputus sama sekali.

Shalltear merasakan kebingungan mereka, lalu dia merapalkan sebuah mantra panjang sebelum mereka sadar.

“[Mass Hold Species].” (Penahanan Spesies secara Massal)

Seperti yang sudah dia duga, mereka bukanlah lawan level tinggi. Banyak Quagoa yang berhenti bergerak, terdiam di tempat.

Quagoa yang tidak memasuki area yang terkena mantra itu berhasil pulih dari kebingungan mereka, tapi tak ada yang mencoba untuk menyerang Shalltear. Dia muncul entah darimana dan menggunakan sebuah mantra yang tak pernah terlihat sebelumnya untuk menekan rekan-rekan mereka. Meskipun memilih melawan dengan bertarung atau kabur pasti sangatlah sulit bagi mereka.

Shalltear tersenyum tipis.

Kelihatannya keputusan akhir yang dia dapatkan setelah mengamati mereka, yaitu dengan memusatkan mantra itu kepada Quagoa yang terlihat paling luar biasa – yang sekarang dikenal sebagai komandannya – memang tepat.

“[Mass Hold Species].”

Dia merapalkan mantra yang sama sekali lagi dan sekarang bahkan Quagoa yang lari telah dinetralkan.

“Mendekat!”

Merespon perintah yang diteriakkan Shalltear, undead yang ada di sekeliling mengecilkan lingkaran kelompoknya.

Quagoa yang ada di dalam bangunan itu mendengar teriakan Shalltear dan merasakan ada yang tidak beres dengan rekan-rekan mereka, tapi itu sudah jauh terlalu telat bagi mereka.

Saat sebuah seringai sadis muncul di wajahnya, Shalltear menepuk pipinya. Dia tidak boleh ceroboh. Kegagalannya di masa lalu sebagian besar karena itu.

Setelah memulihkan ketenangannya, Shalltear memasuki bangunan tersebut. Sementara masuk dengan paksa ke jendela akan memberi mereka elemen kejutan, dia mempertimbangkan usaha memaksa masuk itu dan memutuskan untuk langsung melalui pintu sebagai gantinya, menggunakan dirinya sebagai umpan.

Quagoa yang sedang menunggu mengayunkan cakar mereka ke arah Shalltear lagi dan lagi.

Tiga di depanku, empat di dalam, tak ada yang terlihat seperti seorang komandan. Aku harusnya menerima serangan mereka dan memastikan kekuatan mereka.

Shalltear tidak menghindari serangan mereka, tapi menanggung beban serangan Quagoa itu.

Seperti yang sudah diduga, Shalltear tidak terluka.

Shalltear hanya bisa menerima luka dari senjata perak magis. Beberapa monster level tinggi memiliki serangan alami yang dianggap sebagai magic, sementara yang lainnya memiliki serangan yang dianggap sebagai perak, tapi itu adalah monster-monster level rendah yang sangat langka.

Sementara dia mungkin sudah menduga ini, Quagoa itu mundur. Seakan tidak mampu mempercayai apa yang mereka lihat, Quagoa yang ada di sekitarnya mencakar Shalltear, tapi tidak berhasil.

“Baiklah, percobaannya sudah selesai. Mari kita akhiri sampai di sini? [Mass Hold Species].”

Saat mantra itu dirapalkan, seluruh Quagoa yang ada berhenti bergerak.

“Kalau begitu sekarang, lanjut.”

Shalltear melihat ke sekelilingnya dan melihat Quagoa yang ada di ruangan selanjutnya melalui sisa-sisa pintu yang rusak. Mata mereka melebar menahan emosi yang paling Shalltera senangi – ketakutan.

Saat langkah kaki Shalltear membawanya maju, Quagoa itu memanjat rekannya sendiri untuk kabur.

Namun, mereka terlalu lamban. Bagi Shalltear, mereka selambat siput. Dia menahan keinginan untuk mengeluarkan suara tawa mengejek, dan sebagai gantinya merapalkan mantra ke punggung mereka.

Tidak ada jalan keluar.

Shalltear tidak akan mentolerasi kekeliruan apapun.

Sekarang seluruh Quagoa di dalam bangunan itu telah ditangkap, dia memasuki terowongan dan menemukan enam Quagoa di kaki para Hanzo. Melihat gerakan tubuh mereka yang samar-samar, kelihatannya mereka masih hidup. Shalltear lalu menanyakan kepada para Hanzo:

“Kalau begitu sekarang, apakah ini adalah Quagoa yang mencoba kabur?”

“Ya. Tak ada yang lainnya yang berhasil kabur lewat sini.”

Karena Shalltear tidak membiarkan siapapun kabur, bisa dianggap misinya telah diselesaikan dengan sempurna.

“Untuk jaga-jaga, pergi dan pastikan tidak ada yang lain yang sedang menunggu di dalam bangunan itu. Setelah itu, perintahkan kepada undead yang membawa mereka ke dalam membawa Quagoa ini keluar. Kamu bisa bilang kepada undead untuk mengikat mereka dengan tali, ya kan? Aku akan menunggu di sini sampai kamu menyelesaikan pencarian di dalam ruangan dan melihat apakah ada  yang lain yang mencoba kabur.”

Setelah menerima perintah Shalltear, para Hanzo membawa Quagoa yang ada di tanah dan kembali ke bangunan itu. Mereka kembali ke Shalltear setelah dua menit berlalu.

Setelah menyelesaikan tugasnya tanpa celah, Shalltear muncul dari bangunan itu, dimana dia melihat banyak Quagoa yang terikat dan figur Ainz, Aura, para Hanzo, Dwarf itu dan Zenberu.

“Bagus sekali, Shalltear. Kelihatannya kamu sudah menyelesaikan misimu dan tidak membiarkan siapapun kabur.”

“Ya! Terima kasih banyak, Ainz-sama!”

“Kalau begitu sekarang, Shalltear, aku akan memberimu perintah selanjutnya. Interogasi orang-orang ini, tapi usahakan jangan sampai menyakiti mereka.”

“Saya mengerti!”

Pada awalnya, Shalltear memerintahkan kepada undead untuk menyeret keluar salah satu Quagoa yang telah ditangkap dengan magic – dengan kata lain, salah satu tahanannya.

“Hiiii! Selamatkan aku!”

“Hehe, baiklah, jika kamu jujur, aku tidak akan membunuhmu. Jika kamu jujur. Yang pertama dahulu, siapa yang orang terhebat diantara kalian di sini?”

“Dia, yang memiliki coretan biru di bulunya.”

“Dasar brengsek! Kamu telah mengkhianatiku!”

Yang berteriak balik kelihatannya memiliki sedikit guratan biru di kulitnya.

“Okay, okay, jangan bertengkar. Kalau begitu, biskaah kamu membawanya kepadaku? Kirim yang ini ke belakang.”

Mereka membwa Quagoa dengan peringkat tertinggi ke depan Shalltear.

“Hmph! Kmau pasti teman para dwarf! Aku takkan pernah bicara! Aku akan mempertaruhkan harga diri rasku untuk itu!”

“Benarkah. Baiklah kalau begitu [Charm Species] (Pemikat Spesies). Selesai, bisakah kamu menjawab pertanyaanku?”

“Ahh, tentu saja! Apa yang ingin kamu tahu?”

Quagoa yang ada di belakangnya mau tidak mau terperangah dengan kejujurannya.

Magic pemikat menyebabkan targetnya menganggap si perapal adalah teman atau kolega yang dipercaya. Namun, karena teman tidak akan mengatakan kepada temannya untuk membunuh atau melukai diri sendiri, target tidak akan mmeatuhi yang seperti itu. Dan juga, istilah ‘teman’ juga ada semacam kerancuan; ada rahasia yang orang lain sembunyikan dari teman mereka, jadi magic ini tidak akan efektif untuk mengorek informasi semacam itu. Jika memang begitu, mantra pengendali otak yang lebih kuat diperlukan. Namun, tindakan seperti itu kelihatannya tidak perlu kali ini, sebuah kenyataan yang membuat Shalltear berterima kasih terhadap keberuntungannya.

“Pertama, apa benar kamu adalah yang terhebat di sini?”

“Ahhh, aku ditunjuk sebagai pimpinan kelompok ini. Oi, yang disana tenanglah, dia adalah seorang teman jadi tidak apa bilang kepadanya. Ah, bisakah kamu merahasiakan ini?”

“Tentu saja, kita adalah teman, ya kan?”

“Ahhh, ya, benar juga, aku percaya kepadamu, kalau begitu. Tetap saja, mereka ini... Terutama orang itu, apakah dia undead?”

Quagoa itu menatap ke arah tuan Shalltear yang agung. Itu membuatnya jengkel, tapi dia harus menahan diri untuk mengeluarkan informasi dari dirinya.

“Tidak apa. Kita adalah teman jadi kamu akan percaya kepadaku, ya kan?”

“Apakah dia adalah bawahanmu?”

Akan kubunuh kamu brengsek, Shalltear hampir mengucapkannya, dia menelan kalimat itu. Karena sang tuan bicara sebelum dia bisa bicara.

“Benar sekali. Dia adalah kekasihku.”

“Ho, itulah temanku, kamu memang luar biasa.”

“Te-Terima kasih.”

Shalltear merasa gugup dengan perasaan yang rumit ini, tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Meskipun dia ingin bergulung-gulung di lantai itu, dia tidak bisa menyia-nyiakan bantuan penuh kasih sayang yang telah diberikan oleh sang tuan.

Komandan Quagoa itu jatuh dalam perenungan yang dalam, dan Quagoa di belakangnya berkata, “Apa yang terjadi?” “Ada apa?” “Apakah hanya kita yang tidak tahu jika dia dalah seorang teman” dan seterusnya. Namun, komandan Quagoa itu mengabaikan mereka, dan sebuah perubahan terlihat di wajahnya, yang mungkin saja sebuah senyuman.

“Akum mengerti. Karena kamu sudah mengatakannya, aku akan percaya kepadamu. Lagipula, kita adalah teman yang disatukan oleh sebuah ikatan pertemanan yang kuat, ya kan?”

Shalltera mendengus.

“Kalau begitu, bisakah kamu bicara cukup keras sehingga orang-orang di belakangku bisa mendengar? Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan di kota ini?”

Biasanya, mereka harusnya curiga jika seorang teman tidak tahu hal ini. Namun, ini adalah kehebatan magic. Komandan Quagoa membalas tanpa ragu.

“Kami adalah sebuah pasukan terpisah dari pasukan penyerang. Kami kemari untuk membunuh para dwarf yang mungkin kabur ke kota ini.”

“Apa?!” Dwarf tersebut berseru karena terkejut. “Apa, apa maksudnya itu?”

“Diam dan jangan bicara, dwarf. Ras menjijikkan sepertimu harusnya dihabisi.”

“Baiklah, baiklah, itu sudah cukup. Kamu mengatakan sesuatu tentang pasukan penyerang?”

“Ahhh, maaf, kelihatannya aku terlalu kegirangan. Ada kota dwarf di utara dari sini. Pasukan penyerang dibentuk untuk menghancurkan kota itu. Masalahnya adalah jembatan bersuspensi yang membentangi Great Rift (Celah/Retakan besar) dilindungi oleh sebuah benteng, jadi para penyerang kami selalu dikalahkan. Namun, kami menemukan sebuah jalan pintas yang melewati celah itu dan berlari menyusuri benteng tersebut, jadi kami berencana menggunakan itu untuk menghabisi mereka dalam sekali sapu.”

Shalltear mengerutkan dahinya kepada dwarf. Ekspresinya terlihat mengerikan. Kelihatannya ini adalah berita yang sangat buruk.

“Kapan serangannya akan datang?”

“Kami adalah pasukan terpisah, kami dipisah dari pasukan utama jadi kami tidak tahu waktu yang tepat. Tapi kurasa harusnya hari ini, atau mungkin besok.”

Shalltear tidak sengaja mendengar percakapan antara sang tuan dan dwarf itu.

“Meskipun begitu, akankah kota tersebut benar-benar jatuh jika jembatan bersuspensinya diambil alih?”

“Saya tidak yakin, tapi saya pernah dengar karena musuh perlu menggunakan jembatan itu, mereka hanya bisa menyerangnya dari satu titik saja. Jadi, kita bisa menggunakan item magic di dalam benteng untuk menangkal mereka. Namun, jika benteng itu diambil alih, musuh akan memiliki jalan yang mulus ke kota, dan akan sulit menghentikan sebuah pasukan besar. Jika itu terjadi, kami mungkin harus membuang kota itu dan kabur kemari, tapi jika kami dikepung di sini, ras dwarf akan musnah.”

Komandan Quagoa tertawa kecil dengan cara mengerikan saat dia mendengar percakapan mereka.

“Jadi kamu hanya pasukan terpisah?”

“Hanya kami yang dikirim kemari. Kami tidak tahu seberapa kuat kota dwarf atau seberapa banyak orang yang dibutuhkan, jadi sebagian besar pasukan kami ada di sana.”

“Ain-eh, ah, kalau begitu, jadi, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Aku tidak bisa bilang Ainz-sama, Shalltear resah saat dia mencoba menyusun ucapannya.

“...Tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan. Sejujurnya, kita hanya perlu tahu bagaimana berkomunikasi dengan pasukan utama mereka atau semacamnya.”

Setelah Shalltear mengulang pertanyaan sang tuan, komandan yang terkena mantra mengoceh seperti sebuah anak sungai.

“Tidak, misi kami tidak dianggap sangat penting. Pada akhirnya, pekerjaan kami hanya memburu siapapun yang kabur.”

Shalltear melihat ke arah sang tuan, yang mengangguk kepada mereka.

“Bagaimana kami harus menghadapi mereka?”

“...Gondo. maaf dengan hal ini, tapi bisakah kamu bersiap melakukan perjalanan?”

Lizardman dan Dwarf mengerti arti dibalik ucapan itu, jadi mereka berbalik dan pergi dalam hening. Ainz melihat mereka pergi, lalu memberikan perintah selanjutnya kepada Shalltear.

“...Kalau begitu, ayo pergi. Shalltear, kirim mereka semua ke Nazarick. Mereka akan diamati. Apakah mereka dibunuh atau diampuni tergantung hubungan yang kita bangun dengan Quagoa. Jangan bunuh mereka sampai mereka semua sepenuhnya memusuhi kita. Namun, perintahkan untuk melakukan beberapa percobaan ringan. Kerasnya cakar, fisik dan pertahanan magis dari tubuh mereka, hal-hal semacam itu. Meskipun, beberapa dari mereka nantinya akan mati... Perintahkan kepada mereka untuk meminimalisir jumlah yang mati.”

“Dimengerti!”

Shalltear langsung merapalkan [Gate], membuka sebuah portal ke permukaan Nazarick.

“Kalian semua masuklah kemari.”

Dengan dipimpin oleh komandan Quagoa, yang lainnya mengikuti satu persatu. Beberapa Quagoa berdiri di tempat, terdiam karena ketakutan, tapi Shalltear langsung mencomot mereka dan mendorongnya melewati [Gate].

Dibaliknya ada sang tuan. Lengannya dilipat dan kelihatannya sedang menunggu Shalltear.

“Pengumpulan informasimu sangat teliti, Shalltear.”

Hal pertama yang Ainz katakan adalah memujinya! Dada rata Shalltear teraliri oleh panas.

“Ya!”

Shalltear secara refleks berlutut. Itu adalah satu-satunya posisi yang tepat merespon pujian sang tuan.

“-Mm, umu. Aku menantikan pengabdianmu di masa depan.”

“Saya mengerti, Ainz-sama!”

“Jangan berkata begitu. Berdirilah. Kita harus mendiskusikan sesuatu dengan Gondo... Ini adalah sebuah peluang untuk membuat mereka berhutang budi sangat besar kepada kita.”

“Betapa beruntungnya. Ainz-sama, tindakan anda kelihatannya sangat diberkahi.”

Tatapan mereka bertemu, lalu mereka tersenyum.

Memang benar, wajah sang tuan tidak bergerak, tapi Shalltear sangat yakin Ainz sedang tersenyum.

“kalau begitu, ayo pergi.”

“Baik!”

Mmmm~ Ini bagus! Kami berdua, berjalan berdampingan... Haaa, aku gembira sekali.

Shalltear meninggalkan bangunan itu saat dia menikmati rasa kebahagiaan.

“Gondo, maaf sudah menunggu. Apa yang ingin kamu lakukan sekarang?”

“Apakah apapun yang akan kita lakukan membuat perbedaan... Butuh waktu enam hari untuk bepergian ke kota lewat bawah tanah. Terlalu jauh bagi kita untuk membawa informasi itu kembali ke kota.”

Wajah Shalltear yang agak mengendur menjadi tegang, dan saat dia bertukar tatapan dnegan Aura, sang tuan dan dwarf itu mulai berdiskusi. Dia berusaha mengingatnya agar dia bisa mencatatnya ke dalam buku catatan milik Shalltear.

Karena dia adalah sang tuan yang agung, dia mungkin bermaksud melumat hati dwarf ke dalam pengabdian sepenuhnya. Mungkin itu, atau dia akan mengencangkan belenggu yang berat di lehernya dan memastikan dwarf itu tidak akan pernah mengkhianatinya. Semacam itu.

“Begitukah? Yah, karena kamu tidak bisa sampai di sana tepat waktu, apa yang harus dilakukan? Jika itu masalahnya, mengapa tidak datang ke negeriku? Kmau tidak akan bisa melakukan apapun sendirian, ya kan?”

“Mmm... umu.”

“Meskipun, aku ingin menolong para runesmith... namun jika kita bergegas kesana untuk membantu mereka, bisakah kita mempertahankan posisi menguntungkan selama negosiasi? Apakah para dwarf adalah spesies yang sangat mengapresiasi kebaikan yang ditunjukkan kepada mereka?”

“Umu, aku harap anda mempercayai itu. Jika anda menolong para dwarf dari ancaman Quagoa tersebut, aku yakin negosiasinya akan berjalan dengan sangat baik.”

“Jika memang begitu, maka kita perlu memilih waktu yang tepat untuk melangkah masuk.”

Setelah sang tuan membuat deklarasi percobaannya, dwarf itu mengangkat bahu, seakan berkata tidak masalah bagaimanapun.

“Saya sudah menerima saran tuanku... Yang Mulia ke dalam hati.”

Shalltear tidak tahu apa maksud ucapan itu, tapi karena suatu alasan, dia tahu bahwa dwarf itu telah memilih tuannya daripada ras sesamanya.

Shalltearpun terkagum-kagum dan ketakutan dengan kenyataan bahwa sang tuan berhasil mendominasi sepenuhnya jiwa dwarf itu dalam waktu yang pendek sejak dia masuk ke terowongan.

Pasti itu adalah karisma yang bisa membuatnya memimpin dan mengkoordinasi para Supreme Being.

“...Tidak, kurasa kita harus bergegas. Lagipula, kita ingin menghindari kematian dari para runesmith itu, dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika kita berada di bawah tanah, jadi kita harus melakukannya dari luar. Bisakah aku mempercayakan kepadamu untuk menunjukkan jalan bagi kita?”

“Saya tidak seberapa percaya diri, tapi saya akan melakukan sebaik-baiknya.”

“Baiklah, kalau begitu bersialah untuk berangkat!”

30 komentar:

Unknown mengatakan...

Lanjut

Irvan mengatakan...

wow cepet thank's min....

Unknown mengatakan...

superrrrr

Unknown mengatakan...

Masih angetttt...

Unknown mengatakan...

Mantab, makin penasaran... Lanjut terus... Semangat terus

Unknown mengatakan...

akhirnya yang ditunggu tunggu... makasih min

Unknown mengatakan...

semangat terus min 💪

Unknown mengatakan...

Tiap hari selalu mantau blog ini, hahaha

Unknown mengatakan...

Hmmm

Unknown mengatakan...

Lanjutkan min,keren

Unknown mengatakan...

Teng you min, di tunggu update'an nya...

amsier mengatakan...

Good

Unknown mengatakan...

Bwat anime overlord season 2 kpan y rilis?

Unknown mengatakan...

Supeeerrrr sekaleeee

Unknown mengatakan...

Kalo Ainz-sama cepet mengikat hati pendengarnya karena karisma (kata shalltear)
Kalo mimin sih cepet mengikat hati pembacanya karena translate nya :^

Mangat trs min

aweawea mengatakan...

Thx min

AdeHaze mengatakan...

Dada Rata Shalltear Itu Anugrah XD

steve austin mengatakan...

lucu kalo ngebayangin shalltear nyatat semua bacotan ainz.. axaxxa

Anda mengatakan...

Thanks min

Xwibu mengatakan...

Flat is justice

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.11 bab 2 bag.3

Nurdin bahari mengatakan...

Udah mw perang LG kah

Shirou Demons mengatakan...

Mantap lh

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Kingslaive mengatakan...

Makasih min

Unknown mengatakan...

Tumben lebih pendek

Putri mengatakan...

Sasuga Ainz Sama Banzaai!!

bull mengatakan...

Mantap mint

Casssie mengatakan...

Lanjut