Chapter 3 : Krisis yang akan datang
Part 2
Karena
Gondo biasanya bepergian di bawah tanah, dia tidak seberapa akrab dengan
permukaan. Oleh karena itu, dia harus mengandalkan indera penentu arah di medan
tersebut ketika itu adalah melangkah maju. Pada awalnya, Ainz khawatir dengan
ini. Tapi setelah melihat Gondo maju tanpa ragu, dia mulai percaya kepada orang
itu. Sekarang, dia sepenuhnya mempercayakan tugas menunjukkan jalan tersebut
kepadanya.
Kenyataannya
adalah Gondo tidak punya alasan untuk secara sengaja menyesatkan Ainz sekarang
setelah tahu Quagoa menyerang ibukota dwarf. Oleh karena itu, seharusnya tidak
ada masalah membuatnya menunjukkan jalan.
Di bawah
pimpinan Gondo, magical beast Aura bergerak menembus salju seperti dataran rumput.
Mereka
terkenal dengan ketangkasan dan stamina yang besar, seperti yang diduga dari
magical beast level tinggi. Bahkan di dalam udara yang tipis pada pegunungan
bersalju dan membawa Ainz dan yang lainnya di punggung mereka, kecepatan mereka
tidak berkurang sedikitpun. Mereka menuju utara dengna kecepatan lebih dari 100
kilometer perjam.
Mereka
melihat beberapa monster-monster terbang selama perjalana, tapi sedikit raungan
mengancam dari magical beast itu membuat mereka semua takut. Berkat itu, waktu
perjalanan mereka terpotong hingga minimum.
Kurang
dari sehari, mereka telah tiba di satu-satunya kota dwarf yang tersisa, Feoh
Gēr.
Ainz
mengarakan binatangnya ke arah Gondo dan bertanya.
“...Kalau
begitu, Gondo. Kota di sebelah selatan Feoh Raiđō diakses melalui retakan di dalam
gua. Apakah Feoh Gēr juga begitu?”
Jika
memang begitu, mereka akan perlu mencari jalan masuk. Gondo – yang pada awalnya
takut dengan magical beast Ainz, tapi sekarang menggunakannya untuk tunggangan
– membalas:
“Umu.
Sebagian besar kota dimana dwarf tinggal seperti itu. Namun, Feoh Gēr
didesain dengan
mempertimbangkan perdagangan skala besar dengan manusia, jadi sedikit berbeda
dari Feoh Raiđō. Pertama, mudah bagi manusia untuk menemukannya, dan untuk meminimalisir
segala ketidak nyamanan para pengunjung, mereka membangun benteng besar di
luar. Anda akan tahu ketika melihatnya.”
Ainz
melihat sekeliling setelah mendengar itu, tapi dia masih tidak bisa melihat
jejak bangunan apapun.
“Anda
tidak akan melihatnya jika tidak menuju ke timur laut agak jauh.”
Ucapan
Gondo dipenuhi dengan kepercayaan diri. Kelihatannya dia sangat yakin dimana
tujuan mereka berada. Karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa
mengarahkan mereka, tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Ainz jika dia salah,
jadi yang bisa Ainz lakukan adalah percaya kepadanya.
Sambil
berkata “begitukah,” Ainz merapalkan mantra [Message].
Quagoa
yang ditangkap telah dibawa ke Nazarick. Disana, mereka akan ditanyai, dan
pengetahuan mereka digunakan untuk mengambahkan laporan Gondo.
Quagoa
adalah sebuah ras yang tunduk kepada yang kuat, tapi Quagoa dari rangkaian
pegunungan Azellisian dibagi menjadi delapan klan, mereka semua bersatu di
bawah Ketua Klan atau Clan Lord. Total mereka berjumlah 80.000.
Setelah
menganalisas informasi ini, Ainz menginjak mereka sebagai sebuah ras yang
dianggap tidak menarik baginya.
Jika dia
harus memilih antara membantu Dwarf atau Quagoa, Ainz akan memilih yang pertama
tanpa ragu.
Namun,
dia telah mengetahui logam-logam yang dimakan Quagoa ketika mereka masih muda
menentukan kekuatan mereka ketika mereka sudah dewasa. Jika dia membirkan
merkea makan logam-logam Nazarick, akan bisa membangkitkan individu yang kuat.
Kemudian,
dia memikirkan tentang prismatic ore, mungkin Clan Lord telah mendapatkan
tempatnya dengan memakan salah satu logam langka Yggdrasil.
Jika dia
cukup kuat untuk ditangkap, maka layak untuk diselidiki.
Aku harus mempertimbangkan membawa mereka masuk
jika mereka bisa patuh kepada Sorcerous Kingdom, meskipun aku tidak percaya
diri bisa memberi makan 80.000 orang. Lagipula, itu adalah negeri yang aku
inginkan.
Negeri
yang Ainz inginkan.
Itu
adalah sebuah negeri dimana banyak ras hidup dalam harmoni di bawah
kekuasaannya. Itu adalah sebuah negeri yang memunculkan kembali gambaran dari
guild Ainz Ooal Gown.
Itu
adalah sebuah negeri agar teman-temannya, dimanapun mereka berada, bisa tinggal
dan tersenyum.
Oleh
sebab itu, dia harus menunjukkan ampunan kepada Quagoa ini.
Tetap saja, jika mereka bersumpah setia
kepadaku, dimana aku harus meletakkan mereka? Pegunungan ini sedikit
menyebar... bagaimana dengan rangkaian pegunungan di selatan E-Rantel? Tapi
mungkin di sana ada penghuninya juga... Umu, susahnya. Lizardmen memiliki level
teknologi yang sama dengan mereka. Mungkin pengalamanku dalam menata Lizardman
bisa digunakan. Mungkin ide yang bagus jika membiarkan Cocytus menangani
mereka.
Setelah
memikirkan sejauh ini, Ainz mempertimbangkan sisi sebaliknya dari koin itu.
Bagaimana jika mereka tidak mau berlutut?
Apakah aku harus menguasai mereka dengan paksa? Atau apakah aku harus
menghabisi mereka? Atau apakah aku harus menghabisi yang dewasa dan mengguakan
anak-anaknya untuk percobaan? Apakah memaksa mereka menjadi satu klan dan
menguasai mereka adalah cara yang terbaik?
Saat dia
mempertimbangkan berbagai masalah, teriakan Gondo menyela pelatihan berpikir
Ainz.
“Di
sebelah sana!”
Ainz
melihat ke arah yang ditunjuk Gondo, dan tentu saja, ada sesuatu yang terlihat
seperti sebuah benteng yang dibangun di sisi sebaliknya dari pegunungan
tersebut.
Kelompok
itu langsung menuju ke arah benteng tersebut. Memang ada banyak cara untuk
menyembunyikan diri, tidak ada gunanya melakukan itu, sehingga mereka bergerak
langsung dan secara terbuka.
Saat
mereka mengurangi jarak ke benteng, pasukan bertahan di benteng melihat mereka,
dan para penjaga menjadi hidup.
Mirip
seperti yang akan dia lakukan sebelum mengeluarkan kalimat sales, Ainz
memeriksa pakaiannya dan memastikan jubahnya rapi dan bersih. Tentu saja, itu
adalah item magic dan tidak bisa robek atau kusut, tapi kenangannya sebagai
Suzuki Satoru berkata kepadanya bahwa dia harus memeriksanya bagaimanapun juga.
Setelah
mereka mendekati benteng itu, para dwarf menyiapkan crossbow mereka dan
mengarahkannya dari jendela.
Satu-satunya
orang yang mungkin akan terluka fatal oleh anak panah itu adalah Gondo dan
Zenberu.
Memang
dia berpikir untuk mengirimkan mereka bernegosiasi untuk membuktikan bahwa
mereka tidak berniat bermusuhan, mereka mungkin akan tertembak oleh anak panah
itu jika keadaan menjadi rumit, jadi dia mengabaikan ide tersebut. Sebagai
gantinya, Ainz akan maju dahulu, sementara Gondo dan Zenberu akan muncul nanti.
Dia
menghentikan binatang tunggangannya di luar jangkauan efektif dari crossbow
mereka lalu turun. Karena dia masih berada di dalam jangkauan minimum crossbow
itu, dia memerintahkan kepada Shalltear untuk tetap di tempat dan melindungi
Gondo dan Zenberu.
Setelah
itu, yang tersisa adalah strategi anti pemain Yggdrasil.
Jika ada
satupun pemain, mereka akan langsung mengambil sikap bertahan dan mundur.
Sementara Ainz tidak bisa memastikan kehadiran atau ketiadaan para pemain
selama pembicaraan mereka dengan Gondo di jalan, kelihatannya mereka tidak ada.
Namun, jika dia gegabah, mungkin dia akan kehilangan NPC (anak-anaknya) dan
Ainz tidak ingin mengalami itu untuk yang kedua kalinya.
Semua
dwarf yang menatapnya dari jendela mengeluarkan ekspresi terdiam yang sama di
wajah mereka. Berkat janggut mereka yang tidak karuan, dia tidak bisa
membedakan satu individu dwarf dari yang lainnya, tapi bagaimana dia harus
mengatakannya – mereka terlihat lucu.
Menahan
hasrat untuk tertawa, Ainz melangkah maju, berpura-pura tenang.
Tangannya
diangkat, untuk menunjukkan bahwa dia tidak berniat memusuhi.
Saat dia
seakin mendekat ke benteng-
“Berhenti
disana!”
- Sebuah
teriakan peringatan terdengar. Kedengarannya si pemiliki suara tersebut
mengalami kejang sesaat. Memang benar, dia adalah undead, tapi Ainz mau tidak
mau menghela nafas dalam hati saat dia merenung, ini adalah penerimaan yang sangat buruk untuk orang yang tidak
menunjukkan sikap bermusuhan.
“Mengapa
kamu kemari, undead!”
Ainz
mengusap tulang pipinya yang bersinar.
“Aku
adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown dari Sorcerous Kingdom, dan aku datang
untuk membentuk hubungan pertemanan dengan negeri Dwarf. Kami tidak akan
menyerang kalian jika kalian tidak menyerang kami, jadi tolong turunkan senjata
kalian.”
Kebingungan
muncul di dalam mata para dwarf yang melihat dari jendela. Ainz mengambil
peluang ini untuk terus bicara:
“Setelah
menangkap Quagoa yang menginvasi Feoh Raiđō, aku mempelajari rencana mereka untuk menyerang
tempat ini. Jika kalian tidak percaya dengan kekuatan persenjataan kalian, maka
aku – kerajaanku – akan dengan senang hati memberikan bantuan . Ya, benar
sekali – itu akan menjadi pertunjukan yang baik dari pertemanan.”
Ainz
tersenyum, tapi karena dia tidak memiliki kulit, isyarat perbuatan baiknya
tidak tersampaikan ke sisi lain.
“Bagaimana
dengan dwarf yang ada di belakangmu? Apakah dia adalah tawanan?!”
Kelihatannya
para dwarf masih bersikap waspada kepadanya?!”
“Tidak
sopan. Aku adalah raja tahu? Apakah
begitu caranya bicara kepada raja?”
Para
dwarf saling melihat satu sama lain, lalu salah satunya merespon.
“Tidak,
tidak... tunggu sebentar, tunjukkan kepada kami bukti jika anda adalah seorang
raja!”
“—Ternyata
begitu. Itu memang masuk di akal,” Ainz setuju. “Kalau begitu, biarkan aku
memperkenalkan dia. Dia adalah salah satu dari kalian, Gondo si penempa, yang
aku temui di Feoh Raiđō.”
Ainz
menunjukkan gerakannya yang bak raja setelah dia bersusah payah melatihnya.
Dengan
aura seperti pemimpin sejak lahir, dia memberi isyarat kepada bawahannya untuk
melangkah maju.
Sebuah
perasaan puas yang dalam memenuhi diri Ainz saat dia mendengar suara terkesiap
menahan kagum yang datangnya dari para dwarf. Kelihatannya latihan yang dia
lakukan selama berjam-jam tidak sia-sia.
Sekarang
setelah Gondo ada di sini, Ainz – yang sedang dalam suasana hati yang bagus –
menunjukkan pose lain dari raja yang agung dan mengalah kepadanya.
“Maaf,
tapi bisakah kamu masuk ke dalam benteng dan menjelaskan situasinya kepada
mereka dengan jelas?”
“Umu,
serahkan itu kepadaku.”
Gondo
melangkah maju ke gerbang benteng dan meminta izin untuk masuk, tapi gerbang
tersebut tidak terbuka.
“...Ada
apa?”
“Entahlah.
Mungkin ada sesuatu?”
“...Apakah,
apakah itu benar-benar dia?! Apakah itu benar-benar Gondo si aneh? Mungkin
seseorang menggunakan magic untuk mengambil wajahnya!”
Ainz
mengerutkan dahi saat dia mendengar suara para dwarf. Waspada memang sangat
penting, dan bahkan Ainz pun menyetujuinya. Tetap saja, mereka tidak akan
mendapatkan kemajuan jika tak ada yang percaya kepada mereka.
Namun,
dia pernah mendengar sesuatu tentang kemungkinan bertemu kenalan di sini. Jika
memang begitu masalahnya, mereka akan sangat beruntung.
“Aku
bilang, Gondo, bisakah kamu membuktikan diri dengan menunjukkan pengatahuanmu
terhadap kota ini? Seperti, dimana tempat tinggalmu, sesuatu yang hanya
diketahui oleh orang yang tinggal di sini?”
“Oh,
ohhh, ya.... aku akan katakan kepada istrinya rahasia dia. Ah, ada sebuah
restoran yang disebut Black Gold Beard Pavilion! Restoran itu dijalankan oleh
seorang pria yang wajahnya seperti sebuah anvil (landasan tempat). Makanannya
tidak enak, dan satu-satunya yang lumayan di sana adalah stew (masakan yang
direbus)!”
Para
dwarf terdiam. Ainz melihat ke arah Gondo, entah karena kehilangan kata-kata.
Balasanya seakan dia sedang mencoba terlalu keras.
“Dasar
bodoh! Tempat itu bukan untuk makan, tapi untuk minum! Stout (bir hitam) disana
rasanya yang terbaik!”
“Bohong!
Bir Jamur merah yang paling enak!”
(TL Note: 濁り酒 - nigorizake)
“Apa
yang kamu katakan, wine berkabut mereka adalah yang terbaik! Bayangkan saja
aroma yang begelembung itu!”
Ainz
membuat catatan dalam hati jika para dwarf sangat suka dengan bir mereka, lalu
membalasnya:
“Bagaimana?
Bisakah kamu menerima bahwa ini adalah Gondo yang sebenarnya? Ngomong-ngomong,
yang dia ingin lakukan adalah memberitahumu bahwa Quagoa sedang mencoba
mengelilingi Great Rift dan menyerang kota ini. Yang harus kamu lakukan adalah
kirimkan peringatan kami kepada orang-orang yang di atas. Dengan begini, negeri
kami akan terbebas dari tanggung jawabnya, meskipun jika serangan Quagoa itu
sangat ganas. Akan sangat menjengkelkan jika kalian mengusir kami setelah itu.”
Beberapa
dwarf menarik kepala mereka kembali dari jendela.
Beberapa
saat berlalu. Kelihatannya beberapa orang sedang berdiskusi.
“Tunggu
di sini! Kami akan mengirim laporan kepada panglima kami!”
Menurut
Gondo, orang itu adalah pemegang kekuasaan tertingi militer negeri ini.
Kelihatannya
mereka menyadari bahwa ini harus diberitahukan kepada otoritas tertinggi.
“Kukuku~”
Ainz tidak menahan tawa kecilnya.
Ada
suara gemerincing yang berisik, dan ketika Ainz mengintip ke arah sumber suara
itu, dia melihat dwarf-dwarf itu mengarahkan crossbow mereka kepada Ainz sekali
lagi. Nafas mereka tidak karuan; mereka kelihatannya sedang dicengkeram emosi
yang kuat.
Sialan. Apakah mereka marah karena aku tertawa?
“Maafkan
aku. Bagaimanapu, apakah tidak apa jika hanya Gondo yang masuk? Dia sudah
membuktikan asalnya, ya kan?”
“Tidak,
dia tidak bisa, tidak, itu tidak boleh, tetaplah di sini! Tunggulah di sana!”
Ainz
tidak sedang menertawakan mereka, tapi kelihatannya dia sudah membuat marah
mereka semua.
Emosi
kuat Ainz tertekan, tapi riak emosi kecil bisa lolos.
Bagaimana
sebuah perusahaan bereaksi jika seorang salesman yang tak pernah mereka temui
sebelumnya tersenyum kepada mereka seakan dia sedang menyembunyikan sesuatu?
Ainz merasa jengkel karena sudah tidak memikirkan tentang itu. Hasilnya adalah
sebuah kesalahan.
Harusnya aku lebih berhati-hati, pikir Ainz saat dia mundur bersama
dengan Gondo.
Dan
akhirnya mereka berdiri disana selama beberapa saat.
Ketika Jircniv datang untuk berkunjung, aku
menyediakan minuman, perabotan dan membuat segala macam persiapan untuk
menyambut mereka. Apakah para dwarf melakukan hal semacam itu?... Tidak,
keadaannya sekarang berbeda dari dulu.
Berlawanan
dengan kunjungan Jircniv yang diatur sebelumnya, Ainz pada dasarnya seorang
salesman yang melakukan penjualan dari pintu ke pintu. Dia harusnya berterima
kasih mereka tidak langsung mengusirnya di tempat.
Ditambah
lagi, dia tidak akan mampu menikmati minuman apapun yang diberikan mereka,
mempertimbangkan tubuhnya.
Tetap saja, kami telah memberikan informasi
yang sangat berharga kepada para dwarf. Aku mengharapkan respon yang tepat.
Yah, aku bisa menggunakan itu sebagai umpan untuk negosiasi selama hubungan diplomatik
resmi. Aku akan menahannya untuk sekarang.
Tetap
saja, akan lebih baik untuk berubah dan menghindari menyinggung perasaan.
Pertama,
dia mengeluarkan sebuah tongkat Ainz Ooal Gown palsu. Itu adalah sebuah salinan
hiasan yang sempurna, hingga logam yang digunakan untuk membangunnya.
Bagaimanapun, hanya itu; benda itu bahkan tidak memiliki sepersepuluh kekuatan
dari yang asli, dan itu hanya ditempeli permata yang memiliki warna yang sama
dengan yang asli.
Ainz
menambahkan kilauan merah pada tongkatnya, yang kemudian berubah menjadi gelap.
Mengapa benda ini memiliki fungsi berubah seperti itu? Obsesi rekan-rekannya
yang lalu membuatnya jengkel.
Kelihatanya
tidak ada hubungannya dengan auranya sendiri.
Ainz
memancarkan sebuah halo (lingkaran cahaya) hitam di belakangnya, tapi seperti
yang diduga, aura tongkat itu tidak berubah.
Apakah itu hanya visual efek?
Ada
suara gemerincing tiba-tiba, yang membuat Ainz tersadar dari lamunannya. Ketika
dia menoleh ke arah sumber suara, dia melihat tiga dwarf duduk di tanah.
Mereka
kelihatannya seperti para dwarf yang menjaga benteng itu, tapi di waktu yang
sama mereka kelihatnanya sangat hebat. Sebenarnya, dua orang itu berpakaian
lebih baik dari yang lainnya. Yang satu pasti seorang prajurit di benteng ini, dan
dua yang lainnya mungkin adalah atasannya.
...Mengapa mereka bertiga duduk di sana? Apakah
duduk untuk bicara adalah etiket yang benar diantara para dwarf? .... Mereka
menatapku dengan mata lebar. Agak menjengkelkan jika hanya itu ekspresi dwarf.
Mulut
mereka disembunyikan oleh jenggot mereka, jadi sulit untuk melihat tampang di
wajah mereka.
Karena
bingung, Ainz secara tak sadar mengulurkan sebuah tangan kepada dwarf-dwarf
yang sedang duduk.
Seseorang
bisa menganggap itu sebagai niat untuk membantu mereka, atau ingin berjabat
tangan. Namun sebenarnya, dia ingin bilang kepada mereka bahwa dia lebih
memilih bicara sambil berdiri.
Memang
sulit beradaptasi dengan kebudayaan yang berbeda seperti, “Kamu harusnya melakukan riset terhadap kebudayaan negeri kami karena
dia ingin membentuk hubungan dengan kami”, Ainz tidak akan punya apapun
yang dikatakan untuk meresponnya.
Meskipun
dia sangat tidak tenang tentang ini, Ainz berterima kasih dengan wajahnya yang
tidak bergerak, dan tetap mengulurkan tangannya.
Para
dwarf saling menatap antara Ainz dan tangannya, sebuah tampang bingung muncul
di wajah mereka.
Hm? Jangan-jangan mereka takut kepadaku?!..
Yah, karena aku terlihat seperti ini... mau bagaimana lagi, ya kan? Reaksi
seperti ini bisa diharapkan dari masyarakat humanoid...
Meskipun
mereka takut kepada Ainz di E-Rantel pula, mereka tidak bereaksi seperti ini.
Oleh karena itu, mungkin saja menyambut tangan orang berkedudukan tinggi tidak
sopan di masyarakat mereka.
Pada
akhirnya, Ainz yang khawatir memutuskan untuk menarik tangan mereka.
Karena mereka memiliki waktu untuk urusan tidak
beguna ini, itu harusnya berarti bahwa Quagoa belum diserang. Jika mereka
memang menyerang, kita bisa membuat mereka berhutang besar kepada kita, tapi
hanya memberi mereka peringatan akan dianggap sebagai hutang budi yang kecil.
Ahhh, sayang sekali. Tetap saja, yang mana pemimpin mereka?
“Kalau
begitu, Aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Apakah anda para hadirin yang
bertugas menyambutku?”
Dia
tidak tahu yang mana pejabat yang memiliki pangkat lebih tinggi, jadi dia
menyapa ruang diantara mereka. Lalu salah satu dwarf mengangguk terpaksa,
sepertinya dia mencoba untuk membuang sesuatu dari wajahnya.
“Ahem!
Saya, saya adalah yang bertanggung jawab dalam militer-“
“Militer-
ternyata begitu.”
Jadi ini
panglimanya. Ainz terkejut. Dia tidak menyangka orang tertinggi mereka langsung
turun sendiri.
Jangan-jangan negeri ini sudah dengar Sorcerous
Kingdom sebelumnya? Atau lebih tepatnya ... apakah itu karena aku membawa berita
kepada mereka di saat yang menguntungkan?
“-Apakah
ada masalah dengan Quagoa? Aku minta maaf sudah membuatmu turun sendiri ketika
waktu yang sibuk, panglima.”
Panglima
tersebut membelalakkan mata.
“Ternyata
begitu.. jadi anda sudah tahu mengapa saya datang kemari kalau begitu?”
Dia ngomong apa sih, pikir Ainz. Tentu saja, dia tidak
benar-benar mengatakan itu.
“-Tentu
saja. Itu benar sekali.”
Ainz
mengangguk dengan agung dan dengan sikap megah yang dia latih berkali-kali
sebelumnya.
“...Ternyata
begitu.... Yah, seperti yang anda tahu, kami entah bagaimana berhasil
menghentikan serangan Quagoa untuk sekarang – tidak, kami sdang mencoba untuk
membuat mereka mundur.”
“Ho.
Hoho. ... Lalu?”
Ainz
ingin bertanya kepada dwarf apa yang dia anggap Ainz tahu, tapi karena Ainz
sudah pura-pura tahu baik, pertanyaan itu dibuang.
Tapi apakah ada yang bocor tentang diriku?
Yang
bisa Ainz lakukan adalah bergantung kepada pemikiran tersebut saat dia
menantikan respon mereka.
“Sebelum
itu, saya dengar dari orang-orang saya anda mendapatkan informasi setelah
menanyai beberapa Quagoa yang tertangkap di Feoh Raiđō. Apakah anda punya bukti untuk
mendukungnya?”
“Ada
Gondo, seorang penduduk negeri ini-“
“-Bukti Material.”
“Hm,
jadi kamu ingin melihat Quagoa yang tertangkap? Aku bisa membawa beberapa
diantaranya dan silahkan ditanya sendiri.”
“Sebuah
jawaban yang langsung... Kelihatannya saya harus berterus terang kepada anda,
.... Jika begini, evakuasi Feoh Raiđō akan sangat sulit.”
“Komandan..!”
Melihat
nada suara tidak setuju yang diambil oleh pria yang ada di samping panglima
tersebut, Ainz menduga pria tersebut sangat getol terhadap panglima yang sedang
membicarakan rahasia militer di depan Ainz. Namun panglima itu dengan tenang
melanjutkan:
“Yang
Mulia sudah tahu semuanya. Seperti yang beliau bilang – kenyataan bahwa
seseorang yang harusnya mengomandoi baris depan ada di sini sudah merupakan
tanda jelas adanya kebuntuan. Karena beliau sudah tahu itu, seharusnya mudah
untuk membayangkan apa yang ingin dilakukan oleh pasukan kita – yang tidak bisa
menantikan bantuan apapun.”
Tidak, aku hanya mencoba untuk bersikap sopan. Namun, Ainz tidak bisa bicara
sebenarnya, dan malahan mengangguk, dengan sikap sebagai penguasa sejati.
Panglima
tersebut menjelaskan keadaan gawat saat ini.
Benteng
yang menjaga Great Rift telah jatuh, dan mereka terdorong mundur ke barisan
pertahanan terakhir. Hanya satu gerbang yang berdiri diantara mereka dan musuh,
dan jika gerbang itu jatuh, musuh akan membludak memasuki kota dan banyak dwarf
yang akan mati. Sementara pada awalnya mereka berencana untuk mengulur waktu
bagi rakyat untuk lari dari Feoh Raiđō, jelas sekali keselamatan dari seluruh spesies
akan diragukan jika rencana itu tidak dirubah drastis.
Setelah
Ainz tahu keadaan terjepit dari para dwarf, dia tersenyum di dalam hati.
Semuanya berkembang sangat menguntungkan kearahnya.
“Bagaimana
kalau begini? Aku akan meminjamkan pasukanku untuk mendorong mundur Quagoa
untuk sementara waktu. Bagaimana menurutmu?”
Komandan
tersebut memicingkan matanya, seakan menyembunyikan emosi di dalam dirinya.
“Bisakah
anda melakukan itu? Tapi...”
Secara
tradisional, seseorang perlu meletakkan syarat dari sebuah perjanjian dalam
tulisan sebelum sebuah kontrak ditandatangani. Ada banyak keuntungan jika
menangani masalah seperti. Namun, jika Ainz dengan bebas meminjamkan
kekuatannya, dia akan memperoleh rasa terima kasih dari semua orang yang hadir.
Seseorang bisa mendapatkan keuntungan dengan sebuah pinjaman yang tidak bisa
ditulis dalam persetujuan tertulis, dan Ainz mengincar hal itu.
Diantara
yang tertulis dan tak tertulis, yang tak tertulis pada umumnya lebih
menyusahkan. Itu seperti membayar makanan di restoran berdasarkan suasana hati
seseorang. Ada peluang jika itu akan kelebihan bayarnya dibandingkan dengan
membayarkan harga yang sudah tertulis.
Kebaikan hati sering sama dengan keserakahan,
hm? Apakah Punitto Moe-san yang berkata demikian?
“Setelah
datang hingga kemari dan melakukan banyak usaha untuk menemukan kalian, akan sangat
tidak menyenangkan bagiku jika negeri yang kuharap bisa menjadi teman akhirnya
hancur. Maukah anda menerima bantuan saya?”
“..Tapi
jika kita tidak memiliki persetujuan dewan...”
“Yah,
selama ada cukup waktu, seharusnya tidak masalah. Ini hanyalah sebuah penawaran
bantuan dariku. Keputusan terakhir ada pada anda. Tentu saja, Dewan seharusnya
menyelesaikan hal-hal yang penting kemudian... tapi anda harusnya tahu
bagaimana hal seperti ini biasanya berakhir. Pertemuan akan terjadi dari fajar
hingga terbenam dan pada akhirnya tak ada orang yang mendapatkan kesimpulan.
Dan sayang sekali jika membiarkan perjalananku menjadi sia-sia, mau bagaimana
lagi.”
“...Yang
Mulia, apakah anda percaya diri dengan kemampuan anda memukul mundur Quagoa?”
“Jika
mereka hanya sekaliber yang kami lihat di Feoh Raiđō, seharusnya itu hanya mainan
anak-anak.”
Mm, Gondo mengangguk dari samping.
“Tentu
saja, itu sebelum Quagoa masuk ke dalam kota, sangat sulit hanya menghabisi
musuh selama pertempuran jarak dekat yang kacau balau. Aku yakin anda tidak
ingin diam saja dan membiarkan pertempuran tertumpah hingga ke dalam kota
dwarf? Jadi kurasa saat ini, satu pintu kecil anda adalah kesempatan terakhir,
ya kan?”
Sebuah
ekspresi pahit keluar dari wajah panglima itu-
“-Berapa
lama lagi yang anda miliki? Berapa hari gerbang itu bisa bertahan?”
Ainz
mengulang-ulang untuk menekankan poin tersebut seakan-akan membuatnya terpatri
di benak sang panglima.
“..Saya
mengerti. Yang Mulia, saya harap anda mau meminjamkan kekuatan negeri anda.”
“Panglima!”
Prajurit
lain memanggil dengan suara panik, dan panglima tersebut menatap dengan tajam
kepadanya.
Lalu,
panglima tersebut meminta maaf sebentar kepada Ainz sebelum membawa orang lain
itu menjauh, agar Ainz tidak bisa mendengar.
Lalu, mereka
bicara.
Dia bisa
mendengar sebagian dari percakapan, seperti ‘ini gawat’, ‘um-‘, ‘Quagoa’,’kita
masih’, ‘bahaya di depan kita’, ‘kalau begitu’ dan seterusnya.
Secara
umum kelihatannya akan sulit bagi mereka untuk menghadapi Quagoa sendirian,
jadi mereka mengambil peluang ini dan mempertaruhkannya.
Kelihatanya
waktunya sudah datang untuk dorongan terakhir.
Dengan
menyuntikkan kekuatan ke dalam suaranya, Ainz memanggil:
“Bukankah
sudah waktunya memutuskan rencana masa depan anda sekarang?”.
22 komentar:
makasih min..
tetap semangat
mantap min semangat teruss
mantap juara nih miminnya dan overlord
Makasih mimim ganteng 😘😘
Cepet bnget updateny
Cepet bnget updateny
semangat min
Mantap. Pembantaian lg ni ceritanya ?😂
mntp min, makin seru ini kayaknya
Mantab, makin seru ceritanya
mantap min n semngat buat chapter slanjutnya :):):)
Min mau tanya ada yang buat pdf nya gak....
kalau gx ada ntar aku yang buat in file pdf nya....
itu juga kalau admin nya ngizinin.... sayang kalau gx ada file pdf nya....
Good Job..!!!
Gk kerasa udh mau abis aja Overlord, klo boleh tau Vol 12 kapan release ya?
hmm
@Rizky R : Admin tidak menyediakan PDF. Di halaman Download itu adalah hasil dari teman-teman sekalian. Silahkan saja mau menggunakan PDF dan di posting di blog pribadi asalkan pesan translator jangan dikomersilkan (Ditambah adfly dsb).
Lanjut
Dengan menyuntikan kekuatan ke dalam suaranya Ainz memanggil.
Banzai Sales King
Keren nihh ceritanya
Okke
Lnjut
MC pahlawan mainstrim lain akan khawatir kalo ada orang lain yg dalam kesusahan dn brusaha menolong nya.
MC di overlord malah senang dengan keadaan itu karna bisa mengambil keuntungannya
Posting Komentar