Chapter 2 : Pengejaran di negeri dwarf
Part 3
Shalltear
dan bawahannya menambah kecepatan saat mereka menuju ke arah lokasi Quagoa.
Mereka melompat dari atap ke atap dengan kecepatan yang berbahaya. Karena dia
sudah memakai armor, Shalltear tidak perlu khawatir dengan beberapa lapis
penyangga dada di dalam pakaiannya.
Dia
mengintip ke arah Aura, yang sedang mengikuti dari belakang.
Kenyataan
bahwa dia sedang diikuti oleh seorang Guardian – yang seharusnya tetap berada
di sisi sang tuan – adalah bukti bahwa sang tuan tidak percaya kepadanya.
Itu memang
wajar.
Shalltear
mungkin tidak ingat akan kegagalannya, tapi dia telah mendengar detilnya dari
yang lain.
Meskipun
Tuannya yang measa kasihan telah berkata “Shalltear, kamu tidak salah”, itu
tidak mungkin benar. Jadi, dia menunggu sebuah kesempatan untuk membersihkan
bau kegagalan dari dirinya, tapi sayangnya peluang itu tidak datang.
Aura
mungkin telah menghiburnya, tapi itu bukanlah yang diinginkan oleh Shalltear.
Shalltear
melihat ke depan, tatapannya penuh kekuatan. Dia tidak membiarkan dirinya membuat
kesalahan dalam perjalanan ini.
Tidak
lama, mereka tiba di sebuah bangunan di dekat tujuan mereka. Shalltear melihat
ke arah Quagoa yang ada di bawah dari atap bangunan itu.
Ada
banyak siluet yang terlihat, seperti yang dideskripsikan oleh para Hanzo.
“Kalau
begitu sekarang – apa yang harusnya aku lakukan..”
Shalltear
memikirkan masalah tersebut.
Aura
seharusnya mendengarkan apa yang dia ucapkan, tapi Aura hanya melipat
tangannya, berniat untuk tetap diam. Itu juga, memang sudah diduga. Sebelum
Aura datang kemari, sang tuan telah memberinya perintah: “Awasi gerakan
Shalltear. Jika dia terlihat akan membantai mereka, buat dia berhenti dengan
cara apapun, meskipun kamu harus memukulnya. Selain dari itu, kamu tidak boleh
ikut campur dengan rencana pertempuran Shalltear.”
Shalltear
juga telah dibilang Aura hanya akan mengamati dari belakang, dan dia tidak
digunakan untuk operasi tempur apapun. Dengan kata lain, seluruh operasi
tersebut, dari perencanaan hingga eksekusi, sepenuhnya tanggung jawab Shalltear.
Pertama,
dia harus memenuhi perintah sang tuan dengan sempurna dan elegan.
Dia
melepaskan kepalan tangannya.
“Hanzo.”
“Ya!”
Para
bawahan berkostum ninja berkumpul di depan Shalltear.
“Aku
ingin memastikan bahwa tidak ada yang kabur. Bisakah kamu memastikan tidak ada
orang lain di terowongan itu?”
“Tentu
saja. Kami menunggu perintah anda.”
Seperti
yang sudah diduga dari para bawahan sang tuan. Musuh mereka tidak akan punya
cara lagi untuk mundur sekarang. Hal yang selanjutnya Shalltear khawatirkan
adalah jika musuh tersebar ke seluruh penjuru kota. Tentu saja, dia bisa menghabiskan
waktu memburu mereka dan membuat mereka semua keluar, tapi dia ingin
menghindari buang-buang waktu. Memang sang tuan tidak memberinya batasan waktu,
menghabiskan terlalu banyak waktu adalah bukti ketidakmampuannya.
“Baiklah.
Bagaimana kalau begini..?”
Shalltear
menyampaikan detil dari rencana yang dia pikirkan ketika dalam perjalanan
kemari.
Dia akan
mengepung lawan, lalu mematikan gerakan semua yang ada di dalam perimeter.
Dengan
kata lain, dia akan menggunakan para Hanzo untuk memotong jalur kabur mereka,
lalu mengumpulkan mereka sebelum menghabisi mereka dalam sekali pukul.
Memang
benar, rencana ini sedikit berbahaya, melihat dia tidak tahu kemampuan lawan. Namun,
jika musuh memiliki kekuatan untuk membunuh Shalltear dan para Hanzo, Dwarven
Kingdom tidak mungkin selamat selama ini.
Yah,
melihat Gondo si Dwarf tidak terlalu lemah.
Setelah
melepaskan para Hanzo, Shalltear menghitung tiga menit. Dia harus melakukannya
karena dia tidak memiliki cara berkomunikasi dengan para Hanzo.
Untungnya,
Quagoa kelihatannya melingkari gerobak mereka di sekitar bangunan tersebut,
tanpa ada niat untuk menyebar.
“Mari
kita mulai. Lakukan seperti yang diperintahkan; jangan sampai mereka kabur ke
area sekitar.”
Setelah
memberikan perintah kepada undead yang dia bawa, Shalltear berlarian di atap,
lalu melompat ke depan Quagoa itu. Di waktu yang sama, undead miliknya mendarat
di sekitar mereka.
Mereka
telah mengambil alih seluruh jalan utama di sekitar bangunan itu. Rute mundur
dari para quagoa itu hampir terputus sama sekali.
Shalltear
merasakan kebingungan mereka, lalu dia merapalkan sebuah mantra panjang sebelum
mereka sadar.
“[Mass
Hold Species].” (Penahanan
Spesies secara Massal)
Seperti
yang sudah dia duga, mereka bukanlah lawan level tinggi. Banyak Quagoa yang
berhenti bergerak, terdiam di tempat.
Quagoa
yang tidak memasuki area yang terkena mantra itu berhasil pulih dari
kebingungan mereka, tapi tak ada yang mencoba untuk menyerang Shalltear. Dia
muncul entah darimana dan menggunakan sebuah mantra yang tak pernah terlihat
sebelumnya untuk menekan rekan-rekan mereka. Meskipun memilih melawan dengan
bertarung atau kabur pasti sangatlah sulit bagi mereka.
Shalltear
tersenyum tipis.
Kelihatannya
keputusan akhir yang dia dapatkan setelah mengamati mereka, yaitu dengan
memusatkan mantra itu kepada Quagoa yang terlihat paling luar biasa – yang
sekarang dikenal sebagai komandannya – memang tepat.
“[Mass Hold Species].”
Dia
merapalkan mantra yang sama sekali lagi dan sekarang bahkan Quagoa yang lari
telah dinetralkan.
“Mendekat!”
Merespon
perintah yang diteriakkan Shalltear, undead yang ada di sekeliling mengecilkan
lingkaran kelompoknya.
Quagoa
yang ada di dalam bangunan itu mendengar teriakan Shalltear dan merasakan ada
yang tidak beres dengan rekan-rekan mereka, tapi itu sudah jauh terlalu telat
bagi mereka.
Saat
sebuah seringai sadis muncul di wajahnya, Shalltear menepuk pipinya. Dia tidak
boleh ceroboh. Kegagalannya di masa lalu sebagian besar karena itu.
Setelah
memulihkan ketenangannya, Shalltear memasuki bangunan tersebut. Sementara masuk
dengan paksa ke jendela akan memberi mereka elemen kejutan, dia
mempertimbangkan usaha memaksa masuk itu dan memutuskan untuk langsung melalui
pintu sebagai gantinya, menggunakan dirinya sebagai umpan.
Quagoa
yang sedang menunggu mengayunkan cakar mereka ke arah Shalltear lagi dan lagi.
Tiga di depanku, empat di dalam, tak ada yang
terlihat seperti seorang komandan. Aku harusnya menerima serangan mereka dan
memastikan kekuatan mereka.
Shalltear
tidak menghindari serangan mereka, tapi menanggung beban serangan Quagoa itu.
Seperti
yang sudah diduga, Shalltear tidak terluka.
Shalltear
hanya bisa menerima luka dari senjata perak magis. Beberapa monster level
tinggi memiliki serangan alami yang dianggap sebagai magic, sementara yang
lainnya memiliki serangan yang dianggap sebagai perak, tapi itu adalah
monster-monster level rendah yang sangat langka.
Sementara
dia mungkin sudah menduga ini, Quagoa itu mundur. Seakan tidak mampu
mempercayai apa yang mereka lihat, Quagoa yang ada di sekitarnya mencakar
Shalltear, tapi tidak berhasil.
“Baiklah,
percobaannya sudah selesai. Mari kita akhiri sampai di sini? [Mass Hold
Species].”
Saat
mantra itu dirapalkan, seluruh Quagoa yang ada berhenti bergerak.
“Kalau
begitu sekarang, lanjut.”
Shalltear
melihat ke sekelilingnya dan melihat Quagoa yang ada di ruangan selanjutnya
melalui sisa-sisa pintu yang rusak. Mata mereka melebar menahan emosi yang
paling Shalltera senangi – ketakutan.
Saat
langkah kaki Shalltear membawanya maju, Quagoa itu memanjat rekannya sendiri
untuk kabur.
Namun,
mereka terlalu lamban. Bagi Shalltear, mereka selambat siput. Dia menahan
keinginan untuk mengeluarkan suara tawa mengejek, dan sebagai gantinya
merapalkan mantra ke punggung mereka.
Tidak
ada jalan keluar.
Shalltear
tidak akan mentolerasi kekeliruan apapun.
Sekarang
seluruh Quagoa di dalam bangunan itu telah ditangkap, dia memasuki terowongan
dan menemukan enam Quagoa di kaki para Hanzo. Melihat gerakan tubuh mereka yang
samar-samar, kelihatannya mereka masih hidup. Shalltear lalu menanyakan kepada
para Hanzo:
“Kalau
begitu sekarang, apakah ini adalah Quagoa yang mencoba kabur?”
“Ya. Tak
ada yang lainnya yang berhasil kabur lewat sini.”
Karena
Shalltear tidak membiarkan siapapun kabur, bisa dianggap misinya telah
diselesaikan dengan sempurna.
“Untuk
jaga-jaga, pergi dan pastikan tidak ada yang lain yang sedang menunggu di dalam
bangunan itu. Setelah itu, perintahkan kepada undead yang membawa mereka ke
dalam membawa Quagoa ini keluar. Kamu bisa bilang kepada undead untuk mengikat
mereka dengan tali, ya kan? Aku akan menunggu di sini sampai kamu menyelesaikan
pencarian di dalam ruangan dan melihat apakah ada yang lain yang mencoba kabur.”
Setelah
menerima perintah Shalltear, para Hanzo membawa Quagoa yang ada di tanah dan
kembali ke bangunan itu. Mereka kembali ke Shalltear setelah dua menit berlalu.
Setelah
menyelesaikan tugasnya tanpa celah, Shalltear muncul dari bangunan itu, dimana
dia melihat banyak Quagoa yang terikat dan figur Ainz, Aura, para Hanzo, Dwarf
itu dan Zenberu.
“Bagus
sekali, Shalltear. Kelihatannya kamu sudah menyelesaikan misimu dan tidak
membiarkan siapapun kabur.”
“Ya! Terima
kasih banyak, Ainz-sama!”
“Kalau
begitu sekarang, Shalltear, aku akan memberimu perintah selanjutnya. Interogasi
orang-orang ini, tapi usahakan jangan sampai menyakiti mereka.”
“Saya
mengerti!”
Pada
awalnya, Shalltear memerintahkan kepada undead untuk menyeret keluar salah satu
Quagoa yang telah ditangkap dengan magic – dengan kata lain, salah satu
tahanannya.
“Hiiii!
Selamatkan aku!”
“Hehe,
baiklah, jika kamu jujur, aku tidak akan membunuhmu. Jika kamu jujur. Yang pertama dahulu, siapa yang orang terhebat
diantara kalian di sini?”
“Dia,
yang memiliki coretan biru di bulunya.”
“Dasar
brengsek! Kamu telah mengkhianatiku!”
Yang
berteriak balik kelihatannya memiliki sedikit guratan biru di kulitnya.
“Okay,
okay, jangan bertengkar. Kalau begitu, biskaah kamu membawanya kepadaku? Kirim
yang ini ke belakang.”
Mereka
membwa Quagoa dengan peringkat tertinggi ke depan Shalltear.
“Hmph!
Kmau pasti teman para dwarf! Aku takkan pernah bicara! Aku akan mempertaruhkan
harga diri rasku untuk itu!”
“Benarkah.
Baiklah kalau begitu [Charm Species] (Pemikat Spesies). Selesai, bisakah kamu
menjawab pertanyaanku?”
“Ahh,
tentu saja! Apa yang ingin kamu tahu?”
Quagoa
yang ada di belakangnya mau tidak mau terperangah dengan kejujurannya.
Magic
pemikat menyebabkan targetnya menganggap si perapal adalah teman atau kolega
yang dipercaya. Namun, karena teman tidak akan mengatakan kepada temannya untuk
membunuh atau melukai diri sendiri, target tidak akan mmeatuhi yang seperti
itu. Dan juga, istilah ‘teman’ juga ada semacam kerancuan; ada rahasia yang
orang lain sembunyikan dari teman mereka, jadi magic ini tidak akan efektif
untuk mengorek informasi semacam itu. Jika memang begitu, mantra pengendali
otak yang lebih kuat diperlukan. Namun, tindakan seperti itu kelihatannya tidak
perlu kali ini, sebuah kenyataan yang membuat Shalltear berterima kasih
terhadap keberuntungannya.
“Pertama,
apa benar kamu adalah yang terhebat di sini?”
“Ahhh,
aku ditunjuk sebagai pimpinan kelompok ini. Oi, yang disana tenanglah, dia adalah
seorang teman jadi tidak apa bilang kepadanya. Ah, bisakah kamu merahasiakan
ini?”
“Tentu
saja, kita adalah teman, ya kan?”
“Ahhh,
ya, benar juga, aku percaya kepadamu, kalau begitu. Tetap saja, mereka ini...
Terutama orang itu, apakah dia undead?”
Quagoa
itu menatap ke arah tuan Shalltear yang agung. Itu membuatnya jengkel, tapi dia
harus menahan diri untuk mengeluarkan informasi dari dirinya.
“Tidak
apa. Kita adalah teman jadi kamu akan percaya kepadaku, ya kan?”
“Apakah
dia adalah bawahanmu?”
Akan kubunuh kamu brengsek, Shalltear hampir mengucapkannya, dia
menelan kalimat itu. Karena sang tuan bicara sebelum dia bisa bicara.
“Benar
sekali. Dia adalah kekasihku.”
“Ho,
itulah temanku, kamu memang luar biasa.”
“Te-Terima
kasih.”
Shalltear
merasa gugup dengan perasaan yang rumit ini, tak mampu diungkapkan dengan
kata-kata. Meskipun dia ingin bergulung-gulung di lantai itu, dia tidak bisa
menyia-nyiakan bantuan penuh kasih sayang yang telah diberikan oleh sang tuan.
Komandan
Quagoa itu jatuh dalam perenungan yang dalam, dan Quagoa di belakangnya
berkata, “Apa yang terjadi?” “Ada apa?” “Apakah hanya kita yang tidak tahu jika
dia dalah seorang teman” dan seterusnya. Namun, komandan Quagoa itu mengabaikan
mereka, dan sebuah perubahan terlihat di wajahnya, yang mungkin saja sebuah
senyuman.
“Akum
mengerti. Karena kamu sudah mengatakannya, aku akan percaya kepadamu. Lagipula,
kita adalah teman yang disatukan oleh sebuah ikatan pertemanan yang kuat, ya
kan?”
Shalltera
mendengus.
“Kalau
begitu, bisakah kamu bicara cukup keras sehingga orang-orang di belakangku bisa
mendengar? Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan di kota ini?”
Biasanya,
mereka harusnya curiga jika seorang teman tidak tahu hal ini. Namun, ini adalah
kehebatan magic. Komandan Quagoa membalas tanpa ragu.
“Kami
adalah sebuah pasukan terpisah dari pasukan penyerang. Kami kemari untuk
membunuh para dwarf yang mungkin kabur ke kota ini.”
“Apa?!”
Dwarf tersebut berseru karena terkejut. “Apa, apa maksudnya itu?”
“Diam
dan jangan bicara, dwarf. Ras menjijikkan sepertimu harusnya dihabisi.”
“Baiklah,
baiklah, itu sudah cukup. Kamu mengatakan sesuatu tentang pasukan penyerang?”
“Ahhh,
maaf, kelihatannya aku terlalu kegirangan. Ada kota dwarf di utara dari sini.
Pasukan penyerang dibentuk untuk menghancurkan kota itu. Masalahnya adalah
jembatan bersuspensi yang membentangi Great Rift (Celah/Retakan besar)
dilindungi oleh sebuah benteng, jadi para penyerang kami selalu dikalahkan.
Namun, kami menemukan sebuah jalan pintas yang melewati celah itu dan berlari
menyusuri benteng tersebut, jadi kami berencana menggunakan itu untuk
menghabisi mereka dalam sekali sapu.”
Shalltear
mengerutkan dahinya kepada dwarf. Ekspresinya terlihat mengerikan. Kelihatannya
ini adalah berita yang sangat buruk.
“Kapan
serangannya akan datang?”
“Kami
adalah pasukan terpisah, kami dipisah dari pasukan utama jadi kami tidak tahu
waktu yang tepat. Tapi kurasa harusnya hari ini, atau mungkin besok.”
Shalltear
tidak sengaja mendengar percakapan antara sang tuan dan dwarf itu.
“Meskipun
begitu, akankah kota tersebut benar-benar jatuh jika jembatan bersuspensinya
diambil alih?”
“Saya
tidak yakin, tapi saya pernah dengar karena musuh perlu menggunakan jembatan
itu, mereka hanya bisa menyerangnya dari satu titik saja. Jadi, kita bisa
menggunakan item magic di dalam benteng untuk menangkal mereka. Namun, jika
benteng itu diambil alih, musuh akan memiliki jalan yang mulus ke kota, dan
akan sulit menghentikan sebuah pasukan besar. Jika itu terjadi, kami mungkin
harus membuang kota itu dan kabur kemari, tapi jika kami dikepung di sini, ras
dwarf akan musnah.”
Komandan
Quagoa tertawa kecil dengan cara mengerikan saat dia mendengar percakapan
mereka.
“Jadi
kamu hanya pasukan terpisah?”
“Hanya
kami yang dikirim kemari. Kami tidak tahu seberapa kuat kota dwarf atau
seberapa banyak orang yang dibutuhkan, jadi sebagian besar pasukan kami ada di
sana.”
“Ain-eh,
ah, kalau begitu, jadi, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Aku tidak bisa bilang Ainz-sama, Shalltear resah saat dia mencoba
menyusun ucapannya.
“...Tidak
ada banyak hal yang bisa dilakukan. Sejujurnya, kita hanya perlu tahu bagaimana
berkomunikasi dengan pasukan utama mereka atau semacamnya.”
Setelah
Shalltear mengulang pertanyaan sang tuan, komandan yang terkena mantra mengoceh
seperti sebuah anak sungai.
“Tidak,
misi kami tidak dianggap sangat penting. Pada akhirnya, pekerjaan kami hanya
memburu siapapun yang kabur.”
Shalltear
melihat ke arah sang tuan, yang mengangguk kepada mereka.
“Bagaimana
kami harus menghadapi mereka?”
“...Gondo.
maaf dengan hal ini, tapi bisakah kamu bersiap melakukan perjalanan?”
Lizardman
dan Dwarf mengerti arti dibalik ucapan itu, jadi mereka berbalik dan pergi
dalam hening. Ainz melihat mereka pergi, lalu memberikan perintah selanjutnya
kepada Shalltear.
“...Kalau
begitu, ayo pergi. Shalltear, kirim mereka semua ke Nazarick. Mereka akan
diamati. Apakah mereka dibunuh atau diampuni tergantung hubungan yang kita
bangun dengan Quagoa. Jangan bunuh mereka sampai mereka semua sepenuhnya
memusuhi kita. Namun, perintahkan untuk melakukan beberapa percobaan ringan.
Kerasnya cakar, fisik dan pertahanan magis dari tubuh mereka, hal-hal semacam
itu. Meskipun, beberapa dari mereka nantinya akan mati... Perintahkan kepada mereka
untuk meminimalisir jumlah yang mati.”
“Dimengerti!”
Shalltear
langsung merapalkan [Gate], membuka sebuah portal ke permukaan Nazarick.
“Kalian
semua masuklah kemari.”
Dengan
dipimpin oleh komandan Quagoa, yang lainnya mengikuti satu persatu. Beberapa
Quagoa berdiri di tempat, terdiam karena ketakutan, tapi Shalltear langsung
mencomot mereka dan mendorongnya melewati [Gate].
Dibaliknya
ada sang tuan. Lengannya dilipat dan kelihatannya sedang menunggu Shalltear.
“Pengumpulan
informasimu sangat teliti, Shalltear.”
Hal
pertama yang Ainz katakan adalah memujinya! Dada rata Shalltear teraliri oleh
panas.
“Ya!”
Shalltear
secara refleks berlutut. Itu adalah satu-satunya posisi yang tepat merespon
pujian sang tuan.
“-Mm,
umu. Aku menantikan pengabdianmu di masa depan.”
“Saya
mengerti, Ainz-sama!”
“Jangan
berkata begitu. Berdirilah. Kita harus mendiskusikan sesuatu dengan Gondo...
Ini adalah sebuah peluang untuk membuat mereka berhutang budi sangat besar
kepada kita.”
“Betapa
beruntungnya. Ainz-sama, tindakan anda kelihatannya sangat diberkahi.”
Tatapan
mereka bertemu, lalu mereka tersenyum.
Memang
benar, wajah sang tuan tidak bergerak, tapi Shalltear sangat yakin Ainz sedang
tersenyum.
“kalau
begitu, ayo pergi.”
“Baik!”
Mmmm~ Ini bagus! Kami berdua, berjalan
berdampingan... Haaa, aku gembira sekali.
Shalltear
meninggalkan bangunan itu saat dia menikmati rasa kebahagiaan.
“Gondo,
maaf sudah menunggu. Apa yang ingin kamu lakukan sekarang?”
“Apakah
apapun yang akan kita lakukan membuat perbedaan... Butuh waktu enam hari untuk
bepergian ke kota lewat bawah tanah. Terlalu jauh bagi kita untuk membawa
informasi itu kembali ke kota.”
Wajah
Shalltear yang agak mengendur menjadi tegang, dan saat dia bertukar tatapan
dnegan Aura, sang tuan dan dwarf itu mulai berdiskusi. Dia berusaha
mengingatnya agar dia bisa mencatatnya ke dalam buku catatan milik Shalltear.
Karena
dia adalah sang tuan yang agung, dia mungkin bermaksud melumat hati dwarf ke
dalam pengabdian sepenuhnya. Mungkin itu, atau dia akan mengencangkan belenggu
yang berat di lehernya dan memastikan dwarf itu tidak akan pernah
mengkhianatinya. Semacam itu.
“Begitukah?
Yah, karena kamu tidak bisa sampai di sana tepat waktu, apa yang harus
dilakukan? Jika itu masalahnya, mengapa tidak datang ke negeriku? Kmau tidak
akan bisa melakukan apapun sendirian, ya kan?”
“Mmm...
umu.”
“Meskipun,
aku ingin menolong para runesmith... namun jika kita bergegas kesana untuk
membantu mereka, bisakah kita mempertahankan posisi menguntungkan selama negosiasi?
Apakah para dwarf adalah spesies yang sangat mengapresiasi kebaikan yang
ditunjukkan kepada mereka?”
“Umu,
aku harap anda mempercayai itu. Jika anda menolong para dwarf dari ancaman
Quagoa tersebut, aku yakin negosiasinya akan berjalan dengan sangat baik.”
“Jika
memang begitu, maka kita perlu memilih waktu yang tepat untuk melangkah masuk.”
Setelah
sang tuan membuat deklarasi percobaannya, dwarf itu mengangkat bahu, seakan
berkata tidak masalah bagaimanapun.
“Saya
sudah menerima saran tuanku... Yang Mulia ke dalam hati.”
Shalltear
tidak tahu apa maksud ucapan itu, tapi karena suatu alasan, dia tahu bahwa
dwarf itu telah memilih tuannya daripada ras sesamanya.
Shalltearpun
terkagum-kagum dan ketakutan dengan kenyataan bahwa sang tuan berhasil mendominasi
sepenuhnya jiwa dwarf itu dalam waktu yang pendek sejak dia masuk ke
terowongan.
Pasti
itu adalah karisma yang bisa membuatnya memimpin dan mengkoordinasi para
Supreme Being.
“...Tidak,
kurasa kita harus bergegas. Lagipula, kita ingin menghindari kematian dari para
runesmith itu, dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika kita berada
di bawah tanah, jadi kita harus melakukannya dari luar. Bisakah aku
mempercayakan kepadamu untuk menunjukkan jalan bagi kita?”
“Saya
tidak seberapa percaya diri, tapi saya akan melakukan sebaik-baiknya.”
“Baiklah,
kalau begitu bersialah untuk berangkat!”
30 komentar:
Lanjut
wow cepet thank's min....
superrrrr
Masih angetttt...
Mantab, makin penasaran... Lanjut terus... Semangat terus
akhirnya yang ditunggu tunggu... makasih min
semangat terus min 💪
Tiap hari selalu mantau blog ini, hahaha
Hmmm
Lanjutkan min,keren
Teng you min, di tunggu update'an nya...
Good
Bwat anime overlord season 2 kpan y rilis?
Supeeerrrr sekaleeee
Kalo Ainz-sama cepet mengikat hati pendengarnya karena karisma (kata shalltear)
Kalo mimin sih cepet mengikat hati pembacanya karena translate nya :^
Mangat trs min
Thx min
Dada Rata Shalltear Itu Anugrah XD
lucu kalo ngebayangin shalltear nyatat semua bacotan ainz.. axaxxa
Thanks min
Flat is justice
sankyu overlord vol.11 bab 2 bag.3
Udah mw perang LG kah
Mantap lh
Mantap min lanjut terus
Mantap min lanjut terus
Makasih min
Tumben lebih pendek
Sasuga Ainz Sama Banzaai!!
Mantap mint
Lanjut
Posting Komentar