Chapter 3 : Krisis yang akan datang
Part 3
Mereka
adalah klan Pu Rimidol, klan Pu Randel, klan Pu Surix, klan Po Ram, klan Po
Shyunem, klan Po Gusua, klan Zu Aygen dan klan Zu Riyushuk.
Putra
dari Pu – pahlawan zaman dahulu – membentuk tiga klan yang mengambil namanya,
dan mereka berselisih dengan klan-klan yang menamai diri Po dan Zu. Ada sedikit
perbedaan antara klan dari masing-masing individu, tapi secara keseluruhan
terdiri dari 10.000 Quagoa, total 80.000 Quagoa tersebar di penjuru rangkaian
pegunungan Azeelisia.
Sekarang,
jika seseorang ingin tahu apakah orang-orang Quagoa kuat, jawabannya adalah
mereka tidak kuat.
Meskipun
satu klan memiliki anggota 10.000, Quagoa memiliki teknologi dan peradaban yang
terbilang sedikit, dan memiliki peringkat di antara ras-ras yang rendah di
pegunungan. Mereka tidak lebih dari mangsa bagi yang kuat.
Sekarang,
jika ditanya siapa musuh terbesar ras Quagoa, jawabannya adalah sesama klan
dari ras mereka. Tidak, suatu ketika bahkan orang-orang klan mereka sendiri
bisa menjadi musuh mereka. Monster-monster lain memandang Quagoa tidak lebih
dari makanan. Mereka tidak membenci Quagoa, ataupun bersaing dengan mereka.
Namun, sesama rekan Quagoa berpikir berbeda.
Itu
karena cara Quagoa tumbuh.
Ore
(Bijih-bijihan logam) dan bebatuan yang Quagoa makan di usia muda menentukan
kemampuan mereka nantinya dalam hidup. Dengan kata lain, mereka harus bersaing
dengan orang-orang mereka sendiri untuk ore dan logam yang langka untuk
memperkuat garis keturunan mereka. Jadi, sesama klan adalah musuh, tapi wajar
jika musuh dekat lebih menyusahkan daripada yang jauh.
Yang
mirip, para dwarf yang bersaing dengan mereka untuk ore juga musuh, tapi tidak
lebih karena para dwarf akan mengusir mereka dengan senjata-senjata yang
dimantrai dengan elemen petir (lightning).
Namun,
di suatu titik, seorang pahlawan legenda – yang melebihi Pu, pahlawan masa lalu
– telah lahir.
Dia
adalah Ketua dari seluruh klan, Pe Riyuro.
Kekuatannya
jauh melebihi Quagoa biru dan merah. Kekuatannya yang luar biasa membuatnya
mampu menyatukan seluruh klan.
Revolusi
Riyuro tidak berhenti di sana.
Setelah
menemukan kota dwarf yang dibuang, dia mengumpulkan klan-klan yang ada di sana
dan membentuk unit tempur monster, menggunakan tawanan dwarf untuk
mengembangkan pertanian dan peternakan.
Bukan
itu saja. Biasanya, ketika seorang pimpinan klan yang baru telah lahir, dia
akan menghabisi garis darah dari pimpinan klan sebelumnya. Ini adalah cara yang
umum diterima oleh kekuatan mana yang berganti di dalam Quagoa. Namun, Riyuro
tidak melakukan itu. Malahan, dia membiarkan para pemimpin dari berbagai klan
menguasai sendiri. Namun, Riyuro memerintahkan untuk membawa seluruh ore
kepadanya. Mereka yang mematuhi Riyuro dan mengerjakannya dengan baik akan
diberi ore-ore langka, tak peduli status mereka.
Contohnya,
klan-klan yang mengalahkan serangan monster akan dikenal sebagai pemberani,
sementara klan-klan yang menemukan lebih banyak emas dan batu-batuan berharga
lainnya akan mendapatkan balas budi dan lebih banyak anggota. Dia akan memberi
hadiah kepada mereka atas kerja kerasnya dengan ore-ore yang tepat.
Kompetisi
mereka terhadap sang tuan berubah menjadi kompetisi satu sama lain, dan kursi
pimpinan menjadi aman.
Dia
telah melakukan semua ini yang belum pernah diimpikan oleh Quagoa sekalipun
untuk memperluas pengaruhnya dan menjalan rencana tertentu.
Rencana
itu adalah menyerang kota dwarf.
Klan-klan
mengumpulkan warrior-warrior terbaik mereka membalas panggilan pimpinannya.
Mereka mengirimkan 2000 orang per klan, dengan total kekuatan tempur 16000.
Ini
adalah sebuah pasukan yang tak pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah. Namun,
meskipun dengan tenaga sebanyak itu, sebuah serangan langsung pada jembatan gantung
akan menyebabkan korban yang sangat tidak menyenangkan. Bukan hanya itu akan
mengalahkan tujuan mengumpulkan jumlah sebanyak itu, tapi juga beresiko
dikalahkan tanpa mampu menaklukkan benteng tersebut.
Jadi,
Riyuro memerintakan kepada mereka untuk menemukan jalan mengelilingi benteng
itu.
Meskipun
beberapa tim pemantau tidak kembali, mereka berhasil menemukan sebuah rute
untuk melewati Great Rift pada akhirnya. Setelah itu, pasukannya akan terbagi
menjadi tiga untuk melaksanakan tugas mereka.
Satu
kelompok ditugaskan untuk menemukan dan menangkap dwarf-dwarf yang kabur. Tugas
ini dibagikan kepada banyak skuad-skuad yang lebih kecil.
Satu
kelompok dijadikan sebagai pasukan utama. Mereka dibuat untuk menaklukkan dan
menjarah kota dwarf. Jika kelompok elit memakan waktu terlalu lama dalam
menaklukkan benteng itu, mereka akan maju untuk membantu.
Kelompok
terakhir dipenuhi dengan Quagoa elit, yang akan menaklukkan benteng dwarf.
Kelompok ini akan bergerak maju mendahului pasukan utama, menaklukan benteng
dan mereka mungkin akan digunakan untuk menaklukkan kota pula.
Kelompok
ketiga, penjaga barisan depan, dipimpin oleh seorang Quagoa yang disebut Yozu.
Dia
adalah salah orang kepercayaan Riyuro, seorang Quagoa merah yang luar biasa.
Pikirannya tajam, dia adalah seorang petarung yang mumpuni, dan merupakan salah
satu kandidat teratas untuk titik pemimpin di dalam klannya sendiri.
Meskipun
begitu, tidak mudah bagi orang sepertinya untuk memerintah kelompok tempur
campurannya.
Lagipula,
para elit dari berbagai klan saling mendendam satu sama lain. Namun, Yozu
bahkan bisa berhasil memanfaatkan itu.
Dengan
mengipasi api kompetisi antara klan-klan, dia menaklukkan benteng tersebut.
Kemenangan
mereka dipastikan dengan mengambil rute samping lalu benteng, namun meskipun
begitu, tak ada yang meragukan kemampuan mengomando miliknya yang luar biasa.
Sebenarnya,
tak ada orang lain diantara Quagoa yang bisa menyamai kemampuannya sebagai
seorang komandan.
Dan
sekarang, Quagoa tersebut sedang bersiap untuk menskak mati langkah para dwarf.
***
Quagoa pertama diantara penjaga barisan depan yang menyerang benteng itu adalah pasukan serang yang terdiri dari pasukan terbaik dari yang terbaik. Quagoa ini mencakar-cakar gerbang yang dibenci itu dengan liar, tapi mereka tidak bisa menembusnya.
Satu
langkah lagi. Hanya satu langkah lebih dekat, dan mereka bisa menghancurkan
pintu itu dan menginjak-injak musuh yang mereka benci, para dwarf. Satu langkah
lagi, dan mereka bisa mengambil seluruh daerah ini sebagai milik sendiri.
Mereka akan mendapatkan peringkat pertama untuk prestasinya, dan sebagai
hadiahnya, mereka akan menerima ore yang cukup untuk membuat kepala mereka
pusing.
Namun,
peluang itu ditolak dan disegel oleh gerbang dingin di depan mereka.
Quagoa
memiliki pepatah; ulat yang bersembunyi lebih dalam akan tumbuh semakin besar.
Salah
satu Quagoa sangat marah karena sudah sangat dekat namun serasa jauh
sampai-sampai mencoba menggigit gerbang tersebut. Biasanya, dia tidak melakukan
apapun selain mencakar-cakar permukaannya.
Melihat
Quagoa itu, beberapa yang lainnya juga mencoba hal yang sama.
Namun,
Quagoa biasa tidak bisa melukai gerbang itu sama sekali. Mereka bisa mencoba
selama ratusan tahun dan masih tidak akan bisa kemana-mana.
Meskipun
ketika mereka berpikir untuk menggali lubang menembus bebatuan dan melewati
gerbang itu, mereka menemukan dinding-dindingnya juga diperkuat dengan jeruji
logam yang sama dengan gerbangnya.
Quagoa
biasa tidak akan mampu menembus gerbang itu, elit-elit langka mereka seperti
Quagoa biru dan merah disimpan sebagai senjata rahasia dan tidak ditugaskan
untuk tim-tim penyerang. Dengan kata lain, gerakan mereka sementara terhenti di
sini.
Siapapun
akan merasa frustasi saat kemenangan mereka ditolak di saat-saat terakhir.
Namun, mereka tidak gugup. Ini karena mereka sudah melaporkannya kepada
komandan penjaga barisan. Jika Yozu yang hebat ada di sini, dia pastinya akan
memikirkan seuah cara yang tidak bisa mereka pikirkan.
Meskipun
begitu, mereka berbaris di dalam klan untuk beristirahat, karena mereka tidak
tahu berapa banyak waktu yang akan dibutuhkan.
Jika
mereka adalah pasukan biasa, mereka mungkin akan gelisah dan keluyuran karena
stres, atau mulai saling berkelahi dengan klan-klan lain. Namun, siapapun yang
ada di sini adalah pasukan terbaik diantara yang terbaik. Mereka beristirahat
ketika sudah waktunya istirahat, menyimpan kemarahan dan tenaga mereka untuk
pertempuran selanjutnya.
Kemudian,
setelah beristirahat beberapa saat, Quagoa itu tiba-tiba melihat ke atas,
seakan kepala mereka ada pegasnya.
Ada
suara derit bass rendah yang terdengar dari dalam bumi, dan gerbang itu
perlahan-lahan terbuka.
Quagoa
penyerang saling melihat satu sama lain.
Para
dwarf telah menyegel gerbang itu karena panik. Mengapa mereka membukanya lagi?
Apakah mereka ingin menyerah? Ada begitu banyak Quago yang berpikir demikian,
dan mereak tertawa mengejek saat menunjukkan gigi-giginya.
Memangnya
mereka akan menerima penyerahan.
Rencana
mereka adalah membasmi para dwarf. Mereka tidak akan memberikan waktu kepada
para dwarf untuk mengutarakan ucapan-ucapan yang tidak berguna.
Mereka
akan merangsek masuk seperti longsor melalui gerbang yang terbuka dan akan
membantai seluruh dwarf yang ada di jalan mereka dengan brutal, mereka akan
menginjak-injak kota itu di bawah kaki dan mengobrak abriknya dengan seluruh
tenaga.
Sebuah
celah perlahan terbuka di depan Quagoa yang sudah haus darah. Masih terlalu
kecil untuk bisa dilewati. Satu Quagoa yang haus darah itu memasukkan tangannya
ke dalam celah tersebut.
Dia
mendorong cakarnya yang tajam ke depan, mencoba untuk membunuh dwarf satupun
yang ada di depan gerbang.
Namun
kemudian-
“Gyaaaaaaaaah!”
Quagoa yang ingin menjadi nomer satu itu berteriak dan
bergulung-gulung ke belakang, lengan yang dia dorong ke depan sudah tidak ada,
diganti dengan sebuah darah
segar yang muncrat.
Keterkejutan
mereka terhadap perkembangan ini seperti menyiram air dingin pada api haus
darah mereka.
Mudah
sekali membayangkan apa yang terjadi.
Kelihatannya,
seseorang telah memotong tangannya dengan semacam senjata, tapi apakah itu
mungkin?
Kemampuan
spesial Quagoa adalah mereka sangat tahan terhadap senjata-senjata yang biasanya
digunakan oleh para dwarf. Selama serangan kejutan mereka di benteng, beberapa
diantaranya telah terluka namun tidak ada yang mati. Itu juga seharusnya
berlaku selama mereka tidak diserang dengan serangan listrik.
Tapi,
mengapa lengan rekan mereka terpotong?
Hanya
ada satu alasan untuk itu.
Itu
karena adanya ahli pedang luar biasa, yang bisa dengan mudah memotong lengan
Quagoa, seorang anggota ras yang kulit dan bulunya mementalkan seluruh pedang.
Dengan
kata lain, ada warrior luar biasa yang tak terbayangkan di belakang pintu yang
perlahan terbuka itu.
Quagoa
itu mundur, dicengkeram oleh emosi yang belum pernah dirasakan di dalam
pertempuran ini – ketakutan. Saat itu, celah di pintu tersebuah semakin
melebar.
“Mengapa
kalian mundur?” teriak sebuah suara kuat dari belakang tim penyerang.
“Tidak
ada pengecut diantara klan Pu Rimidol!”
“Ohhhhh!”
Teriakan setuju itu pasti datangnya dari anggota klan Pu Rimidol yang dipilih sebagai tim penyerang kali ini. Panik, mereka yang dari klan lain juga beteriak, menyerukan kekuatan mereka pula.
“Klan Po
Gusua juga tidak kenal dengan pengecut!”
“Tak ada
orang dari klan Zu Aygen yang kalah dengan Pu ataupun Po! Bagaimana bisa kita
membiarkan leluhur tertawa kepada kita dari Tanah Derey!?”
Bagi
Quagoa, yang telah mati dengan gagah akan melihat anak-anak mereka makmur dari
Tanah Derey. Dikatakan bahwa leluhur akan mengejek mereka yang mempermalukan
diri.
Ucapan
itu adalah pemicu untuk membangkitkan semangat tempur dari Quagoa.
Mereka
menyeret Quagoa yang lengannya buntung menyingkir, ke dinding. Tim penyerang
menjaga jarak mereka dan mengambil formasi merapat, bersiap untuk membantai
ahli pedang yang luar biasa.
“Serang!
Tak perduli seberapa kuatpun dia, musuh hanya punya satu pedang! Kita akan
memukulnya dengan jumlah yang takkan bisa dia hadapi,” ucap seseorang.
“Tidak,
kita hanya perlu bergegas merangsek lurus ketika pintunya terbuka. Ketika kita
sudah menjatuhkannya, kita injak-injak dia. Lalu kita akan jarah kota itu.”
“Kalau
begitu, biarkan aku yang memimpin!”
Ada
sebuah mineral yang disebut Nuran yang diremukkan menjadi tepung dan dicampur
dengan cat. Para pemberani akan mengambil cat ini dan menggambar dua garis
menembus bulu mereka sebagai bukti keberanian mereka.
Quagoa
itu berkumpul di belakang seorang pemberani itu. Jika dia ditebas dengan
pedang, mereka masih bisa mendorongnya masuk.
Celah di
dalam pintu sekarang sudah cukup besar untuk seorang Quagoa lewat. Sementara
masih terlalu sesak untuk masuk dengan bergerombol, mereka akan kehilangan
orang sia-sia jika para dwarf memukul pintu masuk itu dengan magic lightning
(petir) yang barusan lalu menutup pintunya lagi.
“Maju!”
Dengan
teriakan yang perkasa, lebih dari 1 Quagoa bergerak.
Quagoa
pemberani di depan menjadi kaku. Orang-orang mendorongnya dari belakang merasa
bahwa dia terbunuh oleh ahli pedang itu. Namun, mereka tidak bisa berhenti.
Jika mereka berhenti sekarang, mereka telah menghina keberaniannya.
Karena
itu, Quagoa dari belakang mendorong ke depan dengan niat bersatu, bermaksud
membiarkan momentum dorongan itu membuat mereka bisa masuk ke dalam kota dwarf
untuk menjarah dan merampas kota itu..
- Namun
mereka terhenti...
Tak
perduli sekeras apapun mereka mendorong, mereka tidak bisa bergerak. Seakan ada
sebuah dinding yang tebal dan besar sedang menghadang.
Salah
satu Quagoa mengangkat kepalanya dan melihat ke depan.
Memang
wajar untuk penasaran apakah para dwarf membuat sebuah dinding.
Karena
memang benar, ada sebuah dinding hitam legam di sana.
Yang
bisa dilihat oleh semua mata mereka adalah dinding. Lalu dinding itu mulai
bergerak.
“OHHHHHHHHHHHHHHHH!”
Itu
adalah teriakan luar biasa yang membuat hati menggigil.
Apa yang
mereka kira adalah sebuah dinding sebenarnya adalah sebuah perisai raksasa.
Quagoa
tidak memiliki sejarah menggunakan senjata atau armor, tapi mereka pernah
melihat para dwarf menggunakan itu sebelumnya, mereka tak pernah melihat benda
sebesar ini. Di depan mereka ada sebuah perisai yang disangka sebuah dinding.
Saat
Quagoa itu bingung dengan perkembangan ini, makhluk menjijikkan dibalik perisai
itu memperlihatkan diri.
Itu
adalah makhluk yang terbungkus armor full plate hitam, matanya yang merah
menyinarkan kebencian.
Bahkan
Quagoa yang bodoh pun mengerti itu adalah makhluk jahat, ganas – makhluk Itu
adalah kematian itu sendiri
Sebuah
suara pyun terdengar.
Dalam
sekejap, kepala dari tiga Quagoa terbang jadi satu.
“UUUOOOOHHHHHHHH!!”
Raungan
itu membuat babak belur tubuh Quagoa.
Benturan
yang menyebabkan bulu berdiri membuat Quago ingin lari dengan segenap hati.
Di dalam
suku, mereka dianggap sebagai warrior-warrior pemberani yang tidak takut mati.
Namun, mereka tidak pernah membayangkan satu makhluk seperti ini di dalam mimpi
mereka yang paling liar sekalipun. Monster di depan itu melenyapkan keberanian
mereka.
Meskipun
begitu, mengapa mereka tidak segera lari?
Itu
karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Insting mereka bilang
agar mereka lari, mereka akan dibantai oleh satu sabetan dari belakang.
Meskipun begitu, mata dari makhluk hitam itu mengingatkan Quagoa akan hasrat
mereka untuk hidup.
“OHHHHHHHHHHHHHHHH!”
Raungan
itu kelihatannya datang dari dalam bumi. Quagoa meresponnya dengan rintihan,
makhluk yang mirip telah muncul. Dan kemudian-
“Hiiiiiii!”
Salah
satu Quago berteriak.
Saat
mereka melihat ke arah pemilik suara itu, mereka melihat rekan mereka yang
telah kehilangan kepala.
Dia
telah mati. Tidak diragukan lagi itu. Namun, lengannya mulai bergerak, seakan
menggenggam sesuatu. Jelas sekali itu bukan kejang atau semacamnya.
Satu-satunya
kesimpulan yang bisa mereka tarik adalah mayat-mayat itu sedang bergerak.
Seakan
terperangkap di dalam mimpi buruk, Quagoa yang masih hidup merasa terpenjara
dalam sangkar ketakutan.
Clang, clang, bergeraklah dua pasang armor besar, lalu mereka
mengangkat pedang yang sama dan aneh: flamberge.
***
“Jadi,
menurut laporan tim penyerang, mereka belum menemukan cara untuk meruntuhkan
pintu itu, benar kan?”
“Ya!”
Quagoa
yang kulitnya bergaris merah mengerutkan dahi saat mendengar laporan
bawahannya.
Dia
adalah Yozu, komandan dari barisan depan Quagoa. Dia memiliki sebuah kulit yang
sekeras orichalcum dan tahan terhadap senjata logam yang bahkan lebih hebat
daripada Quagoa biasa. Dia adalah anggota superior dari satu spesiesnya, Quagoa
merah.
Yozu
memalingkan matanya dari bawahan yang sedang membungkuk ke arah benteng di sisi
lain dari jembatan gantung. Dibalik benteng itu ada sebuah terowongan dan
setelah terowongan itu adalah kota Dwarf.
Setelah
menguasai kota itu, mereka akan memiliki lokasi yang bagus sebagai markas dan
seluruh kompetisi terhadap ore juga akan terhapus.
Kombinasi
dari wilayah yang meluas dan hasil dari ore dan mineral yang belum pernah ada
sebelumnya akan membuat Quagoa hebat.
Ketika
itu terjadi, Quagoa suatu hari akan menguasai seluruh rangkaian pegunungan.
“Jika
saja kita bisa mengalahkan naga-naga itu..”
Yozu
melihat ke sekeliling khawatir setelah secara tidak sengaja keceplosan
pemikirannya yang asli.
Jika ada
orang bereaksi, mereka tidak mengeluarkan tanda apapun.
Itu
membuat Yozu agak lega.
Quagoa
telah mengambil bekas ibukota dwarf sebagai markas mereka.
Istana
kerajaan masih berdiri dengan gagah di dalam kota, tapi sekarang menjadi rumah
bagi naga putih (White Dragon). Dia adalah Frost Dragon (Naga beku), yang bisa
mengeluarkan nafas membekukan.
Quagoa
telah menjalin aliansi dengan Frost Dragon. Namun, siapapun yang hanya tahu
sedikit tentang yang sebenarnya akan tahu bahwa itu bukanlah hubungan yang
setara. Pimpinan Klan (Clan Lord) mungkin telah mempercantik hubungan itu
dengan berkata bahwa itu adalah menjadi makmur bersama-sama dan semacamnya,
namun pimpinan itu sendiri tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
Sebenarnya
adalah naga-naga itu kuat, dan para pelayan mereka, Quagoa itu lemah.
Bagi
para naga, Quagoa tidak lebih dari bahan makanan darurat atau bidak yang tidak
merepotkan.
Yozu
pernah bertemu sekali dengan para naga di hadapan Pimpinan Klan, dan kesan yang
dia dapatkan setelah mendengarkan suara yang agung itu keluar dari rahang yang
besar pula. Dia juga terkejut dengan pemandangan Pimpinannya yang berlutut di
hadapan para naga itu.
Dia
tidak ingin melihat seorang pahlawan besar dalam keadaan seperti itu, tapi Yozu
tidak bodoh. Dia sangat memahami perbedaan yang tak dapat diatasi antara
kekuatan para naga dan Quagoa.
Meskipun
begitu, dia tidak bisa mengizinkan para naga memperlakukan mereka seperti
orang-orang bodoh.
...Kita tidak bisa apa-apa tentang itu
sekarang. Jika kita melawan Dragon Lord itu, ras Quagoa (kami) akan menderita
kerusakan yang tak dapat dipulihkan meskipun kami menang. Tapi... Suatu hari.
Dia
bukan hanya satu-satunya yang memendam hasrat itu di hati. Seluruh Quagoa yang
pernah bertemu dengan naga-naga itu – dengan kata lain, seluruh kelas atas
Quagoa – memiliki hasrat yang sama.
Pada
awalnya, mereka perlu mencari cara untuk menjadi kebal terhadap nafas pembeku.
Jika Quagoa seperti itu tidak lahir, mereka akan mengalami kekalahan yang luar
biasa.
Pencarian
itu akan memakan waktu yang yang sangat lama.
Yozu
menyapu semua emosi gelapnya. Sekarang ini, dia harus menghancurkan para dwarf.
Itu masih belum dilakukan. Adalah hal yang bodoh membiarkan kekhawatiran akan
masa depan mempengaruhi apa yang bisa dia lakukan saat ini.
Yozu
memanggil para bawahannya.
“Oi,
hancurkan benteng itu dan kita lihat apakah kita bisa memperlebar dinding
terowongannya agar bisa lebih banyak orang yang masuk. Kita harus bersiap
sebanyak mungkin sebelum pasukan utama-“
Tiba-tiba
saja, telingat Yozu berdiri. Dia mengira telah mendengar sebuah teriakan dari
suatu tempat.
Tidak,
mungkin itu bukan sebuah teriakan. Mungkin saja suara mengancam yang dibuat
oleh seorang monster. Masalahnya adalah di bawah tanah itu sangat sulit untuk
membedakan darimana datangnya suara itu.
Kali
ini, bagaimanapun, dia langsung tahu.
Itu
karena dia melihat Quagoa dari tim penyerang kabur dari benteng tersebut sambil
berteriak sekeras mungkin.
Kegemparan
muncul dari Quagoa di sekeliling Yozu.
Melihat
keadaan Quagoa yang telah kembali, sudah jelas bahwa mereka ketakutan dan
bingung. Beberapa Quagoa bahkan mendorong temannya dari belakang, dan yang
terakhir terjatuh ke dalam Great Rift.
“Ada
apa? Apakah ada keadaan darurat?”
Salah
satu bawahan Yozu menjawab: “Kami tidak yakin. Jangan-jangan itu adalah serangan
balik para dwarf?”
Itu
tidak mungkin. Sebuah serangan balik dari dwarf itu masih berada dalam
perhitungan untuk dibalas. Itu tidak akan membuat tim penyerang kabur karena
panik.
Pasti
ada semacam serangan spesial. Yozu pernah dengar jika minyak panas sangat
menyakitkan.
“Kumpulkan
orang-orang dan cari tahu apa yang sedang terjadi. Jika itu adalah serangan
balik para dwarf, terus maju. Kita tidak boleh biarkan mereka mengambil alih
benteng lagi.”
Orang-orang
Yozu membentuk satu baris terhadap instruksinya, lalu mereka mulai menyeberangi
jembatan itu.
Teriakan-teriakan
tersebut terus berlanjut saat ini, dan tim penyerang terus berlarian.
Mereka
lari dari apa? Apakah itu adalah hasil dari kekuatan misterius yang disebut
magic?
Saat
Yozu memikirkan masalah itu, sepasang siluet muncul di pintu benteng.
Mereka
adalah sesuatu yang besar dan hitam.
“-Apa,
Apa itu? Dwarf raksasa? Dwarf Lord?”
Yozu tak
pernah melihat makhluk seperti itu sebelumnya. Meskipun dia tahu jika para
dwarf menggunakan armor sebagai bagian dari perlengkapan mereka, dan satu set
armor itu menutupi seluruh tubuh, apa yang dia liaht sekarang sama sekali
berbeda dari apa yang pernah dia lihat dahulu.
Di
tangan mereka memegang semacam pedang besar yang bergelombang, sementara di
tangan kiri memegang perisai yang besar.
Jika
Clan Lord (Pimpinan Klan) dari Quagoa sedikti berbeda dari Quagoa biasa dalam
hal penampilan, Dwarven Lord (Pimpinan Dwarf) mungkin terlihat berbeda dari
Dwarf biasa.
Yozu
tidak tahu identitas sebenarnya dari makhluk yang berdiri di pintu masuk
benteng itu seperti patung Nio. Namun, insting binatang dari dirinya berkata
bahwa mereka adalah entitas yang berbahaya.
(TL Note
: Patung Nio = patung penjaga kuil yang berbentuk seperti Raja pencerahan dalam
agama budha)
Dia juga
mengerti mengapa tim penyerang kabur dari monster itu dengan sekuat tenaga
mereka.
Bawahan
yang ada di sekelilingnya juga terkejut dan kaku, seperti Yozu. Satu-satunya
makhluk yang masih bergerak adalah Quagoa yang berlarian dari benteng itu.
Mereka tidak melihat ke belakang; energi mereka sepenuhnya terfokus untuk bisa
menyeberangi jembatang gantung itu.
Armor-armor
hitam itu meraung.
Meskipun
di kejauhan, teriakan mereka membelah udara dan membuat bulu berdiri. Perut
Yozu terasa sakit dan menjadi dingin. Rasanya seperti auman naga yang membela
seluruh tubuhnya.
Seakan
itu adalah sebuah isyarat, dia melihat Quagoa muncul dari samping armor-armor
hitam itu.
Apakah mereka kabur? Atau apakah mereka
mengkhianati kita? Tidak, itu bukan-
Mata
Yozu melebar.
Salah
satu Quagoa yang dia lihat kehilangan kepala.
Dia
memicingkan mata, dan melihat beberapa Quagoa menyeret organ dalam mereka di
belakang, sementara yang lainnya berjalan dengan kaki terseret dan sikap yang
tidak terkoordinasi, bagian kiri dan kanan dari tubuh mereka bergerak tidak
sinkron, seakan sudah dipotong menjadi separuh.
Makhluk
yang bergerak meskipun tidak bisa dianggap hidup lagi adalah –
Magic! Magic yang mengendalikan yang telah
mati!
“Apakah
itu senjata rahasia para dwarf?”
Yozu
setuju dengan apa yang dikatakan oleh para bawahannya.
Apakah
mereka memiliki kartu as disamping senjata yang diberi magic lightning (Petir)?
“...Apakah
mereka adalah golem?”
Dikatakan
bahwa ketika naga itu menguasai istana kerajaan, dia bertarung melawan
monster-monster dengan nama-nama itu. Kelihatannya mereka seperti patung
berpakaian armor.
“Apakah
dwarf-dwarf itu disebut Golem?”
Yozu
menggelengkan kepalanya terhadap pertanyaan dari bawahannya.
“Tidak,
Golem adalah monster. Para dwarf mungkin telah membesarkan dan merawat mereka.”
“Seperti
Nuks yang kita jinakkan?”
(TL
Note: ヌーク)
Nuks ini
adalah magical beast (binatang buas magis)
Yang
pria memiliki panjang 3.5 meter dan berat 1200 kg. Mereka adalah herbivora bulu
kasar berkaki empat yang bisa selamat bahkan dengan sedikit alga. Mereka cukup
tangguh untuk selamat dari badai salju, begitu banyak monster di dalam
rangkaian pegunungan Azellisia yang memakan mereka.
Bagaimanapun,
tidak diketahui seberapa baik golem-golem hitam itu bisa bertarung, tapi
melihat Quagoa dan tim penyerang yang bekurang jumlahnya.. tidak, lebih dari
itu, degup jantung Yozu dan keringat dinginnya sudah mengatakan semuanya.
Mengalahkan
mereka tidaklah mudah, tapi sayangnya, mereka kelihatannya hanya mengawasi dari
jauh dan tidak mencoba menyeberangi jembatan.
“Ke,
Kelihatannya mereka datang untuk mengambil alih kembali benteng itu.”
“Y-Ya,
benar sekali. Baiklah, bentuk lagi barisan sementara mereka masih berhenti. Di
waktu yang sama, kita akan bersiap untuk – mereka
bergerak!”
Baju-baju
armor hitam itu berlari, merangsek ke arah jembatan gantung.
“Siapa
itu! Siapa yang bilang mereka di sana untuk mengambil alih benteng itu?!”
“Komandan!
Sekarang bukan waktunya untuk itu! Apa yang harus kita lakukan!?”
Quagoa
yang Yozu keluarkan sudah mengeluarkan cakar mereka, bersiap untuk bertarung.
Baju-baju
armor hitam itu mengarahkan perisainya ke depan lalu menerbangkan Quagoa yang
melakukan kontak dengannya.
Beterbangan
karena kekuatan yang sangat unggul, banyak Quagoa yang terjatuh dari jembatan gantung.
Baju-baju armor hitam itu tidak berhenti. Meskipun mereka akan melambat
sedikit, mereka melanjutkan gerakannya dengan perisai terangkat, seperti
dinding yang mengamuk.
Jika
terus seperti ini, mereka akan segera selesai menyeberangi jembatan dan tiba di
tempat ini.
Dan
kemudian, ketika itu terjadi.. apa yang akan terjadi nanti? Menyadari bahaya
yang bahaya besar yang sedang menunggunya, Yozu berteriak.
“Potong,
potong jembatannya!”
Jika
mereka menghancurkan jembatan itu, pasukan utama hanya akan mampu menggunakan
rute sampingan, dan itu akan banyak menyia-nyiakan waktu. Para dwarf mungkin
telah memperkuat pertahanan mereka yang sementara. Jadi, bisa dianggap tujuan
pertama mereka mengambil alih benteng telah gagal.
Setelah
kehilangan sumber daya dan tenaga selama operasi ini, kegagalan bukanlah sebuah
masalah yang hanya bisa lepas dengan hanya omelan. Namun, semua itu tidak
berarti dibandingkan dengan bahaya jika membiarkan baju-baju armor hitam itu
menyeberangi jembatan.
Jika
mereka tiba di tempat ini, semua yang ada di sini akan mati. Baju-baju armor
hitam itu adalah makhluk seperti demikian.
“Bukankah
sudah kubilang untuk memotong jembatannya!?”
Quagoa
itu pun mau tidak mau menatap baju armor hitam yang melumat orang-orang mereka
dengan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan. Pada teriakan kedua, akhirnya
mereka berhasil bergerak. Namun, hampir semua Quagoa yang dikirim keluar dari
barisan belakang terbang ke dalam jurang, dan hanya ada beberapa Quagoa yang
tersisa di jembatan menghadapi makhluk berarmor hitam itu.
Semua
Quagoa itu mati-mati menggigit dan mencakar kabel gantung baja jembatan
tersebut.
“Buat
salah satu tim penyerang memperlambat laju mereka!”
Diperintahkan
untuk menghentikan golem-golem itu tepat setelah mendengar perintah untuk
menghancurkan jembatan tidak ubahnya seperti misi bunuh diri. Meskipun begitu,
satu pasukan bunuh diri berkumpul dan dengan berani bergerak maju.
Seperti
yang diduga, pasukan bunuh diri itu terpental akibat perisai mereka, tapi
beberapa diantaranya berhasil melewati dan melemparkan dirinya ke arah makhluk
berarmor hitam itu. Namun, makhluk itu tidak menghiraukannya. Digigit
kelihatannya tidak membuat mereka sakit, dan mereka masih melanjutkan
gerakannya.
Jembatan
itu masih belum jatuh.
Jika
terus seperti ini, makhluk berarmor hitam itu akan sampai ke seberang.
Saat
Yozu menyadari ini, tubuhnya mulai bergerak sendiri. Dia melompat turun dari
pos komandonya di tempat yang tinggi, dan menggunakan kekuatan pendaratan dan
ketajaman cakar miliknya untuk mengirimkan benturan kepada kabel baja dari
jembatan tersebut.
Sebuah
bunyi ping yang keras terdengar di
udara.
Jembatan
gantung itu terangkat dan jatuh seperti gelombang raksasa, lalu hancur.
Yozu
tidak tahan dengan hempasan seperti ular dan jembatan gantung itu dan terlempar
ke udara, dia berhasil menangkap kabel yang sedang menari-nari sebelum ditelan
oleh kegelapan yang menguap di bawahnya. Karena Yozu tidak bisa mengendalikan
gerakannya di udara, itu adalah sebuah keberuntungan yang tidak bisa
dibayangkan baginya. Dia menarik dirinya dengan bantuan kabel tersebut saat
tubuhnya dikibas-kibaskan di udara, dan berhasil membuat kontak dengan tepian
jurang.
Namun,
dia bahkan tidak punya waktu untuk mengatur nafas. Sebuah hawa dingin yang
jahat memenuhi tubuhnya. Yozu mendengarkan nalurinya lalu menelungkup.
Dalam
sekejap, sebuah obyek yang berteriak melewati bulu punggung Yozu. Cukup tidak
bisa dipercaya, obyek yang sedang terbang itu adalah Quagoa yang sedang
terbang. Dalam keadaan yang gawat ini, makhluk berarmor hitam itu berhasil
melemparkan salah satu anggota pasukan bunuh diri ke arah Yozu dengan kekuatan
lengan yang luar biasa.
Quagoa
yang terlempar mengenai salah satu bawahan Yozu, yang masih terdiam karena terkejut.
Dua orang itu pecah menjadi gumpalan daging berdarah dengan sebuah teriakan
kecil “Pigya!”
Namun,
hanya itu, karena pasukan bunuh diri dan makhluk berarmor hitam tersebut telah
hilang ke dalam Great Rift.
Keheningan
memenuhi udara.
Yozu
perlahan menatap ke dalam gelapnya Great Rift. Dia bukanlah satu-satunya yang
melakukan itu; semua yang selamat melihat ke dalam kegelapan yang telah menelan
semuanya. Mereka semua tahu bahwa tidak ada yang selamat dari terjun bebas itu;
meskipun begitu, mereka tidak bisa menghapus ketakutan mereka jika saja makhluk
berarmor hitam itu akan memanjat sisi jurang.
Setelah
beberapa saat yang seakan selamanya, Yozu akhirnya bisa menghela nafas lega.
Kelihatannya
mereka tidak akan kembali.
Setelah
melihat ke sekeliling, dia melihat hanya ada beberapa orang-orangnya yang
berharga yang telah berhasil selamat.
Meskipun
begitu, kenyataanya mereka bisa selamat melawan makhluk berarmor hitam itu
layak dipuji.
“Kita
mundur!”
Jika
mereka tidak melaporkan golem-golem itu ke orang-orang yang ada di atas,
keadaan akan menjadi sangat buruk bagi mereka.
Jika
makhluk seperti itu diproduksi secara masal, Quagoalah yang akan musnah
malahan. Yozu tidak merasa bahwa hanya ada dua makhluk itu.
“...Dwarf-dwarf
itu memang sangat menakutkan.”
Yozu
sangat menyesal telah menganggap enteng para dwarf. Tidak dikira mereka tahu
bagaimana memproduksi monster-monster seperti itu-
“Bagaimanapun,
kita harus memberitahu pasukan utama tentang ini. Pembawa pesan!”
Orang
yang berlari merespon panggilan Yozu adalah Quagoa penunggang, yang jauh
melebihi Quagoa biasa dalam hal mobilitas. Mereka memiliki kemampuan spesial
yang membuat mereka kebal terhadap lelah yang disebabkan oleh sprint yang lama.
Alasan
mengapa dia membawa orang sebanyak ini adalah karena bergerak dengan jumlah
kecil memiliki resiko seluruh kelompok akan habis diserang oleh sergapan
monster. Bukan berarti bergerak dengan kekuatan besar menjamin keselamatan,
tapi tidak masalah seberapa banyak yang mati selama salah satu dari mereka bisa
selamat untuk menyampaikan pesan mereka ke markas.
“Baiklah!
Pergi! Jangan lupa, misi kalian sangatlah penting!”
Yozu
memberikan perintah lain saat dia melihat mereka pergi.
Tidak
usah dikatakan. Itu adalah perintah untuk langsung mundur dan menemui Pimpinan
klan-klan.
34 komentar:
Chapter berikutnya yaitu chapter 4 dan seterusnya akan ditunda hingga 1 sampai 2 minggu ke depan karena kesibukan di RL. Terima kasih.
Overlord cd drama sub indo https://m.youtube.com/watch?
v=JebKYgq5ASw&itct
Waduh di pending yoshh gapapa emang mimin dah sangat berjasa sankyu min
OK min Siap menanti
Ok dach, di tunggu lanjutannya walaupun di tunda sementara. Semoga urusannya cepat selesai dan bisa update lagi. Makasih sebelumnya...
sabar menunggu min...dan terima kasih atas kerja kerasnya
Hmm
min request novel
NGNL http://mir.cr/1NH8NWAS ini link nya
atau
re Monster http://mir.cr/1ZIOAUQA linknya
Ajib...
Admin. Request novel kono subarashi sekai ni shukufuku wo!
Udah seminggu belum ya? Masih nunggu nich update selanjutnya. Semoga cepet selesai
Proyek englishnya kayaknya udah diberhentikan...
Tenang. Admin bisa bhs jepang :p
disini bro ada konosuba https://nekotrans.wordpress.com/
Nnti mlm update gk min?
makasih banget nih min ama agan" yang susah payah buat translate, moga cepet updatenya
Setia menunggu admin...
Makasih min....!!!! dan dtunggu updateannya.....
Makasih min atas kerja kerasnya
admin suka bnget gunain kata muncrat ... eta terangkanlah
Hohho makasih min kerja keras ngetranslate nya
Thanks min
MONSTER BERARMOR HITAM ITU DARK KNIGHT ?
Makhluk Hitam Besar dan panjang...
☺☺☺🔥🔥🔥🔥
Mantap min lanjut terus
Kagum ama pasukan berani matinya Cuagua
Houuuuu dabest
Qoagoa cuyyyy :v
Apakah ini Pertama kalinya Ainz kehilangan Death Knightnya? 2 Death Knight nyemplung di Great Rift
Lanjuttttttttttt
Death knight atau dark knight ya ?
Death Knight
Mantep min, lumayan baca overlord sambil nunggu buka puasa.
Posting Komentar