Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

28 November, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 5 Part 1

Chapter 5 : Frost Dragon Lord

Part 1


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
Di pagi hari berikutnya. Ainz telah memutuskan berangkat lebih awal untuk mengambil kembali ibukota negeri dwarf, Feoh Berkanan, namun saat dia akan berangkat, sebuah wajah yang akrab muncul di pintu.

Dia adalah Gondo.

Ainz memiringkan kepalanya. Dia tidak tahu mengapa dia ada di sana.

“-Apakah kamu di sini untuk mengantarkan kepergianku?”

“Tidak, saya datang kemari untuk menunjukkan jalannya.”

Ainz berkedip. Memang benar, dia telah menyebutkan bahwa dia perlu seorang dwarf untuk penunjuk jalan. Melihat dari sikap dewan yang langsung memenuhi permintaan itu, Ainz menduga bahwa misi dwarf ini adalah untuk mengawasi dirinya, jadi dia berpikir mereka mungkin akan memilihkan dwarf yang tidak ada hubungan sama sekali dengan dirinya.


“Setelah berpisah dengan anda kemarin, saya dengar banyak hal dari runesmith-runesmith lain. Saya rasa saya tahu rute menuju ibukota kerajaan lebih baik daripada dwarf lain.”

“Terus, bisakah kamu menemukan rute alternatif jika terowongan menuju ibukota runtuh? Kamu mungkin harus beradaptasi dengan perubahan dalam situasi yang nantinya akan datang. Apakah itu tidak apa?”

“Saya telah mempelajari banyak hal tentang itu sebisa mungkin. Perkenankan saya menunjukkan jalan untuk anda.”

“Umu.”

Ainz mulai berpikir.

Sebenarnya, membawa serta Gondo lebih banyak kekurangannya daripada keuntungannya. Namun, jika dewan telah setuju, maka jika Ainz adalah satu-satunya orang yang tidak setuju dan minta perubahan, peluang dirinya mendapatkan orang lain sebagai penunjuk jalan sangatlah rendah.

“...Apakah kamu seorang warrior, ataukah kamu memiliki cara untuk bertarung?”

“Tidak. Saya tidak percaya diri dengan kemampuan dalam bidang tersebut. Namun, saya siap menghadapi segala bahaya, dan tak ada orang yang akan menyalahkan anda jika saya binasa. Ditambah lagi, saya memiliki jubah ayah saya. Itu juga alasan mengapa mereka memilih saya.”

Jubat tembus pandang itu memberikan beban yang besar dalam argumentasinya.

Sementara Ainz telah merencanakan bagaimana melindungi penunjuk jalannya, dia merasa tidak tenang membawa serta seorang dwarf yang tidak memiliki kemampuan bertempur. Meskipun Ainz memang masih bisa menghidupkan kembali dwarf tersebut dengan magic meskipun jika nantinya dia tewas (setelah dianggap memiliki level yang cukup), Gondo mungkin memiliki cara berpikir “selesai sudah semuanya” jika dia tewas.

“Apakah kamu perlu memastikan apakah aku telah mengusir seluruh Quagoa dari ibukota kerajaan? Jika kamu nantinya tewas di tengah jalan, keadaan akan sangat sulit bagiku.. dan juga ada masalah runesmith-runesmith itu. Aku lebih memilih kamu tetap di sini.”

Gondo perlahan mendekati Ainz dan berkata dengan lirih:

“Ibukota kerajaan memiliki ruang harta karun yang luas. Jika masih belum dicuri, maka ruangan itu akan mengandung banyak sekali harta karun dwarf. Seharusnya ada beberapa senjata ayahku dan manuskrip-manuskrip teknis dari keluarga kerajaan di sana. Siapa yang tahu, mungkin saja ada manual rahasia yang ditinggalkan oleh runesmith di masa lalu.”

“Hoh....”

Dengan respon itu, Ainz memberi isyarat agar Gondo seharusnya melanjutkan ceritanya.

“Saya ingin mendapatkannya dengan sembunyi-sembunyi... Memang kelihatannya tidak sopan meminta hal ini kepada Yang Mulia, tapi bolehkah saya meminta anda untuk memalingkan muka atas hal ini ketika anda sudah mengambil kembali ibukota?”

“..Sebelum itu, apakah kamu punya cara untuk membuka ruang harta karun itu?”

“Tidak. Namun... Saya yakin Yang Mulia mampu melakukan sesuatu tentang itu, ya kan?”

Apakah dia benar-benar berpikir aku bisa melakukan semua hal?

“Jadi kamu ingin aku menjadi pembantu dalam pencurian kelas teri?”

“Saya yakin penjelasan yang benar terhadap apa yang terjadi adalah Yang Mulia ingin melihat apakah ruang harta telah dibobol, oleh karena itu lalu dibuka. Terus, anda teralihkan perhatian sesaat, cukup lama. Saya yang akan menjadi pencuri kelas teri itu, dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Yang Mulia.”

“... Garis keturunan dari keluarga kerajaan dwarf telah terputus, apakah itu benar? Apakah ada sebuah catatan yang mencatat harta yang seharusnya ada di dalam ruangan itu?”

“Saya rasa tidak ada.”

“Sangat penting sekali memastikan hal itu. Akan sangat berbahaya jika memang ada sebuah catatan, ya kan? Aku tidak bisa menyetujui hal ini... Yang lebih penting lagi, bukankah harta karun itu milik negerimu? Apakah kamu tidak malu mencurinya?”

Gondo tertawa dengan nada menghina.

“Yah, manual-manual itu tidak berarti apapun bagi sebuah negeri yang sudah menyerah terhadap kami dan seni kerajinan rune (runecraft), bukankah begitu?”

Berarti ini pengkhianatan? Meskipun pemikiran itu berkelebat di kepala Ainz, sebenarnya adalah itu tidak merugikannya. Malahan sebaliknya, membiarkan buku-buku itu merana di negeri dwarf adalah hal yang sia-sia.

Terlebih lagi, Pencurian Gondo akan menjadi pemutusan hubungan sepenuhnya terhadap kerajaan dwarf. Kerajaan dwarf tidak akan membiarkan seorang kriminal yang telah mencuri harta mereka. Masalah ini bisa digunakan sebagai sebuah bentuk pemerasan, dan itu akan menjadi belenggu yang membuat Gondo benar-benar tidak bisa mengkhianati Sorcerous Kingdom nantinya.

Namun, itu juga bisa digunakan untuk melawan Ainz dengan cara yang sama.

“... Memang benar. Tidak ada gunanya membiarkan orang-orang yang tidak memerlukannya memiliki buku-buku itu. Memang benar, mungkin saja mataku yang salah saat itu. Tetap saja, seperti yang kusebutkan sebelumnya, kamu harus memeriksa catatan apapun dalam harta karun itu. Aku ingin menghindari keributan di masa depan.”

“Saya mengerti. Saya akan melakukan seperti titah Yang Mulia.”

“Kalau begitu, kita akan sampai di situ saja.”

Sementara mereka sudah agak menjauh untuk mendiskusikan ini, seseorang dengan pendengaran yang tajam mungkin sedang menguping mereka.

“Kalau begitu, mari kita rubah topiknya. Katakan kepadaku tentang bahaya yang mungkin akan kita hadapi sebelum tiba di ibukota dwarf. Secara garis besarnya saja tidak apa.”

“Pertanyaan yang bagus. Siapapun yang ingin tiba di ibukota dwarf harus melewati tiga ujian.”

“Ujian? Menarik. Ceritakan secara singkat ujian itu.”

“Mm, ujian pertama adalah Great Rift, ada sebuah lorong yang menurun di depan gerbang menuju benteng tersebut. Setelah benteng adalah Great Rift yang membelah bumi. Sekarang setelah jembatannya sudah ada, sulit menganggap itu sebagai sebuah ujian. Namun, ketika menyeberanginya, seseorang harus mempersiapkan diri untuk menerima serangan terkonsentrasi dari musuh.”

“Apakah Quagoa menggunakan senjata jarak jauh?”

“Umu, saya belum pernah dengar itu sebelumnya. Namun, mungkin berbahaya jika mengasumsikan mereka tidak menggunakannya, ya kan?”

Memang sangat masuk akal. Kemungkinannya mereka bisa menggunakan senjata magic dari benteng tersebut juga ada.

“kalau begitu, ujian selanjutnya adalah area lahar/lava yang mengalir. Bahkan udara yang panas saja bisa fatal. Seseorang harus menyeberanginya melalui sebuah jalan sempit dari bebatuan yang dipangkas. Ada juga penampakan monster besar dari waktu ke waktu.”

“Monster katamu?”

Bentuk tubuh Guren, Guardian Area dari lantai 7, muncul di pikiran.

Jika monster tersebut mirip dengannya, situasinya mungkin  akan sangat menyusahkan nanti.

“...Setelah dipikir-pikir, perkumpulan manusia dan slime sangat berhubungan sekali. Apakah di negeri ini juga begitu? Jika mereka memiliki slime yang langka di sini, aku ingin membawanya pulang.

Saat Ainz memikirkan slime-slime yang hidup di dekat saringan selokan, Gondo masuk ke dalam ujian terakhir.

“Ujian terakhir adalah Labirin kematian. Itu adalah sebuah gua dengan percabangan berjumlah banyak, dipenuhi dengan uap beracun. Jika menghirup uap itu, anggota badan akan menjadi kaku dan jantung akan berhenti berdetak.”

Gondo melihat ke arah Aura dan Shalltear.

Isyarat tubuh itu kelihatannya mengatakan bahwa Ainz mungkin tidak apa, tapi mereka berdua akan bermasalah.

Mereka tidak akan apa-apa.. Yah, kurasa aku bisa bilang begitu kepadanya ketika nanti sudah tiba di sana.

“Dan apa jalan yang benar untuk menembus gua itu?”

“Sayangnya, saya tidak tahu. Saya sudah mencarinya ke semua kenalan saya, tetapi bahkan para tetua pun tidak tahu. Begitu juga dengan para anggota dewan. Mungkin saja sudah tercatat dalam arsip...”

“Tapi kamu juga tidak menemukannya pula, ya kan? Yah, aku ragu kamu bisa dengan mudah mencari sebuah dokumen yang sangat penting bagi keamanan negara. Kita akan mengumpulkan informasi ketika tiba saatnya dan beradaptasi terhadap situasi.”

Ainz menyimpan informasi tentang ujian itu ke dalam ingatannya, dan memberikan isyarat kepada yang lain.

“Kalau begitu ayo pergi.”

Ainz, Shalltear dan Aura memimpin di depan. Gondo berbaris dengan kurang lebih sepuluh pasukan dan komandan mereka dalam perjalanan mengambil kembali benteng tersebut, gerbang itu perlahan terbuka. Bau kematian tersaring melewati celahnya, jadi mereka tidak tahu apa yang menanti, namun pemandangan mengerikan terhampar sendiri kepada semua yang hadir.

Terowongan yang rendah melandai ke bawah sangatlah lebar dan sudah diratakan agar bisa dilewati dengan mudah. Namun, dinding-dinding dan lantainya ditutupi oleh darah, organ tubuh dan gumpalan daging. Mayat Quagoa berserakan di tanah.

“Urk!”

Bau amis darah, dari semua yang telah mati itu memenuhi ruangan tersebut. Itu agak berlebihan bagi Gondo, yang tidak memiliki pengalaman sebagai seorang warrior, lalu dia mulai mual. Wajah para prajurit dwarf pun berubah hijau, dan bukan karena ada tipuan cahaya apapun.

Tubuh Ainz tidak memiliki konsep mual dan pusing, jadi itu tidak bermasalah baginya. Namun, dia tidak menikmati bau ini.

Suara terinjak datang dari bawah kaki. Kelihatannya dia baru saja menginjak organ tubuh yang keluar dari Quagoa yang telah terpotong.

Ainz menghela nafas lalu merapalkan mantra [Mass Fly], membuat semua orang terbang.

Kelihatannya Death Knight bersuka cita dalam pembantaian di sini. Siapapun yang terpeleset dan jatuh di dalam terowongan berdarah itu pasti akan kehilangan tenaga karena bau dan kotoran yang menjijikkan. Yang lebih penting lagi, Pemandangan ada orang yang merangkak tiba-tiba sambil berlumuran darah di samping mereka adalah pemandangan yang mengerikan.

Kelompok tersebut turun di jalan yang menurun, tak terkena noda sama sekali karena mantra terbang.

Berkat remang-remangnya cahaya dari bebatuan yang bersinar di sepanjang jalan, masih ada sedikit cahaya untuk bisa melihatnya. Namun, jarak antara masing-masing bebatuan dipenuhi dengan kegelapan. Tentu saja, Ainz memiliki penglihatan dalam kegelapan (darkvision), dan itu tidak masalah baginya.

Setelah menuruni jalan itu – sekitar jarak 100 meter – mereka bisa melihat pintu masuk benteng di depan sana. Tidak, lebih akurat dikatakan bahwa itu adalah pintu belakang benteng tersebut.

Ketika mereka melewati pintu yang telah terbuka itu untuk masuk ke dalam benteng, mereka bisa melewati benteng tersebut lalu menyeberangi jembatan di depan. Setelah bepergian ke barat dari sana beberapa hari, mereka seharusnya bisa melihat bekas ibukota negeri dwarf.

Pintu masuk benteng itu dipenuhi dengan mayat-mayat Quagoa, beberapa diantaranya terlihat seakan mereka bukan dibunuh oleh Death Knight, tapi digerogoti. Itu pasti korban dari zombi-zombi yang dihasilkan Death Knight.

Deteksi undead Ainz tidak merasakan kontak apapun. Mungkin karena zombi-zombi itu sudah kembali menjadi mayat yang semula, setelah Death Knight – Death Knight itu dikalahkan.

Ainz melihat ke sekeliling. Tidak ada reaksi undead sekarang, tapi jika dia membiarkannya seperti ini, keadaan mungkin akan menjadi berbahaya, melihat karakteristik undead dunia ini.

“Memang secara umum membiarkan mayat-mayat begitu saja akan memunculkan undead. Apa yang kalian rencanakan?” Ainz bertanya kepada para prajurit yang tadi mengikutinya.

“Ya Tuan. Kami akan membersihkannya” Jawab sang komandan. “Yah kami bilang bersihkan, tapi lebih tepatnya membuang mereka ke dalam Great Rift tempat dimana tidak ada masalah meskipun nantinya akan mandatangkan monster.”

“Dan setelah itu, kalian harus memperbaiki benteng itu, lalu mencari tahu bagaimana Quagoa menyerang? Kelihatannya kalian punya banyak pekerjaan nantinya.”

Mereka akan berpisah di sini. Yang akan ikut dalam mengambil kembali ibukota negeri dwarf adalah Ainz, Aura, Shalltear dan Gondo. Yah, para Hanzo juga ada di sekeliling, tapi mereka tidak perlu tahu itu.

Para dwarf tersenyum pahit. Memang benar jika investigasi nanti akan sangat rawan – lagipula mereka harus menghadapi resiko bertemu dengan Quagoa, - itu bukan apa-apa dibandingkan dengan tugas Ainz menyerang markas utama Quagoa. Itu mungkin yang mereka maksud.

“Kalau begitu, kami akan masuk ke dalam benteng. Kami akan masuk dahulu untuk memastikan aman tidaknya, jadi tunggulah di luar sampai saat itu. Untuk berjaga-jaga, bisakah kalian melindungi Gondo?”

Setelah sang komandan membalas mengerti, Ainz melangkah masuk melalui pintu yang terbuka.

Saat dia berdiri di tengah-tengah tragedi itu, Ainz bertanya kepada Aura (yang sedang berdiri di belakangnya).

“Aura, bisakah kamu merasakan ada orang yang bersembunyi di sini menggunakan kemampuan stealth?”

“Tidak ada. Tidak ada yang hidup di dalam benteng ini.”

Aura meletakkan tangan di telinganya yang panjang, dan membuat isyarat mendengar saat dia menjawab. Jika Aura yang seorang ranger berkata demikian, maka tidak ada makhluk hidup apapun di dalam benteng ini.

Tetap saja, mereka tidak boleh lengah.

Orang yang telah mengalahkan Death Knight Ainz seharusnya melewati sini. Jika orang itu mengambil banyak kelas dalam spesialisasi stealth (sembunyi-sembunyi), mereka mungkin bisa membohongi kemampuan perseptif Aura.

Tetap saja, siapapun yang seperti itu pada umumnya memiliki kekuatan serang yang payah, dan mereka akan mudah dihadapi meskipun melakukan penyergapan.

Ada banyak mayat di dalam benteng ini, tapi tak seperti lorong yang menurun sebelumnya, ada mayat dwarf dimana-mana.

Ainz melewati benteng itu dan menuju gerbang di sisi berlawanan dari yang dipakai untuk masuk. Setelah membuka gerbang tersebut, Ainz melihat Great Rift yang sedang menguap lebar di depan dirinya, dan bahkan pandangan Ainz pun tak bisa melihat dasarnya.

Karena tidak ada Quagoa di sekitar sana, kelihatannya mereka telah mundur tanpa mendirikan markas operasi di sini.

“Seharusnya ini adalah Great Rift itu...”

Ainz menoleh dari kiri ke kanan.

“Tapi kelihatannya tidak ada semacam jembatan gantung di sini... tidak, apakah itu tonggak jembatan? Jika itu ada di sana, maka itu artinya..”

“Mungkin saja musuh menghancurkan jembatan ketika mereka mundur,” kata Shalltear dari samping.

“Hm...”

Jika musuh mereka adalah makhluk yang kuat dan bisa dengan mudah mengalahkan seorang Death Knight, apakah perlu menghancurkan jembatan itu? Jika ini dimaksudkan untuk menghadang serangan mereka, itu artinya mereka tidak percaya diri dengan kekuatannya – Tidak.

Ainz menggelengkan kepalanya.

Death Knight bukanlah makhluk langka di dunia ini. Jadi, musuh pasti mengira ada entitas kuat lain yang mengendalikan dua Death Knight tersebut. Oleh karenanya, kehilangan jembatan itu bukanlah sebuah kerugian besar.

“Tidak buruk.. Katakan kepada para dwarf kalau jalannya aman.”

“Saya mengerti!”

Saat Ainz melihat Shalltear menuju para dwarf, dia melihat Aura sedang jongkok. Ainz ingin bertanya apa yang sedang dia lakukan, tapi melihat ekspresi Aura yang tekun, sebaiknya tidak mengganggu fokusnya.

Ainz menoleh untuk melihat ke arah Great Rift, lalu mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke dalam Great Rift. Tidak ada maksud khusus melakukan itu, dia melakukannya karena iseng saja. Tetap saja, Ainz tidak bisa mendengar batu itu menyentuh dasarnya.

“Kedalamannya tidak diketahui, Yang Mulia,” kata komandan yang Shalltear bawa dengannya. Dia pasti melihat apa yang sedang Ainz lakukan. “Kami telah mengirimkan dua ekspedisi untuk menyelidikinya, tapi tak ada satupun dari mereka yang kembali.”

“Ternyata begitu. Mungkin ada monster-monster di sana... Apakah monster-monster itu pernah keluar?”

“Tuan, tak ada yang seperti itu sama sekali sampai hari ini. Oleh karenanya, kami memutuskan untuk tidak mengirim ekspedisi lagi. Terlalu jauh menyelidikinya adalah tindakan yang tidak bijak.”

“Yah, memang benar.”

Ainz bisa membuat undead tanpa badan seperti hantu-hantu, dan dengan menggunakan magic berbagi panca indera dengan mereka, dia akan bisa melakukan penyelidikan penuh. Namun, sekarang bukanlah waktunya untuk hal semacam itu.

Melihat keadaan saat ini, menyelidiki Great Rift adalah prioritas yang rendah. Tetap saja, itu harus dilakukan. Di dalam Yggdrasil, tempat-tempat seperti ini seringkali menyembunyikan item-item atau dungeon berharga.

Jika developer brengsek itu ada maunya, mereka akan menyembunyikan sebuah terowongan di dasar Great Rift, dan akan ada ore langka di dalam terowongan itu. Tidak, mereka pasti melakukannya. Kenyataannya, itu pernah terjadi sebelumnya.

“-Kalau begitu, kita akan menyeberang ke sisi lain, mengejar Quagoa yang kabur, lalu menekan mundur mereka ke dalam ibukota kerajaan.”

Mantra terbangnya masih berlaku, jadi itu tidak ada masalah sama sekali. Namun, yang membuat Ainz khawatir adalah ada atau tidaknya sesuatu yang merayap keluar dari kegelapan itu.

Itu adalah sebuah insiden dari Yggdrasil, tapi Ainz pun mau tidak mau teringat saat ketika dia menyeberangi sebuah danau dan melihat sebuah monster seperti ular raksasa yang berenang di bawah. Itu bukanlah kenangan yang menyenangkan, tapi pengalaman itu dimanfaatkan untuk menciptakan lantai ke – 5-

Setelah berpisah dengan komandan tersebut, keempat orang itu terbang, Shalltear dan Aura melihat ke bawah. Kekhawatiran Ainz barusan tidaklah terjadi, dan mereka tiba di sisi lain tanpa melihat ada apapun di bawah.

Meskipun begitu, Ainz menghela nafas lega ketika kakinya mendarat dengan kuat tertanam di terra firma (bahasa spanyol : daratan) sekali lagi. Memang benar, dia harus merahasiakan hal itu dari yang lainnya.

Ainz mengamati keadaan sekeliling.

Ada empat mayat musuh di sini, itu artinya Death Knight dikalahkan di tempat ini.

“Shalltear, ada beberapa hal yang harus kukatakan kepadamu sekarang.”

Setelah memanggil Shalltear, Ainz mengintip Aura, dan melihat Aura sedang memeriksa tanah.

Mungkin lebih baik memanggil Aura juga. Pikir Ainz, namun dia berpikir kembali dan ingin Shalltear yang memimpin kali ini. Dia bisa menjelaskan versi yang lebih sederhana kepada Aura setelah itu.

“Tunggu sebentar, Ainz-sama!”

Shalltear mengeluarkan sebuah buku catatan dan membukanya.

“Silahkan teruskan.”

“Oh. Umu. Buku Catatan, huh... Perhatian sekali dirimu. Ahem! Er-sekarang kita akan memasuki area yang sangat berbahaya. Alasan mengapa berbahaya, itu karena ada makhluk yang bisa mengalahkan dua Death Knight milikku. Memang membandingkan Death Knight dengan dirimua adalah sebuah penghinaan-“

“-Sama sekali tidak, Ainz-sama. Saya akan menggunakan kekuatan penuh untuk melawan makhluk kuat apapun yang bisa mengalahkan Death Knight yang anda ciptakan.”

“Tidak, jangan menggunakan kekuatan penuhmu.”

“Mengapa, mengapa begitu? Jika musuhnya kuat, bukankah harusnya saya menyerangnya dengan sepenuh hati – maafkan saya karena sudah bertanya demikian, Ainz-sama!”

“Tidak sama sekali. Pertanyaanmu sangat beralasan.”

Ainz meletakkan tangannya ke belakang, lalu berkata kepada Shalltear bagaimana caranya menghadapi musuh yang tidak diketahui.

“Meskipun begitu, kamu harus waspada dengan tindakan yang sudah diduga oleh musuh kita. Apa yang paling diiingkan oleh musuh adalah informasi – kemampuan tempur kita, dengan kata lain. Mereka mungkin menggunakan pasukan penyergap yang bisa dibuang dan semacamnya untuk mengukur kekuatan tempur kita. Dengan kata lain, mereka akan memastikan kemampuan tempur kita lalu ketika mereka merasa bisa meraih kemenangan, mereka akan menyerang kita dengan cara yang membuat mereka tidak bisa kalah dan kita tidak bisa kabur.”

“Tidak kukira mereka akan benar-benar melakukan itu..”

“Memang benar, kita tidak tahu apakah musuh akan bertindak sejauh itu-“

“Ah... Ainz-sama....”

Aura memanggil Ainz dengan nada gugup, itu adalah hal yang sangat tidak biasa bagi Aura. Di bawah keadaan normal, Ainz akan menghentikan penjelasannya kepada Shalltear dan mendengarkan Aura.

Namun, dia sedang memiliki suasana hati yang sangat baik karena ini adalah peluang untuk bicara panjang lebar tentang satu hal yang merupakan keahliannya.

Oleh karena itu, Ainz menoleh ke arah Aura lalu meletakkan jari telunjuknya ke mulut.

“Ah, ya!”

Aura pun memahami. Ainz sedang memberikan nasehat yang tulus, jadi dia ingin Aura diam. Dia mengerti apa yang Ainz coba katakan.

“Seperti yang kubilang, Shalltear. Aku akan melakukan hal yang sama jika aku menghadapi lawan yang kuat. Tidak, teman-temanku akan melakukan hal yang sama pula.”

“Supreme Being akan melakukannya juga? Tapi, membandingkan musuh dengan Supreme Being agak sedikit...”

“Benarkah? Kamu seharusnya menganggap musuh bisa melakukan semua yang bisa kulakukan. Hanya orang bodoh yang menganggap diri mereka spesial dan kelewat percaya diri. Tetaplah berhati-hati. Bagaimanapun, aku tidak ingin membiarkan musuh melihat kekuatan tempur penuh milik kita.”

Tetap membuat Hanzo bersembunyi juga untuk mengacaukan rencana musuh.

“Oleh karena itu, Shalltear, aku akan memberikan beberapa pantangan kepadamu ketika kamu sedang bepergian denganku ke ibukota negeri dwarf – sebelum kita tiba di markas musuh.”

“Ya! Pantangan apa saja itu?”

“Umu. Mengenai magic... aku mengizinkanmu menggunakan mantra hingga tingkat sepuluh, namun kamu tak boleh menggunakan terlalu banyak mantra yang berbeda. Paling banyak, batasi dirimu hingga satu atau dua saja.”

“...Oh begitu, ini untuk menipu musuh dan membuat mereka terlalu percaya diri, lalu mengalahkan mereka dengan sebuah serangan balik. Oleh karenanya.. mengapa tidak membatasi diri hingga magic tingkat 5 atau yang lebih rendah”

“Tidak, musuh tidak akan terperdaya merasa sangat percaya diri dengan cara itu. Saat musuh berpikir mereka telah mengukur kekuatan kita yang sebenarnya dan ingin menghancurkan kita sepenuhnya, kita akan memiliki peluang untuk mengirimkan sebuah pukulan fatal bagi musuh. Kalau aku, ketika aku melihat musuh hanya menggunakan beberapa teknik dan tak ada mantra lebih dari tingkat 5, aku akan langsung menyimpulkan bahwa musuh sedang mencoba menyimpan kekuatan mereka.”

“Dalam situasi semacam itu, apa yang akan anda lakukan melawan musuh semacam itu?”

“Aku akan berpikir untuk mempelajari lebih banyak hal tentang mereka. Contohnya, aku akan langsung mengabaikan markas yang bisa dibuang. Lalu, perlahan mengumpulkan informasi. Ketika musuh mendapatkan sebuah markas, mereka akan sangat ingin mempertahankannya. Sikap semacam itu akan membatasi tindakan lawan, dan mereka akan tidak sengaja menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya.”

“Apakah perlu sehati-hati itu?”

Di dalam sebuah game, seseorang masih bisa bangkit dari sebuah kekalahan, di dunia ini, ada peluang mereka tidak akan bisa lagi bangkit. Terutama bagi Ainz, yang belum menyelesaikan percobaannya pada kematian seorang pemain.

“Semua hal ini dilakukan untuk merespon situasinya. Shalltear, kamu harus berpikir, ya kan?”

Dalam keadaan apapun, Ainz harusnya membiarkan demikian. Ainz lalu menoleh ke arah Aura.

“Lalu, Aura, ada apa?”

“Tidak, bukan apa-apa.”

Mata Aura berkilauan.

Ainz tidak tahu apa yang menyebabkannya seperti itu, tapi mungkin saja Aura merasa terkesan dengan taktik-taktik yang dia jelaskan kepada Shalltear.

Hm~ Mungkin saja itu memang hal  yang paling mendasar, tapi kurasa aku harus memberikan nasehat kepada Aura juga, ya kan? Apakah aku harus meminjamkan kepadanya buku taktik-taktik PK? Tapi itu adalah satu-satunya benda yang memberiku sebuah keunggulan atas NPC... Apa yang harus kulakukan. Dan juga, membiarkan informasi tersebar terlalu luas juga tidaklah bagus, seseorang pernah mengatakan hal ini kepadaku sebelumnya...

Saat Ainz tenggelam dalam lamunannya, Gondo berbicara.

“Ah, maafkan saya sudah mengganggu anda saat mendiskusikan strategi, tapi bukankah seharusnya kita meneruskan perjalanan? Jika jalannya runtuh, kita harus mencari rute lain...”

“Itu benar... Mari kita bepergian dengan magical beast (binatang-binatang buas magis)?”

“Mungkin sebaiknya jangan. Kita mungkin akan menemui lorong kecil di perjalanan, dan jika kita sedang menungganggi mereka, kita harus meninggalkan binatang itu di sana.”

Ainz berpikir menggunakan makhluk undead yang bisa dikendarai seperti Soul Eater. Dia bisa dengan mudah menciptakannya kembali jika ada masalah apapun. Namun, akan lebih bijak untuk mendengarkan ucapan dari penunjuk jalannya.

“Aku mengerti. Kalau begitu ayo pergi.”


***

Yang Mulia telah berangkat!”

Saat mereka mendengar hal ini, enam kanselir (dewan) negeri dwarf – Pendeta Tinggi Bumi, Direktur produksi makanan, Sekretaris Kabinet, Brewmaster (Penanggung Jawab Minuman), Master of Caves and Mines (Penanggung Jawab Gua dan Pertambangan), serta Guildmaster Merchant (Guildmaster pedagang) – semuanya terlihat senang.

TL Note : Sekretaris Kabinet atau di dalam Sistem Pemerintahan Amerika disebut sebagai secretary of state memiliki tugas yang mirip dengan Menteri Luar Negeri di Indonesia.

Memang benar Sorcerer King belum melakukan apapun sejauh ini. Tetap saja, mereka tidak bisa merasa tenang ketika seorang makhluk undead – yang membenci makhluk hidup – dengan kekuatan seperti itu jalan-jalan.

Orang-orang di sini berkumpul untuk memastikan keselamatan kota dan orang-orangnya. Jadi, mereka harus mempertimbangkan berbagai pencegahan dan saran yang berguna.

Sekarang setelah obyek diskusi pembicaraan mereka tidak lagi ada di sini, apakah salah menikmati manisnya beban yang sudah lepas?

“Keluarkan winenya! Bawa winenya!”

Saat bumi yang panas itu mendambakan hujan, alkohol penting untuk menyembuhkan hati yang kepayahan.

Tak ada yang mungkin menolak itu.

“Tetap saja, dia akan kembali, ya kan?”

Suasana tiba-tiba terdiam, dan sebuah wajah suram terpancar dari mereka semua.

Genggaman tangan mereka yang bersemangat menjadi turun tak bertenaga.

“Haruskah kita lari?”

“Memangnya mau kemana? Jika kita kabur setelah menandatangani perjanjian dengannya... Dan juga, kita telah memintanya untuk mengambil kembali ibukota kerajaan, ya kan? Jika kita berada di posisinya, bukankah kita akan marah dengan hal ini?”

“Yah, dia mungkin marah... tapi aku tidak percaya diri bisa bersikap keras terhadap makhluk seperti itu.”

“Ah. Ya, aku mengerti bagaimana perasaanmu.”

“... Apakah itu tidak apa? Apa yang terjadi dengan harga dirimu, Merchant Guildmaster?”

“Ah, memangnya kita bisa membuat perjanjian yang adil dengan makhluk semacam itu, ya kan? Pada umumnya, perjanjian itu dibuat antara dua pihak yang setara dengan situasi yang setara, ya kan? Oleh karena itu, secara de facto tidak mungkin membuat perjanjian yang benar dengan orang yang jauh lebih kuat darimu.”

Para dwarf menghela nafas bersamaan.

Tak ada di sini yang merasa bahwa Sorcerer King akan gagal mengambil kembali ibukota kerajaan. Itu jelas sekali hanya dengan sekali tatap kepada magical beast yang dia tinggalkan. Lagipula, dia adalah orang bisa begitu saja meninggalkan monster-monster seperti itu ketika dia tahu ada seekor naga yang sedang menunggu.

“Kalau begitu, mari kita rubah topiknya. Adakah yang bisa mengestimasi kapan dia akan kembali?”

“Bagaimana mungkin kami tahu? Bukannya seolah-seolah kita bisa bertanya kepada orangnya sendiri. Jika dia tertawa lalu berkata ‘Sekarang juga’, aku sangat yakin akan kencing sambil berdiri.”

Itu adalah ucapan memalukan, tapi tak ada dwarf yang menertawainya.

“...Mau bagaimana lagi. Jika da melakukan itu kepadaku, aku juga bisa kencing sambil berdiri.”

“Aku juga sama. Aku bahkan mungkin berak di celana.”

Mereka saling melihat satu sama lain saat mengeluarkan ucapan-ucapan kasar itu.

“Apakah kita sudah memperoleh informasi yang baru? Apa yang kita ketahui tentang Gondo?”

“Tak ada sama sekali, dia hanya mengumpulkan para runesmith.”

“Runesmith? Apakah itu ada hubungannya dengan kepergian mereka ke Sorceous Kingdom?”

“Siapa yang tahu? Mengapa tidak kita panggil saja salah satu dari mereka dan menanyainya?”

“Itu ide yang bagus, tapi itu akan memberitahukan rencana kita kepada Yang Mulia, ya kan? Terlalu berbahaya bertindak gegabah. Lagipula, hanya orang idiot yang akan menyentuh krusibel yang panas.”

(TL Note : krusibel adalah wadah untuk mencairkan logam)

“Jika memang begitu, maka kita harus bilang kepada para runesmith bahwa kita ingin mereka pergi ke Sorcerous Kingdom. Lalu kita bisa bertanya seperti biasa tentangnya. Bagaimana?”

“...Aku tidak percaya diri bisa melakukannya.”

Para dwarf bergumam, “Aku juga” membalasnya.

“Baiklah, kalau begitu mari lupakan saja ingin menanyai mereka. Tindakan yang bodoh menggali lubang yang tak perlu dan akhirnya jatuh sendiri dan membuat kita mati.”

Semua yang ada di sini setuju dengan hal itu. Jika mereka membuat Ainz marah dengan menggali informasi terlalu dalam, banyak nyawa yang mungkin akan hilang.

“kalau begitu, mari kita beritahukan kepada mereka berdua yang tidak ada di sini tentang urusan besok dan tidak mengganggu para penempa (runesmith) itu. Aku dengar panglima akan datang kemari setelahnya, tapi bagaimana dengan forgemaster?”

“Aku yang akan pergi kalau begitu,” kata Sekretaris Kabinet. “Aku tertarik dengan hasil karya yang akan dia hasilkan. Dan juga, aku penasaran logam macam apa yang diberikan oleh Sorcerer King kepadanya.”

“Dia hanya bilang itu adalah logam yang langka, tapi tak ada yang lebih langka dari adamantite, ya kan?”

“Jadi itu lebih seperti orichalcum?”

Dwarf adalah ras bawah tanah. Meskipun pekerjaan mereka tidak ada hubungannya dengan metalurgi, mereka akan sangat tertarik dengan sebuah logam yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.

“Jika saja kita bisa menariknya dan membuat dia menunjukkan logam itu kepada kita. Dia sangat sibuk akhir-akhir ini, ya kan?”

Setelah menerima logam dari Sorcerer King, Forgemaster cepat-cepat kembali ke tempat kerjanya. Semua orang tahu alasan dia terburu-buru, jadi mereka tidak menghentikannya.

“Yah, proses penempaan yang dilakukan harusnya berjalan dengan baik, mengingat dia yang melakukannya. Membuat sebuah chain shirt harusnya menghasilkan beberapa proses putaran tambahan, jadi mungkin kita bisa meminjam beberapa darinya.”

Setelah itu, tubuh mereka yang kelelahan mendambakan istirahat, tapi dwarf adalah seorang ras yang mengadakan pesta minum bahkan saat mereka sedang istirahat.

“Apalagi rasa wine bagus di tempat kerja,” mereka berkata begitu sambil meneguk minuman yang spesial dan hanya untuk dwarf dengan kadar alkohol yang tinggi. Ditengah-tengah itu, sekretaris kabinet tiba-tiba terpikirkan sesuatu lalu keluar diam-diam dari ruang rapat yang sekarang sudah menjadi aula bir.

Tak usah dikatakan lagi, dia akan menemui Forgemaster.

Tempat kerja Forgemaster memang besar, cocok dengan orang yang bertanggung jawab terhadap para penempa negeri dwarf. Kelihatannya, itu adalah salah satu bangunan terbesar di dalam Feoh Gēr. Bangunan itu mempekerjakan banyak perajin dwarf dan udara panas – yang bisa melelehkan adamantite – serta benturan palu pada landasan tempa itu tak pernah berhenti sebelumnya.

Namun, hari ini hening sekali – sebuah kejadian yang membuat rambut sekretaris kabinet berdiri.

Dia yakin bahwa krusibelnya nyala.

Itu karena suhu udaranya semakin tinggi saat dia mendekatinya.

Kalau begitu, apa alasan dari kesunyian ini?

Sekretaris Kabinet mempercepat langkah kakinya, seakan terdorong oleh perasaan tidak enak yang mengalir keluar dari tubuh.

Dia pernah datang kemari sebelumnya, jadi tidak ragu lagi saat dia masuk ke dalam krusibel dimana para penempa seharusnya bekerja.

Dia melihat para penempa, mereka semua adalah wajah-wajah yang sudah terlihat tidak asing lagi.

Mau tak mau dia menghela nafas lega. Namun, ketika dia menyadari kekhawatiran di wajah para penempa dan arah yang mereka lihat, rasa tidak tenang yang telah menutupi hatinya kelihatannya telah kembali hidup.

“Ada apa?”

Saat dia memanggil, mata para penempa menjadi bersinar, seakan penyelamat mereka telah tiba.

“Beliau mengunci diri di dalam sana dan menolak keluar.”

Selain dari krusibel raksasa, tempat kerja ini juga mengandung sebuah tempat kerja pribadi untuk digunakan oleh Forgemaster, meskipun lebih mirip tempat kerja miniatur dengan ukurannya sendiri. Forgemaster adalah pekerja yang berdedikasi, dan ketika menangani proyek-proyek penting, dia sering mengunci diri di dalam dan tidak keluar selama beberapa hari.

Itu adalah kejadian yang cukup sering.  Para murid Forgemaster dan para penempa lain seharusnya tidak terlihat tertekan.

“...Itu tidak aneh, ya kan?”

“Memang benar jika beliaun sering mengunci diri... tapi tak ada suara pukulan palu. Dan ini sudah separuh hari – tidak, hampir seharian penuh.”

“... Mungkin saja dia sedang menggambar rencana desainnya?”

“Itu tak pernah terjadi sebelumnya.”

Sekretaris kabinet itu mengusap janggutnya.

Dia tidak merasa ini mengejutkan. Namun, jika semua penempa merasakan hal yang sama, maka mungkin saja ini adalah keadaan darurat.

“Lalu mengapa kalian tidak membuka pintunya? Apakah terkunci?”

“Tidak, pintunya tak terkunci. Namun, kapanpun Forgemaster masuk ke ruangan itu, dia benci orang-orang membuka pintu itu.”

“Ternyata begitu... jadi kamu ingin aku membukanya, ya kan?”

Akan sulit bagi para murid Forgemaster. Tapi seseorang dengan pangkat yang setara mungkin memiliki peluang yang lebih baik sehingga tidak memicu kemarahan Forgemaster tersebut.

Aku menarik sedotan yang pendek. Yah, mau bagaimana lagi.

“Aku mengerti. Kalau begitu, biarkan aku melakukannya. Kalian seharusnya pergi dahulu. Anggap saja seakan aku memaksa masuk dan kalian tidak akan terlibat.”

Setelah para penempa berterima kasih kepadanya, Sekretaris Kabinet melangkah maju dan mengetuk pintu itu.

Namun, tidak ada balasan, tak perduli berapa kalipun dia mengetuk.

Takut ada kejadian yang terburuk, dia menghempaskan pintu itu agar terbuka dengan seluruh tenaga.

Itu adalah ruangan yang tidak asing. Ternyata, tidak ada panas, meskipun dia hanya berjarak satu pintu dari krusibel besar. Itu karena pendingin udara magis. Ketika dia mengalihkan tatapannya, dia melihat sebuah api merah yang berkobar di dalam krusibel.

Dan kemudian, dia melihat seserang yang menghadapi api tersebut.

Apa, dia ada di sana, ya kan?  Saat Sekretaris kabinet itu mau menghela nafas lega, sekali lagi dia menahan nafas.

Itu karena dia bisa merasa ada hal yang aneh dan tidak bisa dijelaskan di sana. Mengapa Forgemaster terdiam? Menurut para penempa di luar, dia harusnya langsung bereaksi ketika ada gangguan.

“Oi.”

Ucapan itu tidak lebih dari sebuah hembusan nafas, tapi pria itu seharusnya mendengar. Namun tidak ada respon dari Forgemaster.

“Oi!”

Sekretaris kabinet itu sekarang gugup dan dia berteriak, tapi seperti yang diduga, Forgemaster tidak bereaksi.

Terengah-engah, dia mendekat ke samping Forgemaster.

“-Hey!”

“Apa?”

Sebuah jawaban akhirnya. Sekretaris kabinet itu hampir pingsan karena tenaga telah kabur dari anggota badannya.

“Apa? Apa? Jangan membuatku-“

Ucapan Sekretaris kabinet itu terputus.

Mengapa Forgemaster tidak berpaling melihat dirinya?

Khawatir terhadap temannya, Sekretaris kabinet itu memutar untuk melihat wajah Forgemaster.

Dia terlihat berbeda dari biasanya – seakan dia adalah seekor binatang buruan. Yang lebih penting lagi dari itu, dia mengeluarkan ekspresi mengerikan di wajah, seakan siap membantai orang-orangnya sendiri.

“Ada apa? Ada.. apa? Hmph!”

Tangan Forgemaster bergerak. Dia mengambil penjepitnya, menjepit keluar batangan logam yang panas dari api krusibel, lalu menyorongkannya ke arah Sekretaris Kabinet.

“Uwaaaaah!”

Sekretaris kabinet itu berusaha mati-matian menjauh, lalu batang logam itu mendarat di tanah dengan suara thud.

“Dasar brengsek! Kamu mencoba membunuhku?!”

Dia tidak bisa mentolerir ini, bahkan dari seorang teman.

Namun, Forgemaster tersenyum dingin.

“Membunuhmu? Yah, kamu memang akan berpikir demikian.”

Lalu, dia mengulurkan tangan untuk menggenggam batangan logam yang dipanaskan tadi dengan tangan kosong.

Ceroboh sekali dan menggelikan gerakan itu bagi Sekretaris tersebut dia bisa membayangkan bau dan mendengar daging Forgemaster yang mendesis. Forgemaster hampir meludahkan ucapannya ke arah Sekretaris kabinet yang membelalak.

“Logam ini tidak panas!”

“Apa, apa kamu bilang?”

“Benda menjengkelkan ini tidak panas sama sekali!”

Sebelum dia tahu, Sekretaris kabinet itu telah menangkap batang logam yang dilemparkan ke arahnya. Untuk sesaat, dia membayangkan benda itu mengeluarkan panas yang membakar, tapi tidak panas sama sekali. Kenyataannya, herannya dingin.

“Apa, apa ini?”

Itu adalah pertanyaan yang tidak ada gunanya. Dari sepengetahuan Sekretaris kabinet itu, hanya ada satu hal yang sesuai untuk menjelaskan sebuah logam yang tidak panas meskipun sudah dipanaskan. Jadi, pertanyaan itu hanyalah sebuah formalitas.

Memang benar, ucapan Forgemaster selanjutnya memastikan kecurigaannya.

“Itu adalah batang logam yang diberikan undead terkutuk itu kepadaku! Aku sudah memanaskannya seharian penuh dan logam itu tidak mau panas! Aku sudah memukulnya berkali-kali namun tidak berubah bentuk! Aku bahkan tidak bisa meninggalkan sebuah tanda padanya! Bagaimana aku harus membuat armor dengan benda ini?!”

“Kamu, Jangan-jangan kamu mengira dia memberimu logam yang bahkan tidak bisa kamu kerjakan?”

“Aku ingin berpikir demikian. Tapi lihat, ada sebuah pedang pendek yang dibuat dengan logam yang sama! Aku bisa menandai logam ini dengan pedang itu! Apa maksudnya dengan ‘perajin yang berpengalaman’?! Aku tidak lebih dari seorang idiot yang hanya bisa menatap dengan bodoh kepada seonggok logam yang tidak dikenal!”

Sekretaris kabinet itu berusaha untuk memikirkan bagaimana cara menenangkan Forgemaster yang mudah tersinggung itu.

“kalau begitu, bagaimana kalau kamu tanya saja kepada makhluk undead itu bagaimana cara mengerjakannya-“

“Mereka yang bertanya ketika mereka tidak tahu lebih bijak daripada mereka yang tidak bertanya ketika mereka tidak tahu? Seperti itu ya kan? Memang benar. Dwarf-dwarf di masa lalu memang ada benarnya. Tapi – apa nilainya pengalamanku itu? Lihat tangan ini.”

Dia memaksa menjulurkan tangannya keluar. Itu adalah sepasang tangan dari seorang perajin; tebal, berat dan penuh luka dari luka bakar lama. Perajin manapun bisa membanggakan tangah seperti itu.

“Aku telah menyentuh logam sejak aku masih menjadi murid yang bodoh. Aku sudah melakukannya lebih lama dari siapapun, sampai sekarang. Karena itu, memang wajar dipuji sebagai perajin yang paling luar biasa dari teman sebayaku. Dan alasan untuk itu adalah karena aku bekerja lebih keras dari siapapun yang lainnya!”

Wajah Forgemaster berubah menjadi simpul.

“Aku sudah mendedikasikan hidupku untuk menempa. Aku tidak berpikir ada yang tidak mungkin, dan aku selalu percaya bahwa logam apapun bisa dibentuk menurut keinginan – Betapa menggelikannya diriku! Apa yang sudah kugunakan untuk membohongi diri ini? Aku tidak lebih dari seekor katak kecil di dalam sumur!! Dan tidak kukira aku berani memanggil diriku seorang jenius. Aku bodoh sekali.”

“Tidak, yang kamu perlukan adalah mulai belajar lagi, ya kan?”

“Benar juga. Ya, kamu benar. Meskipun sakit mendengarnya..”

Forgemaster tersebut menggenggam erat batang logam itu di tangannya.

Kenyataan bahwa wajah Forgemaster benar-benar kosong membuat sekretaris kabinet khawatir.

“Tidak apa. Kamu benar. Yang aku perlukan adalah mulai belajar lagi. Lalu, apa yang sedang kamu lakukan di sini?”

“Apa yang sedang aku.. kamu... Ah, lupakan saja. Raja undead itu sudah pergi dari kota ini. Kita akan mengadakan pertemuan dewan besok, dan aku datang untuk menjemputmu. Dan juga, jangan ikut campur dengan para runesmith.”

“Begitukah... Aku mengerti. Kalau begitu, sampai jumpa besok.”

Sekretaris kabinet tersebut masih merasa tidak tenang, tapi dia tidak tega menunjukkan itu di wajahnya.

Rasa lelah tubuh menerjemahkan lelahnya semangat. Forgemaster mungkin akan pulih setelah istirahat semalaman. Setelah memaksa diri menerima penjelasan itu, Sekretaris kabinet tersebut kembali ke rumah.

Namun, di hari selanjutnya, dia mengetahui jika Forgemaster telah hilang dengan batang logam tersebut.

40 komentar:

attur mengatakan...

first

Unknown mengatakan...

Ntapz Min,

肉(Daging) mengatakan...

Sankyou min.. dah lama nunggu

Unknown mengatakan...

yang di tunggu mantap

Unknown mengatakan...

lanjut min

Achmad mengatakan...

Siiip

Unknown mengatakan...

w harap ni musuh nggak kayak raja hutan yang bijak :v

Unknown mengatakan...

sankyu mimin-sama

Unknown mengatakan...

horeee ...trims min

fazday mengatakan...

Ty min :v

AfaroBoy mengatakan...

ini nih yg ditunggu2. terima kaaasiihhh banyak min :D

Unknown mengatakan...

thanks vroh

Nigianta mengatakan...

Thankyou mimin-sama lanjut"

icinema3satu mengatakan...

thanks min, ga sabar nunggu kelanjutannya :)

Unknown mengatakan...

sipppp minnnn ditungguuu kelanjutannya

Unknown mengatakan...

Lagi nunggu update Lanjutannya

Makh mengatakan...

Mugkin update ny seminggu sekali biar sampe tahun baru,

Eii mengatakan...

Udah ga semangat translate nya nih.....

Unknown mengatakan...

Ga papa lah biar lambat asal update. Ayo kasih semangat....

Anonim mengatakan...

Pertamax

Anonim mengatakan...

Ada 1 prtnyaan. Knp di ktkn di sni tu death knight di klhkn olh seseorng. Prsaan jls2 tertulis di chapter sblumny. Death knight yg di ciptkn tnpa mayat kan da durasi waktu . N 1 lgi yg bkin ngkak tu kurcaci hhhh. Sdh shrian memnskn tu logam tpi logam tersbut tak da perubhn hhh. Next min sankyu

Fandy mengatakan...

zanberu mna.? kok cmn ber4 ja. pa zanberu jga tu hewan2 magicny aura. nth sankyu min

Ramiris mengatakan...

Dwarfny kabur :v

Unknown mengatakan...

Nah sebenarnya kan death knight nya itu mati nya karena jembatan nya dihancurin, nah ainz ngerasa death knight nya mati akibat seseorang karena dia gk ngelihat jembatan ny dihancurin

Death knight yg diciptakan tanpa mayat itu ada batus waktunya, itu cuman statement aja, itu yg seharusnya aiz pikir, kan death knight mati karena jembatan td, jd mau gk mau dia mikir yg bunuh itu orang lain karena dia gk nengok

AdeHaze mengatakan...

Shalltear oh Shalltear, gemes kali, apalagi kalau bisa liat dia ngeluarin buku kecilnya dan menulis ucapan2 Ainz Sama XD,

Unknown mengatakan...

Bagaikan cerita Hobbit & dwarf, hanya ini versi konspirasi Ainz-sama sendiri, lol 😁
Trims min sdh sedia untuk translate

BRIAN TORAO mengatakan...

sankyu overlord vol.11 bab 5 bag.1

Learn to Trade mengatakan...

Quote dari chapter ini :
"Developer Brengsek..."

~ Ainz Ooal Gown a.k.a Momonga

Nurdin bahari mengatakan...

Paragraf terakhir bikin kepo bnr. Logam.a hilang di bawa orang

Jo mengatakan...

Woy mau lo bawa kemana tu logam wkakakak jadi runesmith aja lo ikut kingdomx ains

leo mengatakan...

Forgemaster kabur dgn logam langka yang diberi oleh Ainz. Kenapa dia harus kabur? Kufikir ini hanya kebohongan Forgemaster saja, dia sangat terobsesi dengan logam itu.

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Anonim mengatakan...

kan 2 DK yg diciptain sama Ainz mati jatuh ke great riff gan. cuman Ainz kan orangnya terlalu khawatir atau parno, jd ya mikirnya terlalu jauh padahal kenyataannya ada didepan matanya sendiri.

Anonim mengatakan...

salah satu dari misteri OVERLORD, selain hilangnya marquiz reaven pada vol sevelumnya. bisa diasumsikan dia emang kabur/diculik, baik diculik Nazarick sendiri atau orang lain. tp menurut ane pelakunya sama kayak yg ngambil mayat clementine (mungkin slane),tp gatau kalo masalah marq .reaven. just my opinion.

D mengatakan...

Menurutku Ia hilang dgn logamnya adl ia pergi sendiri mungkin ia pergi jalan-jalan atau menemui seseirang.
Dan untuk Zenveru, ia sedang dalam desa istirahat, mendiskusikan besar zirah dan mungkin menemui Dwarf yg merawatnya dulu.

Anonim mengatakan...

Misteri yg jg ga kalh dari itu dan mungkin dilewatkan ama sbagian bnyk pembaca yaitu logam putih yg di bicarakan ama gondo dan resepsionis tambang di awal chapter.. sampe skarang ga prnah disinggung soal itu lg kalo iya emang itu logam yg kaga penting, knapa gondo mau ngorbanin nyawanya buat nyari tuh logam? Dan alasan dia nyati tuh logam buat penelitian rune kan jadi apa mungkin logam putih itu prasmatic ore (seingat gw namanya ini) yg di cari ainz?

Kuhaku mengatakan...

Logam yg tidak bisa ditempa,tidak bisa panas walau sudah dipanaskan seharian penuh ternyata hanya logam SAMPAH bagi ainz

Zenzen mengatakan...

Niku

kei mengatakan...

Semua player YGGDRASSIL emang ngutuk dev nya kek gitu

update mengatakan...

Wkwk. Pay 2 win emang beda