Chapter 5 : Frost Dragon Lord
Part 1
Di pagi
hari berikutnya. Ainz telah memutuskan berangkat lebih awal untuk mengambil
kembali ibukota negeri dwarf, Feoh Berkanan, namun saat dia akan berangkat,
sebuah wajah yang akrab muncul di pintu.
Dia
adalah Gondo.
Ainz
memiringkan kepalanya. Dia tidak tahu mengapa dia ada di sana.
“-Apakah
kamu di sini untuk mengantarkan kepergianku?”
“Tidak,
saya datang kemari untuk menunjukkan jalannya.”
Ainz
berkedip. Memang benar, dia telah
menyebutkan bahwa dia perlu seorang dwarf untuk penunjuk jalan. Melihat dari
sikap dewan yang langsung memenuhi permintaan itu, Ainz menduga bahwa misi
dwarf ini adalah untuk mengawasi dirinya, jadi dia berpikir mereka mungkin akan
memilihkan dwarf yang tidak ada hubungan sama sekali dengan dirinya.
“Setelah
berpisah dengan anda kemarin, saya dengar banyak hal dari runesmith-runesmith
lain. Saya rasa saya tahu rute menuju ibukota kerajaan lebih baik daripada
dwarf lain.”
“Terus,
bisakah kamu menemukan rute alternatif jika terowongan menuju ibukota runtuh?
Kamu mungkin harus beradaptasi dengan perubahan dalam situasi yang nantinya
akan datang. Apakah itu tidak apa?”
“Saya
telah mempelajari banyak hal tentang itu sebisa mungkin. Perkenankan saya
menunjukkan jalan untuk anda.”
“Umu.”
Ainz
mulai berpikir.
Sebenarnya,
membawa serta Gondo lebih banyak kekurangannya daripada keuntungannya. Namun,
jika dewan telah setuju, maka jika Ainz adalah satu-satunya orang yang tidak
setuju dan minta perubahan, peluang dirinya mendapatkan orang lain sebagai
penunjuk jalan sangatlah rendah.
“...Apakah
kamu seorang warrior, ataukah kamu memiliki cara untuk bertarung?”
“Tidak.
Saya tidak percaya diri dengan kemampuan dalam bidang tersebut. Namun, saya
siap menghadapi segala bahaya, dan tak ada orang yang akan menyalahkan anda
jika saya binasa. Ditambah lagi, saya memiliki jubah ayah saya. Itu juga alasan
mengapa mereka memilih saya.”
Jubat
tembus pandang itu memberikan beban yang besar dalam argumentasinya.
Sementara
Ainz telah merencanakan bagaimana melindungi penunjuk jalannya, dia merasa tidak
tenang membawa serta seorang dwarf yang tidak memiliki kemampuan bertempur.
Meskipun Ainz memang masih bisa menghidupkan kembali dwarf tersebut dengan
magic meskipun jika nantinya dia tewas (setelah dianggap memiliki level yang
cukup), Gondo mungkin memiliki cara berpikir “selesai sudah semuanya” jika dia
tewas.
“Apakah
kamu perlu memastikan apakah aku telah mengusir seluruh Quagoa dari ibukota
kerajaan? Jika kamu nantinya tewas di tengah jalan, keadaan akan sangat sulit
bagiku.. dan juga ada masalah runesmith-runesmith itu. Aku lebih memilih kamu
tetap di sini.”
Gondo
perlahan mendekati Ainz dan berkata dengan lirih:
“Ibukota
kerajaan memiliki ruang harta karun yang luas. Jika masih belum dicuri, maka
ruangan itu akan mengandung banyak sekali harta karun dwarf. Seharusnya ada
beberapa senjata ayahku dan manuskrip-manuskrip teknis dari keluarga kerajaan
di sana. Siapa yang tahu, mungkin saja ada manual rahasia yang ditinggalkan
oleh runesmith di masa lalu.”
“Hoh....”
Dengan
respon itu, Ainz memberi isyarat agar Gondo seharusnya melanjutkan ceritanya.
“Saya
ingin mendapatkannya dengan sembunyi-sembunyi... Memang kelihatannya tidak
sopan meminta hal ini kepada Yang Mulia, tapi bolehkah saya meminta anda untuk
memalingkan muka atas hal ini ketika anda sudah mengambil kembali ibukota?”
“..Sebelum
itu, apakah kamu punya cara untuk membuka ruang harta karun itu?”
“Tidak.
Namun... Saya yakin Yang Mulia mampu melakukan sesuatu tentang itu, ya kan?”
Apakah dia benar-benar berpikir aku bisa
melakukan semua hal?
“Jadi
kamu ingin aku menjadi pembantu dalam pencurian kelas teri?”
“Saya
yakin penjelasan yang benar terhadap apa yang terjadi adalah Yang Mulia ingin
melihat apakah ruang harta telah dibobol, oleh karena itu lalu dibuka. Terus,
anda teralihkan perhatian sesaat, cukup lama. Saya yang akan menjadi pencuri
kelas teri itu, dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Yang Mulia.”
“...
Garis keturunan dari keluarga kerajaan dwarf telah terputus, apakah itu benar?
Apakah ada sebuah catatan yang mencatat harta yang seharusnya ada di dalam
ruangan itu?”
“Saya rasa
tidak ada.”
“Sangat
penting sekali memastikan hal itu. Akan sangat berbahaya jika memang ada sebuah
catatan, ya kan? Aku tidak bisa menyetujui hal ini... Yang lebih penting lagi,
bukankah harta karun itu milik negerimu? Apakah kamu tidak malu mencurinya?”
Gondo
tertawa dengan nada menghina.
“Yah,
manual-manual itu tidak berarti apapun bagi sebuah negeri yang sudah menyerah
terhadap kami dan seni kerajinan rune (runecraft), bukankah begitu?”
Berarti ini pengkhianatan? Meskipun pemikiran itu berkelebat
di kepala Ainz, sebenarnya adalah itu tidak merugikannya. Malahan sebaliknya,
membiarkan buku-buku itu merana di negeri dwarf adalah hal yang sia-sia.
Terlebih
lagi, Pencurian Gondo akan menjadi pemutusan hubungan sepenuhnya terhadap
kerajaan dwarf. Kerajaan dwarf tidak akan membiarkan seorang kriminal yang
telah mencuri harta mereka. Masalah ini bisa digunakan sebagai sebuah bentuk
pemerasan, dan itu akan menjadi belenggu yang membuat Gondo benar-benar tidak
bisa mengkhianati Sorcerous Kingdom nantinya.
Namun,
itu juga bisa digunakan untuk melawan Ainz dengan cara yang sama.
“...
Memang benar. Tidak ada gunanya membiarkan orang-orang yang tidak memerlukannya
memiliki buku-buku itu. Memang benar, mungkin saja mataku yang salah saat itu.
Tetap saja, seperti yang kusebutkan sebelumnya, kamu harus memeriksa catatan
apapun dalam harta karun itu. Aku ingin menghindari keributan di masa depan.”
“Saya
mengerti. Saya akan melakukan seperti titah Yang Mulia.”
“Kalau
begitu, kita akan sampai di situ saja.”
Sementara
mereka sudah agak menjauh untuk mendiskusikan ini, seseorang dengan pendengaran
yang tajam mungkin sedang menguping mereka.
“Kalau
begitu, mari kita rubah topiknya. Katakan kepadaku tentang bahaya yang mungkin
akan kita hadapi sebelum tiba di ibukota dwarf. Secara garis besarnya saja
tidak apa.”
“Pertanyaan
yang bagus. Siapapun yang ingin tiba di ibukota dwarf harus melewati tiga
ujian.”
“Ujian?
Menarik. Ceritakan secara singkat ujian itu.”
“Mm,
ujian pertama adalah Great Rift, ada sebuah lorong yang menurun di depan
gerbang menuju benteng tersebut. Setelah benteng adalah Great Rift yang
membelah bumi. Sekarang setelah jembatannya sudah ada, sulit menganggap itu
sebagai sebuah ujian. Namun, ketika menyeberanginya, seseorang harus
mempersiapkan diri untuk menerima serangan terkonsentrasi dari musuh.”
“Apakah
Quagoa menggunakan senjata jarak jauh?”
“Umu,
saya belum pernah dengar itu sebelumnya. Namun, mungkin berbahaya jika
mengasumsikan mereka tidak menggunakannya, ya kan?”
Memang
sangat masuk akal. Kemungkinannya mereka bisa menggunakan senjata magic dari
benteng tersebut juga ada.
“kalau
begitu, ujian selanjutnya adalah area lahar/lava yang mengalir. Bahkan udara
yang panas saja bisa fatal. Seseorang harus menyeberanginya melalui sebuah
jalan sempit dari bebatuan yang dipangkas. Ada juga penampakan monster besar
dari waktu ke waktu.”
“Monster
katamu?”
Bentuk
tubuh Guren, Guardian Area dari lantai 7, muncul di pikiran.
Jika
monster tersebut mirip dengannya, situasinya mungkin akan sangat menyusahkan nanti.
“...Setelah dipikir-pikir, perkumpulan manusia
dan slime sangat berhubungan sekali. Apakah di negeri ini juga begitu? Jika
mereka memiliki slime yang langka di sini, aku ingin membawanya pulang.
Saat
Ainz memikirkan slime-slime yang hidup di dekat saringan selokan, Gondo masuk
ke dalam ujian terakhir.
“Ujian
terakhir adalah Labirin kematian. Itu adalah sebuah gua dengan percabangan
berjumlah banyak, dipenuhi dengan uap beracun. Jika menghirup uap itu, anggota
badan akan menjadi kaku dan jantung akan berhenti berdetak.”
Gondo
melihat ke arah Aura dan Shalltear.
Isyarat
tubuh itu kelihatannya mengatakan bahwa Ainz mungkin tidak apa, tapi mereka
berdua akan bermasalah.
Mereka tidak akan apa-apa.. Yah, kurasa aku
bisa bilang begitu kepadanya ketika nanti sudah tiba di sana.
“Dan apa
jalan yang benar untuk menembus gua itu?”
“Sayangnya,
saya tidak tahu. Saya sudah mencarinya ke semua kenalan saya, tetapi bahkan
para tetua pun tidak tahu. Begitu juga dengan para anggota dewan. Mungkin saja
sudah tercatat dalam arsip...”
“Tapi
kamu juga tidak menemukannya pula, ya kan? Yah, aku ragu kamu bisa dengan mudah
mencari sebuah dokumen yang sangat penting bagi keamanan negara. Kita akan
mengumpulkan informasi ketika tiba saatnya dan beradaptasi terhadap situasi.”
Ainz
menyimpan informasi tentang ujian itu ke dalam ingatannya, dan memberikan
isyarat kepada yang lain.
“Kalau
begitu ayo pergi.”
Ainz,
Shalltear dan Aura memimpin di depan. Gondo berbaris dengan kurang lebih
sepuluh pasukan dan komandan mereka dalam perjalanan mengambil kembali benteng
tersebut, gerbang itu perlahan terbuka. Bau kematian tersaring melewati
celahnya, jadi mereka tidak tahu apa yang menanti, namun pemandangan mengerikan
terhampar sendiri kepada semua yang hadir.
Terowongan
yang rendah melandai ke bawah sangatlah lebar dan sudah diratakan agar bisa
dilewati dengan mudah. Namun, dinding-dinding dan lantainya ditutupi oleh
darah, organ tubuh dan gumpalan daging. Mayat Quagoa berserakan di tanah.
“Urk!”
Bau amis
darah, dari semua yang telah mati itu memenuhi ruangan tersebut. Itu agak
berlebihan bagi Gondo, yang tidak memiliki pengalaman sebagai seorang warrior,
lalu dia mulai mual. Wajah para prajurit dwarf pun berubah hijau, dan bukan
karena ada tipuan cahaya apapun.
Tubuh
Ainz tidak memiliki konsep mual dan pusing, jadi itu tidak bermasalah baginya.
Namun, dia tidak menikmati bau ini.
Suara
terinjak datang dari bawah kaki. Kelihatannya dia baru saja menginjak organ tubuh
yang keluar dari Quagoa yang telah terpotong.
Ainz
menghela nafas lalu merapalkan mantra [Mass Fly], membuat semua orang terbang.
Kelihatannya
Death Knight bersuka cita dalam pembantaian di sini. Siapapun yang terpeleset
dan jatuh di dalam terowongan berdarah itu pasti akan kehilangan tenaga karena
bau dan kotoran yang menjijikkan. Yang lebih penting lagi, Pemandangan ada
orang yang merangkak tiba-tiba sambil berlumuran darah di samping mereka adalah
pemandangan yang mengerikan.
Kelompok
tersebut turun di jalan yang menurun, tak terkena noda sama sekali karena
mantra terbang.
Berkat
remang-remangnya cahaya dari bebatuan yang bersinar di sepanjang jalan, masih
ada sedikit cahaya untuk bisa melihatnya. Namun, jarak antara masing-masing
bebatuan dipenuhi dengan kegelapan. Tentu saja, Ainz memiliki penglihatan dalam
kegelapan (darkvision), dan itu tidak masalah baginya.
Setelah
menuruni jalan itu – sekitar jarak 100 meter – mereka bisa melihat pintu masuk
benteng di depan sana. Tidak, lebih akurat dikatakan bahwa itu adalah pintu
belakang benteng tersebut.
Ketika
mereka melewati pintu yang telah terbuka itu untuk masuk ke dalam benteng,
mereka bisa melewati benteng tersebut lalu menyeberangi jembatan di depan.
Setelah bepergian ke barat dari sana beberapa hari, mereka seharusnya bisa
melihat bekas ibukota negeri dwarf.
Pintu
masuk benteng itu dipenuhi dengan mayat-mayat Quagoa, beberapa diantaranya
terlihat seakan mereka bukan dibunuh oleh Death Knight, tapi digerogoti. Itu
pasti korban dari zombi-zombi yang dihasilkan Death Knight.
Deteksi
undead Ainz tidak merasakan kontak apapun. Mungkin karena zombi-zombi itu sudah
kembali menjadi mayat yang semula, setelah Death Knight – Death Knight itu
dikalahkan.
Ainz
melihat ke sekeliling. Tidak ada reaksi undead sekarang, tapi jika dia
membiarkannya seperti ini, keadaan mungkin akan menjadi berbahaya, melihat
karakteristik undead dunia ini.
“Memang
secara umum membiarkan mayat-mayat begitu saja akan memunculkan undead. Apa
yang kalian rencanakan?” Ainz bertanya kepada para prajurit yang tadi
mengikutinya.
“Ya
Tuan. Kami akan membersihkannya” Jawab sang komandan. “Yah kami bilang
bersihkan, tapi lebih tepatnya membuang mereka ke dalam Great Rift tempat
dimana tidak ada masalah meskipun nantinya akan mandatangkan monster.”
“Dan
setelah itu, kalian harus memperbaiki benteng itu, lalu mencari tahu bagaimana
Quagoa menyerang? Kelihatannya kalian punya banyak pekerjaan nantinya.”
Mereka
akan berpisah di sini. Yang akan ikut dalam mengambil kembali ibukota negeri dwarf
adalah Ainz, Aura, Shalltear dan Gondo. Yah, para Hanzo juga ada di sekeliling,
tapi mereka tidak perlu tahu itu.
Para
dwarf tersenyum pahit. Memang benar jika investigasi nanti akan sangat rawan –
lagipula mereka harus menghadapi resiko bertemu dengan Quagoa, - itu bukan
apa-apa dibandingkan dengan tugas Ainz menyerang markas utama Quagoa. Itu
mungkin yang mereka maksud.
“Kalau
begitu, kami akan masuk ke dalam benteng. Kami akan masuk dahulu untuk memastikan
aman tidaknya, jadi tunggulah di luar sampai saat itu. Untuk berjaga-jaga,
bisakah kalian melindungi Gondo?”
Setelah
sang komandan membalas mengerti, Ainz melangkah masuk melalui pintu yang
terbuka.
Saat dia
berdiri di tengah-tengah tragedi itu, Ainz bertanya kepada Aura (yang sedang
berdiri di belakangnya).
“Aura,
bisakah kamu merasakan ada orang yang bersembunyi di sini menggunakan kemampuan
stealth?”
“Tidak
ada. Tidak ada yang hidup di dalam benteng ini.”
Aura
meletakkan tangan di telinganya yang panjang, dan membuat isyarat mendengar
saat dia menjawab. Jika Aura yang seorang ranger berkata demikian, maka tidak
ada makhluk hidup apapun di dalam benteng ini.
Tetap
saja, mereka tidak boleh lengah.
Orang
yang telah mengalahkan Death Knight Ainz seharusnya melewati sini. Jika orang
itu mengambil banyak kelas dalam spesialisasi stealth (sembunyi-sembunyi),
mereka mungkin bisa membohongi kemampuan perseptif Aura.
Tetap
saja, siapapun yang seperti itu pada umumnya memiliki kekuatan serang yang
payah, dan mereka akan mudah dihadapi meskipun melakukan penyergapan.
Ada
banyak mayat di dalam benteng ini, tapi tak seperti lorong yang menurun
sebelumnya, ada mayat dwarf dimana-mana.
Ainz
melewati benteng itu dan menuju gerbang di sisi berlawanan dari yang dipakai untuk
masuk. Setelah membuka gerbang tersebut, Ainz melihat Great Rift yang sedang
menguap lebar di depan dirinya, dan bahkan pandangan Ainz pun tak bisa melihat
dasarnya.
Karena tidak
ada Quagoa di sekitar sana, kelihatannya mereka telah mundur tanpa mendirikan
markas operasi di sini.
“Seharusnya
ini adalah Great Rift itu...”
Ainz
menoleh dari kiri ke kanan.
“Tapi
kelihatannya tidak ada semacam jembatan gantung di sini... tidak, apakah itu
tonggak jembatan? Jika itu ada di sana, maka itu artinya..”
“Mungkin
saja musuh menghancurkan jembatan ketika mereka mundur,” kata Shalltear dari
samping.
“Hm...”
Jika
musuh mereka adalah makhluk yang kuat dan bisa dengan mudah mengalahkan seorang
Death Knight, apakah perlu menghancurkan jembatan itu? Jika ini dimaksudkan
untuk menghadang serangan mereka, itu artinya mereka tidak percaya diri dengan
kekuatannya – Tidak.
Ainz
menggelengkan kepalanya.
Death
Knight bukanlah makhluk langka di dunia ini. Jadi, musuh pasti mengira ada
entitas kuat lain yang mengendalikan dua Death Knight tersebut. Oleh karenanya,
kehilangan jembatan itu bukanlah sebuah kerugian besar.
“Tidak
buruk.. Katakan kepada para dwarf kalau jalannya aman.”
“Saya
mengerti!”
Saat Ainz
melihat Shalltear menuju para dwarf, dia melihat Aura sedang jongkok. Ainz ingin
bertanya apa yang sedang dia lakukan, tapi melihat ekspresi Aura yang tekun, sebaiknya
tidak mengganggu fokusnya.
Ainz
menoleh untuk melihat ke arah Great Rift, lalu mengambil sebuah batu dan
melemparkannya ke dalam Great Rift. Tidak ada maksud khusus melakukan itu, dia
melakukannya karena iseng saja. Tetap saja, Ainz tidak bisa mendengar batu itu
menyentuh dasarnya.
“Kedalamannya
tidak diketahui, Yang Mulia,” kata komandan yang Shalltear bawa dengannya. Dia
pasti melihat apa yang sedang Ainz lakukan. “Kami telah mengirimkan dua
ekspedisi untuk menyelidikinya, tapi tak ada satupun dari mereka yang kembali.”
“Ternyata
begitu. Mungkin ada monster-monster di sana... Apakah monster-monster itu
pernah keluar?”
“Tuan,
tak ada yang seperti itu sama sekali sampai hari ini. Oleh karenanya, kami
memutuskan untuk tidak mengirim ekspedisi lagi. Terlalu jauh menyelidikinya
adalah tindakan yang tidak bijak.”
“Yah,
memang benar.”
Ainz
bisa membuat undead tanpa badan seperti hantu-hantu, dan dengan menggunakan
magic berbagi panca indera dengan mereka, dia akan bisa melakukan penyelidikan
penuh. Namun, sekarang bukanlah waktunya untuk hal semacam itu.
Melihat
keadaan saat ini, menyelidiki Great Rift adalah prioritas yang rendah. Tetap
saja, itu harus dilakukan. Di dalam Yggdrasil, tempat-tempat seperti ini
seringkali menyembunyikan item-item atau dungeon berharga.
Jika developer brengsek itu ada maunya, mereka
akan menyembunyikan sebuah terowongan di dasar Great Rift, dan akan ada ore
langka di dalam terowongan itu. Tidak, mereka pasti melakukannya. Kenyataannya,
itu pernah terjadi sebelumnya.
“-Kalau
begitu, kita akan menyeberang ke sisi lain, mengejar Quagoa yang kabur, lalu
menekan mundur mereka ke dalam ibukota kerajaan.”
Mantra
terbangnya masih berlaku, jadi itu tidak ada masalah sama sekali. Namun, yang
membuat Ainz khawatir adalah ada atau tidaknya sesuatu yang merayap keluar dari
kegelapan itu.
Itu
adalah sebuah insiden dari Yggdrasil, tapi Ainz pun mau tidak mau teringat saat
ketika dia menyeberangi sebuah danau dan melihat sebuah monster seperti ular
raksasa yang berenang di bawah. Itu bukanlah kenangan yang menyenangkan, tapi
pengalaman itu dimanfaatkan untuk menciptakan lantai ke – 5-
Setelah
berpisah dengan komandan tersebut, keempat orang itu terbang, Shalltear dan
Aura melihat ke bawah. Kekhawatiran Ainz barusan tidaklah terjadi, dan mereka
tiba di sisi lain tanpa melihat ada apapun di bawah.
Meskipun
begitu, Ainz menghela nafas lega ketika kakinya mendarat dengan kuat tertanam
di terra firma (bahasa spanyol :
daratan) sekali lagi. Memang benar, dia harus merahasiakan hal itu dari yang
lainnya.
Ainz mengamati
keadaan sekeliling.
Ada
empat mayat musuh di sini, itu artinya Death Knight dikalahkan di tempat ini.
“Shalltear,
ada beberapa hal yang harus kukatakan kepadamu sekarang.”
Setelah
memanggil Shalltear, Ainz mengintip Aura, dan melihat Aura sedang memeriksa
tanah.
Mungkin lebih baik memanggil Aura juga. Pikir Ainz, namun dia berpikir
kembali dan ingin Shalltear yang memimpin kali ini. Dia bisa menjelaskan versi
yang lebih sederhana kepada Aura setelah itu.
“Tunggu
sebentar, Ainz-sama!”
Shalltear
mengeluarkan sebuah buku catatan dan membukanya.
“Silahkan
teruskan.”
“Oh.
Umu. Buku Catatan, huh... Perhatian sekali dirimu. Ahem! Er-sekarang kita akan
memasuki area yang sangat berbahaya. Alasan mengapa berbahaya, itu karena ada
makhluk yang bisa mengalahkan dua Death Knight milikku. Memang membandingkan
Death Knight dengan dirimua adalah sebuah penghinaan-“
“-Sama
sekali tidak, Ainz-sama. Saya akan menggunakan kekuatan penuh untuk melawan
makhluk kuat apapun yang bisa mengalahkan Death Knight yang anda ciptakan.”
“Tidak,
jangan menggunakan kekuatan penuhmu.”
“Mengapa,
mengapa begitu? Jika musuhnya kuat, bukankah harusnya saya menyerangnya dengan
sepenuh hati – maafkan saya karena sudah bertanya demikian, Ainz-sama!”
“Tidak
sama sekali. Pertanyaanmu sangat beralasan.”
Ainz
meletakkan tangannya ke belakang, lalu berkata kepada Shalltear bagaimana
caranya menghadapi musuh yang tidak diketahui.
“Meskipun
begitu, kamu harus waspada dengan tindakan yang sudah diduga oleh musuh kita.
Apa yang paling diiingkan oleh musuh adalah informasi – kemampuan tempur kita,
dengan kata lain. Mereka mungkin menggunakan pasukan penyergap yang bisa
dibuang dan semacamnya untuk mengukur kekuatan tempur kita. Dengan kata lain,
mereka akan memastikan kemampuan tempur kita lalu ketika mereka merasa bisa
meraih kemenangan, mereka akan menyerang kita dengan cara yang membuat mereka
tidak bisa kalah dan kita tidak bisa kabur.”
“Tidak
kukira mereka akan benar-benar melakukan itu..”
“Memang
benar, kita tidak tahu apakah musuh akan bertindak sejauh itu-“
“Ah...
Ainz-sama....”
Aura
memanggil Ainz dengan nada gugup, itu adalah hal yang sangat tidak biasa bagi
Aura. Di bawah keadaan normal, Ainz akan menghentikan penjelasannya kepada
Shalltear dan mendengarkan Aura.
Namun,
dia sedang memiliki suasana hati yang sangat baik karena ini adalah peluang
untuk bicara panjang lebar tentang satu hal yang merupakan keahliannya.
Oleh
karena itu, Ainz menoleh ke arah Aura lalu meletakkan jari telunjuknya ke
mulut.
“Ah,
ya!”
Aura pun
memahami. Ainz sedang memberikan nasehat yang tulus, jadi dia ingin Aura diam.
Dia mengerti apa yang Ainz coba katakan.
“Seperti
yang kubilang, Shalltear. Aku akan melakukan hal yang sama jika aku menghadapi
lawan yang kuat. Tidak, teman-temanku akan melakukan hal yang sama pula.”
“Supreme
Being akan melakukannya juga? Tapi, membandingkan musuh dengan Supreme Being
agak sedikit...”
“Benarkah?
Kamu seharusnya menganggap musuh bisa melakukan semua yang bisa kulakukan.
Hanya orang bodoh yang menganggap diri mereka spesial dan kelewat percaya diri.
Tetaplah berhati-hati. Bagaimanapun, aku tidak ingin membiarkan musuh melihat
kekuatan tempur penuh milik kita.”
Tetap
membuat Hanzo bersembunyi juga untuk mengacaukan rencana musuh.
“Oleh
karena itu, Shalltear, aku akan memberikan beberapa pantangan kepadamu ketika
kamu sedang bepergian denganku ke ibukota negeri dwarf – sebelum kita tiba di
markas musuh.”
“Ya!
Pantangan apa saja itu?”
“Umu.
Mengenai magic... aku mengizinkanmu menggunakan mantra hingga tingkat sepuluh,
namun kamu tak boleh menggunakan terlalu banyak mantra yang berbeda. Paling
banyak, batasi dirimu hingga satu atau dua saja.”
“...Oh
begitu, ini untuk menipu musuh dan membuat mereka terlalu percaya diri, lalu
mengalahkan mereka dengan sebuah serangan balik. Oleh karenanya.. mengapa tidak
membatasi diri hingga magic tingkat 5 atau yang lebih rendah”
“Tidak,
musuh tidak akan terperdaya merasa sangat percaya diri dengan cara itu. Saat
musuh berpikir mereka telah mengukur kekuatan kita yang sebenarnya dan ingin
menghancurkan kita sepenuhnya, kita akan memiliki peluang untuk mengirimkan
sebuah pukulan fatal bagi musuh. Kalau aku, ketika aku melihat musuh hanya
menggunakan beberapa teknik dan tak ada mantra lebih dari tingkat 5, aku akan
langsung menyimpulkan bahwa musuh sedang mencoba menyimpan kekuatan mereka.”
“Dalam
situasi semacam itu, apa yang akan anda lakukan melawan musuh semacam itu?”
“Aku
akan berpikir untuk mempelajari lebih banyak hal tentang mereka. Contohnya, aku
akan langsung mengabaikan markas yang bisa dibuang. Lalu, perlahan mengumpulkan
informasi. Ketika musuh mendapatkan sebuah markas, mereka akan sangat ingin
mempertahankannya. Sikap semacam itu akan membatasi tindakan lawan, dan mereka
akan tidak sengaja menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya.”
“Apakah
perlu sehati-hati itu?”
Di dalam
sebuah game, seseorang masih bisa bangkit dari sebuah kekalahan, di dunia ini,
ada peluang mereka tidak akan bisa lagi bangkit. Terutama bagi Ainz, yang belum
menyelesaikan percobaannya pada kematian seorang pemain.
“Semua
hal ini dilakukan untuk merespon situasinya. Shalltear, kamu harus berpikir, ya
kan?”
Dalam
keadaan apapun, Ainz harusnya membiarkan demikian. Ainz lalu menoleh ke arah
Aura.
“Lalu,
Aura, ada apa?”
“Tidak,
bukan apa-apa.”
Mata
Aura berkilauan.
Ainz
tidak tahu apa yang menyebabkannya seperti itu, tapi mungkin saja Aura merasa
terkesan dengan taktik-taktik yang dia jelaskan kepada Shalltear.
Hm~ Mungkin saja itu memang hal yang paling mendasar, tapi kurasa aku harus
memberikan nasehat kepada Aura juga, ya kan? Apakah aku harus meminjamkan
kepadanya buku taktik-taktik PK? Tapi itu adalah satu-satunya benda yang
memberiku sebuah keunggulan atas NPC... Apa yang harus kulakukan. Dan juga,
membiarkan informasi tersebar terlalu luas juga tidaklah bagus, seseorang
pernah mengatakan hal ini kepadaku sebelumnya...
Saat
Ainz tenggelam dalam lamunannya, Gondo berbicara.
“Ah,
maafkan saya sudah mengganggu anda saat mendiskusikan strategi, tapi bukankah
seharusnya kita meneruskan perjalanan? Jika jalannya runtuh, kita harus mencari
rute lain...”
“Itu
benar... Mari kita bepergian dengan magical beast (binatang-binatang buas
magis)?”
“Mungkin
sebaiknya jangan. Kita mungkin akan menemui lorong kecil di perjalanan, dan
jika kita sedang menungganggi mereka, kita harus meninggalkan binatang itu di
sana.”
Ainz
berpikir menggunakan makhluk undead yang bisa dikendarai seperti Soul Eater.
Dia bisa dengan mudah menciptakannya kembali jika ada masalah apapun. Namun,
akan lebih bijak untuk mendengarkan ucapan dari penunjuk jalannya.
“Aku
mengerti. Kalau begitu ayo pergi.”
***
Yang Mulia telah berangkat!”
Saat
mereka mendengar hal ini, enam kanselir (dewan) negeri dwarf – Pendeta Tinggi
Bumi, Direktur produksi makanan, Sekretaris Kabinet, Brewmaster (Penanggung
Jawab Minuman), Master of Caves and Mines (Penanggung Jawab Gua dan
Pertambangan), serta Guildmaster Merchant (Guildmaster pedagang) – semuanya
terlihat senang.
TL Note
: Sekretaris Kabinet atau di dalam Sistem Pemerintahan Amerika disebut sebagai secretary of state memiliki tugas yang
mirip dengan Menteri Luar Negeri di Indonesia.
Memang
benar Sorcerer King belum melakukan apapun sejauh ini. Tetap saja, mereka tidak
bisa merasa tenang ketika seorang makhluk undead – yang membenci makhluk hidup
– dengan kekuatan seperti itu jalan-jalan.
Orang-orang
di sini berkumpul untuk memastikan keselamatan kota dan orang-orangnya. Jadi,
mereka harus mempertimbangkan berbagai pencegahan dan saran yang berguna.
Sekarang
setelah obyek diskusi pembicaraan mereka tidak lagi ada di sini, apakah salah
menikmati manisnya beban yang sudah lepas?
“Keluarkan
winenya! Bawa winenya!”
Saat
bumi yang panas itu mendambakan hujan, alkohol penting untuk menyembuhkan hati
yang kepayahan.
Tak ada
yang mungkin menolak itu.
“Tetap
saja, dia akan kembali, ya kan?”
Suasana
tiba-tiba terdiam, dan sebuah wajah suram terpancar dari mereka semua.
Genggaman
tangan mereka yang bersemangat menjadi turun tak bertenaga.
“Haruskah
kita lari?”
“Memangnya
mau kemana? Jika kita kabur setelah menandatangani perjanjian dengannya... Dan
juga, kita telah memintanya untuk mengambil kembali ibukota kerajaan, ya kan?
Jika kita berada di posisinya, bukankah kita akan marah dengan hal ini?”
“Yah,
dia mungkin marah... tapi aku tidak percaya diri bisa bersikap keras terhadap
makhluk seperti itu.”
“Ah. Ya,
aku mengerti bagaimana perasaanmu.”
“...
Apakah itu tidak apa? Apa yang terjadi dengan harga dirimu, Merchant
Guildmaster?”
“Ah,
memangnya kita bisa membuat perjanjian yang adil dengan makhluk semacam itu, ya
kan? Pada umumnya, perjanjian itu dibuat antara dua pihak yang setara dengan
situasi yang setara, ya kan? Oleh karena itu, secara de facto tidak mungkin membuat perjanjian yang benar dengan orang
yang jauh lebih kuat darimu.”
Para
dwarf menghela nafas bersamaan.
Tak ada
di sini yang merasa bahwa Sorcerer King akan gagal mengambil kembali ibukota
kerajaan. Itu jelas sekali hanya dengan sekali tatap kepada magical beast yang
dia tinggalkan. Lagipula, dia adalah orang bisa begitu saja meninggalkan
monster-monster seperti itu ketika dia tahu ada seekor naga yang sedang
menunggu.
“Kalau
begitu, mari kita rubah topiknya. Adakah yang bisa mengestimasi kapan dia akan
kembali?”
“Bagaimana
mungkin kami tahu? Bukannya seolah-seolah kita bisa bertanya kepada orangnya
sendiri. Jika dia tertawa lalu berkata ‘Sekarang juga’, aku sangat yakin akan
kencing sambil berdiri.”
Itu
adalah ucapan memalukan, tapi tak ada dwarf yang menertawainya.
“...Mau
bagaimana lagi. Jika da melakukan itu kepadaku, aku juga bisa kencing sambil
berdiri.”
“Aku
juga sama. Aku bahkan mungkin berak di celana.”
Mereka
saling melihat satu sama lain saat mengeluarkan ucapan-ucapan kasar itu.
“Apakah
kita sudah memperoleh informasi yang baru? Apa yang kita ketahui tentang
Gondo?”
“Tak ada
sama sekali, dia hanya mengumpulkan para runesmith.”
“Runesmith?
Apakah itu ada hubungannya dengan kepergian mereka ke Sorceous Kingdom?”
“Siapa
yang tahu? Mengapa tidak kita panggil saja salah satu dari mereka dan
menanyainya?”
“Itu ide
yang bagus, tapi itu akan memberitahukan rencana kita kepada Yang Mulia, ya
kan? Terlalu berbahaya bertindak gegabah. Lagipula, hanya orang idiot yang akan
menyentuh krusibel yang panas.”
(TL Note
: krusibel adalah wadah untuk mencairkan logam)
“Jika memang
begitu, maka kita harus bilang kepada para runesmith bahwa kita ingin mereka
pergi ke Sorcerous Kingdom. Lalu kita bisa bertanya seperti biasa tentangnya.
Bagaimana?”
“...Aku
tidak percaya diri bisa melakukannya.”
Para
dwarf bergumam, “Aku juga” membalasnya.
“Baiklah,
kalau begitu mari lupakan saja ingin menanyai mereka. Tindakan yang bodoh
menggali lubang yang tak perlu dan akhirnya jatuh sendiri dan membuat kita
mati.”
Semua
yang ada di sini setuju dengan hal itu. Jika mereka membuat Ainz marah dengan
menggali informasi terlalu dalam, banyak nyawa yang mungkin akan hilang.
“kalau
begitu, mari kita beritahukan kepada mereka berdua yang tidak ada di sini
tentang urusan besok dan tidak mengganggu para penempa (runesmith) itu. Aku
dengar panglima akan datang kemari setelahnya, tapi bagaimana dengan
forgemaster?”
“Aku
yang akan pergi kalau begitu,” kata Sekretaris Kabinet. “Aku tertarik dengan
hasil karya yang akan dia hasilkan. Dan juga, aku penasaran logam macam apa
yang diberikan oleh Sorcerer King kepadanya.”
“Dia
hanya bilang itu adalah logam yang langka, tapi tak ada yang lebih langka dari
adamantite, ya kan?”
“Jadi
itu lebih seperti orichalcum?”
Dwarf
adalah ras bawah tanah. Meskipun pekerjaan mereka tidak ada hubungannya dengan
metalurgi, mereka akan sangat tertarik dengan sebuah logam yang tak pernah
mereka lihat sebelumnya.
“Jika
saja kita bisa menariknya dan membuat dia menunjukkan logam itu kepada kita.
Dia sangat sibuk akhir-akhir ini, ya kan?”
Setelah
menerima logam dari Sorcerer King, Forgemaster cepat-cepat kembali ke tempat
kerjanya. Semua orang tahu alasan dia terburu-buru, jadi mereka tidak
menghentikannya.
“Yah,
proses penempaan yang dilakukan harusnya berjalan dengan baik, mengingat dia
yang melakukannya. Membuat sebuah chain shirt harusnya menghasilkan beberapa
proses putaran tambahan, jadi mungkin kita bisa meminjam beberapa darinya.”
Setelah itu, tubuh mereka yang kelelahan mendambakan istirahat, tapi
dwarf adalah seorang ras yang mengadakan pesta minum bahkan saat mereka sedang istirahat.
“Apalagi
rasa wine bagus di tempat kerja,” mereka berkata begitu sambil meneguk minuman
yang spesial dan hanya untuk dwarf dengan kadar alkohol yang tinggi.
Ditengah-tengah itu, sekretaris kabinet tiba-tiba terpikirkan sesuatu lalu
keluar diam-diam dari ruang rapat yang sekarang sudah menjadi aula bir.
Tak usah
dikatakan lagi, dia akan menemui Forgemaster.
Tempat
kerja Forgemaster memang besar, cocok dengan orang yang bertanggung jawab
terhadap para penempa negeri dwarf. Kelihatannya, itu adalah salah satu
bangunan terbesar di dalam Feoh Gēr. Bangunan itu mempekerjakan banyak perajin dwarf
dan udara panas – yang bisa melelehkan adamantite – serta benturan palu pada
landasan tempa itu tak pernah berhenti sebelumnya.
Namun,
hari ini hening sekali – sebuah kejadian yang membuat rambut sekretaris kabinet
berdiri.
Dia
yakin bahwa krusibelnya nyala.
Itu
karena suhu udaranya semakin tinggi saat dia mendekatinya.
Kalau
begitu, apa alasan dari kesunyian ini?
Sekretaris
Kabinet mempercepat langkah kakinya, seakan terdorong oleh perasaan tidak enak
yang mengalir keluar dari tubuh.
Dia
pernah datang kemari sebelumnya, jadi tidak ragu lagi saat dia masuk ke dalam
krusibel dimana para penempa seharusnya bekerja.
Dia
melihat para penempa, mereka semua adalah wajah-wajah yang sudah terlihat tidak
asing lagi.
Mau tak
mau dia menghela nafas lega. Namun, ketika dia menyadari kekhawatiran di wajah
para penempa dan arah yang mereka lihat, rasa tidak tenang yang telah menutupi
hatinya kelihatannya telah kembali hidup.
“Ada
apa?”
Saat dia
memanggil, mata para penempa menjadi bersinar, seakan penyelamat mereka telah
tiba.
“Beliau
mengunci diri di dalam sana dan menolak keluar.”
Selain
dari krusibel raksasa, tempat kerja ini juga mengandung sebuah tempat kerja
pribadi untuk digunakan oleh Forgemaster, meskipun lebih mirip tempat kerja
miniatur dengan ukurannya sendiri. Forgemaster adalah pekerja yang berdedikasi,
dan ketika menangani proyek-proyek penting, dia sering mengunci diri di dalam
dan tidak keluar selama beberapa hari.
Itu
adalah kejadian yang cukup sering. Para
murid Forgemaster dan para penempa lain seharusnya tidak terlihat tertekan.
“...Itu
tidak aneh, ya kan?”
“Memang
benar jika beliaun sering mengunci diri... tapi tak ada suara pukulan palu. Dan
ini sudah separuh hari – tidak, hampir seharian penuh.”
“...
Mungkin saja dia sedang menggambar rencana desainnya?”
“Itu tak
pernah terjadi sebelumnya.”
Sekretaris
kabinet itu mengusap janggutnya.
Dia
tidak merasa ini mengejutkan. Namun, jika semua penempa merasakan hal yang
sama, maka mungkin saja ini adalah keadaan darurat.
“Lalu
mengapa kalian tidak membuka pintunya? Apakah terkunci?”
“Tidak,
pintunya tak terkunci. Namun, kapanpun Forgemaster masuk ke ruangan itu, dia
benci orang-orang membuka pintu itu.”
“Ternyata
begitu... jadi kamu ingin aku membukanya, ya kan?”
Akan
sulit bagi para murid Forgemaster. Tapi seseorang dengan pangkat yang setara
mungkin memiliki peluang yang lebih baik sehingga tidak memicu kemarahan
Forgemaster tersebut.
Aku menarik sedotan yang pendek. Yah, mau
bagaimana lagi.
“Aku
mengerti. Kalau begitu, biarkan aku melakukannya. Kalian seharusnya pergi
dahulu. Anggap saja seakan aku memaksa masuk dan kalian tidak akan terlibat.”
Setelah
para penempa berterima kasih kepadanya, Sekretaris Kabinet melangkah maju dan
mengetuk pintu itu.
Namun,
tidak ada balasan, tak perduli berapa kalipun dia mengetuk.
Takut
ada kejadian yang terburuk, dia menghempaskan pintu itu agar terbuka dengan
seluruh tenaga.
Itu
adalah ruangan yang tidak asing. Ternyata, tidak ada panas, meskipun dia hanya berjarak
satu pintu dari krusibel besar. Itu karena pendingin udara magis. Ketika dia
mengalihkan tatapannya, dia melihat sebuah api merah yang berkobar di dalam
krusibel.
Dan
kemudian, dia melihat seserang yang menghadapi api tersebut.
Apa, dia ada di sana, ya kan? Saat Sekretaris kabinet itu mau menghela nafas
lega, sekali lagi dia menahan nafas.
Itu
karena dia bisa merasa ada hal yang aneh dan tidak bisa dijelaskan di sana.
Mengapa Forgemaster terdiam? Menurut para penempa di luar, dia harusnya
langsung bereaksi ketika ada gangguan.
“Oi.”
Ucapan
itu tidak lebih dari sebuah hembusan nafas, tapi pria itu seharusnya mendengar.
Namun tidak ada respon dari Forgemaster.
“Oi!”
Sekretaris
kabinet itu sekarang gugup dan dia berteriak, tapi seperti yang diduga,
Forgemaster tidak bereaksi.
Terengah-engah,
dia mendekat ke samping Forgemaster.
“-Hey!”
“Apa?”
Sebuah
jawaban akhirnya. Sekretaris kabinet itu hampir pingsan karena tenaga telah
kabur dari anggota badannya.
“Apa?
Apa? Jangan membuatku-“
Ucapan
Sekretaris kabinet itu terputus.
Mengapa
Forgemaster tidak berpaling melihat dirinya?
Khawatir
terhadap temannya, Sekretaris kabinet itu memutar untuk melihat wajah
Forgemaster.
Dia
terlihat berbeda dari biasanya – seakan dia adalah seekor binatang buruan. Yang
lebih penting lagi dari itu, dia mengeluarkan ekspresi mengerikan di wajah,
seakan siap membantai orang-orangnya sendiri.
“Ada
apa? Ada.. apa? Hmph!”
Tangan
Forgemaster bergerak. Dia mengambil penjepitnya, menjepit keluar batangan logam
yang panas dari api krusibel, lalu menyorongkannya ke arah Sekretaris Kabinet.
“Uwaaaaah!”
Sekretaris
kabinet itu berusaha mati-matian menjauh, lalu batang logam itu mendarat di
tanah dengan suara thud.
“Dasar
brengsek! Kamu mencoba membunuhku?!”
Dia
tidak bisa mentolerir ini, bahkan dari seorang teman.
Namun,
Forgemaster tersenyum dingin.
“Membunuhmu?
Yah, kamu memang akan berpikir demikian.”
Lalu,
dia mengulurkan tangan untuk menggenggam batangan logam yang dipanaskan tadi
dengan tangan kosong.
Ceroboh
sekali dan menggelikan gerakan itu bagi Sekretaris tersebut dia bisa
membayangkan bau dan mendengar daging Forgemaster yang mendesis. Forgemaster
hampir meludahkan ucapannya ke arah Sekretaris kabinet yang membelalak.
“Logam
ini tidak panas!”
“Apa,
apa kamu bilang?”
“Benda
menjengkelkan ini tidak panas sama sekali!”
Sebelum
dia tahu, Sekretaris kabinet itu telah menangkap batang logam yang dilemparkan
ke arahnya. Untuk sesaat, dia membayangkan benda itu mengeluarkan panas yang
membakar, tapi tidak panas sama sekali. Kenyataannya, herannya dingin.
“Apa,
apa ini?”
Itu
adalah pertanyaan yang tidak ada gunanya. Dari sepengetahuan Sekretaris kabinet
itu, hanya ada satu hal yang sesuai untuk menjelaskan sebuah logam yang tidak
panas meskipun sudah dipanaskan. Jadi, pertanyaan itu hanyalah sebuah
formalitas.
Memang
benar, ucapan Forgemaster selanjutnya memastikan kecurigaannya.
“Itu
adalah batang logam yang diberikan undead terkutuk itu kepadaku! Aku sudah
memanaskannya seharian penuh dan logam itu tidak mau panas! Aku sudah
memukulnya berkali-kali namun tidak berubah bentuk! Aku bahkan tidak bisa
meninggalkan sebuah tanda padanya! Bagaimana aku harus membuat armor dengan
benda ini?!”
“Kamu,
Jangan-jangan kamu mengira dia memberimu logam yang bahkan tidak bisa kamu
kerjakan?”
“Aku
ingin berpikir demikian. Tapi lihat, ada sebuah pedang pendek yang dibuat
dengan logam yang sama! Aku bisa menandai logam ini dengan pedang itu! Apa
maksudnya dengan ‘perajin yang berpengalaman’?! Aku tidak lebih dari seorang
idiot yang hanya bisa menatap dengan bodoh kepada seonggok logam yang tidak
dikenal!”
Sekretaris
kabinet itu berusaha untuk memikirkan bagaimana cara menenangkan Forgemaster
yang mudah tersinggung itu.
“kalau
begitu, bagaimana kalau kamu tanya saja kepada makhluk undead itu bagaimana
cara mengerjakannya-“
“Mereka
yang bertanya ketika mereka tidak tahu lebih bijak daripada mereka yang tidak
bertanya ketika mereka tidak tahu? Seperti itu ya kan? Memang benar.
Dwarf-dwarf di masa lalu memang ada benarnya. Tapi – apa nilainya pengalamanku
itu? Lihat tangan ini.”
Dia
memaksa menjulurkan tangannya keluar. Itu adalah sepasang tangan dari seorang
perajin; tebal, berat dan penuh luka dari luka bakar lama. Perajin manapun bisa
membanggakan tangah seperti itu.
“Aku
telah menyentuh logam sejak aku masih menjadi murid yang bodoh. Aku sudah
melakukannya lebih lama dari siapapun, sampai sekarang. Karena itu, memang
wajar dipuji sebagai perajin yang paling luar biasa dari teman sebayaku. Dan
alasan untuk itu adalah karena aku bekerja lebih keras dari siapapun yang
lainnya!”
Wajah
Forgemaster berubah menjadi simpul.
“Aku
sudah mendedikasikan hidupku untuk menempa. Aku tidak berpikir ada yang tidak
mungkin, dan aku selalu percaya bahwa logam apapun bisa dibentuk menurut
keinginan – Betapa menggelikannya diriku! Apa yang sudah kugunakan untuk
membohongi diri ini? Aku tidak lebih dari seekor katak kecil di dalam sumur!!
Dan tidak kukira aku berani memanggil diriku seorang jenius. Aku bodoh sekali.”
“Tidak,
yang kamu perlukan adalah mulai belajar lagi, ya kan?”
“Benar
juga. Ya, kamu benar. Meskipun sakit mendengarnya..”
Forgemaster
tersebut menggenggam erat batang logam itu di tangannya.
Kenyataan
bahwa wajah Forgemaster benar-benar kosong membuat sekretaris kabinet khawatir.
“Tidak
apa. Kamu benar. Yang aku perlukan adalah mulai belajar lagi. Lalu, apa yang
sedang kamu lakukan di sini?”
“Apa
yang sedang aku.. kamu... Ah, lupakan saja. Raja undead itu sudah pergi dari
kota ini. Kita akan mengadakan pertemuan dewan besok, dan aku datang untuk
menjemputmu. Dan juga, jangan ikut campur dengan para runesmith.”
“Begitukah...
Aku mengerti. Kalau begitu, sampai jumpa besok.”
Sekretaris
kabinet tersebut masih merasa tidak tenang, tapi dia tidak tega menunjukkan itu
di wajahnya.
Rasa
lelah tubuh menerjemahkan lelahnya semangat. Forgemaster mungkin akan pulih
setelah istirahat semalaman. Setelah memaksa diri menerima penjelasan itu,
Sekretaris kabinet tersebut kembali ke rumah.
Namun,
di hari selanjutnya, dia mengetahui jika Forgemaster telah hilang dengan batang
logam tersebut.
40 komentar:
first
Ntapz Min,
Sankyou min.. dah lama nunggu
yang di tunggu mantap
lanjut min
Siiip
w harap ni musuh nggak kayak raja hutan yang bijak :v
sankyu mimin-sama
horeee ...trims min
Ty min :v
ini nih yg ditunggu2. terima kaaasiihhh banyak min :D
thanks vroh
Thankyou mimin-sama lanjut"
thanks min, ga sabar nunggu kelanjutannya :)
sipppp minnnn ditungguuu kelanjutannya
Lagi nunggu update Lanjutannya
Mugkin update ny seminggu sekali biar sampe tahun baru,
Udah ga semangat translate nya nih.....
Ga papa lah biar lambat asal update. Ayo kasih semangat....
Pertamax
Ada 1 prtnyaan. Knp di ktkn di sni tu death knight di klhkn olh seseorng. Prsaan jls2 tertulis di chapter sblumny. Death knight yg di ciptkn tnpa mayat kan da durasi waktu . N 1 lgi yg bkin ngkak tu kurcaci hhhh. Sdh shrian memnskn tu logam tpi logam tersbut tak da perubhn hhh. Next min sankyu
zanberu mna.? kok cmn ber4 ja. pa zanberu jga tu hewan2 magicny aura. nth sankyu min
Dwarfny kabur :v
Nah sebenarnya kan death knight nya itu mati nya karena jembatan nya dihancurin, nah ainz ngerasa death knight nya mati akibat seseorang karena dia gk ngelihat jembatan ny dihancurin
Death knight yg diciptakan tanpa mayat itu ada batus waktunya, itu cuman statement aja, itu yg seharusnya aiz pikir, kan death knight mati karena jembatan td, jd mau gk mau dia mikir yg bunuh itu orang lain karena dia gk nengok
Shalltear oh Shalltear, gemes kali, apalagi kalau bisa liat dia ngeluarin buku kecilnya dan menulis ucapan2 Ainz Sama XD,
Bagaikan cerita Hobbit & dwarf, hanya ini versi konspirasi Ainz-sama sendiri, lol 😁
Trims min sdh sedia untuk translate
sankyu overlord vol.11 bab 5 bag.1
Quote dari chapter ini :
"Developer Brengsek..."
~ Ainz Ooal Gown a.k.a Momonga
Paragraf terakhir bikin kepo bnr. Logam.a hilang di bawa orang
Woy mau lo bawa kemana tu logam wkakakak jadi runesmith aja lo ikut kingdomx ains
Forgemaster kabur dgn logam langka yang diberi oleh Ainz. Kenapa dia harus kabur? Kufikir ini hanya kebohongan Forgemaster saja, dia sangat terobsesi dengan logam itu.
Mantap min lanjut terus
kan 2 DK yg diciptain sama Ainz mati jatuh ke great riff gan. cuman Ainz kan orangnya terlalu khawatir atau parno, jd ya mikirnya terlalu jauh padahal kenyataannya ada didepan matanya sendiri.
salah satu dari misteri OVERLORD, selain hilangnya marquiz reaven pada vol sevelumnya. bisa diasumsikan dia emang kabur/diculik, baik diculik Nazarick sendiri atau orang lain. tp menurut ane pelakunya sama kayak yg ngambil mayat clementine (mungkin slane),tp gatau kalo masalah marq .reaven. just my opinion.
Menurutku Ia hilang dgn logamnya adl ia pergi sendiri mungkin ia pergi jalan-jalan atau menemui seseirang.
Dan untuk Zenveru, ia sedang dalam desa istirahat, mendiskusikan besar zirah dan mungkin menemui Dwarf yg merawatnya dulu.
Misteri yg jg ga kalh dari itu dan mungkin dilewatkan ama sbagian bnyk pembaca yaitu logam putih yg di bicarakan ama gondo dan resepsionis tambang di awal chapter.. sampe skarang ga prnah disinggung soal itu lg kalo iya emang itu logam yg kaga penting, knapa gondo mau ngorbanin nyawanya buat nyari tuh logam? Dan alasan dia nyati tuh logam buat penelitian rune kan jadi apa mungkin logam putih itu prasmatic ore (seingat gw namanya ini) yg di cari ainz?
Logam yg tidak bisa ditempa,tidak bisa panas walau sudah dipanaskan seharian penuh ternyata hanya logam SAMPAH bagi ainz
Niku
Semua player YGGDRASSIL emang ngutuk dev nya kek gitu
Wkwk. Pay 2 win emang beda
Posting Komentar