Chapter 4 : Perajin dan Negosiasi
Part 3
Dwarf
lain pun masuk. Dia adalah seorang runesmith. Sangat sedikit orang di kota ini
yang menyebut diri mereka runesmith sekarang, dan dia adalah salah satu darinya.
Sorcerer
King telah memberikan sesuatu kepada Gondo, yang mana kemudian diserahkan
secara bergantian kepada runesmith-runesmith yang dia tahu. Hasilnya luar
biasa. Meskipun sebelum waktu yang ditentukan tiba, runesmith ke sembilan –
sepuluh yang dia dekati sudah berada di laboratorium penelitian yang jadi satu
dengan studio kerja miliknya. Tidak diragukan lagi yang lainya juga tiba lebih
awal.
“Sebelah
sini!”
“Oh!
Gondo! Aku datang!”
Antisipasi
telah tertulis di seluruh wajah dwarf yang berjalan mendekat.
“Baiklah,
sekarang berikan itu kepadaku sesuai kesepakatan!”
Sudah
berapa kali ucapan itu diulang-ulang sampai sekarang? Sementara Gondo
menganggapnya menjengkelkan, dia menerimanya sebagai sebuah bentuk pekerjaan,
lalu dia memberikan dwarf itu jawaban yang sama seperti yang diberikan kepada
yang lainnya:
“Sorcerer
King ingin mengatakan sesuatu kepada semua orang. Kamu akan mendapatkannya
setelah itu.”
“Apa?”
“Aku
sudah bilang kepadamu, ya kan? Sebelum aku memberimu botol kecil itu. Yang
Mulia ingin mengatakan sesuatu, dan setelah kamu mendengarkannya sampai akhir,
kamu akan mendapatkan botol besar.”
“Hm,
yah, kedengarannya tidak asing...”
“Baiklah,
jika kamu sudah paham, kalau begitu duduklah di sebelah sana.”
“Umu..
Dan juga, ah, Gondo. Tentang itu...”
Gondo
tahu apa yang akan diucapkan sebelum mendengarnya. Setiap penempa yang datang
mengatakan hal yang sama.
“Tak ada
yang lain selain Yang Mulialah yang memiliki wine seperti itu. Apakah kamu
mengerti? Apakah kamu mengerti jika wine semacam itu hanya ditemukan di
negerinya?”
“Mm,
mhm. Itu benar. Rasa itu, seperti ada kebahagiaan yang menyebar di mulutmu...
Meluncur turun ke tenggorokan, tapi terbakar di dalam usus...”
“Mhm.
Baiklah, jika kamu sudah paham, maka duduklah di sebelah sana.”
Gondo
mendorong penempa tersebut – yang sedang membayangkan kebahagiaan yang tak
terlihat – ke arah yang tepat.
“Ayolah,
jangan seperti itu. Kamu sudah merasakannya sebelum ini, ya kan? Kamu mengerti
bagaimana yang kurasakan, ya kan?”
“Aku tak
pernah menyentuhnya. Aku bukan penggemar minum-minum.”
“Oh,
sayang sekali! Gondo, kamu melewatkan seperempat hingga seperlima bagian dalam
hidup!”
“Ya, ya,
ya, lekas duduk sana. Lihatlah, mereka semua sudah meminumnya, kamu harusnya
pergi mendiskusikan itu dengan mereka.”
“Ohhh!
Benarkah?!”
Penempa
yang gembira itu mulai berlari dan tiba-tiba berhenti. Lalu, dia berbalik
melihat Gondo. Banyak penempa di sini yang telah melakukan itu juga.
“Anu,
Gondo.”
“Tidak
apa. Jangan mengkhawatirkan aku.”
“Benarkah?
Tapi...”
“Tidak
apa. Itulah kenapa..”
“...Aku
mengerti. Namun, ada satu hal yang harus kamu ingat. Kamu bisa datang minta
bantuanku kapanpun.”
Setelah
berkata demikian, penempa itu bergerak untuk duduk dengan yang lainnya. Lalu,
dia bergabung dengan diskusi yang antusias terhadap kegemaran alkohol.
Gondo
menghela nafas, jantungnya sedikit perih.
Sorcerer
King Ainz Ooal Gown telah memberikan Gondo suatu item agar bisa mengumpulkan
para runesmith.
Item itu
adalah wine.
Gondo
tidak minum, tapi tak ada dwarf yang bisa tahan dengan rasa yang enak dari
wine. Jadi, dengan membangkitkan selera mereka dengan sebuah sampel kecil dari
alkohol yang eksotis dan menjanjikan sebuah botol besar kepada mereka nantinya,
harusnya itu bisa mengumpulkan separuh dari para penempa tersebut. Itulah yang
telah dikatakan oleh Sorcerer King. Namun-
Setiap
tempat duduk di sini kelihatannya akan penuh.
Gondo
menghela nafas lagi. Secara pribadi. Dia tidak ingin mengumpulkan mereka dengan
cara yang murahan seperti ini, dia ingin membakar harga diri mereka sebagai
perajin lalu mengumpulkan dan menyatukan mereka.
Atau lebih
tepatnya – itulah harapan pribadi dari Gondo.
Sorcerer
King telah menggunakan metode yang paling cepat dan efektif untuk mengumpulkan
para penempa. Mengandalkan harga diri mereka untuk bisa berkumpul hanya akan
membuang-buang waktu yang berharga.
Para
runesmith sedang berada dalam keadaan yang gawat. Mereka sudah kehilangan bukti
bahwa diri mereka dan leluhurnya pernah ada, sementara yang ada di depan adalah
kegelapan. Terperosok ke dalam kenegatifan, tidak heran jika banyak diantaranya
yang sudah menyerah. Sangat sedikit dwarf yang masih menyebut diri mereka
runesmith dan mempraktekkan kemampuan mereka sebagai perajin. Sebagian besarnya
sudah menurunkan papan nama tempat kerjanya dan hanya hidup hari demi hari
tanpa harapan dan impian.
Bisakah
dia menyalakan kembali api di dalam hati mereka seperti itu?
Gondo
sudah tidak sabar menantikan Ainz dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pada waktu
yang telah ditentukan, Gondo memeriksa jumlah Dwarf yang telah muncul. Setiap
orang telah hadir.
“Bagaimana?
Ainz-sama bertanya apakah dia bisa mulai.”
Gadis
yang berlari ke arah Gondo adalah salah satu pembantu kepercayaan Sorcerer King,
Aura.
“Oh,
bisakah kamu bilang kepada Yang Mulia jika semuanya sudah berkumpul?”
“Aku
mengerti~”
Gadis
itu berlari menjauh. Saat Gondo melihat dia pergi, Gondo memiringkan kepalanya.
Dia
tidak seberapa yakin siapa sebenarnya gadis itu. Mengapa Raja Undead yang hampir
Mahakuasa itu meletakkan kepercayaan yang sangat besar kepadanya? Apakah dia
adalah bukti pertemanannya dengan Dark Elf?
Saat
Gondo memikirkan ini, Ainz Ooal Gown melangkah maju ke panggung yang berdiri.
Di sampingnya ada wanita lain sebagai pembantunya.
“Ohhhhhh!”
“Ada
undead!”
“Musuh?!”
Dwarf-dwarf
itu menjadi ribut. Itu memang bisa diduga. Undead adalah musuh dari semua
makhluk hidup.
“Itu—“.
“—Diam.”
Wanita
itu – Shalltear Bloodfallen – mengangkat botol di tangannya.
Mata
semua orang bisa melihat kilauan warna kuning sawo di dalamnya. Jumlahnya
praktis sangat banyak, jadi perhatian mereka lebih tertuju kepada botol itu
daripada wajah undead Ainz, lalu mereka pun terdiam.
“Ainz-sama,
apa kehendak anda?”
“Tidak,
tidak ada. Terima kasih atas kerja kerasmu, Shalltear.. Baiklah, terima kasih
sudah datang, semuanya. Ada cukup banyak wine untuk semua orang, jadi setelah
ini, ambil satu botol saat kalian pergi. Sampai saat itu, aku harap kalian akan
tetap tenang dan mendengarkanku. Tentu saja, jika kalian merasa ucapan dari
undead tidak layak didengar, kalian boleh meninggalkan tempat ini. Namun,
kalian tidak akan mendapatkan botol wine ini.”
Sorcerer
King menyapu tatapannya ke semua dwarf.
Setiap
serat dalam dirinya – dari sikap hingga gaya bicaranya dan banyak hal lain –
adalah bukti pasti dari kekuatannya yang luar biasa. Lalu sikapnya yang angkuh
dan agung yang membuat mereka secara insting ketakutan di depannya. Seakan
setiap sendi di jari-jarinya tertanam kekuatan.
“Kalau
begitu... Aku yakin tidak ada yang keberatan jika aku mulai bicara?”
Dwarf-dwarf
itu mengangguk tanpa suara.
“Pertama,
aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Wilayah di selatan dari rangkaian
pegunungan ini, dibalik Hutan Besar Tob (Great Forest of Tob), adalah milikku.
Bisa bertemu dengan kalian para runesmith yang terhormat membuatku bahagia dari
lubuk hati yang paling dalam. Baiklah: ucapanku adalah tawaran yang sangat
sederhana, dan juga sebuah permintaan. Datanglah ke negeriku. Aku ingin
menggunakan runecraft (seni kerajinan rune) untuk memulai sebuah revolusi dalam
proses enchant item magic.”
Saat dia
mendengarkan ucapan Sorcerer King, sebuah kejutan yang perih – lahir dari
kekecewaan dan keputusasaan – menusuk hati Gondo.
Gondo
menggelengkan kepalanya.
Dia
menyingkirkan masalah ayah dan kakeknya, dan melihat ke arah wajah-wajah para
penempa dari samping. Mereka semua mengeluarkan ekspresi pahit di wajah. Respon
mereka tidak terlihat positif.
“Maafkan
saya, tapi saya punya pertanyaan.”
Dwarf
yang mengangkat tangannya menoleh ke arah Gondo.
“Mengapa
anda menginginkan keahlian kami? Sejujurnya, itu adalah seni yang hampir mati
bahkan di negeri ini pula.”
Dwarf yang
bicara itu adalah salah satu penempa tua yang hadir.
“...Sederhana.
Aku ingin kalian menemukan kembali rahasia-rahasia yang telah hilang dari seni
yang kalian miliki.”
“Hilang?”
Di bawah
tatapan mata para runesmith, Sorcerer King menghasilkan sebuah pedang dari
kantung dimensinya.
Para
dwarf terperangah berbarengan.
Itu
adalah sebuah kejutan, yang lahir karena melihat sebuah pedang yang muncul dari
udara kosong. Ada juga teror melihat raja tengkorak yang berbalut cahaya yang
tidak suci menggenggam sebuah pedang.
Tapi
alasan mengapa Gondo berseru sendiri adalah dia juga sama-sama terperangah
dengan yang ada di sini.
Itu
adalah sebuah pedang hitam dengan kualitas yang sangat hebat. Mata pisau yang
luar biasa praktis mengeluarkan sinar magis.
“Pe... Pedang
yang menakjubkan...”
“Tidak
masuk akal... Aku tak pernah melihat benda seperti ini dalam hidupku...”
“Apakah
ini adalah pedang dari mitologi dwarf?”
“Ohhh!
I.. Ini adalah pemandangan yang sangat...”
Sorcerer
King mengangkat pedang itu, seakan ingin menunjukkan kepada semua dwarf. Mata
Gondo secara reflek mengikuti kilauannya pula.
“Baiklah,
para hadirin, silahkan perhatikan tubuh pedang ini.”
Gondo
mengikuti tempat yang ditunjuk oleh Sorcerer King, dan menjerit. Begitu juga
dengan para penempa lain.
Ada 20
rune warna ungu yang terukir.
Namun,
hanya Gondo yang menyadari salah satu rune di pedang itu sama dengan yang
dijelaskan oleh Sorcerer King ketika perjumpaan mereka di dalam terowongan.
Ternyata begitu. Jadi itu alasannya mengapa dia
tahu begitu banyak tentang rune.
Dia
pasti sudah mendapatkan pengetahuan itu setelah mempelajari dengan hati-hati
pedang itu.
“Kalau
begitu, aku ingin bertanya kepada para hadirin. Ada 20 rune di pedang ini;
apakah hal semacam itu mungkin?”
Jawaban
mereka sudah tidak diragukan lagi – itu adalah hal yang mustahil. Tak ada orang
di sini yang bisa melakukannya, tak perduli seberapa keras mereka mencoba.
Lalu, ada pedang ini, yang kelihatannya ada untuk mengejek ketidakmampuan
mereka dalam melakukannya.
Para penempa
itu bangkit dari tempat duduk mereka, masing-masing dengan bara api di matanya.
Ada sebuah hasrat yang sudah lama tidak ada ketika seperti saat membicarakan
minuman. Lalu, kerumunan itu melonjak ke depan seperti kerumunan zombi yang
menerkam makhluk hidup, ke arah kaki Sorcerer King.
“Biar
kulihat!”
“Aku
mohon! Biarkan aku menyentuhnya!”
“Aku
mungkin bisa mempelajari sesuatu! Aku mohon kepadamu!”
“Tidak
sopan!”
Gadis
berambut perak menatap dwarf yang berkerumun mendekat dengan mata mengerikan. Dwarf-dwarf
itu terdiam dalam sekejap, seakan ditusuk oleh sebuah ketakutan yang memotong
seperti pedang beku. Lalu-
“-kamu
terlalu berisik. Kecilkan suaramu.”
Tidak
diragukan lagi mereka berdiri di hadapan seorang penguasa sejati.
Aura itu
adalah milik salah satu pemimpin yang sangat percaya diri dengan posisinya.
Lalu, mungkin saja itu karena dia adalah Tuan dari kematian yang tiada tara.
Gondo
memang sudah tahu ini sejak pertama kali dia bertemu dengan Ainz di dalam
terowongan itu, tapi Ainz tidak menunjukkan sisi dirinya yang itu dulu. Pasti
itu suatu sikap untuk membuat Gondo mengecil karena ketakutan. Ini pasti pembawaan
sebenarnya dari Sorcerer King.
Aku tidak bisa mengetahui ekspresinya, tapi
kelihatannya dia senang. Pasti karena semua orang bergerak seperti yang dia
rencanakan.
“Sebentar,
para penempa yang budiman. Tolong dengarkan aku hingga akhir. Setelah itu,
kalian boleh menyentuhnya secara langsung. Aku tidak akan melanjutkan sampai
kalian duduk, dan kalian tidak akan bisa mendapatkan pedang ini.”
Kecewa –
gentar karena aura dari kekuatan yang istimewa – para penempa itu kembali ke
tempat mereka.
“Terima
kasih. Kalau begitu, saya akan meneruskannya. Pertanyaannya masih tetap sama –
apakah sebuah pedang dengan 20 rune yang terukir masih dalam kemampuan kalian?”
Semuanya
melihat ke arah penempa yang lebih tua dan lebih berpengalaman. Dia
menggelengkan kepalanya lemah dan membalas:
“Tidak.
Dari yang kuketahui, aku hanya pernah dengar enam.”
Sebuah
arus pertanyaan membludak.
“Apa?
Enam? Aku hanya pernah dengar lima!”
“...
Begitukah. Kelihatannya hanya sedikit yang tahu hal ini, tapi 200 tahun yang
lalu, palu yang dihasilkan oleh sang raja memiliki enam rune yang terukir. Itu
adalah harta karun rahasia dari seni runesmith.”
Gondo mengingat
kakeknya.
Dia
membayangkan wajah seorang runesmith dari 200 tahun yang lalu, seorang pria
yang merupakan veteran dalam penempaan senjata.
“Ohhhh!
Apakah itu warhammer (palu tempur) yang bisa menggoncangkan bumi? Kurasa aku
pernah mendengarnya dalam sebuah nyanyian..”
“Benar.
Bahkan para runesmith – yang dianggap jenius dan prodigi (ajaib) – waktu itu
tidak bisa membuat sebuah senjata dengan 20 rune...”
“Oh
begitu. Kalau begitu, ini pasti sebuah senjata yang dibuat dengan teknik yang
sudah hilang.”
“Hm?
Apakah anda juga tidak tahu, Yang Mulia?”
“Aku
tidak yakin bagaimana pedang ini dibuat. Sejujurnya, ini hanyalah milikku. Dan
... penciptanya sudah tidak ada lagi di dunia ini.”
“Kalau
begitu, berarti maksud anda... Banyak teknik-teknik yang lebih berharga yang
telah hilang?”
Luka
memenuhi wajah para penempa. Gondo juga merasakan hal yang sama.
“Karena
itu-“
Semua
orang memperhatikan ucapan Sorcerer King.
“Karena
itu, aku ingin membangkitkan teknik-teknik itu. Jadi, aku perlu kekuatan
kalian. Aku ingin kalian membuat sesuatu seperti pedang ini, tak perduli
berapapun biayanya.”
Keheningan
pun menyelimuti.
Tak
perlu dikatakan, karena mereka semua tahu betapa sangat tidak mungkinnya tugas
ini.
Bahkan
runesmith yang paling jago hadir di sini harus berusaha keras untuk bisa
mengukir empat rune sekaligus. Sorcerer King meminta lima kali dari jumlah itu.
Namun, tak ada dari mereka yang berkata “itu tidak mungkin”. Mereka memiliki
harga diri sebagai seorang perajin, dan setelah melihat sebuah mahakarya dari
perajin sebelumnya, mereka tak bisa berusaha menolaknya.
Pedang itu seperti sebuah tantangan dari para
penempa di masa lalu kepada para penempa di masa kini, pikir Gondo.
“Aku
ingin membuatnya.”
Seseorang
membisikkan kalimat itu.
Segera
setelahnya, suara itu tidak sendirian.
“Aku
juga.”
“Aku
ingin mencobanya.”
“Mm, aku
ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana rupa legenda hidup itu.”
“Tidak,
akulah yang akan disanjung sebagai seorang legenda.”
“Omong
kosong apa itu. Akulah yang akan memikul beban berat itu.”
Suara
tepuk tangan bergema di udara. Itu berasal dari Sorcerer King di panggungnya.
Meskipun mereka tidak tahu bagaimana dia melakukannya dengan tangan yang Cuma
tulang, dikatakan bahkan semua hal itu mungkin bagi seorang magic caster.
“Luar
biasa. Namun, bisakah kalian melakukannya sendirian? Bisakah kalian mengangkat
suara dan menghadapi tantangan dari seorang legenda? Mungkin saja bisa. Mungkin
juga tidak. Jadi, aku harap kalian ikut denganku ke negeriku dan sepenuhnya mencurahkan
diri untuk menciptakan teknik yang baru.”
Keheningan
sekali lagi menyelimuti.
Gondo
sangat paham dengan perasaan mereka.
Sorcerer
King menawarkan kepada orang ini-ini – yang sangat paham jika keahlian mereka
secara praktis telah hilang di negeri dwarf – sebuah kesempatan bersinar di
dalam telapak tangannya yang terulurkan.
Bukankah
harusnya mereka mempertaruhkan nyawa untuk tantangan ini?
“Baiklah,
aku akan serahkan pedang ini kepadamu.”
Sorcerer
King melangkah turun dari panggung, menyerahkan gagang pedang itu kepada salah
satu penempa yang telah tua. Mungkin memang kebetulan, atau mungkin dia sudah
menyelidikinya sebelum ini, tapi pria yang dia serahi itu dianggap sebagai
seorang jenius hanya satu tingkat di bawah ayah Gondo yang sudah tiada, dan
suaranya memiliki beban yang berat kepada para runesmith.
Dia
tidak meraihnya.
Memang
wajar bingung ketika diserahi pedang yang luar biasa.
“A,
Apakah boleh? Apakah tidak apa menyerahkan senjata – yang luar biasa ini yang
mungkin saja tak pernah saya lihat lagi di sepanjang hidup ini kepada orang
seperti saya?”
“Sekarang
ini, kamu bukanlah dwarf yang tergoda oleh wine, tapi runesmith yang ingin
menerima tantangan. Aku bisa mempercayaimu untuk itu. Ditambah lagi, aku akan
meninggalkan kota ini untuk sementara. Jadi, aku hanya meminjamkan saja
kepadamu.”
Dwarf
itu berdiri tegak.
“...Ternyata
begitu. Izinkan saya untuk meminjamnya, Yang Mulia.”
Dia
membungkuk dalam-dalam, lalu menerima pedang itu dengan sikap hormat yang
tertinggi.
“Tetap
saja, aku harus mengatakannya bahwa aku tidak seberapa mengerti dengan
teknik-teknik dari runecraft (kerajinan tentang rune). Apakah bisa mengukir di
mata pedang lalu nantinya dienchant dengan magic?”
“Caranya
bukan seperti itu, Yang Mulia. Rune adalah karakter-karakter yang ditambahkan
mana. Jadi, mengukir dan melakukan enchant pada dasarnya berlawanan. Jika
seorang magic caster mencoba melakukan enchant, rune akan rusak.”
“Oh
begitu...”
“Kebetulan,
ketika anda ingin bilang meninggalkan Feoh Gēr, kemanakah tujuan anda?”
“Ah, aku
akan pergi ke bekas ibukota kerajaanmu.”
Dwarf-dwarf
itu semunya gaduh sekaligus.
Dia bisa
mendengar ucapan seperti “Reruntuhan itu-“ “Ke tempat yang sangat berbahaya
itu-“ “Tempat Quagoa berkuasa”
Gondo
tahu betul, tapi ada pesan di dalamnya
yang tak bisa dia lewatkan begitu saja.
“Mereka
bilang akan ada tiga ujian yang menunggu mereka yang ingin pergi kesana dari
tempat ini. Apakah tidak apa?”
“Tiga
bahaya, yang dikatakan tidak bisa dilewati. Meskipun sudah melewati yang
pertama... Labirin Kematian itu tak bisa ditembus.”
Semua
yang mengatakannya adalah Dwarf tua. Memang bisa diduga dari mereka yang sudah
tua dan cukup usia, kelihatannya dia tahu banyak hal yang bahkan Gondo tidak
tahu. Mungkin sebaiknya bertanya kepada mereka tentang itu dan
memberitahukannya kepada Sorcerer King.
Runesmith
yang membetulkan badannya itu memberikan nasehat kepada Sorcerer King.
“Yang
Mulia, tempat itu seharusnya adalah sarang dari seekor naga raksasa. Lord of
the Frost Dragons (Pimpinan Naga-Naga Beku), yaitu White Dragon Lord, mungkin
mendiaminya. Dia adalah penyebab hancurnya Feoh Tiwaz. Saya tahu Yang Mulia
memiliki kekuatan yang hebat, tapi menurut pendapat saya yang rendah ini,
Dragon Lord itu setara kuatnya. Saya harap anda hati-hati.”
“...Seekor
naga. Memang benar, dia akan menjadi lawan yang sangat menarik. Kalau begitu
aku akan bergerak dengan waspada dan menghadapinya dengan hati-hati.”
Setelah
itu, ada beberapa pertanyaan sederhana lagi, dan pertemuan itu selesai. Ini kaena
semua orang menyadari semakin cepat pertemuan itu berakhir, semakin banyak
waktu bagi Sorcerer King untuk bisa mengambil kembali ibukota tersebut. Mereka tidak ingin menghalanginya,
pikir Gondo.
Atau
mungkin, mereka ingin memeriksa pedang yang telah mereka terima.
Gondo
tidak tahu yang mana jawaban yang benar, tapi dari bara api di mata para
perajin dwarf tersebut, mungkin memang yang terakhir.
***
Keinginan untuk berteriak “Yahoo!” memenuhi diri Ainz.
Dia
telah merasakan seperti itu sejak menyelesaikan presentasinya. Tidak ada bedanya
saat dulu menjadi Suzuki Satoru. Apakah dia berhasil atau gagal, dia ingin
berteriak saat dia menikmati perasaan bebas dan lega.
“Itu
menakjubkan, Ainz-sama! Anda benar-benar telah membuat semuanya bersemangat!”
“Itu
benar-benar menakjubkan. Satu-satunya orang di Nazarick yang bisa melakukan itu
adalah anda, Ainz-sama!”
Ainz
menahan keinginan untuk mengucapkan, “Ah, tidak~” dengan malu-malu saat Aura
dan Shalltear memuji dirinya. Mungkin jika itu adalah Demiurge atau Albedo,
Ainz akan mengintip mereka sambil bertanya-tanya apakah mereka sedang mengejek
Ainz. Tapi karena itu adalah Aura dan Shalltear, dia bisa menerima ucapan
mereka apa adanya. Mungkin jika dia masih menjadi Suzuki Satoru, Ainz bahkan
akan berkata, “Aku lelah sekali, mau beli minum?” dan bergegas menuju mesin
penjual, tapi pria yang menguasai Nazarick dan Sorcerous Kingdom tidak bisa
mengatakan hal semacam itu.
“-Hm,
yah, itu bukan apa-apa. Aku yakin Demiurge atau Albedo bisa melakukan dengan
lebih baik.”
“Tentu saja
tidak!”
“Yup
yup! Bahkan mereka berdua takkan bisa memainkan dwarf-dwarf tersebut sebaik
itu!”
Ainz
tidak merasa demikian, tapi dia tidak menduga situasinya berkembang sebaik ini.
Dan kemudian, perasaan bersalah yang bertanya-tanya apakah keberhasilan ini
adalah hal yang baik mulai merambati diri Ainz.
Tentu
saja, pedang yang dia tunjukkan kepada para dwarf itu adalah sebuah item dari
Yggdrasil.
Yggdrasil
tidak memiliki sistem rune. Tapi, mungkin saja ada di dalam data game, namun
masih belum ditemukan oleh siapapun sampai akhir. Oleh karena itu, rune yang
terukir di pedang itu hanyalah hiasan – untuk dekorasi.
Pada awalnya,
dia berpikir, mungkin mereka akan tertarik jika mereka melihat pedang ini. Tapi
dia benar-benar terpedaya oleh kuatnya reaksi mereka, hingga dia agak menyesal
berkasa bahwa dia ingin mereka membuat pedang seperti itu.
Namun,
Ainz menekan perasaan itu.
Dia
harus memperkuat Great Underground Tomb of Nazarick. Karena seorang musuh
dengan item kelas dunia (World Class Item) mungkin akan muncul di masa depan,
dan mungkin saja ada para pemain tersembunyi di luar sana yang melawan dirinya,
dia harus meningkatkan kekuatan tempur mereka.
Ainz
melihat ke arah Shalltear.
Dia
adalah seorang gadis vampir yang kelihatannya sedang tersipu malu – yang mana
sangat mengejutkan ketika Ainz memikirkannya. Dia adalah benih yang
ditinggalkan oleh Peroroncino. Dan dia adalah NPC pertama yang mau tak mau
harus Ainz bunuh dengan kedua tangannya sendiri.
Emosi
Ainz tertekan saat mau keluar karena kebencian yang mengikutinya, namun
meskipun begitu, Ainz tidak bisa melupakannya. Dia tidak bisa lupa bayangan
dari pemiliki World Class Item yang membuatnya harus melakukan hal semacam itu.
Agar
bisa mendapatkan tujuannya, bahkan membuat orang lain menjadi menyedihkan
dengan kebohongan sulit untuk layak dipertimbangkan. Hal yang terpenting di
dunia ini adalah para penghuni Nazarick. Semua makhluk hidup lain adalah dua
tiga tingkat di bawah mereka.
Kesetaraan
hidup adalah tidak lain dari ocehan orang gila.
Jika semua
makhluk hidup adalah setara, maka dia ingin sekali meletakkan seorang manusia
yang telah menyiksa orang sampai mati di kursi listrik dan seorang juara yang
berkata demikian di kursi listrik lainnya, dan membuat yang terakhir memutuskan
yang mana dari mereka berdua harus mati. Siapapun yang bisa benar-benar berkata
bahwa mereka dapat mempercayakan nasibnya kepada dadu adalah seorang penganut
sejati.
Namun,
Ainz akan membunuh yang pertama tanpa ragu. Ini karena Ainz tahu bahwa hidup
itu tidak sama. Kehidupan dari para NPC yang ada di dalam Nazarick tidak ada
bandingannya dengan kehidupan orang-orang yang ada di luar sana.
“Itulah
Ainz-sama!”
“Kamu
benar!”
Sebelum
Ainz bisa menyelesaikan latihan pemikirannya, pujian Aura dan Shalltear menusuk
hatinya. Kalau begitu-
“Jangan
bilang mereka ‘dimainkan’. Aku hanya bilang yang sebenarnya.”
Dia
mengatakan itu kepada mereka demi Gondo, yang harusnya ada di belakang Ainz.
Namun,
tidak ada jawaban dari belakang, Ainz yang bingung entah bagaimana pun akhirnya
berbalik.
Gondo
semakin mendekat, bersiap untuk mengantarkan kepergian Ainz.
“.. Ada
apa, Gondo?”
Dipanggil
demikian, Gondo mengangkat kepalanya.
“...
Yang Mulia. Karena anda sudah mengatakan semua itu kepada mereka, apakah saya
boleh menganggap bahwa para dewan telah setuju mengirimkan para runesmith itu?”
“Memang
benar. Mereka memang berkata bahwa mereka juga akan mengirimkan tim inspeksi di
masa depan untuk melihat apakah mereka diperlukan sebagai budak atau tidak,
tapi pada dasarnya, mereka memang setuju.”
“Begitukah...
Jadi orang-orang hebat itu benar-benar merasa bahwa runecraft tidak lagi
dibutuhkan?”
Air mata
Gondo mengalir turun di pipinya.
Ainz
terkejut, Selain di masa kecilnya, air mata seorang pria adalah hal yang
langka.
Air mata
itu pasti keluar karena dia tahu jika seni yang dia kagumi dan sangat dia
banggakan telah dianggap tidak berguna dan dibuang oleh negerinya.
Tapi apakah memang masalahnya seperti itu, pikir Ainz. Melihat keadaan negeri
dwarf, sulit bagi mereka untuk menolak permintaan sebuah negeri yang sudah
bersumpah akan mengirimkan bala bantuan kepada mereka.
Kebutuhan
orang banyak melebihi kebutuhan dari yang sedikit. Itulah yang sebenarnya diantara
negeri-neger itu.
Bahkan
Ainz akan membunuh ratusan dari jutaan orang demi Nazarick.
Tetap
saja, tidak perlu mengatakan hal ini kepada Gondo.
“Memang
benar, Gondo. Negeri ini kelihatannya memandang para runesmithnya bisa dibuang.
Mereka menyerahkannya tanpa ada keberatan sama sekali ketika aku memintanya.”
Gondo,
begitu juga dengan para runesmith yang mungkin mendengar ini darinya, harus
membuang negeri mereka hingga titik tertentu. Memang sulit untuk sama sekali
membuang tanah kelahiran seseorang, itu masih menjadi langkah yang perlu agar
mereka bisa mengabdi sepenuhnya kepada Sorcerous Kingdom.
Ainz
menepuk bahu Gondo dengan lembut.
“Namun,
itu tidak sama bagiku. Aku merasakan potensi dari para runesmith itu.”
Meskipun
mimpi Gondo tidak bisa direalisasikan, memonopoli orang-orang ahli ini dan
menggunakan penelitian mereka mungkin akan membuatnya bisa mengembangkan sebuah
pencegahan terhadap musuh dengan senjata berukir rune.
Pengetahuan
adalah kekuatan.
“...Meskipun
kamu dibuang oleh satu negeri, masih belum selesai selama ada negeri lain yang
membutuhkanmu, bukankah begitu?”
Ainz
menepuk bahu Gondo berkali-kali. Gondo mengusap wajahnya dengan kikuk.
“..Terima
kasih banyak, Yang Mulia. Perkenakan saya memenuhi harapan anda dengan seluruh
kekuatan saya.”
“Umu,
umu. Aku akan menantikannya.”
Ainz
tersenyum – meskipun wajahnya tidak bergerak – seakan berkata, “Aku percaya
padamu.”
Sekali
lagi, Ainz berpikir.
Bagus
juga jika dia bisa belajar dengan ibukota dwarf. Dia mungkin memerlukan Gondo
untuk menjalankan tugas memperoleh informasi lebih banyak. Kemudian, dia harus
bicara kepada Panglima tersebut.
Naga di dalam Yggdrasil bisa hidup selamanya.
Tidak aneh jika mereka adalah individu-individu dengan kekuatan yang tak
terbayangkan. Jadi kelihatannya akan ada seekor naga beku (Frost Dragon) yang
sedang menungguku...
Tiba-tiba
saja, wajah dari seorang pria muda – tidak, seorang gadis muda muncul di dalam
benak Ainz.
“Kalau
tidak salah, dia memang pernah berkata ingin membantuku mempelajari lebih banyak
hal tentang naga... Sayang sekali.”
41 komentar:
Pertamax
Lanjut Terus Min...
Selalu ditunggu updatannya
Ditunggu kelanjutannya min,
Mantap jiwa 👍
super duper mantabzzzz mimin-sama
puja kerang ajaib ululululu
sangkyu min update nya
puja ainz ooal gown sama ululululu
puja mimin sama ululululu
"Dia" yg dimaksud Ainz itu siape ye? Apakh Evileye? Wah makin penasara..
Oke min lanjut, moga bisa cpt update ny
Yang di maksud ainz itu adik nya niya , itu loh yabg mati sama celemante di anime nya
di novelnya juga kali
oh yg pas ainz jad momon ya? yg dia sama guildnya mati sama clementine ? yg magic caster
Lanjut min.
Frozt Dragon... bikin nggak sabar nunggunya
Lanjuuuuutkan!!!
God bless you min :v
Tp rada kasian adiknya niya gk di hidupin lg :(
Mantap
Al haill mimin-sama...
Sankyou min.....!!!!
Mantrap
Semangat mimin
chapter 5nya min..
udh gak sabar nih stiap hari ngecek di branda..
udah nyoba translate sendiri sampe selesai vol 11nya cuma hasilnya tata bahasanya masih berantakan..
semangat min...
ditunggu terus kelanjutan updatenya..
Ditunggu min
Ciggy cakepp...mana nih lanjutan nya chapter
5 versi English nya dah nongol tp blom update juga
Mantaf
"Dia?" Mngkin dia yg di maksud ain adiknya tuare ninya ? Yg pernah pergi berpetualangan ke desa carne yah ?
Disitu kan udh jelas dikatan
"Tiba-tiba saja, wajah dari seorang pria muda – tidak, seorang gadis muda muncul di dalam benak Ainz.
Jelas dong ninya yg dulu awalnya dikira pria ternyata perempuan
Jadi kasian. Sama tsuareninya :(
Fakk akhiranya bikin nyesekk :((
yang ini bikin melow, lanjut min.. tengkyu updatenya..
Naga mau di jadiin peliharaan ainz kayaknya
Thanks min
Yang dimaksud itu "ninya" bukan ya, kan dia pernah bilang mw cari informasi buat ainz (momon) ttg naga di ibu kota pas perjalanan ke desa carne
Kyaknya di paragraf terakhir bikin nostalgia deh hahaha. Entah pembaca lain ingat nggak ? Waktu Momon debut jadi petualang dan bergabung sama tim petualang pedang iblis atau pedang hitam, lupa hahah. Trus waktu ninya sama momon salah paham. Mereka bercakap2 buat melancarkan suasana dan ninya nyinggung kalau di atas gunung sana ada Frost Dragon dan lainnya. Apakah gak bisa di hidupin lagi ya ? Ataukah syaratnya mayat harus utuh ? Bukannya item ngidupin Yggdrasil sama dunia baru berbeda dan item ngidupin Yggdrasil tidak perlu syarat syarat gak guna ? Entah lah ~
yg di anime.a dia seorang magic caster adik.a suareninya yg pembunuh.a di bunuh naberal
karena tidak begitu memberikan untung buat Ainz waktu itu, tp pada akhirnya Ainz hanya membalas beberapa kebaikan atas info ttg NW dari ninya kepada saudaranya tsuare (tsuareninya veyron)
Jika palu t rune dapat mengguncangkan bumi, tapi kok pedang 20 rune kayqk biasa bagi Ainz
>:v ninya tu adicknya truare cu
Dah gapunya adick lagi si ninya
Pedang 20 rune nya ainz hanya hiasan, bukan run yg sebenarnya ,kan udah dijelasin disitu di yygdrasil tidak ada sistem rune/mungkin blom ditemukan, dan rune yg di pedang ainz hanya hiasan
Gadis muda, ya itu nyinya, tapi gua juga penasaran ama SB Yamaiko, yang sering banget disebutkan kalo yamaiko ini sering banget memberi nasihat nasihat kepada momonga, penasaran banget dia aslinya gimana kehidupannya
Yamaiko itu member perempuan. Profesi dia sebagai guru TK. Npc ciptaanya pestonya. Sangat suka dengan anak kecil bahkan ga ragu memberontak saat menolong anak kecil saat demiurge hendak mengesekusi tahanan yg dia culik saat jadi jaldabaout.
Ahhh makaasih info nya hampir lupa gw sama adiknya
Ninya tu nama marga, namanya tsuare ninya veiron, ninya yg mati cuma memberikan nama marganya dan juga dia mengaku sebagai lelaki diantara kelompoknya. Ains bisa tau mereka saudara dan mengasihi tsuare karena mereka sama2 menyandang nama ninya
Posting Komentar