Confusion and Control - Kekacauan dan Pengendalian
Part 1
Setelah berpindah tempat, Ainz melihat sebuah bukit di depannya. Tidak, itu tidak cukup tinggi untuk disebut bukit, itu hanya gundukan setinggi enam meter dari dasar hingga atas.
Vegatasi pendek dengan daun yang lancip tumbuh subur pada gundukan, memberinya tampilan seakan itu sudah ada di sana lama sekali. Melihat sekeliling, ada banyak tonjolan yang mirip, memberikan kesan bahwa keadaan sekitarnya umumnya seperti ini. Namun, ini jelas-jelas tidak benar.
Medan ini diciptakan melalui magic oleh Guardian Floor Mare. Dari penglihatannya yang sangat luas dia melihat sebidang tanah, diselimuti dengan rumput yang tumbuh lebat dan tampilan familiar dari sebuah rumah yang terpantul pada mata Ainz.
Itu adalah bukti sudah menembus pelindung ilusinya...
Tanpa menurunkan kecepatan [Flight], tujuan Ainz adalah Mausoleum (Kuburan besar dan indah) yang suram di tengah, karena itu adalah satu-satunya pintu masuk yang terarah kepada Great Tomb of Nazarick.
Terbang lurus ke arah tanggah di kuil abu-abudan bertemu dengan banyak figur di bawahnya, Ainz menekan kegelisahan dan mendarat di depan mereka.
"Ainz-sama, selamat datang kembali."
Bersama dengan suara lembut dari seorang wanita, banyak suara lain yang muncul juga untuk menyambut Ainz pulang ke rumah.
Berdiri di depan, berpakaian putih murni, adalah Albedo, Pengawas dari Great Tomb of Nazarick, yang juga adalah orang dengan pemahaman terbesar pada situasi saat ini.
Empat Maid yang bersamanya adalah Battle Maid, dan berdiri sedikit jauh di belakangnya adalah pelayan dengan level delapan puluh.
Setelah Ainz menyelesaikan percakapan dengan Albedo menggunakan [Message], dia langsung memerintahkan Narberal untuk menggunakan teleport. Bahkan belum ada lima menit sejak berakhirnya [Message] dan Albedo sudah bisa mengatur orang sebanyak ini untuk menyambutnya saat datang dan membuat orang-orang tahu kemampuannya dalam mengatur sebuah organisasi.
Merasa terkesan, Ainz melambaikan tangan merespon sambutan pelayan-pelayan. Dia seharusnya memberikan ucapan apresiasi, tapi saat ini bukanlah saat yang tepat.
"Albedo, tentang masalah yang kita diskusikan melalui [Message]..."
Apakah Shalltear benar-benar mengkhianati kita?
Dia akan mengatakan kalimat itu, tapi ragu-ragu. Karena jauh di dalam pikirannya yang khawatir, dia takut jika mengatakan itu akan membuat pengkhianatan Shalltear menjadi kenyataan yang tidak terbantahkan... Terlebih lagi, mendiskusikan sebuah topik seperti ini di depan para pelayan terlalu berbahaya.
"Ya, Apakah anda ingin mendiskusikan ini di tempat lain?"
"Kamu benar... mari kita diskusikan ini di aula Takhta, ya kan?"
"Sesuai permintaan anda. Kalau begitu Yuri, berikan cincin Ainz-sama."
Diantara battle maid yang berdiri di belakangnya, Maid yang mengenakan baju yang menarik perhatian pelan-pelan melangkah maju.
Meskipun seragam battle maid yang dia kenakan sama dengan Narberal, ada beberapa perbedaan pada detilnya.
Seragam maid Narberal ditujukan untuk melindunginya, sedang pakaian Yuri memberikan kemudahan bergerak. Ini dipastikan dengan kurangnya lempengan logam di depan roknya.
Sarung tangan logamnya memiliki duri yang menonjol. Dengan sebuah kepalan tangan, mereka akan menjadi senjata yang berbahaya.
Di atas kalung biru besar yang dihiasi dengan permata kecil yang terang yang tidak memantulkan cahaya, tapi berkilauan seperti api yang bergoyang.
Dengan rambut diikat menjadi gulungan kecil di belakang kepala, dan fitur wajah yang tepat baik tajam dan dingin, memberikan kesan cerdas.
Ini adalah Yuri Alpha, wakil Kapten dari Battle maid. Sebas, yang menjadi pimpinan battle maid, adalah seorang pria, oleh karena itu dikatakan diantara para maid bahwa yang bertanggung jawab memegang tim bersama-sama adalah Yuri..
Dia membawa nampan yang ditutupi dengan kain ungu dengan kedua tangannya. Yang ada di dalam kain ungu itu adalah sebuah cincin -- cincin Ainz Ooal Gown.
Ainz mengambil cincin itu dan menempatkannya di jari.
Karena cincin itu membuat pemakainya bisa bergerak bebas di Great Tomb of Nazarick sesuka hati, setiap kali Ainz pergi keluar kota dia akan meninggalkan cincinnya, karena dia khawatir dicuri darinya.
Melihat cincin di tangannya yang tulang belulang, Ainz mengangguk setuju. Rasa tidak enak karena tidak memakai cincin selama beberapa hari akhirnya hilang, memenuhinya dengna kepuasan yang besar.
"Kalau begitu, ayo pergi Albedo."
Karena mereka tidak bisa berteleportasi ke ruang takhta secara langsung, dia mengaktifkan kekuatan cincin untuk memindahkannya ke ruangan sebelumnya.
Ditemani Albedo, Ainz membuka pintu yang tebal dan berat dan menuju jauh ke dalam, menuju arah singgasana yang seperti kristal. Saat mereka berjalan, Ainz mengeluarkan suara ingin bertanya yang ingin dia tanyak sebelumnya.
"Sebelum kita mulai, aku ingin bertanya beberapa pertanyaan. Kamu bilang bahwa Shalltear mengkhianati kita. Bagaimana reaksi Sebas, yang ada di tempat yang sama? Dia tidak berubah berkhianat juga?"
"Ya, dia tidak menunjukkan tanda-tanda pengkhianatan."
"Kalau begitu, apakah kamu sudah bertanya kepada Sebas tentang detilnya?"
"Ya, kami sudah menyelesaikan penyelidikan. Menurut Sebas, mereka bertemu bandit. Setelah itu, Shalltear seharusnya langsung menuju markas musuh untuk menangkap bandit. Selama itu, tak ada hal aneh yang terjadi. Dia bahkan berulang kali mengutarakan dedikasinya kepada Ainz-sama."
"Jadi, kamu bilang, apapun yang terjadi setelahnya adalah yang memicunya untuk memberontak."
"Ya... ditambah lagi, kelihatannya dia juga membawa dua orang vampire bride, tapi mereka kelihatannya sudah dimusnahkan."
"..Begitukah. Mereka hanya bawahan.. tidak, itu artinya sesuatu terjadi yang harus membuat mereka dimusnahkan. Kalau begitu, giliranku menjelaskan apa yang terjadi di sisiku."
Ketika mereka sudah tiba di tangga menuju singgasana, diskusinya hampir selesai. Namun, karena mereka tidak berbicara tentang masalah yang paling penting mengenai kuburan, Ainz berlanjut bicara.
Setelah selesai, Albedo, yang sedang mendengarkan tanpa berkata apapun menganggukkan kepala karena mengerti.
Meskipun Aing ingin bertanya apakah cara dia menangani situasinya sudah betul, ada masalah lain yang lebih pentingyang ingin dia ketahui.
Ainz melihat singgasana dan merapal sebuah kalimat kode yand sudah ditetapkan:
"Buka Master Source."
Sebuah Jendela transparan terbuka di depannya dan mirip dengan sebuah control panel, namun jelas berbeda. Jendela itu dibagi ke dalam beberapa tab, dan masing-masing halaman dipenuhi dengan teks yang padat.
Ini adalah sistem manajemen dari Great Tomb of Nazarick.
Di dalamnya, tertulis pengeluaran administrasi harian; tipe pelayan saat ini dan jumlahnya, jebakan magic yang aktif, dan lain sebagainya. Pengaturannya bisa diatur dengan kasar dari sini pula. Di YGGDRASIL, ini bisa dilihat tanpa memperhatikan waktu atau lokasinya. Namun, Ainz menemukan melalui percobaan bahwa di dunia ini, sistem ini hanya bisa dioperasikan di jantung makam, ruangan takhta.
Harus kemari setiap kali sedikit mengesalkan... tapi cincin ini masih memperbolehkan berteleportasi...jadi tidak usah terlalu khawatir tentang itu.
Dengan gerakan yang sudah berpengalaman, Ainz membuka tab NPC.
Sebuah daftar nama seluruh NPC berkumpul yang diciptakan oleh anggota Guild terekam di halaman ini. Setelah merubah tampilan nama dari original secara alfabet menjadi katakana hingga diurutkan levelnya secara menurun, Ainz menjelajah daftar dari atas -- dan setelah matanya berhenti pada satu titik, dia diam-diam menatap wajah Albedo.
"Ya, sudah menjadi seperti ini."
Diantara deretan nama tulisan putih, hanya nama Shalltear Bloodfallen yang berubah hitam.
Ainz tahu arti dibalik perubahan nama itu, tapi meskipun begitu --
Setelah mengulang melihatnya lebih dari dua kali, tiga kali, memastikan bahwa dia tidak salah melihat, Ainz berteriak "Tidak Mungkin!" di dalam pikirannya. Jika wajah tengkoraknya bisa bergerak, dia akan memberikan ekspresi kecemasan.
"...Apakah ini adalah tewas?"
Ainz tetap bertanya kepada Albedo. Ainz diam-diam berharap bahwa mungkin saja pemindahan ke dunia ini telah menyebabkan beberapa perubahan pada sistem. Namun, kebenaran yang dibicarakan pada Albedo tidak bisa lebih kejam lagi.
"Jika tewas, namanya akan hilang dan meninggalkan kekosongan. Bukankah ini berarti bahwa dia telah mengkhianati kita?"
"Ah...Kamu benar."
Ainz menjawab Albedo seperti ini, lalu mengingat hari-hari YGGDRASIL ketika dia pernah melihat perubahan tulisan semacam ini.
Meskipun Albedo mengatakannya sebagai pengkhianatan, arti sistem sedikit berbeda. Pengerti luas mirip dengan pengkhianatan, tapi itu adalah hasil dari subyek pengendalian otak dari pihak ketiga, menyebabkan nama NPC yang menjadi bermusuhan sementara menampilkan perubahan warna.
Tidak mungkin.
Ainz sekali lagi menolak kenyataan di dalam otaknya. Seperti dia, Shalltear Bloodfallen adalah seorang undead, yang berarti bahwa dia seharusnya tahan terhadap segala macam pengaruh mental tidak perduli apakah menguntungkan atau merugikan. Bagaimana bisa Shalltear bisa terkena efek pengendalian pikiran?
Shalltear mengkhianati Nazarick adalah yang relatif lebih bisa dipercaya. Dia bisa, sebagai contoh, memberi alasan tertentu atas pengkhianatannya -- ketidakpuasan atas perlakukannya atau penawaran dari luar dengan kondisi yang lebih baik.
Jika itu masalahnya, maka setelah dikirim ke dunia ini, sesuatu yang diluar pengetahuan Ainz menyebabkan insiden ini.
Ainz mengingat wajah Nfirea. Benar, jika ada mereka dengan Innate Talents dengan kekuatan yang tidak diketahui, mungkin saja bisa mempengaruhi keadaan mental dari seorang undead.
"...Jangan-jangan itu adalah pengaruh spesial karena terkena akibat dari keadaan atau fenomena khusus pada dunia ini?"
"Itu tidak jelas. Namun pengkhianatan Shalltear adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Saya merekomendasikan untuk membentuk tim penaklukan langsung."
Saat ini, tiba-tiba saja muncul di benak Ainz: para pelayan yang menyambutnya tadi, jangan-jangan mereka berkumpul dengan niat untuk menaklukkan Shalltear? Melihat kembali, kelompok itu memiliki banyak pelayan pilihan yang langka di Nazarick, dengan serangan beratribut divine yang mana efektif terhadap undead.
Albedo melanjutkannya dengan nada lembut:
"Saya bersedia sukarela untuk menjadi komandan tim. Dengan izin Ainz-sama, saya juga ingin menunjuk Cocytus sebagai komandan deputi, dan juga memiliki Mare untuk dimasukkan ke dalam tim."
Pemilihan ini, adalah barisan yang sempurna untuk menghabisi Shalltear, menunjukkan keseriusan Albedo dalam masalah ini.
Shalltear Bloodfallen sangat kuat. Jika kamu hanya membandingkannya dengan guardian lain, dengan pengecualian Gargantua, dia adalah yang terkuat. Untuk bisa mendapatkan kemenangan mutlak yang jelas melawannya, cukup mengirimkan anggota tim yang dipilih oleh Albedo, selain itu termasuk sulit.
"Apa pendapat anda tentang ini?"
"Tidak, terlalu dini untuk membuat kesimpulan itu. Kita harus memastikan dahulu alasan dari pengkhianatan Shalltear."
"Ainz-sama benar-benar memiliki hati yang baik. Namun, tidak perduli apapun alasannya, kenyataan sederhana bahwa dia berani untuk berdiri sebagai pemimpin musuh membuatnya tidak layak akan kebaikan itu."
"Itu tidak benar, Albedo. Aku tidak berbaik hati kepada Shalltear, aku hanya mencoba untuk memahami alasan pengkhianatannya."
Jika hal semacam itu bisa terjadi pada Shalltear, maka cukup menemukan sebuah cara untuk menyelesaikannya. Jika itu adalah rasa ketidakpuasan pada bagaimana mereka diperlakukan, pelayan lain dan NPC bisa memiliki masalah yang sama. Itu perlu untuk menjawab kemungkinan di masa depan yang bisa saja terjadi pada pelayan yang lain, dan mengambil tindakan pencegahan seperlunya.
Meskipun itu adalah kekuatan paksaan karena terpengaruh kemampuan seperti Innate Talent, perlu menemukan tindakan pencegahan.
Mendengar [Message] yang memberitahunya bahwa NPC ciptaan teman-teman lamanya telah mengkhianati Ainz, dia measa posisinya sebagai pimpinan Guild telah ditolak oleh teman-teman Guildnya, itu adalah pukulan telak yang hampir membuatnya berlutut. Namun, ini sudah menjadi resiko seorang guild master.
Masalahnya tidak seharusnya diselesaikan dengan otoritas sebagai seorang pimpinan Guild, tapi sebagai seorang penguasa Tertinggi Nazarick, terlalu dini untuk putus asa. Dasarnya -- meskipun tidak mungkin -- jika ternyata Shalltear benar-benar subyek dari kekuatan paksa, maka perlu untuk menyelamatkannya.
Seorang pimpinan yang mamasang muka menakjubkan, namun tidak mampu mengulurkan tangan menyelamatkan ketika ada masalah, pada dasarnya tidak layak untuk menjadi pemimpin.
Sebagai seorang penguasa, perlu bagi Ainz untuk melindungi bawahannya.
"Kalau begitu, dimana Shalltear saat ini, apakah ada yang tahu keberadaannya?"
"Mohon maaf sebesar-besarnya, masih belum dipastikan, menurut kemungkinan bahwa Shalltear bisa menyerang Nazarick, seluruh bawahannya telah dikunci. Di waktu yang sama, untuk memperkuat pertahanan kita, kami juga mengeluarkan pelayan-pelayan di lantai satu."
"Begitukah. Jika itu masalahnya, maka pertama kita harus mengetahui lokasi Shalltear. Ayo kita kunjungi kakakmu."
5 komentar:
sankyu overlord vol.3 bab 3 bag. 1
Thanks brian taro. Lu ada dimana mana
Terima kasih banyak ya, semoga banyak yg mengujungi ini web 😊
Sayang sekali Nigredo scene nya di potong di anime
Deskripsi wajahnya ngeri cuy,,cuma kulit dalem db mata mlotot,wkwk
Posting Komentar