Journey - Perjalanan
Part 2
Kelompok tersebut sedang membuat persiapan untuk mendirikan tenda, walaupun masih jauh sebelum matahari terbenam. Ainz memegang tonggak kayu, yang diserahkan kepadanya, dan menancapkan mereka di sekeliling tenda. Karena harus menampung seluruh bawaan, diameter dari tenda itu sekitar 20m, cukup besar.
Dia memukul dengan palu tonggak-tonggak itu ke tanah di empat titik berbeda dan mengikatnya dengan tali hitam tipis, membentuk persegi. Dia lalu mengikat tali yang ada di tengah, menariknya ke depan tenda dan menyambungkannya dengan lonceng besar. Ini adalah jaring untuk peringatan.
Sementara Ainz memasang tonggak-tonggak itu, Narberal datang dari belakangnya.
...Narberal seharusnya sedang sibuk dengan tugasnya sendiri... Akan sangat bagus jika dia sudah menyelesaikannya, tapi jika dia diprovokasi oleh Lukeluther lagi, aku harus memberinya beberapa wejangan...
Setelah membuat keputusan, Ainz menoleh kepadanya, dan melihat Narberal menekan emosinya yang hampir meledak saat dia berkata dengan nada yang rendah:
"...Seharusnya Momon-san tidak perlu direpotkan dengan tugas semacam ini, ya khan?"
Ainz menghela nafas lega setelah mengetahui alasan kemarahannya. Dia melihat Narberal dan berkata dengan lembut:
"Semuanya sedang bekerja keras untuk membuat tenda, akan terlihat tidak enak jika hanya ku saja yang menganggur, ya khan?"
"Bukankah anda sudah menunjukkan kekuatan tempur anda yang sangat mengagumkan kepada mereka? Pekerjaan itu seharusnya cocok untuk seseorang, sedangkan tugas seperti ini seharusnya diserahkan kepada yang lemah."
"Jangan berkata seperti itu. Dengar, kita sedang menjalani debut sebagai seorang petualang yang kuat, tetapi jika kita tidak ingin meninggalkan imej arogan. Kamu harus berhati-hati dalam cara bicara dan bersikap."
Narberal mengangguk setuju, tapi dia terlihat tidak puas. Dia hanya melakukannya karena perintah Ainz.
Melihat ekspresinya, kesetiaannyalah yang menekan rasa tidak puasnya. Di sisi lain, Ainz khawatir jika ini akan menjadi penyebab mereka membuat kesalahan. Dia menikmati ruang terbuka yang luas. Karena dia tidak merasakannya ketika di dunia nyata atau di YGGDRASIL, ini membuatnya segar. Meskipun memakan waktu lama, aktivitas luar ruangan ini mengingatkan Ainz ketika bertualang di daerah yang tidak diketahui di YGGDRASIL.
Jika seluruh Great Tomb of Nazarick tidak dipindahkan ke dunia ini, dan aku disini sendirian, aku mungkin akan pergi keliling dunia.
Tubuh seorang undead tidak membutuhkan nutrisi atau udara. Dia mampu melangkahi gunung-gunung atau berjalan menuju lautan yang dalam dengan hanya kakinya. Dia akan menikmati pemandangan yang tidak diketahui di dunia dengan cara itu.
Tapi harta yang ditinggalkan oleh teman-temannya sekarang melayaninya sebagai seorang bawahan, jadi Ainz merasa dia harus mengambil peran sebagai seorang Maharaja di Nazarick untuk membayar kesetiaan mereka.
Ainz mengesampingkan pemikiran ini dan berkonsentrasi pada tugas di tangan. Setelah memalu empat tonggak dengan cukup ke tanah dan mengencangkan talinya, dia kembali ke tenda.
"Terima kasih atas kerja keras anda."
"Tidak usah disebutkan."
Lukeluther tidak melihat Ainz ketika dia menyapanya. Ini sedikit tidak sopan, tapi Lukeluther tidak sedang menganggur, dia sedang menggali sebuah lubang untuk kompor.
Magic Caster - Ninya sedang berjalan di sekeliling area dan merapalkan mantra. Ini adalah mantra peringatan, 'Alarm', yang mana akan memberitahukan bahaya kepada semuanya ketika ada yang mendekat. Memang tidak bisa mencakup area yang luas, tetapi sudah cukup sebagai tindakan pencegahan.
Mantra ini, yang tidak ada di YGGDRASIL, membuat Ainz menyipitkan matanya. Dia diserahi tugas mengumpulkan magic yang tidak diketahui kepada lainnya, tapi mantra yang tidak diketahui itu masih merangsang jiwa seorang Magic Caster di dalam dirinya.
Mantra yang diaktifkan oleh Ninya milik sistem magic Ainz dan paling dekat atau mirip dengan mantra-mantra YGGDRASIL. Karena skill pasif dari rasnya [Wisdom of Darkness] (Kebijaksanaan Kegelapan), Ainz mampu meningkatkan jumlah mantra-mantra yang bisa dia pelajari.
Bisakah aku mempelajari magic yang tidak ada di YGGDRASIL jika aku melakukan ritual dengan korban nyawa? Ataukah ada jalan lain? Ada banyak hal yang harus dipelajari...
Ninya tahu Ainz sedang menatapnya. Dia tidak sejauh seperti ketika mereka bertemu pertama kali, tapi dia masih dengan jelas memberikan senyuman palsu dan berjalan melewatinya:
"Ara, tidak perlu melihat sedekat itu. Ini bukan hal yang menarik, ya khan?"
"Aku penasaran tentang magic dan aku sangat tertarik pada apa yang Ninya sedang lakukan."
"Tidak mungkin... Aku jauh di belakang Nabel-san dalam hal ini."
"Tapi kamu mengetahui magic yang tidak diketahui Nabel."
Narberal menundukkan kepalanya sedikit, tapi Ainz tidak melewatkan hal itu. Meskipun cahayanya redup, Ainz tidak melewatkan bahwa Narberal menundukkan kepalanya sedikit, menjadi iri tanpa tanda malu-malu.
"Aku juga ingin menggunakan magic seperti Ninya-san?"
"Anda serakah, Momon-san. Anda sudah sangat kuat dengan pedang tapi masih melatih kekuatan magic juga. Bukan, seharusnya aku bilang anda memiliki sifat seorang petualang, ya khan?"
"Magic bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dalam satu atau dua hari. Syarat pertama adalah kemampuan untuk tersambung dengan dunia, tapi hanya mereka yang memiliki potensi yang bisa melakukannya dengan mudah. Yang lainnya habis dimengerti pelan-pelan dengan waktu."
Lukeluther sedang bekerja keras membuat kompor dan berkomentar tanpa melihat ke atas. Ekspresi Ninya terlihat serius:
"Yeah, Momon-san, kurasa anda memiliki potensi. Anda tidak seperti orang lain, anda memiliki semacam... perasaan bukan manusia pada diri anda?"
Ainz merasakan jantung yang memang tidak ada serasa meloncat. Ninya sedikit tidak jelas, tapi dia kelihatannya menyadari bahwa Ainz adalah seorang Undead.
Meskipun dia menggunakan mantra ilusi dan anti-informasi, magic yang tidak diketahui dan skill unik mungkin bisa dengan mudah melihat siapa Ainz sebenarnya. Jadi Ainz dengan hati-hati bertanya:
"...Begitukah? Aku merasa aku kuat, tapi tidak sampai sekuat non manusia. Kamu sudah melihat wajahku, jadi seharusnya kamu tahu, ya khan?"
"Yang kumaksud bukan tampilan...Setelah melihat kekuatanmu, aku tahu bahwa itu adalah dunia diluar dunia manusia. Membunuh Ogre dengan sekali sabetan...Menjadi manusia bukan hanya berdasarkan tampilan tetapi kemampuan! Dan anda juga memiliki gadis cantik seperti Nabel-chan bersama anda."
Jika kamu memikirkan ucapan Lukeluther dengan tenang, dia mengatakan bahwa ilusi wajah yang Ainz tunjukkan bukanlah wajah yang tampan. Tapi Ainz hanya bisa setuju setelah mengingat bagaimana orang-orang yang dia temui kelihatannya sejauh ini.
Ada banyak pria yang tampan dan gadis yang cantik di dunia ini. Ciri-ciri dari orang-orang yang sedang berjalan juga bagus. Setelah kemari, cara diriku melihat wajahku sendiri jatuh hingga dua tingkatan.
"Tampilan dikesampingkan dulu, Lukeluther memang benar. Orang-orang yang diketahui sebagai para pahlawan tentu saja berada di dunia diluar dari dunia manusia biasa. Aku juga merasakannya."
"Tidak, kamu terlalu memujiku. Menyebutku sebagai pahlawan... itu penghargaan yang terlalu hebat bagiku."
Ainz menjawab Ninya, berpura-pura malu sambil menahan diri untuk menghela nafas lega.
"Jika ini tidak merepotkan, maukah kamu bertemu dengan guruku? Innate Talent dari guru bisa menilai magic power milik orang lain, jika kamu memiliki potensi magic, akan bisa dirasakan. Guru bahkan bisa mengelompokkan tingkat magic dari Magic Caster yang memiliki dasar Sorcery."
"Aku selalu menginkannya..Itu adalah Innate Talent yang sama dengan magician terbaik di empire ya khan?"
"Ya, itu adalah innate talent yang sama."
Karena dia tidak bisa melewatkan informasi ini, dia terus bertanya.
"...Kemampuan macam apa itu?"
"Ah, menurut guru, kami Magic Caster memiliki semacam Aura di sekeliling kami. Semakin baik kemampuan magicnya, semakin banyak aura disana. Kemampuan guruku membuatnya bisa melihat aura ini."
"Oh....oh."
Ainz menahan rasa terkejut yang sedikit keluar tiba-tiba. Untuk menghindari kecurigaan lainnya, dia bersungut setuju dengan nada normal.
"Guru menggunakan metode untuk mengumpulkan murid-murid bertalenta dan mengajari mereka."
Aku juga diambil oleh guru--Ninya melanjutkan. Ainz mencoba untuk menekannya saat dia mengutuk di dalam hatinya. Ini bahaya, seseorang dengan innate talent yang menyusahkan.
"Langkah pertama apa yang diambil untuk mempelajari magic?"
"Kamu memerlukan guru yang baik."
"...Seperti Ninya-san?"
"Hmmm--Sebaiknya mencari seseorang yang lebih kuat dariku. Tapi Kingdom kebanyakan mengajarkan lewat tutor privat, personel yang tidak ada hubungannya tidak boleh masuk ke magic guild. Mereka yang bisa masuk tanpa hubungan adalah anak-anak kecil yang masih belum dewasa. Untuk orang seperti Momon-san, sulit untuk masuk tanpa rekomendasi spesial. Untuk itu, Empire memiliki akademi magic yang bagus, pendidik magic dari Theocracy juga standard yang sangat tinggi, tapi hanya magic yang berdasarkan keyakinan."
"Oh begitu, jadi aku bisa mendaftar di akademi magic Empire?"
"Kurasa itu akan sulit. Akademi magic adalah institusi pendidikan milik negara, jadi hanya penduduk Empire yang bisa belajar di sana..."
"Ternyata begitu..."
"Sedangkan untuk belajar dariku, Maafkan aku. Aku punya hal yang harus kulakukan dan tidak memiliki waktu luang untuk mengajari orang lain."
Ekspresi Ninya semakin gelap. Dia terlihat penuh dengan emosi negatif yang kuat, rasa permusuhannya sangat jelas terlihat.
Jangan terlalu dalam dengan hal ini. Kurasa kamu tidak akan mendapatkan hal yang bagus darinya.
Ketika Ainz membuat keputusan, Lukeluther menyela pemikiran Ainz dengan nada ringan:
"Hey---maaf sudah menyela percakapan kalian, tapi makanannya sudah siap. Bisakah kalian membantuku mengumpulkan tiga orang lainnya?"
"Momon-san, serahkan padaku."
"Hmmm---Nabel-chan pergi? Tidak disini memasak bersamaku, membuat ingatan cinta kita?"
"Mati saja, makhluk rendahan (Kelabang Rumahan). Aku akan menuangkan minyak panas ini ke tenggorokanmu dan membuatmu berhenti mengatakan omong kosong, ya khan?"
"Hentikan itu Nabel. Ayo pergi sama-sama."
"Ya! saya mengerti!"
Setelah berterima kasih kepada Ninya, Ainz berjalan menuju dua orang yang sedang berjalan tanpa suara dengan jarak yang dekat dari tenda.
Peter dan Dyne sedang fokus merawat senjata mereka, membubuhkan minyak kepada untuk mencegah karat, mengukur garis dan hal lainnya.
Armor tersebut memiliki lekukan yang baru dan pedangnya terdapat retak setelah berbenturan dengan senjata-senjata goblin. Tidak perlu memperbaikinya secepat mungkin, dan Ainz ragu-ragu merusak konsentrasi mereka. Dia harus memberi tahu mereka berdua, dan juga Nfirea yang sedang merawat kudanya, makan malam sudah siap.
Matahari telah tenggelam di balik horizon, kelompok itu makan malam dengan cahaya matahari tenggelam yang berwarna merah darah di belakangnya.
Setiap mangkuk dipenuhi dengan sup dihiasi dengan daging babi asap, roti panggang, dan buah ara kering serta kenari. Ini adalah makan malam hari ini.
Ainz memandang sup yang terlihat asin di tangannya. Dia tidak bisa merasakan kehangatan sambil mengenakan sarung tangan itu, tapi melihat semuanya makan dengan sungguh-sungguh tanpa menunggu dingin, temperatur seharusnya tidak apa.
Apa yang harus kulakukan?
Ainz adalah seorang undead dan oleh karena itu tidak bisa makan. Dia menyamar dengan mantra ilusi tapi dia akan ketahuan jika dia makan sup itu dengan tubuh kerangka dan mulutnya.
Dia tidak bisa membiarkan yang lainnya melihat penampilan yang sebenarnya.
Dunia yang tidak diketahui dengan makanan yang tidak diketahui. Mungkin hanya beberapa makanan biasa, tapi Ainz sayang sekali dia tidak bisa memakannya.
Meskipun dia tidak lagi memiliki nafsu makan, dia masih tidak puas dengan kemampuannya untuk tidak bisa makan ketika makanan yang kelihatannya enak dan mengundang penasaran muncul di depannya.
Untuk pertama kalinya sejak datang ke dunia ini, Ainz menyesal memiliki tubuh undead.
"Ah--apakah ada yang tidak ingin anda makan?"
Lukeluther bertanya sambil melihat Ainz, yang tidak segera menyuapnya.
"Tidak, hanya alasan personal."
"Begitukah? Jangan memaksa diri? Tapi ini adalah waktunya makan, anda bisa melepas penutup kepala anda, ya kan?"
"..Ini hanya alasan kepercayaan. Dihari dimana aku membunuh, orang dengan jumlah lima atau lebih tidak bisa makan malam bersama-sama."
"Oh...Momon-san memiliki kepercayaan yang aneh. Tapi karena dunia memang luas, tidak aneh jika kepercayaan seperti itu ada."
Tatapan curiga setiap orang melunak ketika mereka mendengar bahwa itu ada hubungannya dengna kepercayaan.
Mungkin kepercayaan adalah hal yang rumit di dunia ini.
Ainz berterima kasih kepada Tuhan yang tidak dia percayai atas suksesnya membohongi mereka. Untuk merubah topik, dia bertanya kepada Peter:
"Kamu menyebut dirimu 'Sword of Darkness', tapi kelihatannya tidak ada yang menggunakannya?"
Sedangkan senjata utama dari para anggota, Peter menggunakan pedang panjang yang diberi mantra normal, Lukeluther memakai busur, Dyne menggunakan pentungan dan Ninya memiliki tongkat. Tak ada yang memegang pedang hitam. Senjata utama Peter dan senjata dukungan Lukeluther adalah pedang, tapi warna mereka tidak menunjukkan kalimat 'gelap'.
Ada teknik yang merubah warna logam dengan menambahkan bubuk khusus, jadi tidak sulit menempa pedang berwarna hitam. Atau lebih tepatnya, kelihatannya aneh saja tidak ada yang menggunakan pedang hitam.
"Ah, pertanyaan itu."
Lukeluther tersenyum malu-malu, senyum dari seseorang yang sedang mengingat masa lalu yang memalukan. Terutama Ninya yang wajah menjadi merah cerah, berbeda dari pantulan api kemah.
"Itu adalah pedang yang Ninya cari."
"Jangan memulainya, aku masih muda dulu."
"Tidak ada yang perlu merasa malu! Memiliki impian yang besar itu penting!"
"Jangan katakan itu padaku Dyne, serius nih."
Kelompok Sword of Darkness tertawa lepas saat mereka menertawakan Ninya yang merasa cukup malu dan merasa ingin mencari lubang dan sembunyi di dalamnya. Nama Sword of Darkness kelihatannya adalah rahasia diantara para anggota.
"Sword of Darkness adalah pedang yang dimiliki oleh salah satu legenda Thirteen Heroes(Tiga Belas Pahlawan)."
Peter mengatakannya dengan tersenyum, tapi dia tidak menjelaskannya panjang lebar.
Terlalu samar jika dia berhenti disini...Yang aku tahu adalah Thirteen Heroes adalah pahlawan yang berada di level lain yang mengalahkan demon god yang mengamuk 200 tahun yang lalu. Aku tak tahu siapa mereka, atau perlengkapan yang mereka miliki... Apakah tidak tahu akan hal ini akan membuatku malu? Ataukah aku seharusnya pura-pura tahu?
Saat Ainz merasa bingung, Narberal menyela:
"Siapa itu?"
Menakjubkan. Ainz menunjukkan pose kemenangan di otaknya, sementara anggota Sword of Darkness terlihat terdiam.
Tidak tahu akan item magic yang menjadi asal nama mereka mungkin sedikit mengagetkan.
"Jadi Nabel-chan tidak tahu. Itu bisa dimengerti. Meskipun dia adalah salah satu dari Thirteen Heroes, dia disebut penjahat karena yang lainnya percaya dia adalah keturunan jahat. Bagiannya sering dilupakan ketka menceritakan legenda dari pahlawan yang melegenda.. Dia disebut-sebut sangat kuat."
"Sword of Darkness adalah empat pedang yang digunakan oleh 'Dark Knight' salah satu dari Thirteen Heroes: Pedang Magic [Chilling Lamp] (Lampu yang mengerikan) bisa mengeluarkan energi kegelapan, luka yang disebabkan oleh pedang yang berkarat [Crocodile] takkan pernah bisa sembuh, Pedang kematian [Space] mampu membunuh dengan sekali sabetan dan ada pedang jahat [Malice] yang kemampuannya tidak diketahui."
"Oh---"
Semuanya tersenyum aneh kepada respon tidak tertarik Narberal.
Ainz memiringkan kepalanya, berpikir dalam-dalam, karena deskripsi dai kemampuan spesial ini terasa familiar baginya.
Setelah berpikir dengan hati-hati, gambar dari vampir tertentu muncul di kepalanya:
Kemampuan spesial ini mirip dengan [Cursed Knight] kelas milik Shalltear.
Cerita dibalik Cursed Knight adalah bahwa mereka itu Paladin yang dikutuk, itu adalah job yang kuat di YGGDRASIL, tapi karena banyak kekurangannya jadi tidak terkenal. Beberapa skill seperti Cursed Knight bisa dipelajari termasuk mengeluarkan gelombang kegelapan, meninggalkan luka yang takkan bisa disembuhkan oleh mantra healing tingkat dua, kutukan kematian, dan seterusnya.
Ainz menyipitkan mata ilusi di dalam penutup kepalanya, berpikir bahwa ini bukan suatu kebetulan. Sword of Darkness mungkin memberikan skill spesial yang mirip dengan Cursed Knight, tapi ada peluang yang tinggi jika pahlawan ini terkena Cursed Knight.
Jika itu masalahnya, salah satu syarat untuk menjadi Cursed Knight adalah setidaknya level 60 -- Tidak, menurut skill yang dia pelajari, setidaknya dia berada di level 70.
Demon God bertarung melawan pahlawan seperti itu, jadi level mereka kira-kira sama. Tapi Nigan dari Sunlight Scripture mengklaim Dominion of Authority yang mengalahkan Demon God, jadi Demon God tidak sekuat pahlawan-pahlawan itu.
Menurut informasi yang dia dapat, kesimpulan yang paling logis adalah bahwa Demon God tidak terlalu kuat, tapi satu-satunya cara untuk menemukan jawaban adalah dengan mendapatkan pedang itu atau bertemu dengan pahlawan itu sendiri.
Sementara Ainz berpikir, kelompok itu melanjutkan bercakap-cakap. Ainz cepat-cepat kembali fokus pada percakapan mereka agar tidak melewatkan kesempatan apapun untuk mendapatkan informasi.
"--Menemukannya adalah tujuan pertamaku. Ada banyak senjata legendaris. Ada beberapa yang terbukti nyata, tapi tidak diketahui jika mereka masih ada hingga sekarang--"
"Ah, ada orang yang sudah memiliki salah satu dari Swords of Darkness (Pedang-pedang kegelapan) itu."
Nfirea dengan tenang menjatuhkan bom, membuat seluruh anggota Sword of Darkness menoleh kepadanya:
"Si.. Siapa itu!"
"Wah! Benarkah?! Itu artinya hanya tinggal tiga!"
"Eh, sekarang kita tidak bisa memberikannya masing-masing ke anggota..."
Nfirea menjawab dengan hati-hati:
"ehm, ada kelompok petualang yang menyebut dirinya 'Blue Rose', kapten mereka memiliki pedang itu."
"Oh, jika itu adalah kelompok petualang yang menduduki peringkat adamantium, maka mau bagaimana lagi."
"Benar sekali. tapi karena hanya tinggal tiga pedang, ayo bekerja keras dan menjadi cukup kuat untuk memperoleh mereka semua."
"Kamu benar, karena sudah ada satu, maka ketiga lainnya pasti juga ada. Aku harap ketiganya tersembunyi di tempat yang tidak diketahui oleh orang lain sampai kita menemukannya."
"Ninya, catat ini pada diarimu agar tidak lupa tentang ini."
"Mengerti, aku akan menuliskannya. Tapi itu adalah diari privatku, bukankah kalian seharunsy mencatat atau mengingatnya sendiri?"
"Mendinggalkan catatan fisik itu bagus!"
"Apakah itu masalahnya? Dyne.."
"Tapi kita memiliki ini."
"Apa itu?"
"Ini, Momon-san."
Peter mengeluarkan pedang pendek dengan empat permata yang tertanam pada hulu pedangnya, dia mengeluarkannya dan menunjukkan warnanya yang hitam.
"Sebelum mendapatkan yang asli, kami berencana untuk menggunakan ini sebagai simbol kita..."
"Menyebut diri kita dengan 'Blade of Darkness' daripada 'Sword of Darkness' itu tidak apa. Lagipula, tidak ada yang asli atau yang palsu, ini tidak diragukan lagi menjadi simbol bagi tim kami!"
"Eh..Lukeluther akhirnya bicara hal yang masuk akal!"
Anggota Sword of Darkness melepas tawa, terlihat harmonis.
Dipengaruhi oleh suasana, Ainz tersenyum bersama mereka. Perasaan mereka terhadap pedang pendek sama seperti perasaan Ainz terhadap tongkat simbol guildnya.
Topik yang cocok untuk percakapan makan malam muncul satu persatu, anggota Sword of Darkness yang mayoritas memegang inisiatif, berbicara kepada Ainz, Narberal dan Nfirea dari waktu ke waktu.
Ainz bergabung, tapi masih merasakan jarak dari anggota Sword of Darkness. Karena Ainz kurang pengetahuan tentang dunia ini dan ragu-ragu akan kalimatnya, itulah kenapa dia tidak bisa melebur dengan baik. Hasilnya Ainz sedikit bicara, membentuk lingkaran yang kegusaran.
Ketika mereka bicara kepada Narberal, dia akan menjawabnya dengan jawaban yang aneh, jadi mereka membiarkannya perlahan-lahan.
Nfirea mengatasinya dengan baik.
Dia telah hidup di dunia ini dan lebih bisa beradaptasi dengan yang lainnya. Dia bisa bergabung dengan topik itu dengan mudah dan bisa membaca moodnya pula.
(Bukan masalah besar. Aku juga memiliki teman-teman di masa lalu.)
Ainz mengeluarkan kejengkelannya ketika melihat kelompok itu berbicara dengan riang dibawah cahaya api kamp.
Hubungan mereka hebat, ini bisa diduga dari teman-teman yang menghadapi kematian bersama-sama. Nfirea juga terlihat iri saat dia melihat tim itu.
Ainz juga teringat akan teman-temannya di masa lalu, menggeretakkan gigi-giginya karena iri di dalam penutup kepala.
--Dia juga seperti mereka di masa lalu.
"...Pertemanan kalian sangat dalam. Apakah semua petualang lain seperti ini?"
"Mngkin, mereka melewati susah senang bersama-sama, jika mereka tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan lainnya, tindakan apa yang akan mereka ambil, akan sangat bahaya. Dengan berjalannya waktu, ikatan mereka akan semakin dalam."
"..Begitulah. ketika semuanya berpikir menjadi satu, rasanya sangat berbeda."
"Eh? Momon-san memiliki kelompok seperti ini di masa lalu juga?"
Ainz tidak tahu bagaimana menjawab Nfirea, tapi dia tidak perlu memalsukannya dengan alasan yang aneh.
"Kami sebenarnya tidak mirip dengan... petualang."
Saat dia mengingat teman-temannya di masa lalu, bisa dimengerti dari nadanya yang menjadi berat. Meskipun dia seorang undead, dia masih memiliki emosi, dan teman-temannya di masa lalu adalah orang yang paling dia rindukan.
Merasa Ainz memiliki hal yang dia tidak ingin bicarakan, tak ada yang menekannya dan akhirnya menjadi terdiam semua.
Sangat sepi sekali seakan hanya mereka saja di dunia ini. Ainz mengangkat kepalanya pelan dan melihat ke arah langit malam yang penuh bintang.
"Ketika aku masih lemah, aku diselamatkan oleh seorang paladin yang berpakaian putih semua, yang menggenggam pedang dan perisai di tangan. Dia memperkenalkanku kepada Empat orang anggota lainnya. Termasuk aku, kami semua berenam. Segera setelah itu, tiga orang anggota lainnya yang lemah sepertiku bergabung, dan sembilan orang dari kita membentuk tim yang asli."
"Oh---"
Dengan suara retakan dari api unggun, seseorang mendengus. Tapi Ainz mengabaikannya dan melanjutkan "Original Nine" (sembilan yang asli) dari guildnya Ainz Ooal Gown.
"Mereka adalah sekelompok orang yang istimewa. Paladdin, Swordmancer, Priest, Bandit..Gelap, Ninja bersenjata dua, Bandit bersenjata Dua, Sorcerer, Koki, Penempa..adalah teman-teman yang tak tergantikan. Kami mengalami petualangan yang tak terhitung, aku masih tidak bisa melupakan hari-hari itu."
Berkat mereka, dia belajar apa teman itu. Dia berpikir dia akan diabaikan di YGGDRASIL pula, tapi kenyataannya berbeda, mereka adalah teman yang sempurna yang mau mengulurkan tangan. Saat mereka pelan-pelan meningkatkan jumlah anggota, mereka mengalami hidup yang menakjubkan melewati susah dan senang.
Itulah kenapa guild Ainz Ooal Gown adalah harta yang penting bagi Ainz. Bahkan jika dia harus merelakan segalanya dan menghancurkan dunia, dia ingin melindungi warisan mereka.
"Anda akan menemukan teman-teman seperti mereka lagi suatu hari."
Hiburan Ninya membuat Ainz mengecam keras:
"Takkan ada lagi hari seperti itu."
Suaranya penuh dengan rasa permusuhan. Kaget atas ucapannya sendiri, Ainz berdiri pelan-pelan:
"..Permisi..Nabel, aku akan makan di sebelah sana."
"Saya akan bergabung dengan anda."
"Oh begitu... mau bagaimana lagi jika itu adalah masalah kepercayaan."
Peter merasa kasihan, tapi tidak mencoba untuk membujuknya untuk tetap tinggal.
Meskipun Ninya terlihat depresi, Ainz masih memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepadanya.
Hanya berkata 'Aku takkan memasukkannya dalam hati' sudah cukup.
Keduanya terlihat makan malam di sudut dimana tali diikatkan.
ketika seseorang yang tadi ada disini, yang lainnya akan membicarakannya. Terutama karena subyek tersebut adalah fokus perhatian, itu hal yang biasa.
Saat percakapan mereka berakhir sebentar dan semuanya menjadi diam, api unggun mengeluarkan retakan. Ninya melihat percikan api yang menghilang dan muncul dengan sendirinya:
"...Kurasa aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya."
"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi sebelumnya."
Dyne mengangguk kuat sementar Peter melanjutkan:
"Mungkin mereka semua terbunuh. Orang yang kehilangan seluruh teman mereka dalam pertempuran akan bereaksi seperti itu."
"Itu adalah sesuatu yang...tak tertahankan. Bahkan jika kita menghabiskan hidup di tepi jurang kematian, kehilangan teman adalah..."
"Kamu benar, Lukeluther. Aku ceroboh dengan ucapanku."
"Kamu tak bisa mengambil kembali ucapan yang telah kamu katakan. Jadi kita harus melakukan sesuatu untuknya agar merubah pikirannya tentang kalimat itu."
Ninya merasa depresi dan menyebutkan dengan pelan:
"Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan teman, mengapa aku tidak memikirkan dulu untuk berada pada posisinya?"
Tapi tak ada yang menjawab ini.
Dalam keheningan, api itu retak dan mengeluarkan percikan lagi.
Untuk merubah suasana yang berat ini, Nfirea dengan hati-hati berkata:
"...Momon-san sangat menakjubkan hari ini."
Seperti menunggu kalimat ini, Peter menambahi:
"yeah, aku tidak mengira dia akan semenakjubkan itu. Membelah ogre menjadi dua dengan sekali serang..."
"Itu mengagumkan."
"Mengalahkan seorang ogre dengan satu kali serangan itu menakjubkan, tapi seberapa hebat kemampuannya hingga bisa membelah jadi dua seperti itu dengan sekali sabetan?"
Menjawab pertanyaan Nfirea yang kebingungan, anggota Sword of Darkness melihat satu sama lain.
Pemuda yang terkenal seperti Nfirea tidak hanya lahir dengan innate talet, dia juga seorang Magic Caster yang istimewa. Dia memiliki bakat yang membuatnya bisa bersinar terang di masa depan, tapi tak ada warrior yang mempunyai level yang sama dengannya, jadi sulit baginya untuk mengerti seberapa kuat Ainz sebagai seorang warrior.
Peter memberikan penjelasan sederhana pada Nfirea:
"Biasanya, pedang besar digunakan untuk memberikan luka berat benda tumpul, tapi dia benar-benar menggunakannya untuk membelah musuh. Sulit sekali membelah orang besar sepeti itu dengan satu tangan... tapi ada pengecualian."
Nfirea terlihat takjub dengan penjelasan Peter. Tapi merasa takjub tidaklah cukup hebat, jadi Peter menyebutkan nama untuk perbandingan:
"Jujur saja, kurasa Momon-san telah berada pada level yang sama dengan Kapten Prajurit Kingdom."
Nfirea membuka mata terkaget.
Dia akhirnya mengerti level apa penilaian Sword of Darkness pada Ainz.
"..Maksudmu dia setara dengan petualang setingkat adamantium.. atau tingkatan yang lebih tinggi dari petualang, legenda hidup dan berada di puncak kekuatan manusia, ya khan?"
"Benar sekali."
Peter mengangguk pelan. Nfirea melihat anggota Sword of Darkness yang lain, mereka semua mengangguk setuju.
Nfirea tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Adamantium adalah logam ajaib yang dibuat dengan teknik yang paling maju. Itu adalah puncak dari piramida petualang dan hanya ada sedikit jumlahnya. Baik Kingdom dan Empire hanya memiliki dua tim yang berhasil mencapai level itu. Kemampuan mereka mencapai level tertinggi dari manusia dan mereka adalah pahlawan sesungguhnya.
Dan Ainz bisa menandingi orang-orang seperti mereka.
"Menakjubkan.."
Kalimat itu penuh dengan pujian.
"Mulanya...ketika kita pertama kali bertemu, aku iri dengan armor full body yang kelihatannya mewah pada Momon-san meskipun dia adalah petualang dengan medali tembaga yang paling rendah. Tapi sejak aku melihat kekuatannya yang pantas dengan armornya, aku yakin dia sangat layak. Dia.. Momon-san yang memakai armor full body cocok dengan kemampuannya juga. Aku iri atas kekuatannya..."
Peter si warrior tidak mengenakan armor full body, tetapi equipment yang lebih lemah yang diketahui sebagai chain mail. Ini bukanlah equipment pilihannya, tapi armor terbaik yang bisa dia beli dengan anggarannya.
"Tidak apa, Peter pasti bisa membeli full body mail yang istimewa di masa depan."
"Ya, jika kamu mengharapkan kekuatan semacam itu, kamu harus bekerja keras mencapai tujuanmu. Kamu seharusnya bersyukur seberapa beruntungnya kamu, kamu bisa meraih tujuan yang ingin kamu raih."
"Ninya benar, jadikan Momon-san tujuanmu dan berusahalah menuju itu. Kami akan membantumu, jadi ayo bekerja keras bersama-sama."
"Benar sekali! Bekerja keras selangkah demi selangkah! Melihat tampilan Momon-san, dia pastinya menghabiskan waktu latihan yang lebih lama darimu!"
Kalimat Dyne mengangkat keraguan Nfirea.
"Apakah kalian pernah melihat Momon-san dibalik penutup kepalanya?"
Ainz tidak melepas penutup kepalanya setelah bertemu Nfirea, bahkan saat makan. Mereka tidak tahu bagaimana dia minum air.
"Ya kami tahu. Itu adalah wajah yang normal.. tapi bukan dari sekitar sini, dia memiliki rambut hitam dan mata seperti Nabel-san."
"Ternyata begitu... apakah dia pernah menyebutkan negara mana dia berasal?"
Anggota Sword of Darkness saling melihat, merasa bahwa Nfirea sangat peduli pada masalah ini.
"kami tidak bertanya sedetil itu.."
"Begitukah..Ah, tidak, jika dia berasal dari negara yang jauh, potion yang dia pakai mungkin berbeda dengan yang biasanya dipakai di daerah ini. Sebagai seorang farmasist aku sangat tertarik dengan hal itu."
"Ternyata begitu... Memang benar, dia dan Nabel-chan kelihatannya berasal dari tempat yang sama, tai tampilan mereka sangat jauh berbeda... dia tidak termasuk pria yang tampan. Apakah ada yang suka dengannya?"
"Tampilan bukan apa-apa, karena dia terlihat kuat pasti ada gadis yang jatuh hati padanya."
Memang benar, pria yang kuat sangat terkenal karena ada banyak monster di dunia ini dan manusia termasuk ras yang lebih rendah. Terangsang oleh insting mereka, kebanyakan wanita akan lebih memilih pria yang kuat.
"Hah... Apakah cintaku akan menuai hasilnya.."
"Tidak mungkin. kelihatannya tidak ada tanda akan mengeluarkan hasilnya sama sekali."
Ninya teringat reaksi Narberal dan menjawab dengan senyum yang aneh.
"Tidak mungkin. Lagipula, aku harus mengejarnya. Aku harus proaktif agar bisa berhasil. Dia benar-benar cantik okay? Jika dia memperlakukan lebih ramah, aku akan meraih kemenangan dalam hidup ini."
"..Dia memang sangat cantik..."
Dyne mengatakannya dengan ekspresi yang berat dan tahu Nfirea terlihat tidak tenang.
"Nfirea-san, apakah ada masalah?"
"Ah, tidak, bukan apa-apa..."
"Eh?" Lukeluther membuat senyum jahat dan berkata: "Apakah kamu jatuh hati pada Nabel-chan?"
"Tidak!"
Nfirea menjawab dalam suara keras yang tidak perlu. Reaksi tegang yang membuat Peter merasa tidak nyaman untuk terus bertanya dan mengendurkan ketegangan:
"Lukeluther, itu keterlaluan. Berpikirlah sebelum bicara."
Setelah Lukeluther minta maaf dengan sungguh-sungguh, Nfirea terlihat bingung, tidak bagaimana harus bereaksi kepada permintaan maafnya:
"Tidak, bukan seperti itu. Aku merasa tidka tenang.. apakah Momon-san setenar itu?"
"...Tampang itu lain, dengan kekuatannya, kemungkinan dia menjadi tenar sangat tinggi. Dan dari wujud armor dan pedangnya, dia mungkin orang kaya..."
"Ah..."
Nfirea terlihat murung, Peter bertanya dengan nada seperti seorang senior yang peduli pada juniornya:
"Apakah ada hal yang membuatmu resah?"
Nfirea ragu-ragu berbicara dan mulutnya terbuka dan tertutup seperti ikan koki. Peter dan lainnya tidak menekannya, mereka tidak aan memaksa jika dia tidak ingin mengatakannya. Segera setelah itu, Nfirea menguatkan diri dan membuka bibirnya yang berat...
"Erm... Karena aku tidak ingin orang yang aku sukai di desa Carne jatuh hati kepada Momon-san."
Merasa emosi di belakang kalimat tersebut, Sword of Darkness tersenyum barengan.
"Baiklah kalau begitu, biarkan kakakmu mengajari yang lebih muda beberapa trik--"
Peter memberikan Lukeluther pukulan, membuatnya berteriak dengan aneh. Kelompok Sword of Darkness mengabaikan ekspresi kesakitannya dan meneruskan menghibur Nfirea yang kaku.
Di bawah sorotan cahaya api unggun, pemuda itu akhirnya tersenyum.
--Di waktu yang sama.
Dahinya tertusuk dan juga helm besinya.
Temannya gemetar ketakutan sebelum jatuh seperti layang-layang yang putus benangnya. Armor logam itu membuat suara yang membuat tuli di langit yang gelap. Dia berdoa agar seseorang mendengar suaranya dan bergegas, tapi tak ada yang cukup bodoh untuk melakukannya.
Daerah yang miskin ini dipenuhi dengan zona yang terabaikan. Itulah kenapa dia tidak menemui seseorang di sini.
Pria itu menatap wanita di depannya. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa dia hanya berlagak pemberani. Moralnya sudah hilang setelah melihat wanita itu membunuh 2 orang temannya berkelanjutan dengan mudah.
Wanita yang membunuh temannya mengibaskan belati pendek yang meneteskan darah. Darah itu tersebar ke sekeliling, membuat belati itu bersinar dingin seperti sebelumnya.
"Hmm hmm hmm-- kamu yang terakhir bung--"
Wanita itu menyeringai, menunjukkan senyum seekor binatang karnivora.
"Kamu, mengapa kamu melakukan ini?"
Dia merasa pertanyaan itu bodoh, tapi pria tersebut benar-benar tidak mengerti mengapa dia berakhir begini.
Pria itu bukanlah petualang, mereka dikenal sebagai 'worker' (pekerja) atau 'twilight workers' (pekerja senja), menerima pekerjaan yang termasuk kriminal, atau bahkan melakukan tindakan kriminal langsung.
Sangat mungkin orang lain memiliki dendam kepada mereka, tapi mereka tak pernah bekerja di kota ini atau melihat wanita ini sebelumnya.
"Ah, mengapa aku melakukan ini? Ara--aku hanya menginginkanmu bung--"
Tidak mampu mengerti wanit itu, si pria berkedip sesaat dan bertanya:
"Apa, apa maksudmu?"
"Cucu dari farmasist yang terkenal itu tidak di rumah sekarang-- aku ingin seseorang terus berjaga mengawasinya untukku dan mengatakan padaku kapan dia kembali. Aku tidak ingin melakukan hal yang menyusahkan itu..."
"Kalau begitu buatlah permintaan seperti itu! Itu bukan yang kamu lakukan!"
Worker ini mau meskipun harus melawan hukum, jadi dia tidak mengerti alasan mengapa wanita ini ingin membunuhnya.
"Ara ara ara, mungkin kamu akan mengkhianatiku.."
"Jika kami menerima imbalan yang sesuai dengan perjanjian, kami takkan mengkhianatimu!"
"Hmm? Mari kita rubah sedikit hal itu okay? Aku suka membunuh orang, aku menyukainya, aku tidak bisa menahan diri."
"Ah, aku suka menginterogasi juga", wanita itu menambahkan senyum.
Setelah mendengar alasan yang tidak normal ini, pria itu membuat wajah yang serius:
"Kamu ini kenapa?"
"Apa sebenarnya alasannya? Karena aku harus memenuhi pekerjaanku? Karena aku selalu dibandingkan dengan kakakku yang hebat? Orang tuaku memberikan seluruh cinta mereka kepadanya? Atau mungkin karena aku dipermainkan sebelum aku menjadi kuat? Mungkin karena setelah mengacaukan dan tertangkap, Aku diinterogasi berhari-hari? Harus memakan pear yang busuk benar-benar menyakitkan, yo."
Di depannya hanya seorang gadis muda. Tapi itu hilang dalam sekejap dan wanita itu tersenyum lagi:
"Bercanda, semua itu adalah bohong. Palsu, palsu~ aku tidak mengalami semua itu. Tapi meskipun itu benar, mengetahui masa lalu takkan merubah apapun. Aku seperti ini karena pengalaman yang terkumpul~ Ara~ ngomong-ngomong, ini berkat pengumpulan informasi dari Kaji-chan untukku, membuat aku bisa menghubungi kalian langsung~ kalian tahu berapa lama harus mencari bantuan sekarang ini~"
Dari tangannya dia melepaskan belatinya, membiarkannya jatuh. Menusuk dalam dengan bantuan hanya percepatan gravitasi. Ketajaman ini artinya belati itu dibuat tidak hanya sekedar dari baja.
"Ini adalah Orichalcum. Atau lebih tepatnya, ini adalah mithril yang dibungkus orichalcum. Ini adalah barang yang sangat bagus."
Memiliki senjata selangka itu menunjukkan kekuatan dari wanita ini, itu artinya dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk menang.
"Lalu....waktunya menuju langkah selanjutnya. Jika kamu terluka parah, bung, kamu takkan berguna.. tapi tak perduli bagaimana aku melukaimu, Kaji-chan bisa menjahitmu dengan mantra yang berdasarkan keyakinan-- itu artinya aku bisa menikmati menyiksamu tanpa henti?"
Saat wanita itu mengatakan hal yang mengerikan, dia mengeluarkan belati lain dari dalam jubahnya.
"Menggunakan ini seharusnya bagus.. Maaf jika aku luput.."
Wanita itu menjulurkan lidah dan meminta maaf, terlihat sangat manis, Tapi hatinya masih benar-benar gelap.
Pria yang menoleh membelakangi wanita itu dan berlari. Meskipun dia mendengar suara wanita itu yang pura-pura terkejut, dia hanya berfokus untuk kabur. di dalam kegelapan tanpa cahaya, dia berlari menyadari arah yang diambil dengan bangga.
Tapi dengan suara yang patah-patah, tenang dan kejam wanita itu, datang dari belakang:
"--Terlalu pelan."
Bahunya merasakan luka terbakar yang kuat. Rasanya dia terkena belati, otaknya ditutupi oleh bayangan.
--Mind Control.
Pria itu menahannya dengan seluruh kekuatan, tapi bayangan itu semakin membesar.
Suara dari teman yang datang dari belakang.
"Ara--Apakah kamu baik-baik saja? Apakah lukanya dalam?"
"Yeah, tidak masalah."
Pria itu berputar dan tersenyum kepada temannya.
Wanita itu membuat senyum yang menakutkan setelah mendengar ini.