True Vampire - Vampir Sejati
Part 1
Dua buah bayangan bisa terlihat bergerak dengan kecepatan penuh menembus hutan. Mereka adalah pelayan dan selir Shalltear; Vampire Bride.
Mereka membelah menembus jalanan sempit yang dipenuhi dengan ranting-ranting yang tajam. Meskipun begitu, tidak satupun luka goresan atau cacat yang terlihat pada salah satu baju mereka. Meskipun mengenakan sepatu bertumit tinggi, kedua vampire itu bergerak dengan kecepatan yang nyata.
Yang ada di depan sedang membawa Shalltear dengan hati-hati, sementara yang mengangkat bagian belakang sedang menyeret yang kelihatannya adalah batang pohon yang tua dan keriput.
Lokasi mereka saat ini tidak seberapa jauh dari tempat mereka berpisah dengan Sebas. Meskipun mereka tidak tahu bagaimana mengukur jarak menuju tujuan mereka, mereka tahu masih panjang jaraknya. Tiba-tiba, sebuah suara dari logam yang tajam menghadang mereka, dan vampire yang ada di depan pun berhenti.
Karena jalanannya semakin sempit, yang mengikuti di belakang tidak ada pilihan lain selain berhenti juga.
"Mengapa kamu tiba-tiba berhenti?"
Saat dia akan menjawab suara di belakangnya, sebuah tatapan dingin dari atasannya yang dia gendong di lengannya tertuju kepada vampire itu menyebabkan tubuhnya gemetaran.
Perasaan bahaya merangkak naik di tulang belakangnya karena dia tahu tuannya tidaklah baik ataupun memaafkan.
Tuannya, Shalltear, yang sedang memegang lengannya seperti seorang putri, mengubah kakinya karena tidak senang.
Merasakan isyarat, vampire itu menurunkan lengannya.
Shalltear melompat, seperti seekor burung yang keluar dari kandangnya. Setelah beristirahat sebentar di udara, sepasang kaki yang lembut dalam balutan sepatu hak tinggi mendarat di tanah. Pakaian terusannya dan mengalir dengan lembut menutup kakinya, menyembunyikan mereka dari pandangan.
Shalltear mengusap rambut keperakannya yang panjang dengan jengkel, dan memiringkan kepalanya. Di bawah tatapannya yang dingin, vampire itu akhirnya menelan ludah ketakutan.
"Ada masalah apa?"
Alasan mengapa Shalltear tidak lari sendiri hanya karena menyusahkan, dan karena dia tidak ingin sepatunya kotor. Ada alasan lain, tapi tak ada orang yang hadir disana yang akan terpikir ini, lebih-lebih mengutaakannya terang-terangan. Bahkan di Nazarick, hanya ada beberapa orang yang berani mengatakan hal itu di depannya.
Sebagai pelayannya, vampire itu bertindak sebagai kakinya, dan dilarang untuk berhenti kecuali diperintahkan oleh Shalltear sendiri. Kaki yang tidak mendengarkan pemiliknya adalah kaki yang tak berguna.
Tergantung alasannya, dia mungkin akan menerima hukuman yang berat.
Tidak, akan lega jadinya jika hanya itu. Vampire tersebut bisa mendeteksi nafsu membunuh dari pertanyaan tuannya.
Mengecualikan mereka yang diciptakan langsung para pemimpin tertinggi dari Great Underground Tomb of Nazarick, kekuatan hidup dan mati dari bawahan lainnya dipegang oleh Guardian Floor dan Guardian Area. Memantik kemarahan Shalltear lebih jauh dari ini hanya berarti kematian.
Menyadari kalimat berikutnya mungkin adalah ucapan terakhir, vampire itu pelan-pelan membuka mulutnya untuk memohon ampun:
"Maafkan hamba. Saya menginjak sebuah jebakan beruang."
Shalltear mengalihkan pandangannya ke arah kaki vampire itu dan melihat memang benar terperangkap oleh jebakan baja.
Daripada manusia, jebakan itu diperuntukkan untuk binatang liar seperti beruang. Jika seorang manusia tertangkap ke dalamnya, meskipun dia memakai pelindung kaki, jebakan itu akan membuat tulangnya retak. Namun, seorang vampire sangat berbeda dengan manusia biasa dalam setiap aspek. Meskipun jebakan itu menggigit dengan kuat di sekeliling pergelangan kakinya, daripada sebuah retakan, vampire itu malahan tidak terlihat kesakitan sama sekali. Faktanya, dia bahkan tidak menganggapnya luka.
Pertahanan alami dari seorang vampire membuat mereka bisa menghapus kebanyakan dari serangan fisik konvensional. Untuk menghadapi ini, seseorang harus menggunakan senjata magic yang ditempa dengan perak atau logam semacamnya. Dengan kata lain, sebuah perangkap beruang biasa tidak akan bisa membuat luka apapun kepada vampire, jangankan meninggalkan luka yang sebenarnya. Segera setelah perangkap itu di buka, lubang di kulitnya akan sembuh dengan segera.
Namun, meskipun jebakan itu sendiri tidak membuat luka, dia menunjukkan keefektifanny sebagai sebuah alat untuk menjebak mangsanya. Pada awalnya, karena ketiadaan racun membuatnya terlihat jelas bahwa jebakan itu tidak diperuntukkan untuk membuat luka yang fatal. Lebih tepatnya, fungsi dari alat itu untuk membuat korban dan menahan gerakan musuh.
"Cepat lepaskan dirimu sendiri."
"Ya! Mengerti!"
Setelah menerima perintah Shalltear, vampire itu memegang kedua sisi dari jebakan tersebut dengan tangannya yang kurus dan menariknya. Tanpa mampu menahan kekuatan yang lebih besar dari seekor beruang, jebakan tersebut membuka rahangnya dan melepaskan mangsanya.
Seorang wanita cantik membuka jebakan beruang. Bagi mereka yang tidak tahu kekuatan dari seorang vampire, itu adalah pemandangan yang sangat aneh.
"Melihat jebakan ada disini, kita mungkin tidak terlalu jauh dari tempat yang kita tuju. Cuma sedikit saja, kurasa"
"Ya, tolong berikan waktu sebentar."
Vampire di belakang melemparkan apa yang dia bawa ke tanah.
Obyek yang terlihat seperti mayan manusia yang menjadi mummy, berdarah-darah di sekujur tubuhnya. Tentu saja, tubuh yang dilemparkan ke tanah menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan mulai bergerak.
Di ujung tangannya terdapat cakar yang tajam. Sebuah cahaya merah, yang dimiliki oleh mereka para vampire, terbakar di lubang matanya yang kosong. Taring yang setajam silet keluar di antara mulutnya yang sedikit terbuka.
Vampire yang lebih rendah.
Dengan seluruh darahnya yang dihisap hingga kering, itu adalah salah satu dari bandit yang menyerang mereka sebelumnya.
"Aku punya pertanyaan untukmu. Apakah kita sudah dekat dengan tempat persembunyianmu?"
Vampire rendahan itu menoleh kepada tuannya dan mengangguk dalam-dalam. Mengeluarkan suara yang entah erangan atau teriakan.
"Dia berkata, kita sudah dekat, Shalltear-sama."
"Ternyata begitu. Mengapa mereka tidak mempersiapkan lebih banyak jebakan?"
Daripada menghentikan seekor beruang dengan sebuah jebakan beruang, akan lebih berguna untuk mereka jika mempersiapkan sistem alarm atau lebih banyak jebakan. Naun, mereka tidak ditemukan dimanapun.
Shalltear mulai mengawasi sekeliling. Percaya bahwa tuan mereka sedang mencari siapapun yang sedang menyembunyikan keberadaannya disana, kedua vampire bride mengikuti. Hanya ketika Shalltear menggelengkan kepala mereka berhenti.
"..Tidak apa. Lagipula Kalian tidak punya kemampuan untuk mencari."
Ketika dia menggumamkan kalimat itu, vampire itu menyadari mengapa mereka dimaafkan. Termasuk tuannya, ketiga orang itu tidak memiliki kemampuan untuk menemukan jebakan, dan itulah kenapa mereka tidak bisa melihat adanya jebakan beruang sebelum mengenai. Itulah kenapa dia dimaafkan. Tuannya tidak menghukum lainnya karena gagal dalam tugas yang mustahil mereka kerjakan.
"Mungkin memang sebaiknya kita meminjam gadis itu."
Kelas Solution adalah salah satu yang melakukan assassinasi. Baginya, siapapun yang memiliki kemampuan dari kelas Rogue juga, akan dengan mudah bisa mendeteksi jebakan.
"Tidak ada gunanya protes sekarang. Ayo cepat pergi ke tempat persembunyian bandit itu."
Tidak lama, mereka tiba di persembunyian tentara-tentara bayaran itu. Saat mereka semakin dekat dengan tujuan, pepohonan semakin sedikit, dan akhirnya benar-benar tidak ada. Yang menyambut kelompok itu adalah padang rumput yang membentang dengan bebatuan yang keluar dari dalam tanah.
Mereka telah tiba di tanah Karst (Batuan Kapur).
Di tengah-tengah cekungan yang bentuknya seperti bunga itu, ada sebuah galian lubang besar ke permukaan. Sebuah lampu kecil bisa terlihat memancar dari lubant tersebut. Dari lampu itu, dalamnya mungkin tanah yang landai dan menurun.
Dua struktur bangunan yang berdiri di tiap sisi pintu masuk gua jelas adalah buatan manusia. Disana berdiri dua barikade kayu, masing-masing memiliki tinggi sama seperti orang dewasa. Keahliannya biasa-biasa saja. Hanya tumpukan gelondongan kayu yang diikat sama-sama dengan tali. Dua penjaga berdiri di pintu masuk, masing-masing berdiri di belakang barikade. Kelihatannya rencana mereka untuk melawan penyusup adalah dengan menggunakan barikade tersebut sebagai penutup melawan anak panah sambil membunyikan alarm.
Dalam pertempuran biasa -- Jika mereka maju dari tempat terbuka disini, tidak diragukan lagi, bala bantuan akan keluar dari dalam. Peringatan dini akan memberikan waktu bagi musuh mereka untuk bersiap. Pendekatan yang lebih lamban, bersembunyi dibalik penutup, juga tidak mungkin. Bandit-bandit yang telah membersihkan area dari segala macam batu yang cukup besar yang bisa digunakan untuk menyembunyikan pendekatan yang tak kasat mata.
Ditambah lagi, yang ditempatkan di luar masing-masing memiliki lonceng besar melingkar di bahu mereka. Bahkan jika terjadi serangan mendadak yang berhasil diluncurkan pada penjaga, suara lonceng yang berdentang keras akan memberitahu yang ada di dalam.
Pertahanan mereka sudah dipikirkan masak-masak.
Tapi ada satu jalan untuk menembus situasi yang kelihatannya percuma ini.
Magic.
Dengan mengaktifkan [Silence] lalu membunuh mereka, atau mendekati dengan [Invisibility], atau memancing mereka keluar dengan [Charm Person]. Menghancurkan lonceng-lonceng itu langsung juga merupakan sebuah pilihan.
Sambil memikirkan cara mana yang lebih enak, Shalltear menyadari bahwa dia kekuarang bagian penting dari informasi.
"Apakah pintu masuknya hanya satu?"
Vampire rendahan menganggukkan kepala dengan kaku untuk mengiyakan.
Wajah Shalltear merekan dalam senyuman. Jika itu masalahnya, maka tidak perlu memikirkan apapun lagi.
Posisi benteng yang kuat itu memang kuat melawan serangan tiba-tiba, ini memang benar ketika menghadapi jumlah yang lebih unggul. Tapi berbeda bagi Shalltear dan kelompoknya.
Bagi mereka yang memiliki kekuatan yang luar biasa, pastinya tidak ada masalah dengan menghadapi manusia secara langsung. Hanya masalah sederhana menghancurkan mereka seperti serangga. Kekhawatiran mereka hanyalah pintu keluar lain yang membuat mangsa mereka kabur.
"Kalau begitu, kita sudah jauh-jauh datang kemari, tidak usah bersembunyi lagi. ya kan? Bukan seleraku untuk mengendap-endap seperti mata-mata."
"Lagipula Shalltear-sama selalu bersinar terang."
"Mengutarakan hal yang jelas kelihatan bukanlah pujian. Jika kamu ingin memujiku maka pikirkan yang lebih dalam lain kali."
Mengabaikan pelayannya yang sekarang memohon ampunan, Shalltear menggenggamkan tangannya ke arah vampire rendahan.
"Aku akan memberimu misi yang penting untuk menjadi barisan depan. Sekarang, Pergilah."
Dengan sebuah jentikan di lengannya yang kurus, Shalltear melemparkan vampire rendahan, dan sebuah suara seperti udara yang terbelah dan meledak keluar. Tubuh yang kurus kering seperti mayat berputar di udara berkali-kali, dan berputar menuju salah satu penjaga di kejauhan.
Ketika berbenturan, kepala dan dada penjaga itu meledak menjadi kabut darah. Itu adalah gambaran yang susah untuk dipercaya.
Bau darah yang segar di udara. Penjaga lainnya melihat sisa-sisa keji dari kawannya yang dengan kaget, seakan dia tidak bisa memproses apa yang telah terjadi.
Bagi mereka yang melemparkannya, itu adalah tontonan yang menyenangkan.
"Strike~"
"Fantastik, Shalltear-sama."
Dua orang vampire bertepuk tangan gembira sementara Shalltear mengangkat tangannya untuk merayakan. Dengan kata lain, tubuh vampire rendahan juga hancur bersamaan dengan penjaga, tapi tak ada yang perduli tentang itu. Karena dia bahkan bukan anggota Nazarick pada awalnya, tidak perlu menunjukkan kekhawatiran kepada kematian sebuah mainan.
Tidak mungkin Shalltear akan teringat janjinya kepada manusia itu pula.
"Hmmm, masih ada satu lagi, ya kan?"
Saat Shalltear melihat sekeliling, dua vampire itu cepat-cepat memberikan batu yang cukup besar.
"Oomph."
Saat lonceng berbunyi di kejauhan, Shalltear menggenggam batu yang cukup besar di tangannya. Lengannya bergerak dengan kecepatan yang menakutkan. Sesaat kemudian, Shalltear dengan gembira mengumumkan prestasinya.
"Hmmm. Kali ini... kita bisa menyebutkan Dua Strike."
Sebuah tepuk tangan lagi.
Para penjaga di dalam gua yang mendengar lonceng yang berbunyi bahwa musuh sudah muncul. Lonceng-lonceng itu sangat keras sehingga kelompok Shalltear bisa mendengarnya dari sana.
Shalltear tersenyum lembut terhadap suara berisik dari dalam gua dan memerintahkan.
"Sekarang pergilah. Kamu, Panjatlah sebuah pohon di sekitar dan awasi jika ada yang mencoba untuk kabur. Dan kamu, berdiri dan pimpinlah jalannya. Tapi, jika ada yang kuat yang muncul, itu milikku. Pastikan untuk memberitahuku."
"Ya, Shalltear-sama."
"Semoga berhasil."
Vampire yang telah diberikan perintah bergerak di depan Shalltear. Saat dia berjalan pelan-pelan menuju pintu masuk, vampire itu -
-menghilang.
Tanahnya menghilang, tidak, itu adalah sebuah jebakan.
Shalltear mungkin bisa minggir, tapi agility dari vampire normal tidak cukup untuk bereaksi terhadap tanah yang menghilang di bawah kaki mereka.
"Aw!"
Vampire ini adalah pelayan level rendah yang tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi jebakan. Hasil seperti ini tidak bisa dihindari. Shalltear tahu ini, itulah kenapa dia memaafkan kesalahannya tadi. Namun begitu, dia tidak bisa menghilangkan kekecewaan pada suaranya. Sebuah tawa keluar dari bibirnya; yang tidak terlihat canggung ataupun manis.
Berpikir kembali, seharusnya jelas sekali mereka akan menggunakan jebakan di depan pintu masuk. Kebodohannya sendiri yang gagal menebak in isebelumnya, dan fakta bahwa pelayannya benar-benar terkena perangkap, benar-benar menjengkelkan. Pemikiran ini berputar di dalam dirinya dan keluar melalu senyuman Shalltear.
Terlebih lagi, fakta bahwa pelayan dari Shalltear Bloodfallen, Guardian Floor yang bertanggung jawab atas beberapa lantai di Great Underground Tomb of Nazarick terkena perangkap menyedihkan seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia tolerir.
Sebuah suara dipenuhi dengan nafsu membunuh keluar dari bibir merah tua Shalltear.
"Aku akan membunuhmu, jadi segera keluar."
Dengan sebuah lompatan yang lebar, vampire itu menunjukkan dirinya di tepian perangkap. Kecuali bajunya telah kotor oleh lumpur, dia kelihatannya tidak terluka.
"Jangan mengecewakanku lagi."
"Maafkan-"
"Sudah. Cepat pergilah. Atau kamu ingin aku melemparmu ke sampah-sampah disana?"
Melihat Shalltear bergerak seakan mau memegangnya, vampire itu mengerti apa maksud tuannya dan mengeluarkan lengkingan kecil. Shalltear melihat pelayannya berlari menuju ke dalam gua, dan pelan mengikutinya ke dalam.
8 komentar:
sankyu overlord vol.3 bab 2 bag. 1
Arigatou gozaimasen
Eps 10 kalo gk salah ya?
Kok di LN shaltear kejam amat yak.... gk kayak di anime
Dunia memang kejam
Anime yg diangkat dari LN emang gitu, lu bayangin aja kalo animenya dibuat sekompleks LN nya bakal 1jam/lebih baru kelar tuh 1episod
Gapernah nonton anime gore bro?
Kasian amt nasib si pelayan
Posting Komentar