Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

18 Maret, 2016

Overlord - Vol 6 - Chapter 10 Part 1

The Greatest Trump Card - Kartu As Terbaik.

Part 1


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:31

Tinggi di atas ibukota kerajaan, sekelompok orang terbang seperti bintang jatuh menyusuri langit malam. Dua orang dari mereka adalah magic caster yang sedang menopang sebuah mantra terbang, dan dua orang lainnya adalah penumpang mereka.

Satu dari dua orang kelompok terakhir adalah seorang pria dengan armor full late berwarna hitam legam, membawa dua pedang raksasa di punggungnya, sedang yang lain adalah wanita cantik dengan rambut kuncir kuda. Tak usah dikatakan lagi jika mereka adalah Ainz dan Narberal.

Pagi itu, keduanya sedang menerima sebuah quest dari guild petualang di E-Rantel untuk uang dalam jumlah yang belum pernah ada sebelumnya. Client mereka adalah Marquis Raeven. Di permukaan, kelihatannya Marquis ingin mempekerjakan para petualang untuk meningkatkan keamanan rumahnya karena kejadian belakangan ini, yang penyebabnya tidak diketahui.

Ainz tahu jika itu bukan seluruh masalahnya, lalu dia akan mencari tahu lebih jauh lagi selama berjalannya quest.

Alasannya adalah karena mereka ingin menekan kelompok yang dikenal dengan Eight Finger, dan mereka berharap Momon akan bertarung bersama mereka, melawan anggota terkuat dari lawan, Six Arm.

Ainz tidak menemukan alasan apapun untuk menolak permintaan ini.


Biasanya, para petualang memiliki peraturan yang tak tertulis untuk menjauhi masalah negara. Agar tidak mengusir Ainz - atau lebih tepatnya, Momon sang hitam - mereka telah bersusah payah mempersiapkan quest yang benar untuk berperan sebagai samaran, dan bertujuan untuk menariknya dengan hadiah yang sangat mewah.

Setelah beberapa saat berpikir, Ainz menerima quest dengan berpura-pura enggan, agar tidak membuat dirinya terlihat seperti pedagang kasar. Yang terlihat adalah dia harus buru-buru pergi ke ibukota.

Di dalam YGGDRASIL, ada titik-titik tertentu yang bisa digunakan untuk berteleportasi dari kota ke kota, tapi di dunia baru ini, tidak ada hal semacam itu. Magic Teleportasi adalah mantra tingkat 5, yang seharusnya tidak bisa dilakukan oleh Momon atau Nabe, dan bepergian antar daerah dengan menunggang kuda akan memakan waktu seharian.

Apa yang harus dilakukan kalau begitu? Jawabannya mudah, disediakan oleh para magic caster dari Marquis Raeven.

Mereka menggunakan mantra flight yang dipercepat dengan kombinasi mantra 'Floating Board', dan bersama-sama mereka membawa Ainz dan Nabe ke ibukota dengan kecepatan yang besar. Bagaimana mereka melakukan ini? Jawabannya sangat sederhana. Ainz dan Nabe duduk di atas cakram yang mengambang, yang mengurangi beban berat mereka dengan efektif, jadi membawa dua orang itu lumayan tidak akan memperlambat mereka. Dengan cara ini, mereka bisa segera lurus menuu ibukota seharian hingga sekarang. Namun, bahkan dengan trik seperti ini, waktunya masih sangat mepet, dan mereka sudah jauh terlambat dari jadwal. Karena itu, Ainz sedikit khawatir. Jika dia tiba dan dibilang tidak diperlukan lagi, hadiah apa, jika ada, yang bisa dia terima?

Meskipun Ainz ditaril oleh hadiah yang belum pernah ada sebelumnya, masih diragukan jika yang meminta akan mau membayar seseorang yang tidak melakukan apapun.

Ainz menghela nafas lirih. Dia terdengar seperti sedang berdoa, seperti seorang pekerja dengan ulasan prestasi yang parah berharap semacam bonus.

Tak perduli bagaimana, dia harus memiliki hadiah ini. Dia sudah memutuskan bagaimana dia akan menghabiskannya.

Saat pemikiran ini mengalir di kepalanya, Ainz melihat ibukota untuk pertama kalinya dari langit malam. Dia menyesal tidak bisa menikmati pemandangan itu dengan santai. Ibukota sedang gelap, dan kelihatannya bukan kota yang sibuk sama sekali. Meskipun begitu, masih merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk Ainz, yang matanya bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan.

Melihat dari atas tanpa berkata apapun, mata Ainz melihat pemandangan yang menarik; sebuah cahaya di kejauhan.

Meskipun tak ada yang terjadi pertama kali, ketika dia melihat api hitam yang membumbung tinggi, dia menyadari bahwa ini adalah situasi darurat.

"Tunggu! Lihat! Ada kilauan mantra yang diaktifkan, di sebelah sana!"

"Memang benar... itu memang terlihat seperti... semacam magic...."

Magic caster itu mengikuti arah yang ditunjuk jari Ainz kelihatannya tidak berpikir banyak. Seorang manusia biasa akan sulit membuat kilauan menembus langit malam dan dari kejauhan, apalagi menganalisanya.

"Ada apa? Apakah hal semacam ini sering terjadi di dalam ibukota? Atau apakah ada kembang api untuk menyambutku?"

Magic caster itu tidak tertawa dengan guyonannya. Malahan, ekspresi di wajah mereka sangat serius.

"Itu adalah salah satu dari delapan lokasi yang seharusnya diserang-"

"Ternyatab begitu. Aku kira kita sudah terlambat, tapi kelihatannya kita masih akan melakukan beberapa pekerjaan kayaknya."

"Mengerti, kami akan menuju lokasi itu."

"Hentikan. Kelihatannya ada magic caster dengan level tinggi yang hadir. Jika kalian ditarik ke dalam hal ini, bukankah nyawa kalian bisa melayang?"

Lalu apa yang seharusnya kami lakukan? Ainz melihat ke arah ekspresi bingung magic caster tersebut dan menoleh ke arah Narberal.

"Nabe, gunakan 'Fly' dan bawa aku mendekat kesana. Dengan isyaratku, jatuhkan aku ke atas mereka."

"Tentu saja"


-----


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:23

Bagi Evileye, yang sedang berada di tepi jurang hidup dan mati, pertanyaan dari warrior hitam itu kelihatannya sangat menggelikan. Namun dia langsung merubah pemikirannya. Ketika dia memikirkannya, dua orang itu memang terlihat mencurigakan. Lagipula, itu adalah  konfrontasi antara dua figur bertopeng dan tidak jauh jika dipikir mereka mungkin terlihat sebagai konspirator yang sedang bertarung di antara mereka sendiri.

Lalu, berharap dia benar membuka identitas dari warrior hitam itu, Evileye berteriak.

"Dark Hero! Aku adalah Evileye dari Blue Rose, dan aku memintamu sebagai sesama petualang dengan peringkat adamantite! Tolong, bantu aku!"

Saat dia membuat permohonan, Evileye menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan.

Itu adalah perbedaan antara dirinya dengan musuh dalam hal kekuatan tempur. Meskipun dengan bantuan dari Momon si hitam, sesama petualang dengan peringkat adamantite, apa yang bisa mereka lakukan? Iblis yang menghadap Evileye itu adalah iblis yang meskipun berharap, dia tidak akan bisa mengalahkannya, meskipun dengan bantuannya. Itu seperti secarik kertas lalu menjadi dua - bagaimanapun juga, mereka berdua akan dihamburkan oleh badai yang mengamuk di depan mereka.

Jika dia menerima permintaan Evileye, dia pasti akan bertanggung jawab terhadap kematiannya. Apa yang seharusnya dia lakukan adalah bilang kepadanya untuk kabur, dan jika mungkin, mengambil dan membawa mayat rekan-rekannya.

Tapi-

"-Aku mengerti"

Pria yang berdiri di depan iblis itu, menyembunyikan Evileye di belakang punggungnya.

Evileye menahan nafas.

Saat dia berdiri di depannya, dia salah mengira sebagai dinding yang besar dan kokoh, yang akan melindungi kota. Sebuah perasaan aman dan lega menyelimutinya hingga jauh di dalam hatinya.

Dan iblis yang menghadapi mereka malahan membungkukkan kepalanya, seakan dia adalah orang biasa yang sedang menunjukkan perbedaannya kepada seorang bangsawan. Itu tidaklah mungkin rasa hormat, dia pasti sedang menghinanya. Apakah iblis itu hanya sedang bermain-main?

"Wah, wah, betapa terhormatnya anda sudah mengunjungi kami malam ini. Bolehkah saya tahu nama anda yang hebat? Yang ini dikenal sebagai jaldabaoth."

Jaldabaoth? Dia mendengar suara terkejut dari pria yang ada dibalik penutup kepala hitam legam, diikuti dengan gumaman "nama yang aneh".

Dia tidak berpikir itu aneh. Kenyataannya, Evileye tidak tahu apa yang harus dipikirkan. Dia tahu banyak cerita tentang para iblis dan makhluk-makhluk neraka lainnya, tapi tidak tahu sama sekali nama ini.

"Jaldabaoth, ya? Aku mengerti. Namaku adalah Momon, dan seperti yang dia bilang, aku adalah petualang dengan peringkat adamantite."

Meskipun bermandikan wujud yang membuat moral menurun dari Jaldabaoth, warrior kegelapan Momon tetap terus seakan dia tidak menyadarinya sama sekali.

Jadi itu yang dia lakukan, Evileye berpikir setuju. Untuk menarik musuhnya dan mempelajarinya, Momon melatih disiplin ketat dan terus mempertahankan emosinya agar tidak keluar. Jelas sekali mengapa pria yang disebut Momon dikenal sebagai petualang kelas satu.

Evileye, yang merasa malu dengan begitu mudahnya emosi dirinya telah mengambil alih, bergerak ke dalam bayangan jubah merah hati dari Momon agar tidak membuat perhatian keduanya teralihkan dari adu kata.

Meskipun Momon kelihatannya sangat mau untuk meladeninya, dia punya perasaan bahwa dia akan menghalangi jalannya.

Momon dan Jaldabaoth tidak repot-repot menyadari kehadiran Evileye. Saat dia bergerak mereka mulai adu kecerdasan, masing-masing mencari rahasia dari yang lainnya.

"Ah, begitu. Bolehkah saya tahu mengapa anda memberikan kehormatan kepada kami dengan kehadiran anda sore ini?"

"Itu adalah sebuah quest. Seorang bangsawan tertentu mempekerjakan kami untuk mempertahankan rumahnya... namun ketika aku sedang lewat dan melihat pertarungan ini, aku kira ada hal darurat, dan langsung saja aku melompat ke dalamnya."

Bangsawan yang dimaksud adalah Marquis Raeven, yang telah meminta kehadirannya sebagai petualang dengan peringkat adamantite di ibukota, tidak perduli dengan resiko berbenturan dengan kebijakan para petualang yang tak tertulis untuk tidak ikut campur dalam hal politik. Tiap orang juga tahu dia sedang mati-matian membutuhkan tenaga untuk menghadapi Eight Finger.

"Dan apa tujuanmu?"

"Sebuah item yang sangat kuat mampu memanggil kami ke tempat ini sampai di kota ini. Kami disini untuk mengambilnya, tentu saja."

"Dan bagaimana jika kami berikan kepadamu? Apakah itu bisa menyelesaikan masalah?"

"Sayangnya, itu tidak mungkin. Hanya ada permusuhan diantara kita."

"Kesimpulan macam apa itu? De- Jaldabaoth, haruskah kita menjadi musuh?"

"Memang benar seperti itu."

Evileye memiringkan kepalanya dengan pemandangan yang tak lazim di depannya. Daripada adu kecerdasan, mereka hanya berbagi informasi. Bagaimana itu bisa wajar?

"Yah, aku mengerti, untuk bagian yang paling banyak. Kalau begitu... kamu harus dikalahkan disini, ada masalah dengan hal itu?"

Momon meregangkan kedua tangannya, dan pedang besar yang seperti kepanjangan dari tangannya terlihat bersinar.

"Itu.... hanya akan menyusahkan. Izinkan saya untuk memberikan sedikit perlawanan."

"Kalau begitu- kemarilah."

Dia melangkah- tidak, itu tidak benar. Momon yang sedang berdiri di depan Evileye telah hilang. Dia sedang melakukan pertarungan jarak dekat yang sengit dengan Jaldabaoth.

Pertarungan itu berkembang menjadi sebuah usaha keras yang tidak bisa dijelaskan oleh Evileye dengan kata-kata.

Bayangan-bayangan dari pedang-pedang tersebut, saling beradu dan diserang balik oleh cakar Jaldabaoth yang memanjang.

"Menakjubkan..."

Ada banyak cara untuk membuat pujian, tapi saat ini, Evileye, yang terpana akan permainan pedang yang berkilauan di depannya, hanya bisa memberikan satu kata saja. Permainan pedang itu telah lebih hebat dari seluruh ahli-ahli pedang yang pernah ada di dalam ingatannya. Kelihatannya dia seperti akan membelah malam dan kejahatan dalam satu sabetan.

Evileye merasa seperti sang putri yang ada di dalam nyanyian para bard jalanan. Dan dark warrior di depannya terlihat seperti seorang knight yang datang menyelamatkannya.

Sebuah aliran listrik mengalir di tulang belakangnya yang berasal dari di antara kaki-kakinya, dan postur mungil Evileye seperti menggigil.

Jantung Evileye yang tetap terdiam selama lebih dari 150 tahun kelihatannya berdebar dengan cepat sekali lagi.

Dengan meletakkan tangannya di dada, dia tentu tahu jika tak ada gerakan disana. Meskipun begitu, rasanya sudah cukup nyata baginya.

"...Tolong menangkanlah, Momon-sama."

Evileye menutup kedua tangannya seperti berdoa dengan sungguh-sungguh, berharap knight itu akan mengalahkan iblis yang menakutkan di depannya.

Whoosh! Jaldabaoth terdorong mundur dalam jarak tertentu, dengan suara yang kelihatannya datang dari tubuh darah dan daging. Meskipun dia tetap berdiri, dia masih terdorong di atas lantai yang terbuat dari batu besar. Setelah beberapa puluh meter, Jaldabaoth akhirnya berhenti, lalu membersihkan debu dari tubuhnya.

"Benar-benar menakjubkan. Adu pukul dengan warrior jenius seperti anda mungkin adalah kesalahan dari diriku."

Dengan tumbukan yang keras, Momon menancapkan pedangnya jauh di dalam batu di bawah dirinya, dan menggunakan tangannya yang kosong untuk mengambil gumpalan batu di kepalanya, sebelum menjawab datar.

"Cukup dengan sikap ramahmu. Kamu juga sedang menyembunyikan kekuatanmu, ya kan?"

Kelihatannya hampir tidak bisa dipercaya jika tak ada satupun yang sudah mati-matian meskipun jangkauan pertarungan sudah sampai disini.

"Jangan-jangan dia seorang God-kin (lit. Keturunan Dewa)"

TL Note : Secara Literal God-kin diartikan keturunan dewa namun yang dimaksud oleh evileye disini adalah God-kin dari enam dewa yang dipuja oleh rakyat Slane Theocracy. Dijelaskan dalam paragraf berikutnya.

Keturunan dari makhluk yang bernama "Player" atau "pemain" adalah orang-orang yang mungkin bisa membangkitkan kekuatan yang menakjubkan dari dalam dirinya. Slane Theocracy menyebut orang-orang ini "demigod". Atau, lebih tepatnya, mereka adalah orang-orang yang memiliki garis darah dari enam dewa di dalam nadinya. Jika mereka memiliki darah yang lainnya, mereka akan diartikan lainnya.

Kelihatannya Momon ini dianggap memiliki garis darah dari "Player". Atau lebih tepat dikatakan jika tak ada manusia yang bisa memiliki kekuatan seperti itu.

"Wah wah, kelihatannya aku tidak bisa menyembunyikannya dari anda sama sekali. Anda bilang (jika nama anda adalah) Momon sa----n, ya kan"

"Memang benar, Jaldabaoth, namaku memang Momon."

"Baiklah, kalau begitu. Aku datang. [Aspect of the Devil : Tentacle Wings]"

Sayap keluar dari punggung Jaldabaoth, tapi bulu-bulu yang menutupinya memiliki panjang yang tidak biasa, mengingatkan akan penampilan dari tentakel-tentakel. Dia berbicara dengan datar kepada Momon, yang tetap waspada.

"Kamu memang kuat. Tidak diragukan lagi jika kamu mungkin memiliki kekuatan yang melebihi diriku. Meskipun bukan seleraku, izinkan aku menggunakan metode ini. Karena pertahananmu sendiri sangat hebat, bisakah hal yang sama berlaku pada makhluk rendahan di belakangmu? Bagaimana kamu akan menangani itu, kalau begitu? Mungkin kamu seharusnya fokus mempertahankannya, ya kan?"

Dengan kalimat tersebut, dia mengaktifkan hujan bulu-bulu. Ujung dari bulu-bulu tersebut setajam silet, mampu memotong urat dan tulang dengan potongan yang bersih.

Evileye tidak berdaya di hadapan serangan gencar ini. Dia tidak memiliki mana lebih untuk mengaktifkan 'Crystal Wall'. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu dan berharap akan keajaiban.

Tapi akhirnya, Evileye meremehkan dark warrior tersebut.

Saat suara logam terdengar, Evileye melihat ke atas, dan melihat perisai kokoh berdiri di depannya.

Sisa-sisa bulu-bulu yang pecah bertebaran di mana-mana. Meskipun kepingan-kepingan itu mampu mencincang manusia hingga berkeping-keping, itu masih merupakan pemandangan yang inda.

"Bagus sekali kamu tidak apa-apa."

Pria itu yang dengan suara tenangnya. Lengannya mengayunkan pedang dengan kecepatan yang menakjubkan. Nafasnya terukur dan nada suaranya lembut, bahkan saat dia mementalkan bulu-bulu yang datang kepada mereka dengan marah.

"Ah...ah...ah! Bahu anda! Apakah anda tidak apa-apa?"

Pada Pauldron (Bagian armor yang menutupi bahu) Momon ada bulu yang tertancap di sana. Karena sudah terbelah saat tengah meluncur kesana, bulu itu sudah kehilangan kekuatan penusuknya. Malahan lebih terlihat seperti hiasan pada armor Momon.

"Bukan apa-apa. Serangan dengan level segini bahkan tidak layak dipertimbangkan. Namun terlebih penting lagi, Aku lega kamu tidak apa-apa."

Momon tertawa kecil.

Evileye merasakan jantungnya tiba-tiba bergerak dengan suara badump. Wajahnya sudah kepanasan dibalik topeng itu, rasanya seperti akan membuatnya terkena luka bakar.

"Bagus sekali! Bertahan tanpa membiarkannya terkena sedikitpun goresan, Aku, Jaldabaoth, memberikan ucapan selamat yang tulus. Benar-benar, sebuah pertunjukan yang bagus sekali."

"Seperti yang kubilang, cukup dengan ucapan manismu. Katakan padaku, Jaldabaoth, mengapa kamu menarik diri?"

Dengan itu, Momon mengangkat Evileye dengan satu tangan dan memeluknya hingga dekat sekali.

"!"

Jantung Evileye yang tidak bergerak rasanya seperti akan meledak dari mulutnya. Di dalam pikiran Evileye, cerita bodoh dari bard jalanan yang juga bodoh terus mengalir di dalam pikirannya, lagi dan lagi. Terutama dimana seorang knight yang membawa sang putri sambil melakukan pertarungan. Orang-orang yang waras akan menyadari bahwa membawa beban sambil bertarung melawan musuh yang kuat tidak lain adalah hal yang sangat bodoh.

Namun-

Para Bard di seluruh dunia, Maafkan aku! Seorang Knight sejati memang membawa gadis yang tak berdaya ini di lengannya, bertarung sambil melindunginya. Uwah, apa yang sedang kupikirkan! Malunya!

"Ini adalah..."

dia sedang dibawa seperti sebuah sekarung kentang di bawah lengan Momon. Meskipun itu adalah cara terbaik untuk melakukannya. Dibandingkan dengan wanita dewasa, Evileye memang kecil dan ringan. Untuk mempertahankan pusat gravitasi Momon, memang masuk akal bagi Momon untuk membawanya seperti ini.

Dia sangat tahu dia tidak bisa protes, dan jantungnya sudah terbakar oleh kemarahan karena melihat rekan-rekannya terbunuh. Dia sangat tahu betul ini bukanlah waktunya untuk kebodohan semacam itu. Meskipun begitu, tidak mungkin bisa menahan lagi sebuah kegembiraan penuh di dalam hatinya.

Mungkin jika dia memeluknya sendiri, keadaan ini akan lebih muda bagi Momon. Tapi Evileye tidak percaya diri dia bisa bergantung kepadanya sendiri jika dia memilih bertarung dengan kecepatan yang bisa membuat leher putus itu sekali lagi, jadi akhirnya dia diam saja.

Evileye sekali lagi menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung antara Momon dan Jaldabaoth. Jarak di antara keduanya telah melebar lebih jauh lagi dari sebelumnya, namun bagi warrior kelas atas dan iblis kelas super, kelihatannya sedikit lebih dari satu langkah tambahan bagi keduanya.

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan?"

"Tidak, aku yakin jika sudah sampai disini saja sekarang. Seperti yang kubilang sebelumnya, tujuanku bukanlah mengalahkanmu. Sekarang, kami akan merubah sebagian dari ibukota menjadi sebuah purgatory (tempat penyucian dari dosa). Ketika kami sudah membuat penebusan, tenang saja karena aku pasti akan mengirim kalian ke dunia bawah di atas tumpukan kayu api neraka."

Dengan itu, Jaldabaoth berputar dan menghilang. Gerakannya terlihat buru-buru, tapi dalam sekejap jarak di antara mereka semakin lebar, dan dia hilang ke dalam malam.

"Tidak, tidak, ini tidak baik, Momon-sama, jika kita tidak mengejarnya-"

Saat Jaldabaoth menghilang dari pandangan, Evileye mulai panik, tapi Momon menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Dia sedang mundur untuk bisa melakukan rencananya. Jika aku mengejarnya, dia akan bertarung dengan kekuatan penuh. Dan jika dia melakukan itu..."

Momon tidak menyelesaikan kalimatnya agar Evileye mengerti.

Jika dia serius, kamu akan terjebak dalam serangan dan mati. Hal semacam itu. Meskipun jika mereka tetap diam, malahan setan hina itu pasti akan menggunakan serangan yang akan mengenai Evileye.

Fakta bahwa Momon sedang melindungi Evileye adalah bukti bahwa Evileye memiliki nilai sebagai sandera.

Evileye membenci dirinya, yang tidak bisa membantu Momon, yang sedang melindunginya, dan kenyataan bahwa dia bukanlah apa-apa melainkan hanya beban baginya. Lalu bagaimana dengan kalimat muluk-muluk yang dia ucapkan kepada Climb.

"Kalau begitu, Nabe. Apa pendapatmu tentang yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Untuk merespon, seorang wanita turun perlahan dari langit. Tim Dark Hero Momon termasuk seorang magic caster yang dikenal sebagai Putri yang cantik. Di waktu yang sama, Evileye tertawa dengan kesia-siaan dari julukan itu, tapi sekarang, setelah orang aslinya berada di depannya, dia sendiri sampai menahan nafas.

Dia terlalu cantik. Orang asing... dengan muka seperti itu, dia pasti datang dari selatan. Evileye terus menatapnya, tak mampu berpaling.

"Momon sa---san. Mengapa kita tidak menuju ke kediaman bangsawan yang mempekerjakan kita, seperti rencana semula?"

"Apakah kita harus mengabaikan Jaldabaoth? Bukankah menghentikan rencana orang itu adalah seluruh alasan mengapa aku disini?"

"Mungkin, tapi kita seharusnya masih harus mendapatkan izin dari client. Kelihatannya itu adalah yang lebih penting."

"-Memang benar."

"Untuk itu, saya sarankan untuk melemparkan nyamuk yang terlalu besar itu ke samping."

"Hm? Ah, maafkan aku, aku khawatir kamu mungkin terkena serangan tadi."

Momon perlahan menurunkan Evileye ke tanah.

"Tidak-tolong, jangan khawatirkan saya. Saya mengerti niat anda."

Evileye membungkuk dalam-dalam kepada Momon.

"Terima kasih banyak atas seluruh bantuan anda. Perkenankan saya untuk memperkenalkan diri. Saya adalah Evileye, kelompok petualang peringkat adamantite Blue Rose."

"Tidak perlu se formal it, aku adalah Momon, petualang dengan peringkat adamantite yang sama sepertimu. Magic Caster disini adalah rekanku, Nabel. jadi apa yang akan kau lakukan setelah ini? Apakah mereka berdua adalah rekan-rekanmu? Jika kamu membutuhkan seseorang untuk membawa mereka, seharusnya tidak ada masalah."

Momon menunjuk ke arah Gagaran dan Tia.

"Saya sangat berterima kasih sekali atas tawaran anda, tapi itu tidak perlu. Rekan-rekan kami seharusnya akan segera tiba. Mungkin mereka bisa merapalkan mantra kebangkitan ketika disini."

"Mantra kebangkitan... kamu bisa menggunakannya?"

"Ah... ah, ya. Pimpinan tim kami Lakyus bisa membawa yang mati kembali hidup."

"Begitukah? Kalau begitu... boleh saya tanya, dari sejauh mana seseorang bisa merapal mantra kebangkitan?"

"Apa maksud anda?"

"Seandainya saja kamu ingin membangkitkan mereka berdua. Diasumsikan anda merapalkannya di dalam Empire, dimana mereka akan bangkit lagi? Di dalam Empire, ataukah di tempat tubuh itu terbaring?"

Mengapa? Mengapa dia sangat tertarik dengan magic kebangkitan? Penasaran, mungkin. Orang yang bisa menggunakan magic divine tingkat 5 memang sangat langka, jadi tidak aneh jika tertarik dengan topik ini. Atau mungkin ada seseorang yang penting baginya yang telah mati. Kalau begitu, balasan Evileye akan kejam baginya. Dia hanya berdoa jika itu bukan masalahnya.

"Saya tidak terlalu jelas dengan detilnya, tapi saya dengar Lakyus harus sangat dekat agar bisa merapalkan mantra kebangkitan. Jadi, atas pertanyaan Momon-sama, akan tidak mungkin merapalkan mantra dari Empire."

"Mmm. Kalau begitu, pertanyaan lain; setelah dibangkitkan, apakah mereka berdua bisa langsung bertarung?"

"Itu tidak mungkin", Evileye membalas.

Mantra yang dirapalkan oleh Lakyus adalah magic tingkat 5 'Raise Dead'. Membangkitkan akan menguras life force dalam jumlah yang luar biasa. Tanpa terkecuali, para petualang dengan peringkat besi dan di bawahnya akan menjadi debu jika mantra itu digunakan kepada mereka. Para petualang dengan peringkat adamantite bisa dibangkitkan tanpa masalah, tapi proses membangkitkan akan mengurasi energi kehidupan dalam jumlah yang sangat banyak dari mereka sehingga mereka tidak akan bisa bergerak, dan mengembalikan energi kehidupan ini akan membutuhkan waktu yang lama.

Jika Jaldabaoth benar, bukan hanya mereka akan dalam bahaya, tapi kekuatan tempur mereka juga akan dicabut dalam jumlah yang besar.

...tidak, dalam kondisi seperti ini, tak ada yang bisa melawan Jaldabaoth selain pria hebat di depanku ini. Membangkitkan mereka berdua tidak akan banyak merubah keadaan. Akan lebih bijaksana bagi mereka untuk fokus pada pemulihan setelah mereka dibangkitkan.

"Ternyata begitu... aku rasa aku sudah punya gambaran umumnya sekarang. Jika mungkin, aku ingin bertemu dengan Lady Lakyus. Apakah bisa aku menunggu disini dengamu?"

"Apa! Me-me-me-mengapa anda ingin bertemu dengan Lakyus!?"

Sebelum dia bisa memulihkan ketenangan dirinya, kalimat Evileye sudah keluar dari mulutnya. Dia tidak mengerti alasannya sendiri. Dalam sekejap dia mendengar Momon yang berkata bahwa dia ingin bertemu Lakyus, hatinya sudah dipenuhi dengan kebencian. Bahkan hingga membuatnya terkejut, dan hal itu mengagetkan Momon juga.

Dibalik topengnya, wajah Evileye sudah mulai memerah karena malu, dan dia lega bahwa jubah juga telah menutupi ujung telinganya yang juga mulai merah.

"Aku... Aku berharap bisa bertanya tentang magic kebangkitan, dan juga ingin bertemu dengan pemimpin dari Blue Rose, yang merupakan sesama petualang dengan peringkat yang sama dengan diriku, dan yang merupakan senior bagiku. Selain itu, Jaldabaoth mungkin saja pergi, tapi tidak ada jaminan jika dia tidak akan kembali. Bukankah itu tidak menyenangkan?"

"Ti-Tidak, bukan seperti itu... ah, maaf sudah berteriak kepada anda."

Kebencian di hatinya menghilang saat dia mendengar nama Jaldabaoth; dia tahu mereka harus waspada dengannya.

Berpikir dengan hati-hati terhadap apa yang sudah dikatakan... Aku seharusnya sudah bisa meliat hal itu. Sedangkan untuk berhati-hati jika Jaldabaoth kembali... Itu artinya dia ingin melindungiku? Fufu...

"Kalau begitu, sambil menunggu, apakah keberatan jika saya tanya tentang apa yang terjadi sebelumnya?"

"Sebelum itu, saya harus merawat tubuh rekan-rekan saya. Saya tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja disini. Tidak ada masalah memindahkan mereka, ya kan?"

Tentu saja tidak ada masalah. Dengan begitu, Evileye pergi ke jasad tersebut.

Evileye mengira mereka akan terbakar hingga tidak bisa dikenali lagi, tapi kelihatannya api iblis itu hanya membakar jiwa daripada badan. Mayat-mayat itu bersih. Setelah menutup mata mereka dan melipatkan lengan-lengan mereka ke atas dada, Evileye mengambil sebuah 'Shroud of Sleep' dari bawaannya, dan mulai membungkuks Tia dengan itu.

"Apa ini?"

"Ini adalah item magic yang bisa menghentikan pembusukan dan kekakuan dari tubuh ketika sudah dibungkus olehnya. Sangat berguna bagi mereka yang menggunakan mantra pembangkit."

Sambil berkata seperti ini, Momon menyadari saat Evileye membalasnya dia sedang berusaha untuk membungkus tubuh besar Gagaran, jadi Momon memutuskan untuk membantunya dengan mengangkat tubuh Gagaran dengan tenaga lengannya yang luar biasa. Ketika mayat-mayat itu sudah dibungkus, Evileye menutup telapak tangannya dan memasang wajah serius, berdoa untuk jiwa-jiwa dari yang telah tiada dan agar Lakyus bisa membangkitkan mereka.

"Terima kasih atas bantuanmu."

"Tidak usah dipikirkan. Seperti yang kuminta sebelumnya, bisakah kamu mengatakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi disini?"

Evileye mengangguk dan mulai mengingat peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Apa yang dia ketahui dan pertempuran dimana Jaldabaoth membuat kemunculannya.

Saat dia berbicara tentang bagaimana dia hampir menghabisi maid serangga, sebuah perubahan muncul pada Momon dan Nabe, yang sedang mendengarkan ceritanya dengan diam hingga sekarang.

"Lalu, apakah kamu membunuhnya?"

Kalimatnya memang netral, tapi kemarahan dibalik kalimat itu tidak salah lagi.

Evileye merasa waspada. Mengapa Momon marah jika maid dari Jaldabaoth terbunuh? Tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan ceritanya.

"Tidak, kami tidak membunuhnya. Jaldabaoth muntul sebelum kami bisa melakukannya."

"...Begitukah? ya, ya."

Kemarahan itu hilang, dan Evileye penasaran apakah Momon marah sejak awal. Tapi, Mata keras Nabe yang sedang terdiam masih dipenuhi dengan kemarahan yang mendidih. Sulit dibedakan jika dia memang membenci semua orang dengan cara itu.

Momon terbatu, dan bertanya, "Kalau begitu.... Jika kalian tidak mencoba membunuh maid serangga, apakah Jaldabaoth akan menyerang kalian?"

Evileye dalam sekejap menyadari mengapa Momon marah. Maid serangga memang netral, dan yang dia tahu, dua orang yang menyerang mereka mungkin sudah memicu peristiwa ini.

Adalah hal yang biasa bagi para petualang untuk menghindari pertarungan yang tidak perlu. Jika sebuah kelompok petualang dengan level tinggi tidak tahu hal ini, akan membuat malu nama dari petualang dengan peringtkat adamantite, dan bahkan Momon sendiri. Itu seharusnya alasan mengapa dia marah. Meskipun begitu, Evileye tidak sepenuhnya setuju dengan alasan itu.

"Jaldabaoth bilang bahwa dia akan membuat ibukota menjadi neraka. Seorang maid yang mengikuti orang seperti itu tidak mungkin adalah orang biasa. Aku yakin keputusan rekan-rekanku untuk melawannya adalah tindakan yang benar."

Itu adalah satu hal yang tidak bisa dia kompromikan. Maid itu lebih kuat daripada Gagaran dan Tia. Mengetahui hal ini, mereka masih melawan - pasti ada alasan tentang hal itu. Dia percaya jika rekan-rekannya memiliki alasan yang bagus atas apa yang mereka lakukan.

Evileye yang bertahan dan Momon yang terdiam saling menatap, seakan menembus melewati topeng Evileye dan penutup kepala Momon. Meskipun tak ada yang bisa melihat wajah satu sama lain, Evileye yakin bahwa dia sedang menatap mata Momon.

Pada akhirnya, Momonlah yang menyerah dahulu.

"Mmm. Ah, ternyata begitu. Kamu memang benar. Aku minta maaf."

Momon merendahkan kepala kepada Evileye. Itu membuat Evileye terkejut. Meskipun keyakinan dirinya kepada rekan-rekannya sangat kokoh, dia masih tidak bisa membuat sang penyelamat dirinya bersikap merendah seperti itu.

"Ah! Tolong, angkat kepala anda! Orang yang mengagumkan seperti anda seharusnya.. Ueeeeee?"

Saat Evileye baru menyadari apa yang telah dia ucapkan, Evileye mengeluarkan ucapan kaget yang menyedihkan.

Memang benar Momon adalah individu yang mengagumkan, jika dipikir-pikir, menggunakan kalimat "mengagumkan" untuk menggambarkannya itu ....

Evileye memekik di dalam hati.

Aaaaa! Mau bagaimana lagi, dia terlalu keren! Apakah salah bagiku untuk merasa seperti seorang gadis lagi, hanya sekali dalam ratusan tahun? Lagipula, dia adalah warrior hebat yang lebih kuat dariku...

Cara Evileye yang sedang memandang Momon seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta, jika Momon merasa malu dan berkata demikian, itu artinya dia masih punya peluang. Jika tidak, peluangnya kecil sekali.

Tubuh Evileye sudah berhenti berkembang di usia dua belas tahun. Oleh karena itu, dia tidak memiliki bagian-bagian yang ingin dilihat oleh para pria. Apakah itu untuk menarik api hasrat dari orang lain, atau memuaskan hasrat itu, akan sulit baginya. Tentu saja, sebagian pria tertentu memang akan sangat tertarik kepadanya, tapi mereka adalah minoritas. Dengan wanita cantik seperti Nabe yang ada di dekatnya, peluang Evileye kelihatannya bahkan lebih kecil.

Saat Evileye mengumpulkan keberanian untuk melihat Momon, Malahan dia melihat Momon dan Nabe sedang melihat ke langit malam.

Dia tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan pertama kalinya, tapi ketika dia teringat bagaimana dia berteriak baru saja, akhirnya dia memahami. Dua orang itu telah mengambil teriakannya sebagai peringatan.

Tidak, bukan itu-

Tidak bisa berkata apapun, perasaan itu membuatnya hampir menangis.

"...mungkin anda salah sangka? Tidak ada apapun disana," Momon berkata demikian saat dia memeriksa langit sekitar.

"S-Salah, itu adalah kesalahan. Saya benar-benar minta maaf."

"Ah, tidak usah dipikirkan. Memang lebih baik salah daripada disergap."

nabe mengambalikan pedangnya ke punggung, saat Momon membalas Evileye dengan satu pedang di tangan.

Sikap lemah lembutnya membuat Evileye tidak bisa berkata apapun. Saat itu, ujung matanya menyala. Warnanya bukanlah putih murni dari magic, tapi sebuah warna merah jahat, warna dari api yang bergemuruh.

"Momon-san, lihat di sebelah sana."

Saat Nabe berkata ini, dua orang itu berputar untuk melihat ke arah sinar merah yang memancar. Mata Evileye terbuka lebar, karena dia tahu apa yang menyebabkan api itu.

"Apa? Itu..."

Api Merah itu memuntahkan lidah api ke langit, seakan bertujuan untuk membakar langit. Dengan tinggi sekitar tiga puluh meter, dan dia sulit membayangkan seberapa besar lebarnya - mungkin ratusan meter, mungkin lebih.

Dinding api itu bergoyan seperti sebuah tudung, dan mengitari kota seperti ikat pinggang.

Evileye, yang terkejut tak bisa berkata apapun karena pemandangan itu, mendengar suara pria yang lembut di telinganya.

"Api Gehenna?"

Seakan lehernya terbuat dari pegas, dia melompatkan kepalanya ke samping wajah Momon.

"Itu, itu, itu, apa itu? Momon, apakah anda tahu apakah dinding api yang besar itu?"

Bahu Momon sedikit gemetar saat dia membalas, dengan kurangnya kepercaya diri yang seperti biasanya.

"Eh? Ah.. tidak, bukan, aku masih belum terlalu yakin akan hal itu. Bisakah aku memberitahumu nanti setelah aku memastikan secara rinci?"

"Itu... Tidak apa..."

"Aku harus mendiskusikan sesuatu dengan Nabe, permisi."

"Eh, tidak bisakah aku ikut juga?"

"Ah, tidak, ini adalah hal yang pribadi. Maaf, permisi."

Itu adalah hal yang sangat dasar, jelas sekali sehingga Evileye merasa malu karena sudah meminta dari awalnya. Matanya yang berputar-putar terpaku pada wanita yang dikenal sebagai Putri Cantik.

Di wajahnya terdapat senyum kemenangan.

Evileye mungkin salah, tapi sekali lagi, mungkin saja tidak, Adalah hal yang alami bagi seorang wanita untuk merasa unggul dari seluruh wanita lain ketika seorang pria hebat memberikan perhatian khusus padanya.

Evileye tidak mampu menahan perasaan aneh yang mendidih di dalam dirinya. Itu adalah sebuah kemarahan yang membuat dirinya jijik; api cemburu.

Dia bukan hanya kuat, dia juga tahu hal-hal yang bahkan tidak kuketahui..... Aku takkan pernah bisa bertemu seorang pria seperti dia lagi.

Manusia dengan jenis kelamin wanita memang sewajarnya tertarik dengan yang kuat. Ketika terancam oleh kekuatan luar, akan memicu naluri alaminya untuk bergabung dengan pria yang kuat dan melahirkan anaknya, menerima perlindungan untuk dirinya sendiri dan keturunannya. Tentu saja, tidak semua wanita akan memilih dengan cara seperti ini. Secara pribadi, banyak faktor yang bisa menuju cinta. Meskipun begitu, ada kecenderungan yang sangat kuat untuk mencari kekuatan pada partnernya.

Evileye memandang rendah wanita seperti itu.

Bodoh sekali ingin dilindungi karena kamu lemah. Malahan, yang perlu kamu lakukan adalah menjadi kuat, dan kamu takkan pernah memerlukan siapapun untuk melindungimu. Begitulah cara yang seharusnya.

Tapi jika dia membiarkan seorang pria seperti ini pergi, akankah dia bertemu orang lain yang bisa benar-benar memuaskannya seperti yang bisa dia lakukan?

Evileye tidak akan bertambah tua, tapi Momon pasti akan bertambah tua dan mati sebelum dia. Dan tak perduli sekeras apapun dia mencoba, Evileye takkan penah bisa memberikan anak untuk Momon. Beberapa dekade kemudian, dia pasti akan sendirian lagi. Tetap saja, Evileye berpikir adalah hal yang bagus untuk hidup sebagai seorang wanita sekali dalam seumur hidupnya.

Wanita lain bisa memiliki anak. Yang paling penting adalah cinta. Aku tidak membencinya jika dia memiliki simpanan satu atau dua.

"Kalau begitu, tolong tunggu disini sebentar. Aku minta maaf karena... Evileye?"

"Hm? Ahh, aku minta maaf. Aku sedang berpikir sendiri, hal-hal yang harus didiskusikan dengan rekanku. Aku akan menunggu disini kalau begitu."

Sebenarnya, Evileye tidak ingin berpisah dari Momon. Tapi dia juga tidak ingin berdekatan terus dengan wanita yang dia akui bahwa dirinya sudah sepenuhnya kalah dari wanita itu.

Tentu saja, dia tidak bisa mengatakan hal semacam itu.

Tak ada yang menginginkan wanita yang terlalu nempel. Para pria adalah makhluk yang semakin ingin kabur jika dia semakin diikat.

Dia teringat dengan percakapan ringan dari kedai minuman. Saat itu, dia menertawakannya, karena dia pikir itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Saya sekali. Bahkan hal-hal remeh seperti itu ada gunanya. Seharusnya aku lebih mendengarkan dengan detil... Tapi apakah sudah terlambat jika mulai dari sekarang? Apakah aku memiliki waktu untuk belajar bagaimana caranya menjadi seorang wanita?

Saat Evileye melihat bentuk tubuh dua orang petualang itu yang mulai menghilang, Kepala Evileye mulai dipenuhi dengan pemikiran liar.

Dia tahu sekarang bukan waktunya berfantasi seperti itu, tapi hanya tahu sangat sedikit sekali apa yang sedang terjadi, jangankan maju, akhirnya dia tidak melakukan apapun. Meskipun begitu, Evileye akan pergi ke dalam pertarungan yang mungkin akan membuatnya binasa. Di dalam peristiwa seperti itu, dia lebih baik menghela nafas dan mempertimbangkan hal lain dengan sungguh-sungguh agar bisa mencegahnya terus memikirkan dia.

... Itu adalah kenyataan.

Dia tidak tahu guna dari tubuhnya, jika dia tidak bisa memiliki anak, tapi itu adalah sebuah jalan besar yang masih layak untuk dipikirkan.

....haaa. Mengalahkan Jaldabaoth dan membuat masa depan...

Api di hati Evileye kembali terbakar, seakan sedang menantang Jaldabaoth di dalam dinding api.

Satu-satunya orang yang bisa mengalahkanmu adalah Momon-sama. Kalau begitu, aku akan menyingkirkan sampah-sampah di sekelilingmu. Kali ini, jika maid itu sendiri yang muncul, aku akan membunuhnya. Aku adalah orang yang perna dikutuk menjadi makhluk yang dikenal sebagai Landfall!! Jangan menganggapku remeh, Jaldabaoth!

----

"Kurasa dia tidak akan bisa mendengar kita disini."

"Akan sulit mendengarkan kita dari jarak yang sangat jauh."

"Meskipun begitu, kita seharusnya masih bisa bersiap."

Ainz mengaktifkan sebuah item cash yang memiliki kekuatan mencegah orang menguping pembicaraan, tapi rasanya sia-sia karena itu hanyalah item sekali pakai. Namun, dia tidak ada pilihan lain.

"Kalau begitu, Nabe, kurasa aku sudah bisa melihat rencana Demiurge untuk sebagian besarnya. Namun, semakin rumit sebuah mesin, semakin mudah rusak. Hal yang sama berlaku dengan perencanaan. Kita harus menghindari bersikap seperti sudah menang dan tidak memastikan kenyataan hanya karena kita sudah unggul. Apakah kamu mengerti?"

"Ternyata begitu....Seperti yang saya duga dari Tuan dan Pemimpin kami, wujud yang tak ada bandingannya."

Pujian Narberal datang dari lubuk hatinya, dan Ainz mengakuinya dengan anggukan kepala bak raja. Seakan dia sudah berkata bahwa semunya sudah menurut rencana.

Bukan itu masalahnya.

Dia merasa seperti sedang tenggelam dalam danau yang tidak ada, keringat dingin terbentuk.

Dia bahkan tidak bisa menggenggam makna dibalik rencana Demiurge. Ainz hanya pergi ke medan tempur dengan gagasan bodoh untuk memamerkan skill tempurnya dalam gaya yang paling mencolok di ibukota.

Rasa terkejut setelah mengetahui jika lawannya adalah Demiurge telah memecah ketenangannya sama sekali. Hanya pengendali emosi yang dimiliki oleh seluruh undead yang membuatnya tetap tenang.

Setelah itu dia berpikir dia hanya akan melawan Eight Finger menurut yang diperintahkannya, namun dia lalu tahu jika dia akan melakukan pertempuran dengan para petualang dengan peringkat adamantite. Karena dia tidak tahu apa yang sedang terjadi sama sekali. Ainz hampir menyerah dengan pemikiran ini.

Berbicara tanpa memikirkan kondisi sekarang ini akan terdengar aneh. Ainz tahu jika sangat berbahaya untuk berpura-pura mengerti ketika sebenarnya dia tidak tahu apapun. Mungkin akan lebih bijak untuk mengeluarkan ketidaktahuannya, tapi dalam kondisi seperti sekarang, itu adalah nasehat yang buruk. Seorang Supreme Being yang layak memiliki loyalitas harus menunjukkan jumlah prediksi yang tepat.

Jika seorang atasan - terutama salah satu dari seorang dengan level CEO - terbukti dirinya tidak kompeten, bawahannya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya.

Oleh karena itu, dia harus mati-matian memeras sel otaknya yang sebenarnya tidak ada untuk mengeluarkan peribahasa yang baru saja dia katakan.

Mungkin Narberal terlalu jujur, atau kalimat yang Ainz ucapkan memang tidak sengaja memiliki arti. Mata Narberal dipenuhi dengan rasa hormat. Dengan begitu, Ainz membuat sebuah permintaan dengan dalih memerintahkan Narberal.

"Mmm. Kalau begitu, agar bisa memastikan kesuksesan dari operasi Demiurge, buatlah kontak dengannya. Aku tidak akan melakukannya sendiri karena wanita itu mungkin masih sedang mengamati. Dan sekarang ini, aku tidak bisa menggunakan magic. Hu... Evileye itu tak pernah menurunkan kewaspadaannya sedetikpun. Aku tidak punya bukti, tapi aku yakin dia sudah mencurigaiku."

"Bagaimana mungkin? Tidak ada hal semacam itu. Mungkin ada alasan lain dia melihat anda sedekat itu."

Ainz melihat kepada Narberal sambil menoba untuk membuatnya jelas bahwa dia sedang mengamatinya.

"Pasti ada alasannya. Aku bisa mengerti bagaimana wanita itu berpikir secara kasarnya. Aku yakin mengeluarkan kemarahanku karena kita sedang mendiskusikan Entoma adalah kesalahan yang fatal. Mungkin aku seharusnya membunuh dia sejak tadi?"

Tidak ada jawaban yang diberikan.

Ketika Ainz mendengar Entoma yang hampir terbunuh, kemarahan Ainz membara. Meskipun sudah ditekan dalam sekejap seperti semua emosi yang kuat, dalam sekejap saat dia dipenuhi dengan kemarahan yang mematikan. Adalah sebuah keajaiban dia tidak langsung memenggal kepala Evileye dengan pedangnya.

Ainz telah menekan nafsu membunuhnya dan tidak bertindak dalam kemarahan karena sebelumnya, dia memutuskan jika membunuh Evileye adalah hal yang tidak ada untungnya. Akhirnya dia telah menemukan sebuah perkenalan dengan seseorang yang bisa menggunakan magic resurrection - dan mereka berada di dalam posisi yang menguntungkan dari hal itu. Merusak hal ini adalah hal yang sangat disayangkan.

Mungkin aku sudah dewasa, dan telah belajar untuk mengendalikan diriku sendiri.

Jika bukan karena cuci otak yang dialami oleh Shalltear, mungkin saja dia akan mengabaikan keuntungan potensial yang bisa diperoleh Nazarick dan membunuh Evileye. Great Tomb of Nazarick dan para NPC yang dibuat oleh mantan rekan-rekannya adalah hal yang sangat berharga yang sangat ingin dilindungi oleh Ainz. Dia tidak akan memaafkan segala percobaan yang bisa melukai mereka, tapi dia juga harus mempertimbangkan apa yang paling penting dan pilihan yang mana yang harus dibuat untuk mendapatkannya. Itu adalah kedewasaan.

Ainz bercermin jika kapasitasnya telah tumbuh sesuai dengan pengalamannya, dan ilusi wajah dibalik penutup kepala itu tersenyum sendiri.

Jika begini, tidak diragukan lagi dia akan mampu menjadi penguasa senjati dari Great Tomb of Nazarick. Atau lebih tepatnya, dia berharap untuk bisa meraih tingkat itu.

Sebelum itu, aku harus menghindari kekecewaan dari orang-orang atau mengalami kemunduran besar... akan sangat sulit bagiku....

"Begitukah? Seperti yang diduga dari Ainz-sama, anda benar-benar telah melihat jauh di wanita itu. Pandangan semacam itu hanya milik yang ditakdirkan untuk menduduki takhta."

"Cukup dengan pujiannya, Narberal. Lebih tepatnya, itu adalah kesalahanku sehingga membuat dia curiga."

Ainz memberi isyarat melambaikan tangan kepada Narberal yang juga untuk menyembunyikan rasa malunya. Lalu, dalam suara yang kaku, dia mengeluarkan perintah.

"Ayo Narberal. Pergi dan temukan semua detil dari rencana ini, lalu katakan padaku semuanya. Dan juga, bilang kepada Albedo jika ini terus memanjang, kita akan bergabung untuk membersihkan kekacauan Jaldabaoth."

Narberal membungkuk dan mengucapkan mantranya.

Di dalam hatinya, Ainz gembira. Dia tidak perlu berbohong kepada Narberal. Keadaan Ainz saat ini sebagai Warrior sempurna adalah bahwa dia tidak bisa menggunakan magic. Oleh karena itu, menggunakan Narberal untuk menyalurkan pesan dari Demiurge adalah hal yang logis. Tapi ada alasan lain, satu alasan yang tidak bisa dia katakan dengan keras-keras.

Agar lebih baik lagi dalam hal pura-pura jika dia sudah mengetahui seluruh rencana Demiurge, dan tidak membiarkan Albedo atau Demiurge mencurigai apapun, dia harus meminimalkan kontak dengan mereka.

Jika dia mengutus Narberal untuk melakukannya, itu akan seperti sedang bermain permainan telefon, dan beberapa informasi mungkin saja akan melenceng. Namun, dia lebih memilih resiko itu daripada memilih resiko merusak imejnya sebagai Supreme Ruler dari Great Underground Tomb of Nazarick.

Ainz perlahan mendekat kepada Evileye.

Sementara Narberal sedang berkomunikasi dengan Demiurge, sedangkan bagi Ainz adalah menarik perhatian Evileye.

"Yang benar saja, masa sekarang... bagus juga jika kita bisa entah bagaimana melewati ini. Ngomong-ngomong, aku penasaran dengan wajah anak dari orang yang memiliki kekuatan seperti itu di balik topeng tersebut..."

19 komentar:

Anonim mengatakan...

Lanjut om

uhiuhuifhui mengatakan...

yey akhirnya update

sparta mengatakan...

lanjut

uhiuhuifhui mengatakan...

updatenya setiap hari apa ya min ini?

Anonim mengatakan...

Trims, lanjutkan

aizn mengatakan...

Makasi min

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.6 bab 10 bag. 1

SW mengatakan...

Hahahaha ainz gimana sih, udah keliatan banget kalo sikap evileyes kayak albedo. Gak usah muluk-muluk wkwkwk

Unknown mengatakan...

Thank u min.

Stop wasting your time mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Nurdin bahari mengatakan...

Knp gw demen banget liat imajinasi liar evileye yang sampe mikir punya anak dari momon

Anonim mengatakan...

Vampir bichhe ada dua sekarang evelyn dan shaltear

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Anonim mengatakan...

Evil eye ini undead kah?

Yahaha hayyuk mengatakan...

Evileye ternyata adalah nenec-nenec bertubuh loli

Anonim mengatakan...

Lolibaba

Tekek hijau mengatakan...

Nenek loli

Anonim mengatakan...

Kabar baik utk evileye, kalian sama² undead jdi bisa hidup lama.
Kabar buruknya, dia(momon) hanya tulang, jangankan memiliki anak, mencoba utk membuatnya...bisakah dgn tulang ? :/
Yahh.., itupun jika bisa melewati Albedo & Shalltear dulu. Hahahaa...