Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

11 Maret, 2016

Overlord - Vol 6 - Chapter 8 Part 1

Six Arms

Part 1


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 21:51

Di dalam Kingdom, adalah hal yang biasa pergi tidur ketika matahari telah tenggelam, karena membuat lampu terus menyala itu membutuhkan biaya. Di daerah pedesaan, dimana kebanyakan masyarakatnya masih miskin, kegiatan itu adalah hal yang biasa. Namun, di perkotaan malah sebaliknya dan orang-orang masih aktif seperti binatang malam. Tempat yang dituju oleh Climb sedikit berbeda. Daripada gemerlapan oleh cahaya dan hiruk pikuknya jalanan, itu adalah sebuah lorong yang ditelan oleh kegelapan.

Climb berjalan di sepanjang jalanan yang sepi tanpa lampu satupun. Alasan dia bisa berjalan di jalanan yang gelap berkat 'Helm of Dark Vision' miliknya. Jarak maksimumnya 15 meter, tapi pemandangan dari balik celah dari helm itu seperti tengah hari. Terlebih lagi, tak seperti plate mail yang terbuat dari besi, plate yang terbuat dari mithrill tidak banyak berisik. Kecuali kalau seseorang dengan pendengaran yang luar biasa bagus atau rogue yang sangat ahli mendengarkan dengan teliti, tak ada yang bisa menyadari jika Climb sedang berjalan dengan bersenjata lengkap.

Pengintaian sudah siap.

Mereka melihat target mereka ketika keluar dari lorong. Dinding-dinding yang tinggi mengelilingi lingkaran seakan ingin memisahkan apa yang ada di dalam dengan yang ada di luar. Mirip dengan sebuah benteng atau penjara. Aktifitas ilegal macam apa yang mungkin sedang terjadi disana? Dia memikirkan segala macam aktifitas gelap yang mungkin sedang terjadi di dalam. Lampu magic yag ditempatkan pada masing-masing pintu gagal mengusir kegelapan yang kelihatannya merembes keluar dari bangunan. Dia tidak bisa melihat gedung yang digambarkan di dalam rencana dari luar.

"Itu dia. Tidak salah lagi."


Climb bergumam sambil merangkak untuk menyembunyikan diri, lalu sebuah suara menjawab dari samping dirinya.

"Kelihatannya begitu, pimpinan. Suasananya juga cocok. Saya akan pergi mengintainya."

Itu adalah suara dari salah satu mantan petualang dengan peringkat orichalcum yang memiliki skill kelas rogue. Brain berbicara sebagai gantinya Climb.

"Berhati-hatilah. Ada beberapa warrior yang bisa mendeteksi invisibilitas."

"Tentu saja, lagipula mereka adalah Eight Finger. Aku berencana untuk bertindak seakan jika ada seorang rogue atau magic caster yang sama levelnya. Yah, kalian berdua doakan saja aku berhasil."

Dengan begitu, wujud di sampingnya menghilang. dia tidak bisa mendengar apapun, tapi seorang rugoe dengan kaliber yang mirip mungkin sudah mendengar langkah kaki yang menuju ke arah mansion.

Yang tertinggal hanyalah Climb dan Brain.

Alasan mereka meninggalkan yang lainnya di belakang adalah karena mereka tidak terbiasa bertindak dengan diam-diam. Armor full plate sangat berisik dan akan memberitahukan lokasi mereka. Karena pertarungan bisa terjadi kapanpun, mereka tidak bisa melepas armor itu untuk mendekat pula.

Jadi mereka berdua yang malahan datang.

Keduanya adalah warrior, jadi mereka tidak bisa meniru rogue. Namun, bagi Climb, berkat magic yang diberikan ke armornya dan Brain yang bisa menggunakan martial art di dalam kegelapan, memungkinkan untuk bertindak dalam kegelapan. Mulai dari sini, ini diserahkan kepada yang profesional. Ada sebuah alasan keduanya bisa sedekat ini meskipun berbahaya: Jika rogue itu diketahui, mereka harus memutuskan dengan cepat jika kelompok mereka akan menyerang atau mundur. Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk menunggu dan melihat. Tetap saja, mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Saat waktu berlalu, hanya pemikiran negatif yang menggoda mereka.

"Apakah dia akan baik-baik saja?"

Keduanya membalas kekhawatiran Climb.

"Entahlah... tapi kita hanya bisa mempercayakan kepadanya. Lagipula dia adalah mantan petualang dengan peringkat orichalcum."

"Seharusnya begitu. Kurasa dia sudah sangat berpengalaman."

Mereka kehilangan waktu sudah seberapa lama mereka menunggu. Lalu tiba-tiba, Brain menghampiri katananya. Mengikuti sikap Brain, Climb juga melakukan yang sama dengan pedangnya dan mendengar suara panik dari seorang pria di sampingnya.

"Tunggu, tunggu, Ini aku, aku kembali."

Itu adalah rogue yang pergi untuk mengintai.

"Ah, itu kamu. Kamu mendekat tapi tidak melakukan apapun... Apa kamu mau menguji apakah aku benar-benar bisa merasakanmu dengan martial art milikku atau tidak?"

"Yea, maaf tentang hal itu. Untuk menguji Brain Unglaus yang terkenal, itu salahku."

"Tidak apa. Jika situasi kita berbalik, aku mungkin akan melakukan hal yang sama. Bagaimanapun juga, bisakah kamu mengatakan kepadaku bagaimana situasi di dalam?"

Climb bisa merasakan gerakan udara dan merasakan ada yang duduk di sampingnya. Dia melihat ke arah samping dan tidak melihat siapapun, tapi dia bisa merasakan sensasi aneh dari kehadiran seseorang yang samar ada di sana.

"Kelihatannya tempat itu diatur sebagai tempat latihan. Halamannya diatur seperti itu. Aku sedikit melihat melalui bangunan-bangunan yang ada di sana terdapat banyak kamar. Kurasa kita bisa dengan aman mengatakan bahwa ini adalah bangunan yang dimiliki oleh Cabang Keamanan dari Eight Finger. Ada beberapa area dengan penjagaan yang sangat ketat sehingga aku tidak bisa mengambil resiko mendekatinya. Dan juga, ada berita buruk pula, pimpinan."

Nada dari ucapannya merubah mood menjadi suasana yang sangat tegang.

"Ini adalah poin yang terpenting. Ada sel penjara di dalam gedung dan seorang wanita dipenjarakan di sana. Dan juga, ada beberapa orang yang cocok dengan deskripsi dari Six Arm juga berada di dalam sana juga."

Meskipun wanita itu tidak diduga, mereka sudah memperhitungkan kehadiran dari Six Arm. jadi apa masalahnya? Pertanyaan Brain membersihkan rasa penasaran Climb.

"Berapa banyak? Mempertimbangkan ucapanmu yang bilang 'beberapa orang', pasti ada lebih dari satu."

"Ada lima. Karena kita sudah memiliki 'Devil of Illusion', mungkin itu artinya semuanya berkumpul disana."

Dengan kata lain, ini adalah benteng yang tidak dapat ditembus. Lokasi yang paling buruk. Tapi -

"Ini mungkin buruk bagi kita, tapi lebih baik bagi yang lainnya. Jika mereka semua berkumpul di sini, itu artinya lokasi lainnya akan jauh lebih mudah."

Itu adalah hal bagus dalam situasi yang terburuk.

"Kalau begitu apa yang akan kita lakukan pimpinan?"

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Tempat ini tidak mungkin dijatuhkan. Kita akan mundur."

"Apakah itu tidak apa, Climb?"

"Tidak, tidak juga, tapi apakah kita memiliki pilihan? Jika seluruh Six Arm berkumpul di sini, maka ini pasti salah satu dari dua tempat penting dan kita bahkan tidak bisa memeriksa jika itu memang benar. Tapi mempertimbangkan perbedaan dalam kekuatan, itu tidak bisa dielakkan lagi."

"Itu benar."
"Kalau begitu apakah aku harus pergi lagi untuk melihat apakah aku bisa mencuri dokumen apapun sebelum mundur?"

"Tidak, itu terlalu berbahaya. Akan lebih baik untuk mundur ketika mereka masih tidak tahu kita ada disini. Bagaimana menurutmu?"

"Yea, aku setuju. Kalau begitu apa yang akan kita lakukan sekarang? Pergi ke lokasi lainnya dan membantu mereka?"

"Itu adalah pilihan yang terbaik. Bisakah kamu memberitahukan kepada yang lainnya yang sedang menunggu? Kita akan menunggu disini dan melihat jika ada siapapun yang datang mengejar kita."

"Kurasa tidak ada salahnya berhati-hati. Aku akan serahkan kepadamu kalau begitu."
Rogue yang masih tidak terlihat membuat suara berjalan untuk menenangkan Climb yang menuju ke tempat sisa dari kelompok mereka yang sedang menunggu.

"...Kelihatannya tidak ada seorangpun yang mengejarnya, Climb."

"Kalau begitu mari kita bergabung dengan yang lainnya dan bergerak ke lokasi selanjutnya?"

"Yea- huh? Lihat di sebelah sana, Climb"
Ketika dia berbalik, dia bisa melihat seseorang yang dia temui kemarin sedang mendekati bangunan yang mereka amati.

"Itu adalah Sebas-sama? Mengapa dia.."

"...Sulit dipikirkan jika ini adalah kebetulan... Apa yang terjadi? Apakah dia adalah salah satu dari mereka?"
"Kurasa bukan itu masalahnya. Aku ragu kamu juga berpikir seperti itu."

"Itu benar. Mungkin jika dia adalah orang yang benar-benar bagus dalam berakting, tapi aku ragu dia orang seperti itu."

"Kita harus memanggilnya-"

Segera setelah berkata demikian, Sebas langsung melihat ke arah mereka berdua. Climb dan Brain yang bersembunyi di dalam bayangan yang agak jauh dari bangunan untuk mengamati bangunan. Mereka tidak mudah diketahui. Mungkin kebetulan saja dia melihat ke arah mereka, tapi Climb tidak berpikir jika itu masalahnya.

Sebas datang dengan langkah yang cepat.

Itu adalah kecepatan yang menakjubkan. Kapanpun mereka berkedip, dia telah melalui jarak yang luar biasa seakan dia berteleportasi. Meskipun dia hanya berjalan biasa saja, dia bergerak dengan kecepatan yang membuat otak menolak untuk mengakuinya. Lalu dia datang ke dalam lorong. Lebih tepatnya, dia hampir melayang di atas kepala mereka berdua yang sedang bersembunyi di pintu masuk lorong.

"Wah. Tak kukira melihat kalian berdua disini, kebetulan sekali. Jadi ada urusan apa kalian disini?"

"Tidak, itu seharusnya yang kami tanyakan kepada anda. kami berencana untuk meluncurkan sebuah serangan ke gedung itu, yang dimiliki oleh Eight Finger."

"...Apakah hanya ada kalian berdua?"
"Tidak, ada lebih banak lagi di belakang kami."

Climb bertanya kepada Sebas yang bergumam.

"Apa yang anda lakukan disini, Sebas-sama? Apakah anda memiliki urusan dengan bangungan itu...?"

"Ya, sejujurnya, wanita yang kuceritakan kemarin diculik dan sedang ditawan di dalam bangunan itu. Mereka memanggilku, jadi disinilah aku."

"Begitukah?! Ngomong-ngomong, rekan kami yang mengintai lebih dulu memang bilang ada wanita di sana pula."

"... Dimana dia?"

"Dia seharusnya segera kembali.... Ah, tepat sekali."

Mantan petualang itu kembali dengan invisibilitasnya yang dimatikan. Dia mewaspadai pak tua yang memiliki aura gentleman yang tidak cocok dengan situasinya.

"Ini adalah Sebas-sama. Dia membantu kami menangkap 'Devil of Illusions' kemarin. Dia kelihatannya mengenal wanita yang kamu bicarakan tadi. Dia adalah orang yang bisa kita percayai, jangan khawatir."

Rogue tersebut menganggukkan kepala sebagai tanda paham dan bicara dengan panjang lebar tentang informasi yang dia kumpulkan, dimulai dari si wanita. Sebas bicara dengan suara yang berterima kasih setelah mendengarkan semuanya.

"Begitukah, aku mengerti. Terima kasih, akan lebih mudah menyelamatkannya sekarang."

"Jangan khawatir, pak tua. Ngomong-ngomong, semuanya sudah siap untuk mundur..."

Rogue itu menatap Sebas seakan merasa menyesal karena harus mundur dan meninggalkannya sendirian meskipun tahu ada seseorang yang dikenal Sebas sedang ditawan.

"Sebas-sama. Yang terkuat dari Eight Finger, disebut Six Arm berkumpul disini... Bisakah anda menangani mereka semua?"

Rogue itu mengerutkan dahi dengan pertanyaan Climb. Climb juga mengerti apa yang mungkin dipikirkan Rogue itu. Six Arm adalah musuh yang menyamai petualang dengan peringkat adamantium dalam hal kekuatan. Akan sangat tidak mungkin menang melawan lima orang dari mereka. Namun, mengabaikan keraguan tersebut, Sebas membalas dengan enteng.

"Jika lima orang itu seperti Succulent kemarin, seharusnya tidak ada masalah."

Rogue tersebut berkedip sesaat sebelum mengesampingkan Brain dan Climb lalu bertanya kepada mereka sambil melihat kepada Sebas dengan mata kasihan.

"...Pimpinan, apakah pria itu sudah gila?"

Siapapun yang mendengarkan Sebas tadi pasti akan setuju. Terutama jika mereka tahu kekuatan dari petualang dengan peringkat adamantium. Tapi Climb, yang menyaksikan sendiri kemampuan Sebas, tahu tidak ada hal yang berlebihan dengan statemen itu.

"Tidak, dia memang sekuat itu."

Rogue tersebut melihat ke arah Climb seakan dia sedang melihat ke arah orang gila.

"Brain juga berpikir demikian."

"Apa?! Unglaus, kamu juga?"

Brain tersenyum pahit saat dia mengangguk ke arah Rogue itu.

"Benar sekali. Meskipun jika Gazef dan aku melawannya bersamaan, kami takkan mampu menang."

"A, Apakah itu... Tidak, jika itu benar, itu luar biasa..."

Rogue tersebut masih melihat ke arah Sebas dengan rasa tidak percaya, tapi hanya bisa mempercayai apa yang mereka katakan.

"Jika kita meminta bantuan dari Sebas-sama... mungkin akan merepotkan, tapi bisakah kamu katakan kepada Sebas-sama tentang Six Arm?"

Satu-satunya saat Sebas memecahkan aura gentlemannya adalah ketika dia mendengar julukan dari salah satu Six Arm.

"Apakah kamu bilang 'Undying King' Deibanock.... Itu adalah julukan yang keterlaluan untuk makhluk yang bodoh."

Disamping gumaman itu, pertukaran informasi itu selesai tanpa ada halangan. Climb lalu bertanya.

"Jadi, Sebas-sama.... Apakah mungkin bagi anda untuk membantu kami?"

"Tentu saja. Lagipula aku kemari untuk menyelamatkan Tsuare. Aku akan menangani Six Arm."

"Kalau begitu, Sebas-sama akan merangsek masuk dari depan dan kami akan menyusup secara diam-diam untuk meneyelamatkan Tsuare-san. Maaf sudah menyerahkan seluruh pertarungan kepada anda, Sebas-sama..."

"Tidak apa, itu juga akan menguntungkan bagiku, karena kamu bisa menyelamatkannya sementara mereka teralihkan perhatiannya dan mereka tidak akan bisa menyeret dia melalui rute kabur rahasia."

"Saya mengerti. Saya akan menyelamatkan Tsuare-san tak perduli bagaimana. Kalau begitu anda ingin ditemani siapa? Kurasa bukan ide yang bagus untuk pergi ke dalam dengan semua orang seperti rencana awal..."

"Hmm... Jika kita harus menyusup, akan sebaiknya sehening mungkin. Lalu setelah kita menyelamatkannya, kita mungkin harus bertarung untuk mencari jalan keluar. Jika itu masalahnya..."

Rogue tersebut melihat ke arah Climb dan Brain.

"Jika dia bisa menggunakan magic invisibilitas tanpa batas, akan lain ceritanya... tapi kurasa pergi dengan hanya kita bertiga adalah yang terbaik."

"Apa tidak apa aku pergi bersamamu?"

"Tentu saja, pimpinan. Rekan-rekan warriorku tidak cocok dengan misi penyusupan karena mereka terlalu kaku di dalam armor mereka."

"Aku mengerti, kalau begitu kita akan menyusup dengan orang-orang yang ada disini."

"Akan lebih baik jika magic caster kita bisa memrapalkan magic membatalkan suara, juga... Yah, jika hanya 3 orang, aku akan memintanya untuk merapalkan magic invisibilitas."

"invisibilitas..."

Climb bicara dengan nada khawatir.

"Meskipun semuanya menjadi tidak terlihat, helm milikku bisa mengaktifkan pendeteksian invisibilitas hanya sekali perhari.. tapi bagaimana dengan yang lainnya? Jika semuanya tidak bisa melihat satu sama lain dan tersesat, akan jadi masalah."

"Jangan khawatir Climb, aku punya item magic yang bisa mendeteksi invisibilitas. Meskipun hanya sekali pakai, aku akan baik-baik saja."

"Tidak perlu khawatir denganku. Tidak mungkin aku bisa melewatkan langkah kaki pimpinan dan Unglaus."

"Kalau begitu kita akan baik-baik saja dalam hal komunikasi. Kami akan memberikan sedikit waktu kepada Sebas-sama sebelum menyusup."

"Aku mengandalkanmu."

Climb dan Brain menjadi gugup dengan Sebas, yang merendahkan kepalanya. Mereka tidak melakukan apapun yang layak mendapatkan kehormatan dari orang lain seperti Sebas. Mereka pada dasarnya memanfaatkan dia seperti yang mereka lakukan di rumah bordil kemarin.

"Tidak, kami yang seharusnya berterima kasih. karena kami datang menyerang tempat ini, kami sangat bersyukur anda menangani Six Arm."

"Kalau begitu kelihatannya kita sama."

Mereka tidak menemukan petunjuk negatif apapun dari senyum Sebas. Climb berdiri merasa lega.

"Kalau begitu kami akan mundur dan kembali setelah memakai magic."


5 komentar:

Ramiris mengatakan...

Keren,makasih min

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.6 bab 8 bag. 1

Admin Galau mengatakan...

Sebas-sama memang Gregettt

Anonim mengatakan...

Karena sebas adalah guru saitama ntar lihat aja hanya dengan jurus pukulan tangan mengepal biasa menghancurkan 4 kepala dan dengan jutus tabokkan biasa menghancurkan 1 kepala.(belum menggunakan pukulan serius/sungguh2)

Unknown mengatakan...

Mantap min