Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

26 Januari, 2016

Overlord - Vol 3 - Chapter 2 Part 3

True Vampire - Vampir Sejati

Part 3


Overlord Light NovelUdara dingin bertiup ke aula besar. Bertiup di antara celah-celah barikade dan menyapu lebih dari empat puluh dua anggota yang tersisa dari "Death Spreading Brigade". Karena itu adalah ruangan terbesar di dalam gua, aula biasanya digunakan untuk ruang makan. Namun, saat ini, telah berubah menjadi sebuah benteng.

Terletak di bagian terdalam dari gua yang berfungsi sebagai tempat persembunyian tentara bayaran, sisi-sisi dari aula yang panjang dan sempit berderet banyak kamar: kamar tamu dan gudang senjata serta bahan makanan. Karena itu, kehilangan area tersebut artinya sisa mereka akan diambil satu persatu. Dalam kasus penyerangan, mereka akan membangun perkemahan di dalam aula dan menggunakannya sebagai garis pertahanan terakhir.

Meskipun disebut sebagai perkemahan, konstruksi bangunannya sangat tidak beraturan.

Pertama, mereka menempatkan meja sederhana di sisi-sisi mereka, lalu menumpuk beberapa kota kayu untuk menyempurnakan apa yang bisa digunakan untuk memblokade. Selanjutnya, mereka mengulurkan beberapa tali sekitar separuh dari tinggi badan pria dewasa diantara mereka dan pintu masuk aula. Tujuan mereka adalah untuk mencegah musuh merangsek ke dalam barikade.

Dibelakang pertahanan ini, hampir setiap tentara bayaran memegang crossbow dan bersiap. Mereka berbaris di tengah dan masing-masing sayap.

Meskipun jika nantinya akan menjadi pertempuran api, mempertimbangkan luas pintu masuk dan ukuran dari aula, pihak yang menunggu di aula pastinya memegang keuntungan. Jika musuh mencoba untuk merubah formasi mereka, tak perduli darimana mereka menyerang, mereka masih akan diserang dari sisi lain. Meskipun jika mereka memilih untuk menggunakan serangan area luas, kelompok itu akan tersebar dan terbukti susah untuk memberikan damage yang signifikan. Itu adalah formasi yang memanfaatkan tembakan yang bersilangan.

Meskipun dilindungi oleh pertahanan sesederhana itu, mereka masih bisa melawan pasukan besar, wajah-wajah pria itu dipenuhi rasa ketidak tenangan.

Suara gemerincing dari logam terdengar saat badan mereka gemetar akibat chainmail yang membungkus mereka.

Memang benar bahwa suhu di dalam gua tidaklah tinggi; cukup untuk merasa nyaman di musim panas. Tapi apa yang menyerang mereka adalah sesuatu yang sedikit berbeda dari rasa dingin.

Hanya sesaat sebelumnya, sebuah tawa keras terdengar dari pintu masuk. Itu adalah tawa yang menakutkan yang bergema di dinding-dinding gua, membuatnya tidak bisa diketahui apakah itu suara pria atau wanita. Akibat suara itulah rasa dingin menyerang mereka.


Pria terkuat dari "Death Spreading Brigade" - Brain Unglaus. Karena dia sudah keluar untuk bertarung, tentara bayaran itu percaya dengan membentuk barikade adalah hal yang percuma. Kepercayaan itu benar-benar hancur dengan datangnya tawa tersebut.

Musuh yang bisa mengalahkan Brain; seseorang yang seperti itu tidak ada. Bahkan sekarang, mereka masih mempercayainya.

Kekuatan Brain ada di level yang berbeda. Dia sangat mahir hingga titik dimana bahkan Knight dari Empire tidaklah bisa mengimbanginya; monster-monster juga tidak terkecuali. Dia bisa membunuh ogre dengan satu kali serangan, dan bisa melompat ke dalam sekumpulan goblin dan memotong mereka seperti memotong rumput. Dia adalah pria yang bisa mengalahkan semua anggota "Death Spreading Brigade" dalam pertarungan langsung. Mereka tidak punya pilihan lain kecuali memanggil orang seperti itu dengan orang terkuat.

Seorang pria dengan sekaliber itu kalah; implikasi yang parah.

Fakta bahwa musuh masih bisa tertawa meskipun sedang melawan Brain hanya ada satu arti.

Meskipun semuanya mengerti, tak ada yang berbicara.

Hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah saling melihat wajah yang lainnya dengan tidak bersuara.

Setiap mulut anggota tentara bayaran itu terdiam, dan menatap pada arah pintu masuk aula - pintu masuk gua.

di tengah tekanan yang semakin meningkat -

Suara orang yang sedang berlari bisa terdengar; pelan-pelan semakin keras.

Seseorang bisa mendengar salah satu dari mereka yang menelan ludah. Sebuah keheningan yang mendominasi aula, dan segera dipecah oleh suara bising dari anak panah yang banyak sekali dipasang pada posisi siap untuk menembak.

Seorang pria yang telah kehabisan nafas berlari melewati pintu masuk aula, di bawah tatapan oleh seluruh kelompok tentara bayaran. Masih penasaran kenapa anak panah tidak langsung meluncur ke arahnya.

"Brain!"

Pimpinan dari tentara bayaran - pimpinan mereka berteriak dengan keras. Lalu diikuti, aula yang meledak dengan sorakan. Itu adalah teriakan perayaan kemenangan mereka melawan penyusup.

Setiap orang menepuk bahu orang di sampingnya, dan berteriak memuji Brain dan bersorak kegirangan.

Namanya bisa terdengar berkali-kali. Dikelilingi sorakan, Brain menggenggam senjatanya dengan lemah di satu tangan dan berdiri di pintu masuk aula dengan ekspresi kosong. Dia tiba-tiba mencari wajah-wajah tentara bayaran di sekelilingnya.

Tidak, salah, dia sedang mencari hal yang lainnya.

Melihat Brain yang bertingkah aneh dari biasanya, sorakan di ruangan itu pelan-pelan mereda.

Brain berlari menuju barikade.

"H, Hey! Tunggu sebentar! Kita sedang membukanya sekarang!"

Seakan tidak mendengar ucapan itu, dia mendorong tubuhnya agar bisa lewat. Tidak ingin menunggu barang semenitpun, sedetikpun, Brain melewati barikade dan lari.

Dengan tampang kebingungan pada bandit-bandit di belakangnya, dia melemparkan pintu gudang dan berlari ke dalam.

"Ada apa dia tadi? Apakah dia ketinggalan sesuatu disana?"

"Entahlah? Ada yang aneh dengannya... dia terlihat sedang menangis... tidak mungkin, ya kan?"

Kepala mereka miring ke samping, menatap pintu yang baru saja tertutup; para tentara bayaran itu tidak mengerti arti dari peristiwa yang terjadi di depan mereka.

Diantara mereka, wajah seorang pria telah berubah. Dia mengerti akan situasi yang sebenarnya bahwa hanya dia, tidak, digabungkan dengan Brain; hanya ada dua orang yang menyadari situasinya. Namun, pria itu tidak punya waktu untuk memastikan apa dia benar atau salah.

Klik, dengan suasana hening, figur lai muncul dari pintu masuk.

Tidak usah dikatakan, itu adalah wajah yang tidak familiar. Jika tidak ada diantara tentara bayaran yang tahu siapa dia, itu artinya bahwa dia adalah penyusup yang bertanggung jawab terhadap kerusuhan. Keributan di aula langsung senyap.

Itu tidak mungkin, berarti kehadiran Brain disini memiliki arti yang benar-benar berbeda. Fakta bahwa penyusup masih hidup artinya dia telah kalah dan kabur.

Hanya ada satu penyusup, dengan tampilan yang bungkuk dan terlihat sangat menakutkan.

Sebuah tubuh yang kecil, dia terlihat seperti gadis muda. Tangannya menggantung di samping, dan dagunya membengkok ke bawah. Bagian anehnya adalah mempertimbangkan posisi dari kepala dan lehernya, lehernya terlihat setidaknya memiliki panjang tiga kali lipat orang biasa.

Dengan penampilan seperti itu, kelihatannya rambut peraknya yang panjang dan bersinar diseret di tanah, dia pelan-pelan masuk ke aula. Gaunnya yang gelap total memberikan penampilan seakan dia diselimuti oleh kegelapan.

Tak ada yang berkata apapun.

Sebuah wujud yang sangat mengerikan; rasa dingin yang bisa membuat jantung berhenti.

Pelan-pelan kepalanya bergerak. Dibalik rambut perak yang tipis yang melindungi seluruh wajahnya, dua mata merah darah menyala. Dan pelan-pelan menipis seperti jarum.

Semuanya yang hadir mengerti. Tidak -- mereka terpaksa mengerti.

Dia pun tertawa.

Gadis yang menakutkan itu mengangkat dagunya, menunjukkan wajah yang anggun. Tapi bagi mereka yang telah melihat penampilan gadis itu sebelumnya, tidak ada lagi yang lebih mengganggu. Wajahnya terlalu elegan; terlihat seperti sebuah topeng yang diukir dengan tangan-tangan seniman kelas satu.

"Hello semuanya. Aku adalah Shalltear Bloodfallen. Apakah ini adalah garis terakhir? Apakah permainannya sudah selesai?"

Gadis itu terlihat berujar omong kosong - Shalltear memeriksa sekelilingnya. Tapi tidak bisa menemukan yang dia cari, wajahnya yang cantik mengerutkan dahi. Dengan tak ada yang menyelanya, sekali lagi, suara gadis itu bergema ke seluruh aula.

"Kali ini permainan sembunyi?"

Dia tertawa nakal. Seakan dia telah menemukan sesuatu yang tidak tertahankan lucunya, gadis itu melihat ke bawah dan meneruskan tertawanya, rambutnya menutupi wajahnya.

Dengan situasi yang semakin abnormal, tentara bayaran itu menghirup nafas dengan sedalam-dalamnya. Sementara itu tawa Shalltear semakin keras dan keras.

"AhahaaaaaaahahahaAHAHAAAAAAAAAAAAHAHAHAHA!!"

Dengan tawanya yang terus semakin keras, dia mengangkat kepalanya.

Wajah yang ada dalam penglihatan mereka membuat tentara bayaran itu merasa jantung mereka seakan berhenti berdetak dan darahnya membeku.

Tidak ada wajah cantik lagi yang mereka temukan. Warna Iris dari gadis itu seperti tertumpah dan mewarnai seluruh matanya dengan warna merah darah. Giginya, yang kelihatannya putih dan cantik sesaat lalu, digantikan dengan barisan taring yang sempit dan seperti jarum mirip dengan rahang seekor hiu. Bibirnya yang memberikan kilauan merah, semakin lembut, dan tetesan air liur keluar dari sudut mulutnya.

"AHAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAHAHAHAHAAAAAHAHA!"

Bibir Shalltear robek ke atas hingga di bawah telinganya. dan mengeluarkan sebuah tawa yang terdengar seperti banyak lonceng yang serak.

Udara di aula itu kedengarannya seakan berteriak.

Meskipun mempertimbangkan mereka yang sedang berada di dalam gua, pantulannya mengerikan. Seakan udara itu sendiri tidak bisa menahan suara bising dan berteriak kesakitan.

-gadis?

-monster?

-binatang buas?

Dia bukan salah satu dari ketiganya.

Sebuah avatar dari terror--.

Bahkan dari jarak ini, nafasnya mengalahkan bau darah yang sangat banyak. Kelihatannya bahkan udara di sekelilingnya berwarna merah dari baunya.

"Uuuuwaaaaaahhhhh!!"

Dengan sebuah teriakan, seorang tentara bayaran benar-benar ditelan terror menarik pemicu pada crossbow miliknya.

Anak panah yang menembus udara dan menancap dalam di dada Shalltear. Tubuhnya sedikit terguncang dari benturan itu.

"-Tembak!"

Terbangung atas suara pimpinan mereka, seluruh tentara bayaran menembakkan crossbow mereka dengan perasaan ingin menolak ketakutan mereka. Anak panah - anak panah itu berjatuhan dengan suara seperti hujan deras dan menusuk tubuh Shalltear.

Dari 40 yang ditembakkan, 31 diantaranya masuk ke dalam target. Setiap yang mengenai target menancap dalam-dalam ke badang sasarannya. Itu adalah hasil yang jelas, mempertimbangkan jarak ini, anak panah itu dengan mudah menembus armor besi.

Ada Empat anak panah yang menembus kepalanya, jika dia adalah manusia, luka itu akan sangat fatal.

"Kita berhasil..."

Seseorang berujar.

Itu adalah harapan yang ada di lidah dari setiap tentara bayaran yang hadir. Meskipun dia masih berdiri. anak panah itu telah menutupi tubuhnya membuat dia terlihat seperti landak. Seharusnya, dia sudah tewas. Meskipun ada sedikit yang tertancap di kepala mereka, sebuah duri yang bernama teror dan masih menggantung dalam di sudut hati mereka.

Para tentara bayaran itu, seakan didorong oleh insting menyelamatkan diri dari binatang buas yang tersembunyi, mulai memasang anak panah lagi ke crossbow mereka.

Dan- Shalltear bergerak.

Dengan gerakan berlebihan, seperti seorang konduktor orkestra yang memainkan tongkat konduktornya, dia pelan-pelan - meregangkan kedua lengannya. Seluruh anak panah yang menancap dalam di tubuhnya pelan-pelan terdoro keluar dan berjatuhan ke lantai. Tak ada setetes darahpun yang terlihat dari satupun anak panah itu. Kepala anak panah itu kelihatannya tak pernah tersentuh, seakan mereka tak perna ditembakkan dari awal.

Shalltear tertawa. Senyum yang berkembang di wajahnya benar-benar bisa disebut jelek.

Ketakutan melanda mereka, teriakan menggema di seluruh penjuru sekali lagi, anak panah dalam jumlah yang banyak menuju ke arah Shalltear.

Melalui mata, leher, terpendam dalam perut, atau yang bersarang di bahu. Bahkan hujan es, dia menganggapnya sebagai gangguan kecil, sebuah gerimis.

"IItuuuuuuu tidaaaaak akaaaaan berhaaaaaasiiiiilll. Kaaaaliiiaaan teerlaaaluuu beerusaaaahaaa keeeraaaas."

Sebuah langkah. Lalu sebuah lompatan.

Jarak atap sekitar lima meter. Sebuah lompatan yang cukup tinggi untuk menyentuhnya, dengan mudah melewati barikade dan mendarat di sisi yang berlawanan. Sepatu hak tinggi miliknya menyentuh tanah dengan suara klik, dan anak panah yang mengotori tubuhnya berjatuhan ke tanah semuanya.

Dia memutar wajahnya ke arah para tentara bayaran yang masih mengisi ulang di belakangnya.

Dan dengan satu kaki ke depan - menyerang.

Sebuah serangan tanpa sedikitpun berat badan yang menyertainya, itu hanya sebuah pukulan sederhana yang terlihat seakan dia hanya mengarahkan tangannya ke depan. Tapi kecepatan dan daya hancur dari pukulan itu memiliki kelas tersendiri.

Pukulannya dengan mudah menembus seorang tentara bayaran dan menghancurkan barikade. Dengan suara meledak, kayu-kayu itu berhamburan dan hancur, membuat kayu-kayu itu berhamburan ke seluruh ruangan.

Sebuah tirai berat keheningan memenuhi aula. Suara yang terdengar hanyalah dari pecahan-pecahan kayu yang berjatuhan ke tanah.

Mereka hanya berdiri menatap Shalltear dengan tatapan kosong, tangan mereka tidak lagi sibuk mengisi ulang senjata mereka.

Shalltear melanjutkan dengan mengarahkan jari telunjuknya ke bola darah yang melayang di atas kepalanya. Ketika dia pelan-pelan menarik jarinya, Sebuah benang darah mengikuti di belakangnya dan menggambarkan sebuah karakter di depan Shalltear. Mirip dengan sanskerta atau tulisan kuno, membentuk sebuah karakter magic.

Itu adalah sebuah skill yang disebut [Blood Pool] dari salah satu kelas Shalltear, [Blood Drinker]. Dengan menyimpan darah yang dihisap dari musuh, membuat pemakainya bisa menciptakan sebuah bola dengan energi magic yang bisa digunakan untuk hal lain nantinya. Dan juga, dengan menggambarkan kekuatannya, seseorang bisa menggunakan skill augmentasi tanpa mengeluarkan MP.

[Penetrate Magic: Implosion]

Magic level 10 - Magi dengan level terkuat meluncur, tubuh dari sepuluh tentara bayaran tiba-tiba menjadi bengkak.

Mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berteriak. Ketika mereka melihat dirinya sendiri dalam kebingungan, sebuah wajah yang dipenuhi dengan teror muncul. Selanjutnya - sebuah suara balon yang pecah bisa terdengar ketika tubuh-tubuh mereka meledak.

"Ahahaahahahaahahaha! Splat! Caaaaaanttiiiiiikk seeeekkaaaaaliiii!"

Shalltear bergerak menuju kabut darah dan tertawa gembira sambil tepuk tangan.

"Uwaaaaahhh!"

Dengan tangisan, sebuah pedang meluncur dan menusuk dada Shalltear dari belakang -  menembus tempat jantungnya berada. Diputar dan dipelintir, mencoba untuk memperlebar lukanya.

"Matilah!"

Diikuti dengan sebuah pedang besar yang membelah kepalanya dan bersarang di mata kirinya.

"Terus serang, ayo kalian!"

Campuran teriakan dan jeritan, teriakan semangat mereka meledak ketika tiga orang tentara bayaran menghunuskan senjata mereka kepada Shalltear.

Lagi dan lagi, pedang mereka membelahnya. Namun, dengan pedang besar yang masih tertancap di wajahnya, Shalltear berdiri dengan tenang. Seakan serangan mereka tidak sakit sedikitpun, jangankan sakit, dia malahan tersenyum dan hanya membuat mereka semakin marah.

Setelah serangan berkali-kali, kelelahan ada tentara bayaran itu membuat mereka melepaskan genggaman senjata mereka; dengan teriakan ratapan, mereka menghujani Shalltear dengan pukulan dan tendangan. Meskipun ukuran mereka berbeda, seperti sebuah batu besar, Shalltear masih berdiri tak bergerak.

Shalltear memiringkan kepalanya dan menatap penyerangnya, tenggelam dalam lamunan. Lalu seakan dia baru saja memikirkan sesuatu yang bagus, bertepuk tangan.

"Haaaaauuuuuaaaaa."

Seakan melepaskan seluruh panas dari dalam tubuhnya, dia mengeluarkan nafas yang banyak,  bau darah yang bisa memuntahkan isi perut memenuhi sekitar.

Shalltear dengan malas menarik pedang lebar keluar dari kepalanya. Tak perlu disebutkan, tak ada goresan yang tertinggal.

Seakan dia akan mengayunkan pedangnya, tangan Shalltear berhenti di tengah-tengah ayunan. Pedang di tangannya pelan-pelan hancur berkeping-keping. Di otaknya hanya haus darah, dia teringat salah satu kelasnya - Penalty dari [Knight Terkutuk]. Dia melemparkan senjata itu kesamping dengan kecewa dan dengan malas mengusapkan tangannya.

Tiga kepala menggelinding di lantai.

"La, Lari! Cepat! Mundur!"

"Kalian takkan bisa membunuh seorang monster seperti itu!"

Berteriak berbarengan, tentara bayaran itu mulai kabur.

Salah satunya, yang telah kehilangan semangat bertarung, merasakan tangan Shalltear yang mendekat dari belakang kepalanya. Krak, Squish, dengan suara yang mirip dengan membuka paksa sebuah kerang, Bagian-bagian otaknya terbang ke setiap arah saat kepalanya meledak.

"Ahahahaaaahaha. Kenapa dengan kepalaaaaanyaaaaa? Menakutkan sekaliiiii! Ahahahaaaaahaha! Tunggu aku, semuaaaaanyaaaa! Ahahahahaaahaahaaaaa!"

Tentara bayaran itu, tidak lagi merasa ingin tahu terhadap suara di belakang mereka, disambut dengan rintangan yang mengerikan. Seperti keluar dari mimpi buruk, seorang ratu yang haus darah, tertawa dan berlari ke arah mereka dengan niat tidak akan membiarkan seorangpun bisa kabur.

Seorang tentara bayaran tersandung oleh kakinya sendiri ketika mencoba lari jatuh berlutut.

"Ja.. Jangan bunuh aku! Aku mohon! Aku takkan melakukan hal yang jahat lagi!"

Melihat pria itu, wajahnya basah oleh air mata, memeluk kaki Shalltear dan memohon ampun atas hidupnya, wajah Shalltear membentuk senyum jahat yang terlihat seperti retakan. Tentara bayaran itu langsung menyadari apa arti senyumnya, dan wajahnya yang sudah pucat menjadi benar-benar putih.

"Whooooooossssshh terbaaaaaang!"

"TIDAK! TIDAAAAAAAKK!!"

Shalltear menggenggam punggung pria itu, yang masih berusaha keras menempel pada kakinya dan melemparnya ke atap dengan mudah.

Tidak mampu menahan kekuatan luar biasa yang menariknya, tentara bayaran itu terpaksa melepaskannya. Dia menutup mata erat-erat saat dia diselimuti oleh perasaan sesaat tanpa bobot. Segera, gravitasi mengambilnya kembali dan luka meledak melalui lengannya ketika terbanting ke tanah.

"Ughhh!"

Luka adalah bukti bahwa dia masih hidup. Lega sesaat, tentara bayaran itu membuka matanya sedikit dan segera mengerti bahwa itu adalah harapan palsu. Dengan lengannya yang kurus, Shalltear menangkapnya dengan lembut sebelum seluruh tubuhnya menabrak lantai.

Dia masih belum lepas dari cengkraman monster mengerikan.

Bukan, bukan hanya itu - matanya menunjukkan mulut yang besar, menganga. Sebuah bau yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, seperti darah kental yang banyak, menusuk hidungnya.

"Ahahahahahahaha, menyenaaaaangkaaaan sekkaaaaaaliiiiii. Apakah kamu pikir kamu bisa mati dengan mudah?"

"Ja. Jangan bunuh-."

"Tidaaaaaak muuuuuungkiiiiin, sudah lama aku tidak menghisaaaaaa seseoraaaaang."

Mulutnya melebar hingga telinga, cukup lebar untuk menelan kepala pria itu seluruhnya.

Tak ada orang disitu yang tahu.

Berasal dari DMMO yang dikenal dengan YGGDRASIL, monster yang diketahui sebagai Vampir Sejati adalah wujud yang mengerikan.

Mulut mereka yang menganga cukup lebar untuk membentuk semi lingkarang, taring mereka hingga dagu. dan mata mereka bersinar merah seperti warna darah.

Kaki dan angan mereka dilengkapi dengan cakar yang setajam silet dengan panjang lebih dari satu lusin. Dari cara bergerak mereka yang mengerikan, hingga bagaimana mereka melompat ke mangsa mereka ketika menyerang, Vampir sejati adalah seperti tampilan itu.

Vampire normal adalah monster yang terdiri dari manusia dan kelelawar, dan Vampir yang asli memiliki penampilan yang bahkan lebih menyerupai monster.

Diantara kelas-kelas vampire yang berbeda, monster yang bisa disebut cantik hanyalah pelayan Shalltear, vampire bride.

Alasan mengapa Shalltear sendiri, yang merupakan Vampire sejati, memiliki penampilan yang cantik adalah karena kemampuan ilustrsi dan 3D Modelling dari anggota guild yang mendesain dia.

Shalltear yang sekarang adalah tampilan sebenarnya dari Vampir sejati. Dengan kata lain, wujud yang biasanya adalah wujud palsu.

Seperti mainan karet, seperti lintah yang besar dan jelek, Shalltear membungkus leher pria itu dengan mulut Shalltear.

Rasanya seperti jarum yang tak bisa dihitung banyaknya menusuk daging, tentara bayaran itu mendengar suara menjijikkan dan darah dalam jumlah yang besar dihisap dari tubuhnya.

Sebuah perasaan dingin melewatinya dan dia merasa seakan seluruh cairan dalam tubuhnya dihisap habis. Itu adalah perasaan yang menakutkan yang belum pernah dia rasakan.

Meskipun tentara bayaran itu ingin kabur, tubuhnya menjadi sangat berat. Dia bisa merasakan kesadarannya berangsur-angsur hilang.

Dengan seluruh darah yang dihisap habis dari tubuhnya, Shalltear melemparkan tubuh yang sekarang kering itu dan menjilati sisa darah dari sudut mulutnya dengan lidah yang panjang dan licin. Melihat tentara bayaran yang sekarang berlarian menjadi kalang kabut, tawa membentang di seluruh wajahnya.

"Masih siiiiisaaaaa sebaaaanyaaaaak iniiiii?"

Jeritan yang tak terhitung jumlah, seperti tangisan anak-anak, ratapan putus asa merobek ke seluruh gua-.

Dikelilingi oleh kesunyian yang sekarang menyelimuti aula, Shalltear menunjukkan ekspresi gembira. Bola darah yang berada di atasnya sekarang berukuran sedikit lebih kecil dari kepala manusia. Bola itu bertambah besar seiring bertambahnya jumlah darah yang dihisapnya.

"Ini sangat menyeeeenaaaaaangkaaaaan."

Mendengar teriakan gembira dari Shalltear, vampire bride yang menghadang di pintu masuk membungkuk dan merespon.

"Melihat anda dipenuhi dengan kegembiraan membuat saya juga sangat gembira, Tuanku yang hebat."

"Hidaaaaangaaaannn Utaaaamaaaaaa."

Shalltear menuju pintu yang menjadi tempat Brain menghilang, dan membukanya dengan paksa. Sekrupnya terlempar keluar, dan pintunya dirobek bersama dengan pegangannya.

Ruangan itu kecil, tapi dipenuhi dengan banyak karung dan kotak kayu.

Disana, Shalltear mencitum sesuatu yang benar-benar tidak terduga. Bercampur dengan bau tanah - bau udara segar, datangnya dari angin di luar. Di waktu yang sama dia merasakan wujud manusia yang sudah lemah. Meskipun dia sudah kehilangan diri dalam Blood Frenzy, Shalltear tak pernah sekalipun lupa misi yang dia emban.

"KUUUUAAAAAA!"

Entah itu kemarahan atau hanya raungan sederhana, Shalltear berteriak dengan suara aneh saat dia menuju ke sumber hembusan angin, menyingkirkan sampah-sampah yang menghalanginya.

Kurang dari satu meter, dibalik tumpukan kotak, ada sebuah lubang. Meskipun kebanyakan tertutup dengan tanah, ada retak kecil disana dimana udara segar mengalir dengan bebas melewatinya.

"Mereeeeekaaaa puuunyaaaaa piiintttttuuuuu keeeeluuuuuaaaarrr!"

Vampir rendahan tidak bohong; dia hanya idak tahu tentang keberadaan pintu keluar tersembunyi ini.

Apa yang paling diketahui oleh kebanyakan orang adalah meskipun dibawah pengaruh magic, seseorang tidak bisa mengeluarkan informasi yang dia tidak ketahui dari awal. Jika seseorang diberitahu sebuah kebohongan lalu mempercayainya sebagai kebenaran, dia akan menyebarkan informasi yang salah ketika ditanya.

Tidak seperti Mare, Shalltear tidak memiliki kemampuan apapun yang bisa membuatnya bisa menggerakkan tanah. Meledakkannya dengan Shockwave membawa resiko lubang itu akan runtuh sendiri.

Dia sudah kabur.

Kebenaran membuatnya tersadar. Shalltear, yang otaknya berwarna merah, segera menyadari bahwa dia telah gagal melakukan misinya.

Kemarahan muncul dari wajah Shalltear.

Mengapa, mengapa serangga manusia ini tidak bergerak menurut prediksinya, Shalltear Bloodfallen, Guardian Floor dari Nazarick?

Dia akan memberikan kehidupannya yang sia-sia demi kebaikan Nazarick, mengapa dia tidak menyadari dan gembira karena itu?

Saat Shalltear menggeretakkan giginya, vampire bride yang seharusnya berdiri di luar gua berbicara kepadanya.

"-Shalltear-sama!"

Kemarahannya menyala kepada pelayan yang berani melepaskan tugasnya untuk mengawasi tanpa perintah. Penglihatan Shalltear menjadi merah sesaaat saat dia mempertimbangkan untuk menghancurkannya saat itu. Dengan usaha yang besar, dia menenangkan diri; Penting baginya untuk mendengar apa yang ingin vampire bride sampaikan, itu pasti penting.

"Adaaaaaa aaaaapaaaa?"

"Sekelompok orang dalam jumlah besar sedang menuju kemari"

"Huuuuuuhhh? Suuurrrviiiivoooorrr? Maaaaaakaaaa kiiiiitaaaa haaaaarusss menyaaaambuuuuutt mereeeekaa?"

5 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.3 bab 2 bag.3

Unknown mengatakan...

Kok lebih ngeri dari animenya ya

Ghenjieeehhhhh mengatakan...

Memang mengerikan,baru baca LN ya bro hahaha.LN lebih detail dari anime nya,sama kayak goblin slayer,di manga ngue nya lebih parah dari anime.Di biasa kan bro,Overlord itu bukan isekai hero-heroan hahaha.

Irene red velvet mengatakan...

Kesel sama shaltear kebanyakan main main

FANTASY mengatakan...

Hahahaa🤣