Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

19 Januari, 2016

Overlord - Vol 2 - Chapter 4 Part 5

The Twin Swords of Death - Dua Pedang kematian.

Part 5


Overlord Light NovelSaat ini dia merasa tidak senang karena bajunya yang basah dan kotor, Ainz mendengar ada seekor binatang yang besar sedang berlari kemari. Melihat arah sumber suara, dia melihat Hamsuke.

Dibandingkan dengan Ainz dan Narberal, Efektifitas Tempur Hamsuke sangat jauh berbeda dari mereka, jika mereka membiarkan dia ikut bergabung dalam pertempuran, bisa menimbulkan korban yang tidak perlu. Oleh karena itu mereka membuatnya berjaga pada jarak yang sedikit jauh. Setelah mendengar tidak ada lagi suara pertarungan, dia langsung berlari kemari.

Menyadari bahwa wajah imut hamster raksasa berubah ekspresinya -- khawatir akan keselamatan Ainz -- Ainz menjadi sedikit depresi.

Hamster raksasa itu tidak tahu bahwa tuannya mengeluarkan perasaan seperti itu, dia menggunakan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa saat dia melihat sekeliling, dan juga kepada Ainz.

"Wa---!"

Dengan menunjukkan perutnya, dia berteriak:

"...Ada monster menakutkan disini! Tuan--! Tuan--!"

Masih merasa sedikit lelah, Ainz mengangkat kepalanya. Ngomong-ngomong, aku belum menunjukkan wujudku yang sebenarnya kepada Hamsuke, tapi aku tidak bisa membiarkannya terus-terusan berteriak sekeras itu lagi. Setelah mengawasi sekeliling, dia bisa melihat para petualang yang masih bertarung melawan undead, meskipun sulit untuk dilihat dari jauh, mereka mungkin tidak bisa mendengar suara Hamsuke, tapi tak ada yang bisa menjamin itu.

Ainz, menggunakan suara yang keras memarahinya:

"...Berhentilah bermain-main."

"Eh? Suara yang tinggi dan agung ini.. Jadi ini adalah tuan!"

"...Benar. Jadi bisakah kamu menurunkan suaramu."

"Tidak mungkin! Penampilan yang tak bisa dibayangkan...Jika sebelumnya aku tahu kekuatan tuanku... Bawahan ini, Hamsuke, akan bersumpah setiap sampai mati dengan lebih baik lagi!"

"Oh begitu. Tapi aku katakan sekali lagi, pelankan suaramu."

"I..Itu sedikit keterlaluan tuan! Tolong jangan anggap sumpah setia raja ini dengan enteng!"

"...Apakah kamu tidak mendengar ucapan Ainz-sama? Idiot."

Tubuh pipih Hamsuke ditendang, terbang di kejauhan. Kaki Narberal sekaran berada di tempat Hamsuke barusan, dan pelan-pelan kembali.

"Ainz-sama, binatang bodoh ini mungkin tidak memiliki nilai untuk diberi makan. Perkenankan saya membakarnya dengan petir?"

"Tidak...Virtuous King of the Forest memiliki nilai yang tinggi, hanya dengan membawanya keluar ke jalanan sudah menunjukkan nilainya. Kembali ke masalah, Narberal, tidak banyak waktu lagi, cepat kumpulkan seluruh barang mereka. Ada kemungkinan kita harus menyerahkannya kepada otoritas lokal, kita harus cepat-cepat memilah  item-item ini."

"Siap. Tuan."

"Aku akan berada di kuil, aku akan serahkan semuanya padamu."

"Ya! Bolehkah saya bertanya bagaimana menyingkirkan mayat-mayat ini? Apakah saya harus mengirimkannya ke Nazarick?"

"Tidak, mungkin saja mereka hanya dibayar oleh otak sebenarnya di belakang kasus ini, jadi kamu hanya perlu mengambil barang-barang mereka saja."

"Siap Tuan."

"Sakitnya..."

Hamsuke yang berlari kembali terengah-engah, membuat Narberal memberinya tatapan dingin:

"Daripada bekerja keras, yang lebih penting adalah mendengarkan ucapan dari Ainz-sama. Itu adalah tugas dari seorang pelayan. Bagimu, yang ukurannya adalah pelayan yang paling rendah, setiap ucapan harus dikatakan dengan hati-hati, jika tidak kamu bisa dihabisi dalam sekejap."

Seluruh tubuh Hamsuke gemetar.

"Lain kali bukan hanya serangan fisik, namun hukuman magic. Tanpa melawan perintah Ainz-sama, aku akan membiarkanmu merasakan sakit sampai kamu mohon untuk dibunuh."

"Aku mengerti... Tolong berhentilah mengeluarkan ekspresi mengerikan seperti itu.. Tapi penampilan agung tuan yang baru memang menakjubkan, benar-benar bijak dan kuat."

Ekspresi Narberal menjadi hangat:

"Tentu saja. penampilan Ainz-sama memang bijak dan sangat kuat, bisa melihat sejauh itu, artinya kamu masih punya penilaian yang dalam."

"Terima kasih atas pujiannya. Jika ini adalah penampilan asli dari tuan, lalu apakah Narberal-sama juga memiliki penampilan lain?"

"..Aku adalah seorang doppelganger. Wajah ini adalah kemampuanku. Lihat."

Dari sarung tangannya terlihat tiga jari, mereka lebih panjang daripada milik manusia, terlihat seperti cacing.

"Te..Ternyata begitu."

"Tidak perlu terkejut, kamu juga termasuk dari pelayan-pelayan Great Tomb of Nazarick, tidak perlu meributkan hal-hal yang remeh. Kembali ke topik, Aku harus mengumpulkan perlengkapan mayat-mayat ini, kamu juga seharusnya membantuku."

"Ya! Mengerti!"

--

Pemuda itu, Nfirea saat ini sedang berada di kuil. Mata merah yang berkilauan dari pemuda itu terlihat pudar.

Pakaian transparan yang aneh yang sedang dia pakai memang menakjubkan, tapi Ainz melihat wajahnya.

Di wajahnya terdapat luka sabetan yang melebar hingga matanya, bisa dilihat juga air mata dan darah hitam yang menggumpal, sudah jelas jika dia buta.

"Tapi... Kebutaan masih bisa disembuhkan... Magic benar-benar membuat semuanya jadi mudah."

Masalahnya adalah kondisi Nfirea.

Berdiri tegak, dia tidak merespon sama sekali kedatangan Ainz, meskipun matanya tidak bisa melihat, dia seharusnya masih bisa tahu jika ada orang yang berdiri di depannya. Tapi tidak ada reaksi, itu artinya -- spiritnya sedang dikendalikan. Pertanyaannya adalah, pengendalian semacam apa?

"Itu pasti karena benda ini."

Ainz melihat mahkota yang dipakai di atas kepala Nfirea, sebuah mahkota yang terlihat seperti jaring laba-laba. Selain itu, tak ada hal yang mencurigakan lainnya.

Mengulurkan tangannya, berpikir akan mengambil mahkota itu, Ainz tiba-tiba berhenti. Karena dia tidak tahu apa yang menyebabkan kondisi ini, dia seharusnya tidak bertindak sembrono. Jadi Ainz merapalkan mantranya ke arah mahkota itu.

"[All Appraisal Magic Item]"
(Penaksiran Semua Item Magic)

Di YGGDRASIL, menggunakan magic ini bisa membuat seseorang mengetahui efek dari sebuah item. Mantra ini juga bisa digunakan di dunia ini. Tidak, bahkan lebih buruk, sebuah pesan seperti ketika di YGGDRASIL pelan-pelan muncul di otak Ainz.

"...Crown of Wisdom...Ternyata begitu...Item ini tak pernah ada di YGGDRASIL...Tidak bisa dibuat kembali di YGGDRASIL."

Setelah memperoleh pengetahuan, Ainz menghela nafas pendek, dan memikirkan apa yang akan dia lakukan.

Dia memperhitungkan keuntungan membawa Nfirea kembali ke Nazarick. Kemungkinan menjumpai lagi item yang langka dan Innate Talent yang besar.

Tapi dia ragu sesaat.

"Karena aku sudah menerima permintaan ini, sengaja menggagalkannya akan merusak nama Momon -- Kita hancurkan saja."

"[Greater Break Item]"

Ainz merapal magicnya yang ditujukan kepada mahkota itu. Melihatnya berubah menjadi cahaya kecil yang banyak sekali memang sungguh indah.

Ainz pelan-pelan menahan pemuda yang lemas itu, lalu pelan-pelan merebahkannya dan melihat wajahnya:

"Selanjutnya... Aku harus menyembuhkan matanya... Tapi tidak disini..."

Ainz menyentuh wajahnya, lalu pelan-pelan berdiri. Undead yang dia panggil sebelumnya belum hancur sepenuhnya, tapi ada beberapa hal yang harus dia selesaikan dahulu. Bala bantuan akan segera berdatangan dan menemukan tempat ini. Sebelum itu, dia harus memasang lagi ilusi dan membuat pedang dan armornya kembali.

Dan ada juga item-item yang harus diambil.

Dibandingkan ketika melakukan PK di YGGDRASIL, Ainz tertawa kecil pada kenyataan bahwa dia bisa mengambil semua senjata dan equipment. (Ketika di YGGDRASIL sering sekali hanya bisa mengambil beberapa bagian perlengkapan atau senjata saja.)
Saat dia baru saja berpikir apakah dia harus kembali dan menolong Narberal mengambil itemnya, Narberal muncul di pintu kuil.

"Ainz-sama."

"Bagaimana? Apakah kamu sudah mengambil semua item? Termasuk uangnya?"

"Ya. Saya ingin bertanya, tentang ini."

Di tangan Narberal, yang berada di pintu masuk kuil, ada kelereng hitam yang bentuknya tidak rata dan kelihatannya seperti sebuah batu yang mirip seperti yang ditemukan di dekat sungai, kelihatannya tidak memiliki nilai apapun.

"...Apa itu?"

"Ini kelihatannya adalah item berharga yang digunakan oleh makhluk rendahan itu (planaria pita rambut) ketika bertarung melawan saya. Namun saya tidak tahu apa efeknya.."

"Oh begitu."

Mantra yang dipelajari Narberal jauh lebih sedikit daripada Ainz, kebanyakan adalah magic untuk bertarung, jadi dia tidak bisa menaksir nilai item ini.

Ainz mengambil bola hitam itu, dan mengaktifkan magicnya lagi.

"[Greater Item Identification]"

Cahaya merah di mata Ainz bersinar:

"Apa ini..? Orb of Death?Dan... juga Sentient Item?"

Nama Orb of Death kedengarannya menakjubkan, tapi bukan hal yang spesial.

Item ini membantu mendukung kekuatan undead, dia juga bisa membuat penggunanya mampu melakukan magic necromantic berkali-kali dalam satu hari, tapi semua ini tidak berharga sama sekali untuk Ainz. Meskipun benda ini bisa memanipulasi mereka yang takut terhadap Orb of Death, dia tidak bisa memanipulasi Ainz, Narberal atau makhluk lainnya dari ras demi-human atau ras heteromorfik dan mereka yang memiliki kekebalan terhadap pengendalian pikiran.

"Aku tidak bisa mengatakan jika ini adalah item yang bagus atau buruk..."

Satu-satunya poin yang membuat Ainz tertarik adalah bagian dari [Sentient Item].

Ainz menyentuhnya dengan jari, dan hampir ingin untuk memintanya berbicara, ketika sebuah suara tiba-tiba muncul di kepalanya.

---Salam Kenal, Raja Agung Kematian.

Mendengar suara ini, Ainz mengamati orb ini dengan teliti, karena di dunia yang penuh dengan magic dan monster magic ini, sesuatu yang seperti ini bukan alasan untuk ribut besar.

"Ah, memang Sentient Item yang asli (Item yang seperti makhluk / mempunyai pemikiran sendiri)."

Ainz dengan fleksibel menggelindingkan bola itu di tangannya. Lalu melihatnya dengan hati-hati, bola itu tidak memiliki tanda berbicara. Ainz berpikir sebentar, lalu mengatakan apa yang ada di pikirannya:

"Aku memperbolehkanmu untuk berbicara."

---Terima kasih banyak. Raja Agung Kematian.

Ini membuat Ainz teringat akan NPCnya yang setia di Nazarick, dan tertawa ringan.

---Saya sangat kagum dengan aura kematian yang tak ada tandingan pada anda dan memberikan rasa hormat yang terdalam.

Seharusnya aku mematikan seluruh mantra aura milikku, bagaimana bisa item ini mulai menyebutku "Raja Kematian".

"Lanjutkan."

---Terima kasih hamba. Raja Tertinggi Kematian. Atas kesempatan bertemu dengan seseorang sehebat anda, Saya menghaturkan terima kasih kepada seluruh kematian di dunia ini.

Meskipun itu adalah ucapan pujian, tapi ucapan ini kelihatannya seperti ucapan dari lubuk hati yang paling dalam. Yang menyebabkan tulang belakang Ainz terasa gatal, dia dengan bangga berdiri tegak:

"Jadi? Selain dari pujian, apakah kamu memiliki hal lain yang ingin dikatakan?"

"---Ya, saya tahu bahwa ini mungkin terlihat kurang ajar, tapi saya ingin bantuan untuk mendapatkan permintaan ini."

"Permintaan apa?"

---Ya. Sejak dulu, permintaan saya adalah menyebarkan kematian di seluruh dunia ini, tapi setelah bertemu dengan anda, Raja Agung Kematian, saya menyadari tujuan saya dilahirkan ke dunia ini
---Saya dilahirkan ke dunia ini untuk melayani anda.

"..Oh."

---Yang Mulia Raja Agung Kematian, Terimalah sumpah setia saya. Saya harap bisa memiliki sebuah tempat diantara pelayan-pelayan anda yang sangat setia.

Suara itu kedengarannya sangat tulus, jika dia memiliki kepala, dia pasti sudah membungkuk sekarang ini. Ainz mengangkat kepalan tangan kirinya ke mulutnya, dan mulai berpikir. Memikirkan tentang keuntungan dan kerugian, apakah bisa dipercaya atau tidak dan lebih banyak lagi.

Ainz dengan hati-hati melihat item itu. Jika dia memperhitungkan "keamanan" maka menghancurkannya adalah pilihan terbaik, tapi bagi sebuah item yang tidak ada di YGGDRASIL, itu terlalu berlebihan.

Setelah menambahkan beberapa mantra pertahanan kepada bola itu, Ainz memanggil hamster raksasa di pintu masuk kuil:

"Hamsuke"

"Ada apa master?"

"Ambil ini."

Ainz melemparkan bola itu ke tangannya. Hamsuke dengan lincah menangkapnya.

"Bolehkah saya bertanya apa ini, Tuan?"

"Itu adalah item magic. Apakah kamu tahu bagaimana menggunakannya?"

"Ah.. Kalau yang ini seharusnya bisa! Tapi berisik sekali! Berisiknya! yang ini ingin dikembalikan kepada tuan."

Narberal menatap lebar-lebar kepada Hamsuke:

"Anda ingin memberikannya ke orang baru?"

Kedengarannya tidak seperti nada Narberal yang biasanya, bisa dilihat betapa terkejutnya Narberal.

"Meskipun penilaian sudah dibuat terhadap kemampuannya, namun dia tidak bisa dikatakan benar-benar aman, jadi aku berikan kepada Hamsuke."

"Ternyata begitu! Seperti yang saya duga dari Ainz-sama. Penilaian yang sempurna."

Di depannya adalah Narberal, yang merasa tercerahkan, dan Hamsuke, yang menggelembungkan pipinya sedikit lebih besar daripada kepalan tangan manusia saat dia menganggukkan kepalanya.

Saat dia akan mengatakan kepada mereka berdua untuk kembali, Ainz melihat jubah merahnya dan bermain-main dengannya, dia menggenggam pucuk jubah itu:

"Jika penyembuhannya sudah selesai, maka bawa Nfirea--" Ainz mengibas-ngibaskan jubah merahnya.

"---Dan mari kita kembali dengan kemenangan."

7 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.2 bab 4 bag. 5

Anda mengatakan...

Keren

Unknown mengatakan...

Overlord vol 2 chapter 4 part 5
Fin

Zeipth mengatakan...

Bagian ini gk ada di animenya.

D mengatakan...

Iya, dasar anime anjrit :P

Kuhaku mengatakan...

Narberal tercerahkan :v

Unknown mengatakan...

Dibalik Ke Cantikan Narberal:D