Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

07 Desember, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 5 Part 2

Chapter 5 : Frost Dragon Lord

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaDikatakan bahwasanya ada tiga ujian selama perjalanan menuju bekas ibukota kerajaan negeri dwarf.

Yang pertama adalah Great Rift.

Tak perlu dikatakan lagi, seseorang tidak bisa menyeberanginya hanya dengan jalan kaki. Tentu saja, dia bisa mencari jalan memutar, tapi itu meningkatkan kemungkinan bertemu dengan monster. Monster-monster yang sedang menunggu di dalam medan seperti itu adalah ancaman menakutkan bagi para dwarf.

Sangat sulit menghindari penyergapan yang dilakukan oleh monster-monster yang bisa merasakan langkah kaki target mereka dan menyerang dari bawah tanah. Satu gerakan salah saja mungkin akan membuat dia tertelan dan dicerna. Ditambah lagi, ada monster-monster yang bisa meluncurkan serangan-serangan fisik dan memberikan pukulan fatal sementara otak korbannya masih bingung.

Di tempat seperti ini, humanoid seperti manusia, dwarf dan elf tidak lebih dari sekedar mangsa.


Sementara cara yang paling aman untuk menyeberanginya adalah mengambil rute di atas tanah dengan melintasi rangkaian pegunungan, jalan itu masih dianggap berbahaya meskipun bagi para penghuni yang ada di atas tanah. Dia harus mewaspadai serangan makhluk-makhluk dari atas seperti Peryton, Harpy, Itsumade, Gigant Eagles (Elang raksasa) dan monster-monster lain, begitu juga dengan binatang-binatang terbang yang besar. Karena manusia memiliki bidang pandangan yang kecil baik ke atas maupun ke bawah, kecerobohan sesaat saja mungkin akan melewatkan sergapan dari atas, yang mana beresiko dibantai dengan sekali tebas.

Jadi, hanya menyeberangi Great Rift saja adalah ujian tersendiri.

Karena itu, para dwarf membangun sebuah kota di dekat sana dan mendirikan jembatan gantung. Ketika jembatannya roboh, tak ada yang akan bisa menyeberang, dan Great Rift akan menjadi pelindung yang tak bisa dilewati sehingga melindungi kota tersebut.

Sekarang setelah jembatan gantungnya telah dipotong oleh Quagoa, Great Rift memberikan sebuah tantangan.

Namun-

Tidak masalah sama sekali bagi Ainz dan kelompoknya. Lagipula, menggunakan mantra [Fly] membuat ujian itu menjadi remeh.

Lalu, ada ujian kedua –Daratan Magma Cair

Lautan yang amat panas ini bersinar menyilaukan. Itu adalah daerah yang sangat berbahaya, dimana menghirup satu kali saja udara yang keluar dari sana bisa menghanguskan paru-paru di dada seseorang.

Alasan mengapa lahar ini bisa mengalir tak terhitung berapa kilometer di bawah bumi kemungkinan karena dunia ini adalah dunia magis. Ada portal-portal yang terbentuk secara alami dan mirip dengan [Gate] kekuatannya, yang menghubungkan aliran magma daerah sini ke daerah yang jauh.

Di tengah lautan yang menghanguskan ini ada alasan mengapa tempat ini dianggap sebagai sebuah ujian.

Itu adalah karena monster yang berenang dengan malas di dalam lautan yang amat panas itu.

Monster tersebut memiliki panjang 50 meter, mirip seekor ikan. Lebih tepatnya, mirip dengan anglerfish. Namun, monster itu tidak memiliki umpan di kepalanya, tapi sebuah tentakel yang menggantikan tangan. Tentakel itu bisa menggapai musuh yang ada di kejauhan dan mengirimkannya ke dalam rahang milik monster tersebut yang luar biasa besarnya.

Kulit monster itu kokoh dan kuat, dan tumbuh seperti sisik ikan biasa, tapi kekerasannya jauh melebihi bahkan orichalcum.

Banyak monster yang tumbuh sangat kuat karena mereka telah hidup lama. Individu-individu ini terkenal sebagai spesimen yang unggul, dan di dalam banyak kasus mereka diklasifikasikan sebagai makhluk berbeda dari ras induknya. Monster ini telah menyelesaikan bentuk evolusi khusus, dan menjadi makhluk unik, yang tak ditemukan di tempat lain di dunia ini.

Inilah tiga penguasa Gunung Rappaslea, yang dihubungkan dengan [Gate]-

Phoenix Lord, yang menguasai langit.

Ancient Flame Dragon, yang menguasai bumi;

Dan La-Angler Lava Lord, yang menguasai lautan magma bawah tanah.

Jika dikelompokkan menurut perkiraan tingkat kesulitan milik para petualang, Penguasa lautan yang mencair sekitar 140. Kemungkinan tak ada yang bisa selamat bertarung dengannya.

Untungnya, dia lemah dengan target yang hidup di dalam tanah. Seseorang tidak akan diserang jika dia menjauhi magma. Namun, jalan menuju ibukota kerajaan negeri dwarf berada pada jalan yang tidak rata dan sempit, memanjang sedikit lebih tinggi dari lautan batu yang mencair di bawahnya.

Cukup banyak Quagoa yang jatuh ke dalam magma ketika penyerbuan. Tak mampu bertahan terhadap udara yang luar biasa panas yang berhembus dari bawah, tubuh mereka gemetaran, akhirnya terjatuh ke dalam lautan batu mencair itu.

Namun-

Menyeberangi bukanlah masalah bagi para traveler yang telah mempersiapkan magic terbang dan kebal api. Mereka bisa terbang di udara, jauh di atas gapaian La-Angler Lava Lord, dan tak ada kelompok yang menyadari keberadaan satu sama lain.

Begitulah Ainz dan kelompoknya menyeberangi lautan magma.

Ujian-ujian itu hingga saat ini mudah diatasi dengan magic terbang, jadi sulit menganggapnya sebagai ujian. Namun, ujian terakhir adalah sebuah tantangan yang sebenarnya, karena itu adalah gua panjang yang memiliki banyak cabang dan rumit.

Memang layak mendapatkan gelar ‘labirin’.

Tetap saja, itu saja akan terlalu mudah dianggap sebagai sebuah ujian. Tidak ada monster di daerah ini, jadi selama seseorang dengan santai membuat peta, dia bisa dengan mudah mengatasinya. Dan jika hanya itu, maka labirin itu hanya layak dianggap sebagai sebuah ujian bagi mereka yang kekurangan makan dan air – atau, dengan kata lain, mereka yang memiliki waktu terbatas.

Ya – ada alasan lain mengapa tempat ini dianggap sebagai sebuah ujian.

Area ini dipenuhi dengan saluran-saluran udara yang menyemburkan gas-gas vulkanik secara berkala, dan ada tempat-tempat dimana gas-gas itu terkumpul. Dengan kata lain, itu adalah area seperti neraka racun yang tak terlihat dan fatal, dihempaskan oleh angin.

Ada beberapa rute yang menuju tempat keluar, tapi hanya ada satu yang benar dan juga terhindar dari gas. Bahkan mungkin rute itu nantinya bisa dipenuhi dengan gas juga jika seseorang tidak berjalan dengan cepat.

Bahkan penggunaan mantra [Fly] – yang telah mengungguli setiap tantangan sejauh ini – hanya akan bisa merapat ke atap. Gas yang tersembur itu akan memenuhi udara bahkan di atas sana dan beracun pula. Paling banter, seluruh mantra itu hanya akan membuat seseorang bisa menghindari area-area dimana gas-gas tersebut sudah reda dan terkumpul.

Namun-

Ainz dan para guardian memiliki cara-cara pencegahan yang cukup banyak melawan serangan-serangan gas vektor, jadi itu tidak masalah bagi mereka. Namun, satu-satunya yang kemungkinan bisa terkena oleh serangan-serangan gas tersebut adalah Gondo. Undead memiliki kekebalan, jika gas-gas itu tidak memberikan damage asam atau api tidak akan melukai mereka sama sekali. Aura memiliki sebuah item magic yang membuat dirinya dikelilingi oleh udara segar, jadi gas seperti itu tidak ada gunanya terhadap Aura.

Dengan kata lain, selama Gondo dilindungi oleh magic, dia bisa berjalan dengan aman menembus asap kematian yang mengepul tersebut.

Dengan demikian, tiga ujian – medan berbahaya yang dianggap tak bisa dilewati untuk mereka yang tak memiliki persiapan atau pengetahuan sebelumnya – bisa dengan mudah ditaklukkan oleh Ainz dan kelompoknya.

Mantra Ainz – [Bless of Titania], yang bisa memberi tahu kepada penggunanya jalan terbaik menembus sebuah dungeon – perlahan menghilang. Itu karena tanda durasinya telah hilang, atau mungkin tujuannya telah berakhir.

“..Hm. Kelihatannya ada mayat Quagoa yang baru di dalam gua itu. Tapi kita masih belum menyusul mereka. Kurasa sehari saja bisa membuat perbedaan yang besar.”

“Bagaimanapun juga, kita sudah memotong jarak yang panjang dengan mereka. Sekarang mereka sudah hampir terkejar,” Aura berkata begitu setelah memeriksa jejak kaki di tanah.

“... Benarkah. Kalau begitu, mari kita diskusikan apa yang akan kita lakukan setelah ini... Gondo, kita akan segera tiba di ibukota kerajaan, ya kan?”

“Ya, saya hanya pernah mendengarnya dalam legenda, tapi jika itu adalah gua-gua dari labirin kematian itu, maka kita akan segera tiba di sana.”

Sebuah ekspresi pahit muncul di wajah Gondo.

“Apakah itu benar-benar labirin kematian... Legenda berkata mereka yang tidak tahu jalannya hanya akan bertemu kematian di akhir perjalanan...”

Ainz tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Lagipula, itu adalah tantangan yang terlalu sederhana. Mungkin itu hanya tipuan, dirancang untuk menipu lawan agar berpikir mereka sudah menyelesaikannya sebelum jebakan sebenarnya muncul. Itu masih ada kemungkinannya.

“...Jika itu terjadi, yang harus kita lakukan adalah menembus semua jebakan yang menunggu. Meskipun begitu, masuk ke dalam jebakan adalah kebodohan yang tinggi. Mari kita berjalan perlahan sambil tetap waspada.”

Mereka sudah bergerak dengan kecepatan yang tinggi untuk bisa menyusul musuh. Namun, mereka masih belum terkejar, bahkan setelah sampai di sini. Harusnya mereka memikirkan kembali strategi yang akan digunakan sambil berjalan dibawah asumsi musuh sudah kembali ke markas mereka.

“Kalau begitu, kita harus mempertimbangkan apa yang akan kita lakukan setelah tiba di markas musuh.”

Setelah memastikan semua orang mengangguk, Ainz menoleh ke arah Gondo.

“Pada awalnya, Gondo dan aku akan mengambil alih Istana kerajaan. Aku akan menghadapi naga yang ada di sana.”

Tak ada guardian ataupun Gondo yang keberatan dengan hal ini.

Naga-naga dengan peringkat tertinggi adalah beberapa lawan yagn terkuat di dalam Yggdrasil. Sangat berbahaya untuk bergerak secara terpisah dari para guardian ketika mereka tidak tahu kekuatan lawan. Namun, Ainz memiliki sebuah item kelas dunia (World Class Item). Benda itu memiliki banyak kekuatan, dan salah satunya sangat efektif terhadap naga. Oleh karena itu, bahkan dalam skenario terburuk, dia harusnya bisa kabur dari mereka.

Sebaliknya, jika dia membawa para guardian dan lawan lebih tangguh dari yang diduga, maka dia harus bekerja lebih keras agar bisa kabur.

Dengan Gondo di sana, hal terburuk yang bisa terjadi adalah Ainz harus mengabaikan dia. Dia tidak bisa membuang nyawa dari anak-anak temannya. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah tidak bersama mereka sejak awal.

Naga, huh... aku sangat menantikan ini.

Di dalam Yggdrasil, naga adalah lawan yang tangguh dan juga memiliki banyak hadiah.

Mereka meninggalkan kristal data yang bagus, dan memiliki peluang yang lebih tinggi meninggalkan artefak daripada monster biasa. Seseorang bisa mengambil kulit, daging, darah, taring, cakar, bola mata, sisi, dan bagian-bagian tubuh mereka lainnya untuk berbagai kegunaan.

Bisa dikatakan mereka adalah musuh yang enak.

Mengetahui bahwa dia akan segera menghadapi naga pertama di dunia ini membuat hati Ainz penuh dengan campuran perasaan tidak tenang, berharap dan tidak sabar. Ainz sangat senang sampai hampir tidak mampu membendung diri.

Menurut para dwarf, Frost Dragon kuat yang telah membumihanguskan kota barat mungkin ada di sana. Jika situasi menjadi buruk, dia mungkin harus menghadapi pertempuran lain dengan peluang menang yang dipertanyakan, mirip seperti pertarungan dengan Shalltear.

Apakah jangan-jangan naga itu yang telah mengalahkan Death Knigt? Aku masih bisa menghadapinya jika itu adalah makhluk yang sama. Tapi akan menyusahkan jika ada yang lain. Apakah aku harus tetap tersembunyi dan memunculkan semua orang kecuali para Hanzo – tidak, ini harusnya pilihan yang benar.

“-Ainz-sama?”

“Hm? Ahh, Shalltear. Maafkan aku karena telah melamun. Kalau begitu, aku akan memberikan perintah kepada kalian berdua pula. Aura dan Shalltear, kalian hadapi Quagoa dan buat mereka tunduk pada kekuasaanku. Jika mereka berani menentang, maka tunjukkan kekuatan Nazarick kepada mereka!”

Dua Guardian itu mengiyakan dengan kuat.

Tatapan Ainz beralih kepada Gondo. Dia tidak terlihat ingin berkata sesuatu. Sikap itu kelihatannya menandakan bahwa dia akan setuju saja dengan semua keputusan yang Ainz buat.

Meskipun Ainz telah setuju untuk membersihkan Quagoa, Ainz tidak berniat untuk membinasakan mereka semua. Dia merasa bahwa genosida terhadap sebuah ras yang tidak ada di dalam Yggdrasil agak sia-sia. Memang benar, membunuh mereka semua mungkin akan menghapus mereka dari dunia ini. Tidak, meskipun begitu, mungkin saja mereka akan menguntungkan bagi Nazarick di masa depan.

Tentu ada kemungkinan mereka membahayakan bagi Nazarick juga. Namun, memusnahkan mereka sebelum memastikan hal itu adalah hal yang sangat disayangkan.

Menghabisi itu mudah, tapi membangkitkan kembali itu sulit. Jadi, hanya ada satu jalan yang bisa kuambil. Dan selain itu-

“Jika mereka adalah orang-orang bodoh yang tidak mau bersumpah setia kepadaku, maka kurangi jumlah mereka hingga hanya kurang lebih 10.000 saja. Cobalah untuk menyimpan yang kuat hidup-hidup. Namun, setelah mempertimbangkan masalah di masa depan, jangan pilih mereka hanya berdasarkan kekuatan saja. Kalian harus memastikan jumlah wanitanya seimbang. Ditambah lagi, kalian tidak boleh membiarkan satupun kabur, apakah kalian mengerti? Terutama mereka yang setara dengan raja.”

“Tapi.. Ainz-sam...”

Ainz mempersilahkan Aura – yang kelihatannya terlihat gundah – untuk melanjutkan bicara.

“Kami tidak tahu dengan tepat seberapa besar ibukota negeri dwarf itu, tapi kelihatannya itu adalah area yang sangat luas. Akan sulit hanya dengan kami berdua saja untuk memastikan tak ada Quagoa yang akan kabur dari wilayah yang luas seperti itu. Apa yang harus kami lakukan?”.

“Hm. Sebuah pertanyaan yang masuk akal. Karena itu – Aura, sudah waktunya kamu bersinar. Gunakan World Class item yang kuberikan kepadamu sebelumnya.”

“A, Apakah itu tidak apa-apa?”

“Umu. Inilah waktunya untuk digunakan.”

“Sa, Saya mengerti!”

Ketegangan terpancar di seluruh wajah mereka.

“Memang tidak ada batasan penggunaan World Class Item itu, jika musuh memenuhi kondisi tertentu dan kabur, kepemilikan item itu akan langsung berpindah kepada mereka. Itu adalah skenario terburuk dan harus dihindari bagaimanapun caranya.”

Ainz mengingat insiden dimana Ainz Ooal Gown mengambil alih benda tersebut.

Sudah berapa banyak surat yang dikirimkan oleh lawan, memohon kepada mereka untuk “memberikan benda itu lagi”?

Ainz mendengus.

“Jika kalian tidak ingin kehilangan benda tersebut, tidak seharusnya kalian menggunakannya,” adalah balasan yang dia berikan. Tak ada yang lebih bodoh daripada sebuah guild yang tidak bisa menerima akhir yang masuk akal seperti itu. Jika mereka tidak ingin benda miliknya diambil, seharusnya mereka menyimpannya di dalam ruang penyimpanan mereka dan tak pernah mengeluarkannya. Oleh karena itu, Ainz terus mengomel, meskipun dia juga merasa tidak ada salahnya dalam menggunakan benda itu.

“Dan juga, kalian harus berhati-hati terhadap lawan yang tidak bisa kalian hisap ke dalamnya, karena musuh seperti itu juga memiliki World Class item.”

“Itu artinya anda tidak akan bisa masuk juga, benar begitu, Ainz-sama?”

“Tidak ketika terbuka. Namun, ada cara untuk masuk ke dalam jika kamu memilih untuk melakukannya. Kalian harus memperhatikan jeda waktu ketika itu terjadi... Baiklah, ayo pergi.”

Dengan dipimpin oleh Aura, kelompok tersebut berangkat.

Mungkin mereka sudah di dekat bekas ibukota kerajaan negeri dwarf, bahkan gua-gua yang terbentuk secara alami mudah dilewati. Semua stalaktit dan stalagmit telah dipotong, mungkin agar lebih mudah dilewati. Saat ini mereka meneruskan perjalanan, dengan dikelilingi hasil kerja dari para dwarf.

Aura – yang berjalan di depan – tiba-tiba berhenti. Lalu dia mengarahkan tangannya ke telinga, mendengarkan dengan baik-baik.

Ainz dan yang lainnya diam, menunggu Aura bicara.

“Ainz-sama, aku bisa mendengar banyak makhluk hidup di depan, jumlahnya sekitar ratusan, aku tak bisa mengukur jarak tepatnya, tapi kurasa kita akan bertemu dengan mereka dalam beberapa menit.”

“Hoh... kita sudah menyusul mereka?”

“Tidak, mereka tidak terdengar seperti sedang bergerak. Rasanya mereka seperti sedang menunggu....”

“Oh begitu. Apakah mereka sudah merasakan pengejaran kita? Apakah mereka pasukan penyergap?”

Jika memang begitu, mereka mungkin telah menggunakan semacam magic divinasi (peramalan) untuk memata-matai Ainz dan yang lainnya.

Ainz tersenyum tipis.

Sampai sekarang, dia tak pernah membiarkan lawan mengamati kekuatan mereka. Karena itu, mereka ingin melemparkan pasukan kepada Ainz sambil mengamati kemampuannya.

Dari tekad dan tindakan lawan, Ainz bisa merasakan kegugupan dan kerelaan lawan untuk berkorban agar bisa memperoleh informasi. Itu membuat Ainz merasa dia telah memenangkan perang kecerdasan ini dari lawannya.

“Ainz-sama, haruskan kami menangkap mereka?”

“Hm, setelah dipikir-pikir, kita belum terlalu banyak menunjukkan kemampuan kita kepada musuh. Jadi, mari kita kumpulkan informasi dahulu sebelum menyasar markas mereka dengan sekali sapu.”

“Dimengerti!”

Ditambah lagi, meskipun sudah memperoleh informasi, mereka tidak bisa merancang strategi serangan balik semudah itu.

Ada dua tipe karakter utama di dalam Yggdrasil.

Mereka yang ahli dalam bidang tertentu, dan mereka yang kemampuannya merata.

Untuk yang pertama, meskipun dia sudah memperoleh informasi lawan, mereka akan sulit menghadapinya jika informasi yang didapatkan tidak cocok dengan keahliannya. Sedangkan yang kedua, mereka mungkin bisa menghadapinya, tapi melihat kemampuan musuh mereka yang merata, pencegahan yang dimaksud pasti memiliki celah.

Tentu saja, mungkin ada orang seperti Ainz yang tahu banyak mantra dan memiliki banyak item yang ditinggalkan oleh rekan-rekannya, dan itu membuatnya bisa beradaptasi terhadap banyak situasi, atau seseorang seperti Touch Me dengan stat keseluruhan yang sangat tinggi, tapi mereka adalah pengecualian untuk aturan itu. Jadi, hanya ada satu hal yang harus mereka khawatirkan.

....Jumlah dari entitas yang kuat. Kenyataannya aku tidak tahu  membuatku sedikit takut. Karena aku tidak bisa memastikan poin tersebut, harusnya aku mempersiapkan rencana mundur untuk berjaga-jaga – hm. Yah, bagaimanapun kita tidak bisa maju tanpa harus memukul mereka dahulu dan melihat apa yang dimiliki oleh lawan – Ohh, semangat dari Yamaiko-san menguasaiku...

“Shalltear. Kamu tak boleh mengamuk kali ini, mengerti?”

“Tentu saja!”

Shalltear mempersiapkan Spuit Lance miliknya.

“Bagus sekali. Biasanya, kita harusnya menghindari pertunjukan item kelas divine yang kita miliki kepada lawan. Namun, mereka tidak akan bisa mengetahuinya tanpa memiliki skill deteksi yang sangat bagus. Kalau begitu pergilah.”

“Dimengerti!”


***

Di dalam Feoh Berkanan – bekas ibukota kerajaan negeri dwarf yang megah dan indah, dibangun ketika peradaban mereka sedang berkembang – bangunan terbesar di samping istana kerajaan itu adalah Guild Merchant (Guild Pedagang) karena bangunan itu mengandung banyak ruangan yang digunakan ketika rapat dan kamar-kamar sementara yang digunakan untuk menyimpan sumber daya sementara.

Bangunan ini digunakan oleh banyak dwarf, dan lebih lebar dari struktur lain manapun di dalam kota. Namun, itu bukanlah kediaman dari Kepala Klan Quagoa, Pe Riyuro.

Ketika Yozu kembali, Riyuro sedang duduk – hampir tenggelam – di dalam kursi lembut yang besar. Sikapnya seperti yang biasa dia tunjukkan, tanpa memperlihatkan kemungkinan marah atau gugup, bahkan setelah mendengar kegagalan Yozu.

Yozu membungkuk, dan menjelaskan apa yang telah terjadi.

Sementara detil yang penting telah dikirimkan melalui utusan, dia di sini untuk menjelaskan informasi yang lebih detil lagi. Khususnya, dia perlu menguraikan kartu as dari kerajaan dwarf, si armor hitam yang dia lihat dengan mata kepala sendiri.

Riyuro mendengarkan tanpa bicara, lalu perlahan menggerakkan tangannya, menggapai masuk ke dalam sebuah sangkar di samping. Dia mengambil seekor kadal yang mendecit; seekor kadal yang gemuk dan banyak airnya, sebuah makanan ringan untuk seorang raja.

Riyuro mengulurkan tangannya yang sedang memegang kadal itu kepada Yozu.

“-Mau satu gigitan?”

“Tidak, tidak terima kasih.”

“Benarkah,” gumam Riyuro. Lalu dia meremukkan kepala kadal itu dengan rahangnya, dan Yozu mencium bau darah dan anggota tubuh yang samar.

Seluruh kadal dengan panjang 20 sentimeter hilang di dalam mulut Riyuro dalam tiga kali gigitan.

Riyuro mengusap tangan dan mulut yang terkena darah itu dengan handuk di dekatnya.

“- Lalu kamu mundur. Bagaimana dengan para pengejarmu?”

“Kami tidak yakin dengan itu. Namun-“

Karena jembatan gantungnya telah jatuh, dia tidak berpikir musuh akan melanjutkan pengejaran mereka. Dan sejujurnya, mereka sudah mendapatkan tenggorokan para dwarf. Yang bisa dilakukan oleh para dwarf itu hanyalah memperkuat pertahanan mereka, cari dan segel rute samping, dan mungkin saja mereka akan melakukan serangan balik ke tempat ini.

Alasan mengapa mereka hanya berhadapan dengan dua armor hitam itu karena mereka cukup bodoh untuk membagi pasukan atau karena hanya itu jumlah kekuatan militer mereka.

Itu adalah pendapat Yozu, yang dia ceritakan dengan Riyuro.

“Tidak aneh jika ada satu atau dua lagi.”

Riyuro kelihatannya telah merasakan perasaan terkejut Yozu yang tidak disadari. Dia menusuk-nusuk kadal yang ada di dalam kandang berkali-kali sambil menjelaskan maksud ucapannya dengan malas.

Para dwarf percaya diri dengan pertahanan benteng mereka. Jika benteng itu diruntuhkan, mereka akan merasa bahwa peluang kota mereka diduduki sangatlah besar. Jadi, tidak salah jika mengasumsikan si armor hitam yang mereka kirimkan adalah jumlah porsi pasukan terakhir.

Namun, karena mereka tidak tahu bagaimana tepatnya benteng itu diduduki, mengirimkan semua kekuatan di garis depan adalah pertaruhan yang berbahaya. Jika ada banyak jalan untuk penyusupan, mungkin saja mereka akan kalah.

Memang itu bukanlah situasi dimana mereka bisa membagi kekuatan sedikit demi sedikit, mereka tidak memiliki informasi untuk bisa melakukan serangan balik dengan seluruh pasukan pula.

Oleh karena itu, meskipun masih ada lebih banyak lagi, paling juga hanya ada satu, mungkin dua lagi. Inilah yang dia simpulkan.

Yozu merasa sama seperti yang dikatakan oleh sang tuan, dan dia merasa kagum dengan pengetahuannya.

“kalau begitu, siapa yang kamu anggap bisa mengalahkan golem-golem itu?”

“Saya yakin anda bisa mengalahkannya, tuanku!”

Riyuro adalah makhluk terkuat diantara delapan klan Quagoa. Meman benar, kemampuan bertarungnya patut dicontoh.

Mungkin saja dia mampu melawan seluruh ras Quagoa sendirian dan berhasil menang. Tak pernah ada orang yang sekuat dirinya di dalam sejarah Quagoa.

Yozu teringat Riyuro saat melawan monster di masa lalu. Dia sangat yakin sekali kekuatan Riyuro lebih unggul dari golem-golem itu.

“Tidak usah memuji. Apakah kamu benar-benar berpikir demikian?”

“Ya! Saya yakin itu!”

Riyuro tertawa pahit, tapi balasan Yozu memang tulus. Dia tidak memiliki jawaban selain itu.

“... Kamu berasal dari klan mana?”

Sebuah pertanyaan yang mengejutkan. Setelah Yozu menjelaskan asal klan dirinya, Riyuro jatuh dalam renungan sekali lagi.

“Ternyata begtiu... kamu pasti benar-benar berpikir aku bisa menang, lalu?”

“A, Apa maksudnya itu?”

“Aku hanya curiga kamu mungkin akan mempertimbangkan peluang ini untuk menghabisi diriku. Memang benar aku lebih kuat dari siapapun yang ada di seluruh spesies. Karena itu, mungkin kamu ingin membuatku bertarung melawan golem-golem itu setelah menganggap remeh kekuatan mereka, Golem-golem itu akan membunuhku. Jika kamu melakukanya, maka takkan ada orang yang bisa mengalahkan golem-golem itu... tapi mereka akan terluka selama bertarung denganku, kemudian mungkin saja kamu bisa menghancurkan mereka dengan unggul jumlah.”

Meskipun sang tuan yang dia patuhi mencurigainya, hati Yozu hanya dipenuhi rasa hormat.

Jika dia di posisi Riyuro, mungkin dia tidak akan terpikir sedalam itu terhadap masalah tersebut.

Yozu sangat yakin Riyuro adalah pemimpin sebenarnya dari Quagoa, sehingga loyalitas Yozu semakin dalam.

Riyuro tidak seberapa memahami pria di depannya, dan bertanya sesuatu.

“.. Mengapa kamu tidak langsung menjawab kamu tidak memiliki niat seperti itu?”

“Ya! Ma, Maafkan saya sebesar-besarnya! Saya hanya takjub dengan pemikiran anda yang dalam tuanku! Seperti yang anda katakan, saya tidak memiliki niat seperti itu!”

Riyuro tertawa keras.

“Kamu adalah orang yang menarik!... Orang-orang yang telah kuberikan kepadamu habis percuma, jadi harus ada hukuman untuk itu. Tapi aku tidak akan melukaimu, itu mungkin akan berakibat pada perkembanganmu di masa depan. Sebenarnya, kamu telah mempelajari golem-golem itu dan kembali setelah menyadari bahwa itu adalah informasi yang penting. Ditambah lagi, Tindakan antisipasimu terhadap pengejaran dari musuh dan pengalokasian sebagian dari pasukan untuk pertahan kota menunjukkan dalamnya pemikiranmu.”

“Terima kasih banyak!”

Yozu membungkuk dalam-dalam.

“Sekarang, aku punya pertanyaan untuk pemimpin hebat sepertimu. Bagaimana aku harus mengumpulkan informasi lebih banyak tentang golem-golem itu?”

“Dengan menyerang negeri si pendek itu.”

“Itu adalah satu cara untuk melakukannya. Jika demikian, mungkin kita bisa mempelajari apakah ada cadangan golem yang sebenarnya.”
“Ya! Jika memang tidak ada lagi, maka kita harus menaklukkan kota tersebut sesegera mungkin tak perduli berapapun korbannya.”

“Umu”, Riyuro mengangguk.

Jika hanya masalah nyawa, maka banyak waktu yang diperlukan untuk meningkatkannya. Namun, Golem hanya perlu dibangun. Waktu tidak untuk mereka, tapi untuk musuh.

“Metode lain apa yang ada?”

“Maafkan saya, tapi saya tidak bisa memikirkannya saat ini.”

Riyuro mengulurkan tangannya ke dalam kandang yang dipenuhi kadal lalu menarik satu kadal.

“...Apakah kamu mau?”

Apakah aku terlihat selapar itu?

Memang benar Yozu harus kembali kesini dengan seluruh tenaga, dan dia bahkan tidak makan atau istirahat dengan benar sampai sejauh ini. Namun, dia tidaklah sehaus atau selapar itu sehingga harus memintanya dari meja sang raja.

“Tidak, terima kasih.”

“Benarkah,” balas Riyuro. Lalu, dia mengunyah kepala kadal tersebut seperti sebelumnya. Setelah menelannya seperti tadi, Yozu bertanya kepada Riyuro.

“Kalau begitu, tuanku. Apakah anda telah memikirkan metode lainnya?”

“Ah, ya. Kita bisa meminta dia. Kemampuannya jauh melebihi diriku... Meskipun hal yang menyusahkan adalah bayaran yang dia minta akan setara tingginya.”

“Bayaran yang anda maksud.. jangan-jangan!”

Yozu langsung menebaknya dari ucapan Riyuro.

“Benar. Kita harus memberikan para naga –“

Saat Riyuro akan bicara, ada sebuah keributan di luar, lalu pintu tersebut terbuka dengan bunyi yang keras.

“Pimpinan klan!”

Itu adalah salah satu penjaga.

“Kelihatannya gawat. Apa yang terjadi?”

“Benar! Kelihatannya ada seseorang yang sedang menuju ke kota ini!”

“Darimana datangnya mereka?”

Menurut penjaga tersebut, mereka datangnya dari sisi dimana Yozu menempatkan pasukannya. Dengan kata lain, mereka datang dari negeri dwarf.

“Jadi mereke mengirimkan pasukan pengejar.... Aku meremehkan orang-orang kerdil itu.”

Lalu, Riyuro pun bangkit berdiri.

Mata Yozu kelihatannya ingin bertanya kepada sang tuan mau kemana. Riyuro merasakan ini, lalu membalas:

“Kelihatannya kita sudah diselamatkan dari banyak waktu untuk membuat keputusan. Aku akan menemui para naga sekarang.”

“Apakah anda akan bertanya kepada mereka tentang golem-golem itu?”

“Tidak, aku akan meyakinkan kepada mereka untuk menghadapi para cebol yang sedang mendekat. Karena mereka hanya para cebol, pasti mereka membawa Golem juga. Lalu, kita buat mereka melawan para naga dan melemahkan kedua sisi... Hmph... Mungkin juga sebaiknya biarkan saja mereka mendapatkannya.”

Pimpinan klan Quagoa tersebut sangat marah saat para naga itu mengambil tempat terbaik di kota ini– istana kerajaan – untuk mereka sendiri. Ini hanya diketahui oleh para pembantunya yang paling setia, ditambah dengan bagaimana pimpinan klan itu dengan pintarnya menyembunyikan perasaan dan membungkuk kepada para naga.

Ada perbedaan kekuatan yang luar biasa diantara para naga dan Quagoa.

Oleh karenanya, mereka harus bersikap seperti pelayan sampai mereka bisa menyamai kekuatan para naga. Namun, hanya ada sedikit makhluk yang bisa melawan mereka dengan setara di rangkaian pegunungan ini. Dengan satu pengecualian, mungkin mereka adalah para Frost Giant (Raksasa Beku).

Dan sekarang kesempatan itu telah datang, kata Riyuro.

“Yozu, memang tidak terlihat, tapi untuk jaga-jaga, mulailah bergerak ke arah distrik reruntuhan. Aku tidak ingin kamu terlibat dalam pertempuran dengan para naga.”

Satu distrik di ibukota kerajaan dwarf telah benar-benar hancur sebelum Quagoa mengambil alih. Quagoa tidak membangun area ini, agar bisa menggunakannya sebagai tempat mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar. Kelihatannya tempat itu akan digunakan pada akhirnya.

“Dimengerti.”

“kalau begitu.. bisakah kamu membantuku mempersiapkan persembahan untuk bertemu dengan para naga? Mereka menyukai permata, jadi persiapkan beberapa diantaranya. Aku yakin kamu juga tahu jika mereka sangat rakus dan tidak setuju dengan pembayaran pertama saat itu juga. Mereka pasti akan menaikkan harga. Dengan itu, persiapkan item-item bernilai rendah pula.”

Setelah mengangguk kepada Riyuro menunjukkan dia mengerti, Yozu langsung memulai persiapannya.

***


Spesies terkuat di dunia ini adalah para naga. Ada ras-ras yang bisa beradaptasi dengan tanah yang keras dimana manusia tidak bisa melakukannya. Rangkaian pegunungan Azellisia tidak terkecuali, dan para naga menguasai sarang di sini.

Naga-naga ini dikenal sebagai Frost Dragon (Naga Beku).

Biasanya, para naga memiliki tubuh yang ramping. Tidak mirip dengan bentuk kadal yang merangkak begitu juga dengan kucing. Diantara mereka, Frost Dragon bahkan lebih ramping, seperti ular.

Sisik mereka biru keputihan, tapi semakin mereka tumbuh, berubah menjadi putih seperti salju. Setelah beradaptasi dengan lingkungan, mereka memiliki kekebalan terhadap hawa dingin, tapi sebaliknya, mereka rentan terhadap api.

Ditambah lagi, ada kartu as daripada draconic race (ras naga). Mereka memiliki kekuatan menakutkan yaitu nafas naga pembeku.

Pemimpin dari Frost Dragon ini, Olasird’arc=Haylilyal, melingkari singgasananya, melihat ke arah Quagoa dengan remeh yang sedang menghadap kepada dirinya.

“jadi, kau datang juga. Ada apa?”

“Ya, saya sangat terhormat bisa bertemu dengan Pemimpin para naga putih yang terkuat, Olasird’arc=Haylilyal—”

“- Tidak usah lagi bertele-tele. Langsung saja.”

Setelah berkata demikian, mata Olasird’arc sedikit memicingkan mata.

Menjadi seorang pemimpin naga (Dragon Lord) memiliki perlakukan khusus diantara para naga. Itu adalah sebuah gelar yang hanya diberikan kepada mereka yang telah mencapai kategori usia tertinggi (Ancient/Kuno) diantara para naga, atau naga kuat yang memiliki kekuatan spesial, atau naga yang bisa menggunakan magic yang aneh. Naga-naga luar biasa ini diberi gelar sebagai Lord (Pemimpin).

Dipanggil dengan gelar sedemikian agungnya sangat menyenangkan.

“Ya! Pertama, saya ingin berterima kasih telah diperbolehkan untuk bertemu.”

Quagoa yang sedang menunggu di belakang pimpinan Quagoa itu mengeluarkan karung yang lusuh.

Mereka membuka karung itu, dan seperti yang diduga, kilauan emas memenuhinya.

Itu tidaklah cukup untuk membuatnya puas, tapi jumlah itu harusnya jumlah yang bisa dipenuhi oleh Quagoa, jadi dia harus puas dengan itu.

“Baiklah kalau begitu, apa yang kamu inginkan.”

“Ya! Sebenarnya, ada beberapa tamu yang tak diundang menuju rumah kami, jadi saya ingin tahu apakah kami bisa melihat kekuatan anda yang luar biasa, Tuan Pemimpin Naga Putih.”

“Hm...”

Bagi Olasird’arc, Quagoa adalah spesies rendahan. Mereka adalah makhluk-makhluk yang harus mengagungkan para naga, dan mereka setara dengan para budak. Agak berat juga membiarkan mereka terbunuh sia-sia. Namun, cukup membuatnya marah jika dia harus bertindak sendiri demi makhluk rendahan seperti itu.

Tatapan Olasird’arc jatuh dari singgasananya yang berkilauan – sebuah gunung kecil emas dan batuan permata.

Satu kebiasaan yang menyatukan seluruh naga adalah kecintaan mereka kepada logam, permata, item magic dan kekayaan sejenis. Olasird’arc tidak terkecuali dalam hal ini.

Namun, sementara mungkin dia memang bisa menggali terowongan dan mengeluarkan logam-logam berharga dan permata-permata mentah, dia tidak bisa memprosesnya. Ditambah lagi, yang kuat seharusnya tidak melakukan hal semacam itu. Itulah gunanya budak.

Jadi, tidak masalah sebenarnya jika dia harus bertindak sendiri demi para budaknya. Hatinya penuh dengan perasaan kebaikan.

“Dan siapa orang-orang ini?”

“Kami tidak yakin. Kami belum memperoleh identitas mereka yang sebenarnya. Namun, harusnya mereka adalah para dwarf.”

“Dwarf...Umu.”

Olasird’arc menatap gerbang besar di belakangnya.

Dibalik pintu itu adalah bekas ruang harta kota dari negeri dwarf.

Tak perduli berapa kali Olasird’arc menyerangnya, pintu itu tidak bisa terbuka atau dihancurkan. Magic yang melindunginya dikerjakan oleh para runesmith yang telah menjaga harta mereka dari semua serangan yang dia lakukan untuk bisa mendapatkannya.

Obsesinya terhadap isi dari ruang itu telah lama pudar, dan pintu itu tidak lebih daripada tempat untuk menggores cakarnya. Namun, ketika dia mendengar tentang para dwarf, api gelora di hatinya menyala sekali lagi.

Jika dwarf-dwarf ini bisa sampai di sini, mungkin mereka memiliki cara untuk membuka ruangan ini.

Apakah sudah waktunya membuang Quagoa? Dwarf lebih berguna dalam berbagai cara.

Saat Olasird’arc merenung terhadap masalah ini, dia menatap Quagoa di bawahnya dengan dingin, lalu permohonan pimpinan Quagoa diakhiri.

“Saya yakin anda bisa mengalahkan para dwarf itu dengan mudah, Tuan Pemimpin Naga Putih. Kami mohon, pinjamkan kekuatan anda kepada kami! Tidak usah dikatakan, ketika mereka kalah kami akan menawarkan dua kali jumlah dari ini, tidak lebih dari itu!”

Kerakusannya tergerak oleh kalimat terakhir itu, wajah Olasird’arc berubah.

“... Oh begitu. Aku akan mempertimbangkannya.”

“Tunggu sebentar! Tuan Naga Putih (White Dragon Lord), musuh sudah dekat! Dan para dwarf bertujuan mengambil kembali kota ini!”

Olasird’arc memalingkan tatapannya yang tajam ke arah Quagoa itu.

“Apa maksudmu dengan itu! Maksudmu dwarf-dwarf yang sedikit itu bisa mengusirku dari sarang ini?”

“Saya tidak berkata demikian! Tapi, tidak ada yang tahu apa niat para dwarf itu! Yang kami tahu, mereka mungkin saja punya cara untuk menghancurkan kota ini!”

“Jika memang begitu, bukankah mereka sudah melakukannya dari dulu?”

“Besar kemungkinannya mereka bermaksud menghancurkan kota dari dalam!”

“Hm,” pikir Olasird’arc. Kelihatannya agak melenceng, tapi tidak sepenuhnya bisa dibiarkan.

Tempat ini memang benar-benar diperlukan untuk membangun Draconic Empire.

Setelah mengambil istana kerajaan dwarf, dia telah memerintahkan kepada para istrinya untuk menetaskan telur mereka di sini, lalu membesarkannya.

Di masa lalu, mereka bertelur di sembarang tempat lalu meninggalkannya di sana, atau menendang mereka keluar dari sarang setelah satu atau dua tahun sejak menetas. Itu tidak akan memperkuat ras Draconic.

Aku harus meningkatkan jumlah keturunanku, lalu menaklukkan Frost Giant. Saat itulah, aku bisa benar-benar menaklukkan rangkaian pegunungan ini, pikir Olasird’arc.

Frost Giant kebal terhadap hawa dingin, itu artinya kartu as dari Frost Dragon yaitu nafas naga pembeku tidak bisa melukai mereka. Kekuatan dari senjata besar yang dimiliki oleh Frost Giant tidak bisa dianggap remeh, bahkan bagi para naga. Jika mereka datang dengan jumlah besar, para naga mungkin akan kalah. Memang benar, ada beberapa Frost Dragon yang kalah dari Frost Giant, dan digunakan sebagai anjing mereka.

Biasanya, Frost Dragon tahu hal itu juga, jika Olasird’arc salah satunya, dia tidak akan melewatkan peluang menghancurkan musuh yang kuat sebelum jumlah mereka bisa bertambah. Jika dia harus membuang wilayah ini, maka suku Frost Giant pasti akan bersatu menyerang mereka sebelum dia bisa mengambil alih kursi kekuasaan.

Olasird’arc memanggil para selirnya, yang tergeletak malas di sekeliling ruangan itu.

Ada tiga naga perempuan.

Ada yangpaling muda, dengan satu tanduk pualam, Mianatalon=Fuviness.

Yang bertarung memperebutkan wilayah berkali-kali dengan Olasird’arc, Munuinia=Ilyslym.

Dan ada satu-satunya naga di kediaman ini yang bisa menggunakan divine magic (meskipun hanya tingkat 1), Kilystran=Denshushua.

“Bagaimana menurutmu?”

“...Mengapa tidak membantu mereka? Lagipula, dwarf-dwarf menyedihkan itu sama sekali bukanlah musuh yang menakutkan.”

“Aku juga setuju. Sejujurnya. Aku tidak perduli dengan apa yang mereka katakan. Tapi jika para dwarf menyerang, mengetahui kita ada di sini, itu sama dengan meremehkan kita. Harusnya kita ukir rasa takut di hati makhluk-makhluk kecil sombong itu.”

Dia mengalihkan tatapannya dari Muninia – yang sedang menggaruk lantai dengan cakar yang tajam – ke arah Kilystran.

“Dan menurutmu?”

Setelah dipanggil, Kilystran memiringkan kepalanya.

“Aku menentang dan menyetujuinya. Aku menentangnya karena kita tidak yakin para penyerang ini benar-benar dwarf. Ditambah lagi, jika mereka menyerang setelah tahu keberadaan kita, mereka pasti sudah memperhitungkan kekuatan kita. Namun, meskipun ide menghancurkan kota terdengar konyol, sebuah mekanisme yang mampu melakukannya masih dalam jangkauan teknologi negeri dwarf. Adalah hal yang bodoh tidak merespon hal itu.”

Olasird’arc tersenyum pahit. Dia memang memiliki kepribadian yang aneh. Itulah kenapa dia menyukai Kilistran.

“Jadi, sebagian besar setuju – kalau begitu. Aku akan terima permintaanmu, Quagoa rendahan.”

“Kami menghaturkan rasa terima kasih yang sangat besar!”

Saat Olasird’arc menatap dengan dingin ke arah Quagoa yang membungkuk di depannya, dia membuat sebuah pengumuman.

“Namun, kamu harus menawarkan tribut sepuluh kali dari jumlah sebelumnya.”

“Se-Sepuluh kali!?”

Olasird’arc mendengus kepada pimpinan Quagoa, yang mengangkat kepalanya.

“Kamu bahkan tidak tahu siapa yang menyerang. Itu saja harusnya sudah terhitung... Lalu, apa yang kamu ingin aku lakukan? Jika kamu tidak bisa menghasilkan jumlah yang diminta, maka kamu hadapi saja sendiri.”

“Tu, Tunggu sebentar! Kami akan mempersembahkan upetinya! Biarkan kami mempersembahkan upetinya!”

Tiba-tiba saja, Olasird’arc terpikirkan sesuatu.

Bisakah Quagoa benar-benar membayar emas sebanyak itu? Atau apakah itu karena para dwarf adalah lawan kuat yang tidak bisa dibayangkan, itulah kenapa mereka mencoba sebisa mungkin agar dia mau melakukannya tak perduli berapa banyak mereka harus membayarnya?

Yah, itu tidak masalah. Jika mereka tidak bisa membayarnya, maka seperti kata Munuinia, aku akan mengukirkan teror yang tak dapat dihilangkan ke dalam hati orang-orang lemah itu (Quagoa).

“Kalau begitu, pergilah.”

“Ya! Tapi.. kapan kami bisa mengharapkan kedatangan anda?”

“Segera.. Sampai saat itu, tunggu saja.”

“Baik!”

Saat Olasird’arc menatap Quagoa yang pergi, Mianatalon bertanya: “Apakah kamu akan pergi sendiri?”

“Pergi sendiri. Tentu saja tidak.”

Olasird’arc adalah naga yang paling kuat di sini. Meskipun begitu, adalah hal yang bodoh baginya untuk benar-benar bertarung demi para budaknya meskipun dia dibayar. Oleh karena itu-

“Siapa yang akan kukirimkan... Anak siapa sebaiknya?”

Mereka semua adalah anaknya. Setiap naga di sini dengan pengecualian para selirnya merupakan garis keturunan Olasird’arc.

“Kalau begitu, kirimkan saja anakku.”

“Anakmu? Siapa?”

Kilystran telah melahirkan empat anak untuk Olasird’arc, dan masing-masingnya adalah seekor naga dengan usia lebih dari satu abad. Mereka jauh lebih kuat daripada Quagoa.

“Tentu saja yang tertua.”

“Hejinmal?”

Olasird’arc mengerutkan dahi.

“Bocah itu mungkin memang terlihat seperti itu, tapi dia memiliki kepala yang bagus di bahunya dan dia akan melihat siapa sebenarnya lawan kita. Jika mereka ternyata adalah para dwarf, bukankah menurutmu dia akan memberikan negosiasi yang paling cocok? Kamu pasti sudah capek dengan budak Quagoa, ya kan?”

“Bisakah dia melakukan semua itu? Tidak bisakah anak-anak yang lain melakukannya?”

Olasird’arc setuju dengan perkataan Munuinia.

“Setidaknya lebih baik daripada Toranjelit”

“...Kilystran. Hal yang paling penting dari para naga adalah kekuatan tubuh mereka. Tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan dan kecepatan dengan kepala saja. Olasird’arc mengalahkanku karena tubuhnya lebih kuat daripada tubuhku. Ingat itu. Tubuh Toranjelit yang unggul jauh lebih baik daripada Hejinmal’s!”

Toranjelit adalah salah satu anak Olasird’arc dari Munuinia. Dalam hal tenaga kasar, dia adalah yang terbaik diantara keturunannya.

“Tapi keadaan akan menjadi buruk jika kamu tidak berpikir. Jika kamu mengirimkan anakmu – yang mungkin akan membunuh Quagoa tanpa alasan – siapa yang tahu bagaimana mereka nantinya?”

“Itu cukup.”

Olasird’arc menghentikan Munuinia, yang akan berkata sesuatu, lalu melihat ke arah wajah Mianatalon. Kelihatannya dia memandang cekcok ini sangat membosankan.

“Kita ambil saja ide Kilystran dan panggil Hejinmal kemari.”

“Tidak ada gunanya. Dia tidak akan datang.”

Olasird’arc merasakan rencananya hancur berantakan sejak awal.

Munuinia tertawa kecil, sebuah suara tidak senang yang tipis. Menjengkelkan jika mereka berdebat lagi, dan Olasird’arc mengangkat suaranya.

“Hancurkan saja pintu itu atau bagaimana dan seret dia keluar.”

“Ara. Aku tidak menghancurkan bentengmu karena kamu memintaku untuk tidak melakukannya. Apakah itu artinya kamu memberiku izin? Meskipun, bukan hanya pintu saja yang akan hancur nantinya.”

Memang benar, dia ingat pernah mengatakan itu. Memang para naga memiliki keahlian, mereka tidak bisa membangun lagi pintu yang sudah dihancurkan, dan mereka tidak tahu magic yang bisa melakukan itu. Jadi, jika mereka menghancurkan sesuatu, mereka akan membiarkannya seperti itu.

Sebagai White Dragon Lord, akan memalukan hidup di dalam sebuah istana dengan penuh lubang. Oleh karena itu dia meminta para selir dan keturunannya untuk mematuhi peraturan itu.

Meskipun para selirnya mungkin akan pergi jika diperintahkan-

“Mau bagaimana lagi, kalau begitu aku yang akan pergi.”

“Silahkan.”

Olasird’arc melihat ke arah Kilystran dengan ekspresi di wajah yang sulit dijelaskan.

Kenyataannya dia harus pergi sendiri meskipun menjadi seorang pimpinan tidak enak baginya. Menyadari hal itu, apakah dia harus membiarkan beberapa Quagoa hidup di sini dan bekerja untuk dirinya?

Namun, Olasird’arc membuang kemungkinan itu.

Dia tidak tahan memikirkan makhluk rendahan seperti Quagoa berlarian di sekeliling bentengnya. Suatu hari, ketika dia mengalahkan para raksasa (Frost Giant), dia akan membuat mereka bekerja untuknya sebagai budak.

Sampai saat itu, dia harus menahan diri.

***


Ketika seseorang memiliki tinggi seperti para dwarf, istana kerajaan mereka berukuran mencengangkan. Itu karena istana tersebut sangat besar sehingga para naga bisa tinggal di sini, dan jaraknya jauh dari satu titik ke titik lainnya.

Olasird’arc memanjat dan memanjat, sampai tiba di pintu lantai teratas.

Lalu, dia berteriak:

“Ini aku, buka.”

Dia menunggu sebentar, tapi tidak ada gerakan dari sisi lain pintu itu.

Tidak mungkin dia tidak ada di dalam. Anak yang tinggal di kamar ini adalah seorang hikkikomori (pengurung diri). Dia tidak ingat pernah melihatnya meninggalkan kamar. Bahkan makanannyapun dikirimkan oleh saudaranya.

Sangat menyakitkan hati jika dia berani pura-pura tidak ada di dalam, di depan ayahnya sendiri, seorang Dragon Lord.

“Aku akan berkata sekali lagi. Ini aku. Buka.”

Para naga memiliki panca indera yang tajam. Cara dia berteriak, siapapun yang ada di dalam harusnya sudah mendengar, dan mereka akan terbangun meskipun sedang tidur.

Namun – pintu itu tidak terbuka.

Kemarahan menyala berubah menjadi gerakan.

Dia mencambuk pintu itu dengan ekornya.

Terkena ekor dengan ukuran sebesar batang pohon dan ditutupi dengan sisik-sisik yang lebih keras dari baja, pintu tersebut berderit saat meliuk. Para dwarf yang membangun pintu ini mungkin tidak menduga pintu itu akan menerima tamparan dari ekor naga.

Ada tanda-tanda pergerakan di dalam, tapi ini tidak cukup meredamkan kemarahan Olasird’arc.

Dia membanting pintu itu sekali lagi, menghancurkannya jadi dua. Rontoh dan hancur sehingga batu-batuan beterbangan ke dalam seperti peluru.

Sebuah suara tidak suka “Hieeeeeee” datang dari dalam.

“Keluar sekarang!”

Merespon teriakan itu, seekor naga meloncat keluar.

Frost Dragon memiliki tubuh yang ramping, tapi tidak dengan yang ini. Sederhananya, terlihat kegemukan.

Naga itu memiliki sepasang kacamata kecil di hidungnya, dan dia memperhatikan Olasird’arc dari kepala hingga ujung kaki dengan tatapan mata gugup.

Ini adalah putranya, tapi pemandangan yang memalukan ini membuat Olasird’arc menghela nafas.

Yah, melihat caranya berdiri di depan seorang penguasa seperti dirinya, gemetaran dan kejang-kejang seperti ini tidak bisa dihindari. Tetap saja, dia berharap melihat sedikit kekuatan di mata anaknya.

Lalu tubuhnya yang gemuk menjijikkan. Dia leibh mirip seperti babi daripada seekor naga.

Sebenarnya, mengirimkan seorang anak seperti ini keluar untuk bertarung menggantikan dirinya mungkin akan merusak reputasinya.

Saat Olasird’arc merenungkan hal ini, putranya – yang kelihatannya ketakutan dengan cara ayahnya yang menatap tajam ke arah dirinya – memberanikan diri bertanya.

“A-Ayah, a, apa yang engkau inginkan dariku?”

Mungkin saja dia tidak layak menjadi seekor naga, tapi dia masih tetap seekor naga. Naga semakin kuat ketika usianya bertambah. Dengan begitu, mungkin tubuh yang lembek miliknya itu masih bisa bermanfaat.

“Aku punya pekerjaan untukmu, Hejinmal.”

“Pe,Pekerjaan?”

“Ahh, Quagoa kelihatannya telah diserang oleh para dwarf atau semacamnya. Tangkis mereka.”

“Hieeee.”

“Hieeee?”

“Ti- Tidak. Bukan apa-apa, Ayah. Ha-Hanya saja, aku, aku, er, bagaimana aku harus mengatakannya, aku er, tidak percaya diri dengan kekuatanku...”

‘’Lalu apa yang bisa kamu banggakan? Apakah kamu merasa bisa mengalahkan lawan dengan magic?”

Naga perlahan mendapatkan kemampuan menggunakan arcane magic selama tumbuh, tapi itu tidak lebih dari bakat sejak lahir. Mereka tidak bisa dibandingkan dengan magic caster sama sekali. Namun, ada beberapa naga yang belajar menggunakan magic sebenarnya.

Contohnya, ada salah satu selir Olasird’arc sendiri, Kilystran=Denshushua. Ada juga salah satu kanselir dari Republik, “Blue Sky Dragon Lord” Suveria=Myronsilk, yang memiliki kekuatan seorang druid dan bisa menggunakan divine magic. Juga dikatakan jauh di timur sana, ada beberapa naga yagn telah mendapatkan kelas Paladin dan bisa menggunakan magic dari sistem lain.

“....Yah, itu satu hal. Aku harus belajar sendiri karena aku tidak memiliki guru yang mengajariku...”

“Lalu apa saja yang kamu lakukan di dalam sana selama ini?”

Ada sebuah sinar kuat di mata Hejinmal.

“Belajar. Aku sedang mengumpulkan pengetahuan.”

“...Apa? Pengetahuan? Bukankah kamu sedang mempelajari cara menggunakan arcane magic?”

“Tidak, bukan seperti itu ayah. Pengetahuan yang aku cari bukan untuk menggunakan magic, tapi untuk memperdalam pelajaranku, mempelajari bagaimana kota ini dibangun, ras macam apa di dunia ini dan seterusnya. Aku sedang mempelajari hal semacam itu.”

“.... Aku tidak mengerti sama sekali. Apakah mempelajari hal ini akan membuatmu kuat? Itu semua akan percuma jika kamu tidak menjadi kuat.”

Tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain menjadi lebih kuat. Karena ini adalah sebuah dunia dimana hanya yang kuat yang bisa selamat, seseorang harus bertambah kuat untuk bisa hidup. Sebaliknya, seseorang yang tidak ingin menjadi kuat pada dasarnya menolak untuk hidup.

Barusan, dia melihatnya. Hejinmal mecoba untuk menutupi sesuatu, tapi dia melihat putranya itu melakukan sesuatu, seperti isyarat tanpa kata.

“Apa? Katakan saja.”

Putranya tetap terdiam. Sikap yang memalukan itu membuat kemarahan Olasird’arc semakin membara lagi.

Saat dia akan mulai melenguh kepadanya, dia ingat mengapa dia datang kemari.

Sementara dia tidak perduli dengan apa yang terjadi kepada Quagoa, hutang harus dibayar.

“Tidak masalah jika kamu mengunci diri di dalam kamar sampai kamu kehilangan kelincahanmu, tapi tidak ada gunanya kehilangan dirimu karena buku. Jika kamu ingin mendapatkan pengetahuan, tinggalkan tempat ini dan pergilah mengelilingi dunia.”

Olasird’arc sudah mulai hilang rasa ketertarikan kepada Hejinmal. Dia telah mengabaikan tubuhnya untuk bisa ditukar dengan sesuatu yang tidak berguna. Tidak ada hal lain yang bisa dia katakan tentang ini, dia sudah kehilangan rasa yang mirip dengan keprihatinan untuk putranya sendiri.

“Aku, aku sedang mempersiapkan untuk itu. Jika aku tidak tahu orang-orang macam apa yang ada di luar sana, mungkin saja aku akan mati sebelum berhasil melihatnya.”

“Lalu mengapa kamu tidak mati saja? – Kamu jadi terlalu bodoh. Mengapa kamu tidak mencari kekuatan sejak awal? Ketika kamu kuat, kamu akan ditakuti bahkan ketika kamu pergi dari tempat ini, ya kan? Sepertiku.”

“Tapi ayah. Mengetahui makhluk kuat semacam itu di dunia juga sangat penting bagi kita. Sama halnya denganmu, ya kan, Ayah? Bukankah Frost Giant kuat? Jika ayah melawan mereka tanpa tahu apapun-“

“-Aku tidak takut dengan Frost Giant itu.”

“Ma-Maafkan aku, ayah.”

Saat dia menatap ke arah Hejinmal, yang kepalanya tergeletak di tanah, Olasird’arc menurunkan bahunya tak bertenaga.

“Sudah cukup. Aku perintahkan kepadamu untuk menyelesaikan tugas ini. Llau, aku akan menendangmu keluar setelah satu bulan. Kamu bisa hidup sesukamu mulai saat itu.”

28 komentar:

Unknown mengatakan...

Pertamax :v

Imaari mengatakan...

Keduax
Lanjut min updatenya..

Unknown mengatakan...

Yeah... akhirnya update juga Setelah sekian lama menunggu Wow keren mantap...

Unknown mengatakan...

YEAHHHHH. akhirnya yang ku tunggu! Mimin-sama Banzaiiiii

Unknown mengatakan...

Yg semangat mimin.lanjut terus

Anonim mengatakan...

Sankyu min, akhirnya update juga..
Wah kayaknya Ainz bakalan kecewa lagi, naga yang dikirim naga yang gendut hikikomori lagi..
Tapi bakalan menarik nih, walaupun gak sesuai ekspektasi, tapi hejinmal naga yang pintar dan berpengetahuan..
Jadi penasaran bakalan gimana kalau ketemu Ainz.. gahahaha..
Ditunggu min update selanjutnya..

Unknown mengatakan...

yuhuuuu

Unknown mengatakan...

tiap bangun tidur ampe mau tidur selalu cek update .akhirnya nongol juga. MANTAP

AfaroBoy mengatakan...

terima kasih banyak, dan semangatttt min :D
ngomong2 min,project vol 11 kayanya udah mau abis. jadi gimana klo sambil menunggu project vol 12 tahun depan, di isi dengan ngegarap project Web novel overlordnya?? yg notabene banyak perbedaan antara web novel dan light novel nya. dan. setau ane belum ada yg garap indo nya. biar blog ini terus rame. dan gak perlu nunggu ada volume 12 terbit dulu baru update. jadi gimana min? siap bikin blog ini tetep hidup? siap garap web novelnya?
saya tunggu jawabannya :)

Unknown mengatakan...

Yg semangat mimin.lanjut terus

Unknown mengatakan...

Kami tunggu kelanjutanya min, tetap semangat oke.

Unknown mengatakan...

Sadis, MANTAP!

Unknown mengatakan...

ane udh baca yang ENG nya , tapi masih kocak aja sih naga nya. apa lagi pake kacamata gitu

Unknown mengatakan...

Oh iya dan 1 lagi nanti pas ainz lawqn naga nya dia cumang pake 1 spell doank . Spoiler alert :p

Unknown mengatakan...

Oh iya dan 1 lagi nanti ainz lawan naga nya dengan 1 spell doank . Spoiler alert :p

Anonim mengatakan...

Mantrap

Anonim mengatakan...

volume 12 udah keluar gann

Tuyu iler mengatakan...

sriusan?

Unknown mengatakan...

Iya udah keluar :3

BRIAN TORAO mengatakan...

Sankyu overlord vol.11 bab 5 bag.2

Anonim mengatakan...

Pls lah jangan seenaknya spoiler, lu ga mikirin org lain yg mood baca hilang gegara spoiler

Nurdin bahari mengatakan...

Kok gw baru aja ngebayangin steak naga di volume 8. Yang dihidangkan ke enri

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Anonim mengatakan...

alangkah lebih baik lagi dengan membeli karya asli dari maruyama-ss biar lebih meningkatkan mood penulis dan agar karya bisa terus berlanjut.

D mengatakan...

Kelas Paladin itu sprti fluder?

Anonim mengatakan...

Ngab

Kuhaku mengatakan...

Agak aneh sih ada naga yg pake kacamata