Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

12 Maret, 2016

Overlord - Vol 6 - Chapter 8 Part 2

Six Arms

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaBulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:15

Sebas tiba jauh lebih awal dari waktu yang ditentukan pada perkamen. Meskipun dia lebih awal, dia berdiri di depan gerbang.

Itu adalah gerbang dengan style seperti pagar jadi dia bisa melihat apa yang ada di dalam, tapi karena adanya pepohonan, garis pandangannya tak jelas.

"Hmph, kamu datang tepat waktu."

Dengan suara yang serak, seorang pria muncul dari pepohonan. Tentu saja Sebas tahu pria itu ada disana selama ini karena dia sudah mengaktifkan sebuah skill yang bisa mendeteksi seluruh makhluk hidup dengan jarak tertentu. Dia tidak bisa secara fisik melihat mereka, dan karena akan berbahaya jika hanya mengandalkan skill ini saja, dia hanya menggunakannya pada keadaan-keadaan tertentu.

"Sebelah sini. Ikuti aku."
Mengikuti petunjuk dari pria itu melalui pintu, Sebas berjalan di jalan kecil menembus taman. Untuk disebut sebagai taman yang dimiliki oleh sebuah organisasi bawah tanah seperti Eight Finger, taman itu tidak memiliki perasaan yang suram. Pepohonan dipangkas dengan bersih dan dia bisa mengetahui mereka pasti memiliki tukang kebun dalam jumlah yang cukup. Mengikuti jalan kecil itu, ada lapangan yang luas yang mirip dengan tempat latihan. Ada sekitar 30 orang, kebanyakan adalah wanita dan hanya beberapa wanita, yang semuanya tersenyum. Itu adalah senyum yang dikeluarkan oleh mereka yang terbiasa dengan kekerasan yang tidak pernah membayangkan diri mereka kalah. Sebas melihat ke sekeliling tanah lapang itu. Dia tidak bisa menemukan siapapun yang bisa memberinya tantangan yang tepat tapi dia menemukan Six Arm yang pernah dia dengar dari rekan Climb.

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
Klik Untuk Membesarkan

Satu orang memakai jubah bertudung. Berwarna hitam dan di ujungnya dijahit dengan benang merah seakan meniru api. Dia tidak bisa melihat apa yang ada di dalam tudungnya, tapi dari aura itu kelihatannya bukan makhluk hidup. Julukan "Undying" bukanlah semacam permainan kata, tapi karena itu adalah seorang undead.

Wanita yang sendirian diantara Six Arm berpakaian sutra tipis. Dia memiliki gelang dalam jumlah banyak pada pergelangan tangan dan kaki sehingga mereka membuat suara logam setiap kali dia bergerak. Pada pinggangnya menggantung enam Scimitar. Pria di sampingnya cukup mencolok. Dia berpakaian seperti seorang matador dan memegang sebuah Rapier yang mata pedangnya terlihat seperti muncul dari sebuah mawar. Aromanya bahkan mirip dengan mawar.

Pria terakhir diselimuti oleh armor full plate yang tidak luar biasa dan memegang pedangnya di dalam sarung. Total ada empat orang - pemimpin mereka, Zero, tidak terlihat. Mungkin dia sedang menunggu gilirannya di tempat lain. Ketika empat orang itu melangkah maju, bawahan mereka bergerak mengelilingi Sebas.

"Pak tua, aku dengar kamu sangat kuat. Kamu mengalahkan mereka semua hanya dengan sekali serangan?"

"Kami harus mengamankan tempat kami di dalam Eight Finger dengan hanya skill saja. Akan sangat berbahaya bagi kami jika kalah disini. Succulent? Dia hanya seorang idiot yang kalah di depan cabang Perdagangan budak, meskipun cabang itu sekarang sudah jatuh."

"Jadi aku pertanyaan untukmu. Succulent bilang dia kalah dari Brain Unglaus, tapi apakah dia benar-benar dikalahkan olehmu dan hanya tidak mau mengakuinya?"

"Yah, aku tak pernah bertarung dengannya secara langsung. Aku hanya bertukar sapaan dengannya di dalam mansion dan dia sudah pingsan ketika aku bertemu dengannya setelah itu."

"Yah, kurasa memang wajar jika dia kalah. Jika lawannya adalah Brain Unglaus yang terkenal, tidak mungkin dia bisa menang."

"Terutama jika dia sudah menjadi lebih kuat dati sejak pertama dia duel dengan level yang setara dengan Gazef Stronoff, kekalahan Succulent adalah hal yang wajar."

"Tapi itu bukan hal yang bisa dimaafkan. Kami akan menangani Unglaus dan bawahan si putri brengsek itu nantinya. Tapi kamu pak tua, yang telah memicu seluruh hal menjengkelkan ini, kamu akan mati dulu."

"Kami akan mengancurkanmu. Jika kami tidak bisa melakukannya, kami akan berada pada titik buruk."
"Lihat di sebelah sana."

Six Arm bicara satu demi satu dan menunjuk ke arah lantai tiga dari gedung itu.

"Ada beberapa orang dengan pengkat tinggi di sebelah sana. Mereka berkumpul untuk melihat kami membunuhmu pelan-pelan dan indah."

"Apakah orang yang disebut Zero ada disana pula?"

"Yah, mungkin saja."

Keempatnya tersenyum mengejek seakan mereka sedang melihat yang lemah. Sebas menunjuk ke arah gedung itu lalu menurunkan lengannya. Six Arm bertanya-tanya apa yang dia lakukan.

"Apa itu? Kamu cari perkara ya?"

"Jangan khawatir dengan itu. Jadi, dimana dia?"

"Siapa yang kamu maksud?"

Balasan yang datang dengan sebuah senyuman itu benar-benar merendahkan Sebas. Sebas membalas dengan keras.

"Dia adalah wanita yang kalian culik dari mansion, Tsuare."

"Bagaimana kalau aku bilang aku sudah membunuhnya?"
"Apakah kalian benar-benar sebaik itu?"

"Hahaha! Jawaban yang benar. Kami tidak sebaik itu. Dia akan menjadi hadiah untuk Cocco Doll. Kami akan membungkusnya dengan baik dan ketat."

"Ternyata begitu...."

Sebas merasa salah satu dari keempat orang itu tiba-tiba melihat ke arah suatu tempat di dalam gedung tersebut. Satu-satunya hal yang menjadi masalah adalah jika itu bukan tempat dimana Tsuare yang sebelumnya diberitahu oleh rekan Climb. Meskipun begitu, dia hanya perlu memastikan setelah ini.

"Karena semuanya sudah berkumpul disini, majulah kalian sekaligus. Akan membuang-buang waktu saja dan menjengkelkan jika Zero kabur."

"...Pak Tua ini tidak basa basi."

"Apakah kamu sepercaya diri itu bisa dengan mudah menangani para bawahan? Kelihatannya kamu tak pernah bertemu lawan yang benar-benar tangguh."

"Itu memang kalimat yang bijak. Aku berharap untuk mengembalikan kalimat itu kepada kalian... tapi boleh aku tanya sesuatu? Mengapa kalian berpikir jika aku lebih lemah dari Brain?"

"Pertanyaan yang bodoh. Ketika kamu sudah bisa menjadi sekuat kami, kamu akan bisa merasakan seberapa kuat lawanmu. Dan kamu, pak tua, tak ada apa-apanya bagi kami."
Dengan pengecualian Deibanock, dua orang lainnya setuju.

"Begitukah..."

Sebas hanya bisa memperkirakan kekuatan musuh dari Ki milik mereka, tapi sulit memperkirakan kekuatan seseorang ketika disembunyikan oleh skill atau magic.

"Jadi kami akan memberimu peluang. Kami akan melawanmu satu demi satu, jadi-"

"-Aku sangat kuat."

Sebas memberikan isyarat kepada mereka untuk segera datang kepadanya.

"Seperti yang kubilang sebelumnya, jangan melakukan hal menjengkelkan seperti melawanku satu persatu. Jika kalian semua datang kepadaku, kalian mungkin bisa bertahan lebih dari 10 detik."

"Jangan meremehkan kami, manusia."

"Meremehkan kalian? Tidak, kalianlah yang meremehkanku. Namaku adalah Sebas. Yang memberiku nama adalah warrior terkuat. Tuan yang aku layani adalah Makhluk tertinggi yang luar biasa (Supreme Being)... tapi, aku bisa melihat percuma saja membicarakannya dengan makhluk rendahan seperti kalian. Aku sudah lelah bicara. Kita selesaikan saja ini."

Sebas mengambil satu langkah maju. Menuju makhluk yang memiliki julukan yang paling membuat tidak senang Sebas.

'Undying King' Deibanock.

Identitasnya yang sebenarnya adalah Elder Lich yang muncul secara alami. Biasanya Undead muncul secara alami di tempat dimana banyak orang mati dan mereka cenderung memiliki kebencian yang dalam kepada makhluk hidup dan fokus membunuh mereka. Namun, beberapa undead yang memiliki kemampuan berpikir menekan kebencian mereka terhadap makhluk hidup dan membentuk hubungan dengan mereka. Deibanock adalah undead semacam itu. Tujuan dari kehidupan yang tidak alami adalah untuk menguasai magic yang tidak bisa dia gunakan ketika dia pertama kali muncul dan memperoleh skill berbeda yang jauh di luar magic pula.

Jika ada yang mirip dengan undead, itu mungkin lain ceritanya. Sebenarnya ada perkumpulan rahasia yang hanya terdiri dari magic caster undead, tapi sayangnya, Deibanock tak pernah memiliki peluang bertemu salah satu dari mereka.

Dan begitulah, dia mencari kekayaan untuk belajar lebih banyak magic.

Pada awalnya, dia membunuh para traveler di jalanan dan mengambil uang mereka, tapi setelah kalah dari para petualang yang dikirim sebagai pasukan penghukum, dia menyadari kebodohan tindakan itu dan melihat cara baru untuk mendapatkan uang. Jadi dia menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya dan bergabung dengan kumpulan tentara bayaran, tapi setelah diketahui dia bisa mengeluarkan 'Fireball' terus menerus, identitasnya sebagai undead diketahui dan dia harus kabur.

Zero lah yang mendekatinya setelah dia kehilangan jalan untuk mengumpulkan uang.

Dia memperkenalaknnya kepada seseorang yang akan mengajari Deibanock beberapa magic dan menawarkan sebuah jumlah uang yang wajar sebagai gantinya dia mau bekerja untuknya. Itu adalah bantuan yang tak pernah diduga oleh Deibanock. Jika dia terus memperkuat kekuatan magicnya, ada kemungkinan jika makhluk kekal sepertinya suatu hari akan memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan seluruh kehidupan. Zero telah mensponsori seseorang yang membuat ancaman terhadap manusia di masa depan.

Namun-

Sebas mendekatinya seperti sebuah badai, menggulung jari-jarinya menjadi sebuah tinju dan memukulnya. Tanpa memberinya waktu untuk menghindar atau bertahan, Sebas menghancurkan kepala Deibanock mejadi berkeping-keping. Kehidupannya yang tidak alami telah padam sebelum bisa dia mengerti kemarahan macam apa yang akan dia keluarkan. Sebas meludahinya dengan upaya yang keji seperti bukan dirinya.

"Hanya ada satu makhluk yang bisa menggunakan gelar itu. Yang berdiri di atas semuanya. Beraninya undead rendahan sepertimu menggunakannya."

Sementara Sebas mengibaskan tinju kanannya seperti sedang menyingkirkan kepingan-kepingan tulang yang mirip dengan debu, tubuh Deibanock tercerai berai dan banyak item magic yang dia pakai berserakan di seluruh penjuru. Diantara kumpulan yang terdiam beku karena panik, hanya Six Arm yang bergerak. Tanpa mengalami banyak pengalaman pembantaian yang layak seperti veteran sejati, mereka takkan bisa bereaksi. Ini adalah hal yang layak dipuji karena sudah membuktikan jika reputasi mereka sebagai makhluk yang bisa setara dengan petualang dengan peringkat adamantium bukan karena rumor yang tak berdasar.

Lawan Sebas selanjutnya adalah wanita itu.

'Dancing Scimitar' Edstrom.

Scimitar ditambahi magic 'Dance'. Seperti namanya, senjata itu bergerak seakan mereka sedang menari dan menyerang secara otomatis, meningkatkan jumlah serangan beberapa kali lipat. Namun karena magic itu hanya bisa membuat corak yang sederhana. Tidak cocok digunakan untuk senjata utama. Hanya berguna untuk serangan tiba-tiba dan dukungan, dan akan membuat jengkel lawannya jika dia bertarung dengan seseorang yang memiliki skill yang setara. Karena senjata hanya bisa diberi satu mantra, adalah hal yang wajar menggunakan magic yang lebih baik daripada 'Dance'. Contohnya, Gagaran dari Blue Rose hanya menggunakan magic yang bisa meningkatkan kekuatan serangan dari senjatanya.

Namun, bagi Edstrom, tidak ada magic yang lebih cocok daripada 'Dance'. Biasanya, mantra ini diaktifkan ketika si pemilik senjata menggunakan pikiran mereka untuk memberikan perintah, tapi tidak mungkin memerintahkan senjata yang mengambang untuk melakukan apapun selain gerakan sederhana jika seseorang berada di tengah-tengah pertarungan yang mempertaruhkan nyawa mereka.

Tapi dia berbeda.

Seakan ada warrior tak terlihat di sana, seseorang yang bisa mengendalikan senjata itu dengan gerakan yang alami setara dengan dirinya. Alasannya adalah cara menyambung yang aneh dari otaknya, dia memiliki dua kemampuan daripada sebuah bakat.

Salah satu kemampuannya adalah kesadaran spasial yang hampir tidak normal, dan yang lainnya adalah bisa menggunakan tangan-tangannya secara independen dari satu sama lain ketika melakukan tindakan yang berbeda di waktu yang sama. Beberapa orang bisa melakukan ini meskipun tak pernah mempelajarinya, tapi dia jauh lebih ahli dengan hal ini dan otaknya jauh lebih fleksibel sehingga hampir terlihat seakan dia memiliki dua otak. Jika dia hanya memiliki salah satu kemampuan ini, dia tidak akan bisa menangani pedangnya dengan bebas, jadi kenyataan bahwa dia memiliki keduanya hanya bisa digambarkan sebagai sebuah keajaiban.

Diantara sembilan juta penduduk di dalam Kingdom, mungkin tidak ada orang lain yang memiliki dua kemampuan ini. Membawa perintah wanita itu, pedang tersebut meninggalkan sarung mereka dan mengambang di udara. Dia hanya perlu berfokus pada bertahan. Lima pedang lainnya yang akan menjadi penyerangnya. Ini adalah penjara pedang; sebuah penjara dimana kematian sudah dipastikan.

Namun-

Bahkan sebelum Scimitar itu bisa menyerang, Sebas memperpendek jaraknya dan melayangkan pukulan seperti membelah dengan kecepatan yang luar biasa. Tangan Sebas yang ditambah Ki jauh lebih tajam dari pedang apapun dan kepala wanita itu melayang dalam sekejap. Darah mengucur dari lehernya lalu tubuh wanita itu roboh beberapa saat kemudian. Namun, lima scimitar tersebut masih melayang di udara. Tebasan tangan dari Sebas sangat jitu dan cepat, wanita itu bahkan tidak merasakan kematiannya. Mungkin juga tidak ada luka apapun. Mengikuti perintah wanita itu, lima scimitar yang sedang menari tersebut menusuk ke arah Sebas. Mengabaikan pedang-pedang itu, Sebas berdiri tegak dan bicara ke arah kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya itu dengan nada memuji.

"Masih melawan meskipun sudah kehilangan kepala... Aku hargai semangat bertarungmu."

Bibir wanita itu terbuka lalu tertutup. Apa yang dia bicarakan? Dia tidak bisa mengerti, tapi seakan merasakan sesuatu dari kalimatnya, mata wanita itu melihat sekeliling dan menemukan mayatnya yang tanpa kepala. Itu adalah kebohongan. Itu pasti ilusi. Tidak mungkin dia bisa kalah. Aku tidak kalah. Alasan mengapa aku tidak bisa bergerak mungkin karena magic dari seseorang. Siapapun tolong katakan sesuatu. Ketika dia menerima kebenaran, wajahnya berubah menjadi putus asa. Mulutnya terbuka dan tertutup sekali lagi lalu pedang-pedang yang mengejar Sebas itu jauh ke tanah. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak lagi.

"Ayo maju bersama. Dua orang dari kita bisa mengalahkannya!"

Teriakan itu datang dari pria yang mengenakan armor full plate, yang hampir tidak bisa menekan kepanikannya. Armor tersebut tidak bisa melindunginya dari rasa takut. Dia menyadari bukan hanya dengan tubuhnya, tapi juga dengan seluruh hatinya, bahwa semua yang dikatakan Sebas adalah hal yang benar, dan itu adalah seseorang yang seharusnya tidak boleh dijadikan musuh.

"T-T-Terima 'Dimensional Slash' milikku!"

Pada dasarnya dia tahu dia akan mati. Dia tahu kalau dia tidak akan perna menang melawan Sebas. Alasan dia tidak mencoba lari adalah karena dia tahu dia akan mati dalam beberapa langkah. Jika dia melawan, dia kaan mati, dan jika dia lari, dia akan mati. Karena keduanya bukanlah sebuah pilihan, sikapnya menunjukkan jika dia adalah seorang warrior bagaimanapun juga.

Sebas memicingkan matanya. Itu adalah pertama kalinya dia berpikir dia perlu waspada dengan lawannya. Pencipta Sebas, World Champion (Juara dunia) "Touch Me", memiliki skill ultimate yang bisa merobek lembaran ruang dan waktu. Tidak mungkin musuhnya bisa menggunakan serangan semacam itu, namun meskipun tiruan murahan bisa melukai Sebas.

"Void Executioner" Peysilian.

Dia menerima gelar ini dari kemampuan magic dalam menghunus pedangnya dari satu meter sarug dan mampu menyerang musuh hingga tiga meter lebih, tapi itu bukan sebuah serangan yang benar-benar bisa memotong kehampaan.

Rahasianya ada pedang itu.

Ada semacam pedang yang disebut Urumi. Itu adalah pedang panjang yang terbuat dari logam lunak yang bisa melengkung dan mencambuk dengan mudah. Apa yang dia miliki adalah sebuah pedang yang diasah hingga ketipisan yang ekstrim, lebih tepat jika menyebutnya dengan "Thin Executioner". Mungkin gambaran yang lebih akurat adalah itu adalah cambuk logam yang tipis dan panjang. Dia menerima julukan ini dengan mencambukkan pedangnya dengan kecepatan tinggi lalu membantai lawannya dengan kecepatan seperti kilatan cahaya.

Dibandingkan dengan Six Arm lainnya, itu lebih mendekati sebuah trik daripada skill, tapi kenyataannya dia bisa memakai senjata yang sulit seperti itu adalah bukti bahwa dia adalah seorang warrior yang memiliki skill tinggi. Meskipun ada orang yang disebut warrior terkuat, Gazef Stronoff, dia tidak akan bisa menggunakan senjata ini semahir Peysilian. Namun, kekuatan sejatinya terletak pada kenyataan bahwa tidak masalah musuh mengetahui gerak senjatanya. Hal yang paling menakutkan tentang cambuk itu adalah kecepatannya yang sangat ekstrim. Sulit sekali atau tidak mungkin menghindarinya hanya dengan melihatnya. Sebuah serangan yang dikeluarkan dengan kecepatan yang super tinggi. Bagi seorang manusia yang tidak memiliki jawaban untuk itu, akan terlihat seperti sebuah serangan yang memotong kehampaan.

-Namun

Ujung pedang itu, serangan dengan kecepatan super tersebut dihentikan dengan hanya dua jari. Sebas melakukannya dengan gerakan yang alami, seakan dia sedang menyentuh sesuatu yang dia jatuhkan sebelumnya. Sebas melihat ke arah obyek logam diantara jari-jarinya dan mengangkat alis.

"Apa ini... Katamu tadi menebas menembus dimensi..."

"Shawk!"

Dengan suara teriakan aneh yang seperti burung, sebuah rapier melayang ke arahnya.

"Thousand Kills" Malmvist.

Senjata utamanya, "Rose Thorn" memiliki dua mantra mengerikan yang ditambahkan ke dalam senjatanya. Pertama adalah 'Grinding Flesh'. Saat rapier itu melakukan kontak dengan kulit, akan merobek daging di sekelilingnya. Jika pedang itu menusuk kulit, akan meninggalkan luka yang jauh lebih besar dengan daging yang terkoyak, kedua adalah 'Master Assassin'. Itu adalah mantra yang akan merubah goresan sekecil apapun menjadi luka yang serius.

Kemampuan ini saja sangat merusak, tapi ada lagi satu rahasia. Kali ini, bukan magic, tapi racun. Ujung dari "Rose Thorn" diselimuti dengan racun yang sangat ampuh, sebuah campuran dari racun-racun mematikan. Malmvist pada dasarnya adalah seorang assassin daripada seorang warrior, jadi dia bertarung sepertinya pula. Itu adalah logika yang tepat jika seseorang bertarung bertaruh nyawa, hal yang terbaik adalah membunuh lawan secepat dan seefisien mungkin, tak perduli bagaimana metodenya. Hasilnya adalah sebuah senjata yang bisa membunuh lawan bahkan hanya dengan sebuah goresan.

"Jika seseorang tidak memiliki rencana, dia akan bisa dengan mudah dibunuh, tak perduli apakah itu Gazef Stronoff atau Brain Unglauss."

Tapi itu juga salah satu kelemahannya.

Karena pemikirannya yang dia akan menang hanya dengan menggores lawannya, skill Malmvist dalam memakai pedang sangat kurang. Namun, skillnya dalam menyergap memang nyata dan jika hanya penyergapan yang dinilai, maka itu memang lebih kuat daripada serangan Gazef Stronoff. Dengan kata lain, penyergapan terkuat di dalam Kingdom. Ditambah lagi, banyaknya martial art miliknya yang bahkan bisa menyamai mantan anggota Black Scripture, Clementine.

Namun-
Sebas tidak menghindar. Dia tidak perlu menghindar.

"..!"

Malmvist, yang menyergapnya dengan seluruh kekuatan miliknya kehilangan kata-kata. Dia melihat ujung senjatanya yang bisa membunuh siapapun walau hanya dengan goresan, ditahan oleh jari-jari Sebas. Itu memang benar. Sebas telah menahan ujung dari rapier itu dengan jarinya.

"..Ba-Bagaimana kamu?"

Berkedip berkali-kali, Malmvist hanya bisa menganga setelah memastikan jika itu bukanlah ilusi ataupun mimpi. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Pikiran yang wajar berkata bahwa itu tidak mungkin. Tidak mungkin Sebas bisa menghentikan sebuah sergapan yang cukup untuk menusuk baja. Pengalamannya berteriak jika itu tidak mungkin, tapi kenyataan mengatakan cerita yang berbeda. Meskipun dengan seluruh kekuatannya, Malmvist tidak bisa mendorong jari pak tua itu sama sekali.

'Rose Thorn' melengkung. Dia mencoba menariknya agar dia bisa menerjang tempat yang berbeda, tapi Sebas memegangnya dengan kuat di antara ibu jari dan telunjuknya. Malmvist tidak dapat menggerakkan pedangnya sama sekali. Seakan ada gunung yang tak bisa digeser berdiri disana. Ketika Malmvist melihat ke arah rekannya, dia juga menarik pedangnya dengan seluruh kekuatan pula. Di tengah-tengahnya, sebuah suara kuat terdengar.

"Kalau begitu, ini dia aku datang."

Beberapa saat kemudian, kepala Peysilian meledak berkeping-keping.

Itu adalah sebuah serangan yang sangat langka terlihat dari Sebas. Hingga saat ini dia menyerang dengan kecekatan, tapi serangan barusan adalah serangan yang tanpa siasat yang keluar dari kemarahan.

Dia memindahkan pandangannya ke lengan kanannya, yang dengan mudah menembus kepala itu, mengirimkan bagian-bagiannya melayang.

Sarung tangan putih tersebut menjadi merah karena darah dan mengeluarkan bau logam metalik yang tajam.

"Itu seperti bukan saya..."

Sebas mengambil jari-jarinya dari rapier dan melepaskan sarung tangan yang basah karena darah. Saat dia menjatuhkannya ke lantai batu, Malmvist cepat-cepat mengambil sarung tangan itu dengan rapier miliknya.

Malmvist mungkin bangga dengan gerakannya yang cepat seperti komet, tapi bagi Sebas, gerakan itu pelan dan menggelikan. Ada beberapa cara baginya untuk mengambil sarung tangan itu kembali, termasuk menghancurkan rapier tersebut dan meledakkan kepala Malmvist, tapi tak mampu memahami apa yang dilakukan lawannya, Sebas bertanya dengan rasa penasaran yang sesungguhnya.

"Sebenarnya.... Apa yang anda lakukan?"

"Ini dia!! Ini adalah item magic yang membuatmu lebih kuat ya kan?"
Itu adalah sarung tangan biasa yang terbuat dari linen putih.

Suara yang terpatah-patah, busa dari sudut bibirnya dan mata yang merah. Malmvist sudah berubah menjadi gila. dia mencoba untuk merasionalkan gambaran yang tak bisa tidak dipercaya yang telah dia saksikan.

"kamu hanya perlu mengakui kalau aku lebih kuat darimu. Benar-benar orang yang menjengkelkan... Jika kamu memang menginginkannya, terusa saja berpikir demikian."

Sebas mengayunkan tinjunya ke arah pria yang sdang tertawa seperti orang gila. Setelah kepala Malmvist meledak dan tubuhnya roboh, keheningan mengalir di sana. Sebas cepat-cepat meniup tinjunya seperti sedang meniup debu. Tidak ada satu goresan pun pada jarinya ketika dia menggunakan 'Iron Skin'.

"Jika aku tidak terlalu mewaspadai serangan palsu seperti 'Void Executioner', ini pasti sudah selesai dalam lima detik, tapi hingga memakan waktu dua puluh detik terhadapku, aku memuji kalian."

Sebas menunjuk gedung dimana orang-orang yang sedang menonton pemandangan mengerikan ini dan memberikan perintah kepada predator yang sedang bersembunyi.

"Solution, mereka mungkin memiliki informasi yang penting, jadi tolong tangkap mereka hidup-hidup. Sekarang..."

Dia melihat ke arah para bawahan yang mengelilinginya dengan mata yang dingin.

"Sepuluh detik untuk kalian semua."

13 komentar:

Unknown mengatakan...

Jir ngeri

Ramiris mengatakan...

Kek balon jirr meledak :v

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.6 bab 8 bag. 2

NealSky mengatakan...

Sebas adalah penghuni nazarick yang levelnya setara dengan nazarick guardian (level 100). six arm gak ada apa apanya.

Anonim mengatakan...

Busyeeetttt.....

Xen mengatakan...

Greget Sebas 😍

Unknown mengatakan...

Kemampuan ruamg dan waktu atau tinju penghancur saitama (one punchman) go go sebas tian

Unknown mengatakan...

Katanya six arms setara dengan petualang adamantium berarti sebas dapat mengalahkan blue rose kurang dari 30 detik mengagumkan....😲😲😲😲

Unknown mengatakan...

Mantap min

Unknown mengatakan...

Awokawok

Unknown mengatakan...

Btw ada yg lebih kuat dari Adamantite yaitu Hero(Pahlawan) seperti para 13 heroes, kemungkinan mereka bisa melawan Guardian setidaknya membuat mereka lebih serius

Unknown mengatakan...

Itu mustahil,memang ada 2 player di 13belas pahlawan,tapi saat dikirim kenw mereka dalam keadaan/level yang lemah itu bisa dilihat dari saat mereka melawan bagian dari evil tree,ada pdl yang jadi anggotanya juga tapi bagi para guardian pdl bukalah apa2 itu dilihat dari perkataan demiurge dan perkiraan level saat pdl melawan pa yg nyamar jadi ainz.Khusus 2 player di13 pahlawan mereka sudah mati,tapi evil eye berkata pemimpin 13 pahlawan sangatlah kuat,itu mungkin memang karena sudah mencapau level seratus/90an,selain itu pdl selama ikut bergabung dengan 13pahlawan dia hanya memakai armornya saja,pdl juga bilang kalo dia berhadap by one dengan ainz dalam bentuk naganya dia bisa menang meski itu hanya pendapatnya saja,jadi evil eye belum pernah benar2 melihat orang yang setara guardian,demon god yang berada dibawah guardian saja harus ditangani bersama

Unknown mengatakan...

Trimakasih bro informasinya