Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

25 Mei, 2018

Overlord - Vol 12 - Chapter 2 Part 1

Chapter 2 : Mencari Keselamatan

Part 1

-
Mohon maaf sebelumnya karena di RL Admin lagi sibuk supaya dapur tetep ngebul sehingga jarang sekali update Translate Overlord. Mohon dimaklumi. Terima kasih bagi yang telah menunggu dan masih terus mengunjungi blog ini. Perhatian itu sangat berharga bagi kami. Oleh karena silahkan dinikmati.
-
Seorang gadis berjalan di jalanan Kingdom Re-Estize sendirian.

Tak ada sedikitpun yang menarik dari wajahnya. Tidak ada sedikitpun dari tampangnya yang membuat orang yang melihatnya, kembali melihatnya lagi untuk yang kedua kali. Namun, dia masih menarik perhatian, meskipun dalam hal negatif.

Matanya yang seperti kelereng hitam miring ke atas, memberikan kesan bahwa dia terus menerus memelototi orang lain, sementara lingkaran hitam di sekitar matanya membuat orang berpikir dia adalah orang yang sering berteman dengan orang-orang mencurigakan di gelapnya lorong sempit.

Itu memang berguna untuk berjalan diantara kerumunan, namun ketika dia tiba di gerbang kota dan tempat lain semacamnya, dia akan menerima pemeriksaan yang teliti dan intensif dari otoritas lokal.

Gadis itu, Neia Baraja, melihat ke arah langit.

Di atasnya, langit telah tertutupi awan gelap, memberikan kesan bagi yang melihat suasananya sudah mendekati senja meskipun saat ini masih siang hari.

Pertengahan musim dingin sudah berlalu, namun musim semi masih jauh.

Neia menghela nafas lelah, lalu mengatur indra tajam yang diwarisinya dari orang tua dan berjalan ke arah jalanan yang mengarah ke tempat penginapan yang saat ini dia tinggali.

Alasan mengapa dia harus sangat berhati-hati meskipun di dalam kota ada karena dia merasakan sebuah perasaan berbeda yang sangat kuat terhadap dirinya, yang orang luar, sejak dia memasuki kota ini.

Tentu saja, itu tidak lebih hanyalah imajinasi gadis tersebut.

Lagipula, ketika dia memakai jubah dan tudung yang dipakai di atas kepalanya, tidak ada yang tahu apakah dia orang asing atau bukan. Namun, dia tidak salah dengan beratnya suasana di sekitar. Dia melihat ke arah orang-orang yang lewat dan melihat wajah mereka tertunduk dan langkah mereka berat. Seakan-akan mereka tetap menyimpan kemurungan musim dingin di sekitarnya.

Di dalam situasi yang biasa, dia mungkin akan berpikir ini dikarenakan oleh cuaca. Namun, dia merasa bahwa perasaan terjebak – atau mungkin melankoli tak bernama – yang dia rasakan di sini, di dalam ibukota Kingdom Re-Estize, seharusnya berasal dari sumber lain.

Mungkin ini dikarenakan kalah dalam peperangan tidak lama sebelum ini. Tetap saja, dibandingkan dengan orang-orang Holy Kingdom, mereka kelihatannya seperti gembira.

Meskipun wilayah teluk sebelah selatan Holy Kingdom relatif aman, wilayah utara sekarang ini pada dasarnya adalah neraka.

Bagi pasukan Pembebasan – yang dibentuk dari sisa-sisa dari pasukan Holy Kingdom Utara – dan baginya, yang datang kemari sebagai seorang anggota delegasi duta besar, berita seperti itu sedikit menghibur.

Semakin dia memikirkan hal itu, semakin muram jadinya, lalu Neia menggapai pinggangnya untuk mencari sang penyelamat. Sensasi dingin dari baja mengalir di tangannya.

Itu adalah pedang yang sedang dia bawa, dihias dengan simbol Orde Kesatria Holy Kingdom, yang berfungsi sebagai bukti identitasnya.

Biasanya, sebuah pedang paladin akan ditambah dengan enchantment (tambahan magic) kecil, tapi miliknya tidak. Sebab ini adalah sebuah pedang yang diberikan kepada prajurit trainee.

Hanya saat setelah mereka telah menyelesaikan masa latihannya dan secara resmi ditahbiskan sebagai seorang paladin, maka pedang kepercayaannya itu akan ditambah dengan magic (enchant). Itu adalah salah satu ritual yang termasuk dalam upacara pemberian mantel seorang paladin. Meskipun pedang itu tidak lebih dari sebilah baja yang ditajamkan, sampai tiba saatnya secara resmi dia menjadi seorang paladin, pedang itu masih merupakan sebuah senjata pribadi yang telah menemaninya melalui latihan dan praktek bertahun-tahun. Tidak ada yang bisa menyalahkannya jika kebiasaan mengusap pedang itu tercipta ketika dia merasa tidak tenang.

Sensasi baja tersebut membuat Neia sedikit tenang, dia mengeluarkan nafas seperti asap putih. Kemudian dia membuka jubah dan mempercepat langkah kakinya.

Kakinya menyeret setiap kali dia berpikir harus memberikan laporan buruk. Namun, karena dia tidak menyukai hal semacam itu, membuatnya harus bergerak cepat, agar bisa segera selesai secepat mungkin.

Akhirnya, penginapan yang menjadi tujuannya mulai terlihat.

Itu adalah sebuah penginapan kelas atas, dengan harga setinggi reputasinya. Disebut-sebut sebagai penginapan lima teratas di dalam Kingdom.

Saat terpikirkan keadaan tragis tanah kelahirannya, Holy Kingdom utara, mau tak mau dia pun merasa bersalah karena sudah menikmati kemewahan seperti ini sementara orang-orang di negerinya menderita. Sebenarnya, pemimpin wanita dari delegasi duta besar ini menolak untuk tinggal di sini tepat karena keadaan yang seperti ini. Dia merasa bahwa mereka harus mengurangi pengeluaran di dalam perjalanan ini dan menggunakan uang sisa itu untuk hal lain.

Namun, pendapatnya itu ditolak, berkat saran dari asisten pimpinan pria.

“Sebagai wakil Holy Kingdom, jika kita tidak tinggal di dalam penginapan yang tepat, orang-orang yang melihat kita akan menganggap Holy Kingdom sudah musnah dari dunia ini. Oleh karena itu, kita harus tinggal di dalam sebuah penginapan unggul untuk menunjukkan bahwa negeri kita masih tetap kuat.”

Logika asisten pimpinan itu tidak terbantahkan. Tak ada orang lain di dalam kelompok ini yang bisa menyangkalnya. Namun, pimpinan mereka terdorong oleh emosi dan tidak bisa menerima saran itu, dan dia tetap menolak untuk menyetujuinya. Setelah kebuntuan yang lama, akhirnya dia bisa dibujuk oleh seluruh anggota lain delegasi itu untuk memilih penginapan ini walaupun dengan ogah-ogahan.

Namun, semua orang mengerti kalau mereka tidak bisa lagi membiayai pengeluaran yang tidak perlu. Agar bisa menjalankan tugas sesegera mungkin, bahkan Neia, seorang squire, harus ditarik untuk melakukan misi tersebut.

(Catatan : Squire – Anak-anak dari keluarga bangsawan yang berlatih dalam militer, menjadi pembantu knight sebelum menjadi knight yang sebenarnya)

Tujuan dari kunjungan delegasi ini ke Kingdom tidak lain adalah untuk mengamankan bantuan bagi Holy Kingdom. Oleh karena itu, Neia dan anggota delegasi yang lainnya berlarian mencoba mengatur pertemuan dengan yang berwenang di dalam Kingdom.

Siapapun bisa membuat sebuah janji pertemuan, meskipun seorang squire. Tidak ada masalah dengan pemikiran itu.

Namun, Neia adalah satu-satunya squire diantara para delegasi. Yang lainnya adalah paladin resmi. Meskipun dia bisa membuat janji bertemu, apa yang akan pihak lain pikirkan di masa depan ketika mereka tahu jika yang lainnya dikunjungi oleh para paladin, tapi mereka hanya ditemui oleh squire biasa?

Pastinya mereka tidak akan senang. Bahkan Neia pun tahu itu. Namun, meski orang-orang di sekitar protes, perintah yang diberikan kepadanya tidaklah berubah. Sebagai seorang squire, hanya sedikit yang bisa dia katakan tentang hal ini. Meskipun begitu, Neia tidak menyerah.

Jika itu adalah kegagalan pribadi, dia masih bisa menerimanya. Namun, dengan kegagalan itu akan membuat Holy Kingdom kehilangan tambahan bantuan dari Kingdom. Neia tidak bisa begitu saja mengesampingkan jika kemungkinan gagal itu akan membuat lebih banyak orang-orang di tanah airnya gugur dengan sebuah perkataan sederhana, “Ya, saya mengerti.”

Namun, kenyataannya bahwa seorang squire biasa bergegas bertindak tanpa menunggu perintah hanya membuat pimpinan semakin tidak senang. Kelihatannya dia menganggap semuanya adalah salah Neia. Untungnya, asisten pimpinan itu berhasil memperbaikinya, namun pimpinan delegasi itu sekarang memiliki kesan yang buruk terhadap Neia.

Neia dipilih sebagai anggota kelompok duta besar hanya karena indranya yang tajam, yang bisa memastikan keselamatan mereka selama perjalanan kemari. Memintanya untuk berkontribusi pada hal-hal lainnya adalah permintaan yang berlebihan.

Tapi mana mungkin aku bisa berkata seperti itu…

Nei melihat ke langit dan menghela nafas Haaah. Lalu, dia melihat kabut putih yang keluar dari mulutnya terbang perlahan di udara kemudian menghilang. Saat dia memikirkan sambutan yang tidak menyenangkan yang sedang menunggu di dalam penginapan, perutnya mulai kram.

Bangsawan yang seharusnya ditemui oleh Neia bukanlah orang yang sangat penting – dia tidak memiliki pangkat tinggi di dalam Kingdom – jadi tidak mendapatkan janji bertemu dengannya bukanlah sebuah kerugian besar. Meskipun begitu, pimpinannya itu pasti akan mengomelinya.

….Biasanya, meskipun kamu ingin bertemu dengan orang penting sekarang itu juga, mereka masih butuh waktu untuk mengetahui latar belakangmu. Jadi, waktu yang paling cepat untuk bisa membuat janji bertemu adalah dalam waktu seminggu.

Yah, setidaknya itu tidak terdengar seakan dia hanya protes dengan penolakan dari pihak lain.

Menurut instruksi pemimpin kami, kami akan meninggalkan ibukota kerajaan dalam beberapa hari… pemimpin kami, huh…

Pemimpin mereka sekarang ini terus uring-uringan. Dia tidak terlihat seperti bisa mengendalikan emosi dengan benar.

Di masa lalu, dia tidak seperti itu. Neia tahu. Dia adalah orang yang santai… atau orang yang masa bodoh, jika seseorang tidak cenderung bersikap sopan. Namun, sejak peperangan dimana mereka kehilangan Holy Queen, ada sebuah perubahan dramatis pada kepribadiannya.

“…Sebuah performa yang tidak memuaskan huh.”

Sebagai seorang squire, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan untuk menghadapi omelan tak beralasan dari pimpinannya adalah membungkukkan kepala dan menerimanya tanpa berkata apapapun.

Meskipun begitu, ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan bagaimana orang-orang di Holy Kingdom yang sedang berusaha mati-matian. Yang bisa dia lakukan adalah tetap membungkukkan kepala dan menghadapi badai.

Setelah menguatkan hati untuk menghadapi keadaan terburuk – atau mungkin dia telah menyerah – Neia tiba di depan penginapan tersebut.

Dia menghirup nafas dalam-dalam, melepas tudungnya, lalu mendorong pintu megah penginapan mewah itu.

Seperti yang diduga dari penginapan kelas atas, dia tidak langsung tiba di aula, tapi sebuah ruangan kecil. Kelihatanya itu didesain untuk para tamu yang ingin membersihkan alas sepatu mereka.

Meskipun begitu, tempat yang baru saja dia kunjungi adalah distrik kelas atas, seperti penginapan ini, jalannya sudah dilapisi dengan batu. Meskipun hujan, tidak ada sesuatu yang harus dia bersihkan.

Karena itu, Neia langsung membuka pintu yang ada di depannya.

Sebuah hembusan udara hangat mengalir keluar dan menerpanya.

Penjaga pintu berada lurus di dapan dari tempat dia memasuki ruangan tersebut, sementara bar ada di sebelah kanannya, lalu tangga di sebelah kirinya. Ada sofa-sofa yang digunakan untuk menerima tamu di dekatnya.

Tidak ada kompor untuk menghangatkan udara di dalam ruangan tersebut. Namun, Adanya perbedaan suhu meskipun tidak ada kompor tersebut kemungkinan dikarenakan oleh penggunaan item magic.

Magic Caster di dalam Holy Kingdom pada umumnya adalah priest, meskipun mereka bisa membuat beberapa item magic, hanya sedikit sekali yang berguna untuk kegiatan sehari-hari. Dengan begitu, secara teknologi, Kingdom lebih unggul daripada Holy Kingdom. Jadi, seberapa jauh kemajuan  Empire, yang pernah diceritakan oleh ayahnya?

Meskipun mungkin dia takkan pernah mendapatkan peluang untuk berkunjung kesana seumur hidup, Neia masih memendam perasaan kagum kepada Empire.

Sejatinya, seorang gadis desa hanya akan bisa melihat desanya sepanjang hidup. Karena Neia tidak memiliki kualitas yang berbeda sebagai seorang warrior, mungkin dia akan menghabiskan hidupnya melayani negerinya sendiri dan takkan pernah mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi negeri lain.

Jika begitu, mungkin kesempatan untuk bepergian jauh kali ini akan memberinya sedikit harapan cerah pada awan gelap dan mendung.

Pemikiran ini mengalir di kepala Neia saat dia menaiki tangga, menuju kamarnya di lantai dua dimana delegasi tinggal. Orang-orang di dalam penginapan itu kelihatannya ingat dengan wajah Neia, karena tak ada yang berteriak kepadanya untuk berhenti.

Dengan mempertimbangkan pengeluaran, hanya pemimpin dan asisten pimpinan yang harusnya tinggal di sini, anggota-anggota lainnya harusnya tinggal di dalam penginapan yang lebih murah. Namun, penghematan seperti itu mungkin akan membuat pihak lain berpikir bahwa tidak ada masa depan untuk Holy Kingdom. Pada akhirnya, asisten pimpinan itu berhasil meyakinkan pimpinan mereka dengan ucapan yang bijak.

Neia menggapai pintu ruangan para atasannya lalu mengetuk pintu tersebut, yang mana sedikit terbuka. Di dalamnya ada paladin-paladin yang berjaga di dalam kamar tersebut untuk perlindungan.

Orang yang sedang mereka jaga adalah paladin terkuat di dalam Holy Kingdom, yang merupakan pimpinan delegasi mereka. Jadi, mereka lebih tepat dianggap sebagai para pengikut daripada pelindung. Dengan kata lain, bukankah lebih bijaksana baginya untuk tetap tinggal? Tentu saja, Neia tahu arti dari kalimat “paku yang muncul akan di pukul dengan palu,” jadi dia tidak berkomentar tentang itu.

“Neia Baraja, melapor.”

Pintu kamar itu terbuka, lalu dia memasuki ruangan tersebut.

Di depannya sebuah kamar yang besar. Ada sebuah meja panjang di tengah-tengah, tempat duduk sang kapten.

Kapten Remedios Custodio dan Wakil Kapten Gustavo Montanjes keduanya  duduk di sana. Dan tujuh belas anggota delegasi mereka, lebih dari separuh berdiri tegap di sepanjang dinding.

Dia sedikit melihat ke arah dokumen-dokumen yang menumpuk di depan mereka. Sebagian besar dokumen tersebut memiliki tanda silang.

“Kapten. Neia Baraja telah kembali.”

Dia membusungkan dada, membetulkan posturnya, lalu mengucapkan namanya.

“-Bagaimana?”

“Maafkan saya. Mereka menolak karena kurang waktu. Mereka bilang mereka butuh waktu setidaknya dua minggu.”

“Cih,” Remedios berdecak lidah.

Perut Neia menjadi kram. Apakah dia sedang memperlihatkan perasaan tidak senang kepada Neia, atau kepada para bangsawan yang telah menolak mereka? Meskipun keduanya juga mungkin, dia tidak berani mengklarifikasikan masalah semenakutkan itu.

“Yang benar saja. Terima kasih sudah mau keluar di tengah-tengah hawa dingin ini. Kembalilah ke kamarmu dan beristirahat.”

“Baik!”

Neia menekan perasaan leganya terhadap ucapan Gustavo. Meskipun dia ingin bergegas kembali, Remedios memanggilnya dan membuatnya terhenti.

“…Aku ingin bertanya kepadamu dulu, apakah kamu benar-benar meminta kepada mereka kita ingin membuka negosiasi terbuka sesegera mungkin?”

“-Huh? Ah! Ya! Tentu saja saya mencoba meminta kepada mereka, tapi sayangnya mereka bilang tidak bisa…”

“Jadi bukan karena kemampuan negosiasimu yang payah?”

“Ah, itu, itu-“

Itu tidak benar, dia ingin berkata demikian, tapi siapa yang berani bilang seperti itu? Ditambah lagi, dia sudah tahu kalau dia tidak akan bisa keluar dari teguran tersebut tak perduli apapun jawabannya.

“…Kapten. Bukan hanya bangsawan itu yang menolak. Bangsawan-bangsawan lain juga menolak permintaan untuk bertemu dengan cara yang sama. Diantara mereka ada beberapa bangsawan yang mengindikasikan mereka tidak bisa memberikan bantuan kepada Holy Kingdom, tapi masih berkenan bicara.”

Remedios memelototi Gustavo, yang kelihatannya bicara untuk menyela percakapan mereka. Tak ada kalimat yang keluar, namun ketegangan semakin berkumpul di udara.

“-Neia Baraja.”

“Ya!”

Jadi dia masih tetap mengincar dirinya. Meskipun Neia sudah melingkarkan bahunya pasrah secara mental, dia tidak memperlihatkannya, malahan merespon dengan nada suara agak takut.

Sekarang Gustavo berpindah unuk berdiri diantara mereka berdua, tapi Remedios tidak menghiraukannya dan melanjutkan tatapannya kepada Neia.

“Sementara kita menghabiskan waktu di sini, banyak rakyat kita yang sedang dibantai oleh demihuman yang dipimpin oleh Jaldabaoth. Ditambah lagi, empat kota besar sudah jatuh, ditambah dengan lebih banyak lagi kota-kota yang lebih kecil dan pedesaan.”

Empat kota yang dimaksud adalah Ibu kota Hoburns, yang ditempati oleh Katedral Agung yang dianggap sebagai kuil Tertinggi dari kepercayaan Holy Kingdom.

Kota pelabuhan Rimun, yang berada di barat ibukota.

Kota Benteng Kalinsha, yang terletak paling dekat dengan dinding, dan yang pertama kali diserang oleh para demihuman.

Dan ada juga Prart, kota yang berada di antara Kalinsha dan Hoburns.

Dengan kata lain, sebagian besar dari kota-kota utama di utara sekarang berada pada kendali gerombolan demihuman Jaldabaoth.

“Ditambah lagi, mereka sudah menangkap banyak orang yang selamat, yang mereka penjarakan di dalam kamp yang dibuat dari desa-desa dan kota-kota yang sudah dikuasai. Hanya menyebutkannya saja sudah cukup membuat darah mendidih.”

“Ya!”

Kamp-kamp tersebut dikelilingi oleh dinding, dan tak ada yang secara pribadi menyaksikan langsung apa yang sedang terjadi di dalamnya karena tak ada yang berhasil menyusup ke dalam. Namun, rumor yang beredar mereka dijaga oleh para demihuman.Orang-orang yang berhasil mendekat sedekat mungkin bisa mendengarkan rintihan dan teriakan pilu dari dalam.

Ditambah lagi, yang lebih meyakinkan adalah kenyataannya tak ada yang merasa Jaldabaoth, sebagai seorang penguasa kejahatan, akan memberikan perlakuan manusiawi kepada para tahanan manusianya.

“Jadi mengetahui hal itu, kamu masih kembali dengan hasil seperti ini? Apakah kamu benar-benar mencoba dengan sebaik mungkin? Biasanya kamu harus menunjukkan hasilnya jika kamu memang benar-benar melakukannya, ya kan?”

“Ya! Maafkan saya!”

Memang benar, dia memang benar. Remedios memang benar. Tetapi-

Pemikiran itu menumpuk di dalam hati Neia menolak untuk pergi.

Kalau begitu, bagaimana dengan Kapten dari order paladin Holy Kingdom yang gagal menyelamatkan para tahanan itu?

Dia benar-benar ingin membalasnya dengan ucapan tersebut. Namun, sebagai seorang squire Holy Kingdom, dia tidak mungkin bisa berkata demikian.

“Karena kamu merasa bersalah, apa rencanamu? Apa yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan hasil yang konkrit?”

Neia sudah kehabisan kata-kata.

Sejatinya, Neia adalah penduduk biasa Holy Kingdom. Dia bukanlah dari kalangan bangsawan, yang punya kuasa, atau punya kekayaan. Dia bahkan bukan seorang paladin, hanya seorang squire. Tidak ada yang Neia, yang seperti sekarang ini, bisa tawarkan kepada seorang bangsawan Kingdom yang bisa membuatnya tertarik. Kalau begitu, yang bisa dia lakukan adalah-

“Saya akan bekerja lebih keras lagi.”

-Psikologi. Namun, kelihatannya jawaban itu tidak membuat Remedios setuju.

“Aku bertanya bagaimana caramu bekerja lebih keras lagi. Kerja keras yang percuma itu –“

“-Kapten.”

Gustavo menyela Remedios saat dia ingin berkata sesuatu.

“Mengapa tidak kita sudah sampai di sini saja? Lagipula, sudah waktunya kita memulai persiapannya, ya kan? Anggota Blue Rose yang terhormat akan segera tiba. Jika kita terlalu lama menyambut mereka, kita akan membuat mereka marah, ya kan?”

“Memang benar. Squire Baraja, bekerjalah lebih keras dan lakukan yang lebih baik di lain waktu.”

“Saya mengerti!”

Remedios membuat gerakan mengusirnya dengan tangan. Dengan kata lain, dia berkata Cepat pergi sana.

“Maafkan saya, Kapten Remedios!”

Meskipun dia sudah lelah, Neia masih berkata Tidak apa-apa! Di dalam hatinya dan gemetaran karena gembira saat dia disuruh keluar dari ruangan itu. Namun, sekutunya yang barusan sekarang berubah menjadi musuh yang paling menakutkan dalam sekejap.

“Kapten, bolehkah dia hadir sama-sama ketika Blue Rose tiba?”

Ucapan Gustavo membuat pandangan Neia menjadi gelap sesaat. Namun, ini adalah topik yang menyangkut dirinya, karena dia adalah seorang squire.

Remedios melihat ke arah ajudannya. Benar-benar lain dengan cara dia melihat ke arah Neia. Matanya sangat peduli seakan-akan dia sudah berubah kepribadian dalam sekejap, dan itu membuat Neia bingung.

“Benarkah? Yah, jika kamu berkata demikian… tapi mengapa?”

“Alasan utama membawa serta squire adalah karena dia memiliki panca indera yang mumpuni. Mungkin ada hal yang hanya bisa dia sadari.”

Banyak paladin dan squire yang tewas ketika bertempur melawan Jaldabaoth. Namun, sangat sedikit dari mereka yang berhasil selamat. Meskipun begitu, alasan mengapa dia dipilih untuk menemani kelompok mereka adalah terutama karena panca inderanya.

Sementara paladin memiliki para petarung yang hebat, mereka tidak banyak berbeda dari orang-orang biasa dalam hal lain. Dalam misi kali ini, mungkin butuh seseorang yang bias lewat secara tidak terlihat, mengetahui keberadaan musuh di kejauhan, melewati kepungan, dan melakukan tugas-tugas lain semacamnya, itu artinya mereka membutuhkan seseorang dengan kemampuan pengintaian seperti itu.

Dalam keadaan biasa, seseorang akan emmanggil seorang adventure (petualang) atau hunter (pemburu), tapi sebagian besar sudah tewas, dan sisanya saat ini kabur ke selatan atau negeri lain. Oleh karena itu, dengan tidak ada lagi kandidat yang lebih berpengalaman untuk dipilih, Neia menjadi yang terpilih.

Meskipun dia jauh lebih lemah dibandingkan ayahnya, dia memiliki sebuah kebanggaan pada indera yang lebih tajam daripada mereka yang hanya dilatih sebagai paladin. Dia sangat gembira bakatnya bisa digunakan untuk melayani negara, tapi perasaan itu perlahan luntur. Sekarang, dia mulai benci kenyataan bahwa dia telah dipilih.

“Benarkah?... Yah, jika kamu berpikir demikian, kalau begitu itu tidak apa. Aku akan memperbolehkannya.”

“Terima kasih banyak, Kapten.”

“…Squire Baraja. Seperti yang barusan dikatakan, kamu akan tetap di sudut ruangan itu dan mendengarkan percakapan kami. Jika ada sesuatu yang terjadi, beritahukan kepada kami… Sekarang kembalilah ke kamarmu dan berbenah diri sebelum kembali.”

“Saya mengerti!”

Akhirnya, aku bebas, pikir Neia, tapi Gustavo mengikutinya dari belakang saat dia akan pergi. Setelah mereka meninggalkan kamar itu, dia bicara lirih kepadanya.

“Maaf soal Kapten.”

Neia menghentikan langkahnya, berbalik, lalu dia menyuarakan keraguan yang ada di dalam hatinya selama ini.

“…Apakah saya melakukan sesuatu yang membuat Kapten marah? Maksud saya, saya memang mendengar pertempuran yang membuat kita kehilangan kota itu membuatnya berubah, jadi apa yang terjadi?”

“…Banyak paladin yang tewas di dalam pertempuran dengan Jaldabaoth, termasuk Holy Queen dan adik Kapten.”

Aku tahu itu. Terus kenapa?

Hal yang sama juga terjadi kepada Neia.

Baik ayah dan ibunya telah tewas. Orang-orang seperti ini tidak aneh di seluruh penjuru Holy Kingdom. Tentu saja, dia tidak bisa benar-benar berkata demikian.

“Tanpa tempat untuk menyalurkan kemarahan dan kesedihan yang dia rasakan karena itu, kapten memilih untuk melampiaskannya kepadamu. Kurasa alasan dia tidak melakukannya kepada kami para paladin adalah karena kami bertarung dan menderita bersamanya,”

Alasan apa itu, Neia ngomel di hatinya.

Dengan kata lain, semua ini karena Neia tidak ikut ambil bagian di dalam pertempuran itu.

Ini sangat tidak adil.

Separuh dari teman-teman Neia sesama squire telah bepergian ke kota yang sama dan banyak dari mereka yang berakhir dengan kematian. Alasan mengapa Neia tidak ikut serta adalah karena keberuntungannya, dan bukan karena pilihan yang dibuat Neia.

“Biarkan aku juga berkata begini: tolong bertahanlah. Sekarang ini, kapten tidak tergantikan bagi Holy Kingdom.”

“…Meskipun dia melampiaskan kemarahannya kepada orang lain dan memberinya kesulitan?”

“Benar.”

Gustavo melihatnya dengan mata kasihan.

Kemarahan menjalar di tubuhnya. Dia ingin berteriak kepadanya. Neia tahu wanita itu kuat, tapi tetap saja, Neia juga sudah melakukan bagiannya untuk bisa membuat mereka selamat sampai Kingdom. Dia telah melihat penjagaan para demihuman dan dia lebih berhati-hati daripada yang lainnya ketika mereka menyerang kamp di malam hari. Neia memiliki sebuah peran mengantarkan kelompok duta besar ke tujuan mereka. Jadi, Neia merasa dia tidak jauh berbeda dengan wanita itu.

Namun, Neia menghapus perasaannya itu saat semakin mendidih.

Dia harus tahan dengan ini demi orang-orang yang sedang menderita di dalam Holy Kingdom. Membiarkan mereka kalah, dan membuat keadaan buruk orang-orang semakin lama, adalah tindakan paling bodoh yang bisa dibayangkan.

Ditambah lagi, dia akan bebas tugas ketika dia sudah kembali ke negerinya. Jadi, yang bisa dia lakukan adalah bertahan lebih lama lagi.

Neia tersenyum dan mengangguk.

“Saya mengerti. Jika ini demi Holy Kingdom, saya akan bertahan dengan senyuman.”

----

Jika kalian membaca ini bukan dari blog resmi Cybershnote atau yang berafiliasi dengannya, maka konten ini sudah dicuri. Kepada para tukang copas jangan hancurkan semangat para translator dan pecinta light novel di Indonesia hanya demi mengejar poin. Translator di sini tidak meminta upah dalam menerjemahkannya. Semuanya semata-mata demi kecintaan dan keinginan berbagi kepada yang lainnya.

----

Blue Rose tiba di penginapan itu tidak lama setelah Neia kembali ke kamarnya.

Neia menunggu, diantara para paladin yang berdiri tak bergerak di dinding.

Segera setelahnya, pintunya terbuka, dan sekelompok orang masuk.

Dia bukanlah penggemar mereka, tapi reputasi mereka masih tetap bersinar cerah di dalam Holy Kingdom, dan itu membuat hati Neia berbunga. Ini adalah orang-orang hebat yang memiliki gender sama dan naik hingga tingkat yang tidak bisa dia gapai. Secara pribadi, dia ingin sekali bertanya kepada mereka segala macam pertanyaan. Meskipun begitu, dia tidak berkata demikian.





Mereka adalah… salah satu dari tiga tim petualang peringkat adamantite di dalam Kingdom. Blue Rose… mereka menakjubkan….

Meskipun mereka mendengar deskripsi dan nama mereka dari rumor, ini adalah pertama kalinya dia melihat mereka secara langsung. Ada begitu besar perbedaan antara bagaimana dia membayangkan mereka dari cerita dan melihatnya secara langsung.

Berdiri di depan adalah pimpinan Blue Rose. Dia adalah seorang priestess (pendeta wanita) yang memiliki simbol suci Dewa Air, pemilik pedang iblis, Kilineyram – Lakyus Alvein Dale Aindra.

Figurnya yang cantik bahkan bisa membuat sesama wanita jatuh hati, dan sulit dipercaya dia adalah petualang kelas atas yang jenius. Jika dia memakai sebuah gaun, dia akan menjadi gambaran seorang putri impian bagi seorang rakyat biasa seperti Neia.

Wanita cantik itu berbicara dengan nada lembut sesuai dengan bayangan Neia.

“Terima kasih atas undangan anda. Kami adalah Blue Rose.”

Remedios, yang berdiri menyambut mereka, sedikit mengangguk untuk mengutarakan rasa terima kasihnya.

“Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada anda yang telah menerima undangan kami, para anggota Blue Rose yang terhormat.”

“Kamilah yang berterima kasih sudah menerima sebuah undangan dari paladin yang memiliki pedang suci dan yang memiliki kemampuan setara dengannya, Remedios Custodio-sama.”

Percakapan mereka sangat berlawanan dengan sambutan Remedios yang terstruktur dan agak kaku nadanya dengan cara alami Lakyus dalam berbicara. Kelihatannya dia memang benar-benar dari kalangan bangsawan.

“Ah, saya yang seharusnya sangat senang bisa bertemu dengan pemilik pedang iblis seperti anda. Ahem. Silahkan duduk. Orang-orang di sekitar kami semua adalah para paladin dari Holy Kingdom. Baik bagi kami jika kami semua bisa ikut mendengar. Erm, jika ada waktu setelah ini, saya ingin sekali melihat pedang iblis itu.”

“Dengan senang hati, dan kemungkinan bisa menggengam pedang suci anda akan membuat saya senang juga. Kalau begitu, mari kita terima tawaran tuan rumah dan duduk semuanya.”

Anggota dari Blue Rose masing-masing duduk dengan cara mereka sendiri. Beberapa diantaranya sudah melipat tangan dan memegang siku mereka. Membuat orang-orang penasaran apakah sikap mereka itu datangnya dari percaya diri dengan kemampuan masing-masing ataukah karena mereka bersikap dengan sikap yang paling cocok.

“Bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri?”

Wakil Kapten menjawab, mungkin untuk membantu Remedios.

“Tidak, itu tidak perlu. Berita anda sudah sampai ke sekitar Holy Kingdom. Ah, dan mungkin sudah agak telat untuk ini, saya adalah Wakil Kapten Orde Paladin, Gustavo Montanjes.”

Lakyus tersenyum lembut dengan jawaban Gustavo.

“Benarkah. Alangkah baiknya jika berita itu hanya sanjungan.”

“Ah-“

“-Ya. Kami hanya mendengar hal baik tentang anda. Sebenarnya, perbuatan heroik anda membuat hati saya berdegup kencang karena kegirangan.”

Kelihatannya Remedios ingin berkata sesuatu, tapi Gustavo menyelanya. Setelah itu, dia tersenyum kepada Lakyus seperti tidak masalah.

“Itu sangat menyenangkan. Meskipun saya ingin mendengar detil yang anda dengar, kami kemari hari ini untuk memenuhi sebuah permintaan. Bukan niat kami untuk menghabiskan waktu berharga client kami. Oleh karena itu, mari kita diskusikan mengenai permintaan ini.”

“Hmm~ Sebelum itu, aku ingin menanyakan nama dari gadis itu-“

Neia terkejut ketakutan saat dia menyadari salah satu dari dua thief kembar tersebut menunjuk kepadanya. Yang lainnya juga sedang melihatnya karena tertarik.

Dua orang itu seharusnya dikenal sebagai Tia dan Tina. Meskipun anggota Blue Rose, yang terkenal bahkan hingga Holy Kingdom, tidak ada rumor mengenai perbuatan mereka. Mereka adalah sepasang individu misterius.

Dan sekarang individu itu sedang menunjuk kepadanya.

Dia merasa seperti baru saja didorong ke tengah sorot lampu dari bayangan bangku penonton. Meskipun pemikiran seperti mengapa, apa ini, apa yang terjadi dan yang kalimat lainnya berlompatan di dalam kepalanya.

“Gadis itu tidak memiliki tubuh seorang warrior. Berbeda dari si otak dengkul kami.”

“Oi! Apa maksudnya itu?”

Orang yang dimaksud adalah Gagaran, warrior cewek yang memiliki tubuh seperti batubata toilet.

“Tepat seperti yang kubilang… Dia bukanlah seorang warrior, tak perduli darimana kamu melihatnya. ini  baru seorang warrior.”

“Oi oi, kamu bisa melatih tubuhmu dengan pengalaman lho.”

“Jadi kamu akan berevolusi, Gagaran?”

Wajah para thief itu semakin mengeras.

“Jangan sejahat itu, aku merasa kasihan dengan gadis tersebut.”

“Hey! Apakah Cuma aku saja atau kamu sudah percaya diri sekali karena kamu berlatih bersamaku? Oi!”

“Tidak ada yang berubah. Hanya saja pinggangku sakit ketika kamu mencengkeramku dengan kekuatanmu yang edan itu ketika aku tidur-“

“-Kalian berdua sudah cukup… Maafkan saya, begitulah mereka.”

“Tidak usah dipermasalahkan. Namanya adalah Neia Baraja. Dia memiliki panca indera yang tajam, dan dia sudah membuat banyak kontribusi selama perjalana kami kemari.”

“Aku mengerti.”

Jawabannya datar dan tanpa emosi, tidak manis sedikitpun.

“…Mm. Yah, meskipun itu kesalahan kami, kami tidak membuat progress sama sekali. Jika tidak ada yang keberatan, mari kita mulai diskusikan masalahnya? Dan juga, tidak ada gunanya bicara seperti para bangsawan mewah ya kan? Kita langsung saja, mari?”

“Evileye,” Lakyus berkata dengan nada protes.

Itu adalah arcane magic caster Evileye. Berbalut topeng, dia bisa menggunakan mantra-mantra yang sangat kuat, tapi dia tak pernah melepas topengnya itu dalam keadaan apapun. Dia memiliki tubuh kecil – beberapa rumor berkata dia mungkin berasal dari spesies yang memiliki tubuh kecil.

“Tidak, tak apa. Aku juga tidak pintar sama sekali berbicara seperti itu.”

“Kapten..”

“..Fufu. Yah, bos pihak lain sudah setuju – bagaimana dengan kami? Disamping itu, ketika mereka sudah membayar biaya yang tepat untuk informasinya, mereka akan menjadi client kita. Tidak usah menghiraukan perasaan orang lain dan langsung saja mengenai uangnya. Bukankah lebih baik menyegel kesepakatannya lebih cepat lebih baik?”

“Haaah,” Lakyus menghela nafas, lalu Evileye melanjutkan, kelihatannya sedang menyeringai kepada mereka.

“Yah, bos kami juga sudah setuju, jadi mari kita kuatkan detilnya sebelum kita bicara pembayarannya? Aku rasa kalian ingin membicarakan dia yang sedang mengamuk di negeri kalian. Jaldabaoth?”

“Anda tahu?”

“Oi oi, kalian kira kami tidak tahu apa yang hanya diketahui oleh para bangsawan? Kingdom memiliki para pedagang yang menggunakan rute laut juga. Ditambah lagi, guild petualang juga saling berbagi informasi. Meskipun begitu kenapa? Apakah kalian ingin berbagi juga? Sejujurnya, kami lebih senang mendapatkan informasi daripada uang.”

“Mm…. bolehkah, bolehkah saya berdiskusi sebentar dengan Gustavo?”

Evileye melambaikan tangan agar mereka meneruskannya, lalu Remedios dan Gustavo berdiri dan memasuki ruangan yang di sebelah – kamar tidur.

“Kalau begitu, bisakah kami menggunakan tempat air ini?”

Gagaran menunjuk ke arah tempat air dan gelas yang ada di sekitarnya saat dia menunjuk kepada Neia.

Mengapa harus aku, Neia resah saat membalasnya, “Silahkan.” Dia ingin memuji diri sendiri karena sudah mengeluarkan nada suara sempurna dan tidak membiarkan suaranya gemetaran.

Setelah Gagaran menuangkan air kepada semua orang, Remedios dan Gustavo kembali.

“Kami akan membayar anda, jadi bisakah anda katakan kepada kami apa yang anda ketahui?”

Huh, pikir Neia. Untuk suatu alasan, dia merasa Remedios, yang komplen tentang pengeluaran karena menginap di sebuah penginapan, tidak akan setuju. Meskipun Gustavo mungkin berkata sesuatu, Neia tidak tahu apa alasan yang dia gunakan untuk meyakinkannya.

“Itu juga tidak masalah, meskipun aku merasa kami bisa memberitahukan kepada kalian apa yang ingin kalian ketahui jika kalian bilang kepada kami keadaan dari Holy Kingdom sekarang.”

“Perkenankan kami membayarnya dengan biaya yang diperkenankan.”

Gustavo bergegas meletakkan sebuah kantung kecil di meja.

“Mm. Oi.”

Evileye menggerakkan dagunya ke arah salah satu thief. Sebagai balasannya, dia cepat-cepat menggapai kantung itu dan mengambilnya, menimbang-nimbangnya sebentar di tangan. Lalu menangkapnya dan mengangguk kepada Evileye.

Dia mungkin mencoba melihat apakah yang terkandung di dalam kantung itu berjumlah seperti yang diduga dari sensasinya saat melempar dan menangkapnya.

“Baiklah. Kalau begitu aku, Evileye, akan menjelaskannya mewakili mereka… Meskipun, seperti yang kukatakan barusan, menanyakan semua informasi yang kami tahu tentang Jaldabaoth itu agak seperti mencoba meraih awan. Mari kita mulai dengan membicarakan apa yang terjadi di negeri kami. Tapi sebelum itu, aku ingin memastikan sesuatu dengan kalian. Apakah Jaldabaoth terlihat seperti ini?”

Evileye mengambil sebuah pena dan kertas dari samping meja dan mulai menggambar dengan gerakan yang lincah. Namun, gambar yang dia hasilnya hanya bisa dianggap sebagai coretan anak kecil.

Remedios akan berkata, “Tidak, bukan itu…” Sebelum salah satu dari dua orang kembar itu mengambil kembali kertas tersebut dan merobeknya menjadi dua.

“Apa yang kamu lakukan?!”

Sementara Evileye marah, si kembar yang lain mencuri pena lalu menggambar dengan cepat pada kertas yang baru, kemudian menunjukkannya kepada Evileye hasilnya. Magis Caster bertopeng itu berujar, Uguu…. Dengan nada bersungut-sungut. Sebenarnya, gambar hasilnya memiliki kualitan yang jauh lebih bagus daripada gambar yang tadi.

Penampilannya sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dia berpakaian seperti pakaian asing dan memakai sebuah topeng aneh. Setelah melihat gambar itu, Remedios mengepalkan tangannya dengan marah dan menggeram seperti seekor binatang buas liar.

“Itu adalah si brengsek.”

Setelah melihat ini, si kembar dan Evileye meredakan ketegangan mereka dan berbalik ke arah Remedios.

“Kalau begitu kami sudah memastikan satu hal, kalau ini adalah orang yang sa - demon yang sama. Yah, jika demon-demon seperti itu bisa muncul satu persatu, kita akan kena masalah. Bersyukur kepada Tuhan karena belas kasihan kecilnya, seperti yang mereka katakan. Sekarang-“

Evileye langsung meneruskan narasi kejadian yang terjadi di ibukota Kerajaan, lalu Neia meringis di hatinya.

Dia tahu Jaldabaoth kuat. Dan dia tahu pasukan demon dan demon bersisik itu ada, jadi dia tidak terkejut dengan mereka. Tapi kenyataanya lima demon pelayan yang masing-masing bisa menghadapi seluruh tim petualang dengan peringkat adamantite sendirian membuatnya semakin frustasi.

Aku tidak mengira ada orang yang melihat para pelayan demon di dalam Holy Kingdom. Jadi mereka adalah kartu as Jaldabaoth? Tidak kukira dia memliki kartu seperti itu..

“-Kalau begitu, bagaimana estimasti tingkat kesulitan Jaldbaoth?”

Pertanyaan Gustavo membuat Blue Rose saling melihat satu sama lain, tapi pada akhirnya tetap Evileye yang bicara mewakili semuanya.

“Biarkan aku terus terang dahulu, nilai ini hanya dugaan. Mungkin bisa lebih tinggi, mungkin juga bisa lebih rendah, jadi aku harap kalian menyimpannya dalam otak. Kami perkirakan tingkat kesulitan dari para demon itu sekitar dua ratus.”

“Dua ratus…”

Gustavo terperangah. Neia juga hampir terperangah, tapi dia berhasil menahan hasrat itu. Beberapa paladin yang berdiri di dinding juga tidak begitu berhasil. Remedios adalah satu-satunya yang tetap tenang, ekspresinya tidak berubah.

Jika Neia tidak salah, kesulitan dari seratus monster bukanlah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh manusia.

“Tepatnya seberapa kuat dua ratus itu?”

Evileye kelihatannya agak enggan menjawab pertanyaan Remedios.

“Meskipun makhluk dengan tingkat kesulitan dua ratus tak pernah muncul di dunia manusia sebelumnya… yah, Para naga kuno sekitar seratus.”

“Seekor naga kuno… meskipun aku tak pernah bertarung melawannya sebelum ini, bukankah itu sekitar sama dengan Dewa Penjaga Lautan?”

Dewa Penjaga Lautan yang dimaksud adalah Naga Laut yang tinggal di dalam lautan.

Dia memiliki dua lengan dan kaki serta sebuah ekor tebal yang panjang, menggantikan sayap atropi (berangsung-angsur rusak atau semakin menurun kekuatannya karena diabaikan atau tidak digunakan). Mirip dengan seekor ular laut daripada seekor naga, dan kecerdasannya setara dengan atau melebihi umat manusia. Naga itu sangat bijaksana dan akan melindungi kapal-kapal jika kapal itu bersikap hormat dengan benar.

Neia sangat beruntung pernah melihatnya sekali, dari kejauhan, ketika mereka pergi ke Rimun di hari libur.

Naga itu mendongakkan kepalanya tinggi-tinggi ke atas permukaan laut, dan itu adalah sebuah pemandangan yang cukup agung untuk memperoleh gelar Dewa Penjaga. Sulit dibayangkan seorang manusia bisa mengalahkan makhluk semacam itu.

“Kapten Remedios. Jika kita menggunakan dasar mengalahkan Dewa Penjaga… hm, jika ada seorang nelayan di sini dia akan memberi kita mata yang mencibir. Tetap saja, itu artinya dia dua kali sekuat naga kuno.”

“Memang benar. Kita sudah yakin dia lebih kuat daripada Demon God legendaris yang dikalahkan oleh Tiga Belas Pahlawan. Itu artinya, penampilannya di dalam dunia manusia akan menjadi sebuah tragedi memilukan dan banyak negeri yang akan hancur. Seperti itulah kekuatannya.”

“Meskipun, aku dengar ketika Jaldabaoth mengamuk di dalam Kingdom, dia berhasil diusir oleh Momon-dono. Itu artinya Momon-dono pasti sama kuatnya, ya kan?”

Remedios menelan ludah, lalu melanjutkan.

“Atau apakah itu artinya – dia menggunakan semacam item spesial ketika mengalahkan Jaldabaoth?”

Saat itulah sikap Evileye berubah.

Neia tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia merasa wajahnya tersipu merah dibalik topengnya.

“Aku rasa dia tidak menggunakan item semacam itu. Namun, Momon-sama bertarung dengan hebat ketika berduel dengan Jaldabaoth. Waktu itu aku melawan bawahan Jaldabaoth, jadi aku tidak melihat pertarungan sepenuhnya, tapi itu adalah pertarungan yang menakutkan. Itu adalah sebuah pertarungan yang dilakukan oleh seorang pahlawan diantara para pahlawan , seorang pemenang dari para pemenang lain.

“Be, Begitukah?”

Hanya itu yang bisa Gustavo berhasil utarakan saat diremuk oleh keberadaan Evileye yang mencondongkan tubuhnya sendiri.

“Tepat sekali! Ah, benar-benar pertarungan yang menakjubkan. Momon-sama melindungiku ketika dia sedang bertarung melawan Jaldabaoth tahu”

“Jadi dia bertarung melawan Jaldabaoth – monster itu – dan berhasil mengusirnya? Apakah itu benar?”

“Apa? Apakah itu artinya kamu menganggap apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri adalah sebuah kebohongan ?”

Evileye membalas pertanyaan Remedios dengan bantahan ganas. Gustavo berusaha membersihkan suasana tidak mengenakkan tersebut.

“Ah, tidak, yang dimaksud oleh Kapten kami adalah jika Tim Darkness bisa menyerang suatu titik lemah Jaldabaoth, mungkin kami bisa melakukan sesuatu pula. Aku minta maaf karena tidak mengklarifikasikannya.”

“Tidak, kami yang seharusnya minta maaf dengan nada suara kekanak-kanakan yang dikeluarkan oleh Evileye kami kepada client.”

Balasan itu datangnya dari Lakyus. Apa ini, ketika dua pemain utama dipinggirkan dan pemeran pendukung meneruskannya membuat urusan mereka jadi lancar.

“Hm…. Yah, jika diasumsikan Jaldabaoth benar-benar memiliki titik lemah, Momon-sama pasti menang dengan menyerang titik lemah itu. Tetap saja, sulit dibayangkan seorang demon seperti itu akan membiarkan kelemahannya tak dilindungi.”

“Memang benar… mungkin dia menggunakan sebuah item atau seorang bawahan untuk menutupinya.”

Meskipun ini adalah pertama kalinya dia mengetahui adanya demon pelayan, Jaldabaoth memiliki beberapa bawahan demon yang kuat.

Setelah menginterogasi tahanan demihuman, mereka tahu setidaknya ada tiga.

Ada demon yang menguasai hutan liar tempat demihuman tinggal.

Ada demon yang menguasai kota pelabuhan Rimun.

Dan, ada demon bersisik yang mengomando pasukan demihuman.

“Jadi, bisakah kamu mengatakannya kepada kami dengan detil tentang demon bersisik yang kamu sebutkan sebelumnya?”

“Benar juga, bisakah kamu mengatakannya kepada kami kemampuan apa yang dia miliki?”

“Ya, aku pernah bertarung melawannya sebelum ini, jadi aku akan mengambil alih tempat Evileye dan menjelaskannya dengan detil.”

Dia menjabarkan kemampuannya dan bagaimana mereka bertarung. Cerita Lakyus berakhir dengan Brain Unglaus – seorang pria yang memiliki level setara dengan Gazef – membantai demon itu.

“…Aneh sekali. Jaldabaoth tidak membuat gerakan apapun setelah menguasai ibukota Holy Kingdom, tapi demon bersisik itu mengomando pasukan demihuman sebagai gantinya. Bukankah dia sudah dikalahkan?”

“Oh begitu…namun, kami pernah bertemu dengan Brain sebelumnya, dan kurasa dia tidak berbohong. Mungkin bukan demon yang unik, hanya memiliki level yang tinggi.”

“Dengan kata lain, Jaldabaoth bisa memunculkan demon itu berapa kalipun selama kondisi tertentu sudah terpenuhi? Atau mungkin dia bisa memanggil demon yang sama berkali-kali?”

Neia tidak bisa merapalkan mantra, tapi dia pernah mendengar ini selama pembelajarannya.

Sulit memanggil banyak makhluk dengan magic summon.

Dengan kata lain, ketika sebuah mantra summon sedang aktif, merapalkan mantra summon lain akan menyebabkan mantra summon sebelumnya berakhir. Monster yang dipanggil sebelumnya akan kembali ke tempat asal mereka dan monster baru akan menggantikannya.

Namun, orang-orang yang mampu merapalkan mantra summon tingkat tinggi bisa secara serentak memunculkan beberapa monster yang lebih lemah sekaligus, sejenis dengan yang dipanggil oleh mantra tingkat rendah. Sebagai perumpamaan, seseorang bisa menggunakan sebuah mantra tingkat empat untuk memanggil banyak monster yang bisa dikeluarkan oleh sebuah mantra tingkat tiga.

“Aku tidak mengerti sama sekali. Metodenya dalam memanggil demon masih sebuah misteri. Meskipun rasanya dia memanggil mereka dengan mantra, dia tidak mungkin bisa memanggil banyak demon dengan kekuatan seperti itu… tetapi jika dia bisa, itu akan memberikan pertanyaan mengapa dia tidak melakukan di dalam Kingdom. Mungkin jika dia seorang magic caster yang memiliki spesialisasi dalam summon, dia bisa secara serentak memanggil banyak tiruan makhluk semacam itu…”

“Jadi meskipun jika kita mengalahkan demon bersisik itu, Jaldabaoth langsung bisa memanggil mereka kembali?”

“Seperti itu. Namun, itu berlaku jika Jaldabaoth memunculkan mereka dengan magic. Jika dia menggunakan semacam kemampuan spesial untuk melakukannya, secara keseluruhan itu akan menjadi masalah lain lagi.”

“jadi kamu tidak tahu banyak bagian tersebut?”

“Maaf, Kami hanya tahu sangat sedikit tentangnya.”

Evileye terdengar jelas berkecil hati.

“…Erm, aku tidak paham sama sekali tentang semua itu?”

“…Aku akan menjelaskannya kepadamu nanti, Kapten.”

“Tidak, Mulailah mengklarifikasikannya sekarang. Aku tidak mampu mengikuti apa yang kalian bicarakan barusan.”

Ini adalah Kapten kami… orang yang bertanggung jawab terhadap kami semua…

“Selain itu, apakah insect maid (pelayan serangga) menjijikkan itu adalah salah satu yang disummon oleh Jaldabaoth juga?”

“Entahlah. Aku tidak ingin berpikir seperti itu…”

Anggota-anggota Blue Rose mulai berdiskusi diantara mereka.

“Erm, bolehkan aku bertanya sesuatu?”

Semuanya berpaling kepada Neia setelah dia secara gugup mulai bicara, dan tekanan luar biasa membuatnya menyesal melakukan itu. Mungkin akan lebih baik jika seseorang selain dia yang membicarakannya. Namun, dadu sudah dilepas, dan setelah menguatkan tekadnya, dia bertanya:

“Ini mungkin adalah pertanyaan yang sangat mendasar, tapi darimana Jaldabaoth berasal? Apakah nama Jaldabaoth adalah nama turunan?”

“Itu tidak jelas. Kami sudah mempelajari segala macam literatur, tapi kami belum bisa menemukan nama itu dimanapun. Kami juga mencoba mencari petunjuk berdasarkan penampilannya, tapi tetap saja, kami belum mampu membuat terobosan pula.”

“Jangan-jangan itu sebuah alias? Mungkin dia menyebabkan masalah dengan nama yang berbeda di masa lalu?”

“Aku meragukannya. Bagi demon – ini juga berlaku bagi Angel pula – nama mereka adalah bagian yang paling penting dari jati diri. Jika seorang demon ingin muncul, dia harus menancapkan nama itu di dunia. Oleh karenanya, mereka tidak bisa menggunakan nama palsu. Percobaan menunjukkan jika menggunakan sebuah nama palsu mungkin akan menyebabkan mereka hilang di tempat.”

Neia tidak tahu sedikitpun tentang demon dan angel, tapi jika seorang magic caster adamantite berkata demikian, kelihatannya kenyataannya memang seperti itu.

“Sedangkan tempat asalnya, jika dia datang dari bagian lain benua, maka wajar saja tidak ada informasi tentangnya.. tapi setelah berpikir demikian, setiap kemungkinan kelihatannya setara, jadi tidak ada yang tahu darimana harus memulai.”

Evileye mengangkat bahu.

----

Jika kalian membaca ini bukan dari situs resmi Cybershnote atau yang berafiliasi dengannya, maka konten ini sudah dicuri. Kepada para tukang copas jangan hancurkan semangat para translator dan pecinta light novel di Indonesia hanya demi mengejar poin. Translator di sini tidak meminta upah dalam menerjemahkannya. Semuanya semata-mata demi kecintaan dan keinginan berbagi kepada yang lainnya.

----


“…Umpamanya. Bagaimana kalau anda salah mengenali penampilanya? Apakah Jaldabaoth yang anda cari adalah Jaldabaoth yang ada di dalam gambar? Bagaimana jika penampilanya adalah tipuan?”

“Ho…” Evileye bersandar ke meja menuju Remedios. “ Bisakah kamu mengatakannya lebih detil?”

“Kami berhasil menekan Jaldabaoth dalam bentuk itu, lalu dia menunjukkan bentuk yang sebenarnya…”

Remedios menutup matanya.

“Itu adalah kekalahan mutlak bagi kami.”

“Bisakah kamu lebih spesifik?”

“Mengatakanya kepada mereka sebanyak ini seharusnya tidak masalah, ya kan Gustavo?”


“Ya, tidak ada salahnya. Jika kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi dari penampilannya, menyembunyikan informasi itu hanya akan merugikan malahan..”

“Meskipun begitu penjabaran sepenuhnya akan lebih baik…”

Remedios mulai bergumam dan menggerutu, lalu dia bilang kepada Evileye penampilan Jaldabaoth.

Separuh cerita, wajah Remedios mulai marah. Dia mungkin teringat pertempuran yang tidak diketahui oleh orang lain.

“Oh begitu, kalau begitu kami akan melanjutkan investigasi kami berdasarkan apa yang baru saja kami pelajari. Kami akan memberitahukan kepada kalian penemuan kami, jadi bisakan kalian katakan kepada kami apakah kalian ingin tinggal di kota ini?”

“Kami belum memutuskannya. Bagaimanapun, apakah itu artinya kalian tidak tahu apapun dari bentuknya itu?”

“-Lakyus, apakah kamu ingat?”

Lakyus menggelengkan kepalanya.

“Begitulah. Maaf.”

“Aku mengerti. Kalau begitu, setelah kami membuat keputusan, kami akan langsung menghubungimu.”

“Meskipun begitu, kami akan mempertimbangkan skenario terburuk – Mungkin saja penampilannya di dalam Kingdom dimaksudkan untuk menciptakan kesan palsu, jadi dia sengaja menahan diri untuk menunjukkan kekuatan yang sebenarnya.”

“Dengan kata lain, Negeri kami adalah tujuan Jaldabaoth yang sebenarnya, dan dia punya rencana lain untuk Kingdom?”

“Mungkin saja. Jika Kingdom adalah tujuan utama, dia akan menunjukkan bentuk aslinya seperti yang dia lakukan di Holy Kingdom, ya kan? Atau apakah karena dia dikejutkan oleh kekuatan Momon-sama, dan memilih untuk melindungi indentitas yang sebenarnya daripada membiarkan rencananya gagal? Aku benar-benar tidak ingin berpikir memang itu masalahnya.”

Ucapan Evileye membuat ruangan itu hening dan suram, sangat dalam sehingga suara lirih dari nafas terdengar sangat keras. Siapa yang akan bicara terlebih dahulu? Di dalam suasana yang tegang itu, Lakyus menunjukkan keberaniannya.

“Kalau begitu, biar kami katakan sekali lagi – kami berada dalam situasi yang sama dengan kalian. Kami ingin tahu lebih banyak tentang Jaldabaoth. Sejujurnya, semua yang kami pelajari pada dasarnya adalah analisis dari pertemuan kami dengannya. Kami tidak tahu tujuan, identitas yang sebenarnya atau kemampuan dari Jaldabaoth.”

“Mungkin kita bisa men-summon demon untuk tahu lebih banyak tentang Jaldabaoth… Tapi itu akan menodai jiwa.. Dan meskipun kita berhasil men-summon demon tingkat rendah, Sangat besar kemungkinannya mereka tidak tahu banyak tentang demon  tinggi. Jika begitu, kita harus memanggil ahli summon…”

“Sayangnya, kami tidak tahu orang yang jago dalam men-summon demon.”

Evileye adalah yang pertama memberikan tambahan kepada ucapan Lakyus, diikuti dengan salah satu dari si kembar.

Tentunya tak ada yang tahu, setidaknya tidak dalam keadaan biasa, Neia merenungkan.

Ahli-ahli diabolist (ahli tentang iblis) biasanya adalah makhluk jahat, dan untungnya sangat sedikit dari mereka yang kuat dari kalangannya sendiri. Itu karena sebagian besar waktunya, mereka hancur sendiri atau dihabisi oleh pasukan kematian.

Tentu saja, mungkin ada beberapa ahli di dalam bidang yang menenggelamkan diri mereka sendiri ke dalam kegelapan, tetapi biasanya mereka menyembunyikan diri dan tidak memiliki teman.

“Tetap saja, hanya menunggu untuk mati adalah hal yang sangat membuat frustasi. Jika di lain waktu monster itu datang ke Kingdom, aku ingin membuatnya menangis dengan kedua tanganku sendiri. Untuk itu, aku harus mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang dia.”

“Dan juga, dia tidak memimpin demihuman satupun di dalam Kingdom. Jika dia merekrut demihuman karena kegagalannya di dalam Kingdom, maka kita harus lebih berhati-hati terhadapnya.”

Ucapan itu diucapkan oleh Gagaran, dan si kembar yang satunya.

“Apakah itu alasan kalian ingin tahu apa yang kami ketahui?”

Semua yang ada di dalam Blue Rose mengangguk. Lakyus menyimpulkannya untuk mereka.

“Kami akan membayar jumlah yang sama untuk biaya yang kami terima untuk permintaan yang mirip…”

“Kapten. Bolehkah saya menangani negosiasi selanjutnya?”

Remedios langsung setuju dengan permintaan Gustavo.

“-Daripada uang, kami ingin bentuk pembayaran lain.”

“Apa itu? Meskipun kami ingin memenuhi permintaanmu, kami tidak bisa melakukan apapun.. Namun, jika kamu ingin membuat kontak dengan bangsawan-bangsawan kuat, itu bisa diatur.”

“Begitukah? Terima kasih banyak. Namun, kami tidak memikirkan itu – bisakah anda datang ke negeri kami dan bertarung bersama kami?”

Ruangan itu hening sekali lagi. Itu bertahan beberapa detik – tidak, mungkin lebih lama. Suara selanjutnya yang mereka dengar adalah Lakyus yang bersandar ke kursi.

“Maafkan saya, tapi kami tidak bisa memberikan bentuk pembayaran itu.”

“…Kami sedang mengumpulkan informasi karena kami tidak ingin mati. Melakukan hal itu akan menjadi kebalikan dari tujuan kami.”

Evileye mengangkat bahu, seakan berkata tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu.

“Kami tidak ingin meminta anda bertarung melawan Jaldabaoth. Yang perlu dilakukan adalah menunggu di belakang dan membantu dengan magic penyembuh.”

“Omong kosong, kalian tidak akan punya waktu lenggang untuk melakukan itu.”

Ucapan Gagaran membuat mereka tidak bisa berkata apapun.

Dia memang benar. Separuh bagian utara dari Holy Kingdom telah dikuasai oleh orang-orang buas Jaldabaoth, dan yang mereka bisa lakukan adalah meluncurkan perlawanan lemah. Banyak orang yang dikurung di dalam Kamp, dan para paladin yang selamat bersembunyi di dalam gua sebagai prajurit yang kalah.

“Tidak, bukan seperti itu. Kami hampir terlambat  menghentikan serbuan demihuman.”

Mereka masih bertahan di selatan, dimana pasukan negara dan pasukan Jaldabaoth saling menatap satu sama lain, jadi berkata bahwa mereka di ambang kepunahan mungkin akurat.

Bagi Neia, yang tahu apa yang terjadi, Ucapan Gustavo terdengar lebih kepada bohongnya daripada sebenarnya.

“Bisakah kalian datang, kalau begitu?”

“Aku menolak.”

Remedios berdiri untuk meminta, dan Evileye langsung menolaknya. Melihat semua orang di dalam Blue Rose tetap terdiam, kelihatannya dia tidak sendirian dengan pendapat itu. Mereka semua pasti merasakan hal yang sama.

“…Sejujurnya … kami mungkin hampir terlambat menghentikan mereka , tapi kami juga sudah diambang batas. Holy Kingdom dalam keadaan hancur, namun pasukan selatan masih utuh. Bagaimanapun mereka saja tidak cukup untuk mengalahkan Jaldabaoth.”

Gustavo menuangkan air pada gelas untuk dirinya sendiri, meminumnya lalu melanjutkan.

“Alasan mengapa kami belum sepenuhnya ditaklukkan adalah karena pasukan laut berhasil menjepit pasukan Jaldabaoth di garis pantai utara dan menahan mereka. Jika Jaldabaoth berhasil menemukan cara untuk menghadapi itu dan menggerakkan pasukannya ke selatan, mereka tidak akan bisa memberikan sedikitpun perlawanan.”

Namun, itu adalah pemikiran dari orang-orang di utara, yang tahu kekuatan Jaldabaoth. Orang-orang di selatan mungkin akan memiliki rencana berbeda. Contohnya, mengusir Jaldabaoth dengan kekuatan mereka sendiri.

Meskipun sebagian dari alasan itu adalah karena mereka tidak ingin berbagi informasi, itu juga karena perselisihan yang sudah berlangsung lama antara utara dan selatan.

Dari awal, banyak bangsawan di selatan yang selalu protes dengan kenyataan bahwa seorang wanita – meloncati kakak laki-lakinya – diangkat menjadi Holy Queen untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Karena alasan itu, untuk menghindari perselisihan antara utara dan selatan,  mantan Holy Queen mengabaikan tuduhan tak berdasar seperti “Holy Queen mengambil posisinya karena dia memiliki sesuatu dengan kuil, dan dia dibantu secara diam-diam oleh Queralt Custodio.”

Setelah itu, selatan tidak meningkatkan masalah itu lebih jauh lagi sehingga konfrontasi skala penuh bisa terhindarkan, tapi itu hanya karena utara dan selatan masih seimbang dalam kekuatan. Sekarang utara sudah hancur, selatan tidak lagi memiliki alasan untuk menahan diri. Jadi, sekarang selatan mulai menghina utara.

Meskipun di hadapan invasi Jaldabaoth, manusia masih memiliki dendam satu sama lain. Neia hanya tertawa dengan hal itu. Ditambah lagi, ada bisikan-bisikan akan adanya perebutan kekuasaan untuk posisi Holy King selanjutnya, dan itu hanya membuat Neia, rakyat biasa, lebih tidak bahagia lagi.

“Itu sangat gawat.”

“Memang benar. Pasukan laut hanya memiliki sedikit aset yang bisa melawan demon yang terbang, dan pertempuran itu akan membebani mereka. Jika ini terus berlangsung, mereka tidak akan mampu menahan pasukan Jaldabaoth selamanya. Kami butuh kekuatan untuk mengatasi situasi ini! Aku mohon, pinjamkan kekuatan kalian kepada kami! Yang kami butuhkan adalah sebulan atau dua bulan! Kami bisa membayar berapapun yang kalian inginkan! Aku mohon kepada kalian, tolong selamatkan Holy Kingdom.”

Saat Gustavo membungkukkan kepala kepada mereka, Neia dan paladin lain juga berucap “Tolonglah!” dan membungkuk pula.

Ruangan itu hening sekali lagi, lalu suara Lakyus membuyarkannya.

“Tolong angkat kepala kalian. Dan – aku minta maaf, tapi kami tidak bisa pergi ke Holy Kingdom.”

“Mengapa!?”

Neia tersentak dengan teriakan Remedios. Dia melihat Remedios bangkit dari tempat duduknya dan menatap Lakyus.

“Tidak mungkin Jaldabaoth akan berhenti menaklukkan Holy Kingdom! Dia akan mengumpulkan kekuatannya di sana lalu menginvasi Kingdom! Jika kalian tidak mengalahkannya sekarang, dia akan menjadi lebih kuat di masa depan!”

“Kamu benar. Kemungkinan itu sangat besar sekali.”

“Karena kalian paham, mengapa kamu tidak membantu kami!? Bukan hanya kalian, juga bangsawan negeri ini, negeri kami! Tidak ada yang mengerti! Bukankah sekarang adalah waktunya untuk datang bersama-sama dan bersatu melawan!?”

“..Alasan mengapa bangsawan negeri ini  tidak ingin meminjamkan kekuatan mereka sedikit berbeda dari kami. Apa yang kalian ketahui tentang Sorcerous Kingdom?”

“Itu adalah tempat menakutkan yang dikuasai oleh undead, sebuah kota yang diambil dari Kingdom dan digunakan sebagai jantung sebuah negara. Hanya itu yang rata-rata diketahui oleh penduduk Holy Kingdom”. Ucap Remedios, Lakyus tersenyum pahit kepadanya.

“Itu benar, dan sebagian besar akurat… tapi salah di beberapa bagian.. Meskipun undead ada dimana-mana, manusia yang ada di sana hidup aman dan tentram.”

“…Eh? Di sebuah negeri yang didirikan oleh undead, yang benci dengan makhluk hidup?”

“Ada banyak macam undead, dan Sorcerer King adalah seorang penguasa undead. Memberikan perintah kepada undead yang di bawah perintahnya untuk tidak menyakiti manusia dan menegakkan perintah itu adalah masalah sederhana baginya.”

Evileye membuat sebuah suara tidak setuju.

“Evileye… Mm, bagaimanapun, kami masih memiliki Sorcerous Kingdom di depan mata untuk dihadapi, jadi sulit bagi mereka untuk memberikan bantuan kepada negerimu. Dan juga, banyak orang yang tewas selama peperangan dengan Sorcerous Kingdom, yang memberikan konsekuensi luar biasa di masa depan. Para bangsawan yang kelihatannya sangat baik tidak seperti yang kalian kira.”

“Meskipun begitu, bukankah Jaldabaoth adalah masalah yang harus ditangani sesegera mungkin? Kenyataannya adalah, tak terhitung jumlahnya orang-orang yang menderita karena Jaldabaoth. Dan Sorcerous apapun itu belum melukai siapapun, ya kan?”

“…Bertarung di dua arah sekaligus sementara kamu kelelahan adalah hal yang sangat berbahaya, aku yakin aku tidak perlu menjelaskannya kepadamu, ya kan?”

Remedios terdiam.

“Dan juga, sama halnya dengan kami. Dua orang dari kami terbunuh di dalam pertempuran dengan Jaldabaoth meskipun mereka baru saja dihidupkan kembali dari kematian, mereka masih belum mendapatkan kekuatan mereka sepenuhnya. Jika kami menyerang wilayah Jaldabaoth dalam keadaan seperti ini, mungkin kami semua akan berakhir terbunuh.”

“Bukankah Gustavo bilang kalau kalian tidak perlu melawan Jaldabaoth?”

“Apa, dia benar-benar percaya dengan itu…”

“Tia! Permisi. Ahem. Maafkan aku, tapi keadaan tidak akan berubah seperti yang kalian bayangkan. Selama itu melibatkan resiko menghadapi Jaldabaoth, kami akan menolak pekerjaan ini. Kami harus menjadi lebih kuat dari yang sekarang agar bisa mempersiapkan untuk masa depan. Ini hanya hipotesa, tapi kami harus bersiap jika Jaldabaoth memutuskan menyerang Kingdom sekali lagi.”

Wajah dari setiap anggota Blue Rose tidak tergerak. Kelihatannya mereka tidak tergoyahkan.

Segera setelahnya, Remedios berhasil mengeluarkan beberapa patah kata.

“Kalau begitu, siapa lagi yang bisa menyelamatkan negeri kami?”

Anggota Blue Rose saling melihat satu sama lain.

“Hanya ada satu orang,” balas Evileye. “Atau lebih tepatnya, dialah orang yang seharusnya menjadi tujuan kalian sejak awal, ya kan?”

“Tentu saja Momon-sama. Momon-sama yang mengusir Jaldabaoth.”

“Ohhh! Benarkah!?”

“Tunggu sebentar, Kapten Custodio.. jika aku tidak salah, dia adalah…?”

“Kamu pernah mendengarnya, ya kan? Ya, Momon-sama sekarang di dalam Sorcerous Kingdom dan merupakan salah satu bawahan Sorcerer King. Oleh karena itu, kelihatannya kalian harus meyakinkan Sorcerer King untuk membantumu.”

“Geh!” Remedios mendengus pahit.

Neia mengerti bagaimana perasaannya. Setiap penduduk Holy Kingdom akan memiliki perasaan yang sangat kompleks jika meminta sesuatu kepada undead.

Mengingat dia, sebagai seorang squire, merasa seperti itu, betapa buruknya bagi seorang kapten orde paladin yang memiliki sebuah pedang suci? Namun – Remedios terpaksa melihat ke arah anggota Blue Rose.

“…Jika itu adalah cara yang terbaik untuk mengalahkan Jaldabaoth, kalau begitu mari kita lakukan. Tidak, hanya itu yang bisa kita lakukan. Jika kita bisa, kita akan tambatkan harapan kita kepada Momon-“

“-Saya percaya itu adalah Momon-sama, Kapten”

“Er, ya! Bisakah kalian menuliskan sebuah surat perkenalan kami kepada Momon-sama?”

52 komentar:

Unknown mengatakan...

Akhirnya mimin sudah bangun dri tidur yg panjang 😀😀
Semangat minn

Anggie mengatakan...

Semangat min.... cman kritik doang ya min, itu codenya ada yg slah... jdi outputnya malah jadi teks min dan itu sedikit mengganggu... sekian dan terimakasih min... GANBARE MIN....!!!

Unknown mengatakan...

Sudah lama ku menunggu akhirnya update juga :v

Unknown mengatakan...

Semangat min.
Lanjut teruss

Clan AAF mengatakan...

Mantaap lanjut Min, semangat
Setia menunggu

Anonim mengatakan...

Setelah lama menunggu akhirnya~ lanjutkan miin!!!

Utsugi mengatakan...

Makasih bang. Emang translator Laen udah pada jauh, tapi yang TLnya terbaik cuma disini. Ane rela nungguin sampai up lagi.
Makasih bang.

Unknown mengatakan...

Mantap min, ditunggu lanjutanny
Walaupun disebelah udah selesai vol 13,tetep aja disini terbaik TLny wkwkwk
Semangat min!1!1!1!1!1!

Unknown mengatakan...

lanjutkan min

Unknown mengatakan...

Semangat min 👍

Ekun mengatakan...

Akhir.a ada update jga thanks min

Perorin mengatakan...

Mantap min, ane selalu bisa nunggu buat baca overlord di sini sih.

Cuma di sini TLnya enak dibaca

Anonim mengatakan...

makasi min, tetep semangat

Gilang mengatakan...

Saya Tetep Stay di sini kog .. di tunggu kelanjutan nya

Roronoa Zoro mengatakan...

Tetap semangat min buat translatenya

Learn to Trade mengatakan...

Ditunggu updatenya Pak.

Unknown mengatakan...

Rela menunggu cybernote karena TL terbaik mudah dicerna. Makasih min

Unknown mengatakan...

Mantap min

LFahreza mengatakan...

Lagi iseng iseng ngebuka cybersnote gataunya udah apdet hati pun jadi senang:v...semangat min ngentraslatenya

katadunia mengatakan...

semangat min saya tunggu lanjutannya......

Anonim mengatakan...

mantap min ditunggu lanjutannya:):)

fansmu mengatakan...

next,,, makasih untuk volume 12 chapter 2 part 1nya

Anonim mengatakan...

next

Anonim mengatakan...

Sip makasih Min :))

Anonim mengatakan...

yeeeeyyyyyyyy....wuhhuuuuuuuuuuuuuuu....
semangat kakaaaaaaaaaa

Unknown mengatakan...

Ditunggu kelanjutannya min

BOT mengatakan...

Hmm boleh juga kualitas translatenya

Anonim mengatakan...

Min lanjutin dong, udh sampe vol 13 nih. Cybernote TL terbaik

Ooh ma bois mengatakan...

Sankyu mimin

Unknown mengatakan...

Woghh, cuma disni yg mudah dipahami. Semangat Min.. semoga dberi kesehatn biar bia up lagi..

Unknown mengatakan...

Akhirnya update lagi,yeyy

Ainz mengatakan...

Apakah mimin akan lanjut ????

pembaca mengatakan...

Min ini web masih hidup dan akan terus lanjut ga?

Unknown mengatakan...

Kapan updet lagi bos

Nuzumaki mengatakan...

Di tunggu lanjutannya min

It Shin mengatakan...

Semangat min buat translate ny, ditunggu kelanjutan nya min

Esa mengatakan...

Apakah ini update terbaru? Saya lama tidak berkunjung. Btw terimakasih atas semua staff, admin dan translator yg bekerja demi para reader seperti kami 🙏

Anonim mengatakan...

Akhirnyaa update juga...Lama banget sibuk nya si admin sampe tahunan.

Dhibags mengatakan...

Semangat min,

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Unknown mengatakan...

Terima kasih, aq br ngikuti blog ini
Aq baca dr awal berhari2 siang dn malam g kelar2

Fandy mengatakan...

Akhirnya min. Makasih min. Lnjut kira kn ttp setia di sni. Lnjut terus mib

D mengatakan...

Lanjut Min

John mengatakan...

Lanjut pak..

John mengatakan...

Masih yg terbaik dlm translate , krna saya jg ngetranslate tp kek masih kurang ... Mkasih .

Anonim mengatakan...

Semangatt minnn ������������

Unknown mengatakan...

Menarikk

bull mengatakan...

Ajee Gilaaa

Unknown mengatakan...

ai lop yu min muakachih.....

Kuhaku mengatakan...

Jaldabouth adalah demiurge, demiurge adalah bawahan ainz, momon dn ainz juga orang yg sama, wkwkwk gimana ya kalo mereka tahu akan hal ini

Anonim mengatakan...

Aku bertanya2, knp opsi untuk meminta bantuan slane theocracy tidak di sematkan? Seakan di paksakan bahwa slane theocracy akan menjadi lawan terakhir. Padahal secara ideology mereka sama2 membenci non human

D mengatakan...

Iya, kenapa ya? Sepertinya ada yg terlupakan... Apakah hanya kita berdua yg tidak mengerti hal ini?