Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

22 April, 2016

Overlord - Vol 7 - Chapter 3 Part 1

The Large Tomb - Makam Besar

Part 1


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
Tim Worker yang dipimpin oleh Parupatra, "Green Leaf", berangkat mereka yang terperangkap dalam harapan dan kegembiraan lalu melihat ke arah sekeliling dari atas tangga masuk makam utama.

Seakan semuanya yang ada di dalam makam sudah ditutupi oleh salju musim dingin, tidak ada apapun yang hidup dan semuanya terlihat seakan telah mati. Hanya ada keheningan dan cahaya bintang. Tim tersebut bertanya kepadanya ketika mereka selesai mendaki tangga.

"Tetua, bukankah ini adalah buang-buang kesempatan? Kita bisa saja pergi menyerahkan pencarian di permukaan kepada tim lain."

"Memang benar. tak perduli tim manapun... kecuali si brengsek itu, seharusnya tidak banyak perbedaan dalam kemampuan. Apapun yang kita lakukan, 'Heavy Masher' atau 'Foresight' juga bisa melakukannya."

"Lalu..."

Parupatra menyela rekannya lalu melanjutkan.

"namun bukankah kita akan mendapatkan hak untuk menjadi pencari pertama besoknya? Kita tidak akan terlalu banyak melewatkan. Ditambah, esok harinya, pencarian di dalam seharusnya sudah selesai. Tim terakhir yang pergi ke dalam akan melewatkan semua hartanya, dan skenario terburuk, terperangkap di markas dengan tugas sebagai penjaga."

"Ah-ha...."

"Terlalu beresiko menjadi yang pertama pergi ke dalam lokasi yang tidak dikenal. Mereka akan menjadi burung-burung kenari kecil kita. Aku berharap mereka kembali dengan selamat."


Parupatra berputar dengan mata yang dingin. Tatapannya terpaku kepada tempat dimana para worker yang masuk ke makam berada. Expresinya yang tulus menghina tidak cocok dengan pria periang dan halus yang memiliki julukan 'Tetua'. Mereka yang tidak banyak mengenalnya akan terkejut, namun rekan-rekannya tahu.

Pak tua yang bernama Parupatra adalah orang yang sangat berhati-hati. Dia adalah seorang pria yang akan memeriksa sebuah jembatan dua kali sebelum menyeberanginya. Itulah cara dia berhasil selamat sebagai seorang petualang dalam waktu yang lama, dan dia bahkan pernah menewaskan seekor naga sekali. Sebaliknya, dia juga melewatkan banyak kesempatan karena sikap hati-hatinya. Namun, karena dia tak pernah kehilangan satu orangpun rekan sejauh ini, yang hanya bisa dilakukan oleh rekan-rekannya adalah mempercayai keputusannya.

Meskipun kehidupan adalah harta yang paling berharga bagi mereka semua, masih ada sedikit penyesalan menggantung yang mungkin mereka lewatkan pada harta jarahan.

"Ini adalah peluang untuk menemukan item-item yang benar-benar luar biasa. Bukankah itu layak dengan resikonya?"

"Kamu tidak salah, namun coba perhatikan makam ini. Bukankah kamu pikir ini terlalu bersih? Jika ada sesuatu yang membersihkan tempat ini, seorang monser mungkin akan muncul untuk mengucapkan halo. Sebaiknya biarkan saja tim lain yang mencari tahu monster macam apa disana. Secara pribadi. Aku benar-benar tidak senang dengan pekerjaan seperti ini. Terlalu banyak hal yang tidak diketahui."

Seorang rekan setim dengan hati-hati merespon protes Parupatra.

"Namun anda mengambilnya juga."

"Itu karena tim lain juga mengambilnya. Di dalam skenario terburuk, kita akan meninggalkan mereka sebagai umpan saat kita kabur."

Tim itu turun dari tangga.

"Apakah itu alasannya mengapa anda menyarankan untuk memeriksa permukaan? Agar kita bisa kabur jika kita mendengarkan teriakan mereka?"

"Itu juga. Namun aku berpikir ini sebagai sebuah perjudian....Seperti yang kamu bilang, kita mungkin akan melewatkan barang jarahannya. Jika kita memiliki informasi lebih banyak, maka akan lebih aman, namun kita tidak tahu jika keuntungannya akan lebih berat dari resikonya. Jika kamu benar, aku minta maaf."

"Jangan khawatir dengan hal itu, tetua. Kami semua mempercayaimu. Lagipula, dalam banyak kasus, anda memang benar."

"Ditambah, meskipun jika kita melewatkan hari ini, kita bisa menemukan pekerjaan lain untuk menghasilkan uang. Anda bilang sendiri, selama kita masih hidup, kesempatan untuk mencari uang akan selalu ada disana. Jadi tidak perlu menyelam ke dalam dengan ceroboh."

"Kangennya. Itu adalah dari saat kita masih muda."

"Haha, anda yakin anda sudah tidak muda?"

"Jangan bercanda seperti itu, tetua. Anda seharusnya tidak berkata seperti itu."
Tim itu menuju salah satu ruang bawah tanah kecil dengan senyum pahit.

"Namun seharusnya aku mendiskusikan hal ini dengan kalian sebelum membuat sebuah keputusan. Aku minta maaf sudah begitu saja memutuskannya sendiri."
"Yah, anda tidak bisa menahannya dalam situasi itu. Ditambah lagi, tetua adalah pimpinan pilihan kami. Jika pimpinan kami yang terpercaya memutuskan begitu, kami akan mengikuti."

"...Meskipun kalian terlihat tidak terlalu senang. Mengapa semuanya tersenyum pahit? Yah, bagaimanapun, mari kita selesaikan survei ini secepatnya dan jika ada waktu yang tersisa, mari kita minta sparring dengan Momon sekali lagi. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi kalian juga. Jadi bagaimana?"

"Aku jelas sekali ingat kalian berdua melakukan sparring. Memang benar, itu adalah sebuah duel yang cocok dengan seorang petualang adamantite."

"...Bahkan diantara para petualang adamantite, ada banyak macam orang. Sekarang ini, 'Eight Ripples'  di dalam Empire bukan kelompok petualang adamantite yang sesungguhnya. Seseorang seperti Momon adalah petualang adamantite yang benar. Seorang pria yang berhasil mendapatkan sesuatu yang tak pernah bisa kudapatkan."

"Tetua..."

"Tentu saja. Jadi kalian seharusnya bertanya kepadanya untuk memeriksa teknik berpedang kalian. Jika kalian memiliki untuk tetap bertualang setelah aku mati, pengalaman semacam itu akan terbukti sangat berharga di masa depan."

"Aku tidak bisa membayangkan tetua mati. Mungkin akan ada pensiun yang enak."

"Benar. Tetua mungkin akan hidup lama seperti Paradyne."

"Time yang sangat bagus."

Suara seorang wanita muncul begitu saja. Satu-satunya wanita yang bersama mereka adalah dua orang dari 'Foresight' milik Hekkeran dan tiga orang elf budak dari 'Tenmu' milik Eruya. Namun suara itu berbeda dari mereka semua.

Semuanya menoleh dengan senjata bersiap.

Beberapa wanita berdiri di atas tangga mausoleum yang baru saja mereka turuni. Ada lima orang. Mereka memang sangat cantik, namun juga itulah yang membuatnya sangat aneh.

Semuanya memakai pakaian maid, namun pakaian mereka tidak seperti pakaian maid yang pernah mereka lihat sebelumnya. Pakaian itu memiliki kilau metalik dari logam, seperti armor.

"Siapa... kalian? Aku tak pernah melihat kalian sebelumnya...Hmmm, apakah ada terowongan rahasia seperti yang kuduga?"
"Wanita? Mereka memiliki paras yang sama cantiknya dengan The Beauty dari 'Darkness' .... Mereka tidak terlihat seperti orang biasa."

"Mereka tidak terlihat seperti musuh... namun, tidak terlihat seperti orang-orang yang dipekerjakan oleh yang mempekerjakan kita.."

"Apa yang harus kita lakukan, tetua?"

Rekanya bertanya kepada Parupatra sambil mengawasi wanita itu. Bernegosiasi dengan mereka adalah pilihan terbaik, namun tidak mungkin akan berakhir manis.

"Kita memiliki jumlah yang sama... mungkin bisa setara?"

Kekuatan lawan pasti setara atau sedikit di atas mereka. Alasan mengapa mereka tidak menyerang ketika semua worker berkumpul pasti karena mereka tidak cukup kuat untuk menangani semua orang sekaligus atau karena mereka mengira mungkin itu adalah sebuah jebakan. Alasan mengapa akhirnya mereka menampakkan wajah pasti karena mereka percaya diri mereka bisa menang melawan kelompok Parupatra.

Parupatra berkeringat semakin sedikit ketika sudah semakin tua sekarang ini, tangannya yang sedang memegang tombak juga basah.

"Meskipun begitu, meletakkan maid di dalam makam... Seseorang pasti punya selera yang perlu dipertanyakan."

Di dalam sekejap, rekan yang baru saja bercanda itu langsung gemetaran, wajahnya pucat dan alisnya dipenuhi keringat.

Parupatra juga merasakan hawa dingin yang tiba-tiba datang kepadanya, namun alasan dia merinding di sekujur tubuh bukan karena suhu udaranya.

Dinginnya mata dari para maid itu yang berbaris lurus di atas tangga benar-benar jelas terlihat di bawah cahaya rembulan. Hampir seakan mata mereka berkilauan.

"buNUH meREkA."

"...Mereka harus mati."

"Mereka tidak layak mati dengan cepat. Mereka harus menderita hebat sebelum mati."

Sebuah aura nafsu membunuh bergulung di sekitar para maid. Pusaran emosinya sangat kuat, membuat seseorang penasaran apakah dunia mungkin akan ambruk di sekitar mereka.

"Tunggu dulu."
Maid yang kelihatannya seperti yang bertanggung jawab bertepuk tangan lirih.

"Kita diperintahkan untuk tidak membiarkan satupun kembali hidup-hidup, jadi membunuh mereka adalah sebuah hadiah. Namun senang rasanya melihat semua orang bersikap antusias dengan itu."

Klak. Suara metalik terdengar dari tangga, yang kelihatannya terbuat dari marmer. Itu adalah sepatu bertumit tinggi dari para maid tersebut, yang mirip dengan greaves.
TL Note : Greave adalah termasuk dari armor yang melindungi kaki (Mirip Sepatu).

Rekan-rekan Parupatra mundur seakan mereka didorong. Mempertimbangkan lawan mereka yang tidak membawa senjata, mereka pastinya adalah para magic caster. Selain itu, lawan memegang keunggulan tempat yang tinggi. Merekat tidak bisa terus berdiri saja di area yang luas dan terbuka tanpa perlindungan apapun.

Bagi Parupatra dan timnya, memperpendek jarak adalah hal yang menguntungkan. Bagi para maid, itu adalah sebaliknya. Namun mengapa maid-maid itu malahan turun dari tangga? Apakah mereka berencana menggunakan 'Flight' jika situasinya semakin gawat bagi mereka?

Melihat maid-maid itu, yang kelihatannya tanpa emosi seakan mereka memakai topeng-topeng saat dengan angkuhnya turun dari tangga, tim Parupatra berkumpul di belakang perisai dari warrior dan mendiskusikan langkah selanjutnya.

Klak. Membuat suara yang semakin keras, maid-maid itu berhenti separuh tangga.

"Sekarang, aku akan memperkenalkan diriku dulu. Aku adalah sub-leader Pleiades, Yuri Alpha. Kurasa ini akan menjadi pertemuan singkat, namun silahkan berhati-hati. Jika kami memutuskan untuk menghadapimu sendiri, akan cepat selesai, namun kerana situasi tertentu, kami tidak bisa menghadapimu sendiri. Sayang sekali."

Suara yang indah terdengar seperti bunyi bel di tengah angin. Maid-maid yang luar biasa cantik itu tersenyum dipenuhi dengan daya tarik yang bisa membuat pria manapun jatuh cinta dalam sekejap.

Parupatra adalah seorang mantan petualang dan telah melihat banyak hal dalam karirnya sebagai seorang worker. Diantara mereka ada makhluk yang memiliki kecantikan yang jauh melewati manusia biasa, seperti elf. Meskipun begitu, dia tidak pernah melihat wanita secantik ini sebelumnya. Sudah cukup membuat dagu seseorang melongo.

Nada mereka yang sombong dan merasa unggul yang mengalir melalui ucapan mereka hanya bisa dikeluarkan oleh orang-orang yang kuat yang tersembunyi dibalik wajah-wajah cantik itu. Itu adalah sebuah sikap yang tidak cocok dengan para pria yang berkali-kali menerjang bahaya dan percaya diri dengan kemampuan mereka. Itu hampir membuat mereka ingin menasehati maid-maid tersebut.

Namun mempertimbangkan keadaannya, kelihatannya maid-maid itu lebih kuat dan tidak ada yang semangat melawan mereka. Ditambah lagi, salah satu rekan mereka menjadi kaku karena nafgsu membunuh dan masih belum sadar menguasai ketakutannya.

Mungkin pilihan terbaik adalah mundur ke arah para petualang - terutama Momon - dan membawa mereka sebagai bala bantuan.

"Kalau begitu aku akan memperkenalkan lawanmu."

Yuri menepuk tangannya. Seakan merespon suara tepukan, yang mengalir sangat jauh, makam itu gemetar.

"Keluarlah, Penjaga Tua Nazarick.
"Apa?"

Bumi membelah di belakang mereka dan beberapa skeleton muncul.

Apakah ini adalah serangan mengepung?! Ap..

Melihat ke atas tangga, maid-maid tersebut sangat bermusuhan, namun tidak terlihat ingin bertarung sendiri. Mereka muncul sebagai penonton. Dia tidak bisa mengabaikan mereka, namun mereka kelihatannya tidak ingin menyerang, seperti yang diumumkan.

Parupatra memutuskan bahwa lawan sebenarnya adalah para skeleton yang ada di belakang dan berputar untuk menghadapi mereka.

Skeleton-skeleton sendiri bukanlah lawan yang sulit. Meskipun ratusan skeleton menyerang tim Parupatra, mereka akan bisa membersihkannya dengan mudah. Dibandingkan dengan itu, delapan skeleton yang muncul dari tanah bukanlah apa-apa.

Namun ada satu masalah.

Rekan-rekan Parupatra menelan ludan dan secara tidak sadar mengambil langkah mundur.

Suasana di sekitar mereka berbeda dengan skeleton biasa. Meskipun equipment mereka berbeda. Mereka memakai pelindung dada yang indah cocok dengan pasukan kerajaan negeri, memegang perisai berbentuk layang-layang dengan sebuam simbol di salah satunya dan berbagai macam senjata di lainnya. Di punggung mereka ada gabungan busur panjang, dan seluruh equipment mereka memilik kilau magic.

Tidak mungkin skeleton-skeleton yang dilengkapi dengan item magic hanyalah skeleton-skeleton biasa.

"Apa itu?"
"Bahkan anda tidak tahu, tetua? Aku tidak yakin... namun mungkin saja sub-spesies dari 'Skeleton Warrior'"

"Sub-spesies? Merekt tidak terlihat seperti 'Red Skeleton Warrior' pula...."

Lawan yang belum pernah dilihat sebelumnya akan selalu memunculkan ketakutan. Terutama jika mereka dilengkapi dengan senjata magic dengan efek spesial.

"-Mempertimbangkan berapa banyak kalian, aku yakin ini adalah jumlah yang cukup. Silahkan berusaha, dan tunjukkan pada kami kalian bisa lari."

"Suatu kebanggaan bisa menghadapi undead seperti ini. Tapi..."

Parupatra berpikir secara obyektif.

Akan sulit jadinya memiliki terlalu banyak undead yang dilengkapi dengan begitu banyak equipment magic. Rencana mereka mungkin yang terkuat dari awal. Jika tidak, mereka akan menunggu semua orang masuk ke dalam dan terpisah.

"-Ini adalah kekuatan utama dari makam ini, ya kan? Apa kalian pikir bisa menghentikan kami dengan hanya ini?"

Ketika Parupatra melihat ke atas, Yuri melihat ke sekeliling seakan-akan terkejut.

Tepat sekali. Mereka sudah memasang jebakan ini sejak mereka bicara dengan kami.

Cara yang paling pintar untuk menggunakan kekuatan utama mereak adalah untuk memisahkan dan mengalahkan. Mempertimbangkan peluang mereka mungkin tidak menghadapi musuh, strategi terbaik adalah untuk menunggu di pintu masuk, dimana semua orang harus melewatinya ketika mereka secara fisik dan mental sudah kelelahan karena mencari-cari di dalam makam.

Rencana lawan juga jelas. Yuri mungkin berkata "Mari kita lihat seberapa jauh kalian bisa lari" untuk menyemangati mereka kabur, agar dia bisa menyerang dari belakang, yang mana adalah posisi yang menguntungkan baginya. Musuh akan perlu bertarung berkali-kali setelah ini, jadi mereka ingin menghemat tenaga mereak sebanyak mungkin. Maka hanya ada satu hal yang harus dilakukan.

"Jika kita mengalahkan semua skeleton disini dan bisa menembusnya, semuanya akan selesai. Apakah aku salah?"

Demi tim-tim yang akan datang di belakang mereka, mereka harus menghancurkan Penjaga tua Nazarick. Mereka mungkin saja rival, namun rekan dalam satu misi masih merupakan rekan. Terlebih lagi, jika pihak lain sudah memprediksi bahwa mereka akan kabur, tetap tinggal dan bertarung akan memiliki setidaknya peluang untuk jatuh ke dalam jebakan. Jika lawan mereka terlalu kuat, mereka masih memiliki pilihan untuk memanggil Momon sebagai usaha terakhir.

"Tidak kukira malahan kita yang menjadi burung-burung kenari... Bagaimana harus kukatakan, membuat kepala sakit. Tapi apakah kalian berpikir mereka hanya itu?"

"Sulit dibayangkan ada lebih banyak lagi undead bersenjata dengan equipment semacam itu berkeliaran."

"Ini adalah tempat yang harus ditembus oleh penyusup manapun. Secara taktik, memang wajar menempatkan pasukan terkuat disini. Mereka tahua betul tempat ini daripada kita, dan aku ragu mereka akan membuat kesalahan membagi kekuatan mereka terlalu banyak."

"...Tidak, pasti ada lebih banyak lagi di dalam makam itu sendiri. Namun yang ada disana mungkin adalan undead dengan kelas yang lebih rendah."

"Tetua... Ayo lari. Mereka berbahaya. Benar-benar berbahaya."

"Rute kabur kita sudah ditutup saat mereka mengepung kita. Meskipun jika kita terbang, kita mungkin akan ditembak jatuh dengan panah. Kita harus bertahan disini! Tidak ada cara lain selain mengalahkan mereka secara langsung!"
Di tengah-tengah teriakan Parupatra, sebuah suara, sebagian terkejut dan sebagian merendahkan, datang dari atas.

"Yah, kurasa ada cara itu untuk menembusnya. Kami akan menyemangati kalian, jadi silahkan mulai."

Saat ucapan itu semakin hilang, Penjaga Tua Nazarick mulai maju.

Yuri dan kawan-kawannya mengeluarkan wajah bingung saat mereka 'menyemangati mereka'. Mereka tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dengan situasi yang tidak terduga yang muncul. Mereka tidak mengantisipasi hal ini sama sekali.

"Hey, apakah mereka sungguh-sungguh?"

"...Tidak diduga."

"Cocytus-sama juga terkejut."

"JIka teRUs sePERti InI...tiDAk aKAn BERgeraK seSUAI reNCAna"

Sebuah palu terayun di udara ketika Yuri dan rekan-rekannya melihat.

"Kelihatannya mereka tidak akan berhasil. Dia akan mati!"

Saat Lupusregina bicara, seorang pria menerima serangan di dada dan jatuh.

Suara logam yang remuk dan suara dari suatu benda yang berat jatuh bisa terdengar dengan jelas di tengah-tengah pertempuran sengit.

Korban pertama adalah warrior manusia. Penjaga Tua Nazarick yang memegang sebuah palu dengan ditambahkan 'Lightning' bahkan tidak merayakan keberhasilannya dalam membunuh dan hanya bergerak mencari target selanjutnya.

"Cleric-san~ Jika kamu menyembuhkannya dengan cukup cepat, dia tidak akan mati."

CZ menggelengkan kepalanya ke arah Yuri yang terdengar sedikit khawatir.

"...Tidak ada gunanya. Langsung mati. Dan juga, formasi itu sudah runtuh karenanya."

Dua Penjaga Tua Nazarick yang merupakan warrior yang menahan diri akhirnya maju, dengan satu menuju ke arah cleric dan yang lainnya bergerak ke arah belakang formasi. Cleric tersebut sedang bertarung melawan dua orang dari awal, dan sekarang dia harus melawan satu lagi. Dia tidak lagi memiliki ruang untuk menggunakan magicnya. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah mencoba menghindari serangan yang datang dari tiga arah.

Bahkan Parupatra, yang melakukannya dengan baik sendirian, sedang melawan tiga musuh dan tidak bisa menolong yang lainnya.

"Rogue itu tidak memiliki kekuatan api. Bukankah mereka memiliki semacam kartu as di kantung belakangnya?"

Sekarang rogue yang harus melawan sambil melindungi magic caster harus menerima seorang lawan lagi dan dia harus menghadapi dua musuh. Senjata rogue yang ringan tidak mampu memberikan pukulan telak terhadap Penjaga Tua Nazarick - seorang lawan yang tertutup dengan armor berat dan seorang undead, yang tidak memiliki titik kelemahan secara khusus. Dia mencoba menghindar dengan tubuh yang lincah, namun melawan tiga undead yang tanpa lelah, perlawanannya menjadi percuma.

"Dia sedang melihat ke arah sini dengan ekpresi yang sesedih itu~"

"Haruskah kita melambaikan tangan kepadanya?"

"seGItu SEhaRUsNYa tiDAk ApA."

"Jika tidak apa~!"

Lupusregina melambaikan tangannya ke arah Parupatra dengan senyum antusias.

"...Serangan langsung."

"Itu karena Lupu mengalihkan perhatiannya."

"Fuuee~ Kalau begitu itu salahku?"

"...Ya. Salahmu. Tapi memberi semangat kepada mereka memang bagus..... Ayo Tim."

"Ya, aku harap mereka bertarung sama antusiasnya."

Setiap maid mengangguk dengan kalimat Yuri.

Di dalam pertempuran dengan tim worker Parupatra, Penjaga Tua Nazarick benar-benar mengungguli pertarungan dari awal. Yuri dan para maid hampir merasa simpati untuk para worker sambil menonton sebuah permainan yang hanya bisa disebut sebagai pembantaian satu sisi.

Sebelum pertempuran dimulai, mereka mencibir kesombongan yang tidak berguna dari para worker, namun setelah melihat pertempuran yang membosankan, mereka hanya bisa menekan rasa ingin menguap dan mulai menyemangati tim Parupatra.

"Jika memang satu sisi begini, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dikatakan."

"...Tak punya kartu as tersembunyi?"

"Bukankah mereka mencoba menggunakan magic summoning sebelumnya?"

"Tingkat yang ke 3?"

"Bukankah itu terlalu lemah dianggap sebagai kartu as? Namun mencoba membuat sebuah dinding dengan monster-monster yang disummon adalah ide yang bagus."

"Aku setuju! Jika mereka tidak terus-terusan mendapat serangan, mereka mungkin memiliki waktu untuk mengatur strategi dan membangung formasi~"

"NamUN menCOBA meNGGUnaKAn FliGHt buKANlah iDE yaNG BAguS SEperTI kaTA si PAk tUA."

"Tidak yakin apakah dia mencoba untuk kabur atau hanya berencana untuk merapalkan mantra dari udara..."

"...Target prioritas. Tidak dilakukan sama sekali."

Magic Caster misterius sudah mendapatkan luka kritis dan roboh. Jika seseorang masih bebas, mereka akan menggunakan entah magic healing atau sebuah potion untuk membuat magic caster kembali ke dalam formasi, namun setiap orang terlalu sibuk. Sebagai hasilnya, satu-satunya yang bisa dilakuakan oleh si Rogue adalah melindunginya terhadap pukulan penghabisan.

"Tapi mengapa mereka berpikir bahwa hanya ada sebanyak itu Penjaga Tua Nazaricknya?"

Itu adalah sebuah misteri.

Apakah mereka berpikir semuanya dengan cara yang menguntungkan bagi mereka? Bukan karena mereka bodoh. Mungkin adalah metode melindungi diri dari beberapa manusia untuk mengumpulkan keberanian dan mencegah dirinya jatuh dalam keputusasaan.

"Kelihatannya tidak ada harapan."

"Kelihatannya begitu. Kelihatannya akan segera berakhir."

"StrATEgi laIN sePERti BERtahaN hiNGGa peNCUri-peNCUri laIN KemBaLI MUngKIn juGA baGUs."

Semuanya melihat ke arah Entoma dengan ekspresi dingin.

"Mengapa kamu berpikir mereka bisa kembali?"

"...Salah mereka sendiri."

"Terlalu sulit bagi mereka mencoba pergi dari Great Tomb of Nazarick."

Suara yang dipenuhi luka dan sesuatu yang roboh terdengar keras. Maid-maid petarung melihat ke arah sumber suara dan berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan kekecewaan.

"aH si roGUe juGA RoBOh."

"Kelihatannya akan segera berakhir~"

"Kita seharusnya membiarkan mereka memohon ampun nyawa mereka di tangga..."

"Tapi mereka benar-benar sangat percaya diri. Aku kira mereka punya senjata rahasia."

Tidak yakin jika si rogue menyemprotkannya, namun bau darah segar tajam tercium hingga ke tempat para maid berdiri.

"baUNyA haRUm..."

Yuri menghentikannya.

Perintah dari master adalah untuk mengambil mayat-mayat itu tanpa boleh ada yang terpotong, hidup atau mati. Mereka tidak bisa melakukan sesuatu yang sekurang ajar memberikan mayat itu setelah para serangga sudah mencicipinya.

"DaGInG seGAr.."

"Aku akan meminta kepada Ainz-sama nanti, jadi sabar saja sekarang."

"Tapi bukankah kita nanti akan mendapatkan masalah? Pada dasarnya ini adalah tes untuk melihat seberapa efektifnya mereka dalam memusnahkan yang mencoba kabur."

"Kelihatannya memang begitu! Itulah kenapa banyak undead yang kuat sedang bersembunyi di dinding."

"KeliHATAnnYA CoCYtUs-sAma mEmPErhITunGKan baHWa diA aKAn meNAngKAp meREka DEngAN muDaH."

"...Menyerang langsung. Tidak diduga."

"Itulah yang terjadi ketika kamu tidak menganalisa kekuatan lawanmu dengan benar. Sedangkan untuk satu orang yang masih hidup, mari kita sembuhkan mereka dan kiri ke ruang interogasi. Untuk yang sudah mati.. mari kita laporkan ke Ainz-sama."

Dengan begitu, Parupatra dan timnya hilang dari dunia malam itu.

20 komentar:

  1. Matilah kalian semua hahahahahaha
    Semeg banget liat mereka dibantai

    BalasHapus
  2. Njir wkkakaka....
    Gw heran ama penulisya nyeritain sisi terus di bantai wkkakaakak godd lha

    BalasHapus
  3. Rip worked :v salah sendiri ngeremehin dasar coeg.

    BalasHapus
  4. semoga tim Arche tidak seperti ini, tadi tim mereka hanya beruntung :)

    BalasHapus
  5. Kasihan, smoga gadis kecil rambut pirang g mati, namanya lupa lg ^_^

    BalasHapus
  6. Baca di bagian entoma kayak baca sms alay jaman dulu

    BalasHapus
  7. WKwkwk anjir sms anak alay 😂 Entoma anak gahol..

    BalasHapus
  8. selamat tinggal para worker...

    BalasHapus
  9. Pisikopat min entoman

    BalasHapus
  10. Knp y gw ngerasain nostalgia sm klakuan POP... mirip sm klakuan anak SD lgi adu semut ..

    BalasHapus
  11. Oleh lama nunggu anime nya, langsung baca LN nya ae :V

    BalasHapus
  12. Gak imba gimana coba pertahanan nazarrick itu worker setara ama mirthiyl atau oriarclum dan mereka dihabisin oleh skeleton yg respawn otomatis setelah hancur belum lagi jumlahnya ada ratusan apalagi skeleton lemah yg jumlahnya ribuan juga respawn secara otomatis (digunakan ketika penaklukan lizard men)

    BalasHapus
  13. Belum ada 2 bulan dh sampe volume 7 aja gua,wkwk

    BalasHapus
  14. IKaN KakAP kUAh KUniNg enAK rAsaNYa CAmpUr MaKAn bARenG nASi HaNGat uWWaAhh

    BalasHapus
  15. HmMM BaUu MeMEk

    BalasHapus
  16. IkAN cUCuT maKAN HiU
    Ur SO kyUt I LoVE U

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak! Tanpa ada SARA dan penghinaan.