Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

20 April, 2016

Overlord - Vol 7 - Chapter 2 Part 4

Butterfly Entangled in a Spider's Web - 

Kupu-kupu yang terperangkap di jaring laba-laba

Part 4


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaMausoleum besar terletak di pusat reruntuhan. Patung-patung raksasa dari para warrior yang terlihat seakan mereka hidup suatu saat mengelilingi ruang bawah tanah besar seperti para knight yang menjaga raja mereka. Hekkeran bersembunyidi kaki patung warrior yang mentap ke arah salah satu ruang bawah tanah yang lebih kecil.

Setelah beberapa saat, Hekkeran melihat lima orang yang berlari dari ruang bawah tanah yang lebih kecil. Mereka bergerak cepat namun masih bisa menyembunyikan diri. Hekkeran menatap dengan rasa takut jika ada siapapun yang mungkin mengawasi mereka atau ada kejadian aneh yang terjadi. Akhirnya setelah memastikan kelompok yang datang itu baik-baik saja, Hekkeran menghela nafas lega.

Dia memberikan tanda dengan mengintip dari bayangan patung raksasa dan Greenham bergegas kesana setelah melihatnya.
"Kamu benar-benar telat Greenham."
"Terima kasih sudah menunggu kami selama ini."

"Kita tidak memutuskan waktu bertemu jadi masih tidak apa. Sebagai gantinya, mari kita rubah lokasi lalu memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya."
Hekkeran merunduk dan memimpin jalan dengan hati-hati.

Beberapa langkah kemudian, Greenham bertanya.

"Hanya ingin tanya, apakah timmu menemukan harta karun?"


Tak mampu menyembunyikan kegembiraannya karena teringat bagaimana rasanya, mulut Hekkeran tersenyum dan berkata:

"Tentu saja, Banyak sekali. Tetua juga mengatakan hal yang sama."
"Kamu juga, huh. Datang ke makam ini adalah gerakan yang benar."
"Memang benar. Aku bersyukur kepada pria hebat yang dikuburkan disini."

"Hmm. Mungkin memang benar, namun karena kita sudah menemukan banyak sekali harta karun, bukan kita seharusnya mempertimbangkan kemungkinan bahwa mungkin saja tidak ada apapun di tempat master dari makam ini dikuburkan??"

"Yah, aku bertaruh pasti ada lebih banyak lagi."

"Hmm- berapa banyak yang kamu pertaruhkan?"

"Banyak. Aku akan menemukannya lebih banyak lagi dan aku bisa mendapatkan jumlah yang pantas untukmu juga. Ini yang terbaik. Ah, masalahnya adalah kita berdua akan mempertaruhkan hal yang sama."

Dua pria itu tidak membuat suara saat sudut mulut mereka menyungging senyum.
"Memang benar. Ngomong-ngomong, apa itu?"

Di depan Greenham, di samping kaki dari patung raksasa, ada sesuatu seperti sebuah tablet batu.

"Itu?"

Hekkeran tidak berhenti, sambil memberikan jawabannya kepada Greenham. Kalimat yang tertulis di tablet itu adalah sesuatu yang pertama kali dari tiga tim yang tiba sebelumnya tak pernah lihat sebelum ini. Mereka menggantungkan harapan kecil jika tim Greenham mungkin tahu tentang hal itu.

"Sesuatu seperti tablet batu, terukir dengan mungkin saja kalimat."
"Terukir dengan mungkin saja kalimat? Mengapa kamu merasa samar dengan hal ini?"

"Itu adalah bahasa yang tidak dikenal. Bukan bahasa negeri dari Kingdom ataupun Empire, atau bahkan bahasa kuno di sekitar daerah sini. Mungkin saja bukan bahasa manusia juga. Tapi aku bisa membaca angka 2.0 ini."

"Angka? Jika dipikir-pikir dengan pikiran wajar, seharusnya itu adalah tahun pembangunan tempat ini. Tapi angkanya terlalu kecil."

"Arche berpikir mungkin itu adalah sebuah kata kunci untuk sesuatu di reruntuhan... Yah, mari kita ingat-ingat saja."

"Benar, kita lakukan itu."
Setelah melewati patung-patung raksasa dan memanjat platform miring yang panjang dan sempit dibentuk oleh peti batu, apa yang mereka lihat adalah sebuah pintu masuk terbuka.

"Bau kematian."

"Ahhh. Memang benar. Aku sering menciumnya dari kabut tebal di dataran Katze."

Greenham setuju dengan suara lembut dengan Hekkeran.

Memang bukan bau memuakkan yang kuat, namun bau dari undead yang ditemani oleh hawa dingin ditemukan di dalam makam.

Ini mungkin makam yang indah, namun pasti ada undead disini.

Kelompok itu memperkuat diri dan melihat ruang yang luas di dalam ketika mereka masuk. Banyak platform batu yang ditempatkan di kiri dan kanan, di sisi lain ada tangga yang menuju ke bawah. Pintu yang menuju ke bawah terbuka lebar dan sebuah suasana yang tidak mengenakkan mengalir keluar dari dalam.

"Sebelah sini."

Dengan Hekkeran memimpin jalan, Greenham dan yang lainnya menuruni tangga.

Di bagian bawah dari tangga ada sebuah ruang pemakaman dengan sebuah pintu di sisi lain. Selain itu, tak ada pintu lain yang terlihat.

Memang lebih sempit dari ruang bawah tanah di atas, namun ada banyak ruang kosong. Tim 'Foresight' Hekkeran, 'Tenmu' Eruya dan tim Parupatra semuanya disini.

"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Rencana kita adalah menyebar dan mengumpulkan informasi. Ada ide baru setelah memeriksa ruang-ruang bawah tanah?"

Setelah berbicara, Hekkeran menatap semua orang yang berkumpul.
Kelihatannya tidak ada lagi ide baru. Apakah itu adalah kerakusan yang berkilauan dari mereka ataukah hanya pantulan dari cahaya? Tidak jelas, namun mata semua orang memang bersemangat. Semuanya terlihat dipenuhi dengan kegembiraan dan tidak bisa menunggu lagi untuk pergi ke dalam pemakaman.

"Sebuah saran. Timku akan memeriksa pintu-pintu tersembunyi dan mencari di luar."

Itu adalah kaliat dari pimpinan mereka, namun anggotanya terlihat tidak senang dengan hal itu. Dikarenakan harta karun yang mereka lihat. Mereka tidak bisa setuju meskipun itu adalah pendapat dari pemimpin mereka yang berpengalaman baik. Mereka mungkin membayangkan sebuah gunung harta terbang lari dari mata mereka.

"Bagaimana menurutmu? Kita memang telah memeriksa permukaan, namun kita belum teliti melakukannya. Ada kemungkinan bahwa salah satu ruang bawah tanah yang lebih kecil memiliki lorong rahasia di dalam, ya kan? Bukankah sisa dari makam itu layak untuk di survei?"
"Elder ada benarnya. Aku dengar bahkan reruntuhan Sasasharu, yang dinyanyikan oleh para bard setiap saat, memiliki lorong rahasia yang langsung menuju pusat dari reruntuhan hanya satu langkah dari pintu masuk."

"A, Greenham. Kami sudah memeriksa semuanya hingga ruangan ini, namun tidak menemukan lorong rahasia apapun."
"Itulah kenapa aku menawarkan diri untuk melakukan ini. Sebagai kompensasinya timku mengambil pekerjaan yang lebih rendah ini, bagaimana kalau memberiku bagian dari barang-barang yang kalian temuka di lantai ini. Yup, bagaimana kalau sepuluh persen dari masing-masing tim? Dan besok, biarkan timku menjadi yang pertama memeriksa lantai di bawah yang satu ini?"

"Aku tidak keberatan dengan penawaran ini."

Yang pertama berbicara adalah Greenham. Hekkeran setuju beberapa saat kemudian.

"Bagus, kita semua setuju kalau begitu! Bagaimana denganmu Uzruth?"

"Aku tidak nyaman dengan hal itu, namun karena hanya sepuluh persen, ya sudah."
Tetua hanya tersenyum dengan suara sinis. Pada akhirnya, Eruya lah yang membuat ekspresi senyum pahit setelah sikap palsunya gagal mengumpulkan respon apapun.

"Ah, Tetua. Bisakah aku meminta anda bantuan karena anda akan melewati jalan itu. Kami menemukan sebuah bendera dengan benang emas di dalam ruang bawah tanah yang kami periksa, tapi kelihatannya terlalu susah untuk membawanya berkeliling. Bisakah kami menyusahkan anda untuk mengambilnya?"

"Aku setuju dengan Hekkeran. Mungkin akan menjengkelkan, namun bisakah anda membantu?"

"Kalau begitu, ambil milikku juga."

ERuya memberikan isyarat dengan dagunya ke salah satu elf, dan dia mengeluarkan sebuah kain yang lebar dan diletakkan di tanah, sambil mengerang karena beratnya.

"Aku mengrti. Selain dari ini, apakah ada apapun yang kalian inginkan dariku untuk dijaga atau dibawa kembali?"

Tidak ada jawaban atas pertanyaan Parupatra.

"Baiklah! Seperti yang aku tawarkan tadi, timku akan memeriksa di atas. Hati-hatilah. Tidak apa jika kalian nantinya meninggalkan barang berharga untukku."

"Haha, kami bisa menyisakan sepasang monster untukmu, namun tidak akan ada satupun koin yang tersisa untukmu."

Setelah satu putaran tawa, Hekkeran bertanya kepada yang lainnya: "Mari kita pergi?"

Semuanya langsung setuu. Mereka mengambil satu langkah maju. Dengan mata mereka yang berkilauan dengan kerakusan dan antisipasi, mereka mengambil langkah pertama mereka ke dalam reruntuhan yang tidak diketahui - Makam bawah tanah yang besar.

Pintu pun terbuka dan hanya ada satu jalan yang menuju masuk semakin dalam. Seperti yang mereka duga, jalan itu dijaga tetap bersih dan rapi.

Hal-hal seperti karat dan lumut tidak ditemukan di lorong batu, ada beberapa lekukan di dinding dimana figur dengan bentuk manusia, yang dibungkus dengan pakaian untuk penguburan, diletakkan. Tidak ada satupun bau yang unik dari mayat disini. Malahan, ada udara dinding dan bau undead.

Ada cahaya putih kebiruan yang berkelap-kelip di atap dengan jarak yang tetap pada masing-masing. Namun, karena jarak diantara mereka agak lebar, ada semacam kegelapan di sepanjang jalan. Cahaya tersebut membuat mereka bisa bergerak bebas, namun cukup redup sehingga mereka bisa luput dari sesuatu. Bahaya rasanya jika mereka tidak memiliki sumber cahaya alternatif.

"-Rob. Apakah ada reaksi undead apapund dari mayat itu?"

"Tidak, tidak ada."

Arche berterima kasih kepada Rob dan berjalan ke arah mayat di dalam kantung mayat, membukanya dengan pisau. Setelah melihat tindakan Arche, tim lain juga mengirimkan satu atau dua anggota untuk menyelidiki mayat yang ada di dalam kantung mayat.

"...Dari tinggi dan besar badannya, kemungkinan ini adalah manusia sangat tinggi. Seorang pria dewasa."

"Dia tidak memakai pakaian, jadi sulit dikenali dari periode waktu yang mana reruntuhan ini."

"Namun reruntuhan ini dipenuhi dengan banyak misteri. Arsitektur, metode penguburan dan periode waktu semuanya tidak dikenal. Mungkin sekitar enam ratus tahun yang lalu."

"-Jika memang benar, ini akan menjadi temuan sejarah."

Bagi orang yang melakukan penelitian, ini mungkin menjadi topik yang layak didiskusikan, namun mereka disini untuk melakukan pekerjaan.
Setelah menerima tatapan dingin dari Hekkeran dan Greenham, mereka bergegas mengumumkan hasil penyelidikannya "Periode waktu dan latar belakang dari rerunthan ini masih misteri."

"Aku mengerti. Mari kita bergerak? Secara pribadi, aku ingin membunuh beberapa monster."

Setuju dengan Eruya yang tidak puas, kelompok tersebut bergerak maju sebentar lalu berhenti.

Sikap mereka seperti bersiap menghunus senjata.

Suara dari tulang belulang yang berbenturan terdengar di depan.
Karena penerangan dari atap, mereka bisa melihat figur-figur undead di depan.
Setelah memperpendek jarak dan mengetahui lawan-lawannya, para worker bergoyang seakan mereka melihat sesuatu yang menakjubkan dan mendiskusikannya secara lirih.
"Bukankah itu terlalu..."


"Hey, yang benar saja..."

"Eh? Apakah mereka hanya skeleton?"


Saat seseorang akhirnya bicara tanpa pikir panjang nama dari monster tersebut, kelompok itu tidak tahan lagi dan akhirnya tertawa lepas.

"Hey hey hey!! Bukankah mengirim skeleton sia-sia saja? Kita punya banyak orang disini ya kan?"

Penampilan dari monster-monster kerangka terlihat kira-kira sama, jadi sulit dikenali tipe apa mereka.

Namun, mudah saja dinilai mereka adalah skeleton-skeleton biasa dari udara yang dikeluarkannya.

"Meskipun jika mereka hanya pengintai, mereka seharusnya mengirimkan monster-monster yang lebih kuat - Aku tahu! Mungkin memang tidak ada monster yang mengendalikan makam ini, atau mereka terlalu tidak kompeten untuk mengetahui seberapa kuat kita. Atau mereka hanya orang-orang bodoh yang bahkan tidak tahu mereka sudah disusupi!"

Mereka tidak berhenti tertawa.

"Eh, tidak mungkin hanya skeleton. Atau mungkin saja seluruh harta karun di reruntuhan ini ditempatkan di dalam ruang bawah tanah di permukaan?"

"Itu adalah hal yang buruk."

Bagi para worker yang setara dengan para petualang mythril, skeleton-skeleton memang terlalu lemah. Dan para worker bahkan unggul dalam jumlah.

Di depan enam skeleton, mereka saling melihat satu sama lain dan berpikir tentang siapa yang harus pergi menghadapi.
"Aku tidak mau."

Eruya menyatakannya. Mudah sekali memahami apa yang dia rasakan.

"Kalau begitu aku yang akan pergi."

Greenham berkata lalu bergerak maju.
Otak yang lemah dari skeleton terlihat seperti sedang berpikir sesuatu. Mereka mungkin berpikir tentang warrior seorang diri yang luar biasa kuat. Atau mungkin mereka sedang mempertimbangkan hal lain.

Para skeleton menyerang bersama-sama dan-
Mereka dengan mudahnya dihancurkan dengan ayunan perisai dan kapak.

Hanya memakan beberapa detik. Mungkin kurang.
Menghancurkan enam skeleton dan menginjak sisa-sisa mereka, Greenham menghela nafas seakan dia sedang lelah. Itu bukanlah kelelahan akibat pertarungan, namun karena kenyataan bahwa lawan pertama di dalam reruntuhan ini terlalu lemah, undead tingkat terendah skeleton.

"Rapuh sekali, namanya juga skeleton. Mungkin saja memang begitu, namun adalah hal yang bodoh bersikap ceroboh. Tetap hati-hati dengan kemungkinan adanya undead kuat yang mungkin akan muncul dan bergerak maju dengan sangat hati-hati!"

Mereka mengencangkan wajah mereka setelah mendengarkan kalimat dari Greenham lalu bergerak maju- ke arah terdalam dari reruntuhan tersebut. Jantung mereka dipenuhi dengan antisipasi akan adanya harta karun yang tergeletak di depan.

===

"Yare yare, jadi mereka pergi huh."
"Mereka memang pergi. Mereka mungkin saja hanya worker, namun kita sekarang bekerja dalam satu tim, jadi sekarang kita adalah rekan untuk pekerjaan ini. Bagus juga jika mereka kembali dengan selamat... Momon-san, bagaimana menurut anda?"

"-Mereka semua akan mati."

Ainz membalas dengan suara yang dalam, membuat pemimpin dari tim petualang terdiam.

Oh tidak, aku mengatakan apa yang ada di pikiranku dengan keras-

"Eh, oh, maksudku harus bersiap secara mental untuk kemungkinan itu. Yang sedang kita bicarakan ini adalah reruntuhan yang tidak diketahui. Tidak mungkin tahu bahaya apa yang akan dihadapi. Menggenggam harapan yang tinggi hanya akan menghasilkan kekecewaan yang besar."
"Ternyata begitu, jadi memang seperti itu... Maaf sudah membuat anda khawatir."

...Aku hanya mengarang, dan dia setuju denganku? Yah, itu bagus juga untukku. Ketua tim merendahkan kepala seperti ini karena dia berpikir buta bahwa kalimat dari pria dengan peringkat adamantite memang benar.

Usaha Ainz - responnya yang dipenuhi dengan niat baik dan sikap yang ramah ketika perjalanan ke Nazarick akhirnya terbayarkan.

"Jadi seperti yang kita rencanakan, aku akan beristirahat dahulu."

Ainz pergi menuju tempatnya - yang tentu saja berbagi tenda dengan Nabel. Karena memiliki jarak tertentu, beberapa orang bahkan mengasumsikan agar tidak ada orang lain yang mendengar desahan-desahan. Atau lebih tepatnya, itulah apa yang mereka dengar dari ketuanya barusan.

Dibandingkan dengan para worker, dia merasa lebih bersahabat dengan Momon yang juga seorang petualang, dan berbagi informasi yang dia dapatkan dari para worker dengan bebas.

Ainz dan Nabel menutup pintu masuk tenda setelah masuk. Mereka mengintip untuk berjaga-jaga dan kelihatannya tidak ada yang mengawasi mereka. Pada kenyataannya, ada beberapa orang yang memang sengaja menunjukkan tidak peduli.

"...Meskipun mereka bilang ini adalah sarang cinta, tidak menyangkalnya secara langsung mungkin adalah gerakan yang bagus. Mereka tidak curiga apapun meskipun tenda kita agak jauh. mereka tidak peduli dengan tempat ini dan mereka tidak mendekat."

Ada hal buruknya juga, namun keuntungannya melebihi berat dari kerugiannya.

Ainz melepaskan penutup kepalanya dan memperlihatkan wajah tengkoraknya.

"Kalau begitu, Nabe... Tidak, Narberal. Aku akan kembali ke Nazarick dan mengirimkan Pandora's Actor untuk menggantikanku seperti yang direncanakan. Jika ada sesuatu yang terjadi ketika itu, selesaikan sendiri."

"Sesuai perintah anda, Ainz-sama."

"Erm. Hubungi aku jika ada sesuatu."

Ainz melepaskan magic yang menciptakan armor dan pedangnya, lalu beban dari penutup kepala di tangannya menghilang. Perasaan bebas dari melepas armor membuat Ainz mengucapkan "ah" karena lega, meskipun itu tidak sulit baginya. Itu adalah alasan yang sama mengapa dia memutar bahunya yang memang tidak kaku sama sekali. Tindakan ini adalah sisa dari saat dia menjadi manusia.

"...Yare yare."

Sisa emosi manusia memang suatu saat menyusahkan.

Jika dia bisa menangani setiap situasi dengan tenang, keadaannya mungkin berbeda sekarang. Namun, jika dia kehilangan semua sisa emosi manusia miliknya, dia tidak akan mencintai Great Tomb of Nazarick sebesar yang dia lakukan sekarang. Rasa rindu dari manusia Suzuki Satoru kepada teman-temannya mungkin akan menghilang juga.

Sambil tersenyum masam, Ainz merapalkan mantranya. Berpikir tentang sisa dari sifat manusiawinya sudah hilang dari otaknya. Ainz bukanlah orang yang berbakat dan bisa terus fokus terhadap dua atau tiga hal dalam satu waktu. Dia harus melepaskan semuanya dulu ke samping dari apa yang sedang dia pertimbangkan.

Mantranya adalah 'Greater Teleportation'.

Karena dia sedang memakai sebuah cincin, Ainz membuat bisa menembus batas dari Great Tomb of Nazarick, hingga pintu masuk ruang takhta.

"Selamat datang kembali, Ainz-sama."

Beberapa saat kemudian, seorang wanita cantik menyambut kedatangannya.

"Aku pulang. Albedo."

Gadis yang membungkuk dalam-dalam itu mengangkat kepalanya, sebuah senyum yang merekah muncul di wajah cantiknya. Dia melihat luruh kepada Ainz - seakan tidak melihat apapun lainnya.

Ughh...

Melihat pupil-pupil emas yang dipenuhi sinar cinta, Ainz tidak dapat menahan perasaan berdebar di sekujur tubuh. Namun dia tidak bisa mengambil sikap yang tidak layak dengan nama Ainz Ooal Gown, penguasa dari Grand Tomb of Nazarick.

Ainz menekan perasaannya yang melemah sesaat ketika hening, dan pura-pura batuk.

"Seperti yang direncanakan, para penyusup ada disini. Tidak, mungkin mereka sudah di dalam. Bagaimana persiapan untuk menyambut mereka?"

"Persiapannya sudah selesai. Para tamu pasti akan senang."

"Ternyata begitu.. Albedo. Aku menantikan kegembiraan mereka."

Ainz berjalan ke pusat Great Tomb of Nazarick, ruang takhta. Albedo mengikutinya satu langkah di belakang.

Albedo hanya punya satu perintah terhadap penyusup kali ini. Itu adalah untuk melakukan tes praktek untuk penampilan dari sistem pertahanannya.

Dimana tempat untuk meletakkan POP di dalam Nazarick dan kombinasi monster-monster semuanya sudah dilakukan oleh teman-teman guild lamanya, dan pasti dilakukan dengan sangat baik. Namun karena situasi saat ini, sulit untuk berkata bahwa sebuah pengaturan yang lebih baik tidak ada.

Itulah kenapa perlu untuk memeriksa sistem pertahanan. Dan mereka bisa melakukannya sekarang.

"...Para penyusupnya memang rapuh, jadi tentu saja kita tidak bisa menguji apapun. Namun kita berdoa saja bisa mempelajari sesuatu dari hal ini."

"Saya mengerti. Saya janji tidak akan mengecewakan anda, Ainz-sama."

"Bagus. Seperti yang kamu tahu, hindari menggunakan jebakan-jebakan yang memakan biaya seperti menyebarkan gas beracun atau luapan undead yang tiba-tiba, cobalah gunakan POPs dan jebakan-jebakan dengan para budak. Ada masalah?"

Merespon senyum Albedo, Ainz mengangguk.

"Bagus sekali, untuk sementara, mari kita nikmati sendiri. Apa yang dilakukan oleh Guardian Floor yang lain?"

"Ya, saat Ainz-sama kembali, saya sudah memberi perintah kepada mereka untuk berkumpul. Tidak apakah memperbolehkan mereka masuk menurut urutan mereka tiba?"

"Diizinkan. Semakin banyak orang, semakin meriah."

Di depan singgasana yang diduduki oleh Ainz banyak hal yang terliaht seperti layar TV yang melayang di udara. Masing-masing layar tersebut menampilkan bagian yang berbeda dari Nazarick. Albedo yang mengendalikannya menunjukkan Ainz apa yang ingin dia lihat.

Selanjutnya adalah Albedo menunjukkan kendalinya terhadap jaringan pertahanan. Meskipun Ainz tidak yakin perubahan apa antara sekarang dan sebelumnya.

...Untuk memanfaatkan sepenuhnya latihan ini. Aku harus mempelajari sesuatu dari gambar-gambar yang ditampilkan. Jika ada sesi berbagi setelah ini, gawat jadinya.

Ainz adalah penguasa absolut dari Grand Tomb of Nazarick. Bagaimana mungkin pria seperti itu tidak mengerti apapun dari sistem pertahanan dibandingkan bawahannya?

"Untuk jaga-jaga, aku harus bertanya. Tidak ada kemungkinan memicu 'Ariadne', benar kan?"

Ainz membuka konsolnya dan mengendalikan kursor, memeriksa maslaah-masalah sambil bertanya.

"Saya kira tidak ada kemungkinan itu terjadi. Namun, saya ingin memastikan apakah Ariadne akan terpicu jika para penyusup terkunci?"

Ainz teringat dengan Q&A Yggdrasil yang dia baca di masa lalu, tidak, penjelasan catatan update dari para developer.

"Seharusnya tidak ada... seharusnya begitu... Kurasa memang begitu."

Meskipun itu masalahnya di dalam Yggdrasil, tidak ada jaminan jika peraturan ini masih bisa diterapkan di dunia ini. Bahkan keberadaan Ariadne sendiri belum dipastikan.

"Apa yang terjadi jika kita memanipulasi para manusia agar melakukannya sendiri?"

"Mungkin akan ada peluang sistem tersebut tidak aktif, namun mempertimbangkan kerugiannya jika memang begitu saya terlalu takut dan tak pernah mengujinya."

Sistem Ariadne.

Sebuah sistem yang memeriksa validitas dari markas yang diciptakan.

Ada cara sederhana menciptakan benteng yang tak terkalahkan: Dengan menyegel pintu masuk, tak ada yang akan bisa masuk. Hanya dengan memendam seluruh Grand Tomb of Nazarick ke bawah tanah sudah cukup. Namun sebagai sebuah game, ini tidak diperbolehkan.

Agar bisa menghentikan seseorang membuat markas seperti itu, Sistem pengawasan Ariadne muncul.

Harus ada sebuah jalan yang tembus dari pintu masuk ke jantung markas. Hal lain yang diperiksa oleh Ariadne adalah jarak yang bisa dilewati oleh seseorang di dalam, berapa banyak pintu-pintu yang ada dan berbagai peraturan lain berdasarkan konstruksi markas semuanya diatur dengan detil.

Dungeon-dungeon yang melanggar peraturan akan diberi tanda oleh sistem Yggdrasil dan didenda. Dana Guild akan dikurangi perlahan-lahan dengan tingkat rata-rata yang jelas.

Untuk Nazarick, maslah seperti itu sudah diselesaikan oleh lantai 5 dan 6 - Mereka harus membayar banyak untuk bisa memperluas dungeon dan merawatnya.

Ainz mengendalikan salah satu monitor yang menampilkan figur-figur dari para worker.

"Cih! kalau begitu, sudah waktunya mereka muncul. Mereka membuatku menunggu sangat lama."

Ainz merasa tidak senang ketika dia melihat gambaran-gambaran dari bentengyang dia buat dengan rekan-rekannya dikotori oleh kaki-kaki kotor dari para penyusup. Meskipun emosinya akan ditekan jika mencapai tingkat tertentu, namun masih belum menekan kegelisahannya yang membara.

"Albedo. jangan biarkan satu orangpun lepas."

"Tentu saja. Silahkan nikmati menonton nasib dari para pencuri ini yang sudah mengganggu kediaman dari Supreme Being. Dan juga... binatang percobaan yang mana yang harus harus kita pilih untuk melakukan percobaan?"

"Ah, benar. Aku melakukan sparring dengan pak tua ini. Aku melakukan sparring dengan pria ini juga di jalan. Tim ini tidak cocok untuk latihan. Mari kita musnahkan mereka dahulu."

Ainz menunjukk ke arah monitor yang bisa dilihat oleh Albedo dengan jari-jarinya.

19 komentar:

  1. Kurang banyak gan, serasa cepet bacanya taw mang saking menggambarkan @LUR Critanya yh???
    Semangat gan ,,, 2 hri ke depan, kutunggu! FIGHTINGGG!!!

    BalasHapus
  2. aku pulang abledo, yuk kekamar :3 sihir tranformasi menjadi manusia . the end ~

    BalasHapus
  3. Yes 2018 hadir😂😅

    BalasHapus
  4. Ujung2 nya di musnahkan kasian banget..wkkwwk

    BalasHapus
  5. Njirrrr sumpah antara kasihan sama ngakak..kaya tikus aja mereka wkwkwk

    BalasHapus
  6. Hanya Satu Kata Untuk Para Worker"WASSALAM"

    BalasHapus
  7. Ketamakan membawa malapetaka hmmm~

    BalasHapus
  8. Emang selain parupatra, Momon Sparring sama siapa lagi?

    BalasHapus
  9. Satu kata buat para worker ""WASALAM""

    BalasHapus
  10. Selain sama yg paruparta, momon sparring sama siapa lagi ya?

    BalasHapus
  11. Turut berduka cita untuk para worker

    BalasHapus
  12. Turut berduka cita untuk para worker

    BalasHapus
  13. Turut berduka cita untuk para worker

    BalasHapus
  14. Turut berduka cita untuk para worker

    BalasHapus
  15. Turut berduka cita untuk para worker

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak! Tanpa ada SARA dan penghinaan.