Chapter 2 : Mencari Keselamatan
Part 1
Mohon maaf sebelumnya
karena di RL Admin lagi sibuk supaya dapur tetep ngebul sehingga jarang sekali
update Translate Overlord. Mohon dimaklumi. Terima kasih bagi yang telah
menunggu dan masih terus mengunjungi blog ini. Perhatian itu sangat berharga
bagi kami. Oleh karena silahkan dinikmati.
-
Seorang gadis berjalan
di jalanan Kingdom Re-Estize sendirian.
Tak ada sedikitpun
yang menarik dari wajahnya. Tidak ada sedikitpun dari tampangnya yang membuat
orang yang melihatnya, kembali melihatnya lagi untuk yang kedua kali. Namun,
dia masih menarik perhatian, meskipun dalam hal negatif.
Matanya yang seperti
kelereng hitam miring ke atas, memberikan kesan bahwa dia terus menerus
memelototi orang lain, sementara lingkaran hitam di sekitar matanya membuat
orang berpikir dia adalah orang yang sering berteman dengan orang-orang
mencurigakan di gelapnya lorong sempit.
Itu memang berguna
untuk berjalan diantara kerumunan, namun ketika dia tiba di gerbang kota dan
tempat lain semacamnya, dia akan menerima pemeriksaan yang teliti dan intensif
dari otoritas lokal.
Gadis itu, Neia
Baraja, melihat ke arah langit.
Di atasnya, langit telah
tertutupi awan gelap, memberikan kesan bagi yang melihat suasananya sudah
mendekati senja meskipun saat ini masih siang hari.
Pertengahan musim
dingin sudah berlalu, namun musim semi masih jauh.
Neia menghela nafas
lelah, lalu mengatur indra tajam yang diwarisinya dari orang tua dan berjalan
ke arah jalanan yang mengarah ke tempat penginapan yang saat ini dia tinggali.
Alasan mengapa dia
harus sangat berhati-hati meskipun di dalam kota ada karena dia merasakan
sebuah perasaan berbeda yang sangat kuat terhadap dirinya, yang orang luar,
sejak dia memasuki kota ini.
Tentu saja, itu tidak
lebih hanyalah imajinasi gadis tersebut.
Lagipula, ketika dia
memakai jubah dan tudung yang dipakai di atas kepalanya, tidak ada yang tahu
apakah dia orang asing atau bukan. Namun, dia tidak salah dengan beratnya
suasana di sekitar. Dia melihat ke arah orang-orang yang lewat dan melihat wajah
mereka tertunduk dan langkah mereka berat. Seakan-akan mereka tetap menyimpan
kemurungan musim dingin di sekitarnya.
Di dalam situasi yang
biasa, dia mungkin akan berpikir ini dikarenakan oleh cuaca. Namun, dia merasa
bahwa perasaan terjebak – atau mungkin melankoli tak bernama – yang dia rasakan
di sini, di dalam ibukota Kingdom Re-Estize, seharusnya berasal dari sumber
lain.
Mungkin ini dikarenakan kalah dalam peperangan
tidak lama sebelum ini. Tetap saja, dibandingkan dengan orang-orang Holy
Kingdom, mereka kelihatannya seperti gembira.
Meskipun wilayah teluk
sebelah selatan Holy Kingdom relatif aman, wilayah utara sekarang ini pada
dasarnya adalah neraka.
Bagi pasukan
Pembebasan – yang dibentuk dari sisa-sisa dari pasukan Holy Kingdom Utara – dan
baginya, yang datang kemari sebagai seorang anggota delegasi duta besar, berita
seperti itu sedikit menghibur.
Semakin dia memikirkan
hal itu, semakin muram jadinya, lalu Neia menggapai pinggangnya untuk mencari
sang penyelamat. Sensasi dingin dari baja mengalir di tangannya.
Itu adalah pedang yang
sedang dia bawa, dihias dengan simbol Orde Kesatria Holy Kingdom, yang
berfungsi sebagai bukti identitasnya.
Biasanya, sebuah
pedang paladin akan ditambah dengan enchantment (tambahan magic) kecil, tapi
miliknya tidak. Sebab ini adalah sebuah pedang yang diberikan kepada prajurit
trainee.
Hanya saat setelah mereka
telah menyelesaikan masa latihannya dan secara resmi ditahbiskan sebagai
seorang paladin, maka pedang kepercayaannya itu akan ditambah dengan magic
(enchant). Itu adalah salah satu ritual yang termasuk dalam upacara pemberian
mantel seorang paladin. Meskipun pedang itu tidak lebih dari sebilah baja yang
ditajamkan, sampai tiba saatnya secara resmi dia menjadi seorang paladin, pedang
itu masih merupakan sebuah senjata pribadi yang telah menemaninya melalui
latihan dan praktek bertahun-tahun. Tidak ada yang bisa menyalahkannya jika
kebiasaan mengusap pedang itu tercipta ketika dia merasa tidak tenang.
Sensasi baja tersebut
membuat Neia sedikit tenang, dia mengeluarkan nafas seperti asap putih.
Kemudian dia membuka jubah dan mempercepat langkah kakinya.
Kakinya menyeret
setiap kali dia berpikir harus memberikan laporan buruk. Namun, karena dia
tidak menyukai hal semacam itu, membuatnya harus bergerak cepat, agar bisa
segera selesai secepat mungkin.
Akhirnya, penginapan
yang menjadi tujuannya mulai terlihat.
Itu adalah sebuah
penginapan kelas atas, dengan harga setinggi reputasinya. Disebut-sebut sebagai
penginapan lima teratas di dalam Kingdom.
Saat terpikirkan
keadaan tragis tanah kelahirannya, Holy Kingdom utara, mau tak mau dia pun merasa
bersalah karena sudah menikmati kemewahan seperti ini sementara orang-orang di
negerinya menderita. Sebenarnya, pemimpin wanita dari delegasi duta besar ini
menolak untuk tinggal di sini tepat karena keadaan yang seperti ini. Dia merasa
bahwa mereka harus mengurangi pengeluaran di dalam perjalanan ini dan
menggunakan uang sisa itu untuk hal lain.
Namun, pendapatnya itu
ditolak, berkat saran dari asisten pimpinan pria.
“Sebagai wakil Holy Kingdom, jika kita tidak
tinggal di dalam penginapan yang tepat, orang-orang yang melihat kita akan
menganggap Holy Kingdom sudah musnah dari dunia ini. Oleh karena itu, kita
harus tinggal di dalam sebuah penginapan unggul untuk menunjukkan bahwa negeri
kita masih tetap kuat.”
Logika asisten
pimpinan itu tidak terbantahkan. Tak ada orang lain di dalam kelompok ini yang
bisa menyangkalnya. Namun, pimpinan mereka terdorong oleh emosi dan tidak bisa
menerima saran itu, dan dia tetap menolak untuk menyetujuinya. Setelah
kebuntuan yang lama, akhirnya dia bisa dibujuk oleh seluruh anggota lain
delegasi itu untuk memilih penginapan ini walaupun dengan ogah-ogahan.
Namun, semua orang
mengerti kalau mereka tidak bisa lagi membiayai pengeluaran yang tidak perlu.
Agar bisa menjalankan tugas sesegera mungkin, bahkan Neia, seorang squire,
harus ditarik untuk melakukan misi tersebut.
(Catatan : Squire –
Anak-anak dari keluarga bangsawan yang berlatih dalam militer, menjadi pembantu
knight sebelum menjadi knight yang sebenarnya)
Tujuan dari kunjungan
delegasi ini ke Kingdom tidak lain adalah untuk mengamankan bantuan bagi Holy
Kingdom. Oleh karena itu, Neia dan anggota delegasi yang lainnya berlarian
mencoba mengatur pertemuan dengan yang berwenang di dalam Kingdom.
Siapapun bisa membuat
sebuah janji pertemuan, meskipun seorang squire. Tidak ada masalah dengan
pemikiran itu.
Namun, Neia adalah
satu-satunya squire diantara para delegasi. Yang lainnya adalah paladin resmi.
Meskipun dia bisa membuat janji bertemu, apa yang akan pihak lain pikirkan di
masa depan ketika mereka tahu jika yang lainnya dikunjungi oleh para paladin,
tapi mereka hanya ditemui oleh squire biasa?
Pastinya mereka tidak
akan senang. Bahkan Neia pun tahu itu. Namun, meski orang-orang di sekitar
protes, perintah yang diberikan kepadanya tidaklah berubah. Sebagai seorang squire,
hanya sedikit yang bisa dia katakan tentang hal ini. Meskipun begitu, Neia
tidak menyerah.
Jika itu adalah
kegagalan pribadi, dia masih bisa menerimanya. Namun, dengan kegagalan itu akan
membuat Holy Kingdom kehilangan tambahan bantuan dari Kingdom. Neia tidak bisa
begitu saja mengesampingkan jika kemungkinan gagal itu akan membuat lebih
banyak orang-orang di tanah airnya gugur dengan sebuah perkataan sederhana,
“Ya, saya mengerti.”
Namun, kenyataannya
bahwa seorang squire biasa bergegas bertindak tanpa menunggu perintah hanya
membuat pimpinan semakin tidak senang. Kelihatannya dia menganggap semuanya
adalah salah Neia. Untungnya, asisten pimpinan itu berhasil memperbaikinya,
namun pimpinan delegasi itu sekarang memiliki kesan yang buruk terhadap Neia.
Neia dipilih sebagai anggota
kelompok duta besar hanya karena indranya yang tajam, yang bisa memastikan
keselamatan mereka selama perjalanan kemari. Memintanya untuk berkontribusi
pada hal-hal lainnya adalah permintaan yang berlebihan.
Tapi mana mungkin aku bisa berkata seperti itu…
Nei melihat ke langit
dan menghela nafas Haaah. Lalu, dia
melihat kabut putih yang keluar dari mulutnya terbang perlahan di udara kemudian
menghilang. Saat dia memikirkan sambutan yang tidak menyenangkan yang sedang
menunggu di dalam penginapan, perutnya mulai kram.
Bangsawan yang
seharusnya ditemui oleh Neia bukanlah orang yang sangat penting – dia tidak
memiliki pangkat tinggi di dalam Kingdom – jadi tidak mendapatkan janji bertemu
dengannya bukanlah sebuah kerugian besar. Meskipun begitu, pimpinannya itu
pasti akan mengomelinya.
….Biasanya, meskipun kamu ingin bertemu dengan
orang penting sekarang itu juga, mereka masih butuh waktu untuk mengetahui latar
belakangmu. Jadi, waktu yang paling cepat untuk bisa membuat janji bertemu
adalah dalam waktu seminggu.
Yah, setidaknya itu
tidak terdengar seakan dia hanya protes dengan penolakan dari pihak lain.
Menurut instruksi pemimpin kami, kami akan
meninggalkan ibukota kerajaan dalam beberapa hari… pemimpin kami, huh…
Pemimpin mereka
sekarang ini terus uring-uringan. Dia tidak terlihat seperti bisa mengendalikan
emosi dengan benar.
Di masa lalu, dia
tidak seperti itu. Neia tahu. Dia adalah orang yang santai… atau orang yang
masa bodoh, jika seseorang tidak cenderung bersikap sopan. Namun, sejak
peperangan dimana mereka kehilangan Holy Queen, ada sebuah perubahan dramatis
pada kepribadiannya.
“…Sebuah performa yang
tidak memuaskan huh.”
Sebagai seorang squire,
satu-satunya hal yang bisa dia lakukan untuk menghadapi omelan tak beralasan
dari pimpinannya adalah membungkukkan kepala dan menerimanya tanpa berkata
apapapun.
Meskipun begitu, ini
bukanlah apa-apa dibandingkan dengan bagaimana orang-orang di Holy Kingdom yang
sedang berusaha mati-matian. Yang bisa dia lakukan adalah tetap membungkukkan
kepala dan menghadapi badai.
Setelah menguatkan
hati untuk menghadapi keadaan terburuk – atau mungkin dia telah menyerah – Neia
tiba di depan penginapan tersebut.
Dia menghirup nafas
dalam-dalam, melepas tudungnya, lalu mendorong pintu megah penginapan mewah
itu.
Seperti yang diduga
dari penginapan kelas atas, dia tidak langsung tiba di aula, tapi sebuah
ruangan kecil. Kelihatanya itu didesain untuk para tamu yang ingin membersihkan
alas sepatu mereka.
Meskipun begitu,
tempat yang baru saja dia kunjungi adalah distrik kelas atas, seperti
penginapan ini, jalannya sudah dilapisi dengan batu. Meskipun hujan, tidak ada
sesuatu yang harus dia bersihkan.
Karena itu, Neia
langsung membuka pintu yang ada di depannya.
Sebuah hembusan udara
hangat mengalir keluar dan menerpanya.
Penjaga pintu berada
lurus di dapan dari tempat dia memasuki ruangan tersebut, sementara bar ada di
sebelah kanannya, lalu tangga di sebelah kirinya. Ada sofa-sofa yang digunakan
untuk menerima tamu di dekatnya.
Tidak ada kompor untuk
menghangatkan udara di dalam ruangan tersebut. Namun, Adanya perbedaan suhu
meskipun tidak ada kompor tersebut kemungkinan dikarenakan oleh penggunaan item
magic.
Magic Caster di dalam
Holy Kingdom pada umumnya adalah priest, meskipun mereka bisa membuat beberapa
item magic, hanya sedikit sekali yang berguna untuk kegiatan sehari-hari.
Dengan begitu, secara teknologi, Kingdom lebih unggul daripada Holy Kingdom. Jadi,
seberapa jauh kemajuan Empire, yang
pernah diceritakan oleh ayahnya?
Meskipun mungkin dia
takkan pernah mendapatkan peluang untuk berkunjung kesana seumur hidup, Neia
masih memendam perasaan kagum kepada Empire.
Sejatinya, seorang
gadis desa hanya akan bisa melihat desanya sepanjang hidup. Karena Neia tidak
memiliki kualitas yang berbeda sebagai seorang warrior, mungkin dia akan
menghabiskan hidupnya melayani negerinya sendiri dan takkan pernah mendapatkan
kesempatan untuk mengunjungi negeri lain.
Jika begitu, mungkin
kesempatan untuk bepergian jauh kali ini akan memberinya sedikit harapan cerah
pada awan gelap dan mendung.
Pemikiran ini mengalir
di kepala Neia saat dia menaiki tangga, menuju kamarnya di lantai dua dimana delegasi
tinggal. Orang-orang di dalam penginapan itu kelihatannya ingat dengan wajah
Neia, karena tak ada yang berteriak kepadanya untuk berhenti.
Dengan
mempertimbangkan pengeluaran, hanya pemimpin dan asisten pimpinan yang harusnya
tinggal di sini, anggota-anggota lainnya harusnya tinggal di dalam penginapan
yang lebih murah. Namun, penghematan seperti itu mungkin akan membuat pihak
lain berpikir bahwa tidak ada masa depan untuk Holy Kingdom. Pada akhirnya,
asisten pimpinan itu berhasil meyakinkan pimpinan mereka dengan ucapan yang
bijak.
Neia menggapai pintu
ruangan para atasannya lalu mengetuk pintu tersebut, yang mana sedikit terbuka.
Di dalamnya ada paladin-paladin yang berjaga di dalam kamar tersebut untuk
perlindungan.
Orang yang sedang
mereka jaga adalah paladin terkuat di dalam Holy Kingdom, yang merupakan
pimpinan delegasi mereka. Jadi, mereka lebih tepat dianggap sebagai para pengikut
daripada pelindung. Dengan kata lain, bukankah lebih bijaksana baginya untuk
tetap tinggal? Tentu saja, Neia tahu arti dari kalimat “paku yang muncul akan
di pukul dengan palu,” jadi dia tidak berkomentar tentang itu.
“Neia Baraja,
melapor.”
Pintu kamar itu
terbuka, lalu dia memasuki ruangan tersebut.
Di depannya sebuah
kamar yang besar. Ada sebuah meja panjang di tengah-tengah, tempat duduk sang
kapten.
Kapten Remedios
Custodio dan Wakil Kapten Gustavo Montanjes keduanya duduk di sana. Dan tujuh belas anggota
delegasi mereka, lebih dari separuh berdiri tegap di sepanjang dinding.
Dia sedikit melihat ke
arah dokumen-dokumen yang menumpuk di depan mereka. Sebagian besar dokumen
tersebut memiliki tanda silang.
“Kapten. Neia Baraja
telah kembali.”
Dia membusungkan dada,
membetulkan posturnya, lalu mengucapkan namanya.
“-Bagaimana?”
“Maafkan saya. Mereka
menolak karena kurang waktu. Mereka bilang mereka butuh waktu setidaknya dua
minggu.”
“Cih,” Remedios
berdecak lidah.
Perut Neia menjadi
kram. Apakah dia sedang memperlihatkan perasaan tidak senang kepada Neia, atau
kepada para bangsawan yang telah menolak mereka? Meskipun keduanya juga
mungkin, dia tidak berani mengklarifikasikan masalah semenakutkan itu.
“Yang benar saja.
Terima kasih sudah mau keluar di tengah-tengah hawa dingin ini. Kembalilah ke
kamarmu dan beristirahat.”
“Baik!”
Neia menekan perasaan
leganya terhadap ucapan Gustavo. Meskipun dia ingin bergegas kembali, Remedios
memanggilnya dan membuatnya terhenti.
“…Aku ingin bertanya
kepadamu dulu, apakah kamu benar-benar meminta kepada mereka kita ingin membuka
negosiasi terbuka sesegera mungkin?”
“-Huh? Ah! Ya! Tentu
saja saya mencoba meminta kepada mereka, tapi sayangnya mereka bilang tidak
bisa…”
“Jadi bukan karena
kemampuan negosiasimu yang payah?”
“Ah, itu, itu-“
Itu tidak benar, dia ingin berkata demikian, tapi siapa yang
berani bilang seperti itu? Ditambah lagi, dia sudah tahu kalau dia tidak akan
bisa keluar dari teguran tersebut tak perduli apapun jawabannya.
“…Kapten. Bukan hanya
bangsawan itu yang menolak. Bangsawan-bangsawan lain juga menolak permintaan
untuk bertemu dengan cara yang sama. Diantara mereka ada beberapa bangsawan
yang mengindikasikan mereka tidak bisa memberikan bantuan kepada Holy Kingdom,
tapi masih berkenan bicara.”
Remedios memelototi
Gustavo, yang kelihatannya bicara untuk menyela percakapan mereka. Tak ada
kalimat yang keluar, namun ketegangan semakin berkumpul di udara.
“-Neia Baraja.”
“Ya!”
Jadi dia masih tetap
mengincar dirinya. Meskipun Neia sudah melingkarkan bahunya pasrah secara
mental, dia tidak memperlihatkannya, malahan merespon dengan nada suara agak
takut.
Sekarang Gustavo
berpindah unuk berdiri diantara mereka berdua, tapi Remedios tidak
menghiraukannya dan melanjutkan tatapannya kepada Neia.
“Sementara kita
menghabiskan waktu di sini, banyak rakyat kita yang sedang dibantai oleh
demihuman yang dipimpin oleh Jaldabaoth. Ditambah lagi, empat kota besar sudah
jatuh, ditambah dengan lebih banyak lagi kota-kota yang lebih kecil dan
pedesaan.”
Empat kota yang
dimaksud adalah Ibu kota Hoburns, yang ditempati oleh Katedral Agung yang
dianggap sebagai kuil Tertinggi dari kepercayaan Holy Kingdom.
Kota pelabuhan Rimun,
yang berada di barat ibukota.
Kota Benteng Kalinsha,
yang terletak paling dekat dengan dinding, dan yang pertama kali diserang oleh
para demihuman.
Dan ada juga Prart,
kota yang berada di antara Kalinsha dan Hoburns.
Dengan kata lain, sebagian besar dari kota-kota utama di utara sekarang berada pada kendali gerombolan demihuman Jaldabaoth.
“Ditambah lagi, mereka
sudah menangkap banyak orang yang selamat, yang mereka penjarakan di dalam kamp
yang dibuat dari desa-desa dan kota-kota yang sudah dikuasai. Hanya
menyebutkannya saja sudah cukup membuat darah mendidih.”
“Ya!”
Kamp-kamp tersebut
dikelilingi oleh dinding, dan tak ada yang secara pribadi menyaksikan langsung
apa yang sedang terjadi di dalamnya karena tak ada yang berhasil menyusup ke
dalam. Namun, rumor yang beredar mereka dijaga oleh para demihuman.Orang-orang
yang berhasil mendekat sedekat mungkin bisa mendengarkan rintihan dan teriakan
pilu dari dalam.
Ditambah lagi, yang
lebih meyakinkan adalah kenyataannya tak ada yang merasa Jaldabaoth, sebagai
seorang penguasa kejahatan, akan memberikan perlakuan manusiawi kepada para
tahanan manusianya.
“Jadi mengetahui hal
itu, kamu masih kembali dengan hasil seperti ini? Apakah kamu benar-benar
mencoba dengan sebaik mungkin? Biasanya kamu harus menunjukkan hasilnya jika
kamu memang benar-benar melakukannya, ya kan?”
“Ya! Maafkan saya!”
Memang benar, dia
memang benar. Remedios memang benar. Tetapi-
Pemikiran itu menumpuk
di dalam hati Neia menolak untuk pergi.
Kalau begitu, bagaimana dengan Kapten dari
order paladin Holy Kingdom yang gagal menyelamatkan para tahanan itu?
Dia benar-benar ingin
membalasnya dengan ucapan tersebut. Namun, sebagai seorang squire Holy Kingdom,
dia tidak mungkin bisa berkata demikian.
“Karena kamu merasa
bersalah, apa rencanamu? Apa yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan hasil
yang konkrit?”
Neia sudah kehabisan
kata-kata.
Sejatinya, Neia adalah
penduduk biasa Holy Kingdom. Dia bukanlah dari kalangan bangsawan, yang punya
kuasa, atau punya kekayaan. Dia bahkan bukan seorang paladin, hanya seorang squire.
Tidak ada yang Neia, yang seperti sekarang ini, bisa tawarkan kepada seorang
bangsawan Kingdom yang bisa membuatnya tertarik. Kalau begitu, yang bisa dia
lakukan adalah-
“Saya akan bekerja
lebih keras lagi.”
-Psikologi. Namun,
kelihatannya jawaban itu tidak membuat Remedios setuju.
“Aku bertanya
bagaimana caramu bekerja lebih keras lagi. Kerja keras yang percuma itu –“
“-Kapten.”
Gustavo menyela
Remedios saat dia ingin berkata sesuatu.
“Mengapa tidak kita
sudah sampai di sini saja? Lagipula, sudah waktunya kita memulai persiapannya,
ya kan? Anggota Blue Rose yang terhormat akan segera tiba. Jika kita terlalu
lama menyambut mereka, kita akan membuat mereka marah, ya kan?”
“Memang benar. Squire
Baraja, bekerjalah lebih keras dan lakukan yang lebih baik di lain waktu.”
“Saya mengerti!”
Remedios membuat
gerakan mengusirnya dengan tangan. Dengan kata lain, dia berkata Cepat pergi sana.
“Maafkan saya, Kapten
Remedios!”
Meskipun dia sudah
lelah, Neia masih berkata Tidak apa-apa!
Di dalam hatinya dan gemetaran karena gembira saat dia disuruh keluar dari
ruangan itu. Namun, sekutunya yang barusan sekarang berubah menjadi musuh yang
paling menakutkan dalam sekejap.
“Kapten, bolehkah dia
hadir sama-sama ketika Blue Rose tiba?”
Ucapan Gustavo membuat
pandangan Neia menjadi gelap sesaat. Namun, ini adalah topik yang menyangkut
dirinya, karena dia adalah seorang squire.
Remedios melihat ke
arah ajudannya. Benar-benar lain dengan cara dia melihat ke arah Neia. Matanya
sangat peduli seakan-akan dia sudah berubah kepribadian dalam sekejap, dan itu
membuat Neia bingung.
“Benarkah? Yah, jika
kamu berkata demikian… tapi mengapa?”
“Alasan utama membawa
serta squire adalah karena dia memiliki panca indera yang mumpuni. Mungkin ada
hal yang hanya bisa dia sadari.”
Banyak paladin dan squire
yang tewas ketika bertempur melawan Jaldabaoth. Namun, sangat sedikit dari
mereka yang berhasil selamat. Meskipun begitu, alasan mengapa dia dipilih untuk
menemani kelompok mereka adalah terutama karena panca inderanya.
Sementara paladin
memiliki para petarung yang hebat, mereka tidak banyak berbeda dari orang-orang
biasa dalam hal lain. Dalam misi kali ini, mungkin butuh seseorang yang bias
lewat secara tidak terlihat, mengetahui keberadaan musuh di kejauhan, melewati
kepungan, dan melakukan tugas-tugas lain semacamnya, itu artinya mereka
membutuhkan seseorang dengan kemampuan pengintaian seperti itu.
Dalam keadaan biasa,
seseorang akan emmanggil seorang adventure (petualang) atau hunter (pemburu),
tapi sebagian besar sudah tewas, dan sisanya saat ini kabur ke selatan atau
negeri lain. Oleh karena itu, dengan tidak ada lagi kandidat yang lebih
berpengalaman untuk dipilih, Neia menjadi yang terpilih.
Meskipun dia jauh
lebih lemah dibandingkan ayahnya, dia memiliki sebuah kebanggaan pada indera
yang lebih tajam daripada mereka yang hanya dilatih sebagai paladin. Dia sangat
gembira bakatnya bisa digunakan untuk melayani negara, tapi perasaan itu
perlahan luntur. Sekarang, dia mulai benci kenyataan bahwa dia telah dipilih.
“Benarkah?... Yah,
jika kamu berpikir demikian, kalau begitu itu tidak apa. Aku akan
memperbolehkannya.”
“Terima kasih banyak,
Kapten.”
“…Squire Baraja.
Seperti yang barusan dikatakan, kamu akan tetap di sudut ruangan itu dan
mendengarkan percakapan kami. Jika ada sesuatu yang terjadi, beritahukan kepada
kami… Sekarang kembalilah ke kamarmu dan berbenah diri sebelum kembali.”
“Saya mengerti!”
Akhirnya, aku bebas, pikir Neia, tapi Gustavo mengikutinya dari
belakang saat dia akan pergi. Setelah mereka meninggalkan kamar itu, dia bicara
lirih kepadanya.
“Maaf soal Kapten.”
Neia menghentikan
langkahnya, berbalik, lalu dia menyuarakan keraguan yang ada di dalam hatinya
selama ini.
“…Apakah saya
melakukan sesuatu yang membuat Kapten marah? Maksud saya, saya memang mendengar
pertempuran yang membuat kita kehilangan kota itu membuatnya berubah, jadi apa
yang terjadi?”
“…Banyak paladin yang
tewas di dalam pertempuran dengan Jaldabaoth, termasuk Holy Queen dan adik
Kapten.”
Aku tahu itu. Terus kenapa?
Hal yang sama juga
terjadi kepada Neia.
Baik ayah dan ibunya
telah tewas. Orang-orang seperti ini tidak aneh di seluruh penjuru Holy
Kingdom. Tentu saja, dia tidak bisa benar-benar berkata demikian.
“Tanpa tempat untuk
menyalurkan kemarahan dan kesedihan yang dia rasakan karena itu, kapten memilih
untuk melampiaskannya kepadamu. Kurasa alasan dia tidak melakukannya kepada
kami para paladin adalah karena kami bertarung dan menderita bersamanya,”
Alasan apa itu, Neia ngomel di hatinya.
Dengan kata lain,
semua ini karena Neia tidak ikut ambil bagian di dalam pertempuran itu.
Ini sangat tidak adil.
Separuh dari
teman-teman Neia sesama squire telah bepergian ke kota yang sama dan banyak
dari mereka yang berakhir dengan kematian. Alasan mengapa Neia tidak ikut serta
adalah karena keberuntungannya, dan bukan karena pilihan yang dibuat Neia.
“Biarkan aku juga berkata
begini: tolong bertahanlah. Sekarang ini, kapten tidak tergantikan bagi Holy
Kingdom.”
“…Meskipun dia
melampiaskan kemarahannya kepada orang lain dan memberinya kesulitan?”
“Benar.”
Gustavo melihatnya
dengan mata kasihan.
Kemarahan menjalar di
tubuhnya. Dia ingin berteriak kepadanya. Neia tahu wanita itu kuat, tapi tetap
saja, Neia juga sudah melakukan bagiannya untuk bisa membuat mereka selamat
sampai Kingdom. Dia telah melihat penjagaan para demihuman dan dia lebih
berhati-hati daripada yang lainnya ketika mereka menyerang kamp di malam hari.
Neia memiliki sebuah peran mengantarkan kelompok duta besar ke tujuan mereka.
Jadi, Neia merasa dia tidak jauh berbeda dengan wanita itu.
Namun, Neia menghapus
perasaannya itu saat semakin mendidih.
Dia harus tahan dengan
ini demi orang-orang yang sedang menderita di dalam Holy Kingdom. Membiarkan
mereka kalah, dan membuat keadaan buruk orang-orang semakin lama, adalah
tindakan paling bodoh yang bisa dibayangkan.
Ditambah lagi, dia
akan bebas tugas ketika dia sudah kembali ke negerinya. Jadi, yang bisa dia
lakukan adalah bertahan lebih lama lagi.
Neia tersenyum dan
mengangguk.
“Saya mengerti. Jika
ini demi Holy Kingdom, saya akan bertahan dengan senyuman.”
----
Jika kalian membaca
ini bukan dari blog resmi Cybershnote atau yang berafiliasi dengannya, maka
konten ini sudah dicuri. Kepada para tukang copas jangan hancurkan semangat
para translator dan pecinta light novel di Indonesia hanya demi mengejar poin.
Translator di sini tidak meminta upah dalam menerjemahkannya. Semuanya
semata-mata demi kecintaan dan keinginan berbagi kepada yang lainnya.
----
Blue Rose tiba di
penginapan itu tidak lama setelah Neia kembali ke kamarnya.
Neia menunggu,
diantara para paladin yang berdiri tak bergerak di dinding.
Segera setelahnya,
pintunya terbuka, dan sekelompok orang masuk.
Dia bukanlah penggemar
mereka, tapi reputasi mereka masih tetap bersinar cerah di dalam Holy Kingdom,
dan itu membuat hati Neia berbunga. Ini adalah orang-orang hebat yang memiliki
gender sama dan naik hingga tingkat yang tidak bisa dia gapai. Secara pribadi,
dia ingin sekali bertanya kepada mereka segala macam pertanyaan. Meskipun
begitu, dia tidak berkata demikian.
Mereka adalah… salah satu dari tiga tim
petualang peringkat adamantite di dalam Kingdom. Blue Rose… mereka
menakjubkan….
Meskipun mereka
mendengar deskripsi dan nama mereka dari rumor, ini adalah pertama kalinya dia
melihat mereka secara langsung. Ada begitu besar perbedaan antara bagaimana dia
membayangkan mereka dari cerita dan melihatnya secara langsung.
Berdiri di depan
adalah pimpinan Blue Rose. Dia adalah seorang priestess (pendeta wanita) yang
memiliki simbol suci Dewa Air, pemilik pedang iblis, Kilineyram – Lakyus Alvein
Dale Aindra.
Figurnya yang cantik
bahkan bisa membuat sesama wanita jatuh hati, dan sulit dipercaya dia adalah
petualang kelas atas yang jenius. Jika dia memakai sebuah gaun, dia akan
menjadi gambaran seorang putri impian bagi seorang rakyat biasa seperti Neia.
Wanita cantik itu
berbicara dengan nada lembut sesuai dengan bayangan Neia.
“Terima kasih atas
undangan anda. Kami adalah Blue Rose.”
Remedios, yang berdiri
menyambut mereka, sedikit mengangguk untuk mengutarakan rasa terima kasihnya.
“Saya tidak bisa cukup
berterima kasih kepada anda yang telah menerima undangan kami, para anggota
Blue Rose yang terhormat.”
“Kamilah yang
berterima kasih sudah menerima sebuah undangan dari paladin yang memiliki
pedang suci dan yang memiliki kemampuan setara dengannya, Remedios
Custodio-sama.”
Percakapan mereka
sangat berlawanan dengan sambutan Remedios yang terstruktur dan agak kaku
nadanya dengan cara alami Lakyus dalam berbicara. Kelihatannya dia memang
benar-benar dari kalangan bangsawan.
“Ah, saya yang
seharusnya sangat senang bisa bertemu dengan pemilik pedang iblis seperti anda.
Ahem. Silahkan duduk. Orang-orang di sekitar kami semua adalah para paladin
dari Holy Kingdom. Baik bagi kami jika kami semua bisa ikut mendengar. Erm,
jika ada waktu setelah ini, saya ingin sekali melihat pedang iblis itu.”
“Dengan senang hati,
dan kemungkinan bisa menggengam pedang suci anda akan membuat saya senang juga.
Kalau begitu, mari kita terima tawaran tuan rumah dan duduk semuanya.”
Anggota dari Blue Rose
masing-masing duduk dengan cara mereka sendiri. Beberapa diantaranya sudah
melipat tangan dan memegang siku mereka. Membuat orang-orang penasaran apakah
sikap mereka itu datangnya dari percaya diri dengan kemampuan masing-masing
ataukah karena mereka bersikap dengan sikap yang paling cocok.
“Bisakah kita mulai
dengan memperkenalkan diri?”
Wakil Kapten menjawab,
mungkin untuk membantu Remedios.
“Tidak, itu tidak
perlu. Berita anda sudah sampai ke sekitar Holy Kingdom. Ah, dan mungkin sudah
agak telat untuk ini, saya adalah Wakil Kapten Orde Paladin, Gustavo
Montanjes.”
Lakyus tersenyum
lembut dengan jawaban Gustavo.
“Benarkah. Alangkah
baiknya jika berita itu hanya sanjungan.”
“Ah-“
“-Ya. Kami hanya
mendengar hal baik tentang anda. Sebenarnya, perbuatan heroik anda membuat hati
saya berdegup kencang karena kegirangan.”
Kelihatannya Remedios
ingin berkata sesuatu, tapi Gustavo menyelanya. Setelah itu, dia tersenyum
kepada Lakyus seperti tidak masalah.
“Itu sangat
menyenangkan. Meskipun saya ingin mendengar detil yang anda dengar, kami kemari
hari ini untuk memenuhi sebuah permintaan. Bukan niat kami untuk menghabiskan
waktu berharga client kami. Oleh karena itu, mari kita diskusikan mengenai
permintaan ini.”
“Hmm~ Sebelum itu, aku
ingin menanyakan nama dari gadis itu-“
Neia terkejut
ketakutan saat dia menyadari salah satu dari dua thief kembar tersebut menunjuk
kepadanya. Yang lainnya juga sedang melihatnya karena tertarik.
Dua orang itu
seharusnya dikenal sebagai Tia dan Tina. Meskipun anggota Blue Rose, yang
terkenal bahkan hingga Holy Kingdom, tidak ada rumor mengenai perbuatan mereka.
Mereka adalah sepasang individu misterius.
Dan sekarang individu
itu sedang menunjuk kepadanya.
Dia merasa seperti
baru saja didorong ke tengah sorot lampu dari bayangan bangku penonton.
Meskipun pemikiran seperti mengapa, apa
ini, apa yang terjadi dan yang kalimat lainnya berlompatan di dalam
kepalanya.
“Gadis itu tidak
memiliki tubuh seorang warrior. Berbeda dari si otak dengkul kami.”
“Oi! Apa maksudnya
itu?”
Orang yang dimaksud
adalah Gagaran, warrior cewek yang memiliki tubuh seperti batubata toilet.
“Tepat seperti yang
kubilang… Dia bukanlah seorang warrior, tak perduli darimana kamu melihatnya. ini baru seorang warrior.”
“Oi oi, kamu bisa
melatih tubuhmu dengan pengalaman lho.”
“Jadi kamu akan
berevolusi, Gagaran?”
Wajah para thief itu
semakin mengeras.
“Jangan sejahat itu,
aku merasa kasihan dengan gadis tersebut.”
“Hey! Apakah Cuma aku
saja atau kamu sudah percaya diri sekali karena kamu berlatih bersamaku? Oi!”
“Tidak ada yang
berubah. Hanya saja pinggangku sakit ketika kamu mencengkeramku dengan
kekuatanmu yang edan itu ketika aku tidur-“
“-Kalian berdua sudah
cukup… Maafkan saya, begitulah mereka.”
“Tidak usah
dipermasalahkan. Namanya adalah Neia Baraja. Dia memiliki panca indera yang
tajam, dan dia sudah membuat banyak kontribusi selama perjalana kami kemari.”
“Aku mengerti.”
Jawabannya datar dan
tanpa emosi, tidak manis sedikitpun.
“…Mm. Yah, meskipun
itu kesalahan kami, kami tidak membuat progress sama sekali. Jika tidak ada
yang keberatan, mari kita mulai diskusikan masalahnya? Dan juga, tidak ada
gunanya bicara seperti para bangsawan mewah ya kan? Kita langsung saja, mari?”
“Evileye,” Lakyus
berkata dengan nada protes.
Itu adalah arcane
magic caster Evileye. Berbalut topeng, dia bisa menggunakan mantra-mantra yang
sangat kuat, tapi dia tak pernah melepas topengnya itu dalam keadaan apapun.
Dia memiliki tubuh kecil – beberapa rumor berkata dia mungkin berasal dari
spesies yang memiliki tubuh kecil.
“Tidak, tak apa. Aku
juga tidak pintar sama sekali berbicara seperti itu.”
“Kapten..”
“..Fufu. Yah, bos
pihak lain sudah setuju – bagaimana dengan kami? Disamping itu, ketika mereka
sudah membayar biaya yang tepat untuk informasinya, mereka akan menjadi client
kita. Tidak usah menghiraukan perasaan orang lain dan langsung saja mengenai
uangnya. Bukankah lebih baik menyegel kesepakatannya lebih cepat lebih baik?”
“Haaah,” Lakyus
menghela nafas, lalu Evileye melanjutkan, kelihatannya sedang menyeringai
kepada mereka.
“Yah, bos kami juga
sudah setuju, jadi mari kita kuatkan detilnya sebelum kita bicara
pembayarannya? Aku rasa kalian ingin membicarakan dia yang sedang mengamuk di
negeri kalian. Jaldabaoth?”
“Anda tahu?”
“Oi oi, kalian kira
kami tidak tahu apa yang hanya diketahui oleh para bangsawan? Kingdom memiliki
para pedagang yang menggunakan rute laut juga. Ditambah lagi, guild petualang
juga saling berbagi informasi. Meskipun begitu kenapa? Apakah kalian ingin
berbagi juga? Sejujurnya, kami lebih senang mendapatkan informasi daripada
uang.”
“Mm…. bolehkah, bolehkah saya berdiskusi sebentar dengan Gustavo?”
“Mm…. bolehkah, bolehkah saya berdiskusi sebentar dengan Gustavo?”
Evileye melambaikan
tangan agar mereka meneruskannya, lalu Remedios dan Gustavo berdiri dan
memasuki ruangan yang di sebelah – kamar tidur.
“Kalau begitu, bisakah
kami menggunakan tempat air ini?”
Gagaran menunjuk ke
arah tempat air dan gelas yang ada di sekitarnya saat dia menunjuk kepada Neia.
Mengapa harus aku, Neia resah saat membalasnya, “Silahkan.” Dia
ingin memuji diri sendiri karena sudah mengeluarkan nada suara sempurna dan
tidak membiarkan suaranya gemetaran.
Setelah Gagaran
menuangkan air kepada semua orang, Remedios dan Gustavo kembali.
“Kami akan membayar
anda, jadi bisakah anda katakan kepada kami apa yang anda ketahui?”
Huh, pikir Neia. Untuk suatu alasan, dia merasa Remedios, yang komplen
tentang pengeluaran karena menginap di sebuah penginapan, tidak akan setuju.
Meskipun Gustavo mungkin berkata sesuatu, Neia tidak tahu apa alasan yang dia
gunakan untuk meyakinkannya.
“Itu juga tidak
masalah, meskipun aku merasa kami bisa memberitahukan kepada kalian apa yang
ingin kalian ketahui jika kalian bilang kepada kami keadaan dari Holy Kingdom
sekarang.”
“Perkenankan kami
membayarnya dengan biaya yang diperkenankan.”
Gustavo bergegas
meletakkan sebuah kantung kecil di meja.
“Mm. Oi.”
Evileye menggerakkan
dagunya ke arah salah satu thief. Sebagai balasannya, dia cepat-cepat menggapai
kantung itu dan mengambilnya, menimbang-nimbangnya sebentar di tangan. Lalu
menangkapnya dan mengangguk kepada Evileye.
Dia mungkin mencoba
melihat apakah yang terkandung di dalam kantung itu berjumlah seperti yang
diduga dari sensasinya saat melempar dan menangkapnya.
“Baiklah. Kalau begitu
aku, Evileye, akan menjelaskannya mewakili mereka… Meskipun, seperti yang
kukatakan barusan, menanyakan semua informasi yang kami tahu tentang Jaldabaoth
itu agak seperti mencoba meraih awan. Mari kita mulai dengan membicarakan apa
yang terjadi di negeri kami. Tapi sebelum itu, aku ingin memastikan sesuatu
dengan kalian. Apakah Jaldabaoth terlihat seperti ini?”
Evileye mengambil
sebuah pena dan kertas dari samping meja dan mulai menggambar dengan gerakan
yang lincah. Namun, gambar yang dia hasilnya hanya bisa dianggap sebagai
coretan anak kecil.
Remedios akan berkata,
“Tidak, bukan itu…” Sebelum salah satu dari dua orang kembar itu mengambil
kembali kertas tersebut dan merobeknya menjadi dua.
“Apa yang kamu
lakukan?!”
Sementara Evileye
marah, si kembar yang lain mencuri pena lalu menggambar dengan cepat pada
kertas yang baru, kemudian menunjukkannya kepada Evileye hasilnya. Magis Caster
bertopeng itu berujar, Uguu…. Dengan nada bersungut-sungut. Sebenarnya, gambar
hasilnya memiliki kualitan yang jauh lebih bagus daripada gambar yang tadi.
Penampilannya sangat
sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dia berpakaian seperti pakaian asing dan
memakai sebuah topeng aneh. Setelah melihat gambar itu, Remedios mengepalkan
tangannya dengan marah dan menggeram seperti seekor binatang buas liar.
“Itu adalah si
brengsek.”
Setelah melihat ini,
si kembar dan Evileye meredakan ketegangan mereka dan berbalik ke arah
Remedios.
“Kalau begitu kami
sudah memastikan satu hal, kalau ini adalah orang yang sa - demon yang sama.
Yah, jika demon-demon seperti itu bisa muncul satu persatu, kita akan kena
masalah. Bersyukur kepada Tuhan karena belas kasihan kecilnya, seperti yang
mereka katakan. Sekarang-“
Evileye langsung
meneruskan narasi kejadian yang terjadi di ibukota Kerajaan, lalu Neia meringis
di hatinya.
Dia tahu Jaldabaoth
kuat. Dan dia tahu pasukan demon dan demon bersisik itu ada, jadi dia tidak
terkejut dengan mereka. Tapi kenyataanya lima demon pelayan yang masing-masing
bisa menghadapi seluruh tim petualang dengan peringkat adamantite sendirian
membuatnya semakin frustasi.
Aku tidak mengira ada orang yang melihat para
pelayan demon di dalam Holy Kingdom. Jadi mereka adalah kartu as Jaldabaoth?
Tidak kukira dia memliki kartu seperti itu..
“-Kalau begitu,
bagaimana estimasti tingkat kesulitan Jaldbaoth?”
Pertanyaan Gustavo
membuat Blue Rose saling melihat satu sama lain, tapi pada akhirnya tetap
Evileye yang bicara mewakili semuanya.
“Biarkan aku terus
terang dahulu, nilai ini hanya dugaan. Mungkin bisa lebih tinggi, mungkin juga
bisa lebih rendah, jadi aku harap kalian menyimpannya dalam otak. Kami
perkirakan tingkat kesulitan dari para demon itu sekitar dua ratus.”
“Dua ratus…”
Gustavo terperangah.
Neia juga hampir terperangah, tapi dia berhasil menahan hasrat itu. Beberapa
paladin yang berdiri di dinding juga tidak begitu berhasil. Remedios adalah
satu-satunya yang tetap tenang, ekspresinya tidak berubah.
Jika Neia tidak salah,
kesulitan dari seratus monster bukanlah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh
manusia.
“Tepatnya seberapa
kuat dua ratus itu?”
Evileye kelihatannya
agak enggan menjawab pertanyaan Remedios.
“Meskipun makhluk
dengan tingkat kesulitan dua ratus tak pernah muncul di dunia manusia
sebelumnya… yah, Para naga kuno sekitar seratus.”
“Seekor naga kuno…
meskipun aku tak pernah bertarung melawannya sebelum ini, bukankah itu sekitar
sama dengan Dewa Penjaga Lautan?”
Dewa Penjaga Lautan
yang dimaksud adalah Naga Laut yang tinggal di dalam lautan.
Dia memiliki dua
lengan dan kaki serta sebuah ekor tebal yang panjang, menggantikan sayap atropi
(berangsung-angsur rusak atau semakin menurun kekuatannya karena diabaikan atau
tidak digunakan). Mirip dengan seekor ular laut daripada seekor naga, dan
kecerdasannya setara dengan atau melebihi umat manusia. Naga itu sangat
bijaksana dan akan melindungi kapal-kapal jika kapal itu bersikap hormat dengan
benar.
Neia sangat beruntung
pernah melihatnya sekali, dari kejauhan, ketika mereka pergi ke Rimun di hari
libur.
Naga itu mendongakkan
kepalanya tinggi-tinggi ke atas permukaan laut, dan itu adalah sebuah
pemandangan yang cukup agung untuk memperoleh gelar Dewa Penjaga. Sulit
dibayangkan seorang manusia bisa mengalahkan makhluk semacam itu.
“Kapten Remedios. Jika
kita menggunakan dasar mengalahkan Dewa Penjaga… hm, jika ada seorang nelayan
di sini dia akan memberi kita mata yang mencibir. Tetap saja, itu artinya dia
dua kali sekuat naga kuno.”
“Memang benar. Kita
sudah yakin dia lebih kuat daripada Demon God legendaris yang dikalahkan oleh
Tiga Belas Pahlawan. Itu artinya, penampilannya di dalam dunia manusia akan
menjadi sebuah tragedi memilukan dan banyak negeri yang akan hancur. Seperti
itulah kekuatannya.”
“Meskipun, aku dengar
ketika Jaldabaoth mengamuk di dalam Kingdom, dia berhasil diusir oleh
Momon-dono. Itu artinya Momon-dono pasti sama kuatnya, ya kan?”
Remedios menelan
ludah, lalu melanjutkan.
“Atau apakah itu
artinya – dia menggunakan semacam item spesial ketika mengalahkan Jaldabaoth?”
Saat itulah sikap
Evileye berubah.
Neia tidak bisa
melihat wajahnya, tapi dia merasa wajahnya tersipu merah dibalik topengnya.
“Aku rasa dia tidak
menggunakan item semacam itu. Namun, Momon-sama bertarung dengan hebat ketika
berduel dengan Jaldabaoth. Waktu itu aku melawan bawahan Jaldabaoth, jadi aku
tidak melihat pertarungan sepenuhnya, tapi itu adalah pertarungan yang
menakutkan. Itu adalah sebuah pertarungan yang dilakukan oleh seorang pahlawan
diantara para pahlawan , seorang pemenang dari para pemenang lain.
“Be, Begitukah?”
Hanya itu yang bisa
Gustavo berhasil utarakan saat diremuk oleh keberadaan Evileye yang
mencondongkan tubuhnya sendiri.
“Tepat sekali! Ah,
benar-benar pertarungan yang menakjubkan. Momon-sama melindungiku ketika dia
sedang bertarung melawan Jaldabaoth tahu”
“Jadi dia bertarung
melawan Jaldabaoth – monster itu – dan berhasil mengusirnya? Apakah itu benar?”
“Apa? Apakah itu
artinya kamu menganggap apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri adalah
sebuah kebohongan ?”
Evileye membalas
pertanyaan Remedios dengan bantahan ganas. Gustavo berusaha membersihkan
suasana tidak mengenakkan tersebut.
“Ah, tidak, yang
dimaksud oleh Kapten kami adalah jika Tim Darkness bisa menyerang suatu titik
lemah Jaldabaoth, mungkin kami bisa melakukan sesuatu pula. Aku minta maaf
karena tidak mengklarifikasikannya.”
“Tidak, kami yang
seharusnya minta maaf dengan nada suara kekanak-kanakan yang dikeluarkan oleh
Evileye kami kepada client.”
Balasan itu datangnya
dari Lakyus. Apa ini, ketika dua pemain utama dipinggirkan dan pemeran
pendukung meneruskannya membuat urusan mereka jadi lancar.
“Hm…. Yah, jika
diasumsikan Jaldabaoth benar-benar memiliki titik lemah, Momon-sama pasti
menang dengan menyerang titik lemah itu. Tetap saja, sulit dibayangkan seorang
demon seperti itu akan membiarkan kelemahannya tak dilindungi.”
“Memang benar… mungkin
dia menggunakan sebuah item atau seorang bawahan untuk menutupinya.”
Meskipun ini adalah
pertama kalinya dia mengetahui adanya demon pelayan, Jaldabaoth memiliki
beberapa bawahan demon yang kuat.
Setelah menginterogasi
tahanan demihuman, mereka tahu setidaknya ada tiga.
Ada demon yang
menguasai hutan liar tempat demihuman tinggal.
Ada demon yang
menguasai kota pelabuhan Rimun.
Dan, ada demon
bersisik yang mengomando pasukan demihuman.
“Jadi, bisakah kamu
mengatakannya kepada kami dengan detil tentang demon bersisik yang kamu
sebutkan sebelumnya?”
“Benar juga, bisakah
kamu mengatakannya kepada kami kemampuan apa yang dia miliki?”
“Ya, aku pernah
bertarung melawannya sebelum ini, jadi aku akan mengambil alih tempat Evileye
dan menjelaskannya dengan detil.”
Dia menjabarkan
kemampuannya dan bagaimana mereka bertarung. Cerita Lakyus berakhir dengan
Brain Unglaus – seorang pria yang memiliki level setara dengan Gazef –
membantai demon itu.
“…Aneh sekali.
Jaldabaoth tidak membuat gerakan apapun setelah menguasai ibukota Holy Kingdom,
tapi demon bersisik itu mengomando pasukan demihuman sebagai gantinya. Bukankah
dia sudah dikalahkan?”
“Oh begitu…namun, kami
pernah bertemu dengan Brain sebelumnya, dan kurasa dia tidak berbohong. Mungkin
bukan demon yang unik, hanya memiliki level yang tinggi.”
“Dengan kata lain,
Jaldabaoth bisa memunculkan demon itu berapa kalipun selama kondisi tertentu
sudah terpenuhi? Atau mungkin dia bisa memanggil demon yang sama berkali-kali?”
Neia tidak bisa
merapalkan mantra, tapi dia pernah mendengar ini selama pembelajarannya.
Sulit memanggil banyak
makhluk dengan magic summon.
Dengan kata lain,
ketika sebuah mantra summon sedang aktif, merapalkan mantra summon lain akan
menyebabkan mantra summon sebelumnya berakhir. Monster yang dipanggil sebelumnya
akan kembali ke tempat asal mereka dan monster baru akan menggantikannya.
Namun, orang-orang
yang mampu merapalkan mantra summon tingkat tinggi bisa secara serentak
memunculkan beberapa monster yang lebih lemah sekaligus, sejenis dengan yang
dipanggil oleh mantra tingkat rendah. Sebagai perumpamaan, seseorang bisa
menggunakan sebuah mantra tingkat empat untuk memanggil banyak monster yang
bisa dikeluarkan oleh sebuah mantra tingkat tiga.
“Aku tidak mengerti
sama sekali. Metodenya dalam memanggil demon masih sebuah misteri. Meskipun
rasanya dia memanggil mereka dengan mantra, dia tidak mungkin bisa memanggil
banyak demon dengan kekuatan seperti itu… tetapi jika dia bisa, itu akan
memberikan pertanyaan mengapa dia tidak melakukan di dalam Kingdom. Mungkin
jika dia seorang magic caster yang memiliki spesialisasi dalam summon, dia bisa
secara serentak memanggil banyak tiruan makhluk semacam itu…”
“Jadi meskipun jika
kita mengalahkan demon bersisik itu, Jaldabaoth langsung bisa memanggil mereka
kembali?”
“Seperti itu. Namun,
itu berlaku jika Jaldabaoth memunculkan mereka dengan magic. Jika dia
menggunakan semacam kemampuan spesial untuk melakukannya, secara keseluruhan itu
akan menjadi masalah lain lagi.”
“jadi kamu tidak tahu
banyak bagian tersebut?”
“Maaf, Kami hanya tahu
sangat sedikit tentangnya.”
Evileye terdengar
jelas berkecil hati.
“…Erm, aku tidak paham
sama sekali tentang semua itu?”
“…Aku akan
menjelaskannya kepadamu nanti, Kapten.”
“Tidak, Mulailah
mengklarifikasikannya sekarang. Aku tidak mampu mengikuti apa yang kalian
bicarakan barusan.”
Ini adalah Kapten kami… orang yang bertanggung
jawab terhadap kami semua…
“Selain itu, apakah
insect maid (pelayan serangga) menjijikkan itu adalah salah satu yang disummon
oleh Jaldabaoth juga?”
“Entahlah. Aku tidak
ingin berpikir seperti itu…”
Anggota-anggota Blue
Rose mulai berdiskusi diantara mereka.
“Erm, bolehkan aku
bertanya sesuatu?”
Semuanya berpaling
kepada Neia setelah dia secara gugup mulai bicara, dan tekanan luar biasa
membuatnya menyesal melakukan itu. Mungkin akan lebih baik jika seseorang
selain dia yang membicarakannya. Namun, dadu sudah dilepas, dan setelah
menguatkan tekadnya, dia bertanya:
“Ini mungkin adalah
pertanyaan yang sangat mendasar, tapi darimana Jaldabaoth berasal? Apakah nama
Jaldabaoth adalah nama turunan?”
“Itu tidak jelas. Kami
sudah mempelajari segala macam literatur, tapi kami belum bisa menemukan nama
itu dimanapun. Kami juga mencoba mencari petunjuk berdasarkan penampilannya,
tapi tetap saja, kami belum mampu membuat terobosan pula.”
“Jangan-jangan itu
sebuah alias? Mungkin dia menyebabkan masalah dengan nama yang berbeda di masa
lalu?”
“Aku meragukannya.
Bagi demon – ini juga berlaku bagi Angel pula – nama mereka adalah bagian yang
paling penting dari jati diri. Jika seorang demon ingin muncul, dia harus
menancapkan nama itu di dunia. Oleh karenanya, mereka tidak bisa menggunakan
nama palsu. Percobaan menunjukkan jika menggunakan sebuah nama palsu mungkin akan
menyebabkan mereka hilang di tempat.”
Neia tidak tahu
sedikitpun tentang demon dan angel, tapi jika seorang magic caster adamantite
berkata demikian, kelihatannya kenyataannya memang seperti itu.
“Sedangkan tempat
asalnya, jika dia datang dari bagian lain benua, maka wajar saja tidak ada
informasi tentangnya.. tapi setelah berpikir demikian, setiap kemungkinan
kelihatannya setara, jadi tidak ada yang tahu darimana harus memulai.”
Evileye mengangkat
bahu.
----
Jika kalian membaca
ini bukan dari situs resmi Cybershnote atau yang berafiliasi dengannya, maka
konten ini sudah dicuri. Kepada para tukang copas jangan hancurkan semangat
para translator dan pecinta light novel di Indonesia hanya demi mengejar poin.
Translator di sini tidak meminta upah dalam menerjemahkannya. Semuanya
semata-mata demi kecintaan dan keinginan berbagi kepada yang lainnya.
----
“…Umpamanya. Bagaimana
kalau anda salah mengenali penampilanya? Apakah Jaldabaoth yang anda cari
adalah Jaldabaoth yang ada di dalam gambar? Bagaimana jika penampilanya adalah
tipuan?”
“Ho…” Evileye bersandar
ke meja menuju Remedios. “ Bisakah kamu mengatakannya lebih detil?”
“Kami berhasil menekan
Jaldabaoth dalam bentuk itu, lalu dia menunjukkan bentuk yang sebenarnya…”
Remedios menutup
matanya.
“Itu adalah kekalahan
mutlak bagi kami.”
“Bisakah kamu lebih
spesifik?”
“Mengatakanya kepada
mereka sebanyak ini seharusnya tidak masalah, ya kan Gustavo?”
“Ya, tidak ada
salahnya. Jika kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi dari penampilannya,
menyembunyikan informasi itu hanya akan merugikan malahan..”
“Meskipun begitu
penjabaran sepenuhnya akan lebih baik…”
Remedios mulai
bergumam dan menggerutu, lalu dia bilang kepada Evileye penampilan Jaldabaoth.
Separuh cerita, wajah
Remedios mulai marah. Dia mungkin teringat pertempuran yang tidak diketahui
oleh orang lain.
“Oh begitu, kalau
begitu kami akan melanjutkan investigasi kami berdasarkan apa yang baru saja
kami pelajari. Kami akan memberitahukan kepada kalian penemuan kami, jadi bisakan
kalian katakan kepada kami apakah kalian ingin tinggal di kota ini?”
“Kami belum
memutuskannya. Bagaimanapun, apakah itu artinya kalian tidak tahu apapun dari
bentuknya itu?”
“-Lakyus, apakah kamu
ingat?”
Lakyus menggelengkan
kepalanya.
“Begitulah. Maaf.”
“Aku mengerti. Kalau
begitu, setelah kami membuat keputusan, kami akan langsung menghubungimu.”
“Meskipun begitu, kami
akan mempertimbangkan skenario terburuk – Mungkin saja penampilannya di dalam
Kingdom dimaksudkan untuk menciptakan kesan palsu, jadi dia sengaja menahan
diri untuk menunjukkan kekuatan yang sebenarnya.”
“Dengan kata lain,
Negeri kami adalah tujuan Jaldabaoth yang sebenarnya, dan dia punya rencana
lain untuk Kingdom?”
“Mungkin saja. Jika
Kingdom adalah tujuan utama, dia akan menunjukkan bentuk aslinya seperti yang
dia lakukan di Holy Kingdom, ya kan? Atau apakah karena dia dikejutkan oleh
kekuatan Momon-sama, dan memilih untuk melindungi indentitas yang sebenarnya
daripada membiarkan rencananya gagal? Aku benar-benar tidak ingin berpikir memang
itu masalahnya.”
Ucapan Evileye membuat
ruangan itu hening dan suram, sangat dalam sehingga suara lirih dari nafas
terdengar sangat keras. Siapa yang akan bicara terlebih dahulu? Di dalam
suasana yang tegang itu, Lakyus menunjukkan keberaniannya.
“Kalau begitu, biar
kami katakan sekali lagi – kami berada dalam situasi yang sama dengan kalian.
Kami ingin tahu lebih banyak tentang Jaldabaoth. Sejujurnya, semua yang kami
pelajari pada dasarnya adalah analisis dari pertemuan kami dengannya. Kami
tidak tahu tujuan, identitas yang sebenarnya atau kemampuan dari Jaldabaoth.”
“Mungkin kita bisa
men-summon demon untuk tahu lebih banyak tentang Jaldabaoth… Tapi itu akan
menodai jiwa.. Dan meskipun kita berhasil men-summon demon tingkat rendah, Sangat
besar kemungkinannya mereka tidak tahu banyak tentang demon tinggi. Jika begitu, kita harus memanggil ahli
summon…”
“Sayangnya, kami tidak
tahu orang yang jago dalam men-summon demon.”
Evileye adalah yang
pertama memberikan tambahan kepada ucapan Lakyus, diikuti dengan salah satu
dari si kembar.
Tentunya tak ada yang tahu, setidaknya tidak
dalam keadaan biasa, Neia
merenungkan.
Ahli-ahli diabolist
(ahli tentang iblis) biasanya adalah makhluk jahat, dan untungnya sangat
sedikit dari mereka yang kuat dari kalangannya sendiri. Itu karena sebagian
besar waktunya, mereka hancur sendiri atau dihabisi oleh pasukan kematian.
Tentu saja, mungkin
ada beberapa ahli di dalam bidang yang menenggelamkan diri mereka sendiri ke
dalam kegelapan, tetapi biasanya mereka menyembunyikan diri dan tidak memiliki
teman.
“Tetap saja, hanya
menunggu untuk mati adalah hal yang sangat membuat frustasi. Jika di lain waktu
monster itu datang ke Kingdom, aku ingin membuatnya menangis dengan kedua
tanganku sendiri. Untuk itu, aku harus mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang
dia.”
“Dan juga, dia tidak memimpin
demihuman satupun di dalam Kingdom. Jika dia merekrut demihuman karena
kegagalannya di dalam Kingdom, maka kita harus lebih berhati-hati terhadapnya.”
Ucapan itu diucapkan oleh
Gagaran, dan si kembar yang satunya.
“Apakah itu alasan
kalian ingin tahu apa yang kami ketahui?”
Semua yang ada di
dalam Blue Rose mengangguk. Lakyus menyimpulkannya untuk mereka.
“Kami akan membayar
jumlah yang sama untuk biaya yang kami terima untuk permintaan yang mirip…”
“Kapten. Bolehkah saya
menangani negosiasi selanjutnya?”
Remedios langsung
setuju dengan permintaan Gustavo.
“-Daripada uang, kami
ingin bentuk pembayaran lain.”
“Apa itu? Meskipun
kami ingin memenuhi permintaanmu, kami tidak bisa melakukan apapun.. Namun,
jika kamu ingin membuat kontak dengan bangsawan-bangsawan kuat, itu bisa
diatur.”
“Begitukah? Terima
kasih banyak. Namun, kami tidak memikirkan itu – bisakah anda datang ke negeri
kami dan bertarung bersama kami?”
Ruangan itu hening
sekali lagi. Itu bertahan beberapa detik – tidak, mungkin lebih lama. Suara
selanjutnya yang mereka dengar adalah Lakyus yang bersandar ke kursi.
“Maafkan saya, tapi
kami tidak bisa memberikan bentuk pembayaran itu.”
“…Kami sedang mengumpulkan
informasi karena kami tidak ingin mati. Melakukan hal itu akan menjadi
kebalikan dari tujuan kami.”
Evileye mengangkat
bahu, seakan berkata tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu.
“Kami tidak ingin
meminta anda bertarung melawan Jaldabaoth. Yang perlu dilakukan adalah menunggu
di belakang dan membantu dengan magic penyembuh.”
“Omong kosong, kalian
tidak akan punya waktu lenggang untuk melakukan itu.”
Ucapan Gagaran membuat
mereka tidak bisa berkata apapun.
Dia memang benar.
Separuh bagian utara dari Holy Kingdom telah dikuasai oleh orang-orang buas
Jaldabaoth, dan yang mereka bisa lakukan adalah meluncurkan perlawanan lemah.
Banyak orang yang dikurung di dalam Kamp, dan para paladin yang selamat
bersembunyi di dalam gua sebagai prajurit yang kalah.
“Tidak, bukan seperti
itu. Kami hampir terlambat menghentikan
serbuan demihuman.”
Mereka masih bertahan
di selatan, dimana pasukan negara dan pasukan Jaldabaoth saling menatap satu
sama lain, jadi berkata bahwa mereka di ambang kepunahan mungkin akurat.
Bagi Neia, yang tahu
apa yang terjadi, Ucapan Gustavo terdengar lebih kepada bohongnya daripada
sebenarnya.
“Bisakah kalian
datang, kalau begitu?”
“Aku menolak.”
Remedios berdiri untuk
meminta, dan Evileye langsung menolaknya. Melihat semua orang di dalam Blue
Rose tetap terdiam, kelihatannya dia tidak sendirian dengan pendapat itu.
Mereka semua pasti merasakan hal yang sama.
“…Sejujurnya … kami
mungkin hampir terlambat menghentikan mereka , tapi kami juga sudah diambang
batas. Holy Kingdom dalam keadaan hancur, namun pasukan selatan masih utuh.
Bagaimanapun mereka saja tidak cukup untuk mengalahkan Jaldabaoth.”
Gustavo menuangkan air
pada gelas untuk dirinya sendiri, meminumnya lalu melanjutkan.
“Alasan mengapa kami
belum sepenuhnya ditaklukkan adalah karena pasukan laut berhasil menjepit
pasukan Jaldabaoth di garis pantai utara dan menahan mereka. Jika Jaldabaoth
berhasil menemukan cara untuk menghadapi itu dan menggerakkan pasukannya ke
selatan, mereka tidak akan bisa memberikan sedikitpun perlawanan.”
Namun, itu adalah
pemikiran dari orang-orang di utara, yang tahu kekuatan Jaldabaoth. Orang-orang
di selatan mungkin akan memiliki rencana berbeda. Contohnya, mengusir
Jaldabaoth dengan kekuatan mereka sendiri.
Meskipun sebagian dari
alasan itu adalah karena mereka tidak ingin berbagi informasi, itu juga karena
perselisihan yang sudah berlangsung lama antara utara dan selatan.
Dari awal, banyak
bangsawan di selatan yang selalu protes dengan kenyataan bahwa seorang wanita –
meloncati kakak laki-lakinya – diangkat menjadi Holy Queen untuk pertama
kalinya dalam sejarah.
Karena alasan itu,
untuk menghindari perselisihan antara utara dan selatan, mantan Holy Queen mengabaikan tuduhan tak
berdasar seperti “Holy Queen mengambil posisinya karena dia memiliki sesuatu
dengan kuil, dan dia dibantu secara diam-diam oleh Queralt Custodio.”
Setelah itu, selatan
tidak meningkatkan masalah itu lebih jauh lagi sehingga konfrontasi skala penuh
bisa terhindarkan, tapi itu hanya karena utara dan selatan masih seimbang dalam
kekuatan. Sekarang utara sudah hancur, selatan tidak lagi memiliki alasan untuk
menahan diri. Jadi, sekarang selatan mulai menghina utara.
Meskipun di hadapan
invasi Jaldabaoth, manusia masih memiliki dendam satu sama lain. Neia hanya
tertawa dengan hal itu. Ditambah lagi, ada bisikan-bisikan akan adanya
perebutan kekuasaan untuk posisi Holy King selanjutnya, dan itu hanya membuat
Neia, rakyat biasa, lebih tidak bahagia lagi.
“Itu sangat gawat.”
“Memang benar. Pasukan
laut hanya memiliki sedikit aset yang bisa melawan demon yang terbang, dan
pertempuran itu akan membebani mereka. Jika ini terus berlangsung, mereka tidak
akan mampu menahan pasukan Jaldabaoth selamanya. Kami butuh kekuatan untuk
mengatasi situasi ini! Aku mohon, pinjamkan kekuatan kalian kepada kami! Yang
kami butuhkan adalah sebulan atau dua bulan! Kami bisa membayar berapapun yang
kalian inginkan! Aku mohon kepada kalian, tolong selamatkan Holy Kingdom.”
Saat Gustavo
membungkukkan kepala kepada mereka, Neia dan paladin lain juga berucap
“Tolonglah!” dan membungkuk pula.
Ruangan itu hening
sekali lagi, lalu suara Lakyus membuyarkannya.
“Tolong angkat kepala
kalian. Dan – aku minta maaf, tapi kami tidak bisa pergi ke Holy Kingdom.”
“Mengapa!?”
Neia tersentak dengan
teriakan Remedios. Dia melihat Remedios bangkit dari tempat duduknya dan
menatap Lakyus.
“Tidak mungkin
Jaldabaoth akan berhenti menaklukkan Holy Kingdom! Dia akan mengumpulkan
kekuatannya di sana lalu menginvasi Kingdom! Jika kalian tidak mengalahkannya
sekarang, dia akan menjadi lebih kuat di masa depan!”
“Kamu benar.
Kemungkinan itu sangat besar sekali.”
“Karena kalian paham,
mengapa kamu tidak membantu kami!? Bukan hanya kalian, juga bangsawan negeri
ini, negeri kami! Tidak ada yang mengerti! Bukankah sekarang adalah waktunya
untuk datang bersama-sama dan bersatu melawan!?”
“..Alasan mengapa
bangsawan negeri ini tidak ingin
meminjamkan kekuatan mereka sedikit berbeda dari kami. Apa yang kalian ketahui
tentang Sorcerous Kingdom?”
“Itu adalah tempat
menakutkan yang dikuasai oleh undead, sebuah kota yang diambil dari Kingdom dan
digunakan sebagai jantung sebuah negara. Hanya itu yang rata-rata diketahui
oleh penduduk Holy Kingdom”. Ucap Remedios, Lakyus tersenyum pahit kepadanya.
“Itu benar, dan
sebagian besar akurat… tapi salah di beberapa bagian.. Meskipun undead ada
dimana-mana, manusia yang ada di sana hidup aman dan tentram.”
“…Eh? Di sebuah negeri
yang didirikan oleh undead, yang benci dengan makhluk hidup?”
“Ada banyak macam
undead, dan Sorcerer King adalah seorang penguasa undead. Memberikan perintah
kepada undead yang di bawah perintahnya untuk tidak menyakiti manusia dan
menegakkan perintah itu adalah masalah sederhana baginya.”
Evileye membuat sebuah
suara tidak setuju.
“Evileye… Mm,
bagaimanapun, kami masih memiliki Sorcerous Kingdom di depan mata untuk
dihadapi, jadi sulit bagi mereka untuk memberikan bantuan kepada negerimu. Dan
juga, banyak orang yang tewas selama peperangan dengan Sorcerous Kingdom, yang
memberikan konsekuensi luar biasa di masa depan. Para bangsawan yang kelihatannya
sangat baik tidak seperti yang kalian kira.”
“Meskipun begitu,
bukankah Jaldabaoth adalah masalah yang harus ditangani sesegera mungkin?
Kenyataannya adalah, tak terhitung jumlahnya orang-orang yang menderita karena
Jaldabaoth. Dan Sorcerous apapun itu belum melukai siapapun, ya kan?”
“…Bertarung di dua
arah sekaligus sementara kamu kelelahan adalah hal yang sangat berbahaya, aku
yakin aku tidak perlu menjelaskannya kepadamu, ya kan?”
Remedios terdiam.
“Dan juga, sama halnya
dengan kami. Dua orang dari kami terbunuh di dalam pertempuran dengan
Jaldabaoth meskipun mereka baru saja dihidupkan kembali dari kematian, mereka
masih belum mendapatkan kekuatan mereka sepenuhnya. Jika kami menyerang wilayah
Jaldabaoth dalam keadaan seperti ini, mungkin kami semua akan berakhir
terbunuh.”
“Bukankah Gustavo
bilang kalau kalian tidak perlu melawan Jaldabaoth?”
“Apa, dia benar-benar
percaya dengan itu…”
“Tia! Permisi. Ahem.
Maafkan aku, tapi keadaan tidak akan berubah seperti yang kalian bayangkan.
Selama itu melibatkan resiko menghadapi Jaldabaoth, kami akan menolak pekerjaan
ini. Kami harus menjadi lebih kuat dari yang sekarang agar bisa mempersiapkan
untuk masa depan. Ini hanya hipotesa, tapi kami harus bersiap jika Jaldabaoth
memutuskan menyerang Kingdom sekali lagi.”
Wajah dari setiap
anggota Blue Rose tidak tergerak. Kelihatannya mereka tidak tergoyahkan.
Segera setelahnya,
Remedios berhasil mengeluarkan beberapa patah kata.
“Kalau begitu, siapa
lagi yang bisa menyelamatkan negeri kami?”
Anggota Blue Rose
saling melihat satu sama lain.
“Hanya ada satu
orang,” balas Evileye. “Atau lebih tepatnya, dialah orang yang seharusnya
menjadi tujuan kalian sejak awal, ya kan?”
“Tentu saja
Momon-sama. Momon-sama yang mengusir Jaldabaoth.”
“Ohhh! Benarkah!?”
“Tunggu sebentar,
Kapten Custodio.. jika aku tidak salah, dia adalah…?”
“Kamu pernah
mendengarnya, ya kan? Ya, Momon-sama sekarang di dalam Sorcerous Kingdom dan
merupakan salah satu bawahan Sorcerer King. Oleh karena itu, kelihatannya
kalian harus meyakinkan Sorcerer King untuk membantumu.”
“Geh!” Remedios
mendengus pahit.
Neia mengerti
bagaimana perasaannya. Setiap penduduk Holy Kingdom akan memiliki perasaan yang
sangat kompleks jika meminta sesuatu kepada undead.
Mengingat dia, sebagai
seorang squire, merasa seperti itu, betapa buruknya bagi seorang kapten orde
paladin yang memiliki sebuah pedang suci? Namun – Remedios terpaksa melihat ke
arah anggota Blue Rose.
“…Jika itu adalah cara
yang terbaik untuk mengalahkan Jaldabaoth, kalau begitu mari kita lakukan.
Tidak, hanya itu yang bisa kita lakukan. Jika kita bisa, kita akan tambatkan
harapan kita kepada Momon-“
“-Saya percaya itu
adalah Momon-sama, Kapten”
“Er, ya! Bisakah
kalian menuliskan sebuah surat perkenalan kami kepada Momon-sama?”
52 komentar:
Akhirnya mimin sudah bangun dri tidur yg panjang 😀😀
Semangat minn
Semangat min.... cman kritik doang ya min, itu codenya ada yg slah... jdi outputnya malah jadi teks min dan itu sedikit mengganggu... sekian dan terimakasih min... GANBARE MIN....!!!
Sudah lama ku menunggu akhirnya update juga :v
Semangat min.
Lanjut teruss
Mantaap lanjut Min, semangat
Setia menunggu
Setelah lama menunggu akhirnya~ lanjutkan miin!!!
Makasih bang. Emang translator Laen udah pada jauh, tapi yang TLnya terbaik cuma disini. Ane rela nungguin sampai up lagi.
Makasih bang.
Mantap min, ditunggu lanjutanny
Walaupun disebelah udah selesai vol 13,tetep aja disini terbaik TLny wkwkwk
Semangat min!1!1!1!1!1!
lanjutkan min
Semangat min 👍
Akhir.a ada update jga thanks min
Mantap min, ane selalu bisa nunggu buat baca overlord di sini sih.
Cuma di sini TLnya enak dibaca
makasi min, tetep semangat
Saya Tetep Stay di sini kog .. di tunggu kelanjutan nya
Tetap semangat min buat translatenya
Ditunggu updatenya Pak.
Rela menunggu cybernote karena TL terbaik mudah dicerna. Makasih min
Mantap min
Lagi iseng iseng ngebuka cybersnote gataunya udah apdet hati pun jadi senang:v...semangat min ngentraslatenya
semangat min saya tunggu lanjutannya......
mantap min ditunggu lanjutannya:):)
next,,, makasih untuk volume 12 chapter 2 part 1nya
next
Sip makasih Min :))
yeeeeyyyyyyyy....wuhhuuuuuuuuuuuuuuu....
semangat kakaaaaaaaaaa
Ditunggu kelanjutannya min
Hmm boleh juga kualitas translatenya
Min lanjutin dong, udh sampe vol 13 nih. Cybernote TL terbaik
Sankyu mimin
Woghh, cuma disni yg mudah dipahami. Semangat Min.. semoga dberi kesehatn biar bia up lagi..
Akhirnya update lagi,yeyy
Apakah mimin akan lanjut ????
Min ini web masih hidup dan akan terus lanjut ga?
Kapan updet lagi bos
Di tunggu lanjutannya min
Semangat min buat translate ny, ditunggu kelanjutan nya min
Apakah ini update terbaru? Saya lama tidak berkunjung. Btw terimakasih atas semua staff, admin dan translator yg bekerja demi para reader seperti kami 🙏
Akhirnyaa update juga...Lama banget sibuk nya si admin sampe tahunan.
Semangat min,
Mantap min lanjut terus
Terima kasih, aq br ngikuti blog ini
Aq baca dr awal berhari2 siang dn malam g kelar2
Akhirnya min. Makasih min. Lnjut kira kn ttp setia di sni. Lnjut terus mib
Lanjut Min
Lanjut pak..
Masih yg terbaik dlm translate , krna saya jg ngetranslate tp kek masih kurang ... Mkasih .
Semangatt minnn ������������
Menarikk
Ajee Gilaaa
ai lop yu min muakachih.....
Jaldabouth adalah demiurge, demiurge adalah bawahan ainz, momon dn ainz juga orang yg sama, wkwkwk gimana ya kalo mereka tahu akan hal ini
Aku bertanya2, knp opsi untuk meminta bantuan slane theocracy tidak di sematkan? Seakan di paksakan bahwa slane theocracy akan menjadi lawan terakhir. Padahal secara ideology mereka sama2 membenci non human
Iya, kenapa ya? Sepertinya ada yg terlupakan... Apakah hanya kita berdua yg tidak mengerti hal ini?
Posting Komentar