Chapter 1 : The Demon Emperor Jaldabaoth
Part 2
Saat pasukan musuh
perlahan membentuk formasi, Babel merasakan sebuah rasa perih yang tajam di
tenggorokannya. Semakin pelan serangan musuh, semakin banyak kekuatan yang bisa
mereka konsentrasikan ke benteng ini, dan semakin banyak waktu yang mereka miliki
untuk memberikan perintah mobilisasi. Ini adalah skenario sempurna untuk
komandan mereka, tapi Babel tidak berpikir sama.
Ada demihuman dengan kecerdasan yang melebihi manusia. Tentunya komandan dari pasukan sebesar itu tidaklah bodoh. Jika demikian, dia pasti tahu memberi waktu bagi musuh mereka untuk bersiap adalah hal yang merugikan. Ditambah lagi, sekarang sudah larut malam, dan pertempuran yang akan terjadi akan menguntungkan demihuman. Tidak ada bedanya meskipun mereka sudah menyalakan api unggun.
Babel melihat formasi musuh, 400m di depan.
Meskipun mereka adalah suku-suku yang teratur, kelihatannya mereka tidak mempertimbangkan hal-hal seperti senjata yang mereka gunakan, taktik, karakteristik ras yang beraneka macam dan lain sebagainya.
Kelihatannya, demihuman tidak bergerak di bawah bendera yang sama. Jika tidak mereka pasti akan membentuk barisan yang lebih kompak. Atau apakah ini semacam oligarki, aliansi demihuman yang dipimpin oleh dewan-dewan yang setara.
Ada demihuman dengan kecerdasan yang melebihi manusia. Tentunya komandan dari pasukan sebesar itu tidaklah bodoh. Jika demikian, dia pasti tahu memberi waktu bagi musuh mereka untuk bersiap adalah hal yang merugikan. Ditambah lagi, sekarang sudah larut malam, dan pertempuran yang akan terjadi akan menguntungkan demihuman. Tidak ada bedanya meskipun mereka sudah menyalakan api unggun.
Babel melihat formasi musuh, 400m di depan.
Meskipun mereka adalah suku-suku yang teratur, kelihatannya mereka tidak mempertimbangkan hal-hal seperti senjata yang mereka gunakan, taktik, karakteristik ras yang beraneka macam dan lain sebagainya.
Kelihatannya, demihuman tidak bergerak di bawah bendera yang sama. Jika tidak mereka pasti akan membentuk barisan yang lebih kompak. Atau apakah ini semacam oligarki, aliansi demihuman yang dipimpin oleh dewan-dewan yang setara.
"Aku tidak menemukannya, Boss. Apakah anda bisa melihat komandan musuh?"
"...Tidak, aku belum melihat pimpinan mereka."
Anak buahnya belum melaporkan penampakan apapun sejauh ini.
Bagaimanapun, mereka seharusnya memiliki komandan. Jika tidak, meskipun sudah membentuk berbagai unit akan sangat mengalami kesulitan.
"Dia tidak bisa terus bersembunyi selamanya. Dia pasti akan muncul di medan perang."
Diantara demihuman, pimpinan mereka yang kuat akan muncul untuk unjuk kekuatan.
Saat itulah Babel harus bekerja.
Babel menggenggam erat busurnya.
Itu adalah busur tipe komposit longbow yang diimbuhi dengan magic yang khusus untuk digunakan melawan demihuman. Ditambah lagi, dia juga memiliki "Mantle of Shadow" (Mantel bayangan), cocok untuk berbaur ke dalam bayangan dan melakukan penyergapan, "Boots of Silence" (Sepatu kesunyian) yang menghilangkan suara langkah kakinya, sebuah "Vest of Resistance" (rompi bertahan) untuk meningkatkan daya pental terhadap berbagai serangan, sebuah "Ring of Deflection" (Cincin Pemantulan) untuk melindungi dirinya dari senjata jarak jauh dan perlengkapan-perlengkapan lain semacam itu. Ini adalah tanda seberapa besar negeri ini menghargai Babel.
"Kalian semua bersiaplah untuk menembak setiap saat," Babel memberi perintah kepada bawahan-bawahannya, yang sedang bersembunyi di sampingnya seakan mereka hilang di dalam malam.
Manusia akan bertukar utusan untuk mengeluarkan deklarasi dan pengumuman; sebuah karakteristik perang antara para bangsawan. Namun tak ada siapapun yang menginginkannya di benteng ini, termasuk jenderalnya, yang ingin melakukan perundingan dengan demihuman dari bukit. Setidaknya, mereka akan melakukan pembicaraan sebagai bagian dari taktik untuk mengelabui mereka, dan ketika komandan musuh terlihat, mereka akan menembaknya langsung di tempat itu.
"Kamu juga seharusnya kembali ke unitmu."
"Aku akan melakukannya. Berhati-hatilah bos."
"Ahh, kamu juga."
Sekelebat perasaan tidak enak lewat di hati Babel saat dia melihat Orlando pergi.
Beberapa demihuman memiliki serangan-serangan spesial yang mematikan.
Contohnya, Mata mistis milik Giant Biclops.
Demihuman ini memiliki sepasang mata besar yang tidak proporsional. Salah mata mistis ini memiliki kemampuan untuk memberikan [Charm] kepada musuhnya. Korban mata ini akan secara tidak sadar mendekat kepadanya. Bahkan pasukan bertahan di dinding akan mengambil jalan terdekat untuk menuju demihuman di depan mereka.
Biasanya, mereka akan memakai item magic yang bisa menangkal kemampuan khusus seperti itu, tapi Orlando tidak dihiasi item seperti itu. Jika keberuntungannya buruk, dia mungkin akan dihabisi dalam sekali tebas.
Babel memejamkan mata untuk menyingkirkan perasaan tidak enaknya, dan seorang figur wanita muncul di pikiran Babel.
Dia adalah salah satu dari Sembilan Warna, Wanita yang dikenal sebagai si Putih.
Dia juga membuatku khawatir, tapi dalam cara yang berbeda. Dia tidak tahu dan sering membuat orang-orang di sekitarnya berada dalam masalah. Itulah kenapa Peach mengalami kesulitan... Mengapa putriku ingin berdiri di sisi wanita seperti itu? Bukankah lebih baik jika wanita tersebut bertemu pria yang baik, jatuh cinta dengannya lalu menikah ya kan!
Babel mengusir kekhawatiran terhadap putrinya yang membengkak di dalam hati.
Di waktu yang sama, dia melihat kembali ke arah pasukan demihuman, untuk mengubah suasana hatinya.
Dia tidak tahu berapa banyak demihuman yang berdiri di lereng bukit, tapi ada banyak bendera yang berkibar di sana. Bendera-bendera itu bukanlah kamuflase; satu-satunya magic caster tingkat tiga di benteng ini sudah memastikannya dari langit.
Dengan kata lain, hari ini memang benar-benar ada banyak unit pasukan yang berkumpul. Situasinya tidak akan berakhir hanya dengan saling tatap saja.
Babel memulai ritual seperti biasanya.
Dia mengeluarkan sebuah boneka kayu yang diukir dari kantung dadanya, lalu menciumnya.
Ini adalah figurin yang dibuat oleh putrinya ketika berusia enam tahun. Itu adalah boneka yang aneh dengan empat batang keluar dari sebuah bola, dibuat untuk bisa terlihat seperti ayah. Dia masih jelas teringat hari-hari dimana dia memujinya dengan berkata "ini benar-benar monster yang keren", lalu dia menangis keras, dan saat itulah istrinya menendang Babel.
Boneka itu sudah lusuh karena berkali-kali menyentuhnya, mata dan mulutnya yang terukir sudah pudar. Putrinya pun sudah tumbuh jauh lebih besar dari waktu itu, jadi Babel ingin putrinya itu membuatkan figurin yang lebih mirip dengannya. Tapi mungkin saja dia tidak tahu akan hal itu di hatinya, karena putrinya tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membuatnya kembali.
Mungkin itu dikarenakan tur panjang tugas penempatan Babel di sini, sehingga dia jarang sekali melihat istri dan putrinya. Dia merasa semakin jauh dari mereka setiap hari. Di masa lalu putrinya itu akan langsung memeluknya, tapi suatu ketika, dia tidak lagi memeluk Babel ketika dia pulang.
Dia sudah cukup besar untuk bisa lepas dari sang ayah, istrinya tersenyum, tapi ini adalah peristiwa besar bagi Babel.
Jika aku bisa mengambil cuti 2 bulan, aku ingin kemping sekeluarga, seperti dulu.
Putrinya akan mendengarkan dengan serius ketika Babel menceritakan pengetahuannya sebagai seorang ranger. Itulah yang dia inginkan. Meskipun begitu, Babel tahu itu mungkin tidak akan berhasil.
Dia meletakkan boneka tersebut kembali ke sakunya.
Putrinya itu jarang di rumah karena dia ingin menjadi seorang paladin. Ketika Babel pulang setelah absen lama, sang putri juga sering pergi.
Jika dia menikahi seseorang yang tinggal dekat dengan rumah kami itu akan jadi hal yang terbaik... tidak, cuman bagus, atau mungkin cuman sedikit bagus.
Jalan hidup Paladin adalah yang paling tidak cocok dengan sang putri. Babel telah mengamatinya selama ini, jadi dia yakin akan hal itu.
Sang putri telah memilih jalan ini karena dia mengagumi bagaimana sang ibu terlihat sebagai seorang paladin. Namun, itu tidaklah cukup untuk bisa menjadi seorang paladin.
Hanya seorang knight
yang mengekspresikan keadilan yang mereka percayai secara fisiklah yang bisa
disebut seorang paladin.
Jadi, sebagian besar alasannya diakibatkan karena istrinya yang sangat menakutkan - dia tidak mengatakannya, tapi bagi Babel, paladin pada dasarnya adalah orang gila.
Aku penasaran apakah putriku tahu itu... Meskipun aku tidak ingin dia tahu...
"-Itu benar-benar jumlah yang tidak masuk akal."
Ucapan dari bawahannya yang dikeluarkan dengan nafas tertahan membuat Babel kembali sadar.
“Ahhh, benar sekali. Tetap saja, tidak usah takut. Cukup bantu aku.”
Suasana hati dari bawahan dan ajudannya agak mengendur.
Benar sekali, begitulah. Ketegangan adalah musuh bagi para penembak jitu.
Dan saat Babel membuyarkan wajahnya yang bengong - meskipun dia tidak tahu apa dia punya ekspresi tersebut - dengan sebuah senyuman tipis, ada perubahan pada barisan musuh.
Seorang demihuman perlahan melangkah maju.
Meskipun ada banyak demihuman di sekitarnya, dia tidak dikawal. Apakah dia tidak memerlukan pengawalan, atau apakah dia penuh kesombongan, atau apakah dia seorang utusan yang kematiannya tidak dapat terhindarkan?
"Apakah kita harus menembaknya?"
"jangan sekarang. Tapi bergeraklah ke tempat dimana mudah untuk menembak dan tunggulah perintahku."
Setelah memberikan perintah dengan suara lirih, bawahannya berbondong-bondong menjauh, seperti bayang-bayang yang memanjang.
Apakah dia adalah Jenderal musuh, atau apakah dia hanyalah utusan biasa? Babel mempelajarinya dengan hati-hati untuk mencari tahu.
Demihuman itu... apa spesiesnya? Aku tak pernah tahu sebelum ini... dan pakaian apa itu? Apakah itu adalah pakaian adat? Ataukah topeng itu juga sama?
Dia pastinya bukan manusia, dilihat dari ekor yang keluar dari belakang pinggangnya.
Masalahnya adalah pakaian demihuman itu. Seseorang akan menganggapnya sebagai pakaian adat, dan memang benar, rasanya memang seperti itu. Namun, bahkan dari jarak sejauh ini, seseorang akan tahu itu adalah pakaian yang dibuat dengan sangat baik, bahkan bisa dibandingkan dengan manusia.
Demihuman yang memiliki peradaban tinggi sangat menyusahkan...
Bukan hanya Babel, tapi semua pasukan yang sedang menunggu di dinding menelan ludah saat mereka melihat setiap gerakan yang dibuat oleh demihuman itu. Di tengah-tengah ketegangan yang ada di udara, demihuman tersebut mendekat hingga jarak 50m dari lokasi Babel.
"Itu sudah cukup! Lebih dekat lagi sudah melewati wilayah Holy Kingdom! Ini bukanlah tempat bagimu demihuman! Cepat pergi!"
Suaranya cukup keras bahkan Babel yang agak jauh merasa suara itu memang keras. Datangnya dari pria yang menjadi komandan benteng ini, salah satu dari lima Jenderal di Holy Kingdom. Dia bisa membayangkan suara dari pria itu yang agak gemetaran, armor yang tidak terasah berdengung di perutnya.
Alasan mengapa dia hanya memiliki satu petugas staf di sampingnya adalah karena dia tidak berniat untuk membuat yang lainnya ikut terkena serangan musuh jika mereka meluncurkannya. Di saat yang sama, ada banyak pasukan dengan perisai besar yang bersembunyi di belakangnya, yang siap bergegas jika ada sesuatu yang terjadi.
Sebaliknya, suara demihuman itu lembut dan enak di dengar, bernuansa dan cukup halus untuk menenangkan hati dari setiap orang. Bahkan dari jarak sejauh ini, masih bisa sampai di telinga Babel.
"Kami sudah tahu itu. Sekarang -- bolehkah aku tahu siapa anda"
"Aku... Aku adalah Jenderal yang bertugas di benteng ini! Siapa kamu?"
Tidak perlu memberitahukan hal itu kepada lawan, Babel mengerutkan dahi, tapi dia sudah tahu jika Jenderal itu bukanlah orang yang pandai. Oleh karenanya, yang bisa dia lakukan adalah menganggap ini sebagai hal yang tak terelakkan.
Jadi, sebagian besar alasannya diakibatkan karena istrinya yang sangat menakutkan - dia tidak mengatakannya, tapi bagi Babel, paladin pada dasarnya adalah orang gila.
Aku penasaran apakah putriku tahu itu... Meskipun aku tidak ingin dia tahu...
"-Itu benar-benar jumlah yang tidak masuk akal."
Ucapan dari bawahannya yang dikeluarkan dengan nafas tertahan membuat Babel kembali sadar.
“Ahhh, benar sekali. Tetap saja, tidak usah takut. Cukup bantu aku.”
Suasana hati dari bawahan dan ajudannya agak mengendur.
Benar sekali, begitulah. Ketegangan adalah musuh bagi para penembak jitu.
Dan saat Babel membuyarkan wajahnya yang bengong - meskipun dia tidak tahu apa dia punya ekspresi tersebut - dengan sebuah senyuman tipis, ada perubahan pada barisan musuh.
Seorang demihuman perlahan melangkah maju.
Meskipun ada banyak demihuman di sekitarnya, dia tidak dikawal. Apakah dia tidak memerlukan pengawalan, atau apakah dia penuh kesombongan, atau apakah dia seorang utusan yang kematiannya tidak dapat terhindarkan?
"Apakah kita harus menembaknya?"
"jangan sekarang. Tapi bergeraklah ke tempat dimana mudah untuk menembak dan tunggulah perintahku."
Setelah memberikan perintah dengan suara lirih, bawahannya berbondong-bondong menjauh, seperti bayang-bayang yang memanjang.
Apakah dia adalah Jenderal musuh, atau apakah dia hanyalah utusan biasa? Babel mempelajarinya dengan hati-hati untuk mencari tahu.
Demihuman itu... apa spesiesnya? Aku tak pernah tahu sebelum ini... dan pakaian apa itu? Apakah itu adalah pakaian adat? Ataukah topeng itu juga sama?
Dia pastinya bukan manusia, dilihat dari ekor yang keluar dari belakang pinggangnya.
Masalahnya adalah pakaian demihuman itu. Seseorang akan menganggapnya sebagai pakaian adat, dan memang benar, rasanya memang seperti itu. Namun, bahkan dari jarak sejauh ini, seseorang akan tahu itu adalah pakaian yang dibuat dengan sangat baik, bahkan bisa dibandingkan dengan manusia.
Demihuman yang memiliki peradaban tinggi sangat menyusahkan...
Bukan hanya Babel, tapi semua pasukan yang sedang menunggu di dinding menelan ludah saat mereka melihat setiap gerakan yang dibuat oleh demihuman itu. Di tengah-tengah ketegangan yang ada di udara, demihuman tersebut mendekat hingga jarak 50m dari lokasi Babel.
"Itu sudah cukup! Lebih dekat lagi sudah melewati wilayah Holy Kingdom! Ini bukanlah tempat bagimu demihuman! Cepat pergi!"
Suaranya cukup keras bahkan Babel yang agak jauh merasa suara itu memang keras. Datangnya dari pria yang menjadi komandan benteng ini, salah satu dari lima Jenderal di Holy Kingdom. Dia bisa membayangkan suara dari pria itu yang agak gemetaran, armor yang tidak terasah berdengung di perutnya.
Alasan mengapa dia hanya memiliki satu petugas staf di sampingnya adalah karena dia tidak berniat untuk membuat yang lainnya ikut terkena serangan musuh jika mereka meluncurkannya. Di saat yang sama, ada banyak pasukan dengan perisai besar yang bersembunyi di belakangnya, yang siap bergegas jika ada sesuatu yang terjadi.
Sebaliknya, suara demihuman itu lembut dan enak di dengar, bernuansa dan cukup halus untuk menenangkan hati dari setiap orang. Bahkan dari jarak sejauh ini, masih bisa sampai di telinga Babel.
"Kami sudah tahu itu. Sekarang -- bolehkah aku tahu siapa anda"
"Aku... Aku adalah Jenderal yang bertugas di benteng ini! Siapa kamu?"
Tidak perlu memberitahukan hal itu kepada lawan, Babel mengerutkan dahi, tapi dia sudah tahu jika Jenderal itu bukanlah orang yang pandai. Oleh karenanya, yang bisa dia lakukan adalah menganggap ini sebagai hal yang tak terelakkan.
“Oh begitu, Karena anda
sudah memberitahukan nama, saya khawatir tidak sopan jika tidak meresponnya.
Perkenalkan, hadirin semuanya dari Holy Kingdom. Nama saya adalah Jaldabaoth.”
“Jangan-jangan?!”
Pria yang berteriak
itu adalah staf petugas yang ada di dekat Jenderal.
“Iblis terkutuk
Jaldabaoth! Apakah kamu adalah demon yang memimpin pasukan demon dalam
keributan di ibukota Re-Estize Kingdom?”
“Ohhh! Saya merasa
terhormat ada yang mengetahui nama saya. Memang benar, saya adalah arsitek dari
pesta menakjubkan di Re-Estize Kingdom. Namun, gelar iblis terkutuk sangat
disayangkan.. ya, saya ingin tahu apakah anda bisa memanggil saya sebagai Demon
Emperor (Kaisar Demon) Jaldabaoth.”
Babel mengucapkan
kalimat, “Demon Emperor Jaldabaoth.”
Itu benar-benar gelar
yang arogan, tapi melihat dari banyaknya demon yang dia pimpin, dan setelah
memikirkannya kembali atas apa yang pernah dia dengar tentang keributan di
ibukota kerajaan, gelar itu mungkin memang layak.
“Sialan kau! Apakah
kamu berniat menerapkan rencanamu itu kepada kami setelah apa yang kamu lakukan
kepada Kingdom?”
“Tidak, itu agak
salah. Itu dikarenakan aku bertemu dengan warrior menakutkan di dalam Kingdom—”
Jaldabaoth mengangkat
bahu dengan bosan. Ada sebuah perasaan yang tak bisa dijelaskan terhadap gaya
bergeraknya, dan itu membuat Babel membayangkan dia sedang melihat seorang
manusia bangsawan untuk sesaat.
“—Yah, izinkan saya
untuk menyimpan pengetahuan itu dalam diri sendiri.”
“Lalu ada urusan apa
kamu kemari? Mengapa kamu memimpin demihuman-demihuman itu ke tempat ini?”
“Saya datang kemari
untuk mengubah negeri ini menjadi neraka kehidupan. Aku ingin membuat negeri
ini menjadi salah satu negeri yang menggaungkan tangisan, umpatan, teriakan
yang kekal selamanya. Namun, menggerakkan umat manusia sebanyak itu sendirian
adalah hal yang mustahil, oleh karena itu saya membawa serta mereka. Sebagai
gantinya, mereka akan membuat kalian umat manusia yang menyedihkan jatuh ke
dalam rawa-rawa keputusasaan sedalam bahu, agar bisa memancing keluar ratapan
penyesalan dan penderitaan dari kalian semua.”
Jaldabaoth
mengatakannya dengan sangat gembira.
Di titik ini, Babel
belajar mengenal arti dari kekejaman. Apa yang diteriakkan oleh orang-orang
suci tentang “demihuman yang keji” tidak lebih dari propaganda untuk mengangkat
semangat tempur. Tidak lebih daripada igauan. Dari sudut pandang yang berbeda,
penyerangan demihuman tidak lebih dari pergi ke ladang untuk memberi makan
mereka.
Terror memenuhi tubuh
Babel. Di waktu yang sama, dia menguatkan pikiran.
Dia tidak akan
membiarkan demon itu menginjakkan kaki di tanah Holy Kingdom, tempat istri dan
anaknya berada.
Babel mempererat
genggaman pada busur di tangannya.
Jika ucapan
Jaldabaoth dimaksudkan untuk mengintimidasi mereka, maka itu adalah sebuah kegagalan.
Manusia bukanlah makhluk penakut dan lemah. Mereka akan membiarkan dia
merasakan kebodohannya karena meremehkan umat manusia dengan serangan balik
yang ganas.
Orang-orang yang ada
di sini memiliki semangat baja untuk mempertahankan Holy Kingdom, meskipun
beberapa tahun yang lalu sedikit berkarat, mereka masih sepenuhnya mengabdikan
diri kepada tanah airnya.
“—Apa kamu kira kami
akan biarkan kamu melakukan hal semacam itu? Dengarlah Jaldabaoth si bodoh!”
gonggongan Jenderal itu.
Memang benar, Dia sedang
menggonggong.
“Ini adalah barisan
pertama dari pertahanan Holy Kingdom! Dan juga merupakan barisan terakhir
pertahanannya! Di belakang kami terdapat kedamaian dari rakyat Holy Kingdom!
Apa kamu kira kami akan biarkan dirimu menginjak-injaknya sesuka hati!?”
Para prajurit yang
ada di dekatnya berteriak, “Uooooooohhhhh!” merespon raungan Jenderal tersebut.
Dalam sekejap, semangat tempur mereka menyala-nyala. Babel juga akan ikut
berteriak jika dia tidak sedang menyembunyikan diri, dan mungkin para bawahannya,
yang tubuhnya sedikit gemetaran, merasakan hal yang sama.
Namun, sebuah tepuk
tangan meredamkan itu. Setelah bertepuk tangan sebentar, demon tersebut
berbicara.
“Anjing penjaga yang
sedang menjaga tempat buaian, hm? Aku tidak bisa bilang aku tidak setuju.
Sangat penting melindungi sesuatu. -Ya, aku sangat setuju. Meskipun begitu, aku
akan berikan kepada mereka yang kutangkap di sini sebuah sambutan yang sebaik
mungkin.”
Cara dia tertawa saat
bicara membuatnya terdengar seperti sedang menikmati ini.
Jaldabaoth tidak
berbicara keras. Oleh sebab itu, masih bisa dipahami jika suaranya tidak
terdengar ke tempat Babel berada. Meskipun begitu, kalimat tersebut sampai ke
telinganya dengan jernih secara misterius, seakan datangnya dari belakang Babel
sendiri.
--Jangan mengkhawatirkan itu, mungkin saja itu adalah ulah
magic.
Mantra-mantra dan
item-item magic yang menguatkan suara memang ada, dan kelihatannya Jaldabaoth
sedang menggunakannya. Namun, dia tidak bisa menyingkirkan perasaan tidak enak
yang terus menempel di punggungnya.
“Aku tidak akan menerima sikap menyerah atau apapun semacamnya. Hibur
aku sebaik-baiknya. Kalau begitu sekarang – mari kita mulai.”
Babel memberikan perintah kepada para bawahannya untuk menembak.
Tidak perlu lagi menunggu perintah Jenderal. Mereka diizinkan sebuah
kebebasan, karena kesempatan untuk menembak komandan musuh tidaklah muncul
begitu ssaja. Menunggu persetujuan dari atasan mereka mungkin akan memberikan
hasil peluang yang terbuang.
Babel berdiri.
Orang-orang di sekitarnya mengikuti.
Hanya butuh sekejap untuk mengunci targetnya. Sebuah jarak 50m pada
dasarnya adalah jarak titik tembak yang paling bagus bagi Babel. Dia menarik
busurnya, dipenuhi dengan nafsu membunuh – lalu Babel merasakan mata Jaldabaoth
bertemu dengannya melewati topeng tersebut.
Kami tidak akan memberimu waktu
untuk kabur atau mempertahankan diri. Jika kamu ingin menyalahkan sesuatu,
salahkah saja kesombonganmu karena keluar ke garis terdepan sendirian!
“—Tembak!”
51 anak panah meluncur bersamaan dengan suara Babel.
Busur mereka yang sudah dibubuhi mantra melepaskan anak panah magis.
Anak panah api meninggalkan garis merah yang mengambang di udara, jejak
biru tetap terlihat di belakang anak panah es, garis edar dari anak panah petir
membekas kuning, kilatan hijau mengikuti anak panah beracun, anak panah Holy
milik Babel sendiri meninggalkan jejak putih saat mereka meluncur menembus
kehampaan.
Anak-anak panah yang terlepas dari busur yang ditarik penuh itu
berjalan melewati jalan lurus saat mereka meluncur di udara, masing-masingnya
menyerang tubuh Jaldabaoth tanpa melenceng sedikitpun.
Tembakan Babel terutama sangat tepat, dan setelah diperkuat dengan
martial art dan skill miliknya, masing-masing anak panah itu memiliki kekuatan
yang setara dengan tebasan menurun yang sangat kuat dari prajurit bersenjata
berat. Jika dia terkena ini, bahkan seorang pria dengan armor full plate akan
terdorong mundur lalu bergulung-gulung di tanah.
Namun – Jaldabaoth bahkan tidak bergeming sedikitpun meskipun sudah
menerima 51 anak panah.
Lalu kemudian, ada suatu kejadian yang membuatnya meragukan matanya.
Anak panah yang seharusnya melubangi tubuhnya jatuh ke tanah.
Apa?! Apakah dia tidak bisa
ditembus oleh senjata jarak jauh?
Babel cepat-cepat mengambil anak panah kedua saat memikirkan bagaimana
Jaldabaoth bertahan dari tembakan-tembakan panah itu.
Beberapa monster memang bisa menetralkan serangan-serangan karena
kemampuan khususnya. Contohnya, Lycanthropus dan semacamnya hampir tidak bisa ditembus
jika tidak menggunakan senjata perak untuk melawan mereka.
Dia mempertimbangkan kemungkin Jaldabaoth memiliki kemampuan yang
mirip. Kalau begitu, serangan macam apa yang bisa menembus pertahanan
Jaldabaoth?
Anak panah yang barusan dia luncurkan terbuat dari baja, dan telah
dibubuhi oleh mantra kekuatan holy yang sangat efektif terhadap iblis dan
semacamnya. Meskipun dikatakan demon tidak bisa bertahan terhadap kekuatan
tersebut, tidak disangkal jika Jaldabaoth telah membuktikan kebal terhadapnya.
Kalau begitu, Yang terbaik adalah menggunakan anak-anak panah yang lain untuk
mempelajari lebih jauh kekuatan lawan, merobohkan tudung misteri itu untuk bisa
menulis kemenangan.
Babel mempersiapkan sebuah anak panah perak selanjutnya. Itu juga telah
dibubuhi dengan kekuatan kebenaran.
“..Sekarang, izinkan aku membuat sebuah gerakan. Ini adalah hadiah yang
remeh, tapi saya akan senang jika kalian menerimanya. Ini adalah mantra tingkat
10: [Meteor Fall].
Babel merasakan ada sesuatu dari atas, mendekatinya dengan kecepatan
yang tidak bisa dihindari. Setelah melihat ke atas, dia melihat segerombolan
cahaya.
Itu adalah sebuah batu yang panas dan besar – tidak, itu adalah sesuatu
yang lebih besar daripada batu.
Cahaya perlahan memenuhi pandangannya, dan dalam sekejap dia melihal
sekilas istri dan anaknya di tengah-tengah cahaya itu.
Dia tahu itu hanyalah sebuah ilusi. Putrinya sudah cukup besar sehingga
sudah bisa memilih jalan sendiri. Meskipun begitu, putri yang dia lihat masih
muda, dan istri Babel sedang menggendongnya masih terlihat sangat muda.
Tidak, jika aku tidak mengatakan
dia masih muda sekarang ini, dia mungkin akan membunuhku-
----
Meteor yang berguguran membelah langit itu kemudian menabrak dinding,
lalu meledak. Sebuah raungan menggelegar bergema ke sekitarnya. Gelombang kejut
raksasa meratakan semua yang disentuhnya dan meluluhlantakkan dinding tersebut.
Saat pasir dan kotoran terlempar oleh gelombang kejut dari ledakan
tersebut mulai berjatuhan ke tanah, debu-debu perlahan mulai mereda.
Yang terlihat hanyalah dinding yang hancur, berkeping-keping dan asap
yang mengambang.
Setelah melihat benteng yang hancur seperti itu, tidak usah ditanya
lagi nasib dari para prajurit yang bertempat di sana.
Manusia tidak mungkin bisa selamat dari kondisi sedemikian rupa.
Tentu saja, Demiurge tahu beberapa manusia bisa bertahan terhadap
keadaan demikian. Contohnya, ada saja orang-orang bodoh yang menginjakkan
kakinya ke dalam Great Underground Tomb of Nazarick, tanah suci yang diciptakan
oleh para Supreme Being. Namun, dia telah melakukan penelitian yang dalam
sebelumnya, dan dia telah memastikan bahwa tidak ada manusia semacam itu yang
ada di sini.
“Kalau begitu sekarang, ini seharusnya sudah cukup dianggap sebagai
persiapan.”
Demiurge membersihkan debu-debu yang menempel di pakaiannya dengan
tangan. Dia tidak terkena oleh pasir atau kotoran, tapi debu dari ledakan itu
sampai di tempatnya, jadi ada sedikit bau tanah yang menempel di pakaiannya.
Tidak – dia pasti akan melakukannya meskipun bukan itu alasannya. Lagipula, ini
adalah item yang berharga dari Supreme being yang telah menciptakannya.
Tentu saja, Demiurge memiliki banyak pakaian lainnya selain set yang
ini, tapi bukan berarti dia bisa memperlakukan pakaian ini dengan ceroboh
karena itu.
Saat dia memikirkan penciptanya yang maha kuasa, Demiurge tersenyum
dibalik topengnya, lalu melihat ke arah manusia-manusia yang menyedihkan itu.
Jika dia melanjutkan serangan, kebingungan dari musuh akan lebih
terlihat jelas lagi, dan pada titik ini, serangan demihuman akan menyebabkan
kemenangan penuh. Namun, dia tidak menggunakan mantra itu karena tujuan
tersebut.
Demiurge hanya bisa merapalkan mantra dalam jumlah yang sangat sedikit;
hanya ada satu mantra tingkat sepuluh lainnya yang dia miliki. Kekuatan
Demiurge yang sebenarnya adalah berada pada skill yang dia miliki, meskipun dia
menggunakan mantra barusan dengan membatasi kekuatannya, pemandangan di depan
sudah cukup tragis.
Tidak ada tanda-tanda serangan balik. Kelihatannya mereka mati-matian
berusaha mengumpulkan informasi dan berkumpul kembali.
Komandannya belum tewas.. dan
kebingungan mereka bukan dikarenakan mereka curiga kepada kami… apakah mereka
tidak apa-apa?
Demiurge memutar badannya berpaling dari para manusia,
berjalan kembali ke arah formasi para budaknya.
Dia bahkan tidak bersiaga terhadap kemungkinan adanya
serangan dari belakang.
Dia bisa sesantai ini karena semua informasi yang telah dia
kumpulkan.
Demiurge sangatlah kuat.
Memang benar, dia mungkin memiliki peringkat yang rendah
diantara para Guardian Floor, tapi dia percaya diri bisa menang dalam
pertempuran. Itu karena dia tahu pertempuran itu dilakukan karena seseorang
percaya diri bisa menang. Itu artinya seseorang tidak seharusnya memilih untuk
bertarung jika dia tidak mampu menang, kecuali diperintah sebaliknya.
Hanya ada satu orang yang Demiurge tidak bisa kalahkan –
dengan kata lain, hanya ada satu lawan yang membuatnya tidak bisa memastikan
kemenangannya sendiri walaupun memiliki persiapan yang cukup.
Orang itu memiliki kecerdasan yang melampaui dirinya, taktik
yang melebihi apa yang bisa dia bayangkan, sebuah pandangan dunia yang
kelihatannya melebar hingga selama-lamanya, Puncak akhir yang memegang semuanya
di telapak tangan.
Dia adalah penguasa tertinggi dari Great Underground Tomb of
Nazarick – Ainz Ooal Gown.
Supreme Being yang menjadi tumpuan loyalitas Demiurge.
Menghasilkan undead
dalam jumlah besar adalah salah satu bagian dari rencananya. Ketika rencana itu
dijalankan, takkan ada yang mampu melukai Ainz-sama. Betapa menakutkannya
beliau. Kelihatannya yang lain masih belum menyadari betapa menyenangkannya
dibawah kepemimpinan seorang Supreme Being-
Ada sebuah bunyi gedebug.
Ini adalah pertama kalinya sesuatu terjadi kepada Demiurge diluar rencana. Dia
berbalik untuk melihat ke arah sumber suara.
Kelihatannya ada seseorang yang meloncat turun dari dinding.
Pria yang melakukannya perlahan bangkit berdiri.
“B, Bos sudah mati. Dia, Dia adalah orang yang ingin aku
kalahkan!”
Pria itu menghunuskan pedangnya dengan kedua tangan saat
berkata demikian.
Demiurge mengevaluasi pria tersebut dari penampilannya. Dia
langsung mendapatkan jawabannya.
Level Ancaman – E (Cacing)
Kemungkinan Error – E (Tidak ada sama sekali)
Tingkat Kepentingan – E (Kelinci Percobaan)
Dengan kata lain, dia tidak lebih dari sampah. Tetap saja,
dia adalah salah satu dari Sembilan Warna – Memang tidak semuanya menakjubkan,
dia pikir tidak ada salahnya menangkap yang satu ini lalu melakukan segala
macam percobaan padanya.
“Uoooooooohh!”
Pria yang berteriak itu berlari ke arah Demiurge.
Pelan. Pelan sekali. Jika hanya ini kecepatannya, bukankah dia harusnya
lebih memanfaatkan otaknya? Contohnya dengan menggunakan [Silence] untuk
mendekat perlahan-lahan lalu mengurangi jarak kami…
Ini adalah jarak yang bisa
dilampaui dalam sekejap oleh rekan-rekan Demiurge. Pria itu – perlahan-lahan –
berlari ke arah Demiurge.
Menurut informasi yang Demiurge
kumpulkan, kemampuan rendahan pria ini kelihatannya menggunakan sebuah serangan
spesial yang beberapa kali lebih kuat dari normal dengan imbalan hancurnya
senjaga yang dimiliki. Oleh karena itu, dia memiliki sebuah pedang pada
masing-masing tangan, dan beberapa pedang lagi di pinggangnya.
Bagaimana aku harus membunuhnya? Jika aku membunuhnya sebersih mungkin,
lalu aku bawa dia kembali aku bisa – ah, akhirnya dia sampai.
Setelah memastikan bahwa dia
tidak akan terkena cipratan dari darah pria tersebut, Demiurge memberikan
sebuah perintah.
“[…Tusuk dirimu sendiri di bagian
tenggorokan dengan pedang-pedangmu.]”
Ada sebuah suara tersedak dan
suara ingin muntah.
Sebuah tampang kebingungan muncul
di dalam mata pria tersebut yang baru saja menusuk tenggorokannya sendiri
dengan pedang yang dia genggam. Matanya menjadi kabur saat roboh di tanah.
Teriakan kesakitan muncul dari
dinding.
Demiurge berbalik, berjalan ke
samping pria tersebut, lalu membawanya dengan memegang kerah bajunya
menggunakan satu jari telunjuk sebelum kembali ke formasi pasukannya.
Setelah dia kembali ke dalam
barisan, perwakilan dari masing-masing suku – bukan pimpinan mereka – berkumpul
di depan Demiurge.
Demiurge membagi para demihuman
dalam pikiran menjadi dua kelompok.
Satu jenis menginginkan darah
segar dan melihat manusia tidak lebih dari makanan. Mereka akan mematuhi yang
kuat, dan mereka akan dengan senang hati melaksanakan perintah Demiurge. Jenis
yang lainnya adalah mereka dibuat berlutut di depan terror Demiurge, dan mereka
mematuhinya karena pengaruh negatif seperti ketakutan.
Demiurge telah memilih sekelompok
dari jenis yang terakhir.
“Kamu telat berkumpul.”
Sambil berkata demikian, dia
memegang bahu dari satu demihuman secara acak yang dia pilih dari kelompok
tersebut. Spesiesnya dikenal sebagai Zern. Setelah melakukannya, dia merobek
kulit dari bahunya.
Meskipun Demiurge lemah diantara
para Guardian Floor, dia masih bisa melakukan hal itu.
Demihuman yang kulitnya – dan
sedikit dagingnya – dirobek hingga lepas roboh di tanah dengan kesakitan yang
luar biasa, berteriak tak beraturan.
“Sekarang, mulailah serangannya.
Berhati-hatilah untuk tidak terlalu mengalami banyak korban dari kalian.
Hidangan utama akan dimulai setelah kita melewati dinding ini,” Demiurge
berkata dengan nada yang lembut.
Kebaikannya memang asli ketika
diarahkan kepada sesama penghuni Nazarick. Dia adalah orang yang sangat lembut
menyangkut temannya. Namun, bagi orang lain, kebaikannya hanyalah sebatas seperti
yang diberikan kepada alat-alatnya.
Setelah menerima perintah,
demihuman-demihuman itu berlarian kembali ke berbagai suku-suku mereka.
Demihuman yang bergulung-gulung di tanah tidak terkecuali.
Pesan yang mereka terima adalah
yang mematuhi perintah Demiurge dan memperoleh hasil yang bagus akan menemui
nasib bagus. Tentu saja, itu juga berarti mendapatkan hasil sebaliknya berarti
masa depan mereka sama sekali tidak akan menyenangkan.
Demiurge tersenyum lembut saat
dia melihat punggung-punggung beastmen yang semakin menjauh.
“-Kalau begitu, mari kita mulai
langkah pertama rencana kita. – Para demon.”
Demiurge mengaktifkan salah satu
skill miliknya dan memanggil demon dalam jumlah yang besar yang dimaksudkan
sebagai pion untuk dikorbankan.
Meskipun demon-demon ini sangat
lemah dibandingkan dengan Demiurge, mensummon demon-demon yang lebih kuat itu
artinya dia tidak bisa memanggil sebanyak ini. Yang terpenting dalam operasi
ini adalah untuk menyebarkan kalimat bahwa pasukan Holy Kingdom telah diserang
oleh para demon, itu artinya kuantitas adalah yang diprioritaskan di sini.
“Sekarang dengar baik-baik.
Bantulah para demihuman dalam usaha mereka. Dan juga, batasi pengejaran
terhadap manusia. Jangan melakukan hal-hal bodoh seperti tidak membiarkan satu
orangpun kabur dari benteng itu.”
Demon-demon berperingkat rendah
mengangguk, lalu meluncur di langit berbarengan.
Meskipun monster-monster yang di
summon seharusnya tahu sebagian dari apa yang diketahui oleh summoner mereka,
informasi tersebut secara umum sangatlah samar… yang terbaik adalah
menganggapnya sebagai kemampuan untuk membedakan teman dari lawan. Oleh karena
itu, penting sekali memberikan perintah secara verbal kepada makhluk-makhluk
yang di summon.
Sekarang ini… jika bola sudah mendarat pada targetnya itu adalah hal
yang bagus.
Otak Demiurge yang tajam
memikirkan segala macam situasi, dan setelah menghitung lusinan kemungkinan,
dia membuat koreksi yang tepat untuk memperoleh tujuannya. Sedikit
kemelencengan masing di dalam prediksinya. Namun, ada kalanya ketika
orang-orang yang bodoh sekali akan menjadikan situasi menjadi berkembang ke
arah yang tidak bisa diduga.
Tentunya seseorang dengan kecerdasan seperti Ainz-sama bahkan bisa
memprediksi tindakan dari orang-orang bodoh itu… aku masih terlalu jauh.
Setelah dipikir-pikir, jika aku bisa berbagi ini dengan Ainz-sama bagus juga…
Saat dia berpikir demikian,
jantung Demiurge berdebar keras. Dia telah menghabiskan banyak waktu
mempersiapkan panggung ini; jika dia tidak bisa membaginya dengan sang tuan,
apa yang akan Demiurge lakukan?
Para hadiri dari Holy Kingdom, Aku memiliki keinginan yang tulus. Aku
harap anda semua membiarkan Ainz-sama menikmatinya dengan bentuk-bentuk
penderitaan kalian.. Meskipun, bagaimana Ainz-sama akan merubah rencanaku
menjadi hasil yang lebih baik?
Seperti seorang murid yang sedang
menunggu guru yang dia hormati memberikan instruksinya, Demiurge tersenyum di
dalam hati penuh dengan api pengharapan dan kegirangan.
Oh, untuk mempelajari tindakan Ainz-sama, menuju diri yang lebih baik,
dan memperdalam loyalitasku. Betapa menakjubkannya hal itu!
Bagi Demiurge, yang dilahirkan
untuk melayani Supreme Being, tak ada yang lebih menyenangkan daripada
memberikan semuanya untuk sang tuan.
“Ahhh, ini benar-benar luar
biasa..”
Iseng-iseng buka cybershnote, ternyata dah update. Makasih ya min. Ditunggu part 3 nya min.
BalasHapusArigatou Min..!!
BalasHapusSemangat lanjutin terus min!
thx min~~~
BalasHapusnih arc holy kingdom panjang ya?
Makasih update nya se8mangat gan
BalasHapusJadi ini update seminggu sekali toh.
BalasHapusYah nunggu minggu depan deh.
Selamat menunggu semuanya.
Untuk admin semangat ya.
Terima kasih banyak min udah ngesub
BalasHapustetap semangat admin dan tim, kami para penggemar overlord sangat berterima kasih.
BalasHapusdan kami akan tetap setia menunggu
Krakter pling kejam yg gue suka, gak ad kata ampun buat Demiurge! Haha
BalasHapusMemang pling enak bca sub indonya.
Semangat buat admin dan tim, Ingat jaga kesehatan jng sampe jtuh sakit.
Dan trimakasih banyak udah translete.
Oke
HapusVOLD 12 SAMAPAI BRP CHAPTER ?
BalasHapusVol 12 cuma 3 chapter.. Vol 12 ini dibagi dua jg kayak vol 5 dan 6..
BalasHapusAnd arigatou min..
wah cepet min updatenya, mksh min, semoga lancar jaya....
BalasHapusgreATZ
BalasHapusmin, fontnya kalo bisa di perbesar semua,
BalasHapussankyu atas kerja kerasnya min Siggy
Badd ass demiurge karakter fav gua stelah albedo
BalasHapusPadahal iseng doang buka,trnyat dah smpe part 3 xD
BalasHapusTq nin,terimakish dan ngTL ny :)
ga tw klo udh update��������
BalasHapusMkasih bnyak min & tim...
BalasHapusD tunggu chapter slanjutnya
Terima kasih min dah update
BalasHapusMantap min,thx min transletan nya
BalasHapusMantap min lanjut terus
BalasHapusMantap min lanjut terus
BalasHapusSasuga Ainz Sama Banzaai 😼😳
BalasHapusNext
BalasHapusPenasaran aapakah ada ya masih baca juni 2020
BalasHapusAda dong
HapusWkwk hadir
HapusMantap
BalasHapusApk baca LN overlord dimana?sub indo/english
HapusAh subarasi
BalasHapusPihak MC membawa kehancuran kepada manusia, benar benar cerita anti mainstream
BalasHapusTerlalu berlebihan kalau di anggap membawa kehancuran,tak semua manusia di NW merasa hancur stelah Ainz, contohnya di E-Rantel. tujuan utama mc adalah membawa manusia, demihuman, dan heteromof bisa hidup berdampingan. Jalan yg dilalui ya seperti peperangan. Seperti yg di ketahui dimana ada peperangan pasti ada kehancuran. Tak terkecuali di dunia nyata.
Hapusnice banget nih ln jadi pengen baca sampai tamat hehehe semangat min
BalasHapusSausga ainz sama
BalasHapus