Chapter 5 : Frost Dragon Lord
Part 4
Setelah
berkata demikian kepada Shalltear, yang sedang berdiri di sampingnya, Aura
membuka gulungan tersebut – World Class Item yagn dia bawa serta – lalu
mengaktifkan kekuatannya.
[Depiction of Mountains and Rivers].
Sederhananya,
itu adalah sebuah item yang menyegel sebuah target ke dalam ruang yang
tertutup. Lebih tepatnya, menukarkan sebuah lukisan pemandangan dengan dunia
nyata, lalu mengkonversi dunia nyata ke dalam sebuah lukisan pemandangan.
Definisi
dari ‘target’ dalam hal ini sama halnya dengan mantra tingkat super [The
Creation] (Penciptaan), dan ditujukan pada area tertentu. Tak ada satupun di
dalam area tersebut – baik yang bergerak maupun tidak – bisa menangkal efeknya.
Kali
ini, dia akan mengurung semuanya di dalam gua raksasa ini ke dalam dunia lain
yang diciptakan oleh [Depiction of Mountains and Rivers].
Shalltear
dan Ainz dilindungi oleh World Class Item, jadi mereka tidak akan terkurung di
dalam dunia lain itu. Malahan mereka akan muncul di dalam lukisan pemandangan
tersebut yang menggantikan daerah nyata yang telah dilahap.
Namun,
sebagai pengguna item tersebut, Aura otomatis akan tersedot ke dalam.
Dunia
yang terlukis ini hampir sama dengan dunia aslinya, tak ada yang aneh atau luar
biasa di dalamnya. Namun, secara fundamental itu adalah sebuah ilusi. Tanpa
kekuatan [Depiction of Mountains and Rivers], ketika seseorang keluar dari area
yang menjadi target, semuanya akan hilang menjadi kabut. Dengan kata lain,
setiap harta karun yang didapatkan dari dalam dunia lukisan itu juga akan
hilang menjadi kabut.
Tentu
saja, dua orang yang telah masuk ke dalam bagian oubliette yang nyata
dengan kemauan mereka sendiri. Sejujurnya, World Class Item tidak bisa
mempengaruhi pemegang World Class Item lain, tapi berbeda masalahnya jika para
pemegang itu menerima pengaruh tersebut. Semuanya berkat sebuah patch dari developer Yggdrasil.
(TL Note
: Oubliette – Dungeon rahasia yang memiliki pintu masuk jebakan satu-satunya di
atap)
Seseorang
bisa memilih satu dari 100 dunia lain untuk dihamparkan ke bagian dunia nyata
dari targetnya.
Seperti
contohnya, ada tanah berlahar mematikan yang memberikan damage api terus
menerus, lanskap daerah di utara yang memberikan damage es, dataran petir yang
menghujanji kilatan petir pada jangka waktu berkala, daerah berangin dimana
jarak pandangannya nol, atau dunia berkabut, sebagai pilihan dasar.
Hal yang
aneh adalah juga ada medan perang yang bisa dipilih. Setelah beberapa saat,
sebuah bala bantuan dengan jumlah besar akan muncul menyerang musuh. Namun,
pasukan ini hanya akan sekuat 60% saja dai lawan mereka, jadi pada dasarnya
terbatas untuk mengurangi sumber daya musuh.
Jika
konfrontasi satu lawan satu yang diinginkan,, seseorang malahan bisa menghadapi
musuh dengan jumlah entitas kuat yang sama, masing-masing memiliki 80% kekuatan
dari pengguna kekuatannya. Karena kemampuan ini, benda itu sangat berguna jika
untuk melawan seseorang dengan musuhnya.
Aspek
yang paling menakutkan dari item ini adalah tidak menarik orang-orang ke dalam
sebuah dunia lain, tapi membiarkan penggunanya memilih target mana yang akan
terkena efeknya. Pengguna itu juga bisa memilih efek ini. Dengan kata lain,
bahkan jika pengguna itu menciptakan sebuah daerah dengan lava pijar, mereka
bisa mengecualikan orang-orang yang dipilihnya terbebas dari damage api.
Namun,
item ini memiliki kelemahan.
Kecuali
ada dunia lain tertentu yang digunakan, salah satu dari 40 rute jalan keluar
akan dipilih secara acak ketika mengaktifkannya, dan jika musuh berhasil keluar
dari rute itu, pemilik item tersebut akan berpindah kepada musuh. Tentu saja,
tak ada dari tiap-tiap jalan itu yang sederhana, tapi kenyataannya seseorang
bisa mengambil alih item itu tanpa harus mengalahkan pemiliknya berarti
memilikinya lebih mudah daripada World Class item lain kebanyakan.
Kali
ini, Aura memilih salah satu dunia lain yang spesifik tersebut, sebuah wilayah
terkunci yang sederhana.
Disamping
terkurung, musuh tidak akan menerima konsekuensi efek yang merusak apapun.
Namun, hanya ada satu jalan tertentu untuk keluar dari tempat ini.
“Baiklah,
Hanzo, aku ingin kalian menghadang jalan keluar dari dunia ini. Akan
menyusahkan jika ada yang kabur. Membungkuklah sedikit.”
Hanzo
itu membungkuk dari tempat persembunyiannya di dalam bayangan, dan memperhatikan
dengan seksama penjelasan Aura terhadap jalan keluarnya.
Meskipun
Aura tidak mendeteksi adanya penyergap di dekat, tidak ada salahnya
berhati-hati.
“Kalau
begitu, Aura. Berapa banyak lagi orang yang telah masuk ke dunia ini setelah
yang lainnya?”
“Hm?
Hanya dua orang.”
Jawaban
itu berarti musuh tidak memiliki World Class Item. Mereka menghela nafas lega.
Shalltear
melihat ke bangunan dari bekas ibukota yang ada di sekeliling. Itu adalah
sebuah kota yang luas, tapi sangat hening, seakan penduduknya sudah kabur
semua.
Mereka
harus cepat-cepat menangkap Clan Lord, penguasa Quagoa, dan menyampaikan ucapan
Supreme Being kepadanya. Namun, penglihatan mereka terhalang oleh rumah-rumah
tersebut dan mereka tidak bisa menemukan tempat dimana dia tinggal.
“Bisakah
kamu membakar rumah-rumah itu?”
“Hm? Aku
tidak bisa. Namun, aku bisa menciptakan lingkungan berbahaya yang memberikan
damage setiap saat. Contohnya, jika ada satu baris rumah kayu, kita bisa
menciptakan daerah berlahar lalu membakarnya menjadi abu.”
“Itu
mungkin akan membunuh mereka semua, jadi kamu tak bisa melakukan itu.”
“Yeah.
Tetap saja, aku bisa mengaktifkannya sejenak dan menghadapi setiap orang yang
selamat.. tapi akan sayang sekali jika bijih-bijih logam mereka juga ikut
meleleh.”
Quagoa
itu memberi makan anak-anak mereka logam dan semacamnya, jadi seharusnya ada
logam atau bijih mentah dan mineral-mineral lainnya dalam jumlah besar yang
berserakan. Menghancurkannya adalah hal yang sia-sia, dan Shalltear setuju.
“Disamping
itu, perintah Ainz-sama adalah untuk melihat apakah mereka mau mengabdi kepada
kita.”
“Lalu
beliau bilang jika mereka menolak, kita akan potong jumlah mereka hingga jumlah
tertentu.”
“..Shalltear.”
Setelah
melihat Aura yang memicingkan matanya, Shalltear menyadari apa maksud dia.
“Tidak
apa! Aku tidak akan mengacaukannya kali ini! Aku be-nar-be-nar tidak akan
mengacaukannya!”
“Jika
memang bisa begitu.”
“Kurasa
sekarang aku paham. Kamu harus menggunakan kepalamu. Mari?”
“Mm. Ayo
pergi. Kalau begitu bisakah aku serahkan pemangkasan jumlah mereka kepadamu?”
“Kurasa
aku lebih cocok untuk tugas itu. Apakah kamu tidak apa?”
“Kekuatan
Aura terikat kepada para binatang buasnya, jadi dia tidaklah cukup baik untuk
hal semacam ini.
“Yeah..
Jika Mare ada di sini, dia akan memicu sebuah gempa bumi lalu menyapu sebagian
besar dari mereka.”
“Bocah
itu memiliki serangan luas terkuat di Nazarick. Aku sangat yakin dalam hal itu,
tapi kekautanku terbatas di tempat seperti ini.”
Ngomong-ngomong,
dengan menggunakan sebuah gempa gumi untuk menyapu mereka tidak akan memenuhi
perintah sang tuan yaitu ‘seleksi’. Jika dia bisa melakukannya, maka dia bisa
saja memanggil para bawahannya untuk melakukan pembantaian tanpa pandang bulu.
“Jadi
kamu sudah menerima perintah seperti itu? Semua tugas ini agar kamu belajar,
Shalltear.”
Aura
mengulangi berkali-kali perintah tuan mereka yang telah diberikan.
“Memang
benar.” Balas Shalltera, lalu dia menyebutkan sesuatu yang sedang dia pikirkan
selama ini.
“Melihat
dari kekuatan musuh yang kita temui sejauh ini, kelihatannya tidak ada orang di
sini yang bisa mengalahkan seorang Death Knight. Lalu, jangan-jangan mereka
kalah hanya kebetulan saja? Kelihatannya mereka menggunakan sebuah item atau
mengalahkan mereka dengan sebuah summon yang dipanggil kembali nantinya...
Sangat jarang sekali prediksi Ainz-sama bisa salah.”
Shalltear
menyadari Aura yang sedang menatapnya. Dia tidak ingin bertanya mengapa dia
melakukannya.
“Apa?
Apa ada yang salah?”
“Bukan
seperti itu.. hm... ahhhh. Dasar bodoh.~”
Sebuah
tampang tidak senang terbersit di muka Shalltear.
Jika dia
melewatkan sesuatu, maka mengapa Aura tidak langsung mengatakannya saja?
Beberapa saat kemudian Aura memberikan jawabannya.
“Coba
katakan – bagaimana bisa Ainz-sama membuat kesalahan semacam itu?”
“Apakah
membuat Death Knight kalah adalah bagian dari rencana Ainz-sama? Memang benar
Death Knight yang dibuat olah Ainz-sama memiliki stats yang tinggi. Tak ada
orang yang pernah kita temui sejauh ini yang harusnya bisa mengalahkan
mereka..”
Aura
memukulkan kepalan tangannya ke tangan yang satunya. “Apakah itu juga mungkin?”
dia penasaran.
“Ternyata
begitu. Jadi mungkin saja dia sengaja membiarkan lawan membunuh Death Knight
itu. Aku tidak berpikir sejauh itu, tapi aku ingin berkata bahwa ‘prediksi
Ainz-sama tidak salah’. Death Knight jatuh dari jembatan itu, kurasa mereka
tewas karena jatuh. Jejak kaki mereka ada di sana ketika kita melewati benteng
itu, tapi mereka tidak ada di sisi lain. Dengan kata lain, mereka dikalahkan di
tengah jalan. Itu artinya, hanya ada satu alasan mereka bisa mati.”
“Jika
memang begitu, apakah itu artinya ini melebihi prediksi Ainz-sama?”
“Sudah
kubilang padamu. Bukan seperti itu. Jika Ainz-sama bicara kepadamu dengan
serius, mungkin seperti yang kamu katakan, Shalltear.”
“Apa
maksudmu dengan itu?”
Shalltear
mengerutkan dahinya, tak mampu memahami. Aura bersuara “Ahhhhhh!” lalu
menginjak-injakkan kakinya ke tanah.
“Apa
maksudmu, ‘Apa maksudmu dengan itu? Sudah kubilang, ya kan? Ainz-sama sudah
tahu Death Knight tewas karena jatuh dari Great Rift itu.”
“Ehhh?!”
“Haaa...
mengapa kamu tidak berpikir saat itu dulu? Kamu tahu, ketika Ainz-sama sedang
menjelaskannya kepadamu, aku ingin bertanya apakah Death Knight itu didorong
sampai mati, tapi Ainz-sama langusng melihatku lalu memerintahkan kepadamu
untuk diam. Apakah kamu tidak sadar? Saat itulah dia memberikan instruksinya.”
Shalltera
berkedip karena kaget. Dia pernah melihat
sang tuan membuat isyarat seperti itu. Pada awalnya, dia mengir aitu karena dia
ingin Aura diam karena dia sedang mengatakan sesuatu. Namun, Supreme Being itu
adalah seorang strategist jenius, jadi penjelasan Aura kelihatannya lebih masuk
akal daripada pembacaan dirinya terhadap situasi yang berpotensi banyak celah.
Tetap
saja, jika memang begitu, mengapa dia menjelaskan semua itu kepadany?
“Wajah
macam apa itu? Pikir sedikitlah dan kamu akan tahu.”
Ucapan
Aura yang bengong membuat jantung Shalltear mengkerut seperti dilempar kesana
kemari oleh pusaran air.
“Jangan-jangan...
untuk diriku? Apakah beliau sengaja melakukan itu untuk melatihku? Apakah itu
maksudmu?”
“...
Jawaban lain apa yang mungkin ada? Selama perjalanan, kamu berkata bahwa
mungkin ada seorang musuh yang kuat dan bertanya kepada Ainz-sama banyak hal.
Jika kamu tahu mereka jatuh ke dalam Great Rift, apakah kamu akan bertanya
sebanyak itu? Ah, bisakah kamu merahasiakan ini dari Ainz-sama? Itu semua
karena kamu meragukan Ainz-sama...”
“Kamu
bilang aku meragukan kemampuan Ainz-sama? Bagaimana mungkin?”
Shalltera
berharap Aura bisa tetap diam tentang bagaimana dia begitu saja bicara tidak
percaya kepada kemampuan dari Supreme Being.
“Yah,
rahasiakan ini. Seperti Ainz-sama yang ingin aku merahasiakan ini darimu. Kamu
juga harus menjaga bibirmu.”
“Tentu
saja.”
Ketika
seseorang bercermin dengan tenang terhadap hal ini, Aura telah melakukan sebuah
dosa besar, yaitu mengabaikan perintah seorang Supreme Being. Namun, itu karena
dia merasa Shalltear telah menunjukkan sikap tidak hormat kepada Yang Agung...
Jadi apakah aku atau Aura yang tidak sopan
terhadap Supreme Being? Ataukan bukan kami? Hm-
Kepala
Shalltear pusing, lalu dia memutuskan untuk berhenti bawel dan tidak
merenungkan masalah merahasiakan itu.
“..Tetap
saja, bukankah itu adalah suatu tanda tidak hormat sendiri? Hm...”
“..Hm –
ngomong-nogmong, jika mereka tidak tunduk kepada Ainz-sama, beliau bilang
sesuatu tentang memangkas jumlah mereka hingga menjadi 10.000 orang saja.
Memang beliau tidak bilang berapa wanitanya, bagaimanaa dengan anak-anak?”
“Apakah
dia memberikannya dengan jelas berapa jumlah yang hidup?”
“Meskipun
begitu, bukankah mereka akan semakin kuat dengan maka berbagai logam saat
anak-anak? Dan jika kita akan menguasai mereka, bukankah anak-anak lebih mudah
dicuci otaknya? Shalltear-“
Sebuah
seringai jahat muncul di wajah Aura.
“Jika
Ainz-sama tidak memberikan instruksi yang jelas, itu artinya... itu adalah
ujian, ya kan? Memang bisa saja kita mengirimkan Hanzo untuk bertanya,
Ainz-sama bilang menyerahkannya kepadamu, ya kan? Jadi kurasa Ainz-sama ingin
melihat bagaimana kamu menghadapinya.. Bisakah Guardian Floor nomer satu kita
menangani tugas ini dengan baik?”
Shalltear
tersenyum tipis dengan balasan itu. Dia sudah memikirkan ini sejak pertama
kalinya dia menerima perintah.
“4000
pria dan wanita lalu 2000 anak-anak seharusnya cukup.”
“Hm? Hm
– Kurasa. Kelihatannya kamu menangani ini dengan cukup mudah – hm?”
Aura
terdiam lalu mengarahkan telinganya untuk mendengar. Shalltear tahu apa yang
sedang dia lakukan dan sebisa mungkin terdiam. Pada akhirnya, dia tersenyum
saja.
“Ah, aku
dengar suara seperti segerombolan Quagoa dalam jumlah besar yang sedang
bergerak.”
“Apakah
mereka sedang kabur, ataukan mereka memberangkatakan pasukan?”
“Aku
tidak bisa memastikannya hanya dengan suara, tapi mereka kedengarannya seperti
sedang berlari kabur. Kelihatannya mereka menyebar di luar kota.”
Kelihatannya,
ada 80.000 Quagoa di sini. Demihuman adalah makhluk yang semakin kuat dengan
bertambahnya usia. Dengan kata lain, semuanya adalah prajurit. Jika mereka
menggerakkan lebih dari 10.000 orang namun melepaskannya di dalam kota,
keunggulan mereka dalam jumlah akan terpotong menjadi separuh.
Sementara
para penyusupnya sangat sedikit mereka tidak layak disebut sebagai sebuah
pasukan, mereka memiliki kekuatan tempur yang luar biasa. Masalah naga itu
seharusnya sudah tersebar ke seluruh penjuru Quagoa. Jika memang begitu, orang
yang lebih pintar akan memimpin yang lainnya keluar dari kota untuk evakuasi,
sambil mengatur formasi untuk memancing musuh ke dalam kota untuk bertempur.
Jika jumlah musuh yang sedikit bergerak ke dalam kota, Quagoa bisa mengepung
kota itu dan melakukan serangan bergelombang untuk membuat mereka lelah sebelum
memberikan pukulan akhir dengan sebuah tim yang terdiri dari para warrior elit.
Kelihatannya itulah strategi tempur yang paling tepat.
Bagaimanapun,
seseorang memerlukan sebuah tempat yang luas dan lapang untuk menyebarkan
pasukan besar.
Shalltear
berharap seperti itu.
“Mereka
di sebelah sana. Kalau begitu, kita mulai saja negosiasinya sekarang.”
“Tentu
saja. Kita harus kerja keras agar tidak membuat Ainz-sama menunggu.”
***
Lebih
dari 60.000 Quagoa yang mampu bertempur membentuk barisan dan sedang menunggu
musuh.
Quagoa
wanita yang tidak hamil atau membesarkan anak merupakan petarung yang sama
bagusnya dengan yang pria, begitulah cara mereka menggerakkan jumlah massa
sebesar ini. Tetap saja, meskipun mengumpulkan sebuah pasukan yang lebih besar
dari yang pernah ada di sejarah, Clan Lord Pe Riyuro tidak gembira sama sekali.
Ini
sangat aneh sekali. Gua yang di dalamnya ada ibukota kerajaan tiba-tiba
diselubungi oleh kabut.
Apa yang
sebenarnya terjadi?
Pasukan
yang siap tempur itu mulai berbaris menghadap ibukota kerajaan. Jika musuh
takut terhadap jumlah mereka dan tidak keluar, maka itu adalah skenario
terbaik. Oleh karenanya, mereka membawa bahan pangan yang sedikit, dan
meninggalkan harta karun milik orang-orang dwarf. Selama musuh mereka tidaklah
bodoh, mereka akan melihat bahwa tidak ada gunanya bertarung.
Namun,
seseorang muncul dari ibukota kerajaan.
Salah
satunya berpakaian armor merah, dan yang lainnya adalah seseorang yang pendek
berkulit gelap dan bukanlah seorang dwarf.
Menurut
mereka yang telah menyaksikan pertemuan dengan naga di luar ibukota kerajaan,
seharusnya ada dua lagi, tapi mereka tidak melihatnya. Mereka pasti sedang
menjarah harta karun, sementara mereka berdua ini mengulur waktu untuknya.
“Bagaimanapun,
untuk memastikannya, itu bukan golem ya kan?”
“Ya,
mereka bukan golem.”
Menurut
Yozu, Golem-golem itu memiliki perawakan yang tinggi dan memakai armor hitam.
Jadi pakaian armor merah itu adalah yang lain. Namun-
Mungkin itu adalah salah satu tipe golem.
Sebaiknya berpikir demikian. Tapi tetap saja, mengapa mereka keluar menghadapi
sebuah pasukan dengan jumlah puluhan ribu secara langsung? Apakah karena mereka
percaya diri bisa membunuh kami semua – Tidak mungkin, itu tidak mungkin. Itu
sangat mustahil.
Riyuro
menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan gambaran mengerikan yang muncul
dari dalam kepalanya.
Dia bisa
menebak bahwa lawan memiliki kekuatan yang luar biasa, melihat mereka yang baru
saja menciptakan dimensi yang aneh itu. Kenyataannya mereka bisa membuat
seorang naga berlutut di depan mereka tanpa bertarung juga menandakan mereka
sangatlah kuat.
Tetap
saja, di pihaknya ada jumlah 60.000 orang. Benar-benar tidak bisa dibandingkan
dengan hanya ratusan atau ribuan orang, secara teori mereka bisa membunuh
setiap orang di sini.
Tetap
saja itu hanyalah secara teori.
Meskipun
jika salah satu dari beberapa Quagoa bisa memberikan damage melalui pukulan
beruntung, lebih dari ribuan putaran pertempuran, damage goresan yang terkumpul
akan menghasilkan luka yang bahkan bisa membuat musuh tidak bisa bertarung
lagi.
Jumlah
adalah kekuatan. Dengan pasukan berjumlah 60.000, selama mereka bertempur di
tanah, harusnya mereka bahkan mampu membantai seorang Dragon Lord (Pimpinan
Naga).
“-Aku
akan pergi untuk bicara dengan orang-orang ini. Kamu tunggu di sini. Jika aku
terbunuh... Yah, lakukan sesukamu.”
“Itu
terlalu beresiko,” salah satu penasehat Riyuro mengatakannya, mengutarakan hal
yang sudah jelas.
“...
Kita tidak bisa bicara dengan para golem, jadi aku akan bicara dengan yang ada
di sampingnya. Gawat jika kita setidaknya tidak tahu tujuan mereka.”
Bagaimanapun,
Riyuro sudah bertekad untuk mencoba sebuah dialog.
Musuh
pasti sangat kuat. Jadi, dia akan menanyakan tujuan mereka. Jika mereka bisa
menerima diajak bicara, maka dia tidak keberatan membayar suatu harga tertentu.
Jika mereka bisa mengusir Dragon Lord itu, maka mengakui mereka sebagai tuan
mereka yang baru juga tidak apa. Meskipun itu tidak mungkin, dia bisa membayar
mereka lebih dari yang para dwarf lakukan sebagai imbalan berpindah kubu.
“Tak ada
yang boleh mengikutiku.Jika kalian semua datang bersamaan, mungkin akan memicu
suatu rasa permusuhan.”
Tanpa
berkata apapun kepada para pembantunya, Riyuro melangkah maju.
Pasukannya
terbelah ke dua sisi, dan lawan kelihatannya menayadari bahwa ada yang datang.
Dia bisa melihat musuh berhenti mengamati gerakannya.
“Maaf
sudah menunggu.”
Riyuro
adalah yang pertama berbicara, dan suaranya membuat musuh saling melihat satu
sama lain.
Dia
melihat sekeliling. Seperti yang dia duga, tidak ada orang lain. Hanya ada dua
orang dari pertemuan dengan naga itu – seorang dwarf dan yang memakai penutup
kepala tengkorak – tak ada satupun yang ada di sini.
“Hm?
Siapa kamu? Si pendek berkulit gelap itu membalas.
Kelihatannya
yang berarmor merah adalah seorang golem. Kelihatannya lebih pucat dan pendek
daripada humanoid yang ada di sampingnya. Tetap saja, sekali tatap, tidak ada
yang tahu apakah dia seorang makhluk ciptaan – kelihatannya sangat nyata.
“Saya
adalah Pe Riyuro, Pimpinan para klan Quagoa yang hidup di tempat ini. Dan anda
– siapakah anda?”
“Kami
diperintahkan oleh Maharaja Tertinggi yang datang ke tanah ini untuk menguasai
kalian.”
Dia bicara!
Yang
memakai armor merah berbicara. Karena dia dengar Golem tidak bisa bicara, jelas
dia bukanlah seorang golem.
Mencoba
menyembunyikan kekhawatirannya, Riyuro membalas:
“Menguasai?”
“Benar.
Tuan kami telah datang untuk menaklukkan kalian. Berlututlah dan membungkuklah
di hadapannya.”
Lalu, apa yang harus kulakukan? Riyuro berpikir dengan cepat.
Dia
tidak keberatan membungkuk dan menyambut seorang penguasa baru. Yang mereka
perlu lakukan adalah tumbuh kuat di bawah penguasai itu lalu menjungkirkannya.
Masalahnya
adalah mereka tidak bisa tunduk kepada lawan tanpa tahu kekuatan mereka. Mereka
memang telah membuat naga itu berlutut di depannya, tapi naga itu bukanlah
Dragon Lord. Yang dia tahu, setelah berlutut, merkea mungkin akan dibuat
bertarung melawan Dragon Lord itu.
“....Seharusnya
ada dua orang lagi dari pihak kalian. Apa yang terjadi dengan mereka?”
“Kamu
tidak perlu tahu. Kamu hanya diperbolehkan berbicara jika kamu menerima kami
atau tidak.”
Mereka
tidak membuka apapun kepadanya. Itu artinya menyelidiki niat musuh – apakah
mereka benar-benar bertarung sejujurnya atau tidak – sangatlah penting.
“...
Anda bilang ingin menundukkan kami. Namun, sangat sulit bagi kami untuk
menerima tawaran itu tanpa tahu kekuatan anda. Apakah itu masuk akal?”
Dengan
kata lain, maksud dia adalah “Jika kau katakan kepadaku seberapa kuat dirimu,
aku tidak keberatan tunduk kepadamu.” Namun, mereka berdua saling melihat satu
sama lain lalu mengangkat bahu.
“Begitukah.
Perintah kami menyatakan jika kalian tidak mau tunduk kepada kami, jumlah
kalian harus dipangkas sampai kalian terpaksa berlutut oleh kami. Setelah itu,
kalian harus bunuh diri sampai hanya tersisa 4000 pria, 4000 wanita dan 2000
anak-anak. Harusnya kamu bisa membedakan siapa yang lebih berharga, benar kan?”
“Kalau
begitu, ketika sudah hanya tersisa 10.000 saja, kami akan membawa kalian ke
negeri kami, Sorcerous Kingdom, dimana kalian harus bekerja.”
Ketakutan
mengalir di tubuh Pimpina klan dalam sekejap.
Bukan
karena isi yang kejam dari pesan itu. Namun karena mereka telah mengirimkan
berita itu dengan nada yang benar-benar tidak ada sedikitpun arogansi.
Dia
merasa dua orang ini benar-benar bisa melakukannya.
Ya.
Dua
orang ini bisa membunuh satu pasukan dengan jumlah lebih dari 60.000 orang.
Apakah
mereka sudah gila? Apakah mereka terlalu percaya diri? Ataukah-
Sikap
yang sulit dipercaya itu membuat Riyuro kehilangan kata-kata dan tak tahu apa
yang harus dilakukan selanjutnya.
Mereka
tidak bisa mendengarkan perintah segila itu tanpa melawan.
Mungkin
mereka telah merasakan niat melawan dari sisinya, tapi dua orang itu saling
melihat satu sama lain, lalu wajah mereka berubah menjadi menyeringai.
Para
dwarf memiliki banyak rambut, jadi dia bisa mengerti mereka. Dua orang ini
tidak memiliki rambut kecuali yang ada di atas kepala mereka, jadi dia tidak
bisa membaca ekspresi mereka. Sebesar itulah jurang pemisah diantar dua spesies
berbeda tersebut.
“Tu-Tunggu-“
Dia
tidak bisa menyelesaikan permintaannya agar mereka mau menunggu.
“-Kalau
begitu, sekarang aku akan mulai memangkas jumlah kalian hingga tingkat yang
bisa diterima. Jadi, jangan berikan pakaianmu kepada orang lain.”
Biasanya,
Quagoa tidak memakai pakaian. Lagipula, mereka ditutupi oleh bulu dari kepala
hingga mata kaki.
Namun,
seorang raja harus menunjukkan otoritasnya, jadi dia perlu sesuatu agar bisa
dengan mudah membedakan dirinya dengan yang lain. Itulah kenaa dia memakai
pakaian dan sebuah mahkota yang dibuat oleh para dwarf, dengan sigil pemimpin
klan. Di waktu yang sama, dia bisa membiarkan yang lainnya menjadi tubuh ganda
bagi dirinya, agar bisa menipu musuh dari ras lain.
Apakah
mereka sudah menebak rencana itu lalu mencoba memotong dirinya di tengah jalan?
Menghabisi
pimpinan musuh untuk melumpuhkan pasukan musuh adalah kondisi kemenangan yang
sangat jelas. Namun, mengapa mereka tidak melakukannya?
Tidak, bukan seperti itu. Ada alasan lain untuk
itu.. Jangan-jangan.... Pasti itu. Mereka tidak mencoba membunuhku, mereka
mencoba untuk tidak membunuhku karena kecelakaan!
Perbedaan
antara spesies sangat dalam. Namun, selama dia memakai pakaian itu, mereka bisa
mengetahui siapa pemimpin klan sehingga mereka bisa mengampuninya. Itulah arti
dari deklarasi mereka yang angkuh.
“Kalau
begitu, bukankah sudah waktunya kamu kembali? Kami akan memulainya ketika
pihakmu bergerak ke arah kami. Aku akan gembira jika kamu sudah memilih siapa
yang selamat sebelum itu.”
“Cepatlah
kembali.”
Mereka
melambaikan tangan kepada dirinya, menandakan bahwa dia harusnya kembali.
Dengan kata lain, tidak perlu lagi bernegosiasi lebih jauh.
Ini
terlalu jauh berbeda dari yang dia duga.
Aku sudah bilang kepada mereka aku bersedia berlutut,
tapi mengapa mereka tidak bisa sedikitpun memberikan kelonggaran? Jika mereka
tidak bersedia melakukan itu.. apakah itu artinya mereka memandang hidup kami
tidak ada artinya...?
Di
hadapan kearoganan ini, Clan Lord itu berusaha untuk menahan teror yang
mengalir dari hatinya.
Bagaimanapun.. mereka tidak mungkin bisa
memangkas 60.000 orang menjadi 10.000.. Ya. Pasti begitu. Mereka pasti sudah
gila setelah melihat pasukan kami!
Di bawah
keadaan biasa, pemikiran semcam itu adalah benar. Bahkan para naga tidak bisa
memangkas jumlah mereka sebesar itu.
Dalam
sekejap, kesadaran terbersit pada Clan Lord.
Jangan-jangan mereka berniat untuk melakukan
serangan-serangan pukula lalu lari?
Jika
mereka bertarung seperti para naga, maka keadaannya akan sangat sulit.
Menggelar
pasukan di dalam area terbuka sebesar ini malahan merugikan.
Kalau
begitu, haruskah dia menarik pasukannya kembali ke distrik hunian?
Namun,
itu akan sangat berbahaya. Jika musuh bisa menghancurkan bangunan-bangunan, maka
itu akan memberikan kerusakan besar kepada rumah mereka. Pada akhirnya, ini
adalah satu-satunya tempat untuk bisa bertarung bagi mereka.
Setelah
kembali kedalam pasukannya, Clan Lord itu mengumpulkan para pembantunya.
“Apakah
itu adalah Golem?... Apa yang terjadi? Anda terliha sangat tidak nyaman.”
Ekspresinya
pasti membuat takut dua orang lainnya. Clan Lord itu menepuk wajahnya lalu
memberikan perintah.
“Ahhh...
bagaimanapun, kumpulkan Quagoa biru dan merah.”
“Apakah
mereka akan menjadi penjaga pribadi?”
“Bukan
hanya itu. Kumpulkan seluruh individu-individu luar biasa dari masing-masing
klan.”
***
Riyuro mengeluarkan
teriakan yang kuat. Itu adalah teriakan yang disuntikkan skill yang dia peroleh
ketika dia menduduki posisi Clan Lord. Saat dia melihat pasukannya yang lebih
dari 10.000 menyerang musuh merespon teriakan tersebut, dia merasa sedikit tenang.
Namun, hasil dari serangan itu terlalu mengerikan untuk dilihat. Seperti sebuah
aliran air yang membentur dinding, pasukan yang menyerang itu membentur
penghalang yang tak terlihat dan terbang karenanya.
Yang
bercipratan kemana-mana bukanlah air berbusa, tapi Quagoa – atau yang dulunya
Quagoa. Mungkin sebuah pemandangan ini cocok dengan para naga atau para
raksasa, tapi lawan mereka adalah makhluk yang bahkan lebih kecil daripada
Quagoa.
“Mereka
berterbangan..” salah satu pembantunya bergumam melongo sendiri.
Ini
bukanlah metafora. Quagoa yang menyerang benar-benar berterbangan di udara. Mereka
tidak melakukannya satu demi satu. Beberapa lusin berterbangan sekaligus.
Mayat-mayat
mereka yang hancur menjadi sebuah guyuran gumpalan daging yang berhamburan ke
rekan-rekan mereka. Pasukan yang berlumuran darah itu melanjutkan serangan
mereka, dimana akhirnya mereka menjadi gumpalan daging yang jatuh ke rekan
mereka yang lainnya. Itu adalah sebuah pemandangan yang sangat mirip dengan
mimpi buruk.
Karena
suatu alasan, kenyataannya mereka tidak melihat darah yang muncrat membuat pemandangan
itu bahkan lebih surealis (bercampur antara nyata dan fantasi).
“Apa,
Apa, apa itu?!”
Riyuro
bahkan tidak memiliki tenaga untuk menjawab tangisan penasehatnya. Pikirannya
sudah terwakilkan dalam bentuk kalimat yang menerobos dari mulutnya.
“Sebanyak
ini..”
“Clan
Lord! Apa itu!? Itu tidak seperti Golem yang kita lihat sebelumnya!”
Mereka
menghancurkan setiap Quagoa yagn menyerang dengan sekali tebasan. Ini bukanlah
lagi sebuah peperangan. Ini bahkan tidak bisa disebut sebagai pembunuhan
besar-besaran. Itu hanya seperti membuang sampah. Rekan-rekan yang dia
kumpulakn untuk meningkatkan pengaruh mereka sekarang hancur dengan jumlah yang
besar seperti sampah.
“Kita,
kita harus lari!”
“Memangnya
mau kemana!?”
Dia
berteriak kepada para pembantunya yang panik.
“Kemana
kamu bisa lari di dimensi yang aneh ini?! Orang-orang bilang mereka akan
membunuh kita sampai hanya tersisa 10.000 saja.!”
Para
pembantunya tidak bisa berkata apapun lagi.
Setelah
melihat kekuatan yang luar biasa – seperti monster ini, mereka paham jika
ancaman mereka bukanlah isapan jempol belaka. Mungkin sulit dipercaya, mereka
pun mau tidak mau harus mempercayainya. Dari 80.000 orang penduduk, hanya
10.000 yang akan diizinkan selamat.
Meskipun
dia ingin memohon ampunan mereka sekarang ini, tidak ada kehangatan di mata
mereka berdua. Bahkan mata dari Dragon Lord lebih memiliki kebaikan hati.
Mereka tidak berniat untuk merubah statemen
sebelumnya yang memangkas kami menjadi 10.000 orang saja.
“Itu
tidak mungkin! Clan Lord! Mereka itu apa? Apa yang telah dibawa oleh para dwarf
kemari!?”
“Mengapa
orang-orang sekecil itu sangat kuat sekali...”
Saat dia
mendengar para penasehatnya, sebuah inspirasi lain menyerang Riyuro.
“Jangan-jangan
yang berarmor merah itu juga adalah senjata negeri dwarf? Mereka mengirimkan
yang lebih kuat karena mereka tahu golem-golem itu hancur?”
“..Jadi
jika kita mengalahkannya, mereka akan mengirimkan sesuatu yang bahkan lebih
kuat dari itu?”
Teriakan
orang-orangnya bergema ke segala penjuru. Hanya wilayah Riyuro yang hening.
“Mari
kita tari k orang-orang itu-“
“Hentikan!
Mereka harus bertarung! Tidak ada cara lain bagi kita! Seberapa kuatnya dia,
pasti akan kelelahan akhirnya! Ketika itu terjadi, kita akan tunggu sampai dia
tidak bisa lagi mengayunkan senjatanya lagi, lalu memaksa mereka bernegosiasi
dan meminta kelonggaran!”
“Te,
Ternyata begitu.. Tapi... apakah mereka akan kelelahan?”
Dia
telah menyebutkan sesuatu yang Riyuro pikir di sudut otaknya. Namun-
“Bagaimanapun,
selama dia makhluk hidup, pasti akan lelah. Mungkin dia memiliki lebih banyak
stamina dari kita, tapi pasti akan lelah. Sampai saat itu, buatlah dia terus
mengayunkan senjatanya!.. Meskipun tidak lelah, ketika sudah bosan membunuhi
kita mungkin bisa mendiskusikan sesuatu.”
Clan
Lord itu ragu-ragu untuk mengeluarkan ucapan selanjutnya, tapi harus dikatakan.
“Disamping
itu, kita tida bisa menang meskipun kita melawannya! Tidak melawan monster
seperti itu.”
Pasukannya
tidak akan turun moralnya hingga titik ingin kabur. Teriakan yang telah
digunakan oleh Riyuro untuk menyuarakan serangan tersebut merubah
orang-orangnya menjadi para warrior yang tidak kenal takut. Lebih mirip keadaan
mengamuk dari orang yang sedang mengamuk, meningkatkan kekuatan serangan
mereka, tapi mengurangi pertahan mereka. Terlebih penting lagi, mereka sekarang
kebal terhadap efek-efek yang berhubungan dengan ketakutan. Namun, kenyataannya
mereka tidak menolak perintah Clan Lord tak perduli seberapa bahayanya bisa
dikatakan itu adalah pedang bermata dua.
Pasukan
berjumlah besar terus menyerang tanpa pernah melihat ke belakang, dan mereka
dibelah hingga separuh jumlah mereka sebelumnya dengan lincah yang sulit
dipercaya siapapun.
Pada
titik ini, tak ada yang memiliki tenaga untuk bicara.
Kenyataannya
tragedi ini terjadi di depan mata mereka dan itu adalah akibat satu orang saja
membuat jantung mereka trauma.
Semuanya
kecuali satu orang.
Dia
adalah – Riyuro – menguras keberaniannya yang terakhir.
“Kalian
ada para pahlawan terpilih!”
Dia
tidak bisa meningkatkan suaranya.
Riyuro
melihat Quagoa merah dan biru di depannya, begitu juga dengan Quagoa lain yang
memiliki kekuatan spesial, semuanya membentuk barisan menjadi unit tempur
terkuat dari klan-klan itu.
Alasannya
mengapa tidak ada dari mereka yang merespon teriakan Riyuro adalah karena
mereka telah melihat yang berpakaian armor merah itu dengan rasa putus asa di
mata mereka.
Mereka
pasti juga telah merasakan tidak memiliki harapan menang. Ketika mereka
dikumpulkan pertama kalinya, mata mereka bersinar, tapi sekarang tidak ada
cahaya di mata mereka, seakan mereka telah mati.
Dia
telah memilih untuk tidak mendorong mereka mengamuk agar menyimpan kekuatan
bertahan mereka, tapi itu menjadi keputusan yang salah.
Clan
Lord itu mengeraskan suaranya lagi untuk mencoba meningkatkan semangat mereka.
“Kalian
adalah kartu as kami! Musuh telah membunuh begitu banyak rekan-rekan kita, jadi
harusnya dia sudah lelah! Kalian akan mampu membuatnya menderita!”
Harusnya
dia sudah lelah – dia bilang begitu, tapi tidak ada tanda-tanda seperti itu.
Yang memakai armor merah itu tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti memotong
setiap Quago yang menyerang menjadi berkeping-keping dan mengirimkan gumpalan
daging itu terbang ke udara, mengayunkan dan menusukkan senjatanya yang mirip
tombak tanpa akhir.
“Benar
sekali! Tak perduli apapun, dia adalah makhluk hidup, jadi pasti akan lelah!
Kalian bisa melakukannya! Pergilah! Pahlawan kami!”
Dengan
berdo’a di hati, Riyuro mengirim para pahlawan itu.
Dia memberikan
perintah kepada orang-orangnya untuk membuka jalan ke arah makhluk berpakaian
armor merah tersebut. Kemudian, para pahlawan itu akan menyerang si armor
merah-
-Riyuro
menutup matanya.
“Tu,
Tuanku... Tuanku Clan Lord kami yang paling kuat...”
Setelah
mendengarkan suara gemetaran dari para pembantunya, dia perlahan-lahan membuka
mata.
“Kamu...
Kamu tak perlu mengatakan apapun. Aku sudah tahu. Aku, aku juga melihatnya...”
Tidak
ada yang berubah. Memang benar. Tidak ada ubahnya.
Sama
seperti para prajurit biasa, para pahlawan terpilih itu telah dipotong menjadi
daging cincang dan diterbangkan menjadi gumpalan daging. Dan itu semua terjadi
dalam sekejap. Mereka telah menemui ajal seperti para prajurit biasa.
“...Jadi...jadi...”
Riyuro
tidak bisa mengatakan apapun lagi. Meskipun dia tidak tahu apa sebenarnya si
armor merah itu, dia pasti tidak diragukan lagi lebih kuat dari seekor naga.
Riyuro
tidak lagi bisa merasakan apapun. Jika dia hanya menunggu dengan diam
berlalunya waktu, hasilnya akan seperti yang diingkan musuh.
“...dia
mengatakan ingin 2000 anak-anak. Pilihlah jumlah segitu.”
“Tuanku...”
“..Tidak
ada lagi yang bisa kita lakukan. Meskipun hanya ada 10.000 saja, selama kita
selamat, suatu hari... suatu hari, kita bisa membuat Quagoa menjadi hebat
lagi...”
Tak ada
orang yang bisa berkata apapun di hadapan ucapan Riyuro. Itu karena semua orang
jelas sekali memahami di hati mereka.
Mereka
mengerti tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan.
Kepala
Riyuro tertunduk lemas. Seakan dia baru saja berjalan di sebuah tempat aman,
lalu tiba-tiba disergap oleh seekor monster...
“Ngomong-ngomong,
apa itu Sorcerous Kingdom? Apakah ada hubungannya dengan para dwarf? Seseorang
tolong katakan kepadaku...”
Gumaman
itu langsung datang dari hatinya.
Seberapa
besarpun dia mencoba menolaknya, pembantaian di depan matanya memberinya
perasaan akan adanya tragedi yang lebih besar yang akan segera terjadi.
Tiba-tiba
saja, dia melihat para pelayan Quagoa sedang memegang kurungan, itu adalah
kurungan untuk menempatkan kadal-kadal makanan. Riyuro tahu sekarang bukan
waktunya untuk ini, tapi dirinya yang stres membuatnya mengulurkan tangan ke
kurungan itu. Dia memegang seekor kadal hidup, tapi saat dia akan menggigit
kepalanya, sebuah luka yang kuat mengalir di perutnya, membengkokkan tubuhnya
menjadi bentukㄑ.
Tidak
mungkin dia bisa mengalahkan penguasa absolut yang akan segera menundukkan
rasnya. Ide akan berkembang lagi sangat aneh sehingga dia tidak bisa berkata
apapun lagi untuk menyangkalnya. Tak perduli berapa banyak generasi yang akan
terlewati, mereka takkan pernah bisa bangkit memberontak. Quagoa dari rangkaian
pegunungan Azellisia akan selamanya memakai kalung jerat untuk melayani tuan
mereka yang ditakuti.
Kadal
yang memberontak hebat itu terselip lepas dari tangan Riyuro dan hilang
diantara kaki-kaki orang-orangnya. Riyuro mengucapkan “ahh” lebih kepada
menghela nafas daripada sebuah teriakan, lalu dia lemas tanpa suara dan terisak
tangis karena kesengsaraan belaka.
“Jika
kamu sekuat itu, harusnya kamu mengatakannya sejak awal! Mengapa, mengapa kamu
tidak mengatakannya kepadaku!”
Pimpinan
Quagoa itu merintih, disanjung oleh rakyatnya sebagai penguasa terhebat dalam
sejarah, bercampur dengan teriakan anak-anak saat para prajuritnya sendiri
membantai mereka.
Pertamax :v
BalasHapuskeren,, Lanjutkan min :D
BalasHapusPertamax
BalasHapusLanjut minnnnn :D
BalasHapusmantappppp
BalasHapusSeeepp, mantap, lanjutkan kakak.
BalasHapusntabz min...
BalasHapusmantaaapp
BalasHapusmantap min👍 arigatou~~~ ^_^
BalasHapus:v Lanjut Sugee...!!!!!!
BalasHapusLanjut
BalasHapusMantap min...tetep semangat ya....di tunggu lagi kelanjutannya
BalasHapusShaltear ga hilang kendali, mungkin karna darahnya bkn pnya org.
BalasHapusMantav minn lnjutt."
Sadizzz... Mantab lanjut terus...
BalasHapusSemangat minnnnnnn super jossss lahhhh
BalasHapusMANTABB
BalasHapusditunggu kelnajutannya min..
BalasHapusMakasih mimin.lanjut terus
BalasHapusKasian :D
BalasHapuskok sedih ya? T_T
BalasHapusShaltear gak kehilangan kendali dikarenakan dia menggunank tombaknya (pipete lance?) seperti yang sudah dia jelaskan di beberapa chapter yg lalu bahwa dia akan menggunakn senjatanya agar tidak menggila.
BalasHapusBTW dia menggila karena punya skill (pasive?) blood frenzy.
tidak hilang kendali karena tidak ingin mengulangi kesalahan yg sama.
Hapusjd sebisa mungkin menahan blood frenzy miliknya sendiri, bukan karena spuit lance miliknya.
Emang gara-gara spit lance-nya kok bro
HapusSoalnya, Blood Frenzy bakal kepicu kalo badannya Shalltear kena banyak cipratan darah lawan, sedangkan spuit lance itu ngisep darah lawan so dia ngak bakal kena darahnya
Sifat blood Frenzy itu bukan kek mode kyuubi yang bisa diaktifkan sesuka hati. Dan blood frenzy juga punya efek hilang akal ke penggunanya.
Mangkanya Ainz pernah bilang kalo Shalltear itu berguna untuk menghabisi musuh kayak anak panah yang terus maju menghabisi sekitar, dengan cara taruh Shalltear ke tengah gerombolan musuh terus biarin dia ngamuk buat mecah konsentrasi musuh
Oh kasihan oh kasihan
BalasHapusAduh kasihan
dibantai bak sampah, haha
BalasHapusSasuga mimin-sama
BalasHapusThanks min
BalasHapusSankyu overlord vol.11 bab 5 bag.4
BalasHapusKayak motong rumput pakai mesin pemotong rumput. Zrrruuuurrrrssssssss clang clang zeeeeeuuuuurrrasas clang ~
BalasHapuspengen kasihan tapi gak bisa hahahaha bagi yg sadis pasti suka
BalasHapusYang komen kasian bukan fans overlord sejati, fans yang punya hati bukan fans overlord namanya. Punya hati? Nonton naruto aja
BalasHapusgak gitu juga sih gan, kasian karena emang sifatnya orang gitu.
Hapusmasa kalo yg katanya agan "fans sejati" trus gaboleh kasian gitu ?
Sok iya ini anak
HapusMau kek mana pun kita punya empati sama mereka
Si paling fans sejati
HapusSesuai namanya Overlord, ga ada anime yg sebrutal ini. Sadiss
BalasHapusBanyak anime sadis bro , coba tonton mugen no jyuunin , basilisk kouga ninpouchou, basilisk ouka,golden kamuy, sadis tu bro
HapusSadis dari pihak MC nya bro, bukan pihak lain!
HapusBener, kalo kasian mah mending nonton shounen aja. Ini kan dark fantasy. Btw yg sebeng dgn pembantaian juga hati2
BalasHapusMantap lanjut terus
BalasHapusMantap min lanjut terus
BalasHapusShaltear Anjingg
BalasHapusPadahal sama Ainz tidak disuruh mbasmi tapi disuruh tunduk dulu. Anjing!!!!!! Hancur Kau Shlatear!!!!
BRUAKAKAKWKAKWKKAKA
HapusLEMAH KAMU, GINI AJA NYALAHIN SHALTIER
HapusMantap slurrr
BalasHapusF
BalasHapusBakal dikasih hadiah apa nih shaltear
BalasHapusDark nya
BalasHapusOooooo
BalasHapusNightmare abis anjir
BalasHapusIni lo overlord, tidak seperti crita lain, disini penundukan ras lain yang dilakukan oleh MC langsung dari awal berpikir dengan pembantaian, sang MC tidak perlu disenggol dulu tapi pyur inisiatif sendiri. Anti mainstrim bos.
BalasHapusKasian juga clan lord qoagoa saat dia bilang "jika kamu sekuat ini kenapa tidak dari awal tidak mengatakannya kepada ku" (kurang lebih), yah sebenernya bermula dari aura dn shaltier yg salah sangka ama omongannya clan lord, yg mana yg dimaksud hanya beri tahu saja secara lisan kekuatan nya, tpi diartikan diberi tahu langsung praktiknya wkwkw. INI OVERLORD BOS, PIHAK MC BUKAN PAHLAWAN KESIANGAN
Gua mau tanya dong itu harta Karun para dwarf yang di bagi rata Ama dwarf apa ainz enggak ambil sama sekali bahkan mau beli item yang dia temuin?
BalasHapus