Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

13 Oktober, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 1 Part 3

Chapter 1 : Persiapan untuk negeri yang tidak diketahui 

Part 3


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaAinz bepergian ke desa Lizardmen melalui sebuah [Gate].

Dia dikawal oleh para Hanzo untuk melindunginya. Dari Lima Hanzo, satu Hanzo berikatkan kain merah di lengan kanannya.

Itu bukan kain yang diberi magic; hanya untuk menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin mereka.

Sejak awal, dia hanya menganggap dengan melakukan itu akan membuatnya lebih mudah untuk mengatur mereka. Namun, pimpinan yang baru ditunjuk sangat senang karena terpilih, dan Ainz tahu dia sedang tersenyum dari balik topengnya.

Sejujurnya, Ainz merasa agak bersalah. Lagipula, dia hanya memberinya secarik kain.

Dengan dilindungi oleh para bawahannya, Ainz sekarang bisa melihat patung dirinya.

Ainz sudah kemari beberapa kali sebelumnya, karena itu adalah tujuan teleportasi yang sudah ditentukan. Tetap saja, patung itu masih membuatnya malu.


Ada patung figur historis dan semacamnya di dalam dunia Suzuki Satoru, tapi tentunya siapapun akan merasa malu menyaksikan sebuah monumen dirinya sendiri sementara mereka masih hidup.

Apa yang sebenarnya membuatnya tidak nyaman adalah kenyataan bahwa tulang wajahnya sedikit berbeda dari dirinya. Kelihatannya mereka sedang mencoba untuk mempercantik dirinya.

Apakah tulang pipi terlihat lebih tampan jika seperti itu? Aku tidak paham sama sekali. Estetika macam apa yang bisa menghasilkan ini?

Saat Ainz merenungi masalah tersebut, dia berpaling dan menyadari Cocytus dan Lizardmen berlutut di depannya.

Dia terbiasa dengan pemujaan seperti itu sekarang saat dia semakin berpengalaman dalam memainkan perannya sebagai makhluk superior. Tetap saja, itu tidak menyenangkan bagi Suzuki Satoru yang seorang pegawai kantoran. Meskipun begitu, dia mengerti bahwa itu adalah simbol dari loyalitas mereka, jadi dia tidak meminta mereka untuk berhenti.

“-Angkat kepala kalian.”

Setelah izin itu – diberikan dengan perasaan campur aduk – dikeluarkan, lizardmen kembali melihat ke atas, seakan mereka baru saja hidup kembali.

“Terima. Kasih. Sudah. Datang. Hingga. Kemari. Ainz-sama.”

Ainz memberi isyarat kepada Cocytus yang masih berlutut agar dia seharusnya berdiri.

“Umu. Terima kasih atas kerja kerasmu. Aku sudah menerima laporanmu tentang desa. Meskipun aku hanya melihatnya sekilas, aku tidak melihat adanya masalah, yang mana itu bagus. Prestasimu di sini layak dipuji.”

“Terima. Kasih. Banyak! Ini. Bisa. Diselesaikan. Berkat. Keagunganmu. Ainz-sama.”

Aku tidak melakukan apapun, Ainz ingin berkata demikian. Malahan, dia menerima pujian setia dari Cocytus dengan sikap berwibawa. Lagipula, jika dia berkata yang lainnya, hanya akan berkembang menjadi putaran yang tanpa akhir dari “Tidak tidak”, “Tidak tidak tidak tidak” dan seterusnya. Ainz sangat yakin itu.

“...Meskipun begitu, hasil yang luar biasa yang kamu tunjukkan layak mendapatkan penghargaan.”

Setelah berpikir ke belakang, Albedo dan Mare sudah menerima sebuah cincin Ainz Ooal Gown masing-masingnya, Aura sudah menerima sebuah jam dengan suara Bukubukubchagama yang terekam di dalamnya, Shalltear sudah diberi bestiary (Buku Ensiklopedia tentang moster zaman abad pertengahan terutama) milik Peroroncino, dan Demiurge – dia telah memberikan patung demon kepada Demiurge yang dibuat oleh Urbelt.

Hadiahnya kepada Cocytus adalah nyawa dari lizardmen ini, tapi mungkin sudah waktunya untuk hadiah lain.

“Mungkin kamu akan berkata tidak perlu, tapi wajar jika hadiah dan hukuman harus diserahkan saat dianggap memang dibutuhkan... Katakan kepadaku, Cocytus, apa yang kamu inginkan?”

“Tidak. Ainz-sama. Saya. Tidak. Menginginkan. Hadiah. Lain. Selain. Melayanimu. Dengan. Setia.”

Sementara permintaan Solution atas “manusia tak bersalah” sangat mengganggu, sebuah permintaan seperti Cocytus juga sangat sulit dikabulkan.

Salah satu anggota guildnya komplain dengan tipe wanita tertentu yang menjengkelkan, semacam yang berkata, “Apapun itu ok” ketika ditanya “Kemana kamu ingin pergi makan siang”, lalu kemudian wanita itu berkata, “Kita seharusnya pergi ke masakan italia tadi”. Ainz merasakan hal yang sama. Ratusan kali jauh lebih mudah untuk bergaul dengan seseorang yang jelas-jelas berkata apa yang mereka inginkan.

“...Cocytus. Kurangnya hasrat suatu ketika lebih menjengkelkan daripada ketamakan. Aku sekarang memerintahkan kepadamu – katakan kepadaku apa yang kamu inginkan dalam waktu satu minggu, terbatas pada obyek materi. Apakah kamu mengerti?”

Sebuah tampang bingung muncul di wajah Cocytus. Ainz tidak menghiraukannya.

“Apakah kamu mengerti?” ulang Ainz.

“Jika. Itu. Adalah. Kehendak. Anda. Ainz-sama.”

“Umu. Itu adalah kehendakku. Baiklah kalau begitu. Cocytus, sudah waktunya berpindah pada alasanku datang ke desa ini. Aku ingin bicara dengan Zenberu.”

“Saya mengerti! Saya. Sudah. Membawanya. Kemari. Silahkan. Datang. Kesini. Ainz-sama.”

Cocytus bergerak di belakang dan ke samping Ainz, lalu memanggil lizardmen yang sedang berlutut.

“Zenberu. Jawablah. Pertanyaan. Ainz-sama. Kamu. Diizinkan. Untuk. Menghadapnya. Secara. Langsung.”

Zenberu mengangkat kepalanya dengan sebuah “Ya”, tapi ada kebingungan di dalam suaranya.

“Kalau begitu, aku akan langsung ke masalahnya. Aku ingin berkunjung ke Dwarven Kingdom. Jadi, aku ingin mempekerjakanmu sebagai penunjuk jalan. Bisakah kamu bawa aku kesana?”

Lizardmen itu terlihat seperti sedang memicingkan matanya.

Ainz tidak mengerti ekspresi lizardmen, dan dia tidak bisa membedakan tampang macam apa di wajahnya, tapi kelihatannya tidak baik.

“Maafkan saya sebesar-besarnya, Yang Mulia, tapi bolehkan saya bertanya niat anda menuju Dwarven Kingdom?”

Saat dia selesai mengucapkan itu, sebuah geletakan rahang terdengar dari belakang Ainz.

“...Zenberu. Ingin. Tahu. Niat. Dibalik. Keputusan. Ainz-sama. Adalah. Sikap. Tidak. Hormat. Yang. Paling. Tertinggi.. Yang. Kamu. Perlukan. Adalah. Menjawab. Pertanyaan. Itu. Dengan. Jujur.”

Cocytus sedang menggunakan nada yang sama seperti biasanya, tapi ada perbedaan sikap tidak senang dalam ucapannya.

Ainz ingin menyingkir saja dari suara tidak senang yang jelas terdengar dari belakangnya.

Tetap saja, sementara Ainz senang bukan menjadi target agresi dari Cocytus, Zenberu tetap terdiam. Dia melihat reaksi Ainz, tatapannya tidak tergetar.

Ketegangan memenuhi udara di tengah-tengah keheningan yang menakutkan, yang mana dipatahkan oleh suara mengancam dari Cocytus. Tidak banyak waktu yang telah berlalu, pikir Ainz. Ketika dia tiba-tiba menyadari bahwa Cocytus akan membuat gerakan lalu Ainz menyela untuk menahannya. Tidak melakukan hal semacam itu akan berbahaya.

“Tidak apa, Cocytus. Zenberu tidak menunjukkan sikap tidak hormat apapun kepadaku.”

“Tapi. Ainz-sama—“

“Tidak apa. Kalau begitu, aku akan mengambil sedikit sikap kasihan kepadamu, Zenber. Apa yang membuatmu mengeluarkan konsepsi yang salah seperti sekarang?”

Reaksi Zenberu memang wajar melihat apa yang telah dia lakukan kepada desa ini. Tetap saja, Ainz tidak membiarkan pemikiran seperit itu muncul di wajahnya. Jika Ainz menginginkannya, maka tidak ada kesalahan dari tindakan para pelayan Nazarick. Bertindak selain itu di depan para bawahannya mungkin akan membuat mereka ragu dan mempengaruhi aktifitas masa depan.

“Zenber. Aku tidak punya niat melukai para dwarf. Aku datang sendiri karena aku ingin membentuk sebuah hubungan pertemanan dengan para dwarf.”

“Apakah itu benar?”

“Kamu-“

Ainz berpaling kepada Cocytus.

“Cocytus. Loyalitasmu membuatku senang. Tapi aku sudah katakan bahwa itu tidak apa. Tidak usah menghiraukan apa yang Zenberu katakan di sini dan lupakan saja.”

“Saya mengerti!”

Apakah ini yang mereka maksud dengan “katakan pemikiranmu sejujurnya”? Jika bos memintamu untuk “katakan apa yang kamu pikirkan sejujurnya”, itu jelas jebakan.

Ainz berpaling kepada Zenberu.

“Memang benar, begitulah, Zenberu. Aku akan bersumpah atas namaku jika diperlukan. Aku ingin membangun hubungan pertemanan dengan para dwarf. Namun, ada juga kemungkinan aku akan menggunakan kekuatan yang mungkin dibutuhkan jika memang menjamin dari respon mereka. Bisakah kamu mengerti tindakan seamcam itu tidak bisa dihindari?”

“Memang wajar. Itu masuk akal. Di dunia ini, kekuatan memang benar. Meskipun begitu, bagaimana aku harus mengatakan ini... Aku tidak ingin membalas kebaikan dengan keburukan.”

Zenberu berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Ainz teringat kepada para warrior yang bernafas ketika mereka akan meluncurkan sebuah serangan.

“Ditambah lagi, jika anda meluncurkan serangan kejutan dan menghabisi mereka setelah saya mengantarkan anda kesana, saya harap anda memaafkanku karena akan melawan.”

Sebuah geretakan yang keras datang dari belakang Ainz, lalu Ainz berkata, “Tidak apa” kepada Cocytus.

Meskipun tanpa memeriksa, dia sudah tahu itu adalah suara dari Cocytus yang sedang memperkuat genggaman senjatanya.

Apa yang harus kulakukan kepadamu, pikir Ainz saat dia melihat Zenberu dengan sombong. Kelihatannya latihan yang dia lakukan berulang kali terbayarkan, karena tubuh Zenberu terdiam karena teror.

“Yah, jika itu terjadi, aku cuman harus menghancurkanmu pula. Bukannya aku keberatan... tapi itu sangat berani sekali. Apakah kamu sudah mempertimbangkan bahwa kenyataan itu mungkin akan berakhir dengan kehancuran semua lizardmen di desa ini pula?”

“..Saya percaya anda tidak akan benar-benar melakukan itu, Yang Mulia?”

Saat Zenberu menatap Ainz dengan tatapan tajam, Ainz mengelus dagu dengan ibu jari dan telunjuknya. Lalu, dia membuat pengumuman.

“Kelihatannya kamu salah. Aku mempertimbangkan masalah itu atas dasar untung dan ruginya.  Mungkin memang aku tidak akan menghancurkan seluruh kelompok karena pengkhianatan satu orang, tapi jika ternyata pengkhianatan yang mirip mungkin akan muncul di kemudian hari, dan kerugiannya melebihi keuntungan membiarkan mereka hidup, apakah kamu kira aku tidak akan menghabisi mereka semua tanpa ragu? Atau apakah kamu mengira aku adalah seorang makhluk yang tidak punya otak dan penuh kasih?”

Ekspresi Zenberu berubah.

Namun, Ainz tidak tahu ekspresi macam apa yang dikeluarkannya.

Kelihatannya agak aneh berkata seperti ini sebagai makhluk undead sendiri, tapi dia merasa bahwa Lizardmen itu lihai.

Tidak perlu memahami ekspresi ras lain. Lagipula, dia hanyalah undead dengan kenangan dan pengalaman sebagai manusia yang disebut Suzuki Satoru.

Karena Zenberu kelihatannya tidak akan melanjutkan bicaranya, Ainz meneruskan:

“Ah, jangan khawatir. Aku tidak akan menghancurkan desa ini meskipun kamu mengkhianatiku. Lagipula, itu bukanlah pengkhianatan yang terorganisir, dan reaksimu sangat bisa dipahami melihat kepribadian dan sejarahmu. Mereka adalah teman-teman lamamu – penyelamatmu? Aku mengerti mengapa kamu berpihak kepada mereka. Namun, biarkan aku mengulangi ucapanku: Aku tidak akan menghancurkan Dwarven Kingdom tanpa alasan.”

Entah pemain lain itu ada atau tidak, Ainz tidak ingin meluncurkan sifat bermusuhan secara langsung tanpa adanya dialog.

Lagipula, keadaan tidak berjalan sangat baik dengan negeri-negeri tetangga.

Sekarang setelah mereka menjadikan negeri yang kelihatannya berhubungan baik, nama mereka akan terkenal buruk jika mereka akhirnya mendeklarasikan perang dengan para dwarf pula.

Oleh karena itu, mereka harus berusaha sebaik-baiknya untuk menandatangani perjanjian teman dengan para dwarf. Dengan begini, mereka bisa menunjukkan kepada negeri-negeri tetangga bahwa Sorcerous Kingdom adalah entitas yang bisa mematuhi pakta dan perjanjian. Ini juga akan memberi mereka moral yang tinggi dan membiarkan mereka membatasi tindakan yang bisa diambil jika ada pemain  yang sedang bersembunyi di sana.

Apa yang akan para pemain lakukan jika mereka mewaspadai Sorcerous Kingdom?

Kemungkinan terbesarnya adalah mereka akan menganggap Sorcerous Kingdom adalah kerajaan iblis, dan menggunakan alasan itu untuk meluncurkan teriakan peperangan kepadanya.

Di sisi sebaliknya, apa yang akan mereka lakukan jika mereka mendengar bahwa Sorcerous Kingdom telah menandatangani perjanjian pertemanan dengan Dwarven Kingdom, seperti sebuah negeri yang benar dan baik?

Beberapa orang mungkin akan berpikir itu ditandatangani di bawah tekanan atau itu adalah diplomasi kapal perang (diplomasi dibawah ancaman). Namun, dipermukaan akan terlihat sebagai perjanjian biasa dan adil.

Bicara berdasarkan asumsi, jika seorang pemain memutuskan untuk berperang melawan Sorcerous Kingdom, pemain itu pasti akan mengundang entitas yang sama levelnya – kelihatannya adalah para pemain lain – untuk bergabung dalam ekspedisi militernya. Namun, beberapa orang mungkin akan menganggap Sorcerous Kingdom sebagai negeri yang baik. Orang-orang yang ogah perang ini mungkin akan menyebut perjanjian dengan dwarf sebagai alasan untuk menyingkir dari konflik.

Memang benar, ini hanyalah asumsi yang tidak berdasar, tapi dia mungkin bisa menyerang sementara lawan dalam keadaan terpecah dan mengalahkan mereka, dimana saat sebuah bom “Itulah kenapa aku tidak ingin bertarung” akan meledak dan merobek-robek musuh.

Ini adalah alasan mengapa dia ingin menempatkan diri dalam moral yang tinggi.

 Lagipula, satu-satunya hal yang Ainz takuti adalah sekelompok pemain, bukan hanya satu atau dua pemain lain.

Memang benar jika para pemain dengan World Class Item adalah menakutkan, dan begitu pula para pemain dengan kelas-kelas yang sangat kuat, seperti World Champion. Meskipun begitu, jika mereka sendirian, mereka tidak akan bisa mengalahkan Nazarick tanpa menggunakan salah satu dari Dua Puluh World Class Item yang disebut Twenty.

“Jadi kamu bisa tenang.”

“-saya mengerti sekarang.”

“Umu. Itu memang yang terbaik. Bisakah aku percayakan tugas itu kepadamu, Zenberu?”

“Saya mengerti, Yang Mulia. Saya akan membawa anda ke kota gua para dwarf dimana saya pernah tinggal sesaat.”

Ainz mengangguk puas, lalu berpaling kepada Zaryusu.

“Bagus, sekarang aku akan memanggil Zaryusu. Tolong terima ucapan selamatku atas kelahiran dalam keluargamu. Apakah ibu dan anaknya sehat-sehat saja?”

Zaryusu dengan gugup menjawab:

“Ya, Yang Mulia. Mereka baik-baik saja. Kelihatannya anak saya akan mulai berjalan.”

“Itu cepat sekali!”

Meskipun begitu, penyelidikannya menunjukkan bahwa anak manusia di dunia ini berkembang lebih cepat dariapda di dunia Suzuki Satoru dalam segala aspek, baik tumbuhnya gigi, bicara atau berjalan sendiri. Tentu saja, itu hanyalah sesuatu yang dia pikirkan setelah membandingkan pengamatannya terhadap apa yang dia ingat dari ucapan Touch Me di masa lalu.

“Begitukah? Saya merasa itu sangat normal..”

“Ah, Ternyata begitu. Kelihatannya aku menganggap itu dari sudut pandang manusia. Anak... hm. Saat ini, aku sedang dalam proses membangung sebuah negara yang terdiri dari makhluk-makhluk dari berbagai spesies berjalan sama-sama. Jika aku memintamu untuk hidup di sebuah negeri manusia di bawah pemerintahanku untuk mempercepat tujuan itu, apakha kamu akan menerima?”

“Saya tidak bisa menolak perintah Yang Mulia.”

“Oh, jangan seperti itu.”

Sementara Zaryusu mungkin tidak berniat untuk mengatakan demikian, kedengarannya seperti sebuah ejekan.

 Hal yang sama berlaku dengan Ainzach sebelumnya, Ainz berpikir saat dia melanjutkan bicara.

“Aku ingin mendengar pendapatmu untuk masalah ini. Setelah pernah meninggalkan Lizardmen sebagai seorang Traveler, kamu harusnya mengalami hal semacam ini, apakah aku salah? Dengan kata lain, kamu harus mampu berpikir dengan cara yang berbeda dari Lizardmen biasa. Karena itu, aku ingin mendengar apa yang kamu pikirkan dan rasakan dengan dunia yang terus berubah di hadapanmu.”

“Saya menjadi seorang Traveler karena saya merasa keadaan tidak berjalan seperti dulunya. Saya terpaksa melakukannya karena keadaan.”

“Meskipun begitu, sudut pandangmu seharusnya lebih lebar setelah melihat dunia. Jika mungkin, mengapa tidak menggantikanmu dengan seorang lizardmen biasa lalu meninggikan evaluasi dari keuntungan Lizardmen yang bepergian ke negeri manusia?”

“Ya...”

Setelah berpikir sejenak, Zaryusu bicara sekali lagi.

“Secara pribadi, saya tidak ingin bepergian ke kota manusia. Saya merasa tidak tenang melakukannya dengan menggandeng istri dan anak. Meskipun itu adalah negeri yang dipimpin oleh Yang Mulia... Itu akan sangat sulit.”

Membuang keadaan sekitar yang familiar dan bepergian ke lingkungan yang benar-benar berbeda sangat melelahkan. Wajar saja jika seseorang ingin mempertahankan keadaan sekeliling yang terbiasa bagi mereka. Ini memang benar bagi Zaryusu, yang merupakan seorang pria dan harus memikul beban sebuah keluarga.

Mungkin ada beberapa orang yang tidak ingin dilindungi seluruh hidupnya. Tapi Ainz merasa orang-orang yang tidak bisa menerima perlindungan ketika keadaan membutuhkan adalah orang yang lemah, baik itu PK atau PKK.

“Oh begitu. Kalau begitu... apakah mungkin anak-anak akan terbiasa dengan hal semacam itu?”

“Apakah itu berarti anda hanya berniat untuk mengambil anak-anak, Yang Mulia?”

Ainz merasakan kritikan kecil di dalam ucapan itu.

Zaryusu pasti berpikir bahwa Ainz akan memaksa memisahkan anak-anak dari orang tua mereka.

“Jangan biarkan imajinasimu semakin liar. Aku berniat untuk membangun sebuah negeri dimana ras-ras berbeda bisa hidup berdampingan denga harmoni. Langkah pertama dari itu adalah menciptakan sebuah tempat dimana anak-anak Lizardmen, manusia, Goblin dan sebagainya bisa bermain dengan gembira sama-sama. Hanya itu... tetap saja, aku percaya jika kalian semua tidak berniat hidup dan mati di dunia kecil dari danau ini, tapi berencana untuk menginjakkan kaki di dunia yang lebih besar?”

Wajah-wajah lizardmen dipenuhi dengan ekspresi yang rumit.

“Apakah maksud anda... anda ingin lebih banyak orang yang menjadi Traveler?”

“Aku menganggap pekerjaan Traveler bukanlah pekerjaan mewah diantara lizardmen, apakah aku salah? Aku hanya ingi berkata bahwa kamu harusnya memperluas pikiranmu.. Aku tidak seberapa jelas dengan hal ini, tapi jangan-jangan kamu dan istrimu tidak berniat untuk memberikan anakmu sebuah pandangan yang lebih lebar akan dunia?”

Sebuah tampang aneh berkelebat di wajah Zaryusu.

“Itu... Sulit dikatakan. Saya ingin anak kami hidup di dalam sebuah desa yang aman dan tidak kekurangan makanan, tapi keadaaan sekarang berbeda.”

Dia pasti sedang berbicara dengan kapasitasnya sebagai orang tua. Ini sedikit berbeda dari apa yang Ainz inginkan dari NPC untuk hidup bahagia. Saat dia merenungkannya, Ainz mulai merasa sebuah kekerabatan tertentu dengan Zaryusu.

“Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Seseorang tidak bisa mengharapkan perubahan dari mereka yang sudah memantapkan jalannya. Semakin cepat perubahan itu, semakin banyak generasi tua yang akan merengek dan menolaknya.”

Ainz mengangkat bahu sementara Zaryusu dan Zenberu tersenyum.

“Seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia,” balas Zaryusu. “Orang-orang tua masih terus komplain saat ini dan seterusnya.”

“Apakah itu berarti kamu adalah salah satu orang tua itu, Zaryusu?”

Zaryusu melihat ke arah Zenber dengan bingung, tapi Ainz melanjutkannya.

“Orang tua dengan anak, ya? – Ya. Benar sekali.”

Ainz melihat dengan sayang kepada Cocytus, yang berdiri di sampingnya.

“Yah, kelihatannya aku harus memperjelasnya. Cocytus, aku sekarang akan memberimu perintah.”

“Mengerti!”

“Meskipun jika Zenberu memililh melawanku, kamu dilarang melukai teman-temannya di desa ini.”

“Saya. Dengar. Dan. Patuhi. Yang. Tertinggi. Satu-satunya!”

Ainz mengangguk puas kepada Cocytus yang membungkuk dalam-dalam, lalu melihat kembali ke arah Zenberu.

“Kalau begitu, Zenberu. Aku ingin tahu semua yang kamu ketahui. Katakan kepadaku dimana kamu bertemu dengan para dwarf, kehidupan macam apa yang kamu jalani dengan mereka, hadiah macam apa yang membuat mereka senang, dan semacamnya. Katakan kepadaku semuanya.”

“Tidak masalah, Yang Mulia.”

“Sikap. Kurang. Ajar. Itu-“

“Tidak apa, Cocytus. Dia akan kehilangan kepalanya karena hal seperti itu dalam keadaan resmi-“

Ainz melihat sekeliling.

“Namun, ini bukanlah acara resmi. Aku akan membiarkan itu tidak mendapatkan hukuman. Aku yakin aku mampu untuk itu.”

Ainz tertawa kecil, lalu Cocytus bicara lagi, bingung.

 “Ai-Ainz-sama...”

Ainz mengulurkan tangan untuk menyela Cocytus, lalu menatap Zenberu dengan dingin. Lalu, dia menggunakan sebuah gerakan yang dia latih berkali-kali di depan cermin.

“Namun, Zenberu, ada satu hal yang harus tidak boleh kamu lupakan. Cocytus akan merasa bersalah karena nada memalukan yang kamu ucapkan kepadaku.”

Tubuh Zenberu gemetara, mungkin karena takut.

Apakah ini gemetaran sebelum bertempur?

“..Maafkan saya sedalam-dalamnya, Yang Mulia. Pelayan anda sudah melangkah jauh dari yang seharusnya.”

“-Tidak apa, kamu harusnya berterima kasih kepada Cocytus, administrator desa ini. Karena dia, aku tidak akan melukainya secara langsung.. hm, kelihatannya aku sudah mengatakan hal yang percuma. Haruskah kita mulai mendiskusikan Dwarven Kingdom?”

“Sebelum. Itu. Apakah. Anda. Tidak. Ingin. Duduk. Ainz-sama?”

Ainz sedikit tidak nyaman dengan saran Cocytus.

Ainz tidak merasa lelah, jadi dia tidak perlu duduk. Namun, dia tidak bisa mengabaikan saran yang berharga seperti itu.

“Memang benar. Mari kita lakukan. Cocytus, jangan gunakan sesuatu yang terlalu wah. Apapun yang bisa aku duduki tidak apa.”

“Mengerti! Kalau. Begitu. Permisi.”

Cocytus meletakkan tangan dan lututnya, berlutut di tanah.

Gambaran Shalltear yang melakukan hal yang sama seperti Cocytus muncul dari ingatan Ainz.

“...Kurasa aku tahu apa yang sedang terjadi, tapi mungkin lebih baik untuk bertanya, untuk jaga-jaga. Apa yang kamu lakukan?”

“Saya. Dengar. Shalltear. Pernah. Melakukan. Ini. Pula. Oleh. Karena. Itu. Saya. Ingin. Menirunya.”

“Itu adalah hukuman untuknya. Tidak perlu kamu melakukan ini.”

“Tapi. Lizardmen. Di bawah. Saya. Telah. Bicara. Secara. Tidak. Hormat. Kepada. Anda. Ainz-sama—“

“Tidak perlu membawa masa lalu. Aku sudah bilang aku tidak keberatan. Apakah kamu tidak mendengarku?”

“Itu. Memang. Benar. Tapi—“

Haa—

Ainz mencoba untuk bicara dengannya, tapi Cocytus terbukti sangat keras kepala. Meskipun kenyataannya undead tidak lelah, keletihan memenuhi jiwa Ainz. Merasa sulit di sekelilingnya, Ainz memutuskan untuk mengabaikan penolakannya dan membuat pengumuman.

“-Ah, sudah cukup. Kalau begitu, aku akan mendudukimu, Cocytus.”

“Saya mengerti!”

Balasannya sangat memaksa.

Duduk seperti ini di depan orang lain sangatlah – yah, sampai titik tertentu, sangat memalukan.

Tetap saja, orang lain akan menganggapnya aneh jika dia ragu-ragu di sini. Apa yang harus dia lakukan adalah mengeluarkan aura seorang penguasa absolut saat duduk di atas tubuh bawahannya.

Ainz menekuk pinggangnya. Sebenarnya, itu sangat tidak nyaman. Sebenarnya, itu sangat tidak seimbang. Dan sebenarnya, kursi itu sangat dingin.

Selain itu, Cocytus kelihatannya seperti kegirangan, mengeluarkan kabut putih yang semakin tebal, jadi kelihatannya seakan seseorang mengguyurkan air ke atas es kering dan uapnya keluar di antara kaki Ainz. Kelihatanya seperti efek spesial yang digunakan untuk membuat orang-orang terkesan, dan itu membuat serasa sedang menduduki ranjang penuh paku.

“Apakah. Ini. Membuat. Ainz-sama. Senang?”

Sial. Ainz tidak bisa bicara jujur di sini.

Sebagian dari dirinya yang penasaran ingin tahu apa yang terjadi jika dia bicara sejujurnya, tapi memikirkan reaksi Cocytus terlalu mengerikan.

“Mm, tidak buruk...”

Apakah aku terdengar seperti seorang yang mesum jika berkata begitu. Ainz berpikir penuh ketakutan. Namun, dia tidak bisa memikirkan ucapan lain.

“Kalau. Boleh. Saya. Tahu. Apakah. Anda. Lebih. Memilih. Shalltear. Atau. Saya?”

“...”

Ainz menjadi bengong. Bagaimana dia harus menjawab?

“Eh... Mengapa, mengapa kamu ingin tahu?”

“Ya! Saya. Merasa. Bahwa. Saya. Harus. Berlatih. Untuk. Itu. Ketika. Suatu. Hari. Saya. Harus. Menahan. Tuan. Saya. Di punggung.”

“.....Eh?!”

Apa lagi yang sedang dia bicarakan?

Apakah Cocytus adalah spesies yang membiarkan wanitanya menungganginya ketika proses reproduksi? Atau apakah dia hanya seorang masochist secara sexual?

Takemikazuchi-san!

Tidak, dia harusnya lebih baik dari itu. Dia mungkin mencintai pertempuran, tapi dia seharusnya menjadi seorang pria yang baik yang jarang menyusahkan orang.

Tapi mengapa Cocytus berubah demikian? Ainz gemetara sampai pusatnya, seakan dia telah menemukan rahasia fetish orang lain.

“Be, begitukah. Itu bagus.”

Meskipun, Ainz tidak tahu apakah itu bagus sama sekali.

“Ya! Kalau. Begitu. Bolehkah. Saya. Bertanya. Apa. Jawaban. Ainz-sama?”

“Agak tidak seimbang, tapi tidak sampai titik aku tidak bisa duduk. Dalam hal itu, Shalltear sedikit lebih baik.”

“be.gi.tu.kah...”

“Tidak! Tidak, maksudku, kamu punya keunggulan juga. Ah, bagaimana aku harus menceritakannya, dingin.. ya, sensasi dingin adalah yang paling baik di musim panas.”

Ainz mau tidak mau penasaran mengapa dia berusaha mati-matian untuk menenangkan Cocytus.

“Oh. Begitu! Namun...Mm.”

Sambil samar-samar gembira karena Cocytus terdiam untuk berpikir, Ainz menyapa lizardmen itu.

“Ka-kalau begitu! Tidak usah dihiraukan apa yang terjadi di sini. Kemarilah, Zenberu, katakan kepadaku.”

“Ah, ya.”

Menurut Zenberu, dia mendaki naik dan turun lereng dan puncak gunung untuk menemukan para dwarf, menghabiskan sebulan dalam pencarian tanpa hasil. Saat ketika dia akan menyerah itu dia bertemu dengan seorang dwarf yang keluar untuk menjelajahi permukaan. Setelah itu, berbagai hal terjadi, dan dia mendapatkan kepercayaan para dwarf dan dibawa ke kota mereka.

Penampilannya tidak sedikitpun membuatnya beruntung, tapi kelihatannya dia mendapatkan kepercayaan mereka setelah meletakkan hatinya kepada mereka.

Setelah itu, dia mempelajari martial art di dalam kota Dwarven. Dia pergi ketika dia mendapatkan cukup kepercayaan diri dan kembali ke desa Lizardmen.

Hal terpenting diantara semua ini adalah apakah Zenberu bisa menunjukkan kepada Ainz dan kelompoknya atau tidak ke kota Dwarven.

Zenberu kelihatannya sedikit tidak nyaman, namun pada akhirnya dia membalas bahwa dia mungkin bisa melakukannya.

Kota Dwarven terletak di bawah tanah, di pedalaman gua, jadi seharusnya dia mampu menunjukkan jalan kepada Ainz selama medan gunung tidak berubah. Ketika Ainz mendengar ini, dia teringat dengan kota-kota bawah tanah di dalam Yggdrasil, dan dia pun mau tidak mau merasa kegirangan.

Hal terakhir yang Ainz tanyakan adalah jarak ke kota Dwarven.

Zenberu membalas bahwa perjalanan kembali dari Dwarven Kingdom memakan waktu sekitar seminggu menyusuri perbukitan. Itu membawanya ke ujung paling utara dari danau.

Karena Lizardmen tidak terbiasa berjalan di tanah, perjalanan selama seminggu dengan jalan kaki diartikan sekitar 100 kilometer.

Sayangnya mereka harus mengandalkan ingatan Zenberu, jadi mereka tidak bisa memberikan rute terpendek di peta.

Aku harus bersiap tersesan berkali-kali.

Itu membuat Ainz memikirkan petualangannya di dalam Yggdrasil, lalu Ainz tersenyum lebar.

“...Apakah informasi ini berguna bagi anda, Yang Mulia?”

“Tentu saja. Aku menyambut ekspedisi dalam kegelapan dengan hanya lentera kecil sebagai penerangan jalannya. Itulah yang mereka sebut dengan kegirangan, ya kan?”

Mungkin mereka menganggap Ainz sedang bercanda, tapi tawa yang keras datang dari barisan Lizardmen.

Ainz tidak berniat mengkoreksi kesalahannya. Orang-orang yang tidak tahu Yggdrasil akan sulit memahaminya.

“Kalau begitu, aku akan menunjuk Zenber sebagai penunjuk jalanku, dan kita akan bersiap untuk bepergian menurut apa yang telah dia katakan kepadaku. Aura dan Shalltear akan segera tiba dengan pengikut mereka di belakang, jadi kamu harusnya bersiap juga.”

“Saya dengar dan laksanakan, Yang Mulia.”

Ainz mengangguk dengan agung kepadanya, lalu bangkit dari tubuh Cocytus.

Dia tidak menghiraukan suara sedih yang lirih datangnya dari bawah Ainz.

39 komentar:

  1. Cepet banget min. Makasih ya.

    Semoga Sukses Selalu

    BalasHapus
  2. jos gandos lanjut terus min....

    semangat terus min sukses selalu

    BalasHapus
  3. Mantap min...yang semangat ya....

    BalasHapus
  4. Joss... Lanjut terus, tetap semangat

    BalasHapus
  5. terima kasih banyak... semangat terus...

    BalasHapus
  6. Joss... Lanjut terus, tetap semangat

    BalasHapus
  7. Ngakak si cocytus kwkw mantap min lanjutkan

    BalasHapus
  8. fakk disuruh milih antara cocytus sama shalltear :v ya mendingan shizu lah <3

    BalasHapus
  9. Amazing Min,,
    selalu ditunggu updatenya

    BalasHapus
  10. thanks min, kamu memang yang terbaik 💪

    BalasHapus
  11. keren minnn.. tolong tetep di update yaa, aku termasuk pembaca setia

    BalasHapus
  12. Apakah cocytus masokis ? :v

    BalasHapus
  13. Rip Cocytus ama Takemikazuchi-sama :v

    BalasHapus
  14. min emang ainz udah punya berapa champion class item di dalam nazarik

    BalasHapus
  15. Ya Mending Shalltear, Imut, Menggemaskan dan juga Mungil XD

    BalasHapus
  16. shock dengan Cocyutos hahah... ga nyangka di M haahhha

    BalasHapus
  17. Wujud monster nya shalter gimana ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hm? Di anime season 1 kan udah ada pas tahun 2018 kan? Gak nonton anime ya?

      Hapus
  18. Takemikazuchi gk taunya "M" toh wkwkwkkwk~

    BalasHapus
  19. Novel ini baru saja menceritakan sisi lain dari karakternya lebih jelas di setiap chapternya.

    Dan ternyata sosok segagah cocytus lebih M dari shaltear. Walaupun shaltearnya H

    BalasHapus
  20. wahh pada salah Tafsiran. maksud cocytus adalah nanti pas anak ains lahir bisa gendong anaknya jadi kambing"an/dipundaknya Kan sifat anak gak jauh beda dengan orang tuanya.
    tonton overlord season 1 kayaknya betapa senangnya cocytus ngebayangin gendong anaknya.

    BalasHapus
  21. kalau misal anaknya lahir dengan albedo y masak minta ditunggangi albedo ya gk terima secara pangkat meraka sama

    BalasHapus
  22. disuruh memilih nguakakkkkk wkwkwk

    BalasHapus
  23. Eleh ainznya kurang kejam sama zanberu..
    Kurang ajar

    BalasHapus
  24. Saya ingin lihat cerita selanjut nya. Apakah Cocytus akan bertengkar dengan shelter huahahahahaah

    BalasHapus
  25. cocytus gak ada imut imutnya dibandingkan shaltear

    BalasHapus
  26. Mau bgt ainz punya anak ama albedo hihi

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak! Tanpa ada SARA dan penghinaan.