Chapter 1 : The Sorcerous Kingdom of Ainz Ooal Gown
Part 2
Setelah urusan mereka
selesai, tiga orang itu keluar dari ruangan dengan para Elder Lich,
meninggalkan Ainz dan Fifth. Dan, tentu saja, Eight Edge Assassin di
langit-langit.
Sejujurnya, ini adalah
akhir dari pekerjaan Ainz hari ini. Sisanya adalah waktu bebas. Sementara ada
beberapa urusan yang paling diselesaikan di awal waktu, ketika sudah selesai,
dia merasa sangat senggang. Saat dia merenungkan apa yang harus dilakukan
dengan waktunya, tiba-tiba Ainz terpikirkan sesuatu dan bangkit berdiri.
“Aku akan menemui
Pandora’s Actor selanjutnya.”
Dengan perintah itu,
Ainz bergerak maju. Fifth mengikuti tanpa suara. Dan memang sewajarnya, begitu
juga dengan Eight Edge Assassin.
Ketika Ainz meninggalkan
rumahnya, dia menemukan suasana di luar masih sangat dingin, yang memang cocok
dengan musimnya. Anginnya membawa udara yang dingin, tapi Ainz sama sekali
kebal terhadap hawa dingin. Setelah menatap ke arah Fifth untuk memastikan dia
baik-baik saja, dia melanjutkan perjalanan.
Distrik ini mengandung
tiga macam bangunan: kediaman Ainz sendiri, segala macam bangunan pemerintahan,
begitu juga dengan rumah untuk tamu. Pandora’s Actor – bukan, Momon tinggal di
dalam salah satu rumah tamu.
Biasanya, Ainz akan
memanggil Momon ke hadapannya sesuai dengan statusnya sebagai penguasa, tapi
apa yang dia lakukan sekarang adalah karena dia berubah pikiran.
“-Hm? Apa ini?” Ainz
bergumam saat dia mendekati rumah tamu. Dia sedang melihat ke arah kandang yang
menjadi satu dengan rumah tamu. Kata “kandang” mengartikan bahwa tempat
itu digunakan untuk menempatkan kuda-kuda, tapi sekarang hanya ada satu di
dalam sana yaitu Hamsuke. Atau lebih tepatnya, begitulah seharusnya.
Karena bingung, Ainz
mendekat ke arah kandang, dan mendengar sebuah dengkuran yang keras berbunyi
hyu~ hyu~. Tidur adalah hak bagi makhluk hidup, jadi Hamsuke seharusnya ada di
dalam.
Matahari sudah sangat
tinggi di langit, tapi Hamsuke masih tidur.
Hamsuke bisa melihat di
kegelapan sepergi seekor kucing, tapi menurut Hamsuke, dia bukanlah binatang
nocturnal ataupun diurnal. Dia makan sampai kenyang lalu tidur sampai lapar
lagi. Begitulah cara hidupnya.
Ketika Ainz pertama kali
mendengarkan ini, dia penasaran, “Bagian mana yang terdengar seperti Wise King
of the Forest (Raja Bijak dari Hutan)”. Ainz merasa seperti orang bodoh yang
mengharapkan Hamsuke bersikap seperti seekor makhluk yang cerdas.
“Dia tidak menyadari
kita bahkan setelah kita sudah sangat dekat. Apakah dia sudah kehilangan
insting binatangnya? Benar juga... makhluk yang bobrok. Tidak, mungkin dia
sudah bekerja semalaman.”
“Bukan begitu.
Hamsuke-sama disini seharian juga kemarin.”
“..Ternyata begitu.”
Ainz ingin bicara dengan
Hasuke meskipun Fifth sudah berkata kejam, tapi dia tidak bisa memikirkan
apapun yang ingin dikatakan.
Yah, lagipula dia memang
hanya binatang peliharaan. Seharusnya aku tidak mengharapkan apapun darinya.
Tidak masalah juga jika dia jatuh pada level seperti itu... Tetap saja, aku
sibuk dengan segala macam urusan, tapi dia disini enak-enakan. Benar-benar
membuatku marah... meskipun aku tahu aku hanya melampiaskan kemarahanku
padanya.
Ainz mendongakkan kepalanya
ke dalam kandang, ada hamster raksasa yang sedang tidur di tanah dengan sikap
yang tidak waspada sama sekali. Yang dia butuhkan sekarang adalah gelembung
raksasa dari hidungnya maka itu akan menjadi gambaran sempurna dari si tukang
tidur.
Namun, ada hal lain yang
menarik perhatian Ainz, selain dari cara Hamsuke yang sedang tidur seperti
seorang paman paruh baya (meskipun seharusnya tubuh Hamsuke tidak bisa
melakukan itu).
Ada seorang Death Knight
dengan ekor Hamsuke melilit pinggangnya. Makhluk undead itu pasti yang menarik
perhatian Ainz ke kandang ini sejak awal.
Karena itu adalah
makhluk undead yang dia buat, ada sebuah ikatan diantara mereka dan karena
itulah dia bisa menilai lokasi kira-kira. Namun, ada terlalu banyak undead di
E-Rantel, jadi indra khusus seperti itu menjadi semakin membingunkan.
Sejujurnya, sangat sulit
baginya untuk bisa membedakan lokasi dengan jelas dari undead yang dia buat.
Meskipun begitu, Ainz tidak bisa mengingat dia pernah menempatkan salah satunya
di dalam kandang, oleh karena itu dia bingung karena menyadari ada satu reaksi
undead disini.
“Bangun, Hamsuke.”
“Muuu, ya...”
Matanya berkedip seperti
manusia saat wajah besarnya bergerak, lalu dia menangkap penampilan Ainz.
“Ohhhh! Saya
bertanya-tanya siapa itu, ternyata itu tuanku!”
“Tidak perduli siapa
aku. Biasanya kamu seharusnya memanggilku Ainz-sama, ya kan? Lagipula, kamu
adalah kendaraan Momon, bukan milikku.”
“Tentu saja tuanku!”
“Begitukah... yah,
selama kamu mengerti..”
Meskipun begitu, reaksi
Hamsuke membuat Ainz berpikir, Apakah kamu benar-benar mengerti?
Ditambah lagi, binatang
buas magis tidaklah memiliki ketahanan khusus terhadap pengendalian pikiran.
Oleh karena itu, Ainz meminjamkan sebuah item kepada Hamsuke yang membuatnya
tahan terhadap pengendali pikiran, tapi dia masih tidak tenang karena mungkin
saja ada orang yang akan mencoba memanipulasi dirinya melalui cara selain
magic.
“yah, karena kamu tidak
membuat kesalahan apapun hingga hari ini, aku harus mempercayaimu. Kalau
begitu, langsung ke topik utama. Ada apa dengan Death Knight itu?”
“Ohhh! Dia adalah teman
yang berlatih dengan aku ini tuanku!”
Saat itulah Ainz
teringat.
Dia memang melakukan
sebuah percobaan dalam mempelajari martial art sementara Hamsuke berlatih
menjadi seorang warrior. Dengan kata lain, dia menggunakan Death Knight ini
untuk melihat jika dia bisa meningkatkan level sebagai seorang warrior.
Dia telah melengkapi
Death Knight tersebut dengan artefak-artefak yang meningkatkan pendapatan XP
tapi itu hanya semakin menambah kelemahan saja. Namun, pada akhirnya Death
Knight tidak mendapatkan level apapun. Ainz telah mengantisipasi hasil itu,
jadi dia tidka marah. Tetap saja, karena suatu alasan, Hamsuke terus-terusan
berlatih dengan Death Knigt itu, jadi pada akhirnya, dia mengambil kembali
artefak-artefak dan menyerahkan Death Knight itu kepadanya.
Jadi ini yang itu...
Setelah dipikir-pikir, duri pada armornya terlihat agak tumpul... Aku tidak
meminjamkannya untuk dijadikan bantal besar, tapi karena aku ingin dia menjadi
seorang warrior, atau mungkin menguasai sesuatu... Yah, tidak masalah. Ada
cukup banyak Death Knight untuk diperintah. Memberikan satu saja tidak masalah.
Kenyataannya, ada lebih
dari cukup Death Knight, begitu banyaknya sehingga Ainz tidak lagi membuat
Death Knight ketika dia menciptakan undead setiap hari.
“Begitukah. Aku
mengerti. Tetap saja, tak perduli apapun, kamu dulu adalah binatang buas magis.
Sangat mengesalkan jika kamu membiarkan seseorang mendekat begitu saja tanpa
menyadarinya. Kami tidak sediam-diam seperti Aura, ya kan? Bukankah kamu harus
memperhatikan ini lebih serius?”
Hamsuke terlihat putus
asa, dan kumisnya menggantung ke bawah.
“Saya ini minta maaf.
Saya ini dulunya adalah makhluk yang terkuat di hutan itu. Saya ini tak pernah
butuh kewaspadaan karena saya ini tak pernah disergap sebelumnya.”
“Kamu seharusnya
memiliki masa anak-anak... atau semacamnya ya kan? Tapi sebelum itu, bukankah
ada Giant of the East dan Serpent of the West?”
“Siapa mereka?
Orang-orang ini... East? West? Siapa yang anda bicarakan?”
Sebuah tanda tanya
terlihat muncul di atas kepala Ainz.
“...Mereka adalah
makhluk-makhluk yang mengklaim hutan itu, sama sepertimu.”
“Hoho~ Saya bahkan tidak
tahu orang-orang seperti itu ada di hutan! Seperti yang diduga dari anda
tuanku! Pengetahuan anda sangat tajam. Saya ini hanya tahu sedikit di luar
teritorinya.”
“Kamu... kamu menyebut
dirimu Wise King of the Forest dan kamu tetap...”
“Di masa lalu, seorang
warrior manusia yang melanggar masuk ke dalam teritori saya memanggil dengan
nama itu. Ngomong-ngomong, saya ini mengampuni warrior itu dan warrior itu
sendiri karena mengira nama itu terdengar sangat luar biasa. Ah, betapa
nostalgianya---“
Ainz merasa bahwa dia
akhirnya mengungkap misteri itu.
Setelah warrior tersebut
kembali hidup-hidup, dia pasti sangat melebih-lebihkan cerita musuhnya,
Hamsuke. Mungkin dengan cara yang sama dalam membenarkan keselamatannya sediri
ketika seluruh temannya musnah.
Itu juga tidak terlalu
sulit dipahami. Kenyataan bahwa Hamsuke sangat kuat. Dari seluruh warrior
manusia yang pernah Ainz temui, mungkin hanya Clementine dan Gazef yang bisa
mengalahkan Hamsuke.
Ainz tiba-tiba teringat
Gazef.
“Ohh? Apakah ada
masalah, tuanku?”
“Tidak.. bukan apa-apa.
Hanya saja... ya... hanya saja kamu tidak memiliki kualifikasi sebagai Wise
King of the Forest, hanya seekor hamster hutan.”
“Hamster, anda bilang –
memang benar, anda pernah membicarakan makhluk itu sebelumnya, tuanku! Jadi
saya ini memang benar-benar seekor hamster?”
“Umu. Kamu adalah seekor
hamster raksasa.”
“Ohhh! Jadi saya memang
benar-benar seekor hamster raksasa! Kalau begitu, apakah anda tahu dimana
mencari anggota lain dari spesies ini tuanku?”
“Itu, aku tidak tahu.”
Setelah balasan yang
singkat itu, Hamsuke sekali lagi menadi kehilangan harapan. Apakah aku
terlalu kasar? Pikir Ainz dan mencoba menenangkan Hamsuke dengan
berkata:
“Aku menjamin semua yang
melayani Nazarick akan menerima hadiah yang tepat atas pelayanan mereka. Selama
kamu melanjutkan pengabdianmu kepada Nazarick, suatu hari aku akan menemukan
anggota spesies yang sama denganmu.”
“Ohhh!”
Kumis Hamsuke memantul
saat berdiri.
“Meskipun saya ini sudah
setia kepada tuanku, saya ini akan melayani tuanku lebih setia lagi mulai hari
ini hingga ke depan!”
“Umu umu. Kalau begitu,
Hamsuke, apakah Momon – bukan, apakah Pandora’s Actor di dalam rumah tamu?”
“Tiruan tuanku? Saya ini
tidak terlalu percaya diri dalam hal itu. Lagipula, dia sering mengendarai
kereta dan gerobak yang disiapkan oleh para manusia di kota ini untuknya, dan
dia tidak selalu membawa saya dengannya.”
“Ah, kelihatannya aku
ingat jika dia mengendarai transportasi itu untuk berbagai informasi.”
Kuku, Ainz tertawa kecil dengan keji.
Semua situasi yang
berkembang sesuatu dengan antisipasinya. Di bawah samaran berbagi informasi
dengannya, orang-orang akan berkata tentang Momon yang ingin mereka rahasiakan
dari Ainz, atau mungkin mereka akan mengeluarkan rencana untuk mendorong
pertikaian antara Momon dan Ainz. Namun, sebenarnya adalah, merekalah yang
secara tidak sadar diracuni oleh pemikiran-pemikiran Pandora’s Actor.
Ainz adalah raja yang
bisa dipercaya, seorang makhluk pengampun yang memikirkan rakyatnya dan
seterusnya.
“Aku mengerti.
Bagaimanapun... kelihatannya sekarang kamu bisa memakai armor. Jika kamu tidak
punya apapun yang dilakukan, bagaimana kalau kamu memakainya dan berlatih?”
Prototipe armor
seharusnya sudah selesai.
“Saya mengerti, tuanku!
Kalau begitu saya juga ingin melihat para lizardmen-dono, jika mungkin.”
“Baiklah. Aku akan
mengabulkan keinginanmu. Aku akan bicara dengan Cocytus setelah ini dan
menyuruhnya mengirimkan seseorang kemari.”
“Anda mendapatkan rasa
terima kasih tak terhingga dari saya, tuanku. Kemarilah, Death Knight-dono!
Mari kita bekerja keras sama-sama!”
Ainz tidak menghiraukan
hubungan pertemanan yang membara antara seekor binatang buas dan seekor mayat
lalu melanjutkan perjalanannya.
Di belakang Ainz ada
sebuah suara yang berkata seperti “Yang benar saja – benar-benar
menjengkelkan!” tapi dia tidak bisa membayangkan apa yang mungkin Death Knight
itu katakan. Meskipun Ainz secara samar-samar tertarik dengan apa rencana
hamsuke, dia segera menyingkirkan pemikiran itu.
Ngomong-ngomong,
beberapa waktu yang lalu, kurasa aku memberikan hamsuke... rasanya aku seperti
melupakan sesuatu. Oh ya ampun, jika aku tidak bisa memikirkannya, mungkin
bukan barang yang penting, kurasa.
Kepala Ainz dipenuhi
dengan pemikiran ini, yang tidak bisa dia keluarkan. Rasanya seperti sedang
menunggu ingin bersin yang tidak datang-datang. Dia tiba di depan pintu dari
rumah tamu, tapi dia tidak melakukan apapun seperti mengetuk pintu. Fifth, yang
sedang mengikuti di belakang Ainz, langsung maju ke depan.
“Bukalah.”
“Saya mengerti,
Ainz-sama.”
Fifth terlihat sangat
serius saat dia membuka pintu itu, tapi sudut mulutnya terlihat santai. Ini
pasti datangnya dari rasa puas yang dia rasakan karena mampu membantu Ainz
sesuatu.
Kelihatannya aku sudah
benar mengamati Jircniv. Aku benar-benar telah menjadi penguasa yang tepat.
Memang benar, itu bukanlah cara yang benar dalam memperlakukan Jircniv, tapi aku
akan terus mempelajari dirinya mulai sekarang. Lagipula, itu adalah untuk
membantuku mempelajari bagaimana menjadi seorang raja.
Ainz tidak berterima
kasih kepada Fifth, tapi melihat ke arah pintu yang sedang terbuka.
“-Eight Edge Assassins.”
“Ya! Siap untuk
perintah!”
Eight Edge Assassin yang
sedang mengikuti di belakang Ainz dengan cekatan membentuk sebuah barisan.
“-Pergilah.”
“Ya!”
Rahang mereka terbuka
lalu tertutup, lalu Eight Edge Assassin yang sedang berbaris merespon dengan
sebuah suara yang kelihatannya sangat memaksa dari biasanya sebelum masuk ke
dalam bangunan. Hanya Pandora’s Actor yang seharusnya ada di rumah tamu.
Kadang-kadang, Narberal juga disini, tapi sebagian besar, dia ada di dalam
Great Underground Tomb of Nazarick, melakukan perintah Ainz.
Ainz bisa saja
menempatkan seorang pelayan biasa disini, tapi bisa merepotkan jika orang-orang
yang datang mengunjungi Momon berpikir mereka sedang diawasi. Oleh karena itu,
akhirnya menjadi seperti ini. Namun, jika Pandora’s Actor tinggal disini
sendirian, ada kemungkinan orang-orang yang mencuci otak Shalltear mungkin akan
menyusup ke dalam tempat ini. Oleh karena itu, Ainz merasa akan lebih baik
memasang beberapa pencegahan.
...Tetap saja, agar itu
bisa terjadi, seseorang harus menyusup hingga kemari. Yah, hanya orang-orang
bodoh yang tidak cukup persiapan. ...Mm – tetap saja, berapa lama lagi aku
harus menunggu disini. Lagipula, Eight Edge Assassin akan kembali kepadaku.
Namun, apakah seorang raja seharusnya menunggu di pintu?
Setelah ragu sejenak,
Ainz berpikir, ah lupakan saja, lalu masuk ke dalam rumah
tamu.
Dia berjalan maju,
dengan menggunakan sikap yang kokoh dan agung yang telah dia latih
berkali-kali, dengan cara yang dia anggap paling cocok sebagai seorang penguasa.
Namun, kurang dari 20
langkah, salah satu Eight Edge Assassin kembali dan berlutut di depan Ainz.
“Ainz-sama, kami telah
memanggil Pandora’s Actor-sama. Dia akan segera hadir.’
“Begitukah. Kalau begitu
aku akan menunggu di ruang tamu.”
Ainz pernah ke rumah
tamu ini sebelumnya, jadi Ainz memiliki gambaran kasar tentang tata letaknya.
Setelah Fifth membuka pintu itu untuknya, Ainz bergerak tanpa ragu ke arah
tempat duduk utama di ruang tamu.
Ini sangat melanggar
banyak sikap yang dia terapkan sebagai seorang pegawai dan merasa bersalah.
Namun, ini adalah tugas yang mudah bagi Ainz, yang telah menghabiskan waktu
berlatih menjadi seorang penguasa.
Segera setelahnya,
sebuah ketukan datang dari pintu. Ainz mengangguk kepada Fifth.
Setelah memperoleh izin,
Fifth membuka pintu itu, lalu Pandora’s Actor memasuki ruangan tersebut. Dia
tidak sedang menggunakan magic untuk muncul sebagai Momon, tapi dengan seragam
militernya yang biasa.
“Oh, Yang Mulia,
penciptaku Ainz-sama...”
“Tidak perlu menyapaku.
Duduklah.”
“Baik!”
Dia memukulkan tumit
sepatunya bersama-sama sebelum maju.
Gerakannya selembut dan
serenyah seorang pasuka, tapi bagi Ainz, gerakan-gerakan itu sangat tidak
perlu. Ucapan terbaik untuk menjelaskan ini adalah ‘overacting’.
Dengan demikian,
Pandora’s Actor berjalan maju ke tempat di samping Ainz dan duduk.
Bukan orang-orang
biasanya duduk saling berhadapan satu sama lain?
Setiap orang memiliki
sebuah area di sekeliling merkea yang disebut jarak pribadi mereka, tapi Ainz mau
tidak mau menatap Pandora’s Actor serangan kilat tanpa rasa bersalah kepadanya.
...Yah, kurasa itu tidak
apa-apa. Tetap saja, dia terlalu dekat sekali...
Ainz memeriksa Pandora’s
Actor dengan teliti saat dia duduk. Dia tidak lagi merasakan rasa terkejut yang
sama seperti yang dia dapatkan ketika pertama kalinya dia melihat Pandora’s
Actor di ruangan harta. Mungkin seiring berlalunya waktu dan bertemu dengannya
berkali-kali untuk memberikan perintah telah melunakkan pukulan padanya.
“Bolehkah saya
bertanya—“
“Tidak, bukan apa-apa,
jangan khawatir. Baiklah, aku punya sesuatu untuk ditanyakan kepadamu. Pertama,
aku ingin tahu kondisi Momon. Aku tahu apa yang telah kamu laporkan kepada
Albedo... jadi, apakah ada masalah?”
“Kelihatannya tidak ada
yang spe-“
“Begitukah. Bagus. Kalau
begitu, aku ingin bertanya kepadamu, sebagai Pandora’s Actor – apakah ada
masalah dari sisi dirimu?”
Suasana hati di udara
berubah.
“Sebenarnya, Ainz-sama!”
Ainz
condong ke belakang, seakan ada tekanan luar biasa dari Pandora’s Actor yang
meremukkan dirinya.
“Saya,
Saya telah sangat menderita!”
Sebenarnya
siapa yang menderita disini?!
Namun,
Ainz tidak punya waktu menembakkan balik dengan ucapan itu sebelum Pandora’s
Actor melanjutkan bicaranya.
“Selama
ini, saya tidak pernah sekalipun bisa menyentuh item-item magic. Saya tidak
mampu merawat berbagai item magic yang diciptakan oleh Supreme Being.
Pengurutan kristal-kristal data menjadi terhenti pula. Tolonglah! Tak perduli
bagaimana, Ainz-sama! Saya mohon pada anda untuk memberikan saya sedikit waktu
dengan item-item itu!”
“...Aku,
apakah aku mendesainmu seperti itu?”
“Itu
memang tidak diragukan lagi! Perasaan ini diberikan kepadaku oleh anda sendiri,
Momonga-sama!”
“...Ahhhhh.”
Ainz
mati-matian mencoba mengingat bagaimana dia mendesain Pandora’s Actor. Dia bisa
mengingat memberinya semacam cerita latar yang menyatakan bahwa dia suka
mengatur item-item magic dan sebagainya. Niat Ainz pada awalnya adalah
mendesain dia seperti itu sehingga dia tidak akan merasa aneh sendiri di ruang
harta – memang benar, bisa dianggap dikelilingi oleh hal-hal yang kamu senangi
adalah pekerjaan yang enak. Jadi kelihatannya pengaturan kepribadian Ainz
adalah sumber masalahnya. Namun, entah karena suatu alasan, kelihatannya sudah
sampai pada level fetish.
“Apakah
aku tidak mengizinkanmu untuk kembali ke Nazarick setiap harinya?”
Sementara
separuh dari undead Nazarick dibuat oleh Ainz, separuh lainnya dibuat oleh
Pandora’s Actor. Memang benar, undead yang dibuat oleh Pandora’s Actor memang
lebih lemah daripada yang dibuat oleh Ainz, pada hal-hal tertentu. Tetap saja,
itu masih dalam parameter yang bisa diterima, dan ada mayat-mayat beku dalam
jumlah yang cukup di lantai 5 untuk tujuan itu.
Kenyataannya,
ada begitu banyak mayat tersebut sehingga dua orang itu bekerja sama pun takkan
bisa menghabiskannya.
“Namun,
saya tak pernah menerima izin untuk kembali ke ruang harta!”
Apa
yang sedang dia rasakan sehingga dia mengeluarkan teatrikalnya yang seperti
biasa!”
“Aku
mengerti. Kalau begitu, aku akan menginformasikan kepada Shalltear dan
menyuruhnya memberikan cincin kepadamu. Ditambah lagi, aku memperbolehkanmu
untuk mengerjakan senjata-senata dan equipment rekan-rekanku. Jangan sampai
merusakkannya.”
“Tentu
sa-“
“Hentikan
itu. Berbicara seperti biasa. Bukakah aku sudah bilang ini sebelumnya, hm,
Pandora’s Actor?”
“Ya!”
“Hubungan
antara kita adalah antara pencipta dan yang diciptakan. Kenyataannya adalah,
aku sangat senang dengan cara kamu bekerja keras untuk menunjukkannya kepadaku
makhluk yang ingin kamu jadikan. Namun, suatu ketika aku bertanya-tanya; apakah
anak-anak seharusnya bekerja melebihi orang tua mereka?”
“Ohhh...Ainz-sama.
Tidak kukira anda menganggap saya sebagai anak anda!”
“Umu,
umu. Kamu adalah, er, anakku, atau seperti itu. Itu, er, bagaimana aku harus
menjelaskannya, seharusnya, er seharusnya memang begitu. Oleh karena itu, tidak
perlu menggunakan bahasa Jerman dan sikap hormat atau menjadi sangat dramatis
di depanku. Karena aku yang membuatm, aku ingin melihat bagian-bagian dari
dirimu yang tidak kubuat, sebagai bukti bahwa kamu sudah tumbuh.”
Ainz
menatap ke belakang terhadap suara dari sesenggukan, dan melihat Fifth yang
sedang mengusap sudut matanya dengan sapu tangan.
Apa?
Apakah
dia tidak terlalu mudah menangis?
Saat
Ainz merasa bingung, Pandora’s Actor membungkukkan kepalanya.
“Saya
mengerti – Ayah!”
“...Oh.”
“Saya
akan tunjukkan padamu apa yang ingin engkau lihat, ayah!”
Dia
salah, Dia terlalu sembrono. Meskipun itu tidak mungkin, Ainz merasakan sakit
kepala menyerangnya.
“Pandora’s
Actor. Kamu tidak boleh bilang kepada siapapun apa yang terjadi di sini.
Mengerti? Jika orang-orang tahu kamu menerima perlakuan istimewa, itu bisa
memantik gesekan dengan yang lain. Dan juga – kenyataannya, karena itu, aku
akan menempatkanmu dalam prioritasku yang lebih rendah. Jika tiba saatnya
ketika aku harus memilih membantumu atau para guardian, aku akan
mengabaikanmu.”
“Tentu
saja! Silahkan, korbankan saya sesuka anda!”
Saat
Ainz melihat Pandora’s Actor menyorongkan dadanya sambil berbicara, sebuah
perasaan bersalah tumbuh di hati Ainz.
“Maafkan
aku. Dan... Fifth. Jangan katakan kepada siapapun apa yang terjadi di sini.”
Setelah
melihat Fifth mengangguk setuju, Ainz mengangguk pula.
“Kalau
begitu, aku akan pergi dulu.”
“Ah,
tentang itu, bisakah anda tunggu sebentar? Karena kita jarang bertemu, ada
masalah yang ingin saya tanyakan kepadamu, Ayah. Bolehkah saya tahu bagaimana
ada berniat memerintah Sorcerous Kingdom ini?”
“Apa?”
“Banyak
manusia yang ragu-ragu dengan jalan yang anda ambil untuk menjalankan negeri
ini, Ayah. Seperti misalnya, jika anda ingin mengadopsi peraturan untuk
pelebaran, mereka takut jika mereka akan dikirimkan ke medan perang, dan
seterusnya.”
Ainz
terdiam di tempat.
Kemana
dia akan mengarahkan Ainz Ooal Gown?
Pada
awalnya, Ainz hanyalah orang biasa, namun dia telah mengutarkan tujuan yang
hampir tidak mungkin bisa dicapai seperti menguasai dunia. Ainz berhenti
memikirkannya. Dia merasa akan lebih baik untuk menyerahkan masalah ini kepada
orang-orang cerdas seperti Albedo atau Demiurge.
Meskipun
begitu, masalah tentang bagaimana menjalankan sebuah negeri adalah sebuah
pertanyaan yang tidak bisa dia hindari.
“A,
Apakah ada yang salah, Ayah?”
“...Aku
bermaksud memberitahumu, tapi aku masih menyusunnya di otakku. Aku akan
mendiskusikan masalah ini dengan berbagai Guardian Nazarick lalu
memberitahukannya kepadamu.”
“Ya!”
Ainz
bangkit tanpa suara.
“Begitulah
semuanya, Pandora’s Actor.”
Setelah
mendengarkan Pandora’s Actor yang mengucapkan perpisahan, Ainz meninggalkan
ruangan tersebut.
Sebelum
dia melewati pintu utama, dia mengirimkan sebuah [Message] kepada Shalltear
sebelum dia lupa, memberitahukan permintaan Pandora’s Actor. Jika dia menundanya,
dia mungkin akan lupa nantinya.
Ketika
dia tiba di pintu, Ainz bergerak lebih cepat daripada Fifth lalu membuka pintu
itu sebelum Fifth melakukan itu untuknya.
Lalu,
dia melihat ke langit.
Itu
adalah langit biru yang cerah.
“Aku
akan terbang,” ucap Ainz pendek. Meskipun orang-orang di belakangnya mulai
panik, Ainz memilih untuk tidak menghiraukannya.
Ainz
mengambang di langit berkat mantra [Fly], lalu mendarat di atas atap dari rumah
tamu.
Karena
E-Rantel adalah sebuah kota yang dilindungi oleh tiga lapis dinding, dari sudut
pandang ini, separuh dari jangkauan penglihatannya dihalangi oleh
dinding-dinding kota.
“Aku
tak bisa melihatnya dari sini, huh? Kelihatannya aku memang harus jalan-jalan.”
Dia
mungkin bisa memikirkan sesuatu jika dia jalan-jalan. Tetap berada di sini
berarti bawah tidak mungkin Ainz bisa memikirkan sesuatu.
Baru
saja, sosok-sosok dari Eight Edge Assassin – yang memanjat dinding-dinding
tersebut – muncul di depan Ainz pula.
“Ainz-sama,
tolong tunggu! Berbahaya sekali pergi sendirian!”
Ainz
tidak bisa begitu saja menertawakan ucapan dari Eight Edge Assassin.
Seseorang
yang sedang berdiri di tengah-tengah area terbuka yang luas dengan pandangan
bagus di segala penjuru sama artinya meminta di sasar oleh penembak jitu.
“Memang
benar. Aku akan menjadi target yang bagus jika lawanku adalah Peroroncino-san.”
Peroroncino
sang pemanah (archer) – yang paling memiliki spesialisasi dalam pertarungan
jarak jauh di dalam guild Ainz Ooal Gown – mungkin akan mampu melukai Ainz
dengan parah. Orang itu bisa dengan mudah menyerang bahkan dari jarak lebih
dari dua kilometer. Taktik favoritnya adalah menyembunyikan diri lalu menembak
lawannya dengan tepat – walaupun hanya dengan sebuah busur. Oleh karena itu, meskipun
jika lawannya adalah Peroroncino, Ainz tidak berniat membiarkan dirinya
dipermainkan sampai mati.
Ainz
percaya diri dia bisa menggunakan berbagai cara untukb ertahan, kabur, atau
menyerang balik. Dia telah mengasah kemampuannya melalui PVP, dan dia pasti
tidak akan mati begitu saja tanpa merespon. Namun, jika dia harus waspada
terhadap metode serangan yang hanya di dunia ini, Eight Edge Assassin ada
benarnya.
Ainz
tidak boleh mati sekarang. Setidaknya, sebelum bereksperimen dengan
menghidupkan para player, dia harus menganggap dirinya hanya punya satu nyawa,
dan mempersiapkan perisai daging untuk dirinya sendiri.
Pilihan
terbaik dan teraman untuk itu adalah Albedo, yang memiliki kekuatan bertahan
yang paling tinggi diantara para Guardian. Namun, dia membutuhkan orang-orang
untuk melindunginya pula, yang mana memerlukan peluncuran pasukan dalam jumlah
besar. Dia tidak melakukan itu sampai setidaknya itu adalah untuk tujuan
memancing serangan musuh.
Jika
itu masalahnya, pilihan terbaik adalah para bawahan level tinggi yang bisa
dibuang, tapi-
Aku
tidak memiliki bawahan monster-monster level tinggi. Meskipun aku ingin
menggunakan monster-monster bayaran, aku telah menghabiskan banyak uang
memanggil bawahan Albedo, jadi aku tidak memiliki uang untuk memanggil
monster-monster begitu saja.
Ainz
telah memutuskan untuk membuat pertunjukan besar dalam menghabiskan uang untuk
membuktikan kebaikannya, dan sekarang samar-samar dia menyesalinya. Yang bisa
dia lakukan adalah menenangkan diri dengan berkata bahwa dia harus
mempertahankan imej dirinya sebagai bos Albedo.
Tunggu sebentar, mari dipikirkan dengan dengan teliti
selangkah demi selangkah.
Ainz mengurutkan berbagai kemungkinan di otaknya.
Monster-monster bayaran. Dia tidak memiliki uang, jadi
mereka tidak bisa.
Skill, [Undead Lieutenant]. Membutuhkan XP, jadi dia
memutuskan untuk menolaknya.
Menggunakan summon dari tongkat Ainz Ooal Gown.
Kenyataannya dia harus membawa senjata Guild bersamanya berarti itu sudah tidak
bisa dimasukkan.
Skill,
[Create Undead]. Meskipun dia membuat undead tingkat tinggi, hanya akan sampai
level 70, yang mana tidak bisa dia percayakan untuk mengantar para Guardian.
Tidak,
aku masih memiliki sebuah kartu as simpanan.
Dia
telah mengembangkan skill penciptaan undead melalui penggunaan ritual
kegelapan.
Dia
hanya bisa menciptakan undead tingkat tinggi empat kali sehari. Namun, jika dia
membaginya menjadi dua penggunakan, dia bisa membuat undead sekitar level 90.
Ainz
mengusap dagunya, dan penasaran undead macam apa yang harus dibuat. Thief –
tipe Eternal Death, atau tipe bola mata yang fokus pada sensor...
Benar,
Eternal Death adalah undead yang sangat baik untuk digunakan, tapi mereka
memiliki skill pasif yang disebut [Aura of Death and Decay] yang terus-terusan
menimbulkan efek. Itu adalah skill yang mumpuni menggabungkan efek dari milik
Ainz [Despair Aura V (Instant Death)] dan [Despair Aura I (Fear)], membuatnya
sebagai makhluk yang akan memberikan kematian secara cepat dan penalti stat
kepada musuh. Khususnya, penalti stat bukanlah kemampuan yang mempengaruhi
otak. Ini membuat skill tersebut bisa melewati efek yang mempengaruhi otak,
sehingga membuatnya sulit dihadapi.
Meskipun
begitu, jika kemampuan ini digunakan ketika melukai teman bisa terjadi, hal itu
akan melukiskan gambaran seperti neraka dan penderitaan serta kesengsaraan.
Tentu saja, dia mungkin bisa memerintahkan mereka untuk menekan kemampuan itu,
tapi membawa undead seperti itu ke jalanan kota adalah hal yang benar-benar
gila.
Beberapa
monster-monster menakutkan lainnya muncul di otaknya, tapi dia membuang semua
ide itu.
...Bagaimana
aku harus mengatakan ini.. mereka memang mumpuni, tapi mereka semua terlihat
buruk.
Tak
ada satupun yang cocok sebagai penjaga seorang raja ketika berjalan-jalan di
jalanan.
Saat
Ainz merasa bingung dengan masalah tersebut, dia menyadari Fifth berada di
bawahnya, mencoba mati-matian memanjat dinding.
Tanpa
berkata yang lainnya, Ainz melompat, menggunakn [Fly] di tengah udara untuk
memperlambat turunnya, lalu dia mendarat dengan anggun di tanah bawah.
Fifth
– yang sedang mencengkeram bingkai jendela dan wajahnya tersipu merah –
bergegas menempati posisinya di belakang Ainz.
“Fifth.”
“Ya!”
“Aku
akan jalan-jalan ke kota setelah ini.”
“Saya
mengerti, saya akan mempersiapkan kereta segera!”
“Tidak,
itu tidak perlu. Aku berniat untuk mengamati kondisi di dalam kota. Aku
menguasai jalanan, jadi aku berencana untuk jalan kaki.”
“Eh?!
Tapi itu hanya akan mengotori kaki anda yang berharga! Silahkan perintahkan
kepada kami untuk membersihkan jalan itu untuk anda! Dan kami pasti akan
mempersiapkan para pengawal!”
Beberapa
jalanan di E-Rantel memang berbatu, jadi setelah hujan, sisanya akan menjadi
lumpur yang memanjang.
“Itu
tidak perlu. Aku pernah tinggal di kota ini sebelumnya.”
Meskipun
begitu, setelah check in di penginapan, Ainz langsung kembali ke Nazarick untuk
membuat undead.
“Ditambah
lagi, aku berniat untuk memanggil para pengawal dengan magic, jadi tidak perlu
mengirimkan orang dari Nazarick.”
“..JIka
itu adalah keinginan dari Yang Mulia.”
Tetap
saja, pertanyaannya adalah apa sisanya yang bisa disummon. JIka aku memanggil
demon atau undead, itu akan membuat rumor buruk dan gosip yang keji. Jadi aku
perlu memanggil sesuatu yang cantik, untuk meningkatkan pendapat terhadap
diriku. Apa yang cocok dengan itu...
Saat dia memikirkannya,
Ainz menemukan jawabannya.
“Aku akan memanggil
angel setelah ini. Ayo pergi.”
“Ya.”
Meskipun nilai karma
dari Ainz sangat negatif, dia tidak ada masalah memanggil angel, yang nilai
karmanya sangat tinggi positifnya. Ada beberapa kelas yang memiliki penalti
tidak bisa memanggil monster-monster yang memiliki nilai karma yang terlalu
berbeda dari dirinya, tapi Ainz tidak memiliki kelas seperti itu.
Dan ternyata,
monster-monster yang dipanggil oleh kelas-kelas itu menjadi lebih kuat jika
semakin dekat dengan nilai karma tuannya.
Di dalam Yggdrasil,
segala kekurangan akan memiliki keunggulan yang sama pula.
Ainz menuju ke arah
halaman.
Seperti yang diduga dari
sebuah tempat yang digunakan untuk membuat kuda jalan-jalan, melatih berburu
dan segala aktifitas semacamnya, luasnya rumput-rumput yang dipotong rapi
membuat halaman itu memang sangat luas.
“Kalau begitu, ayo
mulai. Ini mungkin akan memakan waktu, jadi bicaralah kepadaku sementara itu.”
“Si-Siapa, saya?
“Benar sekali. Dengan
kata lain, aku ingin tahu segala hal tentang lantai 9 Nazarick – benar juga.
Katakan kepadaku tentang pekerjaanmu. Apakah ada sesuatu dengan kamar-kamar yang
sedang kamu bersihkan?”
Ainz tidak menunggu
balasan dari Fifth. Setelah mengganti bagian-bagian dari equipmentnya, dia
merapalkan mantra.
Mantra ini adalah mantra
tingkat super [Pantheon], yang mirip dengan mantra tingkat 10 [Armageddon –
Good] dan mantra tingkat super [Nibelung 1], dan sangat berlawanan dengan
mantra tingkat super [Pandemonium].
Dia mendengarkan
ucapan-ucapan Fifth saat dia menunggu mantra tingkat super itu bekerja. Jika
ada sebuah kebutuhan mendadak untuk mengambil tindakan, Ainz biasanya akan
menggunakan item cash, tapi melakukan hal itu saat ini akan sangat sia-sia.
Bercakap-cakap dengan
para pelayan itu tidak buruk, pikir Ainz.
Ditambah lagi, ini
adalah pertama kalinya dia mendengar jika kamar Albedo terlarang bagi para pelayan.
“-Ternyata begitu. Yah,
ini benar-benar percakapan yang sangat berarti. Meskipun aku baru saja
memikirkannya, kembalilah ke kamarku dan bawakan Nurunuru-kun kemari. Akan
sangat merepotkan tanpa dia.”
“Saya mengerti!”
Ainz melihat seragam
pelayang Fifth yang bergoyang kesana kemari saat dia berlari-lari kecil
menjauh, sementara Ainz tetap tinggal di halaman.
Sambil menunggu, Ainz
mengingat ucapan Fifth.
Kelihatannya,
Albedo sudah bilang kepada para pelayan bahwa dia akan menangani bersih-bersih
ruangannya sendiri sebagai bagian dari latihannya menjadi pengantin, jadi dia
tidak ingin siapapun masuk ke dalam kamarnya.
Ainz
bergumam “Ya Ampun” kepada dirinya.
“Albedo,
bukannya aku tidak mengerti perasaanmu, tapi kenyataan bahwa kamu adalah orang
yang sibuk, jadi kamu seharusnya menyerahkan bersih-bersih itu kepada para
pelayan, aku tidak bisa benar-benar mengatakan hal ini, tapi kelihatannya aku
adalah penguasa yang lebih baik darimu, dalam hal itu.”
Tidak
lama, Fifth kembali, pontang-panting dan menyerahkan Nurunuru-kun. Ainz
tersenyum, puas dengan kemampuannya dalam memerintah.
“Terima
kasih.”
Ainz
menerima Lip Bug dari Fifth dengan sebuah ucapan penghargaan. Lalu, dia
meletakkan Lip Bug ke dasar tenggorokannya yang hanya tulang belulang.
“Ah,
er, um.”
Entah
bagaimana, ada sebuah perubahan dalam suara Ainz. Memang benar, itu adalah
kemampuan spesial dari makhluk tersebut, tapi dia masih tidak mengerti. Yang
bisa dia lakukan hanyalah menerimanya.
Ainz
mengesampingkan keraguannya dan merapalkan mantra tingkat super. Enam pilar
cahaya muncul di sekitarnya, dan dari pilar-pilar itu muncul enam angel.
Angel-Angel
ini memiliki kepala singa, dengan sepasang sayap yang melebar keluar dan
ditambah sepasang yang terlipat di sekitar mereka, dengan total empat sayap.
Masing-masing memakai armor berkilauan dan memegang perisai dengan corak mata
di salah satunya dan tombak api di tangan lainnya.
Angel-Angel
ini sekitar level 80, dan mereka disebut Cherubim Gatekeepers.
Ainz
tidak tahu banyak tentang mythologi, jadi dia tidak tahu mengapa mereka disebut
gatekeepers, tapi dia tahu kekuatan mereka sebagai monster.
Cherubim
Gatekeepers sangat cocok dengan tugas sebagai tanker, dan kemampuan sensory
mereka yang besar juga membuat mereka sangat baik untuk berjaga-jaga.
“Lindungi
aku. Jangan bunuh musuhku, tapi buat mereka menjadi tidka berdaya sambil memberikan
sedikit mungkin damage.”
“Mengerti,
wahai summoner.”
Perintah
ini bukan berdasarkan kebaikan hati. Meskipun Ainz tidak ragu-ragu dalam
membunuh lawannya, dia harus mempertimbangkan jika orang-orang mungkin sedang
merencanakan sesuatu di balik layar. Ditambah lagi, dia harus membiarkan Momon
yang melakukan eksekusi, oleh karena itu perintahnya untuk menangkap musuh
hidup-hidup.
“Kalau
begitu, ayo pergi.”
Ketika
para angel memasang formasi bertahan di sekitar Ainz, dia langsung bergerak
maju.
Mantra
Summon – termasuk mantra tingkat super ini – akan berhenti setelah beberapa
saat. Oleh karena itu, dia harus menghindari buang-buang waktu.
“Para
Angel, Fifth akan berjalan dengan kita. Lindungi dia sama seperti kalian
melindungiku.”
“Mengerti,
wahai Summoner.”
“Ai-Ainz-sama,
bagaimana mungkin tubuh hamba bisa dibandingkan dengan wujud berharga dari Yang
Mulia?”
“...Fifth,
mungkin kamu memang seorang pelayan, tapi kamu masih tetap ciptaan dari salah
teman-temanku. Oleh karena itu, kamu sangat berharga bagiku. Ingat itu
baik-baik, karena aku merasa agak repot mengulang-ulang hal itu terus. Kalau
begitu bilang kepada semua teman-temanmu.”
“Terima
kasih, Terima kasih banyak!”
Secara
tak sengaja, dia tidak mengatakan hal yang sama kepada Eight Edge Assassin,
karena mereka disummon dari emas Yggdrasil. Ainz mungkin merasakan penyesalan
yang sama karena harus mengorbankan mereka, tapi mereka tidak memiliki nilai
lebih dari itu.
“Ayo
pergi.”
Dengan
enam Angel, Fifth, dan beberapa Eight Edge Assassin – sisanya adalah para
pengawal – di belakang, Ainz menuju gerbang.
Disana
terdapat Crypt Lord, yang memerinta lebih dari dua puluh Death Knight.
Berpakaian
jubah ungu yang compang camping yang dulunya luar biasa, dan memakai sebuah
mahkota yang mengeluarkan sinar yang seperti biasanya cerah. Itu adalah undead
level 70 dari Nazarick.
Skill-skill
tipe komandan miliknya bisa memperkuat Death Knight yang dikendalikan, tapi
sekarang tidak bisa karena Death Knight itu adalah dibawah kendali Ainz. Oleh
karena itu, Ainz telah meletakkan disini karena dia mengakui kemampuan
mengaturnya yang sangat baik.
“Aku
akan keluar setelah ini, beritahu Albedo.”
Setelah
berjalan melewati Crypt Lord – yang sedang membungkuk dalam-dalam – Ainz tiba
di jalanan.
Dia
tidak memiliki tujuan tertentu.
Daripada
jalan-jalan, itu lebih seperti dia ingin menemukan jawaban dari pertanyaan
Pandora’s Actor. Dia tidak akan bisa mengeluarkan ide seperti biasanya jika dia
diganggu dari semua sisi.
Ainz membuka langkahnya
saat dia membayangkan masa depan dari Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown nantinya
di bawah kekuasannya.
Pertamax ^,^
BalasHapusmantab min
BalasHapusgagal pertamax
BalasHapusKeren...
BalasHapusMIMIN BANZAIIII
BalasHapusAmazing Gan...
BalasHapusmantap gan
BalasHapusMakasih min :D Semangat terus
BalasHapusSemangat min update nya ....>_<
BalasHapusditunggu chap selanjutnya
jangan jangan item bola yg di kasih ke hamsuke dulu itu, nyerap kemampuan Death knight yg lg sama hamsuke, makanya duri2 nya tiba2 ada yg tumpul
BalasHapusmungkin nanti itu item jadi duri dalam daging buat ainz
hmmm penasaran saya
Ini anime blom bergerak ke kerajaan slane yg mkai item world pngendli pikirn kpdA shaltear. Kira2 tu kerajaan kli last enimyny tw tu naga n dri 13 pahlawan legend. Nth. Semngt min
BalasHapusty
BalasHapus
BalasHapussankyu overlord vol.10 bab 1 bag.2
Kok gw ngakak waktu Ainz dipanggil 'Ayah' sama Pandora's Actor 😂😂😂😂
BalasHapusAyah :v
BalasHapus< ALERT : CUMAN ISENG >
BalasHapusAinz :"Yah,er,ehmm (batuk).. iya kamu bisa memanggilku ayah."
PA :"yorosi desu ka aniz sam-, iya (tidak) oto sama!"
Ainz :"umu"
PA :"dewa(kalau begitu) oto sama. Maaf tapi, anakmu ini punya pertanyaan."
Ainz :"..Begutukah. Apa itu?"
PA :"sorede,ano.. ore no oka sama dochi dare desu ka? Albedo oka sama, iya eto shalltear oka sama, hmm.. masaka aura oka sama!"
Ainz :". . . ~ triple maximaze magic: reality slash!"
PA :"!,oto sam-"
"BOOMM!"
:b
Oka sama?
Hapus;D
Hahahahah gue ngakak baca nya. Yg lain mungkin ga ngerti hahahah
HapusHahahahah gue ngakak baca nya. Yg lain mungkin ga ngerti hahahah
HapusOuooo jadi itu PA yg tanya siapa ibunya.....
HapusSomehow gw paham :v
HapusHahaha ngakak😂
HapusIsengnya gabut amat wkwk
HapusLanjutkan
BalasHapusYippieeee
BalasHapusbagian 3 egk bisa ke buka
BalasHapusMin bagian 3 dan 4 eror
BalasHapusHai
BalasHapusMantap min lanjut terus
BalasHapusLanjut Min
BalasHapusAhhhhhh
BalasHapusP
BalasHapusKalo mau liat list chapter nya di mana ya
BalasHapusMantap min EXTRA JOSS👍
BalasHapusAkan adanya project utopia
BalasHapusMantabbbbbbbbbb
BalasHapus