Introduction to the Royal Capital's Disturbance -
Perkenalan terhadap Kericuhan di Ibukota kerajaan
Part 1
Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 17:44
Pintu ruang resepsi (Ruang Terima Tamu) terbuka pelan-pelan. Meskipun engsel pintu itu baru saja dilumasi dan seharusnya bisa terbuka dengan mulus, pintu tersebut terbuka pelan-pelan seakan ada perbedaan tekanan yang besar antara yang ada di dalam dan di luar. Sama seperti hati Sebas. Jika pintu itu tau bagaimana rasanya, pintu itu tidak akan terbuka, tapi pintu itu masih berayun terbuka dan dia bisa melihat seluruh orang yang menunggu dirinya di dalam. Yang menunggu di dalam ruangan kosong biasa itu adalah empat figur heteromorfik. Satu adalah warrior berwarna biru. Dia telah membatalkan aura dingin miliknya dan berdiri dengan tegas memegang halberd di tangan. Satunya lagi adalah devil. Emosi macam apa yang dia sembunyikan dibalik wajahnya yang menghina? Di lengan devil itu ada seorang Janin yang terlihat seperti malaikat bersayap yang kelihatannya terlihat seperti batang pohon.
Dan yang terakhir-
"Saya tidak memiliki alasan untuk datang terlambat."
Dengan menggunakan seluruh kekuatan semangatnya untuk menekan getara pada suara, Sebas membungkuk dalam-dalam kepada Supreme Being yang satu-satunya sedang duduk. Bagi Sebas, yang memegang posisi pelayan rumah dan kepala pelayan, hanya ada satu yang dia beri penghormatan dan rasa takut yang terdalam. Salah satu dari 41 Supreme Being.
-Ainz Ooal Gown.
Penguasa Nazarick yang memegang kekuatan yang luar biasa. Di tangannya ada 'staff of Ainz Ooal Gown' yang mengeluarkan aura gelap. Di dalam lubang matanya, api merah redup berkedip terus menerus. Sebas bisa merasakan mata itu pelan-pelan memeriksa figur yang membungkuk.
"...Jangan mengkhawatirkan tentang itu Sebas. Itu adalah kesalahanku karena tiba tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu. Masuklah, kita tidak bisa melakukan percakapan jika kamu hanya membungkuk di pintu."
"Baik."
Sebas bereaksi kepada suara berat dan berdiri dengan kepala yang masih menunduk. Ketika dia mengambil satu langkah ke depan, dia merasakan hawa dingin yang mengalir di punggungnya. Dia bisa merasakan rasa permusuhan tersembunyi dan nafsu membunuh. Tatapannya pelan-pelan diarahkan kepada Dua Guardian. Mereka kelihatannya tidak seperti sedang memperhatikan dirinya, tapi hanya orang biasa yang berpikir seperti itu. Sebas bisa tahu. Di dalam suasana yang tegang itu, tidak ada aura yang bersahabat. Itu adalah sebaliknya, dia sedang dianggap sebagai seorang musuh. Sebas bisa menebak mengapa mereka memendam rasa permusuhan kepadanya dan bertanya-tanya jika ada orang lain satupun yang bisa mendengar degup jantungnya.
"Adalah yang terbaik bagimu untuk berhenti disana."
Suara dingin Demiurge menghentikan langkah Sebas. Jarak itu terlihat jauh dari sang tuan. Namun tidak terlalu jauh untuk bisa melakukan percakapan dan itu adalah jarak yang terhormat setelah mempertimbangkan seberapa besar ruangan ini.
Namun, jika itu adalah Ainz, dia akan berkata kepada Sebas untuk datang lebih dekat. Tiadanya kalimat seperti itu memberikan Sebas rasa keterasingan yang sangat besar.
Bukan hanya itu, tapi jarak itu berada dalam jangkauan ideal dari serangan Cocytus.
Solution yang ikut masuk dengan Sebas juga berdiri di pintu.
"Kalau begitu sekarang..."
Sebas tidak tahu mengapa, tapi Ainz membuat suara hampa dengan jari tulang belulangnya.
"Aku harus bertanya kepadamu dahulu, Sebas. Apakah aku harus menjelaskan mengapa aku kemari?"
Hanya ada satu alasan. Situasinya sendiri sudah cukup mengatakan.
"...Tidak perlu, karena saya sudah mengerti."
"Kalau begitu aku ingin mendengar darimu mulutmu sendiri, Sebas. Aku mendengar laporan, kelihatannya kamu mengambil peliharaan yang manis?"
-Seperti yang diduga.
Sebas merasakan hawa dingin yang mengalir di punggungnya. Lalu dia teringat bahwa dia belum menjawab pertanyaan tuannya dan cepat-cepat mengangkat suara.
"-Ya!"
"...Kamu telah menjawabnya. Aku akan tanya sekali lagi, Sebas. Apakah kamu merawat peliharaan yang manis?"
"Ya, saya merawatnya."
"Kalau begitu aku harus mendengarmu dahulu. Mengapa kamu tidak melaporkannya kepadaku?"
Sebas melihat ke arah lantai dengan bahu yang gemetar, takut terhadap situasi yang akan menjadi buruk jika dia berkata sesuatu. Melihat bagaimana Sebas belum menjawab, Ainz bersandara ke sisi kursi. Suara berderit bergema dengan keras ke seluruh ruangan.
"Ada apa Sebas? Kelihatannya kamu berkeringat. Apakah mau kupinjamkan sapu tangan?"
Ainz mengeluarkan sapu tangan putih dengan gerakan berlebihan dan dengan santai melemparkannya ke arah Sebas. Sapu tangan itu terbang melewati meja dan terbuka sebelum jauh ke lantai.
"Aku persilahkan kamu menggunakannya."
"Ya! Terima kasih."
Sebas mengambil satu langkah untuk mengambil sapu tangan, tapi ragu-ragu untuk menggunakannya.
"...Tidak ada darah satu tetespun dari darah peliharaanmu disitu. Aku hanya tidak ingin melihatmu berkeringat banyak."
"Saya minta maaf karena telah menunjukkan sisi diri saya yang tidak berkenan kepada anda."
Sebas membuka sapu tangan itu dan mengusap keringatnya. Sapu tangan itu berubah warna menyerap kelembaban dalam jumlah besar yang tidak terduga.
"Sekarang, Sebas. Ketika aku mengirimmu ke ibukota, aku sudah bilang padamu untuk merekam setiap hal apapun dan mengirimkan laporannya kembali. Apakah ini karena sulit bagimu dalam memutuskan mana laporan yang berguna atau tidak. Sebenarnya, ada banyak rumor yang tertulis dalam laporan itu juga, benar kan?"
"Benar, memang begitu."
"Kalau begitu Demiurge, aku bertanya kepadamu untuk memastikan, karena kamu telah melihat seluruh laporan yang dikirim Sebas juga. Apakah ada yang menyebutkan peliharaan dalam laporan itu?"
"Tidak, Ainz-sama. Saya telah memeriksanya berkali-kali, tapi tidak ada satupun yang menyebutkannya."
"Kalau begitu, Sebas, katakan padaku mengapa kamu melakukan hal itu. Mengapa kamu tidak melaporkannya?... Aku ingin tahu mengapa kamu mengabaikan perintahku. Apakah ucapan dari Ainz Ooal Gown tidak cukup untuk mendorongmu?"
Kalimat itu mengguncang suasana. Sebas buru-buru menjawab.
"Tentu saja tidak. Itu adalah kebodohan saya yang berpikir bahwa hal itu tidak cukup penting untuk dilaporkan kepada anda, Ainz-sama."
Suara hening memenuhi ruangan.
Empat Nafsu membunuh menusuk tubunya: Cocytus, Demiurge, malaikat yang digenggam oleh Demiurge di tangan dan Solution. Dengan sebuah perintah, mereka tidak akan ragu untuk menyerang Sebas.
Tidak rasa takut akan kematian. Mati untuk Nazarick adalah kehormatan tertinggi, tapi tercatat mati sebagai pengkhianat membuat tubuh Sebas gemetar. Bagi seorang ciptaan dari 41 Supreme Being, mati sebagai pengkhianat adalah rasa malu yang terbesar yang bisa terjadi. Ketika dahi Sebas penuh dengan keringat sekali lagi, Ainz berbicara.
"...Jadi yang kamu bilang, itu adalah keputusan bodohmu sendiri? Apakah itu maksudmu?"
"Ya, Ainz-sama. Maafkan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut."
"...Hmm, begitukah... aku mengerti."
Setelah mendengar permintan maaf Sebas yang tulus, suara netral Ainz kembali sekali lagi. Seakan tidak ada lagi perintah untuk menghabisi Sebas, suasana di dalam sana kembali normal sekali lagi. Namun, Sebas belum bisa tenang karena perintah Ainz selanjutnya membuat jantung Sebas tenggelam.
"Solution. Bawa peliharaan Sebas kemari."
"Saya mengerti."
Setelah Solution pergi, pintu itu tertutup dengan lirih. Indera Sebas yang tajam mencari langkah kaki Solution dari balik pintu, berjalan semakin menjauh dan menjauh. Di tempat ini, ada empat makhluk heteromorfik: Ainz, Demiurge, Cocytus dan malaikan yang berbentuk aneh. Apakah alasan mengapa mereka tidak repot-repot menyembunyikan penampilan mereka karena tidak perlu? Jika seseorang dari Nazarick ingin membuat seseorang tidak bisa berbicara lagi, membunuhnya adalah metode yang terbaik, tapi sudah terlalu terlambat untuk berpikir demikian. Dia bisa merasakan dua orang yang mendekati pintu.
-Apa yang harus kulakukan?
Sebas melihat ke arah atap yang kosong. Jika dia kemari, maka dia harus memutuskan. Hanya ada satu pilihan. Dia melihat ke arah Demiurge dan Ainz yang masih mengamatinya, dan tatapannya jatuh ke lantai sekali lagi. Ada sebuah suara ketukan di pintu lalu pintu itu terbuka. Ada dua orang wanita yang berdiri disana, seperti yang diduga.
"Saya telah membawanya."
Meskipun Sebas membelakanginya, dia bisa mendengar suara megap-megap dari Tsuare di pintu. Mungkin dia sedang panik setelah melihat seorang devil, Demiurge. Mungkin dia ketakutan setelah melihat serangga raksasa, Cocytus. Mungkin dia terperangah setelah melihat Jelmaan kematian, Ainz. Atau mungkin semuanya.
Rasa tidak senang dari para guardian hanya semakin menguat dengan keberadaan Tsuare di depan mereka. Dalam sisi lain, dia adalah perwujudan dari kesalahan dan kegagalan Sebas. Tsuare tak bisa berhenti gemetar dengan seluruh rasa permusuhan yang diarahkan kepadanya. Di dunia ini, para guardian adalah makhluk yang ultimate, dan seluruh makhluk lemah akan gemetar ketakutan hanya dengan penampakan dari mereka. Fakta bahwa Tsuare tidak menangis adalah sikap yang sudah luar biasa. Sebas tidak melihat ke belakang. tapi dia bisa merasakan tatapan Tsuare yang terpaku padanya. Keberaniannya datang dari kenyataan bahwa Sebas ada di dalam ruangan yang sama.
"Cocytus, Demiurge, hentikan, belajarlah dari contoh Victim."
Dengan suara lembut Ainz, suasana berubah. Tidak, seharusnya bisa dikatakan bahwa seluruh rasa permusuhan kepada Tsuare telah hilang. Ainz mengulurkan lengan kirinya ke arah Tsuare dan mengisyaratkan kepadanya untuk masuk.
"Masuklah, peliharaan baru Sebas, Tsuare."
Seakan terkena mantra, dia masuk ke dalam ruangan dengan langkah yang goyah.
"Kamu tidak mencoba lari, sangat pemberani sekali dirimu. Atau apakah kamu mendengar sesuatu dari Solution? Tergantung dari sikapmu, nasib Sebas akan diputuskan?"
Tsuare yang gemetar terus menerus, tidak bisa menjawab. Sebas merasa tatapan Tsuare terarah ke punggungnya dengan kuat. Itu saja sudah membuatnya tahu bagaimana perasaannya. Tanpa ragu. Tsuare berdiri di belakang Sebas saat dia masuk ke dalam ruangan. Cocytus pelan-pelan bergerak dan berdiri di belakang Tsuare seakan sedang menunggu sesuatu. Tsuare menggenggam sudut lengan baju Sebas. Sebas bisa teringat ketika pertama kali dia menggenggam sudut lengan bajunya di lorong. Mungkin jika dia bersikap lebih hati-hati dulu, ini tidak akan terjadi.
Demiurge melihat ke arah Tsuare dengan sikap dingin dan tiba-tiba-t
"Berlutut..."
- Suara jentikan jari terdengar.
Demiurge, yang akan bicara mengerti maksud tuannya, dan menelan ucapan yang ingin dia katakan.
"-Tidak apa, Demiurge. Karena telah menunjukkan keberanian tidak lari, Aku, penguasa Nazarick akan memaafkan sikapnya yang kurang sopan santun."
"Maafkan saya sedalam-dalamnya."
Ainz mengangguk pelan kepada permintaan maaf Demiurge.
"Kalau begitu..."
Kursi itu berderit ketika titik beratnya berpindah.
"Pertama adalah perkenalan. Aku adalah Ainz Ooal Gown, tuan dari Sebas."
Begitulah. 41 Supreme Being, mereka mengendalikan segalanya; bahkan hidup dan mati Sebas. Deklarasi tuannya jika dia adalah pelayan membawanya dalam kegembiraan yang besar. Sayangnya, kegembiraan itu hanya cukup kuat untuk membuat punggungnya sedikit gemetar. Itu bukan karena Tsuare ada disini, karena untuk sesaat dia bahkan lupa jika Tsuare ada disana. Tidak, tapi hal lain. Meskipun ketika Sebas memikirkannya, percakapan berlanjut.
"Ah... Saya..."
"Tidak apa, Tsuare. Aku hanya ingin tahu jika kamu ada. Aku tidak tertarik dengan hal lainnya. Kamu hanya perlu berdiri disana. Kamu akan segera tahu mengapa aku memanggilmu."
"Kalau begitu..."
Cahaya merah di lubang mata Ainz bergerak.
"...Sebas, aku ingin mendengarnya darimu. Aku memerintahkanmu untuk bertindak serahasia mungkin."
"Ya."
"Karena wanita yang tidak berguna ini, kamu membuat masalah lain yang mengjengkelkan semakin berkembang, apakah aku benar?"
"Anda benar."
Tsuare sedikit terkejut ketika penyebutan 'tidak berguna', tapi Sebas tetap tidak bergeming.
"...Apakah kamu tidak berpikir bahwa tindakan itu melanggar perintahku dengan sengaja?"
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya karena pemikiran saya yang dangkal telah membuat anda tidak senang. Saya akan berhati-hati agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi-"
"-Tidak apa."
"Tuanku?"
"Aku bilang tidak apa."
Ainz membetulkan posturnya sekali lagi dan kursi itu berderit.
"Semua orang membuat kesalahan. Sebas, aku memaafkan dosamu."
"-Saya berterima kasih kepada Ainz-sama atas kebaikannya."
"Tapi setiap kesalahan ada harganya... Bunuh dia."
Suasana ruangan itu tertekan lagi dan rasanya seakan suhu di ruangan itu turun beberapa derajat. Tidak, bukan begitu. Satu-satunya orang yang merasakan itu adalah Sebas. Semua orang yang lain dari Nazarick tidak bergeming.
Sebas menelan ludah.
Apa yang dia perintahkan untuk dibunuh? Tidak, tak perlu ditanya lagi. Kenyataan bahwa harus begini membuat jantung dan mulut Sebas sama-sama berat.
"...Maafkan saya...!"
"Hmm.. Maksudku adalah kamu singkirkan akar dari kesalahanmu, dengan begitu kamu bisa menebus diri. Jika ada satupun jejak kesalahan yang tersisa, itu akan membuat contoh yang tidak baik untuk yang lain. Kamu adalah kepala pelayan dari Nazarick. Seseorang yang berdiri di atas banyak orang lainnya. Jika seseorang dengan posisi sepenting itu tidak melakukan apapun untuk menebus kesalahannya..."
Sebas mengeluarkan nafas dalam-dalam dan menarik nafas sekali lagi. Dia yang tidak mengelak di depan musuh terkuat apapun merasa seperti mangsa kecil yang disudutkan oleh seekor predator.
"Sebas, apakah kamu adalah orang yang mengikuti keputusan dari 41 Supreme Being, ataukah kamu adalah seseorang yang mengikuti keputusanmu sendiri?"
"Itu adalah-"
"Tidak perlu menunjukkan kalimat apapun lagi. Tunjukkan padaku tindakanmu."
Ainz menutup matanya dan membukanya lagi.
Ragu-ragu dalam sejenak, tidak, bahkan dalah sedetikpun adalah waktu ragu-ragu yang lama. Itu adalah waktu yang cukup bagi seorang pelayan yang setia seperti Cocytus, Demiurge dan Solution untuk menunjukkan rasa permusuhan sekali lagi, Dalam waktu itu, Sebas membuat kesimpulan.
Sebas adalah kepala pelayan Nazarick. Dia tidak lebih dari itu. Keragu-raguannya yang bodoh menyebabkan situasi ini. Jika dia meminta izin sebelumnya, ini pasti tidak akan terjadi. Itu semau adalah kesalahannya.
Mata Sebas terlihat teguh. Dia berputar ke arah Tsuare dan tangan Tsuare melepaskan pegangannya. Tangan itu melayang di udara untuk sesaat karena ragu-ragu sebelum jatuh terkulai. Tsuare bisa mengerti keputusan mana yang dibuat oleh Sebas setelah melihat wajahnya.
Dia tersenyum dan menutup matanya. Tidak ada tanda ketakutan atau keputusasaan darinya. Dia memiliki wajah seorang martyr yang sudah siap menerima takdirnya. Gerakan Sebas tidak ada keraguan sama sekali pula. Sebas sangat tenang. Tindakannya menunjukkan bagaimana tindakan seharusnya dari seorang pelayan setia dari Nazarick. Tidak ada alasan untuk tidak patuh terhadap perintah sang Tuan.
Tidak ada penyesalan. Hanya ada loyalitas.
Sebas menggenggam tinjunya dengan erat untuk memberinya satu sikap ampunan yang bisa dia berikan. Sebuah kematian yang cepat. Tinjunya melayang ke arah kepala Tsuare.
Lalu-
-Sesuatu yang keras mencegat gerakan Sebas.
"-Mengapa kamu menghalangi?"
Tinju Sebas, yang seharusnya bisa menghancurkan kepala Tsuare telah ditahan. Salah satu lengan Cocytus menangkap tinjunya dahulu. Mencegah Sebas melakukan perintahnya, bukankah Cocytus tidak mematuhi perintah Tuannya? Tapi rasa heran Sebas langsung hilang.
"Hentikan Sebas."
Saat dia akan menyerang untuk kedua kalinya, Sebas mematuhi ucapan Ainz. Tidak ada teguran untuk Cocytus, tapi hanya perintah kepada Sebas untuk berhenti. Dengan kata lain, alasan Cocytus menghentikan Sebas karena itu sudah direncanakan demikian.
Semuanya adalah sebuah akting, diatur untuk menguji loyalitas dan kemauan Sebas. Tsuare membuka sedikit matanya dan memastikan bahwa kematiannya tidak akan segera terjadi. Saat ancaman kematian telah hilang, begitu juga dengan seluruh tekanan pada dirinya dan Tsuare terisak saat tubuhnya mulai gemetar. Kakinya terlihat seakan mau roboh, tapi Sebas tidak menggenggamnya. Tidak, dia tidak bisa menggenggamnya. Apa yang mungkin bisa dia lakukan? Dia adalah seorang pria yang telah membuangnya. Mengabaikan Tsuare, yang tercengkeram oleh ketakutan, Cocytus dan Ainz mulai saling berbicara.
"Itu memang. Sebuah pukulan mematikan."
"Kalau begitu aku akan menyatakan bahwa loyalitas Sebas tidak lagi dipertanyakan. Kamu melakukan yang terbaik, Sebas."
"Siap!"
Sebas membungkuk dalam-dalam dengan ekspresi yang kaku.
"-Demiurge. Ada keberatan darimu?"
"Tidak ada."
"Cocytus."
"Tidak."
"...Victim?"
"!rewop eht evah I ..... lluksyarG fo rewop eht yB (Tidak ada sama sekali.)"
"Kalau begitu kita segera menuju ke masalah berikutnya."
Ainz berdiri dengan sebuah jentikan dan membiarkan jubahnya berkibar dengan lambaian lengannya.
"Berkat Sebas, kita sudah mengumpulkan banyak informasi. Tidak ada alasan lagi untuk berada di sini lebih lama lagi. Oleh karena itu, kita akan kembali ke Nazarick. Sebas, aku akan serahkan kepadamu untuk menangani wanita itu. Aku ingin berkata demikian selama loyalitasmu masih tidak berubah, aku tidak akan ikut campur, tapi kita harus memeriksa dia sedikit sebelum membiarkannya pergi. Akan jadi masalah jika dia memutuskan untuk pergi kemanapun menceritakan hal-hal liar, bukankah begitu Demiurge?"
"Ya, memang begitu. Selama musuh yang tidak diketahui masih ada, kita harus mencegah setiap informasi yang membocorkan kita sebisa mungkin."
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?"
"...Bolehkah saya menyerankan untuk mengujinya dulu?"
"Sebuah ide yang bagus... Sebas, mari kita tunda masalah menangani Tsuare sedikit lebih lama. Kita tidak akan membunuhnya, tapi itu juga bukan jaminan."
Sebas tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. karena kalimat ini masih mengindikasikan nasib Tsuare masih belum jelas, bukankah ini berarti bahwa Penguasa hebat dari Nazarick tidak mampu membuat keputusan langsung?
"Ainz-sama, apakah ini karena kesalahan saya kita harus mundur dari rumah - ibukota ini?"
"...Memang begitu, tapi tidak juga. Seperti yang kubilang sebelumnya kita sudah mendapatkan seluruh informasi yang kita butuhkan. Selamat tidak ada alasan lain untuk tetap menyamar disini, Aku memutuskan bahwa akan lebih aman untuk hanya mundur. Demiurge, aku akan membawa Victim dan kembali dahulu."
Ainz menerima Janin Malaikat itu dan mengaktifkan magicnya.
"[Greater Teleportation]"
Ainz mengibaskan jubahnya seperti seorang aktor saat magicnya diaktifkan. Figurnya terlihat seperti tersedot oleh lubang hitam dan hilang sepenuhnya. Untuk sesaat, Sebas bingung dengan tingkah baru Ainz yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, tapi kembali tenang.
"Demiurge, kelihatannya dia sangat lelah, jadi aku ingin dia sedikit beristirahat dahulu. Aku yakin tidak ada masalah lagi sekarang jika aku membawanya?"
"...Kelihatannya kamu benar, Sebas."
Demiurge tersenyum jahat dan bergerak dengan lembut menuju pintu seakan mengantarkannya keluar.
"Tapi aku ingin kamu tetap memikirkan jika kita bisa saja memanggilnya sewaktu-waktu jika diperlukan. Ini mungkin tidak perlu, tapi aku tidak ingin melakukan perburuan di dalam ibukota."
"..Silahkan ikuti aku."
"...Ya."
Tsuare menjawab dengan suara patah-patah dan mengikuti Sebas dengan gerakan kaki yang hampir tidak bergerak. Langkah kaki mereka bergema ke seluruh penjuru lorong. Mereka berjalan dalam diam dan segera sampai di kamar Tsuare. Tidak jauh, tapi rasanya seakan mereka sudah berjalan agak jauh. Hanya setelah tiba di depan kamarnya, Sebas bicara seakan sudah membulatkan tekadnya.
"Aku tidak akan minta maaf karenanya."
Dia bisa merasakan Tsuare yang tersentak di belakangnya.
"Tapi, itu adalah kesalahanku ketika ada perintah untuk menghabisimu. Jika aku lebih berhati-hati, itu tidak akan terjadi."
"...Sebas-sama."
"Aku adalah pelayan setia dari Ainz-sama dan 41 Supreme Being. Meskipun jika situasi yang mirip muncul, aku akan mengikuti perintah mereka... Jadi aku harap, berbahagialah di antara para manusia. Aku akan menyarankan kepadanya untuk memperbolehkan hal itu... Ainz-sama bisa memanipulasi ingatan, jadi mintalah kepadanya untuk menghapus seluruh ingatan yang buruk dan bergembiralah."
"...Termasuk ingatan tentang anda?"
"...Termasuk aku juga. Tidak ada hal yang baik jika kamu mengingatku."
"Dan apa sebenarnya yang baik bagi saya?"
Sebas merasakan kemauan yang kuat dalam ucapan Tsuare, dan berputar untuk menghadapnya. Apa yang dihadapi oleh Sebas adalah seorang wanita yang masih berkaca-kaca, tapi memiliki kemauan yang kaut di dalam tatapannya. Dia samar-samar memikirkan kalimat untuk meyakinkannya. Nazarick memang tempat yang menakjubkan diberkati oleh 41 Supreme Being dan NPC dari Nazarick. Itu bukanlah sebuah tempat dimana yang tidak memiliki bakat baik manusia atau makhluk lain bisa berada. Itu juga bukan tempat yang bisa menerima makhluk yang lemah dan tak berguna seperti Tsuare. Tidak mungkin tanpa izin dari sang Tuan. Lalu, Sebas bicara.
"...Aku sudah bilang padamu untuk bergembira diantara manusia-manusia lain."
"Kebahagiaan saya adalah berada bersama-sama dengan Sebas-sama. Jadi, tolong, bawa saya dengan anda."
Sebas merasa sedikit simpati kepada Tsuare.
"...Kamu kelihatannya gembira meksipun dalam hal yang paling tidak signifikan. Kamu hanya berpikir begitu karena neraka yang sudah kamu lalui."
Karena dia sudah mengalami yang terburuk, dia merasa gembira meskipun berada dalam kondisi yang rendah. Sebas memutuskannya. tapi Tsuare menyangkalnya dengan sebuah senyuman.
"...Saya tidak merasa tempat ini sebagai neraka. Saya bisa makan hingga kenyang dan saya bisa mendapatkan pekerjaan yang benar... Saya lahir dan dibesarkan di desa, hidup disana juga sulit."
Untuk sesaat, Tsuare terlihat seakan sedang melihat ke arah yang jauh sebelum dia menghadap Sebas sekali lagi.
"Kami mengolah ladang kami meskipun ketika kami lapar, tapi tuan tanah disana mengambil sebagian besar hasil panen kami. Tidak ada sisa yang cukup untuk kami. Ditambah lagi, kami hanya mainan baginya. Meskipun ketika saya berteriak, dia sedang memperkosa saya sambil tertawa. Sambil tertawa. Saya hanya-"
"- Aku mengerti."
Sebas memeluk Tsuare, yang tertawa keras dan dengan lembut menyelimutkan lengannya ke bahu Tsuare. Dalam momen itu, dia bisa merasakan air mata yang mengalir keluar seperti pintu air bah yang dibuka lebar. Tidak mungkin apa yang dia alami dan apa yang dia lihat adalah apa yang ada di dunia. Tapi bagi Tsuare, dunia manusia memang seperti itu.
Sebas berpikir sendiri. Apa alternatif terbaik? Hanya ada satu jawaban. Namun ada peluang yang tinggi menyebabkan kemarahan bagi sang Tuan dan lalu dia harus membunuh Tsuare.
"Ada kemungkinan kamu akan mati."
"Jika itu oleh tangan anda, seseorang yang telah menyelamatkan saya ketika saya akan mati disana maka.."
Sebas memutuskan dan menguatkan dirinya ketika dia melihat ekspresi Tsuare.
"Baiklah, Tsuare. Aku akan meminta kepada Ainz-sama untuk membawamu ke Nazarick."
"Terima kasih."
"Terlalu dini berterima kasih kepadaku. Jika dia memerintahkan aku untuk membunuhmu sebagai hasilnya-"
"-saya sudah siap."
"Begitu...kah."
Sebas melemaskan lengannya dan mencoba untuk menjauh. Tapi Tsuare tidak membiarkannya. Dia melihat ke arahnya sambil berpegangan kepada bajunya dengan erat. Di dalam mata itu terdapat sebuah harapan. Sebas memiliki tebakan sendiri, tapi tidak bisa memastikan apa harapan itu. Disamping itu, ada sesuatu yang harus dia pastikan.
"Aku harus memastikan satu hal. Apakah kamu tidak menyesal meninggalkan dunia manusia? Apakah kamu ingin kembali nantinya?"
Hanya karena dia pergi ke Nazarick bukan berarti bahwa dia tidak akan pernah bertemu dengan perkumpulan manusia lagi. Tidak ada alasan khusus untuk memenjarakannya pula, tapi itu tidak berarti bahwa ada tidak ada kemungkinan terhadap hal itu pula.
"...Aku ingin melihat adikku sekali lagi... Tapi aku tidak ingin secara khusus mengingat masa lalu..."
"Aku mengerti. Kalau begitu tunggulah di kamar. Aku akan menemui Ainz-sama."
"Saya akan melakukannya."
Tsuare melepaskan Sebas dan melingkarkan lengannya ke leher Sebas. Mengabaikan Sebas, yang bingung dengan apa yang sedang dia lakukan, dia berdiri di ujung jari kakinya. Untuk sesaat, bibir Tsuare dan Sebas bertemu satu sama lain. Hanya beberapa saat bibir lembur mereka bertemu sebelum Tsuare bergerak menjauh.
"Rasanya seperti tersetrum."
Tsuare menjauh sambil menyentuh bibirnya dengan kedua tangannya.
"Itu adalah pertama kalinya bagi dia melakukan ciuman dengan senang."
Sebas tidak bisa berkata apapun, tapi Tsuare tersenyum gembira.
"Kalau begitu saya akan menunggu disini, berhati-hatilah, Sebas-sama."
"Ah, ya... Aku akan mengurus ini dalam waktu singkat."
"Apakah ada sesuatu yang terjadi? Wajahmu merah."
Itu adalah hal pertama yang Sebas dengar ketika dia kembali ke dalam ruangan. Dalam penyebutan wajahnya yang merah, dia bernafas dalam-dalam. Menunjukkan ketidak konsistenan pada emosi seseorang tidak cocok dengan orang yang akan menghadap tuannya. Dengan menekan lengan kirinya, yang secara tidak sadar mencoba untuk menyentuh bibirnya, Sebas membuat wajah yang sempurna.
"Tidak ada apapun, Demiurge-sama."
"Tidak perlu menggunakan -sama untukku. Begitu juga dengan kapanpun di depan Supreme Being, Ainz-sama juga. Bagaimana denganmu, Cocytus?"
"Tidak masalah."
Sebas menunjukkan bahwa dia mengerti dengan dua guardian.
Setelah lima menit, ruangan itu berubah bentuk. Ketika perubahan bentuk selesai, seseorang sedang berdiri disana. Itu adalah Ainz. Dia tidak membawa 'Staff of Ainz Ooal Gown' yang tadi dibawa dan Victim juga tidak terlihat dimanapun. Sebas, Cocytus, Demiurge, Solution. Keempat orang di dalam ruangan itu berlutut dan membungkuk.
"Kalian bekerja sangat dengan datang kemari."
Ainz berjalan ke belakang meja dan duduk.
"Berdirilah."
Keempatnya berdiri untuk melihat Ainz yang terlihat seperti dalam mood yang bagus.
"Sekarang, Demiurge. Bukankah insiden ini menunjukkan padamu jika kamu terlalu berhati-hati? Aku tak pernah meragukan jika Sebas akan mengkhianati kita sedetikpun. Kalian semua terlalu berhati-hati. Bukankah kita sudah memastikan di ruangan takhta pada awalnya?"
"Maafkan saya telah membuat anda khawatir. Karena Ainz-sama sudah mau mengikuti saran saya yang tidak berguna, saya sangat senang."
"Tidak apa. Bahkan aku pernah melakukan kesalahan. Jika aku tahu Demiurge menawarkan pendapat kedua, aku bisa tenang. Terlebih lagi, aku bukan orang yang berpikiran pendek yang marah terhadap sebuah nasehat."
Ainz beralih dari Demiurge yang sedang membungkuk dalam-dalam.
"Kalau begitu kita harus membicarakan tentang wanita itu, Sebas."
Sebas tertekan.
"Ya."
Dia dengan hati-hati mengamati ekspresi Ainz saat dia memerah kalimatnya agar keluar.
"Apa rencanamu untuk Tsuare?"
Keheningan yang sementara datang sebelum percakapan berlanjut.
"Mari kita lihat. Aku yakin aku sudah menyebutkan jika kita hanya membiarkannya pergi, informasi terhadap Nazarick mungkin bisa tersebar?"
Demiurge mengangguk terhadap tatapan Ainz.
"Itu memang masalahnya, Ainz-sama. Apa rencana anda dengannya?"
"Aku akan memanipulasi ingatannya. Lalu... memberinya ingatan baru dan melepaskannya ke tempat yang layak."
"Ainz-sama, saya rasa membunuhnya akan menjadi solusi yang termudah."
Solution mengangguk seakan setuju dengan Demiurge. Dengan bantahan ini, Ainz tenggelam dalam pemikiran yang dalam sekali lagi. Jika dua orang setuju... mungkin saja bisa diputuskan seperti itu. Sebas tertahan di dalam. Jika sang tuan sudah membuat keputusan, akan sulit untuk mengubahnya. Meskipun jika dia dimaafkan, dia akan kehilangan pegangan dengan Demiurge, Cocytus dan Solution. Jika dia tidak setuju dengan cara yang ceroboh, dia beresiko mendapatkan ketidak senangan Ainz.
Tapi sekarang adalah waktunya untuk bicara.
Sebas mencoba untuk menawarkan pendapat yang berbeda dengan Demiurge, tapi tidak memiliki peluang. Itu karena Ainz sudah bicara sebelum dia bicara.
"...Itu tidak perlu, Demiurge. Aku tidak suka membunuh seseorang tanpa alasan yang jelas. Meskipun dia adalah makhluk yang lemah, kamu tidak bisa menggunakan mereka jika mereka sudah mati. Jika mereka masih hidup, mereka pasti masih akan memiliki suatu kegunaan."
Sebas menahan perasaan leganya. Nasib Tsuare masih belum diputuskan. Masih ada peluang.
"Saya mengerti.. kalau begitu apakah saya harus membiarkannya bekerja di kandang peternakan saya?"
"Ah, tempat kamu merawat Chimaera? Ngomong-ngomong, apakah mereka cocok untuk dikonsumsi? Kita harus mengurus produksi makanan untuk Nazarick pula."
Tatapan Demiurge menghindar dari tatapan kepada Ainz yang sedang bergumam "Steak Chimaera... Tidak, Hamburger Chimaera.." Dan berkeliling sebelum kembali.
"...Kualitas dagingnya tidak cocok untuk digunakan sebagai konsumsi untuk Nazarick yang agung..."
Demiurge tersenyum saat merekomendasikannya.
"Tentu saja, kita memotong-motong ternak yang sudah mati untuk diberikan kepada ternak yang masih hidup. Karena sulit untuk memakan seluruhnya, kita giling dulu."
"Hmm, kanibalisme, ya kan? Aku rasa mereka memang binatang."
"Seperti yang anda bilang, Ainz-sama. Itulah yang membuat mereka manis dan menyenangkan. Namun, mereka lebih kepada omnivora dan memakan sesuatu seperti gandum juga. Jika tidak terlalu berlebihan untuk memintanya. maka bolehkah saya meminta anda untuk memberi saya gandum apapun yang sudah sisa? Kami sudah hampir habis."
"Mereka adalah sumber berharga untuk gulungan. Kita tidak boleh membiarkan mereka kelaparan. Mari kita lihat.. Sebas, sebelum kamu mundur sepenuhnya, belilah gandum dalam jumlah besar dan kirimkan kepada Demiurge."
"Sesuai perintah anda. Jika itu adalah jumlah yang besar, saya ingin meminjam gudang dan mengumpulkannya di sana. Apa yang harus saya lakukan untuk mengirimkannya ke Nazarick?"
"Kalau begitu... Shalltear akan menggunakan 'Gate' untuk memindahkan semuanya ke Nazarick. Apakah tidak apa menyerahkan sisanya kepadamu setelah itu, Demiurge?"
"ya, kami akan menanganinya dari situ."
"Demiurge, kontribusimu kepada Nazarick adalah yang terbaik. Layak dipuji."
"Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi saya, Ainz-sama. Ucapan anda telah memberi saya lebih banyak kekuatan daripada sebelumnya."
"Kalau begitu. Apakah kamu yakin kamu tidak bekerja terlalu keras? Kamu dipanggil setiap kali ada sesuatu yang terjadi, mengoperasikan kandang untuk gulungan, mempersiapkan penciptaan demon king, dan beberapa masalah penting lainnya. aku bertanya-tanya apakah kamu baik-baik saja?"
Demiurge tersenyum puas. Itu adalah wajah senang asli yang tak pernah dilihat oleh Sebas sebelumnya.
"Itu adalah kehormatan yang paling tinggi karena anda sudah khawatir dengan saya. Tapi mohon tenang, saya hanya bisa mendapatkan kebahagiaan dari pekerjaan saya dan itu tidak terlalu banyak. Namun, jika saya pernah memutuskan untuk membutuhkan bantuan, saya akan segera memintanya."
"Minta saja."
Sebas memikirkan tentang identitas sebenarnya dari kandang pengembang biakan dari Demiurge dan mengerutkan dahi di dalam. Sebagai rekan di Nazarick yang melayani Supreme Being, dia sangat tahu betul seperti apa Demiurge. Tidak mungkin dia mengoperasikan kandang pengembang biakan yang sederhana. Meskipun jika itu adalah monster hybrid yang dia rencanakan - secara tiba-tiba, sebuah pencerahan datang kepada Sebas. Dia bisa menebak apa yang disimpan oleh Demiurge di kandang pengembang biakan.
Apakah tidak apa mengirim Tsuare ke tempat seperti itu? Demiurge akan melindunginya secara fisik, tapi secara mental keselamatannya tidak terjamin. Percakapan antara Demiurge dan Ainz terdiam sejenak. Ini adalah waktunya untuk berbicara. Sebas memutuskan demikian dan berkata kepada tuannya.
"Ainz-sama."
"Ada apa, Sebas?"
"Jika ini tidak apa dengan anda-"
Dia menghirup nafas dalam-dalam. Ini adalah perjudian. Sebuah perjudian yang sangat berbahaya. Tapi dia harus melakukan ini.
"Saya sedang berpikir untuk membuat Tsuare bekerja di dalam Great Tomb of Nazarick."
Keheningan menyebar ke seluruh penjuru ruangan dan Ainz bertanya kepada Sebas.
"Di masa lalu, aku sudah bertanya kepada Cocytus pertanyaan yang sama. Sebas, apa yang kita dapatkan dari hal ini?"
"Ya, pertama, dia mampu membuat makanan. Saat ini, yang mampu memasak adalah Kepala Koki dan Kepala Saus. Yuri adalah pengecualian. Akan lebih menguntungkan bagi Nazarick untuk memiliki orang lain yang mampu dalam hal memasak. Dan juga, mengesampingkan manusia yang bekerja untuk Nazarick apakah menguntungkan atau tidak. Jika kita menunjukkan bahkan makhluk rendahan seperti manusia bisa bekerja di Nazarick-"
"Aku mengerti, Sebas."
Ainz menghentikan Sebas yang mencoba untuk mengatakan seberapa banyak manfaat yang Tsuare berikan kepada Nazarick.
"Sebas, aku mengerti apa yang ingin kamu coba katakan. Aku juga mengkhawatirkan tentang kenyataan bahwa kita hanya memiliki sedikit orang yang bisa memasak."
"Tapi Ainz-sama, bisakah dia memasak sesuatu yang cocok dengan Nazarick?"
Sebas menatap Demiurge dengan tatapan setajam pisau. Demiurge hanya tersenyum balik kepadanya.
Sialan - Sebas menelan ucapan ini di mulutnya.
Ainz telah memaafkannya, tapi Demiurge tidak. Itu mungkin mengapa dia menghalangi Sebas terhadap masalah Tsuare.
"Itu juga masuk akal. Bagaimana menurutmu, Sebas?"
"...Masakan Tsuare kebanyakan adalah masakan buatan rumahan. Dikatakan cocok dengan Nazarick... Saya tidak bisa memberikan jawaban yang solid"
"Makanan rumahan. Aku ragu jika kentang rebus cocok dengan Nazarick."
"Aku yakin Demiurge sedang berpikiran pendek sekarang. Mungkin saja dia hanya bisa memasak makanan rumahan sekarang, tapi Kepala Koki bisa mengajarinya. Kita harus melihat investasi jangka panjang."
"Kalau begitu, mengapa tidak membuatnya membantuku di kandang peternakan? Menggiling seluruh daging-daging itu juga pekerjaan yang berat."
"Aku-"
Ainz melihat pemandangan berisik dengan diam. Jauh dibalik mereka, dia bisa melihat pemandangan masa lalu yang terbuka. Hantu dari pencipta mereka, ilusi dari masa lalu...
----
"Kalau begitu kemana kita hari ini?"
"Ke Fire Giants (Raksasa-Raksasa Api)."
"Ke Ice Dragons (Naga-Naga Es)."
"...Ha..Ulbert-san bukankah kamu ingat beberapa orang perlu item drop hasil Boss dari Fire Giants, Surt?"
"Kelihatannya Touch Me-sama yang tidak ingat bahwa ada orang-orang yang harus membunuh Naga Es untuk memenuhi syarat untuk naik kelas."
"...Mungkin juga begitu, tapi Yamaiko-san membutuhkan item drop langka untuk memberi magic kepada item."
"Tidak, aku tidak secara khusus..."
"Maksudmu 'The Flame of the Beginning'? Maka kamu memerlukan 'The Ice of the Beginning' juga. Ayo pergi ke Naga-Naga es."
"...Berkat seluruh item cash, sekarang disana memiliki tingkat drop rata-rata yang tinggi. Dibandingkan dengan naga-naga, Surt memiliki tingkat drop rata-rata yang rendah, jadi mari singkirkan itu dahulu."
"Kalau begitu aku akan membeli item cash untuk itu sekarang."
"...Tapi, tapi, tapi..."
"...Bagaimana kalau mengejar monster erotis seperti Succubus?"
"Diamlah, adik."
"Jika itu adalah monster demonic, aku ingin pergi mendapatkan 'Lord of the Seven Deadly Sins'. Tentu saja, kita akan memerlukan beberapa persiapan."
"...Touch Me-sama, berhentilah bermain Solo seperti ini. Pertimbangkan juga anggota-anggota yang kita punya sekarang, yang paling efisien adalah Naga-naga es."
"Tidak, tidak, bukankah kamu yang mencoba bermain solo, Ulbert-san? Sejak kapan kita perduli dengan efisiensi?"
"Bisakah mage paling tinggi dan Warrior paling tinggi berhenti bertengkar..."
"Mereka memang seperti itu dari awal. Sejak pertama kali aku mengundang mereka bergabung dengan guild."
"Berbicara dengan seiris daging merah muda yang aneh itu, Touch Me-san memang pemberani."
"..Bukubuku chagama-san, Peroronchino-san, apakah aku harus menggunakan otoritasku sebagai guild master untuk 'no weapon loot' (Tidak boleh mengambil senjata curian)?"
"Bukankah beberap guild membuat guide untuk 'Lords of Seven Deadly Sins' sebelumnya?"
"Mereka mengalahkan 'Pride', baru saja diupload hari ini."
"Mereka bilang World Class Item akan jatuh setelah mengalahkan Tujuh seluruhnya, karena mereka adalah ancaman kelas dunia."
"Berbicara mengenai World Class Item, mengapa kita tidak menggunakan 'Caloric Stone' untuk membuat sebuah inti golem?"
"Nuuboo-san, bukankah kita seharusnya terfokus pada senjata?"
"Membuat armor juga tidak buruk."
"Bukankah kita seharusnya berpikir lebih detil lagi tentang ini? karena itu adalah sebuah item yang bisa kita minta kepada GM, kita seharusnya mempertimbangkannya lagi."
"Bukankah itu benar? Momonga-san?"
"Aku tahu bagaimana mendapatkan 'Caloric Stone', tapi kita sudah menghabiskan banyak mineral dari Seven Hidden Mines (Tujuh tambang tersembunyi)."
"Tidak pernah bisa mendapatkannya jika kita tidak memiliki seluruhnya, benar-benar membikin pusing."
"Yea, selama guild yang berbeda memiliki bagian tambang yang berbeda, kita bisa mendapatkannya kembali ketika kita sudah menggunakannya. Bukannya mereka hanya akan duduk saja ketika kita mengambilnya satu persatu... Bagaimana kalau membocorkan informasi ini ke tempat seperti Trinity? Beberapa orang memang agak rakus dan pasti akan datang memperebutkannya. Kita bisa menyerang ketika mereka sudah lelah setelah saling bertengkar."
"Kamu ingin menjual informasi itu kepada aliansi juga dan membuat mereka bertengkar satu sama lain? Kamu benar-benar seorang strategist, Punitto Moe-san."
"Berbicara mengenai aliansi, kelihatannya dia sedang menelurkan rencana lain untuk melawan mereka."
"Apa? Kenapa?"
"kelihatannya mereka telah mencuri World Class Item dari suatu guild, yang mana sekarang benar-benar marah kepada mereka."
"Oh ya ampun, meskipun aku berpikir sebuah aliansi di antara guild top seperti dulu akan sulit."
"-Lalu bisakah Momonga-san memutuskan?"
"Itu kedengarannya bagus, Guild Master. Apa yang ingin kamu lakukan?"
"...Eh? Maaf, aku sedang tidak mendengarkan... apa yag sedang kita bicarakan tadi?
... Kita lakukan voting saja seperti dulu."
"Tidak keberatan."
"Aku, juga."
"Kalau begitu koin emas baru untuk memvoting Ulbert-san. Koin emas lama untuk Touch Me-sama. Sekarang mereka akan menjelaskan rencana mereka kepada kalian semua."
----
"Diam.lah.Kalian.ada.di.hadapan.Ainz.Sama."
Seakan Cocytus menyiramkan air dingin ke kepala dua orang itu. Keduanya terlihat ke arah Ainz dan warna wajah mereka berubah. Tidak mungkin bisa membaca emosi apapun dari api merah yang menyala di lubang mata itu, tapi mereka bisa merasakan suatu hal yang kuat dari tatapan itu. Keduanya bersikap sebelum teguran kuat datang kepada mereka.
"Saya telah melakukan kesalahan besar di depan Ainz-sama."
"Saya tidak memiliki alasan terhadap sikap yang buruk itu."
Reaksi yang mereka terima benar-benar tidak dapat dimengerti.
"--Hahahahaha!"
Tawa lepas bergaung di seluruh ruangan. Tawa yang sangat lepas dan erah. Sebas, Solution, Demiurge, Cocytus, tak ada yang ingat kapan terakhir kali Ainz tertawa lepas dan berkedip karena terkejut.
"Tentu, tentu, kalian dimaafkan. Begitulah! Bertengkar seperti itu! hahahaha!"
Sebas tidak tahu apa yang menyerang Ainz saat ini, tapi mengeluarkan nafas lega.
"hahaha..che, skill pasif mulai nendang."
Tuannya kembali kepada mood tenang seperti sebuah boneka yang benangnya dipotong. Tapi semua orang berpikir sama jika Ainz sedang berada dalam mood yang bagus. Ainz bicara kepada Sebas dengan nada ceria.
"Sebas, aku mengerti apa yang kamu bicarakan, tapi membawa seorang manusia ke Nazarick... Baiklah, aku akan melihatnya dahulu sebelum memutuskan. Bawa dia."
"Ya? Ah, ya. sesuai perintah anda."
Sebas bingung dengan perintah aneh Ainz, tapi membawa Tsuare langsung.
"Ainz-sama, saya telah membawanya."
"Kerja yang bagus dalam membawanya-"
Tiba-tiba, Ainz maju ke depan dari kursinya. Caranya dia melihat Tsuare cukup aneh. Bertanya-tanya jika itu karena tidak senang, Sebas menatap ke arah Tsuare. Tidak ada hal yang berbeda dengannya dari sebelumnya dan tidak mengerti mengapa tuannya tiba-tiba memperlakukannya seperti itu.
"...Terlihat mirip."
Gumaman lirih yang keluar mungkin tidak sengaja.
"...Selamat datang, Tsuare. Tapi aku akan mengingatkanmu jadi aku tidak akan memberi peringatan kedua. Itu karena aku menghormat sebuah pilihan, meskipun hasilnya buruk. Sekarang setelah memahami ini, Aku akan membuat pertanyaan. Ini akan selesai jika kamu berbohong, dan akan selesai juga jika itu bukan jawaban yang aku cari."
Sebas bisa mendengar Tsuare yang menelan ludah disampingnya. Dengan ancaman seperti itu, tidak mungkin untuk diketahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Kalau begitu siapa namamu yang sebenarnya?"
Dia tidak mengerti niat dari pertanyaan itu. Mengapa bertanya seperti itu? Sebas tidak bisa melihat mata Tsuare yang berpindah dari samping ke samping. Sikapnya sudah membuka cerita sepenuhnya.
'Tolong jawab dengan jujur'.
Sebas berdoa di hatinya.
Jika itu adalah sesuatu yang tidak dia katakan kepadanya, pasti ada sesuatu dengan namanya yang sebenarnya. Meskipun begitu, berbohong kepada sang tuan hanya akan membuat situasi semakin buruk. Keheningan berlanjut, dan setelah beberapa saat berlalu, Tsuare menjawab dengan suara lirih yang mirip dengan dengungan nyamuk.
"T, Tsuare... Tsuareninya."
"Nama akhir?"
"Tsuareninya Beiron."
"Begitukah.. Hanya itu.. Kalau begitu aku akan tanya lagi, Tsuareninya. Apakah kamu ingin hidup di Great Tomb of Nazarick, dengan kata lain, di tempat yang kuperintah?..Great Tomb of Nazarick bukanlah tempat hidup manusia. Aku tidak ingin berkata tidak mungkin bagi mereka untuk bisa hidup disana, tapi hanya saja tidak ada manusia disana, jadi aku tidak tahu apakah cocok untukmu. Jika kamu menginginkannya, aku bisa memberimu uang dalam jumlah banyak dan kamu bisa hidup bahagia di antara manusia lain."
Itu adalah penawaran tak perlu yang terlalu baik, api Tsuare tidak ragu-ragu sedikitpun dalam menjawab.
"Saya, saya ingin hidup dengan... Sebas-sama."
Ainz mengangguk pelan, dan api di lubang matanya mengecil.
"Baiklah kalau begitu. Dengaarkan aku, pelayanku yang setia."
Semua orang membungkukkan kepala mereka dan Tsuare mengikutinya.
"Mulai sekarang, aku akan melindungi Tsuare di bawah nama Ainz Ooal Gown. aku juga bisa menganggapmu sebagai tamu dari Great Tomb of Nazarick jika kamu menginginkannya, apakah kamu tahu?"
"Te,Terima kasih, tapi sayang ingin bekerja bersama dengan Sebas-sama."
"...Jika itu memang keinginanmu. Maka aku akan menempatkanmu di bawah perintah langsung dari Sebas sebagai pelayan sementara. Sebas, berikan dia pekerjaan yang sesuai. Dan juga, bagi para Pleiades, ubah dari Sistem Bintang Enam menjadi Sistem Saudari Tujuh, dan rubahlah pimpinan menurut itu. Namun, kita tidak akan memindahkan Tsuare dan Yuri Alpha akan menjadi pemimpin."
Solution membungkuk dalam-dalam.
"Dan beritahu semua yang ada di Great Tomb of Nazarick ketahuilah bahwa Tsuareninya dilindungi di bawah nama Ainz Ooal Gown, dan juga dia akan menjadi rekan kalian juga."
Semuanya kecuali Tsuare dan Ainz membungkuk.
"Apakah ada bantahan, Demiurge?"
"Saya tidak ada. Ucapan anda adalah hukum di Great Tomb of Nazarick. Namun, saya yakin akan ada mereka yang tidak bisa mengerti mengapa anda membiarkan manusia masuk ke dalam tanah yang diberkati. Apa yang harus saya bilang kepada mereka?"
"....Jika bicara mengenai hal itu, adik dari Yamaiko-sama, Akemi-sama, adalah seorang dark elf tapi masih dipersilahkan di Nazarick. Hanya karena dia manusia, aku tidak mengira ada banyak perbedaan."
Ainz melihat ke arah Solution sebelum melanjutkan.
"Jika itu bukan masalahnya, kita mungkin harus menendenga adikmu yang paling muda juga."
"Saya tidak yakin jika seorang immortal termasuk sebagai manusia."
"Mungkin juga, Solution. Kalau begitu, Demiurge, umumkan keputusanku. Jika ada siapapun yang keberatan, bilang pada mereka untuk datang kepadaku dan aku akan menjelaskan sendiri kepada mereka."
"Sesuai perintah anda. Saya tidak ada lagi pertanyaan lain."
"Kalau begitu aku akan memastikan semuanya. Kita akan mulai mundur dari mansion. Seluruh penjaga yang ditugaskan di mansion itu akan kembali ke Nazarick langsung. Sebas dan Solution akan mengikat hal-hal longgar yang ada di ibukota dan Demiurge akan mengirimkan gandumnya. Segera setelah semuanya siap, aku akan mengirimkan Shalltear untuk menggunakan 'Gate'. Ada pertanyaan?"
Semuanya membungkuk dalam diam dan Tsuare mengikutinya setelah mengamati mereka.
"Kalau begitu, Sebas. Apa yang akan kamu lakukan dengan Tsuare? Apakah kamu akan kembali dengannya, atau apakah aku yang harus membawanya bersamaku?"
"Saya yakin membiarkannya tinggal dengan saya tidak akan membuat anda repot."
"Baiklah kalau begitu, Sebas. Solution, bawa seluruh guard kemari. Aku akan kembali dengan mereka ke Nazarick."
Sesuai perintah anda.
Setelah melihat ketiga orang itu pergi, Demiurge bertanya.
"Apakah anda kenal dengannya sebelumnya?"
Ainz berdiri pelan-pelan tanpa bicara. Dia berputar ke arah dinding seakan ada orang yang berdiri disana dan akhirnya membuka mulut.
"Demiurge aku yakin sebuah hutang budi seharusnya dibayar dengan hutang budi, dan sebuah mata dengan mata. Itu juga berlaku dengan hutang yang aku miliki kepada orang lain."
Ainz mengeluarkan sebuah buku dari udara. Buku yang memiliki Cover kulit dan diikat sama-sama dengan kawat logam. Terlalu jelek untuk disebut dengan sebuah buku.
"Ada beberapa bagian yang diterjemahkan oleh Kepala Librarian, tapi ini adalah Copy yang asli. Ini adalah sebuah diari yang mengekspresikan kemarahan seorang gadis muda... yang adiknya dibawa oleh seorang bangsawan."
Mereka adalah saudari yang baik dari sebuah desa. Orang tua mereka sudah tiada ketika mereka masih muda, tapi mereka selamat dengan saling mengandalkan satu sama lain.
Tapi sang kakak diseret oleh seorang bangsawan - seorang bangsawan yang tidak punya apapun selain reputasi buruk dengannya. Jika sang kakak bisa hidup dengan bahagia, sang adik akan bisa berpisah dengan senang, tapi sang adik bisa menebak apa yang terjadi dari rumor yang dia dengar. Kakaknya akan dianggap sebagai mainan dan membuangnya seperti sampah ketika bangsawan itu sudah lelah dengannya. Ini adalah kebenaran dan si adik telah meninggalkan desa itu untuk menemukan jalan menyelamatkan kakaknya, karena tak ada satupun di desa itu yang mencoba untuk menolongnya. Segera, si adik menyadari dia memiliki bakat magic dan mencoba untuk menjadi lebih kuat agar bisa menyelamatkan sang kakak. Namun, dia meninggal sebelum bisa menyadari tujuannya. Halaman dengan kalimat pendek adalah yang terakhir dari diari itu. Itu adalah tentang teman baru dalam misi mengumpulkan tanaman obat, memuji dua orang petualang yang disebut Momon dan Nabe.
"Berkat diari ini, aku mempelajari banyak hal tentang dunia ini. Ini adalah hutangku. Aku akan membayarnya kepadamu dengan saudarimu."
Ainz menyingkirkan diari yang warnanya sudah mulai memudar karena usia.
"Kalau begitu saya punya permintaan kepada anda, Ainz-sama."
"Apa itu, Demiurge."
"Saya menemukan informasi aneh diantara laporan Sebas. Saya ingin diberi waktu untuk menyelidiki lebih jauh."
"Apakah ada masalah?"
"Kelihatannya begitu. Saya memiliki tempat yang ingin saya periksa dan saya harap jika saya bisa segera tiba di sana ketika anda kembali, tapi saya tidak bisa memastikan karena saya perlu tempat dahulu.. Saya tahu tidak sopan membuang waktu anda, tapi tolong berikan saya waktu istirahat."
Ainz menenangkan Demiurge dengan ekspresi cerah.
"Tidak masalah, Demiurge. Tidak diragukan lagi kamu bertindak untuk Nazarick. Bagaimana mungkin aku tidak menunggu keadaan seperti itu. Pergilah, Demiurge."
"Saya sangat berterima kasih sekali."
Aku merinding, ternyata Nabe seorang rekan di misi mengumpulkan obat adalah adik dari Tsuare. Tetap semangat dan terima kasih atas dedikasinya.
BalasHapusNabe tuh narberal dari nazarick yang nyamar jadi petualang bareng sama ains yang nyamar jadi momon (the dark heroes) yang sekarang mreka di el rantel, masih nunggu adminnya update ke volume 14 biar bisa baca translate indo
HapusBukan pak bukan itu, yg di maksud adalah salah satu dari member dark sword
HapusWah, vol 6 sambungan vol 5 ya? Sukses terus min
BalasHapusoh baru tau pas baca LNnya, jadi tsuare kakaknya ninya, jadi itu di anime overlord episode 8 menit 01:17
BalasHapusNgena cukk.. happy ending
BalasHapussankyu overlord vol.6 bab 1 bag. 1
BalasHapusHmm jadi tsure kaka dari ninya, yg ikut sma momon pas mengawal ke kota crane
BalasHapusMerinding gw bacanya. Baru sekali gw baca Light novel sampe merinding gini. Ngena banget. ðŸ˜
BalasHapusMantap, ngena bgt dah gitu ektingnya juga keren bagaimana agar membuktikan apakah berkhianat atau tidak, asli terharu juga sama sebas dan tsuare akhirnya mereka bisa bersama hiiks...
BalasHapusPengujian terhadap loyalitas tuan nya, mantap juga akting nya
BalasHapusOwalah jadi gitu ya, yaudah lanjut baca ln nya ajalah, thanks min :D
BalasHapusKok gk onok sceen beleh belehan ne se...
BalasHapusMantap min
BalasHapusMakasih min
BalasHapusKakaknya Tsuareninya, nama lengkap adiknya Ninyatsuare kah ? atau Ninyaninya ?
BalasHapus