Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

06 Maret, 2016

Overlord - Vol 5 - Chapter 5 Part 3

Extinguished, soaring sparks of Fire -

Padam, percikan api yang membumbung tinggi

Part 3


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 19:05

Saat malam mulai turun ke Kingdom, Climb akhirnya kembali ke istana.

Meskipun lukanya sudah sembuh seperti sedia kala, tubuhnya masih lelah. Bukan hanya karena pertarungan, dia harus melakukan mediasi beberapa kali untuk menangani akibat setelahnya dan itu memakan waktu. Alasan itu bisa berhasil pada akhirnya adalah bukan karena Climb adalah bodyguard Renner, tapi karena ketakutan dengan Eight Finger dan tetap pasif. Apa yang menjadi masalah signifikan adalah tanggung jawab.

Yang bertanggung jawab akan menjadi contoh dan akan dibunuh oleh Eight Finger - itu bukanlah hal mengkhawatirkan tanpa alasan. Ada kemungkinan yang tinggi hal itu bisa terjadi. Itulah kenapa dia memerintahkan prajurit untuk mengirimkan dokumen yang mengandung situasi yang sebenarnya kepada Renner. Dia lalu menerima izin untuk menulis namanya dan nama dari tuannya yang menjadi tanggung jawab.

Meskipun jelas sekali memiliki kerugian, setidaknya ada dua keuntungan.

Satu yang jelas; itu akan menaikkan reputasi Renner.


Mereka adalah organisasi yang mengotori Kingdom. Dan bukan hanya itu, dia juga membuka orang-orang yang melakukan tindakan kotor sambil terlibat dalam perdagangan budak. Bahkan lebih baik, bagi Renner yang tidak keluar dari istana, fakta bahwa dia mengirimkan bodyguard miliknya ke depan akan meningkatkan penilaian terhadapnya.

Selanjutnya adalah Sebas dan kenyataan bahwa mereka bisa melindungi gadis yang dia lindungi. Jika mereka menjadi pihak yang bertanggung jawab, mereka bisa menyembunyikan gadis itu karena dia ingin mencoba untuk tidak terlalu mencolok. Dan ketika itu sudah dilakukan, akan sulit bagi mereka untuk menjadi target utama dari Eight Finger.

Aku tidak bisa membantu banyak ketika kita menyerang jadi setidaknya aku melakukan setidaknya hal ini...

Brain berakta bahwa dia akan mengirimkan berita itu kepada Gazef secara pribadi dan bilang kepadanya untuk tidak mengkhawatirkan hal itu.

Climb yang bengong memikirkan hal semacam itu saat dia mengetuk pintu Renner.

Biasanya, dia bisa masuk begitu saja tanpa harus mengetuk. Tapi dia menolak melakukannya ketika sudah larut, berpikir bahwa itu adalah hal yang tidak sopan. Setelah sekali itu ketika dia menemui Renner yang hanya memakai gaun sutra tipis, bahkan tuannya mempersilahkan dia hingga titik itu.

Climb mencium tubuhnya sendiri sebelum bisa menjawab. Meskipun dia sudah mandi, hidungnya terbiasa dengan bau dan dia tidak percaya diri apakan itu adalah bau darah atau tidak yang telah hilang dari tubuhnya. Tidak mungkin cara berpakaiannya sudah cukup bagus untuk masuk ke dalam kamar sang putri. Namun, itu perlu karena dia harus melaporkan kejadian hari ini dengan mulutnya sendiri.

Lebih dari apapun, orang-orang yang ditahan adalah yang terpenting. Untuk sekarang, wanita-wanita itu telah dipercayakan penempatannya, tapi mereka harus dipindah ke tempat yang aman di masa depan. Dan karena beberapa dari mereka terluka, mereka akan dikirimkan ke seseorang seperti seorang priest yang bisa menggunakan magic healing.

Renner-sama yang baik hatinya pasti akan mengulurkan tangan untuk membantu penduduk yang menderita.

Itu membuatnya terluka karena menyebabkan semua ini untuk tuannya. Jika saja dia sudah sedikit lebih kuat... dia akhrnya tidak tahu diri dan berharap untuk hal semacam itu. Meskipun itu semua berkat Renner sehingga dia bisa melayani tuan yang luar biasa itu, sehingga dia bisa hidup seperti ini.

...Huh? Tidak ada jawaban.. ya kan?

Dia tidak mendengar jawaban yang memberikannya izin untuk masuk.

Tidak ada penjaga malam di depan pintu dan menurut waktunya, Renner seharusnya belum tidur. Atau apakah dia hanya jatuh tertidur tanpa memberitahu orang yang melakukan tugas malam?

Climb mengetuk pintu lagi.

Kali ini, dia mendengar suara sama dari dalam memberinya izin masuk. Climb merasa lega dan masuk ke dalam. Apa yang harus dia lakukan pertama telah diputskan.

"Saya minta maaf sudah larut."

Dia membungkukkan kepala dalam-dalam.

"Aku khawatir!"

Kemarahan adalah bukti di dalam suara Renner. Mengagetkan. Tuan Climb jarang sekali marah. Meskipun dia diejek, di depan Climb, dia tidak menunjukkan tanda-tanda apapun yang seperti marah. Itulah kenapa dia mengerti jika Renner khawatir dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Dia merasa seakan sesuatu yang hangat akan mengalir dari matanya. Dia menahan itu dan membungkukkan kepalanya dan meminta maaf dengan tulus lagi dan lagi.

"Aku benar-benar khawatir! Aku kira mungkin Eight Finger sudah menyerang duluan dan telah melakukan sesuatu kepada Climb dan.. jadi apa yang terjadi, sebenarnya? Aku menerima laporang singkat tapi bisakah kamu menjelaskan dalam detil kepadaku?"

Ketika Climb akan mulai berbicara sambil berdiri, Renner menawarkan kepadanya sebuah kursi seperti biasa.

Sekarang setelah dia duduk, teh hitam dari 'Warm Bottle' diseduhkan ke dalam cangkir teh yang ada di depannya. Sebuah uap samar naik ke udara.

Dia berterima kasih dan minum seteguk teh yang berada pada suhu yang optimal.

Climb mengatakan semua yang dia lewati. Dia berkata bahwa dia mengandalkan kekuatan Renner dan ada beberapa orang yang ingin dia bantu.

"Jadi bagaimana menurutmu ketika kamu melihat mereka?"

Ketika ceritanya kurang lebih sudah berakhir, pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh Renner kelihatannya aneh. Tapi selama yang dia bertanya, Climb harus menjawab.

"Saya merasa kasihan kepada mereka. Saya kira jika saya lebih kuat, saya bisa menyelamatkan orang-orang itu sebelum mereka jatuh menderita."

"Jadi begitu.. Climb berpikir mereka kasihan."

"Ya."

"Ternyata begitu. Climb itu baik."

"Renner-sama, jika wanita-wanita itu membutuhkan penjaga maka saya siap pergi kapanpun."

"Aku akan mengandalkanmu jika hal itu datang. Terlebih penting lagi, aku harus bilang padamu sebelumnya. Besok, atau dua hari lagi setidaknya, kita akan menyerang fasilitas yang ada di perkamen yang dibawah oleh Lakyus. Karena serangan di rumah bordil, aku memperkirakan jika mereka akan semakin waspada dengan semakin banyak berlalunya waktu."

"Saya minta maaf! Itu karena saya bertindak sendiri!"

"Tidak bukan itu, jangan khawatir tentang itu. Namun, aku bisa membuat keputusan berkatmu. Disamping itu, apa yang Climb lakukan adalah hal yang dijunjung tinggi. Kamu berhasil menangkap Succulent, seorang anggota Six Arms, dan pemimpin dari kelompook perdagangan budak, Cocco Doll. Ini seharusnya sudah lebih dari cukup untuk menggoyang lawan kita di akarnya. Itulah kenapa aku ingin memberikan serangan tambahan kepada musuh kita."

Renner memukul udara, sebuah pukulan manis tanpa kekuatan ataupun kecepatan.

"Kita akan memukul mereka lagi sebelum mereka mencuri informasi dari ibukota!"

"Saya mengerti! Saya akan beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk hari esok!"

"Tolong. Anggap hari esok sebagai hari yang ganas."

Climb meninggalkan kamar. Dia kelihatannya sedikit tercium bau darah.

"Pasti sulit bagimu, Climb. Sekarang kalau begitu..."

Renner meminum sisa teh hitam yang telah menjadi hangat dan berdiri dari tempat duduknya. Dia menuju ke lonceng tangan. Itu adalah item magic yang ketika digoyangkan, yang ada di kamar sebelah yang tersambung juga akan bergoyang. Dia membayangkan wajah dari pelayan yang sedang berjaga di ruangan sebelah. Untungnya, itu adalah giliran gadis itu hari ini, berpikir demikian, Renner tersenyum dingin.

"Sial, wajah mana yang bagus disini?"

Renner berdiri di depan cermin dan meregangkan wajahnya ke atas dan ke bawah sambil memegang pipinya dengan kedua tangan. Meskipun seorang manusia sepertinya melakukan hal semacam itu, wajahnya pasti sulit berubah. Apa yang dia lakukan adalah suatu persetujuan.

Renner melepaskan tangannya dan tersenyum.

"Tidak. Ini adalah untuk ketika aku berperang sebagai seorang putri.."

Kali ini Renner mencoba menyeringai lalu tersenyum lain lagi. Satu persatu dan akhirnya, dia mengeluarkan senyum yang bersih.

"Aku rasa yang ini adalah yang terbaik."

Setelah bertekad bahwa dia telah menyelesaikan persiapannya, Renner membunyikan loncengnya. Segera setelahnya, seorang pelayan mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar.

"Aku punya permintaan. Bisakah kamu mempersiapkan air panas?"

"Saya mengerti, Renner-sama."

Renner tersenyum kepada pelayan yang sedang membungkukkan kepalanya.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi? Anda kelihatannya sedang berada di dalam mood yang bagus. Anda terlihat seperti ada hal menggembirakan yang terjadi kepada anda."

Renner dengan gembira tersenyum lagi saat dia memastikan bahwa mangsa telah mengambil umpan.

"yeah! ini benar-benar menakjubkan! Climb melakukan hal yang menakjubkan!"

Dia berbicara seperti seorang gadis muda; sangat cocok dengan putri bodoh yang mengeluarkan informasi yang berharga.

"Selamat, yang mulia."

Meskipun pelayan itu dengan lihainya menyembunyikan rasa permusuhan dia kepada Climb, dia akhirnya menunjukkan perasaan yang tak bisa dia sembunyikan. Reaksi itu membuat sebuah kekacauan di hati Renner.

-Akan kubunuh dia.

-Akan kubunuh pelayan ini juga.

-Akan kubunuh siapapun yang menganggap remeh Climbku.

Tetapi ekspresi Renner tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia tahu hal yang sebenarnya. Karena Renner saat ini adalah putri yang bersih; tipe yang jelas dengan keburukan orang lain dan yang memaafkan kekurang ajaran pelayannya, kenaifan semacam itu - putri yang bodoh.

"Menakjubkan! Benar-benar menakjubkan! Climb mengalahkan beberapa orang-orang yang benar-benar jahat dan membebaskan semua orang yang telah ditangkap. Sekarang mereka seharusnya.. um, dia bilang bahwa dia meninggalkan mereka di kantor penjaga. Sekarang kita bisa menghukum para bangsawan yang membantu orang-orang jahat itu!"

"Ternyata begitu. Itu benar-benar luar biasa. Seperti yang kuduga, Climb-san dari Renner-sama memang luar biasa. Tapi bisakah saya mendengar hal luar biasa yang dia lakukan itu dengan detil?"

Dasar gadis bodoh, Renner menyebarkan racun kepada si bodoh yang bahkan tidak curiga sedikitpun.

Dia mengendalikan semuanya di telapak tangannya, semuanya untuk mendapatkan obyek dari yang dia inginkan.


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 22:10

Ada sekelompok orang mencurigakan yang terlihat seakan melebur ke dalam kegelapan.

Seluruhnya memakai perlengkapan berbeda dan atmosfir mereka benar-benar berbeda dari prajurit biasa. Jika seseorang harus menyebutkan bau dari mereka yang paling dekat, mungkin adalah para petualang.

Yang ada di depan adalah seorang pria dengan fisik yang kasar. Selanjutnya adalah pria kurus dengan seorang wanita yang mengenakan kain sutra tipis. Seseorang dalam jubah yang mengikuti mereka dari belakang dan akhirnya, ada seseorang yang mengenakan armor full plate.

Pada arah kelompok yang mereka tatap itu, ada sebuah pintu yang terbuka lebar. Di dalamnya tertutup oleh kegelapan dan tidak ada lagi kehadiran orang lain. Meskipun ketika melihat ke sekeliling, kelihatannya tidak ada siapapun.

Ini aneh. Semua barang yang ada di dalam rumah bordil telah dibawa dan dikirim kepada salah satu kantor prajurit. Namun, itu bukan hal yang wajar jika mereka tidak meninggalkan satupun prajurit penjaga hanya karena tidak ada apapun disana. Jika seseorang benar-benar melihat ke arah pintu masuk yang tidak ada orangnya. mereka akan melihat api yang menyala dan menyadari bahwa mereka sedang berjaga di malam hari. Tapi alasan mengapa tidak ada seorangpun yang terlihat adalah karena orang-orang itu menggunakan otoritas mereka untuk menyingkirkan para penjaga.

Pria yang mirip dengan batu besar berdiri di depan - Zero, mengirimkan tatapan menakutkan ke arah rumah bordil yang tertangkap dan berbicara dengan suara lirih, seakan dia menemukan itu adalah hal yang hina.

"Benar-benar sebuah lelucon. Aku akan meminta maaf kepada Cocco Doll. Aku meminjamkan Succulent padanya, seorang anggota Six Arms dan mereka masih jatuh dengan mudah begini. Dan itu bahkan di hari yang sama... benar-benar, lelucon macam apa ini..."

Zero mengirimkan tatapan tajam ke arah bahunya kepada orang yang tertawa terkekeh-kekeh yang datang dari belakang. Wanita yang memakai kain sutra tipis mengetahui kepribadian Zero dengan baik dan cepat-cepat merubah topik.

"Ah, benar benar. Jadi boss, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan membunuh Succulent yang tertangkap? Dia ada di kantor penjaga jadi sulit untuk menggunakan kekuatan. Kalau begitu kita harus meminjam seorang assassin dari divisi yang berbeda... apa yang harus kita lakukan?"

"Tidak, kita tidak akan melakukan hal itu. Dia masih berguna. Aku akan meminta kepada pangeran untuk segera melepaskannya... Ini akan menjadi pengeluaran yang tidak terduga. Cari tahu selera sang pangeran."

Pria kurus dengan penampilan yang terlihat sembrono menanyakan sesuatu.

"Dan Cocco Doll?"

"Dia kelihatannya akan menggunakan koneksinya sendiri. Jika dia meminta, maka dia akan menggunakan koneksi kita sebagai permintaan maaf. Dan juga, apa yang terjadi dengan daftar dari Clieng? Tidak ada informasi apapun tentang jatuhnya daftar itu kepada petugas patroli."

"Tidak ada berita mengenai hal itu sejauh ini. Lebih tepatnya, saya belum mendengar detil lebih jauh apapun dari masalah ini."

Suara yang datang dari jubah itu gelap. Itu seperti sebuah gaung kosong yang mengalir ke dalam lubang di dalam makam yang mengirimkan getaran yang mengalir ke bawah tulang belakangnya.

"Itu adalah sesuatu yang sangat ingin aku dapatkan. Itu bisa digunakan untuk membuat segala macam ancaman."

"Jangan mengatakan hal yang bodoh. Jika kita ingin menyimpannya, itu hanya akan membuat kita terlihat jauh lebih mencurigakan. Yang lain mungkin akan berpikir bahwa kita sudah merencanakan semua ini terjadi. Jika kita menemukan daftar itu, kita akan menyembunyikannya di lokasi yang aman dan menyerahkannya nanti kepada Cocco Doll dengan sebuah permintaan maaf. Disamping itu, mungkin saja itu ditulis dalam sebuah kode yang tak bisa dipatahkan oleh metode biasa jadi bagaimanapun juga tidak berguna bagi kita."

Atas ucapan Zero, pria kurus itu mengangkat bahunya saat dia bicara.

"bagaimanapun, aku akan pergi ke dalam nanti dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan daftarnya. Jika mereka memilikinya, mungkin saja ada di tempat penyimpanan rahasia atau sesuatu. Dengan begitu, ini memang menakjubkan. Bagaimana lubang itu dibuat? Senjata... apakah itu magic?"

"Itu adalah sebuah tinju."

Mata setiap orang jatuh kepada Zero. Dia mengulangi lagi dirinya sendiri, menyatakan bahwa bekas ini dibuat oleh sebuah tinju.

"Sebuah tinju huh.. itu menakjubkan~"

"-Dasar bodoh. Ini bukan apa-apa."

Dia memotong kekaguman si wanita dan, mengumpulkan nafasnya, Zero menusuk pintunya dengan tinjunya. Tangannya masuk ke dalam pintu itu seakan merobeknya seperti keratas. Saat Zero pelan-pelan menarik tinjunya, meninggalkan lubang yang sama dengan yang sebelumnya dibuat oleh Sebas.

Terlihat bengong, pria kurus itu membuka mulutnya.

"Kamu tak bisa menggunakan bos sebagai perbandingan... Yah, musuh memiliki skill yang cukup untuk bisa menembus pintu yang diperkuat dengan baja dan mengalahkan Succulent, meskipun dia adalah yang terlemah diantara Six Arms. Aku rasa kita harus mempertimbangkannya sebagai musuh yang tangguh, ya kan?"

"Omong kosong. Hanya karena orang itu kalah tidak berarti bahwa lawannya kuat."

Yang tudungnya ditarik dalam ke atas kepalanya berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan penghinaan.

"Jika ilusinya sudah diketahui, maka kekuatan tempurnya akan jatuh jauh di bawah kita. Dia memang kuat ketika ada perbedaan besar dalam kemampuan antara dia dan lawannya. Tapi jika mirip atau dia jatuh sedikit di bawahnya, maka kekalahannya sudah pasti terjadi. Kalian semua seharusnya tahu ini baik-baik."

Ada tawa samar. Itu adalah sebuah tawa yang setuju dengan komentarnya dan di waktu yang sama, sebuah hinaan bagi seseorang yang memiliki skill di bawah mereka.

"Dengan begini, biar kutanya, apa yang harus kita lakukan? Apakah kamu akan cuci tangan? Aku kira bentrokan tidak akan terbukti menguntungkan, mempertimbangkan kerugiannya."

"Bodoh."

Suara Zero dipenuhi dengan sebuah kemarahan yang tidak bisa dia tahan.

"Jika kita tidak membunuh yang menyerang rumah bordil ini dan memberikan sebuah contoh, nilai kita akan jatuh. Dari titik ini, jangan berpikir tentang kerugian. Seluruh Six Arms akan melangkah ke depan dan membunuh penyusup - 'Undying King' (Raja yang tak bisa mati Deibanock"

Yang memakai jubah mengangkat tangannya. Tangan yang bukan milik orang yang hidup menggenggam sebuah bola dengan erat. Bola itu merespon emosi dari pemiliknya dan mengeluarkan aura aneh.

"'Void Executioner' (Algojo Hampa) Peshurian."

Yang memakai armor full plate yang terdiam hingga sekarang memukulkan tinjunya ke arah dada dan suara keras bisa terdengar.

"'Dancing Scimitar' (Scimitar menari) Edstrom."

Dengan sebuah denting dari gelang logam di sekeliling lengannya, wanita yang memakai sutra tipis dengan anggun membungkukkan kepalanya.

"'Thousand Kills' (Seribu membunuh) Malmvist."

Pria kurus itu mengumpulkan tumit sepatunya dengan suara klik.

"Dan aku, 'Battle Demon' (Demon Pertempuran) Zero!"

Seakan setuju, mereka yang ada di sekeliling Zero semuanya menganggukkan kepala mereka.

"Pertama, kita akan membayar uang jaminan untuk Succulent dan yang lainnya yang tertangkap dan mengumpulkan informasi. Ketika sudah selesai... cari orang yang tahu caranya menyiksa. Kita akan menunjukkan penyusup itu neraka. Dia akan menyesal dengan hebat kebodohannya!"

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 17:42

Ketika Sebas menyelesaikan semuanya dan sedang menuju kembali ke mansion, matahari sudah mulai tenggelam.

Climb-kun melindungi orang yang ditangkap dan Succulent dan pemilik dari rumah bordil semuanya ditangkap. Kelihatannya mereka akan sangat sibuk jadi seharusnya bisa memberi sedikit waktu.

Lalu apa yang harus dia lakukan dengan Tsuare? Pilihan yang terbaik adalah membawanya ke tempat yang aman. Namun, sejauh yang diketahui oleh Sebas, hanya satu tempat yang cocok dengan deskripsi itu.

Sambil mengkhawatirkan hal itu, Sebas tiba di kediaman.

Dia menghentikan tangannya yang akan membuka pintu. Ada seseorang di sisi lain yang dekat. Meskipun kehadirannya adalah milik Solution, dia tidak mengerti mengapa dia berdiri tepat di depan pintu masuk.

Apakah ada hal darurat?

Merasa tidak enak, Sebas membuka pintu. Apa yang dia lihat selanjutnya adalah hal yang tidak terduga sehingga dia menjadi kaku.

"Selamat datang kembali, Sebas-sama."

Itu adalah Solution yang sedang memakai seragam maid miliknya.

Sebuah getaran mengalir di punggung Sebas.

Sambil berperan sebagai putri dari seorang pedagang, di rumah ini dimana keadaan dari seorang manusia tidak diketahui - Tsuare - ada di sini, Solution sedang memakai seragam maid miliknya. Apakah itu karena aktingnya sudah tidak perlu lagi? Atau apakah ada alasan lain yang muncul sehingga membuat dia harus memakai seragam maid?

Jika itu adalah yang pertama, maka itu artinya ada sesuatu yang terjadi kepada Tsuare. Jika itu adalah yang terakhir -

"-Sebas-sama, Ainz-sama sedang menunggu anda."

Sebas mendengar suara lirih dari Solution dan merasakan detak jantungnya semakin keras.

Dia yang biasanya tenang dihadapan musuh kuat, di depan kehadiran kelas Guardian, Sebas yang itu menjadi semakin gugup dengan berita kedatangan tuannya.

"Me-Mengapa..."

Dia menekan ucapannya, seakan lidahnya melintir. Solution menatap ke arah Sebas tanpa berkata apapun.

"Sebas-sama, Ainz-sama sedang menunggu anda."

Tidak ada hal lain yang diperlukannya saat ini. Sikapnya sudah berkata dengan jelas. Sebas mengikuti di belakang Solution dan mulai berjalan.

Langkah itu sangat berat, seperti langkah seorang kriminal tersangka yang menuju panggung eksekusinya.

4 komentar:

Berkomentarlah dengan bijak! Tanpa ada SARA dan penghinaan.