Chapter 3 : Awal Serangan Balik
Part 5
Ainz mengamati kota, yang sedang panik karena kemunculan dari pasukan
demihuman, lalu perlahan roboh.
Ini bukanlah kiasan.
Hati dan jiwa Ainz tegang hingga batas kelelahan, meskipun seorang undead,
dia berlutut karena kelelahan mental lalu memegang wajahnya.
Apa yang harus kulakukan... apa yang harus kulakukan setelah ini...
Pada dasarnya, Ainz masih mengikuti naskah Demiurge.
Tentu saja, tidak setiap kata dan tindakan yang direncanakan, jadi dia agak
berimprovisasi sedikit, meskipun begitu, Ainz termasuk masih mengikuti
perkembangan dari rencana Demiurge.
Atau lebih tepatnya, masalahnya adalah dia terlalu banyak berimprovisasi.
Sejujurnya, arahan tindakan yang dia dapatkan dari Demiurge pada dasarnya
adalah: “Silahkan beradaptasi terhadap situasi,” dan hal-hal lain semacamnya.
Itu terlalu tidak jelas. Begitulah yang Ainz pikirkan saat dia melihat
instruksi tersebut pertama kalinya.
Jika Ainz adalah orang yang luar biasa, mungkin dia bisa mengikuti
instruksi itu dan memainkan peran sebagai seorang Sorcerer King yang sempurna. Namun,
sayangnya, kemampuan Ainz sangatlah biasa, atau mungkin lebih buruk dari itu.
Oleh karenanya, Ainz terlibat dalam perdebatan yang sengit dengan Demiurge
terhadal masalah tersebut.
Dia mengingat keadaannya seperti ini: Ainz telah memohon, “Aku tidak mengerti,
tulislah lebih detil lagi,” sementara itu Demiurge dengan rendah hati membalasnya
“Bagaimana mungkin saya melakukan hal yang sekurang ajar itu terhadap Ainz-sama
yang cerdas?” perdebatan ini menjadi maju mundur. Dia juga menarik Albedo dalam
perdebatan ini di tengah jalan, lalu Ainz, - yang mulai berada dalam keadaan
yang sangat tidak menguntungkan – berakhir dengan kekalahan total.
Jadinya, arahan operasionalnya memberikan keleluasaan penuh di tangan Ainz.
Jika ini merupakan gurauan dari Demiurge, dia mungkin bisa menghadapinya
dengan suatu cara, tapi ini adalah hasil kerja bawahannya yang sangat dipercaya
dan hormati.
Terutama, yang membuatnya sangat jelas adalah kalimat “Anda tentunya akan
bisa meraih kesimpulan yang lebih baik, Ainz-sama – bagaiman mungkin saya yang
tidak ada apa-apanya ini mengikat anda dengan ucapan dan tindakan?”
Jika kamu mengikuti kewajaran, mengapa raja dari negeri lain datang sendirian...
argumen yang sangat tidak beralasan... tetap saja, aku sudah datang kemari.
Meskipun aku membuat masalah selama perjalanan dan lengah beberapa kali, aku
masih datang kemari...
Dia tidak percaya dengan para Dewa, tapi dia ingin berdoa kepada mereka
dengan segenap hati.
Tidak bisakah Demiurge dan Albedo mempertimbangkan kemampuan ku sebelum
melemparkan misi ini...
Diminta melakukan hal yang tidak mungkin membuat motivasinya menciut.
...Baiklah, ayo semangat diriku. Akan lebih mudah setelah aku melewatinya.
Ainz mencurahkan kekuatan pada kakinya, lalu dia berdiri.
Rencana itu sudah mencapai tingkatan akhir, dan itu adalah bagian terburuknya.
Menurut Demiurge, jika mereka membentuk barisan pertahanan di kota ini,
mereka akan menyerah sampai ada korban 85%.
Ainz tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan.
Karena Demiurge merasa seperti ini, seharusnya itu adalah jawaban yang
lebih baik dari yang dimiliki Ainz. Jika seluruh kematian itu bisa memberikan
keuntungan kepada Nazarick, biarkan saja mereka mati. Namun, Ainz berpikir apakah
membunuh lebih banyak akan memberikan keuntungan lebih banyak pula kepada Nazarick
dan semacamnya.
Namun, masalahnya datang saat Demiurge bertanya kepada Ainz manusia yang
tidak boleh terbunuh disini.
Sejujurnya, jika hanya itu, maka dia akan memilihnya secara acak dan
selesai, tapi ada satu hal lain yang menjadi catatan.
Yang dimaksud adalah manusia yang setia kepada Ainz, atau yang mungkin bisa
dibujuk untuk berada di pihak Ainz.
[Saya rasa ada beberapa manusia yang setia kepada anda seperti para Dwarv,
jadi tolong sebutkan nama mereka, ketika saya bergerak nantinya, saya akan
berhati-hati agar tidak membunuh mereka]
Ketika Ainz menerima pesan tersebut dari Demiurge, dia bahkan sedang
berpikir, Kamu sedang bercanda? Saat dia meragukan pemikiran Demiurge.
“..Tidak ada seorangpun yang seperti itu.”
Ucapan putus asa tersebut keluar dari mulut Ainz.
Tidak ada manusia di sini yang setia kepada Ainz.
Namun, dia jelas sekali merasakan bagaimana bencinya Holy Kingdom kepada
undead.
Dalam keadaan genting seperti demikian, berapa banyak orang yang bersumpah
setia kepada dirinya yang seorang undead?
Namun, dia tidak bisa mengatakannya kepada Demiurge kalau tidak ada
satupun.
Demiurge sangat yakin Ainz bisa membuat para manusia takjub. Jadi apa yang terjadi
jika dia mengatkan kepada Demiurge bahwa dia tidak berhasil melakukannya kepada
satu orangpun?
Perutku Sakit.....
Dwarf yang dimaksud Demiurge adalah Gondo Firebeard, tapi itu hanya keberuntungan.
Dia berhasil memberikan pukulan telak pada kelemahan di hati Gondo murni karena
keberuntungan, dan keberuntungan semcam itu tidak akan terulang dengan
sendirinya.
Dan justru karena dia memiliki informasi itulah dia bisa membuat Gondo
meyakinkan para runesmith, tak ada orang seperti itu di Holy Kingdom.
Ada satu orang saja yang memiliki hubungan baik dengan dirinya, Neia
Baraja, tapi hanya itu.
Disamping itu, dia telah memberinya item magic untuk meningkatkan hubungan
mereka, dan juga alasan lain, namun seberapa efektifkan itu masih belum jelas.
Dia terus menatap dirinya dengan mata seperti pemangsa, jadi Ainz tidak berharap
banyak.
Apa yang Demiurge pikirkan jika aku bilang kepadanya hanya ada satu orang
saja? Ainz bertanya dalam hati.
Akankah imej Ainz dalam hati Demiurge akan runtuh seluruhnya?
Lalu apa yang
terjadi di masa depan?
Di dalam kerajaan
Dwarf (Dwarven Kingdom), Aku bilang kepada Demiurge kalau aku tidaklah pandai,
tapi kelihatannya dia tidak percaya sama sekali... ini gawat. Sehebat apa aku
di mata Demiurge? Atau lebih tepatnya, kelihatannya aku menjadi semakin besar
dan besar, apakah itu hanya bayanganku saja? Bukankah biasanya malah
sebaliknya.
Ekspektasi
yang diberikan kepada dirinya membuatnya sakit. Bukan berat hanya menyakitkan.
Di masa lalu,
dia sering berpikir seberapa berat dan menyakitkan kalimat “loyalitas” itu.
Terutama bagian dimana bawahannya memandang Ainz sebagai seorang yang hebat
adalah yang bagian yang paling menyakitkan.
Kurasa aku
harus mengambil kesempatan ini untuk mengatakan kepada Demiurge kalau aku tidak
sehebat itu, tapi bagaimana nantinya? Apa yang harus kulakukan jika itu membuat
rencana yang sudah lama dipikirkan Demiurge menjadi kegagalan? Jika aku
menghabiskan waktu beberapa tahun menggaet client besar hanya berakhir dengan
kegagalan dikarenakan komentar bodoh dari pimpinanku...
Ahhh, Ainz berkata sambil menggaruk kepalanya yang
tanpa rambut.
Apa yang
harus kulakukan?
Jawaban
terbaik apa yang bisa kuberikan?
Tidak perduli
simulasi apapun yang dia jalankan, semuanya berakhir dengan Demiurge yang kecewa
kepada Ainz. Dia tidak bisa mendapatkan kesimpulan yang bisa dia terima.
Dia terlalu
berharap banyak kepadaku – semakin tinggi didaki, semakin keras jatuhnya. Itulah
kenapa aku bilang aku bukan orang yang menakjubkan...
Dan lain,
rencana Ainz sendiri telah gagal.
Ainz merogoh
kantong di udara lalu menarik sebuah pedang.
Itu hanyalah
sebuah pedang biasa yang diberi pahatan rune.
Namun pedang
itu mengandung kekuatan yang sebanding dengan busur yang dia pinjamkan kepada
Neia.
Tentu saja,
ini bukanlah rune milik dwarf. Rune yang terpahat tidak memiliki kekuatan sama
sekali. Ini hanyalah sebuah equipment yang dibuat dengan teknik YGGDRASIL.
“Haaaaa.....”
Ainz menghela
nafas. Dia memiliki beberapa senjata seperti ini. Rencana awalnya adalah
meminjamkan senjata-senjata ini kepada Holy Kingdom.
Orang-orang
Holy Kingdom akan terperangah dengan kehebatan dari pedang ini, Jadi ini
kekuatan dari senjata yang memiliki rune, yang pada akhirnya akan
meningkatkan reputasi dari senjata rune Sorcerous Kingdom.
Inilah alasan
lain mengapa dia meminjamkan senjata kepada Neia.
Dia merasa
orang-orang Holy Kingdom akan melihat senjata itu dan diam-diam meminjamnya
kepada Ainz.
Namun-
Ainz memegang
kepalanya.
Mengapa tidak
ada seorangpun yang meminjamnya? Aku bahkan mengira orang-orang itu akan membicarakannya
karena senjata itu sangat mencolok... kurasa aku harus memaksa Neia ke garis depan
dan membuatnya bertarung, huh...
Barusan, ada
sebuah ketukan seperti orang yang sedang mengetuk pintu.
Dia
cepat-cepat memeriksa jubahnya dan tempat-tempat lain yang berantakan sebelum
meletakkan kembali pedang itu ke dalam kantung dimensi miliknya. Lalu dia
meletakkan tangannya di belakang, melihat ke arah pintu seperti seorang
penguasa, lalu berkata:
“Siapa?”
“Yang Mulia,
bolehkah saya masuk?”
Apakah suara
itu laki-laki atau perempuan tidak bisa diketahui. Biasanya, dia harus menanyakan
nama pengunjung itu, namun Demiurge sudah bilang kepadanya ada orang yang akan
datang, jadi Ainz memperbolehkannya masuk tanpa ragu-ragu.
“Ahh, tidak
apa. Masuklah.”
Orang yang memasuki
ruangan Ainz menutup pintu kamar itu sendiri. Lalu merubah tubuhnya pula.
Dia memiliki
bentuk kepala seperti telur dengan sebuah mulut dan dua mata yang terlihat
seperti lubang yang tenggelam. Tangannya yang memiliki jari tiga setipis jari
serangga.
Dia adalah
Doppelganger.
Dia adalah
Doppelganger yang dia pinjamkan kepada Demiurge atas permintaannya.
Karena dia
adalah seorang monster Doppelganger, dia tidaklah seberapa kuat.
Meskipun
sudah berubah, dia hanya bisa mengcopy kemampuan hingga level 40, bahkan lebih
lemah tanpa transformasi. Kemampuannya yang paling mumpuni adalah dia bisa
menggunakan perlengkapan yang dibatasi karma dengan bebas. Meskipun begitu, dia
tidak bisa menggunakan item magic di atas legacy class.
Matanya yang
seperti lubang kosong menatap kepada Ainz, lalu membungkuk dalam-dalam.
“Saya sungguh
minta maaf atas kekurangajaran yang saya lakukan kepada anda selama menjalankan
tugas. Saya mohon anda mau memaafkan saya.”
“Jangan
khawatir. Kamu hanya menjalankan tugas. Tidak masalah.”
“Pelayan anda
sangat berterima kasih atas ucapan yang murah hati dari anda.”
Ainz melihat
ke arah pintu kamar.
“Bukankah
kamu sangat sibuk sekarang? Seharusnya ada banyak hal yang harus kamu arahkan,
ya kan? Dan apakah ada orang di luar? Jika ada orang, kita akan kena masalah jika
suara tidak kita pelankan.”
“Tidak apa.
Tak ada orang yang akan protes kepada pelayan anda yang sendirian menghadap,
Ainz-sama.”
“Begitukah...”
Oh ya, Doppelganger membalas. Namun, berhati-hati tetaplah
penting.
“Kalau
begitu, Ainz-sama, mohon beritahukan keputusan anda kepada pelayan anda ini.”
“Memberitahumu
apa?”
Meskipun
begitu, Ainz tahu betul mengapa Doppelganger datang kemari.
Atau lebih
tepatnya, sudah waktunya memberi tahu Doppelganger ini.
Ya, pertanyaan
yang sedang ia pikirkan.
“Maafkan
saya. Saya sedang membicarakan masalah sebelumnya – masalah para manusia yang
mengabdi kepada anda dan yang nyawanya harus diampuni, Ainz-sama.”
“Hm...”
Ainz mengangguk
dengan terpaksa, lalu mulai berjalan.
Tentu saja,
dia tidak meninggalkan ruangan itu. Pada akhirnya, dia hanya berjalan-jalan di
dalam ruangan ini. Tidak ada yang tahu ke arah mana mata Doppelganger itu
sedang memandang, tapi Ainz yakin dia sedang mengikuti gerakannya, Ainz sangat yakin.
Sejujurnya, akan sangat menakutkan jika mata itu tidak memandangnya.
Waktu sudah habis.
Ainz berpikir dengan segenap kekuatannya, lalu dia tiba-tiba berhenti di
tempat.
-Dia tidak bisa
menemukan jawaban yang tepat. Namun, dia tidak memiliki ide bagaimana
melanjutkannya lagi.
Jika dia
seorang manusia, hatinya sangat berdebar keras sekarang, namun tubuhnya yang tidak
memiliki organ apapun tidak mampu bergerak demikian.
Sebuah emosi
yang kuat menggelembung, menyebabkan pengendalian emosinya mengambil alih, sebuah
gelombang kecil berputar-putar di dalam hatinya, Ainz memberikan jawabannya
kepada Doppelganger tersebut.
“Um...sejujurnya.
Tidak ada manusia yang perlu diselamatkan. Sisakan sedikit seperlunya saja.”
Ainz mengamati kota, yang sedang panik karena kemunculan dari pasukan
demihuman, lalu perlahan roboh.
Ini bukanlah kiasan.
Hati dan jiwa Ainz tegang hingga batas kelelahan, meskipun seorang undead,
dia berlutut karena kelelahan mental lalu memegang wajahnya.
Apa yang harus kulakukan... apa yang harus kulakukan setelah ini...
Pada dasarnya, Ainz masih mengikuti naskah Demiurge.
Tentu saja, tidak setiap kata dan tindakan yang direncanakan, jadi dia agak berimprovisasi sedikit, meskipun begitu, Ainz termasuk masih mengikuti perkembangan dari rencana Demiurge.
Atau lebih tepatnya, masalahnya adalah dia terlalu banyak berimprovisasi.
Sejujurnya, arahan tindakan yang dia dapatkan dari Demiurge pada dasarnya
adalah: “Silahkan beradaptasi terhadap situasi,” dan hal-hal lain semacamnya.
Itu terlalu tidak jelas. Begitulah yang Ainz pikirkan saat dia melihat instruksi tersebut pertama kalinya.
Jika Ainz adalah orang yang luar biasa, mungkin dia bisa mengikuti
instruksi itu dan memainkan peran sebagai seorang Sorcerer King yang sempurna. Namun,
sayangnya, kemampuan Ainz sangatlah biasa, atau mungkin lebih buruk dari itu.
Oleh karenanya, Ainz terlibat dalam perdebatan yang sengit dengan Demiurge
terhadal masalah tersebut.
Dia mengingat keadaannya seperti ini: Ainz telah memohon, “Aku tidak mengerti,
tulislah lebih detil lagi,” sementara itu Demiurge dengan rendah hati membalasnya
“Bagaimana mungkin saya melakukan hal yang sekurang ajar itu terhadap Ainz-sama
yang cerdas?” perdebatan ini menjadi maju mundur. Dia juga menarik Albedo dalam
perdebatan ini di tengah jalan, lalu Ainz, - yang mulai berada dalam keadaan
yang sangat tidak menguntungkan – berakhir dengan kekalahan total.
Jadinya, arahan operasionalnya memberikan keleluasaan penuh di tangan Ainz.
Jika ini merupakan gurauan dari Demiurge, dia mungkin bisa menghadapinya
dengan suatu cara, tapi ini adalah hasil kerja bawahannya yang sangat dipercaya
dan hormati.
Terutama, yang membuatnya sangat jelas adalah kalimat “Anda tentunya akan
bisa meraih kesimpulan yang lebih baik, Ainz-sama – bagaiman mungkin saya yang
tidak ada apa-apanya ini mengikat anda dengan ucapan dan tindakan?”
Jika kamu mengikuti kewajaran, mengapa raja dari negeri lain datang sendirian...
argumen yang sangat tidak beralasan... tetap saja, aku sudah datang kemari.
Meskipun aku membuat masalah selama perjalanan dan lengah beberapa kali, aku
masih datang kemari...
Dia tidak percaya dengan para Dewa, tapi dia ingin berdoa kepada mereka
dengan segenap hati.
Tidak bisakah Demiurge dan Albedo mempertimbangkan kemampuan ku sebelum
melemparkan misi ini...
Diminta melakukan hal yang tidak mungkin membuat motivasinya menciut.
...Baiklah, ayo semangat diriku. Akan lebih mudah setelah aku melewatinya.
Ainz mencurahkan kekuatan pada kakinya, lalu dia berdiri.
Rencana itu sudah mencapai tingkatan akhir, dan itu adalah bagian terburuknya.
Menurut Demiurge, jika mereka membentuk barisan pertahanan di kota ini,
mereka akan menyerah sampai ada korban 85%.
Ainz tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan.
Karena Demiurge merasa seperti ini, seharusnya itu adalah jawaban yang
lebih baik dari yang dimiliki Ainz. Jika seluruh kematian itu bisa memberikan
keuntungan kepada Nazarick, biarkan saja mereka mati. Namun, Ainz berpikir apakah
membunuh lebih banyak akan memberikan keuntungan lebih banyak pula kepada Nazarick
dan semacamnya.
Namun, masalahnya datang saat Demiurge bertanya kepada Ainz manusia yang
tidak boleh terbunuh disini.
Sejujurnya, jika hanya itu, maka dia akan memilihnya secara acak dan
selesai, tapi ada satu hal lain yang menjadi catatan.
Yang dimaksud adalah manusia yang setia kepada Ainz, atau yang mungkin bisa
dibujuk untuk berada di pihak Ainz.
[Saya rasa ada beberapa manusia yang setia kepada anda seperti para Dwarv,
jadi tolong sebutkan nama mereka, ketika saya bergerak nantinya, saya akan
berhati-hati agar tidak membunuh mereka]
Ketika Ainz menerima pesan tersebut dari Demiurge, dia bahkan sedang
berpikir, Kamu sedang bercanda? Saat dia meragukan pemikiran Demiurge.
“..Tidak ada seorangpun yang seperti itu.”
Ucapan putus asa tersebut keluar dari mulut Ainz.
Tidak ada manusia di sini yang setia kepada Ainz.
Namun, dia jelas sekali merasakan bagaimana bencinya Holy Kingdom kepada
undead.
Dalam keadaan genting seperti demikian, berapa banyak orang yang bersumpah
setia kepada dirinya yang seorang undead?
Namun, dia tidak bisa mengatakannya kepada Demiurge kalau tidak ada
satupun.
Demiurge sangat yakin Ainz bisa membuat para manusia takjub. Jadi apa yang terjadi
jika dia mengatkan kepada Demiurge bahwa dia tidak berhasil melakukannya kepada
satu orangpun?
Perutku Sakit.....
Dwarf yang dimaksud Demiurge adalah Gondo Firebeard, tapi itu hanya keberuntungan.
Dia berhasil memberikan pukulan telak pada kelemahan di hati Gondo murni karena
keberuntungan, dan keberuntungan semcam itu tidak akan terulang dengan
sendirinya.
Dan justru karena dia memiliki informasi itulah dia bisa membuat Gondo
meyakinkan para runesmith, tak ada orang seperti itu di Holy Kingdom.
Ada satu orang saja yang memiliki hubungan baik dengan dirinya, Neia
Baraja, tapi hanya itu.
Disamping itu, dia telah memberinya item magic untuk meningkatkan hubungan
mereka, dan juga alasan lain, namun seberapa efektifkan itu masih belum jelas.
Dia terus menatap dirinya dengan mata seperti pemangsa, jadi Ainz tidak berharap
banyak.
Apa yang Demiurge pikirkan jika aku bilang kepadanya hanya ada satu orang
saja? Ainz bertanya dalam hati.
Akankah imej Ainz dalam hati Demiurge akan runtuh seluruhnya?
Lalu apa yang
terjadi di masa depan?
Di dalam kerajaan
Dwarf (Dwarven Kingdom), Aku bilang kepada Demiurge kalau aku tidaklah pandai,
tapi kelihatannya dia tidak percaya sama sekali... ini gawat. Sehebat apa aku
di mata Demiurge? Atau lebih tepatnya, kelihatannya aku menjadi semakin besar
dan besar, apakah itu hanya bayanganku saja? Bukankah biasanya malah
sebaliknya.
Ekspektasi
yang diberikan kepada dirinya membuatnya sakit. Bukan berat hanya menyakitkan.
Di masa lalu,
dia sering berpikir seberapa berat dan menyakitkan kalimat “loyalitas” itu.
Terutama bagian dimana bawahannya memandang Ainz sebagai seorang yang hebat
adalah yang bagian yang paling menyakitkan.
Kurasa aku
harus mengambil kesempatan ini untuk mengatakan kepada Demiurge kalau aku tidak
sehebat itu, tapi bagaimana nantinya? Apa yang harus kulakukan jika itu membuat
rencana yang sudah lama dipikirkan Demiurge menjadi kegagalan? Jika aku
menghabiskan waktu beberapa tahun menggaet client besar hanya berakhir dengan
kegagalan dikarenakan komentar bodoh dari pimpinanku...
Ahhh, Ainz berkata sambil menggaruk kepalanya yang
tanpa rambut.
Apa yang
harus kulakukan?
Jawaban
terbaik apa yang bisa kuberikan?
Tidak perduli
simulasi apapun yang dia jalankan, semuanya berakhir dengan Demiurge yang kecewa
kepada Ainz. Dia tidak bisa mendapatkan kesimpulan yang bisa dia terima.
Dia terlalu
berharap banyak kepadaku – semakin tinggi didaki, semakin keras jatuhnya. Itulah
kenapa aku bilang aku bukan orang yang menakjubkan...
Dan lain,
rencana Ainz sendiri telah gagal.
Ainz merogoh
kantong di udara lalu menarik sebuah pedang.
Itu hanyalah
sebuah pedang biasa yang diberi pahatan rune.
Namun pedang
itu mengandung kekuatan yang sebanding dengan busur yang dia pinjamkan kepada
Neia.
Tentu saja,
ini bukanlah rune milik dwarf. Rune yang terpahat tidak memiliki kekuatan sama
sekali. Ini hanyalah sebuah equipment yang dibuat dengan teknik YGGDRASIL.
“Haaaaa.....”
Ainz menghela
nafas. Dia memiliki beberapa senjata seperti ini. Rencana awalnya adalah
meminjamkan senjata-senjata ini kepada Holy Kingdom.
Orang-orang
Holy Kingdom akan terperangah dengan kehebatan dari pedang ini, Jadi ini
kekuatan dari senjata yang memiliki rune, yang pada akhirnya akan
meningkatkan reputasi dari senjata rune Sorcerous Kingdom.
Inilah alasan
lain mengapa dia meminjamkan senjata kepada Neia.
Dia merasa
orang-orang Holy Kingdom akan melihat senjata itu dan diam-diam meminjamnya
kepada Ainz.
Namun-
Ainz memegang
kepalanya.
Mengapa tidak
ada seorangpun yang meminjamnya? Aku bahkan mengira orang-orang itu akan membicarakannya
karena senjata itu sangat mencolok... kurasa aku harus memaksa Neia ke garis depan
dan membuatnya bertarung, huh...
Barusan, ada
sebuah ketukan seperti orang yang sedang mengetuk pintu.
Dia
cepat-cepat memeriksa jubahnya dan tempat-tempat lain yang berantakan sebelum
meletakkan kembali pedang itu ke dalam kantung dimensi miliknya. Lalu dia
meletakkan tangannya di belakang, melihat ke arah pintu seperti seorang
penguasa, lalu berkata:
“Siapa?”
“Yang Mulia,
bolehkah saya masuk?”
Apakah suara
itu laki-laki atau perempuan tidak bisa diketahui. Biasanya, dia harus menanyakan
nama pengunjung itu, namun Demiurge sudah bilang kepadanya ada orang yang akan
datang, jadi Ainz memperbolehkannya masuk tanpa ragu-ragu.
“Ahh, tidak
apa. Masuklah.”
Orang yang memasuki
ruangan Ainz menutup pintu kamar itu sendiri. Lalu merubah tubuhnya pula.
Dia memiliki
bentuk kepala seperti telur dengan sebuah mulut dan dua mata yang terlihat
seperti lubang yang tenggelam. Tangannya yang memiliki jari tiga setipis jari
serangga.
Dia adalah
Doppelganger.
Dia adalah
Doppelganger yang dia pinjamkan kepada Demiurge atas permintaannya.
Karena dia
adalah seorang monster Doppelganger, dia tidaklah seberapa kuat.
Meskipun
sudah berubah, dia hanya bisa mengcopy kemampuan hingga level 40, bahkan lebih
lemah tanpa transformasi. Kemampuannya yang paling mumpuni adalah dia bisa
menggunakan perlengkapan yang dibatasi karma dengan bebas. Meskipun begitu, dia
tidak bisa menggunakan item magic di atas legacy class.
Matanya yang
seperti lubang kosong menatap kepada Ainz, lalu membungkuk dalam-dalam.
“Saya sungguh
minta maaf atas kekurangajaran yang saya lakukan kepada anda selama menjalankan
tugas. Saya mohon anda mau memaafkan saya.”
“Jangan
khawatir. Kamu hanya menjalankan tugas. Tidak masalah.”
“Pelayan anda
sangat berterima kasih atas ucapan yang murah hati dari anda.”
Ainz melihat
ke arah pintu kamar.
“Bukankah
kamu sangat sibuk sekarang? Seharusnya ada banyak hal yang harus kamu arahkan,
ya kan? Dan apakah ada orang di luar? Jika ada orang, kita akan kena masalah jika
suara tidak kita pelankan.”
“Tidak apa.
Tak ada orang yang akan protes kepada pelayan anda yang sendirian menghadap,
Ainz-sama.”
“Begitukah...”
Oh ya, Doppelganger membalas. Namun, berhati-hati tetaplah
penting.
“Kalau
begitu, Ainz-sama, mohon beritahukan keputusan anda kepada pelayan anda ini.”
“Memberitahumu
apa?”
Meskipun
begitu, Ainz tahu betul mengapa Doppelganger datang kemari.
Atau lebih
tepatnya, sudah waktunya memberi tahu Doppelganger ini.
Ya, pertanyaan
yang sedang ia pikirkan.
“Maafkan
saya. Saya sedang membicarakan masalah sebelumnya – masalah para manusia yang
mengabdi kepada anda dan yang nyawanya harus diampuni, Ainz-sama.”
“Hm...”
Ainz mengangguk
dengan terpaksa, lalu mulai berjalan.
Tentu saja,
dia tidak meninggalkan ruangan itu. Pada akhirnya, dia hanya berjalan-jalan di
dalam ruangan ini. Tidak ada yang tahu ke arah mana mata Doppelganger itu
sedang memandang, tapi Ainz yakin dia sedang mengikuti gerakannya, Ainz sangat yakin.
Sejujurnya, akan sangat menakutkan jika mata itu tidak memandangnya.
Waktu sudah habis.
Ainz berpikir dengan segenap kekuatannya, lalu dia tiba-tiba berhenti di
tempat.
-Dia tidak bisa
menemukan jawaban yang tepat. Namun, dia tidak memiliki ide bagaimana
melanjutkannya lagi.
Jika dia
seorang manusia, hatinya sangat berdebar keras sekarang, namun tubuhnya yang tidak
memiliki organ apapun tidak mampu bergerak demikian.
Sebuah emosi
yang kuat menggelembung, menyebabkan pengendalian emosinya mengambil alih, sebuah
gelombang kecil berputar-putar di dalam hatinya, Ainz memberikan jawabannya
kepada Doppelganger tersebut.
“Um...sejujurnya.
Tidak ada manusia yang perlu diselamatkan. Sisakan sedikit seperlunya saja.”
yo lanjutkan min, jangan patah semangat karena jarang ada yg komen
BalasHapusLanjuttttttttt min
BalasHapusPembaca silent bangkit dari komennya
BalasHapusmin lanjut
BalasHapusSPOILEERR.
BalasHapusdan keputusan ini malah merambah ke keberuntungan ainz di masa depan, neia mati,lalu dihidupin ainz yang menambah hati neia semakin hormat ke ainz, lalu kedepannya dia menjadi pemimpin sekte penyembah ainz, dan memiliki pengaruh besar di kerajaan holly kingdom, bisa dibilang pengaruhnya setara raja holly king itu sendiri
Hoax
HapusMin tolong tl toaru majutsu no index dari NT & GT
BalasHapussayonara
BalasHapus