Chapter 2 : Mencari Keselamatan
Part 4
Mereka menyusuri jalanan
E-Rantel. Tujuan dari kelompok itu adalah sebuah penginapan yang diberitahukan
oleh para penjaga gerbang, penginapan tersebut merupakan bangunan paling elit
di kota ini, The Shining Gold Pavilion.
Neia mengamati berbagai macam
orang di jalanan.
Ucapan Ryurarius memberinya
kesan bahwa negeri ini dipenuhi oleh demihuman dan undead. Namun, kenyataannya
berbeda – sebagian besar pejalan kaki adalah manusia.
Undead yang terlihat adalah sekelompok
undead yang mirip dengan yang mereka lihat di gerbang kota, dan juga undead
berbentuk kuda yang tubuhnya hanya terdiri dari tulang belulang dan kabut yang sedang
menarik kereta. Tidak ada undead jenis lain selain itu.
Sisanya terdiri dari berbagai
macam demihuman.
Sekelompok goblin berjalan dengan
formasi barisan yang rapi di jalanan, masing-masing dari mereka memancarkan
aura prajurit veteran. Itu membuat kesan Neia pada goblin menjadi buyar. Tidak,
bukan hanya Neia yang seperti itu, Rasa terkejut dan terperangah juga datang
dari anggota paladin.
Ada juga seorang demihuman berwajah
kelinci sedang memakai seragam pelayan, begitu juga dengan demihuman yang mirip
katak sedang berjalan dengan dua kakinya, namun dia hanya melihat satu contoh
saja di kota ini.
Kelihatannya lebih normal yang kubayangkan...
yah, bukan normal seperti biasa, tapi tetap saja, mirip sekali dengan negeri
manusia. Sulit diterima mereka di bawah kekuasaan raja undead yang mengerikan.
Tidak ada penduduk yang
berjalan dengan wajah ketakutan. Neia tidak yakin apakah ini karena mereka
sudah lelah, sehingga mereka sudah terbiasa, atau apakah mereka memutuskan
bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan hidup berdampingan dengan undead,
tidak ada tanda-tanda adanya keributan di jalanan. Suatu ketika, dia bahkan
mendengar suara anak-anak yang sedang tertawa.
Kurasa keadaan ini jauh lebih baik dibandingkan
dengan Jaldabaoth.
Saat itu juga, Remedios
tiba-tiba menghentikan kudanya. Karena pemimpin mereka, yang sedang berjalan di
depan tiba-tiba berhenti, yang lainnya terpaksa mengikuti.
“Permisi, Dwarf-san. Boleh saya
tanya sesuatu?”
Remedios memanggil tiga Dwarf
yang sedang bekerja di samping jalan. Ada juga tiga Skeleton yang sedang
melakukan pekerjaan tanah di bawah perintah para dwarf.
Culture Shock (Kejutan Budaya)
yang dia terima setelah memasuki kota ini besar sekali hingga dia sekarang
tidak memikirkan adanya Skeleton. Bahkan ada perasaan lega di pikirannya ketika
melihat musuh yang bisa dia lawan.
“Apa? Siapa kalian? Kalian
datang dari negeri mana?”
“Mohon maaf sudah bicara dari
punggung kuda. Namun, kami datang dari Holy Kingdom dan sedang mencari
penginapan yang dikenal sebagai Shining Gold Pavilion. Bolehkah saya bertanya
arah kesana?”
“Shining... Shining Gold
Pavilion? Ahhh. Itu adalah tempat elit.”
Dwarf itu memberikan arah kasarnya.
Namun, agak berbeda dari apa yang para penjaga gerbang bilang kepada mereka dan
rasanya mereka agak sedikit melenceng. Namun, tujuan Remedios yang sebenarnya
bukanlah bertanya arah.
“Oh begitu. Terima kasih
banyak. Gustavo, berikan sedikit token penghargaan.”
Gustavo turun dari kudanya dan
mengeluarkan sebuah kantung koin kecil.
“Kamu tahu kalau yang kulakukan
hanyalah memberitahu arah, ya kan?”
“Tidak apa. Lagipula, kami
sudah mengganggu pekerjaan anda.”
“Benarkah? Yah, kalau begitu terima
kasih.”
Dwarf itu menerima hadiah
Gustavo lalu tersenyum.
“Yah, jika dapat makanan enak
dari ini, kami akan berterima kasih kepada para pria dan wanita Holy Kingdom
untuk itu.”
“Tidak, itu tidak perlu...
ngomong-ngomong, apa yang sedang anda lakukan di sini?”
“Hm? Kamu tidak tahu? Kami
sedang memperbaiki jalanan. Yang Mulia sendiri memintanya kepada kami. Meskipun
biasanya para penduduk yang melakukan pekerjaannya, kami di sini berfungsi
sebagai penasehat teknis.”
Gahahahaha, Dwarf itu tertawa terbahak-bahak.
“Oh begitu. Dan undead yang di
sana itu...?”
“Mereka adalah skeleton yang
dipinjamkan oleh Yang Mulia, apa kamu tidak tahu? Ahhh, sejujurnya, kamu takkan
bisa mengalahkan tenaga kasar. Ini benar-benar merubah pandanganku terhadap
mereka.”
“Mengendalikan undead, huh...”
“Bukankah itu mengejutkan...
Yah, kurasa mau bagaimana lagi kalian kan traveler. Tetap saja, Sorcerous
Kingdom memang seperti itu, ya kan? Aku pernah dengar kalau undead juga bekerja
di pedesaan terdekat. Lagipula, mereka bisa menyelesaikan pekerjaan yang
melelahkan seperti bercocok tanam dan sebagainya dengan hanya sebuah perintah.
Maksudku, lihat saja, undead tidak lelah, mereka tidak tidur, dan mereka tidak
makan. Ditambah lagi, mereka juga mengerti apa yang ingin kita ucapkan, jadi mereka
akan bekerja secara fantastis jika diberi tugas yang sanggup mereka kerjakan.
Jika begini, kamu tidak perlu lagi bekerja seperti seekor anjing. Bahkan negeri
kami sudah mulai memanfaatkan mereka pula.”
“Maksud anda negeri Dwarf yang
jauh dari Sorcerous Kingdom?”
“Oh ya. Itulah asalku, sekarang
kami tinggal di dalam distrik demihuman Sorcerous Kingdom.”
“Distrik demihuman?”
“Yup. Itu adalah tempat dimana
ras-ras selain manusia tinggal. Mereka bilang dulunya itu adalah distrik kumuh
kota ini, tapi sekarang sudah dihancurkan. Lalu dibangun kembali agar bisa
digunakan sebagai tempat tinggal yang nyaman berbagai ras. Yah, mungkin agak
lama selesainya, tapi pekerjaan untuk tempat tinggal ras-ras yang lebih kecil
dari kalian para manusia – seperti kami para dwarf contohnya – sudah dimulai.”
“Pada dasarnya, kami datang
kemari untuk mengambil alih pekerjaan bangunan itu!”
Rekan kerja dwarf itu tiba-tiba
ikut nimbrung.
“Oh begitu. Tetapi jika distrik
kumuhnya dihancurkan, kemana penghuni aslinya pergi?”
Mata Remedios terarah kepada
undead.
“Kami tidak terlalu yakin, tapi
kurasa mereka dikirimkan ke desa-desa yang lain. Ada banyak sekali desa-desa
yang hancur dan ditinggalkan di sekeliling kota ini, dan aku dengar mereka
dikirim kesana untuk membangun kembali desa-desa tersebut dan mengerjakan
ladangnya. Itulah kenapa bisa memerintah undead sangat berguna. Jika aku tidak
salah, mereka sudah memulai pekerjaan ladang dalam skala besar dengan undead,
atau semacamnya. Itulah kenapa harga makanan di negeri ini sangat murah.”
“Bukan masalah murah! Yang
terpenting adalah enak! Dan
anggurnya! Ohhh, aku langsung gemuk setelah pindah ke kota ini!”
“Jika aku kembali gemuk seperti
ini, istriku bisa teriak ‘Dimana bagianku!?’ kepadaku. Aku sebaiknya sedikit menguruskan
badan sebelum pulang!”
“Ahhh, kita benar-benar
beruntung sudah terpilih lotere!”
Gahahahahaha, dwarf-dwarf itu tertawa terbahak-bahak lagi.
“Akhirnya, ada undead yang
berbentuk kuda itu. Apakah kalian tahu nama mereka?”
“Entahlah. Tidak masalah jika tidak
tahu ya kan? Mereka tidak melukai siapapun. Mereka hanya segumpalan tulang,
tapi mereka kuat sekali, membuatnya cocok untuk memindahkan barang, ya kan?”
“Oh begitu. Terima kasih!”
“Sama-sama. Semoga kalian
beruntung!”
Setelah berpisah dengan para
dwarf, kelompok itu melanjutkan perjalanan ke arah penginapan sekali lagi.
“Kapten, mengapa anda bertanya
nama dari makhluk undead yang berbentuk kuda itu?”
Neia bingung. Dia pikir
setidaknya itu akan membuat sang Kapten tertarik.
“...Gustavo. Itu karena kamu
bersikap aneh ketika kamu melihat mereka.”
“Benarkah...?”
“Katakan, apa kamu tahu nama
makhluk undead itu?”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
“...Yah, sebuah nama memang
muncul dalam ingatan.. tapi kurasa aku salah. Tidak mungkin. Aku mungkin salah.
Aku tidak bisa membayangkan seekor makhluk undead seperti itu bisa
dikendalikan.”
“H-mm~ Yah, jika kamu memang
berkata demikian, biarkan saja.”
Dan itulah akhirnya.
Tidak lama berselang, instruksi
arah jalan yang mereka ikuti membawa mereka di depan penginapan mewah, Shining
Gold Pavilion yang penjaga gerbang rekomendasikan. Meskipun namanya tertulis di
papan nama, Tulisan Kingdom berbeda dengan Holy Kingdom, jadi mereka hanya bisa
menerka-nerka apa tulisannya. Kingdom dan Empire dulunya adalah negeri yang
sama, jadi ada banyak kemiripan diantara keduanya, tapi Holy Kingdom tak pernah
terikat oleh salah satu negeri itu, jadi mereka sangat berbeda.
“Gustavo, pergilah dahulu dan pesan kamar untuk
kami.”
“Saya mengerti, Oi, kalian berdua, ikut aku.”
Gustavo membawa dua orang paladin ke dalam
penginapan. Beberapa menit kemudian, salah satunya kembali.
“Kapten, kami sudah berhasil memesan kamar.
Kandang kudanya ada di belakang penginapan, jadi mereka ingin kita membawa
kudanya kesana.”
“Baiklah, aku mengerti. Squire Baraja, bawalah
kuda-kuda ini kesana.”
“Saya mengerti!”
Dia mengikatkan tali kekang kuda-kuda itu ke
pohon di depan penginapan, lalu dia menggiringnya satu persatu ke kandang kuda.
Merawat kuda-kuda itu adalah pekerjaan squire, tapi penginapan tersebut juga
bertanggung jawab untuk membantunya, jadi Neia menerima niat baik mereka lalu
masuk ke dalam penginapan.
Dia mencium sebuah aroma wangi di udara dan
berpikir, Mungkin wewangian ini digunakan
untuk mencegah bau kandang kuda masuk.
Apakah itu semacam aroma kayu atau parfum?
Dari luar, kelihatannya memiliki kelas yang sama
dengan penginapan dari Kingdom, namun setelah melihat ke dalam, mungkin bisa
dikatakan satu peringkat di atas Kingdom. Dia bahkan merasa sedikit malu
berjalan berkeliling di dalamnya dengan tubuh sekotor itu – mandi bagi mereka
pada dasarnya hanya membilas dengan air sampai mereka merasa tidak bau – dari
perjalanan jauh.
Neia melangkah maju ke depan pintu ruangan yang
ditunjukkan oleh staf penginapan, lalu mengetuk pintu.
“Siapa?”
“Squire Neia Baraja.”
Seorang paladin yang memakai armor berdiri di
depan pintu. Perbedaan antara E-Rantel yang mereka bayangkan dan apa yang
mereka lihat sebenarnya membuat istirahat seakan-akan membuang waktu, jadi
mereka memutuskan untuk mengambil tindakan tanpa ditunda lagi.
“Kamu datang pada waktu yang tepat. Kami akan
mulai rapat.”
Meskipun dia penasaran apakah dia harus ikutan,
tidak baik terlalu banyak bertanya. Orang-orang di atas sudah bicara, mematuhi
mereka adalah arah tindakan yang benar.
“Kalau begitu mari kita meminta audiensi dengan
Sorcerer King seperti rencana. Gustavo, aku mengandalkanmu.”
“Tentu saja, Kapten. Tapi apa yang harus kita
lakukan selain dari itu? Rencana awal adalah bertemu dengan orang-orang yang
berkuasa dan meminta bantuan mereka..”
Karena Momon adalah seorang petualang, pada
awalnya mereka berencana menuju Guild Petualang. Namun, menurut Ryurarius,
Guild Petualang sekarang pada dasarnya ditutup, dan permintaan-permintaannya
ditangani oleh para bawahan Sorcerer King.
“Mari kita mampir saja ke Guild. Kita lihat saja
apa kita bisa menarik para petualang yang sedang nganggur untuk datang ke Holy Kingdom.”
“Saya mengerti. Kalau begitu-”
Gustavo memberi perintah kepada dua paladin, kemudian
mereka bergegas bertindak.
Neia bertanya-tanya tugas macam apa yang dia
berikan.
Biasanya, tugas squire adalah memoles armor dan
senjata para paladin, mencuci pakaian mereka, dan tugas-tugas harian lainnya.
Menyetrika dan merapikan pakaian mereka yang kusut juga bagian dari itu.
Sebagian besar paladin sekarang sudah melewati pengalaman semacam itu.
Meskipun
itu tidak terjadi pada kapten kami yang luar biasa berbakat, yang langsung
menjadi seorang paladin...
“Kalau begitu bagaimana dengan yang lainnya?
Apakah mereka harus menunggu di dalam penginapan?”
“Ahh, ketika aku mengumpulkan informasi di dalam
Kingdom, Aku yakin kota ini akan menjadi kota yang gelap dan suram. Namun,
ternyata jauh lebih normal dari yang kita duga... Aku yakin membiarkan beberapa
orang keluar tidak masalah?”
“Meskipun sulit dikatakan saat ini, aku yakin
seharusnya tidak ada masalah.”
“Begitukah? Kalau begitu beberapa orang pergi ke
kuil dan lihat apakah mereka bisa membantu memperkenalkan kita kepada Momon.”
“Penguasa kota ini adalah Sorcerer King, seorang
undead. Tidak baik memiliki ikatan dengan kuil, ya kan?”
“Tetap saja, kita adalah paladin. Kemana kita harus
pergi selain ke kuil?”
Gustavo memiliki muka masam. Remedios ada
benarnya.
“Itu.. juga benar.”
“Dan juga, tidak ada salahnya melihat dan
mendengar kehidupan kota ini dari orang-orangnya, ditambah lagi sampai sejauh
mana Sorcerer King membiarkan kita melihat, ya kan?”
“Kamu ada benarnya...”
Tapi apa yang harus mereka lakukan jika mereka
melihat sesuatu yang mereka, sebagai paladin, tidak bisa toleransi?
Gustavo bingung merespon karena dia sedang
memikirkan pertanyaan itu.
Neia menjawab pertanyaannya sendiri.
Paladin adalah mereka yang memiliki rasa
keadilan, jadi mungkin yang terbaik bagi seorang paladin adalah mengecam
Sorcerer King. Namun, jika hasilnya bisa berarti Sorcerer King tidak akan
membantu Holy Kingdom, itu artinya mereka tidak bisa menyelamatkan orang banyak
dari penderitaan, apakah itu masih hal yang benar?
Dia teringat dengan sang ayah yang pernah berkata
dia tidak mengerti keadilan seorang paladin. Dia tidak banyak memikirkannya
selama hari-harinya menjalani latihan dengan tujuan menjadi seorang paladin. Namun
hatinya menjadi lunak dan lemah karena keadaan Holy Kingdom saat ini, dia mulai
berpikir lebih banyak tentang subyek itu akhir-akhir ini.
Mungkin keraguan Neia akan semakin jelas jika dia
bisa bertanya kepada sang ibu, meskipun ibunya tidak lagi ada di dunia ini.
Pada akhirnya, dia hanya bisa mengandalkan diri
sendiri untuk menemukan jawabannya.
Saat Neia terus memikirkan hal ini, dialog tersebut
berlanjut. Sepasang paladin akan pergi ke kuil Empat Dewa, sementara dua
kelompok yang terdiri dari dua orang akan mengumpulkan informasi di dalam kota.
Remedios dan yang lainnya akan tetap tinggal untuk berjaga-jaga jika ada
sesuatu yang mungkin terjadi.
Seperti yang diduga, Neia diperintahkan untuk
memoles armor mereka.
Setelah rapat berakhir, Neia mulai mengerjakan
armor semua orang.
Dia membasahi sebuah kain dengan air dingin lalu
mengusap lumpur armor itu.
Seperti yang diduga dari armor magic, tidak ada
kerusakan di permukaannya. Jika ada lekukan, dia harus memukulnya dengan palu
dari dalam, namun jika jari-jarinya kikuk, itu akan membuat permukaannya
semakin tidak rata dan jelek. Karena Neia sangat tidak percaya diri dalam
bidang itu, armor paladin yang dimantrai sangat tepat baginya.
Dia senang menenggelamkan hati dan pikirannya
dalam pekerjaan. Dengan begitu, dia tidak perlu lagi memikirkan hal-hal yang
tidak perlu.
Beberapa saat kemudian, dahi Neia penuh dengan
keringat setelah selesai membersihkan armor semua orang.
♦
♦ ♦
Audiensi mereka dengan Sorcerer King datang lebih
cepat dari yang diduga. Neia tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya. Karena
itu dilakukan di hari setelah Gustavo pergi untuk memohonnya.
Para paladin Holy Kingdom – diikuti dengan Neia –
menemukan kediaman dari Sorcerer King yang menjadi tujuan mereka sangat tidak
tepat. Mungkin akan terasa mencolok bagi orang yang memerintah sebuah kota seperti
ini, namun sangat tidak cocok bagi orang yang menyebut dirinya seorang raja.
Tidak ada suasana tenang yang lahir dari sejarah yang panjang, tidak ada aura
kemewahan, dan tidak mencerminkan seseorang yang sedang memegang kekuasaan. Terlihat
seperti sebuah bangunan yang didirikan untuk tujuan praktis.
Sangat menyedihkan dibandingkan dengan istana
kerajaan Kingdom atau Holy Kingdom. Namun, ini adalah kediaman dari Sorcerer
King. Karena dulunya ini sebuah kota regional Kingdom, mungkin dia memutuskan
untuk memanfaatkan istana kecil yang sudah ada saja setelah mengambil alih kota
ini.
Saat para paladin melepaskan penutup kepalanya
dan melihat istana tersebut, jejak-jejak penghinaan muncul di raut wajah
mereka, yang hanya terlihat oleh Neia. Mungkin mereka sedang membandingkan
keadaan di sekitar sana dengan istana kerajaan di negeri mereka sendiri.
Siapa yang bisa menyalahkan mereka?
Selanjutnya, Neia teringat dengan kapal hantu
yang sebelumnya mereka jumpai, begitu pula dengan undead yang sedang berpatroli
di jalanan.
Mengapa seorang raja yang memiliki kekuasaan
terhadap begitu banyak undead dengan level seperti itu memilih tinggal di
istana tua yang buruk ini?
Kurasa
ada suatu alasan untuk itu… jika dia menginginkan sebuah istana yang mewah,
yang dia perlukan hanyalah memerintahkan kepada para pengrajin seperti para
dwarf itu untuk memerintah undead yang tak kenal lelah membangunkan sebuah
istana untuknya.
Saat mereka melewati gerbang istana, ada dua
baris undead yang saling berhadapan, mirip dengan yang pertama kali mereka
temui ketika masuk ke kota. Tidak seperti undead yang mereka lihat di gerbang,
mereka lebih kurus dan menyilangkan tombak mereka ke udara tinggi-tinggi.
Bendera-bendera menggantung di ujung tombak yang
saling bersilangan.Di sebelah kanan adalah bendera Sorcerous Kingdom, dan di
sebelah kiri adalah bendera Holy Kingdom.
Di bawah bendera-bendera itu ada lorong yang bisa
mereka lewati.
Setelah itu, musik dimainkan. Meskipun itu adalah
nada yang tak pernah ia dengar sebelumnya, yang terbaik adalah menerima ini
sebagai bagian dari upacara secara keseluruhan.
Dari dalam otaknya, Neia mengingat kembali sebuah
pelajaran yang pernah dia terima.
Faktor
yang paling penting dalam menolak mantra adalah memiliki pikiran yang jernih.
Tidak, tidak mungkin musik ini adalah serangan
magic. Jika ini sebuah jebakan, tidak perlu mengangkat bendera Holy Kingdom.
Neia berjalan masuk dengan sikap yang dia harap
sebagai sikap bangga dan berani, sembari melihat-lihat sekelilingnya.
Ada seorang penjaga kehormatan dan bendera Holy
Kingdom. Ini adalah sebuah tanda jelas bahwa Sorcerer King menyambut kedatangan
delegasi mereka sebagai tamu kehormatan, dengan kata lain, dia mengakui Neia
dan yang lainnya sebagai utusan resmi untuk Sorcerous Kingdom, itu artinya Neia
harus menjaga reputasi Holy Kingdom.
Itu membuatnya senang, namun di waktu yang sama
membuatnya dipenuhi stres kram perut.
Dia berjalan di bawah bendera yang menggantung,
dan di akhir lorong itu – Neia.
Seorang wanita dengan kecantikan kelas dunia berdiri
di sana.
Dia
cantik… Dia luar biasa cantik..
Wajahnya elegan dan menarik… gaun putihnya yang
luar biasa mahal, tidak ada noda sedikitpun.
Senyumnya yang penuh kasih sayang membuat dirinya
dianggap sebagai seorang malaikat. Namun,dia bukanlah malaikat. Buktinya ada
sepasang sayap hitam legam yang menjulur keluar dari pinggangnya.
“Selamat datang, para hadirin dari Holy Kingdom.
Meskipun ini agak kurang sopan dari saya, Saya adalah Albedo, dan saya memiliki
kehormatan menjadi seorang Guardian Overseer (Pengawas Guardian) dari berbagai
Guardian Floor dan Guardian Area di penjuru Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.
Istilah yang mudah dipahami bagi anda, saya memegang posisi perdana menteri.”
“Sa, Saya senang sekali menerima sambutan hangat
anda. Saya adalah pemimpin kelompok diplomatik Holy Kingdom, Remedios Custodio,
dan saya sangat berterima kasih anda telah menyempatkan diri bertemu dengan
kami.”
“Tidak perlu berterima kasih. Yang Mulia Sorcerer
King sangat khawatir dengan keadaan di dalam Holy Kingdom. Yang Mulia berkata
sudah sewajarnya dia menyempatkan diri untuk anda.”
“Ka, Kami sangat berterima kasih untuk itu.”
Albedo hanya tersenyum, kehadirannya membuat
kata-kata Remedios hancur terinjak-injak. Kecantikannya yang misterius bahkan membuat
mereka yang memiliki jenis kelamin yang sama terpana – tidak, karena berjenis
kelamin samalah – membuat mereka tertelan olehnya. Garis pandang Albedo
langsung menuju semua orang, termasuk Neia.
“Sekarang, Yang Mulia sedang menunggu anda, jadi
saya akan menuntun anda menuju aula audiensi. Bisakah saya meminta anda untuk
mengikuti di belakang saya?”
“Y-Ya, tentu saja. Ka-Kalau begitu, bagaimana
dengan pedang kami?”
“Ah, ya, ada masalah itu.”
Albedo tersenyum kegirangan.
Mengapa
dia tersenyum seperti itu? Pikir
Neia. Mereka tidak mungkin membawa senjata ke hadapan seorang raja, jadi
biasanya mereka akan diminta untuk menyerahkan senjata. Ini juga untuk
menunjukkan kepercayaan dari pihak lain.
“Biasanya, kami akan menyimpannya supaya aman,
tapi itu tidak perlu. Anda boleh membawanya.”
Albedo mengatakan sesuatu yang tidak bisa
dipahami oleh Neia.
Remedios juga bertanya Mengapa? Tentunya seseorang yang menghabiskan waktunya disamping
Holy Queen pasti akan lebih bertanya-tanya.
Menghadapi pertanyaan mereka yang wajar, Albedo
tersenyum sekali lagi.
“Biasanya, ini karena kami percaya terhadap tamu
kami yang terhormat dari Holy Kingdom, dan juga karena kami, sebagai sebuah
negeri yang mengandung banyak undead, pasti akan terlihat seperti negeri yang
aneh bagi anda. Oleh karena itu, saya merasa mengizinkan anda membawa pedang akan
membuat anda tenang. Tentu saja, kami tidak punya niat melukai satupun dari
anda. Tapi jika anda ingin meninggalkannya kepada kami, kami tentu bisa
mengakomodasi permintaan itu.”
“Kalau begitu, negeri kami akan dengan senang
hati menerima niat baik Yang Mulia.. Bolehkah saya meminta anda untuk menyimpan
pedang semua orang selain saya. Saya minta maaf, tapi yang saya bawa adalah
harta nasional, jadi saya harap anda memahami ketika saya bilang tidak bisa
meninggalkannya di tangan anda.”
“Saya mengerti.”
Albedo menoleh ke samping, lalu makhluk undead
yang muncul mengambil pedang mereka untuk disimpan.
Mungkin beberapa dari paladin tidak senang
menyerahkan pedang mereka kepada undead, namun karena sang Kapten yang
memerintahkannya, tidak mungkin mereka menolak.
Neia Melihat ke arah Albedo saat dia menyerahkan
senjatanya.
Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan
saat dia terus tersenyum dengan senyumnya yang menawan itu, seseorang akan berkata
Albedo melihat mereka dengan niat baik, seakan dia melimpahkan kebaikan yang
tulus kepada Neia dan yang lainnya. Namun, apakah penilaian Neia benar?
Contohnya saja, jika itu tidak benar-
-Dia
mengizinkan orang-orang bersenjata di hadapan sang tuan. Apakah itu karena
perintah Sorcerer King? Atau.. apakah itu karena dia tahu kami tidak mungkin
bisa melukainya?
Sorcerer King adalah seorang magic caster yang
sangat kuat. Apakah ini karena kesombongannya yang tidak perduli sebanyak
apapun Paladin dari Holy Kingdom, tidak akan ada yang bisa mengalahkannya?
Atau
mungkin dia memiliki penjaga undead di dekatnya. Albedo-sama tidak terlihat
seperti memiliki kemampuan bertarung…
Perdana Menteri yang kecantikannya jauh dari
sebuah kebengisan tersenyum lembut.
“Sekarang, semuanya. Sorcerer King sedang
menunggu. Silahkan maju dan bertemu dengan beliau.”
♦
♦ ♦
Ruang tahta juga tidak semewah
yang dia bayangkan. Kelihatannya itu juga hanya dipaksa langsung untuk
digunakan setelah diambil alih.
Namun, singgasananya sendiri
berkilauan sangat terang; bisa dikatakan singgasana itu memancarkan silau
keemasan. Tentu saja bukan karena terbuat dari emas, pasti disepuh oleh emas.
Meskipun begitu, bisa dilihat seberapa besar usaha dan pengeluaran yang
dihabiskan untuk melakukannya, melihat ukuran singgasana itu.
Ditambah lagi, bendera yang ada
di belakang singgasana tersebut sama menakjubkannya. Tidak ada yang tahu apa
yang digunakan untuk menenunnya, namun ada kedalaman rona warna hitam yang
tidak bisa dieskpresikan dengan kata-kata. Sedikit perubahan pada level cahaya
mungkin akan membuat seseorang berpikir itu adalah ungu tua.
“Silahkan masuk, Yang Mulia.”
“Semuanya, membungkuk,” perintah
Remedios.
Paladin membungkuk kepada undead, sementara Neia terkejut dengan Remedios yang
bisa membuat keputusan seperti itu, dia tidak menolak saat berlutut dan
menurunkan kepalanya. Dia telah belajar upacara ini karena dia adalah seorang
squire. Meskipun begitu, pengalamannya bertemu dengan raja hanya terbatas
ketika dia berhasil melihat sekejap Holy King, sebagai seorang squire. Dia
membungkukkan kepala sembari menggerakkan mata, bergegas mengintip para paladin
di sekitarnya.
Kelihatannya… semua baik-baik saja.
Tentu saja, itu adalah sebuah
keputusan yang dibuat berdasarkan penglihatan dari punggung mereka. Mungkin
jika dia melihat mereka di depan, akan terlihat sedikit perbedaannya.
Tidak akan ada masalah! Aku tidak dimarahi oleh
siapapun bahkan di depan Holy King-sama. Ayah pernah berkata aku juga
melakukannya dengan baik, dan dia bahkan memujiku.
“Mengumumkan kedatangan dari
Yang Mulia, Ainz Ooal Gown.”
Saat Albedo bicara dari tempat
dia berdiri di depan lalu menuju samping kelompok mereka, Neia mendengar
sedikit suara samar, seperti kertas yang robek, diikuti dengan suara langkah
kaki dan suara gatsuni dari benda
yang keras memukul lantai. Setelah itu, dia merasakan seseorang duduk di
singgasana tersebut.
“Yang Mulia mengizinkan anda
mengangkat kepala.”
Sangat sulit bernafas saat ini.
Melihat ke atas terlalu cepat atau terlalu lambat akan merusak etika. Setelah
beberapa saat kemudian, perlahan dia mengangkat kepala.
Makhluk di depan Neia menarik
perhatiannya.
Dia, dia adalah Sorcerer King, Ainz Ooal Gown…
Wajahnya tengkorak polos. Titik
cahaya merah berkelebat di dalam lubang matanya. Penampilannya sangat cocok
sebagai salah satu undead. Namun, Neia tahu dia sangat berbeda.
Hal pertama yang membuatnya
terkejut adalah pakaiannya.
Cara dia berpakaian seperti
orang yang lebih kaya dari seorang bangsawan ketika di pesta untuk menghadiri
pewarisan gelar.
Panjang jubah dan lebar hemnya terlihat
sangat nyaman, dan lengan bajunya terlihat longgar. Hem dan lengan bajunya
terbuat dari kain putih tanpa noda, sedikit dihias dengan warna emas dan ungu.
Kain yang mengikat pinggangnya, tidak terlihat aneh sama sekali. Pancaran rasa
eksotis dan “indah” adalah kata yang tepat yang bisa dia gunakan untuk
menjelaskannya.
Selain itu, Yang Mulia memakai
sarung tangan dengan warna yang sama dengan bajunya, dilengkapi dengan
lempengan logam yang berkilauan warna pelangi. Salah satu tangannya memegang
tongkat misterius yang terlihat seperti tujuh ular yang saling melilit satu
sama lain. Itu pasti sumber suara keras sebelumnya.
Namun, lingkaran berwarna
obsidian yang berkilauan di belakangnya lah yang membuatnya sangat mengejutkan.
….Apakah dia benar-benar seorang undead? Tidak
mungkin…
Di dalam pikiran Neia, makhluk
undead itu seperti zombi, skeleton, ghast dan lainnya.
Kalau begitu, Sorcerer King
tidak mungkin bisa disebut sebagai salah satu undead di mata Neia. Cukup
misterius, wajahnya yang hanya tinggal tengkorak tidak membuatnya menakutkan.
Malahan, bisa dikatakan seperti memiliki hawa murni yang suci.
Dia adalah seorang makhluk yang
sangat kuat, makhluk yang menakutkan, makhluk yang mempunyai kekuatan jauh
melebihi kapasitas dari bayangan otak manusia – dengan kata lain, dia adalah
Supreme Being.
Neia lupa dengan Albedo, yang sedang
berdiri di samping singgasana tersebut, lalu melihat seterusnya ke arah
Sorcerer King.
Yang membuatnya tersadar
kembali adalah suara Sorcerer King, yang berkata “Baiklah.”
“Anda sekalian sudah datang
jauh-jauh dari Holy Kingdom, Custodio-dono, dan para hadirin semuanya dari order
paladin.”
“Terima kasih banyak, Yang
Mulia.”
“Meskipun kami bisa mengatur
sebuah pesta penyambutan untuk anda, saya yakin tidak ada dari kalian yang
ingin melakukannya. Oleh karena itu, saya telah meluangkan waktu sejenak dari
jadwal yang cukup padat untuk bertemu dengan anda. Daripada membuang waktu untuk
hal yang tidak berguna – langsung saja dan tidak usah mengeluarkan
pujian-pujian – bicara saja secara blak-blakan satu sama lain. Saya yakin tidak
ada yang menolak?”
“Tidak sama sekali, Yang
Mulia.”
“Baiklah. Kalau begitu, katakan
kepada saya keadaan Holy Kingdom saat ini. Dengan mengatakannya tanpa tipuan
atau yang disembunyikan akan membuat kami yang ada di Sorcerous Kingdom bisa memberikan
bantuan yang lebih baik kepada anda.”
Setelah Remedios menunjukkan
tanda mengerti, dia mencurahkan hati tentang keadaan Holy Kingdom.
Neia tidak mengerti alasan
mengapa Remedios bisa begitu gamblang mengatakannya. Meskipun Neia yakin
Remedios menganggap berpikir itu sendiri sangat menyusahkan.
Isi dari yang dia ucapkan sama dengan
yang diucapkan oleh Gustavo kepada Blue Rose, dia mengakhirinya dengan
mengatakan situasi barisan depan dalam keadaan tegang. Dia mungkin tidak ingin
berkata sesuatu seperti Holy Kingdom berada di ambang kehancuran kepada negeri
lain, terlebih kepada raja undead.
“Ternyata begitu. Jadi. Apa
tujuan anda datang ke negeri kami?”
“Kami ingin meminta sesuatu
kepada Yang Mulia, mereka bilang petualang yang disebut Momon telah bersumpah
setia terhadap negeri anda, dan jika kami bisa meminjam warrior yang bisa
bertarung setara dengan Jaldabaoth itu, tidak ada lagi yang akan ditakuti oleh
negeri kami. Jadi, saya meminta anda untuk mengizinkan warrior Momon datang ke
negeri kami.”
Cahaya merah tua di dalam
lubang mata Sorcerer King tiba-tiba hilang, lalu kembali menyala lagi beberapa
saat kemudian.
“Seperti yang kuduga. Aku juga
telah menyiapkan sebuah jawaban untuk ini singkatnya – itu tidak bisa dilakukan.”
“Bolehkah saya tahu alasannya?”
“Meskipun ini adalah noda hitam
bagi negeriku. Momon saat ini, sangat penting bagi kedamaian negeri ini. Karena
dialah sehingga orang-orang di sini bisa hidup dengan hati tenang.”
“Tetapi bukankah anda memiliki
banyak legiun undead, Yang Mulia?”
“Huhuhu,” Sorcerer King tertawa
lirih. “Kelihatannya anda semua telah melihat pasukan undead saya dan
menganggap mereka memuaskan. Kalau begitu. Maukah anda menerima sebuah pinjaman
pasukan undead ini sebagai ganti Momon? Saya yakin anda semua sudah tahu undead
yang saya pimpin sangat tangguh. Mereka harusnya mampu kalau hanya
diperintahkan untuk menghabisi demihuman saja.”
Remedios tidak bisa berkata
apa-apa lagi.
Dia mungkin sedang membayangkan
pemandangan dirinya memimpin sebuah pasukan undead kembali ke Holy Kingdom.
Tidak, itu tidak bisa dibayangkan. Memimpin undead sangat bertentangan dengan
tugas seorang paladin.
Memang benar undead memiliki
banyak keunggulan sebagai pasukan. Mereka tidak perlu makan, mereka bisa
menunggu di tengah-tengah hutan belantara, dan seseorang bisa menyebut mereka
sebagai pasukan yang ideal.
Namun, memasukkan undead – yang
merupakan musuh dari segala macam makhluk hidup – kedalam pasukan mereka jauh
lebih menakutkan daripada yang lainnya. Pada dasarnya, membawa pasukan negeri
lain ke dalam negeri sendiri akan menimbulkan perasaan tidak enak. Setelah
menyelesaikan masalah Holy Kingdom, mereka mungkin akan terus maju untuk
menguasai Holy Kingdom.
“Ka, Kalau begitu…”
Sorcerer King tertawa kecil
terhadap kegelisahan Remedios.
“Memang benar, Custodio-dono.
Ada juga di negeri ini yang berpikiran sama denganmu. Menggunakan undead untuk
pertanian, membersihkan lahan, dan keamanan. Semua itu adalah cara
mengaplikasikan undead yang semakin diterima oleh orang-orang. Tapi sayangnya,
ada diantara para penduduk negeri ini yang masih sedikit melakukan aktifitas
tersebut, masih belum bisa menerima mereka sepenuhnya. Tentu saja, situasi saat
ini sudah lebih baik daripada saat aku berkuasa pertama kalinya, Butuh lebih
banyak waktu untuk itu. Momon bisa mendengar kekhawatiran mereka dan menenangkan
mereka dengan banyak cara. Jika aku mengirimnya keluar sekarang, tidak ada yang
tahu bagaimana ketidakpuasan orang-orang itu akan meledak.”
“Kalau begitu, tentunya kami
para paladin bisa tinggal di sini dan menyelesaikan pekerjaan membangun kepercayaan
undead, bisakah seperti itu? Banyak orang yang tahu paladin adalah musuh dari
undead. Oleh karenanya, bukankah sangat efektif bagi kami untuk tetap tinggal
dan mendeklarasikan bahwa undead Yang Mulia bisa dipercaya?”
“Muu.. Itu adalah sebuah proposal
yang layak dipertimbangkan.”
Setelah beberapa saat
merenungkan, Sorcerer King memalingkan wajahnya ke arah tangan yang tidak
memegang tongkat.
“…Hm. Kelihatannya menggunakan
orang asing untuk menangani itu sangat tidak tepat, ya kan. Seseorang hanya bisa
mempercayai mereka yang telah melalui suka dan duka bersama, tentunya tidak
mungkin mereka bisa percaya dengan orang yang muncul entah darimana dan berkata
bahwa undead adalah teman mereka, ya kan? Seperti yang kuduga, kalian tidak
akan bisa menggantikan tempat petualang adamantite itu, yang sudah terkenal ke
seluruh penjuru kota.”
Logikanya tak memiliki celah.
Jadi, Remedios tidak bisa
membantahnya dengan logika. Apalagi Remedios adalah tipe orang yang didorong
oleh emosinya.
Sorcerer King lalu bertanya kepada
Remedios yang terdiam.
“-Baiklah. Kalau begitu kita
rubah topiknya. Aku ingin menanyakan orang-orang yang tidak anda sebutkan,
Custodio-dono. Di masa lalu, Momon bilang kepadaku bahwa Jaldabaoth memimpin
para pelayan (maid) yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Bolehkah aku
bertanya kepada para hadirin apakah kalian pernah bertemu orang seperti itu di
Holy Kingdom?”
“Kami tidak menemukan satupun
yang berpakaian demikian di Holy Kingdom. Kenyataannya, kami baru saja tahu
ketika bertemu dengan Blue Rose di Kingdom saat berbicara dengan mereka.”
“Oh begitu… itu artinya ada
kemungkinan para maid itu adalah kartu as Jaldabaoth, ya kan? Atau apakah itu
artinya mereka aktif di lokasi lain?”
“Kami tidak yakin.”
“…Aku yakin kalian menyebutkan
wilayah selatan masih melawan. Apakah kalian mempertahankan komunikasi rahasia
dengan mereka?”
“Hingga batas tertentu, memang
benar.”
“…Jadi mereka belum menerobos
wilayah selatan? Mungkin aku terlalu khawatir. Umu…”
Sorcerer King tiba-tiba melihat
ke atas.
“Apakah Yang Mulia merasa anak
buah Jaldabaoth telah menerobos wilayah selatan?”
“Aku tidak bilang begitu.
Tetapi aku pikir jika dia memiliki bawahan sekuat itu, mengapa dia belum menggunakan
mereka… dan aku yakin aku sudah mendengarkan cerita keseluruhannya, ya kan?
Oleh karena itu, biar aku berterus terang – remunerasi macam apa yang bisa Holy
Kingdom tawarkan kepadaku untuk bantuan dari negeri ini?”
Ini adalah pertanyaan yang sangat
biasa dan sudah bisa ditebak. Namun, menjawabnya sangatlah susah.
“Kami bisa memberikan
pertemanan, kepercayaan dan kehormatan dari negeri kami.”
Sorcerer King mendengus dengan
jawaban Remedios.
Namun, jawaban Remedios tidak
bisa dianggap salah. Ada kalanya ketika seluruh paladin harus maju bertaruh
nyawa. Contohnya, seseorang yang memperjuangkan sebuah desa miskin yang tidak
bisa memberikan kompensasi yang layak dan menantang segerombolan demihuman akan
diangkat menjadi contoh bagi para paladin.
“Itu memang yang bisa dikatakan
oleh seorang paladin. Mungkin salah satu temanku dulu akan rela mengambil tindakan
berdasarkan itu saja. Namun, sayangnya, ucapan semacam itu tidak bisa
menggerakkanku. Aku sudah bilang sebelumnya tidak usah memberikan pujian yang
tidak berguna. Bisakah kalian menawarkan kepadaku keuntungan yang jelas?”
Apakah dia bilang kalau Momon-dono adalah teman
Sorcerer King? Apakah dia memanggilnya seakrab itu karena dia bukan hanya
seorang bawahan?
Saat Neia memikirkan pertanyaan
tersebut, Remedios terdiam.
Tidak.
Dia tidak bisa bicara.
Sebenarnya Remedios Custodio tidak berada dalam posisi untuk membuat segala
macam janji.
Apa yang terjadi setelah mereka
mengalahkan Jaldabaoth?
Tentu saja, mereka harus
mengangkat Holy King selanjutnya. Namun, kelihatannya peluang orang semacam itu
mempertimbangkan ucapan seorang paladin akan sangat rendah. Jika dia dipilih
dari para bangsawan selatan, yang tidak ramah kepadanya, Remedios dan yang
lainnya mungkin akan ditempatkan dalam penjara rumahan karena tidak mampu
melindungi Holy Queen.
Kalau begitu, meskipun mereka membuat
sebuah kesepakatan dengan Sorcerer King, tidak ada jaminan kesepakatan itu akan
benar-benar dihargai. Tidak, sebelum itu, sangat meragukan jika kelompok ini
bahkan memiliki hak mewakili negeri mereka. Pada akhirnya, tujuan sebenarnya
dari delegasi utusan ini membangun simpati diantara rakyat biasa yang tidak
memahami situasi.
Karena alasan itu, mereka tidak
memiliki kemampuan untuk menjanjikan apapun. Tak ada orang yang bisa mewakili
seluruh negeri sendirian, satu-satunya orang yang bisa melakukannya adalah raja
mereka.
“Maafkan saya, Yang Mulia. Saya
adalah wakil kapten Gustavo Montanjes, yang menempati posisi di bawah Kapten
Custodio. Mohon izinkan saya berbicara mewakilinya.”
Sorcerer King sedikit
mengangkat dagunnya, untuk memberi isyarat kepada pria itu melanjutkan
pembicaraannya.
“Terima kasih banyak. Apa Yang
Mulia minta adalah sesuatu yang tidak bisa kami jamin. Meskipun kami berhasil
mengambil kembali wilayah Holy Kingdom, mengembalikan tanah yang telah
diporak-porandakan oleh Jaldabaoth akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Saya tidak yakin kami bisa menawarkan kepada anda apapun yang kami janjikan
dengan buru-buru di sini. Namun, ada satu hal yang ingin saya bilang kepada
Yang Mulia, yaitu bahaya dari Jaldabaoth.”
“Hm…teruskan.”
“Ya. Demihuman yang tidak
teratur dan mengancam Holy Kingdom di masa lalu sekarang berada di bawah
pimpinan Jaldabaoth. Jika dia tidak dihentikan sekarang, dan dibiarkan
bersembunyi, tidak ada yang tahu persiapan macam apa yang bisa dia buat dan
dimana dia akan muncul lagi.”
“Dengan kata lain, kamu bilang
bahwa ini adalah saat yang paling tepat untuk membunuhnya, melihat dia sudah
muncul. Jadi, benih-benih yang berpotensi membuat perpecahan harus sesegera
mungkin dihancurkan. Apakah itu maksudmu?”
“Seperti itulah. Saya yakin
Yang Mulia lebih paham. Oleh karena itu, kami memohon kepada anda untuk
mengirimkan Momon-dono?”
“Begitu ya… Itu memang alasan
yang sangat bisa dipahami. Memang benar, ini adalah waktu yang sangat tepat
untuk menyingkirkan Jaldabaoth ini.”
“Kalau begitu-“
Saat wajah Gustavo bersinar
karena kegirangan, Sorcerer King mengulurkan tangan untuk menghentikannya
sebelum memukulkan tongkatnya ke lantai.
“Bagaimanapun, mengirimkan
Momon masih tetap sangat sulit. Meskipun dia berhasil mengalahkan Jaldabaoth,
Ketidakhadiran Momon akan membuat situasi politik kami tidak tenang dan membuat
orang-orang khawatir. Kalau begitu, apa yang harus dilakukan? Jika aku punya
lebih banyak waktu untuk menstabilkan politik internal negeriku, aku akan
mengirimkan Momon – tentu saja dengan persetujuannya. Dari yang kalian barusan
bilang, harusnya kalian bisa bertahan sedikit lagi, ya kan?”
“Te, Tentu saja… Bolehkah saya
tahu seberapa lama waktu yang dibutuhkan?”
“Umu….. Albedo, bagaimana
menurutmu?”
Perdana Menteri yang sejak tadi
berdiri di sampingnya selama ini melaporkan kepada sang tuan untuk pertama
kalinya.
“Setelah mempertimbangkan waktu
pembauran demihuman ke dalam negeri kita, itu akan memperlambat proses dari
yang sudah diperkirakan. Mungkin butuh waktu setidaknya beberapa tahun. Ya…
Jika kami memiliki waktu lima tahun, kelihatannya tidak akan masalah.”
“Begitulah. Aku yakin kalian
tidak memiliki pertanyaan?”
Lima tahun. Gustavo merasakan ucapan di mulutnya itu sebelum
menggelengkan kepala dengan lembut.
“Mungkin akan timbul masalah
dengan waktu selama itu…”
“Oh begitu… Memang benar. Aku
harusnya mempertimbangkan situasi negerimu. Lagipula, itu adalah sebuah
permintaan dari negeri yang ramah.”
Sorcerer King menekankan pada
kalimat “negeri yang ramah.”
“Negeri kami akan melakukan
sebaik mungkin untuk mempercepat prosesnya. Albedo, untuk bisa melaksanakan ini
berapa waktu minimalnya?”
“Kalau begitu, bagaimana kalau
tiga tahun? Bagaimanapun, itu sudah akan membuat kegelisahan di negeri kami.”
“Mau bagaimana lagi. Kita
sedang menyelamatkan sebuah negeri yang
ramah. Kurasa tidak salahnya kehilangan beberapa nyawa di pihak kami… yah,
seperti itulah perumpamaannya.”
Sorcerer King kelihatannya
sedang membuat candaan, tapi tak ada yang tertawa.
“…Ahem. Bagaimana kalau begitu?
Kami sudah mempercepat dua tahun.”
Dia sudah membuat kelonggaran
selama dua tahun, meskipun tiga tahun terlalu lama. Seberapa besar kerusakan
yang akan terjadi selama itu? Kalau begitu, ada pertanyaan apakah Holy Kingdom
bisa selamat nantinya selama itu – tidak, tidak mungkin mereka bisa selamat.
Namun, jika mereka berkata demikian, mungkin janji untuk mengirimkan Momon
setelah tiga tahun akan dipertimbangkan lagi.
Namun, peluang menyelamatkan
Holy Kingdom sudah ada di depan mereka.
Mungkin dia kemari untuk momen
ini. Dia harus mempertaruhkan nyawanya untuk ini.
Setelah bersiap mati, Neia
menghirup nafas dalam-dalam, dan berbicara.
“Maafkan saya sedalam-dalamnya,
Yang Mulia Sorcerer King.”
“…Dan kamu adalah?”
“Saya adalah Neia Baraja,
seorang squire orde paladin dari Holy Kingdom. Saya mengerti ini sangatlah
tidak sopan, tapi mohon izinkan saya untuk meminta anda mengirimkan Momon-dono
lebih awal.”
Sorcerer King terlihat sedang
berpikir dalam-dalam.
“Neia! Beraninya kamu yang
hanya seorang squire tidak puas dengan kebaikan hati Sorcerer King?”
Hanya ada satu hal yang
terpikirkan ketika Neia mendengarkan protes Remedios.
Jika kamu harus menebas seorang squire karena
bersikap tidak hormat, tolong tunggu sebentar lagi.
“Ahh, tidak usah khawatir.
Namamu Neia ya kan? Kalau begitu, Secepat apa yang kamu inginkan aku
mengirimkan Momon?”
“Saya rasa sesegera mungkin,
meskipun harus dipercepat satu hari saja.”
“Dan kamu bersikeras untuk itu,
meskipun kamu tahu mengirimkan Momon akan melukai Sorcerous Kingdom?”
“Ya!”
Neia membungkukkan kepalanya.
Dia sudah lama mempersiapkan
diri untuk meminta sang Kapten mengambil kepalanya jika ucapannya tidak sopan
bagi Sorcerer King, untuk membayar dosanya.
Dia memejamkan mata, karena dia
tahu dia mungkin akan ditebas beberapa saat lagi.
“Yang Mulia! Saya sangat
meminta maaf dengan ketidak sopanannya! Kami tak pernah sedikitpun berniat mencelakai
Sorcerous Kingdom.”
“Tidak, tidak usah dihiraukan.
Sebagai seorang penduduk Holly Kingdom, memang wajar ingin menyelamatkan rumah
seseorang meskipun harus mengorbankan yang lain… Umu. Albedo, bisakah kita
memotongnya hingga dua tahun?”
“Saya yakin itu akan sangat
sulit.”
“Benarkah. Tetap saja – lakukan
itu.”
Neia secara reflek melihat ke
arah Sorcerer King.
“Baik! Saya mengerti, Yang
Mulia!”
Saat dia bermandikan suara dari
penguasa absolut dan kuat itu, bahu Albedo yang sedikit gemetar pasti karena
dia merasa tidak enak dengan tantangan sembrono yang barusan dia terima.
“Neia… Baraja. Bagaimana kalau
dua tahun? Mungkin itu masih terlalu lama untukmu, tapi kamu harusnya mampu
bertahan selama itu karena pasukan wilayah selatan masih tersisa, ya kan?”
Memang benar, dua tahun memang
terlalu lama. Namun, dia tidak bisa lagi memaksa kebaikan hati Sorcerer King
lebih jauh lagi.
“Terima kasih banyak Yang
Mulia!”
Rasa terima kasih di dalam
suaranya memang asli, karena dia merasa peluang negerinya selamat meningkat
barusan.
Setelah itu, Remedios
membungkukkan kepala.
“Terima kasih banyak Yang
Mulia! Kami sangat berterima kasih anda sudah menyetujui permintaan squire
kami.”
“Tidak apa – Kapten Custodio,
kamu memiliki wanita yang baik sebagai bawahan. Jika dia tidak mencintai
negerinya sedalam itu, bagaimana bisa seorang squire berani memohon sedemikian
rupa kepada raja negeri lain?.. Tentu saja aku tidak menghina keberaniannya.”
“Tidak, saya yakin dia pasti
sangat gembira dengan ucapan Yang Mulia.”
“Begitukah. Kalau begitu ya
sudah. Ini adalah pembicaraan yang menguntungkan.”
“—Yang Mulia Sorcerer King
meninggalkan tempat.”
Neia membungkukkan kepala
merespon ucapan Albedo.
Sekali lagi, tongkat itu
memukul lantai seirama dengan langkah kakinya, sama dengan saat pertama kali
dia masuk. Suara itu semakin menjauh, lalu terdengar suara pintu ditutup.
Sorcerer King mungkin sudah meninggalkan ruangan tersebut.
“Dia sudah pergi.”
Ketika Neia mengangkat
kepalanya, dia melihat Albedo yang sedikit tersipu merah tersenyum dan berkata,
“Kalau begitu persilahkan saya mengantar anda keluar.”
♦
♦ ♦
Neia sudah mempersiapkan diri
untuk didamprat Remedios, dan tentu saja, setelah mereka kembali ke penginapan,
datang juga akhirnya.
“Kamu! Kamu sadar dengan apa
yang kamu lakukan!?”
Wajah Remedios menyala merah
saat dia mendekat ke arah Neia. Wakil Kapten Gustavo bergegas memegang
tangannya dan melangkah di antara Neia dan sang Kapten.
“Kapten Custodio! Saya minta
waktunya sebentar! Tidak salah jika tindakan Squire Baraja sangatlah nekad,
namun pada akhirnya, dia sudah menyelamatkan kita menunggu setahun lebih cepat.
Bukankah itu layak dipuji?”
“Omong kosong macam apa itu!? Bisa
saja semuanya akan sia-sia karena dia! Dan juga kamu ingin aku memujinya karena
sudah bertindak sendiri? Jangan bercanda!?”
“Saya betul-betul minta maaf.”
Neia membungkukkan kepala saat
dia meminta maaf dengan hati yang tulus.
“—Apakah kamu benar-benar menyesal?
Mungkin kali ini kamu beruntung, tapi apakah kamu bisa bertanggung jawab jika
keadaannya tambah runyam?”
“...Kesalahan itu ada pada pelayan
anda.”
“Aku sudah tahu itu! Jawab Aku!
Bisakah kamu bertanggung jawab terhadap orang-orang di Holy Kingdom dan mengatakan
kepada mereka bantuan tidak akan datang karenamu!?”
“Tidak, pelayan anda ini tidak
bisa memikul beban tersebut.”
“Kalau begitu, mengapa kamu
melakukannya? Apa sih yang kamu pikirkan!?”
Neia mengangkat kepalanya dan
melihat lurus ke arah sang kapten.
“Jika memang dibutuhkan, anda
bisa mengambil nyawa saya dan menyerahkannya kepada Sorcerer King sebagai
permintaan maaf tindakan saya.”
Mata Remedios membelalak dengan
apa yang didengarnya. Namun, dia cepat-cepat bersikap tidak senang sekali lagi.
Disampingnya, Wakil Kapten Gustavo mengangguk keras seperti memberi hormat.
“Apakah kamu kira itu sudah
cukup untuk mendapatkan maaf? Apa kamu kira hidupmu sudah cukup sebaga
permintaan maaf?”
“Saya tidak tahu, tapi saya
yakin anda dan yang lainnya akan mampu memikirkan sisanya, Kapten.”
“Lalu bagaimana jika kami tidak
bisa memikirkannya!?”
Seperti yang dikatkaan Kapten.
Kelihatannya memenggal nyawa Neia tidak akan cukup untuk mendapatkan ampunan
Sorcerer King. Namun, Neia masih akan tetap mengatakan apa yang dikatakan saat
audiensi tadi karena tiga tahun terlalu lama untuk menunggu.
Jangan-jangan Kapten bersedit
menerima waktu tiga tahun untuk menunggu? Mengapa aku diomeli oleh orang yang
tidak akan melakukan apapun? Aku tahu nyawa rakyat Holy Kingdom berada di ujung
tanduk, jadi aku tidak boleh bertindak gegabah. Meskipun begitu, seseorang
harus melakukan sesuatu tadi …
Bukankah tidak masalah selama
hasilnya baik, atau apakah yang lebih penting prosesnya? Dia mungkin tidak bisa
memberikan jawab seperti itu.
Meskipun begitu, sulit bagi
seseorang yang harus melangkah maju untuk melakukan sesuatu menerima omelan
dari orang yang tidak melakukan apapun.
Tentu saja, Neia tahu apa yang
akan terjadi jika dia benar-benar berkata demikian. Oleh karena itu, dia tetap
diam dan hanya menundukkan kepala.
“Kapten, seharusnya itu sudah
cukup. Berkat usahanya, kita sudah bebas menunggu setahun lebih cepat. Hadiah
dan hukuman harus digunakan seimbang. Mungkin anda harusnya memujinya karena itu.”
“...Cheh.”
Sang Kapten kelihatannya mashi
belum puas saat berbalik dan pergi.
Gustavo menghela nafas, lalu menghadap
Neia.
“Keteguhan hatimu benar-benar
terpuji. Kapten mungkin terlihat begitu, tapi sebenarnya, dia menghormati
kontribusimu.”
Itu pasti bohong. Itu pasti
sebuah kebohongan yang tidak bisa ditutupi oleh seorangpun.
Mungkin Gustavo merasakan
pemikiran Neia dari ekspresinya, namun dia melihat ke arah mata Neia dan tersenyum
pahit.
“Bagaimanapun, aku akan pergi
bicara dengan Kapten tentang ini. Jika kamu menemuinya sekarang, keadaan
mungkin akan semakin runyam. Bisakah aku merepotkanmu untuk jalan-jalan
sebentar keluar?”
“Saya mengerti, Terima kasih.
Wakil Kapten.”
Ketika berada di luar
penginapan, Neia jalan-jalan tanpa arah meskipun musim dingin menusuk tulang.
“Aku hanya merasa … hahhh…”
Meskipun dia sudah
diperintahkan keluar, kemana dia harus mencari tujuan di negeri ini?
Neia meraba kantung kecilnya lalu
mengeluarkan sebuah kantung kulit kecil. Ada sedikit uang di dalamnya, hanya
beberapa perunggu dan silver dari Holy Kingdom. Jika uang itu tidak bisa
digunakan, Neia masih punya koin emas perdagangan. Itu sudah lebih dari cukup
untuk makan.
Bagaimanapun, koin emas ini adalah
uang saku terakhir Neia dari orang tuanya. Kemana dia harus membelanjakan uang
yang berharga ini?
Neia melihat ke arah tanah yang
asing di depannya.
“Menyusahkan sekali.. hahh…”
“Kelihatannya nafasmu berat
sekali.”
Suara yang tiba-tiba muncul di
dekat Neia membuatnya terkesiap.
“Bergegaslah pergi ke arah
jalanan di sebelah sana. Tempat ini terlalu mencolok.”
Pemilik suara ini tidak mungkin
dia lupakan dengan cepat. Neia berhasil menahan diri tidak berteriak. Setelah
itu, dia berjalan seperti yand ditunjuk, lalu dia mendengarkan sesuatu yang
bergerak di belakangnya. Kelihatannya bukan hanya suara yang barusan dia dengar,
tapi memang benar-benar ada orang di belakang Neia, meskipun orang ini membuat
dirinya tidak nampak agar Neia tidak bisa melihatnya.
Setelah berputar ke arah jalanan
yang ditunjuk, dia mendengar suara itu berkata, “Ambil lorong di sebelah kiri.”
Neia mematuhinya tanpa suara.
Lorong itu ternyata sangat
bersih, tanpa ada orang yang lewat.
Setelah beberapa langkah, Neia
berbalik dan memanggil pemilik suara tersebut.
“Yang Mulia, bolehkah saya
bertanya mengapa anda kemari? Apakah saya tidak bisa melihat anda karena magic?”
“Ternyata begitu, jadi itu
alasannya kamu sangat patuh. Kamu sudah tahu siapa aku, hm?”
Berkata demikian, Sorcerer King
menampakkan diri.
Dia sudah berganti pakaian
jubah hitam, meskipun berkilauan agak merah. Kelihatannya itu adalah pakaian yang
dibuat dengan sangat baik.
Neia langsung berlutut di
depannya.
“Benar Yang Mulia. Dan juga... dimana
pengikut Yang Mulia?”
“Tidak, tak ada satupun.
Lagipula, pengikut hanya merepotkan saja.”
“Me-Mengapa demikian?”
“Hm, aku ingin bicara dengan
kaptenmu secara pribadi, jadi tolong pergi dan panggilkan dia.. tidak, lebih
baik melakukannya di dalam kamar... Bisakah kamu membantuku membuka jendela
kamarnya? Aku akan masuk melalui sana.”
Itu adalah permintaan yang
aneh. Biasanya, dia tidak akan membuka jendela begitu saja. Namun, dia sedang
menghadapi raja negeri ini, dan seorang raja yang telah setuju membantu Holy
Kingdom. Dia tidak bisa melakukan tindakan yang merusak suasana hatinya.
Kalimat “Assasinasi” berkelbat
di pikiran Neia, namun jika Sorcerer King menginginkannya, dia bisa saja melakukannya
di ruang audiensi tadi.
Tentu saja, ini mungkin orang
yang menyamar sebagai Sorcerer King. Namun, orang yang ada di depannya memiliki
wibawa seorang penguasa, jadi dia tidak mungkin Sorcerer King palsu. Setiap
langkah yang dia buat adalah sesuatu yang hanya mungkin dilakukan oleh orang
yang dilahirkan sebagai penguasa.
Haruskah dia mempercayainya?
Atau tidak?
Neia memikirkan ini, lalu memilih
yang pertama.
“Saya mengerti, saya akan
segera melakukannya.”
“Umu… kalau tidak salah, apakah
kamu sedang dalam misi? Jika memang begitu, aku harus minta maaf kepada kaptenmu.”
“Eh?”
“...Eh?”
Mata Neia bertemu dengan mata Sorcerer
King.
“...Jika bukan misi, berarti
ini adalah waktu luangmu, ya kan? Kalau begitu, ini sangat berharga – mm, aku
harus minta maaf kepadamu sudah merepotkan.”
“Tidak, tidak, bukan begitu,
saya akan pergi dan membuka jendela kamar Kapten sekarang..”
Neia langsung berlari dari samping
sisi Sorcerer King.
Ucapan yang baik hati itu seperti
seseorang yang membubuhkan sebuah obat pereda rasa nyeri ke telapak tangan yang
dipenuhi luka dan goresan. Mereka menusuk hati Neia, itu membuatnya terkejut.
Neia berlari sekuat tenaga,
lalu bergegas kembali ke penginapan.
Tentu saja, berlari tidak diizinkan
di dalam sebuah tempat elit seperti ini, namun itu bukan alasan bagi Neia untuk
harus berjalan pelan. Yang bisa dia lakukan adalah bergerak secepatnya tanpa
menyebabkan ketersinggungan, meskipun begitu, dia bisa merasakan tatapan yang
setajam es dari staf penginapan. Pada akhirnya, Neia tiba di kamar sang kapten.
Neia langsung mengetuk pintu,
lalu tahu pintunya terkunci ketika mencoba memutar gagangnya. Sebuah hawa
dingin menusuk hati Neia saat dia sadar dia sedang dikucilkan, tapi sekarang
bukanlah saat mengkhawatirkan hal semacam itu.
“Saya adalah Squire Neia
Baraja, tolong buka pintunya.”
Pintunya berbunyi, lalu seorang
paladin mengeluarkan wajahnya dari belakang.
“Maafkan saya,” kata Neia;
sekarang bukan waktunya mementingkan etika. Neia lalu berpaling ke arah
Remedios, yang sedang menunggu di dalam kamar, lalu berkata, “Sorcerer King
ingin bicara dengan anda secara pribadi, Kapten.”
Neia bisa merasakan tatapan
mata setiap orang ke belakang dirinya.
“Tidak, bukan begitu. Dia tidak
ada di sini.”
Berkata demikian, Neia berjalan
ke arah jendela lalu membukanya.
Seperti yang diduga dari
bangunan elit, jendelanya terbuka dengan lancar, tanpa ada bekas macet.
“Apa?”
Dari sudut pandang pihak
ketiga, ini adalah tindakan yang tiba-tiba dan tergesa-gesa. Wajar jika seorang
paladin akan protes. Bahkan lebih tidak bisa ditolerir bagi seorang paladin
yang pernah ditempatkan untuk keamanan Holy Queen.
Namun, Neia mengabaikan mereka
saat dia mencondongkan badan ke luar jendela dan melambai ke arah Sorcerer
King, yang seharusnya di luar.
Setelah itu, Neia ditarik
mundur melalui kerah bajunya.
“Apa yang kamu lakukan Squire
Baraja? Jangan buka jendela begitu saja, dan yang lebih penting lagi, tidak ada
tanda-tanda Sorcerer King.”
Menoleh ke belakang, dia melihat
seorang paladin berwajah merah. Kemarahannya memang bisa dipahami. Namun—
“Kurasa itu tidak masalah. Dia
melanggar peraturanmu karena aku. Jika harus disalahkan, biarkan aku yang
menerimanya.”
Sebuah suara yang lirih bergema
ke seluruh penjuru ruangan.
Sorcerer King perlahan
memperlihatkan diri dari tempat dia berdiri di bingkai jendela.
Neia melihat seorang paladin
yang akan menghunus pedang panjang di pinggangnya, lalu bergegas
menghentikannya.
“Mm... aku minta maaf sudah
mengagetkanmu. Aku memilih datang sendiri karena aku ingin bicara secara
pribadi denganmu. Mungkin agak tidak sopan masuk melalui jendela, tidak bisa
dihindari jika ingin pergi menyamar. Aku harap kamu bisa memaklumi.. Dan aku
harus minta maaf kepadanya pula.”
Setelah turun dari bingkai
jendela, Sorcerer King melihat interior kamar tersebut dengan pose berwibawa
seorang raja.
“....Aku adalah Sorcerer King
Ainz Ooal Gown.”
Ketika menyebutkan namanya,
Neia jatuh berlutut sebelum orang lain. Beberapa saat kemudian, dia mendengar
para paladin di belakangnya berlutut berurutan.
“Baiklah... Kalian boleh
bangkit, karena sudah tidak ada waktu lagi, bisakah kita bicara, Kapten
Custodio?”
“Kami tidak keberatan, Yang
Mulia. Kalau begitu, silahkan kemari.”
Saat Neia bangkit, dia menghela
nafas – tepat saat bertatap mata dengan Sorcerer King, yang kemudian berpaling.
Tentu saja, tidak ada bola mata di lubang itu, berkata bahwa dia menatap mata Sorcerer
King sepenuhnya adalah bayangan Neia.
“Apakah Squire itu tidak ambil
bagian?”
“Dia hanyalah seorang squire,
Yang Mulia.”
“Bukankah dia juga hadir di ruang
audiensi tadi?”
Nada bicara Sorcerer King yang biasa
terdengar seakan dia benar-benar tidak tahu. Namun, ucapannya mengandung
sarkasme yang kuat.
“Squire Baraja, ikutlah dengan
kami.”
“Baik!”
Meskipun Neia tidak ingin ikut,
karena suatu alasan dia benar-benar ingin tahu mengapa Sorcerer King memilih
untuk mengunjungi mereka.
Remedios dan Gustavo menghadap
Sorcerer King di sebuah meja, sementara Neia dan yang lainnya berdiri di
dinding. Ini sama dengan ketika mereka bertemu dengan Blue Rose.
“Kalau begitu, Perkenankan kami
bertanya langsung, Yang Mulia. Bolehkah saya tahu mengapa anda berkenan
repot-repot mengunjungi tempat kami yang sederhana ini?”
Remedios mengangguk setelah
Gustavo bicara.
“Tentu saja. Seperti yang kubilang
sebelumnya, aku tidak suka bertele-tele. Lagipula, dengan begitu aku bisa
memahami ucapan seseorang tanpa perlu khawatir salah sangka atau salah
pengertian.”
Ada fakta dari ucapan Sorcerer
King yang tidak bisa dipungkiri.
“Meskipun aku memutuskan untuk
mengirim Momon dalam dua tahun, jika kamu bersedia memenuhi permintaanku, bukan
tidak mungkin aku akan mengirimkan seseorang yang setara dengan Momon dari Sorcerous
Kingdom.”
“Setara dengan Momon?” Remedios
pun mau tidak mau terkejut mendengarnya.
“...Bolehkah saya tahu
permintaan dari Yang Mulia itu? Tergantung permintaannya, saya harap anda
memaafkan kami jika kami tidak bisa memberikan jawaban langsung.”
Sorcerer King tertawa kecil
merespon ucapan Gustavo, lalu dia bicara.
“Tentu saja. Melihat keadaan
saat ini, aku hanya bisa membayangkan secara kasar... sekarang, menyebut kalian
sebagai gerakan perlawanan hanya untuk memperindahnya saja, namun kenyataannya
kalian pasti tidak lebih dari sekelompok pasukan gerilya yang sedang
bersembunyi di gua-gua, apakah aku salah?”
Semua yang hadir menahan
nafasnya.
Neia pun tidak terkecuali.
Mengapa Sorcerer King bisa tahu
keadaan mereka saat ini? Bagaimana dia bisa menebaknya? Hingga detil
bersembunyi di gua memang sangat menakjubkan.
Wajah sang Kapten dan Gustavo
seperti memakai topeng batu, hanya mata mereka yang melihat ke arah Neia.
Mereka pasti mengira dia sudah membocorkannya kepada Sorcerer King. Oleh karena
itu, Neia menggelengkan kepalanya, untuk mengindikasikan, itu bukan aku.
Sorcerer King mengabaikan keterkejutan
Neia dan yang lainnya, lalu melanjutkan bicaranya.
“Kekuatan pihak selatan tidak
tersentuh, namun kalian tidak meminta kerjasama mereka dan melakukan operasi
gabungan. Itu karena ada keretakan anda kalian dan bangsawan selatan. Meskipun
begitu, ketika kalian – yang gagal melindungi Holy Queen – jatuh dibawah
perintah Holy King yang baru, mungkin akan sangat sulit memegang posisi
sebelumnya. Jadi, kalian tidak bisa menawarkan tanah, gelar, konsesi dagang,
dan hak istimewa lainnya. Jika kalian benar-benar menepati janji untuk masalah
ini, kemungkinan perang dengan kerajaanku Sorcerous Kingdom akan muncul,
tergantung dari keputusan Holy King selanjutnya.”
Sorcerer King jelas sekali
menekankan kata kunci perang dengan demihuman, begitupula keputusan yang mereka
buat di masa depan.
“Sama juga, kalian tidak akan
bisa menggunakan harta nasional sebagai modal tawar. Contohnya, Pedang suci
yang anda pakai, Kapten Remedios. Jika anda benar-benar mencoba menjualnya,
yang paling bisa anda lakukan adalah menganggap harga negeri itu dicuri oleh
Jaldabaoth lalu menyerahkannya kepadaku. Namun, melakukan hal itu sangatlah
berbahaya. Jika ada seseorang yang memberitahukan kepada Holy King selanjutnya
harta tersebut sebenarnya didapatkan dari anda, kepercayaan terhadap kalian
para paladin kelihatannya akan tenggelam seperti batu, tidak berguna. Dengan
kata lain, yang bisa kalian para hadiri lakukan adalah apa yang kalian lakukan
di ruang audiensi, memberitahuku keadaan buruk kalian – mm, kelihatannya
perkiraanku sangat tepat, melihat ekspresi kalian.”
Setelah berkata semua ini,
Sorcerer King menyandarkan punggungnya ke kursi.
Keheningan memenuhi ruangan itu
Sempurna. Dia terlalu sempurna.
Neia tidak merasakan apapun
selain rasa hormat cara Sorcerer King membaca situasinya.
Apakah orang ini yang mereka
sebut Sorcerer King? Pikir Neia.
Neia pernah bertemu dengan Holy
Queen dari jarak yang sangat dekat, tapi Holy Queen hanya menyapanya, dan Neia
tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi yang sebenarnya dengan penguasa
sejati. Bagi Neia, sekarang adalah pertama kali bagi dirinya bertemu dengan
penguasa absolut – seseorang yang memiliki kewibawaan dan pandangan yang
melebihi semua orang, ditambah dengan kekuatan yang luar biasa – dengan kata
lain, seorang yang sempurna. Pukulan yang kuat ini meninggalkan sebuah kesan
yang dalam di hati Neia.
“Meskipun begitu, siapapun bisa
membayangkannya. Sebenarnya, aku agak malu datang kemari dan bicara dengan
angkuh seperti itu... aku yakin kalian semua tidak menganggap aku tidak
mempertimbangkan sejauh itu?”
“Te-Tentu saja, Yang Mulia!”
balas Gustavo dengan senyum kaku di wajahnya.
“Menakjubkan. Jika aku dianggap
seperti orang idiot yang tidak bisa berpikir sejauh itu, aku tidak akan bisa
menghadapi wajah para bawahanku yang sudah bekerja demi diriku ini.. sekarang,
berdasarkan hal itu, biar kuperjelas apa yang kuinginkan – itu adalah para
pelayan. Aku menginginkan para pelayan.”
Setiap orang – termasuk Neia –
hanya bisa menatap bengong dengan ucapan menggelikan yang keluar dari mulut
Sorcerer King.
“...Ah, maafkan aku. Aku tidak
jelas. Mm, bagaimana cara mengatakan ini? Aku yakin saat kita bertemu
sebelumnya, topik mengenai Jaldabaoth memiliki para pelayan yang tangguh telah
muncul. Itulah yang aku inginkan. Sejauh
mana pengetahuan magic yang anda miliki?”
“Tidak ada sama sekali.”
Setelah Remedios berkata demikian, Sorcerer King melihat sekelilingnya, seolah mencari bantuan.
“Begitu yah, kalau begitu, aku
bingung dari mana harus mulai menjelaskan dari ... ah, well, itu juga ... Ah -
kau bisa membayangkan kalau Jaldabaoth telah mengikat pelayan-pelayan itu
kepadanya dengan suatu mekanisme. Karena itu, rencanaku adalah mengalahkan
Jaldabaoth, mengambil formula itu untukku sendiri, dan kemudian menempatkan
pelayan di bawah kendaliku. Dengan cara ini, negaraku akan mendapatkan bawahan
yang kuat. "
"Tapi, tapi kami belum
melihat pelayan-pelayan Jaldabaoth itu ..."
Jawaban Gustavo membuat
Sorcerer King terkekeh.
“Bagaimanapun juga, mereka
terlihat di Kingdom Re-Estize. Sulit rasanya membayangkan mereka tidak ada di
sana. Atau mungkin mereka tidak akan muncul sampai Jaldabaoth dipojokkan?”
"Biar aku ulangi ... kami
tidak yakin apakah pelayan itu benar-benar ada. Apa yang akan Yang Mulia lakukan
jika para pelayan itu tidak ada? ”
"Kita akan urus itu nanti ketika
sampai di sana. Aku tidak akan memintamu menghasilkan suatu penggantinya.
Paling-paling, Aku hanya akan menganggapnya sebagai usaha yang sia-sia. Namun,
ada kemungkinan mereka muncul selain dengan kedok pelayan, jadi permintaanku akan
mencakup bawahan Jaldabaoth juga. Ahh, benar juga. Dia mungkin telah
menggunakan beberapa jenis barang khusus untuk mendominasi mereka, jadi aku
bermaksud untuk menambahkan syarat bahwa benda sihir Jaldabaoth mana pun yang
tidak dapat ditentukan sebagai milik Holy Kingdom akan menjadi milikku. Mungkin
nantinya para pelayan yang menghancurkan Holy Kingdom itu mungkin akhirnya akan
menjadi bagian dari Kerajaan Sorcerous milikku, dalam hal itu aku harap bisa
mengandalkan kalian melupakan dendam terhadap mereka karena mereka akan berada
di bawah kekuasaanku. ”
"Maksudnya, anda ingin
kami memaafkan orang-orang yang mungkin telah menghancurkan negara kita?"
Setelah Remedios membalas
dengan tidak senang, Sorcerer King mengangkat bahu.
“Itu karena aku tidak memiliki
jaminan bisa mendapatkan apa pun dari Holy Kingdom. Atau apakah Anda bermaksud
mengatakan Anda memiliki sesuatu yang lain untuk ditawarkan kepadaku? "
Remedios menggigit bibirnya,
tidak bisa menjawab.
"Yang Mulia, Kapten
bermaksud mengatakan bahwa sebagai orang luar, akan sangat sulit bagi kami
meyakinkan para korban untuk melupakan dendam mereka."
"Kalau begitu kamu harus
bekerja keras untuk meyakinkan mereka," kata Sorcerer King dengan suara
dingin. "... Tidak, kalau begitu, katakan saja bahwa para pelayan itu
telah didominasi oleh sihir Sorcerer King lalu dibawa pergi. Seharusnya itu
akan memadamkan kebencian mereka, ya kan? ”
Apa yang akan mereka lakukan? Pikir Neia ketika dia mendengar Sorcerer King
berbicara. Jika mereka masih menolak untuk menerima persyaratan Sorcerer
King setelah dia membuat banyak konsesi kepada mereka, sangat mungkin mereka
akan berakhir dengan tangan hampa. Jelas bahwa ini adalah tawaran yang sangat
menguntungkan bagi Holy Kingdom. Jika mereka tidak memanfaatkan kesempatan ini,
maka satu-satunya kata untuk menggambarkan mereka adalah "bodoh."
“Itu akan sangat menjengkelkan.
Mengizinkan mereka yang merusak— ”
"—Yang Mulia!"
Gustavo berteriak atas kata-kata Remedios. “Tolong izinkan kami untuk
mendiskusikan ini sebentar! Tolong beri kami waktu! ”
Apakah Anda masih perlu
membahasnya setelah Yang Mulia banyak berkompromi? Bahkan Neia merasa tidak aneh bagi Sorcerer King
menegur mereka. Tapi-
"Baiklah. Namun, terlalu
lama akan menyebabkan masalah bagi saya, dan bergerak setelah itu akan merepotkan.
Anda tidak keberatan jika saya menunggu di sini, bukan? "
Neia tidak bisa menahan diri
untuk tidak kaget dengan ucapan Sorcerer King.
"Terima kasih banyak. Nantinya,
kami akan membahas beberapa hal. Saya harap anda bersabar, meskipun kami sudah merugikan
anda, ”
"Tidak apa-apa. Bicarakan saja.
”
Mereka berdua bangkit untuk
pergi, kemudian mereka kembali dengan kecepatan yang mengejutkan. Tidak, mereka
sudah mencapai kesimpulan sejak awal.
"Maafkan keterlambatannya,
Yang Mulia."
"Oh tidak, silakan dan
diskusikan lebih lanjut, tidak apa-apa. Kalau begitu, bagaimana? ”
"Ya, kesimpulan kami
adalah bahwa kami akan mematuhi semua persyaratan Yang Mulia."
“Aku tidak memintamu untuk
menaatiku. Aku hanya memberikan penawaran. Yah, itu tidak masalah. Nah, mungkin
nanti kita harus menuliskannya, tetapi saat ini aku tidak memiliki peralatan
dan segel yang diperlukan. Mari kita bahas ini nanti ... Anda tidak keberatan
jika aku menggunakan tulisan Kerajaan, bukan? "
“Ada orang di sini yang bisa
membacanya, jadi tidak masalah. Lalu, dapatkah saya merepotkan anda untuk
memperkenalkan kami kepada orang yang setara dengan Momon? ”
"Ahh, dia berdiri di
hadapanmu sekarang - dengan kata lain, aku sendiri."
Keheningan memenuhi ruangan
sekali lagi, Neia dan yang lainnya tidak dapat berbicara saat mereka menatap.
Setelah berkedip beberapa kali,
otak mereka akhirnya mendapatkan kembali kemampuan untuk berfungsi.
"Yang Mulia sekuat
Momon?"
Kata-kata Remedios membuat Neia
membeku di tempat, tetapi ada seorang pria yang bergerak karena kata-kata ini.
"Tolong, tolong tunggu
sebentar, Kapten. Ada hal lain yang perlu kita tanyakan pada Yang Mulia sebelum
ini. "
Gustavo menoleh ke Sorcerer
King. “Ah, apakah akan benar-benar baik-baik saja jika Yang Mulia meninggalkan kerajaan
dan pergi ke Holy Kingdom? Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan.
"
“Itu tidak akan jadi masalah.
Tidak seperti Momon, aku bisa menggunakan teleportasi, Selama aku bisa
menemukan markasmu, aku bisa bergerak di antara itu dan Kerajaan Sorcerous
kapan saja. ”
"T-Tapi, meski begitu, menjadikan
penguasa suatu negara lain datang sendiri juga—!"
“Setelah mendengarkanku, apakah
kamu tidak terpikirkan bahwa aku akan datang sendiri? Aku bilang aku bermaksud
mengalahkan Jaldabaoth dan membawa pelayan di bawah kendaliku, kau tahu? Akan
terlalu sulit untuk melakukan semua itu dari Kerajaan Sorcerous. Selain itu,
sehubungan dengan pertanyaan Kapten Custodio, saya lebih kuat dari Momon.
"
"Kalau begitu, seharusnya
tidak ada masalah dengan itu, Gustavo."
"Tentu saja ada masalah
dengan itu! Yang Mulia! Lelucon anda ini sangat menjengkelkan bagi kami! ”
Wakil Kapten memegangi perutnya
saat dia meneriakkan itu.
“Ini bukan lelucon. Tidak ada
orang selain saya yang bisa mengalahkan Jaldabaoth. Selain itu, saya akan pergi
sendiri. Saya tidak akan membawa pasukan. Karena itu, saya datang sendiri untuk
membahas masalah ini secara pribadi dengan Anda. "
"Tapi jika Yang Mulia
mengalami cedera yang tidak dapat disembuhkan dari Jaldabaoth, itu akan sangat
buruk bagi hubungan antara negara kami dan Sorcerous Kingdom!"
“Itu, seperti yang dikatakan
Gustavo. Yang Mulia, apakah benar-benar tidak ada masalah dalam hal itu? "
"Tidak sama sekali."
"Tapi-"
“—Gustavo! Saya masih
berbicara. Jangan menyela saya! " Setelah mengulurkan tangannya untuk
menghentikan Gustavo, Remedios membungkuk dalam-dalam.
"Kami mengharapkan bantuan
Yang Mulia."
♦
♦ ♦
Udara di ruangan itu menjadi
tenang, seolah-olah badai baru saja lewat - dan memang benar - tetapi teriakan
Gustavo bergema di dinding.
"Apa yang anda pikirkan!?
Merekrut seorang raja! Raja suatu negara! Untuk melawan Jaldabaoth dan yang
lainnya! ”
Neia setuju dengannya.
Dia mungkin tidak wajar, tetapi
ini sama sekali tidak masuk akal.
Di tengah semua ini, Remedios
berbicara pelan.
"Katakan, bukankah
menurutmu apa pun yang terjadi pada undead itu tidak masalah?"
Ruangan itu menjadi sunyi
sekali lagi.
"... Ada demon, dan ada makhluk
undead. Kita tidak akan rugi siapapun yang akan musnah. Bukankah begitu? "
Mata Gustavo membelalak. Ini
bukan karena menerima pendapat sang Kapten, tetapi kaget dengan apa yang
dikatakan sang Kapten.
“Keduanya adalah musuh umat
manusia. Idealnya, akan lebih baik jika kedua belah pihak saling menghancurkan ...meskipun
begitu, kita tidak akan duduk diam saja dan meraup keuntungan. Bahkan jika
Sorcerer King terluka sampai mati oleh Jaldabaoth, kita tidak akan mengambil
keuntungan dari penderitaannya. Itu saja. ”
Suara Remedios semakin keras.
"...Kapten. Jika Sorcerer
King, yang mengendalikan begitu banyak undead, dihancurkan, maka ketika undead
ini dibebaskan, bukankah itu akan menyebabkan kekacauan yang luar biasa? ”
“Ketika saatnya tiba, Kingdom, Empire,
dan Teokrasi akan meredam kekacauan itu. Tentu saja, kita akan berusaha keras
untuk membantu mereka juga, tetapi Holy Kingdom sudah dirusak terlalu parah oleh
Jaldabaoth. Sampai negara kita memulihkan kekuatannya, yang bisa kita lakukan
hanyalah menyemangati mereka ... Dari sudut pandang itu, negara kita akan
mendapat keuntungan terbesar dari bentrokan antara Jaldabaoth dan Sorcerer King...
"
"—Kapten!" Wajah
Gustavo terdiam saat dia berbicara. "Apakah ini keadilan?"
"Memang benar. Itu semua
demi negara kita. Ini untuk menyelamatkan orang-orang yang paling menderita. Bukannya
aku berharap benih-benih penderitaan menyebar ke negara lain. Aku juga
mengharapkan kemenangan Sorcerous Kingdom karena membantu Holy Kingdom. ”
Siapa dia? Pikir Neia ketika memandang Remedios, yang
mengatakan semua ini dengan nada tenang.
Apakah ini benar-benar kapten
paladin Holy Kingdom, Remedios Custodio?
Neia tidak terlalu jelas dengan
situasinya. Bagaimanapun, dia selalu hanya menatapnya dari jauh. Namun, Neia
merasa bahwa dia adalah orang yang sangat berbeda dari Kapten yang dia dengar.
"Gustavo, kamu tidak
keberatan, kan? Jika kamu dapat menerima ini, maka kita harus mempertimbangkan
langkah selanjutnya. "
"Langkah kita selanjutnya?"
"... Kita harus berpikir
tentang bagaimana memanfaatkan Sorcerer King dengan benar."
Hawa dingin merambat ke tulang
belakang Neia.
Kenapa aku mendengar percakapan
seperti ini? Pikir Neia. Tidak, dia tidak sendirian. Mengintip ke sekeliling,
dia melihat para paladin yang berdiri di dekatnya memiliki ekspresi yang sama
di wajah mereka. Neia juga pasti terlihat sama.
"Gustavo, apakah kamu
punya ide?"
“Tidak, tidak, tidak sama
sekali. Bukankah kita harus berpikir tentang apa yang harus kita lakukan
setelah membawa Sorcerer King kembali bersama kita? "
"Yah, jika Sorcerer King
tidak hanya asal bicara, dan benar-benar bisa melawan Jaldabaoth, bagaimana kalau
merebut kembali ibukota? Dan kemudian kita bisa memintanya untuk mengalahkan
Jaldabaoth tepat setelah itu. "
"... Itu akan buruk. Yang
Mulia telah mengatakan bahwa ia bermaksud untuk mengalahkan Jaldabaoth,
mengklaim pelayan untuk dirinya sendiri, dan kemudian kembali ke negaranya.
Karena itu, kita harus pergi mengalahkan Jaldabaoth saat terakhir saja untuk
mendapatkan manfaat terbesar ... Jika kita mengikuti saran anda, Kapten, kita
tidak akan memiliki kekuatan untuk mengalahkan demihumans yang tersisa. "
"Lalu apa yang kamu
usulkan?"
Gustavo berhenti untuk
berpikir, dan kemudian dia membuat saran.
“Mari kita tingkatkan jumlah
kita dulu. Dengan kata lain, kita perlu menyelamatkan kawan-kawan yang tertangkap
dari kamp. ”
"Oh begitu! Ide yang bagus.
Lagipula, ada orang-orang penting yang perlu kita selamatkan. ”
"Maksudmu anggota keluarga
kerajaan, kan?"
Remedios setuju dengan sebuah
kata Ah.
Meskipun
Holy Queen sudah binasa, mereka belum menerima kabar seluruh keluarga kerajaan
sudah mati. Jika salah satu dari mereka masih hidup, mungkin mereka bisa
menggunakannya sebagai boneka, dan mungkin mendapatkan kerja sama penuh para
bangsawan selatan.
"Serta,
para bangsawan yang bisa kita selamatkan pasti akan menghargai yang membebaskan
mereka."
Sebagian
besar bangsawan tidak menyatakan persetujuan mereka terhadap Holy Queen, dan
menurut perhitungan sang Kapten, tidak ada seorang pun di sana yang
menyukainya. Namun, seharusnya ada beberapa bangsawan utara yang memiliki
ikatan darah ke bangsawan selatan. Jika membantu mereka, mereka akan dapat
membuat permintaan formal yang lebih baik kepada para bangsawan selatan.
Remedios
memandangi Neia.
“Squire
Neia. Pergilah menemani Sorcerer King. Pastikan anda membuatnya berada di pihak
kita demi kepentingan kita. "
"Hah?
Haaaahh ?? Tolong, Tungu Sebentar! Saya tidak mungkin bisa melayani seorang raja
atau semacamnya sebagai squire! "
"Yang
perlu kamu lakukan adalah bekerja keras untuk itu, ya kan?"
"Masalahnya
bukan hanya bekerja keras!"
Biasanya,
Neia akan langsung setuju, tetapi sekarang dia berusaha keras untuk menolak.
Ini bukan sesuatu yang bisa dia terima dengan santai. Pasti ada yang salah
dengan kepala Remedios.
“I-Itu
benar! Kapten, "Gustavo menyela." Jika kita tidak memiliki seseorang
yang berstatus pantas untuk melayani sebagai pelayan wanita, itu akan dianggap
penghinaan bagi Yang Mulia. "
"...
Berapa banyak wanita lain yang ada di Pasukan Pembebasan?"
Para
wanita yang tidak bisa bertarung sudah lama melarikan diri ke selatan. Namun, bukannya
mereka tidak ada. Tentara Pembebasan masih memiliki beberapa wanita di antaranya.
Gustavo akan menyebutkan beberapa dari nama wanita itu sebelum sang Kapten
memotongnya.
“Kita butuh
seorang wanita dari Paladin. Jika aku memberi perintah kepada seorang wanita
dari kependetaan, menurutmu apa yang akan dilakukan oleh kuil? Adikku sudah
tidak ada lagi, kau tahu? Juga, orang untuk tugas ini harus dipilih dari
orang-orang yang hadir dan yang telah mendengar pikiran saya. Bisakah kita
memaksakan ini ke pihak ketiga? ”
Jadi,
alih-alih anda mendorongnya kepada saya, ya kan?, pikir Neia, tetapi tidak mengatakannya.
"Dalam
hal itu…"
Gustavo
memandang Kapten.
“Aku
harus bertarung di garis depan, ya kan? Dan juga, apakah kamu ingin aku pergi
menemani Sorcerer King? Atau haruskah kita menyerahkan semua otoritas kepada Sorcerer
King? ”
"Meskipun
kita memanfaatkannya, kita tidak bisa pergi keluar begitu saja dan melakukan
itu, ya kan? Akan ada masalah dengan kepercayaan, jika Sorcerer King melihat bahwa
kita tidak memiliki kekuatan tempur dan memutuskan untuk menaklukkan Holy
Kingdom saat di sana ... "
Setelah
melihat Gustavo yang lidahnya terikat, Neia menyadari fakta bahwa akhirnya
sekutu mereka akan berbalik menyerang.
“—Mengerti.
Meskipun saya mungkin tidak cukup untuk tugas itu, saya akan bekerja keras dan
melakukan yang terbaik. ”
"Ahh.
Aku akan memberitahumu ini dulu. Misimu adalah membuat Sorcerer King lebih
mudah dimanfaatkan. Sanjung dan jaga dia dalam suasana hati yang baik. "
Ini
bukan lagi sekadar permintaan yang mustahil. Itu benar-benar tidak masuk akal.
Dia tidak yakin bisa melakukan hal seperti itu sama sekali. Namun, tidak peduli
apapun yang dia katakan, Remedios tidak akan berubah pikiran. Neia menundukkan
kepalanya karena menyerah.
“Saya
mengerti! Saya akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan itu, dan saya
harap saya dapat mengandalkan bantuan semua orang di sini. ”
"Baik.
Jika ada sesuatu, cari saja aku atau dia (Gustavo). "
Meskipun
keputusasaan memenuhi hatinya, Neia terkejut bahwa dia sebenarnya merasa
sedikit gembira.
Yang
Mulia, ya ...
19 komentar:
6 bulan loh min ditunggu akhirnya update jg..Btw makasih min dah update
Berbulan bulan ditunggu akhirnya update jg. MakasMa translator buat terjemahnnya. Tetap semangat yaa..
Vol 13 udah lama rilis.. Kapan d garap sampai vol 13 min..
min, chapter ini kok gak ada gambar nya? harusnya kan ada gambar Ainz di singgasana
semangat min nge tlnya kalau ga sibuk di RL. min ini nge tlnya dari raw Jepang apa tl inggris?
Waduh akhir'a keluar jga,,
Ttp smgt min dan lanjutkan..
Mantap lanjutkan min..
ini kapten Remidi sifat nya "gak" banget. weks
Hehe. Bkln berblik . mksh min
Aq yakin Nela senang dgn melayani Sorcerour King
Semoga mimin makin cepet up date.
Thx udh update kembali .... Semoga sehat slalu
Mantapp
Oh dia sudah memiliki perasaan duluan...huhu
Mantap makasih min
Emang si retardios
Otaknya sih kerad bet
Situ yang butuh njing, tau dirilah!!!
Detil banget, dari sebuah percakapan yg serius, perhitungan ttng gelar, politik yg tidak dibuat asal asalan, bener² critanya kompleks dn serius dalam penggambaran, kagak asal asalan dibuat, emang best lah novel overlord
Kapan lanjut vol 14 min?..
Udah baca gratis, ngeluh juga..
Posting Komentar