Chapter 5 : Frost Dragon Lord
Part 2
Yang
pertama adalah Great Rift.
Tak
perlu dikatakan lagi, seseorang tidak bisa menyeberanginya hanya dengan jalan
kaki. Tentu saja, dia bisa mencari jalan memutar, tapi itu meningkatkan
kemungkinan bertemu dengan monster. Monster-monster yang sedang menunggu di
dalam medan seperti itu adalah ancaman menakutkan bagi para dwarf.
Sangat
sulit menghindari penyergapan yang dilakukan oleh monster-monster yang bisa
merasakan langkah kaki target mereka dan menyerang dari bawah tanah. Satu
gerakan salah saja mungkin akan membuat dia tertelan dan dicerna. Ditambah
lagi, ada monster-monster yang bisa meluncurkan serangan-serangan fisik dan
memberikan pukulan fatal sementara otak korbannya masih bingung.
Di
tempat seperti ini, humanoid seperti manusia, dwarf dan elf tidak lebih dari
sekedar mangsa.
Sementara
cara yang paling aman untuk menyeberanginya adalah mengambil rute di atas tanah
dengan melintasi rangkaian pegunungan, jalan itu masih dianggap berbahaya
meskipun bagi para penghuni yang ada di atas tanah. Dia harus mewaspadai
serangan makhluk-makhluk dari atas seperti Peryton, Harpy, Itsumade, Gigant
Eagles (Elang raksasa) dan monster-monster lain, begitu juga dengan
binatang-binatang terbang yang besar. Karena manusia memiliki bidang pandangan
yang kecil baik ke atas maupun ke bawah, kecerobohan sesaat saja mungkin akan
melewatkan sergapan dari atas, yang mana beresiko dibantai dengan sekali tebas.
Jadi,
hanya menyeberangi Great Rift saja adalah ujian tersendiri.
Karena
itu, para dwarf membangun sebuah kota di dekat sana dan mendirikan jembatan
gantung. Ketika jembatannya roboh, tak ada yang akan bisa menyeberang, dan
Great Rift akan menjadi pelindung yang tak bisa dilewati sehingga melindungi
kota tersebut.
Sekarang
setelah jembatan gantungnya telah dipotong oleh Quagoa, Great Rift memberikan
sebuah tantangan.
Namun-
Tidak masalah
sama sekali bagi Ainz dan kelompoknya. Lagipula, menggunakan mantra [Fly]
membuat ujian itu menjadi remeh.
Lalu,
ada ujian kedua –Daratan Magma Cair
Lautan
yang amat panas ini bersinar menyilaukan. Itu adalah daerah yang sangat
berbahaya, dimana menghirup satu kali saja udara yang keluar dari sana bisa
menghanguskan paru-paru di dada seseorang.
Alasan
mengapa lahar ini bisa mengalir tak terhitung berapa kilometer di bawah bumi
kemungkinan karena dunia ini adalah dunia magis. Ada portal-portal yang
terbentuk secara alami dan mirip dengan [Gate] kekuatannya, yang menghubungkan aliran
magma daerah sini ke daerah yang jauh.
Di
tengah lautan yang menghanguskan ini ada alasan mengapa tempat ini dianggap
sebagai sebuah ujian.
Itu
adalah karena monster yang berenang dengan malas di dalam lautan yang amat
panas itu.
Monster
tersebut memiliki panjang 50 meter, mirip seekor ikan. Lebih tepatnya, mirip
dengan anglerfish. Namun, monster itu tidak memiliki umpan di kepalanya, tapi
sebuah tentakel yang menggantikan tangan. Tentakel itu bisa menggapai musuh
yang ada di kejauhan dan mengirimkannya ke dalam rahang milik monster tersebut
yang luar biasa besarnya.
Kulit
monster itu kokoh dan kuat, dan tumbuh seperti sisik ikan biasa, tapi
kekerasannya jauh melebihi bahkan orichalcum.
Banyak
monster yang tumbuh sangat kuat karena mereka telah hidup lama.
Individu-individu ini terkenal sebagai spesimen yang unggul, dan di dalam
banyak kasus mereka diklasifikasikan sebagai makhluk berbeda dari ras induknya.
Monster ini telah menyelesaikan bentuk evolusi khusus, dan menjadi makhluk
unik, yang tak ditemukan di tempat lain di dunia ini.
Inilah tiga
penguasa Gunung Rappaslea, yang dihubungkan dengan [Gate]-
Phoenix
Lord, yang menguasai langit.
Ancient
Flame Dragon, yang menguasai bumi;
Dan
La-Angler Lava Lord, yang menguasai lautan magma bawah tanah.
Jika dikelompokkan
menurut perkiraan tingkat kesulitan milik para petualang, Penguasa lautan yang
mencair sekitar 140. Kemungkinan tak ada yang bisa selamat bertarung dengannya.
Untungnya,
dia lemah dengan target yang hidup di dalam tanah. Seseorang tidak akan
diserang jika dia menjauhi magma. Namun, jalan menuju ibukota kerajaan negeri
dwarf berada pada jalan yang tidak rata dan sempit, memanjang sedikit lebih
tinggi dari lautan batu yang mencair di bawahnya.
Cukup
banyak Quagoa yang jatuh ke dalam magma ketika penyerbuan. Tak mampu bertahan
terhadap udara yang luar biasa panas yang berhembus dari bawah, tubuh mereka
gemetaran, akhirnya terjatuh ke dalam lautan batu mencair itu.
Namun-
Menyeberangi
bukanlah masalah bagi para traveler yang telah mempersiapkan magic terbang dan
kebal api. Mereka bisa terbang di udara, jauh di atas gapaian La-Angler Lava
Lord, dan tak ada kelompok yang menyadari keberadaan satu sama lain.
Begitulah
Ainz dan kelompoknya menyeberangi lautan magma.
Ujian-ujian
itu hingga saat ini mudah diatasi dengan magic terbang, jadi sulit menganggapnya
sebagai ujian. Namun, ujian terakhir adalah sebuah tantangan yang sebenarnya,
karena itu adalah gua panjang yang memiliki banyak cabang dan rumit.
Memang
layak mendapatkan gelar ‘labirin’.
Tetap
saja, itu saja akan terlalu mudah dianggap sebagai sebuah ujian. Tidak ada
monster di daerah ini, jadi selama seseorang dengan santai membuat peta, dia
bisa dengan mudah mengatasinya. Dan jika hanya itu, maka labirin itu hanya
layak dianggap sebagai sebuah ujian bagi mereka yang kekurangan makan dan air –
atau, dengan kata lain, mereka yang memiliki waktu terbatas.
Ya – ada
alasan lain mengapa tempat ini dianggap sebagai sebuah ujian.
Area ini
dipenuhi dengan saluran-saluran udara yang menyemburkan gas-gas vulkanik secara
berkala, dan ada tempat-tempat dimana gas-gas itu terkumpul. Dengan kata lain,
itu adalah area seperti neraka racun yang tak terlihat dan fatal, dihempaskan
oleh angin.
Ada
beberapa rute yang menuju tempat keluar, tapi hanya ada satu yang benar dan
juga terhindar dari gas. Bahkan mungkin rute itu nantinya bisa dipenuhi dengan
gas juga jika seseorang tidak berjalan dengan cepat.
Bahkan
penggunaan mantra [Fly] – yang telah mengungguli setiap tantangan sejauh ini –
hanya akan bisa merapat ke atap. Gas yang tersembur itu akan memenuhi udara bahkan
di atas sana dan beracun pula. Paling banter, seluruh mantra itu hanya akan
membuat seseorang bisa menghindari area-area dimana gas-gas tersebut sudah reda
dan terkumpul.
Namun-
Ainz dan
para guardian memiliki cara-cara pencegahan yang cukup banyak melawan
serangan-serangan gas vektor, jadi itu tidak masalah bagi mereka. Namun,
satu-satunya yang kemungkinan bisa terkena oleh serangan-serangan gas tersebut
adalah Gondo. Undead memiliki kekebalan, jika gas-gas itu tidak memberikan
damage asam atau api tidak akan melukai mereka sama sekali. Aura memiliki
sebuah item magic yang membuat dirinya dikelilingi oleh udara segar, jadi gas
seperti itu tidak ada gunanya terhadap Aura.
Dengan
kata lain, selama Gondo dilindungi oleh magic, dia bisa berjalan dengan aman
menembus asap kematian yang mengepul tersebut.
Dengan
demikian, tiga ujian – medan berbahaya yang dianggap tak bisa dilewati untuk
mereka yang tak memiliki persiapan atau pengetahuan sebelumnya – bisa dengan
mudah ditaklukkan oleh Ainz dan kelompoknya.
Mantra
Ainz – [Bless of Titania], yang bisa memberi tahu kepada penggunanya jalan
terbaik menembus sebuah dungeon – perlahan menghilang. Itu karena tanda
durasinya telah hilang, atau mungkin tujuannya telah berakhir.
“..Hm.
Kelihatannya ada mayat Quagoa yang baru di dalam gua itu. Tapi kita masih belum
menyusul mereka. Kurasa sehari saja bisa membuat perbedaan yang besar.”
“Bagaimanapun
juga, kita sudah memotong jarak yang panjang dengan mereka. Sekarang mereka
sudah hampir terkejar,” Aura berkata begitu setelah memeriksa jejak kaki di
tanah.
“...
Benarkah. Kalau begitu, mari kita diskusikan apa yang akan kita lakukan setelah
ini... Gondo, kita akan segera tiba di ibukota kerajaan, ya kan?”
“Ya,
saya hanya pernah mendengarnya dalam legenda, tapi jika itu adalah gua-gua dari
labirin kematian itu, maka kita akan segera tiba di sana.”
Sebuah
ekspresi pahit muncul di wajah Gondo.
“Apakah
itu benar-benar labirin kematian... Legenda berkata mereka yang tidak tahu
jalannya hanya akan bertemu kematian di akhir perjalanan...”
Ainz
tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Lagipula, itu adalah tantangan yang terlalu
sederhana. Mungkin itu hanya tipuan, dirancang untuk menipu lawan agar berpikir
mereka sudah menyelesaikannya sebelum jebakan sebenarnya muncul. Itu masih ada
kemungkinannya.
“...Jika
itu terjadi, yang harus kita lakukan adalah menembus semua jebakan yang
menunggu. Meskipun begitu, masuk ke dalam jebakan adalah kebodohan yang tinggi.
Mari kita berjalan perlahan sambil tetap waspada.”
Mereka
sudah bergerak dengan kecepatan yang tinggi untuk bisa menyusul musuh. Namun,
mereka masih belum terkejar, bahkan setelah sampai di sini. Harusnya mereka memikirkan
kembali strategi yang akan digunakan sambil berjalan dibawah asumsi musuh sudah
kembali ke markas mereka.
“Kalau
begitu, kita harus mempertimbangkan apa yang akan kita lakukan setelah tiba di
markas musuh.”
Setelah
memastikan semua orang mengangguk, Ainz menoleh ke arah Gondo.
“Pada
awalnya, Gondo dan aku akan mengambil alih Istana kerajaan. Aku akan menghadapi
naga yang ada di sana.”
Tak ada
guardian ataupun Gondo yang keberatan dengan hal ini.
Naga-naga
dengan peringkat tertinggi adalah beberapa lawan yagn terkuat di dalam
Yggdrasil. Sangat berbahaya untuk bergerak secara terpisah dari para guardian
ketika mereka tidak tahu kekuatan lawan. Namun, Ainz memiliki sebuah item kelas
dunia (World Class Item). Benda itu memiliki banyak kekuatan, dan salah satunya
sangat efektif terhadap naga. Oleh karena itu, bahkan dalam skenario terburuk,
dia harusnya bisa kabur dari mereka.
Sebaliknya,
jika dia membawa para guardian dan lawan lebih tangguh dari yang diduga, maka
dia harus bekerja lebih keras agar bisa kabur.
Dengan
Gondo di sana, hal terburuk yang bisa terjadi adalah Ainz harus mengabaikan
dia. Dia tidak bisa membuang nyawa dari anak-anak temannya. Oleh karena itu,
solusi terbaik adalah tidak bersama mereka sejak awal.
Naga, huh... aku sangat menantikan ini.
Di dalam
Yggdrasil, naga adalah lawan yang tangguh dan juga memiliki banyak hadiah.
Mereka
meninggalkan kristal data yang bagus, dan memiliki peluang yang lebih tinggi
meninggalkan artefak daripada monster biasa. Seseorang bisa mengambil kulit,
daging, darah, taring, cakar, bola mata, sisi, dan bagian-bagian tubuh mereka
lainnya untuk berbagai kegunaan.
Bisa
dikatakan mereka adalah musuh yang enak.
Mengetahui
bahwa dia akan segera menghadapi naga pertama di dunia ini membuat hati Ainz penuh
dengan campuran perasaan tidak tenang, berharap dan tidak sabar. Ainz sangat
senang sampai hampir tidak mampu membendung diri.
Menurut
para dwarf, Frost Dragon kuat yang telah membumihanguskan kota barat mungkin
ada di sana. Jika situasi menjadi buruk, dia mungkin harus menghadapi
pertempuran lain dengan peluang menang yang dipertanyakan, mirip seperti
pertarungan dengan Shalltear.
Apakah jangan-jangan naga itu yang telah
mengalahkan Death Knigt? Aku masih bisa menghadapinya jika itu adalah makhluk
yang sama. Tapi akan menyusahkan jika ada yang lain. Apakah aku harus tetap
tersembunyi dan memunculkan semua orang kecuali para Hanzo – tidak, ini
harusnya pilihan yang benar.
“-Ainz-sama?”
“Hm?
Ahh, Shalltear. Maafkan aku karena telah melamun. Kalau begitu, aku akan
memberikan perintah kepada kalian berdua pula. Aura dan Shalltear, kalian
hadapi Quagoa dan buat mereka tunduk pada kekuasaanku. Jika mereka berani
menentang, maka tunjukkan kekuatan Nazarick kepada mereka!”
Dua
Guardian itu mengiyakan dengan kuat.
Tatapan
Ainz beralih kepada Gondo. Dia tidak terlihat ingin berkata sesuatu. Sikap itu
kelihatannya menandakan bahwa dia akan setuju saja dengan semua keputusan yang
Ainz buat.
Meskipun
Ainz telah setuju untuk membersihkan Quagoa, Ainz tidak berniat untuk
membinasakan mereka semua. Dia merasa bahwa genosida terhadap sebuah ras yang
tidak ada di dalam Yggdrasil agak sia-sia. Memang benar, membunuh mereka semua
mungkin akan menghapus mereka dari dunia ini. Tidak, meskipun begitu, mungkin
saja mereka akan menguntungkan bagi Nazarick di masa depan.
Tentu
ada kemungkinan mereka membahayakan bagi Nazarick juga. Namun, memusnahkan
mereka sebelum memastikan hal itu adalah hal yang sangat disayangkan.
Menghabisi itu mudah, tapi membangkitkan
kembali itu sulit. Jadi, hanya ada satu jalan yang bisa kuambil. Dan selain itu-
“Jika
mereka adalah orang-orang bodoh yang tidak mau bersumpah setia kepadaku, maka
kurangi jumlah mereka hingga hanya kurang lebih 10.000 saja. Cobalah untuk
menyimpan yang kuat hidup-hidup. Namun, setelah mempertimbangkan masalah di
masa depan, jangan pilih mereka hanya berdasarkan kekuatan saja. Kalian harus
memastikan jumlah wanitanya seimbang. Ditambah lagi, kalian tidak boleh
membiarkan satupun kabur, apakah kalian mengerti? Terutama mereka yang setara
dengan raja.”
“Tapi..
Ainz-sam...”
Ainz
mempersilahkan Aura – yang kelihatannya terlihat gundah – untuk melanjutkan
bicara.
“Kami
tidak tahu dengan tepat seberapa besar ibukota negeri dwarf itu, tapi
kelihatannya itu adalah area yang sangat luas. Akan sulit hanya dengan kami
berdua saja untuk memastikan tak ada Quagoa yang akan kabur dari wilayah yang
luas seperti itu. Apa yang harus kami lakukan?”.
“Hm.
Sebuah pertanyaan yang masuk akal. Karena itu – Aura, sudah waktunya kamu
bersinar. Gunakan World Class item yang kuberikan kepadamu sebelumnya.”
“A, Apakah
itu tidak apa-apa?”
“Umu.
Inilah waktunya untuk digunakan.”
“Sa,
Saya mengerti!”
Ketegangan
terpancar di seluruh wajah mereka.
“Memang
tidak ada batasan penggunaan World Class Item itu, jika musuh memenuhi kondisi
tertentu dan kabur, kepemilikan item itu akan langsung berpindah kepada mereka.
Itu adalah skenario terburuk dan harus dihindari bagaimanapun caranya.”
Ainz
mengingat insiden dimana Ainz Ooal Gown mengambil alih benda tersebut.
Sudah
berapa banyak surat yang dikirimkan oleh lawan, memohon kepada mereka untuk
“memberikan benda itu lagi”?
Ainz
mendengus.
“Jika
kalian tidak ingin kehilangan benda tersebut, tidak seharusnya kalian
menggunakannya,” adalah balasan yang dia berikan. Tak ada yang lebih bodoh
daripada sebuah guild yang tidak bisa menerima akhir yang masuk akal seperti
itu. Jika mereka tidak ingin benda miliknya diambil, seharusnya mereka
menyimpannya di dalam ruang penyimpanan mereka dan tak pernah mengeluarkannya.
Oleh karena itu, Ainz terus mengomel, meskipun dia juga merasa tidak ada
salahnya dalam menggunakan benda itu.
“Dan
juga, kalian harus berhati-hati terhadap lawan yang tidak bisa kalian hisap ke
dalamnya, karena musuh seperti itu juga memiliki World Class item.”
“Itu
artinya anda tidak akan bisa masuk juga, benar begitu, Ainz-sama?”
“Tidak
ketika terbuka. Namun, ada cara untuk masuk ke dalam jika kamu memilih untuk
melakukannya. Kalian harus memperhatikan jeda waktu ketika itu terjadi...
Baiklah, ayo pergi.”
Dengan
dipimpin oleh Aura, kelompok tersebut berangkat.
Mungkin
mereka sudah di dekat bekas ibukota kerajaan negeri dwarf, bahkan gua-gua yang
terbentuk secara alami mudah dilewati. Semua stalaktit dan stalagmit telah
dipotong, mungkin agar lebih mudah dilewati. Saat ini mereka meneruskan
perjalanan, dengan dikelilingi hasil kerja dari para dwarf.
Aura –
yang berjalan di depan – tiba-tiba berhenti. Lalu dia mengarahkan tangannya ke
telinga, mendengarkan dengan baik-baik.
Ainz dan
yang lainnya diam, menunggu Aura bicara.
“Ainz-sama,
aku bisa mendengar banyak makhluk hidup di depan, jumlahnya sekitar ratusan,
aku tak bisa mengukur jarak tepatnya, tapi kurasa kita akan bertemu dengan
mereka dalam beberapa menit.”
“Hoh...
kita sudah menyusul mereka?”
“Tidak,
mereka tidak terdengar seperti sedang bergerak. Rasanya mereka seperti sedang
menunggu....”
“Oh
begitu. Apakah mereka sudah merasakan pengejaran kita? Apakah mereka pasukan
penyergap?”
Jika
memang begitu, mereka mungkin telah menggunakan semacam magic divinasi
(peramalan) untuk memata-matai Ainz dan yang lainnya.
Ainz
tersenyum tipis.
Sampai sekarang, dia tak pernah membiarkan lawan mengamati kekuatan mereka. Karena itu, mereka ingin melemparkan pasukan kepada Ainz sambil mengamati kemampuannya.
Sampai sekarang, dia tak pernah membiarkan lawan mengamati kekuatan mereka. Karena itu, mereka ingin melemparkan pasukan kepada Ainz sambil mengamati kemampuannya.
Dari
tekad dan tindakan lawan, Ainz bisa merasakan kegugupan dan kerelaan lawan untuk
berkorban agar bisa memperoleh informasi. Itu membuat Ainz merasa dia telah
memenangkan perang kecerdasan ini dari lawannya.
“Ainz-sama,
haruskan kami menangkap mereka?”
“Hm,
setelah dipikir-pikir, kita belum terlalu banyak menunjukkan kemampuan kita
kepada musuh. Jadi, mari kita kumpulkan informasi dahulu sebelum menyasar
markas mereka dengan sekali sapu.”
“Dimengerti!”
Ditambah
lagi, meskipun sudah memperoleh informasi, mereka tidak bisa merancang strategi
serangan balik semudah itu.
Ada dua
tipe karakter utama di dalam Yggdrasil.
Mereka
yang ahli dalam bidang tertentu, dan mereka yang kemampuannya merata.
Untuk
yang pertama, meskipun dia sudah memperoleh informasi lawan, mereka akan sulit
menghadapinya jika informasi yang didapatkan tidak cocok dengan keahliannya.
Sedangkan yang kedua, mereka mungkin bisa menghadapinya, tapi melihat kemampuan
musuh mereka yang merata, pencegahan yang dimaksud pasti memiliki celah.
Tentu
saja, mungkin ada orang seperti Ainz yang tahu banyak mantra dan memiliki
banyak item yang ditinggalkan oleh rekan-rekannya, dan itu membuatnya bisa
beradaptasi terhadap banyak situasi, atau seseorang seperti Touch Me dengan
stat keseluruhan yang sangat tinggi, tapi mereka adalah pengecualian untuk
aturan itu. Jadi, hanya ada satu hal yang harus mereka khawatirkan.
....Jumlah dari entitas yang kuat. Kenyataannya
aku tidak tahu membuatku sedikit takut. Karena
aku tidak bisa memastikan poin tersebut, harusnya aku mempersiapkan rencana
mundur untuk berjaga-jaga – hm. Yah, bagaimanapun kita tidak bisa maju tanpa
harus memukul mereka dahulu dan melihat apa yang dimiliki oleh lawan – Ohh,
semangat dari Yamaiko-san menguasaiku...
“Shalltear.
Kamu tak boleh mengamuk kali ini, mengerti?”
“Tentu
saja!”
Shalltear
mempersiapkan Spuit Lance miliknya.
“Bagus
sekali. Biasanya, kita harusnya menghindari pertunjukan item kelas divine yang
kita miliki kepada lawan. Namun, mereka tidak akan bisa mengetahuinya tanpa
memiliki skill deteksi yang sangat bagus. Kalau begitu pergilah.”
“Dimengerti!”
***
Di dalam
Feoh Berkanan – bekas ibukota kerajaan negeri dwarf yang megah dan indah,
dibangun ketika peradaban mereka sedang berkembang – bangunan terbesar di
samping istana kerajaan itu adalah Guild Merchant (Guild Pedagang) karena
bangunan itu mengandung banyak ruangan yang digunakan ketika rapat dan
kamar-kamar sementara yang digunakan untuk menyimpan sumber daya sementara.
Bangunan
ini digunakan oleh banyak dwarf, dan lebih lebar dari struktur lain manapun di
dalam kota. Namun, itu bukanlah kediaman dari Kepala Klan Quagoa, Pe Riyuro.
Ketika
Yozu kembali, Riyuro sedang duduk – hampir tenggelam – di dalam kursi lembut
yang besar. Sikapnya seperti yang biasa dia tunjukkan, tanpa memperlihatkan
kemungkinan marah atau gugup, bahkan setelah mendengar kegagalan Yozu.
Yozu
membungkuk, dan menjelaskan apa yang telah terjadi.
Sementara
detil yang penting telah dikirimkan melalui utusan, dia di sini untuk
menjelaskan informasi yang lebih detil lagi. Khususnya, dia perlu menguraikan
kartu as dari kerajaan dwarf, si armor hitam yang dia lihat dengan mata kepala
sendiri.
Riyuro
mendengarkan tanpa bicara, lalu perlahan menggerakkan tangannya, menggapai
masuk ke dalam sebuah sangkar di samping. Dia mengambil seekor kadal yang
mendecit; seekor kadal yang gemuk dan banyak airnya, sebuah makanan ringan
untuk seorang raja.
Riyuro
mengulurkan tangannya yang sedang memegang kadal itu kepada Yozu.
“-Mau
satu gigitan?”
“Tidak,
tidak terima kasih.”
“Benarkah,”
gumam Riyuro. Lalu dia meremukkan kepala kadal itu dengan rahangnya, dan Yozu
mencium bau darah dan anggota tubuh yang samar.
Seluruh
kadal dengan panjang 20 sentimeter hilang di dalam mulut Riyuro dalam tiga kali
gigitan.
Riyuro
mengusap tangan dan mulut yang terkena darah itu dengan handuk di dekatnya.
“- Lalu
kamu mundur. Bagaimana dengan para pengejarmu?”
“Kami
tidak yakin dengan itu. Namun-“
Karena
jembatan gantungnya telah jatuh, dia tidak berpikir musuh akan melanjutkan
pengejaran mereka. Dan sejujurnya, mereka sudah mendapatkan tenggorokan para
dwarf. Yang bisa dilakukan oleh para dwarf itu hanyalah memperkuat pertahanan
mereka, cari dan segel rute samping, dan mungkin saja mereka akan melakukan
serangan balik ke tempat ini.
Alasan
mengapa mereka hanya berhadapan dengan dua armor hitam itu karena mereka cukup
bodoh untuk membagi pasukan atau karena hanya itu jumlah kekuatan militer
mereka.
Itu
adalah pendapat Yozu, yang dia ceritakan dengan Riyuro.
“Tidak
aneh jika ada satu atau dua lagi.”
Riyuro
kelihatannya telah merasakan perasaan terkejut Yozu yang tidak disadari. Dia
menusuk-nusuk kadal yang ada di dalam kandang berkali-kali sambil menjelaskan
maksud ucapannya dengan malas.
Para
dwarf percaya diri dengan pertahanan benteng mereka. Jika benteng itu
diruntuhkan, mereka akan merasa bahwa peluang kota mereka diduduki sangatlah
besar. Jadi, tidak salah jika mengasumsikan si armor hitam yang mereka kirimkan
adalah jumlah porsi pasukan terakhir.
Namun,
karena mereka tidak tahu bagaimana tepatnya benteng itu diduduki, mengirimkan semua
kekuatan di garis depan adalah pertaruhan yang berbahaya. Jika ada banyak jalan
untuk penyusupan, mungkin saja mereka akan kalah.
Memang
itu bukanlah situasi dimana mereka bisa membagi kekuatan sedikit demi sedikit,
mereka tidak memiliki informasi untuk bisa melakukan serangan balik dengan
seluruh pasukan pula.
Oleh
karena itu, meskipun masih ada lebih banyak lagi, paling juga hanya ada satu,
mungkin dua lagi. Inilah yang dia simpulkan.
Yozu
merasa sama seperti yang dikatakan oleh sang tuan, dan dia merasa kagum dengan
pengetahuannya.
“kalau
begitu, siapa yang kamu anggap bisa mengalahkan golem-golem itu?”
“Saya
yakin anda bisa mengalahkannya, tuanku!”
Riyuro
adalah makhluk terkuat diantara delapan klan Quagoa. Meman benar, kemampuan
bertarungnya patut dicontoh.
Mungkin
saja dia mampu melawan seluruh ras Quagoa sendirian dan berhasil menang. Tak
pernah ada orang yang sekuat dirinya di dalam sejarah Quagoa.
Yozu
teringat Riyuro saat melawan monster di masa lalu. Dia sangat yakin sekali kekuatan
Riyuro lebih unggul dari golem-golem itu.
“Tidak
usah memuji. Apakah kamu benar-benar berpikir demikian?”
“Ya!
Saya yakin itu!”
Riyuro
tertawa pahit, tapi balasan Yozu memang tulus. Dia tidak memiliki jawaban
selain itu.
“...
Kamu berasal dari klan mana?”
Sebuah
pertanyaan yang mengejutkan. Setelah Yozu menjelaskan asal klan dirinya, Riyuro
jatuh dalam renungan sekali lagi.
“Ternyata
begtiu... kamu pasti benar-benar berpikir aku bisa menang, lalu?”
“A, Apa
maksudnya itu?”
“Aku
hanya curiga kamu mungkin akan mempertimbangkan peluang ini untuk menghabisi
diriku. Memang benar aku lebih kuat dari siapapun yang ada di seluruh spesies.
Karena itu, mungkin kamu ingin membuatku bertarung melawan golem-golem itu
setelah menganggap remeh kekuatan mereka, Golem-golem itu akan membunuhku. Jika
kamu melakukanya, maka takkan ada orang yang bisa mengalahkan golem-golem
itu... tapi mereka akan terluka selama bertarung denganku, kemudian mungkin
saja kamu bisa menghancurkan mereka dengan unggul jumlah.”
Meskipun
sang tuan yang dia patuhi mencurigainya, hati Yozu hanya dipenuhi rasa hormat.
Jika dia
di posisi Riyuro, mungkin dia tidak akan terpikir sedalam itu terhadap masalah
tersebut.
Yozu
sangat yakin Riyuro adalah pemimpin sebenarnya dari Quagoa, sehingga loyalitas
Yozu semakin dalam.
Riyuro
tidak seberapa memahami pria di depannya, dan bertanya sesuatu.
“..
Mengapa kamu tidak langsung menjawab kamu tidak memiliki niat seperti itu?”
“Ya! Ma,
Maafkan saya sebesar-besarnya! Saya hanya takjub dengan pemikiran anda yang
dalam tuanku! Seperti yang anda katakan, saya tidak memiliki niat seperti itu!”
Riyuro
tertawa keras.
“Kamu
adalah orang yang menarik!... Orang-orang yang telah kuberikan kepadamu habis
percuma, jadi harus ada hukuman untuk itu. Tapi aku tidak akan melukaimu, itu
mungkin akan berakibat pada perkembanganmu di masa depan. Sebenarnya, kamu
telah mempelajari golem-golem itu dan kembali setelah menyadari bahwa itu
adalah informasi yang penting. Ditambah lagi, Tindakan antisipasimu terhadap
pengejaran dari musuh dan pengalokasian sebagian dari pasukan untuk pertahan
kota menunjukkan dalamnya pemikiranmu.”
“Terima
kasih banyak!”
Yozu
membungkuk dalam-dalam.
“Sekarang,
aku punya pertanyaan untuk pemimpin hebat sepertimu. Bagaimana aku harus
mengumpulkan informasi lebih banyak tentang golem-golem itu?”
“Dengan
menyerang negeri si pendek itu.”
“Itu
adalah satu cara untuk melakukannya. Jika demikian, mungkin kita bisa
mempelajari apakah ada cadangan golem yang sebenarnya.”
“Ya!
Jika memang tidak ada lagi, maka kita harus menaklukkan kota tersebut sesegera
mungkin tak perduli berapapun korbannya.”
“Umu”,
Riyuro mengangguk.
Jika
hanya masalah nyawa, maka banyak waktu yang diperlukan untuk meningkatkannya.
Namun, Golem hanya perlu dibangun. Waktu tidak untuk mereka, tapi untuk musuh.
“Metode
lain apa yang ada?”
“Maafkan
saya, tapi saya tidak bisa memikirkannya saat ini.”
Riyuro
mengulurkan tangannya ke dalam kandang yang dipenuhi kadal lalu menarik satu
kadal.
“...Apakah
kamu mau?”
Apakah aku terlihat selapar itu?
Memang
benar Yozu harus kembali kesini dengan seluruh tenaga, dan dia bahkan tidak
makan atau istirahat dengan benar sampai sejauh ini. Namun, dia tidaklah sehaus
atau selapar itu sehingga harus memintanya dari meja sang raja.
“Tidak,
terima kasih.”
“Benarkah,”
balas Riyuro. Lalu, dia mengunyah kepala kadal tersebut seperti sebelumnya.
Setelah menelannya seperti tadi, Yozu bertanya kepada Riyuro.
“Kalau
begitu, tuanku. Apakah anda telah memikirkan metode lainnya?”
“Ah, ya.
Kita bisa meminta dia. Kemampuannya jauh melebihi diriku... Meskipun hal yang
menyusahkan adalah bayaran yang dia minta akan setara tingginya.”
“Bayaran
yang anda maksud.. jangan-jangan!”
Yozu
langsung menebaknya dari ucapan Riyuro.
“Benar.
Kita harus memberikan para naga –“
Saat
Riyuro akan bicara, ada sebuah keributan di luar, lalu pintu tersebut terbuka
dengan bunyi yang keras.
“Pimpinan
klan!”
Itu
adalah salah satu penjaga.
“Kelihatannya
gawat. Apa yang terjadi?”
“Benar!
Kelihatannya ada seseorang yang sedang menuju ke kota ini!”
“Darimana
datangnya mereka?”
Menurut
penjaga tersebut, mereka datangnya dari sisi dimana Yozu menempatkan
pasukannya. Dengan kata lain, mereka datang dari negeri dwarf.
“Jadi
mereke mengirimkan pasukan pengejar.... Aku meremehkan orang-orang kerdil itu.”
Lalu,
Riyuro pun bangkit berdiri.
Mata
Yozu kelihatannya ingin bertanya kepada sang tuan mau kemana. Riyuro merasakan
ini, lalu membalas:
“Kelihatannya
kita sudah diselamatkan dari banyak waktu untuk membuat keputusan. Aku akan
menemui para naga sekarang.”
“Apakah
anda akan bertanya kepada mereka tentang golem-golem itu?”
“Tidak,
aku akan meyakinkan kepada mereka untuk menghadapi para cebol yang sedang
mendekat. Karena mereka hanya para cebol, pasti mereka membawa Golem juga.
Lalu, kita buat mereka melawan para naga dan melemahkan kedua sisi... Hmph...
Mungkin juga sebaiknya biarkan saja mereka mendapatkannya.”
Pimpinan
klan Quagoa tersebut sangat marah saat para naga itu mengambil tempat terbaik
di kota ini– istana kerajaan – untuk mereka sendiri. Ini hanya diketahui oleh
para pembantunya yang paling setia, ditambah dengan bagaimana pimpinan klan itu
dengan pintarnya menyembunyikan perasaan dan membungkuk kepada para naga.
Ada
perbedaan kekuatan yang luar biasa diantara para naga dan Quagoa.
Oleh
karenanya, mereka harus bersikap seperti pelayan sampai mereka bisa menyamai
kekuatan para naga. Namun, hanya ada sedikit makhluk yang bisa melawan mereka
dengan setara di rangkaian pegunungan ini. Dengan satu pengecualian, mungkin
mereka adalah para Frost Giant (Raksasa Beku).
Dan
sekarang kesempatan itu telah datang, kata Riyuro.
“Yozu,
memang tidak terlihat, tapi untuk jaga-jaga, mulailah bergerak ke arah distrik
reruntuhan. Aku tidak ingin kamu terlibat dalam pertempuran dengan para naga.”
Satu distrik
di ibukota kerajaan dwarf telah benar-benar hancur sebelum Quagoa mengambil
alih. Quagoa tidak membangun area ini, agar bisa menggunakannya sebagai tempat
mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar. Kelihatannya tempat itu akan digunakan
pada akhirnya.
“Dimengerti.”
“kalau
begitu.. bisakah kamu membantuku mempersiapkan persembahan untuk bertemu dengan
para naga? Mereka menyukai permata, jadi persiapkan beberapa diantaranya. Aku
yakin kamu juga tahu jika mereka sangat rakus dan tidak setuju dengan pembayaran
pertama saat itu juga. Mereka pasti akan menaikkan harga. Dengan itu,
persiapkan item-item bernilai rendah pula.”
Setelah
mengangguk kepada Riyuro menunjukkan dia mengerti, Yozu langsung memulai
persiapannya.
***
Spesies
terkuat di dunia ini adalah para naga. Ada ras-ras yang bisa beradaptasi dengan
tanah yang keras dimana manusia tidak bisa melakukannya. Rangkaian pegunungan
Azellisia tidak terkecuali, dan para naga menguasai sarang di sini.
Naga-naga
ini dikenal sebagai Frost Dragon (Naga Beku).
Biasanya,
para naga memiliki tubuh yang ramping. Tidak mirip dengan bentuk kadal yang
merangkak begitu juga dengan kucing. Diantara mereka, Frost Dragon bahkan lebih
ramping, seperti ular.
Sisik
mereka biru keputihan, tapi semakin mereka tumbuh, berubah menjadi putih
seperti salju. Setelah beradaptasi dengan lingkungan, mereka memiliki kekebalan
terhadap hawa dingin, tapi sebaliknya, mereka rentan terhadap api.
Ditambah
lagi, ada kartu as daripada draconic race (ras naga). Mereka memiliki kekuatan
menakutkan yaitu nafas naga pembeku.
Pemimpin
dari Frost Dragon ini, Olasird’arc=Haylilyal, melingkari singgasananya, melihat
ke arah Quagoa dengan remeh yang sedang menghadap kepada dirinya.
“jadi,
kau datang juga. Ada apa?”
“Ya,
saya sangat terhormat bisa bertemu dengan Pemimpin para naga putih yang
terkuat, Olasird’arc=Haylilyal—”
“- Tidak
usah lagi bertele-tele. Langsung saja.”
Setelah
berkata demikian, mata Olasird’arc sedikit memicingkan mata.
Menjadi
seorang pemimpin naga (Dragon Lord) memiliki perlakukan khusus diantara para
naga. Itu adalah sebuah gelar yang hanya diberikan kepada mereka yang telah
mencapai kategori usia tertinggi (Ancient/Kuno) diantara para naga, atau naga
kuat yang memiliki kekuatan spesial, atau naga yang bisa menggunakan magic yang
aneh. Naga-naga luar biasa ini diberi gelar sebagai Lord (Pemimpin).
Dipanggil
dengan gelar sedemikian agungnya sangat menyenangkan.
“Ya!
Pertama, saya ingin berterima kasih telah diperbolehkan untuk bertemu.”
Quagoa
yang sedang menunggu di belakang pimpinan Quagoa itu mengeluarkan karung yang
lusuh.
Mereka
membuka karung itu, dan seperti yang diduga, kilauan emas memenuhinya.
Itu
tidaklah cukup untuk membuatnya puas, tapi jumlah itu harusnya jumlah yang bisa
dipenuhi oleh Quagoa, jadi dia harus puas dengan itu.
“Baiklah
kalau begitu, apa yang kamu inginkan.”
“Ya!
Sebenarnya, ada beberapa tamu yang tak diundang menuju rumah kami, jadi saya
ingin tahu apakah kami bisa melihat kekuatan anda yang luar biasa, Tuan
Pemimpin Naga Putih.”
“Hm...”
Bagi
Olasird’arc, Quagoa adalah spesies rendahan. Mereka adalah makhluk-makhluk yang
harus mengagungkan para naga, dan mereka setara dengan para budak. Agak berat
juga membiarkan mereka terbunuh sia-sia. Namun, cukup membuatnya marah jika dia
harus bertindak sendiri demi makhluk rendahan seperti itu.
Tatapan
Olasird’arc jatuh dari singgasananya yang berkilauan – sebuah gunung kecil emas
dan batuan permata.
Satu
kebiasaan yang menyatukan seluruh naga adalah kecintaan mereka kepada logam,
permata, item magic dan kekayaan sejenis. Olasird’arc tidak terkecuali dalam
hal ini.
Namun, sementara
mungkin dia memang bisa menggali terowongan dan mengeluarkan logam-logam
berharga dan permata-permata mentah, dia tidak bisa memprosesnya. Ditambah
lagi, yang kuat seharusnya tidak melakukan hal semacam itu. Itulah gunanya
budak.
Jadi,
tidak masalah sebenarnya jika dia harus bertindak sendiri demi para budaknya.
Hatinya penuh dengan perasaan kebaikan.
“Dan
siapa orang-orang ini?”
“Kami
tidak yakin. Kami belum memperoleh identitas mereka yang sebenarnya. Namun,
harusnya mereka adalah para dwarf.”
“Dwarf...Umu.”
Olasird’arc
menatap gerbang besar di belakangnya.
Dibalik
pintu itu adalah bekas ruang harta kota dari negeri dwarf.
Tak
perduli berapa kali Olasird’arc menyerangnya, pintu itu tidak bisa terbuka atau
dihancurkan. Magic yang melindunginya dikerjakan oleh para runesmith yang telah
menjaga harta mereka dari semua serangan yang dia lakukan untuk bisa
mendapatkannya.
Obsesinya
terhadap isi dari ruang itu telah lama pudar, dan pintu itu tidak lebih
daripada tempat untuk menggores cakarnya. Namun, ketika dia mendengar tentang
para dwarf, api gelora di hatinya menyala sekali lagi.
Jika
dwarf-dwarf ini bisa sampai di sini, mungkin mereka memiliki cara untuk membuka
ruangan ini.
Apakah sudah waktunya membuang Quagoa? Dwarf
lebih berguna dalam berbagai cara.
Saat
Olasird’arc merenung terhadap masalah ini, dia menatap Quagoa di bawahnya
dengan dingin, lalu permohonan pimpinan Quagoa diakhiri.
“Saya
yakin anda bisa mengalahkan para dwarf itu dengan mudah, Tuan Pemimpin Naga
Putih. Kami mohon, pinjamkan kekuatan anda kepada kami! Tidak usah dikatakan,
ketika mereka kalah kami akan menawarkan dua kali jumlah dari ini, tidak lebih
dari itu!”
Kerakusannya
tergerak oleh kalimat terakhir itu, wajah Olasird’arc berubah.
“... Oh
begitu. Aku akan mempertimbangkannya.”
“Tunggu
sebentar! Tuan Naga Putih (White Dragon Lord), musuh sudah dekat! Dan para
dwarf bertujuan mengambil kembali kota ini!”
Olasird’arc
memalingkan tatapannya yang tajam ke arah Quagoa itu.
“Apa
maksudmu dengan itu! Maksudmu dwarf-dwarf yang sedikit itu bisa mengusirku dari
sarang ini?”
“Saya
tidak berkata demikian! Tapi, tidak ada yang tahu apa niat para dwarf itu! Yang
kami tahu, mereka mungkin saja punya cara untuk menghancurkan kota ini!”
“Jika
memang begitu, bukankah mereka sudah melakukannya dari dulu?”
“Besar
kemungkinannya mereka bermaksud menghancurkan kota dari dalam!”
“Hm,”
pikir Olasird’arc. Kelihatannya agak melenceng, tapi tidak sepenuhnya bisa dibiarkan.
Tempat
ini memang benar-benar diperlukan untuk membangun Draconic Empire.
Setelah
mengambil istana kerajaan dwarf, dia telah memerintahkan kepada para istrinya
untuk menetaskan telur mereka di sini, lalu membesarkannya.
Di masa
lalu, mereka bertelur di sembarang tempat lalu meninggalkannya di sana, atau
menendang mereka keluar dari sarang setelah satu atau dua tahun sejak menetas.
Itu tidak akan memperkuat ras Draconic.
Aku harus meningkatkan jumlah keturunanku, lalu
menaklukkan Frost Giant. Saat itulah, aku bisa benar-benar menaklukkan
rangkaian pegunungan ini, pikir Olasird’arc.
Frost
Giant kebal terhadap hawa dingin, itu artinya kartu as dari Frost Dragon yaitu
nafas naga pembeku tidak bisa melukai mereka. Kekuatan dari senjata besar yang
dimiliki oleh Frost Giant tidak bisa dianggap remeh, bahkan bagi para naga.
Jika mereka datang dengan jumlah besar, para naga mungkin akan kalah. Memang
benar, ada beberapa Frost Dragon yang kalah dari Frost Giant, dan digunakan
sebagai anjing mereka.
Biasanya,
Frost Dragon tahu hal itu juga, jika Olasird’arc salah satunya, dia tidak akan
melewatkan peluang menghancurkan musuh yang kuat sebelum jumlah mereka bisa
bertambah. Jika dia harus membuang wilayah ini, maka suku Frost Giant pasti
akan bersatu menyerang mereka sebelum dia bisa mengambil alih kursi kekuasaan.
Olasird’arc
memanggil para selirnya, yang tergeletak malas di sekeliling ruangan itu.
Ada tiga
naga perempuan.
Ada
yangpaling muda, dengan satu tanduk pualam, Mianatalon=Fuviness.
Yang
bertarung memperebutkan wilayah berkali-kali dengan Olasird’arc,
Munuinia=Ilyslym.
Dan ada
satu-satunya naga di kediaman ini yang bisa menggunakan divine magic (meskipun
hanya tingkat 1), Kilystran=Denshushua.
“Bagaimana
menurutmu?”
“...Mengapa
tidak membantu mereka? Lagipula, dwarf-dwarf menyedihkan itu sama sekali
bukanlah musuh yang menakutkan.”
“Aku
juga setuju. Sejujurnya. Aku tidak perduli dengan apa yang mereka katakan. Tapi
jika para dwarf menyerang, mengetahui kita ada di sini, itu sama dengan
meremehkan kita. Harusnya kita ukir rasa takut di hati makhluk-makhluk kecil
sombong itu.”
Dia
mengalihkan tatapannya dari Muninia – yang sedang menggaruk lantai dengan cakar
yang tajam – ke arah Kilystran.
“Dan
menurutmu?”
Setelah
dipanggil, Kilystran memiringkan kepalanya.
“Aku
menentang dan menyetujuinya. Aku menentangnya karena kita tidak yakin para
penyerang ini benar-benar dwarf. Ditambah lagi, jika mereka menyerang setelah
tahu keberadaan kita, mereka pasti sudah memperhitungkan kekuatan kita. Namun,
meskipun ide menghancurkan kota terdengar konyol, sebuah mekanisme yang mampu
melakukannya masih dalam jangkauan teknologi negeri dwarf. Adalah hal yang
bodoh tidak merespon hal itu.”
Olasird’arc
tersenyum pahit. Dia memang memiliki kepribadian yang aneh. Itulah kenapa dia
menyukai Kilistran.
“Jadi,
sebagian besar setuju – kalau begitu. Aku akan terima permintaanmu, Quagoa
rendahan.”
“Kami
menghaturkan rasa terima kasih yang sangat besar!”
Saat
Olasird’arc menatap dengan dingin ke arah Quagoa yang membungkuk di depannya,
dia membuat sebuah pengumuman.
“Namun,
kamu harus menawarkan tribut sepuluh kali dari jumlah sebelumnya.”
“Se-Sepuluh
kali!?”
Olasird’arc
mendengus kepada pimpinan Quagoa, yang mengangkat kepalanya.
“Kamu
bahkan tidak tahu siapa yang menyerang. Itu saja harusnya sudah terhitung...
Lalu, apa yang kamu ingin aku lakukan? Jika kamu tidak bisa menghasilkan jumlah
yang diminta, maka kamu hadapi saja sendiri.”
“Tu,
Tunggu sebentar! Kami akan mempersembahkan upetinya! Biarkan kami mempersembahkan
upetinya!”
Tiba-tiba
saja, Olasird’arc terpikirkan sesuatu.
Bisakah
Quagoa benar-benar membayar emas sebanyak itu? Atau apakah itu karena para
dwarf adalah lawan kuat yang tidak bisa dibayangkan, itulah kenapa mereka
mencoba sebisa mungkin agar dia mau melakukannya tak perduli berapa banyak
mereka harus membayarnya?
Yah, itu tidak masalah. Jika mereka tidak bisa
membayarnya, maka seperti kata Munuinia, aku akan mengukirkan teror yang tak
dapat dihilangkan ke dalam hati orang-orang lemah itu (Quagoa).
“Kalau
begitu, pergilah.”
“Ya!
Tapi.. kapan kami bisa mengharapkan kedatangan anda?”
“Segera..
Sampai saat itu, tunggu saja.”
“Baik!”
Saat
Olasird’arc menatap Quagoa yang pergi, Mianatalon bertanya: “Apakah kamu akan
pergi sendiri?”
“Pergi
sendiri. Tentu saja tidak.”
Olasird’arc
adalah naga yang paling kuat di sini. Meskipun begitu, adalah hal yang bodoh
baginya untuk benar-benar bertarung demi para budaknya meskipun dia dibayar.
Oleh karena itu-
“Siapa
yang akan kukirimkan... Anak siapa sebaiknya?”
Mereka
semua adalah anaknya. Setiap naga di sini dengan pengecualian para selirnya
merupakan garis keturunan Olasird’arc.
“Kalau
begitu, kirimkan saja anakku.”
“Anakmu?
Siapa?”
Kilystran
telah melahirkan empat anak untuk Olasird’arc, dan masing-masingnya adalah
seekor naga dengan usia lebih dari satu abad. Mereka jauh lebih kuat daripada
Quagoa.
“Tentu
saja yang tertua.”
“Hejinmal?”
Olasird’arc
mengerutkan dahi.
“Bocah
itu mungkin memang terlihat seperti itu, tapi dia memiliki kepala yang bagus di
bahunya dan dia akan melihat siapa sebenarnya lawan kita. Jika mereka ternyata
adalah para dwarf, bukankah menurutmu dia akan memberikan negosiasi yang paling
cocok? Kamu pasti sudah capek dengan budak Quagoa, ya kan?”
“Bisakah
dia melakukan semua itu? Tidak bisakah anak-anak yang lain melakukannya?”
Olasird’arc
setuju dengan perkataan Munuinia.
“Setidaknya
lebih baik daripada Toranjelit”
“...Kilystran.
Hal yang paling penting dari para naga adalah kekuatan tubuh mereka. Tak ada
yang bisa mengalahkan kekuatan dan kecepatan dengan kepala saja. Olasird’arc
mengalahkanku karena tubuhnya lebih kuat daripada tubuhku. Ingat itu. Tubuh
Toranjelit yang unggul jauh lebih baik daripada Hejinmal’s!”
Toranjelit
adalah salah satu anak Olasird’arc dari Munuinia. Dalam hal tenaga kasar, dia
adalah yang terbaik diantara keturunannya.
“Tapi
keadaan akan menjadi buruk jika kamu tidak berpikir. Jika kamu mengirimkan
anakmu – yang mungkin akan membunuh Quagoa tanpa alasan – siapa yang tahu
bagaimana mereka nantinya?”
“Itu
cukup.”
Olasird’arc
menghentikan Munuinia, yang akan berkata sesuatu, lalu melihat ke arah wajah
Mianatalon. Kelihatannya dia memandang cekcok ini sangat membosankan.
“Kita
ambil saja ide Kilystran dan panggil Hejinmal kemari.”
“Tidak
ada gunanya. Dia tidak akan datang.”
Olasird’arc
merasakan rencananya hancur berantakan sejak awal.
Munuinia
tertawa kecil, sebuah suara tidak senang yang tipis. Menjengkelkan jika mereka
berdebat lagi, dan Olasird’arc mengangkat suaranya.
“Hancurkan
saja pintu itu atau bagaimana dan seret dia keluar.”
“Ara.
Aku tidak menghancurkan bentengmu karena kamu memintaku untuk tidak
melakukannya. Apakah itu artinya kamu memberiku izin? Meskipun, bukan hanya
pintu saja yang akan hancur nantinya.”
Memang
benar, dia ingat pernah mengatakan itu. Memang para naga memiliki keahlian,
mereka tidak bisa membangun lagi pintu yang sudah dihancurkan, dan mereka tidak
tahu magic yang bisa melakukan itu. Jadi, jika mereka menghancurkan sesuatu,
mereka akan membiarkannya seperti itu.
Sebagai
White Dragon Lord, akan memalukan hidup di dalam sebuah istana dengan penuh
lubang. Oleh karena itu dia meminta para selir dan keturunannya untuk mematuhi
peraturan itu.
Meskipun
para selirnya mungkin akan pergi jika diperintahkan-
“Mau
bagaimana lagi, kalau begitu aku yang akan pergi.”
“Silahkan.”
Olasird’arc
melihat ke arah Kilystran dengan ekspresi di wajah yang sulit dijelaskan.
Kenyataannya
dia harus pergi sendiri meskipun menjadi seorang pimpinan tidak enak baginya.
Menyadari hal itu, apakah dia harus membiarkan beberapa Quagoa hidup di sini
dan bekerja untuk dirinya?
Namun,
Olasird’arc membuang kemungkinan itu.
Dia
tidak tahan memikirkan makhluk rendahan seperti Quagoa berlarian di sekeliling
bentengnya. Suatu hari, ketika dia mengalahkan para raksasa (Frost Giant), dia
akan membuat mereka bekerja untuknya sebagai budak.
Sampai
saat itu, dia harus menahan diri.
***
Ketika
seseorang memiliki tinggi seperti para dwarf, istana kerajaan mereka berukuran
mencengangkan. Itu karena istana tersebut sangat besar sehingga para naga bisa
tinggal di sini, dan jaraknya jauh dari satu titik ke titik lainnya.
Olasird’arc
memanjat dan memanjat, sampai tiba di pintu lantai teratas.
Lalu,
dia berteriak:
“Ini
aku, buka.”
Dia
menunggu sebentar, tapi tidak ada gerakan dari sisi lain pintu itu.
Tidak
mungkin dia tidak ada di dalam. Anak yang tinggal di kamar ini adalah seorang
hikkikomori (pengurung diri). Dia tidak ingat pernah melihatnya meninggalkan
kamar. Bahkan makanannyapun dikirimkan oleh saudaranya.
Sangat
menyakitkan hati jika dia berani pura-pura tidak ada di dalam, di depan ayahnya
sendiri, seorang Dragon Lord.
“Aku
akan berkata sekali lagi. Ini aku. Buka.”
Para
naga memiliki panca indera yang tajam. Cara dia berteriak, siapapun yang ada di
dalam harusnya sudah mendengar, dan mereka akan terbangun meskipun sedang
tidur.
Namun –
pintu itu tidak terbuka.
Kemarahan
menyala berubah menjadi gerakan.
Dia
mencambuk pintu itu dengan ekornya.
Terkena
ekor dengan ukuran sebesar batang pohon dan ditutupi dengan sisik-sisik yang
lebih keras dari baja, pintu tersebut berderit saat meliuk. Para dwarf yang
membangun pintu ini mungkin tidak menduga pintu itu akan menerima tamparan dari
ekor naga.
Ada
tanda-tanda pergerakan di dalam, tapi ini tidak cukup meredamkan kemarahan
Olasird’arc.
Dia
membanting pintu itu sekali lagi, menghancurkannya jadi dua. Rontoh dan hancur
sehingga batu-batuan beterbangan ke dalam seperti peluru.
Sebuah
suara tidak suka “Hieeeeeee” datang dari dalam.
“Keluar
sekarang!”
Merespon
teriakan itu, seekor naga meloncat keluar.
Frost
Dragon memiliki tubuh yang ramping, tapi tidak dengan yang ini. Sederhananya,
terlihat kegemukan.
Naga itu
memiliki sepasang kacamata kecil di hidungnya, dan dia memperhatikan
Olasird’arc dari kepala hingga ujung kaki dengan tatapan mata gugup.
Ini
adalah putranya, tapi pemandangan yang memalukan ini membuat Olasird’arc
menghela nafas.
Yah,
melihat caranya berdiri di depan seorang penguasa seperti dirinya, gemetaran
dan kejang-kejang seperti ini tidak bisa dihindari. Tetap saja, dia berharap
melihat sedikit kekuatan di mata anaknya.
Lalu
tubuhnya yang gemuk menjijikkan. Dia leibh mirip seperti babi daripada seekor
naga.
Sebenarnya,
mengirimkan seorang anak seperti ini keluar untuk bertarung menggantikan
dirinya mungkin akan merusak reputasinya.
Saat
Olasird’arc merenungkan hal ini, putranya – yang kelihatannya ketakutan dengan
cara ayahnya yang menatap tajam ke arah dirinya – memberanikan diri bertanya.
“A-Ayah,
a, apa yang engkau inginkan dariku?”
Mungkin
saja dia tidak layak menjadi seekor naga, tapi dia masih tetap seekor naga.
Naga semakin kuat ketika usianya bertambah. Dengan begitu, mungkin tubuh yang
lembek miliknya itu masih bisa bermanfaat.
“Aku
punya pekerjaan untukmu, Hejinmal.”
“Pe,Pekerjaan?”
“Ahh,
Quagoa kelihatannya telah diserang oleh para dwarf atau semacamnya. Tangkis
mereka.”
“Hieeee.”
“Hieeee?”
“Ti-
Tidak. Bukan apa-apa, Ayah. Ha-Hanya saja, aku, aku, er, bagaimana aku harus
mengatakannya, aku er, tidak percaya diri dengan kekuatanku...”
‘’Lalu
apa yang bisa kamu banggakan? Apakah kamu merasa bisa mengalahkan lawan dengan
magic?”
Naga
perlahan mendapatkan kemampuan menggunakan arcane magic selama tumbuh, tapi itu
tidak lebih dari bakat sejak lahir. Mereka tidak bisa dibandingkan dengan magic
caster sama sekali. Namun, ada beberapa naga yang belajar menggunakan magic
sebenarnya.
Contohnya,
ada salah satu selir Olasird’arc sendiri, Kilystran=Denshushua. Ada juga salah
satu kanselir dari Republik, “Blue Sky Dragon Lord” Suveria=Myronsilk, yang
memiliki kekuatan seorang druid dan bisa menggunakan divine magic. Juga
dikatakan jauh di timur sana, ada beberapa naga yagn telah mendapatkan kelas
Paladin dan bisa menggunakan magic dari sistem lain.
“....Yah,
itu satu hal. Aku harus belajar sendiri karena aku tidak memiliki guru yang
mengajariku...”
“Lalu
apa saja yang kamu lakukan di dalam sana selama ini?”
Ada
sebuah sinar kuat di mata Hejinmal.
“Belajar.
Aku sedang mengumpulkan pengetahuan.”
“...Apa?
Pengetahuan? Bukankah kamu sedang mempelajari cara menggunakan arcane magic?”
“Tidak,
bukan seperti itu ayah. Pengetahuan yang aku cari bukan untuk menggunakan
magic, tapi untuk memperdalam pelajaranku, mempelajari bagaimana kota ini
dibangun, ras macam apa di dunia ini dan seterusnya. Aku sedang mempelajari hal
semacam itu.”
“....
Aku tidak mengerti sama sekali. Apakah mempelajari hal ini akan membuatmu kuat?
Itu semua akan percuma jika kamu tidak menjadi kuat.”
Tidak
ada yang lebih penting di dunia ini selain menjadi lebih kuat. Karena ini
adalah sebuah dunia dimana hanya yang kuat yang bisa selamat, seseorang harus
bertambah kuat untuk bisa hidup. Sebaliknya, seseorang yang tidak ingin menjadi
kuat pada dasarnya menolak untuk hidup.
Barusan,
dia melihatnya. Hejinmal mecoba untuk menutupi sesuatu, tapi dia melihat
putranya itu melakukan sesuatu, seperti isyarat tanpa kata.
“Apa?
Katakan saja.”
Putranya
tetap terdiam. Sikap yang memalukan itu membuat kemarahan Olasird’arc semakin
membara lagi.
Saat dia
akan mulai melenguh kepadanya, dia ingat mengapa dia datang kemari.
Sementara
dia tidak perduli dengan apa yang terjadi kepada Quagoa, hutang harus dibayar.
“Tidak
masalah jika kamu mengunci diri di dalam kamar sampai kamu kehilangan
kelincahanmu, tapi tidak ada gunanya kehilangan dirimu karena buku. Jika kamu
ingin mendapatkan pengetahuan, tinggalkan tempat ini dan pergilah mengelilingi
dunia.”
Olasird’arc
sudah mulai hilang rasa ketertarikan kepada Hejinmal. Dia telah mengabaikan
tubuhnya untuk bisa ditukar dengan sesuatu yang tidak berguna. Tidak ada hal
lain yang bisa dia katakan tentang ini, dia sudah kehilangan rasa yang mirip
dengan keprihatinan untuk putranya sendiri.
“Aku,
aku sedang mempersiapkan untuk itu. Jika aku tidak tahu orang-orang macam apa
yang ada di luar sana, mungkin saja aku akan mati sebelum berhasil melihatnya.”
“Lalu
mengapa kamu tidak mati saja? – Kamu jadi terlalu bodoh. Mengapa kamu tidak
mencari kekuatan sejak awal? Ketika kamu kuat, kamu akan ditakuti bahkan ketika
kamu pergi dari tempat ini, ya kan? Sepertiku.”
“Tapi
ayah. Mengetahui makhluk kuat semacam itu di dunia juga sangat penting bagi
kita. Sama halnya denganmu, ya kan, Ayah? Bukankah Frost Giant kuat? Jika ayah
melawan mereka tanpa tahu apapun-“
“-Aku
tidak takut dengan Frost Giant itu.”
“Ma-Maafkan
aku, ayah.”
Saat dia
menatap ke arah Hejinmal, yang kepalanya tergeletak di tanah, Olasird’arc
menurunkan bahunya tak bertenaga.
“Sudah
cukup. Aku perintahkan kepadamu untuk menyelesaikan tugas ini. Llau, aku akan
menendangmu keluar setelah satu bulan. Kamu bisa hidup sesukamu mulai saat
itu.”
Pertamax :v
BalasHapusKeduax
BalasHapusLanjut min updatenya..
Yeah... akhirnya update juga Setelah sekian lama menunggu Wow keren mantap...
BalasHapusYEAHHHHH. akhirnya yang ku tunggu! Mimin-sama Banzaiiiii
BalasHapusYg semangat mimin.lanjut terus
BalasHapusSankyu min, akhirnya update juga..
BalasHapusWah kayaknya Ainz bakalan kecewa lagi, naga yang dikirim naga yang gendut hikikomori lagi..
Tapi bakalan menarik nih, walaupun gak sesuai ekspektasi, tapi hejinmal naga yang pintar dan berpengetahuan..
Jadi penasaran bakalan gimana kalau ketemu Ainz.. gahahaha..
Ditunggu min update selanjutnya..
yuhuuuu
BalasHapustiap bangun tidur ampe mau tidur selalu cek update .akhirnya nongol juga. MANTAP
BalasHapusterima kasih banyak, dan semangatttt min :D
BalasHapusngomong2 min,project vol 11 kayanya udah mau abis. jadi gimana klo sambil menunggu project vol 12 tahun depan, di isi dengan ngegarap project Web novel overlordnya?? yg notabene banyak perbedaan antara web novel dan light novel nya. dan. setau ane belum ada yg garap indo nya. biar blog ini terus rame. dan gak perlu nunggu ada volume 12 terbit dulu baru update. jadi gimana min? siap bikin blog ini tetep hidup? siap garap web novelnya?
saya tunggu jawabannya :)
Yg semangat mimin.lanjut terus
BalasHapusKami tunggu kelanjutanya min, tetap semangat oke.
BalasHapusSadis, MANTAP!
BalasHapusane udh baca yang ENG nya , tapi masih kocak aja sih naga nya. apa lagi pake kacamata gitu
BalasHapusOh iya dan 1 lagi nanti pas ainz lawqn naga nya dia cumang pake 1 spell doank . Spoiler alert :p
BalasHapusOh iya dan 1 lagi nanti ainz lawan naga nya dengan 1 spell doank . Spoiler alert :p
BalasHapusMantrap
BalasHapusvolume 12 udah keluar gann
BalasHapussriusan?
BalasHapusIya udah keluar :3
BalasHapusSankyu overlord vol.11 bab 5 bag.2
BalasHapusPls lah jangan seenaknya spoiler, lu ga mikirin org lain yg mood baca hilang gegara spoiler
BalasHapusalangkah lebih baik lagi dengan membeli karya asli dari maruyama-ss biar lebih meningkatkan mood penulis dan agar karya bisa terus berlanjut.
HapusKok gw baru aja ngebayangin steak naga di volume 8. Yang dihidangkan ke enri
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap min lanjut terus
BalasHapusKelas Paladin itu sprti fluder?
BalasHapusNgab
BalasHapusAgak aneh sih ada naga yg pake kacamata
BalasHapus