Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

11 September, 2016

Overlord - Vol 10 - Chapter 3 Part 4

Chapter 3 : The Baharuth Empire

Part 4


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaDi hari pertandingan melawan Sorcerer King, Osk menanyakan pertanyaan seperti biasanya:

“Bagaimana keadaanmu?”
“Tidak ada masalah. Aku berada dalam kondisi puncak.”

Seorang monster raksasa menjawabnya.

Monster itu adalah anggota dari spesies Troll monster, tapi satu perbedaan utama memisahkan dirinya dengan mereka.

Itu adalah aura seorang warrior yang mengelilinginya, bisa diasumsikan dari sebuah jubah yang tidak dimiliki kecuali mereka yang selamat dari pertempuran sengit dalam jumlah yang tak terhitung.

Namun, itu memang bisa diduga. Dia adalah troll yang telah beradaptasi untuk bertarung dan memiliki keahlian dalam berperang. Dia adalah individu luar biasa bahkan diantara spesies troll yang berbeda, dan dia dikenal sebagai seorang War Troll (Troll Perang).

Dia adalah Martial Lord, gladiator terkuat di dalam arena tersebut.

Osk melihat dengan halus tubuh itu.

Memang benar ada banyak orang yang bisa mengalahkan Martial Lord dalam hal martial prowess (kekuatan). Sebagian besar barisan pertahanan depan berpangkat perak di dalam tim petualang bisa melakukan itu.namun, alasan mengapa Martial Lord bisa dengan mudah mengalahakan orang-orang seperti itu sangatlah sederhana.

Itu karena tubuh dari War Troll jauh lebih unggul dari mereka yang manusia, baik dalam hal kekuatan maupun daya tahan, atau dalam radius serangan besar dari tubuh yang diberikan kepada mereka.

Ditambah lagi, ada kemampuan rasial yang dia miliki sedangkan tidak dimiliki manusia.

Pertama adalah kulitnya. Mengenakan sepasang armor di atas kulitnya yang tebal cukup bisa menyebabkan sebagian besar serangan yang diarahkan kepadanya mental begitu saja. Memang benar, seseorang bisa menargetkan sendi-sendi yang terlihat lunak dan gesit tersebut tapi kemampuan regenerasinya menghadirkan perisai yang mumpuni terhadap siapapun yang mencoba untuk membuatnya lumput melalui jalan itu.

Sebuah serangan yang pastinya akan membantai manusia biasa tidak akan membunuh troll. Kemampuan regenerasi mereka yang luar biasa menyebabkan luka yang akan menutup rapat dan hanya bisa dihentikan oleh api atau asam.

Dengan kekuatan biologis yang besar itu di pihaknya, Martial Lord saat ini benar-benar yang terkuat dalam sejarah.

Warrior itu dipuji oleh Osk sebagai yang terkuat sedang mengenakan armor di depan mata pria tersebut.

Dia memang mempekerjakan petualang adamantite yang mengumpulkan komponen untuk armor itu, lalu menambahkan magic dalam hasil karya tersebut. Waktu itu, dia harus menenggelamkan 20% dari asetnya untuk proyek tertentu. Pentungan yang dia bawa terbuat dari logam magic juga, dan dibuat dengan cara yang sama.

Martial Lord memakai cincin-cincin magicnya, jimat-jimatn dan komponen-komponen lain pada persenjataan lengkapanya.

“-Aku sudah siap.”

Kalimat itu terdengar jauh lebih cerdas sekarang daripada saat dia berbicara tadi.

Setiap kali Osk melihat bentuk tubuhnya yang luar biasa, dadanya semakin panas. Dia adalah orang yang telah membesarkannya sampai bentuk seperti ini.

“kalau begitu, Martial Lord, ayo pergi.”

Mereka berjalan bersama ke pintu masuk arena. Ini adalah ritual yang selalu mereka lakukan.

Martial Lord tetap terdiam setelah meninggalkan ruangannya.

Sifat diamnya itu karena dia pernah gembira dan sangat menantikan untuk melawan penantangnya. Namun di tengah jalan, berubah menjadi rasa kecewa dengan kemampuan musuh tersebut. Bagaimana dengan sekarang?

Tiba-tiba saja, Martial Lord menghentikan langkah kakinya.

Osk tidak ingat apapun yang terjadi seperti ini sebelumnya.

Dia mulai panik dengan kejadian yang tidak diduga-duga tersebut, lalu mendongak untuk bertanya apa yang terjadi. Martial Lord perlahan mengangkat penutup depan kepalanya, menunjukkan wajahnya.

“Terima kasih...”

Kedengarannya seakan dia berusaha memaksa keluar suara itu.

Osk berkedip.

Ini adalah keempat kalinya dia mendengar ucapan terima kasih itu. Tiga kali sebelumnya adalah ketiak dia diberikan senjata, armor lalu ketika dia melawan musuh terbaiknya, Martial Lord sebelumnya “Rot Wolf”, Krelvo Palantynen.

“Apa, ada apa, Martial Lord?”

“Matanya menatap ke arah koridor di depannya.

“Fu, fu”

Tubuh Martial Lord gemetaran saat dia tertawa kecil.

Itu adalah sebuah kebahagiaan sebagai seorang warrior.

Itulah yang diyakini oleh Osk, tapi kelihatannya bukan begitu.

“Pe...Penantang macam apa ini? Tidak, apakah aku yang menjadi penantangnya?”

“A-Apa?”

“Fu, fu... seramnya. Osk, aku gemetaran karena takut.”

Osk pun mau tidak mau meragukan telinganya.

“Ini, ini pasti apa yang disebut oleh makhluk hidup sebagai insting. Kakiku tidak mau bergerak... seakan mereka berkata kepadaku jika aku pergi, aku akan mati, fu, fu.”

Itu bukanlah tawa. Dia hanya mencoba menenangkan nafasnya yang tidak beraturan.

“Aku dengar lawanku adalah Sorcerer King, dan aku penasaran lawan macam apa dia nantinya... kelihatannya kesombonganku hingga sekarang akan dibayar lunas.”

“Apa yang kamu katakan, Martial Lord? Apa maksudmu dengan kesombongan?”

“Aku kuat.”

Osk ingin membalas bahwa tidak ada yang salah dengan statemen Martial Lord, tapi Martial Lord melanjutkan sebelum dia bisa berkata.

“Tidak, kekuatan adalah sebuah kebohongan. Kekuatan itu datangnya dari kemampuan rasialku, dan bukan kekuatan yang sebenarnya. Tetap saja, sangat sedikit orang yang bisa setara denganku. Terutama, sejak aku menggunakan teknik warrior, aku tak pernah mencoba memahami kemampuan penantangku atau perlengkapannya, agar bisa menciptakan situasi yang tidak menguntungkan bagiku. Tidak ada cara lain untuk melatih diriku. Namun pada akhirnya, aku menemukan lawan yang membuat naluriku berteriak balik untuk lari darinya. Terima kasih banyak. Kamu telah menyelesaikan janji yang kita buat ketika bertemu denganku.”

“Martial Lord... Go Gin.”

Dia bertemu dengan Martial Lord sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Ada sebuah rumor di jalanan tentang monster yang di perbatasan Empire. Monster itu sangat rasional, dan tidak akan membantai musuh yang telah meletakkan senjatanya. Osk tertarik, dan bergegas menemui monster aneh itu. Ini karena dia dengar bahwa kekuatan terbesar di dalam Empire, Fluder Paradyne, sedang dalam perjalanan untuk menghentikan monster tersebut.

Pada awalnya dia takut. Itu memang wajar. Lagipula, manusia yang bertemu dengannya bisa selamat karena keberuntungan.

Namun, Martial Lord melihat Osk satu kali lalu mendengus tidak tertarik, bersiap untuk pergi.

Itulah kenapa dia lupa dengan ketakutannya dan bertanya: “Mengapa kamu melakukan ini?”

Jawaban yang dia terima tidak seberapa jelas seperti sekarang, tapi agak mirip dengan “Aku berlatih untuk menjadi lebih kuat.”

Osk merasa sisik-sisik jatuh dari matanya.

Osk memiliki impian. Impian itu adalah untuk menciptakan petarung yang kuat. Itu adalah mimpi untuk membesarkan warrior terkuat, agar bisa menggantikan dirinya yang tidak memiliki bakat. Namun, sampai titik itu, dia menyadari bahwa dia tidak perlu membatasi diri dengan manusia biasa. Tidak, karena spesies non manusia sejak awal memiliki spesifikasi yang lebih tinggi, bukankah itu adalah cara untuk menciptakan yang kuat – warrior terkuat?

Saat itu, Osk tidak berpikir untuk membawa monster itu pulang. Dia sedang memantau seseorang yang mungkin akan menjadi warrior terkuat, tirani dari arena, Martial Lord masa depan.

Hampir sepuluh tahun sejak pertemuan yang ditakdirkan itu. Dan sekarang, untuk pertama kalinya, dia menyaksikan Martial Lord gemetaran karena takut.

“Martial Lord-“

Beberapa hal muncul di ingatan Osk. Pertama adalah, “Apakah kamu ingin mundur dari pertandingan ini?” Resiko kematian ada dalam pertandingan ini, dan Osk tidak mau kehilangan dirinya, Martial Lord yang dia besarkan sampai sekarang.

Namun, dia tidak mampu mengeluakan kalimat itu.

Bagi yang kuat, memiliki seseorang yang khawatir kepada mereka seperti sebuah hinaan. Yang dia tahu, kalimat itu mungkin akan menghancurkan hubungan pertemanan yang dia bangun antara dirinya dengan Martial Lord.

Hanya ada satu hal yang bisa dia katakan di sini.

“-Jangan sampai kalah, Martial Lord.”

“Hmph, Kamu ngomong apa? Aku tidak berniat kalah. Semua penantangku juga merasa sama. Setiap orang yang berdiri di depanku berharap untuk mendapatkan kemenangan. Sekarang adalah giliranku.”

“Begitulah seharusnya!”

Osk menepuk punggu Martial Lord.

“Sorcerer King adalah seorang magic caster, tapi itu akan menjadi kontes yang terlalu membosankan. Jadi, aku memberi aturan kedua pihak tidak boleh menggunakan magic. Kamu tidak akan kalah dengan lawan seperti itu.”

“...Magic? Sorcerer King setuju untuk melawanku, meskipun di bawah kondisi itu?”

“Memang benar, dan dia melakukannya dengan sikap yang bahkan tidak menganggap ada kemungkinan dia kalah.”

“Hoh...”

Martial Lord menggenggam erat tinjunya. Itu adalah sebuah tinju yang mirip dengan bayangan dari palu raksasa.

“Yang kuat sering bangga. Aku akan mengajarinya kebodohan dari caranya itu.”

“Itu baru semangat! Namun, jangan terlalu congkak. Sorcerer King adalah seorang pria yang bibsa memberikan begitu saja senjata yang membuat rahang menganga sesuka hati. Kelihatannya, dia memiliki item-item magic dengan kekuatan luar biasa.”

Melarang penggunaan item magic mungkin akan meningkatkan peluang menang Martial Lord. Tapi itu akan menjadi handicap yang terlalu banyak.

“Tidak apa. Sekarang aku memiliki pemikiran seorang penantang. Aku tidak akan terlalu berlebihan dalam percaya diri. Aku tidak akan kalah karena aku tidak menggunakan kekuatan penuh.”

Martial Lord melangkah maju dengan kaki yang berotot, lalu Osk bergegas mengikuti.

“Katakan, bisakah kamu mempertimbangkan apa yang kita bicarakan dengan serius barusan?”

Martial Lord tiba-tiba menghentikan langkahnya, sebuah tampang jijik muncul di wajahnya.

“Barusan... maksudmu yang itu?”

“Ya, masalah istrimu.”

“Mengapa sekarang. Huhaha.”

Martial Lord tertawa, dan Osk mengerutkan dahinya sambil tersipu malu. Jika kamu mengerti, jangan bersikap seperti itu!

“Yang benar saja, tidak bisakah kamu memberiku semangat dengan cara lain? Sudah berapa kali harus kukatakan ini.... Aku akan kembali ke desaku jika aku menginginkan istri. Kamu ingin partnerku adalah seorang manusia, ya kan? Terima kasih banyak, tapi aku tidak akan melakukannya dengan manusia atau semacamnya. Aku bukan orang yang senang dengan hal mesum seperti itu, atau lebih tepatnya, manusia manapun yang ingin tidur denganku pastinya sangat menjijikkan. Fetish parah macam apa itu? Disamping itu, yang kamu inginkan adalah anakku, ya kan? Aku tidak bisa membuatnya dengan manusia.”

Memang bisa saja bagi humanoid berkembang biak dengan satu sama lain, melahirkan anak dengan demihuman adalah hal yang ada hanya di cerita saja.

“Yah, memang benar... Oleh karena itu, mengapa kamu tidak membawa istrimu kembali? Jika kamu perlu sesuatu untuk bisa pulang dengan gagah, beritahu aku dan aku akan mendapatkannya untukmu.”

“...Biar aku keluar dari yang ini dahulu. Kami para troll menganggap manusia sebagai makanan. Yang kutahu, istriku mungkin akan memakan manusia dengan tenang.”

Bagi Osk, tidak apa jika dia hanya memakan manusia yang tidak diperlukan. Namun, dia tidak berkata begitu.

“Begitukah. Kalau begitu bawalah anakmu kembali sebelum dia tahu rasa daging manusia. Jika kita melatihnya lebih giat, dia pasti akan menjadi lebih kuat darimu yang sekarang.”

Martial Lord mengerutkan mukanya dengan sebuah senyuman.

“Yah, itu akan menarik. Baiklah, aku akan mempertimbangkan itu dengan serius.”

♦ ♦ ♦
“Yang Mulia, bisakah anda memenangkan ini?”

Ainz membalas pertanyaan Ainzach dengan jawaban yang telah dia berikan berkali-kali:

“Tidak apa.”

Seseorang yang menerima pertempuran tanpa harapan ini adalah seorang pria sejati penuh keberanian atau sama sekali bodoh. Ini bukanlah pertempuran sembarangan; pertempuran ini sudah diputuskan dari fase perencanaan.

Ainz mereview apa yang telah dia pelajari di dalam ingatannya.

Jika Martial Lord hanya berada pada level Giant of the East, dia pastinya akan bisa menang. Meskipun begitu, jika dia memiliki kekuatan yang sama dengan seorang warrior seperti Gazef, maka setelah menambahkan ras dan level job class, dia pastinya adalah lawan yang sangat rumit

Namun-

Yah, itu memang cara bertempur yang sangat hina dari awal. Aku bahkan meminta bantuan Fluder setelah itu.

Ainz memiliki kemampuan untuk menegasi serangan-serangan lemah secara sempurna. Dia tidak menganggap Martial Lord mampu mencapai pertahanan itu. Oleh karenanya, Ainz telah mematikan kemampuan tertentu itu.

Kemenangan memang sudah dipastikan.

Di medan perang itu, Ainz telah membunuh lebih dari 100.000 orang dengan magic. Di dalam YGGDRASIL, jumlah experience point yang didapatkan dikurangi menurut perbedaan level antara kedua pihak, hingga minimum satu point. Dengan kata lain, Ainz seharusnya telah memperoleh 100.000 experience points. Diikuti dengan experience yang terkumpul dari saat sebelum datang ke dunia baru ini, dai seharusnya sudah mendapatkan cukup untuk bisa naik level. Namun, Ainz tidak merasa bahwa dia sudah naik level atau melihat fenomena-fenomena yang berhubungan dengannya.

Dengan kata lain, Ainz tidak bisa lagi menjadi levih kuat, seperti yang dia duga.

Tetap saja – dia tidak puas dengan hal itu.

Jika level 100 adalah batasnya, maka mau bagaimana lagi. Namun, dia terpaksa harus memanfaatkan sepenuhnya 100 level itu dan mengasah skill miliknya. Jika dia percaya dia adalah yang terkuat dan bersantai-santai, seseorang mungkin akan melampauinya suatu hari.

Ainz tahu bahwa dia telah mendapatkan jumlah kekuatan tertentu dari sekedar menjadi seorang mage. Skill dan kemampuan yang dia asah di dalam YGGDRASIl juga efektif di sini. Namun, dia tidak melatih kemampuannya sebagai seorang penjaga barisan depan di dalam YGGDRASIL.

Aku belajar banyak dari pertempuran dengan wanita itu.

Dia merasa berterima kasih kepada wanita itu, yang telah mengajarinya betapa kurangnya dia sebagai seorang petarung baris depan.

Pertempuran itu dipicu oleh keinginan Ainz untuk meningkatkan kemampuan tempur jarak dekatnya. Sekarang ini, Ainz percaya diri bahwa di dalam stat, skill dah bahkan taktik, dia setara dengan warrior level 33.

Pertempura dengan Martial Lord ini akan menjadi saksi itu. Ainz tidak sabar menantikannya

Ainz melihat ke arah lehernya.

Dia tidak bisa lagi mengenakannya. Selama pertempuran dengan para worker, dia tidakmerasa bahwa dia telah mendapatkan lebih banyak pengalaman atau mempelajari teknik apapun. Sejujurnya, rasanya itu seperti usaha yang sia-sia.

Saat dia memikirkan tentang hal itu, Ainz teringat dengan masalah yang lebih mendesak.

Ah~ Jircniv juga melihat pertarungan ini, ya kan? Mengapa dia ada di sini? Dia tidak ada waktu akan kemari untuk memeriksanya barusan. Kelihatannya penyeberangan perbatasan secara ilegal akan terbongkar... Yah, kurasa aku bisa minta maaf begitu saja. Jika dia mempermasalahkannya, aku akan bertanya apakah dia mendapatkan izin dari Kingdom ketika dia datang ke Nazarick dan menyelesaikannya... Aku seharusnya pergi ke atas dan menyapanya. Kurasa tidak menyapanya akan menghancurkan imej diriku di matanya.

“Ya, Yang Mulia, sudah waktunya untuk masuk,” pria dari arena berkata begitu saat dia masuk ke dalam ruangan untuk memberitahu Ainz.

Mereka telah bertemu beberapa kali, tapi dia menjadi kaku setiap kali melihat wajah Ainz yang sebenarnya.

Apakah seharusnya aku bertanding sambil memakai topeng? Dia mempertimbangkan hal itu, tapi dia mendapatkan izin untuk membuat pidato setelah mengalahkan Martial Lord. Dari yang diketahui, mungkin saja ada orang-orang di dalam penonton yang ingin menjadi petualang di dalam Sorcerous Kingdom. Dengan begitu, akan lebih baik agar dia tidak melakukan tipuan apapun.

Yang bisa Ainz lakukan adalah mempercayai pilihannya sendiri.

Ainz perlahan melangkah maju.

Biasanya, orang yang berpangkat lebih tinggi akan masuk belakangan. Namun, Ainz adalah sang penantang di arena ini, dan oleh karena itu berperingkat lebih rendah. Jadi, dia terpaksa untuk masuk dahulu. Tentu saja, Ainz melihatnya sebagai hal yang biasa dan tidak mempertanyakannya.

Ainz tersenyum ke arah Ainzach yang terlihat sangat khawatir.

Kelihatannya aneh dia lebih khawatir tentang hal ini daripada yang akan pergi menuju medan perang itu sendiri.

“-Jangan buat aku mengulangi kata-kataku lagi, Ainzach, aku tidak akan kalah.”

♦ ♦ ♦

Setelah menyapa Jircniv, Ainz kembali ke arena.

Dia sudah berjanji untuk tidak menggunakan magic selama pertarungan, tapi pertarungan belum mulai. Tentunya lawan tidak akan protes dengan hal semacam itu.

Kelihatannya dia tidak terlalu marah meskipun aku nyata-nyata menyeberang perbatasan secara ilegal. Apakah dia akan komplain setelahnya? Atau apakah dia pikir aku masuk seperti biasa? Jika itu masalahnya, mereka mungkin akan mengadakan semacam sambutan untukku, atau mungkin aku terlalu canggung... Akankah dia marah karena aku langsung memanggilnya Jircniv?

Ainz mengejek pemikirannya, lalu menolehkan matanya ke arah pintu masuk yang menghadapnya.

Martial Lord belum muncul...

Kemudian...

Ainz melihat sekeliling ke arah penonton di dalam arena.

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia


Sebuah keheningan yang mengejutkan menguasai pandangan. Bahkan gerakan sekecil papun akan jelas terdengar.

Yah, mau bagaimana lagi... Tidak, kalian yang ada di sana, ini bukan topeng.

Ainz merasakan wajahya yang halus dan bersinar. Sekarang dia mengerti. Siapapun yang bisa melihat ke arah wajahnya dengan santai pastilah orang yang sangat pemberani.

Karena ini, ketenaranku akan meningkat ketika aku bisa membuat para penonton semakin bersemangat.

Sementara tujuan Ainz bukanlah untuk meningkatkan popularitasnya, akan lebih baik daripada tidak. Ditambah, jika akhirnya itu bisa meningkatkan pendapat secara umum terhadap seluruh undead, mungkin itu akan meningkatkan pendapat mereka terhadap Sorcerous Kingdom, yang mengendalikan banyak undead.

Ainz menggenggam tongkat yang ada di tangannya.

Sebagai magic caster murni, pilihan senjata Ainz sangat terbatas, sebagian besar adalah tongkat, pisau kecil dan semacamnya. Kali ini, dia memilih sebuah tongkat yang digunakan untuk serangan fisik. Itu adalah sebuah senjata yang dia bukan sebagai prototipe di dalam YGGDRASIL, tapi akhirnya tidak digunakan. Karena itu adalah sesuatu yang dulu dia gunakan, tongkat itu tidak seberapa kuat. Ainz yang sekarang mungkin bisa membuat senjata yang lebih baik.

Meskipun begitu, Ainz tidak membuat persiapan seperti itu.

Setelah mempertimbangkan perbedaan kekuatan antara dirinya dan Martial Lord, Ainz memutuskan untuk melawannya dengan senjata saat ini, untuk melihat bagaimana tongkat itu – dan pertarungannya – akan berlangsung nantinya.

Ini adalah kebodohan yang paling besar bagi pemain YGGDRASIL Suzuki Satoru, sebuah kejadian yang sangat ceroboh. Jika temannya ada di sana, mereka mungkin akan mengomelinya dengan “Itu tidak akan berhasil~”.

Namun, Ainz sudah mempelajari segala hal tentang item-item magic Martial Lord dari Fluder. Jadi, dia harus meneria keadaan yang merugikan bagi dirinya ini agar bisa menggunakan pertandingan ini sebagai latihan.

Ainz tidak ingin menunjukkan kepada mereka pembantaian satu sisi. Tujuan Ainz adalah kemenangan mutlak dengan jumlat yang tepat.

“Hadirin sekalian! Dari pintu masuk utara! Dia adalah! Martial! Lord!”

Tidak seperti mereka memperlakukan Ainz sebelumnya, seluruh arena bersorak kegirangan. Ainz bisa mendengar suara Jircniv dari ruang VIP dimana dia memperlihatkan wajahnya tadi. Pria itu berteriak seakan mau menghancurkan tenggorokannya.

...Dia kedengarannya sangat senang. Apakah Jircniv benar-benar menyukai Martial Lord? Raja arena kelihatannya semacam idol, jadi seharusnya ini adalah reaksi yang normal, ya kan? Sama halnya dengan YGGDRASIL – petarung kuat di dalam pertandingan PVP sangat populer dengan para penonton.

Saat dia teringat dengan hari-hari YGGDRASIL, Ainz sedikit mulai merasa kasihan kepada Jircniv.

Dia akan terkejut ketika aku menang. Seperti seorang client yang tim olahraganya kalah...

Itu membebani hatinya, tapi dia tidak bisa membuang pertandingan itu.

Sebuah bayangan yang besar muncul dari pintu masuk yang ada di seberang.

Sorakan yang Ainz pikir tidak akan bisa semakin keras malahan jadi naik ke level lain, dan sekarang terdengar seperti sebuah ledakan.

Sejujurnya, Ainz ingin sebagian sorakan itu untuk dirinya, tapi dia hanya perlu mengklaimnya dengan kekuatannya sendiri.

Di dalam YGGDRASIL, suara dari para pendukung akan perlahan berubah menjadi milik penantang jika mereka melakukannya dengan baik. Dengan kata lain jika Ainz bertarung dengan baik melawan Martial Lord, akan ada lebih banyak lagi orang-orang yang mulai mendukung Ainz.

Jadi kelihatannya kondisi seperti ini dimana aku sulit mendapatkan dukungan adalah pemasaran diri yang sangat bagus bagiku, ya kan?

Ainz bisa perlahan melihat bentuk tubuh Martial Lord.

Dia memakai satu setel armor full plate, dan membawa sebuah pentungan raksasa.

Saat dia melihat benteng berjalan di depannya, mata Ainz – titik api merah yang berkedip di dalam lubang matanya yang kosong – semakin sempit menjadi satu titik.

Hm... Kelihatannya dia memiliki deskripsi yang sama. Meskipun begitu – tidak, itu terlalu ceroboh. Aku sebaiknya lebih berhati-hati.

Menurut informasi dari Fluder, dia tidak memiliki perlengkapan berbahaya tertentu.

Namun, di dalam YGGDRASIL, beberapa orang akan mempersiapkan satu set perlengkapan yang terlihat identik, perlengkapan dengan datang kristal yang benar-benar berbeda. Di dalam pertandingan PVP, trik-trik kecil seperti itu meningkatkan peluang menang. Meskipun perlengkapan cadangan biasanya lebih lemah dari para yang utama, mampu mengejutkan lawan memiliki efek yang jauh lebih besar dari hanya sekedar data.

Dia tidak bisa menjamin bahwa Martial Lord tidak akan melakukan itu.

Dia pernah mendengarnya sebelum ini, tapi meliahtnya secara langsung membuat pikir, “Tidak heran”. Itu mungkin apa artinya saat mereka berkata “Melihat adalah mempercayai”. Dari apa yang Fluder bilang kepada Ainz, makhluk di balik armor itu terlihat mirip dengan War Troll yang dia rubah menjadi seorang zombie, tapi Martial Lord tersebut benar-benar memiliki aura yang berbeda di sekitarnya

Bisa dikatakan itu adalah perbedaan antara babi yang terbiasa di kurungan dengan babi liar.

“Ini.. menarik.... menarik.”

Ainz mengerutkan dahi karena kegirangannya sendiri. Dia merasakan hal yang sama dengan Martial Lord tadi; bahwa ini akan menjadi pertarungan yang bagus. Mungkin dia menjadi maniak pertarungan, dari cara dia menikmati pertarungan.

Itu bukan sebuah tanda yang bagus.

Jarak diantara mereka semakin berkurang. Lawannya adalah yang pertama kali bicara.

“Aku adalah War Troll Go Gin, yang dikenal sebagai Martial Lord.”

“Aku adalah –“ di sini Ainz menggelembungkan pipinya “Sorcerer King, Ainz Ooal Gown, seorang makhluk undead dari urutan tertinggi, seorang Overlord.”

“Begitukah. Kalau begitu mari bertarung dengan kekuatan penuh.”

“...Oya?”

Ainz sangat terkejut.

Ada dua hal yang membuat dia penasaran, dan dia memutuskan untuk mulai dari yang besar.

“Apakah kamu tidak akan mengejek namaku?”

“Mengapa?”

“Kamu tanya mengapa...?”

Ainz memiringkan kepalanya saat balik bertanya. Begitulah dulunya.

“Aku kelihatannya ingat bahwa nama yang panjang adalah sesuatu bagimu..?”

“Oh begitu. Kelihatannya kamu memang memahami spesiesku dengan baik, Yang Mulia. Memang benar, spesiesku menganggap mereka yang memiliki nama pendek adalah orang yang kuat. Namun, aku hidup di dalam negeri ini selama bertahun-tahun. Selama itu, aku tahu bahwa manusia mengambil nama yang panjang. Jadi, aku tidak akan mengejek hal semacam itu. Ditambah lagi, aku merasa bahwa anda sangat bangga dengan nama itu, Yang Mulia. Mengejek nama yang kuat adalah hal yang memalukan bagi seorang warrior.”

“Begitukah... kelihatannya aku harus memperbaiki pendapatku tentang War Troll sekarang.”

“Fuhahahaha. Itu tidak perlu. Akulah yang aneh. Ditambah lagi, spesies yang berbeda memiliki anggota dengan pendapat yang berbeda pula. Hanya itu.”

“...Hahahaha! Memang benar. Aku menyukaimu, Martial Lord... Jika aku menang, bagaimana kalau aku menyimpanmu?”

Ainz mengulurkan tangan kanannya.

Meskipun dulu ditolak, keadaan sekarang ini berbeda. Martial Lord mempertimbangkan masalah tersebut, lalu membalas:

“...Baiklah, jika aku kalah, aku akan menjadi bawahanmu. Dan kalau aku menang?”

“Yah, itu adalah pertanyaan yang menyusahkan. Apa maumu? Katakan keinginanmu.”

“...Kalau begitu menginginkan anda, Yang Mulia.”

“...Hah?”

“Hingga hari ini, aku tak pernah menemui siapapun yang layak dibunuh untuk dimakan. Tapi jika aku bisa memakan anda, yang lebih kuat dariku, aku akan mendapatkan kekuatan anda, Yang Mulia.”

Ainz sedikit menenangkan diri. Dia pernah dengar sebuah nasehat dari teman guildnya tentang kebudayaan kanibal. Meskipun mereka memakan orang, motif dibalik itu sama dengan Martial Lord, untuk mendapatkan kekuatan dari jiwa musuh. Ada juga alasan lain untuk itu, seperti fetish dan sebagainya.

Setidaknya alasannya bukan sexual. Aku tidak akan gila karena itu, tapi rasanya akan benar-benar menjijikkan jika ada orang yang melihatku dengan seperti itu selama bertarung.

“Baiklah. Lagipula, hak hidup atau mati diserahkan pada tangan yang menang. Jadi meskipun aku membunuhmu, kamu tak boleh menolak dibangkitkan.”

Ainz melangkah maju. Martial Lord mengambil satu langkah dalam sekejap, tapi dia langsung bersantai.

Ainz maju dengan tangan kanan terulur. Martial Lord membalasnya dengan isyarat, mengulurkan tangan kanannya yang besar.

Ini tidak lebih dari sekedar jabat tangan bagi Martial lord yang menelan tangannya sendiri. Sebuah sorakan gembira muncul dari penonton.

“kalau begitu, aku punya pertanyaan lain. Mengapa kamu menyapaku dengan hormat?”

Sikap Martial Lord tidak seperti juara yang menyapa sang penantang.

“Itu adalah hal yang wajar untuk menyapa yang kuat dengan hormat.”

“Oh begitu... Baiklah, aku mengerti. Hanya itu pertanyaanku. Mari kita mulai. Seberapa jauh seharusnya kita? Seperti jarak sekarang – sekitar sepuluh meter atau lebih? Aku akan menuruti peraturan arena ini.”

“Tidak ada aturan untuk jaraknya, tapi itu tidak masalah. Anda akan segera berada dalam jangkauan serangku.”

“Ini adalah sebuah handicap, handicap.”

Martial Lord tidak bicara, tapi mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia mengerti.

Wajahnya tidak bisa terlihat, tapi nafas dan tindakannya sangat tenang.

Apakah dia sudah menyadari pancingan itu, atau apakah itu tidak cukup membuatnya marah?

Ainz secara mental berdecak lidah.

Benar-benar lawan yang menyusahkan. Jika emosinya rapuh, Ainz bisa memainkannya, tapi seseorang yang tidak bisa meremehkan lawan yang waspada, meskipun mereka berlevel lebih rendah.

Martial Lord memunggungi Ainz, lalu berjalan menjauh.

Dia kembali memutar tubuhnya lagi setelah berjalan sekitar sepuluh meter.

“Kalau begitu, kita akan mulai setelah lonceng berbunyi, Yang Mulia.”

“Baiklah... katakan, Martial Lord, aku pernah bertarung melawan makhluk sepertimu sebelumnya, tapi apakah kamu pernah bertarung melawan makhluk sepertiku sebelumnya?”

“Overlord? Tidak, saya tidak pernah. Saya tak pernah mendengar undead dengan spesies... itu.”

“Begitukah... yah, itu memang benar. Jika kamu pernah bertemu dengan makhluk sepertiku, kamu tidak akan bisa berdiri di sini saat ini. Overlord adalah undead dengan peringkat tertinggi.... Lalu, apakah kamu pernah bertarung melawan undead apapun sebelumnya?”

“Tidak, saya tak pernah bertarung melawan undead. Lagipula, undead yang mereka bawa kemari jelas-jelas bukan tandinganku.”

“Benarkah... kalau begitu aku tidak bisa bilang ‘jangan anggap aku seperti undead lain yang pernah kamu lawan. Aku beberapa kali jauh lebih kuat dari seorang Elder Lich’... Sayang sekali.”

Martial Lord tertawa kecil.

Ainz mengangkat bahu, lalu mengangkat tongkatnya seperti sebuah pedang besar. Ainzach seharusnya menonton dari belakang, tapi dia tidak menunjukkan kuda-kuda dari Momon, jadi seharusnya tidak apa.

Martial Lord mengangkat pentungan raksasanya pula.

Lonceng pun berbunyi.

Dalam sekejap, Ainz ditelan oleh sebuah bayangan hitam yang besar sekali.

Cheh, dia cepat!

Itu adalah bayangan dari sebuah pentungan yang terayun ke bawah.

Tahan serangan itu dengan tongkat – Ainz ingin melakukannya, tapi langsung mengabaikan hal itu. Sementara dia tidak cukup tahu tentang laan, hal terbaik untuk dilakukan di hadapan gerakan yang besar – yang mana akan sangat merusak – adalah menghindar.

Oleh karena itu, tidak perduli jika dia kehilangan keseimbangan, Ainz melemparkan dirinya untuk menghindar.

Ainz berhasil menghindar hampir saja. Pentungan itu terhujam ke tanah, mengeluarkan benturan yang menggelegar sampai mengeluarkan sebuah gema. Asap dan debu yang dihasilakn terbang ke atas seperti sebuah ledakan.

Khawatir dengan serangan berikutnya, Ainz mundur beberapa langkah.

Setelah debunya hilang, bayangan Martial Lord, dengan pentungan di tangah, muncul dari dalam.

Sebuah teriakan hebat keluar dari arena.

Apakah itu adalah martial art? Tetap saja... ini benar-benar mengejutkan.

Dia bisa mendengar dengan jelas Jircniv yang meneriakkan dukungan di tengah-tengah sorakan yang memekakkan telinga. “Habisi dia! Sebelah sana!” dan teriakan kekanak-kanakan semacamnya.

Ainz pun mau tidak mau tertawa kecil saat dia mendengar teriakan dari Jircniv, yang benar-benar tidak seperti dirinya. Dia tidak bisa membayangkan dirinya bersikap seperti itu dari semua waktu yang dia habiskan saat dia memata-matainya di dalam kota Imperial.

...Dia ternyata orang yang menarik...

Pendapat Jircniv terhadap Ainz naik dengan cepat. Pertama, dia percaya bahwa Jircniv adalah pria sempurna dengan aura seorang kaisar. Namun, sekarang dia telah melihat seberapa asyiknya dia dengan pertarungan itu, dia merasa bisa berteman lebih baik dengannya. Hati Ainz dipenuhi dengan perasaan dekat.

Lalu, Ainz mengembalkan perhatiannya kepada Martial Lord.

Martial Lord sedang menunjuk dengan pentungan raksasa itu ke arahnya, menandakan bahwa dia akan mengintersep jika dia datang mendekat dan mengejar jika dia mundur. Itu adalah kuda-kuda yang sangat cocok untuk menekan musuh seseorang.

Itu adalah kuda-kuda bertahan yang memanfaatkan sepenuhnya panjang senjatanya, praktis merubahnya menjadi sebuah perisai.

Sejujurnya, Ainz tidak tahu bagaimana menghancurkan kuda-kuda Martial Lord.

Ini... mungkin akan menyusahkan. Kelihatannya tidak mampu menggunakan magic melawan lawan yang hampir setara adalah hal yang sulit. Yah, lagipula aku memang seorang magic caster...

Oleh karena itu, hanya satu hal yang bisa dia lakukan.

“Bagaimana? Apakah kamu tidak akan datang? Atau kamu akan gemetara seperti kura-kura?”

“yang Mulia, aku tidak akan mengendurkan kewaspadaan. Meskipun peraturan membuatmu tidak bisa menggunakan magic, kenyataan bahwa anda bisa menghindari serangan itu tidak bisa dianggap remeh.”

“Jadi, kamu ingin aku mengambil inisiatif serangan? Kalau begitu, bisakah kamu memindahkan pentungan itu dahulu? Kayaknya agak menganggu dan sulit sekali diserang.”

Martial Lord tidak menjawab. Tatapannya yang tajam tetap terpaku pada Ainz melalui lubang celah penutup kepalanya.

“kalau begitu... biarkan aku.”

Ainz secara buas mengayunkan tongkatnya ke arah ujung pentungan tersebut. Pentungan itu terpaksa harus menghujam ke tanah, saat Martial Lord mengerang “Ggh!”

Benturan itu seharusnya tersalurkan ke tangan Martial Lord dan membuatnya mati rasa. Sebaliknya, Ainz tidak memiliki fungsi biologi seperti itu.

Dalam sekejap, Ainz menyerang ke dalam jangkauan serang Martial Lord.

Ainz mengirimkan peringat secara mental ke tongkatnya, dan api mengepul dari tongkat itu. Meskipun begitu “Api yang mengepul” hanyalah lapisan api yang mengelilingi tongkat tersebut. Api itu bukan merupakan serangan sendiri. Namun, Ainz merasakan perhatian Martial Lord berpindah dari dirinya ke arah tongkat tersebut.

Benar sekali. Kalian para troll memiliki kekuatan regenerasi. Oleh karena itu, sangat rasional untuk mewaspadai senjata yang bisa melunturkan regenerasi itu, seperti senjata yang bisa mengeluarkan api atau asam. Namun, itu adalah kesalahan fatal.

Ainz menyentuh armor Martial Lord dengan tangan kosong kirinya. Dalam sekejap, Martial Lord gemetaran seperti baru saja disengat oleh listrik, membuatnya mengayunkan pentungan tanpa berpikir.

“Kuh!”

Ainz gagal menghindar, dan suara retak datang dari tubuhnya saat dia terhempas ke kejauhan. Karena dia telah mematikan kekebalan fisik tingkat tinggi miliknya dan dia lemah dengan serangan benda tumpul, serangan itu memberikan luka yang besar. Tubuh Ainz terbang beberapa meter, tidak, lebih dari 10 meter di udara, seperti sebuah bola yang dipukul oleh sebuah pentungan.

Lalu, dia terjatuh ke tanah, berguling-guling dari kepala hingga tumit berkali-kali.

Sorakan yang menggelegar meledak dari kerumunan.

Ainz mendengar Jircniv yang berteriak kegirangan saat dia bergulung di tanah, lalu sebuah loncatan sikap baik terhadap pria itu langsung turun.

Sialah, kita adalah negeri sekutu, ya kan? Bukankah seharusnya kamu sedikit lebih khawatir dengan kenyataan bahwa seorang raja sekutu terjatuh ke tanah, huh?

Meskipun dia sudah menerima luka, Ainz tidak lagi merasakan perih, lalu dia menatap Martial Lord dari tempat dimana dia di tanah.

Tidak ada serangan lanjutan.

Suara dari sorakan perlahan mulai reda, digantikan oleh sebuah keheningan yang menutupi seluruh arena. Mengapa Martial Lord tidak menekan serangannya? Tidak, mengapa Martial Lord berlutut di sana? Apa yang memperlambat gerakan Martial Lord.

Ainz dengan gagahnya bangkit berdiri, menyingkirkan debu dari tubuhnya. Kelihatannya dia sama sekali tidak menghiraukan meskipun setelah dikirim terbang.

Sebaliknya, gerakan Martial Lord sangat lambat.

Ainz tertawa kecil.

Ini adalah cara terbaik untuk jalannya pertunjukan.

Ainz kembali ke posisi semula, di tengah hiruk pikuk keramaian. Martial Lord bertanya ragu-ragu:

“A-Apa ini? Poison.. tidak, apa ini?”

“Aku tidak melanggar aturan. Ini adalah kontes yang sebenarnya. Meskipun begitu, ini jauh dari hanya kalimat ‘poison’. Sentuhanku bisa menyuntikkan energi negatif ke tubuh lawan. Namun, regenerasi dari Troll seharusnya bisa menyembuhkan itu.”

Ainz membuat isyarat yang sama saat dia menggunakannya untuk menyentuh Martial Lord, membuka dan menutup jari-jarinya.

“Namun, aku punya kemampuan lain selain itu. Aku bisa memberikan luka fisik pada kemampuan lawan hanya dengan sentuhan. Oleh karena itu, kekuatan dan kecekatanmu telah berkurang. Aku tidak mengira kamu bisa menyembuhkan itu, ya kan?”

Dari apa yang Ainz tahu, regenerasi Troll hanya bisa menyembuhkan luka, tapi tidak dengan melemahnya tubuh.

“Dengan kata lain, Martial Lord, semakin banyak aku menyentuhmu, semakin rendah statusmu nantinya, sampai akhirnya kamu menjadi seperti ulat.”

Biasanya, itu adalah kebohongan.

Dia bisa memberikan penalty terhadap kemampuan lawan, itu memang benar, tapi itupun memiliki batas. Dia tidak bisa mengurangi status hingga nol. Tentu saja, lawan tidak mungkin tahu itu.

Namun, ada undead lain dengan kemampuan yang mirip, jadi dia tidak bisa menyimpulkan bahwa lawannya benar-benar tidak tahu. Dia mungkin bisa berbohong tentang bertarung melawan undead, dan mungkin tahu sesuatu mengenai mereka.

Itulah kenapa Ainz secara terbuka menyatakan nama spesies dirinya.

Overlord adalah spesies yang sangat kuat, dan sama sekali tidak kamu tahu. Ketika Ainz meninggalkan kesan ini di dalam pikiran Martial Lord, dia akan merasa bahwa kekuatan Ainz sangat misterius dan tidak terkira. Ainz telah menyebutkan bahwa dia adalah urutan tertinggi dan semacamnya untuk memperkuat perasaan tidak nyaman itu.

Hal terpenting adalah dia telah memberikan penjelasan yang tidak perlu kepada Martial Lord. Itu juga untuk membingungkannya dengan informasi palsu.

-pada umumnya, seluruh strategi perang berdasarkan tipuan.

Ainz dengan tenang mempelajari Martial Lord yang mencoba untuk menipu Ainz dengan tindakannya.

Dia mungkin memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dari penalty ability tapi memilih untuk tidak menggunakannya, agar bisa menciptakan celah yang fatal dalam pertahanan Ainz. Dia mungkin juga memiliki sebuah bakat, atau kemampuan tersembunyi lainnya yang tidak diketahui Ainz.

Seseorang tidak bisa begitu saja menginjak lawannya di dalam pertempuran terbuka dimana ada perbedaan luar biasa dalam kekuatan.

“...Penalty ability yang aku berikan tidak akan sembuh dengan waktu. Aku akan mengikis status fisikmu sedikit demi sedikit, sampai aku mengirimkan pukulan terakhir dengan tongkat ini, mengerti? Yah, jika kamu bisa melakukannya, mari kita lanjutkan.”

Ainz melangkah maju, lalu Martial Lord perlahan mengambil sikap kuda-kuda.

Ainz tidak bisa melihat wajah Martial Lord karena penutup kepalanya. Apakah dia sedang tertawa sendiri, atau apakah dia semakin gugup?

Aku harap yang terakhir.

Ainz menggerakkan tangan kirinya, yang sedang tidak memegang tongkat. Martial Lord mengalihkan responnya. Kelihatannya dia sangat hati-hati terhadap itu.

Martial Lord pasti berpikir yang dia perlukan adalah mengkhawatirkan tangan kiri itu.

Itulah dia. Selama percobaan yang dilakukan Ainz, dia menemukan bahwa dia bisa melakukan serangan sentuhan awal dengan semua bagian tubuhnya. Jika dia merasa menyukainya, dia bahkan bisa menggunakan benturan kepala dengan kepala untuk melakukannya.

Saat Ainz semakin mendekat, Martial Lord semakin mundur darinya.

Ainz tertawa dingin.

Dari gerakan mereka, jelas sekali terlihat pada penonton siapa yang memiliki keunggulang di sini.

Apakah kamu tahu perbedaan antara kita, Martial Lord? Memang benar, mungkin saja kamu lebih dariku sebagai seorang warrior. Tapi ada sesuatu yang sangat menentukan perbedaan kita.

Perbedaan terbesar antara dirinya dengan Martial Lord adalah HP milik mereka.

Ainz memiliki HP karakter level 100. Bahkan jika kedua pihak mengabaikan pertahanan dan melakukan pertandingan lambat, Ainz akan muncul dengan kemenangan.

Namun, masalahnya adalah dalam martial art, serangan itu yang tidak diketahui Ainz.

“Aku sudah memberikan larangan lain dalam diriku selain tidak menggunakan magic. Itu mengenai item-item magic. Aku tidak menggunakan item-item magic selama pertarungan denganmu – dengan kata lain, aku memberikan diriku sebuah larangan dalam equipment. Tetap saja, ini masih sangat menguntungkan bagiku.”

Ainz memiliki item-item magic dengan jumlah banyak dari saat dirinya berada di dalam YGGDRASIL. Tiap-tiapnya adalah harta yang tak ternilai di dunia ini. Oleh karena itu, jika Ainz menggunakannya, dia bisa dengan mudah memenangkan pertarungan dengan Martial Lord ini, Ainz tidak merasa itu adalah cara yang benar untuk bertarung.

Oleh karena itu, Ainz dilengkapi dengan item-item tingkat rendha.

“Aku sudah memberikan larangan pada diriku untuk menggunakan senjata yang bisa digunakan oleh orang dengan level yang sama denganmu. Dengan kata lain, aku merasa ini adalah peluang yang bagus untuk menguji kemampuan baru.”

Ainz meletakkan tongkatnya ke tanah dan menarik dua dari empat pisau stiletto yang tersimpan di pinggangnya. Dia menggenggam pisau itu dengan erat.

“Mari kita uji senjata-senjata yang kupinjam dari Momon ini.”

Martial Lord mungkin tidak memahami kicauan Ainz. Ainz tidak punya niat untuk menjelaskan kepadanya. Dia hanya bicara sendiri.

“Kalau begitu – ini aku datang.”

Ainz tidak bisa meniru kuda-kuda aneh itu – awalan aneh yang menunduk. Namun, setelah berlatih, dia mempelajari untuk berlari dengan cara yang mirip. Dia berteriak seperti anak panah yang terlepas, ke arah Martial Lord.

Jarak mereka sangat dekat. Tetap saja, bahkan dalam celah sekejap di depan serangan lawan. Pentungan Martial Lord mengalir keras kepadanya. Benturan itu melambat karena kekuatannya telah disedot oleh penalti ability, tpai itu adalah sebuah serangan yang seharusnya tersambung.

Ainz tidak bisa mengeksekusi penghindaran luar biasa seperti wanita itu. Namun, Ainz bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh wanita tersebut.

Dia mengaktifkan kemampuannya, lalu gerakan Martial Lord terhenti sesaat.

Ainz menutup jarak diantara mereka lalu menusukkan stiletto miliknya, mengincar bahu. Serangan dengan kekuatan penuh itu, ditambah dengan kecepatan larinya, meluncur seperti sebuah anak panah.

Ketika wanita itu mengenai Ainz dulunya, dia berhasil melukai armor yang diciptakan oleh Ainz secara magic, yang mana lebih keras dari adamantite. Serangan ini berada pada level yagn sama dengan itu, lalu stiletto itu menusuk armor Martial Lord dan bersembunyi di dalamnya, menembus tubuh Martial Lord.


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia


---Namun, dalam sekejap itu---

 “[Reinforce Hide], [Greater Reinforce Hide]!”

Martial Lord mengaktifkan martial art miliknya.

Seakan dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya yang mendorong ujung stiletto tersebut.

Hal pertama yang terkena kekuatan penuh Ainz hanya memberikan sejumlah kecil – sebuah goresan layaknya – luka. Dengan regerasi Troll, luka semacam itu akan sembuh dalam hitungan detik.

Martial Lord pasti merasa lega dengan ini. Pentungan yang terayun ke arah Ainz masih sangat cepat, dan dia hanya menerima sebuah goresan dari serangan penuh Ainz. Bisa dikatakan kemenangan berada di tangan Martial Lord.

Namun, itu akan menjadi perkataan yang sangat bodoh.

“-Aktifkan.”

“Goh! Gowaaaaaaaaaaah!!”

Ainz mengeluarkan mantranya, menyalurkan [Fireball] yang dirapalkan Fluder ke dalam senjata itu menuju tempat dimana dia menusuk Martial Lord, itupun membakar tubuhnya dari dalam. Dia berpikir untuk menusukkan stiletto lain ke bahu satunya, tapi dia tidak cukup kuat, lalu armor itu mementalkannya.

Saat Ainz berpikir akan menarget celah di dalam armornya, Ainz merasakan gerakan dari Martial Lord dan bergegas ke samping tanpa melihat.

Sebuah badai bertiup dari belakangnya. Itu pasti adalah tekanan angin dari pentungan tersebut.

Setelah menghindar sekitar 10 meter, Ainz berputar balik.

Martial Lord sedang memegang bahunya dengan lengan yang memegang pentungan. Lengan lainnya menjuntai di bawahnya, mungkin tidak bisa digerakkan. Kelihatannya mantra Fluder terlalu kuat. Mungkin dia harusnya meminta seorang magic caster yang lebih lemah untuk menyuntikkan senjata itu dengan magic.

Setelah menyadari Martial Lord berada dalam ujung tanduk, kerumunan penonton meratap karena simpati.

Ainz melihat ke arah arena.

Tak perduli darimana dia melihatnya, dia tidak bisa melihat siapapun yang bersorak untuknya.

Aneh sekali... Di dalam YGGDRASIL, tidak aneh jika ada seseorang yang mulai bersorak untukku pada titik ini... Kurasa pertarungan di luar kandang benar-benar sulit.

“Mau bagaimana lagi. Kurasa aku akan membuang rencana untuk meraih hati para penonton. Kalau begitu sekarang, Martial Lord... sudah waktunya untuk mati.”

Ainz menyarungkan stiletto yang magicnya sudah dihabiskan dan menghunus satu lagi lainnya. Stiletto baru ini ditambah dengan sebuah mantra serangan elemen asam tingkat 3. Dia sudah mempersiapkan ini untuk jaga-jaga jka Martial Lord membuat dirinya kebal terhadap serangan api.

Memang benar, Martial Lord terlihat kesakitan oleh mantra dengan elemen api itu, tapi mungkin saja itu hanya pura-pura. Monster yang bisa beregenerasi tidak bisa sama sekali menahan serangan yang menghentikan regenerasi mereka, tapi itu hanya berlaku di dalam YGGDRASIL.

Yang dia tahu, mungkin saja bisa di dunia ini.

Jika memang begitu, rencana Ainz untuk membunuhnya dengan mengaktifkan skill miliknya ketika para penonton – ketika semua orang – bisa melihat bahwa kemenangan sudah diputuskan.

“Jika kamu mengakui kekalahanmu sekarang... Aku akan mengakhirinya sampai di sini.”

“Tidak... Yang Mulia. Tidak... masih belum. Aku masih tetap Martial Lord. Aku masih tetap raja arena ini. Aku akan berusaha terus hingga aku mati.”

“Kalau begitu, lepaskan penutup kepalamu dan biarkan aku melihat wajahmu.”

Itu adalah permintaan yang mengejutkan, tapi Martial Lord mengiyakannya, lalu menunjukkan wajahnya.

Keringat mengucur di keningnya, lalu wajahnya berubah karena mungkin rasa perih yang tak terkira. Namun, ada kekuatan besar di mata itu.

“Itu adalah mata yang bagus. Mengingatkanku kepada Gazef Stronoff.”

“Terima kasih. Dipuji oleh makhluk terkuat seperti anda membuatku sangat senang.”

“...Katakan padaku. Apakah kamu punya gerakan apapun yang bisa digunakan untuk mengalahkanku? Apakah kamu punya cara apapun yang bisa membalikkan keadaan?”

“—Kurasa tidak. Meskipun begitu, aku masih ingin tetap bertarung.”

Itu adalah ucapan yang sangat jujur.

Ainz merasa malu menggunakan begitu banyak tipuan dalam pertarungan ini. Ditambah lagi, itu semua adalah kemampuan yang sudah dia segel untuk membuat pertarungan ini menjadi bagus.

Karena lawannya bertarung dengan tulus, Ainz merasa wajib merespon dengan semua yang bisa dia lakukan, di dalam jangkauan apa yang bisa dia lakukan.

Martial Lord, yang datang lurus ke arah Ainz, kelihatan seperti berkilauan di mata Ainz.

“Apa yang akan Guardian pikirkan terhadap cahaya di mata itu..”

Tetap saja, dia tahu jika mereka akan menghina semua makhluk yang bukan penduduk Nazarick. Jika memang begitu – rasa tidak enak dan kesepian memenuhi Ainz.

Ainz menyingkirkan emosi ini, dan perlahan mengangkat stiletto miliknya.

Martial Lord mengusap keringat dari dahinya, dan memakaikan penutup kepalanya kembal.

“-Kemarilah, Martial Lord.”

“Gooooohhhhhhhhh!”

Dengan sebuah raungan, tubuhnya yang sangat lebar menekan ke arah Ainz.

Dia lebih cepat dari barusan. Mungkin dia baru saja mengaktifkan martial art.

Kecepatan yang menakjubkan itu dan tubuh yang besar itu – keduanya saling bersinergi untuk menghasilkan sebuah perasaan menekan yang luar biasa yang bahkan akan membekukan setiap musuh di tempat tersebut. Tidak, itu hanya berlaku bagi orang biasa, tapi undead kebal dengan efek mental seperti itu.

Ainz dengan tenang mempelajari Martial Lord.

Dia memang cepat – tapi hanya itu.

Keseimbangannya tidak beraturan, mungkin karena bahu yang ditusuk oleh stiletto tidak bisa digerakkan.

--Lebih buruk dari waktu itu.

Yang lebih penting lagi—

Apakah kamu tahu kenyataan dibalik bagaimana aku membuatmu pelan? Jika kamu tidak tahu, habis sudah dirimu, ya kan?

Ainz mengaktifkan kemampuan yang sama seperti barusan.

[Despair Aura I (Ketakutan)]

Kemampuan ini memiliki lima efek.

I untuk Ketakutan
II untuk Kepanikan
III untuk Kebingungan
IV untuk Kegilaan.
V untuk Kematian dalam sekejap

Ketakutan merujuk kepada status abnormal merasa takut, yang memberikan penalti terhadap seluruh tindakan.

Kepanikan merupakan versi yang lebih parah dari ketakutan, yang menyebabkan tumpukan tambahan efek ketakutan satu sama lain. Siapapunyang terkena status itu akan ingin kabur dari pengguna kemampuan itu bagaimanapun caranya – dengan kata lain, mereka tidak akan mampu mengambil tindakan apapun yang berhubungan dengan pertarungan melawan pengguna itu.

Kebingungan adalah nama yang disarankan. Tanpa adanya tindakan penyembuhan, target akan berada dalam keadaan kebingungan.

Kegilaan adalah status buruk yang sangat sangat menjengkelkan, versi permanen dari kebingungan. Tidak bisa dihapus tanpa magic dari pihak ketiga.

Dan sudah tidak usah dijelaskan lagi jika Kematian dalam sekejap akan menyebabkan kematian.

Efeknya berubah saat level seseorang meningkat.

Ainz telah menggunakan efek dari Ketakutan pertama, lalu membatalkannya hampir dalam sekejap setelahnya Dengan melakukan itu, akan ada waktu dimana tindakan yang dibayangkan oleh seseorang tidak sama dengan tindakan yang sebenarnya yang diambil, dan kemudian tubuh akan merasa seakan sudah dilumpuhkan.

Namun, Martial Lord telah mengantisipasi bahwa ini akan terjadi jika dia mencoba untuk serangan frontal. Meskipun setelah pikiran dan tubuhnya sudah tidak sinkron lagi, dia masih mengayunkan pentungannya.

Setelah menghitung penalti dari sentuhan Ainz dan status Ketakutan, menghindar dari serangan Martial Lord seharusnya adalah mainan anak-anak. Namun-

 “[Strong Strike], [Divine Skill Single Flash]!”

Ainz mengira dia telah melihat sekelebat cahaya.

Dalam sekejap, rasa perih yang sangat – langsung ditekan hingga level yang bisa ditoleransi – dan sebuah sensasi mengambang memenuhi dirinya.

 “[Flow Acceleration]!”

Sebuah benturan tumpul datang dari atas, diikuti dengan ledakan perih pada saat berikutnya.

Meskipun dia sedikit bingung oleh situasinya, Ainz cepat-cepat kembali sadar.

Ini mungkin sebuah combo dua pukulan. Bagian pertama meluncurkan Ainz ke udara, sementara yang kedua menghempaskan dirinya ke tanah.

Jika dia adalah Suzuki Satoru, mungkin saja dia tidak akan bisa mencerna situasi tersebut dan jatuh ke dalam kebingungan. Namun, Ainz Ooal Gown kebal terhadap status buruk seperti itu.

Ainz tahu jika dia berada di tanah, dan pentungan itu meluncur ke arahnya.

“Cheh!”

Ainz berbalik menghindar saat pentungan tersebut akan mengena. Mungkin karena martial art, tapi benturannya mengalir di tanah lalu ke tubuh Ainz.

Namun, ini tidak memberikan luka tambahan.

Saat Ainz melompat, pentungan yang terkubur di tanah itu muncul. Gerakan itu, seperti mengeruk sesuatu dari dalam tanah, seakan berkata “Aku akan menghabisimu dengan ini.”

Ainz membuat keputusan dalam sekejap untuk menahan serangan tersebut dengan stiletto miliknya, lalu tubuh Ainz menyusuri udara sekali lagi. Sorakan para penonton bergema ke seluruh penjuru arena, namun Martial Lord mengumpat dengan pahit “Sialan!” Dia berharap untuk menghabisi Ainz dengan serangan kombinasi itu.

Setelah dihempaskan beberapa meter ke udara, Ainz berguling-guling di tanah beberapa kali lalu dengan tangkas berdiri lagi saat dia bergumam sendiri.

“Tak ada yang bisa digunakan untuk membalik keadaan? Dia menipuku. Punitto Moe bakal mengomeliku karena ini.”

Sama seperti Ainz, Martial Lord juga menyimpan kartu as miliknya – martial art – hingga saat terakhir. Itu membuktikan dia adalah warrior kelas satu.

Ainz menyarungkan stiletto miliknya, mengosongkan sebuah tangan.

Kesombongan dan sikap terburu-burunya untuk meraih kemenangan membuatnya menerima pukulan telak – tidak, dua pukulan telak. Sudah saatnya menyingkirkan pemikiran yang naif. Dia akan memotong status lawannya hingga nol sebelum mengakhiri ini.

Berisik sekali...

Sorakan para penonton benar-benar menjengkelkan. Mereka baru saja meratap, lalu sekarang bersorak gembira. Terutama –

-Sialan, Jircniv! Apa maksudmu dengan, “habisi dia?!” Ah, yang benar saja...

Ainz bergerak perlahan. Dia tidak terluka parah, tapi dia telah dihukum karena kecerobohannya dengan rasa perih, jadi dia tidak akan membuat kesalahan seperti itu lagi.

Tetap saja, aku benar-benar tidak paham dengan martial art. Ini adalah skill yang tidak ada di dalam YGGDRASIL... apakah ada orang yang mengembangkannya untuk melawan para pemain YGGDRASIL? Atau apakah aku yang terlalu memaksakan teori disini..? Tunggu sebentar, marti art itu seharusnya adalah sesuatu yang meningkatkan kecepatan serangan. Dia mungkin akan mencoba lagi, jadi aku harus mempersiapkan tubuhku untuk itu, ya kan?
(TL Note : Sekali lagi Ainz kelihatannya salah ingat dengan ucapan , 肉を切らせて骨を断つ,persiapkan dagingmu untuk dipotong dan tulangmu untuk diremukkan. Tentu saja, dia tidak memiliki daging..)

Ainz memasuki jangkauan Martial Lord, lalu Martial Lord mengayunkan senjatanya ke bawah. Namun Ainz tidak menghindar.

Dia bergerak maju, menerima serangan Martial Lord.

Tekanan dan perih memenuhi tubuhnya, tapi dia bisa melakukan ini, berkat perbedaan yang besar dalam HP. Itu tidak apa. Ditambah lagi, tubuh undead miliknya langsung menekan rasa perih itu, jadi dia bisa menahan rasa sakit yang tidak bisa ditahan oleh makhluk hidup.

Dengan begini, Ainz menyentuh tubuh Martial Lord. Setelah menyelesaikan sebuah serangan – dan berada dalam pengaruh status ketakutan dari aura Ainz – itu sulit sekali dihindari.

Lalu, Ainz mempertahankan kontak dengan tubuh Martial Lord dan berputar ke belakangnya. Tentu saja, dia terus-terus menyuntikkan energi negatif yang merusak kemampuan melalui armornya.

“Uooooooooh!”

Kali ini, Martial Lord lah yang mundur dari Ainz, seakan berguling-guling di tanah.

Ainz bingung apakah dia harus mengejar atau tidak, tapi memutuskan untuk tetap di tempat, berjaga-jaga dari jurus tersembunyi.

Martial Lord mengangkat senjatanya dengan lambat, Nafasnya tidak karuan, dan sikap mengesankan dari saat mereka pertama kalinya bertemu sudah hilang.

Ainz menggenggam stiletto miliknya dengan erat.

Persiapannya sudah selesai. Ini akan menjadi serangan terakhir.

Mungkin dia merasakan perubahan di udara, namun Martial Lord melepaskan penutup kepalanya lalu membuangnya.

Saat keterkejutan mulai menjalar kepada Ainz, Martial Lord menyingkirkan sisa dari armornya pula. Sementara saat ini dia sudah dilemahkan, kelihatannya tidak berada pada level dimana dia tidak mampu bergerak karena beban armor nya.

Namun, setelah melihat tekad di wajah Martial Lord, Ainz memahami rencananya.

Ternyata begitu. Armor melindungi tubuhnya dari stiletto, tapi tidak berguna terhadap penalti ability. Dia pasti merasa sangat terancam dengan hal itu, itulah kenapa dia bertaruh atas rendahnya HP lawan dan meringankan tubuhnya, agar dia bisa terus menyerang.

Itu adalah pertaruhannya yang terakhir – dan juga sangat tidak menguntungkan.

“Katakan kepadaku... Apakah aku lemah?”

“Apa?”

“Yang Mulia. Anda tidak menunjukkan satu bagian dari kekuatan anda yang sebenarnya sampai sekarang. Bahkan tanpa sayap terkuat anda yaitu magic, ini benar-benar tidak menguntungkan anda. Apakah... Apakah saya benar-benar selemah itu?”

Ainz menutup matanya untuk berpikir, lalu dia membukanya lagi.

“Ya, kamu memang lemah.”

“...Begitukah.”

Arena menjadi hening.

Suara Ainz tidak sampai kepada mereka. Namun, kemenangan sudah diputuskan di mata mereka.

“Selamat pertarungan ini, aku melarang diriku menggunakan berbagai macam item magic dan penggunaan segala macam ability.”

‘Jika tidak, anda pasti sudah menghabisiku dalam sekejap?”

Ainz mengangguk untuk memastikan.

“Memang begitu. Namun, aku tahu tentang dirimu, jadi—“ Ainz menggelengkan kepalanya. Ini bukan berarti untuk menghiburnya. “yah, kamu hanya mempunyai lawan yang buruk. Jika kamu adalah orang terkuat di Empire... Mungkin aku adalah yang terkuat di dunia.”

“Ternyata begitu... Tetap saja... aku senang... Tahu jika ada orang yang lebih baik dariku itulah yang mendorongku untuk berkembang.”

“Aku juga memahami itu, hingga titik tertentu.”

Ada beberapa temannya – seperti contohnya, Touch Me – yang tak pernah dia kalahkan dalam PVP. Meskipun begitu, dia melihat ke belakang dengan gembira saat bagaimana dia memikirkan cara-cara untuk mengalahkan taktik dan perlengkapannya.

Ainz tersenyum kepada Martial Lord, dan Martial Lord tersenyum kepada Ainz.

“...kalau begitu, majulah.”

“—Yang Mulia, Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Hingga saat terakhir, tolong tunjukkan kepadaku – meskipun hanya satu bagian kecil – dari kekuatan sejati anda. Biarkan aku merasakan puncak kekuatan!”

Martial Lord memaksa mengacungkan senjatanya.

“Benarkah sekarang... Baiklah. Kalau begitu aku akan tunjukkan puncak dari kekuatan itu kepadamu.”

Ainz mengaktifkan skill miliknya, lalu bergerak maju.

Dia memasuki jangkauan serang Martial Lord. Martial Lord mengayun ke bawah.

Benar-benar berbeda dari kecepatan saat dia mengangkatnya. Dia mungkin telah menggunakan martial art untuk mempercepat gerakannya. Tetap saja, itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan kecepatan sebelum terkena penalti ability. Itu jauh terlalu lambat.

Pentungan tersebut mengayun ke bawah ke arah tubuh Ainz, namun Ainz tidak menghiraukannya.

Serangan itu tidak lagi bisa melukai tubuh Ainz.

Ainz berjalan menembusnya, seakan dibelai oleh angin yang lembut.

Dia menerima pukulan demi pukulan, tapi Ainz terus maju, melihat lurus ke arah mata Martial Lord.

Martial Lord tersenyum, seakan menyerah. Ainz menusukkan stiletto miliknya ke dada Martial Lord yang tidak tertahan, lalu melepaskan mantra yang ditambahkan ke dalamnya.

♦ ♦ ♦

Ainz melihat ke arah mayat Martial Lord di bawah.

Lalu, dia mengaktifkan sebuah item magic yang dipinjam. Itu adalah sebuah pengeras suara yang sederhana.

“Dengarkah aku! Rakyat Empire! Aku adalah Sorcerer King, Ainz Ooal Gown!”

Suaranya seakan bergema dengan rengekan bernada tinggi sebagai balasan di tengah-tengah keheningan. Oleh karena itu, Ainz memutuskan untuk segera menyelesaikan ini secepatnya.

“Aku berniat untuk menjalankan sebuah program untuk melatih dan membesarkan para petualang di dalam negeriku. Ini karena aku menganggapnya menguntungkan bagi negeriku baik untuk mendidik dan melindungi para petualang, lalu mengirim mereka untuk bepergian ke berbagai tempat di duniaa. Banyak petualang yang harus selamat dengan sumber daya mereka sendiri. Tapi berapa banyak yang sudah habis sebelum tiba di masa puncak mereka?”

Ainz mengingat tim petualang yang pernah bepergian bersamanya untuk waktu yang pendek.

“..Oleh karena itu, aku berniat untuk menggabungkan Guild Petualang dengan negaraku. Ada mereka yang takut akan kehilangan kebebasan mereka dan dibelenggu ketika guild petualang menjadi sebuah organisasi nasional. Aku tidak bisa sama sekali menyingkirkan kemungkinan itu. Namun, seperti yang aku tunjukkan, kekuatanku sudah lebih dari cukup. Aku tidak berniat menggunakan kalian sebagai alat perang. Sorcerous Kingdom sangat haus dengan mereka yang benar-benar mencari petualangan! Kalian semua yang berharap untuk menjelajahi tempat-tempat yang tidak dikenal, yang berharap untuk memahami dunia dan selanjutnya bermimpi menjadi para petualang, datanglah kepadaku! Aku akan membantumu berdiri di kaki sendiri, dengan bantuan kekuatan yang tidak bisa kamu bayangkan. Sekarang saksikan sebagian dari kekuatan itu!”

Ainz berjalan ke arah martial Lord.

“Martial Lord sudah mati! Siapa yang akan memastikan kematiannya?”

Tidak ada jawaban.

“Kematian adalah akhir segalanya. Namun – seperti yang mungkin diketahui oleh sebagian yang ada di sini, kematian bisa dilawan.”

Ainz menarik sebuah tongkat, lalu mengarahkannya ke dada Martial Lord.

Akan sangat memalukan jika dia tidak bisa bangkit. Hatinya yang tidak ada berdegup kencang di dalam dada.

“Saksikan ini!”

Tongkat kecil itu diaktifkan, lalu Martial Lord tersentak. Kemdian, dadanya mulai bergerak.

“Magic untuk membangkitkan adalah wewenang dari priest level tinggi. Namun, itu bukan tantangan bagiku! Meskipun demikian, bayaran yang tepat dalam emas masti harus dibuat! Aku, yang telah menaklukkan kematian, akan mendukungmu! Datanglah ke negeriku, kalian yang ingin menjadi petualang yang sesungguhnya!”

Di tengah-tengah gelombang suara, Ainz merapalkan sebuah mantra [Fly].

Tujuannya adalah ruang VIP Jircniv.

Setelah menatap sekitar, dia menyadari hanya Jircniv dan dua pengawalnya tersisa. Yang lain kelihatannya telah pergi Ainz senang karena tidak lagi khawatir dengan itu, tapi dia tidak berkata apa-apa.

“Yah, maaf dengan yang barusan tadi, Jircniv-don. Oya, wajah anda sekarang terlihat lebih baik. Betapa melegakannya.”

Rasa pusingnya ketika berdiri kelihatannya memang asli. Namun – karena dia bersorak dengan enerjik. Pasti itu hanya sesaat.

“Maafkan saya sudah membuat anda khawatir, Gown-dono.”

“Ahhh. Tidak masalah. Siapapun akan khawatir jika mereka melihat seseorang yang mereka tahu tidak terlihat baik-baik saja.”

“Terima kasih atas kekhawatiran anda. Tetap saja, itu adalah pertandingan yang menggembirakan. Seperti yang diduga dari anda. Gown-dono. Tidak mengira anda akan bisa menang dengan mudah dari warrior terkuat Empire. Tidak ada kata yang lebih baik selain ‘luar biasa’.

“Tentu saja tidak. Ini adalah pertarungan yang bagus. Bisa saja terjadi di dua arah; Saya hanya beruntung saja.”

Dari cara Jircniv menyoraki Martial Lord, dia pasti adalah penggemar berat. Oleh karena itu, dia tidak salah dengan memuji Martial Lord.

Atau lebih tepatnya-

-Sialan kamu, kamu tidak memberiku semangat sama sekali. Aku dengar itu!

Tentu saja, Ainz tidak bisa menyuarakan pemikirannya ini. Ketika seseorang berpikir dengan tenang tentang hal itu, dalam sebuah pertempuran antara warrior-warrior negeri sendiri dan negara lain, memang wajar baginya mendukung orang negeri sendiri.

Yah, jika dia benar-benar mendukung Ainz, ukuran sayangnya – sebuah frase yang sering digunakan oleh Peroroncino – mungkin sudah sampai di langit-langit.

“Sementara orang luar tidak bisa tahu, saya yakin anda tidak salah, Gown-dono. Selanjutnya – maafkan saya. Apa yang sudah saya bicarakan kali ini?”

“Memang benar,” Ainz setuju. Dengan kata lain, dia tidak ingin mengobrol dengan Jircniv dalam waktu yang lama di tempat seperti ini.

Dia tidak ingin Jircniv menyadari bahwa Ainz Ooal Gown adalah manusia biasa.

Meskipun Ainz berpikir dia akan diomeli karena mempromosikan Sorcerous Kingdom di dalam arena dan karena menyeberangi perbatasan tanpa izin, Jircniv kelihatannya tidak ingin menegurnya. Oleh karena itu, yang terbaik adalah cepat-cepat keluar.

“yah, itu-“ Ainz menelan ucapan tidak resmi yang akan dia katakan. Itu akan seperti menggali kuburnya sendiri. “Mari kita akhiri in isekarang. Saya akan berkunjung lagi di lain waktu, Jircniv-dono.”

Secara pribadi, Ainz ingin kabur dengan magic teleportasi, tapi dia harus pergi menjemput Ainzach dahulu. Jadi dia akan kembali ke tanah, lalu berteleport pergi – dan kemudian, saat dia memikirkan masalah itu, Ainz menyadari Jircniv sedang mengamatinya, dengan wajah yang serius.

Dia pasti akan mengatakan sesuatu yang aneh.

Situasi ini sangat familiar bagi tiap pegawai kantoran manapun. Ainz menoleh ke arah Jircniv.

“Yang Mulia. Saya punya penawaran. Bolehkah saya ingin anda mendengarnya?”

Tidak. Betapa mengagumkan dunia nanti jika dia bisa berkata begitu?

Ainz memutuskan untuk tidak lari dari kenyataan. Dia tersenyum – meskipun wajahnya tidak bergerak – lalu membalas dengan “Silahkan lanjutkan”

“Kalau begitu saya harap – tidak, Baharuth Empire ingin menjadi negeri bawahan dari Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.”

“..Hah?”

Ainz mau tidak mau berseru dengan ucapan yang tidak diduga itu.

Otaknya masih belum mampu mencerna apa yang baru saja dia dengar.

“Ne-Negeri bawahan?”

Penjaganya – dua orang yang pernah Ainz lihat sebelumnya – juga menatapnya dengan terkejut.

Karena suatu alasan, Ainz merasa seperti menepuk dahi Jircniv.

Mengapa dia tiba-tiba meminta menjadi status bawahan? Setelah dipikir-pikir, hubungan macam apa negeri bawahan itu? Dia mengenali kalimat itu, tapi apa sebenarnya artinya? Lalu ada juga semacam pemerintahan sendiri dan lain sebagainya.

Ainz tidak bisa memutuskan masalah penting seperti itu sendirian. Dia harus mendiskusikannya dengan Demiurge dan Albedo dahulu sebelum memberikan jawaban.

“...Jircniv-dono, menerima negeri anda sebagai negeri bawahan...”

Jadi rencana untuk membentuk hubungan pertemanan antar raja adalah...eh?

Apa yang harus dia katakan tentang masalah negeri bawahan itu? Apakah tidak apa dengan “Saya akan pertimbangkan hal itu”?

Namun, Demiurge dan yang lainnya mungkin juga berniat untuk menaklukkan Empire. Dia tidak ingin kepalanya terperangkap sendiri, namun akan menyusahkan jika membiarkannya begitu saja tanpa jawaban.

Kelihatannya pilihan yang terbaik adalah membual untuk bisa kabur, entah bagaimana.

Setelah memutuskan arah ucapan yang akan diambil, Ainz membuat balasannya.

“Terlalu berbahaya untuk setuju secara lisan dalam masalah itu. Saya tidak bisa membuat balasan langsung, tapi saya yakin masalah seperti itu seharusnya diselesaikan dengan tulisan.”

“Kalau begitu, apakah itu artinya ketika saya serahkan dokumennya, anda akan menyetujuinya?”

Eh? Memangnya benar-benar akan ada? Ainz berpikir menanyakan itu, tapi dia berhasil menelan ucapan tersebut. Mungkin karena dia sudah tenang. Sebenarnya, dia tidak lagi gelisah seperti barusan. Itu semua berkat tubuhnya yang terima kasih saja sudah tidak cukup menurut Ainz.

Tetap saja, masalahnya belum selesai.

Bukan itu maksudku, aku hanya mengulur waktu. Karena dia tidak bisa mengucapkan itu, Ainz harus memikirkan sesuatu yang bisa diterima oleh Jircniv. Tidak ada cara lain.

“....Tentu saja. Kalau begitu, silahkan kirimkan sebuah salinan petisi untuk menjadikan negeri bawahan begitu juga dengan draft untuk status masa depan Empire dan perlakuannya ke kediamanku di Sorcerous Kingdom, Jircniv-dono. Setelah itu, kita akan merencanakan panjang lebarnya.”

“Kalau begitu saya akan melakukannya. Saya akan berusaha keras untuk segera menyelesaikannya dan langsung menyerahkannya ke tangan Yang Mulia – Kalau begitu, untuk sementara, perkenankan saya untuk bicara kepada anda sebagai raja – sebagai seorang yang setara. Saya harapkan bantuannya.”

Meskipun keadaan emosinya terlalu panik, Ainz turun ke arena dengan mantra [Fly].

“Bagaimana bisa akhirnya jadi begini? Atau lebih tepatnya, apa yang akan Demiurge dan Albedo lakukan...?”

Ainz membulatkan bahunya, seperti seorang anak yang yakin akan diomeli oleh orang tuanya ketika pulang ke rumah.

♦ ♦ ♦

Suasana di dalam ruang VIP menjadi hening kala Sorcerer King pergi. Seakan memecah keheningan ini, Nimble berteriak:

“Yang Mulia!”

Jircniv mengerutkan dahinya dengan sikap yang berlebihan saat dia melihat ke arah Nimble.

“Suaramu terlalu keras. Aku masih di sini.”

“Ma-Maafkan saya. Tapi, tapi, bolehkan saya tahu apa yang terjadi?!”

“Kamu ingin tahu mengapa aku membuat keputusan seperti itu?”

Nimble mengangguk meresponnya. Jircniv menatap ke arah Baziwood, yang memiliki sikap yang sama.

“Ternyata begitu... Lalu, saran lain apa yang kamu tawarkan?”

Jircniv menertawakan diri sendiri.

“Sejak dia datang kemari, bersama dengannya – ah! Negosiasi dengan Slaine Theocracy hancur sudah. Kuil-kuil juga tidak berpikir baik tentang diriku juga. Berapa lama nantinya agar bisa mengangkat masalah negosiasi ini lagi? Apakah itu masalah yang bahkan bisa diselesaikan dengan cukup waktu?”

Jircniv berpikir apa yang akan dia lakukan jika dia adalah salah satu petinggi Slaine Theocracy. Jika negeri lain memberikan alasan semenyedihkan, “Itu hanyalah Ainz Ooal Gown yang telah mengetahui rencana kita, kita tidak berniat tentang hal lainnya,” mereka pasti akan berpikir tidak ada nilainya bersekutu dengan negeri itu dan mengabaikannya. Tidak, mungkin nantinya akan berakhir menggunakan negeri tersebut untuk semacam bahan bakar untuk rencana di masa depan.

Kelihatannya aliansi dengan Slain Theocracy kurang lebih sudah tidak bisa lagi.

“Jadi dia berkata, ‘tolong berusahalah sekeras mungin sendirian tanpa Theocracy sebagai sekutu’, hm? Wah wah, seperti yang diduga dari Yang Mulia, Sorcerer King Ainz Ooal Gown, Saya harus salut kepadanya. Jangkauannya benar-benar lebih panjang dari yang bisa kubayangkan. Pertama, dia biarkan lawannya semakin bangga, lalu dia hancurkan mereka dengan satu kali pukulan ketika mereka mengendurkan kewaspadaan.”

Meskipun dia adalah musuh, Jircniv mau tidak mau memuji rencana yang sempurna itu.

Rencana itu sudah diperhitungkan dengan sempurna sehingga dia tidak punya pilihan lain selain mengaku kalah. Tidak ada tanda-tanda bantuan apapun bagi Empire, sementara Ainz sudah memiliki bukti kuat tindakan Empire. Dengan kata lain, Ainz memegang kekuatan hidup dan mati dari Empire.

Baziwood menggelengkan kepalanya. Kelihatannya mereka mengerti dengan situasi saat ini.

“Ahh, ini benar-benar... bagaimana aku harus mengungkapkannya. Dia benar-benar memperburuk keadaan yang memang sudah buruk. Dia mengenai tepat di titik terlemahmu. Seperti itu.”

“Tepat sekali. Aku tidak bisa lagi memikirkan cara untuk menghadapinya. Kurasa aku sudah hancur dalam pikiran dan tubuh. Rasanya terserah saja.”

“Yang Mulia..” Nimble melihat ke arah Jicniv, berbicara dengan lirih.

“Dia tidak lagi terlihat seperti undead tapi lebih seperti iblis. Rasanya seakan dia sudah tahu bagaimana caranya menghancurkan semangat seseorang.”

“Tetap saja, meskipun begitu, menjadi negeri bawahan...”

Jircniv melihat ke arah Nimble dengan lembut, yang masih tidak bisa menerimanya.

Dia bisa mengerti perasaan pria itu.

Namun, dia lebih memilih mempertimbangkan solusi yang rasional untuk masalah ini, daripada ide kanak-kanak dari perasaannya. Tetap saja, jika Jircniv saja tidak bisa menyelesaikan masalah itu, bagaimana lagi dengan Nimble?

“...Aku akan berbicara terus terang sekarang. Kita tidak bisa menang. Satu-satunya pilihan yang kita miliki adalah, seperti yang kubilang sebelumnya, menjadi bawahannya. Aku tidak bisa membayangkan cara lain apapun untuk bisa melawannya. Seperti yang mungkin kalian rasakan dalam perang itu, jelas sekali dia adalah magic caster yang palingkuat.”

Dua knight itu mengangguk setuju.

“Lalu bagaimana dia sebagai seorang warrior? Bisakah kamu membunuhnya dengan pedang?”

Jircniv mengangkat bahu.

“Kamu seharusnya sudah melihatnya ya kan? Bahkan sebagai seorang warrior, Martial Lord tidak bisa mengalahkannya. Dan apa itu tadi? Dia menerima serangan Martial Lord dan tetap tidak terluka? Apakah dia menggunakan magic?”

“Aku tidak yakin, tapi mungkin saja.”

“Yang benar saja, dengan kata lain, dia bisa membuat serangan apapun tidak efektif dengan magic, lalu? Assassinasi juga tidak mungkin. Jangan-jangan dia abadi?”

“Yah, dia memiliki tubuh fisik, jadi aku ragu dia abadi.”

“Lalu mengapa dia tidak terluka?”

Nimble jadi bengong, lalu dia menoleh ke arah Baziwood yang ada di samping untuk mencari bantuan. Namun, Baziwood tetap merapatkan bibirnya menjadi garis lurus.

“...Jadi, mari lakukan ini untuk sekarang. Kumpulkan semua informasi yang bisa kamu dapat tentang senjata Martial Lord, lalu kumpulkan seluruh magic caster dan para petualang yang bisa kita dapatkan dan menanyakan kepada mereka mengapa dia tidak terluka. Sayangnya, pengumuman yang dia buat akan membuatnya menjadi lawan Guild Petualang, jadi mereka seharusnya senang membantu kita.”

“Lalu, bukankah kita harusnya menawarkan persembahan sebagai negeri bawhan setelah mencoba semua itu? Sayangnya, dia menolak.”

Jircniv entah bagaimana jengkel dengan hal ini, tapi dia menekan rasa tidak senangnya dan tidak menunjukkannya. Malahan, dia melihat ke arah Nimble dengan ekspresi bingung di wajahnya.

“Sayangnya? Apakah kamu benar-benar berpikir seperti itu? Kurasa itu malahan sebaliknya, bukankah sebaiknya mendorong adanya pengakuan itu secepatnya?” Jircniv bertanya kepada Nimble, yang mengeluarkan ekspresi bingung.

“Menurutmu mengapa kira-kira dia menolak penawaran itu?”

“Itu, itu adalah... bawahan anda tidak yakin...”

“Mungkin jika dia tidak kompeten, tidak yakin bagaimana menangani perubahan situasi – dia mungkin akan berpikir demikian. Namun, lawan kita adalah pria itu, ingat? Melihat dari kecerdasannya, dia pasti sudah memiliki rencana untuk masa depan dalam waktu dekat setelah kita menawarkan pengakuan itu. Jika dia menolak penawaran tersebut setelah memikirkannya dalam-dalam, itu akan menunjukkan ada sesuatu dalam arah tindakannya yang tidak berjalan seperti yang direncanakan.”

“Dan apa itu?”

Wajah Jircniv berubah pahit terhadap pertanyaan Baziwood.

“Entahlah. Tetap saja, mungkin, akan lebih baik bagi kita. Jika tidak, dia tidak akan sepusing itu dengan penawaran pengakuan sebagai bawahan. Yang kita tahu, tujuan yang dia miliki dalam otaknya adalah hal-hal yang tidak bisa dia lakukan di negerinya sendiri. Dengan begitu-“

Jircniv membiarkan otaknya yang bekerja terlalu berat, yang segera akan mengeluarkan asap, menggila.

Lawannya adalah Ainz Ooal Gown itu. Dia pasti memiliki tujuan dalam otaknya.

Sebagai raja dari Sorcerer Kingdom, apa yang dia inginkan? Apa yang dia benci?

Keringat keluar dari dahinya, lalu Jircniv berusaha untuk berpikir.

“—Guild Petualang? Jangan-jangan dia ingin sesuatu dengan Guild Petualang, itulah kenapa dia menolak pengakuan itu?”

“Ada apa dengan deklarasi itu?.... Apakah mengizinkannya adalah ide yang bagus, Yang Mulia? Dalam beberapa tahun berikutnya, banyak orang-orang terbaik dan paling cerah masa depannya di Empire yang mungkin akan mengalir keluar ke negeri itu.”

“...Aku tidak tahu itu sama sekali. Katakan kepadaku mengapa kamu bisa sampai pada kesimpulan itu.”

“Sementara melakukan apa yang dia katakan berarti kebebasan seseorang mungkin akan terkekang, memiliki Sorcerer King yang luar biasa kuat itu sebagai pendukung adalah penawaran yang sangat menawan. Di dalam profesi petualangan, lebih banyak orang yang mati daripada yang berhasil mengangkat nama mereka sendiri. Namun, dengan orang yang sekuat itu mendukung mereka... yah, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri. Dan juga, karena kita memiliki para knight, tidak banyak pekerjaan bagi para petualang peringkat rendah sejak awalnya.”

“...Luapan Bakat... Meskipun mereka tidak memiliki kepercayaan diri. Bukan berarti mereka tidak mampu.”

Ada orang-orang yang memang berbakat, namun kurang percaya diri. Namun, akan butuh orang yang sangat percaya diri untuk mau menjelajahi dunia baru.

“Jika memang itu masalahnya, bukankah itu adalah alasan yang tepat untuk melawan pengakuan sebagai negeri bawahan itu? Tetap saja... bukankah akan lebih baik bagi kita untuk menjadi negeri bawahan? Dengan begitu, dia bisa menelan Guild Petualang secara langsung...Ah! Ainz Ooal Gown! Mengapa kecerdasanmu sangat melebihiku?! Rencanamu sangat licik bahkan aku tidak bisa dibandingkan dengannya!”

“Apakah mungkin dia tidak memikirkan itu sama sekali?”

Jircniv menatap Baziwood dengan penuh benci dengan komentar bernada guyonan itu.

“Omong kosong apa itu? Dia telah mengantisipasi gerakan kita hingga titik ini... tidak, itu tidak terpikirkan. Kita juga harus mempertimbangkan efek dari perasaan yang tidak diketahui dalam dirinya yang membenci makhluk hidup...”

Mungkin berasumsi bahwa menganggapnya seperti salah satu undead adalah sebuah kesalahan.

Mungkin Ainz sudah mengantisipasi bahwa dia akan berusaha sangat keras dan menebak tentang ini, lalu menata rencananya. Dia mungkin sedang menunggu dengan tangan terbuka Jircniv yang panik untuk mempercepat proses pengakuan sebagai negeri bawahan itu.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Nimble. Yang dimaksud adalah tindakan masa depan Empire.

“...Aku bermaksud untuk menyebarkan berita ini ke negeri-negeri tetangga. Pertama, aku akan mengumpulkan para scriber dan mengatakan kepada mereka istilah kasar bahwa Empire memilih tunduk dan menjadi bawahan dari Sorcerous Kingdom, karena kita tidak punya pilihan lain. Kita akan sebarkan berita ini ke negeri-negeri tetangga dengan cepat, jadi Sorcerous Kingdom tidak punya pilihan selain mengakuinya.”

“Yang Mulia...”

Dua orang itu merendahkan kepala. Kenyataannya bahkan Baziwood memiliki ekspresi seperti membuat Jircniv penasaran apakah itu memang guyonan.

Dia menghapus senyum pahit dari wajahnya, lalu berbicara dengan sikap yang bersahabat.

“Mengapa sesuram itu? Ada berbagai macam jenis negeri bawahan. Jika kita dibiarkan memerintah sendiri untuk sebagian besarnya, maka kita bisa terus hidup seperti biasanya. Tidak – jika Sorcerous Kingdom mempertahankan kita dengan kekuatan menakjubkan mereka, maka bukankah kita akan lebih aman dari sebelumnya?”

Saat mereka mendengar masa depan yang sedikti lebih cerah (mungkin), sedikit warna kembali ke wajah mereka.

“Oleh karena itu, kita harus menghadapi rasa tidak puas dari internal. Jika Sorcerous Kingdom tidak membiarkan kita memerintah sendiri, Empire mungkin akan mulai rapuh. Mungkin akan ada fraksi-fraksi yang tidak senang dengan pengakuan sebagai negeri bawahan yang mungkin akan membuat gerakan mereka sendiri pula.”

Jircniv mulai memikirkan susunan fraksi-fraksi di dalam Empire.

Hal yang paling penting adalah pasukan knight. Namun, mereka tidak akan berpindah ke fraksi antif pengakuan negeri bawahan. Meskipun mereka menolaknya, itu hanya ucapan di bibir saja. Mereka tidak akan benar-benar mengambil tindakan.

Selanjutnya adalah para bangsawan. Mereka tidak bisa diprediksi. Sementara ada beberapa orang yang akan protes dengan keputusan Jircniv, beberapa diantara mungkin akan mengincar peluang untuk menyingkirkan Kaisar Berdarah. Ada orang-orang yang mungkin akan mencoba segala cara untuk menjadi penguasa baru dari Empire yang menjadi negeri bawahan.

“—Para priest akan menjadi masalah.”

Kuil-kuil tidak akan pernah mengakui ini. Dan, keadaan akan menjadi lebih buruk jika kuil-kuil bukan hanya menentang, tapi melaran semua aktifitas penyembuhan. Dia harus bicara dengan mereka berulang kali dan membuat mereka memahami apa yang dia pikirkan.

“..Apakah anda akan baik-baik saja, Yang Mulia?”

“Siapa yang tahu? Ketika aku masih ada, kita akan memiliki peluang sebagai negeri bawahan yang terbaik, dan aku berencana untuk menunjukkan hasilnya.. tapi itu mungkin bukan hal yang bagus untuk dikatakan.”

Mengapa harus kau, pikirnya.

Dia telah mewarisi tugas ini dari ayahnya, dan Empire perlahan semakin kuat. Dia seharusnya tidak salah langkah dalam setiap titik selama proses itu.

Namun kemudian monster itu muncul, lalu semuanya menjadi gila.

Mungkin tidak ada yang salah dengan cara dia bernegosiasi dengan monster itu. Hanya saja Ainz Ooal Gown adalah makhluk yang proses berpikirnya lebih tinggi dari mereka yang hanya manusia biasa.

Dalam sebulan, semuanya telah berubah.

Jircniv menghela nafas dalam-dalam.

“Aku pasti orang yang tersial di dunia...”

Meskipun itu hanyalah obrolan biasa, berita Silver Canary merubah markas mereka dari Empire ke Aliansi Negara-Kota segera sampai ke telinga Jircniv yang patah semangat. Di hari-hari berikutnya, Jircniv akan meratapai ini sebagai “Keberkahan tidak datang dalam sepasang, sementara bencana tidak akan datang sendirian.”

53 komentar:

  1. arighato gozaimasta om mimin serasa jadi kado di malam takbir bagiku yang hanya bisa duduk di depan komputer.

    BalasHapus
  2. srkali lagi saya mewakili para pembaca disini mengucapkan terimakasih banyak. semoga tidak ada rasa jenuh untuk para admin traler. minal aidzin walfa idzin, mohon maaf lahir batin. selamat hari raya idul adha bagi para pembaca dan traler yang merayakannya.

    BalasHapus
  3. Mimin The Best lah...


    Selamat Hari Raya Idul Adha Semuanya

    BalasHapus
  4. hahaa lu mah terlalu serius orangnya jir ..wong ainz cuma kebetulan ada di arena yg juga pas momen nya sama negosiasi lu sama slaine wkwkwk tapi setuju sih sama satemen terakhir lu jir ..lu orang paling sial wkwk

    BalasHapus

  5. sankyu overlord vol.10 bab 3 bag.4

    BalasHapus
  6. wanjir:v apa apaan ini jir? Konspirasi macam apa nih? :v wanjir, seru jir :v

    BalasHapus
  7. Gw jadi kasian sama semua yg berniat mentang ainz-sama wkwkwk

    BalasHapus
  8. Wkwkwk nasib nya ainz kayak mc si novel 'I Got Reincarnated And Mistaken As A Genius?' Aja :v disalah pahami sebagai jenius

    BalasHapus
  9. Padahal Ainz gak maksud yak wkwkwkwk gw jadi ngakak sendiri bacanya 😂 konspirasi macam apa ini jir, seru lol XD

    BalasHapus
  10. keberuntungan ains dan kepintaran dia buat ngeles tidak akan pernah habis njirr 😂 ,kaisar terlalu posesif hasilnya pintar pintar bodoh,orang kebetulan disangka direncanakan ..bentar lagi ains dipuji² demiurge ma albedo lagi tuh :v

    BalasHapus
  11. Komen gw udh di wakilin ama yg di atas :v

    BalasHapus
  12. Wwkk hahahah thanks admin-sama

    BalasHapus
  13. Double Strike Langsung��Padahal Cuma Kebetulan,Tapi Dianggap Teralu Serius Padahal cuma kebetulan loh,Mumgkin ini yg Dimaksud Orang Pinter Kalah Sama Orang Bejo,Bejo mah Bebas Gak Usah Banyak Mikir������

    BalasHapus
  14. Selamat Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf lahir batin. Semoga Allah ta'ala mengampuni kita semua. Dan semoga dari negri Indonesia lahir novelist2 berbakat dengan cerita cerita luar biasa seperti Overlord ini. Aamiin. Dan semoga gratisan hahaha. Aamiin aamiin aamiin.

    BalasHapus
  15. Orang pintar memang mudah di baca tapi orang bejo....

    BalasHapus
  16. Orang bego yang beruntung. .wkwkwk

    BalasHapus
  17. Mantullllll, mantapsss betulll 🤩

    BalasHapus
  18. Jir, padahal albedo dan demiurge perlu perencanaan matang utk rebut negara, eh si ainz dg modal ngeles dan keberuntungan dapet negara besar, jir

    BalasHapus
  19. Jir gua ngprediksi kayanya tuh Ainz-sama punya status luck yang dewa

    BalasHapus
  20. Gg lah ainz, bermodalkan keberuntungan dan ngeles bisa dapet sebuah negara dengan damai.

    BalasHapus
  21. Ainz bisa mendengar suara Jircniv dari ruang VIP dimana dia memperlihatkan wajahnya tadi. Pria itu berteriak seakan mau menghancurkan tenggorokannya.

    ...Dia kedengarannya sangat senang. Apakah Jircniv benar-benar menyukai Martial Lord?

    Ainz loh tulus. Sayang nih Jircniv, terlalu curiga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajar dia takut, soalnya dia gk tau Ainz itu gimana orangnya. Bagi jircniv ainz itu cuma orang misterius

      Hapus
    2. Kehokian tak terbatas🤣.. Btw ada jg yg liat 2020

      Hapus
  22. “Keberkahan tidak datang dalam sepasang, sementara bencana tidak akan datang sendirian.”
    Kata-kata emas wuho

    BalasHapus
  23. Stats Lucknya tinggi, mungkin si Suzuki fokus naikin stats itu di game 😅

    BalasHapus
  24. Wanjay,,padahal cuma kebetulan aja ada disana,si kaisar langsung berpikiran aneh² aja,wkwk😂

    BalasHapus
  25. Ainz padahal ga ngerncanain itu semua wkwk

    BalasHapus
  26. Org kuat kalo ngapa ngapain dianggap lagi ngerencanain sesuatu ��

    BalasHapus
  27. Ainz keknya punya stats luck yang tinggi, dia kan suka koleksi item dan untuk mendapatkan item2 langka di game biasanya harus nge-gacha ditambah dia iri pas temennya dapet item langka dalam sekali gacha mungkin karena itu dia naikin stat luck nya

    BalasHapus
  28. Paket komplit di si AinZ udh mah kuat beruntung lagi wkwkwk

    BalasHapus
  29. Nggak ngotak keberuntungan nya
    Bdw ada yang baca tahun 2021 kagak
    Hehe
    Nitip komen dah gua
    Entar balik lagi🏃🏃🏃🏃

    BalasHapus
  30. Wkwkwk kmvrret, mantap juo

    BalasHapus
  31. Sasuga Ainz-sama

    BalasHapus
  32. Ainz disini terlalu hoki atau orang-orang didunia itu yang bodo? Ngakak terus wkwkwk XD

    BalasHapus
  33. Anjir wkwkwk..luck nya itu loh gak masuk akal...

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan bijak! Tanpa ada SARA dan penghinaan.