Chapter 3 : The Baharuth Empire
Part 4
“Bagaimana keadaanmu?”
“Tidak ada masalah. Aku berada dalam kondisi puncak.”
Seorang monster raksasa menjawabnya.
Monster itu adalah anggota dari spesies Troll monster,
tapi satu perbedaan utama memisahkan dirinya dengan mereka.
Itu adalah aura seorang warrior yang mengelilinginya,
bisa diasumsikan dari sebuah jubah yang tidak dimiliki kecuali mereka yang
selamat dari pertempuran sengit dalam jumlah yang tak terhitung.
Namun, itu memang bisa diduga. Dia adalah troll yang
telah beradaptasi untuk bertarung dan memiliki keahlian dalam berperang. Dia
adalah individu luar biasa bahkan diantara spesies troll yang berbeda, dan dia
dikenal sebagai seorang War Troll (Troll Perang).
Dia adalah Martial Lord, gladiator terkuat di dalam
arena tersebut.
Osk melihat dengan halus tubuh itu.
Memang benar ada banyak orang yang bisa mengalahkan
Martial Lord dalam hal martial prowess (kekuatan). Sebagian besar barisan
pertahanan depan berpangkat perak di dalam tim petualang bisa melakukan
itu.namun, alasan mengapa Martial Lord bisa dengan mudah mengalahakan
orang-orang seperti itu sangatlah sederhana.
Itu karena tubuh dari War Troll jauh lebih unggul dari
mereka yang manusia, baik dalam hal kekuatan maupun daya tahan, atau dalam
radius serangan besar dari tubuh yang diberikan kepada mereka.
Ditambah lagi, ada kemampuan rasial yang dia miliki
sedangkan tidak dimiliki manusia.
Pertama adalah kulitnya. Mengenakan sepasang armor di
atas kulitnya yang tebal cukup bisa menyebabkan sebagian besar serangan yang
diarahkan kepadanya mental begitu saja. Memang benar, seseorang bisa
menargetkan sendi-sendi yang terlihat lunak dan gesit tersebut tapi kemampuan
regenerasinya menghadirkan perisai yang mumpuni terhadap siapapun yang mencoba
untuk membuatnya lumput melalui jalan itu.
Sebuah serangan yang pastinya akan membantai manusia
biasa tidak akan membunuh troll. Kemampuan regenerasi mereka yang luar biasa
menyebabkan luka yang akan menutup rapat dan hanya bisa dihentikan oleh api
atau asam.
Dengan kekuatan biologis yang besar itu di pihaknya,
Martial Lord saat ini benar-benar yang terkuat dalam sejarah.
Warrior itu dipuji oleh Osk sebagai yang terkuat
sedang mengenakan armor di depan mata pria tersebut.
Dia memang mempekerjakan petualang adamantite yang
mengumpulkan komponen untuk armor itu, lalu menambahkan magic dalam hasil karya
tersebut. Waktu itu, dia harus menenggelamkan 20% dari asetnya untuk proyek
tertentu. Pentungan yang dia bawa terbuat dari logam magic juga, dan dibuat
dengan cara yang sama.
Martial Lord memakai cincin-cincin magicnya,
jimat-jimatn dan komponen-komponen lain pada persenjataan lengkapanya.
“-Aku sudah siap.”
Kalimat itu terdengar jauh lebih cerdas sekarang
daripada saat dia berbicara tadi.
Setiap kali Osk melihat bentuk tubuhnya yang luar
biasa, dadanya semakin panas. Dia adalah orang yang telah membesarkannya sampai
bentuk seperti ini.
“kalau begitu, Martial Lord, ayo pergi.”
Mereka berjalan bersama ke pintu masuk arena. Ini
adalah ritual yang selalu mereka lakukan.
Martial Lord tetap terdiam setelah meninggalkan
ruangannya.
Sifat diamnya itu karena dia pernah gembira dan sangat
menantikan untuk melawan penantangnya. Namun di tengah jalan, berubah menjadi
rasa kecewa dengan kemampuan musuh tersebut. Bagaimana dengan sekarang?
Tiba-tiba saja, Martial Lord menghentikan langkah
kakinya.
Osk tidak ingat apapun yang terjadi seperti ini
sebelumnya.
Dia mulai panik dengan kejadian yang tidak diduga-duga
tersebut, lalu mendongak untuk bertanya apa yang terjadi. Martial Lord perlahan
mengangkat penutup depan kepalanya, menunjukkan wajahnya.
“Terima kasih...”
Kedengarannya seakan dia berusaha memaksa keluar suara
itu.
Osk berkedip.
Ini adalah keempat kalinya dia mendengar ucapan terima
kasih itu. Tiga kali sebelumnya adalah ketiak dia diberikan senjata, armor lalu
ketika dia melawan musuh terbaiknya, Martial Lord sebelumnya “Rot Wolf”, Krelvo
Palantynen.
“Apa, ada apa, Martial Lord?”
“Matanya menatap ke arah koridor di depannya.
“Fu, fu”
Tubuh Martial Lord gemetaran saat dia tertawa kecil.
Itu adalah sebuah kebahagiaan sebagai seorang warrior.
Itulah yang diyakini oleh Osk, tapi kelihatannya bukan
begitu.
“Pe...Penantang macam apa ini? Tidak, apakah aku yang
menjadi penantangnya?”
“A-Apa?”
“Fu, fu... seramnya. Osk, aku gemetaran karena takut.”
Osk pun mau tidak mau meragukan telinganya.
“Ini, ini pasti apa yang disebut oleh makhluk hidup
sebagai insting. Kakiku tidak mau bergerak... seakan mereka berkata kepadaku
jika aku pergi, aku akan mati, fu, fu.”
Itu bukanlah tawa. Dia hanya mencoba menenangkan
nafasnya yang tidak beraturan.
“Aku dengar lawanku adalah Sorcerer King, dan aku
penasaran lawan macam apa dia nantinya... kelihatannya kesombonganku hingga sekarang
akan dibayar lunas.”
“Apa yang kamu katakan, Martial Lord? Apa maksudmu
dengan kesombongan?”
“Aku kuat.”
Osk ingin membalas bahwa tidak ada yang salah dengan
statemen Martial Lord, tapi Martial Lord melanjutkan sebelum dia bisa berkata.
“Tidak, kekuatan adalah sebuah kebohongan. Kekuatan
itu datangnya dari kemampuan rasialku, dan bukan kekuatan yang sebenarnya.
Tetap saja, sangat sedikit orang yang bisa setara denganku. Terutama, sejak aku
menggunakan teknik warrior, aku tak pernah mencoba memahami kemampuan
penantangku atau perlengkapannya, agar bisa menciptakan situasi yang tidak
menguntungkan bagiku. Tidak ada cara lain untuk melatih diriku. Namun pada
akhirnya, aku menemukan lawan yang membuat naluriku berteriak balik untuk lari
darinya. Terima kasih banyak. Kamu telah menyelesaikan janji yang kita buat
ketika bertemu denganku.”
“Martial Lord... Go Gin.”
Dia bertemu dengan Martial Lord sekitar sepuluh tahun
yang lalu.
Ada sebuah rumor di jalanan tentang monster yang di
perbatasan Empire. Monster itu sangat rasional, dan tidak akan membantai musuh
yang telah meletakkan senjatanya. Osk tertarik, dan bergegas menemui monster
aneh itu. Ini karena dia dengar bahwa kekuatan terbesar di dalam Empire, Fluder
Paradyne, sedang dalam perjalanan untuk menghentikan monster tersebut.
Pada awalnya dia takut. Itu memang wajar. Lagipula,
manusia yang bertemu dengannya bisa selamat karena keberuntungan.
Namun, Martial Lord melihat Osk satu kali lalu
mendengus tidak tertarik, bersiap untuk pergi.
Itulah kenapa dia lupa dengan ketakutannya dan
bertanya: “Mengapa kamu melakukan ini?”
Jawaban yang dia terima tidak seberapa jelas seperti
sekarang, tapi agak mirip dengan “Aku berlatih untuk menjadi lebih kuat.”
Osk merasa sisik-sisik jatuh dari matanya.
Osk memiliki impian. Impian itu adalah untuk
menciptakan petarung yang kuat. Itu adalah mimpi untuk membesarkan warrior
terkuat, agar bisa menggantikan dirinya yang tidak memiliki bakat. Namun,
sampai titik itu, dia menyadari bahwa dia tidak perlu membatasi diri dengan
manusia biasa. Tidak, karena spesies non manusia sejak awal memiliki
spesifikasi yang lebih tinggi, bukankah itu adalah cara untuk menciptakan yang
kuat – warrior terkuat?
Saat itu, Osk tidak berpikir untuk membawa monster itu
pulang. Dia sedang memantau seseorang yang mungkin akan menjadi warrior
terkuat, tirani dari arena, Martial Lord masa depan.
Hampir sepuluh tahun sejak pertemuan yang ditakdirkan
itu. Dan sekarang, untuk pertama kalinya, dia menyaksikan Martial Lord
gemetaran karena takut.
“Martial Lord-“
Beberapa hal muncul di ingatan Osk. Pertama adalah,
“Apakah kamu ingin mundur dari pertandingan ini?” Resiko kematian ada dalam
pertandingan ini, dan Osk tidak mau kehilangan dirinya, Martial Lord yang dia
besarkan sampai sekarang.
Namun, dia tidak mampu mengeluakan kalimat itu.
Bagi yang kuat, memiliki seseorang yang khawatir
kepada mereka seperti sebuah hinaan. Yang dia tahu, kalimat itu mungkin akan
menghancurkan hubungan pertemanan yang dia bangun antara dirinya dengan Martial
Lord.
Hanya ada satu hal yang bisa dia katakan di sini.
“-Jangan sampai kalah, Martial Lord.”
“Hmph, Kamu ngomong apa? Aku tidak berniat kalah.
Semua penantangku juga merasa sama. Setiap orang yang berdiri di depanku
berharap untuk mendapatkan kemenangan. Sekarang adalah giliranku.”
“Begitulah seharusnya!”
Osk menepuk punggu Martial Lord.
“Sorcerer King adalah seorang magic caster, tapi itu
akan menjadi kontes yang terlalu membosankan. Jadi, aku memberi aturan kedua
pihak tidak boleh menggunakan magic. Kamu tidak akan kalah dengan lawan seperti
itu.”
“...Magic? Sorcerer King setuju untuk melawanku,
meskipun di bawah kondisi itu?”
“Memang benar, dan dia melakukannya dengan sikap yang
bahkan tidak menganggap ada kemungkinan dia kalah.”
“Hoh...”
Martial Lord menggenggam erat tinjunya. Itu adalah
sebuah tinju yang mirip dengan bayangan dari palu raksasa.
“Yang kuat sering bangga. Aku akan mengajarinya
kebodohan dari caranya itu.”
“Itu baru semangat! Namun, jangan terlalu congkak.
Sorcerer King adalah seorang pria yang bibsa memberikan begitu saja senjata
yang membuat rahang menganga sesuka hati. Kelihatannya, dia memiliki item-item
magic dengan kekuatan luar biasa.”
Melarang penggunaan item magic mungkin akan
meningkatkan peluang menang Martial Lord. Tapi itu akan menjadi handicap yang
terlalu banyak.
“Tidak apa. Sekarang aku memiliki pemikiran seorang
penantang. Aku tidak akan terlalu berlebihan dalam percaya diri. Aku tidak akan
kalah karena aku tidak menggunakan kekuatan penuh.”
Martial Lord melangkah maju dengan kaki yang berotot,
lalu Osk bergegas mengikuti.
“Katakan, bisakah kamu mempertimbangkan apa yang kita
bicarakan dengan serius barusan?”
Martial Lord tiba-tiba menghentikan langkahnya, sebuah
tampang jijik muncul di wajahnya.
“Barusan... maksudmu yang itu?”
“Ya, masalah istrimu.”
“Mengapa sekarang. Huhaha.”
Martial Lord tertawa, dan Osk mengerutkan dahinya
sambil tersipu malu. Jika kamu mengerti,
jangan bersikap seperti itu!
“Yang benar saja, tidak bisakah kamu memberiku
semangat dengan cara lain? Sudah berapa kali harus kukatakan ini.... Aku akan
kembali ke desaku jika aku menginginkan istri. Kamu ingin partnerku adalah
seorang manusia, ya kan? Terima kasih banyak, tapi aku tidak akan melakukannya
dengan manusia atau semacamnya. Aku bukan orang yang senang dengan hal mesum
seperti itu, atau lebih tepatnya, manusia manapun yang ingin tidur denganku
pastinya sangat menjijikkan. Fetish parah macam apa itu? Disamping itu, yang
kamu inginkan adalah anakku, ya kan? Aku tidak bisa membuatnya dengan manusia.”
Memang bisa saja bagi humanoid berkembang biak dengan
satu sama lain, melahirkan anak dengan demihuman adalah hal yang ada hanya di
cerita saja.
“Yah, memang benar... Oleh karena itu, mengapa kamu
tidak membawa istrimu kembali? Jika kamu perlu sesuatu untuk bisa pulang dengan
gagah, beritahu aku dan aku akan mendapatkannya untukmu.”
“...Biar aku keluar dari yang ini dahulu. Kami para
troll menganggap manusia sebagai makanan. Yang kutahu, istriku mungkin akan
memakan manusia dengan tenang.”
Bagi Osk, tidak apa jika dia hanya memakan manusia
yang tidak diperlukan. Namun, dia tidak berkata begitu.
“Begitukah. Kalau begitu bawalah anakmu kembali
sebelum dia tahu rasa daging manusia. Jika kita melatihnya lebih giat, dia
pasti akan menjadi lebih kuat darimu yang sekarang.”
Martial Lord mengerutkan mukanya dengan sebuah
senyuman.
“Yah, itu akan menarik. Baiklah, aku akan
mempertimbangkan itu dengan serius.”
♦ ♦ ♦
“Yang Mulia,
bisakah anda memenangkan ini?”
Ainz membalas
pertanyaan Ainzach dengan jawaban yang telah dia berikan berkali-kali:
“Tidak apa.”
Seseorang
yang menerima pertempuran tanpa harapan ini adalah seorang pria sejati penuh
keberanian atau sama sekali bodoh. Ini bukanlah pertempuran sembarangan;
pertempuran ini sudah diputuskan dari fase perencanaan.
Ainz mereview
apa yang telah dia pelajari di dalam ingatannya.
Jika Martial
Lord hanya berada pada level Giant of the East, dia pastinya akan bisa menang.
Meskipun begitu, jika dia memiliki kekuatan yang sama dengan seorang warrior
seperti Gazef, maka setelah menambahkan ras dan level job class, dia pastinya
adalah lawan yang sangat rumit
Namun-
Yah, itu memang cara bertempur yang sangat hina dari
awal. Aku bahkan meminta bantuan Fluder setelah itu.
Ainz memiliki
kemampuan untuk menegasi serangan-serangan lemah secara sempurna. Dia tidak
menganggap Martial Lord mampu mencapai pertahanan itu. Oleh karenanya, Ainz
telah mematikan kemampuan tertentu itu.
Kemenangan
memang sudah dipastikan.
Di medan
perang itu, Ainz telah membunuh lebih dari 100.000 orang dengan magic. Di dalam
YGGDRASIL, jumlah experience point yang didapatkan dikurangi menurut perbedaan
level antara kedua pihak, hingga minimum satu point. Dengan kata lain, Ainz
seharusnya telah memperoleh 100.000 experience points. Diikuti dengan
experience yang terkumpul dari saat sebelum datang ke dunia baru ini, dai
seharusnya sudah mendapatkan cukup untuk bisa naik level. Namun, Ainz tidak
merasa bahwa dia sudah naik level atau melihat fenomena-fenomena yang
berhubungan dengannya.
Dengan kata
lain, Ainz tidak bisa lagi menjadi levih kuat, seperti yang dia duga.
Tetap saja –
dia tidak puas dengan hal itu.
Jika level
100 adalah batasnya, maka mau bagaimana lagi. Namun, dia terpaksa harus
memanfaatkan sepenuhnya 100 level itu dan mengasah skill miliknya. Jika dia
percaya dia adalah yang terkuat dan bersantai-santai, seseorang mungkin akan
melampauinya suatu hari.
Ainz tahu
bahwa dia telah mendapatkan jumlah kekuatan tertentu dari sekedar menjadi
seorang mage. Skill dan kemampuan yang dia asah di dalam YGGDRASIl juga efektif
di sini. Namun, dia tidak melatih kemampuannya sebagai seorang penjaga barisan
depan di dalam YGGDRASIL.
Aku belajar banyak dari pertempuran dengan wanita itu.
Dia merasa
berterima kasih kepada wanita itu, yang telah mengajarinya betapa kurangnya dia
sebagai seorang petarung baris depan.
Pertempuran
itu dipicu oleh keinginan Ainz untuk meningkatkan kemampuan tempur jarak
dekatnya. Sekarang ini, Ainz percaya diri bahwa di dalam stat, skill dah bahkan
taktik, dia setara dengan warrior level 33.
Pertempura
dengan Martial Lord ini akan menjadi saksi itu. Ainz tidak sabar menantikannya
Ainz melihat
ke arah lehernya.
Dia tidak
bisa lagi mengenakannya. Selama pertempuran dengan para worker, dia tidakmerasa
bahwa dia telah mendapatkan lebih banyak pengalaman atau mempelajari teknik
apapun. Sejujurnya, rasanya itu seperti usaha yang sia-sia.
Saat dia
memikirkan tentang hal itu, Ainz teringat dengan masalah yang lebih mendesak.
Ah~ Jircniv juga
melihat pertarungan ini, ya kan? Mengapa dia ada di sini? Dia tidak ada waktu
akan kemari untuk memeriksanya barusan. Kelihatannya penyeberangan perbatasan
secara ilegal akan terbongkar... Yah, kurasa aku bisa minta maaf begitu saja.
Jika dia mempermasalahkannya, aku akan bertanya apakah dia mendapatkan izin
dari Kingdom ketika dia datang ke Nazarick dan menyelesaikannya... Aku
seharusnya pergi ke atas dan menyapanya. Kurasa tidak menyapanya akan
menghancurkan imej diriku di matanya.
“Ya, Yang Mulia, sudah waktunya untuk masuk,” pria
dari arena berkata begitu saat dia masuk ke dalam ruangan untuk memberitahu
Ainz.
Mereka telah bertemu beberapa kali, tapi dia menjadi
kaku setiap kali melihat wajah Ainz yang sebenarnya.
Apakah seharusnya aku bertanding sambil memakai
topeng? Dia mempertimbangkan hal itu, tapi dia mendapatkan izin untuk membuat
pidato setelah mengalahkan Martial Lord. Dari yang diketahui, mungkin saja ada
orang-orang di dalam penonton yang ingin menjadi petualang di dalam Sorcerous
Kingdom. Dengan begitu, akan lebih baik agar dia tidak melakukan tipuan apapun.
Yang bisa Ainz lakukan adalah mempercayai pilihannya
sendiri.
Ainz perlahan melangkah maju.
Biasanya, orang yang berpangkat lebih tinggi akan
masuk belakangan. Namun, Ainz adalah sang penantang di arena ini, dan oleh
karena itu berperingkat lebih rendah. Jadi, dia terpaksa untuk masuk dahulu.
Tentu saja, Ainz melihatnya sebagai hal yang biasa dan tidak mempertanyakannya.
Ainz tersenyum ke arah Ainzach yang terlihat sangat
khawatir.
Kelihatannya aneh dia lebih khawatir tentang hal ini
daripada yang akan pergi menuju medan perang itu sendiri.
“-Jangan buat aku mengulangi kata-kataku lagi,
Ainzach, aku tidak akan kalah.”
♦ ♦ ♦
Setelah
menyapa Jircniv, Ainz kembali ke arena.
Dia sudah
berjanji untuk tidak menggunakan magic selama pertarungan, tapi pertarungan
belum mulai. Tentunya lawan tidak akan protes dengan hal semacam itu.
Kelihatannya dia tidak terlalu marah meskipun aku
nyata-nyata menyeberang perbatasan secara ilegal. Apakah dia akan komplain
setelahnya? Atau apakah dia pikir aku masuk seperti biasa? Jika itu masalahnya,
mereka mungkin akan mengadakan semacam sambutan untukku, atau mungkin aku
terlalu canggung... Akankah dia marah karena aku langsung memanggilnya Jircniv?
Ainz mengejek
pemikirannya, lalu menolehkan matanya ke arah pintu masuk yang menghadapnya.
Martial Lord
belum muncul...
Kemudian...
Ainz melihat
sekeliling ke arah penonton di dalam arena.
Sebuah keheningan yang mengejutkan menguasai pandangan. Bahkan gerakan sekecil papun akan jelas terdengar.
Sebuah keheningan yang mengejutkan menguasai pandangan. Bahkan gerakan sekecil papun akan jelas terdengar.
Yah, mau bagaimana lagi... Tidak, kalian yang ada di
sana, ini bukan topeng.
Ainz
merasakan wajahya yang halus dan bersinar. Sekarang dia mengerti. Siapapun yang
bisa melihat ke arah wajahnya dengan santai pastilah orang yang sangat pemberani.
Karena ini, ketenaranku akan meningkat ketika aku bisa
membuat para penonton semakin bersemangat.
Sementara
tujuan Ainz bukanlah untuk meningkatkan popularitasnya, akan lebih baik
daripada tidak. Ditambah, jika akhirnya itu bisa meningkatkan pendapat secara
umum terhadap seluruh undead, mungkin itu akan meningkatkan pendapat mereka
terhadap Sorcerous Kingdom, yang mengendalikan banyak undead.
Ainz
menggenggam tongkat yang ada di tangannya.
Sebagai magic
caster murni, pilihan senjata Ainz sangat terbatas, sebagian besar adalah
tongkat, pisau kecil dan semacamnya. Kali ini, dia memilih sebuah tongkat yang
digunakan untuk serangan fisik. Itu adalah sebuah senjata yang dia bukan
sebagai prototipe di dalam YGGDRASIL, tapi akhirnya tidak digunakan. Karena itu
adalah sesuatu yang dulu dia gunakan, tongkat itu tidak seberapa kuat. Ainz
yang sekarang mungkin bisa membuat senjata yang lebih baik.
Meskipun
begitu, Ainz tidak membuat persiapan seperti itu.
Setelah
mempertimbangkan perbedaan kekuatan antara dirinya dan Martial Lord, Ainz
memutuskan untuk melawannya dengan senjata saat ini, untuk melihat bagaimana
tongkat itu – dan pertarungannya – akan berlangsung nantinya.
Ini adalah
kebodohan yang paling besar bagi pemain YGGDRASIL Suzuki Satoru, sebuah kejadian
yang sangat ceroboh. Jika temannya ada di sana, mereka mungkin akan
mengomelinya dengan “Itu tidak akan berhasil~”.
Namun, Ainz
sudah mempelajari segala hal tentang item-item magic Martial Lord dari Fluder.
Jadi, dia harus meneria keadaan yang merugikan bagi dirinya ini agar bisa
menggunakan pertandingan ini sebagai latihan.
Ainz tidak
ingin menunjukkan kepada mereka pembantaian satu sisi. Tujuan Ainz adalah
kemenangan mutlak dengan jumlat yang tepat.
“Hadirin
sekalian! Dari pintu masuk utara! Dia adalah! Martial! Lord!”
Tidak seperti
mereka memperlakukan Ainz sebelumnya, seluruh arena bersorak kegirangan. Ainz
bisa mendengar suara Jircniv dari ruang VIP dimana dia memperlihatkan wajahnya
tadi. Pria itu berteriak seakan mau menghancurkan tenggorokannya.
...Dia kedengarannya sangat senang. Apakah Jircniv
benar-benar menyukai Martial Lord? Raja arena kelihatannya semacam idol, jadi
seharusnya ini adalah reaksi yang normal, ya kan? Sama halnya dengan YGGDRASIL
– petarung kuat di dalam pertandingan PVP sangat populer dengan para penonton.
Saat dia
teringat dengan hari-hari YGGDRASIL, Ainz sedikit mulai merasa kasihan kepada
Jircniv.
Dia akan terkejut ketika aku menang. Seperti seorang
client yang tim olahraganya kalah...
Itu membebani
hatinya, tapi dia tidak bisa membuang pertandingan itu.
Sebuah
bayangan yang besar muncul dari pintu masuk yang ada di seberang.
Sorakan yang
Ainz pikir tidak akan bisa semakin keras malahan jadi naik ke level lain, dan
sekarang terdengar seperti sebuah ledakan.
Sejujurnya,
Ainz ingin sebagian sorakan itu untuk dirinya, tapi dia hanya perlu
mengklaimnya dengan kekuatannya sendiri.
Di dalam
YGGDRASIL, suara dari para pendukung akan perlahan berubah menjadi milik
penantang jika mereka melakukannya dengan baik. Dengan kata lain jika Ainz
bertarung dengan baik melawan Martial Lord, akan ada lebih banyak lagi
orang-orang yang mulai mendukung Ainz.
Jadi kelihatannya kondisi seperti ini dimana aku sulit
mendapatkan dukungan adalah pemasaran diri yang sangat bagus bagiku, ya kan?
Ainz bisa
perlahan melihat bentuk tubuh Martial Lord.
Dia memakai
satu setel armor full plate, dan membawa sebuah pentungan raksasa.
Saat dia
melihat benteng berjalan di depannya, mata Ainz – titik api merah yang berkedip
di dalam lubang matanya yang kosong – semakin sempit menjadi satu titik.
Hm... Kelihatannya dia memiliki deskripsi yang sama.
Meskipun begitu – tidak, itu terlalu ceroboh. Aku sebaiknya lebih berhati-hati.
Menurut
informasi dari Fluder, dia tidak memiliki perlengkapan berbahaya tertentu.
Namun, di
dalam YGGDRASIL, beberapa orang akan mempersiapkan satu set perlengkapan yang
terlihat identik, perlengkapan dengan datang kristal yang benar-benar berbeda.
Di dalam pertandingan PVP, trik-trik kecil seperti itu meningkatkan peluang menang.
Meskipun perlengkapan cadangan biasanya lebih lemah dari para yang utama, mampu
mengejutkan lawan memiliki efek yang jauh lebih besar dari hanya sekedar data.
Dia tidak
bisa menjamin bahwa Martial Lord tidak akan melakukan itu.
Dia pernah
mendengarnya sebelum ini, tapi meliahtnya secara langsung membuat pikir, “Tidak
heran”. Itu mungkin apa artinya saat mereka berkata “Melihat adalah
mempercayai”. Dari apa yang Fluder bilang kepada Ainz, makhluk di balik armor
itu terlihat mirip dengan War Troll yang dia rubah menjadi seorang zombie, tapi
Martial Lord tersebut benar-benar memiliki aura yang berbeda di sekitarnya
Bisa
dikatakan itu adalah perbedaan antara babi yang terbiasa di kurungan dengan
babi liar.
“Ini..
menarik.... menarik.”
Ainz
mengerutkan dahi karena kegirangannya sendiri. Dia merasakan hal yang sama
dengan Martial Lord tadi; bahwa ini akan menjadi pertarungan yang bagus.
Mungkin dia menjadi maniak pertarungan, dari cara dia menikmati pertarungan.
Itu bukan
sebuah tanda yang bagus.
Jarak
diantara mereka semakin berkurang. Lawannya adalah yang pertama kali bicara.
“Aku adalah
War Troll Go Gin, yang dikenal sebagai Martial Lord.”
“Aku adalah
–“ di sini Ainz menggelembungkan pipinya “Sorcerer King, Ainz Ooal Gown,
seorang makhluk undead dari urutan tertinggi, seorang Overlord.”
“Begitukah.
Kalau begitu mari bertarung dengan kekuatan penuh.”
“...Oya?”
Ainz sangat
terkejut.
Ada dua hal
yang membuat dia penasaran, dan dia memutuskan untuk mulai dari yang besar.
“Apakah kamu
tidak akan mengejek namaku?”
“Mengapa?”
“Kamu tanya
mengapa...?”
Ainz memiringkan kepalanya
saat balik bertanya. Begitulah dulunya.
“Aku kelihatannya ingat bahwa
nama yang panjang adalah sesuatu bagimu..?”
“Oh begitu. Kelihatannya kamu
memang memahami spesiesku dengan baik, Yang Mulia. Memang benar, spesiesku
menganggap mereka yang memiliki nama pendek adalah orang yang kuat. Namun, aku
hidup di dalam negeri ini selama bertahun-tahun. Selama itu, aku tahu bahwa
manusia mengambil nama yang panjang. Jadi, aku tidak akan mengejek hal semacam
itu. Ditambah lagi, aku merasa bahwa anda sangat bangga dengan nama itu, Yang
Mulia. Mengejek nama yang kuat adalah hal yang memalukan bagi seorang warrior.”
“Begitukah... kelihatannya aku
harus memperbaiki pendapatku tentang War Troll sekarang.”
“Fuhahahaha. Itu tidak perlu.
Akulah yang aneh. Ditambah lagi, spesies yang berbeda memiliki anggota dengan
pendapat yang berbeda pula. Hanya itu.”
“...Hahahaha! Memang benar.
Aku menyukaimu, Martial Lord... Jika aku menang, bagaimana kalau aku
menyimpanmu?”
Ainz mengulurkan tangan
kanannya.
Meskipun dulu ditolak, keadaan
sekarang ini berbeda. Martial Lord mempertimbangkan masalah tersebut, lalu
membalas:
“...Baiklah, jika aku kalah,
aku akan menjadi bawahanmu. Dan kalau aku menang?”
“Yah, itu adalah pertanyaan
yang menyusahkan. Apa maumu? Katakan keinginanmu.”
“...Kalau begitu menginginkan
anda, Yang Mulia.”
“...Hah?”
“Hingga hari ini, aku tak
pernah menemui siapapun yang layak dibunuh untuk dimakan. Tapi jika aku bisa
memakan anda, yang lebih kuat dariku, aku akan mendapatkan kekuatan anda, Yang
Mulia.”
Ainz sedikit menenangkan diri.
Dia pernah dengar sebuah nasehat dari teman guildnya tentang kebudayaan
kanibal. Meskipun mereka memakan orang, motif dibalik itu sama dengan Martial Lord,
untuk mendapatkan kekuatan dari jiwa musuh. Ada juga alasan lain untuk itu,
seperti fetish dan sebagainya.
Setidaknya alasannya bukan sexual. Aku tidak akan gila
karena itu, tapi rasanya akan benar-benar menjijikkan jika ada orang yang
melihatku dengan seperti itu selama bertarung.
“Baiklah. Lagipula, hak hidup
atau mati diserahkan pada tangan yang menang. Jadi meskipun aku membunuhmu,
kamu tak boleh menolak dibangkitkan.”
Ainz melangkah maju. Martial
Lord mengambil satu langkah dalam sekejap, tapi dia langsung bersantai.
Ainz maju dengan tangan kanan
terulur. Martial Lord membalasnya dengan isyarat, mengulurkan tangan kanannya
yang besar.
Ini tidak lebih dari sekedar
jabat tangan bagi Martial lord yang menelan tangannya sendiri. Sebuah sorakan
gembira muncul dari penonton.
“kalau begitu, aku punya
pertanyaan lain. Mengapa kamu menyapaku dengan hormat?”
Sikap Martial Lord tidak
seperti juara yang menyapa sang penantang.
“Itu adalah hal yang wajar
untuk menyapa yang kuat dengan hormat.”
“Oh begitu... Baiklah, aku
mengerti. Hanya itu pertanyaanku. Mari kita mulai. Seberapa jauh seharusnya
kita? Seperti jarak sekarang – sekitar sepuluh meter atau lebih? Aku akan
menuruti peraturan arena ini.”
“Tidak ada aturan untuk
jaraknya, tapi itu tidak masalah. Anda akan segera berada dalam jangkauan
serangku.”
“Ini adalah sebuah handicap,
handicap.”
Martial Lord tidak bicara,
tapi mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia mengerti.
Wajahnya tidak bisa terlihat,
tapi nafas dan tindakannya sangat tenang.
Apakah dia sudah menyadari pancingan itu, atau apakah
itu tidak cukup membuatnya marah?
Ainz secara mental berdecak lidah.
Benar-benar lawan yang menyusahkan. Jika emosinya
rapuh, Ainz bisa memainkannya, tapi seseorang yang tidak bisa meremehkan lawan
yang waspada, meskipun mereka berlevel lebih rendah.
Martial Lord memunggungi Ainz, lalu berjalan menjauh.
Dia kembali memutar tubuhnya lagi setelah berjalan
sekitar sepuluh meter.
“Kalau begitu, kita akan mulai setelah lonceng
berbunyi, Yang Mulia.”
“Baiklah... katakan, Martial Lord, aku pernah
bertarung melawan makhluk sepertimu sebelumnya, tapi apakah kamu pernah
bertarung melawan makhluk sepertiku sebelumnya?”
“Overlord? Tidak, saya tidak pernah. Saya tak pernah
mendengar undead dengan spesies... itu.”
“Begitukah... yah, itu memang benar. Jika kamu pernah
bertemu dengan makhluk sepertiku, kamu tidak akan bisa berdiri di sini saat
ini. Overlord adalah undead dengan peringkat tertinggi.... Lalu, apakah kamu
pernah bertarung melawan undead apapun sebelumnya?”
“Tidak, saya tak pernah bertarung melawan undead.
Lagipula, undead yang mereka bawa kemari jelas-jelas bukan tandinganku.”
“Benarkah... kalau begitu aku tidak bisa bilang
‘jangan anggap aku seperti undead lain yang pernah kamu lawan. Aku beberapa
kali jauh lebih kuat dari seorang Elder Lich’... Sayang sekali.”
Martial Lord tertawa kecil.
Ainz mengangkat bahu, lalu mengangkat tongkatnya
seperti sebuah pedang besar. Ainzach seharusnya menonton dari belakang, tapi
dia tidak menunjukkan kuda-kuda dari Momon, jadi seharusnya tidak apa.
Martial Lord mengangkat pentungan raksasanya pula.
Lonceng pun berbunyi.
Dalam sekejap, Ainz ditelan oleh sebuah bayangan hitam
yang besar sekali.
Cheh, dia cepat!
Itu adalah bayangan dari sebuah pentungan yang terayun
ke bawah.
Tahan serangan
itu dengan tongkat – Ainz ingin melakukannya, tapi langsung mengabaikan hal
itu. Sementara dia tidak cukup tahu tentang laan, hal terbaik untuk dilakukan
di hadapan gerakan yang besar – yang mana akan sangat merusak – adalah menghindar.
Oleh karena itu, tidak perduli jika dia kehilangan
keseimbangan, Ainz melemparkan dirinya untuk menghindar.
Ainz berhasil menghindar hampir saja. Pentungan itu
terhujam ke tanah, mengeluarkan benturan yang menggelegar sampai mengeluarkan
sebuah gema. Asap dan debu yang dihasilakn terbang ke atas seperti sebuah
ledakan.
Khawatir dengan serangan berikutnya, Ainz mundur
beberapa langkah.
Setelah debunya hilang, bayangan Martial Lord, dengan
pentungan di tangah, muncul dari dalam.
Sebuah teriakan hebat keluar dari arena.
Apakah itu
adalah martial art? Tetap saja... ini benar-benar mengejutkan.
Dia bisa mendengar dengan jelas Jircniv yang
meneriakkan dukungan di tengah-tengah sorakan yang memekakkan telinga. “Habisi
dia! Sebelah sana!” dan teriakan kekanak-kanakan semacamnya.
Ainz pun mau tidak mau tertawa kecil saat dia
mendengar teriakan dari Jircniv, yang benar-benar tidak seperti dirinya. Dia
tidak bisa membayangkan dirinya bersikap seperti itu dari semua waktu yang dia
habiskan saat dia memata-matainya di dalam kota Imperial.
...Dia ternyata
orang yang menarik...
Pendapat Jircniv terhadap Ainz naik dengan cepat.
Pertama, dia percaya bahwa Jircniv adalah pria sempurna dengan aura seorang
kaisar. Namun, sekarang dia telah melihat seberapa asyiknya dia dengan
pertarungan itu, dia merasa bisa berteman lebih baik dengannya. Hati Ainz
dipenuhi dengan perasaan dekat.
Lalu, Ainz mengembalkan perhatiannya kepada Martial
Lord.
Martial Lord sedang menunjuk dengan pentungan raksasa
itu ke arahnya, menandakan bahwa dia akan mengintersep jika dia datang mendekat
dan mengejar jika dia mundur. Itu adalah kuda-kuda yang sangat cocok untuk
menekan musuh seseorang.
Itu adalah kuda-kuda bertahan yang memanfaatkan
sepenuhnya panjang senjatanya, praktis merubahnya menjadi sebuah perisai.
Sejujurnya, Ainz tidak tahu bagaimana menghancurkan
kuda-kuda Martial Lord.
Ini... mungkin
akan menyusahkan. Kelihatannya tidak mampu menggunakan magic melawan lawan yang
hampir setara adalah hal yang sulit. Yah, lagipula aku memang seorang magic
caster...
Oleh karena itu, hanya satu hal yang bisa dia lakukan.
“Bagaimana? Apakah kamu tidak akan datang? Atau kamu
akan gemetara seperti kura-kura?”
“yang Mulia, aku tidak akan mengendurkan kewaspadaan.
Meskipun peraturan membuatmu tidak bisa menggunakan magic, kenyataan bahwa anda
bisa menghindari serangan itu tidak bisa dianggap remeh.”
“Jadi, kamu ingin aku mengambil inisiatif serangan?
Kalau begitu, bisakah kamu memindahkan pentungan itu dahulu? Kayaknya agak
menganggu dan sulit sekali diserang.”
Martial Lord tidak menjawab. Tatapannya yang tajam
tetap terpaku pada Ainz melalui lubang celah penutup kepalanya.
“kalau begitu... biarkan aku.”
Ainz secara buas mengayunkan tongkatnya ke arah ujung
pentungan tersebut. Pentungan itu terpaksa harus menghujam ke tanah, saat
Martial Lord mengerang “Ggh!”
Benturan itu seharusnya tersalurkan ke tangan Martial
Lord dan membuatnya mati rasa. Sebaliknya, Ainz tidak memiliki fungsi biologi
seperti itu.
Dalam sekejap, Ainz menyerang ke dalam jangkauan
serang Martial Lord.
Ainz mengirimkan peringat secara mental ke tongkatnya,
dan api mengepul dari tongkat itu. Meskipun begitu “Api yang mengepul” hanyalah
lapisan api yang mengelilingi tongkat tersebut. Api itu bukan merupakan
serangan sendiri. Namun, Ainz merasakan perhatian Martial Lord berpindah dari
dirinya ke arah tongkat tersebut.
Benar sekali.
Kalian para troll memiliki kekuatan regenerasi. Oleh karena itu, sangat
rasional untuk mewaspadai senjata yang bisa melunturkan regenerasi itu, seperti
senjata yang bisa mengeluarkan api atau asam. Namun, itu adalah kesalahan
fatal.
Ainz menyentuh armor Martial Lord dengan tangan kosong
kirinya. Dalam sekejap, Martial Lord gemetaran seperti baru saja disengat oleh
listrik, membuatnya mengayunkan pentungan tanpa berpikir.
“Kuh!”
Ainz gagal menghindar, dan suara retak datang dari
tubuhnya saat dia terhempas ke kejauhan. Karena dia telah mematikan kekebalan
fisik tingkat tinggi miliknya dan dia lemah dengan serangan benda tumpul,
serangan itu memberikan luka yang besar. Tubuh Ainz terbang beberapa meter,
tidak, lebih dari 10 meter di udara, seperti sebuah bola yang dipukul oleh
sebuah pentungan.
Lalu, dia terjatuh ke tanah, berguling-guling dari
kepala hingga tumit berkali-kali.
Sorakan yang menggelegar meledak dari kerumunan.
Ainz mendengar Jircniv yang berteriak kegirangan saat
dia bergulung di tanah, lalu sebuah loncatan sikap baik terhadap pria itu
langsung turun.
Sialah, kita
adalah negeri sekutu, ya kan? Bukankah seharusnya kamu sedikit lebih khawatir
dengan kenyataan bahwa seorang raja sekutu terjatuh ke tanah, huh?
Meskipun dia sudah menerima luka, Ainz tidak lagi
merasakan perih, lalu dia menatap Martial Lord dari tempat dimana dia di tanah.
Tidak ada serangan lanjutan.
Suara dari sorakan perlahan mulai reda, digantikan
oleh sebuah keheningan yang menutupi seluruh arena. Mengapa Martial Lord tidak
menekan serangannya? Tidak, mengapa Martial Lord berlutut di sana? Apa yang
memperlambat gerakan Martial Lord.
Ainz dengan gagahnya bangkit berdiri, menyingkirkan
debu dari tubuhnya. Kelihatannya dia sama sekali tidak menghiraukan meskipun
setelah dikirim terbang.
Sebaliknya, gerakan Martial Lord sangat lambat.
Ainz tertawa kecil.
Ini adalah cara terbaik untuk jalannya pertunjukan.
Ainz kembali ke posisi semula, di tengah hiruk pikuk
keramaian. Martial Lord bertanya ragu-ragu:
“A-Apa ini? Poison.. tidak, apa ini?”
“Aku tidak melanggar aturan. Ini adalah kontes yang
sebenarnya. Meskipun begitu, ini jauh dari hanya kalimat ‘poison’. Sentuhanku
bisa menyuntikkan energi negatif ke tubuh lawan. Namun, regenerasi dari Troll
seharusnya bisa menyembuhkan itu.”
Ainz membuat isyarat yang sama saat dia menggunakannya
untuk menyentuh Martial Lord, membuka dan menutup jari-jarinya.
“Namun, aku punya kemampuan lain selain itu. Aku bisa
memberikan luka fisik pada kemampuan lawan hanya dengan sentuhan. Oleh karena
itu, kekuatan dan kecekatanmu telah berkurang. Aku tidak mengira kamu bisa
menyembuhkan itu, ya kan?”
Dari apa yang Ainz tahu, regenerasi Troll hanya bisa
menyembuhkan luka, tapi tidak dengan melemahnya tubuh.
“Dengan kata lain, Martial Lord, semakin banyak aku
menyentuhmu, semakin rendah statusmu nantinya, sampai akhirnya kamu menjadi
seperti ulat.”
Biasanya, itu adalah kebohongan.
Dia bisa memberikan penalty terhadap kemampuan lawan,
itu memang benar, tapi itupun memiliki batas. Dia tidak bisa mengurangi status
hingga nol. Tentu saja, lawan tidak mungkin tahu itu.
Namun, ada undead lain dengan kemampuan yang mirip,
jadi dia tidak bisa menyimpulkan bahwa lawannya benar-benar tidak tahu. Dia
mungkin bisa berbohong tentang bertarung melawan undead, dan mungkin tahu
sesuatu mengenai mereka.
Itulah kenapa Ainz secara terbuka menyatakan nama
spesies dirinya.
Overlord adalah
spesies yang sangat kuat, dan sama sekali tidak kamu tahu. Ketika Ainz
meninggalkan kesan ini di dalam pikiran Martial Lord, dia akan merasa bahwa
kekuatan Ainz sangat misterius dan tidak terkira. Ainz telah menyebutkan bahwa
dia adalah urutan tertinggi dan semacamnya untuk memperkuat perasaan tidak
nyaman itu.
Hal terpenting adalah dia telah memberikan penjelasan
yang tidak perlu kepada Martial Lord. Itu juga untuk membingungkannya dengan
informasi palsu.
-pada umumnya,
seluruh strategi perang berdasarkan tipuan.
Ainz dengan tenang mempelajari Martial Lord yang
mencoba untuk menipu Ainz dengan tindakannya.
Dia mungkin memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri
dari penalty ability tapi memilih untuk tidak menggunakannya, agar bisa
menciptakan celah yang fatal dalam pertahanan Ainz. Dia mungkin juga memiliki
sebuah bakat, atau kemampuan tersembunyi lainnya yang tidak diketahui Ainz.
Seseorang tidak bisa begitu saja menginjak lawannya di
dalam pertempuran terbuka dimana ada perbedaan luar biasa dalam kekuatan.
“...Penalty ability yang aku berikan tidak akan sembuh
dengan waktu. Aku akan mengikis status fisikmu sedikit demi sedikit, sampai aku
mengirimkan pukulan terakhir dengan tongkat ini, mengerti? Yah, jika kamu bisa
melakukannya, mari kita lanjutkan.”
Ainz melangkah maju, lalu Martial Lord perlahan
mengambil sikap kuda-kuda.
Ainz tidak bisa melihat wajah Martial Lord karena
penutup kepalanya. Apakah dia sedang tertawa sendiri, atau apakah dia semakin
gugup?
Aku harap yang
terakhir.
Ainz menggerakkan tangan kirinya, yang sedang tidak
memegang tongkat. Martial Lord mengalihkan responnya. Kelihatannya dia sangat
hati-hati terhadap itu.
Martial Lord pasti berpikir yang dia perlukan adalah
mengkhawatirkan tangan kiri itu.
Itulah dia. Selama percobaan yang dilakukan Ainz, dia
menemukan bahwa dia bisa melakukan serangan sentuhan awal dengan semua bagian
tubuhnya. Jika dia merasa menyukainya, dia bahkan bisa menggunakan benturan
kepala dengan kepala untuk melakukannya.
Saat Ainz semakin mendekat, Martial Lord semakin
mundur darinya.
Ainz tertawa dingin.
Dari gerakan mereka, jelas sekali terlihat pada
penonton siapa yang memiliki keunggulang di sini.
Apakah kamu tahu
perbedaan antara kita, Martial Lord? Memang benar, mungkin saja kamu lebih
dariku sebagai seorang warrior. Tapi ada sesuatu yang sangat menentukan
perbedaan kita.
Perbedaan terbesar antara dirinya dengan Martial Lord
adalah HP milik mereka.
Ainz memiliki HP karakter level 100. Bahkan jika kedua
pihak mengabaikan pertahanan dan melakukan pertandingan lambat, Ainz akan
muncul dengan kemenangan.
Namun, masalahnya adalah dalam martial art, serangan
itu yang tidak diketahui Ainz.
“Aku sudah memberikan larangan lain dalam diriku
selain tidak menggunakan magic. Itu mengenai item-item magic. Aku tidak
menggunakan item-item magic selama pertarungan denganmu – dengan kata lain, aku
memberikan diriku sebuah larangan dalam equipment. Tetap saja, ini masih sangat
menguntungkan bagiku.”
Ainz memiliki item-item magic dengan jumlah banyak
dari saat dirinya berada di dalam YGGDRASIL. Tiap-tiapnya adalah harta yang tak
ternilai di dunia ini. Oleh karena itu, jika Ainz menggunakannya, dia bisa
dengan mudah memenangkan pertarungan dengan Martial Lord ini, Ainz tidak merasa
itu adalah cara yang benar untuk bertarung.
Oleh karena itu, Ainz dilengkapi dengan item-item
tingkat rendha.
“Aku sudah memberikan larangan pada diriku untuk
menggunakan senjata yang bisa digunakan oleh orang dengan level yang sama
denganmu. Dengan kata lain, aku merasa ini adalah peluang yang bagus untuk
menguji kemampuan baru.”
Ainz meletakkan tongkatnya ke tanah dan menarik dua
dari empat pisau stiletto yang tersimpan di pinggangnya. Dia menggenggam pisau
itu dengan erat.
“Mari kita uji senjata-senjata yang kupinjam dari
Momon ini.”
Martial Lord mungkin tidak memahami kicauan Ainz. Ainz
tidak punya niat untuk menjelaskan kepadanya. Dia hanya bicara sendiri.
“Kalau begitu – ini aku datang.”
Ainz tidak bisa meniru kuda-kuda aneh itu – awalan
aneh yang menunduk. Namun, setelah berlatih, dia mempelajari untuk berlari
dengan cara yang mirip. Dia berteriak seperti anak panah yang terlepas, ke arah
Martial Lord.
Jarak mereka sangat dekat. Tetap saja, bahkan dalam
celah sekejap di depan serangan lawan. Pentungan Martial Lord mengalir keras
kepadanya. Benturan itu melambat karena kekuatannya telah disedot oleh penalti
ability, tpai itu adalah sebuah serangan yang seharusnya tersambung.
Ainz tidak bisa mengeksekusi penghindaran luar biasa
seperti wanita itu. Namun, Ainz bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan
oleh wanita tersebut.
Dia mengaktifkan kemampuannya, lalu gerakan Martial
Lord terhenti sesaat.
Ainz menutup jarak diantara mereka lalu menusukkan
stiletto miliknya, mengincar bahu. Serangan dengan kekuatan penuh itu, ditambah
dengan kecepatan larinya, meluncur seperti sebuah anak panah.
Ketika wanita itu mengenai Ainz dulunya, dia berhasil
melukai armor yang diciptakan oleh Ainz secara magic, yang mana lebih keras
dari adamantite. Serangan ini berada pada level yagn sama dengan itu, lalu
stiletto itu menusuk armor Martial Lord dan bersembunyi di dalamnya, menembus
tubuh Martial Lord.
---Namun, dalam sekejap itu---
---Namun, dalam sekejap itu---
“[Reinforce Hide],
[Greater Reinforce Hide]!”
Martial Lord
mengaktifkan martial art miliknya.
Seakan dia
mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya yang mendorong ujung stiletto
tersebut.
Hal pertama
yang terkena kekuatan penuh Ainz hanya memberikan sejumlah kecil – sebuah
goresan layaknya – luka. Dengan regerasi Troll, luka semacam itu akan sembuh
dalam hitungan detik.
Martial Lord
pasti merasa lega dengan ini. Pentungan yang terayun ke arah Ainz masih sangat
cepat, dan dia hanya menerima sebuah goresan dari serangan penuh Ainz. Bisa
dikatakan kemenangan berada di tangan Martial Lord.
Namun, itu
akan menjadi perkataan yang sangat bodoh.
“-Aktifkan.”
“Goh!
Gowaaaaaaaaaaah!!”
Ainz
mengeluarkan mantranya, menyalurkan [Fireball] yang dirapalkan Fluder ke dalam
senjata itu menuju tempat dimana dia menusuk Martial Lord, itupun membakar
tubuhnya dari dalam. Dia berpikir untuk menusukkan stiletto lain ke bahu
satunya, tapi dia tidak cukup kuat, lalu armor itu mementalkannya.
Saat Ainz
berpikir akan menarget celah di dalam armornya, Ainz merasakan gerakan dari
Martial Lord dan bergegas ke samping tanpa melihat.
Sebuah badai
bertiup dari belakangnya. Itu pasti adalah tekanan angin dari pentungan
tersebut.
Setelah
menghindar sekitar 10 meter, Ainz berputar balik.
Martial Lord sedang memegang bahunya dengan lengan
yang memegang pentungan. Lengan lainnya menjuntai di bawahnya, mungkin tidak bisa
digerakkan. Kelihatannya mantra Fluder terlalu kuat. Mungkin dia harusnya
meminta seorang magic caster yang lebih lemah untuk menyuntikkan senjata itu
dengan magic.
Setelah menyadari Martial Lord berada dalam ujung
tanduk, kerumunan penonton meratap karena simpati.
Ainz melihat ke arah arena.
Tak perduli darimana dia melihatnya, dia tidak bisa
melihat siapapun yang bersorak untuknya.
Aneh sekali...
Di dalam YGGDRASIL, tidak aneh jika ada seseorang yang mulai bersorak untukku
pada titik ini... Kurasa pertarungan di luar kandang benar-benar sulit.
“Mau bagaimana lagi. Kurasa aku akan membuang rencana
untuk meraih hati para penonton. Kalau begitu sekarang, Martial Lord... sudah
waktunya untuk mati.”
Ainz menyarungkan stiletto yang magicnya sudah dihabiskan
dan menghunus satu lagi lainnya. Stiletto baru ini ditambah dengan sebuah
mantra serangan elemen asam tingkat 3. Dia sudah mempersiapkan ini untuk
jaga-jaga jka Martial Lord membuat dirinya kebal terhadap serangan api.
Memang benar, Martial Lord terlihat kesakitan oleh
mantra dengan elemen api itu, tapi mungkin saja itu hanya pura-pura. Monster
yang bisa beregenerasi tidak bisa sama sekali menahan serangan yang
menghentikan regenerasi mereka, tapi itu hanya berlaku di dalam YGGDRASIL.
Yang dia tahu, mungkin saja bisa di dunia ini.
Jika memang begitu, rencana Ainz untuk membunuhnya
dengan mengaktifkan skill miliknya ketika para penonton – ketika semua orang –
bisa melihat bahwa kemenangan sudah diputuskan.
“Jika kamu mengakui kekalahanmu sekarang... Aku akan
mengakhirinya sampai di sini.”
“Tidak... Yang Mulia. Tidak... masih belum. Aku masih
tetap Martial Lord. Aku masih tetap raja arena ini. Aku akan berusaha terus
hingga aku mati.”
“Kalau begitu, lepaskan penutup kepalamu dan biarkan
aku melihat wajahmu.”
Itu adalah permintaan yang mengejutkan, tapi Martial
Lord mengiyakannya, lalu menunjukkan wajahnya.
Keringat mengucur di keningnya, lalu wajahnya berubah
karena mungkin rasa perih yang tak terkira. Namun, ada kekuatan besar di mata
itu.
“Itu adalah mata yang bagus. Mengingatkanku kepada
Gazef Stronoff.”
“Terima kasih. Dipuji oleh makhluk terkuat seperti
anda membuatku sangat senang.”
“...Katakan padaku. Apakah kamu punya gerakan apapun
yang bisa digunakan untuk mengalahkanku? Apakah kamu punya cara apapun yang
bisa membalikkan keadaan?”
“—Kurasa tidak. Meskipun begitu, aku masih ingin tetap
bertarung.”
Itu adalah ucapan yang sangat jujur.
Ainz merasa malu menggunakan begitu banyak tipuan
dalam pertarungan ini. Ditambah lagi, itu semua adalah kemampuan yang sudah dia
segel untuk membuat pertarungan ini menjadi bagus.
Karena lawannya bertarung dengan tulus, Ainz merasa
wajib merespon dengan semua yang bisa dia lakukan, di dalam jangkauan apa yang
bisa dia lakukan.
Martial Lord, yang datang lurus ke arah Ainz,
kelihatan seperti berkilauan di mata Ainz.
“Apa yang akan Guardian pikirkan terhadap cahaya di
mata itu..”
Tetap saja, dia tahu jika mereka akan menghina semua
makhluk yang bukan penduduk Nazarick. Jika memang begitu – rasa tidak enak dan
kesepian memenuhi Ainz.
Ainz menyingkirkan emosi ini, dan perlahan mengangkat
stiletto miliknya.
Martial Lord mengusap keringat dari dahinya, dan
memakaikan penutup kepalanya kembal.
“-Kemarilah, Martial Lord.”
“Gooooohhhhhhhhh!”
Dengan sebuah raungan, tubuhnya yang sangat lebar
menekan ke arah Ainz.
Dia lebih cepat dari barusan. Mungkin dia baru saja
mengaktifkan martial art.
Kecepatan yang menakjubkan itu dan tubuh yang besar
itu – keduanya saling bersinergi untuk menghasilkan sebuah perasaan menekan
yang luar biasa yang bahkan akan membekukan setiap musuh di tempat tersebut.
Tidak, itu hanya berlaku bagi orang biasa, tapi undead kebal dengan efek mental
seperti itu.
Ainz dengan tenang mempelajari Martial Lord.
Dia memang cepat – tapi hanya itu.
Keseimbangannya tidak beraturan, mungkin karena bahu
yang ditusuk oleh stiletto tidak bisa digerakkan.
--Lebih buruk
dari waktu itu.
Yang lebih penting lagi—
Apakah kamu tahu
kenyataan dibalik bagaimana aku membuatmu pelan? Jika kamu tidak tahu, habis
sudah dirimu, ya kan?
Ainz mengaktifkan kemampuan yang sama seperti barusan.
[Despair Aura I (Ketakutan)]
Kemampuan ini memiliki lima efek.
I untuk Ketakutan
II untuk Kepanikan
III untuk Kebingungan
IV untuk Kegilaan.
V untuk Kematian dalam sekejap
Ketakutan merujuk kepada status abnormal merasa takut,
yang memberikan penalti terhadap seluruh tindakan.
Kepanikan merupakan versi yang lebih parah dari
ketakutan, yang menyebabkan tumpukan tambahan efek ketakutan satu sama lain.
Siapapunyang terkena status itu akan ingin kabur dari pengguna kemampuan itu
bagaimanapun caranya – dengan kata lain, mereka tidak akan mampu mengambil
tindakan apapun yang berhubungan dengan pertarungan melawan pengguna itu.
Kebingungan adalah nama yang disarankan. Tanpa adanya
tindakan penyembuhan, target akan berada dalam keadaan kebingungan.
Kegilaan adalah status buruk yang sangat sangat
menjengkelkan, versi permanen dari kebingungan. Tidak bisa dihapus tanpa magic
dari pihak ketiga.
Dan sudah tidak usah dijelaskan lagi jika Kematian
dalam sekejap akan menyebabkan kematian.
Efeknya berubah saat level seseorang meningkat.
Ainz telah menggunakan efek dari Ketakutan pertama,
lalu membatalkannya hampir dalam sekejap setelahnya Dengan melakukan itu, akan
ada waktu dimana tindakan yang dibayangkan oleh seseorang tidak sama dengan
tindakan yang sebenarnya yang diambil, dan kemudian tubuh akan merasa seakan
sudah dilumpuhkan.
Namun, Martial Lord telah mengantisipasi bahwa ini
akan terjadi jika dia mencoba untuk serangan frontal. Meskipun setelah pikiran
dan tubuhnya sudah tidak sinkron lagi, dia masih mengayunkan pentungannya.
Setelah menghitung penalti dari sentuhan Ainz dan
status Ketakutan, menghindar dari serangan Martial Lord seharusnya adalah
mainan anak-anak. Namun-
“[Strong Strike],
[Divine Skill Single Flash]!”
Ainz mengira
dia telah melihat sekelebat cahaya.
Dalam
sekejap, rasa perih yang sangat – langsung ditekan hingga level yang bisa
ditoleransi – dan sebuah sensasi mengambang memenuhi dirinya.
“[Flow Acceleration]!”
Sebuah
benturan tumpul datang dari atas, diikuti dengan ledakan perih pada saat
berikutnya.
Meskipun dia
sedikit bingung oleh situasinya, Ainz cepat-cepat kembali sadar.
Ini mungkin
sebuah combo dua pukulan. Bagian pertama meluncurkan Ainz ke udara, sementara
yang kedua menghempaskan dirinya ke tanah.
Jika dia
adalah Suzuki Satoru, mungkin saja dia tidak akan bisa mencerna situasi
tersebut dan jatuh ke dalam kebingungan. Namun, Ainz Ooal Gown kebal terhadap
status buruk seperti itu.
Ainz tahu jika
dia berada di tanah, dan pentungan itu meluncur ke arahnya.
“Cheh!”
Ainz berbalik
menghindar saat pentungan tersebut akan mengena. Mungkin karena martial art,
tapi benturannya mengalir di tanah lalu ke tubuh Ainz.
Namun, ini
tidak memberikan luka tambahan.
Saat Ainz
melompat, pentungan yang terkubur di tanah itu muncul. Gerakan itu, seperti
mengeruk sesuatu dari dalam tanah, seakan berkata “Aku akan menghabisimu dengan
ini.”
Ainz membuat
keputusan dalam sekejap untuk menahan serangan tersebut dengan stiletto
miliknya, lalu tubuh Ainz menyusuri udara sekali lagi. Sorakan para penonton
bergema ke seluruh penjuru arena, namun Martial Lord mengumpat dengan pahit
“Sialan!” Dia berharap untuk menghabisi Ainz dengan serangan kombinasi itu.
Setelah
dihempaskan beberapa meter ke udara, Ainz berguling-guling di tanah beberapa
kali lalu dengan tangkas berdiri lagi saat dia bergumam sendiri.
“Tak ada yang
bisa digunakan untuk membalik keadaan? Dia menipuku. Punitto Moe bakal
mengomeliku karena ini.”
Sama seperti Ainz, Martial
Lord juga menyimpan kartu as miliknya – martial art – hingga saat terakhir. Itu
membuktikan dia adalah warrior kelas satu.
Ainz menyarungkan stiletto
miliknya, mengosongkan sebuah tangan.
Kesombongan dan sikap
terburu-burunya untuk meraih kemenangan membuatnya menerima pukulan telak –
tidak, dua pukulan telak. Sudah saatnya menyingkirkan pemikiran yang naif. Dia
akan memotong status lawannya hingga nol sebelum mengakhiri ini.
Berisik sekali...
Sorakan para penonton
benar-benar menjengkelkan. Mereka baru saja meratap, lalu sekarang bersorak
gembira. Terutama –
-Sialan, Jircniv! Apa maksudmu dengan, “habisi dia?!”
Ah, yang benar saja...
Ainz bergerak perlahan. Dia
tidak terluka parah, tapi dia telah dihukum karena kecerobohannya dengan rasa
perih, jadi dia tidak akan membuat kesalahan seperti itu lagi.
Tetap saja, aku benar-benar tidak paham dengan martial
art. Ini adalah skill yang tidak ada di dalam YGGDRASIL... apakah ada orang
yang mengembangkannya untuk melawan para pemain YGGDRASIL? Atau apakah aku yang
terlalu memaksakan teori disini..? Tunggu sebentar, marti art itu seharusnya
adalah sesuatu yang meningkatkan kecepatan serangan. Dia mungkin akan mencoba
lagi, jadi aku harus mempersiapkan tubuhku untuk itu, ya kan?
(TL Note : Sekali lagi Ainz kelihatannya salah ingat
dengan ucapan , 肉を切らせて骨を断つ,persiapkan dagingmu untuk dipotong dan tulangmu untuk diremukkan. Tentu
saja, dia tidak memiliki daging..)
Ainz memasuki jangkauan
Martial Lord, lalu Martial Lord mengayunkan senjatanya ke bawah. Namun Ainz
tidak menghindar.
Dia bergerak maju, menerima
serangan Martial Lord.
Tekanan dan perih memenuhi
tubuhnya, tapi dia bisa melakukan ini, berkat perbedaan yang besar dalam HP.
Itu tidak apa. Ditambah lagi, tubuh undead miliknya langsung menekan rasa perih
itu, jadi dia bisa menahan rasa sakit yang tidak bisa ditahan oleh makhluk
hidup.
Dengan begini, Ainz menyentuh
tubuh Martial Lord. Setelah menyelesaikan sebuah serangan – dan berada dalam
pengaruh status ketakutan dari aura Ainz – itu sulit sekali dihindari.
Lalu, Ainz mempertahankan
kontak dengan tubuh Martial Lord dan berputar ke belakangnya. Tentu saja, dia
terus-terus menyuntikkan energi negatif yang merusak kemampuan melalui
armornya.
“Uooooooooh!”
Kali ini,
Martial Lord lah yang mundur dari Ainz, seakan berguling-guling di tanah.
Ainz bingung
apakah dia harus mengejar atau tidak, tapi memutuskan untuk tetap di tempat,
berjaga-jaga dari jurus tersembunyi.
Martial Lord
mengangkat senjatanya dengan lambat, Nafasnya tidak karuan, dan sikap
mengesankan dari saat mereka pertama kalinya bertemu sudah hilang.
Ainz
menggenggam stiletto miliknya dengan erat.
Persiapannya
sudah selesai. Ini akan menjadi serangan terakhir.
Mungkin dia
merasakan perubahan di udara, namun Martial Lord melepaskan penutup kepalanya
lalu membuangnya.
Saat keterkejutan
mulai menjalar kepada Ainz, Martial Lord menyingkirkan sisa dari armornya pula.
Sementara saat ini dia sudah dilemahkan, kelihatannya tidak berada pada level
dimana dia tidak mampu bergerak karena beban armor nya.
Namun,
setelah melihat tekad di wajah Martial Lord, Ainz memahami rencananya.
Ternyata begitu. Armor melindungi tubuhnya dari
stiletto, tapi tidak berguna terhadap penalti ability. Dia pasti merasa sangat
terancam dengan hal itu, itulah kenapa dia bertaruh atas rendahnya HP lawan dan
meringankan tubuhnya, agar dia bisa terus menyerang.
Itu adalah
pertaruhannya yang terakhir – dan juga sangat tidak menguntungkan.
“Katakan
kepadaku... Apakah aku lemah?”
“Apa?”
“Yang Mulia. Anda tidak menunjukkan satu bagian dari
kekuatan anda yang sebenarnya sampai sekarang. Bahkan tanpa sayap terkuat anda
yaitu magic, ini benar-benar tidak menguntungkan anda. Apakah... Apakah saya
benar-benar selemah itu?”
Ainz menutup matanya untuk berpikir, lalu dia
membukanya lagi.
“Ya, kamu memang lemah.”
“...Begitukah.”
Arena menjadi hening.
Suara Ainz tidak sampai kepada mereka. Namun,
kemenangan sudah diputuskan di mata mereka.
“Selamat pertarungan ini, aku melarang diriku
menggunakan berbagai macam item magic dan penggunaan segala macam ability.”
‘Jika tidak, anda pasti sudah menghabisiku dalam
sekejap?”
Ainz mengangguk untuk memastikan.
“Memang begitu. Namun, aku tahu tentang dirimu, jadi—“
Ainz menggelengkan kepalanya. Ini bukan berarti untuk menghiburnya. “yah, kamu
hanya mempunyai lawan yang buruk. Jika kamu adalah orang terkuat di Empire...
Mungkin aku adalah yang terkuat di dunia.”
“Ternyata begitu... Tetap saja... aku senang... Tahu
jika ada orang yang lebih baik dariku itulah yang mendorongku untuk
berkembang.”
“Aku juga memahami itu, hingga titik tertentu.”
Ada beberapa temannya – seperti contohnya, Touch Me –
yang tak pernah dia kalahkan dalam PVP. Meskipun begitu, dia melihat ke
belakang dengan gembira saat bagaimana dia memikirkan cara-cara untuk
mengalahkan taktik dan perlengkapannya.
Ainz tersenyum kepada Martial Lord, dan Martial Lord
tersenyum kepada Ainz.
“...kalau begitu, majulah.”
“—Yang Mulia, Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Hingga
saat terakhir, tolong tunjukkan kepadaku – meskipun hanya satu bagian kecil –
dari kekuatan sejati anda. Biarkan aku merasakan puncak kekuatan!”
Martial Lord memaksa mengacungkan senjatanya.
“Benarkah sekarang... Baiklah. Kalau begitu aku akan
tunjukkan puncak dari kekuatan itu kepadamu.”
Ainz mengaktifkan skill miliknya, lalu bergerak maju.
Dia memasuki jangkauan serang Martial Lord. Martial
Lord mengayun ke bawah.
Benar-benar berbeda dari kecepatan saat dia
mengangkatnya. Dia mungkin telah menggunakan martial art untuk mempercepat
gerakannya. Tetap saja, itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan kecepatan
sebelum terkena penalti ability. Itu jauh terlalu lambat.
Pentungan tersebut mengayun ke bawah ke arah tubuh
Ainz, namun Ainz tidak menghiraukannya.
Serangan itu tidak lagi bisa melukai tubuh Ainz.
Ainz berjalan menembusnya, seakan dibelai oleh angin
yang lembut.
Dia menerima pukulan demi pukulan, tapi Ainz terus
maju, melihat lurus ke arah mata Martial Lord.
Martial Lord tersenyum, seakan menyerah. Ainz menusukkan stiletto miliknya
ke dada Martial Lord yang tidak tertahan, lalu melepaskan mantra yang
ditambahkan ke dalamnya.
♦ ♦ ♦
Ainz melihat
ke arah mayat Martial Lord di bawah.
Lalu, dia
mengaktifkan sebuah item magic yang dipinjam. Itu adalah sebuah pengeras suara
yang sederhana.
“Dengarkah
aku! Rakyat Empire! Aku adalah Sorcerer King, Ainz Ooal Gown!”
Suaranya
seakan bergema dengan rengekan bernada tinggi sebagai balasan di tengah-tengah
keheningan. Oleh karena itu, Ainz memutuskan untuk segera menyelesaikan ini
secepatnya.
“Aku berniat
untuk menjalankan sebuah program untuk melatih dan membesarkan para petualang
di dalam negeriku. Ini karena aku menganggapnya menguntungkan bagi negeriku
baik untuk mendidik dan melindungi para petualang, lalu mengirim mereka untuk
bepergian ke berbagai tempat di duniaa. Banyak petualang yang harus selamat dengan
sumber daya mereka sendiri. Tapi berapa banyak yang sudah habis sebelum tiba di
masa puncak mereka?”
Ainz
mengingat tim petualang yang pernah bepergian bersamanya untuk waktu yang
pendek.
“..Oleh
karena itu, aku berniat untuk menggabungkan Guild Petualang dengan negaraku.
Ada mereka yang takut akan kehilangan kebebasan mereka dan dibelenggu ketika
guild petualang menjadi sebuah organisasi nasional. Aku tidak bisa sama sekali
menyingkirkan kemungkinan itu. Namun, seperti yang aku tunjukkan, kekuatanku
sudah lebih dari cukup. Aku tidak berniat menggunakan kalian sebagai alat
perang. Sorcerous Kingdom sangat haus dengan mereka yang benar-benar mencari
petualangan! Kalian semua yang berharap untuk menjelajahi tempat-tempat yang
tidak dikenal, yang berharap untuk memahami dunia dan selanjutnya bermimpi
menjadi para petualang, datanglah kepadaku! Aku akan membantumu berdiri di kaki
sendiri, dengan bantuan kekuatan yang tidak bisa kamu bayangkan. Sekarang
saksikan sebagian dari kekuatan itu!”
Ainz berjalan
ke arah martial Lord.
“Martial Lord
sudah mati! Siapa yang akan memastikan kematiannya?”
Tidak ada
jawaban.
“Kematian
adalah akhir segalanya. Namun – seperti yang mungkin diketahui oleh sebagian
yang ada di sini, kematian bisa dilawan.”
Ainz menarik
sebuah tongkat, lalu mengarahkannya ke dada Martial Lord.
Akan sangat memalukan jika dia tidak bisa bangkit.
Hatinya yang tidak ada berdegup kencang di dalam dada.
“Saksikan ini!”
Tongkat kecil itu diaktifkan, lalu Martial Lord
tersentak. Kemdian, dadanya mulai bergerak.
“Magic untuk membangkitkan adalah wewenang dari priest
level tinggi. Namun, itu bukan tantangan bagiku! Meskipun demikian, bayaran
yang tepat dalam emas masti harus dibuat! Aku, yang telah menaklukkan kematian,
akan mendukungmu! Datanglah ke negeriku, kalian yang ingin menjadi petualang
yang sesungguhnya!”
Di tengah-tengah gelombang suara, Ainz merapalkan
sebuah mantra [Fly].
Tujuannya adalah ruang VIP Jircniv.
Setelah menatap sekitar, dia menyadari hanya Jircniv
dan dua pengawalnya tersisa. Yang lain kelihatannya telah pergi Ainz senang
karena tidak lagi khawatir dengan itu, tapi dia tidak berkata apa-apa.
“Yah, maaf dengan yang barusan tadi, Jircniv-don. Oya,
wajah anda sekarang terlihat lebih baik. Betapa melegakannya.”
Rasa pusingnya ketika berdiri kelihatannya memang
asli. Namun – karena dia bersorak dengan enerjik. Pasti itu hanya sesaat.
“Maafkan saya sudah membuat anda khawatir, Gown-dono.”
“Ahhh. Tidak masalah. Siapapun akan khawatir jika
mereka melihat seseorang yang mereka tahu tidak terlihat baik-baik saja.”
“Terima kasih atas kekhawatiran anda. Tetap saja, itu
adalah pertandingan yang menggembirakan. Seperti yang diduga dari anda.
Gown-dono. Tidak mengira anda akan bisa menang dengan mudah dari warrior
terkuat Empire. Tidak ada kata yang lebih baik selain ‘luar biasa’.
“Tentu saja tidak. Ini adalah pertarungan yang bagus.
Bisa saja terjadi di dua arah; Saya hanya beruntung saja.”
Dari cara Jircniv menyoraki Martial Lord, dia pasti
adalah penggemar berat. Oleh karena itu, dia tidak salah dengan memuji Martial
Lord.
Atau lebih tepatnya-
-Sialan kamu,
kamu tidak memberiku semangat sama sekali. Aku dengar itu!
Tentu saja, Ainz tidak bisa menyuarakan pemikirannya
ini. Ketika seseorang berpikir dengan tenang tentang hal itu, dalam sebuah
pertempuran antara warrior-warrior negeri sendiri dan negara lain, memang wajar
baginya mendukung orang negeri sendiri.
Yah, jika dia benar-benar mendukung Ainz, ukuran
sayangnya – sebuah frase yang sering digunakan oleh Peroroncino – mungkin sudah
sampai di langit-langit.
“Sementara orang luar tidak bisa tahu, saya yakin anda
tidak salah, Gown-dono. Selanjutnya – maafkan saya. Apa yang sudah saya
bicarakan kali ini?”
“Memang benar,” Ainz setuju. Dengan kata lain, dia
tidak ingin mengobrol dengan Jircniv dalam waktu yang lama di tempat seperti
ini.
Dia tidak ingin Jircniv menyadari bahwa Ainz Ooal Gown
adalah manusia biasa.
Meskipun Ainz berpikir dia akan diomeli karena
mempromosikan Sorcerous Kingdom di dalam arena dan karena menyeberangi perbatasan
tanpa izin, Jircniv kelihatannya tidak ingin menegurnya. Oleh karena itu, yang
terbaik adalah cepat-cepat keluar.
“yah, itu-“ Ainz menelan ucapan tidak resmi yang akan
dia katakan. Itu akan seperti menggali kuburnya sendiri. “Mari kita akhiri in
isekarang. Saya akan berkunjung lagi di lain waktu, Jircniv-dono.”
Secara pribadi, Ainz ingin kabur dengan magic
teleportasi, tapi dia harus pergi menjemput Ainzach dahulu. Jadi dia akan
kembali ke tanah, lalu berteleport pergi – dan kemudian, saat dia memikirkan
masalah itu, Ainz menyadari Jircniv sedang mengamatinya, dengan wajah yang
serius.
Dia pasti akan mengatakan sesuatu yang aneh.
Situasi ini sangat familiar bagi tiap pegawai kantoran
manapun. Ainz menoleh ke arah Jircniv.
“Yang Mulia. Saya punya penawaran. Bolehkah saya ingin
anda mendengarnya?”
Tidak. Betapa
mengagumkan dunia nanti jika dia bisa berkata begitu?
Ainz memutuskan untuk tidak lari dari kenyataan. Dia
tersenyum – meskipun wajahnya tidak bergerak – lalu membalas dengan “Silahkan lanjutkan”
“Kalau begitu saya harap – tidak, Baharuth Empire
ingin menjadi negeri bawahan dari Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.”
“..Hah?”
Ainz mau tidak mau berseru dengan ucapan yang tidak
diduga itu.
Otaknya masih belum mampu mencerna apa yang baru saja
dia dengar.
“Ne-Negeri bawahan?”
Penjaganya – dua orang yang pernah Ainz lihat
sebelumnya – juga menatapnya dengan terkejut.
Karena suatu alasan, Ainz merasa seperti menepuk dahi
Jircniv.
Mengapa dia tiba-tiba meminta menjadi status bawahan?
Setelah dipikir-pikir, hubungan macam apa negeri bawahan itu? Dia mengenali
kalimat itu, tapi apa sebenarnya artinya? Lalu ada juga semacam pemerintahan
sendiri dan lain sebagainya.
Ainz tidak bisa memutuskan masalah penting seperti itu
sendirian. Dia harus mendiskusikannya dengan Demiurge dan Albedo dahulu sebelum
memberikan jawaban.
“...Jircniv-dono, menerima negeri anda sebagai negeri
bawahan...”
Jadi rencana
untuk membentuk hubungan pertemanan antar raja adalah...eh?
Apa yang harus dia katakan tentang masalah negeri
bawahan itu? Apakah tidak apa dengan “Saya akan pertimbangkan hal itu”?
Namun, Demiurge dan yang lainnya mungkin juga berniat
untuk menaklukkan Empire. Dia tidak ingin kepalanya terperangkap sendiri, namun
akan menyusahkan jika membiarkannya begitu saja tanpa jawaban.
Kelihatannya pilihan yang terbaik adalah membual untuk
bisa kabur, entah bagaimana.
Setelah memutuskan arah ucapan yang akan diambil, Ainz
membuat balasannya.
“Terlalu berbahaya untuk setuju secara lisan dalam
masalah itu. Saya tidak bisa membuat balasan langsung, tapi saya yakin masalah
seperti itu seharusnya diselesaikan dengan tulisan.”
“Kalau begitu, apakah itu artinya ketika saya serahkan
dokumennya, anda akan menyetujuinya?”
Eh? Memangnya
benar-benar akan ada? Ainz berpikir menanyakan itu, tapi dia berhasil
menelan ucapan tersebut. Mungkin karena dia sudah tenang. Sebenarnya, dia tidak
lagi gelisah seperti barusan. Itu semua berkat tubuhnya yang terima kasih saja
sudah tidak cukup menurut Ainz.
Tetap saja, masalahnya belum selesai.
Bukan itu
maksudku, aku hanya mengulur waktu. Karena dia tidak
bisa mengucapkan itu, Ainz harus memikirkan sesuatu yang bisa diterima oleh
Jircniv. Tidak ada cara lain.
“....Tentu saja. Kalau begitu, silahkan kirimkan sebuah salinan petisi untuk
menjadikan negeri bawahan begitu juga dengan draft untuk status masa depan
Empire dan perlakuannya ke kediamanku di Sorcerous Kingdom, Jircniv-dono.
Setelah itu, kita akan merencanakan panjang lebarnya.”
“Kalau begitu saya akan melakukannya. Saya akan berusaha keras untuk segera
menyelesaikannya dan langsung menyerahkannya ke tangan Yang Mulia – Kalau
begitu, untuk sementara, perkenankan saya untuk bicara kepada anda sebagai raja
– sebagai seorang yang setara. Saya harapkan bantuannya.”
Meskipun keadaan emosinya terlalu panik, Ainz turun ke arena dengan mantra
[Fly].
“Bagaimana bisa akhirnya jadi begini? Atau lebih tepatnya, apa yang akan
Demiurge dan Albedo lakukan...?”
Ainz membulatkan bahunya, seperti seorang anak yang yakin akan diomeli oleh
orang tuanya ketika pulang ke rumah.
♦ ♦ ♦
Suasana di dalam ruang VIP menjadi hening kala
Sorcerer King pergi. Seakan memecah keheningan ini, Nimble berteriak:
“Yang Mulia!”
Jircniv mengerutkan dahinya dengan sikap yang
berlebihan saat dia melihat ke arah Nimble.
“Suaramu terlalu keras. Aku masih di sini.”
“Ma-Maafkan saya. Tapi, tapi, bolehkan saya tahu apa
yang terjadi?!”
“Kamu ingin tahu mengapa aku membuat keputusan seperti
itu?”
Nimble mengangguk meresponnya. Jircniv menatap ke arah
Baziwood, yang memiliki sikap yang sama.
“Ternyata begitu... Lalu, saran lain apa yang kamu
tawarkan?”
Jircniv menertawakan diri sendiri.
“Sejak dia datang kemari, bersama dengannya – ah!
Negosiasi dengan Slaine Theocracy hancur sudah. Kuil-kuil juga tidak berpikir baik
tentang diriku juga. Berapa lama nantinya agar bisa mengangkat masalah
negosiasi ini lagi? Apakah itu masalah yang bahkan bisa diselesaikan dengan
cukup waktu?”
Jircniv berpikir apa yang akan dia lakukan jika dia
adalah salah satu petinggi Slaine Theocracy. Jika negeri lain memberikan alasan
semenyedihkan, “Itu hanyalah Ainz Ooal Gown yang telah mengetahui rencana kita,
kita tidak berniat tentang hal lainnya,” mereka pasti akan berpikir tidak ada
nilainya bersekutu dengan negeri itu dan mengabaikannya. Tidak, mungkin
nantinya akan berakhir menggunakan negeri tersebut untuk semacam bahan bakar
untuk rencana di masa depan.
Kelihatannya aliansi dengan Slain Theocracy kurang
lebih sudah tidak bisa lagi.
“Jadi dia berkata, ‘tolong berusahalah sekeras mungin
sendirian tanpa Theocracy sebagai sekutu’, hm? Wah wah, seperti yang diduga
dari Yang Mulia, Sorcerer King Ainz Ooal Gown, Saya harus salut kepadanya.
Jangkauannya benar-benar lebih panjang dari yang bisa kubayangkan. Pertama, dia
biarkan lawannya semakin bangga, lalu dia hancurkan mereka dengan satu kali
pukulan ketika mereka mengendurkan kewaspadaan.”
Meskipun dia adalah musuh, Jircniv mau tidak mau
memuji rencana yang sempurna itu.
Rencana itu sudah diperhitungkan dengan sempurna
sehingga dia tidak punya pilihan lain selain mengaku kalah. Tidak ada
tanda-tanda bantuan apapun bagi Empire, sementara Ainz sudah memiliki bukti
kuat tindakan Empire. Dengan kata lain, Ainz memegang kekuatan hidup dan mati
dari Empire.
Baziwood menggelengkan kepalanya. Kelihatannya mereka
mengerti dengan situasi saat ini.
“Ahh, ini benar-benar... bagaimana aku harus
mengungkapkannya. Dia benar-benar memperburuk keadaan yang memang sudah buruk.
Dia mengenai tepat di titik terlemahmu. Seperti itu.”
“Tepat sekali. Aku tidak bisa lagi memikirkan cara
untuk menghadapinya. Kurasa aku sudah hancur dalam pikiran dan tubuh. Rasanya
terserah saja.”
“Yang Mulia..” Nimble melihat ke arah Jicniv,
berbicara dengan lirih.
“Dia tidak lagi terlihat seperti undead tapi lebih
seperti iblis. Rasanya seakan dia sudah tahu bagaimana caranya menghancurkan
semangat seseorang.”
“Tetap saja, meskipun begitu, menjadi negeri bawahan...”
Jircniv melihat ke arah Nimble dengan lembut, yang
masih tidak bisa menerimanya.
Dia bisa mengerti perasaan pria itu.
Namun, dia lebih memilih mempertimbangkan solusi yang
rasional untuk masalah ini, daripada ide kanak-kanak dari perasaannya. Tetap
saja, jika Jircniv saja tidak bisa menyelesaikan masalah itu, bagaimana lagi
dengan Nimble?
“...Aku akan berbicara terus terang sekarang. Kita
tidak bisa menang. Satu-satunya pilihan yang kita miliki adalah, seperti yang
kubilang sebelumnya, menjadi bawahannya. Aku tidak bisa membayangkan cara lain
apapun untuk bisa melawannya. Seperti yang mungkin kalian rasakan dalam perang
itu, jelas sekali dia adalah magic caster yang palingkuat.”
Dua knight itu mengangguk setuju.
“Lalu bagaimana dia sebagai seorang warrior? Bisakah
kamu membunuhnya dengan pedang?”
Jircniv mengangkat bahu.
“Kamu seharusnya sudah melihatnya ya kan? Bahkan
sebagai seorang warrior, Martial Lord tidak bisa mengalahkannya. Dan apa itu
tadi? Dia menerima serangan Martial Lord dan tetap tidak terluka? Apakah dia
menggunakan magic?”
“Aku tidak yakin, tapi mungkin saja.”
“Yang benar saja, dengan kata lain, dia bisa membuat
serangan apapun tidak efektif dengan magic, lalu? Assassinasi juga tidak
mungkin. Jangan-jangan dia abadi?”
“Yah, dia memiliki tubuh fisik, jadi aku ragu dia
abadi.”
“Lalu mengapa dia tidak terluka?”
Nimble jadi bengong, lalu dia menoleh ke arah Baziwood
yang ada di samping untuk mencari bantuan. Namun, Baziwood tetap merapatkan
bibirnya menjadi garis lurus.
“...Jadi, mari lakukan ini untuk sekarang. Kumpulkan
semua informasi yang bisa kamu dapat tentang senjata Martial Lord, lalu
kumpulkan seluruh magic caster dan para petualang yang bisa kita dapatkan dan
menanyakan kepada mereka mengapa dia tidak terluka. Sayangnya, pengumuman yang
dia buat akan membuatnya menjadi lawan Guild Petualang, jadi mereka seharusnya
senang membantu kita.”
“Lalu, bukankah kita harusnya menawarkan persembahan
sebagai negeri bawhan setelah mencoba semua itu? Sayangnya, dia menolak.”
Jircniv entah bagaimana jengkel dengan hal ini, tapi
dia menekan rasa tidak senangnya dan tidak menunjukkannya. Malahan, dia melihat
ke arah Nimble dengan ekspresi bingung di wajahnya.
“Sayangnya? Apakah kamu benar-benar berpikir seperti
itu? Kurasa itu malahan sebaliknya, bukankah sebaiknya mendorong adanya
pengakuan itu secepatnya?” Jircniv bertanya kepada Nimble, yang mengeluarkan
ekspresi bingung.
“Menurutmu mengapa kira-kira dia menolak penawaran
itu?”
“Itu, itu adalah... bawahan anda tidak yakin...”
“Mungkin jika dia tidak kompeten, tidak yakin
bagaimana menangani perubahan situasi – dia mungkin akan berpikir demikian.
Namun, lawan kita adalah pria itu, ingat? Melihat dari kecerdasannya, dia pasti
sudah memiliki rencana untuk masa depan dalam waktu dekat setelah kita
menawarkan pengakuan itu. Jika dia menolak penawaran tersebut setelah
memikirkannya dalam-dalam, itu akan menunjukkan ada sesuatu dalam arah
tindakannya yang tidak berjalan seperti yang direncanakan.”
“Dan apa itu?”
Wajah Jircniv berubah pahit terhadap pertanyaan
Baziwood.
“Entahlah. Tetap saja, mungkin, akan lebih baik bagi
kita. Jika tidak, dia tidak akan sepusing itu dengan penawaran pengakuan
sebagai bawahan. Yang kita tahu, tujuan yang dia miliki dalam otaknya adalah
hal-hal yang tidak bisa dia lakukan di negerinya sendiri. Dengan begitu-“
Jircniv membiarkan otaknya yang bekerja terlalu berat,
yang segera akan mengeluarkan asap, menggila.
Lawannya adalah Ainz Ooal Gown itu. Dia pasti memiliki
tujuan dalam otaknya.
Sebagai raja dari Sorcerer Kingdom, apa yang dia
inginkan? Apa yang dia benci?
Keringat keluar dari dahinya, lalu Jircniv berusaha
untuk berpikir.
“—Guild Petualang? Jangan-jangan dia ingin sesuatu
dengan Guild Petualang, itulah kenapa dia menolak pengakuan itu?”
“Ada apa dengan deklarasi itu?.... Apakah
mengizinkannya adalah ide yang bagus, Yang Mulia? Dalam beberapa tahun
berikutnya, banyak orang-orang terbaik dan paling cerah masa depannya di Empire
yang mungkin akan mengalir keluar ke negeri itu.”
“...Aku tidak tahu itu sama sekali. Katakan kepadaku
mengapa kamu bisa sampai pada kesimpulan itu.”
“Sementara melakukan apa yang dia katakan berarti
kebebasan seseorang mungkin akan terkekang, memiliki Sorcerer King yang luar
biasa kuat itu sebagai pendukung adalah penawaran yang sangat menawan. Di dalam
profesi petualangan, lebih banyak orang yang mati daripada yang berhasil
mengangkat nama mereka sendiri. Namun, dengan orang yang sekuat itu mendukung
mereka... yah, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh mereka yang tidak
memiliki kepercayaan diri. Dan juga, karena kita memiliki para knight, tidak
banyak pekerjaan bagi para petualang peringkat rendah sejak awalnya.”
“...Luapan Bakat... Meskipun mereka tidak memiliki
kepercayaan diri. Bukan berarti mereka tidak mampu.”
Ada orang-orang yang memang berbakat, namun kurang
percaya diri. Namun, akan butuh orang yang sangat percaya diri untuk mau
menjelajahi dunia baru.
“Jika memang itu masalahnya, bukankah itu adalah
alasan yang tepat untuk melawan pengakuan sebagai negeri bawahan itu? Tetap
saja... bukankah akan lebih baik bagi kita untuk menjadi negeri bawahan? Dengan
begitu, dia bisa menelan Guild Petualang secara langsung...Ah! Ainz Ooal Gown!
Mengapa kecerdasanmu sangat melebihiku?! Rencanamu sangat licik bahkan aku
tidak bisa dibandingkan dengannya!”
“Apakah mungkin dia tidak memikirkan itu sama sekali?”
Jircniv menatap Baziwood dengan penuh benci dengan komentar
bernada guyonan itu.
“Omong kosong apa itu? Dia telah mengantisipasi
gerakan kita hingga titik ini... tidak, itu tidak terpikirkan. Kita juga harus
mempertimbangkan efek dari perasaan yang tidak diketahui dalam dirinya yang
membenci makhluk hidup...”
Mungkin berasumsi bahwa menganggapnya seperti salah
satu undead adalah sebuah kesalahan.
Mungkin Ainz sudah mengantisipasi bahwa dia akan
berusaha sangat keras dan menebak tentang ini, lalu menata rencananya. Dia
mungkin sedang menunggu dengan tangan terbuka Jircniv yang panik untuk
mempercepat proses pengakuan sebagai negeri bawahan itu.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Nimble.
Yang dimaksud adalah tindakan masa depan Empire.
“...Aku bermaksud untuk menyebarkan berita ini ke
negeri-negeri tetangga. Pertama, aku akan mengumpulkan para scriber dan
mengatakan kepada mereka istilah kasar bahwa Empire memilih tunduk dan menjadi
bawahan dari Sorcerous Kingdom, karena kita tidak punya pilihan lain. Kita akan
sebarkan berita ini ke negeri-negeri tetangga dengan cepat, jadi Sorcerous
Kingdom tidak punya pilihan selain mengakuinya.”
“Yang Mulia...”
Dua orang itu merendahkan kepala. Kenyataannya bahkan
Baziwood memiliki ekspresi seperti membuat Jircniv penasaran apakah itu memang
guyonan.
Dia menghapus senyum pahit dari wajahnya, lalu
berbicara dengan sikap yang bersahabat.
“Mengapa sesuram itu? Ada berbagai macam jenis negeri
bawahan. Jika kita dibiarkan memerintah sendiri untuk sebagian besarnya, maka
kita bisa terus hidup seperti biasanya. Tidak – jika Sorcerous Kingdom
mempertahankan kita dengan kekuatan menakjubkan mereka, maka bukankah kita akan
lebih aman dari sebelumnya?”
Saat mereka mendengar masa depan yang sedikti lebih
cerah (mungkin), sedikit warna kembali ke wajah mereka.
“Oleh karena itu, kita harus menghadapi rasa tidak
puas dari internal. Jika Sorcerous Kingdom tidak membiarkan kita memerintah
sendiri, Empire mungkin akan mulai rapuh. Mungkin akan ada fraksi-fraksi yang
tidak senang dengan pengakuan sebagai negeri bawahan yang mungkin akan membuat
gerakan mereka sendiri pula.”
Jircniv mulai memikirkan susunan fraksi-fraksi di
dalam Empire.
Hal yang paling penting adalah pasukan knight. Namun,
mereka tidak akan berpindah ke fraksi antif pengakuan negeri bawahan. Meskipun
mereka menolaknya, itu hanya ucapan di bibir saja. Mereka tidak akan
benar-benar mengambil tindakan.
Selanjutnya adalah para bangsawan. Mereka tidak bisa
diprediksi. Sementara ada beberapa orang yang akan protes dengan keputusan
Jircniv, beberapa diantara mungkin akan mengincar peluang untuk menyingkirkan
Kaisar Berdarah. Ada orang-orang yang mungkin akan mencoba segala cara untuk
menjadi penguasa baru dari Empire yang menjadi negeri bawahan.
“—Para priest akan menjadi masalah.”
Kuil-kuil tidak akan pernah mengakui ini. Dan, keadaan
akan menjadi lebih buruk jika kuil-kuil bukan hanya menentang, tapi melaran
semua aktifitas penyembuhan. Dia harus bicara dengan mereka berulang kali dan
membuat mereka memahami apa yang dia pikirkan.
“..Apakah anda akan baik-baik saja, Yang Mulia?”
“Siapa yang tahu? Ketika aku masih ada, kita akan
memiliki peluang sebagai negeri bawahan yang terbaik, dan aku berencana untuk
menunjukkan hasilnya.. tapi itu mungkin bukan hal yang bagus untuk dikatakan.”
Mengapa harus
kau, pikirnya.
Dia telah mewarisi tugas ini dari ayahnya, dan Empire
perlahan semakin kuat. Dia seharusnya tidak salah langkah dalam setiap titik
selama proses itu.
Namun kemudian monster itu muncul, lalu semuanya menjadi gila.
Mungkin tidak ada yang salah dengan cara dia bernegosiasi dengan monster
itu. Hanya saja Ainz Ooal Gown adalah makhluk yang proses berpikirnya lebih
tinggi dari mereka yang hanya manusia biasa.
Dalam sebulan, semuanya telah berubah.
Jircniv menghela nafas dalam-dalam.
“Aku pasti orang yang tersial di dunia...”
Meskipun itu hanyalah obrolan biasa, berita Silver Canary merubah markas
mereka dari Empire ke Aliansi Negara-Kota segera sampai ke telinga Jircniv yang
patah semangat. Di hari-hari berikutnya, Jircniv akan meratapai ini sebagai “Keberkahan
tidak datang dalam sepasang, sementara bencana tidak akan datang sendirian.”
53 komentar:
pertama
Keduax
Makasih gannn pertamax
thanks min lanjutkan :v
arighato gozaimasta om mimin serasa jadi kado di malam takbir bagiku yang hanya bisa duduk di depan komputer.
srkali lagi saya mewakili para pembaca disini mengucapkan terimakasih banyak. semoga tidak ada rasa jenuh untuk para admin traler. minal aidzin walfa idzin, mohon maaf lahir batin. selamat hari raya idul adha bagi para pembaca dan traler yang merayakannya.
Mimin The Best lah...
Selamat Hari Raya Idul Adha Semuanya
Wuhuu update
Kasian jirniv :D
hahaa lu mah terlalu serius orangnya jir ..wong ainz cuma kebetulan ada di arena yg juga pas momen nya sama negosiasi lu sama slaine wkwkwk tapi setuju sih sama satemen terakhir lu jir ..lu orang paling sial wkwk
sankyu overlord vol.10 bab 3 bag.4
wanjir:v apa apaan ini jir? Konspirasi macam apa nih? :v wanjir, seru jir :v
Gw jadi kasian sama semua yg berniat mentang ainz-sama wkwkwk
Wkwkwk nasib nya ainz kayak mc si novel 'I Got Reincarnated And Mistaken As A Genius?' Aja :v disalah pahami sebagai jenius
Lanjut Minnnn
Padahal Ainz gak maksud yak wkwkwkwk gw jadi ngakak sendiri bacanya 😂 konspirasi macam apa ini jir, seru lol XD
double strike :v
keberuntungan ains dan kepintaran dia buat ngeles tidak akan pernah habis njirr 😂 ,kaisar terlalu posesif hasilnya pintar pintar bodoh,orang kebetulan disangka direncanakan ..bentar lagi ains dipuji² demiurge ma albedo lagi tuh :v
Komen gw udh di wakilin ama yg di atas :v
Wwkk hahahah thanks admin-sama
Double Strike Langsung��Padahal Cuma Kebetulan,Tapi Dianggap Teralu Serius Padahal cuma kebetulan loh,Mumgkin ini yg Dimaksud Orang Pinter Kalah Sama Orang Bejo,Bejo mah Bebas Gak Usah Banyak Mikir������
Wanjirrrrr
Selamat Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf lahir batin. Semoga Allah ta'ala mengampuni kita semua. Dan semoga dari negri Indonesia lahir novelist2 berbakat dengan cerita cerita luar biasa seperti Overlord ini. Aamiin. Dan semoga gratisan hahaha. Aamiin aamiin aamiin.
wkwkwk ngakak dah .
saguga wa ainz sama
Orang pintar memang mudah di baca tapi orang bejo....
Orang bego yang beruntung. .wkwkwk
Wwaaak, tx min
Mantullllll, mantapsss betulll 🤩
Jir, padahal albedo dan demiurge perlu perencanaan matang utk rebut negara, eh si ainz dg modal ngeles dan keberuntungan dapet negara besar, jir
Jir gua ngprediksi kayanya tuh Ainz-sama punya status luck yang dewa
Gg lah ainz, bermodalkan keberuntungan dan ngeles bisa dapet sebuah negara dengan damai.
Sasuga Ainz Sama Banzaai!!
Ainz bisa mendengar suara Jircniv dari ruang VIP dimana dia memperlihatkan wajahnya tadi. Pria itu berteriak seakan mau menghancurkan tenggorokannya.
...Dia kedengarannya sangat senang. Apakah Jircniv benar-benar menyukai Martial Lord?
Ainz loh tulus. Sayang nih Jircniv, terlalu curiga.
“Keberkahan tidak datang dalam sepasang, sementara bencana tidak akan datang sendirian.”
Kata-kata emas wuho
Makasih min
Stats Lucknya tinggi, mungkin si Suzuki fokus naikin stats itu di game 😅
Wanjay,,padahal cuma kebetulan aja ada disana,si kaisar langsung berpikiran aneh² aja,wkwk😂
Wajar dia takut, soalnya dia gk tau Ainz itu gimana orangnya. Bagi jircniv ainz itu cuma orang misterius
Ainz padahal ga ngerncanain itu semua wkwk
Org kuat kalo ngapa ngapain dianggap lagi ngerencanain sesuatu ��
Ainz keknya punya stats luck yang tinggi, dia kan suka koleksi item dan untuk mendapatkan item2 langka di game biasanya harus nge-gacha ditambah dia iri pas temennya dapet item langka dalam sekali gacha mungkin karena itu dia naikin stat luck nya
Paket komplit di si AinZ udh mah kuat beruntung lagi wkwkwk
Keberuntungan yg luar biasa
Kehokian tak terbatas🤣.. Btw ada jg yg liat 2020
Nggak ngotak keberuntungan nya
Bdw ada yang baca tahun 2021 kagak
Hehe
Nitip komen dah gua
Entar balik lagi🏃🏃🏃🏃
Wkwkwk kmvrret, mantap juo
Sasuga Ainz-sama
Kasian si jirvnic wkwk
Ainz disini terlalu hoki atau orang-orang didunia itu yang bodo? Ngakak terus wkwkwk XD
Ada ni bang
Gw 2022
Anjir wkwkwk..luck nya itu loh gak masuk akal...
Posting Komentar