Army of Death - Pasukan Kematian
Part 4
Setelah selesai menghabisi undead beast, lizarmen merundukkan bahu mereka karena lelah dan menghela nafas lega. Mereka sedih dengan kehilangan dalam pertempuran ini, tapi juga dapat sedikit tersenyum.
Ada banyak yang terluka, tapi mereka menilai dirinya beruntung karena tidak kehilangan lebih banyak lagi. Jika peri-peri wetland tidak bergabung dalam keributan... Tidak, jika peri-peri itu terlambat muncul, formasi mereka akan hancur dan mereka akan terpaksa mundur.
"Ayo pergi."
Ketua Warrior berkata, mengumumkan awal dari pertarungan selanjutnya.
Semuanya menjadi lemah karena kelelahan, dan hanya bisa mengangkat senjata mereka setelah beberapa saat, dan terlihat sangat lelah untuk menggenggamnya. Mereka mungkin lelah, tapi perang belum selesai.
Mereka dibutuhkan untuk menghadapi zombie-zombie di kejauhan dan bertahan terhadap pasukan tambahan dari musuh.
"Baiklah, bawa yang terluka berat kembali ke desa, yang lainnya ikuti aku-"
Sebuah ledakan api yang tiba-tiba memotong ucapannya menjadi pendek.
Sebuah gelombang panas memancar keluar ke sekeliling, dua peri itu terkena ledakan api dan bergoyang-goyang lemah.
Setelah api padam tanpa jejak, penampilan kedua peri itu sangat mengerikan. Mereka hampir roboh karena satu serangan itu.
Sebelum siapapun bisa berteriak, api tersebut meledak lagi. Peri-peri tersebut tidak bisa bertahan dari serangan itu dan tubuh mereka mulai hancur, lumat kedalam api.
Peri-peri kuat yang menunjukkan kekuatan yang tak tertandingi melawan undead beast telah hilang. Lizardmen yang ada disana tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi dan terperangah akibatnya.
Apa yang terjadi?
Mereka tahu peri-peri wetland telah hancur, tapi mereka menolak kenyataan ini. Jika dua peri wetland benar-benar dikalahkan, itu artinya ada monster yang lebih kuat dari mereka sedang mendekat.
Lizardmen tidak bisa menahan kebingungan mereka dan melihat ke sekeliling dengan ketakutan. Ketika mereka melihat seorang undead di kejauhan, sebuah bola api meluncur dari tangannya sekali lagi.
Bola api dengan ukuran sebesar kepala manusia terbang menembus udara dan meledak pada titik letak dari unit lizardmen.
Biasanya, api akan padam ketika bersentuhan dengan air, tapi bola api ini adalah fenomena magic dan mengabaikan hal lumrah semacam itu. Ketika bola api itu menyentuh permukaan air, diapun meledak seakan telah bersentuhan dengan tanah yang solid, membuat topan api.
Api yang meledak menelan beberapa lizardmen - dan hilang.
Sebuah ilusi - muncul dengan sangat cepat begitulah rasanya. Tapi bau dari daging yang terbakar - dari lizardmen yang tergeletak di tanah tak bergerak pasti bukanlah ilusi.
Undead tersebut bergerak perlahan, sikapnya sangat santai dan arogan. Itu adalah kecepatan langkah dari makhluk yang sangat kuat dan percaya diri terhadap tenaganya.
Saat lizardmen ragu-ragu apakan mereka harus bergerak maju seperti bagaimana mereka menangani skeleton archer, bola api itu meluncur lagi.
Ledakan yang ganas menelan beberapa nyawa lizardmen dalam sekejap.
Kekuatan yang luar biasa membuat pertempuran tadi terlihat seperti main-main.
"Warrgghh!"
Lizardmen berteriak dan mengibaskan ketakutan di hati mereka. Saat beberapa lizardmen akan menyerang tanpa perduli nyawa mereka, sebuah suara dingin menyeruak dari jarak kejauhan yang tidak bisa dibayangkan.
"--Dasar Bodoh."
Dengan kalimat ini, bola api lainnya membakar lizardmen yang menyerang sebelum mereka bisa berteriak.
Undead itu bergerak perlahan, dan seratus lizardmen langsung mengambil langkah mundur. Dinding yang memisahkan yang benar-benar kuat dari yang lemah memaksa mereka mundur.
"Lari!"
Sebuah raungan yang penuh semangat keluar, menggemparkan lizardmen seperti petir. Itu adalah salah satu dari Ketua Warrior.
"Orang itu berbeda dari musuh lainnya! Kita bukan tandingannya!"
Benar sekali. Musuh yang bergerak maju perlahan sendirian, sikap angkuh yang luar biasa itu membuat seluruh lizardmen merasakan dingin di kulit mereka.
"Cepat mundur dan laporkan kepada para kepala suku dan Zaryusu."
"Biarkan kami mengulur sedikit waktu!"
Namun bola api yang lainnya meledak, merobohkan beberapa lizardmen.
"Lari! lapor ke mereka!"
Lima Ketua Warrior memerintahkan lizardmen untuk kabur saat mereka mengukur jarak antara satu sama lain. Mereka menyebar dengan radius ledakan dari bola api dalam pertimbangan, tujuan mereka hanyalah agar salah satu mereka bisa menjangkau musuh. Itu adalah formasi bunuh diri untuk tujuan satu-satunya.
Kelima orang itu saling melihat satu sama lain setelah menyebar dan berlari dengan kecepatan enuh.
Jaraknya sekitar seratus meter. Itu adalah jarak yang tak punya harapan, namun mereka masih menyerang dengan seluruh tenaga mereka. Mereka tahu meskipun jika mereka terjatuh karena terburu-buru, akan menyisakan petunjuk bagi para kepala suku dan Zaryusu yang sedang mengamati dari belakang.
---
Lizardmen sudah kabur, tersebar seperti kawan laba-laba.
Zaryusu melihat pemandangan ini dengan tenang. Tidak, Zaryusu telah mengawasi setiap gerakan karena musuh yang kuat telah menunjukkan diri. Mengamati undead yang menyebarkan api kematian.
Gerakan dari musuh ini berbeda dari musuh-musuh yang tidak memiliki kecerdasan sebelumnya, dia mungkin adalah komandan musuh.
Undead mulai menggunakan area luas dari serangan "bola api" ketika lima ketua warrior berada pada sekitar seratus meter darinya. Meskipun mereka menyerang dari lima lokasi berbeda, seluruh ketua warrior yang mencoba menyerang terbakar hidup-hidup di tengah serangannya.
"Sudah waktu nya bagi kita untuk bertarung."
Zaryusu mengangguk setuju dengan Zenberu, Crusch juga memberikan persetujuannya. Dia mengakui bahwa waktu ketika dia mungkin harus mengorbankan diri di dalam medan perang telah datang.
"Benar sekali, ini adalah giliran kita. Yang satu itu terlalu kuat. Ini mungkin adalah tangan kanan dari Supreme One tersebut dan komandan dari pasukan ini...Setidaknya, dia pastinya adalah kartu as."
"Memang benar, tidak mungkin siapapun bisa mengendalikan beberapa undead dengan level itu. Tapi bagaimana kita harus melakukan ini? Jaraknya terlalu jauh."
Pertanyaan Crusch membuat Zaryusu pusing.
Tujuan mereka adalah tidak mengorbankan diri mereka dalam pertarungan, jadi sebuah strategi diperlukan.
Zaryusu dan Zenberu tidak bisa bertarung dalam jarak yang jauh, mereka harus memperpendek jarak untuk serangan melee. Dan masalahnya adalah jarak ini sekitar seratus meter.
Zaryusu dan yang lainnya bisa menerima beberapa pukulan dari bola api, tapi mereka akan menderita lebih dari beberapa serangan sebelum mereka bisa memperpendek jaraknya. Dan tes sebenarnya akan dimulai setelah mencapai target. Mudah sekali melihat bahwa menerima serangan bola api dari depan akan membunuh mereka.
"Jarak jauh yang membuat putus asa."
"Ah.. benarkah, aku tidak tahu seratus meter bisa sejauh ini."
Kelompok Zaryusu berpikir untuk bisa menjangkau musuh tanpa luka - atau dengan luka yang minim.
"Bagaimana membuat terowongan menembus wetland?"
"Meskipun dengan kekuatan druid... itu akan sulit. Akan sangat bagus jika kita bisa menggunakan 'invisibility' (Tidak tampak)."
Mereka bisa lansung mendekat dengan menggunakan 'Flight' setelah merapalkan 'Invisibility'. Tapi tak ada mantra-mantra tersebut yang bisa dipelajari oleh druid.
"Bagaimana jika membuat perisai sambil maju?"
"Membuat perisai akan memakan terlalu banyak waktu."
"Bagaimana jika kita membongkar... sebuah rumah?"
Zenberu tersenyum kecut saat dia tahu penawaran yang dia katakan tidak akan berhasil. Musuh yang menyerang dengan ledakan bola api, meskipun mereka bisa berlindung di satu sisi, panas akan tetap menyerang dari sisi lain. Tidak ada waktu untuk membuat perisai full body untuk berlindung dari panas.
"Oh benar sekali... ada cara lain."
"Apa itu, Zaryusu?"
Crusch yang sedikit takut bertanya. Apakah dia membuat ekspresi menakutkan seperti itu? Zaryusu berpikir. Tapi mau bagaimana lagi, dia terlalu bingung sampai-sampai dia ingin mengucapkan sumpah serapah.
"Tidak...Aku baru saja... menemukan sebuah perisai."
----
Iguvua mengangguk dengan puas pada situasi sekarang.
Berjalan dengan lancar. Dua Blood Meat Hulk masih tetap bertarung, tapi dia membuat progress yang baik menuju desa.
Ada beberapa lizardmen bodoh yang ingin menyerangnya, tapi mereka kelihatannya harus mengerti atas tindakan mereka yang sia-sia setelah menyaksikan kekuatan dari bola api. Kelima orang yang menyebar sebelum menyerang adalah yang terbaik hingga sekarang, tapi mereka yang bisa sampai lima puluh meter.
Memang Iguvua seakan-akan berjalan sendiran di tengah hutan belantara saat dia maju diam-diam. Dia mungkin mengasihani lizardmen sebagai yang lemah, tapi dia tidak bisa lengah.
Itu adalah jarak yang pendek menuju desa yang dituju. Dia berencana untuk menembakkan bola api terus-terusan dan membumihanguskan rumah-rumah itu bersama dengan lizardmen.
Tetapi lizardmen pasti akan mencoba untuk menghentikannya sebelum tiba di desa. Seharusnya sudah waktunya ada yang menyerang. Iguvua yang terhibur dengan ini mengetahui dirinya terbukti benar.
"...Oh, begitu."
Iguvua melihat seekor hydra yang lurus menuju dirinya.
Jika itu adalah kartu as dari lizardmen, dia akan menghancurkannya dengan kekuatan yang luar biasa dan menyedot habis semangat bertarung mereka. Itu akan membuat kehancuran desa lebih sederhana.
Untuk amannya, Iguvua memeriksa musuh lain di sekeliling dan langit. Setelah memastikan bebas, Iguvua berhenti dan menunggu dengna santai hydra tersebut masuk ke dalam jarak serangannya.
Ketika hydra sudah masuk ke area yang sulit untuk dipastikan apakah dia sudah masuk ke dalam jangkauan serangan atau tidak, dia mulai menyerang. Benar sekali, hydra itu berlari dengan kecepatan penuh menuju Iguvua.
"Dasar bodoh, kamu kira kamu bisa menutupi jarak ini dengan kecepatan langkah yang seperti siput? Hewan buas akan hanya menjadi hewan buas."
Iguvua tertawa mengejek dan menembakkan bola api yang dia buat kepada hydra. Erupsi api menelan hydra.
Meskipun hydra sempoyongan, dia terus maju. Hydra itu terus maju meskipun terbakar. Tidak, api itu langsung hilang, itu hanyalah bayangan Iguvua. Pemandangan di depan Iguvua membawa tekad hydra yang patut menjadi contoh.
Iguvua mengerutkan dahi tidak senang. Harga dirinya benar-benar terluka ketika binatang buas itu bertahan dari serangannya.
Memang benar, hydra sudah diberi buff untuk pertahanan terhadap damage, tapi bukanlah termasuk mantra tingkat tinggi apapun dan tidak bisa menetralkan seluruh damage.
...Aku ingat hydra memiliki kemampuan spesial regenerasi cepat.... Tapi seharusnya mempan terhadap serangan api...Tak perduli, dia pasti memiliki daya tahan yang tinggi karena dia adalah monster. Tidak mengagetkan jika dia mempan terhadap satu serangan.
Iguvua menangkan diri seperti itu, tapi dia tidak bisa meredakan kemarahannya. Iguvua adalah makhluk spesial yang diciptakan oleh Supreme Being, Ainz Ooal Gown. Tidak sopan musuh yang tidak roboh dari serangannya.
Iguvua menunjukkan tatapan beku yang berlawanan dengan gejolak amarahnya kepada hydra yang mendekat.
"...Betapa tidak menyenangkan, Matilah!"
Iguvua menembakkan bola api sekali lagi, menelan hydra ke dalam api lagi. Bahkan memberikan ilusi daging ygn terbakar dari jarak yang sangat jauh. Lukanya mungkin tidak fatal, tapi itu membuatnya ragu-ragu untuk maju lagi.
Tetapi--
"--Mengapa dia tidak berhenti? Mengapa dia masih mendekat?"
sankyu overlord vol.4 bab 3 bag. 4
BalasHapusWwwwwwooooooohhhh!!!!!
BalasHapus