Player Versus NPC - Pemain vs NPC
Part 4
Di dalam ruang takhta, Ainz membuka kembali daftarnya dan, seperti yang diduga, hanya menemukan sebuah ruang kosong dimana biasanya ada nama Shalltear. Dengan ini, kematian Shalltear sudah pasti dan fase pertama dari rencana sudah berakhir.
Luka memenuhi hatina. Meskipun tidak ada cara lain, memastikan seperti ini membuat dia menyadari sepenuhnya apa yang telah dia lakukan dan dia diliputi oleh rasa bersalah.
Ainz meminta maaf kepada Shalltear di dalam hatinya. Menelan air liurnya yang memang tidak ada kembali, Ainz menatap Guardian Floor yang berkumpul disana.
"Sekarang aku akan lakukan penghidupan kembali Shalltear. Albedo akan melihat nama Shalltear. Jika saja, seperti terakhir kali, dia masih di bawah efek pengendalian pikiran..."
"Ainz-sama, meskipun ini mungkin kurang ajar, di saat itu, kami yang akan menghadapinya."
Pada ucapan Demiurge, Cocytus dan Aura mengungkapkan persetujuan mereka dan bahkan Mare juga menguatkannya secara pasif. Hanya Albedo yang diam melihat situasinya.
"Demiurge..."
Saat Ainz bergumam, Demiurge, tidak seperti dirinya yang biasanya, menunjukkan maksudnya dengan suara yang membawa emosi kuat.
"Ainz-sama, sebagai Supreme Being, kalimat adalah yang paling mulia dan kami sangat paham bahwa kami harus mencurahkan seluruh apa yang kami miliki untuk mengikuti keinginan anda. Namun, membiarkan bahaya lebih jauh mendekat anda akan menjadi rasa malu terbesar kami sebagai bawahan anda."
Mata Demiurge sedikit bergerak dari Ainz kepada Albedo.
"Jika Shalltear memberontak sekali lagi, kami para guardian akan menghancurkannya. Tolong serahkan ini pada kami."
Memahami maksud baik mereka, Ainz tidak berniat keras kepala terus.
"Aku mengerti. Para Guardian, jika memang saat itu datang, aku akan serahkan pada kalian."
Mereka membungkukkan kepala bersama-sama.
Di waktu yang sama, Ainz merasa malu.
Tuan yang menyedihkan.
Pada akhirnya, dia membuka kemungkinan bagi 'Anak-anaknya' saling bertarung.
Dari awal, penyebabnya adalah ketidakmampuannya. Dia memang pantas disalahkan untuk semuanya.
Saat Ainz akan menghela nafas berat, dia melihat ekspresi lembut Albedo saat dia berdiri diam dan Ainz berhenti.
"Ainz-sama, tidak apa jika anda hanya tetap disini. Jika seluruh Supreme Being menghilang, maka kami tidak lagi memiliki panutan untuk setia. Dan meskipun kami tahu kami tidak dibuang, masih tetap keseptian jika semuanya pergi."
"...Memang benar.Jika tak ada yang berada disini maka akan sangat kesepian."
Ainz tidak sengaja menolehkan matanya kepada simbol 40 bendera yang menggantung di seluruh ruangan takhta.
"...Ya, kamu benar... dulu di aula harta... itu adalah hal yang bodoh."
Ainz mengeluarkan suara lirih menegaskan tekadnya dan menatap para Guardian.
"Guardian. Lindungi aku. Persiapkan diri kalian."
Saat mereka merespon dengan kuat, Ainz menggenggam tongkat Ainz Ooal Gown yang mengambang di sampingnya dan mengarahkannya ke sudut ruang harta.
Disana, ada gunung yang terdiri kepingan emas, lebih dari cukup untuk membangkitkan Shalltear.
Biasanya, membutuhkan keyboard untuk mengoperasikannya. Sekarang tidak perlu hal semacam itu.
Gunung Emas itu mulai kehilangan bentuk dan pelan-pelan berubah dari bentuk solid menjadi bentuk cairan.
Saat Guardian Floor melihat dengan mata yang gugup, emas yang mencair mengalir dan berkumpul menjadi sebuah kolam. Emas yang beratnya sepuluh ribu ton itu menjadi padat dan berubah menjadi bentuk kecil seseorang. Akhirnya mengambil bentuk boneka emas dan sinar perlahan-lahan mereda.
Segera, cahaya yang hilang sama sekali, meninggalkan sebuah kuli seputih lilin dan rambut perak panjang. Berganti, tidak diragukan lagi, figur Shalltear Bloodfallen.
"Albedo!"
Tanpa melepaskan pandangan dari Shalltear, Ainz meneriakkan nama Albedo dengan keras.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kelihatannya pengendalian pikiran telah hilang."
"Begitukah..."
Hati Ainz disapu oleh perasaan lega yang kuat. Dia bisa merasakan otaknya kembali tenang. Dia meletakkan tangannya ke kota item dan mengeluarkan mantel hitam, lalu mendekati tubuh Shalltear.
Mata Shalltear tertutup dan dadanya tidak bergerak. Meskipun tubuhnya terbaring di lantai dan seperti mayat, undead adalah mayat berjalan, tak ada yang salah dengan kenyataan ini.
Bagian anehnya adalah-
Bagian yang dipastikan tadi adalah dada yang sangat rata kelihatannya milik seorang bocah laki-laki daripada seorang gadis. Saat itu, mata Ainz kehilangan tempat tujuannya dan berusaha mengalihkan pandangannya.
Setelah dibangkitkan, Shalltear tidak mengenakan pakaian apapun dan dia tidak tahu melihat kemana. Dalam kepanikannya, sebuah pemikiran bahwa dia bisa melihat tempat lainnya tidak pernah terpikirkan.
Karena pandangannya benar-benar meningkat dari saat ketika menjadi manusia, Ainz bisa melihat semuanya dalam detil yang jelas. Karena Shalltear rebahan dengan kaki menjulur, sedikit ruang diantara kakinya-
-Ainz cepat-cepat melempar manttel hitam di tangannya.
Mantel itu terbuka di udara dan dengan tepat mendarat pada Shalltear, menutupi tubuhnya.
Aku tidak mengira ini sangat disayangkan! Aku seorang undead jadi nafsu sex tidak punya! Yah, hampir tidak ada. Aku hanya sedikit sebuah rasa penasaran karena pakaiannya tidak muncul bersama dengannya. Kamu tak bisa melepaskan seluruh pakaian mereka di YGGDRASIL. Seperti yang kubilang, ya kan, bukan sepertinya aku penasaran jika dia memiliki rambut di bawah sana!
Tidak tahu kepada siapa dia membuat alasan seperti itu, pemikiran Ainz menjadi kacau ketika berjalan ke Shalltear. Kepalanya menjadi panas, yang mungkin atau tidak adalah alasan langkahnya sedikit pelan. Dia juga mengabaikan suara wanita di belakangnya yang berkata:
"Jika anda tertarik anda hanya cukup katakan saja. Saya selalu siap."
Saat Ainz berdiri di depan Shalltear, merasakan kehadiran Ainz, Shalltear membuka mata merahnya. Seperti orang yang tidurnya kelewatan, tatapannya berkeliling dan berhenti kepada Ainz.
"Ainz-sama?"
Suara yang bingung, masih separuh bangun. Tapi di dalamnya, seseorang bisa merasakan dengan jelas kehadiran rasa loyalitas. Meskipun sudah dipastikan baik oleh Albedo dan seluruh sitem administrasi Nazarick, Ainz merasakannya dengan tubuhnya. Dengan gembira, Ainz berlutut dan membawa Shalltear, yang sedang terbaring di tanah, dalam pelukannya.
"Ueeehhhhh?"
Itu adalah tubuh ramping yang tidak cocok dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa.
Sambil menunjukkan ekspresi bingung tidak tahu apa yang terjadi, Shalltear mengeluarkan suara aneh. Tidak menggubris, Ainz memelukanya bahkan lebih erat.
"Syukurlah.. Tidak, maafkan aku. Semuanya adalah kesalahanku."
"Ya? Itu tidak benar, Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi bagaimana bisa Ainz-sama melakukan kesalahan?!"
Lengan dingin Shalltear merangkul punggung Ainz dan semakin mendekatkannya. Meskipun cara tangannya meraba sedikit menjijikkan, Ainz hanya membiarkan bahwa Shalltear mungkin ingin memastikan indra perabanya setelah meninggal baru saja.
"Ahh, pertama kaliku disini..."
Dia mendengar sesuatu di antara baris itu, tapi mengabaikannya.
Namun, dengan suara monoton, Albedo mengangkat protes.
".....Ainz-sama. Shalltear mungkin lelah, jadi mungkin anda seharusnya berhenti."
"Kamu benar."
Seperti bangkitnya Pemain, bangkitnya NPC mungkin mirip dan datang dengan sebuah penalti. Lagipula ini adalah usaha pertama mereka untuk menghidupkan seseorang kembali setelah datang ke dunia ini.
"Mari kita simpan ceritanya nanti. Sebelum itu, Aku ingin kamu mengatakannya padaku beberapa hal."
Saat Ainz melepaskan lengannya, Shalltear bertampang menyesal sebelum menembak Albedo dengan tatapan yang menusuk. Dan responnya, Albedo menunjukkan ekspresi baik biasanya. Meskipun kelihatannya mereka berdua akan saling bertatapan satu sama lain seperti biasanya, Shalltear menggerakkan tatapannya dan menghentikannya.
"Ya, apapun... tapi Ainz-sama, mengapa saya berada di aula takhta? Dan penampilan ini, reaksi anda, apakah saya melakukan sesuatu yang membuat masalah bagi anda?"
"Itulah yang ingin aku tanyakan padamu, apakah kamu mengingat apa yang terjadi?"
"Ti, Tidak,"
"...Mafkan aku, Shalltear. Aku ingin kamu mengatakan sesuatu padaku hal terakhir yang kamu ingat."
Ingatan Shalltear terakhir sampai insiden lima hari yang lalu. Ingatannya diantara itu dan sekarang hilang.
Seperti apa yang dia lakukan di desa Carne, Ainz mampu menghapus atau menciptakan memori dengan magic level 10 [Control Amnesia]. Namun, membuat ingatan yang berjarak meskipun sedikit menghabiskan MP dalam jumlah banyak. Menghapus lima hari ingatan, bahkan untuk Ainz yang sesumbar akan kolam MP dan rata-rata recovery yang melebihi batas beberapa orang yang digabungkan sama-sama.
Terlalu banyak informasi yang kurang bagi Ainz. Jika begini, kelihatannya tidak mungkin untuk menyelesaikan teka-teki tersebut.
Yang pasti adalah identitas dari salah satu yang menggunakan item kelas dunia pada Shalltear telah tenggelam dari permukaan.
Identitas yang tidak diketahui memang sangat menyusahkan. Ada kemungkinan besar bahwa musuh akan membidik kesempatan untuk menggigit Nazarick dari dalam air. ....Tidak, mungkin saja aku harus berterima kasih bahwa mereka berhenti sampai disitu. ...Aku harus memikirkan ini dalam-dalam untuk merencanakan balas dendam kepada siapapun yang bertanggung jawab untuk ini.
Ainz memaksa menelan kemarahan yang bahkan sifat undeadnya tak bisa menekannya dan dengan lembut berbicara kepada Shalltear.
"Apakah ada hal lain yang kamu rasa aneh?"
Jika ini adalah YGGDRASIL, tidak akan ada masalah. NPC tidak menderita penalti penurunan level. Namun, tidak mungkin bisa tahu bahwa dunia ini akan melakukan hal yang sama. Ada kemungkinan level miliknya jauh seperti karakter player.
Pada saat pertanyaan itu, Shalltear meraba-raba tubuhnya dan menjawab.
"Kurasa tidak ada masalah."
"Oh Begitu."
Segera saat dia membalas, Ainz dicekam ketakutan ketika wajah Shalltear menunjukkan ekspresi terkejut.
"Ainz-sama!"
"Ada apa! Apa ada masalah!"
"Dadaku hilang."
Jika seseorang harus menyimpulkan wajah dari para Guardian saat ini dengan kata-kata, pasti seperti 'kembalikan kekhawatiranku' dengan bibir berubah ke atas dan ke bawah, bahkan Demiurge berekspresi tidak percaya.
"Kamu, apa kamu tahu apa yang kamu katakan dengan situasi yang seperti hingga sekarang ini?!"
Mendengar Albedo berteriak sebagai perwakilan setiap orang, bahu Shalltear tersentak.
Ainz merasa tenaga keluar dari tubuhnya, cukup baginya untuk merasa seakan jika dia mau terjungkir. Saat dia memandang para guardian yang mulai cekcok dengan Shalltear, berbagai macam pikiran mengenai kebangkitan berlarian di otaknya.
Khususnya, dia berpikir bahwa bagus juga jika orang-orang yang ada di pemakaman, Clementine dan Khajit, akan kehilangan ingatan mereka juga jika mereka dibangkitkan.
Tapi itu terlalu optimis.
Alasannya adalah dia tidak tahu mengapa ingatan Shalltear hilang. Dihidupkan kembali dari kematian - tidak ada jaminan dengan menggunakan magic membangkitkan akan sama dengan mengeluarkan emas untuk membangkitkan NPC.
Sementara Ainz sedang berada di tengah pemikiran seperti itu, Shalltear ditegur satu sisi oleh Albedo dan bahkan memiliki bekas air mata di matanya.
Melihat ini, Ainz tahu bahwa matanya dipenuhi rasa rindu.
Pemandangan dari kakak Bukubukuchagama yang menggoda adiknya, Peroronchino. Teman-temannya tertawa ketika melihat mereka.
Pemandangan yang sama sekarang terjadi dengan para NPC.
Apa yang Ainz rasakan adalah kesepian.
Tempat yang hangat dimana ada para guardian, itu seperti sebuah proyeksi dari sebuah layar - berbeda, serasa jauh.
Jika Ainz bergabung dengan mereka, mereka akan bersikap hormat sebagai bawahan. Tapi itu bukan sebuah intimidasi, berbeda dari kehangatan teman-teman masa lalunya.
Dia merasa sangat menyesali.
Saat dia membiarkan tangannya terjatuh kesamping, seakan merasakan sesuatu, Albedo berputar dan diam-diam memandang Ainz. Tidak mungkin bisa membedakan emosi di dalam dirinya hanya melalui mata. Saat dia akan bertanya kepada Albedo mengapa dia menatapnya, matanya terbuka lebar dengan cahaya lembut yang terpantul dari pupil matanya.
Albedo dengan lembut mengulurkan tangannya kepada Ainz. Setelah ragu sejenak, Ainz menggenggamnya dan bergabung dengan guardian lain.
Albedo adalah yang pertama membuka mulutnya, segera diikuti oleh lainnya.
"Ainz-sama juga, silahkan beri Shalltear teguran yang keras."
"Aku setuju! Tolong katakan sesuatu yang kejam kepada si idiot ini!"
"Memang.benar.aku.percaya.akan.bijaksana.untuk.memberikan.ucapan.peringatan.yang.kuat."
"Itu adalah ucapan berharga dari Ainz-sama jadi pastikan kamu mendengarnya baik-baik."
"Ta..Tapi jangan terlalu kejam..Uh, ummm, maksudku.."
"--ha, hahahaha"
Meskipun mata-mata guardian terkejut dan jatuh kepadanya, Ainz tidak berhenti tertawa keras dari bibirnya, bukan, hatinya.
Setelah tertawa banyak, Ainz diam-diam menolehkan matanya kepada Shalltear.
"Meskipun aku sudah mengatakan ini kepada Albedo sebelumnya, Shalltear tidak salah karena insiden ini. Seluruh kesalahan adalah padaku. Prediksiku tidak sampai sejauh ini meskipun aku memiliki seluruh informasi yang bisa kudapatkan. Shalltear, kamu tidak salah. Ingatlah kata-kata ini."
"Te..Terima kasi."
"Aku akan menyerahkan persoalan untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Shalltear kepada Demiurge. Bagaimana?"
Demiurge membungkukkan kepalanya untuk memberikan hormat kepada perintah Ainz. Lalu, seakan tiba-tiba teringat, bertanya.
"Ainz-sama. Tentang Sebas-"
"Dia adalah umpan."
Seluruh guardian menganggukkan kepala mereka mematuhi saat Ainz mengatakan bahwa dia akan menggunakan salah satu dari mereka sebagai umpan. Jelas sekali bagi mereka bahwa keinginan master dari Great Tomb of Nazarick mengutamakan keamanan bagi teman mereka.
"Aku tidak menginginkan itu, tapi tak ada pilihan lain.... Meskipun aku tidak tahu mengapa Shalltear menjadi target, jika musuh membuat langkah lain, ada kemungkinan yang besar bahwa target mereka selanjutnya adalah yang menemaninya. Itulah kenapa aku tidak memanggilnya untuk diberikan item kelas dunia...Albedo, pilih seseorang yang akan mengawasi sekeliling Sebas dengan rahasia...Meskipun Sebas adalah umpan, aku tidak ingin menyerahkannya begitu saja. Bilang kepada yang mengawasi untuk menyerang mereka ketika musuh mendekati Sebas."
Setelah memberikan perintahnya, Ainz mengecilkan matanya. Intensitas api merah sedikit meredup.
....Aku tidak tahu siapa yang menggunakan item kelas dunia kepada Shalltear, tapi akhirnya, di suatu tempat, kita akan berhadapan. Saat itu, aku akan memastikan untuk membayar hutang ini sepenuhnya!
"Saya dengar dan laksanakan. Aku akan memperhitunkan kekuatan mereka dan mengirimkankannya sesegera mungkin."
"Aku serahkan padamu. Meskipun aku sudah tahu bahwa menghidupkan kembali bisa dilakukan berkat Shalltear, aku tidak ingin sekalipun mengulanginya lagi harus membunuh ciptaan temanku."
Tergerak dalam-dalam, mereka membungkukkan kepala mereka. Meskipun guardian sudah tahu bahwa Ainz menyayangi mereka, mendengarnya langsung dari mulut itu membuat semuanya lebih efektif.
Seakan dia baru saja mengetahui apa yang terjadi, wajah Shalltear terkejut. Ekspresinya berusaha untuk menyembunyikan rasa malunya. Ainz mengisyaratkan padanya untuk menghilangkan pemikiran itu.
Saat itu, seseorang disampingnya berbicara.
"Uh, ummm, Ainz-sama."
"Ada apa Mare?"
"Um, uh, well, bekas pertarungan itu, apakah aku harus menutupinya?"
"Tidak perlu, apakah kamu tahu? Jika kamu menghancurkan kristal penyegel magic, ledakan kuat akan datang dan menghancurkan seluruh area."
"Be-Benarkah?"
"...Maafkan aku, aku bohong, maksudnya begini, Suatu ketika, bahkan sebuah kebohongan akan berubah menjadi kenyataan. Kristal penyegel Magi seharusnya adalah benda berharga, jadi mereka tidak akan mampu melakukan test padanya. Albedo, buatlah retak pada kristal Nigun. Katakan kepada kepala blacksmith untuk melakukan hal yang sama kepada armor yang aku tugaskan. Seharusnya seperti kelihatan melewati sebuah pertempuran."
"Saya akan melaksanakan perintah anda."
"Dan juga, kelihatannya aku terlalu naif. Tidak diragukan lagi bahwa ada musuh di dekat kita yang membahayakan Nazarick. Kita harus melakukan rencana memperkuat Nazarick sesegera mungkin. Karena alasan itu, aku akan menggunakan skill milikku untuk menciptakan pasukan undead. Aku sudah mengatakan ini sebelumnya...ah, apakah hanya Albedo yang hadir saat itu? Oleh karena itu, ini adalah prioritas kita yang tertinggi. Aku ingin membuat rencana untuk mengumpulkan mayat-mayat dari pemakaman E-Rantel."
"Ada sesuatu yang ingin saya katakan mengenai ini, Ainz-sama."
"Apa itu Albedo?"
"Ketika Ainz-sama menciptakan undead dengan skill, yang saya tahu menggunakan tubuh manusia sebagai katalist akan, yang paling tinggi, hanya menghasilkan tipe bawahan undead yang lebih lemah, meskipun mereka termasuk peringkat tengah."
"Benar. Dan kenapa?"
Undead dibuat dari tubuh Sunlight Scripture paling tinggi, level 40. Ketika dia mencoba untuk meningkatkannya melebihi level itu, setelah beberapa saat, mereka menghilang beserta mayatnya.
"Ya. Sebenarnya, saya sedang merancang sebuah cara bagi anda untuk mendapatkan tubuh baru. Apakah anda akan mempertimbangkan ntuk menggunakan mayat selain dari manusia?"
"...Aku akan berasumsi bahwa kamu tidak sedang membicarakan tentang mayat-mayat pelayan Nazarick."
"Tidak. Tentu saja tidak. Ini adalah ras yang berbeda."
Albedo tersenyum. Sebuah senyum baik kejam dan cantik.
"Aura menemukan sebuah desa manusia kadal (Lizardmen). Maukah anda menyerang tanah mereka dan menghabisi mereka?"
3 komentar:
sankyu overlord vol.3 bab 5 bag. 4
Very nice.sankyuu...
Ahh akhirnya.. season 1 abis.. lanjut season 2 dehh.. btw makasih banyak admin-sama
Posting Komentar