Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

30 Januari, 2016

Overlord - Vol 3 - Chapter 3 Part 5

Confusion and Control - Kekacauan dan Pengendalian

Part 5


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia"Sudah ditangani, Ainz-sama."

Ains mengangguk puas setelah mendengar ini dari Albedo, yang telah melepas penutup kepalanya dan sedang membawa penutup kepala itu di pinggangnya sambil berjalan. Dengan ini, tidak ada lagi saksi yang tersisa terkait persoalan Shalltear. Sambil melepas armornya, Ainz bersantai lalu bertanya kepada Albedo:

"Kamu sudah bekerja keras. Bagaimana status pengambilan mayat-mayatnya?"

"Mare telah diperintahkan untuk mengangkutnya ke Nazarick."

"Oh Begitu, maka masalahnya sudah selesai. Semoga mereka yang terbunuh oleh vampir bisa beristirahat dengan tenang. Kita, yang selamat, harus menahan kesedihan ini dan terus maju."

"Mengerti. Ainz-sama apa.. makhluk apa yang memegang tepian jubah anda?"

Ainz berputar untuk melihat, dan menemukan Hamusuke yang sedang memegang tepian jubahnya. --- Dia melakukannya dengan wajar, sebuah wajah yang terlalu lebar mencoba untuk bersembunyi di belakangnya, tapi aneh karena kelihatannya bisa pas--. Mata yang besar itu jelas terlihat lembab, dan bulunya juga berdiri ketakutan. Tentu saja, obyek ketakutannya adalah Albedo.

"Ini adalah Hamusuke. Semacam binatang peliharaanku."


"Apa! Makhluk ini berhasil memperoleh posisi yang paling didambakan di Nazarick?"

"...Huh?...Ah, Hamusuke. Dia adalah bawahanku yang setia Albedo, bertanggung jawab mengatur kediamanku, Great Tomb of Nazarick. Dia juga adalah atasanmu. Perkenalkan dirimu padanya."

"Seperti yang tuan katakan, pelayan rendahan ini adalah Hamusuke. Mohon kerjasamanya mulai sekarang, Albedo-sama."

"...Senang bertemu denganmu juga, Hamusuke."

"Bagus. Dengan itu, mari kita sudahi perkenalan ini. Mulai sekarang, Albedo dan aku akan melanjutkan perjalanan. Narberal, bawa Hamusuke dan Mare kembali ke Nazarick..dan perlakukan benda yang aku letakkan di mulutmu dengan hati-hati."

"Ya!"

Narberal menjawab dengan semangat tinggi. Hamusuke mengeluarkan item sentient yang didapatkan dari pemakaman di mulutnya dan bergumam ke Narberal:

"Me..Mengerti Master. Dan juga, item ini berisik sekali! Saya juga ada masalah penting yang ingin ditanyakan, bisakah kamu tenang sebentar di mulutku? Kalau begitu, pelayan rendahan ini ingin bertanya.. Narberal-sama, apakah pelayan rendahan ini akan menuju bahaya? Apakah akan dimakan?"

"Karena kamu kelihatannya adalah binatang peliharaan Ainz-sama, tentu saja tak ada yang berani memakanmu tanpa izin dalam situasi apapun. Jangan khawatir aku akan menyampaikan hal itu kepada semuanya."

Wajah Ainz tidak bergerak, tapi dia sedang tersenyum. Kelihatannya setelah mereka berdua bekerja sama di E-Rantel, hubungan mereka sudah meningkat.

"Bagus. Kalau begitu ayo, Albedo."

"Ya."

Dengan dilihat oleh Narberal dan Hamusuke, Ainz bersama Albedo menuju arah Shalltear.

"Melihat mayat-mayat orang-orang ini, bawahan anda yang setia ini teringat apa yang anda sebutkan di aula Takhta, bukankah kita harus mengambil mayat-mayat dari pria dan wanita yang dimusnahkan oleh Ainz-sama tadi malam?"

"Tentang itu.."

Dia akan mengulang apa yang dia katakan kepada Narberal tadi malam, bahwa perlu untuk menunjukkan mereka sebagai pelaku dari insiden ini, namun dia disela oleh Albedo.

"Ketika bertarung melawan Ainz-sama, mereka mungkin telah memperoleh beberapa informasi. Karena ada magic yang bisa membangkitkan yang tewas, bukankah kita seharusnya mengambil mayat-mayat tersebut untuk menghindari resiko itu? Ataukah anda memiliki alasan tertentu?"

Ainz berhenti bernafas. Tidak, dia tak pernah bernafas sejak awal.

Apa yang Albedo katakan memang tepat.

...Sialan.

Magic untuk membangkitkan yang telah tewas ada di dunia ini. Itu artinya ada cara yang lebih bagus daripada otopsi untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan detil.

Ainz mengingat kembali kejadian tadi malam. Identitasnya yang sebenarnya, nama Nazarick dan juga kemampuan Narberal. Orang-orang itu menjadi hati-hati terhadap fakta ini dan terutama wanita tersebut adalah berita buruk baginya.

Kesalahan yang sangat parah yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengaku salah.

Dia hanya bisa berharap bahwa tidak ada individu yang mampu menggunakan magic resurrection disini. Namun, dari informasi yang didapat dari Sunlight Scripture, kelihatannya ada beberapa orang yang mampu menggunakannya di Slane Theocracy. Terlebih lagi, ada kemungkinan besar bahwa peringkat teratas dari petualang juga bisa menggunakannya. Mereka yang berada pada eselon yang lebih tinggi dari pemerintah juga bisa dengan sembunyi-sembunyi memiliki individu yang dapat menggunakan magic untuk menghidupkan kembali.

Dengan magic tersebut, ketika mereka memutuskan bahwa yang telah tewas memiliki informasi yang penting, mereka yang berada di posisi tertinggi E-Rantel akan sangat mungkin menemukan orang yang bisa menggunakan magic resurrection. karena mereka tahu masalah ini cukup buruk dan menghebohkan E-Rantel, mereka yang berada di eselon yang lebih tinggi juga pasti ingin menggali informasi yang lebih detil.

Ainz merasa jantungnya yang memang tak ada berdetak sangat keras.

Apa yang harus kulakukan?

Tanpa bertanya, mereka hanya perlu mengambil mayat-mayat itu. Namun, siapa yang harus diperintahkan untuk pergi?

Ainz mengatakan kepada Narberal untuk mengabaikan mayat-mayat itu pada awalnya. Apakah dia harus mengatakan kepadanya bahwa itu adalah kesalahan?

...Tidak, itu tidak boleh dikatakan.

Karena situasi ini kita masih tidak tahu mengapa Shalltear mengkhianati kita, Aku seharusnya menghindari perkataan yang bisa merendahkan kesetiaan mereka. Di waktu seperti ini, lebih baik untuk tidak memberi perintah dalam keadaan panik.

Ainz merasa bahwa dia bisa berempati kepada pimpinan perusahaan yang menolak untuk mengakui kesalahannya, dan memutuskan untuk berdoa dalam hati.

"...Apa yang kamu katakan memang benar. Namun aku memiliki alasan tertentu untuk mengabaikan mayat-mayat tersebut. Tenang saja, semuanya masih dalam perhitunganku...Selain dari masalah pengkhianatan Shalltear."

"Jadi begitu! Seperti yang diduga dari Ainz-sama. Pikiran hamba sudah diantisipasi sejak lama oleh Ainz-sama. Saya sudah terlalu banyak bicara...maafkan saya. Ngomong-ngomong, mengapa Ainz-sama tidak menggunakan magic revival sama sekali? Ketika mengumpulkan informasi, seharusnya bisa dilakukan kepada yang telah meninggal."

"..Oh?"

Ainz mengeluarkan eksklamasi yang diluar nada.

"Apakah aku tidak menyebutkan ini sebelumnya? Jadi apakah kamu sudah mendengar percobaan healing Demiurge?"

"Ya saya sudah mendengar. Percobaan itu termasuk memotong anggota badan, lalu mengaplikasikan percobaan magic pengobatan pada area yang terpotong?"

"Benar. Biar aku tanya sekali lagi. Apakah kamu tahu dimana magic resurrection harus diaplikasikan?"

"Bukan kepada mayat?"

"..Tidak, Ah, seharusnya tidak?"

Baik Albedo dan Ainz jatuh ke dalam pemikiran yang dalam ketika kesadaran terlihat jelas di mata Albedo.

"Ah, saya salah. Ainz-sama berkata benar - bukan pada mayat, tapi pada jiwa!"

"Benar sekali. Dalam percobaan Demiurge, anggota tubuh yang terpotong akan menghilang, lalu tumbuh lagi dari badan. Oleh karena itu di dalam situasi dimana magic yang dirapalkan kepada jiwa, apa yang akan terjadi pada mayatnya?"

Di YGGDRASIL, ada empat metode berbeda dalam membangkitkan kembali yang bisa dipilih dengan menukarkan experience point...

Tipe pertama adalah membangkitkan di tempat. Tipe kedua adalah membangkitkan di pintu masuk dungeon. Tipe ketiga membangkitkan di kota yang aman terdekat. Akhirnya, tipe keempat membangkitkan di tempat tertentu, seperti guild.

Jadi magic resurrection macam apa yang ada di dunia ini?

Tak perlu dikatakan, yang paling ingin dihindari adalah tipe keempat, yang mana akan membangkitkan mereka kembali ke titik respawn. Jika titik respawn Nigun adalah di Slane Theocracy, maka itu sama dengan menghidupkan musuh yang memegang informasi penting. Ainz akan melakukan hal yang bodoh jika melepaskan macan kembali ke gunung.

Oleh karena itu, tidak mungkin untuk bisa melakukan percobaan magic resurrection. Ini adalah hasil yang bisa merugikan diri sendiri.

"Jadi begitu. Memang perlu perhatian yang sangat teliti. Seperti yang diduga dari Ainz-sama. Persepsi anda memang mengagumkan."

Melihat Albedo menundukkan kepalanya dan menghela nafas, Ainz langsung menggoyang kepalanya dan membalas:

"Kamu sebetulnya tidak perlu mengkhawatirkan masalah seperti itu. Tapi tetap saja, perlu untuk menemukan tempat melakukan percobaan..eh eh. Kalau begitu, mari kita memanggil kembali semangat kita dan berangkat lagi."

Di bawah petunjuk Albedo, Ainz meneruskan jalannya menuju ke bagian terdalam di hutan.

Di dalamnya, dua orang itu tiba di dataran terbuka yang luas.

Di tempat yang bisa disebut tenang, berdiri sebuah figur armor berwarna scarlet yang benar-benar tidak cocok. Penampilan ilusi yang seperti dalam fantasy bersinar terang di bawah sinar matahari, tapi bau darah yang ada di udara merusak suasana ini.

Shalltear.

Penampilannya tetap sama seperti di [Crystal Monitor], bahkan posturnya terlihat tidak berubah. Oleh karena itu, Ainz sesaat bertanya-tanya jika dia masih melihat monitor.

Namun, ada sensasi nyata disini: bau darah yang menggantung dengan angin.

Ainz terus menerus menghirup nafas dalam-dalam, tapi karena tubuhnya jelas-jelas tidak bisa bernafas, dia hanya melakukan gerakannya saja, atau mungkin itu hanya refleksi terhadap keadaan emosinya.

"Shalltear"

Ainz memanggil.

Ainz merasa bahwa dia telah memberikan perintah dengan suara penuh otoriter, bukan suara serak yang dalam dan tak berguna.

Namun, tidak ada reaksi.

Dia memanggil lagi, dengan hati-hati dan melihat Shalltear dengan seksama.

Shalltear mengabaikannya. Matanya yang tanpa kehidupan sudah terbuka tapi tak ada spiritnya, kosong, memberikan kesan bahwa tak ada kesadaran di dalamnya.

Albedo, yang juga hadir, menjadi marah dengan sikap Shalltear.

"Shalltear! Bukan hanya kamu tidak memberikan sebuah penjelasan apapun, kamu berani menunjukkan sikap sombong seperti itu kepada Ainz-sama--"

"Albedo, kamu berisik! Diamlah! Jangan bergerak! Kamu tidak diperbolehkan mendekati Shalltear!"

Dengan nada kasar, Ainz menghentikan Albedo yang akan melangkah maju. Di bawah keadaan biasa Ainz jarang menunjukkan sikap seperti itu kepada ciptaan teman-teman lamanya, tapi kali ini tidak mungkin lagi menahan emosinya.

Dia kaget dengan kondisi Shalltear.

"...Jangan-jangan ini... apakah mungkin?...Tidak bisa dipercaya."

Ainz merasa cemas saat dia membandingkan pengalaman yang dulu dengan penampilan Shalltear saat ini. Di saat yang sama, dia memaksa mempertahankan ketenangan dan membuat penilaian dengan hati-hati, mengetahui bahwa kemungkinannya sangat tinggi.

Dia membuka mulutnya untuk berkata kepada Albedo, ingin menjelaskan apa yang dipikirkannya kepada yang lain dan menggunakan ini sebagai permulaan untuk membuat dirinya bisa mendapatkan fakta berurutan.

"Aku sangat yakin. Shalltear saat ini berada dalam pengendalian otak."

"Apakah ini karena alasan yang Ainz-sama bicarakan di ruang takhta?"

"Kita masih tidak tahu jika itu adalah masalahnya. Sambil menggali informasi dari Sunlight Scripture, aku telah menyaksikan sesuatu yang mirip. Ini memang benar hasil dari pengendalian pikiran. Aku tidak tahu pasti mengapa undead seperti Shalltear bisa terkena pengendalian pikiran, tapi mungkin itu dikarenakan sesuatu yang khusus dari dunia ini?"

Ainz melipat tangannya, menatap tajam kepada Shalltear yang berdiri tanpa bergeming.

"Kesadaran Shalltear sedang dikendalikan oleh orang yang tidak kita ketahui, dan sesuatu terjadi sebelum orang itu bisa memberikan perintah apapun. Mungkin Shalltear bertindak di waktu yang sama dan mengalahkan musuhnya...membuatnya tetap sendirian pada posisi tetap seperti itu. Seharusnya begitulah yang paling mendekati kejadian sebenarnya. Namun, dia mungkin akan membuat tindakan bertahan jika kamu menyerang atau terlalu dekat dengannya."

"Mengerti. maka tak ada artinya untuk memaksa mengikatnya dan membawa ke Nazarick. Tidak perduli apakah orang yang mengendalikan Shalltear telah tewas atau tidak. Tapi jika orang itu masih hidup, maka membiarkannya seperti ini pasti berbahaya."

"Kekhawatiranmu memang benar."

Alasan mengapa Shalltear bisa terkena pengendalian pikiran masih tidak diketahui. Mungkin saja ada kemampuan tertentu di dunia ini yang efektif terhadap undead. Jika begitu, Ainz juga bisa terkena pengendalian pikiran jika dia tetap disini.

"Meskipun menggunakan item ini sedikit disayangkan, ini masih sebuah cara yang terbaik untuk melepaskan Shalltear dari pengendalian pikiran secepat mungkin."

Ainz melebarkan jari-jarinya. Di salah satu jarinya, dia memakai sebuah cincin sederhana yang tidak memilki hiasan apapun. Terdapat ukiran tiga bintang jatuh yang mengeluarkan cahaya perak, dan sebenarnya cincin ini adalah yang paling kuat dari seluruh cincin yang Ainz miliki.

"Itu adalah..?"

Menjawab ekspresi bingung Albedo, Ainz tersenyum bangga meskipun faktanya wajah itu tidak bergerak, dan membuka nama cincin tersebut.

"Item super langka ini, cincin [Shooting Star] (Bintang Jatuh), membuat penggunanya bisa menggunakan magic [Wish Upon a Star] (Berharap kepada bintang) tiga kali tanpa mengurangi experience point."

Ini adalah item gacha yang membuat Ainz mempertaruhkan seluruh bonus akhir tahunnya.

Diantara seluruh anggota guild, hanya dua orang, Ainz dan Yorumaiko, yang memiliki cincin langka yang menakjubkan ini.

Tidak, daripada menyebut cincin ini sebagai item langka, mungkin lebih baik disebut dengan simbol kebodohan, karena menghabiskan banyak sekali uang pada game untuk mendapatkannya.

Terkandung dalam cincin itu adalah magic level super [Wish Upon a Star]. Jumlah permintaan yang mungkin bisa muncul akan tergantung dengan jumlah experience point yang berkurang.  Itu artinya mengaktifkan mantra ini ditukarkan dengan sepuluh persen dari total experience point akan memberikan satu buah pilihan, dimana menghabiskan lima puluh persen akan memberikan lima kemungkinan pilihan.

Ada banyak harapan yang bisa dipilih. Menurut statistik website strategi, setidaknya ada lebih dari dua ratus harapan. Ditambah lagi, ada beberapa harapan yang muncul lebih mudah, dan harapan yang tidak muncul dengan mudah, Oleh karena itu, ini adalah magic yang menakutkan dimana kecerobohan bisa membuat penggunanya kehilangan banyak experience point.

Dan juga, magic caster yang ingin mempelajari magic level super ini harus mencapai level sembilan puluh lima dahulu. Bahkan di YGGDRASIL dimana sangat mudah untuk menaikkan level, mencapai level ini masih membutuhkan jumlah experience dengan jumlah yang sangat besar, oleh karena itu banyak yang ragu-ragu apakah ingin mempertaruhkan experience point mereka atau tidak untuk mantra ini.

Ketika menggunakan cincin ini untuk mengaktifkan mantra level super [Wish Upon a Star], kemungkinan harapan yang bisa dipilih benar-benar acak, sama seperti normalnya. Namun, harapan yang serius memiliki kemungkinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan harapan guyonan. Dan juga, jumlah maximal dari harapan yang akan muncul adalah sepuluh, dan magic ini memiliki waktu aktivasi nol, oleh karena itu ini adalah item cash yang paling kuat.

Menggunakan item cash seperti itu -- seseorang yang bahkan memiliki naluri perjudian -- tentu saja akan malu, tapi Shalltear tidak bisa digantikan. Tapi mengeluarkan experience point miliknya sendiri disini bisa berakibat pada penggunaan kemampuan spesial lain miliknya yang mana membutuhkan experience point untuk mengaktifkannya, oleh karena itu pilihan tersebut masih dibuat dengan keraguan.

Ainz menatap cincin itu.

Ainz berharap permintaan yang aktif adalah yang bisa meruntuhkan seluruh efek dari target. Meskipun ada banyak pilihan alternatif yang bisa dipilih, apa yang datang ke pikirannya adalah metode yang paling tepat.

Karena ini juga akan menggagalkan efek positif, permintaan ini jarang dipilih di dalam game, jadi Ainz membuat keputusan ini dengan tersenyum.

"Kalau begitu, cincin, AKU MEMINTA!"

Tentu saja, item magic juga bisa diaktifkan tanpa berkata seperti ini. Namun, dengan memilih keinginan yang paling kuat dan paling ideal untuk situasi yang dihadapi, untuk memilih diantara dua ratus permintaan atau lebih yang dibuat membuat Ainz meneriakkannya seperti itu. Itu adalah teriakan yang sama ketika seseorang menggulirkan dadu pada permainan hidup atau mati.

Karena magic YGGDRASIL juga memiliki efek yang sama di dunia ini, kemampuan yang aktif dari cincin itu pasti akan melepaskan Shalltear dari efek pengendalian pikiran yang misterius. Tidak, ini adalah apa yang ingin dia percayai.

Hasilnya yang paling ditakuti Ainz adalah jika cincin itu sendiri gagal untuk aktif, tapi kelihatannya itu adalah kekhawatiran yang berlebihan. Cincin itu mengeluarkan magicnya tanpa masalah dan... cahaya merah di lubang mata Ainz semakin kecil.

"Apa... ini..."

Seakan informasi baru dipaksakan ke dalam otaknya dia merasakan... sesuatu yang tidak enak. Namun di saat yang sama, dan tersambung dengannya, dia juga merasakan euforia yang hebat. Berbagai macam emosi manusia menabrak Ainz seperti gelombang.

Sementara riak emosi semakin menghilang dari tubuhnya, Ainz menyadari bahwa di dunia ini [Wish Upon a Star] berubah dari YGGDRASIL hingga titik prakteknya yang tidak sama.

Ketika dia tahu Innate Ability Nfirea, dia membayangkan kemungkinan untuk memperolehnya dengan mengaktifkan [Wish Upon a Star]. Spekulasi ini tidak salah. Di dunia ini [Wish Upon a Star] telah menjadi magic yang membuat kenyataan pada hasrat seseorang yang terdalam. Meskipun berdasarkan dari experience point yang berkurang, [Wish Upon a Star] telah menjadi magic yang membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Terlebih lagi, jika lima level berkurang -- lima ratus persen experience, magic itu akan membuat kenyataan bahkan dari keinginan yang jauh lebih kuat.

Dengan ini, Ainz sangat yakin cincin ini bisa menghapus efek magic dari tubuh Shalltear, dan meneriakkan semangat kemenangan:
"Lepaskan seluruh efek yang ada pada tubuh Shalltear!"

Setelah suara itu terdengar sesaat, cahaya di mata Ainz langsung menyala.

"..bagaimana.. bagaimana ini mungkin?"

Penampilan Ainz yang gelisah membuat Albedo menyadari situasi telah berubah. Dia bertanya dengan gugup:

"A.. Ada apa? Ainz-sama!"

Ainz tidak menjawab pertanyaan itu, namun mengingat kembali pengalaman panjang di YGGDRASIL, informasi yang diserap dari website strategi, dan digabungkan dengan pengetahuan dengan informasi bermacam-macam yang dikumpulkan setelah tiba di dunia ini. Dan yang paling penting informasi yang dia terima saat mencoba menggunakan [Wish Upon a Star], yang mengancam seluruh keberadaannya.

Ketika dia membuat kesimpulan, Kecemasan yang luar biasa dan kemarahan muncul pada Ainz. Namun, meskipun jika semangatnya masih bisa tetap stabil, masih ada satu emosi yang tersisa...ketakutan.

Ainz yang bingung berteriak:

"Mu.. Mundur! Albedo jangan mendekat! Mundur cepat!"

"Ya! Saya mengerti!"

Ainz langsung merapal magic transfer. Selanjutnya, tanah yang terangkat muncul dalam pandangannya. Meskipun dia telah tiba dengan aman di rumah, Ainz dengan penuh ketakutan memberikan perintah:

"Albedo! Hati-hati dan waspada terhadap siapapun yang mengikuti transfer!"

"Ya!"

Albedo mengeluarkan senjatanya dan berdiri di samping Ainz. Ainz juga mengulurkan tangannya yang kosong, bersiap untuk adaptasi terhadap segala perubahan.

Akhirnya setelah beberapa saat, Ainz pelan-pelan kembali tenang. Albedo juga berubah dari postur bertahan dengan merendahkan pinggang menjadi normal.

"Sialan!"

Bahkan setelah tenang, sebuah emosi kemarahan yang kuat masih muncul. Setelah menjadi seorang undead, emosi kuat Ainz otomatis ditekan, namun meskipun telah menekannya, kemarahan baru langsung muncul.

"Sialan! Sialan! Sialan!"

Ainz terus menerus menendang tanah.

Karena kekuatan fisiknya yang luar biasa, tanah dalam jumlah besar ditendang ke atas. Jika tidak ada hujan dalam beberapa hari, di sekeliling pasti akan banyak debu yang beterbangan dan mengkhawatirkan. Namun begitu, itu tidak mampu meredakan kemarahan Ainz.

"A..Ainz-sama, to..tolong tenanglah.."

Merasakan suara Albedo yang membawa ketakutan, Ainz menyadari tindakannya tidak pantas sebagai seorang master. Dia dengan cepat mengendalikan diri, dan memaksa menghembuskan nafas yang tidak ada, seakan memaksa keluar kemarahan yang membara dari dalam hatinya semuanya.

"...Maafkan aku. Aku kehilangan ketenanganku. Pura-pura saja kamu tidak melihat kejadian apapun tadi."

"Tolong jangan berkata seperti itu. Namun, saya berterima kasih Ainz-sama bisa memperhatikan nasehat saya! Jika Ainz-sama memerintahkan saya untuk pura-pura tidak melihat apapun, saya akan melupakan insiden ini seluruhnya. Namun... apa yang terjadi? Apakah saya menyebabkan Ainz-sama merasa tidak enak? Jika anda mau mengatakannya kepada saya, saya akan bekerja keras untuk tidak membiarkan hal ini terjadi lagi."

"..Aku tidak mengarahkan itu padamu, Albedo. Itu karena aku tahu, setelah mengaktifkan kekuatan cincin, permintaanku tidak menjadi kenyataan."

Melihat Albedo yang tetap terdiam, Ainz tahu bahwa penjelasannya tidak cukup jelas dan melanjutkan:

"...Hanya ada satu kekuatan yang bisa mengungguli magic [Wish Upon a Star]."

Jika sebelumnya, dia mungkin akan berpikir bahwa mungkin saja semacam kekuatan di dunia ini yang bisa bertindak sebagai halangan, tapi Ainz sekarang bisa percaya diri menjawab bahwa ini bukan disebabkan kekuatan seperti itu. Ini karena ketika dia mengaktifkan magic tersebut, dia sudah menyadari dari perasaan yang tiba-tiba masuk.

"Ti..Tidak mungkin...itu adalah.."

"Benar Albedo. Hanya satu.. Item kelas Dunia."

Hanya ada dua ratus item ini di YGGDRASIL, bahkan senjata Guild dan senjata kelas Divine tidak bisa menandinginya. Jika Item kelas dunia digunakan, mudah saja mengendalikan undead yang kebal terhadap efek mental.

Saat ini, Ainz berpikir tentang Guardian yang masih di luar Nazarick. Mereka juga bisa menjadi target.

Menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mempertimbangkan kemungkinan ini, Ainz memerintahkan kepada Albedo:

"Albedo, langsung panggil seluruh Guardian yang ada di luar. Perlu untuk memeriksa jika saja mereka dikendalikan seperti Shalltear. Aku harus menuju aula Takhta sekarang juga! Setelah itu, tempat yang harus kutuju adalah... Aula Harta Benda."


6 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.3 bab 3 bag.5

Unknown mengatakan...

keren
https://virtualofifcekotasemarang.blogspot.com/

X8 SKINCARE mengatakan...

otsu

Kuhaku mengatakan...

Pas liat di anime nya perasaan gua ntah gimana gk bise jelasinnya,semacam merinding saat ainz terkejut dn buru buru ngajak albedo pergi saat tau skill dri item ainz gk bekerja ke shaltier

FANTASY mengatakan...

Menakjubkan😯 Benar-benar karya yang rumit dan penuh pertimbangan. Klo ada novelnya di Indonesia bkal gw borong sbagai koleksi berharga

Anonim mengatakan...

Ini yang gw suka dari ainz cepat dan tanggap sama peduli juga karena itu dia marah peninggalan temannya dikendaliin musuh