Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

19 Januari, 2016

Overlord - Vol 2 - Chapter 4 Part 4

The Twin Swords of Death - Dua Pedang kematian.

Part 4


Overlord Light Novel"[Twin Maximize Magic, Electrosphere.]"
(Petir Kembar Maksimal, Bola Listrik.)

Di telapak tangan Narberal ada dua bola petir yang ukurannya lebih besar dua kali dari biasanya, yang dia tembakkan berurutan.

---Serang.

Bola petir dengan kekuatan yang diperbesar semakin meluas dengan cepat, bola petir raksasa yang terbang memiliki jangkauan yang luas, menerangi area sekitar kuburan seterang siang hari. petir magic itu berhamburan dalam sekejap dan memiliki kekuatan penghancur yang sangat besar.

Bawahan Kajit yang terkena efeknya roboh ke tanah.

Hanya satu orang yang tetap tidak tergerak.

"Yang benar saja... Mengapa kamu tidak roboh seperti makhluk rendahan (ulat) itu... Apakah kamu mengaktifkan [Negate Lightning Element] (Menetralkan Elemen Petir)?"

Narberal bertanya sambil melihat wajah Kajit yang terlihat sedikit terbakar.


Kalau begitu, berarti yang digunakan adalah mantra dengan tingkat yang lebih rendah dari [Negate Lightning Element], yaitu [Resist Lightning Element] (Menahan Elemen Petir).

Narberal merasa sayang bahwa dia tidak bisa menyapu habis mereka semua dalam satu kali serangan, tapi mencoba menenangkan diri bahwa ini masih dalam jangkauan yang bisa diterima. Akan sangat membosankan jika pertarungan ini selesai hanya dalam satu kali serang.

"Ternyat kamu bukan idiot biasa, tapi idiot yang bisa menggunakan magic tingkat 3!"

"...Idiot? Makhluk rendahan (kutu) ini berani menyebutku idiot?"

Narberal mengerutkan dahi.

"Siapapun yang dengan bodohnya mencoba untuk mengacaukan rencanaku jelas-jelas adalah orang yang idiot. Tidak tahu akan kekuatanku dan terburu-buru untuk bertemu ajalnya! Persiapanku sudah selesai! Biar kutunjukkan padamu kekuatan dari Mutiara Tertinggi yang telah diisi penuh dengan energi negatif!"

Kajit mengangkat mutiara di tangannya.

Benda itu bersinar bentuknya seperti gumpalan hitam dari besi, seperti mutiara biasa. Tidak diasah dan bentuknya tidak karuan, jadi lebih mirip dengan ore. Narberal melihat mutiara itu berdenyut.

Tiba-tiba, enam murid yang terbakar oleh petir itu, semuanya kembali berdiri. Itu bukanlah gerakan seperti makhluk hidup. Enam murid itu bergerak seperti undead, berdiri sempoyongan diantara Narberal dan Kajit. Narberal melihat pemandangan di depannya dengan perasaan jengkel.

"Mengirim zombie untuk menjadi lawanku?"

"Hahaha, benar sekali, itu sudah lebih dari cukup! Serang!"

Zombie, undead tingkat paling rendah, tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan magic. Narberal merapal mantra kepada enam murid yang semakin dekat itu dengan cakarnya yang menganga.

"[Electrosphere]"

Sebuah bola putih sekali lagi menyetrum sekeliling, menelan murid-murid yang berada dalam jangkauannya. Petir tersebut menyebar dengan cepat dan murid-murid itu jatuh sekali lagi. Musuh-musuh dihabisi dengan mudah, tapi Narberal tidak terlihat gembira.

[Create Undead] tidak bisa memanggil banyak undead dalam satu waktu. Ini pasti karena musuhnya menggunakan skill bantuan yang spesial.

Narberal mengangkat pandangannya ke arah bola hitam di tangan Kajit. Kekuatan dari item itu membuat Kajit mengendalikan banyak zombie dalam satu waktu.

Menamainya dengan Mutiara 'tertinggi' namun efeknya hanya segitu. Hanya maharaja dari Great Tomb of Nazarick dan 41 Pemimpin Tertinggi yang menciptakan kami yang layak mendapatkan titel 'tertinggi'.

Sementara Narberal merasa tidak senang, Kajit berkata dengan gembira:

"Cukup! Benda ini sudah menyerap cukup banyak energi negatif!"

Bola hitam di tangan Kajit telah menyerap kegelapan dari kuburan ini dan terlihat semakin bersinar. Berdenyut seperti jantung, dan denyutnya yang sekarang lebih besar dari sebelumnya.

Jika ini dibiarkan, bisa menjadi masalah yang mengjengkelkan di kemudian hari.

Narberal akan bertindak setelah mengukur musuhnya. Dia mendengar sebuah suara, itu adalah suara angin yang kuat. Mengingat peringatan yang diberikan oleh tuannya, Narberal melompat dengan kuat.

Sebuah obyek berukuran raksasa turun dengan keras ke arah Narberal, lalu mengambang pelan menuju Kajit dan mendarat.

Obyek tersebut terbuat dari tulang belulah dengan tinggi sekitar tiga puluh meter. Terdiri dari tulang manusia yang tak terhitung jumlahnya, mirip dengan makhluk mistis yang memiliki leher panjang, bersayap dan memiliki empat kaki ---- seekor naga. Ekor yang terbentuk dari tulang yang banyak sekali membanting ke tanah dengan kuat.

Itu adalah monster yang dikenal dengan nama Skeletal Dragon.

Level dari monster itu tidak seberapa tinggi bagi Narberal, tapi keistimewaan dari Skeletal Dragon termasuk berbahaya bagi Narberal yang sekarang.

Narberal terlihat terkejut untuk pertama kalinya.

"Hahaha!"

Tawa lepas Kajit merebak ke segala sisi.

"Skeletal Dragon dengan kemampuan resistensi mutlak terhadap magic, musuh kuat yang membuat Magic Caster manapun tak berdaya!"

Jika mantra Narberal tidak bisa melukai Skeletal Dragon, kalau begitu ---

Dia mengeluarkan pedangnya beserta dengan sarungnya, senjata yang dipaksakan oleh tuannya agar dibawa Narberal itu sebenarnya hanya untuk berjaga-jaga. Pedang tersebut diikat bersama sarungnya menggunakan tali sehingga tidak bisa dikeluarkan dengan mudah.

"----Aku akan memukulmu sampai mati."

Narberal mengambil satu langkah maju.

Narberal yang dengan lincahnya menghindari pukulan keras dari kaki depan Skeletal Dragon, ingin menyerang balik. Saat serangan skeletal dragon hanya meninggalkan hembusan angin, Narberal telah tiba di dada Skeletal Dragon.

Dia menggunakan seluruh kekuatannya -- dan mengayunkan pedang itu.

Skeletal Dragon itu terbang jauh.

Diikuti dengan getaran yang keras ketika dia jatuh ke tanah.

"Apa?!"

Kajit pun tercengang.

Skeletal Dragon dibentuk dari tulang belulang, jadi terlihat ringan. Tapi itu hanya tampilan luarnya saja. Magic Caster dengan dasar Sorcery biasanya hanya mencari mantra yang bisa dikuasainya saja setiap hari, dan mereka seharusnya tidak memiliki kekuatan untuk bisa memberikan pukulan seperti itu.

Kajit sembunyi di belakang tubuh yang besar sekali dari Skeletal Dragon dan berteriak:

"--Kamu, Siapa kamu sebenarnya! Jangan-jangan petualang dengan level mythrill... Tidak, Orichalcum!? Seharusnya tidak ada petualang apapun yang seperti itu di kota ini, apakah kamu mengikutiku dan Clementine hingga kemari?!"

Kajit menggeretakkan gigi-giginya karena jengkel.

"Ya, Kegugupan seperti itu memang sangat cocok untuk makhluk rendahan (Kumbang penggali)."

"Kamu, kamu!"

Bagaimana bisa Skeletal Dragon, yang menghabiskan banyak sekali energi negatif dan memerlukan ritual besar selama dua bulan untuk membuatnya, bisa kalah dengan mudah. Ini adalah karya besar (Magnus Opus) yang memakan waktu dua tahun perencanaan sebelum bisa dijalankan.

Sementara wajah Kajit mulai memerah karena marah, Skeletal Dragon kembali berdiri pelan-pelan dengan suara retakan. Tulang-tulang yang membentuk dadanya mengalami retakan besar dengan pecahan-pecahan itu jatuh terus-menerus. Dia tidak bisa menerima pukulan seperti itu lagi.

"Tidak! Tidak! Tidak!"

"[Ray of Negative Energy]"
(Sinar Energi Negatif)

Sinar hitam meluncur dari tangan Kajit menuju Skeletal Dragon, memperbaiki kerusakannya dengan energi negatif.

"Dia memiliki resistansi mutlak terhadap Magic, tapi bisa disembuhkan dengan mantra."

Mengabaikan gumaman Narberal, Kajit berlanjut mengeluarkan magicnya.
[Reinforce Armor], [Lesser Strength], [Undead Flame], [Shield Wall].

(Armor memperkuat),(Menurunkan Serangan),(Api Undead),(Dinding Perisai).

Kajit terus merapal mantra untuk memperkuat Skeletal Dragon.

Tubuh kerangka dari Skeletal Dragon menjadi lebih tangguh dan lebih kuat dengan magic, api hitam yang menyilaukan melindungi seluruh tubuhnya. Bahkan ada pelindung tidak terlihat di depan tubuhnya, melindunginya dari serangan.

"Kalau begitu, Aku akan melakukannya juga."

[Reinforce Armor], [Shield Wall], [Protection Negative Energy] (Perlindungan terhadap energi negatif).

Narberal juga mengaktifkan mantra pertahanan.

Setelah kedua sisi mengaktifkan magic pertahanan mereka, pertarungan dimulai lagi.

Narberal mengayunkan pedangnya.

Mengenai kaki depan Skeletal Dragon langsung, tapi Narberal mengerutkan dahi.

Meskipun dia bisa memukul musuh dengan mudah seperti sebelumnya, situasinya sudah berubah, Dia memang tidak pandai dalam hal pertarungan jarak dekat dan senjata yang dipakainya pun tidak cocok.

Tubuh Skeletal Dragon terbuat dari tulang belulang, jadi menusuk dan memotongnya dengan senjata seperti itu tidak efektif. Karena Narberal tidak memiliki senjata tumpul yang lebih cocok, dia hanya bisa menggunakan sarung pedangnya. Memang saat ini dia unggul, namun keseimbangan dari serangannya sangat buruk sehingga dia tidak mampu memberikan damage dengan efektif kepada Skeletal Dragon.

Seorang warrior profesional mungkin bisa mendapatkan keseimbangan yang baik, tapi Narberal adalah seorang Magic Caster, dia tidak ahli dengan hal ini.

Anggota tubuh bagian depan dari Skeletal Dragon mengarah ke atas kepala Narberal. Api hitam yang menutupi Skeletal Dragon membakar Narberal yang menghindari serangan, tapi [Negative Element Resistance] (Resistansi terhadap Elemen Negatif) menetralkan efek dari api hitam dan menghilang tanpa bekas.

Jika dia tidak mengaktifkan mantra perlindungan sejak awal, Narberal pasti akan terluka dari efeknya, meskipun dia bisa menghindari serangan.

"[Negative Ray]"
(Sinar Negatif)

Kajit menyembuhkan Skeletal Dragon dengan sinar magic miliknya.

Ini adalah alasan lain Narberal mengerutkan dahi. Tak perduli seberapa banyak damage yang dia kirimkan, Kajit akan mengembalikan Skeletal Dragon seperti semula dari belakang. Narberal ingin menghabisi Kajit dahulu, tapi Skeletal Dragon menghalangi, menahan dirinya.

Meskipun jika dia menggunakan mantra penusuk seperti [Lightning], hanya akan ditahan oleh Skeletal Dragon yang bisa menetralkan magic. Mantra area luas seperti [Lightning Ball] juga akan ditahan oleh magic pertahanan Kajit, membuatnya hampir tidak efektif.

Jika dia menggunakan pengendali otak untuk melepaskan pertahanan, mungkin itu bisa menentukan pertarungan ini --

"--[Charm Person]."
"--[Undying Spirit]."

Narberal dan Kajit mengaktifkan mantra mereka berbarengan. Narberal menggunakan mantra yang bisa menyihir manusia sementara Kajit mengaktifkan mantra pertahanan untuk melindunginya dari serangan mental.

Hasilnya adalah -- Kajit tersenyum penuh kemenangan sementara Narberal kecewa dan mengerutkan dahi.

Karena dia teralihkan oleh senyum Kajit, sebuah bayangan terlihat kurang jelas berada di depan Narberal.

Sebuah obyek putih yang meutupi seluruh pandangannya muncul di depan Narberal.

--Tak mungkin bisa dihindari.

Sebuah inspirasi datang secepat kilat, Narberal meletakkan pedangnya di bahu, menggunakan pedang itu sebagai tameng. Dengan Pedang di bahunya, tangan Narberal sedikit gosong disebabkan benturan yang membuat ngilu pada tubuhnya. Narberal terbang ke udara karena menghindar dari serangan ini.

Ini adalah hasil dari ayunan ekor Skeletal Dragon dengan targetnya adalah wajah Narberal.

"Oh, Ohh."

Narberal tidak roboh saat dia mendarat dengan lincah menggunakan kedua kakinya ke tanah. Skeletal Dragon sedang melindungi Kajit, jadi tidak bisa pergi terlalu jauh. Melihat tingkah Skeletal Dragon yang seperti ini, Narberal mengayunkan lengannya untuk menghilangkan luka dan ngilu itu.

Kajit menunjukkan wajahnya dari belakang Skeletal Dragon --

"--[Acid Javelin]"
(Tombak asam)

"--[Lightning Bolt]"
(Petir)

Sebuah obyek berbentuk tombak hijau yang dikeluarkan oleh Kajit mengenai tubuh Narberal. Tombak asam tersebut seharusnya melukai dia, tapi dihalangi dalam beberapa sentimeter di depan tubuh Narberal dan menyebar. Di waktu yang sama, sebuah petir juga dihadang oleh Skeletal Dragon dan menjadi tidak efektif.

Kajit dan Narberal saling menatap.

"...Menggunakan mantra bertahan? Menyusahkan sekali."

"...Seharusnya aku yang berkata demikian, makhluk rendahan (Ulat kepompong). Bagaimana kalau bertarung secara terhormat dan berhenti bersembunyi."

"Mengapa aku harus keluar?"

"Bukankah rencanamu jadi berantakan jika kamu terjebak disini?"

Kajit menatap marah kepada Narberal ketika dia menyebutkan itu. Sebaliknya, Narberal tersenyum santai.

"...Tidak ada cara lain."

Kajit yang terlihat sudah menguatkan tekadnya, mengangkat bola aneh itu ke angkasa...

"Saksikan kekuatan dari Mutiara kematian!"

Bumi bergetar dan tubuh Narberal ikut bergetar. Ini adalah pertanda bahwa ada makhluk raksasa di bawahnya yang akan muncul.

Bumi pun pecah, selanjutnya binatang buas kedua pelan-pelan naik.

"...Tambah lagi?!"

"Hmmp! Energi negatifnya sudah habis. Meskipun begitu, aku harus menghabisimu dan temanmu itu. Jika aku menyebarkan kematian di kota ini, aku akan mendapatkan energinya kembali!"

Dibandingkan Narberal yang tanpa emosi, Teriakan Kajit penuh dengan amarah.

"Phew."

Setelah mengeluarkan nafas keras-keras, Narberal merangsek maju dengan kecepatan yang menakjubkan. Kajit tidak menduga itu dan kurang waspada.

Skeletal Dragon memukulkan kaki depannya ke arah Narberal setelah berada dalam jangkauannya.

Narberal berubah menghindari serangan kaki depan itu, tapi Skeletal Dragon yang lain yang sedang menunggu, menyerang menggunakan ekornya, kekuatan serangan itu sangat mengancam karena bisa membelah tanah.

Narberal melompat pada jarak yang aman ke belakang dan ekor raksasa itu luput dari targetnya. Tiba-tiba binatang itu merubah gerakan, terbang naik dan memukulkan ekornya ke bawah mengarah ke Narberal.

Narberal menghindar ke kiri untuk menghindari serangan berat yang membuat bumi bergetar, tapi Skeletal Dragon di sebelah kanan mendekat dan memukulkan kaki depannya.

"Ugh!"

Narberal menggunakan pedang untuk menghadang pukulan yang kuat tersebut. Beban di belakang pukulan tersebut sangat kuat, tapi Narberal menghadangnya dengan kuat hingga terdorong ke belakang. Skeletal Dragon itu juga terhuyung-huyung ke belakang, ada jeda pendek dalam gerakannya.

"...Siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu bisa bertahan dengan martial arts... Bagaimana kamu melatih skill itu!?"

"Karena aku diciptakan oleh Pemimpin Tertinggi yang lebih hebat dari dewa."

"Apakah kamu mengejekku, dasar idiot!"

"Kamu masih tidak mengerti meskipun kamu sudah diberi tahu yang sebenarnya, memanggilku idiot ketika aku menyebutkan pemimpin tertinggi...itulah kenapa aku katakan manusia adalah makhluk rendahan (planaria)."

Narberal menatap marah pada Kajit dengan mata yang tajam. Tatapan dingin itu bisa membuatmu ingin mundur.

Kajit yang merasa ketakutan memberi perintah kepada Skeletal Dragon seakan ingin menghilangkan ketakutannya:

"Ayo! Skeletal Dragon!"

Dua Skeletal Dragon mempertahankan jarak yang cukup dari Kajit dan menyerang Narberal sekali lagi.

Menghindari serangan Skeletal Dragon sambil mencoba untuk mendekat, Narberal kehilangan peluangnya disebabkan serangan Skeletal Dragon yang lain. Maju dan Mundur terus-menerus beberapa kali, dan saat untuk menyelesaikan pertarungan ini akhirnya muncul.

"Acid Javelin."

Narberal tidak sadar memalingkan wajahnya untuk menghindari tombak magic yang datang kepadanya.

Itu adalah kesalahan yang fatal. Serangan itu sebenarnya tidak akan ada efeknya meskipun terkena, jadi dia bisa mengabaikannya. Tapi karena mengarah ke wajahnya, dia menghindar karena refleks. Itu adalah kesalahan bagi Magic Caster yang tidak meningkatkan kemampuan untuk bertarung dalam jarak dekat.

Kesalahan itu memiliki konsekuensi serius.

"Pew!" Dengan suara yang nyaring, jangkauan pandangan Narberal berubah drastis. Dia terbang ke sisi lain.

Dia merasakan bebannya hilang sesaat sebelum jatuh dengan keras ke tanah. Tangan kirinya terkena serangan ekor Skeletal Dragon. Bergulung di tanah membuatnya pusing dan dia tidak tahu dimana dia sekarang.

Tubuhnya dilindungi oleh mantra pelindung yang banyak, jadi tidak terluka, tapi dua Skeletal Dragon mengangkat kaki depannya ke atas Narberal.

Percuma -- inilah yang biasanya terjadi.

"Aku akan mengampunimu jika kamu menyerah."

Kajit yang sangat yakin akan kemenangannya tersenyum keji kepada Narberal.

Kajit tidak berencana untuk mengampuninya. Ekspresinya jelas-jelas berharap untuk melihat pemandangan yang menyedihkan dari gadis itu yang memohon ampun lalu dihabisi pada akhirnya.

Narberal menggerakkan tubuh bagian atasnya, wajahnya berubah menjadi marah:

"...Cuman.. Manusia...saja"

"...Apa?"

Narberal menatap Kajit dengan teguh:

"...Cuman manusia sepertimu berani mengatakan kalimat yang sombong? Dasar sampah."

Kajit, yang matanya terbuka lebar, bergetar marah lalu memberikan perintah untuk segera mengeksekusi Narberal.

"Hancurkan dia, Skeletal Dragon!"

Ketika kaki depan dari dua naga raksasa itu diangkat, Narberal tersenyum.

Subyek dari pujian Narberal. Tak perduli seberapa jauhnya, dia pasti akan mendengarnya.

"Narberal Gamma! Tunjukkan kekuatan Nazarick!"

"..Atas perintah anda. Mulai sekarang, aku bukan lagi Nabel, dan akan menghadapi ini sebagai Narberal Gamma."

Kaki depan Skeletal Dragon menginjaknya, mencoba untuk melumat Narberal, Narberal mengaktifkan mantranya dalam waktu yang sempit.

"[Teleportaion]"

Pandangan Narberal berubah menjadi pemandangan yang berbeda.

Narberal berada lima ratus meter di udara.

Karena dia tidak memiliki sayap, dia jatuh lurus.

Angin yang bergemuruh membentur tubuhnya saat dia semakin dekat dengan tanah. Narberal tertawa keras:

"--- [Flight]."

Kecepatannya menurun dan Narberal mengambang di udara, melihat pemandangan medan tempur di bawahnya. Kajit dan dua Skeletal Dragon tidak bisa melihat Narberal dan mencari-carinya di sekeliling karena terkejut.

---

"Sigh~ Aku lelah~"

Ainz mendengar ucapan santai Clementine.

Setelah beberapa menit bertarung, pedang Ainz tidak bisa menyentuh Clementine sekalipun.

"Ngomong-ngomong~ kemampuanmu memang hebat~ layak untuk dipuji~ tapi~"

Ekspresinya berubah menjadi seringai predator.

"~Kamu bodoh ya? Kamu hanya menggenggam pedang mengandalkan tenaga fisik milikmu yang hebat. Kamu bahkan tidak tahu bagaimana caranya tipuan, mengayunkan pedang seperti bocah dengan tongkat kayu. Meskipun kamu menggenggam pedang di masing-masing tangan, sebaiknya gunakan satu saja jika tidak tahu cara menggunakan pedang. Kamu mau meremehkan warrior?"

"Kalau begitu serang aku. Kamu hanya menghindar saja selama ini ya kan? Akan tidak menguntungkan bagimu jika pertarungan ini terseret semakin lama."

Ainz meresponnya dengan tawa dingin.

Clementine mengerutkan dahi. Memang benar, Clementine tidak menyerang Ainz sama sekali.

Dia hanya menghindari serangan Ainz karena kemampuan atletiknya yang aneh, jadi Clementine tidak bisa menemukan peluang untuk menyerang.

Memang tidak semudah Clementine dalam mengucapkannya. Ucapan Ainz itu disebabkan oleh rasa putus asanya karena tidak bisa mendapatkan serangan pertama.

"Kemana kepercayaan dirimu yang bilang bahwa tidak ada warrior yang bisa mengalahkanmu dalam sekali serang?"

"....."

Clementine akhirnya mengambil senjata setelah Ainz terus mengejeknya. Di pinggangnya ada empat belati pendek yang dikenal dengan nama Stiletto dan morning star. Dia mengeluarkan sebuah stiletto.

Ainz memastikan bahwa morning star telah ternoda oleh kotoran yang terlihat seperti darah dan daging yang dicincang dengan penglihatannya yang luar biasa. Ainz mempererat pegangan pada pedangnya.

Saat keduanya bersiap untuk membuat gerakan, Bumi bergetar.

Ainz tidak bisa berpaling dari Clementine yang sudah bersiap dan hanya menatap sebentar. Dia melihat dua naga raksasa yang terbuat dari tulang belulang di tempat Narberal bertarung.

"...Apakah itu Skeletal Dragon..."

"Benar sekali~ Pengetahuanmu luas juga. Benar sekali~ Itu adalah musuh dari Magic Caster."

"Oh begitu. Jadi itu alasan mengapa Narberal tidak bisa menang."

"Begitulah~"

Clementine mendapatkan ketenangannya kembali setelah Skeletal Dragon muncul dan menggoda Ainz. Ainz mengerutkan dahi dari balik penutup kepalanya.

Bagi Magic Caster, Skeletal Dragon adalah musuh yang sulit. Dan ada dua di waktu yang sama, jadi tidak mungkin untuk Narberal saat ini menghadapinya.

Clementine kelihatannya menyadari kekhawatiran Ainz jadi dia membuat gerakan.

Tindakan ini dilakukan untuk mengendalikan Ainz dan pasti ada lanjutannya. Bagi seorang warrior, mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk menyerang ketika mereka melihat musuh yang lebih kuat dari mereka menunjukkan titik lemahnya.

Menghapus masalah Narberal dari otaknya, Ainz menusukkan pedang di tangan kirinya dan sedikit mengayunkan untuk membuat Clementine tetap di pinggir saat dia mempersiapkan pedang di tangan kanannya.

Senjata Clementine adalah tipe penusuk dan kekurangan variasi dalam metode serangan seperti senjata sabetan atau cangkulan. Itu adalah senjata yang digunakan untuk serangan tusukan. Struktur lembut dari Stiletto tidak cukup kuat untuk bertatapan dengan pedang besar.

Itulah kenapa Ainz menjaga jaraknya dengan menggunakan pedang di tangan kiri saat dia menunggu Clementine mendekat. Tapi musuhnya juga tahu akan hal ini.

"Kamu memiliki cara untuk mendekat dari jarak segini?"

"Kira-kira bagaimana~"

Clementine yang kreatif terlihat tenang dan dapat menguasai diri dan tersenyum kecil. Ini menunjukkan dia memiliki rencana.

Clementine pelan-pelan mengubah sikapnya, mirip dengan posisi awal pelari jarak pendek, tapi dia masih berdiri jadi kelihatannya canggung. Kelihatannya lucu, tapi bukan posisi yang bisa dianggap remeh.

Saat ini --- Clementine mengambil gerakan. Menghadapi pertahanan ketat dari Ainz, Clementine meluncur seperti pegas yang meluncur penuh setelah dilepaskan.

Dia merangsek lurus.

Sulit dipercaya, meskipun Ainz memiliki tenaga fisik yang menakjubkan.

Seperti badai yang menelan semuanya dalam sekejap, Clementine muncul di depan Ainz dalam sekejap mata, berlarian di bawah pedang Ainz dengan lincah untuk menyamai kecepatannya.

Menghadapi gerakan Clementine yang lincah, Ainz yang gugup mengayunkan pedang di tangan kanannya dengan keras, menyerang Clementine dengan kekuatan diluar bayangannya.

Saat ini, Ainz melihat seringai wanita itu menjadi lebih lebar.

"--[Invulnerable Fort]"
(Benteng yang tak bisa ditembus)

Pemandangan yang absurd mengejutkan Ainz.

Stiletto ramping itu menghadang pedang yang besar yang beratnya puluhan kali lipat darinya.

Jika dia menghadang serangan kuat Ainz, pedang pendek itu pasti akan rusak. Meskipun terjadi keajaiban dan dia tidak rusak, pastinya akan terpental jauh akibat pukulan yang kuat. Tapi pedang besar Ainz kelihatanya seperti mengenai dinding benteng yang solid dan pukulannya dipentalkan kembali.

Seperti jatuh dalam pelukan kekasihnya, Clementine merangsek ke arah dada Ainz yang tidak terjaga. Separuh penglihatan Ainz diambil oleh wajah tersenyum Clementine.

Dibandingkan dengan Ainz yang mundur, serangan musuhnya lebih cepat. Menggabungkan momentum sprint dengan seluruh kekuatannya, serangannya menggunakan percepatan gravitasi yang hebat seperti bintang jatuh.

Dengan sebuah kilatan, suara berderit bergema di kuburan.

Clementine menghindari serangan balik dari pedang kiri Ainz dan mundur.

Ainz mendapatkan rahasia dibalik serangan Clementine.

"---Martial Arts!"

Skill yang tidak ada di YGGDRASIL, magic dari warrior -- martial arts yang diwaspadai oleh Ainz.

Efeknya mungkin bertahan terhadap serangan pedang dan menetralkan kekuatan pedang. Dia pasti menggunakan martial arts untuk mementalkan serangan Ainz.

"...Kerasnya~ Terbuat dari apa armor itu? Adamantium..?"

Tidak sakit, tapi dia masih mendengar suara gesekan dan sensasi benda tajam mengenai bahu kirinya.

Ainz melirik bahunya yang menerima pukulan dan armor di sebelah sana kelihatannya sedikit melekuk. Memang tidak memiliki kekuatan unik, tapi armor ini adalah armor diciptakan oleh Magic Caster level seratus. Kekerasan dari Armor ini akan meningkat seiring level pembuatnya, jadi lekukan itu memberitahu seberapa kuat serangan Clementine barusan.

"Lupakan saja. Karena sudah seperti ini, lain kali~ Aku akan menyerang tempat yang lebih rawan~ Aku ingin melemahkanmu pelan-pelan dan menyiksamu ketika kamu tidak bisa bergerak~ Sayang sekali."

Setelah mengetahui Clementine tidak menyerang bahunya secara acak tapi mencoba untuk mematikan lengan Ainz, Ainz merasa kagum kepada Clementine untuk pertama kalinya.

Ainz memegang pedang hanya bisa melukai musuh. Dengan sekali serangan langsung, dia bisa menghabisi musuh. Ketika menghadapi musuh yang ahli, dia harus mempertimbangkan bagaimana aliran pertarungan akan terjadi nantinya.

Ini adalah pengalaman yang membuahkan hasil...

"Kalau begitu, aku datang~"

Sementara Ainz merasa terkagum, Clementine mengambil sikap merunduk yang sama seperti tadi. Ainz mengangkat pedang di lengan kanannya mengantisipasi serangan. Dia tidak menusukkan pedang kirinya kali ini.

Clementine mengejek sikap Ainz dan merangsek maju. Dia sangat cepat bahkan penglihatan dinamis yang luar biasa dari Ainz tidak bisa menangkapnya. Jika dia tidak datang dalam garis lurus kepadanya, dia mungkin akan keluar dari penglihatannya.

Menghadapi firasat dari serangan Clementine, Ainz mengayunkan pedang kanannya untuk menyerang --
"[Invulnerable Fort]"

--dan dipentalkan oleh martial art musuhnya sekali lagi, tapi kali ini sudah dalam dugaan. Pada bentrokan yang pertama, Ainz kehilangan kesimbangan karena dia menyerang dengan kekuatan penuh, jadi kali ini dia menguranginya.

Meredam efek recoil (pentalan) yang mirip dengan memukul dinding, Ainz mengayunkan pedang besar di tangan kirinya. Ainz percaya diri musuh tidak bisa menghadang serangan kedua ini.

Tapi dalam sekejap, Clementine mengaktifkan martial art yang lain.

"[Full Throttle]"
(Tenaga Penuh)

Martial arts ini menciptakan hasil yang tak diduga.

Waktu di dunia terlihat dimanipulasi -- seakan terjatuh dalam cairan kental, seluruh gerakannya terlihat pelan. Pedang besar Ainz menjadi sangat pelan.

Tapi Clementine memperoleh kecepatan yang sama di dunia yang pelan ini, menghindari pedang dengan mudah dan berhasil berada di depan Ainz.

Mungkin hanya bayangan Ainz. Untuk mencegah gerakannya terganggu, Ainz memiliki cincin yang mencegah gerakannya menjadi lambat karena faktor luar -- atau situasi yang tidak diketahui.

Mungkin dikarenakan pertarungan dengan Clementine yang cukup menegangkan itulah kenapa dia merasakan kecepatannya menurun drastis. Yang lebih penting lagi, Ainz telah melihat martial arts ini sebelumnya dan dulu tidak merasakan seperti ini.

"Gaz--"

Gazef Stronoff menggunakan martial arts ini sebelumnya.

Dia tidak menyelesaikan nama yang disebut ketika stiletto itu menancap kepadanya. Mengarah kepada celah di penutup kepalanya -- mata.

Ainz memutar kepalanya keras-keras. Meskipun celah itu tidak terkena. Suara gesekan baja masih bisa terdengar di telinganya. Sebelum dia memiliki kesempatan untuk menghela nafas lega, dia melihat dari sudut matanya bahwa Clementine mengangkat Stiletto miliknya, bersiap untuk menyerang lagi.

"Cih!"

Meskipun mempertimbangkan perbedaan kemampuan fisik, Tusukan lurus Clementine lebih cepat daripada ayunan Ainz. Stiletto tidak luput kali ini, berhasil mendaratkan serangan langsung kepada Ainz.

"Hmmmm~?"

"Ugh!"

Suara terkejut dan panik bisa terdengar kali ini.

Ainz menekan tangannya ke penutup kepala tanpa melepaskan pedangnya dan melompat ke belakang jauh. Tapi Clementine tidak menekan serangannya.

Melihat Ainz dengan mata menyipit, Clementine melihat pucuk belatinya dan berkata mengejek:

"Jangan memberiku keuntungan lagi, kamu bisa mati jika kamu tidak menggunakan kekuatan penuhmu tahu~"

Untuk menghapus keraguannya, Clementine melanjutkan bertanya kepada Ainz yang terdiam:

"Tapi bagaimana kamu melakukannya? Tidak terluka seperti itu setelah menerima seranganku tadi. Padahal aku sangat yakin itu pasti melukaimu~"

"...Ara ara. Pertarungan ini... sangat membuahkan hasil. Ini memberitahuku akan adanya martial arts, mengajariku untuk tidak hanya menggunakan kekuatan kasar di dalam pertarungan, dan pentingnya menjaga keseimbangan."

"..Huh? Kamu idiot ya? Bicara tentang hal itu sekarang... Kamu tidak pantas menjadi seorang warrior. Tapi tidak perduli, lagipula kamu akan mati disini. Tapi aku harap kamu akan menjawab pertanyaanku.. Apakah itu adalah martial arts pertahanan~?"

Clementine berbicara seakan dia sudah merasa cukup ahli. Ainz tersenyum pahit dibalik penutup kepalanya, berpikir dia memang benar.

"Aku perlu belajar banyak...Aku sangat bersyukur. tapi waktunya sudah mepet, mari kita akhiri permainan ini."

Mengabaikan Clementine yang bingung, Ainz berteriak:

"Narberal Gamma! Tunjukkan kekuatan dari Nazarick!"

Memutar pedang di tangannya, Ainz menancapkan kedua pedangnya ke tanah. Ainz membuka kedua tangannya lebar-lebar yang tanpa senjata, mengisyaratkan dengan lembut kepada Clementine untuk datang kepadanya:

"Kalau begitu, kemarilah dengan dan bersiap untuk mati."

--

"...Kamu benar-benar mengetahui magic [Flight], kelihatannya kamu tidak berpura-pura. Tapi bagaimana kamu bisa menghindari serangan itu tadi? Aku di belakang Skeletal Dragon dan tak bisa melihat dengan jelas..."

Narberal yang pelan-pelan turun dari langit mendengar pertanyaan waspada dari Kajit. Kajit tidak mengerti mengapa dia tidak kabur menggunakan magic [Flight]. Dia bisa saja mundur karena dia menghadapi Skeletal Dragon, itu membuatnya bingung.

"Hmmp, kamu pikir kamu bisa menang? Di hadapan Skeletal Dragon yang memiliki resitansi mutlak terhadap magic?"

"Ada banyak cara untuk menang... Tapi sebelum itu..."

Narberal menggenggam bahunya dan melepas jubahnya:

"Aku adalah Narberal Gamma, salah satu dari maid petarung (Pleiades) yang bersumpah setia kepada maharaja dari Great Tomb of Nazarick, pemimpin tertinggi Ainz Ooal Gown. Kamu makhluk rendahan (manusia) seharusnya merasa terhormat bisa melawanku."

Bajunya berubah semua. Mengenakan sarung tangan logam hitam, perak dan emas serta pelindung lutut. Mengenakan armor yang didesain menyerupai seragam maid di manga dengan tudung kepala putih sebagai penutup kepala. Narberal memegang sebuah tongkat yang terbuat dari emas di dalamnya, dan perak di luarnya.

Kemampuan untuk mendesain item di YGGDRASIL bisa diubah dengan kristal data. Jubah Narberal termasuk kristal ganti baju yang bisa dirubah dengan kecepatan tinggi. Jadi Narberal tidak perlu membuang waktu untuk ganti perlengkapannya dan bisa memakainya langsung.

Jubah yang dibuang akan diletakkan di kota item miliknya.

Melihat maid yang muncul di depannya, Kajit yang kebingungan mengedipkan matanya berulang kali sebelum menyadari situasinya--

"Apa?"

--lalu dia berteriak karena terkejut.

Melihat seorang Magic Caster yang berubah menjadi seorang maid benar-benar mengagetkan. Kajit merasa tidak senang melihat guyonan seperti ganti baju ini, tapi sikap Narberal yang tenang membuatnya merasakan adanya bahaya, jadi dia memerintahkan Skeletal Dragon untuk menyerang langsung. Dua Skeletal Dragon mendekati Narberal dengan gerakan lincah yang tidak terduga, mengayunkan kaki depan mereka yang terbuat dari tulang belulang dalam jumlah yang tak terhitung.
Saat mereka akan mengenainya, Narberal mengaktifkan mantra.

"[Teleportation]."

"Lagi!"

Narberal menghilang lagi.

Kajit melihat ke atas langit untuk mencari Narberal yang menghilang, teringat pada kejadian sebelumnya. Tapi sebuah sensasi perih mengatakan dimana Narberal berada.

"---Ahhh!"

Teriakan Kajit bergema di pemakaman. Bahu kiri Kajit tiba-tiba serasa terbakar hebat dan perihnya menyebar ke seluruh tubuh bersamaan dengan denyut jantungnya.

Kajit yang terkejut melihat lukanya saat pisau itu akan ditarik keluar.

"--Ugh, ugh!"

Pisau itu ditarik dengan kasar, mengirimkan luka yang sangat perih sekali lagi. Dia merasa tulangnya seperti hancur, membuatnya tidak tenang. Darah muncrat keluar dari luka itu, menodai jubah merah Kajit.

Kajit terengah-engah akibat rasa perih itu cepat-cepat memutar kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.

Dia melihat Narberal yang berdiri di depannya dengan wajah bingung.

"Apakah sesakit itu?"

"--!"

Narberal menggunakan tangannya yang tidak memegang tongkat untuk bermain dengan pedang pendek yang gelap dengan noda darah.

Kajit tidak bisa bicara lagi karena lukanya.

Seorang Magic Caster yang jarang bertempur di depan tidak akan merasakan banyak luka. Kajit biasanya dilayani oleh orang lain dan yang biasanya melukai. Itulah kenapa dia memiliki toleransi luka yang rendah.

Kepala Kajit berkeringat saat dia memerintahkan Skeletal Dragon untuk menyerang dengan otaknya. Narberal mundur, mengambil beberapa jarak dari Skeletal Dragon yang mendekat. Kecepatan [Flight] yang lebih cepat dari kecepatan normal lari-lari kecil.

Dua Skeletal Dragon merangsek ke tempat Narberal tadi berada.

Bersembunyi di belakang Skeletal Dragon, Kajit memperoleh ketenangannya kembali setelah berada di posisi yang aman dan akhirnya mengerti mantra apa yang Narberal gunakan.

Itu adalah ---

"Itu adalah teleportasi!"

[Teleportaion] adalah magic tingkat 3, tapi bagi Magic Caster, itu hanya sebuah cara untuk kabur dan menjaga jarak antara mereka dan musuh.

Tapi itu hanya berlaku bagi Magic Caster dengan kemampuan fisik yang payah. Bagi Magic Caster yang seahli warrior dalam pertarungan jarak dekat, mantra ini sangat bagus jika digunakan sebagai mantra serangan. Tidak, dengan elemen kejutannya, mungkin bisa menjadi mantra yang ebih kuat dari mantra serangan yang setengah matang.

Kajit menekan bahunya dan menatap marah pada Narberal: "Ternyata begitu, kartu as milikmu adalah menggunakan teleportasi untuk membunuhku! Kamu menggunakan itu untuk kabur tadi, ya kan?"

Itu adalah kartu as yang menyusahkan. Karena mantra tidak efektif melawan Skeletal Dragon, Narberal hanya perlu membunuh summonernya, strategi yang jelas sekali. Dengan kepandaiannya menggunakan teleportasi, Kajit mungkin tidak mampu untuk menghindar.

Tapi Narberal menjawabnya dengan biasa:

"Itu tidak mungkin."

Kajit tidak mengerti apa maksudnya dan terus mengerdipkan matanya.
Seakan untuk menguatkan penjelasannya, Narberal menyarungkan pedangnya:

"Aku hanya menunjukkan padamu bahwa aku bisa membunuhmu dengan mudah."

Narberal menunjukkan sebuah cara untuk merubah keadaan darurat yang dia alami menjadi sebuah kesempatan, tapi tidak menggunakannya. Kajit tidak mengerti apa yang dia maksud.

"Apakah kamu sudah gila?"

"Kamu mungkin adalah seorang makhluk rendahan (Kutu), tapi jawaban apa itu? Gunakan sedikit kepalamu."

Melihat tatapan dingin Narberal, Kajit gemetar.

Dia tidak gemetar karena marah -- tapi takut. Rasa tidak enak yang membanjiri otak Kajit.

"Sudah waktunya mengakhiri ini. Sebagai bawahan, tidak sopan membiarkan Ainz-sama menunggu. Kelihatannya kamu berpikir bahwa mantra magic tidak ada yang efektif melawan Skeletal Dragon, jadi biar kujelaskan padamu, mahkluk rendahan (lalat). Dengan harganya adalah nyawamu."

Melepaskan tongkatnya, suara tepukan tangan Narberal bisa terdengar -- lengkungan putih dari sebuah petir bisa terlihat diantara telapak tangannya yang berpisah. Udara di sekitarnya berkilauan cerah karena petir yang berbentuk naga yang berputar itu.

Narberal dilingkupi cahaya putih berkilauan.

"...Eh."

Kajit terperangah. Dia tahu itu adalah magic yang luar biasa dan berada diluar pengetahuannya. Dia bisa melihat Narberal yang tersenyum dingin dalam silaunya cahaya putih.

Di depannya ada tubuh raksasa dari Skeletal Dragon. Mengingat keberadaannya, sebuah tanda bahaya melengking di hati Kajit.

"--Kamu pikir kamu bisa mengalahkan Skeletal Dragon dengan resistansi mutlaknya terhadap magic?! Pergi! Bunuh dia!"

Kajit tidak bisa menutup ketakutan pada suaranya yang tinggi saat dia meneriakkan perintah.

Ketika dua Skeletal Dragon semakin dekat, Narberal tersenyum seperti Guru yang dingin mengajari muridnya yang bodoh:

"Resistansi mutlak terhadap magic? Skeletal Dragon memang memiliki resistansi terhadap magic, tapi itu hanya berlaku terhadap mantra tingkat 6 ke bawah."

Skeletal Dragon membutuhkan sedikit waktu lagi untuk mencapai Narberal. Kali ini, Kajit yang anehnya tenang mengerti apa maksud Narberal.

"---Itu artinya Skeletal Dragon tak bisa menahanku, Narberal Gamma, yang bisa melakukan mantra tingkat enam atau tingkat yang lebih tinggi."

Dia mengatakan yang sebenarnya. Insting Kajit mengatakan demikian.

Itu artinya wanita ini bisa menghabisi Skeletal Dragon dan mengirim Kajit ke neraka ---

"Mengapa! Buah dari kerja kerasku selama lebih dari 5 tahun akan lenyap tak berbekas hanya dalam satu jam!"

Kajit yang meratapi melihat berbagai macam gambaran di otaknya seperti komidi putar.

Kajit Dale Batantier.

Karena bekerja di desa, ayahnya yang memiliki tubuh palsu dan ibunya yang dewasa melahirkannya di desa yang terletak pada perbatasan Slane Theocracy dan dia menghabiskan masa kecil "normal" disana.

Dia menjadi begini karena dia melihat mayat ibunya.

Hari itu -- ketika matahari terbenam masih terang, Kajit berlari ke rumah terengah-engah. Ibunya ingin Kajit pulang lebih cepat, tapi dia telat karena urusan kecil yang tidak bisa dia ingat. Mencari batu cantik atau memegang tongkat berpura-pura menjadi seorang pahlawan. Dia terlambat karena urusan yang remeh.

Kajit berlari pulang takut akan diomeli ibunya tetapi di sana dia melihat ibunya yang roboh di ruang tamu. Ketika dia buru-buru masuk dan menyentuh ibunya, sensasi hangat masih segar di otaknya.

Dia merasa itu hanyalah lelucon, tapi keadaannya tidak seperti yang dia harapkan.

Ibu Kajit tidak lagi ada di dunia ini.

Menurut Pendeta, penyebab kematiannya adalah 'gumpalan darah di otaknya'.

Itu artinya tidak ada yang salah, tidak ada yang bersalah. Tidak, Kajit merasa seseorang harus bertanggung jawab.

Dan itu adalah dirinya sendiri. Jika Kajit kembali lebih cepat, dia mungkin bisa menyelamatkan ibunya.

Ada banyak Magic Caster dengan dasar Faith di Slane Theocracy, dan desa Kajit juga ada beberapa dari mereka. Jika dia berlari ke sana untuk meminta bantuan, ibunya mungkin masih bisa tersenyum dengan sehat sekarang ini.

Wajah Ibunya yang kesakitan adalah kesalahannya.

Kajit bertekad untuk memperbaiki kesalahannya -- yang mana membangkitkan kembali ibunya.

Semakin dia mempelajari tentang magic, semakin besar pula masalah yang dia hadapi.

Magic berdasarkan kepercayaan tingkat 5 memiliki mantra untuk menghidupkan kembali, tapi tidak bisa menghidupkan kembali ibunya. Karena menghidupkan kembali akan menghabiskan life force dalam jumlah yang sangat besar, mereka yang tidak memiliki life force yang besar tidak akan hidup kembali dan menghilang. Ibu Kajit tidak memiliki life force untuk dihabiskan.

Kajit tidak memiliki cukup waktu untuk menciptakan mantra untuk menghidupkan kembali yang baru. Jika dia menyerahkan jiwa manusianya dan menjadi seorang undead, dia bisa mengulur lebih banyak waktu untuk melakukan riset mantra untuk menghidupkan kembali yang baru -- itulah keputusannya.

Mengabaikan magic yang berdasarkan Faith yang dia kumpulkan di masa lalu, Kajit memilih jalan untuk menjadi seorang undead melalui magic berdasarkan Sorcery. Tapi ada rintangan lain di jalannya.

Meskipun dia mengambil rute sebagai Magic Caster berdasarkan Sorcery, akan memakan waktu yang sangat lama untuk menjadi undead tingkat tinggi setelah melepaskan jiwa manusianya. Dia juga dibatasi oleh bakat dan potensi, dan mungkin akan gagal menjadi undead.

Salah satu cara untuk menembus rintangan ini adalah dengan mengumpulkan energi negatif dalam jumlah besar --- benar sekali, membunuh orang-orang di seluruh kota dan menarik energi negatif dari mereka untuk menjadi undead.

Saat harapannya akan menjadi kenyataan, mengapa rintangan lain muncul?

"Aku menghabiskan lima tahun untuk mempersiapkan kota ini! Harapan yang tidak bisa aku lepaskan setelah tiga puluh tahun! Apakah kamu berhak menghancurkan semua ini!? Kamu, yang tiba-tiba muncul!"

Sebuah senyuman dingin menjawab rintihan Kajit:

"Aku tidak tertarik pada harapan dari makhluk rendahan seperti dirimu, Tapi usahamu memang menggelikan. Aku memiliki beberapa perkataan kepadamu... Selamat telah menjadi batu loncatan bagi Ainz-sama."

"[Twin Maximize Magic, Dragon Chain Lightning]"
(Magic Kembar maksimal, Petir rantai naga)

Ledakan petir yang berbentuk naga datang dari kedua tangan Narberal.

Petir yang lebih tebal daripada sebuah lengan menyerang Skeletal Dragon, dan menggetarkan tubuh putihnya yang besar. Petir itu mengalir ke seluruh tubuh dari Skeletal Dragon, dan mengakhiri hidupnya yang semu.

Hasilnya sudah jelas.

Di bawah kebesaran dari petir, Skeletal Dragon yang seharusnya memiliki resistansi mutlak terhadap magic menjadi hancur

Meskipun sudah menghancurkan Skeletal Dragon, petir itu masih ada. Dua petir naga kelihatannya sedang mencari buruan berikutnya saat mereka terbang ke arah target akhir.

Pandangan Kajit diselimuti oleh petir putih.

Dia tidak punya waktu untuk memohon ampunan atau meratap dalam keputusasaan.

Airmata yang jatuh dari sudut matanya langsung sirna. Kajit mengerang 'mama' saat dia ditelan oleh cahaya yang lebih terang, ditusuk tanpa ampun oleh petir.

Kajit mengejang sambil berdiri, seakan dia sedang melakukan tarian aneh.

Setelah membakar bagian dalam tubuh, petir tersebut menghilang, meninggalkan Kajit yang gosong bergulung di tanah.

Bau gosong tercium dimana-mana.

Narberal mengangkat bahunya, bergumam pada Kajit yang sekarang hanya onggokan daging yang gosong:

"Bahkan makhluk rendahan (cacing) berbau harum ketika dibakar... Aku penasaran apakah ini adalah hadiah yang bagus untuk diberikan kepada Entoma."

Ketika dia menyebutkan temannya yang pemangsa manusia, Narberal memiliki senyum sarkastik.

---

Warrior itu membuka kedua tangannya lebar-lebar, seakan menunggu sebuah pelukan.

"...Apa yang sedang kamu coba mainkan~? Menyerah?"

"Menyerah apa? Karena aku sudah memberikan perintah kepada Narberal, kurasa ini saatnya bagi kita untuk menyelesaikan ini."

"Apa? Apa kamu sedang mimpi? Martial Art mu menggelikan, apa kamu kira kamu bisa menang melawanku, Clementine yang hebat ini? menyebalkan sekali"

"Memang mengagumkan, yang lemah bisa membuat lelucon seperti itu."

Clementine yang sudah tidak tenang ingin membalas 'itu kamu ya kan?', tapi dia menenangkan dirinya.

Kemampuan warrior dari orang yang di depannya memang menggelikan, tapi kekuatan fisiknya memang sangat luar biasa bagus. Dari yang dia ketahui, tingkatannya hanya berada di bawah dua orang yang sempurna --- Kapten kepala yang spesial dari black scripture dan Kapten Prajurit Kingdom. Dia mengayunkan pedang secara serampangan sesuka hatinya, dan bisa mematikan jika Clemenine terpereset dan terkena itu.

Bersikap seperti biasa, Clementine mengejek dengan senyum menghina:

"...Lupakan saja, aku setuju kita harus menyelesaikan ini~"

Warrior Momon mengangkat bahu menjawabnya.

Clementine mengawasi sikap tenang pria ini. Banyak sekali celahnya, tapi bukan hanya itu semua. Ini pasti jebakan.

Tapi Clementine tidak punya pilihan lagi. Apa yang dia katakan memang terdengar seperti lelucon, tapi dia sebenarnya benar-benar serius. Dia bisa saja kabur dengan kekuatan Skeletal Dragon, tapi dia tidak bisa membuang waktu. Sangat penting untuk melemparkan anggota Windflower Scripture dari ekornya (agar tidak mengikutinya lagi), tapi dia sudah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain-main.

Clementine menunduk pelan-pelan, mengencangkan genggaman pada belatinya.

Menyelesaikan pertarungan ini secepatnya. Jika mungkin, lakukan dengan sekali serangan.

Tidak punya waktu lagi untuk dibuang adalah sebuah alasan, tapi warrior di depannya itu menjadi semakin teratur gerakannya. Lebih aman untuk menghabisinya sebelum dia semakin kuat.

Bernafas dalam-dalam, Clementine berlari secepatnya. [Pace of the Wind], [Greater Evasion], [Ability Boost], [Greater Ability Boost], dia mengunakan empat martial art yang sama seperti sebelumnya untuk menutupi perbedaan kemampuan fisik mereka. Tidak perduli apapun yang Momon lakukan, dia masih bisa menggunakan lebih banyak martial art.

Di dalam dunia yang semakin cepat, dia bisa menangkap gerakan dari musuhnya dengan sempurna.

Dia mungkin akan mengambil pedangnya dari tanah atau menggunakan martial art, pertarungan tanpa senjata atau senjata rahasia. Tidak, mungkin dia akan menggunakan senjata yang dilempar.

Clementine memikirkan banyak kemungkinan dari yang akan dilakukan musuhnya. Clementine sangat percaya diri dia bisa menembus semuanya.

Tapi seluruh tebakan Clementine meleset jauh.

---Musuh itu tidak melakukan apapun.
Dark Warrior itu hanya membuka lengannya, menunggu serangannya mendarat.

Sebuah perasaan dingin mengalir ke tulang belakangnya. Ini semua diluar dari bayangan Clementine, sebuah ketakutan akan hal yang tidak diketahui.

Akankah dia menyerang dengan berani atau mundur dan kabur?

Dia hanya memiliki dua jalan untuk diambil.

Clementine mungkin kejam dan tak punya hati, tapi dia tidak bodoh. Dalam satu detik itu, dia dengan cepat mempertimbangkan kemungkinan yang tak terhitung dan cara untuk menyerang balik.

Hal terakhir yang memberikan dorongan kepada Clementine adalah rasa percaya diri dan harga dirinya.

Dia sudah meninggalkannya, tapi dia pernah menjadi salah satu anggota dari unit spesial terkuat dari Slane Theocracy -- Black Scripture. Seseorang seperti dia tidak seharusnya kabur terbirit-birit menghadapi warrior yang tidak dikenal dan tidak punya keahlian seperti Momon.

Setelah menguatkan niat, sisanya pun akan mengikuti. Tanpa ragu dan mendapatkan kembali ketenangannya sebagai warrior kelas wahid, Clementine berlari menuju dada Momon --- sangat dekat seakan mereka hampir berpelukan.

"Matilah~!"

Menggunakan seluruh otot di tubuhnya, Clementine menusukkan Stiletto miliknya ke celah penutup kepala Ainz. Dan dia memaksa putar pisaunya untuk lebih memperdalam tusukannya hingga otak. Bukan hanya itu, dia tidak perduli dan terus melanjutkan serangannya.

Clementine terus mengikuti pemikirannya bahwa dia telah mendaratkan pukulan yang fatal, mengeluarkan magic yang tersegel di dalam stiletto. Sebuah mantra [Lightning].

Tubuh Ainz ditembus oleh petir.

Senjata Clementine diberi mantra yang tersegel. Jika mantra yang tersegel dikeluarkan, magic yang tersimpan di dalamnya akan habis. Tapi mantra yang berbeda bisa disegel di dalamya lagi, jadi bermacam-macam magic bisa disiapkan sebelumnya tergantung situasi, jadi sangat sesuai dengan dirinya.

Stiletto yang ditusukkan ke dalam tengkorak bersamaan dengan hadiah petir besar --- Itu adalah serangan yang sangat fatal

Tapi ---

"Aku belum selesai!"

"[Full Throttle]"

Dia menggunakan kecepatannya yang ditingkatkan untuk menarik Stiletto lain dan melepaskan mantra [FireBall] di dalamnya. Clementine membayangkan tubuh Momon yang terbakar dari dalam, dan berpikir bahwa dia sudah mencium daging yang gosong.

Tapi -- Clementine terdiam oleh pemandangan yang tak terduga di depannya dan membuka matanya lebar-lebar.

"Hmmm. ternyata begitu. YGGDRASIL tidak memiliki senjata magic seperti ini. Aku belajar sesuatu yang baru."

Meskipun kedua mata Ainz ditusuk oleh Stiletto, dia masih bisa berbicara dengan tenang. Ini membuat Clementine menyadari bahwa tidak ada darah apapun ketika dia menusukkan belatinya pada celah helmet sebelmnya.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa! Mengapa kamu tidak mati!"

Dia tidak pernah mendengar martial art sehebat ini. Atau dia memiliki sebuah cara untuk menghadapi serangan tusukan? Jika begitu, bagaimana dia bertahan terhadap serangan magic yang mengikutinya?

Bahkan Clementine yang seorang veteran ratusan pertarungan tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

"!"
Tubuh Clementine dipeluk, membuat Momon dan Clementine semakin dekat sehingga medali petualang semakin berderit.

"Biar kujawab pertanyaanmu."

Dark Armor menghilang tanpa jejak, berganti dengan wajah yang mengerikan di dalamnya.

Itu adalah sebuah tengkorak tanpa daging atau kulit. Di lubang matanya yang kosong --- ada belati-belati yang menancap tadi, tapi kelihatannya tidak menyakitkan bagi Ainz.

Clementine tahu penampilan apa itu artinya:

"Undead.. Elder Lich!"

"...?..Aku punya banyak hal untuk ditanyakan kepadamu, tapi lupakan saja. Aku hanya bisa mengatakan jawabanmu hampir benar. Kalau begitu ---"

Clementine berpikir bahwa monster di depannya seharusnya tidak memiliki ekspresi apapun karena tidak ada kulit atau daging, tapi dia merasa monster itu sedang menyeringai.

"Bagaimana rasanya? Menghadapi Magic Caster yang menggenggam Pedang dua tangan? Tidak bisa menyelesaikannya dengan cepat, bagaimana rasanya?"

"Jangan, jangan meremehkanku!"

Clementine berusaha keras dengan seluruh kekuatannya, tapi dia tidak bisa bergerak seakan dia dirantai dengan ketat.

Liches adalah undead yang kuat dan ahli dalam kemampuan magic, tapi kemampuan fisik mereka tidaklah besar. Jadi Clementine seharusnya memiliki keunggulan. Tapi ---

"Mengapa, mengapa!"

---dia tidak bisa lepas.

Ketika dia menyadari bahwa kekuatan raksasa -- dan kemampuan fisik yang kuat -- bukanlah efek magic dari armor, Clementine menjadi kaku. Pemandangan yang datang di otaknya adalah kupu-kupu yang tak berdaya dan terjebak di jaring laba-laba.

"..Ini adalah alasan sebenarnya dibalik pemberian handicap kepadamu. Seorang musuh sepertimu tidak layak untuk menghadapi kekuatan penuh dariku --- yang mana adalah magic."

"Sialan---!"

"Karena kebenarannya sudah terkuak...sebelum kita mulai, ini menjengkelkan."

Dengan suara mendesis, Lich itu melepaskan stiletto dari matanya dan melemparkan mereka ke samping. Sementara undead itu mengambil pisaunya, Clementine terus berusaha mati-matian. Tapi dia tidak bisa menandingi tenaga dari hanya satu lengan itu dengan seluruh kekuatannya. Dia tidak bisa merubah posisi pelukan dan tak bisa bergerak.

Setelah mengeluarkan kedua stiletto, mata yang kosong bersinar dengan cahaya crimson jahat, melihat kepada Clementine yang terengah-engah menggunakan seluruh kekuatannya.

"Mari kita mulai."

Clementine tahu apa yang akan dilakukan musuhnya, pasti tindakannya lebih mirip seorang Lich daripada sikap seorang kekasih.

Sebuah suara retak aneh bisa terdengar.

Ketika Clementine mengerti apa yang lich itu akan lakukan, sebuah perasaan dingin menyebar ke tulang belakangnya.

"...Tidak mungkin...tidak mungkin, dasar bajingan!"

Suara berderit datang dari armornya yang melekuk.

---Dia mencoba untuk meremukkanku dengan dadanya.

Lich akan menjadi subyek tekanan dari armor itu juga, tapi dia mungkin menggunakan suatu metode khusus untuk mengeraskan tubuhnya. Tubuhn tegap itu sangat kuat bagaikan sebuah dinding.

"Jika saja kamu lebih lemah..."

Lich itu mengeluarkan pedang pendek dari suatu tempat. Warnanya hitam dengan empat permata di gagangnya.

"Aku akan berpikir untuk menggunakan pedang ini untuk menghabisimu... Tapi tak banyak perbedaan dari mati oleh pedang atau karena hancur tulang belakangmu ya kan? Kamu masih tetap akan mati."

Clementine gemetar di seluruh tubuhnya.

Ketika dia mendengar lelucon ini, tekanan pada tubuhnya semakin meningkat dan kekuatan di dadanya semakin tak tertahankan. Medali para petualang yang dia dapatkan setelah membunuhnya tidak dapat bertahan dari tekanan itu dan berjatuhan ke tanah. Yang pertama jatuh adalah medali perak yang baru saja dia dapatkan.

Bernafas menjadi semakin menyakitkan dan menakutkan.

Dia benci lengan yang memeluknya.

Dia membenci dirinya yang mengenakan armor ringan untuk meningkatkan daya hindarnya dan mengenakan medali.

Mengetahui bahwa pedang juga percuma, Clementine memukul wajah lich itu dengan liar, tapi itu hanya semakin menyakiti Clementine. Karena Clementine tidak punya waktu untuk merasakan sakit, dia menarik morning star miliknya untuk memalu Ainz, tapi posisinya sangat canggung malahan mengenai dirinya sendiri.

Dia bisa membayangkan nasib dia selanjutnya. Pernafasan yang semakin menyakitkan, perutya yang semakin pipih dan armor yang tergencet. Seluruh fakta ini mengatakan kepada Clementine bagaimana nasib dia selanjutnya

"Berhentilah berontak. Aku bisa mengakhiri hidupmu dalam sedetik hanya dengan merubah posisi lenganku, tapi kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk membunuh mereka, jadi aku juga akan melakukannya pelan-pelan dalam menyiksamu."

Clementine menyerang dengan liar.

Dia mencoba mendorong wajahnya, menggaruk hingga kukunya berjatuhan, bahkan menggigit dengan giginya -- tapi semua itu tidak efektif dan tekanan yang tak tertahankan masih terus berlanjut.

Tak perduli bagaimana dia berontak, dia tidak bisa lepas dari lengan yang mengikatnya. Tapi Clementine tidak berhenti berontak, sulit baginya untuk bernafas dan pandangannya semakin sempit.

"Dance of the death?"
(Tarian kematian)

Dia tidak memiliki kekuatan untuk mendengar suara yang lembut.

Dengan suara muntah, kotoran pun menyembur ke wajah Ainz. Cahaya merah di dalam soket mata Ainz bersinar karena merasa jijik.

Clementine yang telah menggunakan kedua lengannya untuk berontak, telah menjadi mayat yang mengejang.

Ainz tidak mengendurkan tenaga di lengannya, tapi menekan semakin kuat. Setelah itu, Ainz merasakan sensasi tulang yang tebal retak dari lengannya.

Ainz melepaskan tubuh yang bahkan tidak bisa mengejang itu.

Dengan suara memercik, tubuh Clementine jatuh ke tanah seperti sampah. Wajahnya memelintir akibat kesakitan dan menjadi menakutkan, benar-benar tampilan yang mengerikan. Dia seperti ikan yang tertangkap dari lautan, organ tubuhnya tampak keluar dari mulutnya.

Ainz mengeluarkan infinite flask miliknya, membasuh dirinya hingga bersih dari muntahan dengan air yang mengalir tanpa habis. Di waktu yang sama, dia berkata dengan lirih kepada Clementine:

"Aku lupa bilang padamu.... Aku orang yang sangat munafik."

Overlord Light Novel

11 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.2 bab 4 bag. 4

Unknown mengatakan...

hahaha penyiksaan yg sadis

Anda mengatakan...

Beda banget dengan anime dan manganya. Lanjutkan min. Sya adalah pembaca baru min

Unknown mengatakan...

Overlord vol 2 chapter 4 part 4
Fin

D mengatakan...

Yo

D mengatakan...

Jadi Clementine ini lebih hebat jauh dibanding Gazef. Bahkan Ainz tidak mampu mengimbangi kecepatanya. Karna saat di perang E rantel Gazef kecepatan reaksinya lebih jauh dibawah Ainz. Ingat saat Gazef menantang duel Ainz lalu Ainz mengetesnya dgn kibasan Mbek, Gazef pun tak berkutik. Bukankah itu artinya reaksi Ainz diatas Gazef dan kecepatan Clementime itu masih sulit diatasi Ainz.

Anonim mengatakan...

Salah ,ainz jg gabisa ngimbanbin gazef. Ainz cuman pake skill yg kaya berhentiin waktu persis kaya di prolog paling awal

Unknown mengatakan...

Ainz klo jadi warrior cuman menang fisik tapi martial arts nol(gak ada) beda kalo dia milih job class warrior saat mulai game kyk touchme Takemikazuchi Nishiki dll dia bisa ngeluarin skill

Irene red velvet mengatakan...

Mantep si jal*Ng di siksa sampe mati dulu dia yg suka nyiksa harusnya dikasih ke demiurge aja biar lebih mantep metode penyiksaanya

Kuhaku mengatakan...

Suka MC yg suka nyiksa kek gini,trs walau musuh punya masa lalu yg menyakitkan di pihak MC juga gk peduli,,gk kyk MC cerita lain yg malah dikasihani musuh nya

Anonim mengatakan...

Kajit yg terobsesi untuk membangkitkan ibunya, & Momonga yg terobsesi ingin berkumpul kembali dengan teman²nya. Keduanya memilih jalan yg prosesnya mengorbankan banyak nyawa manusia. Sayangnya Momonga jauh lebih kuat, dan Kajit lemah.

Kesimpulannya :
" Kelemahan adalah dosa, dan Sorcerer King adalah keadilan ". (Neia Baraja)