Chapter 4 : Pengepungan
Part 1
Akhir musim
dingin sudah lama berlalu, udara masih dingin, meskipun dia tidak merasakannya.
Berkat bulunya. Seluruh badannya ditutupi oleh bulu hitam legam, dengan memakai
satu set pakaian di luarnya akan memberikan insulasi yang sangat baik. Dia
tidak akan menggigil meskipun memakai satu set full plate armor.
Namun, dia
sekarang gemetara karena alasan lain.
Yaitu marah.
Menyebut
kemarahan luar biasa sebagai “amukan” tidaklah terlalu jauh menyimpang.
Sebuah
geraman rendah keluar dari dirinya – seperti binatang buas karnivora – kemudian
mendecakkan lidah karena malu.
Bagi anggota
ras – Zoastia – membuat suara binatang adalah bukti bahwa mereka tidak mampu
mengendalikan emosi; hal yang memalukan bagi seorang dewasa.
Namun, itu
hanya terjadi diantara sesama anggota spesiesnya.
Siapapun yang mendengar geraman yang keluar dari sela-sela giginya yang tajam akan gemetara karena takut atau terdiam dalam terror.
Dia
memalingkan badan dari kota manusia yang dia tatap selama ini lalu kembali ke
perkemahannya.
Komandan tertinggi
mereka Jaldabaoth, penguasa yang memiliki kemampuan luar biasa. Banyak rasa
yang berkumpul di bawahnya, dan banyak bentrokan tak berguna yang terjadi diantara
mereka setiap harinya.
Pasukan
aliansi Demihuman dibagi menjadi tiga bagian.
Yang pertama
adalah 40.000 pasukan yang disusun melawan pasukan militer Holy Kingdom
Selatan.
Yang kedua
adalah 50.000 pasukan yang bertanggung jawab mengatur dan menjaga kamp penjara bagi
orang-orang Holy Kingdom.
Yang ketiga
adalah 10.000 pasukan yang bertanggung jawab mengamati Holy Kingdom Utara,
mengambil berbagai macam sumber daya, dan tugas-tugas lain.
Personel yang
ada di sini terdiri dari 40.000 dari 50.000 pasukan yang dialokasikan untuk
menjaga kamp penjara.
Wajar dengan jumlah
sebanyak itu membuat markas mereka menjadi ramai, namun tak ada yang menghalangi
langkahnya, dia pun tidak berhenti ataupun menurunkan kecepatan langkah
kakinya.
Tentunya tak
ada orang di dunia ini yang berani menghalangi jalan dari batu besar yang
menggelinding.
Tak ada seorangpun
yang berani menghalangi jalannya, melihat aura dominan yang dikeluarkannya.
Dia berjalan
seakan dia sedang sendirian di sebuah tanah gersang, lalu tidak lama tenda yang
sangat mewah pun terlihat.
Ada pasukan
demihuman yang berdiri di depannya, namun mereka bukanlah penjaga. Mereka di
sana untuk melakukan perintah dari pemilik tenda. Dengan kata lain, mereka
hanyalah pelayan.
Mereka
menyingkir dengan rasa takut dari jalannya, dan dia dengan kasarnya
menyingkirkan kain yang menggantung di pintu masuk tenda tersebut, dimana 5 demihuman
di dalamnya langsung menatap ke arahnya.
Para
demihuman di dalam bisa dihitung sebagai bagian dari 10 anggota teratas dari
pasukan demihuman, kecuali demon. Meskipun dia bisa merasakan beratnya tatapan
mereka, sikapnya yang tenang tidak berubah sedikitpun.
Sebagai sesama
anggota dari 10 makhluk itu, dia malahan mendengus lalu duduk pada salah satu
dari empat kursi yang kosong. Meskipun begitu, tubuh bagian bawahnya yang
seperti binatang buas menandakan sikap duduknya lebih menyerupai rebahan.
Meskipun
salah seorang dari lima orang mengangguk ringan kepadanya, dia tidak memperdulikan
seorangpun saat matanya menatap dengan tajam kursi tertinggi demihuman.
Demihuman
yang diceritakan ini terlihat seperti seekor ular yang memiliki lengan.
Sisik di tubuhnya
basah berkemilauan memperlihatnya warna-warna tidak beraturan yang aneh dan
pantas menyandang julukan “Rainbow Scales” (Sisik pelangi). Bukan hanya indah,
kerasnya sisik itu setara dengan naga. Ditambah lagi, memiliki magic resistance
(ketahanan terhadap magic) level tinggi dan ditambah dengan sebuah perisai
besar dan satu set armor logam yang diberi mantra. Ketika seseorang
memperhitungkan kemampuannya sebagai warrior pula, makhluk yang dimaksud ini
bisa dikualifikasikan sebagai entitas tertangguh di dataran Abelion.
Demihuman ini
bernama Rokesh salah satu dari para Nagaraja. Dia adalah demihuman yang
ditunjuk sebagai komandan pasukan ini oleh Demon Emperor (Kaisar Iblis).
Yang bersandar
di sampingnya adalah senjata andalannya, Trident of Desiccation (Trisula
Pengering) yang memiliki sebuah kemampuan menakutkan.
“-Mengapa kita
belum menyerang?”
Sebuah
pertanyaan terlontar kepada Rokesh dengan nada agak ketakutan.
Sudah tiga
hari sejak mereka tiba di kota yang telah diambil alih dari para manusia yang
menyedihkan itu, namun satu pertempuran kecilpun tidak terjadi setelahnya.
“...Aku tahu
dinding manusia itu menyusahkan, tapi tentunya mereka tidak ada apa-apanya
dihadapan jumlah kita, ya kan?”
Ini memang
benar bagi para anggota aliansi Demihuman yang bisa mengabaikan keberadaan
dinding semacam itu sepenuhnya. Mereka tidak kesulitan jika individu tersebut
diatur dengan baik.
“Kita
ketakutan, ya kan?”
“Demon claw dono.”
Sebuah tatapan
ganas terlihat dari wajah – Vijar Lajandala – saat dia memanggil gelar “Demon Claw”
(Cakar Iblis). Dia melihat anggota lainnya dari sesama spesies yang hadir
sebelum kembali kepada Nagaraja.
Gelar “Demon
Claw” terkenal di penjuru lembah bukit, dan sekarang hampir dua abad.
Ini bukan
karena para Zoastia adalah ras yang hidup lama tapi karena gelar ini diturunkan
secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Baginya,
gelar ini adalah sesuatu yang dia warisi dari sang ayah. Dia tahu betul tidak
tepat baginya saat ini. Itulah kenapa dia harus membangun reputasi pada pertempuran-pertempuran
berikutnya.
Namun, dia
belum mampu membuktikan kekuatannya – sebagai pemegang gelar tersebut – ke dunia
sejauh ini.
Semua orang
yang dia kalahkan sejauh ini lemah. Tidak ada seorangpun yang bisa
menghadapinya lebih dari satu pukulan dari battleaxe (kapak tempur) dua tangan
miliknya, “Edge Wing”.
Keadaan seperti
ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi.
Dia tidak
bisa membiarkan pertempuran ini berakhir sementara yang lain masih mengenali dirinya
sebagai bawahan dari iblis terkutuk Jaldabaoth. Dia memerlukan sebuah peluang
untuk mengangkat namanya sebagai seorang warrior, dan sekarang adalah waktunya.
Namun, Rokesh
masih tidak berniat untuk menyerang. Rasa tidak puas Vijar dengan keputusan itulah
yang membuatnya bicara seperti ini.
“Mereka
bilang Grand King (Raja Agung) dulunya menguasai kota itu. Jangan bilang kalau
kamu takut karena musuh memiliki seseorang yang bisa mengalahkannya?”
Grand King –
Raja yang memimpin Bafolk ke masa kejayaan.
Dia adalah
salah satu dari 10 demihuman tertinggi, sepertinya.
Vijar percaya
dia sejajar dengan Grand King, meskipun Grand King memiliki martial art
menyusahkan yang bisa menghancurkan senjata miliknya. Siapapun yang mengalahkan
Grand King pasti layak sebagai seorang musuh.
“Aku akan
menghadapinya, jadi mengapa kita tidak menyerang?”
Dia berpikir
hanya satu orang yang mampu mengalah kekuatan dari seorang Grand King.
Dia
pasti paladin wanita yang dirumorkan. Jika apa yang mereka katakan benar, dia
mungkin mampu mengalahkan Grand King.
Dia membayangkan
bayangan kabur seorang paladin dengan pedang kemilauan.
“Vijar-dono.
Kenyataannya anda, sebagai seorang komandan, berkata demikian meskipun datang
terlambat tanpa sebuah ucapan maaf membuatku..”
“Santai saja,
aku tahu, aku tahu.”
Rokesh
melambaikan tangannya dengan santai.
“Wah wah. Anak
ayam yang bodoh memang berisik meskipun tidak tahu apapun.”
Orang yang
mencibir barusan memiliki empat lengan. Dia adalah ratu Magilos, seorang wanita
dengan julukan “Iceflame Lightning” – Nasrene Bert Kiuru.
Vijar
mengerutkan dahinya.
Dia merasa
bisa mengalahkan wanita itu dengan pertempuran jarak dekat, tapi Nasrene ahli
dalam magic, jadi dia takut bisa membalikkan keadaan dengan cara yang tidak
terduga. Meskipun begitu, dia – sebagai seorang pewaris nama “Demon Claw” –
tidak akan mampu menghadap kepada leluhurnya jika dia membiarkan begitu saja
seseorang memanggilnya anak ayam.
“Nenek tua
yang hanya suka duduk di pantat membuat masalah bagi kita juga.”
Magilos
adalah makhluk yang panjang umur, namun dia masih belum mencapai sepuruh usia
rata-rata, Vijar telah mendengar julukannya di bukit itu ketika dia masih
kecil.
Dia tidak
tahu berapa usianya jika melihat dari wajahnya karena kosmetik yang dipakai,
tapi kenyataannya adalah dia menutupinya berarti dia merasakan usianya pula. Ditambah
lagi, aroma bunga-bunga yang tercium di sekitarnya adalah sebuah tanda dia
menggunakannya untuk menyamarkan “baunya yang sudah tua”, bukankah begitu?
“-Ho.”
Nasrene memicingkan
mata membuat suasana tenda menjadi dingin menusuk. Itu adalah kenyataan, bukan
fenomena psikologi.
“-Aku tidak salah,
ya kan?”
Vijar
menegakkan diri sambil berkata demikian. Tubuh bagian bawah Zoastia bukanlah
dekorasi yang indah, tapi sesuatu yang memiliki sebuah ketangkasan dan kekuatan
yang meledak-ledak dari binatang buas. Meskipun gaya bertarung yang biasa dia
lakukan adalah berjongkok untuk memanfaatkan kemampuan fisiknya dengan penuh,
sekarang dia tidak melakukannya. Itulah kenapa dia ingin menampilkan diri
sebagai seseorang yang memiliki keunggulan, namun menyerahkan inisiatif
serangan kepada lawannya.
“Ini bukan hanya masalah salah atau betul, ya kan? Aku harus mengajarimu
cara menghormati seorang wanita. Itu juga tugasku sebagai seniormu. "
Di tengah semua ketegangan ini,
Rokesh berbicara:
"Tahan diri kalian
berdua. Ini adalah dewan perang. Jika kalian berdua terus membuat masalah di
sini, aku harus melaporkan ini kepada Jaldabaoth-sama. "
Setelah Rokesh mengangkat nama pemimpin absolut, mereka berdua pun tidak punya pilihan selain mundur. Tetap saja, mereka terus saling melotot,
seolah mengatakan "Ini belum berakhir," dan "Kamu memulai
pertarungan dan aku akan menyelesaikannya."
"Hah ... yah, sebagai seseorang
yang juga kuat, aku tahu kalian tidak
bisa menahan diri, tetapi kalian berdua harus tahu apa
artinya bekerja sama."
"Heeheehee, kamu juga tidak
punya hak untuk mengomentari orang lain."
Seorang demihuman simian berselimut bulu putih mencemooh gerutuan Rokesh sambil tertawa.
"Hm, itu benar. Nah, Demon Claw-dono. Tentang pertanyaanmu sebelumnya, bukan karena aku takut. Grand King adalah individu yang gagah berani, tetapi semua orang
yang hadir di sini setara dengannya, apakah aku salah? ”
Rokesh memandang ke Demon Claw dan
Iceflame Lightning, dan kemudian ke tiga orang yang tersisa.
Salah satunya adalah demihuman mirip
kera yang ditutupi bulu putih panjang. Dia memakai banyak item pelindung yang terbuat dari emas.
Dia adalah raja dari Stone Eaters (Pemakan Batu) - Harisha Ankara.
Sebagai spesimen unggul, dia dan mereka
yang mirip dengannya dapat memperoleh berbagai kemampuan
khusus setelah memakan mineral mentah. Misalnya, dengan memakan berlian, mereka bisa mendapatkan physical
damage resistance (ketahanan fisik) sementara yang hanya bisa dilewati oleh serangan ganas benda tumpul. Biasanya,
hanya tiga kemampuan seperti itu yang bisa aktif sekaligus, tetapi ia bisa menggunakan lebih dari itu. Itu juga yang menjadi alasan mengapa dia
disebut mutan.
Lalu, ada seorang jenderal Orthros
yang mengangguk kepadanya ketika memasuki tenda.
Dia mengenakan armor berukir rumit. Helm yang hiasannya sama serta tombak kavaleri-nya terletak di
samping. Namanya adalah Hektowyzes Ah Rahgara.
Anggukannya kepada Vijar bukan karena
menghormati kemampuan pribadi Vijar, tetapi terhadap spesies Zoastia secara
keseluruhan. Itulah alasan mengapa itu membuat Vijar tidak senang.
Tetap saja, dia tidak bisa begitu
saja menantang Hektowyzes untuk berduel untuk membuktikan kekuatannya. Meskipun tentu saja, Vijar akan menjadi pemenang dalam pertarungan satu lawan satu. Namun,
Hektowyzes tidak mendapatkan ketenaran karena kekuatan pribadinya, tetapi
karena ia adalah seorang jenderal terkenal yang bisa menang meskipun memiliki
sepersepuluh dari pasukan lawannya. Keadaan akan terbalik jika menyangkut pertempuran massal,
dan tidak ada yang lebih memalukan selain berselorong tentang
kekuatan pribadi seseorang dan mengatakan "Aku lebih kuat darimu"
sambil mengetahui hal ini. Itulah sebabnya Vijar kesulitan menangani Orthros itu.
Orang terakhir adalah sesama anggota
spesiesnya, yang tetap diam selama ini: Muar Praksha.
Juga dikenal sebagai
"Blacksteel," dia adalah seorang ranger yang sering disebut sebagai bayangan yang berlari melewati kegelapan.
Dia adalah Zoastia yang langka, yang biasanya memanfaatkan
kemampuan fisik mereka dan bertarung dengan kekuatan
kasar. Dia menggunakan teknik sembunyi-sembunyi, kejutan, dan licik sebagai
bagian dari keterampilan assassin yang menakutkan. Nama panggilannya datang dari kemauannya yang tak
tergoyahkan dan fakta bahwa dia akan menghabisi buruan yang telah
dia tandai.
Meskipun dia berpikir tidak akan kalah dari mereka, setiap orang yang duduk di sini akan menjadi lawan
yang merepotkan baginya dalam pertarungan langsung.
"Kalau begitu mari kita kembali
ke topik semula
mengapa kita tidak menyerang mereka. Itu karena aku
menerima perintah dari Jaldabaoth-sama di kota Rimun. ”
"Apa itu? Benarkah?"
Pertanyaan Vijar adalah karena fakta
bahwa di antara 40.000 pasukan ini, Rokesh adalah satu-satunya yang telah
melakukan kontak langsung dengan Jaldabaoth. Pada saat yang lain telah
dipanggil ke kota Kalinsha ini, orang-orangnya sudah dalam keadaan siap bertarung dan menunggu untuk dikerahkan.
Jaldabaoth selalu berteleportasi
antar kota, jadi ada beberapa peluang untuk menerima arahan langsung darinya.
"Kata Jaldabaoth-sama untuk
memberi waktu kepada manusia yang menduduki kota dalam beberapa hari."
"Beri mereka waktu? Untuk apa? ”
“Dia bilang itu untuk menakuti
mereka. Ada kurang dari 10.000 orang di kota itu. Masih sedikit di antara
mereka yang bisa bertarung. Sebaliknya, kita semua di sini bisa bertarung ...
seberapa takut menurutmu manusia yang mendekam di kota itu? ”
"Aku mengerti ... jadi begitu.
Jaldabaoth-sama benar-benar menakutkan. "
"Heeheehee, memang. Meskipun begitu, aku mengerti bagaimana perasaanmu, Vijar-dono. Pertanyaannya sekarang
adalah berapa banyak lagi waktu yang harus kita berikan kepada mereka? ”
“Tidak, kita bisa memutuskan dengan
tepat berapa hari lagi untuk mereka. Meskipun begitu, kita mungkin hanya punya jatah dua bulan persediaan, jadi tidak baik memberi mereka waktu selama itu. "
"Apakah itu karena kita masih
harus berurusan dengan para tahanan?"
Hanya ada 10.000 demihuman yang
tersisa untuk mengelola tawanan manusia dalam jumlah. Meskipun demihuman lebih kuat dari manusia, kuantitas adalah kualitas tersendiri. Sangat mungkin mereka tidak akan mampu menghadapi kerusuhan atau
pemberontakan.
"Tepat. Itulah sebabnya aku mengumpulkan kalian semua di sini, untuk menyusun rencana masa depan. Secara pribadi, aku rasa kita bisa bergerak setelah beberapa hari dan menyelesaikannya. Adakah yang
tidak setuju? "
Tak satu pun dari para demihuman yang
hadir - termasuk Vijar - keberatan dengannya.
"Baiklah. Kita akan menyerang mereka dalam dua hari. Kita akan terus mengamati mereka sampai saat itu. "
Ada kemungkinan musuh akan
melancarkan serangan balik, meskipun menurutnya itu tidak mungkin.
"Itu berarti sudah saatnya berurusan dengan manusia yang kita bawa."
Beberapa demihuman memakan manusia.
Spesies seperti itu menyukai makanan segar. Zoastia tidak punya preferensi khusus untuk daging manusia. Bagi mereka, daging sapi dan daging kuda lebih baik. Namun, kebanyakan
dari mereka lebih suka daging manusia segar daripada daging sapi kering.
Sebaliknya, Iceflame Lightning
memiliki ekspresi jijik di wajahnya. Mungkin itu karena Magilo tidak memakan
manusia, karena mereka secara tampilan mirip dengan manusia.
"Heeheehee. Bagaimana kalau
membunuh dan memakan mereka di depan kota mereka sendiri besok hari. Harusnya itu bisa
meneror mereka, ya kan? ”
“Ide yang bagus. Setelah itu, kita akan nyatakan penyerangan
di hari berikutnya ... "
“Tidak perlu menekan mereka sekeras
itu. Apa yang akan terjadi jika mereka menyerah? Pertempuran itu menyenangkan
jika mereka memiliki harapan, itu akan membuat mereka berjuang dengan sekuat tenaga. Tidak
ada yang lebih membosankan daripada membunuh orang yang sudah tidak ingin hidup. "
Vijar ingin melawan musuh yang kuat.
Tidak ada gunanya menghadapi yang lemah.
"Memang benar. Dan juga, ada poin penting lainnya. Ini adalah perintah dari Jaldabaoth-sama. Kita
tidak harus membunuh mereka semua, tetapi biarkan beberapa diantaranya melarikan diri. Karena itu, rencanaku adalah membunuh semua orang yang
menjaga gerbang barat - pihak kita - dan mengusir mereka yang menjaga gerbang
timur. ”
"Dengan kata lain, siapa pun
yang menyerang gerbang timur harus bisa memegang kendali atas orang-orang mereka,
apakah aku benar? Jika tidak, semuanya akan berakhir dengan pembantaian total. "
Setelah Nasrene berkata demikian, mata semua orang tertuju pada satu individu.
"Aku mengerti ... Kalau begitu, kalian tidak keberatan jika aku membawa semua kerabatku?"
"Bisakah kamu meninggalkan
beberapa orang sebagai pembawa pesan?"
"Tentu saja, Rokesh-dono. Dalam
hal ini, Hektowyzes Ah Rahgara dan saya akan bertanggung jawab atas gerbang
timur. ”
“Setelah itu, kita membutuhkan
beberapa orang di tembok utara dan selatan untuk memberi mereka tekanan.
Meskipun tidak perlu mengambil alih titik-titik tersebut, kita harus membunuh sejumlah orang yang bertahan di sana. Aku ingin mengirim beberapa petarung jarak jauh ke sana ... "
Ada tiga orang yang hadir disini mahir dalam pertempuran jarak jauh. Orang yang dipilih Rokesh di antara
mereka adalah Zoastia yang pendiam.
"Muar Praksha-dono."
"-Diterima."
Hanya itu
jawaban "Blacksteel".
"Semua orang akan berada di
gerbang barat. Meskipun aku tidak menduga akan ada kesempatan bagi kalian untuk unjuk gigi, aku akan meninggalkan lawan
kuat yang muncul di sana untuk kalian. Lagipula, aku harus mengkomando seluruh
pasukan, jadi aku tidak akan bisa mencapai garis depan. "
Tiga demihumans yang tersisa -
termasuk Vijar - semuanya mengangguk.
“Karena kita semua sudah sepakat, kita akan menyerang kota itu dalam dua hari. Aku harap kalian semua beristirahat dan mengumpulkan tenaga sebelum para manusia itu meratap putus asa. "
7 komentar:
Mantap min di, tunggu lanjutan ny
nyampe ke volume 14 ga min?
Vol 13 Chapter 1 - 3 ga ada ya?
Kok dari Vol 12 langsung ke Vol 13 Ch 4?
vol 13 lanjutan vol 12 gan.
Cuma penasaran saja... Apakah memang volume ini langsung ke chapter 4 atau mungkin salah penulisan saja?
Terima kasih atas kerja kerasnya selama ini... Tetap semangat kk...
Maksudnya tuh volume 13 chapter 1 part 1 sampe volume 13 chapter 3 yg gak ada kocak, bgitu maksudnya bukan tanya lanjutannya, dia bingung kenapa chapter 1-3 gak ada, apa emang udah dari sananya atau kenapa gitu. Paham..?
Volume 13 itu part 2. Jadi masih lanjutin tentang Holy Kingdom. Dan chapternya dari 12-3 ke 13-4.
Posting Komentar