Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

12 Juni, 2016

Overlord - Vol 8 - Side 2 Part 3

A Day in Nazarick - Sehari di Nazarick

Part 3


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaWaktu Nazarick 10:30

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Ainz menggerakkan tangan kirinya, lalu menahan pose tersebut.

Dia mengambil satu langkah mundur dan kembali ke posenya semula.

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Sekali lagi, dia menggerakkan tangan kirinya dan terhenti di tengah pose. Dia memeriksa bayangan dirinya di dalam cermin dan sedikit merubah posisi dari tangan kirinya.

"...Bagus?.. Apakah ini yang tepat? Tidak... Bukankah akan lebih keren jika aku ulurkan tanganku sedikit kekiri lagi?"
Dia kembali ke posisi semula.

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Akhirnya merasa puas dengan posenya, Ainz mengambil papan memo pada meja di sampingnya.

"Karena aku sudah menyelesaikan posenya... seharusnya aku mengerjakan barisan itu ketika masih memiliki waktu tambahan."


Dia melingkari frase yang sedang dia praktekkan sebelumnya lalu membalik satu halaman. Mayoritas kalimat yang tertulis di halaman tersebut bervariasi pada frase "Aku akan mempertimbangkannya." Frase itu terlalu tinggi lalu tulisan tidak bisa digunakan disilang.

Bagi Ainz, yang dulunya adalah orang biasa, bertindak sebagai seorang pemimpin adalah hal yang sulit. Oleh karena itu, dia berulang kali melakukan praktek memainkan peran itu untuk jaga-jaga jika situasinya memang membutuhkannya. Tentu saja, seluruh papan memo itu dipenuhi dengan frase yang terpikirkan olehnya.

Meskipun satu jam telah lewat sejak Ainz mulai melakukan praktek, dia tidak membutuhkan istirahat apapun.

Ainz adalah Supreme Overlord, tapi pada kenyataannya, dia hampir tidak melakukan apapun. Jika tidak ada keputusan penting atau situasi darurat yang membutuhkan kepemimpinannya, tidak yang dilakukan. Albedo menangani semua detil dan yang hanya dilakukan Ainz adalah menyaring laporannya.

Karena tidak adalah laporan yang membutuhkan perhatiannya, dia benar-benar hanya menyari melewati semua. Itu bukan sikap yang tepat sebagai seorang penguasa, tapi selama Albedo ada, dan tak ada keadaan darurat, maka tak ada masalah.

Semua organisasi yang benar seharusnya memang seperti ini. Tidak baik seseorang yang berdiri di atas yang lainnya bekerja di barisan depan.

Itu adalah gerakan yang bodoh bagi seorang Komandan tertinggi dari sebuah pasukan yang ikut di dalam pertarungan di barisan depan kecuali dia kesana untuk mengangkat moral mereka. Karena adanya bahaya yang tak bisa dihitung.

Aku harus menghentikan urusan petualang ini dan mengumpulkan pengetahuan untuk menghadapi situasi darurat -  Aku tahu aku harus melatih otakku pula, tapi apa yang harus kulakukan? Siapa yang akan menjadi gurunya...? Bagaimana nantinya aku tidak mengacaukan imej dari Ainz Ooal Gown yang dipercaya oleh semua orang.

Semua yang ada di dalam Nazarick menghormati Ainz sebagai Supreme Overlord dan berlutut di depannya. Itu benar. Ainz menerima hormat dari bawahannya yang dulu diciptakan oleh rekan-rekannya, yang mana, merupakan, anak-anak mereka. Sama seperti seorang ayah yang tidak bisa mengkhianati kekaguman putranya, dia tidak bisa mengkhianati mereka pula. Itulah kenapa dia melakukan latihan berakting, berharap agar dia bisa setidaknya tampil memainkan perannya dengan tepat.

Ainz sangat paham jika itu memalukan. Jika tidak, mengapa dia mengunci pintu dan melarang para maid dan Eight Edge Assassins yang menjaganya agar tidak masuk? Suatu saat, dia bahkan menenggelamkan wajahnya kepada bantal dan berteriak "Argghhhh-!" ketika dia sudah tidak sanggup menghadapinya lagi.

"Sesuatu yang cocok dengan Supreme Overlord dari Nazarick.. Seorang figur yang dihormati..."

Ainz membuka halaman itu ketika merasa dia ingin muntah darah. Ada banyak baris kalimat yang dia pikirkan di waktu luangnya, dan rasanya seperti baris terakhir masih ada di balik ufuk.

Ainz Ooal Gown adalah undead dan emosi yang berlebihan pada batas tertentu akan ditekan. Tapi-

"Aku membutuhkan istirahat..."

Kesadaran dari Suzuki Satoru menjadi menurun karena kelelahan mental dan berteriak dengan keras. Dia berteriak bahwa dia tidak ingin lagi.

Tapi dari dagu Ainz yang tertutup erat datang suara lain.

"Apa yang kamu lakukan? Aku harus bekerja lebih keras."

Ainz mencambuk dirinya sendiri karena ingin menghindari semua ini, dan matanya terlihat sudah kembali kuat. Dia melihat ke dalam cermin.

Tiba-tiba, sebuah suara digital "pipipipi" berbunyi.

Sumbernya dari gelang di lengan kirinya. Itu adalah suara surga bagi Ainz. Dia mematikan suara beep yang tiba-tiba itu dan mengeluarkan helaan nafas.

"Jika waktunya sudah habis, mau bagaimana lagi. Ya, waktunya sudah habis."

Ainz mengembalikan memo pad miliknya ke dalam sebuah kotak. Ketika dia menutup kotak itu, dia bisa mendengar suara beberapa kunci yang mengunci. Jika seseorang mencoba membuka kotak itu dengan paksa, dia akan memicu susunan mantra penyerang yang luas, semuanya akan dipusatkan untuk menghancurkan kotak tersebut. Kecuali ada orang dengan level 90 dengan kelas job rogue atau seorang karakter lebih dari level 80 dengan spesialisasi penuh sebagai seorang rogue, hampir tidak mungkin untuk membukanya. Seaman itu kotak tersebut.

Hanya setelah menyegel memo pad tersebut ke dalam item yang seaman itu, dia lalu meletakkan item tersebut ke dalam pocket space. Pocket space miliknya juga memiliki item-item langka dalam jumlah yang tak bisa dihitung. Namun, seorang thief dengan level tinggi akan mampu mencuri item darinya. Hanya karena seorang rogue bisa melakukannya, bukan berarti rogue tersebut bisa begitu saja membuat lawannya tidak bisa bergerak dan merampoknya hingga kering. Batasnya adalah satu atau dua item tiap pemain. Tetap saja, kemungkin dirampok bahkan sekali dua kali membuat Ainz - yang seharusnya tidak mengalami yang namanya takut karena dia adalah seorang undead - gemetar karena teror.

Di dunia baru ini, ada faktor-faktor yang tidak diketahui seperti talent juga. Itulah kenapa dia meletakkan kotak tersebut dengan cara seperti itu agar yang lain akan menyasar item langkanya daripada kotak tersebut. Setelah dia meletakkannya, dia memeriksanya lagi. Dia memeriksa kotak itu berulang kali seperti seorang ibu rumah tangga memastikan pintu rumahnya terkunci sebelum bepergian. Hanya setelah dia merasa puas sendiri bahwa kotak itu masih ada disana barulah dia menghela nafas lega.

Ainz akhirnya meninggalkan kamar tidurnya. Tempat yang dia tuju adalah ruangan yang biasanya digunakan untuk belajar. Yang membungkuk dalam-dalam kepadanya adalah pelayan biasa, Albedo dan Mare.

Tidak ada hal yang mengejutkan tentang pelayan atau Albedo yang ada disana, tapi dia terkejut jika Mare, yang sangat jarang datang kemari, ada disana. Ainz memotong jalan menyusuri ruangan tersebut, berputar di meja dan duduk dalam gerakan yang sudah dia praktekkan lebih dari tiga puluh kali. Titik kuncinya adalah tidak menginjak pinggiran jubah dan atau tidak mendorong kursi keluar dari jalurnya.

Pose selanjutnya yang dia ambil adalah seseorang yang menyandarkan punggungnya ke kursi. Tidak bagus kelihatannya jika dia menyandarkan punggung terlalu dekat atau terlalu jauh. Seorang raja memiliki cara raja itu sendiri dalam - mungkin - duduk.

Aku tidak tahu bagaimana seorang raja duduk... Aku seharusnya bicara dengan seorang raja dari suatu tempat...

Sangat dianjurkan untuk orang-orang perusahaan duduk dengan ringan di tengah kursi tanpa menyandarkan punggungnya. Tapi Ainz Ooal Gown tidak lagi seorang pegawai perusahaan.

Oleh karena itu, Ainz mempraktekkan postur yang ideal dari seorang raja di benaknya.

"Angkat kepalamu."

Tiga orang itu mengangkat kepalanya. Fakta bahwa mereka tidak mengangkat kepala mereka tanpa perintah rasanya seperti buang-buang waktu, tapi dia tidak bisa mengabaikan niat mereka yang ingin menunjukkan loyalitas mereka yang paling tinggi setiap saat. Itulah kenapa Ainz mengendalikan diri dan melakukan ritual yang sama berkali-kali.

"Kalau begitu aku akan bertanya dahulu, Mare. Apa urusanmu?"

"Ah, ya!"

Entah karena dia sedang gugup, Mare mengeluarkan suara berdecit. Ainz tersenyum, tapi karena tak ada otot di wajahnya, tak ada yang bergerak. Namun, masih tetap membuat suasana lebih hangat. Seakan merasakan ini, Mare bernafas lebih mudah. Dia kelihatannya sedikit mengurangi ketegangan tubuhnya pula.

"Saya, uh, membawa itu, uh, itu."

Ainz tidak melanjutkan dengan "Apa yang sedang kamu katakan?" seperti seorang boss dengan kepribadian yang buruk. Malahan, dia hanya mengambilnya dari Mare. Itu karena kemungkinan bahwa dia telah lupa apa yang telah dia perintahkan.

"Begitukah- Tidak, tidak apa."

Ainz menghentikan pelayan yang bersiap untuk menerima obyek dari mare dengan sebuah lambaian tangannya.

"Mare, bawa kepadaku langsung."

"Ya!"

Mare meluruskan punggungnya, mendekati Ainz dan mempersembahkan sebuah berkas kepadanya. Ainz perlahan membuka berkas tersebut.

Ini.. ini adalah berkas memo.

Semuanya Tiga orang Guardian telah menerima penawaran Ainz dan melingkari kotak "Ikut".

"Mempertimbangkan urutan namanya, tidak apa jika bawahan Cocytus yang datang malahan. Kamu sudah bekerja keras, Mare."

"Tidak, tidak. Saya senang melayani! Disamping itu, karena Cocytus-san sedang bekerja, Saya yang malahan kemari. Ditambah-"

Mare dengan lembut mengusap cincin di jari manis kirinya itu adalah sebuah tindakan yang dipenuhi dengan perhatian dan cinta.

..Cincin Ainz Ooal Gown. Aku senang jika dia suka dengannya, tapi memakainya di jari itu agak sedikit... Dan mengapa dia melihatku dengan tatapan seperti itu...

Ainz merasakan hawa dingin yang tiba-tiba datang dari tatapan Albedo. Wajahnya tersenyum seperti biasa.

Ainz melihat ke arah jari manis kirinya. Sama seperti Mare, ada sebuah cincin disana, sepertinya itu adalah tempat yang tepat untuk cincin tersebut.

Apa ya, sebuah cerita kuno dari Yunani?

Dia teringat pernah mendengar jika meletakkan cincin di jari yang berbeda itu artinya berbeda dari Yamaiko di masa lalu.

Ada sebuah nadi yang mengarah langsung ke jantung di jari manis kiri atau sesuatu, ya kan? Mereka juga mencampurkan obat dengan jari manis kiri karena jika ada sesuatu yang beracun disana, itu akan langsung mempengaruhi jantung... apakah koki saus melakukan hal semacam itu juga? Ah, aku ngelantur... Mereka masih melihat ke arahku.

Ainz menggenggamkan kedua tangannya ke atas meja.

"Ada apa Mare? Apa yang sedang kamu lihat? Apakah ada yang lucu di wajahku?"

Ainz menelan luka yang perih untuk memastikan kalimat itu tidak keluar dalam sikap yang jahat.

"Ti-Tidak, tidak seperti itu. Saya hanya mengira Ainz-sama keren..."

"Aku... keren?"

Ainz secara tidak sadar mengusap wajah tengkoraknya.

"Ahhahah...Mare, kamu sangat bagus sekali dalam memuji."

"Itu bukan pujian!"

Suara itu keras sekali sehingga tak ada yang menduga itu datangnya dari Mare.

"Sa-Saya minta maaf. Tapi, saya benar-benar menganggap Ainz-sama keren. Meskipun anda sedang duduk, gerakannya sangat cocok dengan gelar Supreme Overlord Nazarick."

Ainz melihat ke arah pelayan dengan sikap tanda tanya, dan homunculus tersebut menganggauk setuju seakan dia mengerti apa yang ditanyakan Ainz. Albedo dengan semangat mengangguk pula, meskipun tidak diminta. Kenyataannya, sayap yang dia miliki mengepak naik turun pula.

"Begitukah? Aku lega mendengarnya."

Setelah Ainz menjawab dengan pendek, dia berdiri dan berjalan ke arah Mare. Saat dia berdiri di depan bocah yang kaku dan penasaran jika dia akan dimarahi, Ainz melahan dengan lembut mengusap kepalanya. Memang kasar, tapi isyaratnya lembut.

"A-Ainz-sama..."

"Terima kasi, Mare. Ucapanmu selalu membuatku gembira."

Dia tidak menunjukkan rasa malunya sebagai Suzuki Satoru.

"Aku selalu merasa bahwa aku harus berterima kasih kepada rekan-rekanku."

"Supreme Being yang lain?"

Ainz berlutut untuk melihat Mare dari mata ke mata.

"Benar sekali. Aku berterima kasih karena mereka telah menciptakan Great Tomb of Nazarick ini dan menciptakanmu, Mare dan yang lainnya. Kalian semua - tentu saja termasuk dirimu, Albedo dan Sixth."

Sayap Albedo terkepak lebar, seakan dia akan klimaks. Dan juga, pelayan yang tiba-tiba ditunjuk namanya terlihat seakan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia biasanya tenang, tapi sisi dirinya ini membuat Ainz tertawa lepas.

"Kalian semua adalah harta karunku."

Ainz mengangkat Mare seakan membiarkannya naik ke bahunya.

"Aku bahkan tidak ingin menyerahkanmu kepada Bukubukuchagama-san."

"Saya merasa terhormat, Ainz-sama."

Sixth, yang berterima kasih kepada Ainz menggantikan Mare, merasa gembira hingga tangis mengalir di wajahnya.

"Atas nama Nazarick, aku berterima kasih kepada anda karena sudah tetap ada disini bersama kami, dari semua Supreme Being. Saya tahu ada banyak hal yang kami lakukan tidak menyenangkan anda dan anda kurang pada diri kami. Saya tahu tidak sopan meminta ini kepada sang pencipta, tapi saya mohon biarkan kami melayani anda dengan setia!"

"Aku akan memperbolehkan ini. Aku berakta seperti ini kepada Albedo dan Demiurge di masa lalu - Aku adalah tuan dari Great Tomb of Nazarick dan tuan kalian, Ainz Ooal Gown."

Ainz terkejut dia merasa nyaman mengatakan hal ini yang sebelumnya tidak dia persiapkan. Meskipun itu bukanlah hal yang mengejutkan, karena semua yang dia lakukan menunjukkan bagaimana perasaannya yang sebenarnya.

Mare memeluk Ainz dan memendam wajahnya di wajah Ainz. Sebuah suara kalem di dalam pikiran Ainz berkata bahwa adalah hal yang bagus dia tidak bertindak seperti biasanya. Sebuah sensasi hangat, basah datang dari bahu jubahnya, tapi Ainz membiarkan Mare menangis. Setelah suara sesenggukan sudah mereda, dia menurunkan Mare ke tanah sambil mengelusnya dengan lembut di kepala.

Ainz mengeluarkan sapu tangan dari kantungnya untuk membersihkan wajah Mare. Karena dia tak pernah melakukan ini untuk orang lain sebelumnya, dia akhirnya menjadi sedikit kasar daripada yang diduga, tapi Mare berdiri tegak dan membiarkan Ainz melakukan sesukanya.

"Kalau begitu, pergilah mencuci mukamu, Mare."

"Ba-Bagaimana dengan Ainz-sama?"

"Hmm. Aku harus pergi ke E-Rantel sekarang. Aku ada rapat dengan Guild Master. Aku menolaknya sejauh ini karena menjengkelkan, tapi aku tak bisa tahan lagi. jika tidak-"

Ainz melihat ke arah Albedo, yang sedang berdiri tanpa suara. Sulit diketahui ekspresi apa yang sedang dia buat karena rambut panjangnya menutup wajah. Tapi kenyataan bahwa dia sedang gemetar sedikit membuat Ainz takut. Mirip dengan sebuah gunung api yang mau mengamuk tepat sebelum meletus.

"Ada apa Albedo?"

Saat itu-

"-Ku. Ha!"

-Pandangan mata Ainz tiba-tiba berubah, dan dia merasa sesuatu mengenai punggungnya.

Tidak sakit, karena Ainz tidak akan merasakan luka dari sesuatu dengan properti magic. Hanya sedikit terkejut cukup mengataka kepadanya bahwa dia terkena sesuatu di punggungnya, tapi tak sedikitpun terasa sakit. Namun, reaksi dari sisi manusia Ainz membuatnya mengedipkan matanya yang tak memiliki kelopak mata sebentar.

Situasinya sangat tiba-tiba sehingga Ainz tidak bisa berfikir dengan jernih saat itu. Karena pikiran undead miliknya kebar terhadap kebingungan, pasti Suzuki Satoru lah yang sedang kebingungan.

"Mm, umm."

Ketika dia membuka matanya, Eight Edge Assassin masuk dalam pandangannya. Ainz mengerti bahwa dia entah bagaimana tergeletak di lantai dan mencoba untuk bangun, tapi dia hampir tidak bisa bergerak karena ada sesuatu yang lembut dan misterius sedang menahannya.

Bagaimana ini mungkin terjadi? Aku memiliki kekebalan dalam hal ikatan. Saat aku benar-benar tidak bisa bergerak, seharusnya aku sudah bebas. Ini artinya lawan memiliki level menahan yang tinggi!

Ainz melihat ke arah makhluk yang mencoba menahan dirinya dan memastikan bahwa itu adalah Albedo, seperti yang dia duga.

"Ainz-samaaaaaa!"

Setelah mengangkangi Ainz dengan kedua kaki dan menaikinya dengan lembut Albedo mengangkat tubuh bagian atasnya.

"A-Apa ini? Ada apa?!"

"Saya tidak perlu... menahannya lagi, ya kan!"

Albedo membuka matanya lebar-lebar. Pupil matanya terlihat seperti iris emas yang terbelah memberikan sensasi dingin pada Ainz di punggungnya.

"A-Apa yang sedang kamu katakan?!"

Ainz panik, tapi Albedo membiarkannya dan meletakkan tangannya pada gaun miliknya, mendekatkan jarinya di sekitar belahan dadanya. Dengan sebuah erangan "Hmph!" dia mencoba merobeknya, tapi material itu tidak bergeming.

"Pakaian magic memang menjengkelkan. Seharusnya aku menggunakan skill penghancur item atau melepaskannya saja seperti biasa."

"Sadarlah, Albedo. Turunlah dari tubuhku sekarang juga!"

Ainz mencoba mendorong Albedo dengan paksa, tap lawannya adalah warrior level 100. Ditambah lagi, dia tidak bisa menggunakan kekuatan penuh karena dia sedang menggenggam sesuatu yang sangat lunak sambil mencoba mendorongnya agar lepas. Tangan Albedo semakin mendekat dan mencoba membuka jubah Ainz.

"Jangan coba membuka pakaianku! Jangan menggerakkan pinggangmu! Oi!"

"Ah. Awawawawawawa..."

"Ini adalah kesalahanmu Ainz-sama! Saya sudah lama menahannya, tapi anda mulai mengatakan hal-hal yang membuat saya tidak bisa tahan lagi! Ini semua salah Ainz-sama! Aku hanya perlu sedikit! Hanya sedikit! Benar kok, hanya sedikit! Tolong berikan kepadaku rasa tubuh anda! Semuanya akan selesai ketika anda setelah selesai menghitung jumlah Eight Edge Assassin di langit-langit!"

Jika dia menyebutkan bahwa itu semua adalah salah Ainz karena merubah pengaturannya, dia akan kehilangan seluruh semangatnya untuk menolak. Namun, Albedo terlihat seakan dia ingin menelan Ainz bulat-bulat dan takut dimakan, seperti sebuah mangsa yang disudutkan oleh seekor predator, mengalahkan rasa bersalah Ainz dan dia berusaha keras melawannya.

Akhirnya, bawahannya, yang merasa bingung dengan situasi yang tiba-tiba ini, mulai bertindak.

"Albedo-sama sudah kehilangan akal!"

"Albedo-sama sudah kehilangan akal!"
Eight Edge Assassin melompat dari langit-langit secara bergantian.

"Turun dari Ainz-sama! Tidak, jangan! Jangan mencoba mengikatnya dengan skill! Hanya akan dibatalkan! Gunakan kekuatanmu!"

"Terlalu berat! Sekuat ini, dia memang pengawas dari para Guardian! Mare-sama, tolong kami!"

"-Awawa! Y-Ya!"

Ainz membetulakn pakaiannya setelah akhirnya terbebas dan menunjuk kepada Albedo yang sedang ditahan oleh empat anggota tubuh dari Eight Edge Assassin.

"Albedo harus dihukum selama tiga hari."

Eight Edge Assassin menyeret Albedo keluar dari ruangan.

"U-Uh, Ainz-sama... apakah anda baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja... tapi sejak kapan Albedo berubah aneh? Apakah dia makan sesuatu yang buruk? Iblis tidak butuh makanan, tapi seharusnya tidak ada masalah dalam makanan... ya kan?"

Mare melihat ke arah lain saat Ainz bertanya.

"Yah... kurasa, uh, ummm, ada kejadian ini dan itu yang terjadi padanya. Dia pasti sangat stres akibat seluruh yang berhubungan dengan pekerjaan."

Ainz berdiri dari tempatnya dan memanggil pelayan. Untuk mendapatkan kewibawaannya, dia berbicara dengan suara segagah mungkin.

"...Bilang kepada Narberal dan Hamsuke untuk bersiap. Sudah waktunya menuju E-Rantel."


-----


Waktu Nazarick 13:35

Berdiri di atas Hamsuke, Ainz menarik tali kekang untuk menandakan berhenti. Dia melihat ke arah gerbang E-Rantel yang berdiri tegak di depannya. Ainz bukan tidak senang dengan gerbangnya, yang bisa dengan mudah menghentikan seluruh pasukan dan memancarkan kekuatan serta gravitasi. Di dalam Yggdrasil, ada banyak gerbang yang lebih besar dan lebih gagah daripada ini, tapi tidak seperti data sederhana, gerbang ini dibuat oleh tangan manusia - meskipun kemungkinan ada bantuan dari magic tidak bisa dipisahkan - dan keringat. Berdiri di depan gerbang baja yang terendam dalam sejarah dan tenaga kerja, sebuah emosi yang sulit dijelaskan berkumpul di dalam dirinya.

Ada guild yang menaklukan dan menggunakan sebuah kota sebagai markas mereka di dalam Yggdrasil. Aku dulu sering penasaran mengapa mereka memasang markas di dalam are yang sulit di pertahankan... tapi kurasa sekarang aku mengerti. Menguasai kota besar mungkin adalah impian banyak manusia.

Dulu di Yggdrasil, memang wajar terjadi guild-guild berbeda menyerang sebuah kota. Kebanyakan dari anggota Ainz Ooal Gown tidak bisa mengerti mengapa mereka melakukan itu, tapi ada beberapa anggota yang berkata mereka ingin mencobanya pula.

Warmongers...

Itu bukan label yang baik, tapi setelah dipikir lagi, itu adalah ingatan yang bagus.

"Ada apa, tuanku?"

"Tidak ada apa-apa. Jangan khawatir."

Hamsuke bertanya karena tuannya berhenti dan tidak mengambil tindakan lebih jauh lagi. Ainz membalas dengan nada datar, seakan mencoba merubah topik. Itu adalah suara untuk menyembunyikan rasa malunya terhadap kenyataan dia terperangkap dalam ingatan dari masa lalunya.

"Kalau begitu, mari kita pergi ke Guild Petualang dan mendapatkan permintaan untuk menaklukkan beberapa monster."

Mereka bisa membooking sebuah kamar untuk semalam di E-Rantel, tapi mereka tidak bisa membuang-buang uang. Satu-satunya alasan Ainz, yang tidak butuh tidur dan makan, tinggal di penginapan kelas atas adalah untuk memamerkan statusnya sebagai petualang dengan pangkat tertinggi di kota dan membuat koneksi. Namun, dia sudah mengenal seluruh otoritas yang berhubungan dan akan disambut jika dia mengunjungi mereka. Oleh karena itu, tidak perlu lagi tinggal di penginapan lagi.

Ditambah, meskipun dia tinggal di penginapan, dia akan berteleportasi ke Nazarick dan menciptakan undead sampai pagi lagi. Karena tidak ada gunanya mondar mandiri disana, akan lebih bijak mengambil quest dan meninggalkan kota secepatnya.

Sebenarnya, dia mulai berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi tinggal di sekeliling E-Rantel.

"Begitukah? Tuanku kelihatannya sangat menikmati pertarungan."

"Aku tidak terlalu menikmatinya. Meskipun jika aku menerima permintaan untuk menaklukkan, aku hanya akan menyapunya secepatnya dan mengahbiskan waktu di Nazarick seperti biasa."

Ainz menepuk kepala raksasa Hamsuke dengan enteng.

"Kita juga harus melatihmu agar bisa menggunakan senjata dan armor."

"Saya selalu berlatih dengan keras! Lizardmen itu banyak mengajari saya, tuanku. Saya akan segera bisa menggunakan serangan ultimate!"

"Jika kamu bisa menggunakan martial art, itu akan sempurna. Bagaimana dengan rekanmu yang berlatih bersamamu? Apakah kamu kira dia akan bisa menggunakan martial art pula?"

"Dia? Dia tidak biara, jadi saya tidak tahu. Meskipun saya merasa dia akan melalui jalan yang panjang untuk bisa melakukannya."

Ainz tidak berpikir 'dia' akan bisa bicara pula. Kemungkinan bahwa dia tidak akan bisa menggunakan martial arts juga mendekati nol. Itu adalah sebuah percobaan. Jika Death Knight Ainz bisa belajar skill kelas warrior, rencana akan langsung berubah. Jika dia bisa menjadi lebih kuat dari latihan, itu akan menjadi prioritas paling tinggi.

"Undead tidak perlu istirahat atau tidur. Karena dia bisa berlatih terus, seharusnya sudah belajar martial art lebih cepat dari Hamsuke. Tapi karena dia masih belum mempelajari apapun, kelihatannya memang gagal."

"Tunggu tuanku! Dia mencoba sangat keras pula! hari demi hari, bahkan setelah raja ini pergi tidur.. saya harap anda tidak membunuhnya!"

"...Siapa yang bilang tentang membunuh? Makhluk jahat macam apa kamu anggap aku ini?"

"Benar sekali! Tidak ada di dunia ini yang sebaik anda, Ainz-sama! Dia bahkan memaafkan makhluk lemah menyedihkan macam dirimu."

Kalimat dingin itu melayang dari Narberal, yang sedang mengendarai Hamsuke di belakang, dan Hamsuke menggoncangkan tubuhnya.

"-Nabe, kita akan segera tiba di E-Rantel, jadi panggil aku Momon."

"Sesuai perintah anda."

"Dan Hamsuke adalah bagian vital dari rencana untuk memperkuat Nazarick.. Pastikan untuk memperlakukan mereka yang bekerja untuk Nazarick dengan baik dan sesuai. Biarkan aku mengingatkanmu jika Hamsuke bukanlah satu-satunya yang sedang kubicarakan."

"Ya! Saya minta maaf."

Dia juga ingin bilang kepadanya untuk berhenti memanggil manusia dengan nama seperti 'tick' (kutu) atau 'flea' (kutu), tapi dia tidak mendengarkannya dan Ainz pun harus berhenti mencoba sepenuhnya. Jika setting Narberal Gamma memanggil manusia dengan nama itu secara tidak sadar, dia tidak ingin mengubah kerja keras dan pengabdian rekannya.

"Kalau begitu, ayo pergi."

"Saya mengerti!"

Hamsuke maju ke depan dengan Ainz di atasnya.

Ada beberapa orang yang berdiri berbaris di gerbang. Masuk ke kota jauh lebih ketat daripada meninggalkannya dan seluruh muatan diperiksa dengan teliti. Oleh karena itu, seringkali agak lama bagi para pejalan kaki atau pedagang keliling untuk mendapatkan gilirannya diperiksa.

"Kelihatannya tidak akan memakan waktu yang panjang.."

Ada beberapa traveler dalam barisan itu, bersama dengan sebuah kelompok yang kelihatannya seperti para petualang. Narberal bertanya dengan lirih ketika Ainz berdiri di belakang mereka.

"Momon sam-san, apakah kita tidak bisa pergi lebih dahulu?"

Dia memang benar. Ketika Ainz tiba, dia harus melewati pemeriksaan yang menjengkelkan dan menyeluruh, tapi saat dia menjadi lebih terkenal, pemeriksaannya menjadi lebih sederhana dan sekarang ini dia bebas langsung masuk. Bukan hanya itu, mereka sering mempersilahkan dia untuk lewat sebelum orang lainnya.

Bukan 'Darkness' yang spesial, tapi seluruh petualang lebih dari Mythrill diperlakukan seperti ini. Itu untuk memastikan mereka tidak merasa tidak senang atau kerepotan terhadap apa yang disebut sebagai 'senjata rahasia kota'.

Mereka seharusnya juga menggratiskan kita dari biaya masuk pula...

Itu adalah jumlah yang kecil dari apa yang dia peroleh melalui petualangan, tapi ini adalah sumber uang nomer satu dari Nazarick. Tetap saja, dia tidak mempertimbangkan untuk menggunakan 'Flight' hanya untuk melewati dinding.

Momon adalah seorang pahlawan. Oleh karena itu-

"Kita tidak akan memotong barisan.. kecuali ada kasus darurat atau sesuatu yang harus dilakukan secepatnya."

Narberal membalas dengan membungkukkan kepalanya ketika Ainz menatap ke depan, memandang dari atas Hamsuke.

"Barisannya kelihatannya tidak bergerak sama sekali..."

Barisan itu tetap diam, seakan ada kemacetan di jalan itu.

"Apa itu..? Mereka sedang memeriksa sebuah kereta... Memeriksanya dengan sangat teliti. Tidak, mereka hanya mengelilinginya dan tidak memeriksanya. Apakah mereka menemukan sesuatu yang ilegal? Permisi."

Ainz bertanya kepada pria yang kelihatannya kasar yang sedang berdiri di depannya.

"Ah, ya, ada apa?"

"Tidak perlu bingung. hanya saja kelihatannya barisan ini tidak bergerak, jadi saya penasaran ada apa."

"Saya tidak tahu detilnya, tapi saya melihat gadis muda yang melalui titik pemeriksaan dengan beberapa prajurit. lalu tiba-tiba--"

Meskipun dia mendengar kesimpulannya, sulit mencerna detilnya. Ainz mengeluarkan kepalanya dan mendengarkan dari arah titik pemeriksaan. Dia bisa mendengar sebuah teriakan kencang ketika dia mendengarkannya dengan hati-hati.

Hmmm.

Rasa penasaran Ainz semakin terstimulasi.

Ketika dia pertama kalinya tiba di E-Rantel, dia ditanyai beberapa pertanyaan pula, tapi pada akhirnya dia bisa masuk dengan mudah. Dia hampir merasa bahwa para penjaga agak ramah kepada orang biasa seperti para petualang dan traveler. Mungkin ada alasan sebenarnya mengapa mereka ramah kepadanya, tapi interogasi macam apa yang sedang dijalani oleh gadis desa itu?

Karena peringkat adamantite miliknya bersifat universal, ada beberapa kota yang tidak memperbolehkan Ainz masuk. Jadi Ainz ingin tahu apa yang sedang mereka tanya kepadanya. Di masa depan, dia mungkin perlu untuk menyusup ke sebuah kota sebagai seseorang yang bukan petualang berpangkat adamantite seperti, Momon. Untuk menghindari masalah apapun yang mungkin akan muncul pada titik itu, dia ingin bersiap.

"Tunggu disini. Aku akan memeriksanya."

"Saya akan pergi dengan anda."

"Tidak perlu. Aku hanya sebentar."

Semua prajurit yang melihat Ainz berteriak terkejut. Di E-Rantel, tidak ada satupun yang tidak tahu petualang dengan peringkat adamantite, Momon.

Ainz sangat perhatian terhadap penampilannya yang percaya diri saat dia mendekati titik pemeriksaan itu. Di dalam ada seorang magic caster yang gelisah, seorang prajurit dan seorang gadis desa yang sedang duduk di kursi.

"Kami ingin masuk ke kota secepat mungkin... tapi ada masalah apa?"

"Uwaahhh!"

Dua orang pria berteriak terkejut seperti prajurit di luar dan gadis desa itu melihat ke arahnya dengan ekspresi tertegun.

"M-Momon-sama! Saya minta maaf!"

"Apa yang kamu..Hm? Dia adalah..."

Itu adalah wajah yang akrab. Dia merasa seakan dia pernah melihatnya sebelumnya lalu dia mengorek pikirannya - meskipun dia tidak memilikinya - untuk informasi tentang gadis itu.

"Ya! Kami sedang menyelidiki gadis mencurigakan ini, jadi agak memakan waktu. Kami meminta maaf atas ketidak nyamanan ini pada anda, Momon-sama-"

Ainz ingat nama gadis itu sambil berpikir karena menganggap suara pria itu mengganggunya.

"-Enri. Yeah, kamu Enri Emmot, benar khan?"

"Uh, Maafkan saya tapi siapa... Ah, benar juga. Anda datang ke desa dengan Enfi. Saya tidak ingin pernah bicara dengan anda.. Apakah anda mendengarkan nama saya dari Enfi?"

Ainz terdiam tidak sengaja.

Yang menemui Enri adalah magic caster bertopeng, Ainz Ooal Gown. Sekarang ini, dia adalah petualang dengan peringkat adamantite yang mengenakan armor hitam legam, Momon.

Sialan! Aku mengatakannya dengan keras tanpa berpikir. Sial, aku harus segera pergi. Tapi mengapa dia ada disini? Jika dia sedang mencariku - tidak, mencari Ainz Ooal Gown, apakah ada yang salah? Aku harus mendengarkan detilnya.

Mempertimbangkan apa yang baru saja dia katakan, kelihatannya dia tidak tahu identitasnya yang sebenarnya, tapi dia harus mengambil kemungkinan bahwa dia diketahui sebagai pertimbangan. Meskipun dia tidak bisa membedakan Ainz dan Momon adalah orang yang sama dengan membandingkan suaranya dari beberapa bulan yang lalu dengan apa yang muncul dari celah penutup kepalanya sekarang ini, tidak ada yang dirugikan untuk bersikap hati-hati.

Ainz memanggil sang magic caster dengan isyarat memanggil. Magic caster tersebut akan lebih tahu situasinya daripada prajurit.

Dia membawa magic caster itu keluar dari titik pemeriksaan, cukup jauh agar tidak ada orang lain yang mendengarkan percakapannya.

"Jadi... dia adalah temanku. Bisakah kamu katakan padaku apa yang terjadi?"

Secara teknik, itu bukan kebohongan karena Nfirea adalah rekan dari baik Ainz dan Momon. Magic caster itu membuka matanya lebar-lebar. Ekspresinya mirip dengan rasa terkejut, tapi sedikit sekali perbedaannya. Seseorang mungkin membandingkannya dengan lembaran benang yang saling bersambung. Itu seperti dia baru saja menyelesaikan puzzlenya.

"Begitukah... Tentu saja..."

Dia ingin mengatakan kepada magic caster untuk berhenti bicara dengannya, tapi Ainz menunggu dia bicara.

"Kukira dia hanya seorang gadis desa biasa, tapi dia membawa item magic yang kuat dalam bentuk tanduk. Jadi aku akan mencari tahu bagaimana dia bisa memiliki item yang sangat kuat itu."

"Tanduk macam apa itu? Dan efeknya?"

"Efeknya adalah-"

Ainz melihat ke atas langit setelah mendengar cerita seluruhnya, tanpa tahu jika item semacam itu adalah hal yang tidak biasa di dunia ini. Dia tidak membayangkan bahwa item itu akan menyebabkan masalah baginya. Dia bisa membuat alasan, berkata bahwa itu bukan salahnya, tapi dia tidak bisa mengabaikan gadis itu pula.

Apakah harus kubantu? Aku tidak salah, yang memiliki item itu yang seharusnya bertanggung jawab... Tapi akan jadi masalah jika item itu berpindah ke tangan orang lain. Ditambah lagi, jika dia ditangkap...

Nfirea tahu Ainz dan Momon adalah orang yang sama. Jika dia mendengar tentang situasi ini nantinya, dia akan berpikir Ainz telah mengabaikan gadis itu.

Pasti nanti ada masalah... Tidak perduli apa yang terjadi kepada manusia tak berguna yang lainnya, tapi dia adalah yang berharga. Ada pepatah, 'Ubahlah rintangan gawat menjadi peluang'. Jika aku membantunya, Nfirea akan sangat berterima kasih dan aku akan bisa merantainya dengan balas budi.

Ainz berbicara dengan nada yang dia kira terdengar sangat berwawasan.

"Tidak usah khawatir. Aku sangat tahu betula orang macam apa dia. Dia pasti bukan orang yang akan menyebabkan masalah, jadi tolong biarkan dia pergi. Bisakah kamu melakukan itu?"

"Tentu saja. Jika itu adalah kenalan dari Momon dari 'Darkness', bahkan seorang kriminal akan bisa masuk ke dalam kota dengan bebas jika anda berani menjaminnya."

"Begitukah. Kalau begitu, maafkan aku sudah memintamu hal ini, tapi tolong lepaskan dia. Dan aku minta maaf sekali lagi, tapi bisakah kalian biarkan kami, 'Darkness' lewat juga?"


----


Ainz kembali kepada Narberal dan Hamsuke dengan izin masuk.

"Aku punya izin masuknya. Ayo masuk."

Dia melewati mereka yang berdiri sambil mengendarai Hamsuke. Dia menarik perhatian mereka yang sedang menunggu, tapi setelah mereka melihat armor hitam, pedang raksasa, Hamsuke dan Narberal, mereka memalingkan muka, seakan mereka telah menerimanya. Mereka sangat paham perbedaan jelas dalam status antara mereka dan Ainz.

Dia memasuki E-Rantel sambil menerima sikap hormat membungkuk dari para prajurit.

"Nabe, aku ingin meminta sesuatu darimu."

"Saya siap menerima perintah."

Terlihat sedikit tidak enak dipandang bagi seorang rekan petualang untuk menunjukkan tanda loyalitas di tengah kota, tapi Ainz tahu itu percuma, jadi dia melanjutkan.

"Seorang gadis yang dipanggil Enri akan segera melewati gerbang dengan sebuah gerobak. Pergilah dan tanyakan kepadanya diam-diam mengapa dia ada di E-Rantel."

Selanjutnya, Ainz mencari sebuah tempat untuk menyembunyikan diri. Itu adalah untuk menghindari percakapan lebih jauh dengan Enri.

Dia melihat sekeliling dan memutuskan bahwa kumpulan kotak kayu di dekat cukup tinggi untuk menyembunyikan dirinya dan memerintahkan Hamsuke kesana. Para prajurit yang sedang bekerja di belakang kota itu terkejut dengan kemunculan tiba-tiba Ainz dan Hamsuke.

"Para prajurit, bolehkah sebentar saja? Aku penasaran apa yang ada di dalam kotak ini."

Ainz memastikan dia tidak terlihat dari gerbang dan bertanya kepada para prajurit. Kenyataannya, dia tidak tertarik dengan kotak kayu itu, tapi hanya bertanya karena dia tidak ingin ditendang karena mengganggu.

"Ah, ya, sungguh terhormat karena Momon dari Darkness merasa tertarik. Ini adalah sayuran yang bernama 'kinshu' dari Grandel. Ini adalah-"

Ainz membalas dengan 'begitukah' atau 'menarik' kepada prajurit yang menjelaskan dengan tulus. Balasan dari Ainz tidak tulus, tapi prajurit itu mengabaikannya dan terus melanjutkannya. Setelah Ainz mempelajari banyak hal cara memasak kinshu, Nabe muncul dari belakangnya.

"-Maaf sudah memotongmu. Penjelasanmu sangat membantu, tapi rekanku sudah balik, jadi permisi dahulu."

Ainz memberitahu prajurit tersebut lalu pergi dengan Hamsuke.

"Jadi apa yang dia katakan?"

"Dia pertama ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Momon-san. Dia memiliki tiga tujuan. Pertama adalah untuk menjual tanaman obat yang dia kumpulkan, kedua adalah untuk mencari tahu apakah ada orang di kuil yang ingin pindah dan ketiga adalah pergi ke guild petualang."

"Guild petualang? Permintaan macam apa yang ingin dia coba masukkan?"
"Maafkan saya, saya tidak bertanya hal itu. Apakah saya harus mencari tahu darinya dan menghajarnya hingga dia mau menjelaskannya?"

"Tidak, jangan lakukan itu. Kita akan cari tahu ke Guild petualang saja. Kita harus bisa cari tahu melalui guild itu."

Mungkin bukan sesuatu seperti ingin mengucapkan terima kasih kepada Ainz Ooal Gown secara langsung. Jika itu masalahnya, Lupusregina sering mengunjungi desa itu-

"Ngomong-ngomong Nabe. Apakah kamu menerima laporan spesial apapun dari Lupusregina?" Ainz mengerutkan dahi - meskipun dia tidak memiliki kulit di wajahnya - ketika dia melihat Narberal menggelengkan kepalanya.

Pada awalnya, dia telah menempatkan Shadow Demons di desa Carne, tapi untuk tujuan membangun hubungan baik dengan mereka, dia telah mengirimkan Lupusregina sebagai gantinya. Dia telah memerintahkan kepadanya untuk mengirimkan laporan jika ada masalah yang terjadi, tapi tidak ada laporan sejauh ini. Jadi dia memutuskan tidak ada hal yang bermasalah yang sedang terjadi di desa Carne sejauh ini.

Tidak perlu melaporkan jika Enri hanya pergi ke E-Rantel saja, tapi rasa tidak tenang keluar seperti awan dari dalam diri Ainz.

"Aku menganggap Lupusregina sebagai pekerja keras. Bagaimana menurutmu, Narberal?"

"Seperti yang anda bilang. Memang mudah menganggapnya tidak tulus karena caranya bicara, tapi itu hanyalah akting. Dia adalah pelayan luar biasa yang brutal dan licik."

Memanggil seseorang brutal dan licik sulit dilihat sebagai pujian. Ainz menatap wajah Nabe untuk memastikan itu bukan sesuatu yang dia katakan karena dia tidak menjunjung tinggi Lupusregina, tapi hanya melihat sikap hormat dan kagum.

"Kalau begitu apakah sudah tidak apa menuju Guild Petualang, tuanku?"

"Tentu saja. Kamu tahu tempatnya, ya kan? Kalau begitu Nabe, naiklah di belakang. Tidak perlu mengeluarkan 'Statue of Animal: Warhorse' lagi."

Setelah Ainz menggenggam tangan Narberal dan menariknya, Hamsuke meluncur ke depan seakan dia sudah menunggunya. Ainz tidak lagi merasa malu mengendarai Hamsuke keliling kota. Dia cenderung senang dengan bagaimana dia bisa bicara dan memberikan perintah kepadanya. Rasanya seperti taksi.

Guild Petualang muncul dalam pandangan, begitu juga dengan pemandangan Enri masuk bersama dengan gerobaknya.

"...Kurasa mau bagaimana lagi. Kita akan menggunakan pintu belakang. Hamsuke, memutarlah ke belakang."

"Sesuai dengan perintah anda, tuanku!"

Biasanya, para petualang tidak diperbolehkan menggunakan pintu belakang, tapi petualang adamantite diperbolehkan melakukan hampir hal apapun sesuka mereka. Tetap saja ini pertama kalinya dia menggunakan pintu belakang. Menggunakan keistimewaannya dengan berlebihan hanya karena dia spesial hanya akan mencoreng reputasinya.

Dia meminta kepada pegawai guild yang pertama dia temui setelah melewati pintu belakang untuk ditunjukkan bertemu dengan guild master. Untungnya, atau tidak, guild master ada di dalam ruangannya.

"Oh, Momon! Selamat Datang!"

Guild Master, Ainzack, menyambutnya dengan tangan terbuka. Dia menggenggam Ainz seperti itu lalu memeluknya. Tidak terlalu masalah karena dia mengenakan armor dan penutup kepala, tapi jika dia memakai pakaian tipis, itu adalah pelukan bergairah yang ingindia hindari bagaimanapun. Ada tepukan ringan di punggung sebelum guild master perlahan berhenti.

"Sepi sekali karena anda jarang kemari baru-baru ini. Silahkan, silahkan duduk. Kita akan bicara sebentar sambil menunggu para anggota tiba untuk rapat."

Guild master menunjuk ke arah kursi dengan ekspresi menyambut teman lama.

"Terima kasih."

Setelah Ainz duduk, guild master duduk di sampingnya. Jarak di antara keduanya sangat dekat dan rasanya hampir membuat sesak nafas, dengan lutut mereka hampir saling bersentuhan.

"Momon, kita sudah kenal lama sekarang. Bagaimana kalau bicara tanpa ada formalitas sekarang?"

"Tidak, tidak perlu ada formalitas bahkan diantara teman. Aku diajari bahwa ini adalah sesuatu yang sangat penting."

Ketika dia sebenarnya ada di tempat kerja, dia merespon lebih ramah dan bahkan berbicara tanpa formalitas untuk menunjukkan keakrabannya, tapi Ainz tidak berniat melakukan sesuatu seperti itu kepada guild master. Dia memutuskan itu adalah jawaban yang tepat untuk menjaga hubungan itu tetap profesional.

Terlalu dekat dengan sebuah organisasi akan menyebabkan masalah. Sebagai seorang petualang, aku tidak ingin terlalu dekat dengan sebuah kota. Sudah waktunya aku menemukan tempat lain. Tapi sebelum itu...

Ainz menatap ke arah guild master melalui celah penutup kepalanya.

Mengapa dia harus duduk di sampingku? Bukankah biasanya itu adalah tempat Narberal? Dengan dia duduk disitu terasa aneh.

jarak mereka membuat Ainz tidak nyaman, dan itu membuat menanyakan seksualitas dari guild master itu.

Aku dengar dari pemimpin asosiasi Magician bahwa guild master memiliki seorang istri.. atau apakah itu hanya kedok? Meskipun kelihatannya dia sedang mencoba untuk memperdalam hubungan kami... pasti ada niat tertentu di baliknya. Atau mungkin dia berpikir aku bermain untuk tim yang lain?

Pemikiran itu membuat Ainz menjadi berdebar meskipun sebenarnya tidak ada jantungnya.

Ainz semata-mata heteroseksual... atau lebih tepatnya, dia dulunya begitu. Selain itu, Suzuki Satoru adalah fans dari dada besar. Sifat itu diabaikan karena wujudnya yang saat ini seorang undead. Daripada katakan saja, Cocytus, Ainz lebih berhasrat kepada Albedo.

Ainz mengalihkan duduknya menjauh dari guild master dan berputar agar dia sedang menghadap pria itu.

"Maafkan ketidak sopananku. Sebenarnya, saya kemari untuk meminta bantuan anda. Salah satu temanku datang ke guild petualang dengan sebuah permintaan. Bisakah kamu katakan padaku permintaan apa itu?"

"Tentang itu.. yah, menurut peraturannya, kita tidak diperbolehkan untuk membuka detilnya."

"Meskipun begitu, aku masih berharap bantuanmu. Aku tahu aku sudah berlaku tidak adil, dan aku tahu bahwa peraturan ada untuk sebuah alasan. Tapi tetap saja, aku harap anda-"

Ainz merendahkan kepalanya, dan guild master menyilangkan tangannya. Dia menatap ke arah langit-langit dengan ekspresi kaku di wajahnya.

Namun, itu hanya berlangsung sesaat.

"Aku mengerti," guild master berkata kepada Ainz. "Aku tidak bisa menolak permintaan Momon-kun. Kalau begitu, katakan padaku siapa nama temanmu?"

"Dia adalah Enri dari desa Carne - tidak, namanya adalah Enri Emmot."

"Enri, ya? Kalau begitu, tolong tunggu sebentar."

Beberapa saat kemudian, guild master itu kembali ke ruangan, diikuti oleh seorang resepsionis wanita yang pernah dia lihat sebelumnya. Tubuhnya kaku, seakan terbuat dari es, lalu dia masuk ke dalam ruangan dengan cara yang tidak biasa.

"Maafkan sudah mengganggu, Momon-sama!"

Ini adalah pertama kalinya Ainz melihat seseorang bergerak sangat aneh, mengangkat lengan kanannya dengan kaki kanannya. Meskipun Ainz berpikir "Wow, itu.. menyedihkan" atau "Kamu tidak perlu sekaku itu, ya kan?" Ainz mempertahankan sikapnya yang kokoh lalu mengangguk dengan bijaksana. Kebutuhan untuk mempertahankan kewibawaan seseorang adalah beban bagi mereka yang memiliki peringkat adamantite.

"Dia menerima permintaan dari Enri Emmot yang berasal dari desa Carne. Akan lebih baik jika anda menanyakan langsung padanya. Silahkan, tanyakan apapun yang anda perlukan."

"Tentang itu.. kalau begitu - tidak, sebelum itu, guildmaster, tolong persilahkan dia untuk duduk. Aku bukan pemilik ruangan ini, tapi tetap saja..."

"Tidak! Itu sudah melangkahi batas saya! Saya akan berdiri, terima kasih banyak!"

Bagi Suzuki Satoru, rasanya salah membuat lawan bicaranya berdiri sementara dia sedang duduk. Namun, bagi Ainz Ooal Gown, penguasa dari Great Tomb of Nazarick... itu bukan masalah sama sekali. Dengan itu, dia bisa dengan mudah menghadapi perbedaan antara seorang pimpinan dengan pengikut. Kelihatannya latihannya yang setiap hari tidak percuma sama sekali. Malahan, rasanya dia perlahan meningkatkan total pengalamannya.

...Berapa banyak XP lagi sampai levelku naik, hm?

"Begitukah? Kalau begitu, mari kita mulai. Tolong katakan padaku, dalam detilnya, tentang permintaan yang dia buat. Karena ini sangat penting, aku arap tidak ada yang lupa."

"Y-Ya!"

Keringat lengket yang sebesar kacang mengalir di dahi resepsionis itu.

"Ada apa? Apakah ada masalah?"

"Tidak, hanya saja..."

Tatapan resepsionis itu maju mundur.

"Apakah aku menanyakan hal yang salah?... Yah, mungkin saja begitu. Kalau begitu. Biarkan kutanya; apakah itu adalah permintaan untuk menemukan seseorang?"

"Tidak, bukan seperti itu..."

"Ah, kalau begitu seperti apa? Apakah bukan sebuah permintaan?"

"..Sebenarnya, lebih kepada konsultasi untuk permintaan di masa depan. Itu berhubungan dengan monster-monster yang disebut Giant of the East dan Serpent of the West, monster-monster yang memiliki level yang sama dengan Wise King of the Forest yang dijinakkan oleh Momon-sama. Itu, er, begitulah, kurasa."

Momon menganggap terlalu langsung menuju inti dan memaksa hanya akan membuat resepsionis itu takut, dan melanjutkan pertanyaan.

"Kalau begitu, apakah ini akan menjadi masalah nantinya di masa depan?"

"Ti-Tidak! Saya-saya tidak tahu dia adalah teman dari Momon-sama! Jika saya tahu saya akan mendapatkan detil yang lebih banyak darinya! Itu yang sebenarnya!"

Pemandangan resepsionis itu di ambang air mata membuat Ainz gelisah. Bisakah seseorang dengan pengendalian emosi yang sangat kecil bekerja sebagai seorang resepsionis?

"-Guildmaster..."

"...Maafkan saya, saya tidak memberikan instruksi yang lebih baik kepada bawahan saya."

"Tapi, tidak apa! Itu adalah peraturan guild!"

Setelah mendengar keduanya, Anz menyadari bahwa mereka mungkin sudah mendapatkan kesan yang salah. Mereka mengira begitu karena Enri dan Ainz saling kenal, Ainz bisa mengambil permintaan itu dengan gratis, tapi sebagai cara menyelamatkan wajah Guild petualang, Enri meminta permintaan melalui guild itu.

Tapi resepsionis tersebut sudah memperlakukan Enri dengan dingin dan menendangnya keluar karena masalah uang. Mereka berdebat tentang siapa yang bertanggung jawab membanting pintu pada teman petualang peringkat adamantite.

Tapi... bukankah itu adalah hal yang benar, menurut peraturan guild?

Ainz memandang dengan mata tidak setuju kepada guild master, yang sedang menghukum resepsionisnya.

Itu adalah tugas seorang atasan untuk melindungi bawahan mereka ketika mereka membuat kesalahan. Atau mungkin dia sedang menunjukkan pameran besar dengan memarahinya di depan seorang customer untuk mendapatkan simpati baginya? Benar-benar teknik seorang master.. kelihatannya dia sudah terbiasa dengan hal itu.

Bagi Ainz, resepsionis itu sudah melakukan hal yang benar. Guild master itu mungkin berpikir demikian juga. Namun, baik Ainz yang masuk melalui pintu belakang atau dia yang sedang menghadap guild master, itu semua bisa dimaafkan karena dia adalah petualang dengan peringkat adamantite. Karena petualang adamantite layak untuk dipertahankan.

"Tapi aku benar-benar tidak tahu!"

Dengan resepsionis yang hampir menangis, Ainz memotong dengan ucapan lembut.

"Kamu tidak salah."

Mata resepsionis itu menjadi terkejut, lalu dia mengumpulkan air mata yang akhirnya jatuh.

"Memang sangat penting mematuhi peraturan organisasi. Memang ada kalanya peraturan itu bisa dibengkokkan, aku tidak menyalahkanmu."

"Terima kasih banyak! Terima kasih banyak sekali!"

"Meskipun itu menjengkelkan, tolong katakan kepadaku detil permintaannya. Ini bukan penerimaan format terhadap permintaan, tapi lebih kepada, agar lebih mudah bagiku untuk membuat tindakan jika situasi mengharuskannya."

"Saya mengerti! Saya akan segera mendapatkan detilnya dari dia! kalau begitu, permisi sebentar!"

Resepsionis itu kabur dari ruangan tersebut dengan kecepatan tinggi, seakan ada angin topan yang lewat.

"...Meskipun kamu ingin mendapatkan simpati dariku, tolong jangan memarahi orang yang tidak bersalah. Itu membuatku jengkel."

"...Seperti yang saya duga, saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari anda, Momon-kun."

Guild master itu dengan tulus mengatakan bahwa hipotesis Ainz memang benar.

Kelihatannya trik-trik dari seorang pegawai kantoran orang Jepang bisa digunakan dimanapun. Kalau begitu, pertanyaannya adalah-

Bayangan Lupusregina muncul di otak Ainz.

Bagaimana mungkin Lupusregina tidak tahu monster-monster dikhawatirkan oleh gadis desa seperti Enri itu? Apakah ada kesalahan dalam meletakkan jaringan informasi? Aku harus memeriksanya.

Aku harus segera kembali ke Nazarick, pikir Ainz saat dia menunggu laporan resepsionis itu.


----


Waktu Nazarick 16:41

Lupusregina yang khawatir memasuki kantor Ainz. Kepanikan dan tidak tenang karena tiba-tiba dipanggil tertulis di seluruh wajahnya. Di dalam kantor ada Lupusregina, pelayan biasa Sixth, battle maid Narberal, Aura, yang paling akrab dengan hutan, Eight Edge Assassin di langit-langit, dan pemiliki ruangan itu, Ainz.

Ngomong-ngomong, Albedo masih dalam kurungan.

Lupusregina akan berlutut sebelum Ainz menyelanya.

"Lupusregina, apakah ada sesuatu yang kamu simpan dariku?"

Setelah melihat wajahnya yang bingung, Ainz penasaran apakah dia tidak tahu sama sekali tentang itu. Ainz memutuskan untuk mengulangi apa yang dia dengar tentang Giant of the East dan Serpent of the West dari Guild Petualang. Namun, saat Lupusregina sudah tahu tentang hal ini lama sebelumnya, suasana Ainz berubah drastis. Dia menghembuskan nafas panjang dan keras.

"Jadi kamu sudah tahu hal ini, kalau begitu?"

"Ya, Tentang itu-"

"Dasar bodoh!"

Teriakan Ainz yang menggelegar, dipenuhi kemarahan, kelihatannya seperti mengguncang ruangan ini. Saat yang lainnya tersentak seakan mereka habis ditabrak secara fisik, Ainz merasakan sesuatu yang menekan emosinya, tapi meskipun puncak kemarahan sudah dipotong, kemarahannya meningkat lagi, dan tidak mungkin dia bisa sepenuhnya mengendalikan amarahnya.

"Mengapa kamu tidak melaporkan hal itu kepadaku? Apakah kamu mau mencoba menipuku?"

"Ti-Tidak! Bukan seperti itu!"

"Lalu kenapa? Mengapa tidak ada yang sama sekali sampai kepadaku! Apa alasannya?"

"Ka-Karena saya ki-kira itu bukan masalah besar, ja-jadi saya tidak melaporkannya..."

Karena suatu alasan, pemandangan battle maid yang ketakutan mengintipnya hanya membuat tambah marah.

"Lupusregina Beta! Aku benar-benar kecewa denganmu!"

Lupusregina bukanlah satu-satunya yang tersentak dengan hal ini. Nabe dan Sixth juga gemetar, dan Eight Edge Assassin di langit-langit kelihatannya juga membeku pula.

"Aku memberimu tugas untuk menjaga desa, tapi itu bukan berarti kamu bisa sesukanya! Kamu sudah dibilangi untuk melaporkan apapun yang terjadi di desa, apapun itu, jadi apa artinya ini!"

"Itu..."

Wajah Ainz berubah saat dia memandang remeh Lupusregina, yang tidak mampu menjawabnya. Ini adalah dosa yang tidak bisa dimaafkan bagi seorang pekerja; tidak, bagi siapapun. Peraturan ini jelas sekali bagi siapapun yang melakukan bisnis, atau lebih tepatnya, bagi siapapun yang bekerja di dalam masyarakat: "Lapor, Komunikasikan, Diskusikan". Laporkan apa yang kamu pelajari. Komunikasikan dengan jelas kepada orang lain. Diskusikan masalah saat muncul. Mereka dianggap sebagai darah penopang hidup bagi operasional perusahaan, dan itu sangat penting.

Jika dia bahkan tidak bisa melakukan itu, kurasa aku tidak bisa memaafkannya dari sudut pandang seorang pemimpin... tidak....

Saat dia melihat ke arah Lupusregina yang ketakutan, Ainz mau tidak mau berpikir bahwa dia sebagian juga bersalah. Kesalahan ini muncul jika seorang pemimpin tidak mampu dan tidak bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.

Sebuah kesalahan di dalam komunikasi kelompok adalah kesalahanku. Aku tidak bisa mengendalikan hal ini dengan baik.. mungkin aku harus mundur dan membiarkan Demiurge atau Albedo menangani hal semacam ini.

"...Lupusregina, apakah kamu tahu nilai dari desa Carne bagi Nazarick?"

"Hah? Tidak... ya. Er, Saya dengar Ainz-sama bilang desa itu sangat berharga..."

"Tidak, tidak, maksudku, apa yang kamu, secara pribadi, rasakan berharga sangat penting dari desa itu?"

"Yah, ada banyak mainan disana, dan..."

"Ah jadi begitu. Kalau begitu... aku minta maaf. Itu adalah kesalahanku. Aku tidak menyadari kamu berpikir seperti itu..."

Ainz tertawa lepas. Dia menyadari itu adalah kesalahannya.

"Aku ambil kembali apa yang kukatakan tentang kekecewaan. Aku terlalu jauh. Tolong maafkan aku."

"A-Apa yang anda katakan? Itu adalah kesalahanku!"

"karena sudah seperti itu, hati-hati saja lain kali. Kalau begitu sekarang, aku akan jelaskan lagi, jadi perhatikan betul-betul. Desa itu sangat berharga bagi kita. Terutama bocah laki-laki itu, Nfirea, dan neneknya Lizzie. Mereka sangat penting untuk Nazarick."

"Eeh? Be-Begitukah?"

"Memang benar. Aku telah menyerahkan tugas menciptakan potion baru kepada mereka berdua."

"Ah, itu-itu benar! Saya punya sesuatu untuk ditunjukkan kepada Ainz-sama!"

Lupusregina kenyataannya meneriakkan bagian terakhir itu, wajahnya pucat. Dia mengeluarkan sebuah botol potion ungu kecil dan Narberal, yang paling dekat dengannya, mengambilnya lalu menyerahkan botol itu kepada Ainz.

"Ini adalah..."

Ainz melihat ke arah potion itu melalui cahaya.

"Y-Ya! Ini adalah potion baru Nfirea!"

Kemarahan Ainz memuncak lagi. dan dia mencoba sebaik mungkin membatalkannya.

"Jika dia berhasil membuat ini, maka pentingnya keluarga itu meningkat lagi."

Ainz tertawa lirih saat dia melihat wajah yang tak mengerti.

Potion ungu yang dibuat oleh Nfirea ini diciptakan menggunakan berbagai item yang disediakan oleh Nazarick. Hal paling penting adalah tanpa memiliki skill crafting potion dari Yggdrasil, mereka berhasil menggunakan bahan-bahan dari Yggdrasil untuk menciptakan sesuatu selain dari potion biru dunia ini atau potion merah Yggdrasil.

"Sebagai awalnya, potion healing di dunia ini adalah biru. Tapi potion healing yang aku tahu adalah merah. Penasaran ya kan?" oceh Ainz.

Pengetahuan dan kekuatan Yggdrasil bisa diaplikasikan di dunia ini. Dari angel-angel yang pertama dia temui, hingga keberadaan World Class Item, ada kemungkinan yang sangat tinggi para pemain pernah ada disini di masa lalu. Kalau begitu, mengapa potionnya tidak merah seperti di Yggdrasil? Ada tiga kemungkinan. Pertama, runtuhnya sebuah negara mungkin membuat hilangnya teknik pembuatan potion itu. Teknik ini seharusnya sudah tersebar luas, dan tak ada kehancuran seluruh negara yang bisa menghapuskan semuanya.

Alasan kedua mungkin bahwa Nfirea hanya tidak tahu teknik ini karena mereka belum tersebar hingga negara-negara terdekat. Mungkin negeri di kejauhan menggunakan potion merah. Lagipula, di Jepang, sup yang sama terlihat benar-benar berbeda ketika disiapkan oleh ngeri yang berbeda. Ketiga alasannya adalah optimisasi; membuat potino dalam game akan membutuhkan material-material dalam game. Mungkin material-material itu sulit ditemukan disini, atau mereka tidak ada sama sekali, dan itulah kenapa potion biru bisa dibuat dengan material-material dunia ini.

"Begitulah, kecuali dari kemungkinan kedua, potion yang dibuat oleh Nfirea ini adalah-"

Ainz mengalirkan potion ungu di botolnya.

"Mungkin ini adalah revolusi teknologi yang ada hanya sekali dalam satu abad, yang kutahu. Yah, jika ini adalah kemungkin ketiga, ini mungkin akan menjadi produk gagal. Kerja kerasnya di masa depan akan memberiku jawaban."

Ainz berharap Nfirea akan bisamembuat potion dalam game tanpa menggunakan material dalam game. Siapa yang tahu, mungkin dia akhirnya membuat potion ketiga yang benar-benar berbeda.

"Kalau begitu, bukankah lebih efektif memberikan tambahan orang lebih banyak untuk meneliti subyek ini?"

Pertanyaan Narberal membuat Ainz mengerutkan dahi.

"Itu adalah pertanyaan yang bodoh. Narberal. Memang benar, pekerjaannya akan lebih cepat, tapi itu akan sangat berbahaya. Pengetahuan adalah kekuatan, dan menyalurkan kekuatan itu dengan bebasnya adalah tindakan yang bodoh."

Yggdrasil juga seperti itu, jadi Ainz bisa dengan percaya diri berkata seperti itu.

"Seperti contohnya, ada kemungkin bahwa potion ini bisa dimurnikan lagi hingga titik dimana bisa membunuhku dalam sekali serang. Kalau begitu, akan lebih aman untuk memonopoli pengetahuan ini daripada menyebarkannya... Memang lebih baik seorang bawahan itu sedikit bodoh, tapi perkembangan teknologi harus diamati dengan hati-hati. Ini sama halnya bagi Nfirea dan potionnya. Meskipun aku ingin menguncinya di dalam Nazarick dan membuatnya fokus sepenuhnya dalam penelitian dan pengembangan..."

Ini akan mencegah penyebaran teknik tersebut dan penggunaan potion itu.

"Kalau begitu, mengapa anda tidak melakukannya?"

Mata Narberal kelihatannya seperti mengatakan, "Tolong perintahkan saya untuk melakukannya," lalu Ainz langsung membalasnya.

"Daripada memenjarakannya dan memaksanya bekerja, aku akan membangun kepercayaan antara kami sebagai skema masa panjang yang akan memberikan keuntungan yang lebih baik untuk Nazarick. Demiurge menganalisa situasinya dan memutuskan bahwa lebih baik membelenggunya dengan hutang budi untuk kita - Hm? Ada apa , Lupusregina?"

"Ada satu hal yang tidak saya mengerti. Bisakah anda jelaskan kepada kami? Mengapa Ainz-sama memberikan potion itu kepada seseorang seperti Brita?"

Ainz tidak tahu siapa Brita itu, dari namanya saja. Sambil mencoba mempertahankan sikapnya yang seperti pertapa yang tahu segalanya seperti topeng - yang bisa dikatakan, ekspresi kosong yang hati-hati - dia berusaha memikirkan solusinya.

Jangan-jangan potion itu?

Ainz ingat malam pertama yang dia habiskan di E-Rantel. Saat ingatan itu datang, Ainz berterima kasih tubuhnya tidak bisa berkeringat.

-Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan?

Tapi dia tidak bisa diam saja selamanya.

Demiurge! Albedo! Mengapa kalian tidak ada disini? Tidak, Demiurge saat ini sedang bepergian jauh melakukan tugasnya, dan Albedo sedang di tahanan! Telat sekali memanggilnya kemari!

"-Begitukah, kamu benar-benar tidak mengerti?"

"Ya. Saya minta maaf karena kurangnya pengetahuan saya. Tolong cerahkan saya."

Kalau begitu jangan nanya! Ainz ingin berteriak. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain, jadi yang hanya bisa dia lakukan adalah menggelindingkan dadu dan berharap yang terbaik. Saat pemikiran ini datang, keberanian memenuhi dirinya.

"Fufu...hahahaha. Memang benar, itu adalah gerakan yang berbahaya menurutmu, Lupusregina, kamu memiliki hak penasaran dengan hal itu. Itu bisa menghasilkan perkembangan situasi yang tidak akan bisa kita kendalikan. Namun, ada motif mengambil resiko tersebut."

"M-Motif? Bukankah itu hanya untuk memberikan kompensasi untuk potion miliknya yang hancur?"

Narberal yang menyela membuat Ainz menelan kalimat yang akan dia katakan. Otaknya berputar dengan kecepatan penuh, dan dia berusaha keras mengingat pertemuan itu di E-Rantel.

Benar sekali! Waktu itu, aku hanya melakukannya agar tidak dilihat sebagai orang pelit! Sial!

Ainz mempertahankan sikap tenangnya. Tertangkap basah, dia harus mengatakan sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongan yang lain. Dia berusaha mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya yang menghilang dengan cepat.

"...Apakah hanya itu yang kamu pikir aku sedang lakukan, Narberal?"

"Maafkan saya!"

"...Tidak, itu bukan sesuatu sehingga kamu harus minta maaf. Waktu itu, aku tidak percaya diri rencanaku akan berhasil, jadi aku memilih penjelasan yang lebih sederhana."

"Kalau begitu... apa tujuan anda yang sebenarnya?"

Menghadapi pertanyaan Narberal, rahang Ainz terbuka menggantung untuk sesaat karena kehilangan kata-kata. Tapi dalam sekejap itu, suatu inspirasi datang. Dengan itu sebagai dasar dari rasa percaya dirinya, Ainz bersiap bicara.

"...Itu adalah karena Nfirea..."

Saat Ainz perlahan membuka mulutnya, dia akan melihat bawahan yang ada di sekelilingnya. Jika Demiurge atau Albedo ada disana, mereka mungkin akan menyela dan berkata, "Ah jadi begitu. Seperti yang diduga dari Ainz-sama."

Narberal, di lain pihak, hanya bisa mengerutkan alisnya.

"...Nfirea...?"

Ainz menelungkupkan dagunya dengan sebuah bunyi lirih "Umu". Ketakutan mulai merayap di wajahnya karena Narberal dan yang lainnya, karena mereka mengira pose Ainz artinya, "apakah kamu masih belum mengerti, bahkan setelah aku berkata sebanyak ini?" Kenyataannya, Ainz membuat isyarat itu secara tidak sadar, tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan tangannya.

Dalam waktu yang pendek, Ainz menderita tekanan yang luar biasa dan stres mental. Diantara dua kekuatan yang beradu, sebuah pencerahan datang kepada Ainz. Dia tidak tahu bagaimana terdengarnya sampai dia mengatakannya, tapi yang hanya bisa dia lakukan adalah maju terus sambil tersandung melewati kegelapan.

"...Mm. Aku bermaksud untuk mendapatkan perhatian dari farmasist yang dikenal sebagai Nfirea, apakah itu adalah jawaban yang cukup? Bagaimana aku harus mengatakannya... apa yang akan kalian lakukan jika kamu mendapatkan sebuah potion yang sama sekali berbeda dari potion lain yang pernah kamu temui?"

"...Mendiskusikannya dengan orang lain?"

"Tepat sekali! Lupusregina, seperti yang kamu katakan. Seperti yang kuduga, Brita membawa potion itu kepada farmasist yang dia percayai. Itulah bagaimana aku melakukan kontak dengan Nfirea."

Nfirea kelihatannya mengatakan hal yang mirip ketika mereka bertemu di desa Carne.

"Ah! Jadi begitu! itu tujuan anda sepenuhnya!"

"Kelihatannya kamu mengerti. Itu adalah sebuah umpan untuk pancinganku menangkap seorang master alkimia. Meskipun ada peluang nantinya akan berakhir di tempat aneh dan menyebabkan masalah, masih layak dicoba."

Ainz bisa merasakan para gadis yang mengerti hingga titik yang coba dia buat.

Aku berhasil menyambungkan semua titik sama-sama...

Saat Ainz akan bernafas lega, sebuah pertanyaan tiba-tiba dan tak terduga datang.

"kalau begitu... saya mengerti saya sudah sangat kurang ajar, tapi bisakah saya menanyakan satu pertanyaan lagi.."

Tidak, jangan. Hentikan. Tolonglah. Aku mohon padamu. Jangan bertanya lagi.

Ainz menangis di dalam hati, tapi wajahnya tetap tenang.

"Ada apa Lupusregina? Jika kamu memiliki keraguan, silahkan saja mengklarisifikannya dengan mereka."

"Ya."
Lupusregina menelan ludah, dan dengan sebuah ekspresi serius di wajahnya, dia bertanya,

"Apakah Ainz-sama selalu berpikir sejauh ini ketika membuat rencana?"

Bagaimana mungkin seperti itu? Kebanyakan, dia membuatnya di tempat. Tentu saja, dia merencanakan masa depan, tapi lebih seringnya daripada tidak, hasilnya selalu berbeda dari yang dia inginkan. Tentu saja, dia tidak bisa mengatakan semua itu.

Ainz tertawa lirih. Itu adalah tawa dari hasil latihan.

"Tentu saja. Aku adalah penguasa dari Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown, ya kan?"

Ucapan serus yang keras dari "Ohhhh!" terdengar dari sekitarnya, dan mata Lupusregina menjadi lebar.

"Ada apa, Lupusregina?"

"Seorang raja yang bijak..."

Ucapan terperangah dari Lupusregina membuat Aura mengerutkan dahi, lalu dia maju satu langkah. Namun, Ainz menghentikannya.

"Tidak usah dihiraukan. Apakah hanya itu yang ingin kamu tanyakan?"

"Kalau begitu, er, satu lagi. Bukankah lebih baik kita biarkan monster-monster menyerang desa, lalu Ainz-sama menyapu habis monster-monster itu untuk menyelamatkan mereka, bukankah itu lebih baik? Maksud saya, bukan Nfirea dan neneknya akan merasa lebih berterima kepada Ainz-sama karena sudah menjauhkan mereka dari bahaya? Bukankah itu akan membuat mereka lebih berguna... ya kan?"

"Yah, itu adalah ide yang bagus, dan layak untuk dipertimbangkan, Namun, Nfirea mungkin akan menjadi terlalu membenci monster itu dan tidak lagi ingin membantu kita.. mungkin akan lebih efektif jika kita menyelamatkan Enri Emmot pula."

Desa Carne adalah sebuah desa yang pernah diselamatkan oleh magic caster Ainz Ooal Gown. Selama masih memiliki nilai, metode itu masih dipertanyakan manfaatnya.

"Ngomong-ngomong, orang yang paling penting di desa itu adalah - dengan urutan menurun - Nfirea, kekasihnya Enri Emmot dan terakhir neneknya Lizzie. Kamu harus melindungi tiga orang ini bagaimanapun caranya. Yang lainnya bisa digantikan. Jika harus, korbankan dirimu untuk melindungi Nfirea. Apakah hanya itu, Lupusregina?"

"Ya! Terima kasih banyak!"

"Sekarang, Lupusregina, aku akan memaafkanmu atas kesalahan ini. Sekarang kamu sudah tahu tujuanmu, jangan harap kamu bisa lepas dengan mudah ketika lain kali kamu membuat kesalahan ini. Apakah kamu mengerti?"

"Tentu saja!"

"Bagus sekali. Kalau begitu pergilah. Tunjukkan padaku hasil dari perubahan pendapatkan atasmu."

Lupusregina membungkuk dan keluar dari ruangan itu, diikuti dari dekat oleh Lupusregina, yang kelihatannya lebih seperti seorang polisi yang sedang mengantarkan seorang kriminal. Setelah mereka berdua hilang dari pintu, Ainz berpaling ke arah guardian di sampingnya.

"Aura, Giant of the East dan Serpent of the West, apakah kamu tahu-"

Tiba-tiba, sebuah teriakan yang keras datang dari luar ruangan.

"Ainz-sama memang menakjubkan! Saya tidak percaya beliau bisa berpikir sejauh itu, dan sedetil demikian! Dia pasti semacam monster!"

Suara yang datang melalui pintu yang tebal itu tidak seberapa keras, tapi cukup untuk membuat percakapan mereka berenti. Karena mereka bisa mendengar ucapannya dengan jelas, seberapa keras dia berteriak di dalam lorong?

".. Apakah kita harus bilang pada mereka setipis apa pintunya?"

"Kurasa dia hanya terlalu gembira, mungkin sebuah pukulan akan bisa membuatnya tenang-"

Ada sebuah suara pukulan dari luar pintu, lalu suara sesuatu yang diseret perlahan menjauh.

"Aura, kurasa kamu tidak perlu pergi lagi. Kembali ke topik semula; beritahu aku apa yang kamu temukan."

"Ya, Er, Maafkan saya, tapi saya tidak mendengar apapun tentang adanya Giant of the East dan Serpent of the West. Setelah kami melawan tiga monster yang disebut Zy'tl Q'ae, Saya melakukan sapuan cepat di hutan, selain dari gua di bawah tanah, yang saya tidak selidiki. Saya tidak menemukan musuh yang kuat.."

"Yah, jika mereka hanya sekuat Hamsuke, aku mengerti mengapa kamu tidak memandang mereka."

Bahkan seorang tukang kebun tidak akan tahu berapa banyak semut yang merangkak di daerahnya. Jika mereka sering melewatkan musuh yang kuat, itu hanya bisa dianggap sebagai bagian dari pekerjaan.

"Saya benar-benar minta maaf. Kalau begitu, Ainz-sama, apakah kita akan melakukan bersih-bersih rumah?"

"Itu kedengarannya ide yang bagus. Kita akan menyingkirkan lalat menjengkelkan itu dan meletakkan hutan di bawah kendali penuh Nazarick."

"Saya mengerti! Kalau begitu, saya akan mengirimkan beberapa binatang peliharaan untuk ikut serta-"

"Mm, tentang itu, kelihatannya itu agak membosankan. Aku ingin melihat makhluk macam apa Giant of the east dan Serpent of the west ini, yang katanya bisa menyamai Hamsuke."

"Kalau begitu, haruskah saya membawanya kemari?"

"Tidak, kurasa aku yang akan mengunjungi mereka sendiri. Berkat Hamsuke, aku menemukan cara lain dalam mengapresiasi nilai dari barang antik pula."

Ainz tertawa dengan ekspresi bingung di wajah Aura.

"Yah, tentu saja itu tidak semua. Aku juga bermaksud untuk memastikan Lupusregina melakukan pekerjaannya..."


---


Waktu Nazarick 19:16

Larut malam di hutan, Fenrir berlari dengan lancar tanpa membuat suara sedikitpun. Ada tempat-tempat dimana cabang-cabang pohon yang menonjol atau ditutupi oleh akar-akar, tapi tidak masalah bagi mereka berdua yang sedang mengendarainya. Fenrir seperti sebuah spirit tanpa bentuk fisik, tidak sedikitpun melukai rumput ketika melangkah. Salah satu skill Fenrir adalah gerakan yang dipercepat di atas tanah.

"Jauh di depan dicurigai menjadi kediaman dari Giant of the East seperti yang dilaporkan oleh bawahan saya."

Di dalam vegetasi yang lebat yang menghalangi cahaya bintang-bintang dan bulan, Aura tidak terdengar gugup sama sekali. Tidak seperti penglihatan manusia biasa, dia dan Ainz bisa melihat seakan itu adalah siang hari.

"Begitukah. Giant of the East dan Serpent of the West, terlalu serakah untuk mengharapkan mereka berdua ada disini. Aku akan serahkan Serpent of the West kepadamu, Aura."

"Okay! Saya akan bekerja keras! Apa yang harus kita lakukan dengan orang-orang bodoh yang melawan Ainz-sama?"

"Mari kita berbincang-bincang dengan mereka dahulu."

Aura menoleh ke belakang untuk melihat Ainz dengan wajah bingung.

"Hmm? Apakah anda akan membuat mereka menjadi bawahan anda?"

"Giant of the East dan Serpent of the West adalah monster yang tidak diketahui. Akan lebih baik untuk memulai dengan pembicaraan. Lagipula mereka adalah monster-monster berharga yang tidak ada di dalam game."

"Ainz-sama baik hati sekali."

Aura bukan sarkasme.

"Be-Benarkah? Aku hanya baik hati kepada mereka yang bisa kugunakan- dan penduduk Nazarick... Jika mereka setara dengan Hamsuke, mereka seharusnya berguna, begitulah aku melihatnya. Item-item yang langka layak untuk dikumpulkan."

"Aku dengar apa yang baru saja anda sebutkan barusan, tapi apakah Hamsuke benar-benar seberharga itu?"

"Tentu saja. Sebagai kelinci percobaan."

Hamsuke sedang menjalani latihan ketat sebagai seorang warrior dibawah asuhan Zaryusu. Ngomong-ngomong, seorang undead yang diciptakan oleh Ainz juga adalah salah satu muridnya. Apakah mereka berdua - satunya binatang buas dan satunya mayat - bisa menguasai skill-skill warrior? Jika undead bisa diajari menggunakan martial art, potensi pertempuran Nazarick akan meningkat tajam. Ainz tidak mengira itu mungkin, tapi dia tidak akan pernah tahu sampai mencoba melakukan percobaannya.

"Cukup penting untuk memberikan perintah kepada blacksmith membuatkan satu pasang armor lengkap untuknya?"

"Kamu mendapatkan informasi dengan baik. Ini adalah salah satu alasannya. Kita akan mengirimkan Hamsuke keluar untuk bertempur di masa depan, jadi meningkatkan pertahanan itu perlu."

Jika dia mempelajari martial art, Hamsuke akan bisa memakai armor full plate. Namun, penghindaran dan mobilitasnya akan berkurang dengan armor yang dipakai sekarang.. untuk bisa menangkal ini-

Jika Hamsuke bisa mempelajari martial art, itu akan bisa memberikan gerakan yang lembut baginya, bahkan ketika mengenakan armor full plate. Jika kita berada di dalam game - tidak, bahkan sekarang, aku tidak mampu memakai armor logam. Mempertimbangkan hal itu, kita masih jauh dari kata sukses... Jika ada Hamsuke yang lain, kita bisa mencoba metode lain..

Kesimpulannya, perbedaan yang paling tepat antara dunia baru ini dan peraturan game masih mister. Demiurge akan bisa mencari tahu dengan melakukan percobaan secara menyeluruh, tapi Ainz tidak merasa melakukan itu karena alasan tertentu.

Magic, sesuatu yang mengalir berlawanan dengan hukum fisika, ada di dunia ini. Konsep bahwa tak ada yang benar, semuanya diperbolehkan mungkin dipaksakan kepadaku...

"Apakah ada masalah, Ainz-sama?"

"Hmmm? Tidak, bukan apa-apa. Mengapa kamu bertanya?"

"Karena anda kelihatannya sedang memikirkan sesuatu. Aku hanya ingin tahu jika memang begitu."

"Ahhh, begitukah? Hanya memikirkan masalah remeh, tidak penting."

"Oh begitu."

Aura menghadap ke depan sekali lagi karena lega, rambutnya yang pirang dan lembut berayun dengan gerakannya. Ainz mengalihkan pandangannya turun ke punggungnya yang ramping - di tangannya yang sedang memegang pinggang yang ramping.

Pinggang yang ramping sekali. Begitulah anak-anak...

Ainz tidak memiliki anak sendiri dan penasaran. Dia menepuk pinggang dan punggung Aura dengan enteng, seakan memastikan sesuatu. Ainz melakukannya dengan lembut sekali karena mereka sedang mengendarai Fenrir, tapi Aura masih terkejut dan memutar wajahnya karena tersentak.

"Uwah! Apa-Ada apa Ainz-sama?!"

Seluruh wajahnya merah, sesuatu yang bahkan orang yang tidak memakai night vision akan bisa tahu.

"Ahhh, bukan apa-apa, aku hanya merasa pinggangmu ramping sekali. Apakah kamu makan dengan baik? Kamu memang memiliki equipment yang bisa mendukung kehidupan tanpa makan, tapi kamu masih bisa makan jika kamu menginginkannya, ya kan?"

"Ya-ya. Makan memang tidak memberikan peningkatan apapun, tapi saya masih makan dengan benar."

Di dalam game, manusia dan demi-human, yang memiliki usia yang terbatas, akan tumbuh dan bertambah tua dengan wajar. Sebaliknya, ras heteromorfik dengan usia yang tak terbatas akan berhenti tumbuh lagi. karena mereka masih tumbuh, Ainz berharap mereka bisa memiliki diet bernutrisi sebisa mungkin. Dengan teman-temannya yang sudah tiada, Ainz bertanggung jawab untuk pertumbuhan anak-anak ini.

"Makanlah dengan benar, ok?"

"Ya! Saya akan makan sampai Shalltear merasa putus asa!"

Mengapa dia menyebutkan Shalltear? Ainz memutuskan tidak terlalu mengkhawatirkan itu.

"...Equipment yang bisa menopang keberlangsungan hidup tanpa makanan mungkin tidak baik untuk pertumbuhan, gantilah jika situasinya memungkinkan. Di masa depan, kalian berdua mungkin akan bertemu orang yang kalian cintai.."

Aura dan Mare adalah anak-anak yang manis, dan ketika mereka tumbuh, masing-masing dari mereka akan menjadi seorang gadis yang cantik dan pemuda yang tampan. Ainz membayangkan keduanya dikelilingi oleh anggota dari lawan jenis menyatakan cinta mereka kepada Aura dan Mare.. Meskipun dia tak pernah mengalami hal ini sebelumnya, Ainz merasa malu hanya membayangkannya. Dan, mungkin dari pengaruh percakapan tadi, Hamsuke dalam jumlah besar muncul di otaknya.

"-Huh?"

Aura dan Mare dikelilingi oleh Hamsuke dalam jumlah banyak memang manis, tapi berbeda dari apa yang dia bayangkan.

Seekor hamster adalah sejenis tikus, dan seharusnya mereka bisa bereproduksi dengan cepat. Memang boleh memandulkan dan menetralkan hewan peliharaanmu.. aku memang berpikir untuk mengembang biakkan mereka dalam jumlah tertentu... Apakah ada pejantan dengan peranakan yang sama?

"Huh?! Itu terlalu dini, Ainz-sama. Aku hanya tujuh puluh-berapa tahun."

"Memang benar. kamu masih anak-anak, huh. Ngomong-ngomong, siapa yang kamu senangi di Nazarick, Aura? Apa tipemu?"

Ainz, yang tidak memiliki pengalaman dalam cinta, biasanya akan merasa iri ketika dia melihat pasangan yang menunjukkan kemesraan mereka di hadapan publik, tapi dia bisa menawarkan restunya jika itu mengenai NPC.

"Saya paling suka Ainz-sama."

"Haha, itu membuatku lega."

Senda gurau Aura yang masi kecil membuat Ainz senang. Bagi Ainz, yang mencintai NPC seperti anaknya sendiri, dia secara wajar akan tersenyum ketika dia mendengar mereka berkata mereka menyukainya.

"Jadi, siapa yang paling disukai oleh Ainz-sama? Albedo atau Shalltear?"

"Haha. Yah, aku paling suka Aura."

"-Eh?"

Ainz menepuk kepala Aura dari belakang, mengacak-acak rambut Aura dengan jari-jarinya.

"-Ehhhh!?"

Apakah aku harus memikirkan pendidikan Sex untuk anak-anak? Jika saja ada sekolah untuk dark elf, mengirimkan Aura dan Mare kesana akan membuat mereka tumbuh, ya kan? Apa yang akan dilakukan oleh Bukubukuchagama jika dia ada disini? Ngomong-ngomong tentang sekolah... Komedi Cinta di Kampus.. Itulah yang diteriakkan oleh Peroroncino-san kepada Slathan-san untuk membuat Akademi Nazarick bersama-sama. Kemana perginya data itu?


"-Ehhhhhhhhhhh!!"

"Ada apa Aura, itu keras sekali."

"Ah! Ma-Maafkan saya. Melakukan itu di dekat teritori Giant of the East..."

"Tidak apa, tidak perlu minta maaf. Lagipula itu adalah masalah masa depan-"

"Ma-masa depan?"

"Ya, benar sekali. Ada apa? kamu kelihatannya khawatir... Ada yang salah?"

"Tidak, tidak, bukan apa-apa. Ya. Eh, jadi itu akan terjadi di masa depan?"

"Ahh, ya. Jika ada negeri dark elf, boleh juga untuk dikunjungi. Kamu harus ikut kesana."

"Huh?...Ah. Okay! Itu semacam masa depan! Ya kan! Mohon biarkan saya ikut dengan anda. Kalau begitu- kita hampi tiba, Ainz-sama."

Sebuah cahaya yang tidak alami bisa terlihat di udara malam melelui celah-celah di dalam hutan di depan.

"Baiklah. Kalau begitu Aura, maaf, tapi bisakah kamu meletakkan monster-monster yang kamu bawah di sekitar perimeter? Aku harus melakukan beberapa persiapan."

Ainz mengaktifkan salah satu skill unik miliknya, summon undead tingkat tinggi. Yang muncul adalah penunggang kuda dengan aura yang tidak menyenangkan sedang mengendarai kuda yang pucat. Ainz mengulangi summon itu beberapa kali.

"Baiklah, empat seharusnya cukup. Kalau begitu, Pale Rider, berjagalah di udara. Tangkap siapa saja yang mencoba kabur."

Para penunggang itu menerima perintah tanpa berkata apapun dan menunggang kuda naik ke udara dengan sebuah tarikan pada kendali kudanya. Tubuh mereka berubah menjadi tidak berbentuk saat para penunggang itu melewati cabang-cabang pohon dan melayang ke langit.

"Okay, jaringnya sudah dipasang. Yang tersisa hanya mengukur nilai mereka."

"Ya! Ah, bukankah kita harus menguji durabilitas mereka?"

"Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Aku tidak mencari pertarungan, hanya bercakap-cakap dengan mereka."

Ainz benar-benar berniat seperti itu. Dia tidak senang bertarung. Dia rela melakukan hal-hal keji selama ada sesuatu yang bisa diperoleh, tapi secara pribadi, dia membenci sikap keji. Ainz tidak akan dengan sengaja menginjak seekor semut dan sebuah resolusi melalui dialog adalah metode yang terbaik.

Fenrir tiba di tempat terbuka di dalam hutan. Meskipun dianggap tempat terbuka. Itu hanya tempat yang memiliki pepohonan relatif sedikit.

Seperti pepohonan yang mengelilingi pohon demonic yang akan layu, pepohonan tidak akan tumbuh di suatu tempat. Ada banyak alasan untuk itu, dan alasan disini adalah mungkin karena monster yang mendiaminya.

Pepohonan yang jatuh karena ditebang berserakan dimana-mana. Itu adalah pemandangan yang menyedihkan, seakan ada seseorang yang mengacak-acak tempat itu karena frustasi setelah adanya sendatan pada proyek konstruksi besar.

"Benar-benar menghibur. Aura, mereka mungkin sedang meniru bangunanmu. Pekerjaan orang bodoh memang jelek. Inilah yang terjadi ketika makhluk yang hidup di gua ingin membangun sesuatu."

"kelihatannya begitu, Ainz-sama. Ini adalah sarang mereka."

Ada sebuah retakan di dekat tanah yang terbakar hitam.

"...Apakah mereka bahkan tidak bisa mendekorasi sedikit? Yah, lupakan saja, mari kita mengetuknya lain kali saja."

Ainz mengikuti Aura saat mereka masuk ke dalam gua di dekat tempat terbuka. Menatap ke depan, dia bisa melihat ada sedikit kemiringan di pintu masuk dan ruang di dalam agak kecil. Atapnya tinggi, yang mana bisa membuat makhluk besar bergerak bebas.

...Ini mengingatkanku dengan penjelajahan dungeon ketika hari-hariku bermain game. Ketika aku menemukan sebuah gua di gunung, aku akan senang sekali dan penasaran dengan apa yang ada di dalam.

Dulu, yang memimpin jalan adalah Tigris Euphrates, Ainz- atau leih tepatnya, Momonga akan mengikuti dari belakang. Momonga akan memanggil undead untuk mendukung mereka. Undead ini akan dikirimkan maju terlebih dahulu dari kelompok itu untuk memicu perangkap, di dalam apa yang disebut sebagai 'pelucutan warrior' atau 'pelucutan summon'.

Rasanya jadi ingat masa lalu.

Ainz yang teringat masa lalu berjalan dengan cepat, tapi suasana hatinya yang sedang bagus hanya bertahan beberapa detik. Bau yang datang dari bawah membuat Ainz mengerutkan dahi - meskipun dia tidak memiliki alis. Itu bukanlah bau gas yang tajam, tapi lemak hewan yang sedang membusuk.

Apakah ini adalah jebakan untuk menutupi bau gas dengan bau busuk? Bisakah makhluk yang bodoh hidup di gua membuat jebakan yang teratur seperti itu.. Ini mungkin hanyalah kebetulan.

Ainz adalah seorang undead yang tidak perlu bernafas dan memiliki kekebalan mutlak terhadap serangan udara semacam itu. Aura dilindungi oleh item magic yang akan menghadang efek dari bau jika itu adalah serangan. Oleh karena itu, tempat ini hanya berbau busuk.

"Giant of the East kelihatannya bukan makhluk yang bersih. Akan lebih baik jika dia memiliki kecerdasan cukup untuk bisa diajak bicara."

"Itu memang benar. Namun, itu akan sulit. Dilihat dari jejaknya, mereka pasti beberapa makhluk yang bertelanjang kaki hidup di dalam gua. Jejaknya besar, jadi mereka pasti setidaknya dua meter tingginya."

"Ternyata begitu.. Dan itu adalah salah satunya."

Mereka menuruni kemiringan dalam beberapa detik selanjutnya, lalu Ainz melihat monster yang ada di depan.

"Ainz-sama, itu adalah ogre..."

Dua orang itu membawa sesuatu dengan bau darah masuk ke dalam gua. Ainz menunjuk ke arah mereka dengan senyum masam. Jika ini adalah dungeon crawler, dia akan membunuh ogre itu dalam senyap tanpa suara dan meneruskan untuk menyelesaikan lantai itu dengan cepat, tapi kali ini tujuannya adalah sedikit berbeda.

"...Aku tidak kemari untuk menghabisi mereka, aku ingin berbicara dengan mereka dalam sikap bersahabat... Hey, kalian ogre yang ada disana, maaf sudah mengganggu makan kalian."

Dua ogre itu melihat ke arah Ainz bersamaan dan mengerang. Gemanya sangat keras di dalam gua, jadi Ainz tidak mampu mengetahui darimana asal dari erangan itu, tapi mungkin saja dari kedalaman gua.

"Bel pintu yang keras sekali, benar-benar tidak punya selera... Aura, mundurlah."

Melihat Ogre yang semakin menjadi terganggu, Ainz menghela nafas. Dia mengerti jika mereka tidak ada niat untuk berbicara dengannya.

"Skeleton! Skeleton! Buruk!"

Ogre yang datang dari depan Ainz dengan ucapan mereka yang tidak jelas, mengayunkan pentungan mereka.

"bagaimanapun juga datanglah-" Ogre itu mengangkat pentungan mereka tinggi-tinggi lalu mengayunkan ke bawah "ke rumah-" saat mereka bermaksud mengirim Ainz dan Aura terbang. Namun, pentungan mereka yang tidak diberi mantra tidak akan pernah bisa melukai Ainz dan Aura. "Katakan maaf-" ogre itu menyerang lagi.

Kepala Ainz dihajar dengan keras dan pandangannya sedikit bergoyang. Memang tidak sakit, tapi tetap saja membuatnya marah. Bagaimanapun, Ainz akan membunuh siapapun yang menyerang Nazarick dengan kemarahan yang tepat. Ketika dia memikirkan tentang hal itu, memang wajar jika mereka menyerangnya, jadi dia menerima itu tanpa protes.

Seorang utusan damai akan menurunkan tangan dan menunggu situasinya terbuka.

Ogre yang datang setelahnya tidak memiliki pentungan, dan hanya meraih Ainz dan Aura dengan tangan kosong. Mereka mungkin ingin menggenggamnya setelah melihat pentungan itu tidak berguna. Ainz mengerutkan alisnya sesaat, meskipun sikap itu tidak bisa dilihat karena dia hanya tulang belulang. Tidak apa bagi mereka menggenggamnya, tapi Ainz melihat menembus kegelapan jika tangan ogre yang mencoba menggapainya berlumuran darah.

"Menjijikkan."

Ainz langsung mengeluarkan sebuah tongkat dari udara lalu mengayunkannya. Tongkat itu tidak ditambahi dengan magic spesial apapun, hanya sebuah mantra yang meningkatkan damage tumpul yang diberikan. Kepala ogre yang menggapai Ainz meledak. Ogre-ogre itu terciprat oleh darah dan otak dari ogre yang meledak, lalu melangkah mundur setelah menurunkan pentungan mereka.

"Kamu, kamu bukan skeleton..."

"Memang menjengkelkan menganggapku skeleton. Aku kemari untuk menemui bosmu, Giant of the East. Bisakah kamu memintanya datang kemari? yah, dia mungkin akan kemari juga jika aku menunggu."

Ainz melambai untuk mengusir mereka, lalu ogre-ogre itu berlari kecil ke dalam gua.

"Ara ara, aku tunjukkan kepada mereka perbedaan kemampuan kita terlalu dini."

Ainz menyentuh tempat dimana dia dipukul oleh pentungan tadi saat dia berjalan perlahan menuruni kemiringan. Ini kelihatannya adalah ruang makan mereka, dengan sisa-sisa banyak sekali mayat yang berserakan dimana-mana. Ainz dan Aura melanjutkan perjalanan sambil menghindari tempat itu.

"Aku mengacaukannya, Aku tidak sengaja menggunakan terlalu banyak kekuatan karena jengkel. Aku berencana untuk bernegosiasi dengan mereka sebelum pembicaraan gagal dan kelihatannya berubah menjadi pembantaian..."

"Mau bagaimana lagi! Lagipula ogre-ogre rendahan itu ingin menyentuh Ainz-sama."

"Aku senang mendengar kamu berkata demikian. Punitto Moe-san juga bilang 'melemparkan sebuah pukulan untuk mendapatkan perhatian dari pihak lain'... Atau apakah itu Warrior Takemikazuchi?"

"Itu tidak salah jika itu adalah ucapan dari para Supreme Being!"

Dua orang itu benar-benar memiliki pandangan yang berbeda, jadi siapa yang mengatakannya? Ainz mencoba mengingat ketika monster dengan jumlah yang besar membanjiri gua. Mereka semua lebih tinggi daripada manusia.

"Sekelompok troll huh. Aku kira bagian tentang raksasa hanyalah tipuan, tapi kelihatannya ada benarnya juga."

Troll memiliki hidung dan telinga yang panjang, dengan wajah yang luar biasa jelek. Tubuh mereka yang besar memiliki cacat, dan itu memuakkan. Mereka memakai pakaian yang kelihatannya seperti kulit dari makhluk yang mirip harimau, dengan kepala binatang buas itu masih menggantung di bahu mereka. Dengan tinggi lebih dari dua meter, mereka memiliki kekuatan yang jauh melebihi ogre-ogre tadi. Hanya api dan asam yang bisa menghentikan kemampuan regenerasi mereka yang kuat. Semuanya, ada enam troll dan empat belas ogre.

Ainz memperhatikan dengan teliti troll yang menjadi pemimpin kelompok. Dia memiliki fisik yang lebih unggul dibandingkan dengan troll lain dan kepercayaan dirinya bisa jelas terlihat di wajah buruknya. Dengan armor kulit yang dibuat dari beberapa binatang dan sebuah pedang besar yang lebih besar daripada yang biasa digunakan oleh Ainz dalam menyamar sebagai Momon, dia juga memiliki equipment yang lebih baik dari lainnya. Pedang itu kelihatannya seperti item magic, dengan ada semacam cairan yang mengalir maju mundur di dalam lekukan teat di tengah pedang.

"Kelihatannya sama dengan Hamsuke?"
"Kelihatannya begitu."

Jadi troll ini adalah Giant of the East. Ainz mengamati dengan teliti, penasaran troll macam apa itu. Troll adalah monster dengan banyak sub ras berbeda, dengan adaptasi unik tergantung tempat dimana mereka ditemukan. Seperti contohnya, ada volcano troll (troll gunung api) yang tahan dengan api, sea troll (troll laut) yang bisa berenang dengan lincah dan bernafas di dalam lautan, mountain troll (troll gunung) dengan kekuatan hidup yang besa di tengah gunung dan Toll Troll yang langka, yang hidup di bawah jembatan yang melengkung. Mereka bisa meningkatkan varian spesies mereka sesuka hati.

Jadi, apa spesialisasi dari troll yang ada di depan Ainz? Troll yang beradaptasi dengan gua disebut cave troll, tapi mereka berbeda dari apa yang pernah dia lihat sebelumnya. Satu troll yang dia lihat untuk pertama kalinya dia lihat di dunia ini - ini memantik semangat kolektor dari Ainz.

Giant of the East adalah varian yang langka. Selamat dari banyak pertempuran dan beradaptasi untuk bisa bertarung, troll yang memiliki spesialisasi dalam bertarung. Ainz memanggilnya sebagai troll perang, sebuah spesimen langka bakan diantara troll lain di zamannya. Tubuhnya mungkin lebih kecil daripada troll gunung, tapi tubuhnya yang berotot dan kemampuan bertarungnya jauh lebih unggul dari mereka. Senjatanya bukanlah sesuatu yang bisa dipegang dengan kekuatan brutal saja, tapi sebuah pedang. Dia cukup memiliki pengetahuan jika pentungan merupakan di bawah standar. Itu adalah troll yang bangkit sebagai seorang warrior.

"Jadi kamukah Giant of the East?"

Ketika pihak lain tidak menyangkalnya, Ainz sedikit mengarahkan telunjuknya kepada troll di sebelah kanan.

"Aku akan senang sekali jika kamu adalah Serpent of the East. Benar kah?"

Makhluk biasa akan berpikir bahwa tidak ada apa-apa di arah yang ditunjuk oleh Ainz, tapi Ainz bisa melihat dengan jelas sejelas siang hari jika ada seekor heteromorfik disana.

"Mungkin kamu berpikir bisa bersembunyi dengan invisibility, tapi aku bisa melihatnya. Kamu bisa menghentikan tindakanmu yang sia-sia itu sekarang."

Setelah melepaskan kemampuan menghilangnya, seekor monster muncul di ruang kosong. Memang seperti ular. Tidak, dia hanya memiliki bentuk seperti ular. Tubuh bagian atas itu adalah seorang kakek-kakek yang sudah renta sementara bagian bawah adalah seekor ular. Monster seperti itu ada di dalam game dan Ainz bisa menyebutkan rasnya secara langsung.

"Seekor Naga. Mungkin bisa dianggap salah dengan ular, tapi bukankah itu terlalu berlebihan? Tidak, sebuah gelar Virtuous King of the Forest juga ada, jadi memang wajar."

"Bisa melihat kemampuan yang ini, jangan-jangan-"

"-Mengapa kamu kemari, skeleton!"

Sebuah suara yang keras menggema di dalam gua menenggelamkan ucapan dari Naga itu saat Giant of the East mengambil satu langkah maju. Dengan seseorang yang layak diajak bicara di depannya, Ainz menghadapi makhluk itu langsung.

"Pertama, biarkan aku mengklarifikasikannya, aku bukanlah skeleton. Betulkan kesalahpahamanmu."

"Jika bukan skeleton, makhluk apa kamu?! Aku izinkan kamu menyebutkan namamu di depan Raja dari Timur, Guu!"

"..Guu?"

Ainz tidak mengerti apa yang dia katakan sesaat. Karena makhluk itu bicara seperti seorang raja atau kepala suku, mungkin itu adalah namanya.

"Ternyata begitu, Guu. Maaf sudah telah memperkenalkan diri, namaku adalah Ainz Ooal Gown."

Gua itu memantulkan gema dari tawa.

"Fuhahahaha! Nama dari seorang pengecut! Bukan nama yang kuat sepertiku, namau jelek!"
Mengikuti ucapan ini, raksasa itu tertawa dengan cara yang menjengkelkan.

"Pengec-"

Aura yang sudah mengambil satu langkah maju dihentikan oleh Ainz.

"Tidak apa, jangan marah-marah hanya karena hal yang sepele, tetaplah tenang. Kita disini untuk bicara sebagai utusan persahabatan. Untuk masa depan, bisakah kamu jelaskan mengapa kamu pikir aku pengecut?"

"Ahh, undead misterius, nama yang panjang seperti itu adalah bukti dari kepengecutan."

Naga yang berdiri di samping menjelaskannya kepada Ainz, sebuah senyum sarkastik terkembang di wajahnya yang keriput.

"Ide-ide dari orang yang tidak berguna. Bagaimana denganmu, apakah kamu pikir namaku juga pengecut?"

"Tidak, yang tua ini juga memiliki nama yang panjang juga. Yang tua ini adalah Serpent of the West yang kamu bicarakan - Ryraryus Spenia Ai Indarun. Oh, sang penyusup Ainz Ooal Gown. Yang tua ini berpikir otak mereka tidak cocok dengan tubuh mereka, tapi ada untung dan ruginya bagi mereka menguasai hutan ini."

"...Kamu baru saja menyelamatkan nyawamu."

Naga itu terkejut dengan komentar Ainz. Dia ingin bertanya lebih jauh, tapi raksasa itu masih tertawa.

"Apa yang kalian orang-orang lemah lakukan disini? Mau dimakan?! Tulang belulang memang garing dan enak juga! Aku akan mulai dari kepala!"

"Akulah yang membangun benteng di tengah hutan dengan undad dan para golem, apakah kalian tidak tahu?"

Suasana berubah saat Guu dan bawahannya mengeluarkan permusuhan, sementara Ryaryus bersiap.

"Aku tahu! Menjengkelkan! Jika bukan karena omelan dari si ular, kami pasti sudah membunuhmu sejak lama! Menghemat waktuku, dasar pendek hitam pengecut!"

"Benar-benar kesimpulan yang cepat. Namun, aku kemari untuk bernegosiasi denganmu."

Ainz mengisyaratkan kepada mereka untuk berlutut.

"Bersumpalah untuk setia kepadaku jika kamu ingin hidup."

"Dasar bodoh! kami tidak akan mendengarkan pengecut! Akan kumakan sekarang juga! Dan si bocah yang di belakang itu juga!"

"Guu, dia adalah seseorang dibalik bangunan menakutkan itu, bahaya sekali mengejeknya! Dan dark elf di belakangnya itu! Mereka adalah tuan dari hutan ini sebelum pohon demon itu datang. Mereka kuat - dia tidak mendengarkan."

Ainz tidak bisa menahannya lagi lalu tertawa lepas.

"Hahahaha! Gonggonganmu lebih buruk dari seekor anjing, bantalan daging. Bagaimana kalau begini: Aku, yang memiliki nama pengecut, akan berduel satu lawan satu denganmu, yang memiliki nama yang kuat. Kamu tidak akan ketakutan dan lari ya kan? Jika kamu ingin melakukannya, rendahkan kepalamu ke tanah dan aku akan menyeretmu seperti budak."

"Menarik! Aku sudah cukup untuk melawanmu! Merobekmu hingga berkeping-keping, lalu memakanmu!"

"Bagus sekali. Ini adalah pilihanmu. Negosiasinya sudah gagal. Aura, pergilah sedikit menjauh. Aku ingin bermain dengannya sendiri."

Ainz baru saja selesai ketika pedang mengarah ke bawah ingin membelahnya. Guu menyerang dengan pedang tiga meternya. Ainz tidak bergerak dan menerima serangan itu secara langsung.

"-Huh?"

"Ada apa? Kamu kira ini tidak bisa dipercaya?"

Ainz tetap terdiam saat wajah Guu berubah menjadi terkejut. Dia mengayunkannya secara horizontal kali ini. Seperti sebelumnya, Ainz menerimanya langsung.

"Muu!?"

Setelah mundur beberapa langkah, Guu melihat ke arah pedang di tangannya, lalu kepada Ainz. Dia lalu menoleh ke belakang kepada musuhnya lalu berjalan ke raksasa lain.

Selanjutnya, pedang itu mengenai troll bawahannya. Pedang itu membelah bahunya dan membagi troll itu menjadi dua dengan mudah, darah muncrat kemana-mana.

Dengan suara yang keras, dan bodoh, raksasa itu mengerang kesakitan.

Melihat keadaan bawahannya, Guu menganggukkan kepala puas, memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan senjatanya.

"Oh begitu... ini adalah kekuatan regenerasi dari troll. Memang mengejutkan melihatnya langsung."

Luka yang terbuka itu sembuh dengan cepat, seperti melihat video berjalan mundur. Dia melakukan itu karena dia tahu dengan kemampuan sesama trollnya, tapi Guu memiliki wajah yang sinis, seakan dia siap memberikan luka yang lainnya kepada bawahannya yang ada di lantai.

"Memutuskan nasib yang lemah adalah keistimewaan dari yang kuat. Namun, aku... sangat tidak senang."

Ainz melangkah maju, tidak lagi dalam suasana ingin bermain. Guu menggenggam pedangnya dengan erat kedua tangan, menunggu Ainz yang maju perlahan.

"Guu! Dia ini, Ainz Ooal Gown terlalu tidak alami! Kita harus bekerja sama untuk mengalahkan-"

"Diam! Lihat saja dari sana, pengecut! -Guooohhh!"

Rentetan serangan semakin kuat tiap kalinya. Kekuatan serangan ini, yang melebihi manusia sejauh ini, adalah yang paling besar diantara seluruh lawan yang pernah dihadapi Ainz sejak datang ke dunia ini. Namun, karena serangan itu tidak bisa menghancurkan dinding yang kokoh atau membuat lubang di tanah, serangan ini hampir lebih baik daripada menggores punggung Ainz. Ainz menerima serangan itu secara langsung.

"Oh lihat, pakaianku menjadi kusut, bisakah kamu berhenti?"

Ainz melihat ke arah lain dengan ekspresi bosan dan merapkan jubahnya yang acak-acakan. Dia lalu melihat ke atas ke arah Guu seakan dia baru ingat sesuatu.

"Ah, kamu sudah selesai?"

"Mengapa kamu, rawrrrr!"

Guu menilai pedang itu tidak efektif dan menyerang dengan tangan kosongnya malahan. Tinju yang besar seperti sebuah palu yang akan meremukkan manusia biasa atau mengirim mereka terbang. Ainz menerima serangan yang fatal bagi manusia itu secara langsung, dan dengan enteng membersihkan debu dari tempat yang terkena pukulan itu, seakan ada seseorang yang mengotorinya dengan sentuhan. Guu menahan serangannya, wajah jeleknya berubah menjadi lebih jelek lagi, menatap Ainz yang tidak terkejut.

"Jadi serangan dia yang memiliki nama pemberani dan memiliki kepercayaan diri yang besar berakhir disini?"

"Pertahananmu sangat bagus - Hyaaa!"

Ainz, yang sudah menutup jarak diantara mereka, melambaikan tongkat di tangannya, lalu separuh kaki Guu meledak. Tak mampu berdiri, raksasa itu jatuh ke tanah.

"Menjadi malu-malu bukan berarti lemah, kamu bisa mengerti itu meskipun otakmu sebesar biji ek, ya kan?"

Raksasa dan ogre yang sedang meliat duel itu menyaksikan pemandangan menyedihkan dari pemimpin mereka dan terperangah. Ainz menghela nafas dengan lirih, menyadari monster yang hanya bisa mengerti situasi ini terlambat sudah percuma. Namun, lain ceritanya jika mereka bisa melihat saat yang tepat untuk kabur.

"Aura, dia adalah salah satu yang tidak boleh lari, tangkap dia."

Ainz memang sebentar, tapi Aura langsung mengerti dan mengambil tindakan. Sekejap berikutnya, Aura sudah mencapai si Naga yang mencoba menggunakan 'Invisibility' agar bisa kabur diam-diam.

"Ainz-sama aku sudah menangkapnya, apa yang harus kulakukan dengannya?"

Ainz mengabaikan Guu yang ada di depannya dan menggunakan satu tangan untuk menggenggam kepala dari naga yang masih menghadap Aura. Sikap itu menunjukkan kepada Guu dan yang lainnya satu hal -- Guu sama sekali bukan ancaman.

Di hadapan hinaan seperti itu, Guu menggeretakkan giginya marah dan keras. Namun, Ainz sama sekali tidak memperdulikan.

"Mengapa kamu!" Naga itu terus menggeliat, membelit Aura. "Aku akan membelitmu seperti itu!"

Sebuah suara yang tenang datang dari Naga yang menggulung.

"Hey, Aku tidak bisa melihat ketampanan sosok dari Ainz-sama seperti ini. Aku akan mengoyak tenggorokanmu jika kamu terlalu berisik, ok? Tapi aku akan berhati-hati dan tidak membunuhmu."

Setelah merasakan perbedaan kekuatan mereka dari tinju kecil itu, Naga itu perlahan melepaskan Aura dari belitannya.

"Aura, waktu adalah uang, jadi jangan melakukan hal yang tidak perlu. Pergilah menjauh, ke jarak dimana dia tidak akan terbunuh meskipun nantinya ikut masuk."

"Siap!"

Aura dengan mudahnay menyeret si Naga yang beberapa kali lebih berat darinya.

Setelah kaki dan otot yang dipotong tumbuh kembali, Guu akhirnya berdiri. Ainz mengalihkan pandangan kepadanya, mengamati fisik Guu yang masih sama.

"Kamu sudah sembuh. Mari kita lanjutkan?"

Ainz berkata dengan tenang sambil meletakkan tongkatnya ke bahu. Dia jelas menunjukkan kepada Guu bahwa dia tidak berencana bertahan darinya.

"Kamu, kamu, apa yang kamu lakukan, yang kamu lakukan kepadaku? Apa yang kamu lakukan? Magic?"

Guu mundur dengan pedang di tangannya sementara Ainz semakin dekat mengejarnya. Ainz memiliki langkah yang lebih pendek dari Guu, jadi jarak diantara mereka semakin lebar dari sebelumnya.

"Hmph", Ainz menyeringai diantara hidungnya.

"-Huh? Menggelikan sekali. Aku, yang memiliki nama yang pengecut melangkah maju, sementara dirimu, yang memilki nafa pemberani malah mundur? Mengapa begitu?"

Ainz bertanya dengan nada datar, dan sebuah jawaban datang dari belakangnya.

"Karena nama Ainz-sama adalah pemberani, dan nama aneh Guu adalah pengecut, ya kan, ular?"

"Ya, Ya! ini adalah bukti dari hebatnya Ainz Ooal Gown-sama!"

Setelah mendengar suara seperti gadis yang manis dan suara kesakitan yang diambang menangis, Ainz mengangguk berulang kali.

"Oh begitu, Memang wajar. Pengecut memiliki nama yang panjang - Ainz Ooal Gown adalah nama yang pemberani dan hebat."

"-Dasar kamu!"

"Diamlah, pengecut."

Didorong oleh terror dan amarah, Guu mencoba serangan membelah, Ainz tidak menghindar atau menghadang, memukul balik dengan tongkatnya secara langsung. Ainz tidak membiarkan pedang itu mementalkan serangan atau Guu menghindar.

Tongkat itu meledakkan bagian dari tubuh Guu.

"Guwaaargh!"

Ditengah-tengah teriakan buruk, bawahan Guu yang sedang melihat pertempuran gemetar ketakutan.

"Seperti yang diduga dari troll, kamu sembuh berkat kemampuan regenerasi milikmu. Tapi tetap sakit, ya kan? Itu adalah pukulan terkuat yang aku lemparkan sejauh ini, kalian pengecut yang ingin melindungi diri dari seranganku."

Di depan Ainz ada kepala yang memiliki ketebalan separuh dari sebelumnya. Makhluk biasa akan langsung tewas, tapi kepala raksasa perlahan sembuh.

Wajah Guu kembali ke bentuknya yang buruk semula, dengan terror intens yang terukir. Sebuah ketakutan beberapa kali lebih kuat dari sebelumnya menekannya.

"Kamu, apa yang kamu! Mengapa seranganku tidak bekerja?!"

Ainz merendahkan kepalanya dan meregangkan tangannya perlahan.

"...Kematian. Akulah yang akan membawakan kematian kepadamu."

"Semua, Kalian semua! Bunuh makhluk itu!"

"Wah wah, seperti yang kuduga dari yang memilik nama pengecut, melanggar peraturan duel satu lawan satu... memang pantas dengan namamu. Itulah kenapa, aku akan memaafkanmu."

Ainz mengucapkan dengan suasana hati yang baik.

Terikat oleh ketakutan akan monster tak diketahui di depannya, bawahan Guu bergerak perlahan. Bahkan orang yang paling bodoh bisa merasakan kekuatan Ainz. Meskipun mereka benci itu, pemandangan di depan mereka memastikan kenyataan ini. Mereka ragu melawan baik Ainz atau Guu, menatap mereka tanpa bergerak.

"Cepat!"

Meskipun begitu, mereka tidak bergerak.

Sama halnya dengan Ainz. Sekarang ini, ada keseimbangan hakiki yang mengikat setiap orang. Jika keseimbangan ini runtuh, para raksasa akan langsung kabur dari gua.

Akan jadi merepotkan nantinya jika mereka kabur... Repot memburu dan membunuh mereka satu persatu.

"Kamu benar, waktu bermain sudah habis."

Ainz mengaktifkan sebuah kemampuan yang tidak banyak dia pikirkan - tapi merupakan kekuatan yang besar di dunia ini.

'Despair Aura V'.

Sebuah aura terpancar keluar dengan Ainz sebagai pusatnya. Seperti boneka dengan benang yang terpotong, troll-troll itu, ogre dan Guu semuanya jatuh ke tanah. Monster-monster itu terbaring kesana tidak bergerak. Jelas sekali api kehidupan mereka sudah dipadamkan.

Suara menakutkan dari seorang pria tua menggema di gua yang hening.

"Apa, Apa yang kamu lakukan, tuanku?"

Naga itu sebisa mungkin berusaha menjauh dari Ainz, menggoyangkan tubuhnya. Ainz melihat ke belakang kepadanya.

"Aku menggunakan skill spesial. Troll memang memiliki kemampuan regenerasi, tapi itu bukan berarti mereka bisa bertahan dengan serangan kematian yang langsung... Kalian semua tidak memiliki nilai, tapi mungkin kamu masih bisa berguna. Namun, jika kamu menolak perintahku, kamu juga akan dibuang."

"Orang tua ini senang melayani di bawah perintahmu! Yang lemah patuh kepada yang kuat adalah hal yang wajar. Orang tua ini akan menantang neraka untukmu tanpa ragu!"

Ainz menatap kepada Naga yang kepalanya hampir menyentuh tanah, lalu mengangkat bahunya dengan enteng.

"...Yah, apapun juga boleh. Alasan aku kemari juga untuk bernegosiasi."

"Wah, memang menakutkan. Tuanku, anda pasti berpikir apapun yang terjadi kepada yang tua ini tidak masalah. Tuanku pasti menganggap yang tua ini yang menguasai hutan sebelah barat memiliki level yang sama dengan batu-batu yang menggelinding."

"Tidak, aku lebih tertarik dari hal itu. Kamu menyebutkan sesuatu tentang dark elf ya kan? Katakan kepadaku detilnya."

"Tentu saja.. pastinya. Orang tua ini akan mengatakan apapun yang dia tahu! Tapi, erm..."

Ainz melambaikan tangan untuk melanjutkan, dan Naga itu berkata:

"Bisakah anda melepaskan nyawa pak tua ini setelah itu?"

"Aku menjanjikan kepadamu hal ini. Jika kamu bersumpah setia kepadaku dan bekerja keras, aku akan memberikan hadiah kepadamu atas kerja kerasmu... Ngomong-ngomong, dimana bawahanmu" Apakah kamu seperti Hamsuke, bukan, monster yang menguasai hutan selatan, mengendalikan bagian barat sendirian?"

"Tidak, Orang tua ini memiliki bawahan. Saya tidak membawa mereka untuk bernegosiasi dengan Guu. Jika negosiasinya gagal, mereka tidak akan bisa kabur dengan invisibility."

"Ternyata begitu, pertanyaan selanjutnya. Apakah ada troll lain yang bekerja untukmu?"

"Hanya satu."

"Itu bagus. Bisakah itu menggantikan Giant of the East? Tidak, itu akan ... sulit. Baiklah, bawalah bawahanmu kepada - tidak, kepada bangunan yang dibangun oleh anak ini. Aura. lepaskan dia."

"Apakah tidak apa?"

"Tidak apa, dia sudah bersumpah setia kepadaku. Jika dia mengkhianatiku, aku akan memikirkan cara lain."

Aura perlahan melepaskan tangannya dari tenggorokan naga itu, yang membekas memar-memar berbentuk tangan. Itu memang menegangkan, tapi naga itu sedikit bisa lega. Ainz mengabaikannya dan berjalan ke arah mayat Guu.

"Aku akan menggunakan ini sebagai referensi dari zombie troll."

Dengan menggunakan skill khusus. Ainz bisa merubah mayat mejadi undead. Entah itu zombie atau skeleton, tapi semakin kuat tubuh fisiknya, semakin kuat zombie itu. Salah satu contoh terkenalnya adalah zombie dragon (zombie naga).

Ainz mengambil pedangnya, yang lebih tinggi dari dirinya, dari tanah. Itu adalah item magic yang bisa merubah bentuknya menurut kekuatan dari yang memegangnya. Pedang itu akan terjatuh dari tangannya jika dia mencoba untuk menggenggam pedang itu sebagai senjata yang tidak bisa dia pakai, tapi hanya memegangnya saja tidak apa.

"Bagaimana kalau memberikan ini kepada penduduk untuk membuatnya lebih kuat? Mungkin itu adalah cara terbaik untuk menggunakan item magic ini. Benda ini tidak terlalu berharga untuk dibawa kembali ke Nazarick."

"Ainz Ooal Gown-sama!"

Ainz melihat dengan bosan kepada Naga yang mencoba mengatakan sesuatu.

"Ini, Orang tua ini tidak akan melakukan sesuatu seperti mengkhianatimu! Yang melakukan hal itu hanyalah orang-orang bodoh seperti semut di tanah."

"Aku tidak mengira mataku akan mengatakannya kepadamu sebanyak itu.. Apakah itu adalah kemampuan spesialmu? Bahkan Demiurge yang paling awas saja tidak bisa membaca niatku."

"Ini bukan kemampuan spesial, aku hanya bisa merasakan apakah seseorang merasa tertarik."

Ini mungkin kemampuan spesial dari semua Naga, pikir Ainz.

"Begitukah... yah, aku mengerti. Cepat kumpulkan bawahanmu. Ini adala perintah pertamaku."

"Ya!"

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

11 komentar:

R mengatakan...

Min req donk.. Konjiki no Wordmaster..
Cerita nya seru, panjaang pula. :)

Ciggy Shiggy mengatakan...

Lha di baka tsuki khan sudah ada.

R mengatakan...

Yg indo kagak lengkap, cuma nympe vol 3,itu gh gag lngkp min. Blum lg transnya ngacak.

Joy mengatakan...

terima kasih min

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.8 side 2 bag.3

Natural mengatakan...

Ceritanya keren min, makasih ^_^

Unknown mengatakan...

Gila ains mau diperaos sama albedoa, fetish nafsu sama tulang

Xen mengatakan...

Ketika Ainz hampir diperkaos Albedo didepan umum. 😂😂 ngakak albedo sampe dikurung anjir wkwk

Anda mengatakan...

Thanks min

BonBon mengatakan...

Ainz X Aura.

kei mengatakan...

FBI! OPEN UP!