Butterfly Entangled in a Spider's Web -
Kupu-kupu yang terperangkap di jaring laba-laba
Part 2
Di Jalan beraspal di dalam Arwintar, sebuah kereta berjalan seperti angin.
Makhluk yang menarik kereta mewah itu adalah seekor binatang buas berkaki delapan, seekor Sleipnir. Dua warrior yang terlihat tangguh duduk di platform depan, di atas atap kereta tersebut. Area dimana barang-barang bawaan biasanya ditempatkan sudah dimodifikasi menjadi tempat duduk untuk sekelompok yang terdiri dari empat orang magic caster dan archer, yang sedang mengawasi sekitar dengan mata waspada.
Bisa disamakan dengan benteng bergerak yang sedang berjalan dibawah pengawasan ketat di siang hari yang terik. Dan tentu saja, yang mengendarai di dalamnya cocok dengan status tinggi.
Hanya dengan melihat lambang di samping kereta, yang terdiri tiga tongkat yang bertumpuk, semua orang dengan pengetahuan / kebudayaan tertentu akan bisa tahu siapa yang sedang duduk di dalam dan siapa pemilik dari kereta itu. Dengan demikian, para knight yang sedang berdiri berjaga tidak membuat suara apapun.
Ada tiga orang yang ada di dalam kereta. Semuanya memakai jubah dan berpakaian seperti magic caster.
Meskipun tiga orang itu adalah figur terkenal di dalam Empire, tidak ada magic caster yang lebih terkenal dari pria ini. Pria tua ini adalah magic caster yang paling kuat di dalam Empire, 'Tri Arts' Fluder Paradyne.
Di seberang Fluder ada dua muridnya, keduanya bisa menggunakan magic hingga tingkat 4.
Seakan tidak lagi bisa mentolerir suasana yang berat setelah berangkat dari ibukota kekaisaran, salah satu murid dengan malu-malu berkata:
"Master, apa yang harus kami lakukan dengan perintah dari Yang Mulia Kaisar?"
Keheningan memenuhi kereta sekali lagi. Saat mereka berpikir bahwa itu masalahnya, Fluder menjawab dengan suara yang dalam dan tenang.
"Jika yang mulia menginginkannya, kita sebagai bawahannya hanya bisa melakukan perintahnya dan mulai penyelidikan kita. Namun, terlalu beresiko melakukan penyelidikan dengan menggunakan magic. Apakah kita harus mulai mempelajari arsip atau melakukan pemanggilan demon? Pada akhirnya, kita masih perlu mengumpulkan informasi."
"Apakah anda berkata bahwa bahkan anda sendiri tidak tahu, Master?"
Fluder menutup matanya dan membuka lagi beberapa detik kemudian.
"Pengetahuanku kurang. Aku tidak tahu apapun tentang demon kuat bernama Jaldabaoth."
Sekitar sebulan yang lalu, sekelompok demon menyerang ibukota kerajaan. Menurut informasi yang mereka kumpulkan, komandan Jaldabaoth dan pelayannya adalah makhluk mengerikan dari dunia lain.
Karena krisis demon, serangan terjadwal ke ibukota Kingdom belum dilakukan tahun ini. Dipikir biasanya, Empire seharusnya sudah mengambil keuntungandari situasi itu dan menyerang Kingdom ketika mereka masih kelelahan setelah serangan demon.
Rupanya, ada dua alasan mengapa Empire melakukan perang terhadap Kingdom.
Alasan pertama adalah untuk menguras sumber daya dari Kingdom. Tidak seperti Empire yang membentuk pasukan khusus, Kingdom membentuk pasukan dari wajib militer kepada rakyat. Oleh karena itu, Kingdom akan kalah dalam kualitas setiap kali Empire menggerakkan pasukannya, jadi mereka harus menebusnya dengan kuantitas dari pasukan. Itulah alasan mengapa mereka memilih musim panen untuk mengajak perang. Para petani akan menjadi prajurit dan tak mampu memanen ladang mereka, yang mana adalah rencana jangka panjang untuk menyedot sumber daya Kingdom.
Alasan lain adalah untuk melemahkan kekuatan dari para bangsawan yang ada di dalam Empire. Selama perang, mereka akan memberlakukan pajak khusus kepada para bangsawan yang melawan Kaisar dan menyedot uang mereka. Jika mereka menolak, mereka akan dituntut dengan pengkhianatan. Pada akhirnya, satu-satunya perbedaan adalah mempererat jerat di leher mereka atau membunuh mereka karena sudah mengeluarkan ide yang salah.
Karena itu alasannya, Kingdom yang sudah habis-habisan dari pertempuran itu bisa dibiarkan saja - begitulah kesimpulan dari kaisar Jircniv. Lagipula dia harus menarik taring-taring dari kebanyakan bangsawan.
Namun, masih ada alasan lain.
Dimana Jaldabaoth sekarang, yang melakukan kejahatan yang cocok dengan gelar seorang demon? Dan figur macam apa makhluk yang sudah menciptakan bencana seperti itu.
Wajar ada perintah untuk menyelidiki Jaldabaoth jatuh kepada Fluder, magic caster yang paling terkenal di dalam Empire.
"Dan yang telah mengalahkan Jaldabaoth, 'Dark Hero' Momon dan rekannya 'Beautiful Princess' Nabe. Menarik sekali. Dan magic caster misterius Ainz Ooal Gown. Apakah semua pahlawan yang bersembunyi mulai membuat gerakan? Mungkin pertempuran sengit yang mirip dengan pertempuran melawan Demon God dua ratus tahun yang lalu akan terjadi sekali lagi."
"...Apakah itu akan terjadi?"
"Aku tidak tahu, namun hanya orang bodoh yang membuat persiapan hanya setelah kejadian. Bersiap sebelum itu terjadi adalah tindakan orang yang bijak."
Kereta itu akhirnya tiba di tujuan.
Area luas yang dikelilingi oleh dinding-dinding yang tebal dan tinggi dengan beberapa menara pengawas yang sedang menjaganya, menjaga terhadap bahaya yang datang baik dari luar dan dalam. Beberepa knight terpilih - dari Orde Knight elit pertama adalah yang terbaik dari orde delapan Knight di Empire - membentuk kelompok-kelompok dengan magic caster dan membuat patroli secara rutin.
Jauh di langit ada penjaga pribadi dibawah yurisdiksi langsung dari Kaisar, Penjaga udara kekaisaran yang mengendarai binatang buas yang terbang, dan bahkan magic caster level tinggi dengan menggunakan magic flight.
Ini adalah simbol dari kebesaran kekaisaran, dan tempat dimana kaisar yang lampau menginvestasikan kerja kerasnya yang paling besar, Kementerian Magic.
Produksi equipment untuk para knight, perkembangan mantra-mantra baru, meningkatkan standar hidup melalui percobaan magic, esensi dari pengetahuan magic Empire semuanya ada disini. Dan orang yang bertanggung jawab terhadap keseluruhannya - meskipun orang lain yang menjadi menteri magic - adalah Fluder.
Kereta yang bergerak melalui teritori, dan akhirnya berhenti sebelum menara yang paling dalam.
Satu hal yang umum adalah berbagai bangunan yang mereka lewati terdapat orang-orang yang masuk dan keluar dalam jumlah yang besar. Namun, hanya sedikit orang-orang yang masuk dan keluar dari menara ini. Sebaliknya, keamanan di pintu masuk jauh lebih banyak daripada bangunan lain.
Pertama adalah bagaimana para knight untuk keamanan terlihat. Mereka bukan dari Orde Knigth ke-1 yang bisa terlihat dimanapun di sekitar situ.
Mereka memakai armor full plate yang ditambah dengan magic, memegang perisai magic dan memiliki senjata magic yang menggantung di pinggang mereka. Jubah merah tua mereka, dijahit dengan simbol Empire, juga magic pula.
Magic yang ditambahkan mungkin tidak sekuat itu, namun equipment tersebut bukanlah sesuatu untuk melengkapi knight-knight biasa, bahkan di dalam Empire.
Knight-knight elit ini adalah Imperial Earth Guard dibawah komando langsung dari Kaisar.
Para magic caster di sampingnya sama-sama mumpuni. Mereka adalah para veteran dan ahli dalam pertempuran, mengeluarkan aura yang bisa setara dengan warrior veteran.
Dan ada lagi. Empat Golem batu dengan tinggi 2.5 meter berjaga di pintu masuk. Tanpa makan ataupun istirahat dan tak pernah malas, mereka adalah yang paling cocok untuk keamanan.
Tempat ini, yang memiliki sistem keamanan yang setara dengan yang melindungi kaisar, hanya memperbolehkan masuk para magic caster yang sudah sampai pada separuh terakhir dari pelajaran magic tingkat 3, mereka yang memiliki kondisi khusus dan para magic caster yang ahli dalam riset.
Setelah merespon dengan sikap paling hormat kepada para knight dan magic caster dengan lambaian lembut, dia memasuki menara. Dia tibai di atas ruangan dengan bentuk mangkuk setelah melewati lorong yang lurus. Banyak magic caster bekerja cepat. Magic caster dengan peringkat tertinggi buru-buru datang ke arah Fluder.
"Apakah ada yang terjadi?"
"Tidak ada yang bisa dilaporkan, Master."
Setelah menelan ludah, murid tersebut memaksa keluar sebuah jawaban yang muncul baik kabar bagus dan buruk.
Fluder mengangguk dengan ekspresi rumit saat dia melihat ke arah tiga puluh murid yang dilatih secara pribadi - yang dikenal sebagai tiga puluh murid yang terpilih. Yang paling terkenal adalah wakilnya yang bertanggung jawab dari tempat ini.
"Begitukah, kami tidak bisa menyambungkannya dengan peristiwa alam?"
"Ya Master. Kami tidak bisa menyambungkannya kepada keberadaan dari undead tingkat paling rendah, skeleton. Sekarang ini kami sedang melakukan percobaan dengan meletakkannya di samping mayat untuk melihat jika zombie-zombie akan bangkit dengan wajar."
"Hmmmmm...."
Fluder mengusap janggutnya yang panjang saat dia melihat pemandangan yang berkembang di depannya.
Ada lusinan skeleton yang melakukan pekerjaan tani.
mengangkat cangkul dan mengayunkannya ke bawah. Gerakan dari seluruh skeleton tersebut teratur dan sempurna. Jika ada yang melihat dari samping, mereka hanya akan melihat satu skeleton yang bergerak.
Gerakan yang sangat teratur itu terlihat seperti RPG taktis. Ini adalah sifat sebenarnya dari proyek besar dari Empire yang dilakukan secara rahasia. 'Menggunakan Undead sebagai pekerja kasar'.
Undead tersebut tidak memerlukan nutrisi atau istirahat, dan tidak akan menjadi lelah. Undead tingkat rendah bukanlah makhluk berakal, jadi mereka hanya bisa melakukan tugas-tugas yang diperintahkan dan tidak bisa melakukan hal-hal rumit lainnya. Namun, jika ada seseorang yang memberinya perintah dari samping, masalah akan selesai.
Mengeluarkan undead ke ladang akan memberikan hasil yang besar, seperti mengurangi tenaga manusia yang dibutuhkan dan turunnya harga-harga hasil ladang... Tanah-tanah ladang bisa diperluas, dan manusia-manusia yang terluka dan mati bisa dihindari. Tidak berlebihan jika menyebut hal ini sebagai proyek yang besar.
Ada penawaran yang mirip dengan menggunakan monster-monster yang di summon atau menciptakan golem-golem sebagai pekerja, namun setelah mempertimbangkan biayanya, efisiensi dan optimisasi, penggunaan undead termasuk pilihan yang terbaik.
Tapi mereka yang melarangnya - terutama kelompok yang dipimpin oleh para priest - berpendapat bahwa menggunakan undead yang merupakan manifestasi dari kebencian terhadap makhluk hidup, akan merusak jiwa dari yang sudah tiada.
Berbeda jika kamu melihatnya dari sudut pandang reliji.
Meskipun undead bangkit dari mayat-mayat kriminal, menurut ajaran reliji, dosa-dosa kriminal itu sudah luntur saat mereka dieksekusi, dan merubah mereka menjadi undead adalah sebuah penodaan. Sulit untuk meyakinkan mereka yang berpikir demikian.
Jika mereka menghadapi masalah pangan, karena banyaknya yang mati karena kelaparan, akan lebih mudah untuk meyakinkan mereka. Namun, persediaan makanan dari Empire sangat banyak dan tidak ada masalah terhadap pekerjanya pula.
Dan itu adalah alasanmengapa para priest menolak proyek ini.
Namun, tujuan dari proyek ini adalah memperkuat kekuatan militer Empire. Dengan menyerahkan baris produksi kepada undead dan membebaskan pekerja untuk area lain, akhirnya akan membuat gerombolan besar dari manusia yang bisa dipilih untuk menjadi beberapa knight yang bermutu.
Apa yang tersisa adalah rasa tidak senang dari para pekerja manusia dengan amannya pekerjaan, dan keraguan terhadap patuhnya undead. Dan juga, sebagai ganti dari jumlah undead yang besar, keseimbangan antara yang mati dan yang hidup mungkin akan runtuh, menyebabkan terciptanya undead yang bahkan lebih kuat. Jelas sekali sumber tidak tenang itu bagi orang-orang yang mendengarkan khotbah-khotbah para priest.
Fasilitas ini ada untuk bisa melakukan percobaan dan menyingkirkan perasaan tidak tenang itu.
"Alasan utama masih belum jelas, huh?"
"Ya, maafkan saya sebesar-besarnya, Master."
Mengapa undead bangkit secara wajar. Mengetahui alasan utama penting untuk masa depan.
Tempat yang dikatakan tertutup oleh kabut selama bertahun-tahun itu dan hanya bersih ketika Kingdom dan Empire melakukan perang, tempat terkutuk yang dikenal sebagai dataran Katze. Dimana undead terkuat, seperti Skeletal Dragon yang kebal dengan seluruh magic, muncul dengan peluang yang sangat tinggi.
Meskipun Empire memiliki rencana untuk mencaplok daerah di sekitar E-Rantel dibawah pemerintahannya, mereka enggan mengambil alih tempat dimana undead bangkit dengan tingkat rata-rata yang paling tinggi. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui berapa lama undead akan bangkit, yang mana pasti akan membantu untuk mengendalikan mereka. Bahkan mungkin saja untuk bisa menghentikan kemunculan dari undead itu untuk selama-lamanya.
"Begitukah, Aku mengerti."
Meninggalkan wakil yang bertanggung jawab, Fluder mulai berjalan mengelilingi ruangan yang berbentuk mangkuk.
Ketika dia tiba di pintu seberang, jumlah murid yang mengikuti di belakang Fluder meningkat.
Di depan pintu yang dibuka oleh knight yang menjaganya, barisan orang-orang itu maju. Itu seperti lorong sebelumnya, namun keberadaan manusia perlahan berkurang. udara yang berbau seperti debu dan cahaya seakan kalah dari kegelapan.
Lorong dengan aura yang mengganggu itu memanjang lurus dan tersambung ke tangga yang memutar ke bawah. Saat mereka melewati pintu-pintu selama perjalanan, waktu antara suara langkah kaki mereka bergema di dalam menara semakin pendek. Mereka hanya menuju lima lantai di bawah tanah. Namun, suasana berat membuatnya seakan lebih lama.
Alasannya hanyalah karena mereka sedang ada di bawah tanah. Ini dibuktikan dengan ekspresi tegang semua orang, termasuk Fluder, karena kegugupan mereka.
Di lantai terbawah, wajah semua orang berubah, tekanannya sangat tinggi sehingga tidak mengejutkan untuk berkata bahwa mereka siap bertempur.
Semua orang terfokus pada sepasang pintu berat. Itu adalah sebuah pintu yang terlihat seperti memisahkan dengan dunia lain. Agar tidak bisa dibuka atau dihancurkan dengan mudah, pintu-pintu itu diperkuat dengan pertahanan magic dan fisik yang berlapis. Itu adalah sebuah pintu yang tak boleh ditembus.
Bebeberapa pasang pintu berat yang mereka lewati selama perjalanan mengatakan bahayanya tempat ini. Pintu-pintu itu memiliki arti untuk mengulur waktu jika ada hal berbahaya yang terjadi disini, dan juga memiliki arti utama untuk memisahkan area ini.
Fluder memberi peringatan kepada para muridnya dengan suara kaku.
"Jangan sembrono."
Peringatannya cukup pendek dan sederhana, yang mana memberitahu seberapa menakutkan itu.
Magic caster yang mengikutinya mengangguk dalam-dalam. Fluder mengulangi peringatannya setiap kali dia datang kemari. Meskipun mereka tahu apa yang ada disana, ekspresi mereka tidak tenang.
Tersegel di dalam sini adalah undead terkuat. Jika dia terlepas, tidak usah ditanya lagi tragedi mengerikan apa yang akan jatuh kepada Empire.
Beberapa orang mulai merapal mantra perlindungan. Bukan hanya mantra-mantra perlindungan fisik, mereka merapal magic untuk perlindungan mental juga. Setelah beberapa saat, Fluder melihat ke arah murid-muridnya sekali lagi untuk mengukur tekad mereka.
Setelah mengangguk, dia merapalkan mantra pelepas segel.
Dengan kekuatan dari mantra tersebut, pintu berat itu perlahan terbuka dengna suara 'gong'.
Sesuatu yang mirip dengan udara dingin meluber keluar dari interior kegelapan, dan beberapa murid memperkuat bahu mereka karena dingin. Bahkan dengan item magic yang melindungi dari lingkungan, kebencian terhadap makhluk hidup dari makhluk di dalam sudah cukup mengirimkan getaran merinding hingga ke tulang belakang mereka.
Suara seseorang menelan ludah terdengar sangat keras.
"Ayo pergi."
Merespon suara Fluder, para murid membuat berbagai cahaya penerangan magic, mengusir kegelapan dari dalam ruangan. Kegelapan yang berkurang terlihat seakan menyembunyikan cahaya, membuat keadaan sekitar bahkan lebih gelap - begitulah rasanya.
Dengan Fluder memimpin, kelompok itu berjalan ke arah ruangan dimana aura kematian menggantung.
Sebagian alasan adalah karena sempitnya, dan ruangan itu langsung diterangi oleh cahaya magic.
Apa yang ada di dalam adalah sebuah pilar raksasa yang tingginya sampai ke atap. Obyek yang seperti batu nisan itu sangat mencolok. Namun, ada sesuatu yang terikat oleh rantai yang lebih menarik perhatian.
Makhluk itu benar-benar terikat oleh rantai yang lebih tebal daripada ibu jari. Ujung rantai itu diamankan oleh sebuah batu besar, dan bola besi yang besar terikat pada masing-masing anggota badan.
Sulit bagi makhluk apapun bergerak dalam situasi tersebut. Ikatan yang berlebihan ini mencerminkan seberapa waspadanya mereka terhadap lawan ini. Itulah kenapa beberapa anggota kelompok itu masih tidak tenang meskipun sudah diikat dengan rantai yang tebal. Mereka yakin jika makhluk ini bisa menghancurkan ikatan itu dan memperoleh kebebasan dengan mudah.
Makhluk itu muncul seperti seorang knight yang mengenakan sebuah armor full plate, naun armor itu sangat berbeda dibandingkan dengan perlengkapan dari manusia.
Ciri yang paling menonjol adalah tubuhnya yang besar. Tingginya lebih dari dua meter.
Selanjutnya adalah armor full plate hitam. Pada armor itu terdapa ukiran-ukiran yang mengingatkan kepada pembuluh darah, dan duri-duri yang melambangkan kekerasan terlihat dimana-mana. Tanduk yang mirip dengan demon keluar dari penutup kepalanya, dan wajah yang bisa terlihat dengan jelas. Di dalam penutup kepala itu ada wajah yang membusuk. Lubang mata yang kosong dengan kilau warna merah cerah dari kebenciannya terhadap makhluk hidup dan dahaganya terhadap pembantaian besar-besaran.
Itu bukan makhluk hidup, namun sesuatu yang sudah mati. Hanya itu yang mungkin karena makhluk tersebut memancarkan kebencian yang sangat besar terhadap makhluk hidup.
"Death... Knight."
Salah satu murud yang datang kemari untuk pertama kalinya menggumamkan nama dari undead legendaris itu. Setelah terusir dari ranah legenda, nama dari undead ini tidak seberapa terkenal.
Kilau merah di mata Death Knight itu berkelip-kelip, tatapannya terlihat seperti sedang menjilati para magic caster yang ada di depannya. Tidak, tindakan cepat seharusnya tidak terlihat sama sekali. Namun, aura yang membuat gemetar memberikan para magic caster bayangan seakan makhluk itu menatap mereka.
Yang menemani mereka setidaknya bisa menggunakan magic tingkat 3, sekelompok elit, namun sekarang ini, mereka tidak bisa menghentikan gigi-gigi mereka yang bergemeretakkan.
Meskipun dengan mantra-mantra pelindung mental di sana, ketakutan itu tidak berhenti meluber. Kenyataan bahwa tak ada yang mencoba lari menunjukkan bahwa magic itu masih efektif.
"-Kendalikan semangatmu, Sebuah jiwa yang lemah akan disambut oleh kematian."
Fluder memperingatkan saat dia mendekati Death Knight tersebut. Membalasnya, Death Knight itu mengeluarkan haus darah dan mendesak kekuatan melalui anggota badannya.
Rantai yang bergemeretak seakan mereka mengerang, namun tubuh makhluk itu hanya bergerak sedikit.
Fluder mengulurkan tangan ke arah Death Knight tersebut.
Cahaya Magic mendorong kegelapan, dan suara Fluder merapalkan mantra bergema. Sebauh versi yang dimodifikasi dari 'Summon Undead Tingkat 6', Magic asli Fluder.
"-Patuhlah."
Magic itu sudah dirapalkan - Seakan meleleh dengan sekitarnya, suara Fluder yang lembut menjadi terkikis.
Sebaliknya, mata dari Death Knight masih dipenuhi dengan kebencian terhadap makhluk hidup. Siapapun bisa tahu mantra itu gagal.
"...Kita masih tidak bisa mengendalikannya, huh."
Suara Fluder dipenuhi dengan penyesalan. Bahkan setelah lima tahun, dia tidak berhasil mengendalikan undead ini.
Monster ini ditemukan di dataran Katze, dimana undead berkeliaran.
Sekelompok Knight dari Empire berjumpa dan melawan makhluk itu sebagai bagian dari misi penumpasan mereka, meskipun mereka tak pernah melihat tipe undead ini sebelumnya. Beberapa detik kemudian, mereka menyadari ini di luar kemampuan mereka. Wajah-wajah dari para knight Empire, yang dikenal dengan kedisiplinan dan kekuatan mereka, dipenuhi dengan teror dan putus asa.
Sebuah pertempuran berat sebelah - Lawannya terlalu kuat.
Setelah memotong lusinan knight seperti rumput, para knight menyadari batas dari kemampuan mereka dan mulai mundur.
Dan tentu saja, mereka tidak bisa meninggalkan monster seperti itu sendirian. Terutama setelah mereka menyaksikan sendiri para knight yang terbunuh berubah menjadi undead ghoul, mudah sekali membayangkan kerusakan yang menyebar jika mereka memberikan lawan mereka waktu.
Setelah berkali-kali berdebat, pimpinan teratas dari Empire memutuskan untuk mengirimkan kartu as mereka - unit tempur terhebat dari Empire, Fluder dan murid-muridnya.
Dan hasilnya adalah Death Knight itu bisa tertangkap, Dengan Fluder dan timnya yang berhasil memperoleh kemenangan. Namun, Fluder hanya menang karena Death Knight tidak memiliki cara untuk menangkal magic flight. Dengan menggunakan karpet sebagai bomber - berulang kali melemparkan 'Fireball' dari atas - untuk melemahkan gerakan Death Knight dan mengalahkannya. Tertarik dengan kekuatannya, Fluder menangkap dan memindahkannya ke tempat ini.
Sekarang ini, makhluk tersebut terikat oleh beberapa mantra, item magic dan metode-metode - Mereka menanamkan berbagai cara untuk mendominasi undead tersebut karena Fluder ingin mengendalikan Death Knigth ini.
"Sayang sekali.. Jika aku bisa mengendalikannya, aku akan bisa melewati magic caster itu dan menjadi yang terhebat dalam sejarah."
Melewati salah satu dari tiga belas pahlawan, sang necromancer Rigrit Bers Coural. Melewati dirinya dengan pesat.
Sebenarnya, Fluder tidak terobsesi mengejar kekuasaan. Apa yang dia cari adalah untuk menatap ke dalam jurang magic. Ini adalah proses terhadap tujuan terakhirnya.
Namun, murid-muridnya tidak tahu dan menenangkannya.
"Kurasa Master sudah melewati pahlawan itu."
"Benar sekali. Tiga belas pahlawan adalah barang peninggalan dari masa lalu. Mereka tidak bisa menang melawan Master yang berada pada kecanggihan dari teknik magic baru."
"Saya juga merasa seperti itu Master sudah melewati Tiga belas pahlawan. Jika Master bisa mengendalikan Death Knight, Empire akan mendapatkan kekuatan tempur terbesar."
"Mereka bilang kekuatan dari seseorang yang bisa mengalahkan kekuatan banyak orang, namun itu hanya karena kekuatan dari individu itu masih lemah. Death Knight ini benar-benar makhluk yang terkuat."
Tak ada siapapun yang melihat senyum masam Fluder karena dia berdiri di baris yang paling depan. Hanya mata Death Knigt yang melihatnya.
"Bahkan Master tidak bisa mendominasi... Death Knight ini. Seberapa kuat dia?"
"Itu... tetap tidak bisa diketahui. Secara teori, makhluk ini bisa didominasi. Apakah ada yang tahu apa yang kurang?"
Setelah beberapa saat, jawabannya masih tetap hening.
Undead bisa didominasi melalui magic, namun satu-satunya yang berhasil dalam melakukannya adalah salah satu dari Tiga belas pahlawan. Fluder cukup kuat untuk mendominasi undead yang memiliki level yang cukup tinggi dan dia cukup kuat sehingga dia mungkin bisa mendominasi Death Knight yang ada di depannya.
Namun, ini hanyalah teori, mendominasi undead membutuhkan proses yang lumayan rumit. Pada dasarnya, pengendalian dan kehancuran dari undead seharusnya dilakukan oleh para priest dengan menggunakan kekuatan dewa. Dengan menggunakan magic sebagai ganti dari kekuatan dewa, wajar saja berbagai masalah muncul.
"..Saya tidak bermaksud menyinggung Master.."
Salah satu murid berbicara dengan sikap berat, dan Fluder mengisyaratkan padanya untuk melanjutkan.
"Mungkin Master belum cukup kuat? Death Knight ini mungkin ada karena sudah dipanggil oleh magic dengan tingkat 7..."
"Itu adalah pengamatan yang bagus."
"Aku dengar para petualang menggunakan jumlah untuk mengukur tingkat kesulitan dari monster-monster. Bagaimana kalau menggunakannya?"
"Namun ukuran mereka sangat samar, aku dengar jika usia dan ukuran dari monster akan membuat angka itu tidak ada artinya."
Murid yang lain berbicara.
"Selain dari monster yang tidak diketaui, tak ada yang lebih jelas dan sederhana dari itu. Dan karena mereka sudah mewakili dari pengalaman yang terkumpul dari para petualang, mereka seharusnya tidak terlalu jauh luputnya."
"Bukankah itu akan percua bagi monster legendaris seperti Death Knight?"
"Ngomong-ngomong Master, apakah buku rahasia mencatat berbagai monster yang menyebutkan monster seperti itu?"
"Tidak." Fluder mengusap janggutnya. "Selain dari Eryuentiu yang lengkap, versi yang dibuka kepada umum percuma."
Salah satu murid bertanya sekali lagi. Suara mereka lembut, namun terdengar keras di ruangan yang hening itu.
"Apa itu Eryuentiu?"
"Bukankah itu adalah nama dari sebuah kota?"
"Aku dengar tentang hal itu. Tapi namanya seperti banci."
"Ah... aku pernah mencarinya, itu artinya 'pohon yang ada di tengah dunia' di dalam lidah kuno."
Memperingatkan para murid yang bicara dengan santainya, Fluder memukulkan tongkatnya ke tanah. Ini adalah tempat yang memenjarakan undead dengan level legendaris, bukan semacam tempat dimana kamu bisa mengendurkan kewaspadaan.
Mematuhi peringatan dari sang master, keheningan kembali ke ruangna tersebut. Satu-satunya suara adalah geliat Death Knight yang mencoba untuk menghancurkan ikatannya.
"Sayang sekali, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan disini. Setidaknya untuk hari ini. Ayo pergi."
"Ya Master."
Setelah menerima beberapa balasan, Fluder mulai bergerak menjauh dari Death Knight...
Bahkan Fluder memiliki kecepatan langkah berbeda dibandingkan dengan saat dia tiba dan pergi. Dengan tekanan dari tatapan Death Knight di belakangnya, dia secara tidak sadar mempercepat langkahnya. Itu berlaku sama dengan para murid.
Berjalan mendahului, Fluder teringat dengan nama dari yang disebutkan oleh salah satu muridnya.
"Eryuentiu."
Ibukota dari negeri yang didirikan oleh Delapan Raja Tamak, dan juga kota terakhir yang tersisa. Di waktu yang sama, itu adalah sebuah kota yang dijaga oleh tiga puluh penjaga yang memakai senjata magic yang luar biasa kuat.
Jika dia memiliki item magic dari Delapan Raja Tamak, Fluder yakin kemampuan magicnya akan meningkat. Tidak akan pernah jatuh ke tangan orang lain, satu-satunya pengecualian adalah beberapa item dari Tiga belas pahlawan yang diperbolehkan untuk dibawa oleh mereka.
Sebuah api gelap berkelap kelip di hati Fluder.
Tiga belas pahlawan. Pahlawan dari masa lalu. Fluder adalah seseorang yang bisa setara dengan mereka, namun mereka mendapatkan izin sementara dia tidak. Dia tidak mengerti apa yang kurang darinya.
Fluder menyingkirkan api yang menyala dan menenangkan diri. Status dia saat ini dan apa yang dia capai setara dengan pencapaian dari Tiga belas pahlawan. Tidak, di hati para magic caster Empire, Fluder sudah melewati mereka dalam status.
Namun api hitam dari kecemburuan tidak bisa dipadamkan dengan mudah. Dia bukan cemburu dengan kekuasaan, talenta kekuatan, namun kesempatan untuk menatap ke dalam jurang magic yang ada di depannya.
Fluder adalah magic caster terbaik. Ini adalah kenyataan yang diakui oleh semua orang, dan satu-satunya yang bisa disetarakan dengannya adalah Tiga belas pahlawan di masa lalu. Namun, dia tidak bisa mendominasi Death Knight, dan hanya bisa menggunakan - menurut rumor - enam dari sepuluh tingkat magic.
Dia masih jauh dari capaiannya ke jurang magic.
Dan dia sudah tua.
Fluder adalah seorang magic caster mental yang menggunakan salah satu sistem dari kelas berdasarkan Wizardry - Seni yang dilarang. Dengan menggunakan mantra-mantra yang tabu, dia menghentikan penuaan. Tentu saja, itu adalah mantra rumit mempertimbangkan tingkat latihannya, namun dia memaksanya dengan melalui kombinasi dari ritual dan mantra-mantra.
Namun, metode Fluder dalam membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin masih memiliki sebuah celah. Fluder, yang seharusnya tidak bertambah tua lagi setelah merapalkan mantra dengan sempurna masih bisa merasakan dirinya bertambah tua perlahan-lahan.
Sekarang masih bisa dikendalikan, namun dengan berlalunya waktu, hari akhir baginya suatu hari akan datang.
Benar sekali. Fluder akan mati sebelum melihat jurang magic. Jika orang lain telah melakukannya sebelum dia, dia mungkin mampu tiba di tingkat ini lebih awal, namun dengan tiadanya orang yang mendahului, dia harus menata langkahnya sendiri.
Fluder melihat ke arah murid-murid yang ada di sekeliling dirinya.
Yang sedang berjalan menapaki jalan yang telah ditata oleh figur yang dikenal sebagai Fluder.
Dengan bensin yang ditambahkan kepada api kecemburuan, api tersebut menjadi semakin berkobar.
Dia, yang paling berbakat dari yang ada disana, sudah berapa banyak waktu yang dia habiskan untuk bisa tiba di tingkat dimana muridnya berada? Tidak, bahkan tanpa memikirkannya sekalipun, dia pasti lebih tua dari muridnya. Seseorang yang mengajarkan dan menjadi pionir dalam menata jalannya, selebar itulah perbedaannya.
Mengapa dia tidak memiliki seorang master?
Fluder mencoba merubah cara berpikirnya.
--Itu juga tidak apa. Meninggalkan namanya di dalam buku-buku sejarah sebagai pionir. Magic caster yang telah mencapai tingkat yang baru setelah Fluder akan berterima kasih kepada Fluder atas pencapaiannya. Murid-muridnya adalah harta bagi Fluder. Jika ada satu saja orang yang menjadi lebih hebat dari dirinya, itu akan menambah kekuatanku-
Saat dia berpikir demikian, Fluder teringat seorang murid yang pernah dia miliki. Jika memang gadis itu, seberapa jauh capaiannya?
"-Arche Eeb Rile Furt."
Seorang anak yang luar biasa. Mempelajari magic tingkat 2 di usia yang masih belia dan sudah sangat mendekati tingkat 3. Jika dia melanjutkannya, mungkin saja dia bisa sampai pada dunia Fluder suatu hari. Namun pada akhirnya, dia menyerah menjadi seorang murid...
Dulu, Fluder hanya berpikir betapa bodoh dan mengecewakan hal itu.
"Sayang sekali."
Mungkin Fluder sudah melepaskan sebuah tangkapan besar.
Dimana anak itu sekarang? Dia berpikir ingin mencarinya. Jika dia bisa menggunakan mantra-mantra tingkat 3, mungkin saja ada jaminan sebuah status dalam tingkatan tertentu untuk gadis itu.
Mungkin memang demikian, namun dia memiliki tugas yang harus dikerjakan sekarang.
Fluder menggumamkan kalimat kode dan pintu yang berat itu terbuka.
Setelah keluar, para murid di sekelilingnya mengambil nafas dalam-dalam dengan frekuensi yang sama. Udara dimana aura dari Death Knight berada terlalu berat. Jika mereka tidak melakukan ini, pasti sudah tidak tahan.
"Master!"
Sebuah suara yang rendah dan kasar terdengar. Itu adalah salah satu muridnya, seorang petualang yang terkenal. Karena pengalamannya, dia ditunjuk sebagai Wakil Direktur keamanan di dalam Kementerian Magic.
"...Ada apa? Apakah ada masalah?"
"Tidak, tak ada masalah, hanya saja petualang adamantite meminta bertemu dengan Master."
Fluder melihat ke arah pria itu dengan aneh.
Mereka tidak memiliki jadwal untuk bertemu. Sebagai magic caster terbaik di dalam Empire, Fluder memiliki segala macam tugas selain penelitiannya, dan seseorang yang sangat sibuk. Jika seseorang ingin bertemu dengannya tiba-tiba, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Hanya Kaisar yang bisa bertemu dengan Fluder sesuka hati.
Mungkin memang benar, namun ini terlalu dini untuk menolaknya. Petualang adamantite adalah pahlawan, bukan orang-orang yang bisa diabaikan begitu saja. Sama halnya dengan Fluder. Mereka adalah salah satu sumber dari artifak langka yang bisa dia dapatkan, jadi dia tidak bisa menganggap remeh mereka.
"Apakah itu adalah kunjungan kehormatan dari 'Silver Canaries'? Atau tamu terhormat dari 'Eight Ripples'?"
Fluder menyebutkan nama dari dua kelompok petualang adamantite yang ada di dalam Empire.
Namun murid tersebut menggelengkan kepalanya.
"Bukan, itu adalah sebuah tim dengan dua orang yang dikenal dengan 'Darkness'. Mereka menunjukkan plat adamantite mereka sebagai bukti."
"Apa!?"
Tim petualang terkenal 'Darkness' dari Kingdom. Dengan hanya dua orang, mereka sudah menyelesaikan tugas-tugas dengan level pahlawan. Mereka bahkan menghadapi Jaldabaoth ketika krisis yang terjadi di ibukota kerajaan dan mengalahkannya.
Mengapa figur seperti itu mengunjunginya? Dia memiliki beberapa pertanyaan, namun ide untuk mendiskusikan magic dengan magic caster tingkat tinggi 'Beautiful Princess' membuat dia membuang keraguannya.
Namun, sebagai bawahan dari Kaisar, dia masih teringat dengan tugas yang diberikan kepadanya oleh sang tuan Jircniv.
Dia akan bertanya tentang hal itu setelah bertemu dengan mereka. Saat dia memikirkan hal itu, Fluder berkata kepada muridnya:
"Persilahkan tamu kita untuk masuk. Aku akan segera kesana setelah merapikan diri."
22 komentar:
thank min
Mkshh gn,,, semangat 2 hri ke depan*"*
semangat min dan lanjutkan
Ty
Ty bang
Makasih min, lanjut
Naberal bisa ngeluarin mamtra tingkan 7 ya?
Bisa, naberal pernah bilang dia bisa pake magic tingkat 10 jika keadaannya memungkinkan. klo g salah waktu lawn skleton dragon di e-rantel
Ty min
Lanjuuuutt min
death knight milik Ainz kok bisa ketangkap. ga diamankan ke Nazarick?
Terima kasih banyak atas segala waktu dan usahanya mimin.
Hatur nuhun, keren ceritanya,
Drivenime Anime Batch itu bukan Undead Ains, itu Undead udah di tangkap dari 5 tahun lalu di Katze plains. sedangkan Nazarik belum ada 1 tahun di New World.
Lah gua juga mikirnya itu Death knightnya Ainz di volume 1 😂
Death Knight Undead. yg di cari2 ains untuk bisa menciptakan Undead kuat.
Gw kira itu death knight nya ains :v
Keren sumpah nih cerita.
Thanks min
Death knight mah bagi ainz cuma undead level menegah kebawah....
Lihat aja di forum VANDOM penjelasan overlord lengkap bahkan tinggkatan undead
Bagi ainz death knight ada di summon undead 5/4 dari 10 mantra summon undead
Mantap min lanjut terus
Itu magic tingkat 8 pak namanya dragon lightning
Itu bukan death knight nya ainz tapi itu death knight liar
Di ONA narberal bilang bisa menggunakan magic tingkat 10
Posting Komentar