Butterfly Entangled in a Spider's Web -
Kupu-kupu yang terperangkap di jaring laba-laba
Part 1
Beberapa tim worker sudah berkumpul di rumah Earl sebelum senja. Tim terakhir yang tiba adalah 'Foresight' dari Hekkeran. Total jumlahnya, delapan belas orang yang hadir. Para worker yang berkumpul untuk pekerjaan ini termasuk yang terbaik dalam profesi mereka di ibukota.
Tim worker mempertahankan sebuah jarak diantara satu sama lain saat mereka saling mengukur satu sama lain. Ketika empat anggota 'Foresight' akhirnya tiba, mereka disambut oleh berbagai tatapan dari tim worker lainnya. Pemandangan ini bisa dianggap sebagai spektakuler dalam caranya sendiri.
"Ah, entah bagaimana aku merasa seperti pernah melihat semua wajah-wajah ini sebelumnya. Seperti misalnya Beetle-san yang ada di sana, bukankah aku baru saja melihatnya baru-baru ini di dataran Katze?"
"Eh? Bukankah aku sudah menyebutkan hal ini di hotel? Tim Greenham juga menerima permintaan ini... Apakah aku tidak mengatakan hal ini? Entah bagaimana rasanya aku sudah mengatakan ini sebelumnya... Bagaimanapun, tim-tim worker yang berkumpul hari ini seluruhnya memiliki ketenaran yang perlu diperhitungkan di dalam ibukota! Mati kita bertepuk tangan untuk kantung-kantung yang dalam dari client."
"Kurasa aku akan melewatkan itu. Lagipula, yang ada di sana adalah pemimpin tim, ya kan?"
Di dalam area di antara tim yang terpisah, tiga orang berkumpul di tengah, bertukar informasi.
"Greenham seharusnya ada disana, kelihatannya. Tidak diragukan lagi. Kalau begitu, waktunya pergi dan menyapa mereka."
"...Cih! Urgh, Laki-laki itu juga ada disana? Ah, pasti gadis-gadis elf yang ada di sebelah sana... Hmph, laki-laki itu benar-benar paling bejat. Mati saja, dasar kotoran."
Imina terang-terangan meludahi kalimat terakhir tersebut. Meskipun dia menjaga suaranya tetap lirih, masih membuat Hekkeran dan lainnya cukup khawatir sampai-sampai mereka harus memeriksa sekeliling untuk melihat jika ada orang lain yang menyadari.
"Imina-san!"
"Aku tahu, aku tahu, Rob. Dia akan menjadi rekan di dalam pekerjaan ini... Namun, aku benar-benar tidak ingin melihat wajahnya."
"-Aku juga tidak suka."
"Yah, jika aku harus memilih antara suka dan benci, aku juga tidak menyukainya. Meskipun begitu, kamu masih harus mempertimbangkan situasinya."
Hekkeran, yang menyela percakapan antara Imina, yang sedang menunjukkan wajah dongkol, dan Roberdyck, yang mengangkat bahu.
"...Oi, oi, kamu masih harus menyapa dia setelah ini, jadi jangan memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan, atau itu akan terlihat di wajahmu, okay?"
"Lakukan sebisamu, pimpinan."
Hekkeran mengerutkan dahi menjawab dorongan dari Roberdyck, seakan berkata "jangan ikut campur dengan urusan orang lain." lalu berjalan ke arah kelompok tiga orang itu.
Orang pertama yang menyapa Hekkeran ada seorang pekerja yang memakai armor full plate - baja berwarna biru. Desain dari armor itu anehnya bundar, hampir seperti lingkaran. Karena penutup bahu yang sangat besar, pria yang memakai armor itu lebih terlihat seperti kumbang yang tegak lurus daripada seorang manusia.
Namun, setelah melihat penutup kepala yang di desain seperti tanduk dan menjulur keluar dari dahinya, jelas sekali armor itu memang sengaja dibentuk agar terlihat seperti itu.
Namun, satu hal yang tidak disengaja adalah panjang dari kaki pria tersebut. Mereka sangat pendek. Gambaran dia memakai armor tersebut seperti seekor kumbang badak asli yang dipaksa berdiri tegak oleh anak-anak yang sedang bermain. Istilah halusnya, kaki pendek seperti milik dwarve tersebut memberikan stabilitas yang lebih. Itu adalah salah satu ciri yang cocok sebagai seorang warrior.
"Seperti yang kuduga, kamu juga datang, Hekkeran."
"Yo, Greenham. Aku kira permintaannya tidak terlalu buruk jadi aku datang."
Hekkeran mengangkat tangannya sebagai isyarat ke arah dua orang pimpinan tersisa dengan sikap yang santai. Dua orang itu merespon balik tanpa ada sikap tidak senang sama sekali. Meskipun Hekkeran adalah yang termuda dan terakhir dalam hal pengalaman dari mereka berempat disini, kemampuannya sebagai seorang worker berada pada level yang sama dengan mereka.
"Tentang dari pihakmu..." ucap Hekkeran, setelah menatap ke arah tim Greenham lalu cepat-cepat menghitung mereka. "Ada lima orang. Ada apa dengan sisanya?"
"Istirahat, menyembuhkan diri dari rasa lelah. Karena pekerjaan kita sebelumnya yang memang mirip, beberapa anggota kita harus tetap tinggi untuk membantu perpindahan dan perbaikan barang yang rusak."
Pria ini, Greenham, adalah pimpinan dari 'Heavy Masher', sebuah tim worker yang terdiri dari empat belas anggota.
Memiliki lebih banyak anggota pastinya memiliki keuntungan tersendiri, seperti misalnya memiliki pilihan yang lebih banyak tersedia dalam memilih bagaimana caranya menangani masing-masing request. Biasanya, itu bisa memberika fleksibilitas untuk bisa memilih anggota yang cocok untuk tiap-tiap permintaan berbeda.
Namun, itu juga bukan tanpa kerugian, seperti misalnya menerima pendapatan yang lebih sedikit karena harus membaginya pembayarannya dengan lebih banyak orang, atau terkena konflik yang lebih banyak karean adanya ketidakcocokan antara anggota, yang membuatnya lebih sulit bagi mereka sebagai sebuah tim untuk melakukan tindakan yang cepat.
Ketika mempertimbangkan kepribadian dari para worker yang sama, tidak aneh sama sekali untuk sebuah tim yang tiba-tiba saja bubar. Mampu mempertahankan kendali penuh dari sebuah tim besar dari para worker menunjukkan seberapa kuat manajemen dan skill kepemimpinan dari Greenham.
"Fuuhn, lelah sekali. Bagaimana kalau kamu mendukung kami agar bisa mendapatkan hasi lyang cukup dan tidak mengecewakan rekan-rekan yang tertinggal di belakang?"
"Saranmu itu adalah hal yang bodoh. Setelah menyelesaikan pekerjaan ini, bonus-bonus akan diberikan berdasarkan performa pimpinannya. Meskipun tidak beruntung, performa terbaik akan jatuh sewajarnya kepadaku."
"Oi, oi, yang benar saja. Memang tidak apa bicara seperti biasanya."
Greenham hanya menyeringai, merasa dia tidak berniat berhenti, Hekkeran mengangkat bahu dan berputar ke arah orang lain.
"Kurasa ini pertama kalinya kita bertatap muka."
Hekkeran mengulurkan tangannya, dengan niat "senang bertemu denganmu". Pria lainnya menggenggam tangan itu dan menjabatnya kembali. Dia memiliki genggaman yang sangat kuat.
Dia mengalihkan matanya dan menatap langsung ke arah Hekkeran.
"-Foresight', Aku dengar banyak hal tentang kalian."
Itu adalah sebuah suara yang terdengar secerah lonceng, yang sangat cocok dengan penampilannya.
"Sama-sama, 'Tenmu'"
Swordsman jenius yang tak terkalahkan di dalam arena, tidak ada satupun worker yang tidak mengenalnya. Pria ini adalah 'Tenmu', yang timnya terdiri hanya dia sendiri. Sebagian dari tim itu adalah alasan mengapa Imina membuat wajah tidak senang sebelumnya.
"Ahli pedang jenius yang dikatakan bisa setara dengan yang terkuat di Kingdom, Gazef Stronoff. Tenang rasanya ada tim anda bersama kami."
"Terima kasih. Namun, kurasa sudah waktunya itu dikatakan sebaliknya. Pria itu seharusnya hanya ditujukan mampu setara dengan Eruya Uzruth ini."
"Oh, Pandai sekali berucap."
Eruya tersenyum samar, menunjukkan seluruh arogansinya. Melihat senyum ini, perasaan tidak enak tersembunyi di dalam Hekkeran hampir muncul sekali lagi.
"Kalau begitu, kami akan mengandalkanmu di dalam reruntuhan."
"Tentu saja. Serahkan padaku. Akan baik sekali jika ada monster-monster yang bisa memberikan perlawanan yang mumpuni di dalam reruntuhan tersebut."
Eruya berkata saat dia menepuk senjata yang menggantung di pinggangnya, mengeluarkan suara 'pon pon'.
"Benar-benar tidak diketahui monster-monster macam apa yang ada di dalamnya nanti. Mungkin kita akan menemui naga-naga?"
"Itu bisa sangat mengerikan. Monster-monster seperti naga pasti akan memberikan pertarungan yang luar biasa. Namun, kemenangan masih akan tetap menjadi milikku."
Dengan menunjukkan senyum 'benarkah?', Hekkeran adalah orang terakhir yang bereaksi karena terpaksa harus menekan emosi miliknya yang lain.
Hanya mempertimbangkan skill-skill berpedang, ada rumor yang bilang bahwa Eruya bahkan bisa menang melawan petualang dengan peringkat orichalcum. Mempertimbangkan hal ini, ada semacam dasar dibalik bualannya. Percaya diri adalah hal yang bagus, karena itu juga penting untuk para worker menunjukkan kemampuan mereka dan terlihat menarik bagi clientnya.
Namun, seharusnya ada sebuah batas seberapa besar seseorang bisa membual.
Ras terkuat di dunia, Naga.
Pemilik dari langit, mampu mengeluarkan nafas yang kuat, dengan sisik-sisik yang hampir tidak bisa ditembus, dan memiliki kekuatan tempur yang unggul sejauh ini. Saat mereka menua, mereka bahkan mampu menggunakan magic. Memiliki sebuah kehidupan yang hanya tidak bisa dibandingkan dengan manusia, kebijaksanakan yang mereka kumpulkan akan lebih sederhana daripada para sage (pertapa).
Mereka adalah makhluk yang sering disebutkan dalam legenda, apakah sebagai penjahat keji atau sebagai makhluk yang membantu para pahlawan. Sama seperti di dalam kisah dongeng dari Tiga belas Pahlawan, lawan terakhir dari petualangan mereka adalah seekor naga yang dikenal sebagai 'Dragon God'. Di dalam banyak cerita, naga cenderung menjadi lawan terakhir dari para pahlawan.
Meskipun keberadaannya hanya digunakan sebagai contoh ketika percakapan, tanpa masih bisa bersikap searogan ini memang mengejutkan. Tak perduli bagaimana seseorang menafsirkannya, Kalimat Eruya terlihat seperti sebuah lelucon. Namun dia bisa tahu bahwa Eruya benar-benar serius hanya dari tatapan matanya. Seberapa jauh kesombongan dirinya?
Masih tidak yakin monster-monster macam apa yang akan ada di dalam reruntuhan. Penilaian dari Eruya pasti akan menjadi rintangan dari operasi secara keseluruhan.
Mungkin akan lebih baik untuk tetap menjauh darinya.
Akan lebih baik baginya untuk musnah sendirian, namun masih akan menjengkelkan jika formasi secara keseluruhan akan menjadi hancur. Sebuah senyum samar muncul di wajah Hekkeran saat dia mendapatkan kesimpulan, dan mengubah sikapnya kepada Eruya, ke arah 'buang setelah digunakan'.
"Di sebelah sana pasti adalah anggota dari 'Foresight'. Oya-"
Tatapan mata Eruya ketika dia melihat Imina dipenuhi dengan prasangka dan hinaan.
Ada rumor jika Eruya berasal dari Slane Theocracy, dimana manusia dianggap sebagai ras unggulan. Sebagai penduduk yang setia kepada Theocracy, dia memiliki kecenderungan untuk menganggap mereka dengan darah campuran sebagai manusia rendahan.
Bagi seorang manusia seperti itu yang melihat half-elf seperti Imina ikut ambil bagian sebagai kesetaraan benar-benar tidak membuat dia senang.
Karena hal inilah rumor-rumor tersebut akhirnya memang benar... Namun, orang-orang dari Theocracy seharusnya memiliki nama baptis, meskipun ada juga rumor bahwa dia sudah mengabaikannya.
Hekkeran mempertimbangkan hal ini jauh di dalam hatinya, dan berkata dengan suara keras.
"...Oi, oi, jangan terlalu memusuhi rekan-rekanku, okay?"
"Tentu saja. Kita akan menjadi rekan untuk pekerjaan yang sama kali ini. Aku pasti akan bersikap kooperatif."
"Aku akan menyimpan ucapanmu."
Mungkin bocah liar yang kuat seperti Eruya sudah dewasa, namun Hekkeran masih takut jika dia bisa mengamuk. Kesimpulannya, dia bisa merasakan mental Eruya yang tidak stabil. Hekkeran tidak bisa bersikap santai meskipun dia sudah memberikan peringatan, seperti itu suasana yang menjadi tidak menyenangkan tersebut.
"Ay, percaya padaku. Lagipula, kembali ke topik semula, aku tidak keberatan membiarkan orang lain memimpin ketika perjalanan ini. Selama tidak kasus tertentu, aku akan mengikuti perintah yang diberikan. Jika kita menemui masalah, aku tidak keberatan ambil bagian di baris terdepan. Aku akan membiarkan kalian menyaksikan kemampuan pedangku."
"Ya ya, mengerti."
"...Kalau begitu, aku akan kembali ke dalam timku. Jika ada masalah hubungi saja aku."
Eruya membungkuk, lalu berjalan menjauh.
Wajah Hekkeran sedikit berubah setelah melihat banyaknya wanita yang mengikuti Eruya. Namun, menunjukkan emosi seseorang disini benar-benar tidak bisa diterima. Tidak aneh jika situasinya tiba-tiba saja berubah tidak menyenangkan setelah emosi seseorang keluar. Sebagai pimpinan tim, sikap semacam ini tidak bisa diterima.
Hekkeran menekan emosinya, dan menyingkirkan seluruh ekspresi wajahnya.
Memalingkan muka dari apa yang dia anggap sebagai sampah, dia menyapa orang terakhir.
"Hello, tetua. Ternyata anda masih sehat dan bugar."
"Hoi, Hekkeran. Kamu juga terlihat baik."
Suara yang dikeluarkan dari ucapan itu karena hilangnya gigi depan.
Parupatra 'Green Leaf' Ogrion.
Juga dikenal sebagai 'Origin', dia memakai armor yang terlihat seakan memancarkan cahaya hijau daun-daun yang basan karena embun pagi. Armor tersebut tidak terbuat dari logam, namun dari sisik-sisik naga hijau. Tim Parupatra sukses memburu seekor naga. Tentu saja, dari ukuran sisiknya bisa diketahui bahwa naga itu tidak seberapa kuat. Namun, meskipun begitu seekor naga dengan ukuran tersebut masih dianggap berbahaya bagi para petualang dan worker.
Terlebih lagi, Parupatra sudah berusia lebih dari delapan puluh tahun.
Biasanya, di dalam bidang kerja seperti ini, mayoritas orang akan pensiun ketika sudah menginjak usia empat puluh, beberapa bahkan sebelum empat puluh. Ada sangat sedikit petualang yang ada di atas usia lima puluh. Sesulit apapun, bagi sebuah profesi yang terus dikelilingi kematian, sulit untuk mengabaikan turunnya kemampuan fisik seseorang.
Kenyataannya, meskipun ada kasus spesial, jika dibandingkan saat masa jayanya, waktu ketika dia berada di peringkat orichalcum, kemampuannya sudah menurun drastis. Meskipun begitu, Parupatra masih belum meninggalkan garis depan.
Banyak orang di dalam industri yang menghormati Parupatra karena terus berpetualang meskipun sudah menginjak usia senja.
"Fumuu. Namun, dia itu terlihat sedikit berbahaya."
Wajah keriput dari Parupatra menjadi tegang saat dia berbicara dengan suara yang lirih. Hekkeran juga setuju.
"Benar sekali. Tidak perduli meskipun dia akan terbunuh sendiri, bisa gawat jika kita akhirnya terseret jatuh dengannya."
"Memang benar dia sangat kuat, namun rasa percaya dirinya yang berlebihan bisa membahayakan kita semua. Seperti musibah yang sedang berjalan."
Greenham juga menambahkan dengan berbisik "menyusahkan sekali menghadapinya". Setelah melihat sikap Eruya, hampir tak ada worker yang berpikir sebaliknya.
"Juga, memangnya seberapa kuat dia? Aku jarang ke arena baru-baru ini."
"Apa kamu tidak tahu? Aku bagaimana; a-apakah tetua juga tahu?"
"Aku hanya mendengar hal itu namun tak pernah menyaksikan sendiri. Mungkin aku bisa mencari tahu lebih jika aku tanya rekan-rekanku. Pada akhirnya, bagaimana cara kita menentukan ukuran untuk yang kuat? Jika kita menggunakan Gazef Stronoff sebagai titik acuan, dari apa yang diketahui oleh orang tua ini.. sebagai conoh, ah benar juga... dimana kita meletakkan Empat Knight Empire."
"Gelar Knight 'Heavy Explosion', 'Unmovable', 'Lightning', dan 'Violet Wind' huh.... Sulit sekali memutuskannya. Meskipun memang benar jika dibandingkan dengan pria itu, Kapten Warrior dari Kingdom, Empat Knight memang sedikit lebih lemah. Namun, masa-masa Gazef Stronoff menjadi yang terkuat sudah usai. Aliran waktu akhirnya memicu kehadiran makhluk yang lebih kuat, menandakan lahirnya era baru."
"Apakah kamu bicara tentang Uzruth? Apakah dia benar-benar kuat? Disamping itu, aku tak pernah menyaksikan kekuatan yang sebenarnya dari Empat Knight Empire dengan mata kepala sendiri... Yang terkuat dan kusaksikan sendiri sejauh ini adalah kapten dari Penjaga Kekaisaran Mithrill dibawah komando Kaisar. Dia juga sangat kuat... mungkin berada dalam level yang sama dengan Empat Knight?"
"Dari apa yang diketahui oleh pak tua ini, yang terkuat diantara semuanya adalah Dragon Lord dari Republik. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh manusia."
"Aku memang pernah mendengar bahwa ada lima atau tujuh orang dari mereka... Opps, pertama kita kembali mengira-ngira kekuatan dari Uzruth. Mari kita batasi dengan batasan swordsmen diantara manusia saja sekarang."
"Jika kita melakukannya seperti ini maka kita harus mengeluarkan swordsmen dari Republik Argrand karena mereka kebanyakan terdiri dari demi-human. Sama halnya dengan King Warrior di arena. Yang tersisa adalah Knight Valkyrie dari Holy Kingdom yang menggunakan Sacred Blade (Pedang Sakral), namun itu artinya kita hanya akan bisa membandingkan kemampuan berpedang saja."
Bagi para worker, mengumpulkan informasi mereka yang kuat bisa menjadi sangat penting untuk menyelesaikan permintaan. Karena jika mereka nantinya harus berhadapan dengan lawan yang harus dihadapi selama menyelesaikan permintaan, seseorang akan bisa dengan cepat memutuskan bagaimana melanjutkannya. Di luar hal ini, memang wajar bagi mereka yang hidup dengan pedang mengumpulkan informasi semacam ini.
Itulah yang sedang terjadi sekarang. Awalnya, diskusi tersebut seharusnya mengenai seberapa kuat Uzruth sebenarnya, namun perlahan berubah menjadi pertukaran informasi mereka-mereka yang kuat. Hampir menjadi seperti sebuah argumen antara anak-anak dimana kalimat seperti 'dia itu kuat!' bisa terdengar.
"Memang keseluruhan skill dari mereka yang berasal dari Slane Theocracy sangat tinggi, aku masih belum mendengar satupun yang menonjol. lagipula, jika memang ada, kita tidak akan memasukkan magic caster divine disini ya kan?"
"Bukankah Kingdom Re-Estize memiliki warrior wanita dengan peringkat tertinggi di dalam petualang? Seberapa bagus dia?"
"Ah, 'Si dada besar tanpa payudara'. Dia memang kuat. Namun, aku dengar bahwa dia kalah dari Kapten Warrior ketika turnamen."
"...Rasanya aku pernah ingat dia menghajar seorang petualang hingga hampir mati karena memanggilnya seperti itu. hya, hya, hya... Wanita yang mengerikan!"
"Kalau seperti ini, akan semakin sulit untuk menyebutkan beberapa nama lagi. Mari kita lihat, yang dianggap sebagai Dark Knight dari City Alliance (Aliansi Kota), Serabright si 'Flash' dari tim petualang peringkat adamantite 'Crystal Tear' dan Optic 'Crimson' dari tim worker 'Great Blaze of the Crimson Lotus', keduanya dari Kerajaan Draconic. Juga, mengambil dari Kingdom Re-Estize... Brain Unglaus."
Percakapan berhenti sesaat.
"Brain Unglaus? Siapa lagi itu?"
Parupatra secara tidak sadar bertanya kepada Greenham dengan sikap yang terkejut.
"Apakah tetua tidak tahu? Dia juga pengguna pedang yang terkenal dari Kingdom... bagaimana denganmu?"
Hekkeran menggelengkan kepalanya. Itu adalah nama yang tidak dia ketahui.
"Ternyata begitu, kamu itu itu bukan..."
Tak mampu menyembunyikan kekecewaannya, Greenham menggunakan nada yang tidak dapat diandalkan saat dia mencoba untuk mengingat apa yang dia ketahui.
"Meskipun ini dari masa sebelumnya, ketika saat itu aku memasuki turnamen yang diadakan oleh Kingdom, dia adalah lawan yang aku hadapi saat perempat final. Aku yang saat itu bahkan tidak bisa meraih pergelangan kakinya."
"Bukankah itu adalah turnamen dimana Gazef Stronoff juga ikut?"
"Benar sekali. Hasilnya adalah Brain Unglaus kalah dari Gazef Stronoff. Namun, sebuah pertandingan antara yang kuat benar-benar bisa disebut spektakuler. hampir seperti sebuah buku tulis sempurna bagi para pengguna pedang. bagaimana mereka saling mementalkan dan menangkis setiap sabetan, bagaimana mereka memutuskan sudut pandang dari ayunan seseorang berdasarkan situasi yang ada... dll. Mereka hanya bisa disebut sebagai yang mencolok mata dan menunjukkan kepadamu dalamnya permainan dengan pedang."
Bagi seorang pria seperti Greenham yang berkata seperti ini, pastinya itu menunjukkan seberapa ahlinya Brain Unglaus itu dulunya karena bisa bertarung setara dengan warrior terkuat yang terkenal di dalam Kingdom. Kemampuannya pasti kelas atas.
Hekkeran menghela nafas. Kelihatannya memang masih banyak sekali orang-orang kuat di luar sana yang tidak dia ketahui.
"Fumuu.. Kalau begitu, antara Unglaus dan Uzruth, yang mana yang lebih kuat? katakan kepada kami pemikiranmu."
"Uzruth." Greenham menjawab "Jika dibandingkan dengan Unglaus yang saat itu maka pemenangnya pasti adalah pria tersebut. Tidak lama aku melihat beberapa pertempurannya di arena, jadi aku yakin sekali."
"Jadi dengan kata lain, Uzruth akan bisa setara melawan kapten warrior Kingdom yang dulu? Apakah dia memang benar-benar sekuat itu!? Otto!"
Karena terlalu gembira, Hekkeran tidak sengaja mengangkat suaranya dan harus menahan diri.
"Ternyata begitu, Unglaus huh. Kelihatannya aku bisa mendapatkan sedikit informasi tentang Kingdom.. Oh benar juga, apakah kalian sudah dengar? Bukankah Kingdom sekarang memiliki tim petualang dengan peringkat adamantite yang ketiga?"
"Tentu saja, aku sudah dengar, tetua."
"Ah, maaf. Aku belum dengar."
"Hekkeran... ketidak tahuanmu itu bisa membawa bahaya bagi timmu."
"Aku sudah tahu itu. Namun, sulit sekali mengumpulkan informasi berdasarkan mereka yang memiliki profesi yang sama dengan kita di dalam Kingdom. Dan juga buang-buang uang."
"Hya hya hya. Pemberani sekali. Pak tua ini tidak membenci itu!"
"Tetua, aku ingin mendengar opini anda tentang ini. Aku dengar banyak rumor tentang Momon dari 'Darkness', tapi beberapa diantaranya benar-benar terlalu berlebihan. Seperti misalnya, mampu menaklukkan dengan sukses Gigant Basilisk dengan hanya dua orang anggota saja tanpa dukungan apapun dari healer."
"Uwah, bukankah itu hanya rumor?"
Bahkan bagi petualang adamantite, mampu mengalahkan lawan sekuat seperti Gigant Basilisk dengan hanya dua orang benar-benar hampir mustahil.
"Apakah kamu juga setuju, Hekkeran? Semakin banyak informasi yang kukumpulkan, semakin meragukan kelihatannya. Bahkan menurut informasi kejadian yang baru-baru saja terjadi di dalam ibukota Kingdom Re-Estize, rumor bahwa dia mengalahkan seorang demon dengan tingkat kesulitan lebih dari 200 hanya dengan sekali pukul. Menurut pendapatku, kelihatannya seperti Guild Petualang di dalam Kingdom sengaja menyebar rumor yang salah karena kepentingan pribadi, hanya ingin mendapatkan tambahan petualang dengan peringkat adamantite."
"Itu mungkin saja. Tampilnya petualang dengan peringkat tinggi pastilah hal yang menakjubkan. Namun, akankah Guild benar-benar melakukan hal semacam ini? Mereka sangat ketat dalam hal tertentu, itulah kenapa mereka disebut sebuah guild."
"Meskipun begitu, sedikit berbeda di tiap-tiap kota tergantung dari Guild master yang bertanggung jawab. Dulu ketika pak tua ini masih seorang petualang, guild master yang bertanggung jawab di kotaku benar-benar buruk sekali. Aku akhirnya memukul dia langsung di wajahnya. Hya hya hya! Sejak saat itu aku menjadi seorang worker."
Parupatra tertawa senang.
Cerita dibalik mengapa Parupatra menjadi seorang worker sudah sangat terkenal. Mungkin memang beralasan mengatakan bahwa seharusnya tidak ada worker satupun di dalam ibukota Empire yang tidak tahu hal itu. Itu adalah sesuatu yang sering dibicarakan oleh Parupatra setelah dia mabuk.
"Meskipun sudah berkata demikian, kurasa tidak mungkin Guild akan melakukan hal semacam ini."
"Kalau begitu, anda berpikir itu benar?"
"Memang sulit dipercaya. Meskipun ketika aku mencoba untuk memikirkannya secara rasional, kesulitan dengan tingkat 200 - sudah cukup susah untuk membayangkan seberapa kuat dan menakutkannya itu, mampu mengalahkan lawan semacam ini dalam sekali pukul sama sekali tidak mungkin. Meskipun itu memang bisa dilakukan, kemungkinannya sangatlah rendah. Jangan-jangan kejadian yang terjadi seperti ini, demon dengan tingkat kesulitan yang super tinggi muncul dan banyak tim yang mencoba untuk mengalahkannya, dan pukulan terakhir diberikan oleh 'Darkness'?"
"Jika anda berkata demikian, maka itu akan terdengar lebih bisa dipercaya."
"Kurasa itu memang mungkin. Tidak aneh bagi seseorang di dalam peringkat adamantite menjadi sekuat itu. Jangkauan skill antara petualang dengan peringkat adamantite bisa sangat besar."
"Jadi Hekkeran dan aku memiliki opini yang sama, namun tetua berpikit itu benar-benar terjadi seperti yang dikatakan, benarkah begitu?"
"Hya hya hya. Aku berpikir demikian."
"Melihat sendiri jauh mengalahkan mendengar dari ratusan cerita. Sekarang aku ingin bertemu dengannya setidaknya sekali.. namun di waktu yang sama tidak ingin juga."
Saat mereka berdua akan setuju dengan apa yang dikatakan oleh Hekkeran, suara seseorang terkena pukulan, diikuti dengan tangisan seorang wanita, menyela percakapan mereka.
Worker yang ada disana cepat-cepat memfokuskan perhatian mereka ke sumber keributan. Beberapa diantaranya sudah menghunus senjata dan masuk dalam kuda-kuda siap tempur.
Sumbernya adalah teriakan, yang datang dari arah Eruya, teriakan dari salah satu rekan wanita Eruya, yang sedang tergeletak di tanah. Mempertimbangkan situasinya, kelihatannya Eruya adalah yang memukulnya. Wajah Eruya berubah marah, sementara ekspresi ketakutan bisa terlihat dari wanita tersebut saat dia memohon untuk dimaafkan.
Sambil mati-matian mencoba menekan perasaan yang bergejolak di dadanya. Hal pertama yang terpikirkan di dalam otak Hekkeran adalah rekannya - dia cepat-cepat menatap Imina.
Setelah memperkuat diri, Hekkeran menyingkirkan ekspresi di wajahnya dan kembali seperti semula. Namun, tekanan yang dikeluarkan oleh Hekkeran menandakan bahwa jika ada kejadian yang lebih jauh lagi, dia pasti akan menjadi yang pertama meluncur.
Cepat-cepat, Hekkeran memberikan tanda kepada Roberdyck dan Arche, memberi instruksi kepada mereka untuk menghentikan Imina jika dia mengambil tindakan sendiri.
Secara pribadi, Hekkeran merasakan hal yang sama dengan Imina. Namun, sekarang ini dia tidak memiliki hak untuk ikut campur dengan urusan tim lain. Tentu saja, jika dia memang benar-benar menginginkan, tak ada yang bisa menghentikannya mengambil tindakan. Hanya saja dia harus bertanggung jawab. Karena alasan seperti ini, tim lain juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin ikut campur dan hanya mengungkapkan rasa jijik mereka.
Pada akhirnya, Imina akhirnya bisa menyadari, dan menekan emosinya. Dia membuat isyarat kasar ke arah punggung Eruya dan meludahi tanah.
"...Kelihatannya dia hanya bisa menyamakan kemampuan berpedangnya dengan Kapten Warrior dari Kingdom. Akan lebih hebat jika dia juga bisa menyamai kepribadiannya, namun itu hanya terlalu banyak meminta. Kalau begitu, mari kita akhiri percakapan yang tidak berguna ini."
"...Aku setuju. Karena Hekkeran sudah tiba, sudah waktunya memutuskan hal yang paling penting."
"Karena dia sudah mundur dari hal ini maka ini akan menjadi diantara kita bertiga saja, namun siapa yang akan mengambil kendali penuh dari operasi ini?"
Tiba-tiba saja semuanya jadi hening.
Ada empat tim worker disini. Jumlah potensi tempur yang digabungkan dari empat tim bisa dianggap sesuatu yang menakjubkan, namun jika tidak diatur dengan benar, maka hanya akan menjadi sia-sia. Tak perduli sebanyak apapun senjata yang dimiliki seseorang, jika tidak bisa memanfaatkan mereka dengan sesuai, tidak lebih baik daripada memiliki satu senjata.
Mengatur banyak tim dengan jangkauan kepribadian yang berbeda sudah cukup sulit untuk bisa diselesaikan, melakukan hal itu tanp menerima komplain bahkan lebih susah. Kesalahan yang terjadi ketika memberikan perintah bisa langsung menghasilkan kegagalan. Dan jika pemimpinnya memprioritaskan timnya dahulu, maka dia bisa menjadi target kebencian setiap orang.
Untuk memperjelas, itu adalah tanggung jawab yang membutuhkan kemampuan, namun mendatangkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Mengetahui hal ini, para pemimpin menunggu tanpa suara sambil mempelajari ekspresi masing-masing. Setelah hampir satu menit terdiam, Hekkeran yang lelah membuat saran.
"Sejujurnya, kurasa akan lebih baik untuk tidak melakukannya dengan cara itu."
"Itu hanya akan memperlambat masalah. Bagaimana jika nantinya tambah kacau ketika pertempuran dimulai?"
"...Aku sarankan kita cukup bergantian. Dengan begini rasa tidak puas bisa ditekan hingga minimal. Kita juga bisa mendiskusikan ini lebih jauh ketika tiba di reruntuhan."
"Ah-"
"Benar juga."
Dengan begitu penawaran Greenham diterima baik Hekkeran dan Parupatra.
"Kalau begitu, mari kita gunakan urutan tiba untuk menentukan giliran."
"Apa yang kita lakukan dengan kelompok 'Tenmu' milik Uzruth?"
"Tidak masalah meskipun kita melompati gilirannya. Lagipula, dia tidak mampu memimpin sejak awal."
"Aku hanya bisa setuju, tetua. Kalau begitu, yang memiliki giliran pertama memimpin adalah diriku, 'Heavy Masher', yang menyarankan sistem ini."
"Kami akan mengandalkanmu kalau begitu, Greenham."
"Aku akan mangandalkanmu, anak muda."
"Aku mengerti. Namun, peluang kita menghadapi monster-monster berbahaya di dalam teritori Empire hampir nol. Hanya saat ketika kita di dalam Kingdom, dekat Hutan Lebat, masalah mungkin akan muncul."
"Ah, kita seharusnya membalik urutannya."
Dua orang itu tertawa lirih saat wajah datar Hekkeran muncul saat dia mengatakannya. Namun, tawa mereka cepat-cepat berhenti ketika mereka menyadari seorang pria yang menuju ke arah mereka.
Cahaya akhirnya mulai bersinar di dalam halaman Earl ketika kepala pelayannya muncul. Berjalan dengan punggung yang lurus dan tegang, kepala pelayan itu berjalan dengan sikap yang mencerminkan kedudukan dari mereka yang melayani Earl.
Tiba di depan para worker, kepala pelayan itu berhenti dan membungkuk. Meskipun tidak ada satupun yang membalasnya, kepala pelayan itu tidak keberatan dan mulai berbicara.
"Waktunya sudah habis. Mewakili keluarga Earl, Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang ada disini yang telah menerima permintaan rumah kami. Akan ada dua perwakilan dari rumah kami yang akan ikut dalam perjalanan ini. Termasuk para petualang yang dipekerjakan untuk keamanan kereta-kereta dan beberapa hal lain, semuanya menjadi enam orang tambahan. Tujuannya adalah reruntuhan yang belum dijamah terletak di dekat perbatasan Kingdom - dari struktur bangunannya terlihat seperti sebuah makam. Waktu yang ditentukan untuk menyelidiki adalah tiga hari. Bonus tambahan akan diberikan setelah Tuan sudah memastikan barang temuan dari reruntuhan sudah diterima. Apakah ada pertanyaan?"
Detil yang diberikan oleh kepala pelayan hampir sama dengan permintaan awal. Informasi yang baru adalah para petualang akan menjaga kereta-kereta.
Banyak yang tertarik dengan detil dari rute yang akan dipilih untuk bepergian, namun sebagai worker, akan segera tahu perbedaan dari pertanyaan mana yang diperbolehkan untuk ditanyakan dan yang mana yang tidak boleh. Jelas sekali itu adalah sesuatu yang tidak ingin dibuka oleh Earl, jika tidak pasti sudah diumumkan.
Jika itu adalah permintaan yang bersih, mereka akan mempekerjakan para petualang malahan. Karena itu adalah pekerjaan kotor, yang meminta jelas tidak ingin mengungkapkan apapun. Beberapa hal memang lebih aman untuk tidak diketahui.
"..Kalau begitu, aku akan memimpin semua orang ke arah kereta yang sudah dipersiapkan."
Tanpa berkata apapun, seluruh kelompok mengikuti kepala pelayan.
'Foresight' dari Hekkeran ada pada kelompok yang paling belakang.
"Si Eru-kotoran itu, dia lebih baik mati saja. Bagaimana? Apakah akan kita lakukan?"
Tak mampu mentolerir Eruya lebih jauh lagi, Imina membisikkan hal ini kepada Hekkeran.
"Meskipun aku dengar banyak rumor sebelumnya, namun melihatnya sendiri benar-benar menunjukkan seberapa bejatnya pria itu."
"-Memang benar-benar paling bejat."
Dua anggota sisa juga tidak bisa menyembunyikan rasa jijik mereka.
Bagi 'Foresight', pendapat dengan tipe seperti ini memang wajar. Karena mereka sudah membuat wanita seperti Imina menjadi rekan mereka, hal yang dilakukan oleh Eruya memang tidak bisa dimaafkan.
Di dalam tim Eruya, kecuali dirinya, semua anggota lain adalah wanita. Mereka juga memiliki ras elf.
Jika hanya itu, maka Imina dan yang lainnya tidak akan mengungkapkan kemarahan sebesar itu. Namun, mereka memang memiliki alasan sendiri kenapa mereka menganggap Eruya sebagai makhluk rendahan dari yang paling rendah.
Anggota-anggota wanita efl hanya memiliki equipment hampir minimal, pakaian mereka dibuat dari kain yang paling datar yang ada, tanpa kemampuan bertahan apapun. Terlebih lagi, rambut mereka yang terpotong pendek menunjukkan benjolan dari sisa telinga panjang yang membedakan dari elf yang biasanya dimiliki oleh elf normal.
Alasan mengapa mereka, anggota tim Eruya, berada dalam keadaan seperti ini, adalah karena mereka adalah budak-budak yang dibeli dari Slane Theocracy.
Perbudakan juga pernah ada di dalam Empire, namun ketika kaisar sebelumnya memerintah, banyak hal berubah. Meskipun mereka masih dianggap budak, artinya menjadi benar-benar berbeda. Namun, tidak ada yang berubah bagi budak demi-human yang bertarung di dalam arena.
Budak-budak elf milik Eruya juga jatuh pada kategori ini.
Kekaisaran Baharuth, Kerajaan Re-Estize, dan Slane Theocracy, persentase penduduk manusia yang hidup di tiga negeri ini hampir bisa dihitung seratus persen. Dibandingkan negeri lain, tiga negeri ini benar-benar menunjukkan sikap jijik kepada ras-ras yang bukan manusia. Karena hal ini, bahkan mereka yang separuh manusia - seperti Imina - mengalami kesulitan.
Pengecualian ada pada para dwarve. Pegunungan Azellerisia membentang pada perbatasan antara kekaisaran Baharuth dan kerajaan Re-Estize, dan di dalam pegunungan ini ada kerajaan Dwarven. Selama kekaisaran Baharuth masih mempertahankan hubungan dagang dengan kerajaan Dwarven, hak-hak para dwarve masih dilindungi.
"Aku kasihan dengan elf-elf ini, tapi sekarang ini bukan waktunya untuk menyelamatkan mereka."
Imina menghela nafas dalam-dalam, jauh di dalam dirinya tahu hal itu, namun perasaannya memang hanya tidak bisa dilepaskan dengan mudah.
"Ayo pergi."
Saat Imina mulai berjalan maju, Hekkeran dan yang lainnya mempercepat langkah mereka untuk bisa menyusul. Apa yang mereka lihat ketika mereka menyusul kelompok utama membuat mata mereka membelalak karena terkejut.
Dua kereta yang disiapkan untuk perjalanan ke reruntuhan. Ada juga sekelompok orang yang mengelilingi kereta tersebut. Mereka pasti para petualang yang sudah disebutkan sebelumnya. Kepingan logam yang menggantung di leher mereka semuanya mengeluarkan kilau keemasan.
Namun, apa yang membuat mereka terkejut bukanlah kereta ataupun para petualang, namun terlebih kepada para kuda.
"-Sleipnir."
Suara terkejut juga terdengar dari worker-worker lain.
Dengan empat pasang kaki, Sleipnir memang jauh lebih besar dalam ukurannya dibandingkan dengan kuda-kuda biasa. Karena keunggulan dalam tenaga, daya tahan dan mobilitas mereka, Sleipnir dianggap sebagai binatang magis dengan tipe yang paling serba guna untuk bepergian ke seluruh penjuru daratan.
Tentu saja, biaya dari satu saja sudah selangit, cukup setara dengan harga dari lima atau lebih kuda perang. Bahkan bagi para aristokrat, tidak biasa bagi mereka memiliki satu saja.
Masing-masing kereta ditarik oleh dua Sleipnir, Ketika mempertimbangkan hilangnya kuda-kuda ini ketika berpetualang, orang-orang itu sadar dengan nilai mereka akhirnya mengagumi kemurahan hati dari Earl. Atau mungkin dia hanya takut jika kuda-kuda biasa tidak cukup kuat untuk menarik seluruh harta-harta yang akan ditemukan dari dalam reruntuhan.
Yang lainnya pasti juga berpikir seperti ini. Suara dari orang-orang yang menelan ludah mereka bisa terdengar.
"Silahkan manfaatkan kereta yang telah disediakan. Persediaan sudah diletakkan di dalam. Untuk keamanan kereta, dan juga keamanan lokasi tenda, kami secara khusus mempekerjakan para petualang. Dan juga, tolong dipahami mereka menandatangani persetujuan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam reruntuhan."
Tiba-tiba terpikir untuk bergerak maju, Hekkeran meninggalkan rekan-rekannya dan menuju ke arah Greenham.
"Maaf, Greenham. Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan."
"Ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Ini tentang pasangan untuk kereta-kereta, bisakah kamu membantuku untuk tidak berada dalam kereta yang sama dengan 'Tenmu'?"
"Eh? Ah, aku tahu. Kamu tidak tentang aku mengerti. Alasan itu mengenai rekan-rekanmu ya kan? Kalau begitu tim kami yang akan berpasangan dengan 'Tenmu' malahan."
"Maaf mengenai hal ini, kamu sudah banyak membantu."
"Jangan khawatir dengan hal itu, kita semua berada dalam hal ini sama-sama sebagai teman dalam pekerjaan ini. Akan buruk jika ada sesuatu yang terjadi bahkan sebelum kita mulai penyelidikan. Jika-"
"-Apakah tidak apa bagi kita untuk mengandalkan para petualang dengan peringkat emas? Apa yang harus kita lakukan jika lokasi tenda diserbu bahkan sebelum kita kembali? Atau jika ada monster-monster yang berhasil menembus perimeter keamanan dari lokasi kemah?!"
Tiba-tiba saja, sebuah suara yang keras dan jelas seperti bola api yang terbakar bisa terdengar dari setiap orang, membuat Hekkeran dan Greenham memalingkan perhatian mereka ke tempat lain.
Kalimat Eruya diarahkan kepada kepala pelayan. Namun, dia tidak ingin menyembunyikan suaranya. Seakan waktu tiba-tiba saja membeku, gerakan dari para petualang yang membawa barang bawaan berhenti dengan isyarat.
Biasanya, bagi mereka yang mengincar tempat teratas, jelas sekali jalan akan menjadi lebih panjang dan terjal ketika semakin jauh pergi. Meskipun tidak masalah sejauh mana seseorang bisa menggapai akhirnya, usaha yang dibutuhkan untuk bisa sampai ke tempat di mana mereka sekarang berada bukanlah sesuatu yang bisa diraih dengan mudah. Perasaan mereka setelah mendengar apa yang Eruya katakan hanya bisa disebut sebagai tidak tenang.
Profesi dari seorang petualang memang sangat kompetitif, membuat kemampuannya diragukan - terutama oleh yang membuat permintaan - bisa berpengaruh sangat besar pada karir mereka di masa depan. Memang perlu untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Tak perduli apakah mereka seorang petualang atau seorang worker, mampu menyingkirkan kalimat ini, yag berbicara harus setidaknya memilki posisi yang cukup kuat yang membuat mereka bisa lolos darinya. Oleh karena itu, Eruya tidak keberatan dengan suasana saat ini sama sekali, lalu melanutkan.
"yah, aku memang harus mengakui setidaknya mereka cukup bagus memiliki kualifikasi sebagai pesuruh untuk barang bawaan, namun untuk menjaga keamanan terhadap semuanya, aku tidak yakin."
Yang benar saja, ya ampun. Akan gawat jadinya jika keadaan menjadi buruk. Mereka juga harus menahan diri karena sudah dipekerjakan...
Para worker yang saat ini hadir semuanya sekuat para petualang dengan peringkat mythrill. Dengan kata lain, lebih kuat dari para petualang tersebut. Namun, masih ada hal tertentu yang tidak seharusnya dikatakan oleh seseorang, berdasarkan suasana saat ini.
Bisakah seseorang memberinya pukulan agar dia bisa diam?
Suasana diantara para pekerja mulai menegang saat mayoritas dari mereka mulai menatap Eruya karena tidak setuju. Melihat sekeliling, Hekkeran cepat-cepat bergegas ke arah sisi Imina. Bisa gawat jika pertumpahan darah dimulai.
Namun, orang yang membuat gerakan selanjutnya bukan seorang worker.
"Kamu pasti Uzruth-sama. Aku yakin tidak akan ada masalah apapun."
"..Apakah itu karena asumsi bahwa kami juga akan membantu mengamankan lokasi kemah? Jika memang seperti itu maka aku masih bisa menerima balasanmu."
"Bukan begitu. Hanya saja kami sudah meminta bantuan dari seseorang lebih kuat dari mereka yang sudah hadir - Momon-san."
Seakan merespon kalimat yang diucapkan beberapa saat yang lalu, seorang warrior yang berbalut armor full plate melangkah keluar dari salah satu kereta. Karena penutup kepala yang dia pakai, wajahnya tidak bisa terlihat.
"Biarkan saya memperkenalkan kepada semuanya. Tiba pada peringkat adamantite dengan kekuatan hanya dua orang, petualang Momon-san dari 'Darkness'. Rekan setimnya Nabe juga hadir. Dengan dua orang ini yang melindungi lokasi kemah, dengan susunan ini... aku harap setiap orang puas?"
Suasana itu tiba-tiba menjadi sama sekali berbeda. Bagi para petualang dan para worker, yang sedang berdiri di depan mereka adalah salah satu dari orang yang sudah meraih puncak profesi mereka. Dibalik kehadiran yang terkuat, setiap worker, tak perduli siapapun itu, langsung terdiam.
Melihat bagaimana para pekerja bereaksi terhadap munculnya seorang petualang dengan peringkat tertinggi, suasana hati dari petualang lain juga meningkat. Sebuah senyum gembira muncul di wajah pemimpin dari tim petualang saat dia bercakap-cakap dengan warrior dalam balutan hitam.
"Mohon serahkan kepada kami semuanya. Selama itu, bisakah Momon-san bergantian dengan para worker? Dan juga, mohon ambil alih kendali pimpinan dan berikan nasehat kepada kami tentang rencana keamanan selama perjalanan."
"Aku mengerti. Meskipun aku masih kurang, jika timmu tidak ada masalah dengan hal itu, aku akan menerimanya. Namun, aku masih mengandalkan kalian sebagai kekuatan utama keamanan. Tim kalian mengandung lebih banyak orang. Akan lebih baik bagi kami untuk membantu malahan."
"Tidak! Apa yang anda katakan?! Anda tidak kurang sama sekali!! Melakukannya seperti itu akan membuat Momon-san terseret--"
"Tidak, tim kalian akan tetap ditugaskan sebagai keamanan utama. Silahkan gunakan kami. Kalau begitu sekarang, Nabe."
Mengakhiri percakapan itu dengan sebuah suara yang membawa isyarat senyum samar, Momon menuruni tangga dari kereta. Orang yang mengikuti di belakang Momon adalah seorang wanita yang memmiliki kecantikan yang menakjubkan.
Biasanya, ketika seorang wanita muncul, akan selalu ada keributan. Namun, keadaan akan sangat berbeda jika level kecantikan itu sudah jauh unggul. Di hadapan wanita yang benar-benar cantik, satu hal yang bisa dilakukan adalah mencuri mata mereka.
"Hekkeran. Orang itu..."
"Benar, Rob. Aku juga berpikir hal yang sama. Kita melihatnya di pasar utara. Di sebelah sana... Momon dari 'Darkness'. Hanya dengan satu rekan. Jika memang seperti itu, kelihatannya rumor dia mengalahkan Gigant Basilisk bukanlah hal yang berlebihan seperti pada awalnya."
"Giga-! Tentang itu, apakah benar?"
"Kelihatannya memang begitu. ada juga rumor bahwa mereka mengalahkan seorang demon dengan tingkat kesulitan lebih dari 200 dengan sekali pukul. Aku dengar ini dari Greenham."
"-Itu tidak nyata ya kan? Tingkat kesulitan lebih dari 200 berada jauh melebihi batas kemampuan manusia. Itu bukan ranah yang bisa dijangkau oleh manusia.. Jangan-jangan kamu salah dengar 100 jadi 200?"
"Meskipun begitu, itu masih tetap menakjubkan. Namun entah bagaimana aku mendapatkan perasaan bahwa itu memang benar-benar terjadi seperti yang dikatakan oleh rumornya. Setidaknya, begitulah yang kurasakan."
Meskipun hanya sesaat percakapan dengan petualang dengan peringkat emas, kepribadian Momon terlihat jelas. Konsisten dengan apa yang orang-orang harapkan dari para petualang dengan peringkat adamantite. Kesan yang diberikan oleh Momon adalah orang yang disenangi.
"Sebelum kita mulai bergantian... ada sesuatu yang aku ingin dengar dari kalian."
Suara Momon tidak seberapa keras. Namun, kesan yang diterima ketika mendengar suara itu adalah keagungan dan kebesaran.
"Mengapa kalian memutuskan pergi ke reruntuhan? karena kalin sudah menerima permintaan? Namun, berbeda dengan bagaimana guild yang bisa sewaktu-waktu memaksa para petualang untuk mengambil permintaan, tak ada siapapun yang bisa menghalangi kalian menolak permintaan ini. Apa alasan kalian memutuskan untuk pergi?"
Para worker bertukar tatapan satu sama lain, ragu-ragu bagaimana harus membalas. Pada akhirnya, yang pertama berbicara adalah seseorang dari Tim Parupatra.
"Jelas sekali karena uang."
Jawaban sempurna untuk pertanyaan itu. Tidak ada lagi alasan lain. Alasan mengapa para worker ragu menjawab bukan karena pertanyaan itu sulit, namun lebih karena mereka mencoba mengukur tujuan sebenarnya dari Momon karena sudah bertanya hal yang sudah jelas itu.
Setelah memastikan bahwa setiap worker setuju dengan jawaban yang diberikan, Momon meneruskan pertanyaannya.
"Dengan kata lain, hadiah yang ditawarkan dari permintan ini cukup bagi kalian untuk mempertaruhkan hidup kalian?"
"Benar sekali. Jumlbah yang ditawarkan cukup menarik bagi kami semua. Dan juga, bonus-bonus juga akan diberikan jika kita menemukan harta karun tambahan dari reruntuhan tersebut. Bukan itu sudah cukup bagi kami untuk mempertaruhkan hidup kami?"
Yang merespon adalah Greenam.
"...Ternyata begitu. Jadi ini adalah keputusan akhir yang kalian buat. Aku mengerti. Kelihatannya aku sudah bertanya hal yang percuma. Maafkan aku."
"Apa yang anda tanyakan bukanlah hal yang menyinggung kami... Kami tidak keberatan."
"Hya hya hya. Kelihatannya anda sudah selesai dengan pertanyaan tersebut. Kalau begitu, bisakah pak tua ini meminta sesuatu?"
"Silahkan, senior."
"Aku sudah mendengar banyak rumor tentang anda. Entah apakah itu benar atau tidak, pak tua ini berharap untuk mengetahuinya sendiri."
"Begitu. Melihat sesuatu sendiri jauh mengalahkan ratusan cerita huh? Baiklah. Aku juga tidak apa. Kalau begitu biarkan aku untuk, tidak, biarkan kami sebagai penjaga keamanan untuk menunjukkan nilai kami. Dalam sikap apa yang anda inginkan dari kami dalam melakukan ini?"
"Tentang hal itu, jelas sekali anda harus menghadapi seorang lawan, ya kan?"
Semua yang hadir tiba-tiba memfokuskan perhatian mereka terhadap-
"-Tentu saja, harus oleh orang yang menawarkannya. Pak tua ini sendiri."
"Apa? Jadi senior ingin memilih diri sendiri?... Kalau begitu saya harus minta maaf dahulu, karena saya bukan seorang pria yang terbiasa menahan diri ketika bertarung. Meskipun mungkin saja saya tidak bermaksud ingin menyebabkan luka, saya tidak cukup peracaya diri saya bisa mengendalikan kekuatan dengan baik - apakah anda masih tidak apa dengan hal ini?"
"Hya hya hya! Seperti yang diduga dari peringkat adamantite! Pak tua ini sudah memutuskan untuk mengambil resiko itu. Saya tidak akan menyalahkanmu ata kejadian nantinya."
Sebuah tawa samar bisa terdengar dari balik penutup kepala Momon.
"Seperti yang diduga dari Senior. Ini adalah perbedaan dari kekuatam tempur - saya memang kuat. Lebih kuat dari semuanya yang hadir. Itulah kenapa saya berperingkat adamantite."
Kesombongan yang luar biasa, dan sebuah sikap seakan melihat ke bawah dari atas. Namun, tidak sedikitpun rasa tidak enak dirasakan dari para worker yang hadir. Ini jelas karena kesan tekanan yang dikeluarkan dari pria yang dipanggil Momon. Kalimatnya memang ditemani dengan tekanan yang luar biasa dan memberikan kesan menatap kematian itu sendiri, oleh karena itu kalimat tersebut terasa seakan mereka mengandung kekuatan kepercayaan.
"...Menakjubkan."
"...Aye, benar-benar menakjubkan."
Banyak orang yang hadir tidak bisa tidak mengeluarkan suara mereka karena tekanan yang memancar.
Ada banyak wanita yang akan jatuh cinta terhadap pria yang kuat dan perkasa. Di dalam istilah hormat dan kagum, banyak pria yang juga tertarik dengan kekuatan dari yang kuat. Seperti ngengat yang tertarik dengan api, orang-orang yang hidup di dunia darah dan baja tidak bisa menolak pesona dari daya tarik yang tak bisa ditahan, meskipun mereka tahu bahwa mereka akan terbakar jika terlalu dekat.
"Hya hya hya! Kelihatannya tidak ada disini yang keberatan dengan anda menjadi petualang dengan peringkat adamantite! Meskipun aku sudah berkata seperti ini, karena ini adalah kesempatan yang langka, aku masih terus saja meskipun tahu aku akan kalah. Gerobak yang ada disini menghalangi. Bisakah kita menggunakan area kosong disebelah sana, malahan, pak kepala pelayan?"
Menerima izin dari kepala pelayan, Parupatra bergerak dahulu ke arah halaman yang kosong. Semua worker juga mengikuti. Para petualang dan kepala pelayan juga datang.
"Menilai dari apa yang dikatakan oleh Tetua, kelihatannya kita tidak akan bisa menyaksikan banyak hal."
"-Orang itu memang terlihat sangat kuat."
"Uun, bukan hanya kuat, lebih kepada luar biasa gila kuatnya. Rasanya dia seperti lebih kuat daripada setiap tim petualang peringkat adamantite lainnya di dalam Empire."
"Kelihatannya memang begitu. Satu-satunya alasan tim petualang 'Silver Canary' memiliki peringkat adamantite adalah karena seluruh anggota mereka adalah orang-orang dengan profesi yang langka. Meksipun mereka memiliki kemampuan aneh, kekuatan mereka yang sebenarnya tidak seberapa tinggi. 'Eight Ripples' berhasil sampai di tempat dimana mereka berada utamanya karena mengandalkan sepenuhnya dari jumlah mereka dan kerjasama yang spektakuler."
'Silver Canary' adalah sebuah tim yang dipimpin oleh seorang Bard yang sudah meraih tingkat heroic, sementara anggotanya memiliki banyak profesi yang aneh. 'Eight Ripples' didirikan oleh sembilan anggota, namun karena jumlah mereka, mereka sering dianggap sebagai sebuah tim tiap-tiap individu anggotanya masih belum mencapai level adamantite. Namun, jika itu mengenai kerjasama tim, mereka dikenal sangat ahli melebihi semua tim-tim peringkat adamantite lain yang bisa diraih.
Namun, semuanya dianggap sudah mencapai capaian yang tidak mungkin naik ke ranah peringkat adamantite.
Bisikan-bisikan diskusi seperti itu bisa terdengar dari anggota-anggoota tim di belakang.
Isi dari diskusi itu bukan hanya sebatas hal-hal sebelumnya. Jika didengarkan baik-baik, banyak hal bisa terdengar. Topik yang paling banyak didiskusikan adalah seberapa lama Parupatra bisa bertahan, semacam itu. Tidak ada satupun orang yang percaya dia bisa mengalahkan Momon. Alasan utama untuk itu adalah karena pria yang dikenal sebagai Momon telah memancarkan sebuah tekanan yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang sudah memiliki peringkat adamantite, meskipun hanya beberapa saat.
Sementara Hekkeran jatuh dalam lamunan, seseorang berjalan ke sampingnya. Mempertimbangkan suara logam yang dihasilkan, jelas sekali siapa itu.
"Apa yang Greenham pikirkan tentang pertarungan yang akan terjadi di antara mereka berdua?"
"Meskipun aku tidak enak berkata seperti ini, namun aku tidak bisa melihat bagaimana tetua bisa menang. Hingga titik ini, apa yang tersisa hanyalah melihat sejauh apa Tetua bisa menahannya, itu saja. Apakah kamu berencana ingin pergi selanjutnya setelah Tetua?"
"Tidak mungkin, yang benar saja. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga akan menyerah. Aku akan puas dengan hanya menyaksikan kekuatan dari warrior yang unggul. Namun, aku harap bisa menerima petunjuk berpedang ketika perjalanan ini."
"Aku juga berpikir demikian - Oh!"
Setelah tiba di halaman, Momon dan Parupatra mulai mundur dari masing-masing saat mereka mulai mempersiapkan kuda-kuda mereka.
Tatapan Parupatra jelas bukan tatapan yang bisa dibuat oleh orang tua biasa, itu pasti mata dari seorang warrior yang terbiasa dengan pertarungan.
Suasana itu perlahan berubah menjadi dipenuhi dengan nafsu membunuh, kedamaian yang mengelilingi halaman itu tidak lagi ada.
Saat para hadirin sedang melihat, tekanan yang diciptakan serasa tidak enak dan beberapa diantara mereka bahkan mulai berkeringat.
"...Oh ya ampun, gawat. Tetua kelihatannya benar-benar serius."
Greenham, yang berdiri di sisi Hekkerna, secara tidak sadar menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
"Melawan seorang musuh dengan peringkat adamantite, memang bisa dipahami bertarung seakan nyawanya dipertaruhkan-"
Sambil membalas, Hekkeran memalingkan tatapannya ke arah warrior hitam, mencoba meletakkan diri di posisi tetua, dan terperangah.
Dia tidak bisa merasakan apa-apa sedikitpun dari Momon.
Kedua tangannya di rendahkan di samping tanpa menunjukkan tanda-tanda mengambil tindakan bertahan apapun, bertemu dengan haus darah langsung seakan bukan apa-apa. Benar-benar seakan dia sedang menghadapi anak kecil yang tidak berbahaya dan sedang memegang pedang, perasaan semacam itu.
"Ahriya! Menakjubkan! Menghadapi nafsu membunuh semacam itu dan tidak menunjukkan tanda-tanda reaksi apapun. Tidak mungkin baginya tidak menyadari aura haus darah sebesar ini yang dikeluarkan, jangan-jangan dia sudah tiba pada puncak yang paling atas dari warrior, keadaan mental terakhir akan kehampaan?!"
"Swordless Heart? (Hati tanpa Pedang)? Ataukah memang keadaan mentalnya sudah mencapai ranah awan dan air? Mampu berdiri tanpa takut seperti itu ketika ada banyak perbedaan antara senjata keduanya, dia pasti sangat percaya diri dengan kemampuannya... benar-benar mengerikan."
Tombak yang ada di tangan Parupatra adalah item magic yang terbuat dari gigi seekor naga, dimana senjata yang dipegang Momon adalah sebuat tongkat kayu yang dipinjam sebelumnya dari salah satu petualang. Tak perduli bagaimana melihatnya, tongkat kayu itu jelas tidak ditambahi magic apapun. Senjata-senjata yang ditambah dengan magic bisa meningkatkan ketajaman mereka, meningkatkan kemampuan pengguna dengan drastis dan memberikan efek-efek tambahan yang bermacam-mcam. Hanya melihat ke arah senjata, Parupatra memiliki keunggulan yang luar biasa.
"Tidak, kurasa bukan demikian. Memang benar bahwa ada perbedaan kuat dalam istilah senjata, armor dari Momon-san seharusnya jauh lebih baik di atas Tetua dalam hal properti magicnya. Dan juga, item magic tambahan yang dipakai seharusnya lebih baik pula. Perbedaan secara keseluruhan tidaklah sebesar itu, namun Momon-san seharusnya menggenggam keunggulan."
"Bukankah itu terlalu dini melompat kepada kesimpulan? Aku dengar bahwa jumlah item-item magic yang dimiliki oleh tetua jauh lebih besar dan sama dengan yang dimiliki oleh kebanyakan petualang adamantite... Tetua sudah berkelana dalam waktu yang lama, dan sudah menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang tak bisa dihitung lagi. Jika kita mempertimbangkan jumlah bayaran yang diterima, tak ada satupun di dalam Empire yang memiliki bayaran yang lebih banyak darinya!"
"Tidak, tidak, tunggu sebentar-"
"Yang seharusnya menunggu seharusnya adalah-"
Sementara dua orang itu masih berdebat, tekanan di dalam halaman sudah sampai pada klimaksnya dan percikan pertempuran pertama akhirnya mulai muncul.
"Kalau begitu, ayo!?"
"masih ada hal-hal penting yang harus dilakukan setelah ini. Jangan membuatnya terllau keras untuk dirimu dan datanglah kepadaku, senior-"
Tanpa menyelesaikan kalimatnya, Parupatra menyeruak ke arah Momon dengan sebuah kecepatan yang tidak bisa dibayangkan oleh banyak orang dari seorang kakek-kakek berusia delapan puluh tahun. Halus dan kuat, dia menyelesaikan tindakan itu dengan sebuah kelenturan sehingga lawannya, Momon masih tidak bisa mengangkat tongkat di tangannya.
"[Dragon Fang Thrust]!"
Mata Hekkeran melebar karena terkejut dengan Parupatra yang tiba-tiba menggunakan sebuah martial art di awal pertarungan.
Sebuah serangan dua tusukan beruntun dengan tongkat yang melekuk seperti gigi naga. Selain dari memberikan damage tambahan berdasarkan atribut yang ditambahkan oleh penggunanya, teknik martial art ini juga termasuk efek kembali ke tempat semula sehingga meningkatkan peluang memberikan damage kritikal. Menggunakan 'Piercing Strike' sebagai dasarnya, teknik ini adalah teknik yang diciptakan oleh Parupatra empat puluh tahun yang lalu. Sebuah teknik dengan keseimbangan yang sangat baik dikenal oleh banyak orang dan bahkan sekarang banyak orang masih mempelajarinya.
Ditambah dengan 'Dragon Fang Thrust', Parupatra menambahkan lapisan 'Blue Dragon Fang Thrust', yang membuat damage ringan tambahan.
Apa yang dipikirkan oleh pak tua itu! Meskipun kita memiliki magic healing disini, siapa mati-matian bertarung seperti itu?
Efek dari penggunaan martial art adalah meskipun goresan kecil akan menyebabkan jumlah serangan petir yang cukup. Sangat cocok ketika bertarung melawan musuh yang menggunakan armor terbuat dari logam. Keputusannya untuk menggunakan serangan ini menunjukkan keseriusan Parupatra.
Namun, bagi sebuah serangna yang dikenal menyusahkan bagi mereka yang memakai armor logam, Momon dengan mudahnya menghindari itu seperti bukan apa-apa. Tindakannya membuat seperti sedang memakai armor yang seringan bulu. Gerakan melambat yang biasanya disebabkan karena memakai armor full body tidak muncul sama sekali. Apa yang membuatnya mengejutkan adalah daripada membuat gerakan yang berlebihan seperti melompat ke belakang, Momon mampu menghindari serangan yang datang dengan usaha minimal sambil berdiri tegak.
"Tidak mungkin! Seberapa bagus pandangan kinetis dan kemampuan fisiknya?"
"-[Gale Acceleration]!"
Paruptra membalas langsung dengan martial art lain.
Pak tua itu sudah terlalu berlebihan! Apakah otaknya sudah menjadi fosil?
"[Dragon Fang Thrust]!"
Dengan menggunakan teknik yang sama seperti sebelumnya, Parupatra menusuk Momon sekali lagi. Pisau yang ada di tombaknya berkilauan dengan lapisan putih hawa dingin yang datang dari 'White Dragon Fang Thrust' yang dia gunakan kali ini.
Empat serangan beruntun yang tidak memberikan lawannya ruang untuk bernafas-
Sebuah keributan terdengar dari gerombolan orang-orang yang sedang menonton.
Tentu saja. Bahkan serangan seperti itu tidak mampu mendarat satupun atau membuat goresan sedikitpun pada armor Momon.
Parupatra cepat-cepat melompat mundur untuk menciptakan jarak dari Momon. Keringat mulai berkumpul di dahinya. Itu bukan karena habisnya stamina, namun lebih karena jumlah tekanan mental yang besar yang dia terima ketika menghadapi kematian.
"Menakjubkan!"
"-Lebih kuat daripada Hekkeran."
"Jelas saja, Arche. Jangan menggunakan aku sebagai perbandingan. Apa yang kamu lihat disana adalah petualang yang tertinggi. Puncak absolut dari semuanya. kekuatan dari petualang dengan peringkat adamantite."
"Kalau begitu, kelihatannya giliranku untuk menyerang."
Momon perlahan mengangkat tongkatnya, masuk ke dalam kuda-kuda. Sebaliknya, Parupatra malah meletakkan tombak itu di bahunya, mengendurkan posturnya. Dia menyerang, karena kalah sudah kehilangan semangat bertempur.
"Luar biasa. Aku menyerah, aku mundur. Jangankan menang, pak tua ini bahkan tidak bisa menggores armor anda sedikitpun."
"...Begitukah."
Ke arah Parupatra yang mengumumkan kekalahannya, mayoritas penonton mengeluarkan suara "uooooh" saat mereka menghela nafas. Tidak diragukan lagi, sebuah kemenangan yang luar biasa oleh Momon, seperti orang dewasa yang sedang main-main dengan seorang anak kecil.
Diskusi seperti "Sekolah beladiri mana yang dipakai oleh teknik gerakan kaki Momon?" mulai muncur saat penonton yang sudah kegirangan mulai berbagi pemikiran mereka satu sama lain. Tak perduli dengan hal ini, Hekkeran dan Greenham berjalan ke arah Parupatra yang sedang sibuk mengusap keringatnya sambil bercakap-cakap dengan Momon.
"Sudah selesai, Senior?"
Rasanya seakan suasana dan nada suara tiba-tiba berubah.
"...Aku kira anda ingin menunjukkan kemampuan yang sebenarnya."
"...hya hya hya. Itu terlalu berlebihan bagi orang tua sepertiku. Apa yang sudah kutunjukkan adalah kemampuanku yang sebenarnya, Momon-dono."
"-Ah, maafkan aku karena sudah bersikap tidak hormat."
"Tidak perlu minta maaf, tapi sejujurnya aku sedih sekali. Dan juga, anda tidak perlu rendah hati seperti itu. Apa yang kami pak tua hormati adalah kekuatan dan bukan siapa yang hidup lebih lama. Diberikan rasa hormat sebanyak itu oleh seseorang yang kuatnya luarbiasa seperti anda hanya membuat saya tidak merasa enak."
"...Ternyata begitu. Baiklah. Namun, Mengakhirinya seperti ini tanpa membiarkan aku bahkan mengambil satu ayunan meninggalkan rasa yang tidak enak bagiku. Jika ada lain kali, aku yang akan memulainya. Kalau begitu, aku akan kembali untuk memindahkan barang bawaan."
"Sudah ada orang lain yang melakukannya. Anda seharusnya tidak perlu melakukan itu ya kan?"
"Kurasa bukan begitu. Tak perduli status apapun yang saya miliki, ketika sebuah tugas sudah diberikan kepadaku, aku masih harus menyelesaikannya dengan benar."
Setelah berkata demikian, Momon berbalik badan dan menuju ke arah kereta. Mengikutinya seorang wanita yang memiliki kecantikan yang tiada tara. Hekkeran dan Greenham yang jalannya dilalui tidak bisa berhenti memalingkan matanya menempel ke arah mereka sekali lagi.
Terpesona oleh siluet yang lebih besar daripada punggung Momon.
"Hya hya, kamu membuat wajah orang tua ini ingin bertanya sesuatu."
"-Tetua, bagaimana menurut anda dengan hal ini?"
Wajah keriput Parupatra mulai berubah, seakan ingin tersenyum pahit.
"Sangat kuat. Tidak, seharusnya itu sudah dapat diduga karena menjadi seorang petualang adamantite. Namun, aku tak pernah membayangkan sejauh mana itu. Saat kami berhadapan, Aku mendapatan kesan bahwa tak perduli berapa kalipun aku menyerang, aku takkan pernah bisa menyentuhnya."
Hekkeran juga memiliki perasaan yang sama. Setiap serangannya mungkin akan dihindari oleh pria yang bernama Momon, lalu serangan balik akan datang. Meskipun dia bisa mendaratkan sebuah pukulan setelah menggunakan trik terbaik yang bisa dipikirkan, gambaran serangannya dipentalkan oleh armor itu masih muncul di pikiran Hekkeran. Parupatra yang mengalaminya langsung, pasti sudah menerima kesan yang bahkan lebih kuat.
"Jadi itu... peringkat adamantite huh?"
"Benar sekali. Itulah yang dinamakan level adamantite. Sebuah dunia dimana hanya sedikit yang bisa meraihnya. Aaah, benar-benar menakjubkan dan megah. Sebuah ketinggian yang tidak bisa kamu raih dan sentuh... Yah, apakah kalian sudah puas setelah melihat ini?"
"Tidak diragukan lagi! Berkat menjadi pengamat, aku mampu melihat detil keseluruhannya. Jika aku yang bertarung, Aku takkan pernah bisa mengamati semuanya dengan tenang. Meskipun aku harus minta maaf sudah berkata seperti ini kepada Tetua, namun secara pribadi, aku benar-benar ingin melihat Momon-dono saat dia akan menyerang."
"Itu tidak mungkin. Momon-dono tak pernah berniat menyerang sejak awal. Dia bahkan tidak menunjukkan semangat bertarung sedikitpun. Kelihatannya, itu hanya kata dia saja, jika dia tidak bisa menahan diri. Jika dia benar-benar menyerang, Tetua kelihatannya akan kehilangan nyawa."
Jika memang seperti itu, memang terdengar sangat arogan. Tetua Parupatra juga adalah seorang warrior yang memiliki kekuatan yang perlu dipertimbangkan, seorang veteran yang tidak seharusnya diremehkan.
Namun, memang karena setelah mendapatkannyalah menunjukkan seberapa kuat petualang adamantite sesungguhnya.
"Mau bagaimana lagi. Ada perbedaan besar dalam kekuatan antara pak tua ini dan orang itu. Meskipun aku sangat tidak senang, tidak ada yang bisa kukatakan setelah dia mampu menghindari semua serangan ini seperti bukan apa-apa."
Itulah artinya menjadi kuat.
Memilih senjata yang tidak terbiasa baginya, dimana berat dan keseimbangan sama sekali berbeda, menunjukkan seberapa besar kepercayaan diri yang dia miliki terhadap kemampuannya. Perbedaan antara keduanya sebesar itu.
Dengan kalimat akhir seperti "lelahnya, lelahnya", Parupatra berbalik dan berjalan menjauh ke arah kereta.
Saat figur Parupatra perlahan semakin jauh dan jauh, Hekkeran mendengar dia menggumamkan kalimat berikut.
"Meskipun saat usiaku masih muda dan mencapai puncak aku tidak mampu sampai di level itu, jadi itu peringkat adamantite huh... terlalu jauh untuk diraih."
Figur Parupatra yang terlihat semakin mengecil ketika dibandingkan dengan Momon, yang mengeluarkan tekanan yang luar biasa.
"jadi itu peringkat tertinggi... adamantite."
"Yeah. Benar-benar menakjubkan."
Hanya suara setuju yang bisa terdengar dari mereka berdua.
17 komentar:
Haha ty, 1 hari sekali dong hehe
thanks min, weh updatenya cpet bgt. yah jangan maksain ya min. ane gk mau ni ngerasa cepet berakhir 😅
Widiihhhh makasihhh gan,, nmbah semangat setiap 2 hari.
PERTAMAX++
makasih min update nya cepat :D
Ty min, semangat 45
Mimin auper sekali (y)
Ty min
Momon dan miminnya mantap (y)
Mantap jiwa
Belum tau momon lagi nih kayaknya :v
Semangat min, update truss👍
Telat baca tapi mantap makasih min
Momon mau nyusup ke istananya sendiri :v
hohoho mereka dibimbing tuan rumah kekuburan mereka..
Mantep euy
Sayang gk digarap,lumayan buat nunjukin ke brutalan momon sbgi petualang. Tapi ya tetep s3 gk ngecewain, malahan porsinya pas
sayang scene Parupatra sama Momon ga diliatin di S3 animenya, pantes aja aing bingung pas si Arche ketemu Ainz kok bisa2nya berharap pertolongan Momon. Ya tau mungkin karena Momon itu peringkat Adamantite tapi itu jga belum cukup untuk bikin Arche bertindak kayak gitu pas ketemu Ainz. Setelah baca LN jadi masuk akal sih karna Arche dah ngeliat kekuatannya Momon secara langsung
Posting Komentar